Anda di halaman 1dari 5

Pekan Kader Mufassir (PKM)

Tafsir Juz 24 Surat Ghafir Ayat 35-41


Oleh: Durin Farida (2018080025)

‫هّٰللا‬ ‫هّٰللا‬ ‫الَّذيْنَ يجادلُونَ ف ٓي ٰا ٰي هّٰللا‬


ِ ‫س ْل ٰط ٍن اَ ٰتى ُه ۗ ْم َكبُ َر َم ْقتًا ِع ْن َد ِ َو ِع ْن َد الَّ ِذيْنَ ٰا َمنُ ْوا ۗ َك ٰذلِكَ يَ ْطبَ ُع ُ ع َٰلى ُك ِّل قَ ْل‬
( ‫ب ُمتَ َكبِّ ٍر َجبَّا ٍر‬ ُ ‫ت ِ بِ َغ ْي ِر‬ ِ ْ ِ ْ ِ َُ ِ
)35
Artinya:
Orang-orang yang memperdebatkan ayat-ayat Allah tanpa alasan yang sampai kepada mereka,
sangat besar kemurkaan (bagi mereka) di sisi Allah dan di sisi orang-orang yang beriman.
Demikianlah Allah mengunci hati setiap orang yang sombong lagi sewenang-wenang.
Kosa Kata:
َ‫يُ َجا ِدلُ ْون‬ Memperdebatkan
‫َكبُ َر‬ Sangat besar
‫يَ ْطبَ ُع‬ Mengunci
‫َم ْقتًا‬ Kemurkaan
‫ُمتَ َكبِّ ٍر‬ Sombong
‫َجبَّا ٍر‬ Sewenang-wenang

I’rob:
َ‫ يُ َجا ِدلُ ْون‬merupakan bentuk fi’il mudhori’ (‫ )يُ َجا ِد ُل‬dari kata jaadala (‫)جا َد َل‬
َ yang artinya membantah,
berdebat.
Dalam Kamus Al-Munawwir, ‫ َكبُ َر‬berarti ‫ص ُغ َر‬ ُ ‫ نَقِ ْي‬yang berarti lawan dari kecil yaitu besar,
َ ‫ض‬
sangat besar.
‫ يَ ْطبَ ُع‬adalah bentuk fi’il mudhori’ dari kata ‫ طَبَ َع‬yang berarti mencap, menutup, ‫طَبَ َع َعلَى قَ ْلبِ ِه‬
menutup dan mencap (hati) hingga tidak dapat menerima hidayah.
‫ َم ْقتًا‬berasal dari kata ‫ َم ْقتًا‬- َ‫ َمقَت‬yang berarti membenci dengan sangat.
‫ ُمتَ َكبِّ ٍر‬berasal dari kabura yang berarti besar. Kemudian dijadikan mengikuti wazan tafa’’ala
yaitu dengan menambah ta’ dan tadh’if (double) huruf tengahnya (ba’) sehingga menjadi
takabbara yang artinya ‘memaksa-maksakan membuat atau menganggap diri besar dari orang
lain’ atau biasa disebut dengan istilah ‘sombong’.
Kata Jabbar mengandung makna "sangat", dari jabara 'memaksa. Jabbar berarti "orang yang
sangat memaksa". Dengan demikian, qalb mutakabbir jabbar terjemahannya adalah "hati
seorang yang amat sombong dan pemaksa". Yang dimaksud dalam ayat ini adalah Fir'aun. Ia
sombong sehingga memandang dirinya Tuhan, kejam dan semena-mena.
Qira’at:
‫ اَ ٰتى ُه ْم‬menurut imam Hamzah, Al-Kisaiy dan Khalaf dibaca secara imalah. Sedangkan Imam
Warsy membaca َ‫ ت‬dengan harakat fathah dan dibaca taqlil.

