Anda di halaman 1dari 32

Pengertian Haji 

Haji merupakan berasal dari bahasa Arab ‘hajj’ yang dalam bahasa Indonesia mengunjungi atau menuju. Namun banyak juga yang mengartikan
kata haji sebagai ziarah islam tahunan. Ziarah tersebut dilakukan di kota Mekah, Arab, kota paling suci bagi umat Islam. Kata ‘haji’ ini mirip
dengan bahasa ibrani yang memiliki bunyi sama dan memiliki arti ‘hari libur’.

Dari akar semiotika, memiliki arti ‘mengelilingi, berkeliling’. Dalam tradisi orang yahudi, pengantin wanitanya akan mengelilingi pengantin pria
selama upacara pernikahan. Demikian dalam Islam, orang yang melakukan ibadah haji akan mengelilingi Ka’bah.

Pola haji saat ini ditetapkan oleh Nabi Muhammad. namun, berdasarkan Al-Quran. unsur haji sudah mulai dikenal pada zaman Nabi Ibrahim.
Menurut tradisi islam, Ibrahim diperintahkan oleh Allah SWT untuk meninggalkan istrinya yaitu siti hajar dan putranya Ismail di gurun.

Pada saat itu Siti Hajar kebingungan untuk mencari air, sehingga dia berlari-lari kecil diantara dua bukit Safa dan Marwah namun tidak juga
menemukannya. Lalu Ismail kecil menggaruk-garuk tanah dan air mancur muncul di bawah kakinya. Nabi Ibrahim pun diperintahkan untuk
membangun ka’bah, ia melakukannya dengan bantuan Ismail.

Kisah ini tertera dalam Al-Quran surat Al-Baqarah ayat 124 sampai 127 yang berbunyi,

ٰ
َ‫س اِ َما ًما ۗ قَا َل َو ِمنْ ُذ ِّريَّتِ ْي ۗ قَا َل اَل يَنَا ُل َع ْه ِدى الظّلِ ِميْن‬ ٍ ٰ‫َواِ ِذ ا ْبت َٰلٓى اِ ْب ٰر ٖه َم َربُّ ٗه بِ َكلِم‬
ِ ‫ت فَاَتَ َّم ُهنَّ ۗ قَا َل اِنِّ ْي َجا ِعلُ َك لِلنَّا‬

“Dan (ingatlah), ketika Ibrahim diuji Tuhannya dengan beberapa kalimat, lalu dia melaksanakannya dengan sempurna. Dia (Allah) berfirman,
“Sesungguhnya Aku menjadikan engkau sebagai pemimpin bagi seluruh manusia.” Dia (Ibrahim) berkata, “Dan (juga) dari anak cucuku?” Allah
berfirman, “(Benar, tetapi) janji-Ku tidak berlaku bagi orang-orang zalim.”

ُّ ‫صلًّىۗ َو َع ِه ْدنَٓا اِ ٰلٓى اِ ْب ٰر ٖه َم َواِسْمٰ ِع ْي َل اَنْ طَ ِّه َرا بَ ْيتِ َي لِلطَّ ۤا ِٕىفِيْنَ َوا ْل ٰع ِكفِيْنَ َو‬
ُّ ‫الر َّك ِع ال‬
‫س ُج ْو ِد‬ َ ‫س َواَ ْمنً ۗا َوات َِّخ ُذ ْوا ِمنْ َّمقَ ِام اِ ْب ٰر ٖه َم ُم‬
ِ ‫َواِ ْذ َج َع ْلنَا ا ْلبَيْتَ َمثَابَةً لِّلنَّا‬
“Dan (ingatlah), ketika Kami menjadikan rumah (Ka’bah) tempat berkumpul dan tempat yang aman bagi manusia. Dan jadikanlah makam
Ibrahim itu tempat sholat. Dan telah Kami perintahkan kepada Ibrahim dan Ismail, “Bersihkan lah rumah-Ku untuk orang-orang yang tawaf,
orang yang iktikaf, orang yang rukuk dan orang yang sujud!”

