Anda di halaman 1dari 214

~punan Fatwa MUI

.~ang Paham Keagamaan


~i Indonesia
lsi Materi Buku ini hasil kerjasama
MUI dengan Direktorat Jenderal Bimbingan Masyarakat Islam

Diterbitkan oleh:
Direktorat Urusan Agama Islam dan
Pembinaan Syariah
Ditjen Bimbingan Masyarakat Islam
Kementerian Agama RI 2011
Himpunan Fatwa MUI
Tentang Faham Keagamaan
di Indonesia

2011 Direktorat Kementerian Agama RI


Ditjen Bimas Islam
xviii + 199 halaman 21 x 14,5 em

Tim Penyusun Drs. H. M. Ichwan Sam


Prof. Dr. H. Hasanuddin AF, MA
Dr. H. Asrorun Ni'am Sholeh, MA

Editor Drs. H. Sholahudin Al Ayubi, M.si


Dr. H. Nor Ahmad, MA

Design Sampul : Ujang Herdiana

Penata Letak Halimenz Suharyanto

Cetakan Pertama, September 2011

Di terbitkan oleh :

Uirektorat Urusan Agama Islam dan


Pembinaan Syariah
Ditjen Bimbingan Masyarakat Islam
Kementerian Agama RI 2011
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah Tuhan


Yang Maha Esa, yang senantiasa mencurahkan rahmat dan
karunia-Nya. Shalawat dan salam semoga tercurah kepada
Nabi Mumammad SAW, para sahabat dan orang-orang yang
meneruskan perjuangan beliau hingga akhir zaman.
Alhamdulilah pada tahun 2011 Direktorat Urusan Agama
Islam dan Pembinaan Syari' ah dapat menerbitkan Buku
Himpunan Fatwa MUI ten tang Aqidah dan Aliran Keagamaan.
Penerbitan buku tersebut dimaksudkan untuk memberikan
pengetahuan kepada masyarakat muslim Indonesia tentang
aqidah dan aliran-aliran keagamaan yang telah dinyatakan
menyimpang dari ajaran mainstream.
Saya menyampaikan ucapan terimakasih dan penghargaan
yang setinggi-tingginya kepada berbagai pihak terutama Komisi
Fatwa MUI yang telah mendukung diterbitkannya buku ini,
semoga buku ini dapat bermanfaat dan diterima sebagai amal
jariah yang akan mendapatkan pahala dari Allah SWT.
Akhimya, semoga Allah SWT senantiasa meridhai usaha
kita semua. Amin.

<{
0
1.<1d Jauhari, M.Si
8171976121001_;1'
PENGANTAR

Akhir-akhir ini sekuang-kurangnya dalam satu dasa warsa


terkahir ini, berbagai ragam pemikiran dan pemahaman ajaran
Islam muncul ke ranah kehidupan masyarakat kita dalam aliran
keagamaan atas nama Islam, Publikasinya demikian intens,
daerah sebarannya kian meluas, baik di perkotaan maupun
pedesaan yang selama ini tenang dan tenteram tanpa gejolak.

Seolah ada "pabriknya", beragam paham dan aliran itupun


menyeruak ke dalam kehidupan spiritual keagamaan masyarakat
dengan label Islam hingga menimbulkan kebingungan, tanda
tanya dan kon:flik dengan lingkungan sosialnya.

Seperti ada dirigen pemandunya, sebuah paduan suara


dukungan, advokasi dan provokasi yang dikemas dalam
pemberitaan dan opini media massa disuarakan oleh sebagian
masyarakat kita. Atas nama HAM, kebebasan beragama
dan berkeyakinan, serta demokratisasi di ruang publik telah
terbangun wacana yang dapat menyesatkan pemahaman umat
Islam ~erhadap ajaran agamanya, sebagaimana tuntunan al
Qur'an, Hadist dan Ijma' Ulama.

Maka berbagai aliran sesat atas nama Islam yang


sebelumnya nyaris dilupakan masyarakat seperti memperoleh
energi baru dan muncul kembali.

v
Atas dasar pertimbangan tersebut di atas, Majelis Ulama
Indonesia Pusat memandang perlu diterbitkannya buku yang
berisi fatwa-fatwa Majelis Ulama Indonesia tentang aliran
sesat di Indonesia.

Dalam buku ini memang belum seluruh fatwa MUI,


terutama dari MUI Provonsi/Kab/Kota, dapat dihidangkan.
Tapi dari yang ada ini, diharapkan dapat menjadi pedoman dan
rujukan bagi umat slam Indonesia.

Semoga Allah SWT meridoi segala amal dan ikhtiar kita


semua. Amin.

DEWAN PIMPINAN
MAJELIS ULAMA INDONESIA

Ketua Umum, Sekretaris Umum,

ttd. ttd.

DR. KH.MA. Sahal Mahfudh Drs.H.M. Ichwan Sam

vi
DAFTARISI

1. Kata Pengantar Direktur Urais dan Binsyar 1-11

2. Pengantar Pimpinan Komisi Fatwa Majelis Ulama Indonesia


lll -IV

3. Pedoman dan Prosedur Penetapan Fatwa MUI Muqaddimah


2003 .................................................................... v-xvi
4. Daftar lsi ....................................................................... xvn-xvnn
5. Pedoman Identifikasi Aliran Sesat.... ...... .. .. .. .. .. .. .. .. .. .. .. . 1-12
6. Keputusan Fatwa Tentang Aliran Ahmadiyah............... 13-18
7. Penjelasan Fatwa Majelis Ulama Indonesia
tentang FatwaAliranAhmadiyah ................................. 19-39
8. Catatan Seputar Kesesatan Ahmadiyah......................... 40-52
9. Daftar Inventarisasi Aliran Sesat dan Fatwa
majelis Ulama Idnonesia sejak 1971 - 2007 .................. 53 -59
10. Keputusan Fatwa tentang Faham Syiah ........................ 60-61
11. Keputusan Fatwa tentang Faham Ahmadiyah
Qadiyan .. ... ... .. ... ... .. ... ... .. ... .. ... ... .. ... .. ... ... .. ... .. ... ..... .. .. ... . 62-63
12. Keputusan Fatwa tentang Faham Islam Jama'ah .......... 64-66
13. Keputusan Fatwa tentang Faham Darul Arqam ............ 67-74
14. Keputusan Fatwa tentang Aliran yang Menolak
Sunnah/Hadis Rasul...................................................... 75-82
15. Keputusan Fatwa tentang Masalah Jama'ah,
Khilafah dan Bai'at ....................................................... 83-86

vii
16. Keputusan fatwa tentang Pendangkalan Agama
dan Penyalahgunaan Dalil-Dalil.................................... 87

17. Penjelasan tentang Pluralisme, Liberalisme dan


Sekluarisme agama................................................. ... .. .. 88-91
18. Keputusan Tentang Majelis Ulama Indonesia
Tentang Pluralisme, Liberalisme dan Sekluarisme
agama .. .. ... .. ... ..... ..... ..... ..... ..... .. ... .. ... .. ... .. ... .. ... ... .. .. ... .... 92-99
19. Surat Keputusan Fatwa Majelis Ulama Indonesia
tentang Malaikat Jibril Mendampingi manusia............. 100-117
20. Pendangkalan Agama dan Penyalahgunaan Dalil...... ....... 118
21. Keputusan Fatwa Majelis Ulama Indonesia
Tentang Aliran Al-Qiyadah, Al-Islamiyah .................... 119-128
22. Susunan Pengayaan
MUI Jawa Timur Tentang Nil ....................................... 129-131
23. Indikasi Awal Aliran Sesat ............................................ 132-146
24. Islam Nusantara dan BerbagaiAliran di Indonesia ........... 147-152
25. Islam Nusantara dan Berbagai Aliran di Indonesia ...... .
Kepeimpinan Khalifah Abu Bakar dan Umar.................... 153-156
Kepemimpinan Masa Khalifah Usman Ibn Affan ............. 157-158
26. Pemyataan Sikap Ahlussunnah lndonesia ..................... 159-163
27. Tentang Sejarah Ahmadiyah Pokok-Pokok Ajaran
Ahmadiyah al-Qadiyan ................................................ 164-173
28. NU dan Pandangannya Terhadap Aliran Syi'ah ............ 174-179
29. Pecinta Rasulullah ......................................................... 180-199

viii
PENGANTAR
PIMPINAN KOMISI FATWA
MAJELIS ULAMA INDONESIA

~ )I ~ )I All F.
Alhamdulillah, segalapujibagi Allah SWT atas berkat dan
karunia-Nya sehingga pimpinan Komisi Fatwa MUI bekerja
sama dengan Direktorat Urusan Agama Islam dan Pembinaan
Syariah Kementerian Agama RI mampu menghadirkan
Himpunan Fatwa MUI terkait dengan masalah akidah dan
aliran keagamaan. dalam bentuk buku yang ada di hadapan
pembaca. Shalawat dan salam tercurahkan kepada N abi Besar
Muhammad SAW, pembawarisalah Islamiyyah

Salah satuamanah Musyawarah N asional Majelis Ulama


Indonesia (Munas MUI) Tahun 2010 adalah sosialisasi hasil-
hasil fatwa kemasyarakat agar dapat diketahui oleh masyarakat
banyak dan dij adikan pedoman dalamkehidupan keagamaan
dan kemasyarakatan. Untuk itu, program prioritas Komisi
Fatwa MUI periode 2010 - 2015, sebagaimana hasil Rapat
Kerja Nasional (Rakemas) adalah mengoptimal kansosialisasi
fatwa MUI, yang salah satunya melalui penerbitan buku Fatwa
MUI, baik secara utuh maupun parsial/tematik. Dan salah
satu upaya sosialisasi fatwa ini adalah melalui penerbitan
Himpunan Fatwa tentang Akidah dan Faham Keagamaan ini.

Dengan terbitnya buku ini, kami atas nama


Pimpinan Komisi Fatwa MUI mengucapkan terima kasih

ix
kepada Tim Penyusun dan semua pihak yang telah memban
tuterbitnya buku ini. Terima kasih juga disampaikan
kepada seluruh unsur pimpinan dan anggota Komisi
Fatwa MUI yang telah dengan ikhlas mencurahkan waktu,
tenaga, dan pikirannya untukmelakukanijtihadkolektifsehingga
fatwa yang terdapat dalam buku ini dapat dirampungkan.

Terima kasih secara khusus dihaturkan pada


Direktorat Urusan Agama Islam dan Pembinaan
Syariah Kementerian Agama, yang sudah berkenan
menerbi*anbukuini. Harapan kami, mudah-mudahan buku
ini memberi manfaat bagi masyarakat luas, baik untuk kepen-
tingan amaliah maupun untuk kepentian ilmiah.

Wallahul Muwaffa Ila Aqwamith Tharieq

Jakarta, Dzul Hijjah 1432 H


November 2011 M

KOMISI FATWA
MAJELIS ULAMA INDONESIA

Ketua Sekretaris

ttd ttd

Prof. Dr .H.Hasanuddin AF,MA DR. HM. Asrorun Ni' AM Sholeh, MA

X
PEDOMAN DAN PROSEDUR PENETAPAN FATWA
MAJELIS ULAMA INDONESIA

MUQADDIMAH

Kemajuan dalam hi dang iptek dan tuntutan pembangunan


yang telah menyentuh seluruh aspek kehidupan, di samping
membawa berbagai kemudahan dan kebahagiaan, menimbul-
kan sejumlah perilaku dan persoalan-persoalan baru. Cukup
banyak persoalan yang beberapa waktu lalu tidak pemah dike-
nal, bahkan tidak pemah terbayangkan, kini hal itu menjadi
kenyataan.

Di sisi lain, kesadaran keberagamaan umat Islam di bumi


Nusantara ini semakin tumbuh subur. Oleh karena itu, sudah
merupakan kewajaran dan keniscayaan jika setiap timbul per-
soalan baru, umat mendapatkan jawaban yang tepat dari pan-
dangan ajaran Islam.

Telah menjadi kesadaran bersama bahwa membiar-


kan persoalan tanpa ada jawaban dan membiarkan umat
dalam kebingunan tidak dapat dibenarkan, baik secara
i'tiqadi maupun secara Syar'i. Oleh karena itu, para alim
ulama dituntut untuk segera mampu memberikan jawaban
dan berupaya menghilangkan kehausan umat akan kepas-
tian ajaran Islam berkenaan dengan persoalan yang mereka
hadapi. Demikian juga, segala hal yang dapat mengham-
bat proses pemberian jawaban (fatwa) sudah seharusnya

xi
segera dapat diatasi. Hal tersebut sejalan dengan firman Allah
SWT:
l..A ~~ ~)~ i.SJ.fl\j ~.::.A~ll 6~ tJjJ~t lA 6_$.:0~~ 6:~l\ ~~

6YF-till ~+Ja~j ~.lJ' ~Ja~ ~~Jf ~l~ll ~~ WMl~ ~l~


(159 :~~1)

"Sesungguhnya orang yang menyembunyikan apa yang


telah Kami turunkan berupa keterangan-keterangan
(yang jelas) dan petunjuk, setelah Kami menerangkan-
nya kepada man usia dalam al-Kitab, mereka dilaknat Al-
lah dan dilaknat (pula) oleh semua (makhluk) yang dapat
melaknat" (QS. al-Baqarah [2]: 159).

Majelis Ulama Indonesia (MUI), yang merupakan wadah


musyawarah para ulama, zu'ama, dan cendekiawan muslim
serta menjadi pengayom bagi seluruh muslim Indonesia adalah
lembaga paling berkompeten bagi pemecahan dan menjawab
setiap masalah sosial keagamaan yang senantiasa timbul dan
dihadapi masyarakat serta telah mendapat kepercayaan penuh,
baik dari masyarakat maupun dari pemerintah.
Sejalan dengan hal tersebut di atas, sudah sewajamya
hila MUI sesuai dengan amanat Musyawarah Nasional VIta-
hun 2000 lalu, senantiasa berupaya untuk meningkatkan kuali-
tas peran dan kinerjanya, terutama dalam memberikan solusi
dan jawaban keagamaan terhadap setiap permasalahan yang
kiranya dapat memenuhi harapan masyarakat yang semakin
kritis dan tinggi kesadaran keberagamaannya.

xii
Pedoman penetapan fatwa yang ditetapkan berdasarkan
SK Dewan Pimpinan Majelis Ulama Indonesia nomor: U-596/
MUI/X/1997 tanggal 2 Oktober 1997 (penyempumaan dari
pedoman berdasarkan keputusan Sidang Pengurus Paripur-
na Majelis Ulama Indonesia tanggal 7 Jumadil Awwal 1406
H./18 Januari 1986 M.) dipandang sudah tidak memadai lagi.
Atas dasar itu, kiranya Majelis Ulama Indonesia perlu segera
mengeluarkan pedoman baru yang memadai, cukup sempuma,
serta transparan yang mengatur prosedur, mekanisme, dan sis-
tern pemberian jawaban masalah keagamaan.

BABI
KETENTUAN UMUM

Dalam Keputusan ini, yang dimaksud dengan:


1. Majelis Ulama Indonesia (disingkat MUI) adalah MUI
Pusat yang berkedudukan di Ibukota Negara Republik
Indonesia.
2. Majelis Ulama Indonesia Daerah (disingkat MUI Dae-
rah) adalah MUI Propinsi yang berkedudukan di Ibukota
Propinsi atau MUI Kabupaten/Kota yang berkedudukan
di Ibukota Kabupaten/Kota.
3. Dewan Pimpinan adalah:
a. Ketua Umum dan Sekretaris Umum Majelis Ulama
Indonesia.
b. Ketua Umum dan Sekretaris Umum Majelis Ulama
Indonesia Daerah

xiii
4. Komisi adalah Komisi Fatwa Majelis Ulama Indonesia
atau Komisi Fatwa Majelis Ulama Indonesia Daerah.
5. Anggota Komisi adalah anggota Komisi Fatwa
berdasarkan ketetapan Dewan Pimpinan.
6. Rapat adalah rapat Komisi Fatwa yang dihadiri oleh
anggota Komisi dan peserta lain yang dipandang perlu
untuk membahas masalah hukum yang akan difatwakan.
7. Fatwa adalahjawaban atau penjelasan dari ulama mengenai
masalah keagamaan dan berlaku untuk umum.
8. Fatwa adalah fatwa MUI tentang suatu masalah
keagamaan yang telah setujui oleh anggota Komisi dalam
rap at.
9. Ijma' ialah kesepakatan para ulama tentang suatu masalah
agama.
10. Qiyas ialah pemberlakukan hukum asal pada furu'
disebabkan kesatuan (kesamaan) 'illat hukum.
11. Istihsan ialah pemberlakukan maslahat juz'iyah ketika
berhadapan dengan kaidah umum.
12. Istishlaahi/Maslahah mursalah ialah kemaslahatan yang
tidak didukung oleh nashsh syar'i tertentu.

BABII
DASAR UMUM DAN SIFAT FATWA

1. Penetapan fatwa didasarkan pada al-Qur'an, sunnah


(hadis), ijma', dan qiyas serta dalillain yang mu'tabar.

xiv
2. Aktivitas penetapan fatwa dilakukan secara kolektif oleh
suatu lembaga yang dinamakan Komisi Fatwa.
3. Penetapan fa twa bersifat responsif, proaktif, dan
antisipatif.

BABIII
METODE PENETAPAN FATWA

1. Sebelum fatwa ditetapkan hendaklah ditinjau lebih dahulu


pendapat para imam mazhab dan Ulama yang mu'tabar
tentang masalah yang akan difatwakan tersebut, secara
seksama berikut dalil-dalilnya.
2. Masalah yang telah jelas hukumnya hendaklah
disampaikan sebagaimana adanya.
3. Dalam masalah yang terjadi khilafiyah di kalangan
mazhab, maka
a. penetapan fatwa didasarkan pada hasil usaha penemuan titik
temu di antara pendapat-pendapat Ulama mazhab melalui
metode al-jam'u wa al-taufiq; dan
b. jika usaha penemuan titik temu tidak berhasil dilakukan,
penetapan fatwa didasarkan pada hasil tarjih melalui
metode muqaranah dengan menggunakan kaidah-kaidah
Ushul Fiqh Muqaran.
4. Dalam masalah yang tidak ditemukan pendapat hukumnya
di kalangan mazhab, penetapan fatwa didasarkan pada
hasil ijtihad jama'i (kolektit) melalui metode bayani,
ta'lili (qiyasi, istihsani, ilhaqi), istishlahi, dan sadd al-
zari'ah.

XV
5. Penetapan fa twa harus senantiasa memperhatikan
kemaslahatan umum (mashalih 'ammah) dan maqashid
al-syari 'ah.

BABIV
PROSEDUR RAPAT

1. Rapat harus dihadiri oleh para anggota Komisi yang


jumlahnya dianggap cukup memadai oleh pimpinan
rap at.
2. Dalam hal-hal tertentu, rapat dapat menghadirkan tenaga
ahli yang berhubungan dengan masalah yang akan
dibahas.
3. Rapat diadakanjika ada:
a. Permintaan atau pertanyaan dari masyarakat yang
oleh Dewan Pimpinan dianggap perlu dibahas dan
diberikan fatwanya.
b. Permintaan atau pertanyaan dari pemerintah,
lembaga/organisasi sosial, atau MUI sendiri.
c. Perkembangan dan temuan masalah-masalah
keagamaan yang muncul akibat perubahan masyarakat
dan kemajuan ilmu pengetahuan, teknologi, dan seni.
4. Rapat dipimpin oleh Ketua atau Wakil Ketua Komisi atas
persetujuan Ketua Komisi, didampingi oleh Sekretaris
dan/atau Wakil Sekretaris Komisi.
5. Jika Ketua dan Wakil Ketua Komisi berhalangan hadir,
rapat dipimpin oleh salah seorang anggota Komisi yang
disetujui.

xvi
6. Selama proses rapat, Sekretaris dan/atau Wakil Sekretaris
Komisi mencatat usulan, saran dan pendapat anggota
Komisi untuk dijadikan Risalah Rapat dan bahan fatwa
Komisi.
7. Setelah melakukan pembahasan secara mendalam
dan komprehensif serta memperhatikan pendapat dan
pandangan yang berkembang, rap at menetapkan Fatwa.
8. Keputusan Komisi sesegera mungkin dilaporkan kepada
Dewan Pimpinan untuk dipermaklumkan kepada
masyarakat atau pihak-pihak yang ber-sangkutan.

BABV
FORMAT FATWA

1. Fatwa dirumuskan dengan bahasa hukum yang mudah


dipahami oleh masyarakat luas.
2. Fatwa memuat:
a. Nomor danjudul fatwa
b. Kalimat pembuka basmalah
c. Konsideran yang terdiri atas:
1) menimbang, memuat latar belakang, alasan,
dan urgensi penetapan fatwa
2) mengingat, memuat dasar-dasar hukum
(adillah al-ahkam)
3) memperhatikan, memuat pendapat peserta
rapat, para ulama, pendapat para ahli, dan hal-
hallain yang mendukung penetapan fatwa.

xvii
d. Diktum, memuat:
1) substansi hukum yang difatwakan, dan
2) rekomendasi dan/atau jalan keluar, jika
dipandang perlu

e. Penjelasan, berisi uraian dan analisis secukupnya


tentang fatwa
f. Lampiran-lampiran, jika dipandang perlu.

3. Fatwa ditandatangani oleh Ketua dan Sekretaris Komisi.

BABVI
KEWENANGAN DAN WILAYAH FATWA

1. MUI berwenang menetapkan fatwa mengenai masalah-


masalah keagamaan secara umum, terutama masalah
hukum (fiqh) dan masalah aqidah yang menyangkut
kebenaran dan kemumian keimanan umat Islam
Indonesia.

2. MUI berwenang menetapkan fatwa mengenai masalah-


masalah keagamaan seperti tersebut pada nomor 1 yang
menyangkut umat Islam Indonesia secara nasional atau
masalah-masalah keagamaan di suatu daerah yang diduga
dapat meluas ke daerah lain.

3. Terhadap masalah yang telah ada fatwa MUI, Majelis


Ulama Indonesia Daerah hanya berhak melaksanakannya.

xviii
4. J ika karena faktor-faktor tertentu fa twa MUI sebagaimana
dimaksud nomor 3 tidak dapat dilaksanakan, MUI
Daerah boleh menetapkan fatwa yang berbeda setelah
berkonsultasi dengan MUI.

5. Dalam hal belurn ada fatwa MUI, MUI Daerah berwenang


menetapkan fatwa.

6. Khusus mengenai masalah-masalah yang sangat musykil


dan sensitif, sebelum menetapkan fatwa, MUI Daerah
diharapkan terlebih dahulu melakukan konsulasi dengan
MUI.

BABVII
PENUTUP

1. Fatwa MUI maupun MUI Daerah yang berdasarkan pada


pedoman yang telah ditetapkan dalam Surat Keptusan ini
mempunyai kedudukan sederajat dan tidak saling mem-
batalkan.

2. Jika terjadi perbedaan antara Fatwa MUI dan Fatwa MUI


Daerah mengenai masalah yang sama, perlu diadakan
pertemuan antara kedua Dewan Pimpinan untuk mencari
penyelesaian yang paling baik.

3. Hal-hal yang belum diatur dalam Surat Keputusan ini


akan ditetapkan lebih lanjut oleh Dewan Pimpinan.

xix
4. Surat Keputusan ini berlaku sejak tanggal ditetapkan;
dengan ketentuan bila di kemudian hari terdapat keke-
liruan dalam Surat Keputusan ini, akan disempumakan
sebagaimana mestinya.

Jakarta, 22 Syawal1424 H
16 Desember 2003 M

Pimpinan Sidang Komisi A


IJTIMA ULAMA KOMISI FATWA SE-INDONESIA

Ketua Sekretaris

ttd ttd

Prof. Dr. KH. Syeichul Hadi Pennono, MA HM. Asrorun Ni'am Sholeh, MA

Pimpinan Sidang Pleno


IJTIMA ULAMA KOMISI FATWA SE-INDONESIA

Ketua Sekretaris

ttd ttd

KH. Ma'rufAmin Drs. H. Hasanuddin, MAg

XX
PEDOMAN IDENTIFIKASI ALIRAN SESAT

MUKADDIMAH

~)\~)\~\~

Kebebasan, khususnya dalam kehidupan beragama,


yang terjadi pada era reformasi telah melahirkan banyak
peluang dan sekaligus tantangan. Di satu sisi berbagai
aktivitas dakwah berjalan dengan lancar dan berbagai
nilai Islam yang mendasar dengan leluasa disuarakan tanpa
hambatan yang berarti. Tapi di sisi lain, dengan kebebasan
itu pula aliran atau kelompok yang menyuarakan pemikiran,
paham dan aktifitas yang bertentangan dengan aqidah dan
syariah Islam juga dengan leluasa bergerak dan berkembang
di tengah masyarakat.
Pemikiran, faham dan aktivitas yang bertentangan
dengan aqidah dan syariah tentu tidak boleh berkembang
begitu saja di tengah masyarakat karena pasti akan
menimbulkan keresahan umat disamping akan menimbulkan
korban dari kalangan umat yang telah disesatkan. Oleh karena
itu, harus ada upaya sungguh-sungguh untuk menangkal dan
menghentikan aliran itu dan menyadarkan mereka untuk
kembali ke jalan yang benar.
Ulama sebagai pewaris nabi memiliki peran dan
tanggung jawab besar dalam membimbing umat untuk
tetap istiqamah menjalankan nilai-nilai Islam yang benar
sebagaimana diajarkan oleh Rasulullah SAW. Karena itu,

Himpunan Fa twa MUI Ten tang Paham Keagamaan di Indonesia 1


ulama harus bersikap tegas, arif dan bijaksana terhadap setiap
penyimpangan baik terkait dengan aqidah maupun syariah
Islam. Ketidaktegasan sikap akan membuat penyimpangan
dalam aqidah dan syariah semakin marak dan meluas.
MUI sebagai wadah para ulama dan zuama serta
cendekiawan muslim hams mengambil peran aktif dalam
menjaga nilai-nilai Islam dan melindungi umat dari setiap
paham dan aliran yang menyimpang, di antaranya dengan
menetapkan pedoman untuk menyikapi suatu kelompok atau
aliran tersebut sesat atau tidak berdasarkan analisa, kajian
dan dalil-dalil yang bisa dipertanggungjawabkan. Penetapan
ini akan menjadi pedoman bagi umat Islam dalam menilai
suatu faham, sehingga bisa menyikapinya dengan benar.

BABI
KETENTUAN UMUM
Dalam keputusan ini yang dimaksud dengan :
1. Mejelis Ulama Indonesia (MUI Pusat) adalah MUI
yang berkedudukan di lbukota Negara Indonesia
Jakarta
2. Majelis Ulama Indonesia Daerah (MUI Daerah)
adalah MUI Propinsi yang berkedudukan di ibukota
Propinsi, termasuk Majelis Permusyawaratan Ulama
(MPU) di Provinsi N anggroe Aceh Darussalam dan
MUI Kabupaten/Kota yang berkedudukan di ibukota
Kabupaten/Kota

2 Himpunan Fa twa MUI Tentang Paham Keagamaan di Indonesia


3. Dewan Pimpinan adalah
a. Ketua Umum dan Sekretaris Umum MUI Pusat
b. Ketua Umum dan Sekretaris Umum MUI Daerah
4. Komisi adalah adalah Komisi Pengkajian MUI Pusat
atau Komisi Pengkajian MUI Daerah serta Komisi
Fatwa MUI Pusat atau Komisi Fatwa MUI Daerah
5. Anggota Komisi adalah anggota Komisi Pengkajian
dan Komisi Fatwa
6. Rapat gabungan adalah rapat Komisi Pengkajian,
Komisi Fatwa, Dewan Pimpinan dan peserta lain yang
dianggap perlu dihadirkan menurut ketetapan Dewan
Pimpinan MUI
7. Keputusan Penetapan adalah penetapan pendapat MUI
tentang kesesatan suatu aliran atau kelompok dalam rapat
8. Aliran atau kelompok sesat adalah paham atau
pemikiran yang dianut dan diamalkan oleh sebuah
kelompok yang bertentangan dengan aqidah dan
syariat Islam serta dinyatakan oleh MUI menyimpang
berdasarkan dalil syar'i.

BABII
DASAR DAN SIFAT PENETAPAN

1. Penetapan kesesatan suatu aliran atau kelompok


berdasarkan pada al Quran, al-Hadist, ljma' dan ijtihad
serta pendapat ulama muktabar.

Himpunan Fa twa MUI Ten tang Paham Keagamaan di Indonesia 3


2. Penetapan kesesatan suatu aliran atau kelompok
bersifat responsive, proaktif dan antisipasif
3. Penetapan kesesatan suatu aliran atau kelompok
dilakukan secara kolektif oleh suatu rapat gabungan
MUI yang terdiri atas Dewan Pimpinan, Komisi
Pengkajian dan Komisi Fatwa

4. Harus dibedakan antara kesalahan dan kesesatan.


Kesalahan adalah kekeliruan pemahanan dan
praktik yang terkait dengan perkara syariah yang
konsekuensinya hanya maksiyat. Sedang kesesatan
adalah kekeliruan pemahaman yang terkait dengan
perkara aqidah atau syariah tapi diyakini kebenarannya
yang konsekuensinya adalah ke-kufuran.

5. Penetapan kesesatan berkaitan dengan perkara aqidah


dan atau syariah yang meski salah tapi diyakini
kebenarannya oleh kelompok itu.

BABIII
METODE PENETAPAN ALIRAN SESAT

1. Sebelum penetapan kesesatan suatu aliran atau


kelompok terlebih dulu dilakukan penelitian dengan
mengumpulkan data, informasi, bukti dan saksi bila
ada, tentang faham, pemikiran dan aktifitas kelompok
atau aliran tersebut oleh Komisi Pengkajian.

4 Himpunan Fa twa MUI Tentang Paham Keagamaan di Indonesia


2. Dilakukan pengkajian lebih dulu terhadap pendapat
para imam madzhab dan para ulama/ahli berkaitan
dengan hal yang dijadikan pemikiran serta hal yang
menjadi aktifitas kelompok atau aliran itu oleh Komisi
Pengkajian.

3. Dilakukan pemanggilan tehadap pimpinan aliran atau


kelompok dan saksi ahli untuk melakukan tahqiq dan
tabayyun atas berbagai data, informasi dan bukti yang
didapat tentang pemikiran dan aktifitas aliran atau
kelompok itu sekaligus taushiyah bila memang salah
agar yang bersangkutan meninggalkan pemikiran dan
paham serta aktifitas yang salah dan kembali kepada
jalan yang benar oleh Komisi Pengkajian

4. Hasil dari kegiatan sebagaimana terse but pada poin 1,


2 dan 3 di atas selanjutnya disampaikan kepada Dewan
Pmpinan.

