Anda di halaman 1dari 9

KATA PENGANTAR

Tidak ada suatu atau bahkan ribuan lautan tintapun yang dapat menuliskan goresan rasa
puji syukur kepada Allah Subhanallah Wata’ala, yang telah memberikan rahmat dan hidayah-
Nya kepada kita. Serta tak lupa shalawat serta salam kita sampaikan kepada sang revolusioner
kita, yang membimbing kita dari zaman kegelapan menuju zaman yang lebih terang, Nabi Agung
Muhammad SAW. Karena tanpa Rahmat dan bimbingan beliau, kami tidak akan sanggup untuk
melaksanakan tugas Makalah ini dengan tepat waktu dan benar.
Al Quran adalah firman Allah, petunjuk bagi manusia dalam meniti kehidupannya. Dalam
Al quran terdapat banyak pedoman-pedoman yang bisa mengantarkan manusia menuju
kebahagiaan yang hakiki. Untuk itu perlunya pemahaman akan kandungan ayat-ayat yang ada
dalam Al quran agar kita semua terhindar dari ketidaktahuan yang menyesatkan.
Makalah yang membahas yang berisi tafsir surat Al Zalzalah ini adalah merupakan hasil
karya yang didasari oleh rasa ingin tahu kami akan kandungan ayat-ayat yang terdapat dalam
surat Al Zalzalah, juga untuk memenuhi tugas yang diberikan oleh guru sebagai satu pelatihan
untuk menyusun sebuah Makalah.
Tentunya dalam penyelesaian Makalah ini terdapat beberapa kesalahan kesalahan yang
ada, tetapi melalui bantuan dari berbagai pihak, akhirnya Makalah ini dapat diselesaikan dengan
cukup baik. Dan tentunya, saya ucapkan beribu terima kasih kepada yang terhormat ibu (nama
guru) selaku guru mata pelajaran (mata pelajaran) yang telah memberikan kami kesempatan
untuk menyusun makalah ini. Serta ucapan terima kasih kepada teman-teman yang membantu
dan selalu mendukung kami, dan juga Orang Tua kami yang selalu memberikan dukungan dan
do’anya kepada kami, dan juga pihak pihak yang telah membimbing saya dalam
penyelesaiannya.
Kami harap Makalah ini akan bermanfaat dan dapat memotivasi para pembacanya. Aamiinn Yaa
Rabbal ‘Aalamiin.
DAFTAR ISI
Halaman Sampul............................................................................................................... I
Kata Pengantar.................................................................................................................. II
Daftar Isi............................................................................................................................ III
BAB I PENDAHULUAN
Latar Belakang.............................................................................................. 1
Tujuan Penulisan........................................................................................... 1
BAB II PEMBAHASAN
Surat Al-Zalzalah........................................................................................... 2
Tafsir surat Al-Zalzalah................................................................................. 2
BAB III PENUTUP
Kesimpulan.................................................................................................... 6
Saran.............................................................................................................. 6
Daftar pusaka...................................................................................................................... IV
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Al-Qur'an adalah Kalamullah yang diturunkan kepada Nabi Muhammad SAW. sebagai salah
satu mu'jizat Nabi Muhammad yang ditulis dalam bentuk mushaf dan diriwayatkan dengan
mutawattir serta membaca dan mendengarnya adalah ibadah. Diturunkannya kepada para ummat
manusia agar bisa dijadikan untuk petunjuk dan pedoman hidup, dan menjadi pembeda antara
kebenaran dan kejelekan. Ilmu tafsir adalah suatu bidang ilmu yang sangat penting dalam
pembendaharaan ilmu-ilmu islam. Karena kajian serta upaya memahami dan memahamkan al-
Qur'an, belajar dan mengajarkannya pada orang lain termasuk tujuan amat luhur dan sasaran
yang sangat mulia. Dan ilmu tentang al-Qur'an yang paling sempurna adalah ilmu tafsir.
Surat ini disebut al-Zalzalah yang artinya goncangan. Di dalam ilmu tafsir tedapat berbagai
perbedaan pendapat, dan pada makalah ini kami akan membahas tentang salah satu tafsir surat
Al-Zalzalah.
B. Tujuan Penulisan
Tujuan dari pembuatan makalah ini adalah untuk memberitahu para pembaca apa maksud
dari surat Al-Zalzalah dan mencoba memahami dan memperdalam ilmu tafsir dalam surat Al-
Zalzalah. Selain itu tujuan dari penulisan makalah ini adalah untuk memenuhi tugas dari guru
mata pelajaran.
BAB II
PEMBAHASAN
A. Surat Al-Zalzalah
‫بسم هللا الرحمن الرحيم‬

