Diterbitkan oleh:
Direktorat Urusan Agama Islam dan
Pembinaan Syariah
Ditjen Bimbingan Masyarakat Islam
Kementerian Agama RI 2011
Himpunan Fatwa MUI
Tentang Faham Keagamaan
di Indonesia
Di terbitkan oleh :
<{
0
1.<1d Jauhari, M.Si
8171976121001_;1'
PENGANTAR
v
Atas dasar pertimbangan tersebut di atas, Majelis Ulama
Indonesia Pusat memandang perlu diterbitkannya buku yang
berisi fatwa-fatwa Majelis Ulama Indonesia tentang aliran
sesat di Indonesia.
DEWAN PIMPINAN
MAJELIS ULAMA INDONESIA
ttd. ttd.
vi
DAFTARISI
vii
16. Keputusan fatwa tentang Pendangkalan Agama
dan Penyalahgunaan Dalil-Dalil.................................... 87
viii
PENGANTAR
PIMPINAN KOMISI FATWA
MAJELIS ULAMA INDONESIA
~ )I ~ )I All F.
Alhamdulillah, segalapujibagi Allah SWT atas berkat dan
karunia-Nya sehingga pimpinan Komisi Fatwa MUI bekerja
sama dengan Direktorat Urusan Agama Islam dan Pembinaan
Syariah Kementerian Agama RI mampu menghadirkan
Himpunan Fatwa MUI terkait dengan masalah akidah dan
aliran keagamaan. dalam bentuk buku yang ada di hadapan
pembaca. Shalawat dan salam tercurahkan kepada N abi Besar
Muhammad SAW, pembawarisalah Islamiyyah
ix
kepada Tim Penyusun dan semua pihak yang telah memban
tuterbitnya buku ini. Terima kasih juga disampaikan
kepada seluruh unsur pimpinan dan anggota Komisi
Fatwa MUI yang telah dengan ikhlas mencurahkan waktu,
tenaga, dan pikirannya untukmelakukanijtihadkolektifsehingga
fatwa yang terdapat dalam buku ini dapat dirampungkan.
KOMISI FATWA
MAJELIS ULAMA INDONESIA
Ketua Sekretaris
ttd ttd
X
PEDOMAN DAN PROSEDUR PENETAPAN FATWA
MAJELIS ULAMA INDONESIA
MUQADDIMAH
xi
segera dapat diatasi. Hal tersebut sejalan dengan firman Allah
SWT:
l..A ~~ ~)~ i.SJ.fl\j ~.::.A~ll 6~ tJjJ~t lA 6_$.:0~~ 6:~l\ ~~
xii
Pedoman penetapan fatwa yang ditetapkan berdasarkan
SK Dewan Pimpinan Majelis Ulama Indonesia nomor: U-596/
MUI/X/1997 tanggal 2 Oktober 1997 (penyempumaan dari
pedoman berdasarkan keputusan Sidang Pengurus Paripur-
na Majelis Ulama Indonesia tanggal 7 Jumadil Awwal 1406
H./18 Januari 1986 M.) dipandang sudah tidak memadai lagi.
Atas dasar itu, kiranya Majelis Ulama Indonesia perlu segera
mengeluarkan pedoman baru yang memadai, cukup sempuma,
serta transparan yang mengatur prosedur, mekanisme, dan sis-
tern pemberian jawaban masalah keagamaan.
BABI
KETENTUAN UMUM
xiii
4. Komisi adalah Komisi Fatwa Majelis Ulama Indonesia
atau Komisi Fatwa Majelis Ulama Indonesia Daerah.
5. Anggota Komisi adalah anggota Komisi Fatwa
berdasarkan ketetapan Dewan Pimpinan.
6. Rapat adalah rapat Komisi Fatwa yang dihadiri oleh
anggota Komisi dan peserta lain yang dipandang perlu
untuk membahas masalah hukum yang akan difatwakan.
7. Fatwa adalahjawaban atau penjelasan dari ulama mengenai
masalah keagamaan dan berlaku untuk umum.
8. Fatwa adalah fatwa MUI tentang suatu masalah
keagamaan yang telah setujui oleh anggota Komisi dalam
rap at.
9. Ijma' ialah kesepakatan para ulama tentang suatu masalah
agama.
10. Qiyas ialah pemberlakukan hukum asal pada furu'
disebabkan kesatuan (kesamaan) 'illat hukum.
11. Istihsan ialah pemberlakukan maslahat juz'iyah ketika
berhadapan dengan kaidah umum.
12. Istishlaahi/Maslahah mursalah ialah kemaslahatan yang
tidak didukung oleh nashsh syar'i tertentu.
BABII
DASAR UMUM DAN SIFAT FATWA
xiv
2. Aktivitas penetapan fatwa dilakukan secara kolektif oleh
suatu lembaga yang dinamakan Komisi Fatwa.