‫هّٰلل‬
ِ ‫ْئس ا ْل َم‬
‫ص ْي ُر‬ ِ ‫ضطَ ُّر ٗ ٓه اِ ٰلى َع َذا‬
َ ِ‫ب النَّا ِر ۗ َوب‬ ْ َ‫ت َمنْ ٰا َمنَ ِم ْن ُه ْم بِا ِ َوا ْليَ ْو ِم ااْل ٰ ِخ ۗ ِر قَا َل َو َمنْ َكفَ َر فَا ُ َمتِّ ُع ٗه قَلِ ْياًل ثُ َّم ا‬
ِ ‫ق اَ ْهلَ ٗه ِمنَ الثَّ َم ٰر‬ ْ ‫اج َع ْل ٰه َذا َبلَدًا ٰا ِمنًا َّو‬
ْ ‫ار ُز‬ ْ ‫َواِ ْذ قَا َل اِ ْب ٰر ٖه ُم َر ِّب‬

“Dan (ingatlah) ketika Ibrahim berdoa, “Ya Tuhanku, jadikan lah (negeri Mekah) ini negeri yang aman dan berilah rezeki berupa buah-buahan
kepada penduduknya, yaitu di antara mereka yang beriman kepada Allah dan hari kemudian,” Dia (Allah) berfirman, “Dan kepada orang yang
kafir akan Aku beri kesenangan sementara, kemudian akan Aku paksa dia ke dalam azab neraka dan itulah seburuk-buruk tempat kembali.”

َّ ‫ت َواِسْمٰ ِع ْي ۗ ُل َربَّنَا تَقَبَّ ْل ِمنَّا ۗ اِنَّ َك اَ ْنتَ ال‬


‫س ِم ْي ُع ا ْل َعلِ ْي ُم‬ ِ ‫َواِ ْذ َي ْرفَ ُع اِ ْب ٰر ٖه ُم ا ْلقَ َوا ِع َد ِمنَ ا ْلبَ ْي‬

“Dan (ingatlah) ketika Ibrahim meninggikan pondasi Baitullah bersama Ismail, (seraya berdoa), “Ya Tuhan kami, terimalah (amal) dari kami.
Sungguh, Engkaulah Yang Maha Mendengar, Maha Mengetahui.”
Pada zaman sebelum era Islam, atau zaman jahiliyah, Ka’bah dikelilingi oleh banyak berhala. Pada tahun 630 M, Nabi Muhammad dan
pengikutnya berangkat dari Madinah ke Mekah untuk membersihkan Ka’bah dengan menghancurkan berhala-berhala tersebut. Pada tahun 632
M Nabi Muhammad melakukan ziarah terakhir dengan pengikutnya dan mengajari mereka cara melaksanakan ibadah haji. Dari sinilah ibadah
haji ditetapkan sebagai salah satu rukun islam.

Selama abad pertengahan, peziarah berkumpul di kota-kota Suriah, Mesir dan Irak untuk pergi ke mekah dan berkelompok. Pada saat Kekaisaran
Ottoman, rombongan haji dikawal oleh kekuatan militer serta dokter di bawah komando Amir Al-Hajj. Hal ini bertujuan untuk melindungi
rombongan haji dari perampok badui dan untuk memastikan bahwa peziarah mendapatkan bekal yang cukup.

Tanggal dalam melaksanakan ibadah haji ditentukan oleh kalender islam yang berdasarkan pada tahun lunar. Setiap tahun, ibadah haji
berlangsung pada 1-10 Dzulhijjah, bulan kedua belas dari kalender Islam. Diantara sepuluh hari terakhir tersebut, pada tanggal 9 Dzulhijjah
dikenal sebagai hari arafah. Karena tahun islam lebih pendek daripada tahun Gregorian, tentunya kalender haji selalu berubah setiap tahunnya.
Hal ini memungkinkan musim haji turun dua kali dalam satu tahun Gregorian.

Untuk mempelajari dasar dari ibadah umrah khususnya sudut pandang anak-anak yang dapat lebih mudah dipahami dilengkapi dengan berbagai
permainan interaktif bisa Grameds dapatkan pada buku Qanza: Aku Belajar Umrah.
Hukum dari haji 
Hukum haji dituliskan dalam Al-Quran dan juga hadits.

