Anda di halaman 1dari 4

PEMBAGIAN TASYBIH

Pembagian tasybih bisa dilihat dari berbagai sisi, seperti adat, wajh, bentuk wajh, dan
urutannya.
1. Dilihat dari segi ada atau tidak adanya adat tasybih
a) Tasybih Mursal
Tasybih Mursal adalah tasybih yang adat tasybihnya disebutkan, seperti contoh:

Artinya :
bila aku rela, aku setenang air yang jelas dan bila aku marah, aku sepanas api
menyala.

Artinya:
Aku berjalan pada suatu malam yang gelap dan menakutkan bagaikan berjalan di
tengah laut.

Pada kedua syiir di atas terdapat ungkapan tasybih, yaitu

dan

. Pada kedua tasybih tersebut adat-nya disebutkan, yaitu ""

pada tasybih

pertama dan " "pada tasybih kedua.


b) Tasybih Muakkad
Tasybih Muakkad adalah salah satu bentuk tasybih yang dibuang adat tasybihnya,
seperti contoh:

Artinya:
Kemanakah tuan hendak menuju, wahai raja yang pemurah? Kami adalah tumbuhtumbuhan pegunungan dan tuan adalah mendung.

Artinya:
engkau adalah bintang yang tinggi dan terang, dapat dilihat dari timur dan barat.
Pada kedua syiir di atas terdapat ungkapan tasybih, yaitu pada ungkapan

"

dan "

"

" .

Pada kedua ungkapan tasybih tersebut tidak ada adat tasybih-nya, sehingga
dinamakan tasybih muakkad.
2. Dilihat dari segi ada atau tidak adanya wajh syibh
Dilihat dari aspek wajh syibh-nya tasybih dibagi menjadi dua kategori, yaitu:
a. Tasybih mufashshal
Tasybih mufashshal adalah tasybih yang disebut wajh syibh-nya, seperti contoh:

Artinya:
Tajamnya laksana pedang, lebatnya laksana hujan, beraninya laksana singa.
Pada ungkapan di atas terdapat tiga uslub tasybih. Pad ketiga ungkapan tasybih
tersebut wajh-syibh-nya disebut yaitu berupa kata

"

dan

""

" ""

. Dengan demikian berdasarkan kaidah ilmu

balaghah, maka tasybih tersebut dinamakan tasybih mufashshal.


b. Tasybih Mujmal
Tasybih mujmal adalah tasybih yang dibuang wajh syibh-nya, seperti contoh berikut:

Artinya:
Kemerduan suaranya yang mengalun itu sungguh bagaikan kantuk yang merayap ke
seluruh persendian orang yang mengantuk.

#
Artinya:
matahari yang bersinar itu sungguh bagaikan dinar (uang logam) yang tampak
kuning cemerlang berkat tempaan besi cetakannya.
Pada kedua contoh di atas terdapat aspek penyerupaan, sehingga ungkapan tersebut
dinamakan tasybih. Jika kita telaah kita akan mendapatkan bahwa pada ungkapan
tasybih tersebut tidak terdapat wjh syibh, sehingga ia termasuk kategori tasybih
mujmal.
3. Dilihat dari segi ada atau tidak adanya adat dan wajh syibh
a. Tasybih Baligh
Tasybih baligh adalah tasybih yang dibuang adat tasybihnya dan wjh syibh-nya,
seperti contoh:


Artinya:
Engkau matahari, engkau bulan purnama, engkau cahaya di atas cahaya.
b. Tasybih ghair-baligh
Tasybih ghair-baligh adalah tasybih yang merupakan kebalikan dari tasybih baligh.
4. Dilihat dari bentuk wajh syibh
a. Tasybih tamtsil
Tasybih tamtsil adalah tasybih yang keadaan wajh syibh-nya terdiri dari gambaran
yang dirangkai dari gambaran yang dirangkai dari keadaan beberapa hal. Contoh
tasybih tamtsil bisa kita lihat pada syiir Abu Firas al-Hamdany:

#
#

Artinya:
sungai yang memisahkan taman bunga itu pada kedua pinggirnya, bagaikan baju
sulaman yang dihamparkan, sedangkan di atasnya tergeletak sebilah pedang yang
telah terhunus dari sarungnya.
Pada syiir di atas, Abu Firas menyerupakan keadaan air sungai, yakni air yang
membelah taman menjadi dua bagian di kedua pinggirnya, yang dihiasi oleh bungabunga berwarna-warni yang tersebar di antara tumbuh-tumbuhan hijau segar,
diserupakan dengan pedang berkilau yang dihunus oleh pembuat senjata, lalu
diletakkan di atas kain sutera yang bersulamkan aneka warna. Dari paparan di atas,
kita melihat bahwa Abu Firas ingin menyerupakan suatu kejadian yang ia lihat dengan
keadaan lain yang ia bayangkan. Maka wajh syibh-nya adalah gambaran secara
menyeluruh.
b. Tasybih ghair Tamtsil
Tasybih ghair tamtsil adalah tasybih yang wjh syibh-nya tidak terdiri dari rangkaian
gambaran beberapa hal. Wajh syibh pada tasybih ghair tamtsil terdiri dari satu hal atau
mufrad. Tasybih gahir tamtsil merupakan kebalikan dari tasybih tamtsil.
5. Tasybih yang keluar dari kebiasaan
Selain jenis-jenis seperti yang telah disebutkan terdahulu, ada pula jenis tasybih yang
keluar dari dasar awal penyusunan ungkapan tasybih. Tasybih jenis ini ada dua, yaitu
tasybih dhimni dan tasybih maqlub.
a. Tasybih maqlub
Tasybih maqlub adalah suatu jenis tasybih yang posisi musyabbahnya dijadikan
musyabbah bih, sehingga yang seharusnya musyabbah dijadikan musyabbah bih, dan
yang seharusnya musyabbah bih menjadi musyabbah dengan anggapan wajh al-syibh
pada musyabbah lebih kuat, contoh:
[1]

[1] Mamat Z, Yayan N, Pengantar Ilmu Balaghah. 2007. Hal: 22-25

Anda mungkin juga menyukai