3. Penetapan fa twa bersifat responsif, proaktif, dan
antisipatif.
BABIII
METODE PENETAPAN FATWA
XV
5. Penetapan fa twa harus senantiasa memperhatikan
kemaslahatan umum (mashalih 'ammah) dan maqashid
al-syari 'ah.
BABIV
PROSEDUR RAPAT
xvi
6. Selama proses rapat, Sekretaris dan/atau Wakil Sekretaris
Komisi mencatat usulan, saran dan pendapat anggota
Komisi untuk dijadikan Risalah Rapat dan bahan fatwa
Komisi.
7. Setelah melakukan pembahasan secara mendalam
dan komprehensif serta memperhatikan pendapat dan
pandangan yang berkembang, rap at menetapkan Fatwa.
8. Keputusan Komisi sesegera mungkin dilaporkan kepada
Dewan Pimpinan untuk dipermaklumkan kepada
masyarakat atau pihak-pihak yang ber-sangkutan.
BABV
FORMAT FATWA
xvii
d. Diktum, memuat:
1) substansi hukum yang difatwakan, dan
2) rekomendasi dan/atau jalan keluar, jika
dipandang perlu
BABVI
KEWENANGAN DAN WILAYAH FATWA
xviii
4. J ika karena faktor-faktor tertentu fa twa MUI sebagaimana
dimaksud nomor 3 tidak dapat dilaksanakan, MUI
Daerah boleh menetapkan fatwa yang berbeda setelah
berkonsultasi dengan MUI.
BABVII
PENUTUP
xix
4. Surat Keputusan ini berlaku sejak tanggal ditetapkan;
dengan ketentuan bila di kemudian hari terdapat keke-
liruan dalam Surat Keputusan ini, akan disempumakan
sebagaimana mestinya.
Jakarta, 22 Syawal1424 H
16 Desember 2003 M
Ketua Sekretaris
ttd ttd
Prof. Dr. KH. Syeichul Hadi Pennono, MA HM. Asrorun Ni'am Sholeh, MA
Ketua Sekretaris
ttd ttd
XX
PEDOMAN IDENTIFIKASI ALIRAN SESAT
MUKADDIMAH
~)\~)\~\~
BABI
KETENTUAN UMUM
Dalam keputusan ini yang dimaksud dengan :
1. Mejelis Ulama Indonesia (MUI Pusat) adalah MUI
yang berkedudukan di lbukota Negara Indonesia
Jakarta
2. Majelis Ulama Indonesia Daerah (MUI Daerah)
adalah MUI Propinsi yang berkedudukan di ibukota
Propinsi, termasuk Majelis Permusyawaratan Ulama
(MPU) di Provinsi N anggroe Aceh Darussalam dan
MUI Kabupaten/Kota yang berkedudukan di ibukota
Kabupaten/Kota
BABII
DASAR DAN SIFAT PENETAPAN
BABIII
METODE PENETAPAN ALIRAN SESAT
BABIV
PROSEDUR RAPAT
c. Diktum, memuat:
BABVI
KRITERIA SESA T
Suatu faham atau aliran keagamaan dinyatakan sesat
apabila memenuhi salah satu dari kriteria berikut :
1. Mengingkari salah satu dari rukun iman yang 6 (enam)
yakni beriman kepada Allah, kepada Malaikat-Nya,
kepada kitab-kitab-Nya, kepada Rasul-Rasul-Nya,
kepada hari Akhirat, kepada Qadla dan Qadar dan
rukun Islam yang 5 (lima) yakni mengucapkan dua
kalimah syahadat, mendirikan shalat, mengeluarkan
zakat, berpuasa pada bulan ramadhan, menunaikan
lbadah haji.
2. Meyakini dan atau mengikuti aqidah yang tidak sesuai
dengan dalil syar'i (al-Quran dan Assunah);
3. Meyakini turunnya wahyu setelah al-Qur'an.
4. Mengingkari otentisitas dan atau kebenaran 1st Al-
Quran;
5. Melakukan penafsiran al-Qur' an yang tidak berdasarkan
kaidah-kaidah tafsir;
BAB VII
KEWENANGAN DAN WILA YAH PENETAPAN
Ditetapkan di :Jakarta
Pada tanggal : 25 Syawal 1428 H
6 Nopember 2007
Ttd. Ttd.
Masyarakat.
Orrnas Islam,
MUI Daerah,
MU1 Pusat
l PMyomp,;.,
Us ulan
1''"' """
Internal untuk
Penelitian/
Penyelidikan
I Komisi
I -
Pengkaiian Penyerahan
MUT Pusat
Hasil
L
Penelitian/
Penyelidikan
Dewan
Pemberian
Pimpinan
I
Rekomendasi
untuk Taus hi yah
Penelitian/
Penyelidikan
I
Ulang
--..,r- Tidak
memerluka
n Fatwa
Memerlukan
Fatwa
I I
r+A
KEPUTUSAN FATWA
MAJELIS ULAMA INDONESIA
Tentang
ALIRAN AHMADIYAH
~ )\ ~ )\ ..&\ F-
~~ ~
/ ..