5. Bila dipandang perlu Dewan Pimpinan menugaskan


Komisi Fatwa untuk membahas dan mengeluarkan
fatwa.

BABIV
PROSEDUR RAPAT

1. Rapat harus dihadiri oleh separuh lebih satu dari jumlah


anggota Komisi.

Himpunan Fa twa MUI Ten tang Paham Keagamaan di Indonesia


5
2. Dalam hal-hal tertentu atas kesepakatan anggota
Komisi, rapat dapat menghadirkan pemikir ahli yang
berhubungan dengan masalah yang akan dibahas.
3. Rapat diadakan jika ada:
a. Permintaan atau pertanyaan dari masyarakat
tentang suatu aliran atau kelompok yang oleh
Dewan Pimpinan dianggap perlu dibahas dan
diberikan penetapan tentang sesat tidaknya;
b. Permintaan atau pertanyaan dari pemerintah,
lembaga/organisasi massa atau MUI sendiri.
4. Rapat dipimpin oleh Ketua atau Wakil Ketua Komisi
atas persetujuan Ketua Komisi, didampingi oleh
Sekretaris dan/atau Wakil Sekretaris Komisi.
5. Jika Ketua dan Wakil Ketua Komisi berhalangan
hadir, rapat bisa dimpimpin oleh salah seorang anggota
komisi yang disetujui.
6. Selama rapat, Sekretaris dan atau W akil Sekretaris Komisi
mencatat usulan, saran dan pendapat anggota Komisi
untuk dijadikan Risalah Rapat dan bahan keputusan.
7. Setelah melakukan pembahasan secara mendalam
dan komprehensif serta memperhatikan pendapat
dan pandangan yang berkembang, rapat menetapkan
Keputusan.
8. Keputusan Komisi sesegera mungkin dilaporkan
kepada Dewan Pimpinan Harian.

6 Himpunan Fa twa MUI Tentang Paham Keagamaan di Indonesia


BABV
FORMAT PENETAPAN ALIRAN SESAT

1. Keputusan Penetapan dirumuskan dengan bahasa


hukum yang mudah dipahami oleh masyarakat luas

2. Keputusan Penetapan memuat:


a. Judul dan nomor keputusan penetapan,

b. Konsideran yang terdiri atas:


1) Menimbang, memuat Iatar belakang alas an
dan urgensi penetapan.
2) Mengingat, memuat dasar-dasar hukum
(adillatu al-ahkam) dan dasar pemikiran.
3) Memperhatikan, data, informasi dan bukti
serta saksi yang ada, memuat pendapat
peserta rapat, pendapat para ulama, pendapat
para ahli dan hal-hal lain yang mendukung
keputusan penetapan.

c. Diktum, memuat:

1) substansi penetapan atas kesesatan sebuah


aliran/kelompok.

2) rekomendasi dan atau jalan keluar dari


Komisi Pengkajian.
d. Penjelasan, berisi uraian dan analisis secukupnya
tentang keputusan penetapan.

Himpunan Fa twa MUI Ten tang Paham Keagamaan di Indonesia 7


e. Lampiran-lampiran,jika dipandang perlu, khusus-
nya data, informasi dan bukti serta keterangan
saksi yang ada.
f. Keputusan penetapan ditandatangani oleh Ketua
Umum dan Sekretaris Jenderal Dewan Pimpinan
MUI.

BABVI
KRITERIA SESA T
Suatu faham atau aliran keagamaan dinyatakan sesat
apabila memenuhi salah satu dari kriteria berikut :
1. Mengingkari salah satu dari rukun iman yang 6 (enam)
yakni beriman kepada Allah, kepada Malaikat-Nya,
kepada kitab-kitab-Nya, kepada Rasul-Rasul-Nya,
kepada hari Akhirat, kepada Qadla dan Qadar dan
rukun Islam yang 5 (lima) yakni mengucapkan dua
kalimah syahadat, mendirikan shalat, mengeluarkan
zakat, berpuasa pada bulan ramadhan, menunaikan
lbadah haji.
2. Meyakini dan atau mengikuti aqidah yang tidak sesuai
dengan dalil syar'i (al-Quran dan Assunah);
3. Meyakini turunnya wahyu setelah al-Qur'an.
4. Mengingkari otentisitas dan atau kebenaran 1st Al-
Quran;
5. Melakukan penafsiran al-Qur' an yang tidak berdasarkan
kaidah-kaidah tafsir;

8 Himpunan Fa twa MUI Ten tang Paham Keagamaan di Indonesia


6. Mengingkari kedudukan hadis Nabi sebagai sumber
ajaran Islam;
7. Menghina, melecehkan dan atau merendahkan para
nabi dan rasul;
8. Mengingkari Nabi Muhammad SAW sebagai Nabi dan
Rasul terakhir;
9. Merubah, menambah dan atau mengurangi pokok-pokok
ibadah yang telah ditetapkan oleh syari' ah, seperti haji
tidak ke Baitullah, shalat fardlu tidak 5 waktu.
10. Mengkafirkan sesama muslim tanpa dalil syar'i,
seperti mengkafirkan muslim hanya karena bukan
kelompoknya.

BAB VII
KEWENANGAN DAN WILA YAH PENETAPAN

1. MUI berwenang menetapkan kesesatan aliran atau


kelompok yang ada di seluruh Indonesia.
2. Terhadap keputusan penetapan aliran sesat yang dibuat
MUI Pusat, MUI Daerah hanya berhak menerima dan
melaksanakannya.
3. Bila dalam keadaan mendesak atau keadaan
lain dipandang perlu untuk MUI Daerah segera
mengeluarkan keputusan penetapan aliran sesat, maka
MUI Daerah diwajibkan terlebih dulu berkonsultasi
dengan MUI Pusat.

Himpunan Fa twa MUI Ten tang Paham Keagamaan di Indonesia


9
BAB VII
PENUTUP

1. Keputusan penetapan aliran sesat yang dibuat oleh


Komisi Fatwa MUI Pusat maupun Komisi Fatwa MUI
Daerah yang dibuat berdasarkan pada Pedoman ini
mempunyai kedudukan yang sederajat dan tidak bisa
saling membatalkan.
2. Bila ada perbedaan dalam penetapan aliran sesat antara
MUI Pusat dan MUI Daerah harus segera diadakan
pertemuan antara kedua Dewan Pimpinan untuk mencari
penyelesaian yang terbaik dan menetapkan keputusan
yang sama.
3. Hal-hal yang belum diatur dalam Surat Keputusan ini
akan ditetapkan lebih lanjut oleh Dewan Pimpinan MUI
Pus at.
4. Surat Keputusan ini berlaku sejak ditetapkan dengan
ketentuan bila ada kekeliruan akan disempumakan
sebagaimana mestinya.

Ditetapkan di :Jakarta
Pada tanggal : 25 Syawal 1428 H
6 Nopember 2007

10 Himpunan Fa twa MUI Tentang Paham Keagamaan di Indonesia


DEWAN PIMPINAN
MAJELIS ULAMA INDONESIA

Ketua Umum, Sekretaris U mum,

Ttd. Ttd.

Dr. KH. M. A. Sahal Mahfudh Drs. H. M. Ichwan Sam

Tim Perumus Komisi C I Khusus:


1. Prof. Dr. Utang Ranuwijaya, MA (Ketua)
2. Dr. Amirsyah Tambunan (Sekretaris)
3. Dr. Anwar Ibrahim (angota)
4. Dr. Masyhuri Na'im, MA (anggota)
5. Dr. Wahiduddin Adam, MA (anggota)
6. H. Gusrizal, Lc, MA (anggota)
7. Dr. Hj. Faizah Ali (anggota)

Himpunan Fa twa MUI Ten tang Paham Keagamaan di Indonesia


11
LAMPIRAN:
BAGAN ALIR PROSEDUR PENETAPAN ALIRAN SESAT
Tahap 1 Tahap2 Tahap3 Tahap 4 TahapS
Inisiasi Penelitian/ Pembahasan Penetapan Pengumuman
Penyelidikan &/a tau &
Penelitian Komunikasi
Lanjut Publik

Masyarakat.
Orrnas Islam,
MUI Daerah,
MU1 Pusat

l PMyomp,;.,
Us ulan
1''"' """
Internal untuk
Penelitian/
Penyelidikan

I Komisi
I -
Pengkaiian Penyerahan
MUT Pusat
Hasil

L
Penelitian/
Penyelidikan

Dewan

Pemberian
Pimpinan
I
Rekomendasi
untuk Taus hi yah
Penelitian/
Penyelidikan
I
Ulang

--..,r- Tidak
memerluka
n Fatwa

Memerlukan
Fatwa
I I
r+A

12 Himpunan Fa twa MUI Ten tang Paham Keagamaan di Indonesia


MUSYAWARAH NASIONAL VII
MAJELIS ULAMA INDONESIA TAHUN 2005

KEPUTUSAN FATWA
MAJELIS ULAMA INDONESIA
Tentang
ALIRAN AHMADIYAH

~ )\ ~ )\ ..&\ F-

Majelis Ulama Indonesia (MUI), dalam Musyawarah


Nasional MUI VII, pada 19-22 Jumadil Akhir 1426 HI 26-29 Juli
2005 M, setelah :
Menimbang:
1. bahwa sampai saat ini aliran Ahmadiyah terus berupaya
untuk mengembangkan pahamnya di Indonesia,
walaupun sudah ada fatwa MUI dan telah dilarang
keberadaannya;
2. bahwa upaya pengembangan faham Ahmadiyah
tersebut telah menimbulkan keresahan masyarakat;
3. bahwa sebagian masyarakat meminta penegasan
kembali fatwa MUI tentang faham Ahmadiyyah
sehubungan dengan timbulnya berbagai pendapat dan
berbagai reaksi di kalangan masyarakat;
4. bahwa untuk memenuhi tuntutan masyarakat dan
menjaga kemurnian aqidah Islam, Majelis Ulama
Indonesia memandang perlu menegaskan kembali
fa twa tentang Aliran Ahmadiyah.

Himpunan Fa twa MUI Ten tang Paham Keagamaan di Indonesia 13


Mengingat:
1. Firman Allah SWT., :

~\ J~~ ~)~b..!~ ~f (I~ 0~ ~


L...:..lS:. I(-. "\ 1.5"/ '/.• ~ ~I I / ::t,;.:. /
...r-:::
0

~~ ~
/ ..

-/ 41.),1\ 0 J r-' J
(40:yl.r-\'l)

"Muhammad itu sekali-kali bukanlah bapak dari seorang laki-


laki dian tara kamu, tetapi dia adalah Rasulullah dan penutup
nabinabi; dan adalah Allah Maha mengetahui segala sesuatu"
(QS. al-Ahzab [33]: 40).

"Dan bahwa (yang Kami perintahkan) ini adalah jalan-Ku


yang lurus, maka ikutilah dia; dan janganlah kamu mengikuti
jalan jalan (yang lain), karena jalan-jalan itu menceraiberaikan
kamu dari jalan-Nya. Yang demikian itu diperintahkan Allah
kepadamu agar kamu bertakwa" (QS. al-An'am [6]: 153).

14 Himpunan Fatwa MUI Tentang Paham Keagamaan di Indonesia


"Hai orang-orang yang beriman! ]agalah dirimu. tiadalah
orang yang sesat itu akan memberi mudarat kepadamu apabila
kamu telah mendapat petunjuk ... " (QS. al-Ma'idah

2. Hadis Nabi SAW antara lain:

..-. ... ' ' J. ,.. ,...

~~ ~ 'J :r-L J JIJ ~ ~~ ~ ~~ J~~ Ju


(~.J~\ o\J.J)

"Rasulullah bersabda: Tidak ada nabi sesudahku"


(HR. al-Bukhari).

~C.) 0~ :r-L J JIJ ~ .11 ~ ~~ J~~ J~


o\J.J) : ;
- /
~J ~~ J~~ ~ ,::,.~;\ ~ ~~\)

"Rasulullah bersabda: "Kerasulan dan kenabian telah teputus;


karena itu, tidak ada rasul maupun nabi sesudahku" (HR.
Tirmizi).

Memperhatikan :
1. Keputusan Majma' al-Fiqh al-Islami Organisasi
Konferensi Islam (OKI) Nomor 4 (4/2) dalam Muktamar
II di Jeddah, Arab Saudi, pada tanggal 10-16 Rabi' al-
Tsani 1406 H./22-28 Desember 1985 M tentang Aliran

Himpunan Fa twa MUI Ten tang Paham Keagamaan di Indonesia 15


Qodiyaniyah, yang antara lain menyatakan bahwa aliran
Ahmadiyah yang mempercayai Mirza Ghulam Ahmad
sebagai nabi sesudah Nabi Muhammad dan menerima
wahyu adalah murtad dan keluar dari Islam karena
mengingkari ajaran Islam yang qath'i dan disepakati
oleh seluruh ulama Islam bahwa Muhammad SAW
sebagai nabi dan rasul terakhir.

Teks Keputusan tersebut adalah sebagai berikut:

"Sesungguhnya apa yang diklaim Mirza Ghulam Ahmad


tentang kenabian dirinya, tentang risalah yang diembannya
dan tentang turunnya wahyu kepada dirinya adalah sebuah
pengingkaran yang tegas terhadap ajaran agama yang sudah
diketahui kebenarannya secara qath'i (pasti) dan meyakinkan
dalam ajaran Islam, yaitu bahwa Muhammad Rasulullah

16 Himpunan Fatwa MUI Tentang Paham Keagamaan di Indonesia


adalah Nabi dan Rasul terakhir dan tidak akan ada lagi
wahyu yang akan diturunkan kepada seorang pun setelah
itu. Keyakinan seperti yang diajarkan Mirza Ghulam Ahmad
tersebut membuat dia sendiri dan pengikutnya menjadi
murtad, keluar dari agama Islam. Aliran Qadyaniyah dan
Aliran Lahoriyah adalah sama, meskipun aliran yang disebut
terakhir (Lahoriyah) meyakini bahwa Mirza Ghulam Ahmad
hanyalah sebagai bayang-bayang dan perpanjangan dari Nabi
Muhammad SAW."
2. Fatwa MUNAS II MUI pada tahun 1980 tentang
Ahmadiyah Qodiyaniyah.

3. Pendapat Sidang Komisi C Bidang Fatwa pada Munas


VII MUI 2005.
Dengan bertawakkal kepada Allah SWT,
"
MEMUTUSKAN

Menetapkan :
FATWA TENTANG ALIRAN AHMADIYAH
1. Menegaskan kembali fatwa MUI dalam Munas II Tahun
1980 yang menetapkan bahwa Aliran Ahmadi yah berada
di luar Islam, sesat dan menyesatkan, serta orang Islam
yang mengikutinya adalah murtad (keluar dari Islam).
2. Bagi mereka yang terlanjur mengikuti AliranAhmadiyah
supaya segera kembali kepada ajaran Islam yang haq
(al-ruju' ila al-haqq), yang sejalan dengan al-Qur'an dan
al-Hadis.

Himpunan Fa twa MUI Tentang Paham Keagamaan di Indonesia


17
3. Pemerintah berkewajiban untuk melarang penyebaran
faham Ahmadiyah di seluruh Indonesia dan
membekukan organisasi serta menutup semua tempat
kegiatannya.

Ditetapkan: Jakarta, 21 Jumadil Akhir 1426 H


28 Juli 2005 M

MUSYAWARAH NASIONAL VII


MAJELIS ULAMA INDONESIA

Pimpinan Sidang Komisi C Bidang Fatwa

Ketua Sekretaris

ttd ttd

K.H. Ma'mf Amin Drs. Hasanuddin, M.Ag

18 Himpunan Fa twa MUI Tentang Paham Keagamaan di Indonesia


PENJELASAN FATWA
MAJELIS ULAMA INDONESIA
Nomor: 11/MUNASVII/MUI/15/2005
Ten tang

FATWAALIRAN AHMADIYAH

Musyawarah Nasional (MUNAS) VII MUI tanggal 26-29


Juli 2005 M./19-22 JumadilAkhir 1426 H. menegaskan kembali
fatwa dan keputusan MUNAS II MUI tahun 1980 tentang
Ahmadiyah sebagai aliran yang berada di luar Islam, sesat
dan menyesatkan serta menghukumi orang yang mengikutinya
sebagai murtad (telah keluar dari Islam). Meski demikian,
dalam fatwa tersebut MUI menyerukan mereka yang telah
terlanjur mengikuti Aliran Ahmadiyah untuk kembali kepada
ajaran Islam yang haq (al-ruju' ila al-haqq) sejalan dengan
al-Qur'an dan Hadis.
Dalam fatwa terse but juga dinyatakan bahwa pemerintah
berkewajiban untuk melarang penyebaran faham aliran
Ahmadiyah di seluruh Indonesia, membekukan organisasi
serta menutup semua tempat kegiatannya.
Dengan fatwa tersebut, ada tiga point yang harus digaris
bawahi:
1. Aliran Ahmadiyah adalah kelompok yang berada di
luar Islam, sesat dan menyesatkan, serta orang yang
mengikutinya adalah murtad (keluar dari Islam).

Himpunan Fa twa MUI Tentang Paham Keagamaan di Indonesia 19


2. Dengan adanya hukum murtad terse but, MUI menyerukan
mereka yang telah terlanjur mengikuti aliran Ahmadiyah
untuk kembali kepada ajaran Islam yang sejalan dengan
al-Qur'an dan Hadis (al-ruju 'ila al-haqq).
3. Pelaksanaan butir-butir fatwa yang terkait dengan
pelarangan aliran Ahmadi yah di wilayah negara Republik
Indonesia harus dikoordinasikan kepada pihak-pihak
terkait, karena yang memiliki kewenangan untuk
melakukan eksekusi adalah Pemerintah selaku ulil amri.
MUI tidak membenarkan segala bentuk tindakan yang
merugikan pihak lain, apalagi tindakan anarkis terhadap
pihak-pihak, hal-hal atau kegiatan yang tidak sejalan
dengan fatwa MUI ini.
Seluruh fatwa MUNAS VII MUI, termasuk fatwa tentang
Aliran Ahmadiyah, dijaring dari pertanyaan-pertanyaan yang
diajukan oleh masyarakat dalam berbagai forum, seperti
Rakorda, Rakemas, Musda, dan berbagai surat serta e-mail
yang diterima oleh MUI. Fatwa tentang Aliran Ahmadiyah
diputuskan setelah terlebih dahulu dilakukan studi yang
mendalam atas ajaran-ajaranAhmadiyah dengan menggunakan
pendekatan historis dan studi kepustakaan (library research),
yaitu dengan cara menelusuri sejarah Ahmadiyah, mengkaji
kitab-kitab dan tulisan karya Mirza Ghulam Ahmad dan para
tokoh Ahmadiyah serta mengkaji dua kelompok Ahmadiyah
dan ajarannya masing-masing dengan merujuk langsung
berbagai literature asli terbitan mereka.
Selain itu, tentu saja dilakukan pula kajian yang
mendalam terhadap al-Qur'an, Hadis, ljma', Aqwal Ulama
serta keputusan-keputusan fatwa ulama di dunia Islam.

Himpunan Fa twa MUI Tentang Paham Keagamaan di Indonesia


20
A. AliranAhmadiyah: Gerakan, Golongan danAjarannya
Aliran Ahmadiyah adalah aliran yang mengikuti ajaran
Mirza Ghulam Ahmad al-Qodiyani dan berdiri pada tanggal23
Maret 1889. Mirza Ghulam Ahmad sendiri lahir di Qodiyan,
nama sebuah desa di India, pada tanggal 13 Februari 1835 dan
meninggal pada 26 Mei 1908.
Pada awalnya (tahun 1882) Mirza Ghulam Ahmad
mengaku sebagai Mujaddid (reformer), namun pada
tanggal 4 Maret 1889 Mirza Ghulam Ahmad mengaku dan
mengumumkan dirinya menerima wahyu langsung dari
Tuhan yang menunjukknya sebagai al-Mahdi al-Ma'huud
(Imam Mahdi yang dijanjikan) dan agar umat Islam berbai'at
kepadanya. Pada 23 Meret tahun itu pula Ghulam Ahmad
menerima bai'at 20 orang dari kota Ludhiana, di antara mereka
terdapat Hadrat Hakim Nurudin yang kelak menjadi Khalifah
al-Masih I, pemimpin tertinggi Ahmadiyah.
Pada tahun 1890 Mirza Ghulam Ahmad membuat pengakuan
yang lebih menghebohkan. Ia mengatakan, selain sebagai
al-Mahdi ia juga mengaku mendapat wahyu dari Allah yang
menyatakan bahwa Nabi Isa a.s., yang dipercaya umat Islam
dan umat Kristen bersemayam di langit, sebenamya telah
wafat.
1 Hazrat Mirza Basyirudin Mahmud Ahmad, Da'watul Amir, diterjemahkan oleh
Sayyid Shah Muhammad al-Jaelani (Tanpa Tempat : Yayasan Wisma Damai,
1989), h. xi. Buku Da'watul Amir karya Hazrat Mirza Basyirudin Mahmud
Ahmad, putra Mirza Ghulam Ahmad yang juga Khalifah al-Masih II
(pemimpin tertinggi Jemaat Ahmadiyah), adalah buku yang pada mulanya
dimaksudkan sebagai penjelasan tentang apa itu Ahmadiyah yang ditujukan
kepada pada raja di Afganistan. Buku ini sekarang menjadi salah satu pegangan
hidup beragama Aliran Ahmadiyah Qodiyan.

Himpunan Fa twa MUI Ten tang Paham Keagamaan di Indonesia


21
Menurut Mirza Ghulam Ahmad, janji Allah untuk
mengutus Nabi Isa kedua kalinya ke dunia diwujudkan
dengan jalan menunjuk dirinya sebagai al-Masih al-Mau'ud
(al-Masih yang dijanjikan). Penunjukan Allah terhadap
Mirza Ghulam Ahmad tersebut menurutnya adalah "wahyu"
sebagaimana termuat dalam Kitab Tadzkirah yang berbunyi
sebagai berikut:
"al-Masih anak Maryam, rasulullah, telah wafat. Sesuai
dengan janji, engkau datang menyandang warna sifatnya.
Janji Allah pasti akan genap ".
Dengan pengakuan ini, maka menurut Ahmadiyah, dalam
diri Mirza Ghulam Ahmad terdapat dua personifikasi, yaitu al-
Masih yang dijanjikan dan al-Mahdi yang dinantikan.
Pada tahun 1901, Mirza Ghulam Ahmad mengaku dirinya
diangkat oleh Allah sebagai nabi dan rasul. Pengakuan sebagai
nabi dan rasul itu dapat dilihat dalam berbagai buku dan tulisan
Mirza GhulamAhmad, baik dalam buku-buku karyanya sendiri
maupun dalam tulisannya di berbagai media massa, seperti
surat kabar atau majalah. Di antaranya adalah:
1. Mirza GhulamAhmad dalam Daafi' al-Bala':
(uy~lJ ~ 4..\.J-'-'l.J ~) '-:?~\ ~I 4..l)'I.JA> )
"Dan Dia-lah Tuhan yang haq yang telah mengutus rasul-
Nya di Qodiyan "[Daafi 'al-Ba/a', Qodiyan, 1946, cetakan
ketiga, halaman 11}
2. Mirza Ghulam Ahmad dalam Haqiqat al-Wahyi:
(~ ~bJ ~) .ui o~ ~ I.S~IJ)

22 Himpunan Fa twa MUI Tentang Paham Keagamaan di Indonesia


"Demi diriku yang ada di tangan-Nya, sesungguhnya
Dia telah mengutusku dan menyebutku sebagai nabi ".
[Haqiqat al-Wahyi, Qodiyan, 1934, halaman 68).
3. Mirza Ghulam Ahmad dalam Nuzul al-Masih :

~ ~>I y ~tS.ll ~~ ..;L:Uc~ ~~ '-.Si , ~ _, J_,......; Lii)


(~~~ o~l_, ~~~ ~>..;~ J.,atS U""~l

"Saya adalah nabi dan rasul, artinya saya adalah bayangan


yang sempurna, sebagaimana kaca yang menampakkan
gambaran yang sempurna, dari Muhammad dan kenabian
Muhammad" [Nuzul al-Masih, Qodiyan, 1909, cetakan
pertama, halaman 3}
4. Mirza Ghulam Ahmad dalam Izalah al-Auham :

, I~ Li:l!_, I.$'II 4..9Jl....::a 'T' . _, ;; .)~.


1.-:.A · .
~_, 4.j~ ~'.A .). (..),
·I)
~~(.Sill ~ ~~ 0 i ~_, , '1 _,...,..; _, 4:U ~~ pi lj\..J!
(Y o..J#. uG..i ljW _,i , l.AJ) ljWS ~bYI o~

" .. . lantas mengapa menolak menyebutku nabi, sedangkan


Allah saja menyebutku dengan sebutan ini lalu mengapa
ditolak atau takut ? ". [Izalah al-Auham, Qodiyan, 1901,
halaman 8}.
5. Mirza GhulamAhmad dalam Haqiqat al-Wahyi:

:)J y....u_, ~~'il ~ ~~ ~ ~w ~~ uJ )


Lii , ~I y) Lii , C: _il Lii , ,'"'J .~. Lii , r-Jl Lii , r-A~ bi
Lii ' ~ Lii ' ~ _,.; l.ii 'y~ Lii 'J:c. b) Lii 'jb.....J
ui '-.Si ·r-·~ ~ J.,atS ~ ui_, , J_,IJ ui , ~.JA
(~~~_,~

Himpunan Fa twa MUI Ten tang Paham Keagamaan di Indonesia 23


"Sesungguhnya Allah Ta 'ala telah menjadikanku Mazhar
(penampakkan) bagi seluruh nabi dan dinisbatkan (Allah)
kepadaku nama-nama mereka : saya Adam, saya Syit,
saya Nuh, saya Ibrahim, saya Ishaq, saya Isma 'il, saya
Ya 'qub, saya Yusuf, saya !sa, saya Musa, saya Daud, dan
saya adalah penampakkan sempurna (mazhar kamil)
dari Muhammad SAW, artinya saya adalah bayangan
Muhammad". [Haqiqot al-Wahyi, Qodiyan, 1934,
halaman 72}
6. Pada Koran Badr yang terbit tanggal 5 Maret 1908 (Mirza
wafat tanggal 26 Mei 1908), Mirza Ghulam Ahmad
menegaskan pengakuan dirinya sebagai Rasul dan Nabi.
[Hal ini juga termuat dalam kitab Haqiqot Nubuwwah}.
7. Dalam Kitab Barahin Ahmadiyah, Mirza Ghulam Ahmad
berkata : "Saya adalah penampakkan (buruz) dari nabi
yang terkahir (Muhammad SAW), sebagaimana dij elaskan
dalam ayat ~ l~rJ ~ t>.t.?-IJ . Saya adalah nabi.
Dan Allah menamakanku Muhammad dan Ahmad. Saya
adalah perwujudan (l'tibar al-wujud) diri Muhammad
SAW. Oleh karenanya, tidak mengguncangkan kenabian
2 Hafizh Dasuki, Ensiklopedi Islam, (Jakarta : Ichtiar Baru van Hoeve, 1993), h. 90.
3 Menurut Keyakinan pengikut Ahmadiyah, Nabi Isa Isa, setelah dipaku di palang
salib oleh kaum Yahudi, tidaklah mati tetapi hanya pingsan. Sesudah sembuh
beliau menyingkir dari Palestina ke daerah-daerah Timur, di mana bertebaran
sepuluh suku Israil lainnya. Akhimya beliau sampai di Kashmir dimana beliau
wafat dan dikuburkan di Khan Yar Street Srinagar. Sampai kini kuburan itu masih
ada. Lihat Syafi R. Batuah, Ahmadiyah : Apa dan Mengapa, (Tanpa Tempat :
Jemaat Ahmadiyah Indonesia, 1986), Cet. XVII, h. 4.
4 Hazrat Mirza Basyirudin Mahmud Ahmad, Op. Cit., h. xii
5 Kitab Tadzkirah, adalah kumpulan mimpi, kasyf dan wahyu yang diterima Mirza
Ghulam Ahmad. Kitab ini menjadi kitab suci dan pegangan utama Aliran
Ahmadi yah.

Himpunan Fa twa MUI Tentang Paham Keagamaan di Indonesia


24
akhir dari Muhammad dengan adanya kenabianku. Karena
bayang-bayang (al-zhillu) tidak terpisah dari aslinya, dan
bahwa aku adalah bayang-bayang (al-zhillu) Muhammad.
Oleh karena itu, belum habis kenabian penutup (khatmun
nubuwwah), oleh adanya Muhammad, karena kenabian
(nubuwwah) Muhammad tidak terbatas pada diri
Muhammad. Artinya diri Muhammad memang adalah
nabi, sedangkan kenabian (nubuwwah) Muhammad
adalah hal yang berbeda.
8. Pemyataan Mirza Ghulam Ahmad pada tanggal 23 mei
1908 yang dimuat dalam Koran "Akhbar 'Am" tanggal
26 Mei 1908 (tepat pada hari kematiannya) :

.&1 ~~ jJ_, .w1 0 _pi .u~ _,1_, .&1 ~ ~ ~ wi)


0~ ~ ~) o~l 0~ ~ wi_, oJ~ . ) ~ ~ 4-:-i
(4-i.l\1

"Saya adalah seorang nabi sebagimana telah ditetapkan


Allah, sekiranya saya menolaknya saya akan berdosa.
Jika Allah menyebutku nabi maka bagaimana mungkin
aku menolaknya. Dan saya akan tetap meyakini ini hingga
saya meninggal dunia ".

Hampir semua tulisan karya Mirza Ghulam Ahmad


dipenuhi oleh pengakuan-pengakuannya sebagai al-Mahdi, al-
Masih dan Nabi. Selain itu, karya-karyanyajuga dipenuhi oleh
kutipan-kutipan al-Qur'an dengan tambahan teks tertentu yang
diakuinya sebagai wahyu dari Allah.