َ َّ‫) بَِأ َّن َرب‬٤(‫ِّث َأ ْخبَا َرهَا‬


‫ك‬ ُ ‫)يَوْ َمِئ ٍذ تُ َحد‬٣( ‫) َوقَا َل اِإْل ن َسانُ َما لَهَا‬٢( ‫ت اَأْلرْ ضُ َأ ْثقَالَهَا‬ ِ ‫) َوَأ ْخ َر َج‬١( ‫ت اَأْلرْ ضُ ِز ْلزَ الَهَا‬ ِ َ‫ِإ َذا ُز ْل ِزل‬
‫) َو َمن يَ ْع َملْ ِم ْثقَا َل َذ َّر ٍة َش ًّرا‬٧( ُ‫)فَ َمن يَ ْع َملْ ِم ْثقَا َل َذ َّر ٍة خَ ْيرًا يَ َره‬٦( ‫)يَوْ َمِئ ٍذ يَصْ ُد ُر النَّاسُ َأ ْشتَاتًا لِّيُ َروْ ا َأ ْع َمالَهُ ْم‬٥( ‫َأوْ َح ٰى لَهَا‬
)٨( ُ‫يَ َره‬

Artinya:
1. Apabila bumi diguncangkan dengan guncangan (yang dahsyat),
2. Dan bumi Telah mengeluarkan beban-beban berat (yang dikandung)nya,
3. Dan manusia bertanya: “Mengapa bumi (menjadi begini)?”,
4. Pada hari itu bumi menceritakan beritanya,
5. Karena Sesungguhnya Tuhanmu Telah memerintahkan (yang sedemikian itu) kepadanya.
6. Pada hari itu manusia ke luar dari kuburnya dalam keadaan bermacam-macam, supaya
diperlihatkan kepada mereka (balasan) pekerjaan mereka,
7. Barangsiapa yang mengerjakan kebaikan seberat dzarrah pun, niscaya dia akan melihat
(balasan)nya.
8. Dan barangsiapa yang mengerjakan kejahatan sebesar dzarrah pun, niscaya dia akan
melihat (balasan)nya pula.

Surah Az-Zalzalah (bahasa Arab: ‫ )الزلزلة‬adalah surat ke-99 dalam Al-Qur’an. Surat ini terdiri
atas 8 ayat dan tergolong pada surat Madaniyah. Surat ini diturunkan setelah surah An-Nisa’.
Nama Az-Zalzalah diambil dari kata Zilzaal yang berarti ‘goncangan’ dan terdapat pada ayat
pertama surat ini. Pokok isinya menceritakan kejadian pada hari kiamat dimana bumi
digoncangkan dan manusia bertanya-tanya mengenai kejadian saat itu. Dan janji bahwa setiap
kebaikan dan kejahatan walau sekecil apapun akan mendapatkan perhitungan.