-/ 41.),1\ 0 J r-' J
(40:yl.r-\'l)
Memperhatikan :
1. Keputusan Majma' al-Fiqh al-Islami Organisasi
Konferensi Islam (OKI) Nomor 4 (4/2) dalam Muktamar
II di Jeddah, Arab Saudi, pada tanggal 10-16 Rabi' al-
Tsani 1406 H./22-28 Desember 1985 M tentang Aliran
Menetapkan :
FATWA TENTANG ALIRAN AHMADIYAH
1. Menegaskan kembali fatwa MUI dalam Munas II Tahun
1980 yang menetapkan bahwa Aliran Ahmadi yah berada
di luar Islam, sesat dan menyesatkan, serta orang Islam
yang mengikutinya adalah murtad (keluar dari Islam).
2. Bagi mereka yang terlanjur mengikuti AliranAhmadiyah
supaya segera kembali kepada ajaran Islam yang haq
(al-ruju' ila al-haqq), yang sejalan dengan al-Qur'an dan
al-Hadis.
Ketua Sekretaris
ttd ttd
FATWAALIRAN AHMADIYAH
9 Koran Badr adalah juga Koran resmi terbitan Ahmadi yah ketika itu.
10 Majalah al-Furqon terbitan Januari 1942 yang mengutip langsung Koran al-
Hakam tanggall8 Juli 1908.
11 Syafi R. Batuah, Op. Cit., h. 21.
12 Ahmadiyah Qodiyan pada awalnya berkedudukan di Qodiyan (India) namun
dengan pecahnya India dan Pakistan, pusat gerakannya kemudian berpindah ke
Rabwah (Pakistan). Setelah Mirza Basyiruddin Mahmud Ahmad meninggal
dunia pada 8 Nopember 1965, maka dipilihlah Mirza Nasir Ahmad menjadi
Khalifal al-Masih III hingga wafatnya 9 Juni 1982. Saat ini Ahmadiyah Qodiyan
dipimpin oleh Mirza Tahir Ahmad, sebagai Khalifah al-Masih IV.
13 Lihat Da 'watul Amir, h. 42-56.
14 Pedoman Besar Gerakan Ahmadiyah Indonesia, Benarkah Ahmadiyah Sesat ? :
Suatu Tanggapan, (Yogjakarta : PB GAl, 2002), h. 6.
15 Ibid., h. 6.
16Jbid., h. 7.
17 Syafi R. Batuah, Op. Cit., h. 5.
Kesesatan Ahmadiyah
Artinya:
Muhammad itu sekali-kali bukanlah bapak dari
seorang laki-laki di antara kamu, tetapi dia adalah
Rasulullah dan penutup nabi-nabi; dan adalah Allah
Maha Mengetahui segala sesuatu.
I~.J
:. ~~~ ~~ _) I wl ·~'I I. ·I
~ ~
L..
Terjemahnya:
"(163) Sesungguhnya Kami mengutus Ahmad kepada
kaumnya, maka mereka berpaling dan berkata: Pendusta
yang sombong, dan mereka bersaksi atasnya, dan
mengalir seperti air yang tercurah. "(Tadzkirah, h.385)
~\ ~\ ~)\ ~ 9~ ~}!9~ ~~
Terjemahnya:
"(15) Wahai Ahmad-Ku, kamu adalah tujuan-Ku dan
bersama-Ku - (16) Kamu memiliki kedudukan mulia
di hadapan-Ku - (17) Aku memilihmu untuk diri-Ku
- (18) Katakanlah: jika kalian mencintai Allah maka
ikutilah aku, niscaya Allah akan mencintai kalian dan
mengampuni dosa-dosa kalian dan menyayangi kalian
dan Dia adalah Dzat Maha Penyayang di antara para
penyayang." (Tadzkirah, h.224)
Terjemahnya:
"(2) Wahai Ahmad (Mirza Ghulam Ahmad) Allah telah
memberkatimu - Bukan kamu yang melempar ketika
kamu melempar, tetapi Allah-lah yang melempar -. "
(Tadzkirah, h.241)
Terjemahnya:
"(1) Wahai Ahmad (Mirza Ghulam Ahmad) Allah telah
memberkahimu - (2) (Tuhan) Yang Maha Pemurah,
Yang telah mengajarkan AI Qur 'an."
(Tadzkirah, h.223)
DEWAN PIMPINAN
MAJELIS ULAMA INDONESIA
Ketua, Sekretaris,
ttd ttd
~)\ ~)\..&\ ~
DEWAN PIMPINAN
MUSYAWARAH NASIONAL II
MAJELIS ULAMA INDONESIA
Ketua, Sekretaris,
Ttd. Ttd.