Himpunan Fa twa MUI Ten tang Paham Keagamaan di Indonesia


25
Setelah Mirza Ghulam Ahmad meninggal dunia ( 1908),
Jemaat Ahmadi yah dipimpin oleh seorang Amir yang bergelar
Khalifah al-Masih. Terpilih sebagai Khalifah al-Masih yang
pertama adalah Maulavi Hakim Nuruddin sampai wafatnya
tahun 1914. Hingga tahun yang disebut terakhir ini, semua
pengikut Ahmadiyah meyakini pengakuan Mirza ghulam
Ahmad sebagai nabi, termasuk didalamnya Muhammad Ali
(pemimpin Ahmadi yah Lahore) sebagaimana tertuang dalam
berbagai tulisannya. Salah satu tulisannya menyatakan :
" ... Meskipun berbeda penafsiran, sesungguhnya
kami berpendapat : bahwa Allah Maha Kuasa untuk
menciptakan seorang nabi dan memilih seorang yang
dipercaya (shiddiqan) ... dan orang yang kami berbai 'at
kepadanya (Mirza Ghulam Ahmad) adalah orang yang
terpercaya, dan dia adalah rasul Allah yang terpilih (al-
Mukhtar) dan suci (al-muqaddas) ".
Hal ini juga dibenarkan oleh pengikutAhmadiyah Qodiyan.
Dalam buku Apa dan Mengapa Ahmadiyah, dinyatakan :
"Sebelum 1914 keyakinan Muhammad Ali dan Khawajah
Kamaluddin tidak berbeda dari keyakinan Ahmadiyah
lainnya mengenai kenabian Hadhrat Mirza Ghulam
Ahmad Ahmad a.s. kedua-duanya membenarkan bahwa
Hadhrat Mirza Ghulam Ahmad adalah nabi dan rasul.
Tetapi sesudah itu kedua orang itu mengingkari kenabian
beliau. Namun begitu, mereka tetap menganggap beliau
sebagai Imam Mahdi dan al-Masih yang dijanjikan.
Inilah perbedaan pokok dian tara a/iran Qodiyan dan dan
a/iran Lahore. Karena perbedaan ini a/iran Lahore tidak

26 Himpunan Fa twa MUI Ten tang Paham Keagamaan di Indonesia


mempunyai perlainan lagi dari keyakinan ummat Islam
lain dan karena itu a/iran tersebut lambat faun ditelan
kembali oleh golongan-golongan itu. Sedangkan a/iran
Qodiyan (yangasli atauJema 'atAhmadiyah) tetap dalam
pendiriannya yang semula, dan kian hari kian berkembang
ke seluruh dunia ".
Setelah Hakim Nuruddin (khalifah al-masih I) wafat,
terjadi pertentangan politis antara Muhammad Ali dan Mirza
Basyiruddin Mahmud Ahmad. Sebagian besar pengikut
Ahmadiyah menunjuk Mirza Basyiruddin Mahmud Ahmad,
putra Mirza Ghulam Ahmad, sebagai Khalifah al-Masih II
yang berkedudukan di Qodiyan. Sementara itu Muhammad
Ali memisahkan diri dan membentuk jama'ah Ahmadiyah
yang berpusat di Lahore. Sejak saat itu, Ahmadiyah terpecah
menjadi dua yaitu Ahmadiyah Qodiyan yang disebut juga
Djama'at-i Ahmadiyah dan Ahmadiyah Lahore yang disebut
juga Ahmadiyah Andjuman Isha'at-i Islam.
Dalam ajaran Ahmadiyah Qodiyan, sebagaimana telah
disebut di atas, dengan tegas meyakini bahwa Mirza Ghulam
Ahmad, selain sebagai al-Mahdi dan al-Masih, adalah
juga seorang nabi dan rasul. Hal itu secara eksplisit juga
6 Tadzkirah, h. 190. Terjemah dikutip dari kitab Da'watul Amir.
7 Da 'watul Amir.h. 190-191.
8 Mirza Ghu1am Ahmad menulis ± 84 buku. Diantara buku-buku yang pemah
ditulisnya, yang menjadi pegangan pengikut Ahmadiyah, adalah : Barahin
Ahmadiyah, Fath-i Islam, Kasyf al-Ghita, Masih Hindustan Man, Izalah-i
Auham, Mawahib al-Rahman, Haqiqat al- Wahyi, dan al- Wasiyah. Selain itu,
terdapat pula tulisan dalam harian al-Hakam, harian resmi Ahmadiyah.
Sedangkan kumpulan wahyu, ilham dan kasyf yang diterima Mirza terangkum
dalam Kitab Tazkirah.

Himpunan Fa twa MUI Ten tang Paham Keagamaan di Indonesia 27


diungkapkan Mirza Basyiruddin Mahmud Ahmad, pemimpin
Ahmadiyah Qodiyan yang juga putra Mirza Ghulam Ahmad,
dalam kitabnya Da'watul Amir. Pemyataan eksplisit Mirza
Basyiruddin Mahmud mengenai keyakinannya akan kenabian
Mirza Ghulam Ahmad juga pemah dituangkan dalam sebuah
buku berbahasa Inggris berjudul The Truth About the Split
(Kebenaran tentang Perpecahan). Buku ini merupakan
terjemahan dari buku berbahasa Urdu yang berjudul A'inah-1
Sadaqat, yang terbit pertama kali pada tahun 1924. Berikut
adalah di antara cuplikan pemyataan Mirza Basyiruddin
Mahmud dalam buku tersebut :
"Mengenai subjek pokok dari artikel saya, saya menu/is
bahwa sebagaimana kami berkeyakinan al-Masih yang
dijanjikan sebagai salah satu Nabi dari Nabi-Nabi Tuhan,
kami tidak mungkin menganggap yang menolah beliau
adalah muslim". (h. 137-138)
"Dan akhirnya, didasarkan atas dalil ayat al-Qur 'an
bahwa orang-orang yang gaga! untuk mengenal al-
Masih yang dijanjikan sebagai Rasul, meskipun mereka
menyatakan dia (Mirza Ghulam Ahmad) sebagai orang
yang shaleh dengan lidahnya, adalah benar-benar kafir ".
(h. 140)

Keyakinan akan kenabian Mirza Ghulam Ahmad dalam


ajaran Ahmadiyah Qodiyan juga dijelaskan dalam buku
Ahmadiyah: Apa dan Mengapa?. Berikut kutipannya:
"Menurut al-Qur 'an, setiap nabi adalah rasul dan
sebaliknya setiap rasul adalah nabi. Seorang dikatakan

28 Himpunan Fa twa MUI Tentang Paham Keagamaan di Indonesia


nabi karena ia mendapat kabar ghaib dariAllah SWT, yang
mengatakan ia adalah seorang nabi. Dan ia disebutkan
rasul karena ia diutus oleh Allah SWT kepada manusia.
Selaras dengan itu, Hadhrat Mirza Ghulam Ahmad adalah
a.s. adalah nabi dan rasul ".
Demikian pula penjelasan yang diberikan oleh Jemaat
Ahmadiyah Indonesia (Golongan Qodiyan) dalam edaran
resminya menanggapi keberatan-keberatan dari pihak Lembaga
Penelitian dan Pengkajian Islam (LPPI) yang ditandatangani
Ir. Syarif Ahmad Lubis, M.Sc, Ketua PB Jemaat Ahmadiyah
Indonesia:
"Ahmadiyah meyakini bahwa Mirza Ghulam Ahmad itu
Nabi dan Rasul adalah berdasar pengakuan bahwa beliau
mendapat wahyu dan diangkat Tuhan. Jadi, bukan atas
kemauan beliau sendiri. Tuhan mempunyai kekuasaan
dan wewenang mengangkat siapa saja diantara hamba-
hamba yang dipilih-Nya ".
Selain keyakinan itu, Ahmadiyah Qodiyan Juga
mengkafirkan orang yang menolak kenabian Mirza, menyebut
isteri Mirza sebagai ummul mu'minin dan para pengikut yang
berbai' at kepadanya sebagai shahabat, khalifahnya disebut
sebagai khulafa rasyidun, serta menjadikan Qodiyan, sementara
ini Rabwah, menjadi ma'ad (kota tempat kembali) yang
harus dikunjungi anggota Jema'at Ahmadiyah, sebagaimana
dijelaskan oleh Mirza Bashir Ahmad:

9 Koran Badr adalah juga Koran resmi terbitan Ahmadi yah ketika itu.

Himpunan Fa twa MUI Ten tang Paham Keagamaan di Indonesia


29
oleh karenanya, al-Qur 'an telah menamakan
Mekkah Ma 'ad (tempat kembali), yakni suatu tempat
yang kaum muslimin bisa kembali secara berulang-
ulang dan mengambil faedah kerohanian daripadanya.
Dalam satu ilham yang diterima Mirza Ghulam Ahmad
a.s., Qodiyan juga disebut Ma 'ad sebab pada waktu itu
para jemaat berbondong-bondong datang berulang kali
untuk memperoleh tarbiat; dan begitulah Insya Allah
akan berlaku di mas a yang akan datang. Selama Qodiyan
belum kembali ke tangan kita maka Rabwah-lah yang
merupakan tempat penggantinya sebab disinilah pada
waktu ini kedudukan Khilafat Ahmadiyah. Maka menjadi
keharusan bagi para anggota jema 'at berkunjung ke
Rabwah dengan sesering-seringnya ... ".
Sementara itu, Ahmadiyah Lahore menyatakan hanya
mengakui Mirza Ghulam Ahmad sebagai al-Masih, al-Mahdi,
Mujaddid dan Muhaddas, bukan sebagai nabi. Persoalannya
benarkah demikian sikap Ahmadiyah Lahore? Bagaimana pula
dengan ajaran-ajarannya yang lain? Dengan pengakuannya

10 Majalah al-Furqon terbitan Januari 1942 yang mengutip langsung Koran al-
Hakam tanggall8 Juli 1908.
11 Syafi R. Batuah, Op. Cit., h. 21.
12 Ahmadiyah Qodiyan pada awalnya berkedudukan di Qodiyan (India) namun
dengan pecahnya India dan Pakistan, pusat gerakannya kemudian berpindah ke
Rabwah (Pakistan). Setelah Mirza Basyiruddin Mahmud Ahmad meninggal
dunia pada 8 Nopember 1965, maka dipilihlah Mirza Nasir Ahmad menjadi
Khalifal al-Masih III hingga wafatnya 9 Juni 1982. Saat ini Ahmadiyah Qodiyan
dipimpin oleh Mirza Tahir Ahmad, sebagai Khalifah al-Masih IV.
13 Lihat Da 'watul Amir, h. 42-56.
14 Pedoman Besar Gerakan Ahmadiyah Indonesia, Benarkah Ahmadiyah Sesat ? :
Suatu Tanggapan, (Yogjakarta : PB GAl, 2002), h. 6.

30 Himpunan Fa twa MUI Tentang Paham Keagamaan di Indonesia


bahwa Mirza sebagai al-Mahdi, al-Masih, mujaddid dan
muhaddas, apakah mereka berbeda dengan golongan Qodiyan?
Hal ini perlu ditelusuri dalam literature yang mereka terbitkan
sendiri. Berikut ini adalah beberapa kesimpulan penulusuran
terse but.
Pertama, Mirza Ghulam Ahmad, sebagaimana telah
disebut di atas, dalam berbagai tulisannya sendiri jelas
mengaku dirinya sebagai al-Masih, al-Mahdi dan nabi/rasul,
dan Ahmadi yah Lahore berimam kepada orang yang mengaku
dirinya nabi. Oleh karenanya, hukum para pengikut ini
(Ahmadiyah Lahore) sama dengan hukum orang yang diikuti/
diimaminya.
Kedua, sebelum terpecah menjadi dua golongan, semua
pengikut Ahmadiyah mengakui kenabian Mirza, termasuk
Muhammad Ali, pemimpin Ahmadiyah Lahore, sebagaimana
juga telah disebut di atas. Bahkan dalam Bigham Shulh, yang
merupakan lembaran penjelasan mengenai golongan mereka
dikatakan : "Kami melihat bahwa Had/rat al-Masih al-
Mau 'uud dan al-Mahdi al-Ma 'huud adalah seorang nabi dan
rasul-Nya ... ". Dengan begitu pengakuan Ahmadiyah Lahore
bahwa Mirza hanyalah al-Masih, al-Mahdi dan Mujaddid
hanyalah retorika, karena mereka tidak pemah secara resmi
menginkari tulisan-tulisan (pengakuan) mereka sebelumnya.
Selain itu, pendapat mereka bahwa Mirza adalah mujaddid
adalah hiilat laftiyyah (tipuan kata) karena maksud pemyataan
tersebut senada dengan pendapat Qodiyan tentang Mirza
sebagai "nabi zhilyi" atau "buruzy ", "nabi ghairu tasyri 'i"
dan "nabi ummati ". Hal itu terlihat dalam tulisan Muhammad

Himpunan Fa twa MUI Tentang Paham Keagamaan di Indonesia


31
Ali Lahore dalam kitabnya al-Nubuwwah fi al-Islam, yang
ditulisnya setelah ia memisahkan diri dari kelompok Qodiyan.
Pendapatnya ialah :
"Sesungguhnya al-Masih al-Mau 'uud dalam tulisannya
terdahulu menetapkan satu hal, yaitu bahwa pintu kenabian
memang tertutup, namun salah satu bentuk kenabian
masih memungkinkan dicapai/diraih. Hal ini tidak berarti
kami mengatakan bahwa pintu kenabian masih terbuka,
tetapi kami katakan bahwa bahwa pintu kenabian tertutup,
hanya saja salah satu bentuk kenabian masih tetap ada
dan berlanjut hingga akhir kiamat. ltu juga tidak berarti
kami mengatakan bahwa seseorang dapat menjadi nabi,
tetapi dapat saja (seseorang) mencapai kenabian itu
dengan }alan mengikuti Nabi Muhammad SAW. Orang
semacam ini dapat disebut sebagai manusia biasa pada
satu sisi, dan sebagai nubuwwah juziyyah pada sisi yang
lain ... ".
Ketiga, selain meyakini bahwa Mirza Ghulam Ahmad
adalah al-Masih dan al-Mahdi, Ahmadiyah Lahore memiliki
keyakinan yang sama dengan Ahmadiyah Qodiyan dalam hal
Mirza Ghulam Ahmad menerima wahyu dari Allah yang wajib
diikuti oleh seluruh manusia, dan bahwa semua yang ditulisnya
serta pengakuannya adalah kebenaran yang wajib diikuti oleh
semua muslim. Bahkan Muhammad Ali dalam Nubuwwah fi
al-Islam menyatakan

15 Ibid., h. 6.
16Jbid., h. 7.
17 Syafi R. Batuah, Op. Cit., h. 5.

32 Himpunan Fa twa MUI Tentang Paham Keagamaan di Indonesia


"Sesungguhnya kalian (Ahmadiyah Qodiyan) dengan
menjadikan Mirza sebagai nabi yang sempurna,
pengakuan kalian itu derajatnya tidak lebih tinggi dari
pengakuan kami kepadanya (Mirza). Dengan menjadikkan
kenabianya (Mirza) sebagai nubuwwah juziyyah, maka
sesungguhnya kami meyakini akan wajibnya mengikuti
wahyu (yang diturunkan kepada Mirza) pada batas yang
kalian imani, bahkan kami mengimaninya secara amaliyah
melebihi yang kalian imani ".
Keempat, bahwa betapapun kedua kelompok ini berbeda
dalam beberapa hal, namun mereka sepakat pada hal-hal
berikut:
1. BahwaMirzaGhulamAhmadadalahal-Mahdial-Ma'huud
dan al-Masih al-Mau'uud, sebagaimana diberitakan nabi
Muhammad SAW.
2. Bahwa pada Mirza Ghulam Ahmad diturunkan wahyu,
yang wajib dibenarkan dan diikuti oleh seluruh manusia.
3. Bahwakedua kelompok ini sesungguhnya memilki "konsep
kenabian" Mirza Ghulam Ahmad, meski penjelasannya
berbeda.
4. Bahwa apa yang didakwahkan, diucapkan, dan ditulis
dalam semua karya dan tulisan Mirza Ghulam Ahmad
adalah sebuah kebenaran.
5. Bahwa mereka yang mendustakan atau menginkari
dakwah Mirza Ghulam Ahmad adalah kafir.
B. Fatwa dan Sikap MUI
Berdasarkan bukti-bukti ajaranAhmadiyah, sebagaiamana
tertuang dalam berbagai literature karya Mirza Ghulam Ahmad
dan para tokoh pengikutnya di atas, serta setelah mengkaji

Himpunan Fa twa MUI Ten tang Paham Keagamaan di Indonesia


33
ayat-ayat al-Qur'an dan Hadis serta Ijma' Ulama, maka MUI
menetapkan fatwa bahwa Aliran Ahmadiyah, baik Qodiyani
ataupun Lahore, sebagai keluar dari Islam, sesat dan
menyesatkan. Hal itu didasarkan pada:
1. BahwaNashal-Qur'andanSunnahRasulullahsecaraqath'i
telah menetapkan bahwa kenabian dan kerasulan telah
berakhir (tertutup) setelah kerasulan Nabi Muhammad
SAW., maka siapa saja yang mengaku sebagai nabi setelah
Nabi Muhammad berarti ia telah keluar dari Islam. Dan
bahwa aqidah ini (tidak ada nabi setelah Nabi Muhammad
SAW) adalah keyakinan yang fundamental dan mendasar,
yang tidak menerima ta'wil dan takhshish apapun, karena
ia telah ditegaskan dengan jelas dalam al-Qur'an dan
Hadis-Hadis Mutawatir yang qath'I serta telah menjadi
Ijma' seluruh Ulama.
2. Bahwa Mirza Ghulam Ahmad telah nyata-nyata mengaku
dirinya sebagai nabi maka ia telah keluar dari Islam.
Adapun adanya ta'wil dan tafsir akan kenabiannya
sebagai "nabi zhilyi" , "buruzy ", "nabi ghairu tasyri 'i"
atau "nabi ummati" hukumnya adalah sama. Hal itu
dikarenakan Aqidah tentang khataman nabiyyin, adalah
aqidah qath 'iyyah yang tidak dapat dita 'wil ataupun

18 Jema'at Ahmadiyah Indonesia, Penjelasan Jemaat Ahmadiyah Indoensia, h. l.


19 Hazrat Mirza Bashir Ahmad, Dasar-Dasar Pendidikan Bagi ]ema'at, terjemah
o1eh R. Ahmad Anwar dari Tarbiyyati Jemaat Aur Uske Ushul, (Tanpa Tempat
: Jema'at Ahmadiyah Indonesia, 1994) Cet. Ketiga, h. 60
20 Majallah al-Furqon terbitan Januari 1942, mengutip Kitab Bigham Shulh, 16
Oktober 1913.
21 Muhammad Taqi Usmani, da1am Majallah Majma'al-Fiqh al-Islami, Buku
Kedua Juz Pertama, h. 224.

34 Himpunan Fa twa MUI Tentang Paham Keagamaan di Indonesia


ditakhshish. Tidak ada satupun dalil yang dapat dijadikan
sandaran mereka. Sebagaimana para shahabat nabi
memerangi Musailamah al-Kadzdzaab, Aswad al-'Unsa
dan Thalaihah bin Khuawailid yang mengaku nabi dengan
cara mena'wil ma'na nubuwwah dan risalah.
3. Bahwa berimam dengan orang mengaku dirinya nabi
hukumnya sama dengan yang diimaminya.
4. Bahwa pengakuan Mirza Ghulam Ahmad sebagai al-
Mahdi dan al-Masih yang dijanjikan menjelang Hari
Kiamat, sebagaimana diakui Qodiyan maupun Lahore,
adalah kebohongan dan pembohongan terhadap al-Qur 'an,
Sunnah Mutawatir, dan Ijma'.
Selain itu, seperti telah dijelaskan di muka, bahwameskipun
MUNAS MUI VII menetapkan aliran Ahmadiyah telah keluar
dari Islam, sesat dan menyesatkan, MUI tetap mengajak dan
menyerukan para pengikut Ahmadiyah untuk kembali kepada
ajaran Islam yang haq sejalan dengan al-Qur'an dan Hadis
(al-ruju' ila al-haq). MUI juga meminta pemerintah untuk
melarang penyebaran faham Ahmadiyah dan membekukan
organisasinya serta menutup semua tempat kegiatannya.
Dengan kata lain, eksekusi dilakukan oleh pemerintah selaku
ulil amri. MUI tidak membenarkan segala bentuk tindakan
yang merugikan pihak lain, apalagi tindakan anarkis terhadap
pihak-pihak, hal-hal atau kegiatan yang tidak sejalan dengan
fatwa MUI ini.

22 Nubuwwahfi al-Islam, h. 158.


23 Muhammad Taqi Usmani, dalam Majallah Majma'al-Fiqh al-Islami, Buku
Kedua Juz Pertama, h. 225, mengutip pendapat Muhammad Ali Lahore dalam
al-Nubuwwah fi al-Islam. Lahore: 1915. h. 23.

Himpunan Fa twa MUI Trntang Paham Keagamaan di Indonesia


35
Penting untuk dicatat, bahwa fatwa ini dilahirkan dalam
forum Musyawarah Nasional MUI, forum tertinggi, yang
dihadiri dan diikuti oleh ± 380 ulama dan tokoh Islam dari
berbagai ORMAS Islam, Ketua-KetuaMUI Propinsi, Pimpinan
Pondok Pesantren dan Perguruan Tinggi Islam di Indonesia.
C. Fatwa dan Sikap Donia Islam
Berdasarkan kajian yang mendalam dan fakta-fakta ajaran
mereka para ulama Pakistan dan India sepakat menghukumi
kafir kepada Mirza Ghulam Ahmad serta kedua kelompok
pengikutnya tersebut sejak 70 tahun yang lalu. Pelarangan
Ahmadi yah juga dilakukan oleh berbagai negara/pemerintahan
muslim seperti Malaysia, Brunei, Saudi Arabia dan berbagai
negara Islam lainnya.
Di negara Pakistan, Ahmadiyah digolongkan sebagai
minoritas non-muslim. Pada tanggal 26 April 1984 pemerintah
Pakistan menetapkan ketentuan bahwa pengikut Mirza G A
(Qodiyan dan Lahore) merupakan non-muslim dan melarang
mereka menggunakan istilah dan simbol-simbol Islam untuk
menyesatkan kaum muslim, seperti masjid, azan, ummahatul
mu'minin, khulafa rasyidun, dan shahabat. Menanggapi
peraturan ini, pengikut Ahmadiyah mengajukan banding
kepada pengadilan syari'ah. Kemudian pada tanggal 15 Juli
19 84, pengadilan syari 'ah Pakistan me no lak tuntutan banding
pengikut Ahmadiyah dan menguatkan keputusan pemerintah.
Selanjutnya pengikut Ahmadiyah mengajukan banding ke
pengadilan yang lebih tinggi. Pada tanggal 3 Juli 1993, setelah
melalui proses peradilan dari tahun 1988-1993 Mahkamah
Agung (supreme court) Pakistan memutuskan bahwa Aliran

36 Himpunan Fa twa MUI Tentang Paham Keagamaan di Indonesia


Ahmadiyah bukan merupakan bagian dari agama Islam,
pengikutnya digolongkan sebagai non muslim, dan menetapkan
Aliran Ahmadiyah sebagai agama minoritas seperti Kristen
dan Hindu.
Selain itu, para ulama dari berbagai negeri Islam lain
yang terdiri dari 144 organisasi Islam dan tergabung dalam
organisasi Rabithah Alam Is/ami dalam keputusannya di
Mekkah al-Mukarromah pada tahun 1973 secara bulat (ijma')
juga menfatwakan Ahmadiyah kelompok yang ka.fir, keluar
dari Islam. Bahkan dalam Konferensi Organisasi-Organisasi
Islam se-dunia pada tanggal 6-10 April 1974, dibawah anjuran
Rabithah 'A lam Islami, merekomendasikan antara lain : ( 1)
Setiap lembaga Islam harus melokalisir kegiatan Ahmadiyah
dalam tempat ibadah, sekolah, panti dan semua tempat kegiatan
mereka yang destruktif; (2) Menyatakan Ahmadiyah sebagai
kafir dan keluar dari Islam; (3) Memutuskan segala hubungan
bisnis dengan mereka; (4) Mendesak pemerintah-pemerintah
Islam untuk melarang setiap kegiatan pengikut Mirza Ghulam
Ahmad dan menganggap mereka sebagai minoritas non-Islam.
Kekufuran Ahmadiyah juga telah ditetapkan oleh Fatwa
ulama negara-negara Organisasi Konferensi Islam (OKI),
yaitu dalam fatwa Majma' al-Fiqh al-Islami OK/, melalui
keputusannya No 4 (4/2) dalam Muktamar kedua di Jeddah
Arab Saudi pada tanggal 10-16 Rabi' al-Tsani 1406 H./22-28
Desember 1985. Dalam fatwa tersebut dinyatakan:
"Sesungguhnya apa yang diklaim Mirza Ghulam
Ahmad tentang kenabian dirinya, tentang risalah yang
diembannya dan tentang turunnya wahyu kepada dirinya

Himpunan Fa twa MUI Tentang Paham Keagamaan di Indonesia 37


adalah sebuah pengingkaran yang tegas terhadap ajaran
agama yang sudah diketahui kebenarannya secara qath 'i
(pasti) dan meyakinkan dalam ajaran Islam, yaitu bahwa
Muhammad Rasulullah adalah Nabi dan Rasul terakhir
dan tidak akan ada lagi wahyu yang akan diturunkan
kepada seorang pun setelah itu. Keyakinan seperti yang
diajarkan Mirza Ghulam Ahmad tersebut membuat dia
sendiri dan pengikutnya menjadi murtad, keluar dari
agama Islam. A/iran Qadyaniyah dan A/iran Lahoriyah
adalah sama, meskipun a/iran yang disebut terakhir
(Lahoriyah) meyakini bahwa Mirza Ghulam Ahmad
hanyalah sebagai bayang-bayang dan perpanjangan dari
Nabi Muhammad SAW".

Fatwa serupa ini juga telah ditetapkan oleh lembaga-


lembaga fatwa/ulama di berbagai negara Islam. Di Mesir,
misalnya, Majma' al-Buhuts juga telah menetapkan fa twa
kafir terhadap Ahmadiyah.

D. Fatwa dan Sikap Ormas-Ormas Islam Indonesia


Berbagai Ormas Islam di Indonesia, seperti NU,
Muhammadiyah dan Persis, telah memfatwakan hal yang
sama mengenai Aliran Ahmadiyah. Muhammadiya sejak
tahun 1926 sudah memfatwakan kesesatan dan kekufuran
Ahmadiyah. Demikianjuga NU, bahkan dalam bahtsul masail
terakhir yang diselenggarakan di Lirboyo, dalam menyikapi
fatwa MUNAS MUI VII, Lembaga Bahtsul Masail NU juga
menetapkan hal yang sama.

38 Himpunan Fa twa MUI Tentang Paham Keagamaan di Indonesia


Sementara itu, Persis (Persatuan Islam), melalui tokohnya
Ahmad Hassan, pemah dua kali melakukan debat terbuka
dengan ahli dakwah Ahmadiyah, yaitu pada tahun 1933 di
Bandung dan 1934 di Jakarta. Ahmad Hassan adalah seorang
tokoh pembaharu Islam yang sangat keras menentang ajaran
Ahmadi yah.
Pasca MUNAS MUI VII, dukungan terhadap fatwa
mengenai Aliran Ahmadiyah juga disampaikan oleh berbagai
ormas Islam, seperti Dewan Dakwah Islamiyah Indonesia
(DDII), Badan Kerjasama Pondok Pesantren Indonesia
(BKSPPI), Hizbut Tahrir Indonesia, Syarikat Islam (SI), al-
Irsyad al-Islamiyah, ICMI, YPI al-Azhar, Front Pembela
Islam (FPI), Front Perjuangan Islam Solo, Majelis Mujahidin
Indonesia, Hidayatullah, al-lttihadiyah, PERTI, FUUI, al-
Washliyah, dan Ormas Islam lainnya, baik di tingkat nasional
maupun di daerah di seluruh Indonesia. Bahkan dalam Halaqoh
N asional PBNU yang dilaksanakan pada awal September
2005 juga ditegaskan kembali dukungan terhadap fatwa MUI
tentang Ahmadiyah. Selain itu dukungan atas Fatwa MUNAS
MUI ini juga disampaikan oleh para kyai Pengasuh Pondok
Pesantren di Jawa, Madura dan Sumatera.
Demikianlah syarah (penjelasan) atas fatwa MUNAS
MUI VII tentang Aliran Ahmadiyah. Sebagai kesimpulan dapat
dijelaskan bahwa fatwa tentang kekufuran Aliran Ahmadiyah
bukan saja dikeluarkan oleh Majelis Ulama Indonesia (MUI)
saja, tetapi sudah menjadi ljma 'al-Majami' (kesepakatan bulat
forum-forum Ulama) di dunia Islam. Syarah ini juga menjadi
penjelasan atas sikap MUI dalam mengimplementasi fatwa ini.

Himpunan Fa twa MUI Tentang Paham Keagamaan di Indonesia 39


CATATAN SEPUTAR
KESESATAN AHMADIYAH

Ahmadiyah adalah kelompok atau aliran yang secara


akidah menyimpang dari ajaran Islam. Ahmadiyah terbukti
sesat dan menyesatkan, dan orang mengikutinya adalah
murtad (keluar dari Islam).

Ahmadiyah didirikan seseorang yang mengaku nabi


bemama Mirza Ghulam Ahmad pada tanggal 23 Maret
1889. Aliran ini dijadikan alat penjajah Inggris di India
dan Pakistan untuk melemahkan perjuangan umat Islam.
Dan saat ini, Ahmadiyah berpusat di London. Sebuah fakta,
di mana masyarakat awam pun akan bertanya-bertanya
mengapa berpusat London.

Di daerah tempat kelahirannya, Pakistan, aliran ini


telah dinyatakan sebagai aliran yang keluar dari Islam. Di
sana, tempat ibadah mereka bukan bernama masjid, tapi
kuil (temple). Di negara-negara yang mayoritas Muslim,
Ahmadiyah sudah dinyatakan sebagai aliran sesat.

Jika kita melacak keberadaan Ahmadi yah di Indonesia


telah lama menjadi kegundahan umat Islam. Pada tahun
1929, Muhammadiyah telah menetapkan hukum bahwa
orang yang mengimankan kenabian seseorang sesudah
Nabi Muhammad adalah kafir (lihat Himpunan Putusan
Tarjih Muhammadiyah h.280-281). Pada tahun 1980,
Majelis Ulama Indonesia (MUI), di bawah kepemimpinan

40 Himpunan Fa twa MUI Ten tang Paham Keagamaan di Indonesia


Buya Hamka, menetapkan bahwa Ahmadiyah sesat. Tahun
1995, Syuriah PBNU telah menetapkan bahwa Ahmadiyah
menyimpang dari Islam.

Kesesatan Ahmadiyah

1. Mirza Gulam Ahmad Mengaku N abi

Ahmadi yah yang mengganggap Mirza Ghulam Ahmad


sebagai nabi jelas salah dan tidak ada dasar sama sekali baik
di dalam al-Qur' an maupun hadis, karen a dalam al-Qur' an
maupun hadis disebutkan bahwa Nabi Muhammad SAW
adalah Rasul dan N abi terakhir, tidak ada lagi nabi setelah
beliau (Ia nabiyya ba 'dah). Hal ini sebagaimana disebutkan
dalam al-Qur'an surat al-Ahzab ayat 40, yang berbunyi:

Artinya:
Muhammad itu sekali-kali bukanlah bapak dari
seorang laki-laki di antara kamu, tetapi dia adalah
Rasulullah dan penutup nabi-nabi; dan adalah Allah
Maha Mengetahui segala sesuatu.