B. Tafsir Surat Al-Zalzalah (Ibnu Katsir)


At-Tirmidzi meriwayatkan diri dari ‘Abdullah bin ‘Amr, dia berkata: “Ada seseorang yang
datang kepada Rasulullah SAW seraya berkata, ‘Bacakanlah untukku, wahai Rasulullah.’ Beliau
bersabda kepadanya, ‘Bacalah tiga kali dari surat-surat yang memiliki ar-raa (‫)ا لراء‬.’ Kemudian
orang itu berkata kepada beliau, ‘Usiaku sudah lanjut, hatiku pun semakin mengeras dan lidahku
sudah kaku.’ Beliau bersabda, ‘Bacalah dari surat-surat yang mempunyai haamiim (‫)حم‬.’
kemudian orang itu mengucapkan ungkapan yang sama dengan yang pertama. Beliau bersabda,
‘Bacalah tiga kali dari surat-surat yang memiliki kata tasbih.’ Orang itu tetap mengatakan seperti
ungkapannya yang pertama. Kemudian orang itu berkata, ‘Tetapi bacakanlah untukku, wahai
Rasulullah, satu surat yang mencakup.’ Kemudian beliau membacakan untuknya: ( ُ‫ت اَأْلرْ ض‬
ِ َ‫ِإ َذا ُز ْل ِزل‬
‫‘ ) ِز ْلزَ الَهَا‬Apabila bumi digoncangkan dengan goncangannya,’ sehingga ketika beliau selesai
membaca surat itu, orang tersebut berkata, ‘Demi Rabb yang mengutusmu dengan kebenaran
sebagai seorang Nabi, aku tidak akan memberi tambahan padanya untuk selamanya,’ Kemudian
orang itu pun berbalik, lalu Rasulullah SAW bersabda, ‘Beruntunglah orang itu, beruntunglah
orang itu.’” -Kemudian dia mengatakan: “Lalu orang itu mendatangi beliau, maka beliau
bertanya kepadanya: ‘Aku diperintahkan pada hari raya ‘Idul Adh-ha untuk menjadikannya
sebagai hari raya untuk ummat ini.’” Lalu orang itu berkata kepada beliau, “Bagaimana
pendapatmu jika aku tidak mendapati kecuali hanya domba betina, apakah aku boleh berkurban
dengannya?” Beliau menjawab, “Tetapi hendaklah engkau memotong rambutmu, memotong
kukumu, mencukur kumismu, dan mencukur bulu kemaluanmu. Yang demikian itu
kesempurnaan kurbanmu disisi Allah SWT. “Dan diriwayatkan oleh Abu Dawud dan an-Nasa-i.
Ibnu ‘Abbas mengatakan, (‫ت اَأْلرْ ضُ ِز ْل َزالَهَا‬
ِ َ‫“ ) ِإ َذا ُز ْل ِزل‬Apabila bumi digoncangkan dengan
goncangannya,” yakni bergerak dari bawahnya. ( ‫ت اَأْلرْ ضُ َأ ْثقَالَهَا‬
ِ ‫“ ) َوَأ ْخ َر َج‬Dan bumi telah
mengeluarkan beban-beban beratnya.” Yakni, bumi akan melemparkan isi perutnya yang
terediri dari mayat-mayat. Demikian yang dikatakan oleh lebih dari satu orang ulama Salaf. Di
dalam kitab Shahihnya, Imam Muslim meriwayatkan dari Abu Hurairah, dia berkata:
“Rasulullah SAW bersabda:
‘Bumi memuntahkan bagian-bagian yang terdapat didalam perutnya yang besar, seperti
tiang-tiang yang terbuat dari emas dan perak. Lalu seorang pembunuh akan datang seraya
mengatakan dalam hal ini, ‘Aku telah membunuh.’ Kemudian seorang pemutus silaturahmi
datang dan berkata dalam kesempatan ini, ‘Aku telah memutus hubungan kerabatku.’
Selanjutnya, seorang pencuri datang dan berkata mengenai hal ini, ‘Aku telah memotong
