Anda di halaman 1dari 2

REVIEW KITAB

Judul : AL-WUJUH DAN AL-NAZA'IR FII AL QUR’AN AL ‘ADZIM


Pengarang : Muqotil Bin Sulaiman
Ditahqiq oleh Doktor Hatim Sholih al Dhaaman
Penerbit : MARKAZ JAMI’AH AL MAJID LITSAQAFAHBWA AL TURATS, DUBAI
Tahun : 1427 H/2006 M
Jumlah halaman : 296 halaman
Pembahas : Durin Farida

Ilmu al-wujuh dan al-naza’ir merupakan salah satu alat untuk menafsirkan al-Qur’an. Begitu
pentingnya ilmu al-wujuh dan al-naza’ir, sehingga menguasai ilmu al-wujuh dan al-naza’ir
menjadi salah satu hal yang dipertimbangkan dalam diri seseorang untuk dapat menjadi
seorag mufassir. Adapun orang yang pertama kali memperkenalkan diskursus mengenai
kaidah al-wujuh dan al-naza’ir ini adalah seorang ahli tafsir generasi atba’ al-tabi’in, yang
bernama Muqati bin Sulaiman (w.150 H).
Muqatil berusaha memberikan informasi bahwa satu lafaz dalam al Qur’an terkadang
mengandung makna lebih dari satu, dengab memperhatikan susunan kata dalam sebuah ayat.
Selain itu, ilmu al-wujuh dan al-naza’ir memiliki beberapa fungsi, yakni: mempermudah
dalam menafsirkan al Qur’an, daoat membuktikan salah satu aspek kemukjizatan al Qur’an
dan dapat memahami cakupan makna-makna dari suatu kata sesuai dengan kondisi teks
(makna tekstual) maupun makna kontekstualnya (yang tidak sesuai dengan kondisi teks).
Wujuh merupakan pemahaman mufassir terhadap suatu kata dalam tempat tertentu dengan
makna tertentu. Dan wujuh lainnya adalah pemahaman mufassir terhadap kata yang sama
pada tempat lainnya dengan makna yang berbeda dengan pemahaman pertama. Sedangkan
nazha’ir adalah lafal yang memiliki suatu makna tertentu yang tetap sekalipun digunakan
dalam berbagai tempat. Jadi wujuh adalah nama untuk makna dan an Nazhair adalah nama
untuk istilah.
Dalam kitab ini, Muqatil membah as al-wujuh dan al-naza’ir dari 176 lafaz dalam al- Qur’an,
yang dimulai dengan pembahasan lafaz huda sampai dengan lafaz fauqa. Kitab ini tidak
memiliki metode yang jelas, karena kata-katanya tidak disusun sesuai dengan alfabet.
Muqatil berpendapat dalam kitab al-Wujuh wa al-Naza’ir fi al-Qur’an al- ‘ Azim bahwa lafaz
fasad mempunyai 6 macam wajah makna, yaitu :
1. Maksiat
Seperti pada surat al Baqarah ayat 11. Jangan berbuat dosa didalamnya.
2. Binasa
Seperti contoh ayat dalam surat Bani Israil (al Isra) ayat 4 : kamu pasti akan
membinasakan dua kali.
3. Kekeringan
Kekeringan dan sedikitnya tanaman atau sayuran. Seperti contoh dalam surat ar Rum ayat 41.
Yakni padang pasir dan lautan, yakni kekeringan dan sedikit tumbuhan di daratan, yakni
padaang pasir dan lautan itu berarti bangunan dan pedesaan.
4. Membunuh
Seperti contoh pada surat al A’raf ayat 127. Ia ingin membunuh anak-anak laki-laki mesir.
5. Contoh kerusakan
Seperti dalam surat an Naml ayat 34 yakni menghancurkannya.
6. Sihir
Seperti dalam contoh surat Yunus ayat 81, yakni perbuatan sihir.

Anda mungkin juga menyukai