Al-Quran kitab suci yang keasliaan dan kemurniannya


dijamin oleh Allah secara tegas menyatakan bahwa
Nabi Muhammad SAW adalah Rasul dan Nabi terakhir
(khataman nabiyin). Dari ayat itu tidak dapat ditafsirkan lain,

Himpunan Fa twa MUI Trntang Paham Keagamaan di Indonesia 41


sehingga tidak benar dan tidak mungkin sama sekali untuk
menyebutkan ada Rasul dan Nabi setelah Nabi Muhammad
SAW.

Keyakinan kepada Nabi Muhammad SAW sebagai nabi


terakhir adalah persoalan akidah yang tidak bisa ditawar-
tawar lagi. Artinya, menginkari hal tersebut jelas ia tidak
lagi menjadi muslim. Ia kafir, keluar dari Islam.

Sejalan dengan ayat di atas Allah menegaskan pada ayat


lain sbb :

I~.J
:. ~~~ ~~ _) I wl ·~'I I. ·I
~ ~
L..

I~ ~I ~.J 4-jJ~ ~I u-ll 4cb.J J:lil.J

Hai Nabi, (maksudnya Nabi Muhammad SAW)


sesungguhnya Kami mengutusmu untukjadi saksi, dan
pembawa kabar gembira dan pemberi peringatan, dan
untuk jadi penyeru kepada Agama Allah dengan izin-
Nya dan untuk jadi cahaya yang menerangi.
(QS. Al-Ahzab [33]: 45-46)

2. Meyakini Kitab Suci Selain Al-Qur'an

Pokok ajaran Ahmadiyah lainnya yang menyimpang


dari ajaran Islam adalah keyakinan mereka terhadap Tadzkirah
sebagai kitab suci (yang disebutnya sebagai "wahyu muqaddas ").
Padahal, bagi kaum Muslimin Al-Quran adalah satu-satunya

42 Himpunan Fatwa MUI Tentang Paham Keagamaan di Indonesia


kitab suci. Selain itu, Ahmadiyah mengaku bahwa isi Kitab
Tadzkirah adalah wahyu yang diturunkan Allah Swt kepada
Mirza Gulam Ahmad. Padahal wahyu yang diturunkan
Allah Swt. itu telah berakhir dengan diturunkannya surat
al-Maidah ayat 3 yang berbunyi :
., o '"" J,.,. , J J,. o o.- o
G~ '')(..'Jfl '<'I~" -''· 'Ci;:.. ~i' 'C.~ '<'I ~i "-'II
-- i _. r -- JJ ~ ~ J ~- r i r-
Artinya:
Pada hari ini telah Kusempurnakan untuk kamu
agamamu, dan telah Ku-cukupkan kepadamu nikmat-
Ku, dan telah Ku-ridhai Islam itu jadi agama bagimu.

Kalau kita menyimak Tadzkirah, kita akan menemukan


banyak kekacauan dan pencampuradukan ayat-ayat al-
Qur'an yang ditambah-tambah dengan kata-kata atau
ucapan Mirza Gulam Ahmad. Tidak hanya itu, isinya pun
banyak yang bertentangan dengan Al-Quran.
Di dalam Kitab Tadzkirah ditemukan beberapa
penyimpangan, antara lain:
Pertama, bahwa Mirza Ghulam Ahmad diangkat
sebagai rasul dengan ungkapan ya Ahmad, Anda menjadi
rasul (ya Ahmad Ju 'ilta mursala) (lihat Tadzkirah, penerbit
Assirkatul Islamiyah, 1956 h. 493)
Kedua, Mirza Ghulam Ahmad mengaku perwujudan
(reinkamasi Nabi Muhammad SAW. (lihat al Quran dengan
Terjemahan dan Tafsir Singkat, Penerbit Yayasan Wisma
Damai Jakarta, Edisi I tahun 1983)

Himpunan Fa twa MUI Tentang Paham Keagamaan di Indonesia


43
Ketiga, berikut ini terdapat contoh penyimpangan
terhadap beberapa ayat Tadzkirah yang menjadi alasan bagi
Mirza Ghulam Ahmad sebagai Rasul:

_~~ yl~l_,l\! Jl ~.JCt! ~ j ~~ ~~ ~) wl


~~ ~ u~J ~ UJ~l .P.J

Terjemahnya:
"(163) Sesungguhnya Kami mengutus Ahmad kepada
kaumnya, maka mereka berpaling dan berkata: Pendusta
yang sombong, dan mereka bersaksi atasnya, dan
mengalir seperti air yang tercurah. "(Tadzkirah, h.385)

~ fol_~ ~ ~ ~ J ul_~J L5Jiy ul L)J.u.ly


-<1 .. ~I _<. .... , . ~ 1\.9 ~I . ~ -~~< . I J! .~:1
I Jb-:!J ~ ..r P. L)~ I'"" U -~

~\ ~\ ~)\ ~ 9~ ~}!9~ ~~

Terjemahnya:
"(15) Wahai Ahmad-Ku, kamu adalah tujuan-Ku dan
bersama-Ku - (16) Kamu memiliki kedudukan mulia
di hadapan-Ku - (17) Aku memilihmu untuk diri-Ku
- (18) Katakanlah: jika kalian mencintai Allah maka
ikutilah aku, niscaya Allah akan mencintai kalian dan
mengampuni dosa-dosa kalian dan menyayangi kalian
dan Dia adalah Dzat Maha Penyayang di antara para
penyayang." (Tadzkirah, h.224)

44 Himpunan Fatwa MUI Tentang Paham Keagamaan di Indonesia


Berikut ini contoh ayat-ayat al Qur' an, yang diambil
sebagian dan ditambah dengan kata-kata Mirza Gulam
Ahmad sendiri, seolah-olah itu wahyu dari Allah.

Terjemahnya:
"(2) Wahai Ahmad (Mirza Ghulam Ahmad) Allah telah
memberkatimu - Bukan kamu yang melempar ketika
kamu melempar, tetapi Allah-lah yang melempar -. "
(Tadzkirah, h.241)

~jly ...:..,j\ - ~~ly ~ ~~

~~ ~lfi ~_>C. ~.J

"(23) Kabar gembira bagimu wahai Ahmad-Ku, (24) Engkau


adalah tujuan-Ku dan bersama-Ku-(25)Aku menyematkan
kemuliaanmu dengan tangan-Ku sendiri - (27)

tl~l o_,cJ Y*l ~.) ~~\.9 ~ '-'J4c ~~lji.J


~LJ14..u. J ')I ~)La.J - ~lc.J ljl

Dan apabila hamba-hamba-Ku bertanya kepadamu


tentang Aku, maka Oawablah), bahwa-sanya Aku
dekat. Aku menga-bulkan permohonan orang yang
berdo 'a apabila ia memohon kepada-Ku - (28) Dan

Himpunan Fa twa MUI Ten tang Paham Keagamaan di Indonesia 45


tidaklah Kami mengutusmu kecuali sebagai rahmat
bagi seluruh a/am." ..... (Tadzkirah, h.81)

Terjemahnya:
"(1) Wahai Ahmad (Mirza Ghulam Ahmad) Allah telah
memberkahimu - (2) (Tuhan) Yang Maha Pemurah,
Yang telah mengajarkan AI Qur 'an."
(Tadzkirah, h.223)

Pandangan Donia Islam tentang Ahmadiyah


Pandangan Organisasi Konferensi Islam (OKI) Nomor
4 (4/2) dalam Muktamar II di Jeddah, Arab Saudi, pada
tanggal 10-16 Rabi' al-Tsani 1406 H/22-28 Desember 1985
M ten tang Aliran Qodiyaniyah, yang an tara lain menyatakan
bahwa aliran Ahmadiyah yang mempercayai Mirza
Ghulam Ahmad sebagai nabi sesudah Nabi Muhammad
dan menerima wahyu adalah murtad dan keluar dari Islam
karena mengingkari ajaran Islam yang qath'i dan disepakati
oleh seluruh ulama Islam bahwa Muhammad SAW adalah
nabi dan rasul terakhir.

Fatwa MUI seputar Ahmadiyah


Berdasarkan kajian yang cermat dan mendalam,
Majelis Ulama Indonesia (MUI) telah berhasil menerbitkan
Fartwa sebanyak dua kali;

46 Himpunan Fa twa MUI Tentang Paham Keagamaan di Indonesia


Pertama, berdasarkan Keputusan Musyawarah Nasional
pada tanggal 17 Rajah 1400 H bertepatan tanggal 1 Juni
1980 yang ditandatangani oleh Prof. Dr. Hamka selaku
ketua dan Drs. Kafrawi selaku sekretaris menyeruhan a) agar
Majelis Ulama Indonesia menjelaskan kepada masyarakat
tentang sesatnya Jema'at Ahmadiyah Qadiyan yang berada
di luar Islam. b) Bagi mereka yang terlanjur mengikuti
ajaran Ahmadiyah Qadian supaya segera kembali kepada
ajaran Islam yang benar. c). kepada seluruh umat Islam
supaya memper-tinggi kewaspadaannya, sehingga tidak ter-
pengaruh ajaran yang sesat itu.

Kedua, berdasarkan Keputusan Musyawarah Nasional


Majelis Ulama Indonesia pada tanggal 21 Jumadil
Akhir 1426 H bertepatan dengan 28 Juli 2005 H yang
ditandatangani pimpinan sidang pleno Prof. Dr. H. Umar
Shihab selaku ketua dan Prof. Dr. H.M. Din Syamsuddin
sebagai sekretaris, bahwa:
a) menegaskan kembali keputusan fatwa MUI dalam
Munas II Tahun 1980 yang menetapkan bahwa aliran
Ahmadi yah berada diluar Islam, sesat dan menyesatkan,
serta orang mengikutinya adalah murtad (keluar dari
Islam).
b) bagi mereka yang terlanjur mengikuti aliranAhmadiyah
supaya segera kembali kepada ajaran Islam yang benar
(ar-ruju' ilal al-haq) yang sejalan dengan Al-Quran
dan hadits.

Himpunan Fa twa MUI Tentang Paham Keagamaan di Indonesia


47
c) pemerintah untuk melarang penyebaran Ahmadi yah di
seluruh Indonesia dan membekukan organisasi serta
menutup semua tempat kegiatannya.

Kriteria Aliran Sesat


Sesui dengan keputusan Rapat Kerja Nasional MUI
tanggal 6 November 2007 bahwa sesuatu ali ran dinyatakan
sesat kerena termasuk dalam salah satu keriteria sbb :
1. Mengingkari salah satu dari rukun iman yang 6 (enam)
yakni beriman kepada Allah, kepada Malaikat-Nya,
kepada kitab-kitab-Nya, kepada Rasul-Rasul-Nya, kepada
hari Akhirat, kepada Qadla dan Qadar dan rukun Islam
yang 5 (lima) yakni mengucapkan dua kalimat syahadat,
mendirikan shalat, mengeluarkan zakat, berpuasa pada
bulan ramadhan, menunaikan Ibadah haji.
2. Meyakini dan atau mengikuti aqidah yang tidak sesuai
dengan dalil syar'i (Al-Qur'an dan Assunah);
3. Meyakini turunnya wahyu setelah Al-Qur'an;
4. Mengingkari otentisitas dan atau kebenaran isi Al-
Qur'an;
5. Melakukan penafsiran Al-Qur'an yang tidak berdasar-
kan kaidah-kaidah tafsir;
6. Mengingkari kedudukan hadits Nabi sebagai sumber
ajaran Islam;
7. Menghina, melecehkan dan a tau merendahkan;
8. Mengingkari Nabi Muhammad SAW sebagai Nabi dan
Rasul terakhir;

48 Himpunan Fa twa MUI Tentang Paham Keagamaan di Indonesia


9. Mengubah, menambah dan atau mengurangi pokok-
pokok ibadah yang telah ditetapkan oleh syari'ah, seperti
haji tidak ke Baitullah, shalat fardlu tidak 5 waktu.
10. Mengkafirkan sesama muslim tanpa dalil syar'i,
seperti mengkafirkan muslim hanya karena bukan
kelompoknya.

Kriteria ini penting untuk diketahui khalayak,


sebagai barometer dalam melihat ajaran Ahmadiyah yang
sesat dan aliran-aliran sesat lainnya. Seperti kita ketahui
bahwa belakangan banyak muncul aliran sesat. Umat perlu
memahami secara baik tentang kriteria ini dengan baik dan
benar, sehingga umat tidak terjerumus dalam kekufuran.

32 Fafdtar Kitab, Buku, dan Majalah Terbitan Jemaat


Ahmadiyah Indonesia yang harus dicermati dan
diwaspadai oleh umat Islam. (Berdasarkan data yang
ada di LPPI)

1. Kitab TADZKIRAH edisi tahun 1959, Syirkah


Islamiyah Limited;
2. Kitab TADZKIRAH edisi tahun 1969, Asy Syirkah Al
Islamiyah Rabwah;
3. Kitab TADZKIRAH edisi tahun 2004, Dhiya'u Al
Islami Rabwah;
4. Kitab HAQIEQATUL WAHYI dan ISTIFTA' edisi
tahun 1907;

Himpunan Fa twa MUI Ten tang Paham Keagamaan di Indonesia


49
5. Kitab RUHANI KHAZAIN, Jilid 1 sampai 23;
6. Kitab BAPAHIN AHMADIYAH;
7. Al-Qur'an Dengan Terjemah dan Tafsir Singkat,
Panitia Penterjemah Al-Qur'an Jemaat Ahmadiyah
Indonesia, Malik Ghulam Farid (ed.), jilid III, Edisi
Pertama, Yayasan Wisma Damai, Jakarta, 1983;
8. Ahmadiyah Apa dan Mengapa?, Syafi R. Batuah,
Cetakan XVII, Jemaat Ahmadiyah Indonesia, 1986;
9. Ahmadiyah Moslem Association, USA Souvenir, 1994;
10. Ajaranku, Hadhrat Mirza Ghulam Ahmad a.s., Yayasan
Wisma Damai, Bogor, cetakan keenam,1993;
11. Al-Masih di Hindustan, Mirza Ghulam Ahmad a.s.,
Jemaat Ahmadiyah Indonesia, cetakan kedua, 1998;
12. Amanat Imam JemaatAhmadiyah Khalifatul Masih IV
Hazrat Mirza Tahir Ahmad, Pada Peringatan Seabad
JemaatAhmadiyah Tahun 1989, Panitia Jalsah Salanah
2001, 2002, Jemaat Ahmadiyah Indonesia;
13. Analisa Tentang Khataman N abiyyin, Jemaat Ahmadiyah
Indonesia, 1989
14. Apakah Ahmadiyah ltu?, HZ. Mirza Bashiruddin
Mahmud Ahmad
15. Bahtera Nuh, Hazrat Mirza Ghulam Ahmad, Jemaat
Ahmadiyah Indonesia, edisi ke 5, 1997;
16. Baitullah dan KhalifahAllahAdalah Bukti Keberadaan
Allah SWT, Jemaat Ahmadiyah Indonesia, 1987;
17. Benarkah Ahmadiyah Sesat, Suatu Tanggapan, Pedoman
Besar Gerakan Ahmadiyah Indonesia (PB GAl),
Yogyakarta, Agustus, 2002

50 Himpunan Fa twa MUI Ten tang Paham Keagamaan di Indonesia


18. Buku Putih Kami Orang Islam, Pengurus Besar Jemaat
Ahmadiyah Indonesia, cetakan III, 1983;
19. Dasar-Dasar Pendidikan Bagi J emaat, Hazrat Mirza
Bashir Ahmad, Jemaat Ahmadiyah Indonesia, 1994;
20. Da'watul Amir, Hazrat Bashiruddin Mahmud Ahmad,
Yayasan Wisma Damai, cetakan kesatu, 1989;
21. Falsafah Ajaran Islam, Hazrat Mirza Ghulam Ahmad,
Jemaat Ahmadi yah Indonesia, 2001;
22. Jawaban Atas 36 Masalah, H. Mahmud Ahmad
Cheema, HA, Jemaat Ahmadiyah Indonesia,
23. Khilafat Telah Berdiri, H. M. Ahmad Cheema, HA.
Sy., Jemaat Ahmadiyah Indonesia, 1997;
24. Klarifikasi Atas Telaah Buku Tadzkirah, Jemaat
Ahmadi yah Indonesia, 2003;
25. Kumpulan Dasar Hukum Jemaat Ahmadiyah, Jemaat
Ahmadiyah Indonesia, Jl. Balikpapan 1/10 Jakarta Pusat.
26. Mahzarnamah (Penjelasan I Pembuktian Aqiedah
Ahmadiyah), Islam International Publication, 2002;
27. Memperbaiki Suatu Kesalahan, Mirza GhulamAhmad,
dialihbahasakan oleh H.S. Yahya Pontoh, Jamaah
Ahmadi yah cabang Bandung, tahun 1993;
28. Menjawab Tuduhan Usang, Sadkar, JemaatAhmadiyah
Indonesia cabang Garut, Cetakan ke-111, Juli 1990;
29. Penawar Racun Fitnah Terhadap Ahmadiyah,
Tanggapan dan Penjelasan atas Buku Mengapa Saya
Keluar dan Ahmadiyah Qadiani, Jemaat Ahmadiyah
Indonesia, cetakan kedua, 1992

Himpunan Fa twa MUI Ten tang Paham Keagamaan di Indonesia 51


30. Penjelasan Jemaat Ahmadiyah Indonesia Terhadap
Keberatan-Keberatan dan Pihak LPPI Jemaat
Ahmadiyah Indonesia, 1994;
31. Peringatan Agung Dari llahi Berita Keselamatan,
Hadhrat Mirza Nasir Ahmad (Khalifatul Masih III),
Jemaat Ahmadiyah Indonesia, 1987;
32. Riwayat Hidup Mirza Ghulam Ahmad, Imam Mahdi
dan Masih Mau'ud Pendiri Jemaat Ahmadiyah, Mirza
Bashiruddin Mahmud Ahmad, Jemaat Ahmadiyah
Indonesia, cetakan kedua, 1995;
33. Tiga Masalah Penting, H. Mahmud Ahmad Cheema,
HA, Jemaat Ahmadiyah Indonesia, Bandung, 1993;
34. Majalah Bulanan "SINAR ISLAM" edisi No. 11, 1
Nopember 1985 (1 Nubuwah 1364 HS);
35. Majalah Bulanan "SINAR ISLAM" edisi No. 3, 1
Maret 1986 (1 Aman 1365 HS);
36. Majalah Bulanan "SINAR ISLAM" edisi No. 7, 1 Juli
1986 (1 Wafa' 1365 HS);
37. Pertumpahan Darah Atas Nama Agama;
38. Mengapa & Bagaimana Kami Masuk Ahmadiyah
39. Masalah Kenabian;
40. Muballigh Markazi Pertama, Haji Abdul Wahid, HA.;
41. Hakikat llham dan Wahyu, R. Anwar;
42. Kumpulan KITAB-KITAB Ahmadiyah (berbentuk 2
buah CD);

52 Himpunan Fa twa MUI Tentang Paham Keagamaan di Indonesia


Daftar Inventaris Tentang Aliran Sesat
Fatwa Majelis Ulama Indonesia
Sejak 1971-2007

No Fa twa Dikeluarkan Ringkasan Fatwa Kete-


Ten tang oleh/Tahun rangan
1. Faham Rakemas I Syiah menolak hadis Rekomen-
Syiah MUITahun yang tidak diriwayatkan dasi ini
1984 oleh Ahlu Bait, diperlu
sedangkan ahlu Sunnah dipertegas
wal Jama'ah tidak dalam
membeda-bedakan bentuk
asalkan hadis memenuhi Fa twa,
syarat ilmu mustalah mengingat
hadis. semakin
maraknya
Faham
Syiah di
Indonesia
2. Ahmadi- Munas II Sesuai dengan data dan Fa twa ini
yah Tahun 1980 fakta yang ditemukan 9 telah
Qadiyan Munas 2005 (sembilan) buah buku ditegaskan
ten tang Ahmadiyah , kernbali
MUI menfatwakan dalam
bahwa Ahmadiyah Munas VII
adalah jama' ah di luar MUI
Islam, sesat dan 2005.Fatwa
menyesatkan. Meskipun No. 11//
Fatwa ini telah Munas VII/
diterbitkan 1980, namun MUI/2005
para pengikut ten tang
Ahmadiyah tidak rujuk Aliran
(arruju' ilal haq), sehingga Ahmadi-
ditegaskan kembali yah
dalam Munas VII tahun

Himpunan Fa twa MUI Ten tang Paham Keagamaan di Indonesia 53


3. Islam Adanya Faham ini mengangap Prinsi-
Jama'ah larangan bahwa umat Islam yang prinsip
Pemerintah tidak termasuk dalam ajaran
Tahun 1971 Islam Jama' ah adalah Islam
termaasuk 72 golongan seperti
yang pasti masuk neraka. inilah yang
Umat Islam harus diteruskan
mengangkat "Amirul oleh LOll.
Mukminin" yang menjadi Adanya
pusat pimpinan dan keinginan
harus mentaatinya, umat "Amirul
Islam yang masuk dalam Mukminin"
golongan ini harus LDDiruju'
diba'at dan setia kepada ilalhaq"
"Amirul Mukminin" dan yang
dijamin masuk surga, hingga kini
ajaran Islam yang sah masih
hanya boleh dituruti banyak
hanya ajaran Islam yang yang
bersumber dari "Amirul mengikuti
Mukminin". faham
tersebut di
masyarakat

4. Darul Fatwa Tahun Mendukungsepenuhnya Mendu-


Arqam 1994 Keputusan MUI Daerah kung
Istimewa Aceh, MUI Keputusan
Tingkat I Sumsel, MUI Jaksa
Tingkat I Riau diperkuat AgungRI
dalam Silaturrahmi No.Kep.016
N asional di Pekan Baru /J.A/01/199
tanggal16 Juli 1994 yang 3 tanggal
intinya ajaran Darul 29 Januari
Arqam adalah ajaran 1993
yang menyimpang dari tentang
Aqidah Islamiyah. larangan

Himpunan Fatwa MUI Tentang Paham Keagamaan di Indonesia


54
beredamya
buku
Aurad
Muham-
madiyah,
karena
bertentang
an dengan
aqidah
Islam
5. Aliran Fatwa Tahun Aliran yang tidak Ali ran
Yang 1983 mempercayai hadis Nabi ingkar
Menolak Muhammad SAW sunnah ini
Sunnah/ sebagai sumber syari' at masih
Hadis Islam adalah sesat dan banyak
Rasul menyesatkan dan berada berkem-
diluar agama Islam. bang di
masyarakat
6. Masalah Fatwa 1978 Dikalangan umat Islam Fatwa ini
Jama'ah, ada keyakinan dan muncul
Khalifah pemahamannya agak atas
dan menyimpang tentang al- pertanyaan
Bai'at Qur' an dan hadis. Jaksa
Biasanya kalau Agung
pemahaman ten tang
menyimpang hanya Jamaah
mempunyai pengikut Muslimin
terbatas dan tidak Hizbullah
berkembang. Diperlukan apakah
usaha-usaha Dakwah wajib
terhadap kekeliruan hukurnnya
pemahaman kalau bai'at
terhadap yang berlainan kepada
dengan pemahaman Imam
ten tang Al-Qur' an dan Jamaah
Hadis. Seperti waiib Muslimin

Himpunan Fa twa MUI Ten tang Paham Keagamaan di Indonesia 55


hukumnya bai' at kepada Hizbullah?
Imam Jamaah Muslimin
Hizbullah.
7. Pendang Fatwa Tahun Setiap usaha Fatwa ini
kalan 1980 pendangkalan agama dan sebenamya
Agama penyalahgunaan dalil- cenderung
dan dalil adalah merusak mengantisi
Penyalah kemumian dan pasi agar
gunaan kemantapan hid up tidak
Dalil beragama. Oleh karena terjadi
itu MUI bertekad pemurtad-
menanganinya secara an melalui
serius dan terus menerus. pendangka
lanagama
dan
penyalah-
gunaan
8. Malaikat Fatwa Tahun Aqidah tentang malaikat, Fatwa
Jibril 1997 termasuk malaikat Jibril, tersebut
Mendam baik mengenai sifat telah
pingi maupun tugasnya harus dijadikan
Manusia
didasarkan pada rujukan
keterangan atau oleh aparat
penjelasan dari wahyu penegak
(al-Qur'an dan hadis). hukum,
Tidak ada satupun ayat segingga
maupun hadis yang LiaAminu-
menyatakan bahwa ddin
malaikat Jibril masih dipenjara
diberi tugas oleh Allah hampir2
untuk menurunkan tahun.
ajaran kepada umat Namun
manusia, baik ajaran baru saat ini
maupun ajaran yang beliau telah
bersifat penjelasan dikeluar-

Himpunan Fatwa MUI Tentang Paham Keagamaan di Indonesia


56
terhadap ajaran agama kan dari
yang telah ada. Hal ini penjara,
karena ajaran Allah telah menurunya
sempuma. Pengakuan akan terus
seseorang (Lia menyebar-
Aminuddin) bahwa kan
dirinya didampingi pahamnya.
malaikat Jibril
bertentangan dengan al-
Qur' an. Oleh karena itu
pengakuan tersebut
dipandang sesat dan
menyyesatkan.
9. Al Fatwa No. 04 Adanya syahadat baru :" Sebelum
Qiyadah Tahun2007 Asyahadu alla ilaha illa terbitnya
al- Allah, wa ashadu anna Fa twa
Islamiya Masih al-Mau'ud tersebut,
h Rasulullah". Adanya nabi MUI
I Rasul baru sesudah Depok,
Muhammad SAW. Belum MUI Sinjai,
mewajibkan shalat, telah
puasa, haji. mengeluar
kanFatwa
padaJuli
2007, yang
menyata-
kan bahwa
Al Qiyadah
al-
Islamiyah
Sesat dan
Menyesat-
kan.
10. Syalawat FatwaMUI Pahamyang Saat ini
Wahidiy Kabupaten mengkultuskan secara Komisi
ah Tasik, Jawa berlebihan pendiri Pengkajian

Himpunan Fatwa MW Tentang Paham Keagamaan di Indonesia 57


Barat 2007 Syalawat Wahidiyah, tengah
sehingga rnerusak rnendalarni
aqaidah. data-data
yang valid,
karena ada
dua versi
(1) Salawat
Penyiar
Wahidiyah
dan (2)
Pejuang
Syalawat
Wahidiyah.

11. Tarekat FatwaMUI Paharn ini dinilai sesat Kornisi


Babur Surnut 2007 oleh MUI Provinsi Surnut Pengkajian
Ridha karena pendiri tarekat tengan
Hirzi N uzlan rnenerirna rnelakukan
bisikan Jibril. telaahan.
12. Lernbaga Fatwa MUI Paharn ini dinilai sesat Kornisi
Soul Surnut 2007 oleh MUI Provinsi Surnut Pengkajian
Training karena hanya rnenerirna tengan
al-Qur' an dan rnencaci rnelakukan
rnaki Ularna sebagai telaahan
penyebab kerusakan
urnat.
13. Tarekat Fatwa MUI Faharn ini dinilai oleh Saat ini
Tajul Manggarai MUI Kabupaten Kornisi
Khalwati NTT2007 Manggarai sesat dan Pengakaji-
yah rnenyesatkan, karena an dan
was sama rnenyirnpang dari al- Pengernban
niyah Qur' an dan Hadis ganMUI
seperti:" urnur bisa tengah

58 Himpunan Fatwa MUI Tentang Paham Keagamaan di Indonesia


melakukan
dipanjangkan tuan guru,
yang tidak ikut kelompok
investigasi
mereka kafir dan ternan
terhadap
syetan, malaikat tidak
Tarekat
mampu mencabut nyawa
Tajul
mereka. Khalwati-
yah
wassamani
yah.
14. Pengaji- MUI Pada intinya ingkar Tengah
anal- Perna tang terhadap sunnah Rasul Men gum-
Haq Siantar pulkan
Fakta oleh
Komisi
Pengkajian.
*) Komisi Pengkajian & Pengembangan MUI Pusat. Data ini
terus diperbaharui berdasarkan masukan dari MUI Provinsi &
Daerah Kabupaten I Kota.

Himpunan Fa twa MW Ten tang Paham Keagamaan di Indonesia


59
KEPUTUSAN FATWA TENTANG
FAHAM SYI' AH

Majelis Ulama Indonesia dalam Rapat Kerja Nasional


bulan JumadilAkhir 1404 H./Maret 1984 M merekomendasikan
ten tang faham Syi' ah sebagai berikut :
Faham Syi'ah sebagai salah satu faham yang terdapat
dalam dunia Islam mempunyai perbedaan-perbedaan pokok
dengan mazhab Sunni (Ahlus Sunnah Wal Jamm'ah) yang
dianut oleh Umat Islam Indonesia.
Perbedaan itu di antaranya :
1. Syi'ah menolak hadis yang tidak diriwayatkan oleh
Ahlu Bait, sedangkan Ahlu Sunnah wal Jama'ah tidak
membeda-bedakan asalkan hadits itu memenuhi syarat
ilmu mustalah hadis.
2. Syi'ah memandang "Imam" itu rna 'sum (orang suci),
sedangkan Ahlus Sunnah wal Jama'ah memandangnya
sebagai manusia biasa yang tidak luput dari kekhilafan
(kesalahan).
3. Syi'ah tidak mengakui Ijma' tanpa adanya "Imam",
sedangkan Ahlus Sunnah wal Jama' ah mengakui Ijma'
tanpa mensyaratkan ikut sertanya "Imam".
4. Syi'ah memandang bahwa menegakkan kepemimpinan/
pemerintahan (imamah) adalah termasuk rukun
agama, sedangkan Sunni (Ahlus Sunnah wal Jama'ah)
memandang dari segi kemaslahatan umum dengan tujuan
keimamahan adalah untuk menjamin dan melindungi
da'wah dan kepentingan umat.

60 Himpunan Fa twa MUI Tentang Paham Keagamaan di Indonesia


5. Syi' ah pada umumnya tidak mengakui kekhalifahan Abu
Bakar as-Siddiq, Umar Ibnul Khatab, dan Usman bin
Affan, sedangkan Ahlus Sunnah wal Jama'ah mengakui
keempat Khulafa' Rasyidin (Abu Bakar RA, Umar RA,
Usman RA dan Ali bin Abi Thalib RA).