Berikut adalah surat yang menerangkan kewajiban haji, yaitu surat Ali-imran ayat 97 yang berbunyi,

َ‫سبِ ْياًل ۗ َو َمنْ َكفَ َر فَاِنَّ هّٰللا َ َغنِ ٌّي َع ِن ا ْل ٰعلَ ِميْن‬
َ ‫ستَطَا َع اِلَ ْي ِه‬
‫هّٰلِل‬ ۢ
ِ ‫فِ ْي ِه ٰا ٰيتٌ بَيِّ ٰنتٌ َّمقَا ُم اِ ْب ٰر ِه ْي َم ەۚ َو َمنْ د ََخلَ ٗه َكانَ ٰا ِمنًا ۗ َو ِ َعلَى النَّا‬
ِ ‫س ِح ُّج ا ْلبَ ْي‬
ْ ‫ت َم ِن ا‬
“Di sana terdapat tanda-tanda yang jelas, (di antaranya) maqam Ibrahim. Barang siapa memasukinya (Baitullah) amanlah dia. Dan (di antara)
kewajiban manusia terhadap Allah adalah melaksanakan ibadah haji ke Baitullah, yaitu bagi orang-orang yang mampu mengadakan perjalanan
ke sana. Barang siapa mengingkari (kewajiban) haji, maka ketahuilah bahwa Allah Maha kaya (tidak memerlukan sesuatu) dari seluruh alam.”

Ada juga surat Al-Baqarah ayat 196 yang berbunyi,

‫هّٰلِل‬
ۚ ‫س ٍك‬ ُ ُ‫ص َدقَ ٍة اَ ْو ن‬ ِ ْ‫س ٖه فَفِ ْديَةٌ ِّمن‬
َ ‫صيَ ٍام اَ ْو‬ ِ ‫ضا اَ ْو بِ ٖ ٓه اَ ًذى ِّمنْ َّرْأ‬ً ‫ي َم ِحلَّ ٗه ۗ فَ َمنْ َكانَ ِم ْن ُك ْم َّم ِر ْي‬ ُ ‫س ُك ْم َح ٰتّى يَ ْبلُ َغ ا ْل َه ْد‬َ ‫ْي َواَل ت َْحلِقُ ْوا ُر ُء ْو‬ ِ ۚ ‫س َر ِمنَ ا ْل َهد‬ ْ ‫ص ْرتُ ْم فَ َما ا‬
َ ‫ستَ ْي‬ ِ ‫َواَتِ ُّموا ا ْل َح َّج َوا ْل ُع ْم َرةَ ِ ۗ فَاِنْ اُ ْح‬
‫س ِج ِد ا ْل َح َر ِام‬ ِ ‫ش َرةٌ َكا ِملَةٌ ٰۗذلِكَ لِ َمنْ لَّ ْم يَ ُكنْ اَ ْهلُ ٗه َح‬
ْ ‫اض ِرى ا ْل َم‬ َ ‫صيَا ُم ثَ ٰلثَ ِة اَيَّ ٍام فِى ا ْل َح ِّج َو‬
َ ‫س ْب َع ٍة اِ َذا َر َج ْعتُ ْم ۗ تِ ْل َك َع‬ ِ َ‫ْي فَ َمنْ لَّ ْم يَ ِج ْد ف‬ِ ۚ ‫س َر ِمنَ ا ْل َهد‬ ْ ‫ۗ فَا ِ َذٓا اَ ِم ْنتُ ْم ۗ فَ َمنْ تَ َمتَّ َع بِا ْل ُع ْم َر ِة اِلَى ا ْل َح ِّج فَ َما ا‬ 
َ ‫ستَ ْي‬

َ َ ‫َواتَّقُوا هّٰللا َ َوا ْعلَ ُم ْٓوا اَنَّ هّٰللا‬


ِ ‫ش ِد ْي ُد ا ْل ِعقَا‬
‫ب‬

“Dan sempurnakanlah ibadah haji dan umrah karena Allah. Tetapi jika kamu terkepung (oleh musuh), maka (sembelihlah) hadyu yang mudah
didapat, dan jangan kamu mencukur kepalamu, sebelum hadyu sampai di tempat penyembelihannya. Jika ada di antara kamu yang sakit atau ada
gangguan di kepalanya (lalu dia bercukur), maka dia wajib berfidyah, yaitu berpuasa, bersedekah atau berkurban. Apabila kamu dalam keadaan
aman, maka barang siapa mengerjakan umrah sebelum haji, dia (wajib menyembelih) hadyu yang mudah didapat. Tetapi jika dia tidak
mendapatkannya, maka dia (wajib) berpuasa tiga hari dalam (musim) haji dan tujuh (hari) setelah kamu kembali. Itu seluruhnya sepuluh (hari).
Demikian itu, bagi orang yang keluarganya tidak ada (tinggal) di sekitar Masjidilharam. Bertakwalah kepada Allah dan ketahuilah bahwa Allah
sangat keras hukuman-Nya.”