ِ ‫ ع َٰلى ُك ِّل قَ ْل‬Abu ‘Amr, Ibnu Dzakwan, Ibnu ‘Amir sesuai dengan riwayat Hisyam dari
‫ب ُمتَ َكبِّ ٍر َجبَّا ٍر‬
Ad-Juniy dan Ibnu dzakwan dari jalan al-Akhfasy, An-Nahawandiy dari Qutaibah dari al-Kisaiy
yaitu membacanya dengan mentanwinkan huruf ba’ dalam lafadz ‫ب‬ ِ ‫ قَ ْل‬jadi ‫ب ُمتَ َكبِّ ٍر‬
ٍ ‫ َعلَى ُك ِّل قَ ْل‬.
(footnote)
Imam Ibnu Katsir, Imam Nafi’, Imam Al-Kisaiy, Imam Hamzah dan Imam Hafs dari Imam
‘Ashim dan Abu Bakar dan Abu Ja’far dan Ya’qub yaitu riwayat Al-Halwaniy dari Hisyam, as-
Shury dari Ibnu Dzakwan dari Ibnu ‘Amiir, dan Ibnu Mas’ud membacanya dengan tanpa tanwin
dengan maksud mengidhofahkan pada lafadz sebelumnya.
‫ َجبَّا ٍر‬dibaca imalah oleh Imam ‘Amr, Al-Yazidiy dari Al-Kisaiy dan Ibnu Dzakwan dengan
riwayat Al-Shuriy. (Footnote)
Imam Warsy membacanya dengan taqlil.

َ ۙ َ ‫سب‬
)36( ‫اب‬ َ ‫َوقَا َل فِ ْرع َْونُ ٰي َهامٰ نُ ا ْب ِن لِ ْي‬
ْ َ ‫ص ْر ًحا لَّ َعلِّ ْٓي اَ ْبلُ ُغ ااْل‬
Artinya:
Fir‘aun berkata, “Hai Haman, buatkanlah untukku sebuah bangunan yang tinggi agar aku sampai
ke pintu-pintu,
Kosa Kata:
‫ا ْب ِن‬ Buatkanlah
‫ص ْر ًحا‬َ Sebuah bangunan yang tinggi

I’rob:
‫ ا ْب ِن‬adalah bentuk kata perintah dari asal kata ‫بِنَا ًء‬-‫ بَنَى‬yang berarti membangun, mendirikan. Jadi
kata perintah ‫ ا ْب ِن‬memiliki arti bangunkanlah atau dirikanlah.
َ memiliki arti ‫ بِنَا ٍء عَا ٍل ُك ُّل‬yang artinya bangunan yang tinggi atau berarti juga ‫ب‬
‫ص ْر ًحا‬ َّ ‫نَا ِط َحةُ ال‬
ِ ‫س َحا‬
yang memiliki arti pencakar langit.
Qira’at:
َ ۙ َ ‫سب‬
‫اب‬ ْ َ ‫ لَّ َعلِّ ْٓي اَ ْبلُ ُغ ااْل‬Imam Nafi’, Ibnu Katsir, Abu ‘Amr, Ibnu ‘Amiir, Abu Ja’far membaca fathah
pada lafadz ya’ menjadi ‫لَ َعلِّ َي‬.
‫سبِ ْي ِل ۗ َو َما َك ْي ُد فِ ْرع َْونَ اِاَّل‬
َّ ‫ص َّد َع ِن ال‬ ُ َ‫ت فَاَطَّلِ َع اِ ٰلٓى اِ ٰل ِه ُم ْو ٰسى َواِنِّ ْي اَل َظُنُّ ٗه َكا ِذبًا ۗ َو َك ٰذلِ َك ُزيِّنَ لِفِ ْرع َْون‬
ُ ‫س ۤ ْو ُء َع َملِ ٖه َو‬ ِ ‫اب السَّمٰ ٰو‬
َ َ‫سب‬ ْ َ‫ا‬
ࣖ )37( ‫ب‬ ٍ ‫فِ ْي تَبَا‬
Artinya:
(yaitu) pintu-pintu langit, agar aku dapat melihat Tuhannya Musa. Sesungguhnya aku benar-
benar meyakininya sebagai seorang pendusta.” Demikianlah dijadikan terasa indah bagi Fir‘aun
perbuatan buruknya itu, dan dia tertutup dari jalan (yang benar). Tipu daya Fir‘aun itu tidak lain
kecuali membawa kerugian.
Kosa Kata:
‫ت‬ِ ‫اب السَّمٰ ٰو‬ ْ َ‫ا‬
َ َ ‫سب‬ Pintu-pintu langit
‫َك ْي ُد‬ Tipu daya
‫ب‬ ٍ ‫تَبَا‬ Kerugian