Mengingat perbedaan-perbedaan pokok antara Syi' ah dan


Ahlus Sunnah wal Jama'ah seperti tersebut di atas, terutama
mengenai perbedaan tentang "Imamah" (pemerintahan)",
Majelis Ulama Indonesia menghimbau kepada umat Islam
Indonesia yang berfaham Ahlus Sunnah wal Jama'ah agar
meningkatkan kewaspadaan terhadap kemungkinan masuknya
faham yang didasarkan atas ajaran Syi'ah

Ditetapkan: Jakarta, 7 Maret 1984 M


4 Jumadil Akhir 1404 H

DEWAN PIMPINAN
MAJELIS ULAMA INDONESIA

Ketua, Sekretaris,

ttd ttd

Prof. K.H. Ibrahim Hosen, LML H. Musytari Yusuf, LA

Himpunan Fa twa MUI Ten tang Paham Keagamaan di Indonesia 61


KEPUTUSAN FATWA TENTANG
AHMADIYAH QADIYAN

~)\ ~)\..&\ ~

Majelis Ulama Indonesia dalam Musyawarah Nasional II


tanggalll-17 Rajah 1400 H/26 Mei- 1 Juni 1980 M. di Jakarta
memfatwakan tentang j ama' ah Ahmadiyah sebagai berikut :
1. Sesuai dengan data dan fakta yang diketemukan dalain
9 (sembilan) buah buku tentang Ahmadiyah, Majelis
Ulama Indonesia memfatwakan bahwa Ahmadiyah
adalahjama'ah di luar Islam, sesat dan menyesatkan.
2. Dalam menghadapi persoalan Ahmadiyah hendaknya
Majelis Ulama Indonesia selalu berhubungan dengan
Pemerintah.
Kemudian Rapat Kerj aN asional bulan 1- 4 Jumadil Akhir
1404 H./4 - 7 Maret 1984 M., merekomendasikan tentang
jama'ah Ahamdiyah terse but sebagai berikut:
1. Bahwa Jemaat Ahmadiyah di wilayah Negara
Republik Indonesia berstatur sebagai badan hukum
berdasarkan Surat Keputusan Menteri Kehakiman RI
No. JA/23113 tanggal 13-3-1953 (Tambahan Berita
Negara: tangga131-3-1953 No. 26), bagi ummat Islam
menimbulkan :
a. Keresahan karena isi ajarannya bertentangan
dengan ajaran agama Islam
b. Perpecahan, khususnya dalam hal ubudiyah (shalat),
bidang munakahat dan lain-lain.

62 Himpunan Fatwa MUI Tentang Paham Keagamaan di Indonesia


c. Bahaya bagi ketertiban dan keamanan negara. Maka
dengan alasan-alasan tersebut dimohon kepada
pihak yang berwenang untuk meninjau kembali
Surat Keputusan Menteri Kehakiman RI JA/22/ 13,
tanggal 31-3-1953 (Tambahan Berita Negara No.
26, tanggal31-3- 1953).
2. Menyerukan :
a. Agar Majelis Ulama Indonesia, Majelis Ulama
Daerah Tingkat I, Daerah Tingkat II, para ulama,
dan da'i di seluruh Indonesia, menjelaskan kepada
masyarakat tentang sesatnya Jema'at Ahmadiyah
Qadiyan yang berada di luar Islam.
b. Bagi mereka yang telah terlanjur mengikuti Jema'at
Ahmadi yah Qadiyan supaya segera kembali kepada
ajaran Islam yang benar.
c. Kepala seluruh ummat Islam supaya mempertinggi
kewaspadaannya, sehingga tidak akan terpengaruh
dengan faham yang sesat itu
Jakarta, 17 Rajab 1400 H
1 Juni 1980 M

DEWAN PIMPINAN
MUSYAWARAH NASIONAL II
MAJELIS ULAMA INDONESIA

Ketua, Sekretaris,
Ttd. Ttd.
PROF. DR. HAMKA DRS. H. KAFRAWI

Himpunan Fa twa MUI Ten tang Paham Keagamaan di Indonesia 63


KEPUTUSAN FATWA TENTANG
ISLAM JAMA' AH

~)\~)\..&\~

Dewan Pimpinan Majelis Ulama Indonesia, setelah :

Memperhatikan :
Pertama, Bahwa faham Islam Jama'ah mulai ada di
Indonesia sekitar tahun 70-an. Karena ajarannya sesat dan
menyesatkan serta menimbulkan keresahan di masyarakat,
faham ini dilarang oleh pemerintah pada tahun 1971. Larangan
pemerintah tersebut tidak diacuhkan. Mereka terus beroperasi
dengan berbagai nama yang terus berubah hingga memuncak
pada sekitar 1977-1978.
Kedua, Faham ini menganggap bahwa umat Islam yang
tidak termasuk Islam Jama'ah adalah termasuk 72 golongan
yang pasti masuk neraka, umat Islam harus mengangkat
"Amirul Mukmini" yang menjadi pusat pimpinan dan harus
mentaatinya, umat Islam yang masuk golongan ini harus
dibai'at dan setia kepada "Amirul Mukminin" dan dijamin
masuk surga, ajaran Islam yang sah dan boleh dituruti hanya
ajaran Islam yang bersumber dari "Amirul Mukminin".

Ketiga, Pengikut aliran ini harus memutuskan hubungan


dari golongan lain walaupun orang tuanya sendiri, tidak sah
shalat di belakang orang yang bukan Islam Jama'ah, pakaian
shalat pengikut Islam Jama'ah yang tersentuh oleh orang
lain yang bukan pengikutnya harus disucikan, suami harus

64 Himpunan Fa twa MUI Tentang Paham Keagamaan di Indonesia


mengusahakan agar isterinya turut masuk golongan Islam
Jama'ah, dan jika tidak mau maka perkawinannya harus
diputuskan, perkawinan yang sah adalah perkawinan yang
direstui oleh "Amirul Mukminin", dan khutbah yang sah hila
dilafazkan dalam bahasa Arab.

MEMUTUSKAN

Menyatakan :
Pertama, bahwa ajaran Islam Jama'ah, Darul Hadits
(atau apapun nama yang dipakainya) adalah ajaran yang
sangat bertentangan dengan ajaran Islam yang sebenamya dan
penyiarannya itu memancing-memancing timbulnya keresahan
yang akan mengganggu kestabilan Negara
Kedua, menyerukan agar Ummat Islam berusaha
mengindahkan saudara-saudara kita yang tersesat itu untuk
kembali kepada ajaran agama Islam yang mumi dengan dasar
niat dan keinginan menyelamatkan sesama hamba Allah yang
telah memilih Islam sebagai Agamanya dari kemurkaan Allah
SWT.
Ketiga, agar umat Islam lebih meningkatkan kegiatan
dakwah Islamiah melalui media pengajian atau media lainnya,
terutama terhadap para remaja, pemuda, pelajar, seniman, dan
lain-lain, yang sedang haus terhadap siraman agama Islam
yang mumi terutama kepada calon-calon pengikut Islam
Jama'ah dalam tahap pertama, dengan metode atau cara-cara
penyampaian yang lebih sesuai dengan umat yang dihadapi.

Himpunan Fa twa MUI Tentang Paham Keagamaan di Indonesia


65
Keempat, agar segera melaporkan kepada Kejaksaan
setempat dengan memberikan bukti-bukti yang cukup lengkap
manakala gerakan atau kegiatan Islam Jama'ah (atau apapun
nama lain yang dipakainya) sampai menimbulkan keresahan
dan kegoncangan rumah tangga dan masyarakat.

66 Himpunan Fatwa MW Tentang Paham Keagamaan di Indonesia


KEPUTUSAN FATWA TENTANG
DARULARQAM

~)I~)I..&IF-

Sejak tahun 1992, Komisi Fatwa Majelis Ulama Indonesia


telah membahas dan membicarakan secara mendalam
tentang masalah Darul Arqam dan mendiskusikannya secara
seksama, khususnya ajaran yang menyatakan bahwa Aurad
Muhammadiyah Darul Arqam diterima secara langsung oleh
Syekh Suhaemi, tokoh Darul Arqam, dari Rasulullah SAW di
Ka'bah dalam keadaanjaga.

Komisi Fatwa Majelis Ulama Indonesia mengambil


kesepakatan untuk meluruskan ajaran Darul Arqam yang
dipandang menyimpang seperti terse but di atas. Di pandang dari
kaca mata hukum Islam (Fiqh) hal ini tidak dapat dibenarkan,
sebab dengan wafatnya Nabi Muhammad SAW semua ajaran
Islam yang harus disampaikan kepada umat telah selesai, tak
satu pun yang tertinggal. Dengan demikian, sepeninggal N abi
tidak ada lagi susulan dari Nabi, sejalan dengan firman Allah,
surat Al-Ma'idah ayat 3:

"Pada hari ini telah Kusempurnakan untuk kamu


agamamu dan telah Ku-cukupkan kepadamu nikmat-Ku,
dan telah Ku-ridhai Islam itu jadi agamamu. "

Himpunan Fa twa MUI Tentang Paham Keagamaan di Indonesia 67


Pada awal tahun 1994, masalah Darul Arqam muncul
kembali dengan adanya keputusan/fatwa dari beberapa
Majelis Ulama Indonesia Daerah Tingkat I. Untuk mengatasi
masalah DarulArqam itu, pada tanggal7 Shafar 14154 H/ 16 Juli
1994 M Majelis Ulama Indonesia mengadakan Silaturahmi
Nasional di Pekanbaru, bersamaan dengan Musabaqah
Tilawatil Qur' an Tingkat N asional. Dalam Silaturahmi
Nasional tersebut diperoleh kesepakatan sebagai berikut :

1. Darul Arqam yang inti ajarannya Aurad Muhammadiyah


adalah faham yang menyimpang dari aqidah Islam serta
faham yang sesat menyesatkan
2. Untuk memelihara kemumian ajaran Islam dan menjaga
keamanan dan ketertiban masyarakat, mengusulkan
kepada Kejaksaan Agung segera mengeluarkan larangan
terhadap ajaran Darul Arqam dan aktivitasnya.
3. Menyerukan kepada umat Islam, terutama kaum remaja,
agar tidak terpengaruh oleh ajaran yang sesat dan
menyesatkan itu.
4. Kepada umat Islam yang sudah terlanjur mengikuti ajaran
tersebut agar segera kembali kepada ajaran Islam yang
benar, ajaran yang sesuai dengan tuntunanAl-Qur'an dan
Sunnah Rasullullah SAW.
5. Menyerukan kepada para ulama, muballigh (muballighat,
da'i, dan ustadz untuk meningkatkan dakwah Islamiyah,
amar ma'rufnahi munkar.

Himpunan Fa twa MUI Tentang Paham Keagamaan di Indonesia


68
Selanjutnya pada tanggal 5 Rabi 'ul Awwal 1415 HI 13
Agustus 1994 M Majelis Ulama Indonesia mengadakan Rapat
Pengurus Paripuma Majelis Ulama Indonesia, bersama Ketua-
Ketua Majelis Ulama Daerah Tingkat I seluruh Indonesia
yang menghasilkan keputusan tentang Darul Arqam yang
lengkapnya sebagai berikut :

Rapat Pengurus Paripuma Majelis Ulama Indonesia


bersama Ketua-Ketua Majelis Ulama Daerah Tingkat I seluruh
Indonesia, pada tanggal 25 Rabi'ul - Awwal 1415 H/13
Agustus 1994 H. di Jakarta, setelah :

Menimbang:
a. Bahwa dengan adanya keputusan dari beberapa Majelis
Ulama Daerah Tingkat I tentang Darul Arqam, Keputusan
Kejaksaan Agung RI tentang larangan beredar buku
Aurad Muhammadiyah, pegangan Darul Arqam, dan
Instruksi Jaksa Agung RI tentang tindakan pengamanan
terhadap larangan beredamya buku berjudul "Presiden
Soeharto Ikut Jadwal Allah", serta tanggapan dan reaksi
masyarakat yang dimuat dalam media massa atau yang
ditujukan langsung kepada Majelis Ulama Indonesia,
maka Majelis Ulama Indonesia berkewajiban mengambil
sikap terhadap faham tersebut.
b. Bahwa untuk memelihara kemumian aqidah Islamiyah
dan memperkokoh ukhuwah Islamiyah dalam rangka
memantapkan Keamanan, ketertiban, dan stabilitas

Himpunan Fa twa MUI Ten tang Paham Keagamaan di Indonesia


69
nasional, Majelis Ulama Indonesia perlu mengeluarkan
keputusan tentang Darul Arqam.

Memperhatikan :
1. Keputusan Majelis Ulama Indonesia daerah Tingkat I
Aceh Nomor: 450/079/SK/1992 tentang Darul Arqam
2. Keputusan Majelis Ulama Indonesia Tingkat I Sumatra
Barat tanggal 22 Syawal 141 0 HI 17 Mei 1990 ten tang
DarulArqam
3. Keputusan Majelis Ulama Indonesia Daerah Tingkat I
Riau Nomor: 081/MUI/Riau/ IV/1994 tanggal 18 April
1994 tentang Darul Arqam dan Yayasan AI-Arqam
4. Keputusan Majelis Ulama Indonesia Daerah Tingkat I
Sumatera Selatan tanggal 22 Juni 1992 tentang dukungan
terhadap keputusan Majelis Ulama Indonesia Daerah
Tingkat I Sumatera Barat.
5. Keputusan Komisi Fatwa Majelis Ulama Indonesia
tanggal 1 Agustus 1992 dan diperkuat dalam rapatnya
tanggal 6 Agustus 1994.
6. Kesepakatan Silaturahmi Nasional Majelis Ulama
Indonesia Daerah Tingkat I seluruh Indonesia tanggal 16
Juli 1994 di Pekanbaru Riau.

Memperhatikan Lagi :
1. Keputusan Jaksa Agung RI Nomor : Kep- 016/J.A/
01/1993 tangga129 Januari 1993 tentang larangan

70 Himpunan Fa twa MUI Tentang Paham Keagamaan di Indonesia


beredamya buku Aurad Muhammadiyah pegangan
Darul Arqam, oleh Ustaz Azhari Muhammad, penerbit
Penerangan Al-Arqam- Malaysia.

2. Instruksi Jaksa Agung RI Nomor: INS-006/ J.A/08/1994


tanggal 9 Agustus 1994, tentang tindakan pengamanan
terhadap larangan beredamya buku berjudul "Presiden
Soeharto Ikut Jadual Allah", pengarang Abuya Syech
Imam Azhari Muhammad, penyusun Ustazah Chadijah
Aam, penerbit: Penerbitan al-Arqam Indonesia (PAl),
Jalan Margonda Raya No. 50 Depok 16424 dan/atau
barang cetakan sejenis yang diterbitkan di tempat
tersebut. 1. Pancasila dan UUD 1945.

3. Pedoman Dasar dan Pedoman Rumah Tangga, serta


Pedoman Penetapan Fatwa Majelis Ulama Indonesia

Mengingat:
1. Pancasila dan UUD 1945
2. Pedoman Dasar dan Pedoman Rumah Tangga, serta
Pedoman Penetapan Fatwa Majelis Ulama Indonesia

Mendengar:
1. Penjelasan Menteri Agama/Ketua Dewan Pertimbangan
Majelis Ulama Indonesia
2. Penjelasan Ketua Umum Majelis Ulama Indonesia dan
Ketua Komisi Fatwa 'Majelis Ulama Indonesia

Himpunan Fa twa MUI Tentang Paham Keagamaan di Indonesia


71
3. Pendapat, saran, usul dan kesepakatan peserta Rap at
Pengurus Paripuma Majelis Ulama Indonesia bersama
Ketua-Ketua Majelis Ulama Indonesia Daerah Tingkat I
seluruh Indonesia.

Dengan bertawakal kepada Allah SWT,

MEMUTUSKAN

Menetapkan :
1. Mendukung sepenuhnya Keputusan Majelis Ulama
Indonesia Daerah Istimewa Aceh, Majelis Ulama
Indonesia Tingkat I Sumatera Barat, Majelis Ulama
Indonesia Daerah Tingkat I Sumatera Selatan, Majelis
Ulama Indonesia Daerah Tingkat I Riau, dan Keputusan
Rapat Komisi Fatwa Majelis Ulama Indonesia, serta
memperkuat kesepakatan Silaturahmi Nasional Majelis
Ulama Indonesia dan Majelis Ulama Indonesia Daerah
Tingkat 1, Tanggal 16 Juli 1994 di Pekanbaru, yang pada
intinya menyatakan bahwa Ajaran Darul Arqam adalah
ajaran yang menyimpang dari Aqidah Islamiyah.
2. Mendukung sepenuhnya Keputusan Jaksa Agung RI
Nomor: Kep. 016 J.A/0111993 tanggal 29 Januari 1993
tentang larangan beredamya bukuAurad Muhammadiyah
pegangan Darul Arqam, oleh Ustaz Azhari Muhammad,
penerbit Penerangan Al-Arqam- Malaysia dan Instruksi
Jaksa Agung No : INS-006/J.A/08/1994 tanggal 9
Agustus 1994, tentang tindakan pengamanan terhadap
larangan beredamya buku berjudul "Presiden Soeharto

Himpunan Fa twa MUI Tentang Paham Keagamaan di Indonesia


72
Ilrut Jadwal Allah", pengarang Abuya Syech Imam
Azhari Muhammad, Penyusun Ustazah Chadijah Aam,
penerbit: Penerbitan al-Arqam Indonesia (PAl), Jalan
Margonda Raya No. 50 Depok 16424 dan/ atau barang
cetakan sejenis yang diterbitkan di tempat.
3. Mengusulkan kepada JaksaAgung RI untuk mengeluarkan
larangan terhadap Darul Arqam dan penyebarannya demi
terpeliharanya kemurnian ajaran Islam dan keutuhan bangsa.
4. Menyerukan kepada umat Islam agar tidak terpengaruh
oleh ajaran Darul Arqam terse but.
5. Kepada umat Islam yang sudah terlanjur mengikuti ajaran
tersebut agar segera kembali kepada ajaran Islam yang
benar, ajaran yang sesuai dengan tuntunan al- Qur'an dan
Sunnah Rasulullah SAW
6. Menyerukan kepada para ulama, muballigh muballighat,
da'1, dan ustaz untuk meningkatkan dakwah Islamiyah,
amar makruf nahi munkar.

Ditetapkan: Jakarta, 06 Rabi'ul Awwal 1415 H


13 Agustus 1994 M

DEWAN PIMPINAN
MAJELIS ULAMA INDONESIA

Ketua Umum Sekretaris


ttd ttd
KH. Hasan Basri U.S. Prodjokusumo

Himpunan Fa twa MUI Ten tang Paham Keagamaan di Indonesia 73


ABUYA A SHARI MUHAMMAD
Pendiri Darul Arqam

74 Himprman Fa twa MUI Ten tang Paham Keagamaan di Indonesia


KEPUTUSAN FATWA TENTANG
ALIRAN YANG MENOLAK SUNAH/HADIS RASUL

~)1~)1~1~

Komisi Fatwa Majelis Ulama Indonesia dalam sidangnya


di Jakarta pada Tanggal 16 Ramadhan 1403 H. bertepatan
dengan tanggal 27 Juni 1983 M., setelah :

Memperhatikan :
Di sementara daerah Indonesia dewasa ini diketahui
adanya aliran yang tidak mengakui hadits Nabi Muhammad
SAW sebagai sumber hukum Syariat Islam seperti yang ditulis
antara lain oleh saudara Irham Sutarto (Karyawan PT Unilever
Indonesia di Jakarta).
Menimbang
Bahwa Hadis Nabi Muhammad SAW adalah salah satu
sumber Syari'at Islam yang wajib dipegang oleh Umat Islam,
berdasarkan:
Ayat-ayat al-Qur'an antara lain:
Surat al-Hasyr: 7

... 0 ;;, :;. :;. J... ....,


.._,L..i.JI ~_G a.JI 01 a.JI I -::-1~ I ~ ::~~
. ~ -~ • .Y-' J ~

"Apa yang diberikan Rasul kepadamu maka terimalah dia.


Dan apa yang dilarangnya bagimu maka tinggalkanlah, dan
bertaqwalah kepada Allah Sesungguhnya Allah sangat keras
hukumannya ".

Himpunan Fa twa MUI Ten tang Paham Keagamaan di Indonesia


75
Surat an-Nisa: 80

Barang siapa yarg mentaati Rasul itu, sesungguhnya ia telah


mentaati Allah. Dan barang siapa yang berpaling (dari
mentaati itu), maka kami tidak mengutusmu untuk menjadi
pemelihara bagi mereka ".

SuratAl-Imran, ayat: 31-32

"Katakanlah: Jika kamu (benarbenar) mencintaiAllah, ikutlah


aku, niscaya Allah mengasihi dan mengampuni dosa-dosamu.
Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang. Katakanlah:
Taatilah Allah dan Rasul-Nya, jika kamu berpaling,
sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang kafir. "

76 Himpunan Fa twa MUI Tentang Paham Keagamaan di Indonesia


Surat An Nisa , ayat : 59

"Hai orang-orang yang beriman, taatilah Allah dan taatilah


Rasul (Nabi), dan Ulul amri diantara kami. Kemudian jika
kamu berlainan pendapat tentang sesuatu, maka kembalilah
ia kepada Allah (AI Qur 'an dan Rasul (Sunnahnya), jika kamu
benar-benar beriman kepada Allah dan hari kemudian. Yang
demikian itu lebih utama (bagimu) dan lebih baik akibatnya "

"Maka demi Tuhanmu, mereka (pada hakikatnya) tidak


beriman hingga mereka menjadikan kamu hakim terhadap
perkara yang mereka perselisihkan, kemudian mereka tidak
merasa diri mereka tidak keberatan terhadap putusan yang
kamu berikan, dan mereka menerima dengan sepenuhnya "

Himpunan Fa twa MUI Tentang Paham Keagamaan di Indonesia 77


Surat An Nisa', ayat : 105

"Sesungguhnya kami telah menurunkan kitab kepadamu


dengan membawa kebenaran, supaya kamu mengadili antara
manusia, dengan apa yang Allah Wahyukan kepadamu,
dan janganlah kamu menjadi penentang (orang yang tidak
bersalah), karena (membela) orang yang khianat."

SuratAn Nisa', ayat: 150-151

"Sesungguhnya orang-orang ka.fir kepada Allah dan


Rasulnya, dan bermaksud memperbedakan antara Allah dan
Rasul-rasulnya, dengan mengatakan "Kami beriman kepada
sebagian dari (Rasul-rasul itu), dan kami ka.fir terhadap
sebagian (yang lain) serta bermaksud (dengan perkataan itu)

78 Himpunan Fatwa MUI Tentang Paham Keagamaan di Indonesia


mengambil }alan (lain) diantara yang demikian (iman dan
kafir). Merekalah orang-orang yang kafir sebenarbenarnya.
Kami telah menyediakan untuk orang-orang kafir itu siksaan
yang menghinakan. "

Surat An Nahl : 44

"Dan kami turunkan kepadamu AI- Qur 'an, agar kamu


menerangkan kepada umat manusia yang telah diturunkan
kepada mereka dan supaya mereka memikirkan. "

Hadits Rasul SAW antara lain:

c ~· :
J
J J.

~
~
~.
' ~of>- ~ ~+:
~ 0 ~

, :P ..... ' J

\S~j w ' ._f.-j ~ ~\ yGf ~J


~ \S~j G.j ' ~df:..::· . \ .,J~ ~ ~
j_;.~ r? G. ~lJ ';}f ,~c:,;.. i., 1? ~
~

ill1 r? G. ~ ~) ~ ~~ ~ ~~
...-. Jo :P ' :P '

(d.>.\... ..:.r.l o\J.J)

Himpunan Fa twa MUI Ten tang Paham Keagamaan di Indonesia 79


"Dikhawatirkan seseorang yang duduk menyampaikan satu
hadits dariku lalu ia berkata antara kami dan antara kamu kitab
Allah, maka tidaklah kami perdapat padanya dari batang halal
yang kami halalkan dan tidak kami dapati padanya barang
haram yang kami haramkan kecuali sesungguhnya apa yang
diharamkan Rasulullah SAW seperti yang diharamkan Allah. "
(Riwayat Ibnu Majah).

~~\ ~L.J;J\ ~J u;~~, ~


, ~
# ~

y.i) ..u---i o\J.J) ~ I~ ~~\~\

(~ J 0~ ._:r.IJ rS"IJ-1_, ~ _,b

"Maka ikutilah Sunnahku dan sunnah Khulaf'aur Rasyidin


yang diberi petunjuk dan bimbingan dan pegang teguhlah
padanya. " (Riwayat Ahmad, Abu Dawud, al- Hakim, dan lbnu
Hibba n dalam Shahihnya).

"Aku telah meninggalkan pada kamu dua hal. Kamu tidak akan
sesat selama berpegang padanya: Kitab Allah dan Sunnahku. "
(Riwayat al-Hakim dan Malik).

80 Himpunan Fa twa MUI Tentang Paham Keagamaan di Indonesia


~ ~~ ~W1 ~ ~~~ d/,~ uf
~\J ~)~\ o\JJ) YG ~ ~:}
eJ .hil!IJ
Hendaklah yang menyaksikan dari kamu menyampaikan kepada
yang tak hadir. Ada kalanya orang yang menyampaikan lebih kuat
memelihara (menghafal) dari pada yang mendengar" (Riwayat
al-Bukhari & al-Baihaqi).

ljma' para sahabat Rasulullah baik selama hayatnya


maupun setelah wafatnya.

Adanya aliran tersebut di tengah-tengah masyarakat akan


menodai muminya agama Islam dan menimbulkan keresahan di
kalangan Umat Islam, yang pada gilirannya akan mengganggu
stabilitas/ketahanan nasional.

Mengingat:
Pendapat-pendapat para anggota Komisi Fatwa Majelis Ulama
Indonesia.
MEMUTUSKAN
Menetapkan :
1. Aliran yang tidak mempercayai hadis Nabi Muhammad
SAW sebagai sumber hukum syari' at Islam, adalah sesat
menyesatkan dan berada di luar agama Islam.
2. Kepada mereka yang secara sadar atau tidak, telah
mengikuti aliran tersebut agar segera bertaubat.

Himpunan Fa twa MUI Tentang Paham Keagamaan di Indonesia


81
3. Menyerukan kepada umat Islam untuk tidak terpengaruh
dengan aliran yang sesat itu.
4. Mengharapkan kepada para Ulama untuk memberikan
bimbingan dan petunjuk bagi mereka yang ingin bertaubat.
5. Meminta dengan sangat kepada pemerintah agar
mengambil tindakan tegas berupa larangan terhadap
aliran yang tidak mempercayai Hadits Nabi Muhammad
SAW sebagai sumber Syari'at Islam.

Jakarta, 16 Ramadhan 1403 H


27 Juni 1994 M

DEWAN PIMPINAN
MAJELIS ULAMA INDONESIA

Ketua, Sekretaris,

ttd ttd

Prof. K.H. Ibrahim Hosen, LML H. Musytari Yusuf, LA

82 Himpunan Fa twa MUI Tentang Paham Keagamaan di Indonesia


MASALAH JAMA' AH KALIFAH DAN
BAI'AT

Majelis Ulama Indonesia telah mendapat pertanyaan-


pertanyaan dan Kejaksaan Agung, sebagai berikut:
1. Jamaah Muslimin Hizbullah berpendapat bahwa:
"Berbai'at kepada Imam Jamaah Muslimin Hizbullah
adalah wajib hukumnya. Bagaimana pendapat Majelis
Ulama mengenai persoalan tersebut di atas?
2. Dapatkah Majelis Ulama Indonesia memberikan kepada
kami dalil-dalil AI Qur'an maupun Hadits mengenai
persoalan Jama'at Imamah Khalifah dan Bai' at selain
daripada yang dikemukakan oleh Jemaat Muslimin
Hizbullah?
3. Kami memohon pendapat Majelis Ulama Indonesia
tentang telah dibentuknya J amaat Muslimin Hizbullah
dibawah pimpinan Syeh Wall AI Fatah tahun 1953
yang kemudian sampai kini masih diteruskan dbawah
pimpinan/Imam Haji Muhyiddin Hamdi.
4. Apa masih ada keterangan lain yang akan diberikan
oleh Majelis Ulama Indonesia sehubungan dengan telah
"ditetapinya" Jamaah Muslimin Hizbullah tersebut.

Komisi Fatwa Majelis Ulama Indonesia, setelah


mengadakan dua kali sidang terbatas, pada tanggal 12 Juli 1978

Himpunan Fa twa MUI Ten tang Paham Keagamaan di Indonesia


83
dan tanggal2 Agustus 1978 guna membahas tentang Jama'ah,
Khalifah, dan Bai' at berkesimpulan sebagai berikut:

Jama'ah
1) Jama' ah menurut logat ialah : lebih dan dua orang.
2) Menurut istilah, jama'ah berarti : Himpunan paling sedikit
dua orang untuk melaksanakan shalat jima waktu. Pada
shalat biasa hukumnya sunat mu' akkad. Dalam shalat Jum'
at menjadi rukun Jum' at. Ada pula yang berpendapat bahwa
betjamaah dalam shalat lima waktu hukumnya fardhu
kifayah. Shalat betjama'ah pahalanya berlipat ganda dan
shalat sendirian, betjama'ah dianjurkan oleh agama Islam.
3) Jama'ah di dalam kemasyarakatan ialah bekerja bersama-
sama untuk menegakkan amar ma'ruf nahi munkar,
tolong menolong dalam bidang sosial dan menghindari
perpecahan

Khalifah
1) Khalifah menurut logat berarti : Wakil
2) Menurut Istilah, berarti orang yang dipilih oleh jama'ah
untuk menjadi pemimpin mereka
3) Khalifah menurut sejarah ialah Kepala Pemerintahan
Islam pada zaman sahabat, yaitu dengan bai'at sebagai
pemyataan setia dan penduduknya dengan jalan pilihan.
Sesudah masa sahabat, sebutan khalifah dipergunakan
untuk sebutan kepala Pemerintahan tetapi tidak melalui
pilihan (kerajaan)

84 Himpunan Fa twa MUI Tentang Paham Keagamaan di Indonesia


Sebutan Khalifah menurut sejarah telah berakhir dengan
berakhimya Khalifah U smaniyah dan Turki
Sebutan Khalifah menurut sejarah ada kalanya
dipergunakan kata Imam. Setelah berakhir Khalifah U smaniyah
tersebut sebutan Khalifah dipergunakan oleh kelompok-
kelompok tariqat untuk sebutan ketuanya, seperti Tariqat
Naqsyabandiyah, Satarijah, Tijaniyah dan lain-lain.
Demikian pula sebutan Imam dipergunakan oleh
golongan madzab-madzab Fiqih seperti Imam Hanafi, Imam
Maliki, Imam Syafi 'i, Imam Hambali dan lain- lain.
Juga dalam kegiatan sosial (kemasyarakatan) seperti
pemuka-pemuka Islam yang memperbaiki pendidikan Islam
seperti Muh. Abduh, Ustadz/Al Imam menjadi sebutannya.
Bagi SyeikhulAzhar, Mesirmemakai sebutanAl ImamAl
Akbar. Bagi tiap-tiap mesjid menyelenggarakan shalat Juma'at
juga memakai sebutan Imam Jami', Sedang pada shalat lima
waktu disebut Imam Rawatib.