Adapun hadits yang menjelaskan kewajiban ibadah haji yaitu, Diriwaytkan dariBukhari dan Muslim, Nabi SAW bersabda, 

،ِ‫س ْو ُل هللا‬ُ ‫ش َها َد ِة َأنْ الَ ِإلَهَ ِإالَّ هللاُ َوَأنَّ ُم َح َّمدًا َر‬
َ :‫س‬ ٍ ‫سالَ ُم َعلَى َخ ْم‬ ْ ‫ (بُنِ َي اِإل‬:‫سلَّ َم يَقُ ْو ُل‬
َ ‫صلَّى هللاُ َعلَ ْي ِه َو‬ َ :‫ض َي هللاُ َع ْن ُه َما قَال‬
َ ‫س ِمعْتُ النَّبِ َّي‬ ِ ‫ب َر‬ َ ‫عَنْ َأبِ ْي َع ْب ِد ال َّر ْح َم ِن َع ْب ِد هللاِ ْب ِن ُع َم َر ْب ِن‬
ِ ‫الخطَّا‬
‫سلِ ٌم‬ْ ‫ضانَ ) َر َواهُ ا ْلبُ َخا ِر َو ُم‬َ ‫ص ْو ِم َر َم‬ َ ‫ َو‬،‫ت‬ ِ ‫ َو َح ِّج البَ ْي‬،‫ َوِإ ْيتَا ِء ال َّز َكا ِة‬،‫صالَ ِة‬َّ ‫َوِإقَ ِام ال‬

Dari Abdullah bin Umar radhiyallahu ‘anhuma dia berkata: ”Rasulullah SAW bersabda: ”Islam itu dibangun di atas lima dasar: persaksian
(syahadat) bahwa tidak ada sesembahan yang berhak disembah kecuali Allah SWT dan Muhammad adalah utusan Allah, menegakkan shalat,
menunaikan zakat, haji (ke Baitullah) dan puasa di bulan Ramadhan.”
 

Syarat wajib haji

Syarat haji adalah syarat yang harus dipenuhi seseorang untuk menunaikan ibadah haji. Jika seseorang tersebut tidak memenuhi syarat haji,
maka ia tidak diwajibkan untuk melakukan ibadah haji. Berikut adalah syarat-syarat haji:

 Beragama Islam
 Berakal sehat
 Sehat secara jasmani dan rohani. Sehat dan kuat untuk menjalankan ibadah haji, memahami ritual haji dan kesiapan mental karena ibadah
haji merupakan ibadah yang dilakukan selama berhari-hari.
 Baligh, mencapai usia dewasa
 Merdeka, bukan seorang budak
 Mampu, baik secara fisik, mental dan juga materi. Ibadah haji akan membutuhkan biaya perjalanan yang tidak murah. Jika seseorang harus
menjual satu-satunya sumber kehidupan yang dimiliki, maka hal itu tidak dibolehkan karena akan mendatangkan banyak mudharat bagi
seseorang tersebut dan keluarganya. Selain itu, orang yang ingin melaksanakan ibadah haji juga harus menyiapkan biaya hidup untuk
keluarga yang ia tinggalkan di rumah.
Grameds dapat membaca perjalanan naik haji Niken Sari dan suaminya dalam buku Yuk, Naik Haji Sebelum Terlambat yang pada bukunya
mengatakan bahwa tidak ada hal yang mustahil di dunia ini karena Allah Maha Berkehendak terhadap segala sesuatu.
Rukun-rukun haji 
Literatur fiqih menjelaskan secara rinci tata cara melaksanakan ibadah haji. Biasanya jamaah haji akan diberikan buku panduan untuk memenuhi
rukun-rukun haji. Ketika menunaikan ibadah haji, para jamaah tidak hanya mengikuti model Nabi Muhammad, namun juga memperingati
peristiwa yang berhubungan dengan Nabi Ibrahim.

