I’rob:
َ يُ َجا ِدلُ ْونmerupakan bentuk fi’il mudhori’ ( )يُ َجا ِد ُلdari kata jaadala ()جا َد َل
َ yang artinya membantah,
berdebat.
Dalam Kamus Al-Munawwir, َكبُ َرberarti ص ُغ َر ُ نَقِ ْيyang berarti lawan dari kecil yaitu besar,
َ ض
sangat besar.
يَ ْطبَ ُعadalah bentuk fi’il mudhori’ dari kata طَبَ َعyang berarti mencap, menutup, طَبَ َع َعلَى قَ ْلبِ ِه
menutup dan mencap (hati) hingga tidak dapat menerima hidayah.
َم ْقتًاberasal dari kata َم ْقتًا- َ َمقَتyang berarti membenci dengan sangat.
ُمتَ َكبِّ ٍرberasal dari kabura yang berarti besar. Kemudian dijadikan mengikuti wazan tafa’’ala
yaitu dengan menambah ta’ dan tadh’if (double) huruf tengahnya (ba’) sehingga menjadi
takabbara yang artinya ‘memaksa-maksakan membuat atau menganggap diri besar dari orang
lain’ atau biasa disebut dengan istilah ‘sombong’.
Kata Jabbar mengandung makna "sangat", dari jabara 'memaksa. Jabbar berarti "orang yang
sangat memaksa". Dengan demikian, qalb mutakabbir jabbar terjemahannya adalah "hati
seorang yang amat sombong dan pemaksa". Yang dimaksud dalam ayat ini adalah Fir'aun. Ia
sombong sehingga memandang dirinya Tuhan, kejam dan semena-mena.
Qira’at:
اَ ٰتى ُه ْمmenurut imam Hamzah, Al-Kisaiy dan Khalaf dibaca secara imalah. Sedangkan Imam
Warsy membaca َ تdengan harakat fathah dan dibaca taqlil.
ِ ع َٰلى ُك ِّل قَ ْلAbu ‘Amr, Ibnu Dzakwan, Ibnu ‘Amir sesuai dengan riwayat Hisyam dari
ب ُمتَ َكبِّ ٍر َجبَّا ٍر
Ad-Juniy dan Ibnu dzakwan dari jalan al-Akhfasy, An-Nahawandiy dari Qutaibah dari al-Kisaiy
yaitu membacanya dengan mentanwinkan huruf ba’ dalam lafadz ب ِ قَ ْلjadi ب ُمتَ َكبِّ ٍر
ٍ َعلَى ُك ِّل قَ ْل.
(footnote)
Imam Ibnu Katsir, Imam Nafi’, Imam Al-Kisaiy, Imam Hamzah dan Imam Hafs dari Imam
‘Ashim dan Abu Bakar dan Abu Ja’far dan Ya’qub yaitu riwayat Al-Halwaniy dari Hisyam, as-
Shury dari Ibnu Dzakwan dari Ibnu ‘Amiir, dan Ibnu Mas’ud membacanya dengan tanpa tanwin
dengan maksud mengidhofahkan pada lafadz sebelumnya.
َجبَّا ٍرdibaca imalah oleh Imam ‘Amr, Al-Yazidiy dari Al-Kisaiy dan Ibnu Dzakwan dengan
riwayat Al-Shuriy. (Footnote)
Imam Warsy membacanya dengan taqlil.
َ ۙ َ سب
)36( اب َ َوقَا َل فِ ْرع َْونُ ٰي َهامٰ نُ ا ْب ِن لِ ْي
ْ َ ص ْر ًحا لَّ َعلِّ ْٓي اَ ْبلُ ُغ ااْل
Artinya:
Fir‘aun berkata, “Hai Haman, buatkanlah untukku sebuah bangunan yang tinggi agar aku sampai
ke pintu-pintu,
Kosa Kata:
ا ْب ِن Buatkanlah
ص ْر ًحاَ Sebuah bangunan yang tinggi
I’rob:
ا ْب ِنadalah bentuk kata perintah dari asal kata بِنَا ًء- بَنَىyang berarti membangun, mendirikan. Jadi
kata perintah ا ْب ِنmemiliki arti bangunkanlah atau dirikanlah.