PROF. DR. HAMKA DRS. H. KAFRAWI
~)\~)\..&\~
Memperhatikan :
Pertama, Bahwa faham Islam Jama'ah mulai ada di
Indonesia sekitar tahun 70-an. Karena ajarannya sesat dan
menyesatkan serta menimbulkan keresahan di masyarakat,
faham ini dilarang oleh pemerintah pada tahun 1971. Larangan
pemerintah tersebut tidak diacuhkan. Mereka terus beroperasi
dengan berbagai nama yang terus berubah hingga memuncak
pada sekitar 1977-1978.
Kedua, Faham ini menganggap bahwa umat Islam yang
tidak termasuk Islam Jama'ah adalah termasuk 72 golongan
yang pasti masuk neraka, umat Islam harus mengangkat
"Amirul Mukmini" yang menjadi pusat pimpinan dan harus
mentaatinya, umat Islam yang masuk golongan ini harus
dibai'at dan setia kepada "Amirul Mukminin" dan dijamin
masuk surga, ajaran Islam yang sah dan boleh dituruti hanya
ajaran Islam yang bersumber dari "Amirul Mukminin".
MEMUTUSKAN
Menyatakan :
Pertama, bahwa ajaran Islam Jama'ah, Darul Hadits
(atau apapun nama yang dipakainya) adalah ajaran yang
sangat bertentangan dengan ajaran Islam yang sebenamya dan
penyiarannya itu memancing-memancing timbulnya keresahan
yang akan mengganggu kestabilan Negara
Kedua, menyerukan agar Ummat Islam berusaha
mengindahkan saudara-saudara kita yang tersesat itu untuk
kembali kepada ajaran agama Islam yang mumi dengan dasar
niat dan keinginan menyelamatkan sesama hamba Allah yang
telah memilih Islam sebagai Agamanya dari kemurkaan Allah
SWT.
Ketiga, agar umat Islam lebih meningkatkan kegiatan
dakwah Islamiah melalui media pengajian atau media lainnya,
terutama terhadap para remaja, pemuda, pelajar, seniman, dan
lain-lain, yang sedang haus terhadap siraman agama Islam
yang mumi terutama kepada calon-calon pengikut Islam
Jama'ah dalam tahap pertama, dengan metode atau cara-cara
penyampaian yang lebih sesuai dengan umat yang dihadapi.
~)I~)I..&IF-
Menimbang:
a. Bahwa dengan adanya keputusan dari beberapa Majelis
Ulama Daerah Tingkat I tentang Darul Arqam, Keputusan
Kejaksaan Agung RI tentang larangan beredar buku
Aurad Muhammadiyah, pegangan Darul Arqam, dan
Instruksi Jaksa Agung RI tentang tindakan pengamanan
terhadap larangan beredamya buku berjudul "Presiden
Soeharto Ikut Jadwal Allah", serta tanggapan dan reaksi
masyarakat yang dimuat dalam media massa atau yang
ditujukan langsung kepada Majelis Ulama Indonesia,
maka Majelis Ulama Indonesia berkewajiban mengambil
sikap terhadap faham tersebut.
b. Bahwa untuk memelihara kemumian aqidah Islamiyah
dan memperkokoh ukhuwah Islamiyah dalam rangka
memantapkan Keamanan, ketertiban, dan stabilitas
Memperhatikan :
1. Keputusan Majelis Ulama Indonesia daerah Tingkat I
Aceh Nomor: 450/079/SK/1992 tentang Darul Arqam
2. Keputusan Majelis Ulama Indonesia Tingkat I Sumatra
Barat tanggal 22 Syawal 141 0 HI 17 Mei 1990 ten tang
DarulArqam
3. Keputusan Majelis Ulama Indonesia Daerah Tingkat I
Riau Nomor: 081/MUI/Riau/ IV/1994 tanggal 18 April
1994 tentang Darul Arqam dan Yayasan AI-Arqam
4. Keputusan Majelis Ulama Indonesia Daerah Tingkat I
Sumatera Selatan tanggal 22 Juni 1992 tentang dukungan
terhadap keputusan Majelis Ulama Indonesia Daerah
Tingkat I Sumatera Barat.
5. Keputusan Komisi Fatwa Majelis Ulama Indonesia
tanggal 1 Agustus 1992 dan diperkuat dalam rapatnya
tanggal 6 Agustus 1994.
6. Kesepakatan Silaturahmi Nasional Majelis Ulama
Indonesia Daerah Tingkat I seluruh Indonesia tanggal 16
Juli 1994 di Pekanbaru Riau.