Untuk lebih memahami tata kaidah atau literatur fiqih serta tata cara dalam ibadah haji, Grameds dapat membaca buku Tuntutan Doa Ibadah
Haji & Umrah (New Edition) yang merupakan edisi terbaru untuk melengkapi edisi sebelumnya.
Berikut adalah rukun-rukun atau kegiatan yang harus dilakukan selama haji. Jika kegiatan ini tidak dilakukan maka ibadah haji tidak sah atau
batal.
1. Ihram 
Ihram adalah nama yang diberikan untuk keadaan khusus, keadaan suci yang menandai dimulainya ritual haji untuk setiap jamaah. Ihram
dimulai dengan membaca niat dan mengenakan pakaian serba putih untuk melambangkan kesucian, kebersihan. Untuk laki-laki diharuskan
mengenakan dua kain putih yang satunya dililitkan di pinggang sampai ke bawah lutut dan yang satunya disampirkan di bahu kiri. Untuk
perempuan, bisa menggunakan pakaian biasa yang menutup aurat, namun wajah dan tangan tidak boleh tertutup.

Ketika ihram ada beberapa larangan seperti tidak boleh memotong kuku, memakai parfum, mencukur rambut di bagian tubuh manapun,
melakukan hubungan seksual, membunuh hewan, menikah, memakai penutup kepala bagi jamaah laki-laki dan menutup wajah dan tangan bagi
jamaah perempuan.

Tujuan dari rukun ihram ini adalah untuk menunjukkan kesetaraan semua jamaah haji di hadapan Allah SWT tanpa ada perbedaan antara orang
kaya atau orang miskin, dan lain sebagainya. Mengenakan kain yang tidak dijahit merupakan simbol untuk menjauhkan manusia dari
kesombongan materi.  Lewat pakaian individualitas seseorang bisa terlihat dan perbedaan serta akan terciptanya penghalang yang memisahkan
manusia.

2. Wukuf 
Wukuf adalah ritual untuk berdiam diri. Tidak hanya berdiam dan tidak memikirkan apapun. Namun ketika masa wukuf hendaknya selalu
berzikir dan berdoa di Padang Arafah dari matahari terbenam sampai matahari terbit. Wukuf akan dilaksanakan pada tanggal 9 Dzulhijjah
sampai 10 Dzulhijjah.

3. Tawaf
tawaf adalah ritual yang dilakukan dengan berjalan mengelilingi ka’bah berlawanan arah jarum jam. Ketika sudah tiba di Masjidil haram, jamaah
harus melakukan tawaf kedatangan. Selama tawaf jamaah bisa mencium atau menyentuh Hajar Aswad. Mereka berkeliling seraya mengucapkan
doa. Jika jamaah tidak bisa mencium atau menyentuh Hajar Aswad karena keramaian, jamaah cukup menunjuk batu dengan tangan mereka.

Selama tawaf, jamaah tidak diperbolehkan untuk makan, namun minum dibolehkan karena selama tawaf bisa kelelahan atau dehidrasi karena
berdesak-desakan dengan banyak orang. Untuk jamaah laki-laki dianjurkan untuk memutari ka’bah pada tiga sirkuit awal dengan langkah yang
cepat, sisanya bisa berjalan dengan santai.
jika tawaf sudah selesai, jamaah langsung melakukan sholat sebanyak dua rakaat di makam Nabi Ibrahim sebuah tempat di dekat Ka’bah.
Namun, karena banyaknya jamaah haji dari berbagai negara, jamaah bisa melaksanakan sholat dua rakaat ini di dalam masjid. Biasanya setelah
sholat jamaah akan meminum air dari sumur zamzam yang tersedia di sekitar masjid.

4. Sa’i
Setelah melakukan Tawaf, kewajiban selanjutnya adalah melakukan sa’i atau berlari-lari kecil atau berjalan di antara bukit Safa dan Marwah
sebanyak tujuh kali.