I’rob:
‫سماء‬
َّ ‫اب ال‬ ْ َ‫ ا‬berarti tangga untuk menuju ke langit.
َ َ ‫سب‬
ٍ ‫ تَبَا‬berasal dari kata ‫َب‬
‫ب‬ َّ ‫ ت‬yang berarti kerugian yang sangat besar.
Qira’at:
‫ فَاَطَّلِ َع‬Imam Hafs dari ‘Ashim membacanya dengan nashob yaitu sebagai jawab tarajji pada ayat
sebelumnya ‫اب‬ َ ۙ َ ‫سب‬
ْ َ ‫لَّ َعلِّ ْٓي اَ ْبلُ ُغ ااْل‬, itu memindahkan tarajji pada tamanni. Pendapat tersebut adalah
pendapatnya ulama Kuffah.
Imam Al-Baqun dan Abu Bakr dari Imam ‘Ashim membacanya dengan rofa’ mengathafkan dari
lafadz ‫اَ ْبلُ ُغ‬.
‫ ُم ْو ٰسى‬dibaca imalah seperti pada bacaan sebelumnya dalam Surat Al-Baqarah ayat 29 dan 51.
‫س ۤ ْو ُء َع َملِ ٖه‬
ُ َ‫ ُزيِّنَ لِفِ ْرع َْون‬seluruh Imam qira’at membacanya dengan dimabnikan kepada maf’ul ‫فُ ِع َل‬
menjadi َ‫ ُزيِّن‬.
Imam Abu ‘Amr dan Ya’qub membacanya dengan mengidghomkan nun pada lafadz lam dan
memperjelas lafadz lam.
‫سبِ ْي ِل‬
َّ ‫ص َّد َع ِن ال‬
ُ ‫ َو‬Imam ‘Ashim, Hamzah, Al-Kisaiy, Ya’qub, Khalaf membacanya dengan
dimabnikan pada maf’ul dan dibangsakan pada lafad َ‫ ُزيِّن‬menjadi ‫ص َّد‬ ُ .
Imam Ibnu Katsir, Imam Nafi’, Abu ‘Amr, Ibnu ‘Amiir, Abu Ja’far membacanya dengan
dimabnikan pada fa’il menjadi ‫ص َّد‬.
َ

َ ‫ي ٰا َمنَ ٰيقَ ْو ِم اتَّبِ ُع ْو ِن اَ ْه ِد ُك ْم‬


‫سبِ ْي َل ال َّرشَا ۚ ِد‬ ْٓ ‫َوقَا َل الَّ ِذ‬
Artinya:
Orang yang beriman itu berkata, “Wahai kaumku, ikutilah aku! Aku akan menunjukkan
kepadamu jalan yang benar.
Qira’at:
‫ اتَّبِ ُع ْو ِن‬Imam Abu Ja’far, Nafi’, Abu ‘Amr dan Qalun dari Warsy yaitu dengan menetapkan ya’
dalam washal menjadi ‫اتَّبِ ُع ْونِ ْي‬.