Memperhatikan Lagi :
1. Keputusan Jaksa Agung RI Nomor : Kep- 016/J.A/
01/1993 tangga129 Januari 1993 tentang larangan
Mengingat:
1. Pancasila dan UUD 1945
2. Pedoman Dasar dan Pedoman Rumah Tangga, serta
Pedoman Penetapan Fatwa Majelis Ulama Indonesia
Mendengar:
1. Penjelasan Menteri Agama/Ketua Dewan Pertimbangan
Majelis Ulama Indonesia
2. Penjelasan Ketua Umum Majelis Ulama Indonesia dan
Ketua Komisi Fatwa 'Majelis Ulama Indonesia
MEMUTUSKAN
Menetapkan :
1. Mendukung sepenuhnya Keputusan Majelis Ulama
Indonesia Daerah Istimewa Aceh, Majelis Ulama
Indonesia Tingkat I Sumatera Barat, Majelis Ulama
Indonesia Daerah Tingkat I Sumatera Selatan, Majelis
Ulama Indonesia Daerah Tingkat I Riau, dan Keputusan
Rapat Komisi Fatwa Majelis Ulama Indonesia, serta
memperkuat kesepakatan Silaturahmi Nasional Majelis
Ulama Indonesia dan Majelis Ulama Indonesia Daerah
Tingkat 1, Tanggal 16 Juli 1994 di Pekanbaru, yang pada
intinya menyatakan bahwa Ajaran Darul Arqam adalah
ajaran yang menyimpang dari Aqidah Islamiyah.
2. Mendukung sepenuhnya Keputusan Jaksa Agung RI
Nomor: Kep. 016 J.A/0111993 tanggal 29 Januari 1993
tentang larangan beredamya bukuAurad Muhammadiyah
pegangan Darul Arqam, oleh Ustaz Azhari Muhammad,
penerbit Penerangan Al-Arqam- Malaysia dan Instruksi
Jaksa Agung No : INS-006/J.A/08/1994 tanggal 9
Agustus 1994, tentang tindakan pengamanan terhadap
larangan beredamya buku berjudul "Presiden Soeharto
DEWAN PIMPINAN
MAJELIS ULAMA INDONESIA
~)1~)1~1~
Memperhatikan :
Di sementara daerah Indonesia dewasa ini diketahui
adanya aliran yang tidak mengakui hadits Nabi Muhammad
SAW sebagai sumber hukum Syariat Islam seperti yang ditulis
antara lain oleh saudara Irham Sutarto (Karyawan PT Unilever
Indonesia di Jakarta).
Menimbang
Bahwa Hadis Nabi Muhammad SAW adalah salah satu
sumber Syari'at Islam yang wajib dipegang oleh Umat Islam,
berdasarkan:
Ayat-ayat al-Qur'an antara lain:
Surat al-Hasyr: 7
Surat An Nahl : 44
c ~· :
J
J J.
~
~
~.
' ~of>- ~ ~+:
~ 0 ~
, :P ..... ' J
ill1 r? G. ~ ~) ~ ~~ ~ ~~
...-. Jo :P ' :P '
"Aku telah meninggalkan pada kamu dua hal. Kamu tidak akan
sesat selama berpegang padanya: Kitab Allah dan Sunnahku. "
(Riwayat al-Hakim dan Malik).
Mengingat:
Pendapat-pendapat para anggota Komisi Fatwa Majelis Ulama
Indonesia.
MEMUTUSKAN
Menetapkan :
1. Aliran yang tidak mempercayai hadis Nabi Muhammad
SAW sebagai sumber hukum syari' at Islam, adalah sesat
menyesatkan dan berada di luar agama Islam.
2. Kepada mereka yang secara sadar atau tidak, telah
mengikuti aliran tersebut agar segera bertaubat.
DEWAN PIMPINAN
MAJELIS ULAMA INDONESIA
Ketua, Sekretaris,
ttd ttd
Jama'ah
1) Jama' ah menurut logat ialah : lebih dan dua orang.
2) Menurut istilah, jama'ah berarti : Himpunan paling sedikit
dua orang untuk melaksanakan shalat jima waktu. Pada
shalat biasa hukumnya sunat mu' akkad. Dalam shalat Jum'
at menjadi rukun Jum' at. Ada pula yang berpendapat bahwa
betjamaah dalam shalat lima waktu hukumnya fardhu
kifayah. Shalat betjama'ah pahalanya berlipat ganda dan
shalat sendirian, betjama'ah dianjurkan oleh agama Islam.
3) Jama'ah di dalam kemasyarakatan ialah bekerja bersama-
sama untuk menegakkan amar ma'ruf nahi munkar,
tolong menolong dalam bidang sosial dan menghindari
perpecahan
Khalifah
1) Khalifah menurut logat berarti : Wakil
2) Menurut Istilah, berarti orang yang dipilih oleh jama'ah
untuk menjadi pemimpin mereka
3) Khalifah menurut sejarah ialah Kepala Pemerintahan
Islam pada zaman sahabat, yaitu dengan bai'at sebagai
pemyataan setia dan penduduknya dengan jalan pilihan.