َ memiliki arti بِنَا ٍء عَا ٍل ُك ُّلyang artinya bangunan yang tinggi atau berarti juga ب
ص ْر ًحا َّ نَا ِط َحةُ ال
ِ س َحا
yang memiliki arti pencakar langit.
Qira’at:
َ ۙ َ سب
اب ْ َ لَّ َعلِّ ْٓي اَ ْبلُ ُغ ااْلImam Nafi’, Ibnu Katsir, Abu ‘Amr, Ibnu ‘Amiir, Abu Ja’far membaca fathah
pada lafadz ya’ menjadi لَ َعلِّ َي.
سبِ ْي ِل ۗ َو َما َك ْي ُد فِ ْرع َْونَ اِاَّل
َّ ص َّد َع ِن ال ُ َت فَاَطَّلِ َع اِ ٰلٓى اِ ٰل ِه ُم ْو ٰسى َواِنِّ ْي اَل َظُنُّ ٗه َكا ِذبًا ۗ َو َك ٰذلِ َك ُزيِّنَ لِفِ ْرع َْون
ُ س ۤ ْو ُء َع َملِ ٖه َو ِ اب السَّمٰ ٰو
َ َسب ْ َا
ࣖ )37( ب ٍ فِ ْي تَبَا
Artinya:
(yaitu) pintu-pintu langit, agar aku dapat melihat Tuhannya Musa. Sesungguhnya aku benar-
benar meyakininya sebagai seorang pendusta.” Demikianlah dijadikan terasa indah bagi Fir‘aun
perbuatan buruknya itu, dan dia tertutup dari jalan (yang benar). Tipu daya Fir‘aun itu tidak lain
kecuali membawa kerugian.
Kosa Kata:
تِ اب السَّمٰ ٰو ْ َا
َ َ سب Pintu-pintu langit
َك ْي ُد Tipu daya
ب ٍ تَبَا Kerugian
I’rob:
سماء
َّ اب ال ْ َ اberarti tangga untuk menuju ke langit.
َ َ سب
ٍ تَبَاberasal dari kata َب
ب َّ تyang berarti kerugian yang sangat besar.
Qira’at:
فَاَطَّلِ َعImam Hafs dari ‘Ashim membacanya dengan nashob yaitu sebagai jawab tarajji pada ayat
sebelumnya اب َ ۙ َ سب
ْ َ لَّ َعلِّ ْٓي اَ ْبلُ ُغ ااْل, itu memindahkan tarajji pada tamanni. Pendapat tersebut adalah
pendapatnya ulama Kuffah.
Imam Al-Baqun dan Abu Bakr dari Imam ‘Ashim membacanya dengan rofa’ mengathafkan dari
lafadz اَ ْبلُ ُغ.
ُم ْو ٰسىdibaca imalah seperti pada bacaan sebelumnya dalam Surat Al-Baqarah ayat 29 dan 51.
س ۤ ْو ُء َع َملِ ٖه
ُ َ ُزيِّنَ لِفِ ْرع َْونseluruh Imam qira’at membacanya dengan dimabnikan kepada maf’ul فُ ِع َل
menjadi َ ُزيِّن.
Imam Abu ‘Amr dan Ya’qub membacanya dengan mengidghomkan nun pada lafadz lam dan
memperjelas lafadz lam.
سبِ ْي ِل
َّ ص َّد َع ِن ال
ُ َوImam ‘Ashim, Hamzah, Al-Kisaiy, Ya’qub, Khalaf membacanya dengan
dimabnikan pada maf’ul dan dibangsakan pada lafad َ ُزيِّنmenjadi ص َّد ُ .
Imam Ibnu Katsir, Imam Nafi’, Abu ‘Amr, Ibnu ‘Amiir, Abu Ja’far membacanya dengan
dimabnikan pada fa’il menjadi ص َّد.