Bai'at
1) Bai'at menurut logat ialah jabatan tangan sebagai
manifestasi persetujuan.
2) Menurut istilah, berarti pengakuan setia dri pengikut
kepada pemimpin yang diikutinya. Sebagaimana bai' at
itu berlaku dalam kemasyarakatan seperti diterangkan
di atas, juga dipergunakan di dalam lingkungan, tariqut.
Begitu pula di beberapa golongan pada zaman Belanda
seperti Serikat Islam mempergunakan kata bai 'at.

Himpunan Fa twa MUI Ten tang Paham Keagamaan di Indonesia


85
Tentang Jama'ah Muslimin Hizbullah
1) Jama'ah Muslimin Hizbullah adalah suatu kelompok
yang mempunyai faham tersendiri dalam umat Islam,
statusnya sebagai Ormas Islam
2) Di kalangan umat Islam ada keyakinan keyakinan dan
pemahamannya agak menyimpang tentang Al-Qur'an
dan Hadis. Biasanya kalau ajarannya menyimpang hanya
mempunyai pengikut terbatas dan tidak berkembang.
Diperlukan usaha-usaha da'wah terhadap kekeliruan
pemahaman kalau terhadap yang berlainan dengan
pemahaman umum, tentang. Al-Qur'an dan Hadis.

Tanggal, 2 Agustus 1978

KOMISI FATWA
MAJELIS ULAMA INDONESIA

Ketua, Sekretaris,

ttd. ttd.

K.H. Syukri Ghozali H. Musytari Yusuf, LA

Himpunan Fatwa MUI Tentang Paham Keagamaan di Indonesia


86
KEPUTUSAN FATWA TENTANG
PENDANGKALAN AGAMA DAN
PENYALAHGUNAAN DALIL

~)I~)I~IF

Majelis Ulama Indonesia dalam Musyawarah Nasional


II tanggal 11 - 17 Rajah 1400 H. hertepatan dengan tanggal 26
Mei - 1 Juni 1980 M.

MEMUTUSKAN

Memfatwakan:
Setiap usaha pendangkalan agama dan penyalahgunaan
dalil-dalil adalah merusak kemumian dan kemantapan hidup
heragama. Oleh karena itu, Majelis Ulama Indonesia hertekad
menanganinya secara serius dan terus menerus.

Ditetapkan :Jakarta, 17 Rajah 1400 H


1 Juni 1980 M

DEWAN PIMPINAN/
MUSYAWARAH NASIONAL II
MAJELIS ULAMA INDONESIA

Ketua Umum Sekretaris

ttd ttd

Prof. Dr. HAMKA Drs. H. Kafrawi

Himpunan Fa twa MUI Ten tang Paham Keagamaan di Indonesia


87
PENJELASAN FATWA
MAJELIS ULAMA INDONESIA
Nomor: 7/MUNAS VII/MUI/11/2005
Ten tang
PLURALISME, LIBERALISME DAN SEKULARISME AGAMA

Umat Islam Indonesia dewasa ini tengah dihadapkan


pada "perang non-fisik" yang disebut ghazwul fikr (perang
pemikiran). Perang pemikiran ini berdampak luas terhadap
ajaran, kepercayaan dan keberagamaan umat. Adalah paham
sekularisme dan liberalisme agama, dua pemikiran yang datang
dari Barat, yang akhir-akhir ini telah berkembang di kalangan
kelompok tertentu di Indonesia. Dua aliran pemikiran terse but
telah menyimpang dari sendi-sendi ajaran Islam dan merusak
keyakinan serta pemahaman masyarakat terhadap ajaran
agama Islam.
Sekularisme dan Liberalisme Agama yang telah mem-
belokkan ajaran Islam sedemikian rupa telah menimbulkan
keraguan umat terhadap akidah dan sya'riat Islam; seperti
pemikiran tentangrelativismeagama, penafiandan pengingkaran
adanya hukum Allah (sya'riat) serta menggantikannya dengan
hukum-hukum hasil pemikiran akal semata. Penafsiran agama
secara bebas dan tanpa kaidah penuntun ini telah melahirkan
pula faham Ibahiyah (menghalalkan segala tindakan) yang
berkaitan dengan etika dan agama serta dampak lainnya.
Berdasarkan realitas ini, MUI memandang perlu bersikap
tegas terhadap berkembangnya pemikiran sekuler dan liberal
di Indonesia. Untuk itu, MUI mengeluarkan fatwa tentang
sekularisme dan liberalisme agama.

88 Himpunan Fa twa MUI Tentang Paham Keagamaan di Indonesia


Sejalan dengan berkembangnya sekularisme dan
liberalisme agama juga berkembang paham pluralisme agama.
Pluralisme agama tidak lagi dimaknai adanya kemajemukan
agama, tetapi menyamakan semua agama. Dalam pandangan
pluralisme agama, semua agama adalah sama. Relativisme
agama semacam ini jelas dapat mendangkalkan keyakinan
akidah. Hasil dialog antar umat beragama di Indonesia yang
dipelopori oleh Prof.DR.H.A. Mukti Ali, tahun 1970-an,
paham pluralisme dengan pengertian setuju untuk berbeda
(agree in disagreement) serta adanya klaim kebenaran masing-
masing agama telah dibelokkan kepada paham sinkretisme
(penyampuradukan ajaran agama), bahwa semua agama
sama benar dan baik, dan hidup beragama dinisbatkan seperti
memakai baju dan boleh berganti-ganti.

Paham pluralisme agama seperti ini tanpa banyak


mendapat perhatian dari para ulama dan tokoh umat telah
disebarkan secara aktif ke tengah umat dan dipahami oleh
masyarakat sebagaimana maksud para penganjurnya. Paham
ini juga menyelusup jauh ke pusat-pusat/lembaga pendidikan
umat. ltulah sebabnya Munas VII Majelis Ulama Indonesia
merasa perlu merespon usul para ulama dari berbagai daerah
agar MUI mengeluarkan fa twa ten tang Pluralisme, Liberalisme
dan Sekulraisme agama sebagai tuntunan dan bimbingan
kepada umat untuk tidak mengikuti paham-paham tersebut.

Fatwa mengenai Pluralisme, Liberalisme dan Sekularisme


Agama dibagi menjadi dua bagian, yakni Ketentuan Umum

Himpunan Fa twa MUI Tentang Paham Keagamaan di Indonesia


89
dan Ketentuan Hukum. Kedua bagian tersebut merupakan satu
kesatuan dan tidak bisa dipisahkan satu sama lain. Karena
secara substansial ketetapan hukum yang disebutkan dalam
bagian kedua menunjuk kepada definisi dan pengertian yang
disebutkan pada bagian pertama. Definisi dalam fatwa terse but
bersifat empirik, bukan definisi akademis. Dimaksud bersifat
empirik adalah bahwa definisi prularisme, liberalisme dan
sekularisme agama dalam fatwa ini adalah faham (isme) yang
hidup dan dipahami oleh masyarakat sebagaimana diuraikan di
atas. Oleh sebab itu, definisi tentang prularisme, liberalisme dan
sekularisme agama sebagaimana dirumuskan oleh para ulama
peserta Munas VII MUI bukanlah definisi yang mengada-ada,
tapi untuk merespon apa yang selama ini telah disebarluaskan
oleh para prularisme, liberalisme dan sekularisme agama.

Bahkan para penganjur prularisme, liberalisme dan


sekularisme agama juga telah bertindak terlalu jauh dengan
menganggap bahwa banyak ayat-ayat al-Qur'an (Kitab
Suci Umat Islam yang dijamin keotentikannya oleh Allah
Subhanahu wa Ta'ala) sudah tidak relevan lagi, seperti
larangan kawin beda agama, dalam hal ini antara perempuan
Islam dengan laki-laki non-Islam sudah tidak relevan lagi
(Kompas, 18/11/2002). Mereka juga menganggap bahwa al-
Qur'an itu bukanlah firman Allah tetapi hanya merupakan
teks biasa seperti halnya teks-teks lainnya, bahkan dianggap
sebagai angan-angan teologis (al-khayal al-dini). Misalnya,
seperti yang dikemukakan oleh aktifis Islam liberal dalam
website mereka yang berbunyi: "Sebagian besar kaum

90 Himpunan Fa twa MUI Ten tang Paham Keagamaan di Indonesia


muslimin meyakini bahwa al-Qur 'an dari halaman pertama
hingga terakhir merupakan kata-kata Allah yang diturunkan
kepada Nabi Muhammad secara verbatim, baik kata-katanya
(lafzhan) maupun maknanya (rna 'nan). Keyakinan semacam
itu sesungguhnya lebih merupakan formulasi dan angan-
angan teologis (al-khayal al-dini) yang dibuat oleh para
ulama sebagai bagian dariformalisasi doktrin-doktrin Islam."
(Website JIL). Masih banyak lagi pemyataan-pemyataan
"aneh" yang mereka kemukakan. Fatwa MUI menegaskan
pula bahwa pluralisme agama berbeda dengan pluralitas
agama, karena pluralitas agama berarti kemajemukan agama.
Banyaknya agama-agama di Indonesia merupakan sebuah
kenyataan di mana semua warga negara, termasuk umat Islam
Indonesia, harus menerimanya sebagai suatu keniscayaan
dan menyikapinya dengan toleransi dan hidup berdampingan
secara damai.

Pluralitas agama merupakan hukum sejarah (sunnatullah)


yang tidak mungkin terelakkan keberadaannya dalam
kehidupan kita sehari-hari.

Fatwa MUI tentang pluralisme agama ini dimaksudkan


untuk membantah berkembangnya paham relativisme agama,
yaitu bahwa kebenaran suatu agama bersifat relatif dan tidak
absolut. Fatwa ini justru menegaskan bahwa masing-masing
agama dapat mengklaim kebenaran agamanya (claim-truth)
sendiri-sendiri tapi tetap berkomitmen saling menghargai satu
sama lain dan mewujudkan keharmonisan hubungan an tar para
pemeluknya.
Himpunan Fa twa MUI Ten tang Paham Keagamaan di Indonesia
91
MUSYAWAAH NASIONAL VII
MAJELIS ULAMA INDONESIA TAHUN 2005

KEPUTUSAN FATWA
MAJELIS ULAMA INDONESIA
NOMOR: 7/MUNAS VII/MUI/1112005

TENTANG

PLURALISME, LIBERALISME DAN


SEKULARISME AGAMA

Majelis Ulama Indonesia (MUI), dalam Musyawarah


Nasional MUI VII, pada 19-22 Jumadil Akhir 1426 H /26-29
Juli 2005 M:

Menimbang:

1. bahwa padaakhir-akhirini berkembangpaham pluralisme,


liberalisme dan sekularisme agama serta paham-paham
sejenis lainnya di kalangan masyarakat;

2. bahwa berkembangnya paham pluralisme, liberalisme


dan sekularisme agama di kalangan masyarakat telah
menimbulkan keresahan sehingga sebagian masyarakat
meminta MUI untuk menetapkan fatwa tentang masalah
terse but;

92 Himpunan Fa twa MUI Tentang Paham Keagamaan di Indonesia


3. bahwa oleh karena itu, MUI memandang perlu
menetapkan fatwa ten tang paham pluralisme, liberalisme,
dan sekularisme agama tersebut untuk dijadikan pedoman
oleh umat Islam.
Mengingat:
Firman Allah SWT:

• •
(85 :01~ Jl) 0:~GJI ~ ~~';;\

"Barangsiapa mencari agama selain agama Islam,


maka sekali-kali tidaklah akan diterima (agama itu)
daripadanya, dan dia di akhirat termasuk orang-orang
yang rugi ". (QS. Ali Imran [3]: 85)

(19 :01~ Jl) .. ·r~)'~ JJ1


/
~ ~~~ ~1
/

"Sesungguhnya agama (yang diridhai) di sisi Allah


hanyalah Islam ... ". (QS. Ali Imran [3]: 19)

"Untukmulah agamamu, dan untukkulah, agamaku ".


(QS. al-Kafirun [ 109] : 6).

Himpunan Fa twa MUI Ten tang Paham Keagamaan di Indonesia


93
""' , :s. ""' ""' ""' ""' ""'
l~i ~ ;.~) illl ~ 1~1 ~~ ~) .X~ 0t5'" ~)
~ ~

lP ""' , 0 ""' ""' J 0 ""'

aJ1 ~ :;) ,~(i ~ o~l ~ 0~ 0i


~ ,.. ;p ""'""' ,..

(36 :yl.r-'.11) ~ ~~ ~ :w ~jv.~)


"Dan tidaklah patut bagi laki-laki yang mu 'min dan
tidak (pula) bagi perempuan yang mu 'min, apabila Allah
dan Rasul-Nya telah menetapkan suatu ketetapan, akan
ada bagi mereka pilihan (yang lain) tentang urusan
mereka. Dan barangsiapa mendurhakai Allah dan Rasul-
Nya maka sungguhlah dia telah sesat, sesat yang nyata ".
(QS. al-Ahzab [33]: 36).

"Allah tiada melarang kamu untuk berbuat baik


dan berlaku adil terhadap orang-orang yang tiada
memerangimu karena agama dan tidak (pula) mengusir
kamu dari negerimu. Sesungguhnya Allah menyukai
orang-orang yang berlaku adil. Sesungguhnya Allah
hanya melarang kamu menjadikan sebagai kawanmu

94 Himpunan Fatwa MUI Tentang Paham Keagamaan di Indonesia


orang-orang yang memerangi kamu karena agama dan
mengusir kamu dari negerimu dan membantu (orang
lain) untuk mengusirmu. Dan barangsiapa menjadikan
mereka sebagai kawan, maka mereka itulah orang-orang
yang zalim ". (QS. al-Mumtahinah [60]: 8-9).

/ ~:: '{
c..,r-J ) o/..r:-·Ul J/Cui ill1
... "" Q ""' :; /

~ ~ ~151>- W•; ~
· ;y)
~ -~/

f. '{J ~~ ill1 ~i w
,.. 0 ... ... :; .... ... / J.

~UI ~ij .~:UI


0 0 J. / :; :; ..... o

(77 :~1) j~l ~ 'J J.ll 01 '~~iJI J


"Dan carilah pada apa yang telah dianugerahkan Allah
kepadamu (kebahagiaan) negeri akhirat, dan janganlah
kamu melupakan bahagianmu dari (keni 'matan) duniawi
dan berbuat baiklah (kepada orang lain) sebagaimana
Allah telah berbuat baik kepadamu, dan janganlah kamu
berbuat kerusakan di (muka) bumi. Sesungguhnya Allah
tidak menyukai orang-orang yang berbuat kerusakan ".
(QS. al-Qashash [28]: 77).

"Dan j ika kamu menuruti kebanyakan orang-orang yang


di muka bumi ini, niscaya mereka akan menyesatkanmu
dari }alan Allah. Mereka tidak lain hanyalah mengikuti
persangkaan be/aka, dan mereka tidak lain hanyalah
berdusta (terhadap Allah)". (QS. al-An'am [6]: 116).

Himpunan Fa twa MUI Ten tang Paham Keagamaan di Indonesia


95
.;0 .... ,.... ,. 0 ,..

>~UI) ~~~~ ~~ ~"(~i j;JI ~~ })


L::fi
0 / 0 ... 0 ...

~ -<'? ~ <' . l~ "' . ~~


~ r-'!'(~ ~ ~ v: ~ .YJ
0

r~!'-
0. 0 ' • 0 0 '

(71 :0y _;ll) 0_;p ~ ~

"Andaikata kebenaran itu menuruti hawa nafsu mereka,


pasti binasalah langit dan bumi ini, dan semua yang ada
di dalamnya. Sebenarnya Kami telah mendatangkan
kepada mereka kebanggaan mereka tetapi mereka berpaling
dari kebanggaan itu". (QS. al-Mu'minun [23]: 71).

Hadis Nabi saw.:


Imam Muslim (w. 262 H) dalam kitabnya Shahih Muslim,
meriwayatkan sabda Rasulullah s.a.w.:

"Demi Dzat Yang menguasai jiwa Muhammad, tidak ada


seorang pun baik Yahudi maupun Nasrani yang mendengar
tentang diriku dari umat Islam ini, kemudian ia mati dan tidak
beriman terhadap ajaran yang aku bawa, kecuali ia akan
menjadi penghuni neraka ". (H.R. Muslim).

Nabi mengirimkan surat-surat dakwah kepada orang-


orang non-muslim, antara lain Kaisar Heraklius, Raja Romawi

96 Himpunan Fa twa MUI Tentang Paham Keagamaan di Indonesia


yang beragama Nasrani, al-Najasyi raja Abesenia yang
bergama Nasrani dan Kisra Persia yang beragama Majusi, di
mana Nabi mengajak mereka untuk masuk Islam. (riwayat Ibn
Sa'd dalam al-Thabaqat al-Kubra dan Imam al-Bukhari dalam
Shahih al-Bukhari).
N abi saw melakukan pergaulan so sial secara baik dengan
komunitas-komunitas non-muslim seperti komunitas Yahudi
yang tinggal di Khaibar dan Nasrani yang tinggal di Najran;
bahkan salah seorang mertua Nabi yang bemama Huyay bin
Ahthab adalah tokoh Yahudi Bani Quradzah (Sayyid Bani
Quraizah). (Riwayat al-Bukhari dan Muslim)

Memperhatikan :
Pendapat Sidang Komisi C Bidang Fatwa pada Munas
VII MUI 2005.
Dengan bertawakkal kepada Allah SWT

MEMUTUSKAN

MENETAPKAN :
FATWA TENTANG PLURALISME, LIBERALISME,
DAN SEKULAR-ISME AGAMA

Pertama Ketentuan Umum


Dalam fatwa ini, yang dimaksud dengan
1. Pluralisme agama adalah suatu paham yang meng-
ajarkan bahwa semua agama adalah sama dan karenanya
kebenaran setiap agama adalah relatif; oleh sebab itu,
setiap pemeluk agama tidak boleh mengklaim bahwa

Himpunan Fa twa MUI Tentang Paham Keagamaan di Indonesia


97
hanya agamanya saja yang benar sedangkan agama
yang lain salah. Pluralisme agama juga mengajarkan
bahwa semua pemeluk agama akan masuk dan hidup
berdampingan di surga.
2. Pluralitas agama adalah sebuah kenyataan bahwa di
negara atau daerah tertentu terdapat berbagai pemeluk
agama yang hidup secara berdampingan.
3. Liberalisme agama adalah memahami nash-nash agama
(Al-Qur'an & Sunnah) dengan menggunakan akal pikiran
yangg bebas; dan hanya menerima doktrin-doktrin agama
yang sesuai dengan akal pikiran semata.
4. Sekularisme agama adalah memisahkan urusan dunia
dari agama; agama hanya digunakan untuk mengatur
hu-bungan pribadi dengan Tuhan, sedangkan hubungan
sesama manusia diatur hanya dengan berdasarkan
kesepakatan sosial.

Kedua : Ketentuan Hukum


1. Pluralisme, Sekularisme dan Liberalisme agama
sebagaimana dimaksud pada bagian pertama adalah
paham yang bertentangan dengan ajaran agama Islam.
2. Umat Islam haram mengikuti paham Pluralisme
Sekularisme dan Liberalisme Agama.
3. Dalam masalah aqidah dan ibadah, umat Islam wajib
bersikap eksklusif, dalam arti haram mencampur-adukkan
aqidah dan ibadah umat Islam dengan aqidah dan ibadah
pemeluk agama lain.

98 Himpunan Fa twa MUI Tentang Paham Keagamaan di Indonesia


4. Bagi masyarakat muslim yang tinggal bersama pemeluk
agama lain (pluralitas agama), dalam masalah sosial yang
tidak berkaitan dengan aqidah dan ibadah, umat Islam
bersikap inklusif, dalam arti tetap melakukan pergaulan
sosial dengan pemeluk agama lain sepanjang tidak saling
merugikan.
Ditetapkan di : Jakarta
Pada tanggal : 21 Jumadil Akhir 1426 H.
28 Juli 2005 M

MUSYAWARAH NASIONAL VII


MAJELIS ULAMA INDONESIA
Pimpinan Sidang Komisi C Bidang Fatwa
Ketua, Sekretaris,

ttd, ttd,

K.H. Ma'ruf Amin Drs. H. Hasanudin, M.Ag

Pimpinan Sidang Pleno

Ketua, Sekretaris,

ttd. ttd.

Prof. Dr. H. Umar Shihab Prof. Dr. H.M. Din Syamsuddin

Himpunan Fa twa MUI Trntang Paham Keagamaan di Indonesia 99


SURAT KEPUTUSAN FATWA
DEWAN PIMPINAN MAJELIS ULAMA
INDONESIA

Tentang

FATWA DEWAN PIMPINAN MUI TENTANG


MALAIKAT JIBRIL MENDAMPINGI MANUSIA

Memperhatikan:
Pertama, Surat dari Ir. Andan Nadriasta tanggal, 4
Oktober 1997 yang bertanya dan mengharapkan ada penjelasan
dari Majelis Ulama Indonesia tentang ajaran kelompok
pengajian yang dipimpin oleh lbu Lia Aminuddin, Jln. Mahoni
30 Jakarta Pusat 10460 Telp. 4207420-4247218. Dalam surat
itu dinyatakan, antara lain, bahwa Ibu Lia Aminuddin ditemani
(didampingi) oleh Malaikat Jibril. Pengajian atau ajaran
yang disampaikan Ibu Lia itu pada hakikatnya adalah ajaran
yang dibawa Malaikat Jibril melalui Ibu Lia. Hal demikian,
menurut pengirim surat, jelas dapat meresahkan umat karena
bertentangan dengan akidah Islam;
Kedua, Penjelasan Ibu Lia Aminuddin kepada Sekretaris
Komisi Fatwa MUI pada Selasa, 4 Nopember 1997, bahwa
benar ia didampingi dan mendapat ajaran dari Malaikat Jibril.
Ketiga, Penjelasan Ibu Lia Aminuddin dalam Sidang
Komisi Fatwa tanggal 11 Nopember 1997, yang antara lain,
mengatakan:

100 Himpunan Fa twa MUI Tentang Paham Keagamaan di Indonesia


Setelah merasa dikecewakan oleh sikap Anton Medan
dan dua kiai (Nur Muhammad Iskandar dan Zainuddin MZ)
mengenai masalah Yayasan At- Ta'ibin, Ibu Lia setiap malam
menangis dan mengadu kepadaAllah tentang ketidakadilan dan
kebenaran yang dirasakannya tidak ada. Ibu Lia yang mengaku
sangat awam dalam bidang agama Islam pada suatu malam
mengalami suatu peristiwa: seluruh badan bergetar, keringat
bercucuran, tetapi ia merasa kedinginan. Esok harinya tiba-tiba ia
bisa melihat segala sesuatu (misalnya ia dapat mengetahui bahwa
sebuah mobil yang dilihatnya adalah hasil korupsi) dan dapat
mengobati berbagai penyakit.
Setelah itu, ia didatangi oleh makhluk gaib yang kemudian
mendampinginya serta memberikan ajaran dan tuntunan agama
Islam. Makhluk itu kemudian diketahui (mengaku) sebagai
malaikat bemama Habib al-Huda.
Pada suatu hari, seorang pasien bemama Indra yang
menurut Ibu Lia, kasyafj in memberitahukan bahwa pendamping
Ibu Lia adalah malaikat Jibril. Kemudian di hari lain, datang
lagi seseorang yang memberikan kesaksian serupa. Dan ketika
Ibu Lia bertanya kepada pendampingnya tentang kebenaran
kesaksian dua orang tersebut, pendamping itu membenarkan
dan mengaku bahwa sebenamya ia adalah Malaikat Jibril.
Ibu Lia kemudian disuruh beribadah umrah oleh "Jibril"
untuk mendapat kesaksian (pembuktian) bahwa ia adalah
Jibril. Sepanjang perjalanan umrah ia melihat peristiwa-
peristiwa yang memberikan keyakinan kepadanya bahwa
pendampingnya itu benar-benar Jibril.

Himpunan Fa twa MUI Tentang Paham Keagamaan di Indonesia


101
Ibu Lia juga menjelaskan bahwa ia dapat berkomunikasi
dengan Jibrilnyajika ia memerlukan dan Jibril tidak bisa datang
semaunya. Tegasnya, kedatangan Jibril tidak bergantung pada
Ibu Lia, kecuali jika ada amanat yang harus disampaikan
kepadanya.
Keputusan Sidang Komisi Fatwa dan Hukum Majelis
Ulama Indonesia, pada hari Selasa, 11 Nopember 1997 dan
3 Desember 1997, yang membahas tentang "kemungkinan
manusia pada saat ini (setelah wafat Nabi Muhammad s.a.w)
didampingi serta dapat berkomunikasi dan mendapat ajaran
dari Malaikat Jibril".

Menimbang:
Pertama, bahwa akidah (aqidah) dalam ajaran Islam
mempunyai kedudukan sangat penting dan harus didasarkan
pada dalil-dalil qat'iy, oleh karena itu, akidah tersebut harus
dijaga dan dilindungi kemumiannya.

Kedua, bahwa masalah Jibril merupakan masalah penting


yang menyangkut akidah Islam; oleh karena itu, akidah atau
keimanan (kepercayaan) kepada Jibril harus berlandaskan dan
tunduk pada dalil-dalil qat' iy.

Ketiga, bahwa menurut akidah Islam, Jibril hanya turun


kepada para nabi untuk menyampaikan wahyu Allah, dan
mengingat Nabi. Muhammad saw adalah nabi terakhir maka
Jibril tidak lagi turun menemui manusia untuk menyampaikan
wahyu.

102 Himpunan Fatwa MUI Tentang Paham Keagamaan di Indonesia


Keempat, bahwa pengakuan seseorang, dalam hal ini Ibu
Lia Aminuddin, didampingi dan mendapat ajaran dari Jibril
harus segera ditanggapi dan diluruskan oleh Majelis Ulama
Indonesia.

Mengingat:
Salah satu rukun Iman dalam sistem akidah Islam - yang
wajib diyakini dan menj adi akidah setiap muslim- adalah iman
kepada malaikat. Cukup banyak ayat al-Qur'an menjelaskan
hal ini: antara lain firman Allah:

"Bukanlah menghadapkan wajahmu ke arah timur dan barat


itu suatu kebajikan; akan tetapi, sesungguhnya kebajikan
itu adalah beriman kepada Allah, hari kemudian, malaikat-
malaikat, kitab-kitab, nabi-nabi .... "(QS. al-Baqarah [2]: 177)

~ ""' Sl """"' 0

(136 :~UI) I~ tJ~ ~ :.W ~UI


".... Barang siapa yang ka.fir kepada Allah, malaikat-malaikat-
Nya, kitab-kitab-Nya, rasul-rasul-Nya, dan hari kemudian,
maka sesungguhnya orang itu telah sesat sejauh jauhnya"
(QS. an-Nisa [4]: 136).

Himpunan Fatwa MUI Ten tang Paham Keagamaan di Indonesia


103
Menurut ajaran Islam (al-Qur'an), malaikat adalah makhluk
gaib dan termasuk ke dalam hal (alam) yang gaib. Mengenai
hal yang gaib, Allah berfirman:

(27-26 :~1)

"(Dia adalah Tuhan) Yang Mengetahui yang gaib; maka


Dia tidak memperlihatkan kepada seorang pun tentang yang
gaib itu, kecuali kepada rasul yang diridhai-Nya; maka
sesungguhnya Dia mengadakan penjaga penjaga (malaikat)
di muka dan di belakangnya "(QS. Al-Jinn [72]:26-27).

Atas dasar itu, dalam melaksanakan keimanan kepada


malaikat yang gaib itu, setiap muslim yang yakin (beriman)
bahwa sumber akidah dalam Islam mengenai persoalan gaib
hanyalah al-Qur' an semata, harus tunduk dan mengikuti, serta
terbatas pada keterangan yang dijelaskan oleh al-Qur'an,
baik menyangkut materi mereka, sifat, tugas, maupun dalam
hal melihat mereka. Malaikat, dalam akidah muslim, adalah
makhluk (alam) gaib yang tidak dapat diketahui oleh manusia
melalui idrak basyari (intelek manusia). Mereka hanya dapat
diketahui melalui pemberitaan valid (al-khabar as-sadiq) dari
Allah SWT., yaitu,keterangan yang terdapat dalam al-qur'an.
(perhatikan Mahmud Syaltut, al-Islam Aqidah wa Syari'ah,
t.t.: Dar al-Qalam, 1966, h. 32). Dengan kata lain, pengetahuan
tentang malaikat haruslah berdasarkan wahyu.

104 Himpunan Fa twa MUI Tentang Paham Keagamaan di Indonesia


Perintah al-Qur' an agar beriman kepada malaikat terse but,
pada dasamya, bukan hanya beriman dari sudut bahwa mereka
adalah makhluk yang benar-benar ada semata, melainkan juga
dari sudut tugastugas mereka yang berkaitan erat dengan misi
penting ajaran agama, yaitu, antara lain, pembersihanjiwa (at-
tahzib an-nafsiy) dan pengarahan terhadap kebaikan. (perhatikan
ibid., h. 35).
Al-Qur'an telah menjelaskan sifat-sifat malaikat; di
antaranya adalah:
Bahwa malaikat itu suci dari sifat-sifat manusia (a 'rad al-
basyariyah) seperti lapar, sakit, makan, tidur, bercanda, berdebat,
dst. Hal ini ditunjukkan oleh Allah, melalui dalalah iltizam,
dalam firman-Nya

"Mereka (malaikat) selalu bertasbih (beribadah kepada


Allah) pada waktu malam dan siang hari tiada hentihentinya. "
(QS. al-Anbiya [21]: 20)
Bahwa malaikat itu selalu takut (al-khaufi dan taat kepada
Allah, sebagaimana dijelaskan dalam firmanNya:
, , ,

~~ Jj~
(50 :~1)
''Mereka (malaikat) takut kepada Tuhan mereka yang di atas mereka
dan melaksanakan apa yang diperintahkan (kepada mereka) "
(QS. An-Nahl [ 16]: 50)

Himpunan Fatu•a MUI Trntang Paham Keagamaan di Indonesia 105


"Dan mereka berkata: "Tuhan Yang Maha Pemurah telah
mengambil (mempunyai) anak '. Maha Suci Allah. Sebenarnya
(malaikat-malaikat itu) adalah hamba-hamba yang dimulaikan,
mereka itu tidak mendahului-Nya dengan perkataan dan mereka
mengerjakan perintah-perintah-Nya. Allah mengetahui segala
apa yang di hadapan mereka (malaikat) dan yang di belakang
mereka, dan mereka tiada memberi syafaat melainkan kepada
orang yang diridhai Allah, dan mereka itu selalu berhati-hati
karena takut kepada-Nya" (QS. Al-Anbiya [21]: 26- 28).
Bahwa malaikat itu selalu taat kepadaAllah, tidak durhaka
(melakukan maksiat) kepada-Nya. Hal ini sebagaimana
ditegaskan dalam QS. al-Anbiya [21]: 26-28 di atas dan dalam
firman-Nya:
/ / J rJ / ~ /

0J';J': c 0foij ~;i c all u~


. ' \J 0
/

(6 :f~l)
" mereka (malaikat) tidak mendurhakai Allah terhadap apa
yang diperintahkan-Nya kepada mereka dan selalu mengerjakan
apa yang diperintahkan" (at-Tahrim [66]: 6).