5. Tahallul 
Setelah melaksanakan Sa’i, para jamaah laki-laki akan mencukur atau merapikan rambut mereka. Sedangkan untuk jamaah perempuan hanya
perlu memotong rambutnya sedikit. Ritual ini disebut dengan Tahallul. Ketika selesai melakukan Tahallul, semua larangan dalam haji boleh
dilakukan kecuali hubungan suami istri.

Tahallul dilakukan pada tanggal 10 Dzulhijjah ketika jamaah sudah melaksanakan lontar jumrah. Lontar jumrah adalah ritual melemparkan batu
kerikil pada jumrah. Lontar jumrah mengingatkan jamaah haji bahwa iblis akan selalu berusaha menghalangi orang-orang beriman yang ingin
melakukan kebaikan. 

6. Tertib
Kemudian hal terakhir yang wajib dipenuhi adalah tertib. Jamaah haji wajib melaksanakan seluruh rangkaian ibadah secara berurutan mulai dari
ihram sampai pada tahallul/cukur.

Ibadah Haji serta Umrah saat ini semakin banyak dijalankan oleh umat Islam. Oleh sebab itu, sangat penting untuk mengetahui syarat dan rukun
haji, termasuk perbedaan 4 mazhab dan detail-detailnya melalui buku Ensiklopedia Fikih Indonesia: Haji & Umrah.
Jenis-jenis haji 
Ada beberapa jenis ibadah haji yang bisa dipilih oleh calon jamaah. Jamaah haji bisa memilih jenis haji yang menurut mereka mudah untuk
dilakukan. Berikut adalah jenis-jenis haji yaitu:

1. Haji AL-ifrad 
Haji ifrad pada dasarnya mengacu pada melakukan ritual ibadah haji sendiri tanpa memerlukan hewan kurban. Seorang jamaah yang melakukan
bentuk haji ini disebut dengan Mufrid.

2. Haji Al-qiran 
Haji qiran adalah ibadah haji di mana seseorang melakukan ibadah haji dan umrah bersama-sama saat dalam keadaan ihram. jenis haji ini
memerlukan hewan kurban untuk menyelesaikan rukun-rukunnya. Seorang jamaah yang melakukan bentuk haji ini disebut Qaarin. 

3. Haji Al-tamattu 
Haji tamattu adalah ibadah haji yang paling umum. Haji ini adalah jenis haji yang dianjurkan oleh Nabi Muhammad untuk dilakukan oleh para
sahabatnya. jenis haji ini mengacu pada melakukan ritual umrah selama musim haji dan kemudian melaksanakan ritual haji antara 8 sampai 13
Dzulhijjah. Ritual umrah dan haji yang dilakukan harus dalam keadaan ihram yang terpisah. Selain itu untuk menyelesaikan haji ini diperlukan
hewan kurban. Seorang jamaah yang melakukan ibadah haji jenis ini disebut Muttamatti.

Panduan berisi tips serta informasi megnenai fikih haji dan umrah, zikir dan doa, serta perbandingan mazhab-mazhan mengenai rukun dan syarat
haji dan umrah juga dapat Grameds temukan pada buku Peta Perjalanan Haji Dan Umrah (New Edition).
Keutamaan haji 
Ibadah haji adalah salah satu ibadah yang mulia. Haji adalah rukun islam yang ke lima dan wajib ditunaikan bagi orang yang mampu.
Keutamaan haji disebutkan di dalam Al-Quran dan sunnah Nabi. Berikut adalah keutamaan dari haji:

Haji adalah amalan yang afdol 


Hal ini berdasarkan hadits yang diriwayatkan oleh Bukhari. Dari Abu Hurairah, ia berkata
‫ َما َذا قَا َل « َح ٌّج َم ْب ُرو ٌر‬ ‫ قِي َل‬. » ِ ‫يل هَّللا‬ َ ‫ قِي َل ثُ َّم َما َذا قَا َل « ِج َها ٌد ِفى‬. » ‫سولِ ِه‬
ِ ِ ‫سب‬ َ ‫ال َأ ْف‬
ُ ‫ض ُل قَا َل « ِإي َمانٌ ِباهَّلل ِ َو َر‬ ِ ‫ى اَأل ْع َم‬
ُّ ‫سُِئ َل النَّبِ ُّى – صلى هللا عليه وسلم – َأ‬ 

“Nabi SAW ditanya, “Amalan apa yang paling afdhol?” Beliau menjawab, “Beriman kepada Allah dan Rasul-Nya.” Ada yang bertanya lagi,
“Kemudian apa lagi?” Beliau menjawab, “Jihad di jalan Allah.” Ada yang bertanya kembali, “Kemudian apa lagi?” “Haji mabrur”, jawab Nabi
Muhammad SAW.”