Sesudah masa sahabat, sebutan khalifah dipergunakan
untuk sebutan kepala Pemerintahan tetapi tidak melalui
pilihan (kerajaan)
Bai'at
1) Bai'at menurut logat ialah jabatan tangan sebagai
manifestasi persetujuan.
2) Menurut istilah, berarti pengakuan setia dri pengikut
kepada pemimpin yang diikutinya. Sebagaimana bai' at
itu berlaku dalam kemasyarakatan seperti diterangkan
di atas, juga dipergunakan di dalam lingkungan, tariqut.
Begitu pula di beberapa golongan pada zaman Belanda
seperti Serikat Islam mempergunakan kata bai 'at.
KOMISI FATWA
MAJELIS ULAMA INDONESIA
Ketua, Sekretaris,
ttd. ttd.
~)I~)I~IF
MEMUTUSKAN
Memfatwakan:
Setiap usaha pendangkalan agama dan penyalahgunaan
dalil-dalil adalah merusak kemumian dan kemantapan hidup
heragama. Oleh karena itu, Majelis Ulama Indonesia hertekad
menanganinya secara serius dan terus menerus.
DEWAN PIMPINAN/
MUSYAWARAH NASIONAL II
MAJELIS ULAMA INDONESIA
ttd ttd
KEPUTUSAN FATWA
MAJELIS ULAMA INDONESIA
NOMOR: 7/MUNAS VII/MUI/1112005
TENTANG
Menimbang:
• •
(85 :01~ Jl) 0:~GJI ~ ~~';;\
/ ~:: '{
c..,r-J ) o/..r:-·Ul J/Cui ill1
... "" Q ""' :; /
~ ~ ~151>- W•; ~
· ;y)
~ -~/
f. '{J ~~ ill1 ~i w
,.. 0 ... ... :; .... ... / J.
r~!'-
0. 0 ' • 0 0 '
Memperhatikan :
Pendapat Sidang Komisi C Bidang Fatwa pada Munas
VII MUI 2005.
Dengan bertawakkal kepada Allah SWT
MEMUTUSKAN
MENETAPKAN :
FATWA TENTANG PLURALISME, LIBERALISME,
DAN SEKULAR-ISME AGAMA
ttd, ttd,
Ketua, Sekretaris,
ttd. ttd.
Tentang
Memperhatikan:
Pertama, Surat dari Ir. Andan Nadriasta tanggal, 4
Oktober 1997 yang bertanya dan mengharapkan ada penjelasan
dari Majelis Ulama Indonesia tentang ajaran kelompok
pengajian yang dipimpin oleh lbu Lia Aminuddin, Jln. Mahoni
30 Jakarta Pusat 10460 Telp. 4207420-4247218. Dalam surat
itu dinyatakan, antara lain, bahwa Ibu Lia Aminuddin ditemani
(didampingi) oleh Malaikat Jibril. Pengajian atau ajaran
yang disampaikan Ibu Lia itu pada hakikatnya adalah ajaran
yang dibawa Malaikat Jibril melalui Ibu Lia. Hal demikian,
menurut pengirim surat, jelas dapat meresahkan umat karena
bertentangan dengan akidah Islam;
Kedua, Penjelasan Ibu Lia Aminuddin kepada Sekretaris
Komisi Fatwa MUI pada Selasa, 4 Nopember 1997, bahwa
benar ia didampingi dan mendapat ajaran dari Malaikat Jibril.
Ketiga, Penjelasan Ibu Lia Aminuddin dalam Sidang
Komisi Fatwa tanggal 11 Nopember 1997, yang antara lain,
mengatakan:
Menimbang:
Pertama, bahwa akidah (aqidah) dalam ajaran Islam
mempunyai kedudukan sangat penting dan harus didasarkan
pada dalil-dalil qat'iy, oleh karena itu, akidah tersebut harus
dijaga dan dilindungi kemumiannya.
Mengingat:
Salah satu rukun Iman dalam sistem akidah Islam - yang
wajib diyakini dan menj adi akidah setiap muslim- adalah iman
kepada malaikat. Cukup banyak ayat al-Qur'an menjelaskan
hal ini: antara lain firman Allah:
~ ""' Sl """"' 0
(27-26 :~1)
~~ Jj~
(50 :~1)
''Mereka (malaikat) takut kepada Tuhan mereka yang di atas mereka
dan melaksanakan apa yang diperintahkan (kepada mereka) "
(QS. An-Nahl [ 16]: 50)
(6 :f~l)
" mereka (malaikat) tidak mendurhakai Allah terhadap apa
yang diperintahkan-Nya kepada mereka dan selalu mengerjakan
apa yang diperintahkan" (at-Tahrim [66]: 6).
(~
"Bagaimana aku tidak malu terhadap seorang laki-laki yang
malaikat pun malu terhadapnya" (HR. Muslim).