106 Himpunan Fatwa MUI Tentang Paham Keagamaan di Indonesia


Termasuk durhaka kepada Allah adalah berbohong.
Dengan demikian, tidak mungkin ada malaikat berbohong,
seperti hari ini ia mengaku bemama Jibril dan esok harinya
atau kemarin mengakui selain Jibril.
Bahwa malaikat itu mempunyai sifat malu. Hal ini
sebagaimana dijelaskan oleh Nabi:

(~
"Bagaimana aku tidak malu terhadap seorang laki-laki yang
malaikat pun malu terhadapnya" (HR. Muslim).
Bahwa malaikat itu merasa sakit (tidak suka, terganggu)
dengan hal-hal yang tidak disenangi (makruh), misalnya bau
tidak sedap; demikian juga anjing dan patung, sebagaimana
halnya manusia. Nabi menjelaskan:

"Barang siapa makan bawang putih, bawang merah, dan


bawang bakung janganlah mendekati masjid kami, karena
malaikat merasa sakit (terganggu) dengan hal-hal yang
membuat manusia pun merasa sakit" (HR. Muslim).

Himpunan Fa twa MUI Tentang Paham Keagamaan di Indonesia 107


.... / / ,.. / / / / / ,.., ~

U \SI;. ~ Jw ~/J ~~ ~ ~
C /";. ~ L~/J
"/ r-
/ /

o..... ... ~ J

('-?J~\ o\JJ) ~ U) o~~ ~ ~ ~:.G'


"Dari Salim, dari ayahnya, ia berkata: Jibril berjanji kepada
Nabi, namun kemudian ia terlambat datang sehingga hal itu
menyusahkan hati Nabi. Kemudian Nabi keluar dan dijumpai
Jibril. Nabi mengadu kepadanya ten tang apa yang ia dapatkan.
Jibril menjawab : "Kami tidak akan masuk ke dalam rumah
yang didalamnya terdapat gambar dan anjing"." (Matnal-
Bukhari bi-Hasyiyah as-Sindi, [Bairut: Dar al-Fikr, 1995],jilid
IV, h.53.
Malaikat Jibril, sebagai salah satu malaikat yang menurut
al-Qur'an mempunyai nama lain seperti ar-ruh, ar-ruh al-
qudus, dan ar-ruh al-amin, tentu memiliki sifat-sifat malaikat
pada umumnya. Di samping itu, malaikat Jibril memiliki sifat
lain dan tugas tertentu, antara lain sebagaimana dijelaskan
dalam:

108 Himpunan Fa twa MUI Tentang Paham Keagamaan di Indonesia


Firman Allah:

"Sesungguhnya al-Qur 'an itu benar benar firman (Allah yang


dibawa oleh) utusan yang mulia (Jibril), yang mempunyai
kekuatan, yang mempunyai kedudukan tinggi di sisi Allah Yang
mempunyai Arasy, yang ditaati di sana (di alam malaikat) lagi
dipercaya. Dan temanmu (Muhammad) itu bukanlah sekali-
kali orang yang gila; dan sesungguhnya Muhammad itu
melihat Jibril di ufuk yang terang" (QS. At-Takwir [81]: 19-23).

Firman Allah:

"Dan sesungguhnya al-Qur 'an ini benar-benar diturunkan oleh


Tuhan semesta alam, dia dibawa turun oleh ar-Ruh al-Amin
(Jibril), ke dalam hatimu (Muhammad) agar menjadi salah
seorang di antara orang-orang yang memberi peringatan "
(QS. AsySyu'ara [261192-194).

Himpunan Fa twa MUI Ten tang Paham Keagamaan di Indonesia


109
AyatQur'andiatas(QS.Asy-Syu'ara: 192-194)menegaskan
bahwa ( 1) Malaikat Jibril mempunyai tugas menyampaikan/
menurunkan pesan dan ajaran dari Allah, (2) pesan dan ajaran
yang dibawa turun oleh malaikat Jibril adalah kalam (wahyu
dari) Allah, dalam hal ini al- Qur'an, (3) wahyu tersebut
dibawa turun oleh malaikat Jibril kedalam hati (kalbu) Nabi
Muhammad, dan (4) bahwa tujuan penurunan wahyu kepada
Nabi Muhammad ialah agar ia menjadi nabi (munzir). Atas
dasar ini, maka (1) tidak dapat dibenarkanjika Jibril membawa
turun selain wahyu, misalnya pendapat atau penjelasan dari
Jibril sendiri, baik kepada Nabi Muhammad maupun orang
lain, (2) sesudah Nabi Muhammad wafat Jibril tidak akan lagi
menurunkan wahyu maupun ajaran kepada siapapun, karena
Nabi Muhammad adalah nabi terakhir dan ajaran Allah untuk
umat manusia telah dinyatakan sempuma. Dua hal disebut
terakhir ini, yakni bahwa Nabi Muhammad adalah nabi terakhir
dan bahwa ajaran Allah untuk umat manusia telah sempuma
dijelaskan dalam firman Allah:

"Muhammad itu sekali-kali bukanlah bapak dari seorang laki-


laki di antara kamu, tetapi ia adalah Rasulullah dan penutup
nabi-nabi. Dan Allah Maha Mengetahui segala sesuatu"
(QS. Al-Ahzab [33]: 40).

110 Himpunan Fa twa MUI Tentang Paham Keagamaan di Indonesia


~ ~o~~fJ ~~ ~ ~f r:JI ...
... 0 , ""'

(3 :o..Vlil) ... ~~ rU.:..~I ~ ~~J -.,i:~


"... Pada hari ini telah Kusempurnakan untuk kamu agamamu,
dan telah Kucukupkan kepadamu nikmat-Ku, dan telah Kuridai
Islam itujadi agama bagimu ... "(QS. Al-Ma'idah [5]: 3).

Jibril, sebagaimana dijelaskan di atas, hanyalah bertugas


menyampaikan wahyu dari Allah dan ia tidak diberi wewenang
oleh Allah untuk menjelaskan kandungan (isi dan maksud)-
nya. Dalam hal al-Qur'an, tugas menjelaskannya dibebankan
kepada Nabi, sebagaimana dikemukakan dalam firman Allah:

".... Dan Kami turunkan kepadamu (Muhammad) al- Qur 'an,


agar kamu menerangkan kepada umat manusia apa yang telah
diturunkan kepada mereka dan supaya mereka memikirkan. "
(QS. an-Nahl [ 16]:44)
Selain Nabi, tugas menjelaskan al-Qur'an juga menjadi
tanggung jawab para ulama. Hal ini sebagaimana ditegaskan
dalam firman Allah, antara lain:

:~1) 0~ lJ
..... ,.,.,. .,..

r~_s-
.J. 0 0 tJI .,..

0~ ;-.ill ~i l_,jl:.L! ...


.... ,.... ,.,...

" Maka bertanyalah kepada orang yang mempunvai


pengetahuan (ulama) jika kamu tidak mengetahui"
(QS. an-Nahl [16]:43).

Himpunan Fa twa MUI Tentang Paham Keagamaan di Indonesia


111
Jelaslah kiranya bahwa malaikat, termasuk juga Jibril,
menurut al-Qur' an tidak mempunyai wewenang untuk
menafsirkan atau menjelaskan maksud al-Qur'an, sedangkan
pengetahuan ten tang tugastugas malaikat haruslah berdasarkan
wahyu (al-Qur'an dan Hadis) sebagaimana telah dikemukakan
di atas. Dengan demikian, pengakuan siapapun bahwa Jibril
telah menafsirkan al-Qur'an tidak dapat dibenarkan.

Ayat lain yang menjalaskan bahwa tugas Jibril adalah


menyampaikan wahyu antara lain:

"Dan tidak ada bagi seorang manusia pun bahwa Allah berkata-
kata dengan dia kecuali dengan perantaraan wahyu atau di
belakang tabir atau dengan mengutus seorang utusan (malaikat)
lalu diwahyukan kepadanya dengan seizin-Nya apa yang Dia
kehendaki. Sesungguhnya Dia Maha Tinggi lagi Maha Bijaksana"
(QS. Asy-Syura [42]: 51).

"Pada malam itu turun malaikat-malaikat dan malaikat Jibril


dengan izin Tuhannya untuk mengatur segala urusan "(QS.
Al- Qadr [97]:4)

112 Himpunan Fatwa MUI Tentang Paham Keagamaan di Indonesia


Sebagaimana malaikat pada umumnya yang tidak akan
pemah melakukan maksiat, misalnya melihat aurat, Malaikat
Jibril tidak mau masuk ke dalam suatu rumah yang didalamnya
ada aurat terbuka. Ini dapat diketahui dari hadis berikut:
,.,. ' ... ... tM/ $; / /

:.:..J\5' ~ .\ill ~ J ~~ o:("' II 0i ;~J :U


~ !~I ~~~ ~~) Js. j-)1 Jj} ~
l~lJ ,J~JI
~ ~
ift;_ ~f~ ~~ ~ ~~~$' ~~~ ,~~~ ~

.... 0 $1/ 0 J...- 0 .,. $1/

~~ 0t. '~. u ,~wl .W1 ~;tS:. ~d ~~ ~


~
~ ~-·~
~

I~ ~) ,:!.U.:J ~~; ~f) :::. :;f ~ J.l 4 :::J~


(268 <./' ~YLl o¥) ~~k:~~!

"Terdapat keterangan (hadis) bahwa Khadijah r.a.


pernah mencoba (menguji) turunnya wahyu kepada Rasul
dengan melepaskan kerudung dari kepalanya. Jika ia
membuka rambutnya, tenanglah keadaan Rasul; dan jika ia
menutup rambutnya, keadaan Rasul kembali seperti semula.
Hal itu ia lakukan karena ia mengetahui bahwa malaikat
Jibril tidak akan masuk ke dalam rumah yang di dalamnya
ada seorang perempuan yang terbuka kepalanya. Oleh karena
itu, ketika membuka kepalanya ia (Khadijah) bertanya kepada
Rasul: 'Apakah engkau melihatnya (Jibril)? 'Rasul menjawab:

Himpunan Fa twa MUI Tentang Paham Keagamaan di Indonesia 113


'Tidak! 'Khadij ah berkata: 'Wahai putra paman! Tabah dan
bergembiralah! Demi Allah! (Yang datang kepada engkau) itu
adalah malaikat, dan bukan syaitan '. " (Sayyid Sabiq, Aqidah
Islamiyah, h. 268).
Malaikat Jibril hanya turun dan datang kepada Nabi
Muhammad atas izin dan perintah Allah. Tanpa izin dan perintah
Allah ia tidak akan turun, betapa pun Nabi Muhammad sangat
menginginkan dan mengharapkan. Cukup banyak peristiwa
yang memerlukan segera mendapat jawaban dan penjelasan
wahyu, tetapi Jibril tidak kunjung datang membawa wahyu.
Contoh penantian Nabi yang paling mendesak adalah peristiwa
menggemparkan yang menuduh 'Aisyah r.a., isteri Nabi,
berbuat serong (hadis al-ifki). Di samping itu, Nabi pemah
meminta kepada Jibril agar lebih sering datang mengunjungi
Nabi, tetapi Jibril menjawa bahwa kunjungannya harus atas
izin Allah. Hal ini dij elaskan dalam hadis berikut:

jli ~ ~\~~if~ J.l:;:. ..~.ri) ~_)~\ <.S)_)


.... " ~ / /
:; :; :; J. / ,.
~ I. I ~ l~~/ ~ ill1 . \/_.. ~\ j
r _) Jt.;
0
-;- J /
...r--~ r--- J /~ ~ /
/ /

J /. ,., / / /Q / I) .....

J? ~)} ~:? ~Lr~JJ ~ ?i Lr~JJ Jl ~


,. ...-o ,. ,.., ~ , :;
:!JJ~
/
/.
j::-1
O/ ~/
)
Sib:. ~/
)
G~i
~/ ~
/.O/
j::-1
~ ~ 2J.;'/._) f t. Ul~ 0

/ / /

64 :r-_ra ~_)_y' {1~/.; d.~ ;)LS-' ~)

"Imam Bukhari dan Ahmad meriwayatkan dari Ibn Abbas


bahwa Rasulullah berkata kepada Jibril: 'Apa yang

114 Himpunan Fa twa MUI Tentang Paham Keagamaan di Indonesia


menghalangimu untuk berkunjung kepada kami lebih sering
dari kunjunganmu selama in?' Nabi berkata. Lalu turunlah
ayat : 'Dan tidaklah kami (Jibril) turun kecuali dengan
perintah Tuhanmu. Kepunyaan-Nya-lah apa-apa yang ada di
hadapan kita, apa-apa yang ada di belakangkita, dan apa-apa
yang ada di an tara keduanya, dan tidaklah Tuhanmu lupa '. "
(QS. Maryam [19]: 64). (Lihat Matn al-Bukhari bi-Hasyiyah
as-Sindi, [Baimt: Dar al-Fikr, 1995], jilid II, h. 245).

Menumt al-Qur'an, manusia dapat melihat, ditemui,


atau bahkan dibantu oleh malaikat, dan itu termasuk karamah.
Misalnya seperti dijelaskan dalam al-Qur'an:
~'t J J tMf. J ,.. .... J "- ,., J 0

~ <"~ , ]\ • <"I ;:_;t~.. t; • <"~J-- 0 .f~,;.::" .. f ~I~


-
J.\G. ~ ....
"
~ ~~ . ~~
. / /
"
(9 :J~.ij~l) ~~~ ~u:JI :X

"(lngatlah) ketika kamu memohon pertolongan kepada Tuhanmu,


lalu diperkenankan-Nya bagimu. Sesungguhnya Aku akan
mendatangkan bala bantuan kepadamu dengan seribu malaikat
yang datang berturut- turut "(QS. al-Anfal [8]; 9).

Mengingat hal tersebut sebagai karamah, tentu sahib


al karamah (orang yang mempunyai karamah) dihamskan
memenuhi suatu persyaratan, yaitu amal perbuatannya hams
sesuai dengan dan berdasarkan Kitab (al-Qur'an) dan sunnah
atau menumt Abu Yazid al-Bustami, ia hams memahami dan
mengamalkan awamir dan nawahi (perintah dan larangan agama).

Himpunan Fa twa MUI Ten tang Paham Keagamaan di Indonesia 115


Dengan memohon taufiq dan hidayah kepada Allah SWT.

MEMUTUSKAN
Memfatwakan :
Doa Keyakinan atau akidah tentang malaikat, termasuk
malaikat Jibril, baik mengenai sifat dan tugasnya harus
didasarkan pada keterangan atau penjelasan dari wahyu (Al-
Qur'an dan Hadis). Tidak ada satupun ayat maupun hadis
yang menyatakan bahwa malaikat Jibril masih diberi tugas
oleh Allah untuk menurunkan ajaran kepada umat manusia,
baik ajaran baru atau ajaran yang bersifat penjelasan terhadap
ajaran agama yang telah ada. Hal ini karena ajaran Allah telah
sempuma. Pengakuan seseorang bahwa dirinya didampingi dan
mendapat ajaran keagamaan dari malaiakt Jibril bertentangan
dengan Al-Qur'an. Oleh karena itu, pengakuan itu dipandang
sesat dan meyesatkan.

Menghimbau kepada :
1. lbu LiaAminudin (danjama'ahnya), dan orang lain yang
memiliki keyakinan serupa, yakni keyakinan bahwa
dirinya mendapat ajaran agama dari malaikat Jibril, agar
kembali dan mendalami ajaran Islam, terutama dalam
bidang akidah, dengan memahami dan mempelajari al-
Qur'an dan hadis kepada ulama, dan menurut kaidah-
kaidah yang telah dirumuskan dan diakui kebenarannya
oleh para ulama sebagai pedoman dalam mempelajari
Al-Qur'an dan hadis.

116 Himpunan Fa twa MUI Tentang Paham Keagamaan di Indonesia


2. Masyarakat umat Islam agar berhati-hati dan tidak mengikuti
akidah yang bertentangan denganAl-Qur'an dan Hadis.
3. Majelis Ulama Indonesia bersedia memberikan bimbingan
dan pengarahan kepada Ibu LiaAminudin danjama'ahnya,
serta orang lain yang memiliki keyakinan serupa.
4. Surat keputusan ini berlaku sejak tanggal ditetapkan
dengan ketentuan bila di kemudian hari terdapat
kekeliruan dalam keputusan ini akan diadakan pembetulan
sebagaimana mestinya.
Ditetapkan: Jakarta, 22 Desember 1997 M

DEWAN PIMPINAN
MAJELIS ULAMA INDONESIA

Ketua Umum Sekretaris

ttd ttd

KH. Hasan Basri Drs. H.A. Nazri Adlani

Himpunan Fa twa MUI Ten tang Paham Keagamaan di Indonesia 117


PENDANGKALANAG AMADAN
PENYALAHGUNAAN DALIL

Majelis Ulama Indonesia dalam Musyawarah Nasional


II tanggal 11 - 17 Rajah 1400 H. hertepatan dengan tanggal,
26 Mei - 1 Juni 1980 M.

MEMUTUSKAN

Memfatwakan:
Setiap usaha pendangkalan agama dan penyalahgunaan
dalil-dalil adalah merusak kemumian dan kemantapan hidup
heragama. Oleh karena itu, Majelis Ulama Indonesia hertekad
menanganinya secara serius dan terns menerus.

Ditetapkan :
Jakarta, 17 Rajah 1400 H
1 Juni 1980 M

DEWAN PIMPINAN/
MUSYAWARAH NASIONAL II
MAJELIS ULAMA INDONESIA

Ketua Sekretaris

ttd. ttd.

Prof. DR. HAMKA Drs.H. KAFRAWI

118 Himpunan Fa twa MUI Tentang Paham Keagamaan di Indonesia


ALIRAN AL-QIYADAH AL-ISLAMIYAH
HIMPUNAN FATWA MAJELIS ULAMA INDONESIA

FATWA MAJELIS ULAMA INDONESIA


Nomor: 04 Tahun 2007

Ten tang

ALIRAN AL-QIYADAH AL-ISLAMIYAH

Majelis Ulama Indonesia Indonesia, setelah :

Menimbang:

Pertama, bahwa pada akhir- akhir ini telah berkembang


di tengah masyarakat paham dan aliran al-Qiyadah al-Islami-
yah yang didirikan oleh Ahmad Moshaddeq yang antara lain
mengajarkan syahadat yang berbeda dari ajaran Islam dan pen-
gakuan adanya nabi bam sesudah Nabi Muhammad SAW;

Kedua, bahwa berkembangnya paham dan aliran al- Qi-


yadah al-Islamiyah di tengah masyarakat telah menimbulkan
keresahan sehingga sebagian masyarakat meminta MUI untuk
menetapkan fatwa tentang masalah tersebut;

Ketiga, bahwa untuk memberikan kepastian hukum Is-


lam, MUI memandang perlu menetapkan fatwa ten tang paham
dan aliran al-Qiyadah al-Islamiyah untuk dijadikan pedoman
bagi umat Islam;

Himpunan Fa twa MUI Ten tang Paham Keagamaan di Indonesia 119


Mengingat:
Firman Allah SWT :

"Muhammad itu sekali-kali bukanlah bapak dari seorang laki-


laki di an tara kamu, tetapi dia adalah Rasulullah dan penutup
nabi-nabi. "(QS. Al-Ahzab [33]: 40)

"Dan bahwa (yang kami perintahkan ini) adalah jalanKu


yang lurus, maka ikutilah Dia, dan janganlah kamu mengikuti
jalanjalan (yang lain), karena jalan-jalan itu mencerai
beraikan kamu dari jalannya, yang demikian itu diperintahkan
Allah agar kamu bertakwa. "(QS. Al-An' am [6]: 153)
~ J
~ ~~ o.~
. . . . . . , ...._;-
0 c ..
r--'~
~..\So_;'
. . ../""
.~~)
I._)
~

0 ~b-. t'. ~ o' tfJ1 ~~f


) ~ ~~! .
"Barang siapa yang murtad di antara kamu dari agamanya,
lalu dia mati dalam kekafiran, maka mereka itulah yang siasia
amalannya di dunia dan di akhirat, dan mereka itulah penghuni
neraka, mereka kekal didalamnya. "(QS. Al-Baqarah [2]:217)

120 Himpunan Fa twa MUI Tentang Paham Keagamaan di Indonesia


Dan barangsiapa yang menentang Rasul sesudah jelas
kebenaran baginya, dan mengikuti }alan yang bukan }alan
orangorang mukmin, kami biarkan ia leluasa terhadap
kesesatan yang telah dikuasainya itu dan kami masukkan ia
ke dalam Jahannam,dan Jahannam itu seburukburuk tempat
kembali. "(QS. An- Nisa [2]: 115)

"Katakanlah: "Ta 'atilah Allah dan Rasul-Nya; jika kamu


berpaling, maka sesungguhnya Allah tidak menyukai
orangorang kafir". (QS. Ali- Imran [3]: 32)

Hadis- hadis N abi SAW :

(f ~~~ j~ i j~ (I ~ j~ jl~\ ~f~ y


... ~/

' ,;_ /. J "' / ,


.. ~ ~ / ..... / J J Jo / • 0 ,; 0 .... ..."" 0/ J
AI)\ ·~ u.b..J
. ·. \ ....r ( j o .. ! ·~ ..-..;:.:. 0 .J ~
.. ,. u-., u ..J .. J-

$} /
"' ,. ,
* / ,. .... /

W5' ~C~I } J J • J ~ ~·~~-- I • ~- ~LS" jl.i ~ L W.


--~ ~r.r-,r~~ rJ ·
~ / ,. "" ...... ,.. /

(~ ~) ... ·~~-.; \J ~~J "'.; ~ "'.; ::lli


"Nabi SAW bersabda: dahulu Bani Israel dip imp in oleh para
nabi, setiap seorang nabi meninggal, maka digantikan oleh
nabi yang lain. Dan sesungguhnya tidak ada nabi setelah
aku .... "
Himpunan Fa twa MUI Tentang Paham Keagamaan di Indonesia 121
' ,J ,,,,

.s.# ~~ ~ ~~ j~~ jli :jl.i ~~ J ~ G..c.-


~J ~~ J~~ ill ::. ;i,~;, ~ ~~lj ilt.:..) ~~ ~)
('-,?.i. .rJIJ ..u--i o\JJ) :;

"Rasulullah SAW bersabda: sesungguhnya kerasulan dan


kenabian telah terhentio Oleh karena itu, tidak ada lagi rasul
dan nabi sesudahku 0000"