tanganku.’ Kemudian dia meninggalkannya dan tak mengambil sesuatu pun darinya.’”
Dan firman Allah, ( ‫ال اِإْل ن َسانُ َما لَهَا‬
َ َ‫“ ) َوق‬Dan manusia bertanya, ‘Mengapa bumi (jadi
begini)?” Yakni, dia menolak kejadian yang dialami bumi setelah sebelumnya dalam keadaan
bulat, tenang dan permanaen. Dimana bumi ini berdiri tegak diatas punggungngya. Artinya,
keadaanya berbalik total, di mana bumi ini menjadi bergerak dan berguncang keras. Sebab, telah
datang perintah dari Allah Ta’ala untuk menimpakan goncangan yang telah disiapkan baginya,
yang tidak ada tempat berlindung baginya dari goncangan tersebut. Kemudian bumi akan
mengeluarkan semua yang ada didalam perutnya, yang terdiri dari mayat-mayat dari orang-orang
terdahulu dan orang-orang yang hidup terakhir. Dan pada saat itulah adaorang-orang yang
mengingkari kejadian itu dan menukar bumi selain bumi dan langit yang ada dan mereka pun
menampakkan diri kepada Allah Yang Maha Esa lagi Maha Perkasa.
Firman Allah Ta’ala, ( ‫ِّث َأ ْخبَا َرهَا‬
ُ ‫“ ) يَوْ َمِئ ٍ’ذ تُ َحد‬Pada hari itu bumi menceritakan beritanya.”
Maksudnya, membicarakan apa yang telah dikerjakan oleh orang-orang yang berada diatasnya.
Imam Ahmad meriwayatkan, Ibrahim memberitahu kami, Ibnul Mubarak memberitahu kami, at-
Tirmidzi, Abu ‘Abdirrahman an-Nasa-i dan lafazh ini miliknya dari Abu Hurairah, dia berkata,
“Rasululluah SAW membaca ayat ini: ( ‫ِّث َأ ْخبَا َرهَا‬
ُ ‫‘ ) يَوْ َمِئ ٍ’ذ تُ َحد‬Pada hari itu bumi menceritakan
beritanya,’ beliau bertanya, ‘Apakah kalian mengetahui apa berita yang disampaikannya?’
Beliau bersabda, ‘Sesungguhnya beritanya adalah dia bersaksi bagi setiap hamba, laki-laki
maupun perempuan atas apa yang telah mereka lakukan diatasnya. Dia akan mengatakan, ‘Dia
mengerjakan ini dan itu, pada hari ini dan itu.’ Demikian itu beritanya.’” Kemudian at-Tirmidzi
mengatakan: “Ini merupakan hadits hasan Shahih Gharib.”
Firman Allah Ta’ala, ( ‫“ ) بَِأ َّن َربَّكَ َأوْ َح ٰى لَهَا‬Karena sesungguhnya Rabb-mu telah
memperintahkan (yang demikian itu) kepadanya.” Imam al-Bukhari mengatakan, “Kata auhaa
laha, auhaa ilaihaa, wahaa lahaa, dan wahaa ilaihaa adalah satu (yaitu, mewahyukan
kepadanya).” Demikian pula Ibnu ‘Abbas mengatakan, “Auhaa lahaa adalah sama dengan auhaa
ilaihaa.” Secara lahirlah, kandungan ini bermakna memberikan izin kepada bumi, Syabib bin
Bisyr meriwayatkan dari ‘Ikrimah dari Ibnu ‘Abbas,
( ‫ِّث َأ ْخبَا َرهَا‬
ُ ‫“ ) يَوْ َمِئ ٍذ تُ َحد‬Padahari itu bumi menceritakan beritanya,” dia mengatakan, “Rabb-nya
berkata kepadanya, ‘Katakanlah,’ maka bumi itu berkata.” Mujahid mengatakan, ‘Auhaa lahaa
maksudnya, Allah memerintahkannya.’ Al-Qurazhi mengatakan, “Allah memerintahkannya
untuk membelah diri.”
Dan firman Allah Ta’ala: ( ‫ِّث َأ ْخبَا َرهَا‬