Bahwa malaikat itu merasa sakit (tidak suka, terganggu)
dengan hal-hal yang tidak disenangi (makruh), misalnya bau
tidak sedap; demikian juga anjing dan patung, sebagaimana
halnya manusia. Nabi menjelaskan:
U \SI;. ~ Jw ~/J ~~ ~ ~
C /";. ~ L~/J
"/ r-
/ /
o..... ... ~ J
Firman Allah:
:~1) 0~ lJ
..... ,.,.,. .,..
r~_s-
.J. 0 0 tJI .,..
"Dan tidak ada bagi seorang manusia pun bahwa Allah berkata-
kata dengan dia kecuali dengan perantaraan wahyu atau di
belakang tabir atau dengan mengutus seorang utusan (malaikat)
lalu diwahyukan kepadanya dengan seizin-Nya apa yang Dia
kehendaki. Sesungguhnya Dia Maha Tinggi lagi Maha Bijaksana"
(QS. Asy-Syura [42]: 51).
J /. ,., / / /Q / I) .....
/ / /
MEMUTUSKAN
Memfatwakan :
Doa Keyakinan atau akidah tentang malaikat, termasuk
malaikat Jibril, baik mengenai sifat dan tugasnya harus
didasarkan pada keterangan atau penjelasan dari wahyu (Al-
Qur'an dan Hadis). Tidak ada satupun ayat maupun hadis
yang menyatakan bahwa malaikat Jibril masih diberi tugas
oleh Allah untuk menurunkan ajaran kepada umat manusia,
baik ajaran baru atau ajaran yang bersifat penjelasan terhadap
ajaran agama yang telah ada. Hal ini karena ajaran Allah telah
sempuma. Pengakuan seseorang bahwa dirinya didampingi dan
mendapat ajaran keagamaan dari malaiakt Jibril bertentangan
dengan Al-Qur'an. Oleh karena itu, pengakuan itu dipandang
sesat dan meyesatkan.
Menghimbau kepada :
1. lbu LiaAminudin (danjama'ahnya), dan orang lain yang
memiliki keyakinan serupa, yakni keyakinan bahwa
dirinya mendapat ajaran agama dari malaikat Jibril, agar
kembali dan mendalami ajaran Islam, terutama dalam
bidang akidah, dengan memahami dan mempelajari al-
Qur'an dan hadis kepada ulama, dan menurut kaidah-
kaidah yang telah dirumuskan dan diakui kebenarannya
oleh para ulama sebagai pedoman dalam mempelajari
Al-Qur'an dan hadis.
DEWAN PIMPINAN
MAJELIS ULAMA INDONESIA
ttd ttd
MEMUTUSKAN
Memfatwakan:
Setiap usaha pendangkalan agama dan penyalahgunaan
dalil-dalil adalah merusak kemumian dan kemantapan hidup
heragama. Oleh karena itu, Majelis Ulama Indonesia hertekad
menanganinya secara serius dan terns menerus.
Ditetapkan :
Jakarta, 17 Rajah 1400 H
1 Juni 1980 M
DEWAN PIMPINAN/
MUSYAWARAH NASIONAL II
MAJELIS ULAMA INDONESIA
Ketua Sekretaris
ttd. ttd.
Ten tang
Menimbang:
$} /
"' ,. ,
* / ,. .... /
r-J
, -
l, < l
/ / ~ ;" ,.
/ /_ ,., / J / S) /
~lS') --~1)
...
~lL.a.JI itil)
.,.. ,..
/
~~~J ~~ I~ .:>i)
kl.ll ) ~ .:..4:..)
~
. ~L,a:.' ) r~)
0
' '
-~ ::il ~0
~
~)
'
(~J~
Memperhatikan :
1. Penjelasan Hasil kajian Komisi Pengkajian MUI tentang
paham dan ajaran aliran al-Qiyadah a!- Islamiyah pada
rapat Komisi Fatwa tanggal29 september 20070
MEMUTUSKAN
Menetapkan :
FATWA TENTANG ALIRAN AL-QIYADAH AL-ISLAMIYAH
Pertama:
Aliran al-Qiyadah al-Islamiyah yang mengajarkan
ajaran, antara lain:
1. Adanya syahadat baru, yang berbunyi: "Asyhadu alia if-
aha ilia Allah wa asyhadu anna masih a/- Mau 'ud Rasul
Allah",
2. Adanya nabi/rasul baru sesudah Nabi Muhammad SAW,
3. Belum mewajibkan shalat, puasa dan haji,
Adalah bertentangan dengan ajaran Islam.
Kedua:
Ajaran al-Qiyadah al-Islamiyah tersebut adalah sesat
dan menyesatkan serta berada di luar Islam, dan orang yang
mengikuti ajaran tersebut adalah murtad (keluar dari Islam).