Bagi siapa yang melakukan ibadah haji maka akan dibalas dengan surga 
Hal ini berdasarkan hadits yang diriwayatkan oleh Bukhari dan Muslim. Dari Abu Hurairah, ia berkata,

ُ‫س لَهُ َجزَ ا ٌء ِإالَّ ا ْل َجنَّة‬


َ ‫َوا ْل َح ُّج ا ْل َم ْب ُرو ُر لَ ْي‬

“Dan haji mabrur tidak ada balasan yang pantas baginya selain surga.”

Haji termasuk jihad di jalan Allah SWT 


Hal ini berdasarkan hadits yang diriwayatkan oleh Bukhari. Dari Aisyah, ia berkata,

َ ‫ لَ ِكنَّ َأ ْف‬، َ‫ َأفَالَ نُ َجا ِه ُد قَا َل « ال‬، ‫ض َل ا ْل َع َم ِل‬


‫ض َل ا ْل ِج َها ِد َح ٌّج َم ْب ُرو ٌر‬ َ ‫ نَ َرى ا ْل ِج َها َد َأ ْف‬، ِ ‫سو َل هَّللا‬
ُ ‫يَا َر‬ 

“Wahai Rasulullah, kami memandang bahwa jihad adalah amalan yang paling afdhol. Apakah berarti kami harus berjihad?” “Tidak. Jihad yang
paling utama adalah haji mabrur”, jawab Nabi SAW.”

 
Haji dapat menghapus dosa-dosa 
Selain mendapatkan jaminan surga, haji bisa menghapuskan dosa-dosa bagi hamba yang menjalankannya. Hal ini berdasarkan hadits yang
diriwayatkan oleh Bukhari. Dari Abu Hurairah, ia berkata,

ٌ ‫ متف‬.ُ‫وم ولَد ْتهُ ُأ ُّمه‬


‫ق َعلَ ْي ِه‬ ِ َ‫رجع َكي‬ ُ ‫ َولَم ي ْف‬،‫يرفُ ْث‬
َ ،ْ‫سق‬ ْ ‫حج فَلَم‬
َّ ْ‫ من‬:‫سو َل هَّللا ِ ﷺ يَقو ُل‬
ُ ‫س ِمعْتُ ر‬
َ :‫عن أبي هريرة قا َل‬

“Siapa yang melakukan haji ke Ka’bah lalu tidak berkata-kata seronok dan tidak berbuat kefasikan maka dia pulang ke negerinya sebagaimana
ketika dilahirkan oleh ibunya.”

Haji bisa menghilangkan kefakiran di dalam diri 


Hal ini berdasarkan hadits yang diriwayatkan oleh Tirmidzi. Dari Abdullah bin Mas’ud, Rasulullah SAW bersabda,

ُ‫اب ِإالَّ ا ْل َجنَّة‬


ٌ ‫س لِ ْل َح َّج ِة ا ْل َم ْب ُرو َر ِة ثَ َو‬ َّ ِ‫ب َوا ْلف‬
َ ‫ض ِة َولَ ْي‬ َّ ‫وب َك َما َي ْنفِى ا ْل ِكي ُر َخبَ َث ا ْل َح ِدي ِد َو‬
ِ ‫الذ َه‬ ُّ ‫ان ا ْلفَ ْق َر َو‬
َ ُ‫الذن‬ ِ َ‫تَابِ ُعوا َبيْنَ ا ْل َح ِّج َوا ْل ُع ْم َر ِة فَِإنَّ ُه َما َي ْنفِي‬

“Ikutkanlah umrah kepada haji, karena keduanya menghilangkan kemiskinan dan dosa-dosa sebagaimana pembakaran menghilangkan karat
pada besi, emas, dan perak. Sementara tidak ada pahala bagi haji yang mabrur kecuali surga.”

Anda mungkin juga menyukai