َ
ٰيقَ ْو ِم اِنَّ َما ٰه ِذ ِه ا ْل َح ٰيوةُ ال ُّد ْنيَا َمتَا ٌع ۖ َّواِنَّ ااْل ٰ ِخ َرةَ ِه َي دَا ُر ا ْلقَ َرا ِر
Artinya:
Wahai kaumku, sesungguhnya kehidupan dunia ini hanyalah kesenangan (sementara) dan
sesungguhnya akhirat itulah negeri yang kekal.
Kosa Kata:
َمتَا ٌع Kesenangan
ا ْلقَ َرا ِر Kekal
I’rob:
دَا ُر ا ْلقَ َرا ِرberarti ُاآْل ِخ َرة
Qira’at:
ا ْلقَ َرا ِرImam Abu ‘Amr, Al-Kisaiy, Khalaf, Ibnu Dzakwan dengan riwayat As-Shuriy
membacanya dengan imalah.
Imam Warsy dengan taqlil seperti Imam Khalaf dari Hamzah.
Jadi, untuk riwayat Khalad dibaca imalah al-mahdhoh, fathah, dan taqlil dan untuk riwayat
Khalaf dibaca taqlil seperti yang sudah ada dalam surat Ibrahim ayat 26.
ٰۤ َ
ول ِٕٕىِ• َك يَد ُْخلُ ْونَ ا ْل َجنَّةَ يُ ْر َزقُ ْونَ فِ ْي َها بِ َغ ْي ِر ُ صالِ ًحا ِّمنْ َذ َك ٍر اَ ْو اُ ْن ٰثى َو ُه َو ُمؤْ ِمنٌ فا
َ ى اِاَّل ِم ْثلَ َه ۚا َو َمنْ َع ِم َل
ٓ سيِّئَةً فَاَل يُ ْج ٰز
َ َمنْ َع ِم َل
ب
ٍ ساَ ِح
Artinya:
Siapa yang mengerjakan keburukan tidak dibalas, kecuali sebanding dengan keburukan itu. Siapa
yang mengerjakan kebajikan, baik laki-laki maupun perempuan sedangkan dia dalam keadaan
beriman, akan masuk surga. Mereka dianugerahi rezeki di dalamnya tanpa perhitungan.
Qira’at:
Dalam Surat Al-Baqarah ayat 81 menurut Qira’at Hamzah pada lafadz ًسيِّئَة
َ dibaca waqaf.
ٓ فَاَل يُ ْج ٰزdari imam Hamzah dan Al-Kisaiy dan Khalaf membacanya dengan bacaan imalah.
ى اِاَّل
Sedangkan Imam Warsy membacanya dengan fathah dan taqlil.
اُ ْن ٰثىImam Hamzah, Al-Kosaiy, dan Khalaf membacanya dengan bacaan imalah. Sedangkan
Warsy dan Abu ‘Amr membacanya dengan fathah dan taqlil.
َ يَد ُْخلُ ْونImam Ibnu Katsir, Abu ‘Amr, Abu Ja’far dari Imam ‘Ashim, Imam Rauh, Imam Ruwais,
Al-A’raj, Al-Hasan, dan Ya’qub membacanya dengan mengganti dhommah pada awal dengan
memabnikan pada maf’ul menjadi َيُد َْخلُ ْون.
۞ َو ٰيقَ ْو ِم َما لِ ْٓي اَ ْدع ُْو ُك ْم اِلَى النَّ ٰجو ِة َوتَ ْدع ُْونَنِ ْٓي اِلَى النَّا ۗ ِر
Artinya:
Wahai kaumku, bagaimanakah ini? Aku menyerumu kepada keselamatan, sedangkan kamu
menyeruku kepada neraka.
Qira’at:
يٰقَ ْو ِم َما لِ ْيImam Abu’Amr dan Ya’qub mengidghomkan lafadz mim pada mim.
َما لِ ْٓي اَ ْدع ُْو ُك ْمImam Nafi’, Abu Ja’far, Ibnu Katsir, Abu ‘Amr, Ibnu ‘Amir, Ibnu Dzakwan dari
riwayat as-Shuriy membacanya dengan memfathahkan huruf ya’ menjadi َملِ َي اَ ْد ُع ُك ْم.