Ketiga:
Bagi mereka yang telanjur mengikuti ajaran al-Qiya-
dah al-Islamiyah supaya bertobat dan segera kembali kepada
ajaran Islam (al-ruju' ila alhaq), Ajaran aliran al-Qiyadah al-
Keempat:
Pemerintah berkewajiban untuk melarang penyebaran paham
dan ajaran a!- Qiyadah al-Islamiyah, menutup semua tempat
kegiatan serta menindak tegas pimpinan aliran tersebut sesuai
dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku.
Ketua Sekretaris
ttd ttd
2. Ahmadiyyah Qadyaniyyah
• Pendiri Mirza Ghulam Ahmad
Aktif Sejak 1889 di Pakistan, masuk
Indonesia 1924.
• Menganggap Mirza Ghulam Ahmad sebagai nabi.
• Ditetapkan sebagai Jama'ah di luar Islam dalam
Munas II 1980, Munas VII 2005
4. Darul Arqam
Fatwa MUI tahun 1994 mendukung sepenuhnya
Keputusan MUI Daerah Istimewa Aceh, MUI tingkat I
Sumsel, MUI tingkat I Riau diperkuat dalam silaturrahim
N asional di Pekan Baru 1994 yang intinya Darul Arqam
adalah ajaran yang menyimpang dari aqidah Islam.
5. Aliran Yang Menolak Sunnah/Hadits Rasul
Fatwa tahun 1983 menyatakan aliran ini adalah sesat dan
menyesatkan dan berada di luar Agama Islam.
6. Jama'ah Khalifah Dan Baiat
Fatwa 1987 menyatakan bahwa di kalangan umat Islam
ada keyakinan dan pemahaman agak menyimpang,
seperti wajib hukumnya baiat kepada Imam Jamaah
Muslimin Hizbullah.
9. AI-Qiyadah AI-Islamiyah
• Pemimpin : Ahmad Mushaddeq
• Aktif: Sejak 2001
• Fatwa sesat MUI: 2007
• Tidak menjalankan rukun Islam: salat sekali sehari
hanya malam hari, tidak wajib puasa, zakat, haji
• Menganggap musyrik otang di luar Al-Qiyadah
• Punya rasul baru : Ahmad Mushaddeq bergelar
Almasih Almaw'ud
• Syahadat baru : Ashadu ala Illa Ha Hallah, Wa
asyhadu anna Almasih Almaw'ud Rasulullah
Menimbang:
1. Ajaran Ahlussunnah adalah Ajaran dan jalan Rasulullah
shallallahu 'alaihi wasallam, keluarga dan Sahabatnya
hingga hari kiamat. (Qs An-Nisa' 115 dan Al-Hasyr 7)
13. Pada poin ke-5 tentang Syi' ah Imamiyah (yang di Iran dan
juga merembes ke Indonesia, red) disebutkan sejumlah
perbedaannya dengan Islam. Lalu dalam Surat Edaran
Departemen Agama itu dinyatakan sbb: "Semua itu tidak
sesuai dan bahkan bertentangan dengan ajaran Islam
yang sesungguhnya. Dalam ajaran Syi'ah Imamiyah
pikiran tak dapat berkembang, ijtihad tidak boleh.
Semuanya harus menunggu dan tergantung pada imam.
An tara man usia biasa dan Imam ada gap atau jarak yang
menganga Iebar, yang merupakan tempat subur untuk
segala macam khurafat dan takhayul yang menyimpang
dari ajaran Islam." (Surat Edaran Departemen Agama No:
D/BA.Ol/486511983, Tanggal: 5 Desember 1983, Tentang:
Hal Ikhwal Mengenai Golongan Syi'ah, butir ke 5).
MENYATAKAN
AHLUSSUNNAH INDONESIA
Yang Membuat Pemyataan,
Ttd
PP Muhammadiyah
Ahmadiyah al-Qadiyan
Ahmadiyah al-Qadiyan adalah suatu aliran yang
bertendensi Islam yang bemaung di bawah seorang pemimpin
yang mengaku menjadi nabi, yang tercetus pertama kali
dari negeri India. Dr. Muhammad Iqbal, penyair terkenal
dan sedaerah dengan pendiri aliran Ahmadiyah al-Qadiyan,
mengatakan, "Qadianisme suatu organisasi yang berusaha
untuk menciptakan golongan baru berdasarkan kenabian untuk
menyaingi kenabian Muhammad saw."
Aliran Ahmadiyah al-Qadiyan didirikan oleh Mirza
Ghulam pada tanggal 23 Maret 1889 M di sebuah kota
yang bemama Ludhiana di Punjab, India. Pendiri Jemaat
Ahmadiyah adalah salah seorang penulis buku yang produktif,
yang dilahirkan pada tanggal 15 Februari 1935 M di Qadian,
Nejed, India pada akhir kekuasaan pemerintahan Sikh.
Pengikut Jemaat Ahmadiyah al-Qadiyan menyejajarkan
imamnya yang mengaku sebagai nabi dengan derajat
Sumber http://www.albayyinat.net/jwb5ta.html