‫ٰيقَ ْو ِم اِنَّ َما ٰه ِذ ِه ا ْل َح ٰيوةُ ال ُّد ْنيَا َمتَا ٌع ۖ َّواِنَّ ااْل ٰ ِخ َرةَ ِه َي دَا ُر ا ْلقَ َرا ِر‬
Artinya:
Wahai kaumku, sesungguhnya kehidupan dunia ini hanyalah kesenangan (sementara) dan
sesungguhnya akhirat itulah negeri yang kekal.
Kosa Kata:
‫َمتَا ٌع‬ Kesenangan
‫ا ْلقَ َرا ِر‬ Kekal

I’rob:
‫ دَا ُر ا ْلقَ َرا ِر‬berarti ُ‫اآْل ِخ َرة‬
Qira’at:
‫ ا ْلقَ َرا ِر‬Imam Abu ‘Amr, Al-Kisaiy, Khalaf, Ibnu Dzakwan dengan riwayat As-Shuriy
membacanya dengan imalah.
Imam Warsy dengan taqlil seperti Imam Khalaf dari Hamzah.
Jadi, untuk riwayat Khalad dibaca imalah al-mahdhoh, fathah, dan taqlil dan untuk riwayat
Khalaf dibaca taqlil seperti yang sudah ada dalam surat Ibrahim ayat 26.

ٰۤ َ
‫ول ِٕٕىِ• َك يَد ُْخلُ ْونَ ا ْل َجنَّةَ يُ ْر َزقُ ْونَ فِ ْي َها بِ َغ ْي ِر‬ ُ ‫صالِ ًحا ِّمنْ َذ َك ٍر اَ ْو اُ ْن ٰثى َو ُه َو ُمؤْ ِمنٌ فا‬
َ ‫ى اِاَّل ِم ْثلَ َه ۚا َو َمنْ َع ِم َل‬
ٓ ‫سيِّئَةً فَاَل يُ ْج ٰز‬
َ ‫َمنْ َع ِم َل‬
‫ب‬
ٍ ‫سا‬َ ‫ِح‬
Artinya:
Siapa yang mengerjakan keburukan tidak dibalas, kecuali sebanding dengan keburukan itu. Siapa
yang mengerjakan kebajikan, baik laki-laki maupun perempuan sedangkan dia dalam keadaan
beriman, akan masuk surga. Mereka dianugerahi rezeki di dalamnya tanpa perhitungan.
Qira’at:
Dalam Surat Al-Baqarah ayat 81 menurut Qira’at Hamzah pada lafadz ً‫سيِّئَة‬
َ dibaca waqaf.
ٓ ‫ فَاَل يُ ْج ٰز‬dari imam Hamzah dan Al-Kisaiy dan Khalaf membacanya dengan bacaan imalah.
‫ى اِاَّل‬
Sedangkan Imam Warsy membacanya dengan fathah dan taqlil.
‫ اُ ْن ٰثى‬Imam Hamzah, Al-Kosaiy, dan Khalaf membacanya dengan bacaan imalah. Sedangkan
Warsy dan Abu ‘Amr membacanya dengan fathah dan taqlil.

َ‫ يَد ُْخلُ ْون‬Imam Ibnu Katsir, Abu ‘Amr, Abu Ja’far dari Imam ‘Ashim, Imam Rauh, Imam Ruwais,
Al-A’raj, Al-Hasan, dan Ya’qub membacanya dengan mengganti dhommah pada awal dengan
memabnikan pada maf’ul menjadi َ‫يُد َْخلُ ْون‬.

۞ ‫َو ٰيقَ ْو ِم َما لِ ْٓي اَ ْدع ُْو ُك ْم اِلَى النَّ ٰجو ِة َوتَ ْدع ُْونَنِ ْٓي اِلَى النَّا ۗ ِر‬
Artinya:
Wahai kaumku, bagaimanakah ini? Aku menyerumu kepada keselamatan, sedangkan kamu
menyeruku kepada neraka.
Qira’at:
‫ يٰقَ ْو ِم َما لِ ْي‬Imam Abu’Amr dan Ya’qub mengidghomkan lafadz mim pada mim.
‫ َما لِ ْٓي اَ ْدع ُْو ُك ْم‬Imam Nafi’, Abu Ja’far, Ibnu Katsir, Abu ‘Amr, Ibnu ‘Amir, Ibnu Dzakwan dari
riwayat as-Shuriy membacanya dengan memfathahkan huruf ya’ menjadi ‫ َملِ َي اَ ْد ُع ُك ْم‬.

Anda mungkin juga menyukai