ُ ‫“ ) يَوْ َمِئ ٍذ تُ َحد‬Pada hari itu bumi menceritakan beritanya.”
Maksudnya, supaya mereka menentang terhadap kebenaran hisab dalam wujud yang beragam,
yakni macam dan golongan dalam hal mendapatkan kesengsaraan dan kebahagiaan. Ada yang
diperintahkan supaya masuk Surga. Dan ada pula yang diperintahkan masuk Neraka.
Firman Allah Ta’ala: ( ‫“ ) لِي َُروْ ا َأ ْع َمالَهُ ْم‬Supaya diperlihatkan kepada mereka pekerjaan
mereka.” Maksudnya, supaya mereka mengetahui dan diberi balasan atas apa yang telah mereka
kerjakan di dunia, baik dalam bentuk kebaikan maupun keburukan. Oleh karena itu, Dia
berfirman:
َ َ‫ َو َم ْن يَ ْع َملْ ِم ْثق‬.ُ‫“ ) فَ َمن يَ ْع َملْ ِم ْثقَا َل َذ َّر ٍة خَ ْيرًا يَ َره‬Barangsiapa yang mengerjakan kebaikan
( ُ‫ال َذ َّر ٍة َش ًّرايَ َره‬
seberat dzarrah pun, niscaya dia akan melihat (balasan)nya. Dan barangsiapa yang
mengerjakan kejahatan seberat dzarrah pun, niscaya dia akan melihat balasannya pula.” Imam
al-Bukhari meriwayatkan dari Abu Hurairah, bahwa Rasulullah SAW bersabda:
“Kuda itu untuk tiga orang. Bagi seorang kuda itu akan menjadi pahala, bagi seorang lagi
akan menjadi satar (penutup), dan bagi seorang lainnya akan menjadi dosa. Adapun orang yang
mendapat pahala adalah orang yang mengikat kuda itu dijalan Allah, lalu dia membiarkannya di
tempat penggembalaan atau taman dalam waktu lama, maka apa yang terjadi selama masa
pengembalaannya di tempat pengembalaan dan taman itu’ maka ia menjadi kebaikan baginya.
Dan jika dia menghentikan masa pengembalaannya lalu kuda itu melangkah satu atau dua
langkah, maka jejak kaki dan juga kotorannya akan menjadi kebaikan baginya. Dan jika kuda itu
menyebrangi sungai lalu meminum air dari sungai tersebut, maka yang demikian itu menjadi
kebaikan baginya, dan kuda itu pun bagi orang tersebut adalah pahala. Dan orang yang mengikat
kuda itu karena untuk memperkaya diri dan demi kehormatan diri tetapi tidak lupa hak Allah
dalam pemeliharaannya, maka kuda itu akan menjadi satar baginya. Serta orang yang
mengikatnya karena perasaan bangga dan riya’, maka ia hanya akan menjadi dosa baginya.”
Kemudian Rasulullah SAW ditanyai tentang keledai, maka beliau bersabda:
َ َ‫ َو َم ْن يَ ْع َملْ ِم ْثق‬.ُ‫ َما َأ ْنز َل هللاُ فِ ْىهَا َش ْيًأ ِأالَّ هَ ِذ ِه ْاآليَةَ ْالفَ ْاذةَ ْال َجا ِم َعةَ (فَ َمن يَ ْع َملْ ِم ْثقَا َل َذ َّر ٍة خَ ْيرًا يَ َره‬.))
(( )ُ‫ال َذ َّر ٍة َش ًّرايَ َره‬
“Allah tidak menurunkan sedikitpun mengenainya melainkan ayat yang mantap dan
mencakup ini: ‘Barangsiapa yang mengerjakan kebaikan seberat dzarrah pun, niscaya dia akan
melihat (balasan)nya. Dan barangsiapa yang mengerjakan kejahatan seberat dzarrah pun,
niscaya dia akan melihat balasannya pula,’” Diriwayatkan oleh Muslim.
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan

Apabila Allah hendak menyudahi dunia ini dan memulai Kiamat, Allah memerintahkan bumi
dan ia pun terguncang dengan sangat keras, tidak seperti biasanya. Semua yang tersimpan di
dalamnya keluar; api, air, tambang, dan sisa-sisa bangkai. Saat itu, orang yang menyaksikannya
berkata, “Apa ini?” Maksudnya, apa yang terjadi dengan bumi ini. Ini tidak seperti biasanya dan
tidak diketahui sebabnya. Pada saat itu bumi menceritakan, berbicara dengan kejadian itu dan
bukan dengan kata-kata. Sebagaimana yang dikatakan Al-Allamah At-Thabari dalam tafsirnya,
“Ia melaksanakan perintah. Apa yang terjadi di muka bumi dan tidak biasa terjadi disebabkan
karena Tuhanmu menitahkan kepadanya. Perintah-Nya yang sampai kepada bumi. Perintah
semacam itu merupakan perintah kejadian. Semua yang terjadi di alam semesta ini akibat dari
perintah kejadian yang datang dari Allah. Hanya saja ada peristiwa yang terjadi tanpa sebab
lahiriah maka ia dinisbatkan kepada perintah kejadian, sedangkan yang terjadi akibat perkara
biasa ia tidak dinisbatkan kepadanya, walaupun sejatinya ia juga bersumber dari Allah.
Pada hari itu manusia dikeluarkan dari perut bumi, mereka berbeda-beda, masing-masing
sesuai dengan amal perbuatannya untuk melihat akibat perbuatan mereka. Barangsiapa
melakukan perbuatan baik sebesar dzarrah akan dibalas dan barangsiapa melakukan perbuatan
buruk sebesar dzarrah pun akan dibalas.
Allah SWT berfirman,
ِ ‫ال َحبَّ ٍة ِّم ْن خَ رْ د ٍَل َأتَ ْينَا بِهَا ۗ َو َكفَ ٰى بِنَا َح‬
٤٧﴿ َ‫اسبِين‬ ْ ُ‫ازينَ ْالقِ ْسطَ لِيَوْ ِم ْالقِيَا َم ِة فَاَل ت‬
َ َ‫ظلَ ُم نَ ْفسٌ َش ْيًئا ۖ َوِإن َكانَ ِم ْثق‬ ِ ‫ض ُع ْال َم َو‬
َ َ‫﴾ َون‬
“Kami akan memasang timbangan yang tepat pada hari kiamat, Maka tiadalah dirugikan
seseorang barang sedikit pun. Dan jika (amalan itu) Hanya seberat biji sawi pun pasti kami
mendatangkan (pahala)nya. Dan cukuplah kami sebagai pembuat perhitungan.” (QS. Al-
Anbiya’: 47).

B. Saran

Saran dari penulis kepada pembaca adalah kita sehendaknya harus benar-benar mengimani
tentang terjadinya hari kiamat yang sudah ditentukan dan disebutkan dalam Al-Qur’an yang
termasuk mukjizat Nabi Muhammad yang terbesar, hari kiamat yang tidak dapat diramalkan
kapan terjadinya kita harus bersiap siaga, dalam arti bukan untuk menghindari terjadinya hari
kiamat tersebut, tetapi mempersiapkan amal kita dalam menghadapi hari kiamat tersebut,
sehingga saat kita dihisab kita mempunyai amal yang cukup dan membuahkan hasilyang baik,
sehingga kita dapat masuk surga.
DAFTAR PUSTAKA

http://www.dakwatuna.com/2012/04/27/20136/tafsir-surat-al-zalzalah/#axzz2eko3SbCv

http://id.wikipedia.org/wiki/Surah_Az-Zalzalah

Buku catatan pribadi

Tafsir surat Al-Zalzalah Ibnu Katsir

Anda mungkin juga menyukai