A.~ ,., ... o...- ,.. , o


~I "I 4JI " 0i o;l:-~. o 'o I~ '")L...tJI ' L
'~ ~ ~ i . ~
0

r-J
, -

l, < l
/ / ~ ;" ,.
/ /_ ,., / J / S) /

~lS') --~1)
...
~lL.a.JI itil)
.,.. ,..
/
~~~J ~~ I~ .:>i)
kl.ll ) ~ .:..4:..)
~
. ~L,a:.' ) r~)
0
' '
-~ ::il ~0
~
~)
'

(~J~

"Rasulullah SAW bersabda: Islam dibangun di atas lima


perkara: bersaksi bahwa sesungguhnya tiada tuhan selain Al-
lah dan Muhammad Rasulullah, mendirikan sholat, membayar
zakat, haji dan puasa Ramadhano "

Memperhatikan :
1. Penjelasan Hasil kajian Komisi Pengkajian MUI tentang
paham dan ajaran aliran al-Qiyadah a!- Islamiyah pada
rapat Komisi Fatwa tanggal29 september 20070

122 Himpunan Fa twa MUI Tentang Paham Keagamaan di Indonesia


2. Pendapat peserta rapat Komisi Fatwa tanggal29 septem-
ber 2007.

Dengan memohon ridha Allah SWT,

MEMUTUSKAN
Menetapkan :
FATWA TENTANG ALIRAN AL-QIYADAH AL-ISLAMIYAH
Pertama:
Aliran al-Qiyadah al-Islamiyah yang mengajarkan
ajaran, antara lain:
1. Adanya syahadat baru, yang berbunyi: "Asyhadu alia if-
aha ilia Allah wa asyhadu anna masih a/- Mau 'ud Rasul
Allah",
2. Adanya nabi/rasul baru sesudah Nabi Muhammad SAW,
3. Belum mewajibkan shalat, puasa dan haji,
Adalah bertentangan dengan ajaran Islam.

Kedua:
Ajaran al-Qiyadah al-Islamiyah tersebut adalah sesat
dan menyesatkan serta berada di luar Islam, dan orang yang
mengikuti ajaran tersebut adalah murtad (keluar dari Islam).

Ketiga:
Bagi mereka yang telanjur mengikuti ajaran al-Qiya-
dah al-Islamiyah supaya bertobat dan segera kembali kepada
ajaran Islam (al-ruju' ila alhaq), Ajaran aliran al-Qiyadah al-

Himpunan Fa twa MUI Tentang Paham Keagamaan di Indonesia 123


Islamiyah telah terbukti menodai dan mencemari agama Islam
karena mengajarkan ajaran yang menyimpang dengan menga-
tasnamakan Islam.

Keempat:
Pemerintah berkewajiban untuk melarang penyebaran paham
dan ajaran a!- Qiyadah al-Islamiyah, menutup semua tempat
kegiatan serta menindak tegas pimpinan aliran tersebut sesuai
dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku.

Ditetapkan: Jakarta, 21 Ramadhan 1428 H


03 Oktober 2007 M

MAJELIS ULAMA INDONESIA

Ketua Sekretaris

ttd ttd

DR. KH. M. Anwar Ibrahim Drs. H. Hasanuddin, M.Ag

124 Himpunan Fa twa MUI Tentang Paham Keagamaan di Indonesia


MIRZA GHULAM AHMAD

Pembawa aliran sesat Ahmadiyah-Islamiyah

Himpurum fatwa MU/ Trntang Paham K~agamaan di Indonesia


125
Hasil penelitian tim MUI tentang Nil :AI Zaytun & Nil
KW 9 Berkaitan, Ajarannya Menyimpang

Dari arsip 5 Oktober 2002, berikut hasil penelitian tim


MUI:
A. Ditemukan indikasi kuat adanya relasi (hubungan) antara
ma'had Al-Zaytun (MAZ) dengan organisasi Nil KW
IX. Hubungan tersebut bersifat historis, finansial, dan
kepemimpinan.
1. Hubungan historis: kelahiran MAZ memiliki
hubungan historis dengan organisasi Nil KW IX.
2. Hubungan finansial: adanya aliran dana dari ang-
gota dan aparat teritorial Nil KW IX yang menjadi
sumber dana signifikan bagi kelahiran dan perkem-
banganMAZ.
3. Hubungan kepemimpinan: kepemimpinan di MAZ
terkait dengan kepemimpinan di organisasi Nil KW
IX, terutama pada figur AS Panji Gumilang dan se-
bagai pengurus yayasan.

B. Terdapat penyimpangan paham dan ajaran Islam yang


dipraktikkan organisasi Nil KW IX. Penyimpangan-
penyimpangan yang terjadi antara lain dalam hal mo-
bilisasi dana yang mengatasnamanakan ajaran Islam
yang diselewengkan, penafsiran ayat-ayat Alquran yang
menyimpang dan mengafirkan kelompok di luar organ-
isasi mereka.

126 Himpunan Fa twa MUI Tentang Paham Keagamaan di Indonesia


C. Ditemukan adanya indikasi penyimpangan paham keaga-
maan dalam masalah zakat fitrah dan kurban yang diter-
apkan pimpinan MAZ, sebagaimana dimuat dalam ma-
jalah Al-Zaytun.
D. Persoalan Al-Zaytun terletak pada aspek kepemimpinan
yang kontroversial (AS Panji Gumilang dan sejumlah
pengurus yayasan) yang terkait dengan organisasi Nil
KWIX.
E. Ada indikasi keterkaitan sebagian koordinator wilayah
yang bertugas sebagai tempat rekrutmen santri MAZ
dengan organisasi Nil KW IX.

Berdasarkan kesimpulan di atas, Tim MUI mereko-


mendasikan beberapa hal kepada Pimpinan Harian MUI:
1. Memanggil pimpinan MAZ untuk dimintai klarifikasi
atas temuan-temuan yang didapat dari investigasi Tim
Peneliti MAZ MUI.
2. Dikarenakan persoalan mendasar MAZ terletak pada
kepemimpinannya, diharapkan Pimpinan Harian MUI
dapat mengambil inisiatif dan langkah-langkah konkret
untuk membenahi masalah kepemimpinan di MAZ.
3. Pimpinan Harian MUI agar mengambil keputusan yang
sangat bijak dan arif menyelamatkan pondok pesantren
Al-Zaytundengan berdasarkan pada prinsip kemaslaha-
tan umat.

HimPJlnan Fa twa MUI Trntang Paham Keagamaan di Indonesia 127


Demikian kesimpulan dan rekomendasi ini dibuat untuk
dapat ditindaklanjuti dengan sebaik-baiknya. Semoga Allah
SWT senantiasa menganugerahkan hidayah dan inayah-Nya
kepada kita semua. Amin.

Jakarta, 28 Rajab 1423 H


Jakarta, 5 Oktober 2002 M
Sumber: detiknews

128 Himpunan Fa twa MUI Tentang Paham Keagamaan di Indonesia


MUI Jawa Timor: Nil Sesat
MUI mengaku memiliki bukti yang menyimpulkan
Nil adalah sesat.

VIVAnews - Majelis Ulama Indonesia (MUI) Jawa


Timur menyatakan gerakan Negara Islam Indonesia (Nil) yang
muncul saat ini merupakan aliran sesat karena menyimpang dari
ajaran agama. Ketua MUI Jatim KH Abdussomad Buckhori
lalu meminta pimpinan daerah Jawa Timur bertindak.
"Muspida Jatim harus segera menyikapi gerakan
Nil seperti halnya Ahmadiyah," katanya di acara seminar
'Mewaspadai Gerakan Nil di Lingkungan Kampus' yang
digelar di Universitas Airlangga (Unair) Surabaya, Rabu 4
Mei 20 11. "Dan, kami sudah menyampaikan beberapa saran
terkait penelitian MUI, bahwa Nil itu sesat dan menyimpang
dari ajaran Islam. Kami mengimbau pemerintah harus tegas
menyikapi ini."
Selebihnya, Abdussomad menambahkan, MUI Jatim
memiliki dasar hasil penelitian yang dilakukan ulama. Pada
penelitian 5 Oktober 2002 itu, terdapat sejumlah bukti yang
menyimpulkan Nil terkait Pondok Pesantren AI Zaytun, yang
membentuk 'negara dalam negara'.
Terkait itu, pihaknya sengaja tidak mengambil langkah
apapun. Karena, MUI sebagai wadah ormas yang tidak
mempunyai kepentingan politik.
"Kita hanya wadah semua ormas yang hanya bisa
memberikan masukan. Sementara, pemerintah dengan jumlah

Himpunan Fa twa MW Tentang Paham Keagamaan di Indonesia 129


aparatnya yang sangat banyak dengan berbagai keahlian di
bidang masing-masing yang hams menindak atau memberikan
hukuman," katanya.
Sementara, masih dalam acara seminar, pengums Nil
Crisis Center, Ken Setyawan, mengatakan kelompok radikal
Nil selalu mengumbar janji saat melakukan perekrutan
anggota bam yakni, masuk surga. "Janji yang mereka katakan
itu bohong dan dananya dikompsi," kata Ken.
Ia memberi contoh, saat masih menjadi mahasiswa juga
pemah mendapat 'perintah' seperti itu akan diberikan hadiah
jika bisa menunjukkan prestasi. Namun, janji tersebut hanya
bohong belaka, dan sejumlah dana yang berhasil dikumpulkan
temyata larinya ke atasan kelompok Nil. "Itu kan, namanya
dikompsi?"
Ken menegaskan, perekrutan yang dilakukan Nil bisa
memsak mental. Ia menambahkan, ada tiga langkah atau
proses yang hams dilalui anggota bam untuk hijrah menjadi
warga negara Nil. Pertama, disebut Tilawah, yaitu menyam-
paikan pemahaman Nil kepada orang di luar kelompoknya.
Kedua, taktis atau semacam ujian yang diberikan untuk ang-
gota bam. Ketiga, bam proses baiat, yakni berhijrah meningg-
alkan kewarganegaraan dan beralih menjadi warga negara Nil.
"Ini sangat berbahaya jika dibiarkan karena perekrutan-
nya bisa berdampak ke pemsakan mental," kata Ken.
Ditambahkan, anggota bam Nil tidak bertugas untuk
merekrut. Melainkan hanya diminta untuk mencari orang bam

130 Himpunan Fa twa MUI Tentang Paham Keagamaan di Indonesia


dan uang. Orang-orang berhasil didekati, atau sudah terpikat
kemudian diserahkan kepada senior untuk diproses. Itu dilaku-
kan bisa dari berbagai kalangan termasuk buruh dan maha-
siswa. Menurut Ken, lingkungan kampus sebagai tempat pal-
ing mudah menjerat target.

"Solidaritas diantara mereka (anggota Nil), sangat tinggi.


Bahkan, mereka siap mencarikan pekerjaan jika diperlukan.
Dan, itu dilakukan tidak jauh-jauh, bisa bermula dari teman-
temannya sendiri. Layaknya multilevel marketing," katanya.

(Laporan Tudji MartudjiiSurabaya).


• VIVAnews

Himpunan Fa twa MUI Tentang Paham Keagamaan di Indonesia 131


INDIKASI AWAL ALIRAN SESAT

Sebagai indikasi awal yang selayaknya menimbulkan


kecurigaan terhadap satu paham atau pengajian bisa melalui
tanda-tanda berikut :
• Pengajian dilaksanakan secara rahasia-rahasia, tertutup
kepada selain jamaahnya. Sebagiannya melakukan
pengajian tengah malam sampai subuh dan tempatnya
pun sangat terisolir.
• Gurunya tidak dikenal sebagai ahli Agama, tidak pernah
menekuni ilmu agama, dan tidak dikenal sebagai orang
yang rajin beribadah, tetapi tiba-tiba menjadi pengajar
Agama.
• Adanya bai'at atau mitsaq untuk taat pada guru atau
pimpinan pengajian. Bahkan, ada janji yang harus
ditandatangani oleh anggota pengajian tersebut.
• Cara ibadah yang diajarkan aneh dan tidak lazim.
• Adanya tebusan dosa dengan sejumlah uang yang
diserahkan kepada guru atau pimpinan jamaah. Kadang-
kadang, pengajian sesat ini mengharuskan adanya
sedekah lebih dahulu sebelum berkonsukltasi dengannya.
• Adanya penyerahan sejumlah uang, seperti Rp 300.000,
dan orang yang menyerahkannya pasti masuk sorga.
Adanya sumbangan yang tidak lazim sebagaimana
layaknya sumbangan sebuah pengajian. Misalnya, 10%
atau 5% dari penghasilan harus diserahkan kepada guru
atau pimpinan pengajian.

132 Himpunan Fa twa MUI Tentang Paham Keagamaan di Indonesia


• Pengajiannya tidak mempunyai rujukan yangjelas, hanya
penafsiran-penafsiran gurunya saja.
• Pengajiannya tidak memakai Hadis Nabi Shallallahu
'Alaihi wa Sallam. Sumber ajaran hanya Al-Quran
dengan penafsiran dan pemahaman guru yang ditetapkan
oleh pengajian dan tidak boleh belajar kepada ustadz lain.

Faktor-faktor Menjadi Sesat dan menyuburkan faham


dan aliran sesat
Kelainan jiwa atau stress merupakan salah satu faktor
yang membawa seseorang mengaku berhubungan dengan
Jibril, Tuhan, makhluk dan alam gaib. Faktor materi telah
membuat banyak orang sesat. Dengan berpura-pura bermaksud
untuk memperbaiki keadaan serta memolesnya dengan bahasa
Agama, seperti menawarkan pentingnya jihad dan pengorbanan
material untuk merealisasikan cita-cita ideal, atau menawarkan
kesembuhan, kesaktian, kekayaan dan keselamatan seorang
bisa mendapat simpati dan dukungan dari orang yang memang
merindukannya.
Semakin banyak yang tertarik dan mendukungnya,
1a pun terns mengembangkan konsep-konsepnya. Setelah
pendukungnya sampai mengkultuskannya, ia pun menklaim
macam-macam, termasuk klaim mendapat wahyu dan
bahkan klaim diangkat Tuhan menjadi nabi. Kelangkaan
ulama panutan dan berwibawa yang benar-benar ahli Agama,
pengamal Agama, dan pembela Agama merupakan faktor lain
menyebabkan pikiran orang yang lemah iman menjadi liar.

Himpunan Fa twa MUI Tentang Paham Keagamaan di Indonesia 133


Intervensi dari luar pun tidak mustahil untuk untuk tujuan
mendangkalkan akidah umat, mengaburkan ajaran Agama, dan
memecah belah umat Islam. Seperti komunis tetap merupakan
bahaya Iaten yang pada saat tertentu menyusup ke dalam
masyarakat dengan baju agama. Demikian juga pihak-pihak
yang tidak menginginkan Islam dan bangsa ini bersatu dan
kuat.
Kebodohan terhadap ajaran Islam adalah faktor dominan
membuat orang bisa masuk dan mengikuti aliran sesat. Dari
sisi lain, faktor ekonomi juga telah berhasil membuat orang
berpindah agama, apalagi sekadar mengikuti paham yang
menytmpang.
Di antara yang menambah kesuburan tanah nusantara
bagi pertumbuhan aliran sesat -menurut U stadz Hartono
Ahmad Jaiz- adalah kondusifnya keadaan negeri ini ini bagi
aliran sesat[l3], terutama adalah karena sikap para pemimpin
sudah diketahui secara umum bahwa mereka adalah orang-
orang yang tidak konsisten, tidak istiqomah, atau bahasa
kasamya plintat-plintut . Mari kita ambil contoh:
Para pemimpin di pemerintahan tampak tidak konsisten
dalam menangani aliran sesat. Kenyataannya, aliran sesat
Islam Jama'ah telah dilarang oleh Kejaksaan Agung tahun
1971, dan disebut, Islam Jama'ah dan dengan nama apapun
yang serupa, dilarang di seluruh wilayah Indonesia. Namun
kenyataannya, menurut penelitian Badan Litbang (Penelitian
dan Pengembangan) DepartemenAgama, bahwa Islam Jama' ah
itu kemudian berganti nama menjadi Lemkari, kemudian ganti

134 Himpunan Fatwa MUI Tentang Paham Keagamaan di Indonesia


nama lagi menjadi LDII (Lembaga Dakwah Islam Indonesia),
namun justru berkembang dan dibiarkan saja oleh pemerintah.
(Lihat Buku Bahaya Islam Jama'ah, Lemkari, LDII, terbitan
LPPI Jaklarta). Pelarangan Islam Jama'ah dengan nama
apapun dari Jaksa Agung tahun 1971: Surat Keputusan Jaksa
Agung RI No: Kep-089/D.A./10/1971 tentang: Pelarangan
terhadap Aliran- Aliran Darul Hadits, Djama'ah jang bersifat/
beradjaran serupa. Menetapkan:

Pertama: Melarang ali ran Darul Hadits, Djama' ah Qur' an


Hadits, Islam Djama'ah, Jajasan Pendidikan Islam Djama'ah
(JPID), Jajasan Pondok Peantren Nasional ( JAPPENAS), dan
aliran-aliran lainnya yang mempunyai sifat dan mempunjai
adjaran jang serupa itu di seluruh wilajah Indonesia.
Kedua: Melarang semua adjaran aliran- aliran tersebut
pada bah pertama dalam keputusan ini j ang bertentangan
dengan/ menodai adjaran-adjaran Agama. Ketiga: Surat
Keputusan ini mulai berlaku pada tanggal ditetapkan.
Ditetapkan: Djakarta pada tanggal: 29 Oktober 1971, Djaksa
Agung R.I. tjap. Ttd (Soegih Arto ).
Pembiaran itu bukan hanya terhadap aliran sesat yang
sudah pemah dilarang. Aliran sesat yang sudah difatwakan
sesatnyaoleh MUI (Majelis Ulama Indonesia) bahkan fatwanya
sudah sampai dua kali, seperti Ahmadi yah (difatwakan sesat
menyesatkan oleh MUI sampai dua kali yaitu tahun 1980 dan
tahun 2005), namun pihak pemerintah masih diam saja. Tidak
ada larangan secara nasional, walau kasus bentrokan antara
umat Islam dengan orang Ahmadiyah sudah terjadi berkali-

Himpunan Fa twa MUI Trntang Paham Keagamaan di Indonesia 135


kali dan di mana-mana. Sikap pemerintah yang diam saja[14]
seperti ini mengakibatkan aneka keresahan bagi umat Islam,
tetapi sebaliknya, merupakan angin baik bagi aliran-aliran sesat
ataupun orang-orang yang ingin memunculkan aliran sesat.
Lambannya pemerintah dalam menangani aliran sesat
itu, berakibat buruk lagi ketika justru berbalik mempersoalkan
dampak. Misalnya, ketika sejumlah umat Islam mempersoalkan
tempat-tempat ibadah orang Ahmadiyah di Kuningan
J awa Barat yang sudah disegel Pemda setempat kemudian
temyata tetap dipakai oleh orang Ahmadiyah, maka umat
Islam beraksi, diantaranya mengakibatkan sebagian kaca
bangunan dan sebagainya rusak. Bentrokan itu terjadi Selasa
(18/12 2007) antara seribuan massa Gabungan Umat Islam
Indonesia (GUll) dengan warga Ahmadiyah di Desa Manis
Lor, Jalaksana, Kuningan, Jawa Barat. Kampung Manis Lor
memang merupakan basis pengikut aliran Ahmadiyah di
kawasan Kuningan Jawa Barat. Jumlah mereka sampai ribuan
orang.[l5] Buru-buru orang-orang yang tak bertanggung
jawab secara agama malah mempersoalkan keras tentang
tindakan umat Islam yang hanya merupakan dampak kecil dari
semangat mempertahankan Islam yang sudah diacak-acak oleh
Ahmadiyah dengan nabi palsu mereka.

Namun di sini (Indonesia), justru yang hanya merusak


kaca dan hanya sebagai akibat mempertahankan Islam
dari perusakan yang jelas dilakukan Ahmadiyah, malah
yang bereaksi itu yang dipermasalahkan. Gus Dur -waktu
masih hidup dulu- dengan anak buahnya pun mengerahkan

136 Himpunan Fa twa MUI Ten tang Paham Keagamaan di Indonesia


pembelaan terhadap Ahmadiyah pengacak-acak Islam itu. Ini
aneh. Dia dikenal sebagai tokoh Ormas Islam namun lebih rela
mengerahkan wadyabala untuk menegakkan kekafiran dan
melawan Islam.
Maka MUI (Majelis Ulama Indonesia) pun bertandang
ke Kejaksaan Agung, Jum'at (28112 2007), dengan membawa
fatwa tentang sesatnyaAhmadiyah dan bukti-buktinya, bahkan
bukti secara intemasional.
Sementara itu pihak Kejaksaan Agung berjanji akan
menentukan sikap tentang status Ahmadiyah pada Januari
2008, setelah sebelumnya Al-Qiyadah Al-Islamiyah pimpinan
Nabi Palsu Ahmad Moshaddeq dilarang secara nasional di
seluruh Indonesia oleh Pakem (Pengawas Aliran Kepercayaan
Masyarakat) KejaksaanAgung 11 November 2007.Pelarangan
itu menyusul keputusan Kejaksaan Tinggi DKI Jakarta dan
DIY (Yogyakarta) yang sebelumnya juga telah mengeluarkan
pelarangan. Al-Qiyadah resmi dinyatakan sesat karena mengaku
Islam tapi tidak mengakui Nabi Muhammad shallallahu
'alaihi wa sallam sebagai rasul terakhir. (Republika, Ahad 30
Desember 2007, halaman B12/ B1).
Pelarangan itu di antaranya setelah keluamya Fatwa MUI
3 Oktober 2007 tentang sesatnya Al-Qiyadah Al-Islamiyah
yang dipimpin Ahmad Moshaddeq yang mengaku dirinya nabi.
Dalam jangka sebulan setelah keluamya fatwa MUI, temyata
sudah ada larangan-larangan secara local maupun kemudian
secara nasional terhadap Al-Qiyadah. Ini membuktikan,
sebenamya penguasa itu bisa dan mampu melarang aliran sesat
yang sudah difatwakan oleh MUI.

Himpunan Fa twa MUI Ten tang Paham Keagamaan di Indonesia 137


Namun anehnya, sejumlah aliran yang telah difatwakan
sesat oleh MUI, bahkan fatwanya itu bukan hanya oleh MUI
Pusat secara dalam acara Munasnya atau bahkan Musyawarah
Ulama Nasional, atau bahkan sepertiAhmadiyah itu difatwakan
sesatnya oleh MUI sudah dua kali, tahun 1980 dan 2005,
namun pihak pemerintah ataupun penguasa masih mendenges
saja dalam arti belumjuga mengeluarkan larangan. Bahkan ada
yang lebih ironis lagi, aliran sesat yang sudah dilarang yaitu
Islam Jama'ah kemudian dipelihara dan dipersilakan ganti-
ganti baju atau ganti nama. Maka keluar pula rekomendasi
MUI. MUI dalam Musyawarah Nasional VII di Jakarta, 21-29
Juli 2005, merekomendasikan bahwa aliran sesat seperti LDII
(Lembaga Dakwah Islam Indonesia) dan Ahmadiyah agar
ditindak tegas dan dibubarkan oleh pemerintah karena sangat
meresahkan masyarakat.
"Hal-hal yang dipelihara" itu bukan hanya aliran
sesat, tetapi ada juga yang lain-lain. Di antaranya perjudian,
pelacuran, pomografi dan semacamnya. Sebenamya
pemerintah atau penguasa kalau mau memberantasnya, hal-hal
itu, sampai aliran-aliran sesat pun bisa diberantas. Sedangkan
PKI yang jelas-jelas merupakan partai yang besar, termasuk
4 besar dalam pemilu pertama 1955 pun bisa diberantas sejak
1966, apalagi yang hanya aliran sesat, perjudian, pelacuran,
pomografi dan sebagainya. Tetapi masalahnya, kalau itu semua
diberantas, lantas apa yang jadi bahan "mendiamkan" umat
Islam hila ada gesekan antara penguasa ataupun pemerintah
dengan umat Islam yang merupakan mayoritas penduduk ini?

138 Himpunan Fa twa MUI Ten tang Paham Keagamaan di Indonesia


Ketika aliran sesat, pelacuran, perjudian, dan pomografi
itu dipelihara, kan nantinya ketika mau merayu umat Islam,
apalagi kalau ada gesekan, untuk dijinakkannya umat Islam
ini kan sangat mudah bila dengan pura-pura menggebug
aliran sesat, menggebug perjudian, pelacuran, pomografi
dan semacamnya. Umat Islam secara serempak mendukung
pemerintah atau penguasa, dan tercapailah apa yang dimaksud
oleh penguasa dan pemerintah, tanpa menghabiskan energi,
bagai memberi permen kepada anak kecil sudah cukup.
Sebagian tokoh Islam justru memberi peluang kepada
kesesatan. Kadang bahkan dukungan terhadap kesesatan itu
secara organisatoris, sedang organisasinya cukup besar. Di saat
Ahmadiyah difatwakan oleh MUI bahwa sesat menyesatkan, di
luar Islam, dan pengikutnya itu murtad; maka sejumlah orang
yang mengaku dirinya Muslim, bahkan tokoh, temyata bangkit
untuk membela Ahmadiyah, LDII, Sepilis (Sekulerisme,
Pluralisme Agama, dan Liberalisme) dengan cara membantah
fatwa MUI.

Daftar aliran sesat/sempalan di indonesia.

Berikut ini aliran sesat, 14 yang pertama adalah putusan


Mui sejak 1971 hingga 2007, kemudian kita lengkapi dengan
tulisan bapak Amin Djamaluddin ketua LPPI (Lembaga
Penelitian dan Pengkajian Islam) yang juga anggota Komisi
Pengkajian dan Pengembangan di MUI (Majelis Ulama
Indonesia) hingga no. 25, selebihnya adalah dari sumber lain.

Himpunan Fa twa MUI Tentang Paham Keagamaan di Indonesia 139


1. Syiah

Majelis Ulama Indonesia dalam Rapat Kerja Nasional bulan


Jumadil Akhir 1404 H./Maret 1984 merekomendasikan
ten tang faham Syi' ah sebagai berikut :

Faham Syi'ah sebagai salah satu faham yang terdapat


dalam dunia Islam mempunyai perbedaan-perbedaan
pokok dengan mazhab Sunni (Ahlus Sunnah Wal
Jamm'ah) yang dianut oleh Umat Islam Indonesia.
Perbedaan itu diantaranya:

• Syi' ah menolak hadis yang tidak diriwayatkan oleh


Ahlu Bait, sedangkan ahlu Sunnah wal Jama'ah tidak
membeda-bedakan asalkan hadits itu memenuhi
syarat ilmu mustalah hadis.
• Syi'ah memandang "Imam" itu rna 'sum (orang
suci), sedangkan Ahlus Sunnah wal Jama'ah
memandangnya sebagai manusia biasa yang tidak
luput dari kekhilafan (kesalahan).

• Syi'ah tidak mengakui Ijma' tanpa adanya "Imam",


sedangkan Ahlus Sunnah wal Jama' ah mengakui
ljma' tanpa mensyaratkan ikut sertanya "Imam".

• Syi'ah memandang bahwa menegakkan kepe-


mimpinan/pemerintahan (imamah) adalah termasuk
rukun agama, sedangkan Sunni (Ahlus Sunnah
wal Jama'ah) memandang dari segi kemaslahatan

140 Himpunan Fa twa MUI Ten tang Paham Keagamaan di Indonesia


umum dengan tujuan keimamahan adalah untuk
menjamin dan melindungi da'wah dan kepentingan
ummat.

• Syi 'ah pada umumnya tidak mengakui kekhalifahan


Abu Bakar as-Siddiq, Umar Ibnul Khatab, dan
Usman bin Affan, sedangkan Ahlus Sunnah wal
Jama'ah mengakui keempat Khulafa' Rasyidin
(Abu Bakar, Umar, Usman dan Ali bin Abi Thalib ).

• Mengingat perbedaan-perbedaan pokok antara


Syi'ah dan Ahlus Sunnah wal Jama'ah seperti
tersebut di atas, terutama mengenai perbedaan
tentang "Imamah" (Pemerintahan)", Majelis
Ulama Indonesia menghimbau kepada ummat
Islam Indonesia yang berfaham Ahlus Sunnah wal
Jama' ah agar meningkatkan kewaspadaan terhadap
kemungkinan masuknya faham yang didasarkan
atas ajaran Syi'ah.[17]

2. Ahmadiyyah Qadyaniyyah
• Pendiri Mirza Ghulam Ahmad
Aktif Sejak 1889 di Pakistan, masuk
Indonesia 1924.
• Menganggap Mirza Ghulam Ahmad sebagai nabi.
• Ditetapkan sebagai Jama'ah di luar Islam dalam
Munas II 1980, Munas VII 2005

Himpunan Fa twa MUI Ten tang Paham Keagamaan di Indonesia 141


3. Islam Jamaah
• Pendiri : Nur Hasan Ubaidah
• Aktif : 1970-an
• Dilarang pemerintah pada 1971
• Aliran ini berubah nama menjadi Lemkari
danLembaga Dakwah Islamiyah Indonesia (LDII)
pada 1991
• Menganggap musyrik umat di luar Islam Jamaah
• Pakaian dan tubuh yang tersentuh umat lain harus
disucikan.
• Tidak mau shalat bersama umat di luar kelompok

4. Darul Arqam
Fatwa MUI tahun 1994 mendukung sepenuhnya
Keputusan MUI Daerah Istimewa Aceh, MUI tingkat I
Sumsel, MUI tingkat I Riau diperkuat dalam silaturrahim
N asional di Pekan Baru 1994 yang intinya Darul Arqam
adalah ajaran yang menyimpang dari aqidah Islam.
5. Aliran Yang Menolak Sunnah/Hadits Rasul
Fatwa tahun 1983 menyatakan aliran ini adalah sesat dan
menyesatkan dan berada di luar Agama Islam.
6. Jama'ah Khalifah Dan Baiat
Fatwa 1987 menyatakan bahwa di kalangan umat Islam
ada keyakinan dan pemahaman agak menyimpang,
seperti wajib hukumnya baiat kepada Imam Jamaah
Muslimin Hizbullah.

142 Himpunan Fa twa MUI Tentang Paham Keagamaan di Indonesia


7. Pendangkalan Agama Dan Penyalahguanaan Dalil
Fatwa tahun 1980, setiap usaha pendangkalan agama dan
penyalahgunaan dalil-dalil adalah merusak kemurnian
dan kemantapan hidup beragama. Oleh akrena itu MUI
bertekad menanganinya secara serius dan terus menerus.

8. Malaikat Jibril Mendampingi Manusia


Fatwa tahun 1997:

9. AI-Qiyadah AI-Islamiyah
• Pemimpin : Ahmad Mushaddeq
• Aktif: Sejak 2001
• Fatwa sesat MUI: 2007
• Tidak menjalankan rukun Islam: salat sekali sehari
hanya malam hari, tidak wajib puasa, zakat, haji
• Menganggap musyrik otang di luar Al-Qiyadah
• Punya rasul baru : Ahmad Mushaddeq bergelar
Almasih Almaw'ud
• Syahadat baru : Ashadu ala Illa Ha Hallah, Wa
asyhadu anna Almasih Almaw'ud Rasulullah

10. Shalawat Wahidiyyah


Fatwa MUI Kab. Tasikmalaya, Jabar 2007 menyatakan
bahwa paham yang mengkultuskan secara bewrlebihan
pendiri shalawat Wahidiyyah sehingga merusak
aqidah[l9]. "Hasil pembahasan serta kajian yang

Himpunan Fa twa MUI Ten tang Paham Keagamaan di Indonesia 143


dilakukan oleh Komisi Fatwa MUI Kab. Tasikmalaya,
menyatakan aliran atau paham Wahidiyah, adalah sesat
serta menyesatkan," kata Sekretaris Komisi Fatwa MUI
Kab. Tasikmalaya, K.H. Dudung Abd. Salam, kepada
pers, Rabu (30/5), di kantor MUI Tasikmalaya.

11. Tarekat Babur Ridha


Fatwa MUI Sumut 2007 menfatwakan sesatnya tarekat
Babur Ridho pimpinan Hirzi Nuzlan yang mengaku
menerima bisikan Jibril.

12. Lembaga a Soul Training


Fatwa MUI Sumut 2007 menilai sesat paham LST karena
hanya menerima Al-Qur'an dan mencaci maki ulama
sebagai penyebab kerusakan umat.

13. Tarekat Tajul Khalwatiyyah Wassamaniyyah


Fatwa MUI Manggarai NTT 2007 menilai tarekat ini
sesat menyesatkan karena menyimpang dari Al-Quran
dan sunnah seperti umur bisa dipanjangkan oleh tuan
guru, yang tidak ikut kelompok mereka kafir dan ternan
setan, malaikat tidak mampu mencabut nyawa mereka.

14. Pengajian Al-Haq


Fatwa MUI Pematang Siantar mengelompkkan pengajian
ini ke dalam golongan inkar sunnah Rasul.

144 Himpunan Fa twa MUI Ten tang Paham Keagamaan di Indonesia


15. Ajaran Teguh Esa
16. Aliran Pembaru Isa Bugis
17. Gerakan Lembaga Kerasulan
18. Tarekat Naqsyabandiyyah Prof Kadirun Yahya
19. Salamullah (Komunitas Lia Eden)
• Pemimpin : Lia Aminudin
• Aktif: Sejak 1995
• Fatwa sesat MUI: 1997
• Lia mengaku bertemu Jibril, kemudian sebagai
Bunda Maria, dan akhimya sebagai Jibril
• Mengangkat anaknya, Ahmad Mukti, sebagai Nabi
I sa
• Mempunyai kitab suci sendiri

20. Nil Ma'had Zaetun


21. Ajaran Bijak Bestari
22. Ajaran Faham Bahai
23. Agama Millah ibrahim
24. Sekularisme Pluralisme Dan Liberalisme
25. Jemaah Ngaji Lelaku
• Pemimpin : Yusman Roy
• Aktif: Sejak 2005
• Fatwa sesat MUI: 2005
• Shalat dalam dua bahasa

Himpunan Fa twa MUI Ten tang Paham Keagamaan di Indonesia 145


26. Negara Islam Indonesia
• Fatwa sesat MUI: 2003
• Mengganti shalat waj ib dengan mencari anggota baru
• Menghalalkan segala cara untuk bisa berinfak ke
orgamsas1
• Mengancam anggota yang mundur
27. Al-Quran Suci
• Fatwa sesat MUI: belum ada
• Tidak mengakui Hadis
• Tidak melakukan kewajiban dalam rukun Islam
• Memisahkan jemaah dari keluarganya
28. Ahmad Sayuti Sang Nabi Baru asal Bandung
29. Ahmad Mushaddeq
30. lslam-Sejati
Maraji':
Mengawal Aqidah Umat, Fatwa MUI Tentang Aliran-
Aliran Sesat di Indonesia, Oleh MUI, terbitan Sekretaris MUI
Jkt. Majalah Mimbar Ulama, edisi 341 R. Awal 1429. Bunga
Rampai Kajian Islam, KH. Abdusshomad buchori (Ketua MUI
Jatim), MUI Jatim, 1/2009.
Kriteria Aliran Sesat dan Antisipasinya, Oleh DR.H.
Ramli Abdul Wahid, MA (Ketua Komisi Dikbud dan Anggota
Komisi Fatwa MUI Tk. I Sumut.) Makalah Subumya Aliran
Sesat di Indonesia, Hartono Ahmad Jaiz Nabi-Nabi Palsu
dan Para Penyesat Umat, Hartono Ahmad Jaiz, Pustaka Al-
Kautsar, Jakarta 2008). Capita Selekta; Aliran-aliran sempalan
di Indonesia (1980-2010), M. Amin JDjamaluddin, LPPI, cet.
3.2010.

146 Himpunan Fa twa MUI Ten tang Paham Keagamaan di Indonesia


ISLAM NUSANTARA DAN BERBAGAI ALIRAN
DI INDONESIA

Babak Pertama; Mencari Pemimpin Pengganti Nabi


Akhir-akhir ini sering kali muncul berbagai masalah ke-
Islaman yang sangat menyita perhatian masyarakat. Mulai
dari Nabi palsu, permasalahan Ahmadiyah, hingga tentang
faham Syi'ah. Hal ini sangat menyibukkan berbagai lembaga
keagamaan. Baik lembaga yang berada di bawah naungan
negara seperti, Kementerian Agama, DPR komisi VIII atau
lembaga Islam yang mandiri seperti MUI, NU, Muhammadiyah
dan organisasi-organisasi Islam yang lain.

Tidak sedikit yang menganalisa bahwa kejadian-kejadian


itu merupakan bagian dari permainan politik kekuasaan. Ada
juga yang mati-matian menyebutkan bahwa fenomena ini mumi
bersifat ideologis. Dan ada pula yang melihat dari kaca mata
ekonomi. 0 leh karena itu, sebelum kita ikut-ikutan berkomentar,
alangkah baiknya jika kita tahu duduk persoalannya. Kapan,
bagaimana dan dimana mereka mulai ada? Konteks sosial
seperti apa yang mendorong lahimya berbagai aliran tersebut?
Barulah setelah itu kita bisa memposisikan mereka dalam
ruang ke-Islaman Nusantara ini.

Dengan demikian tulisan ini tentunya akan kembali


ke masa lalu. Menelisik sejarah awal semenjak kelahiran
Islam di Makkah, kemudian perpindahan dari Rasulullah ke
khulafaurrasyidin, hingga transformasi kekuasaan ke beberapa

Himpunan Fa twa MUI Tentang Paham Keagamaan di Indonesia 147


khalifah. Dan yang tidak bisa diabaikan adalah berbagai
kondisi sosial-politik yang melingkupi perjalanan Islam hingga
muncul berbagai perbedaan pemahaman akidah.

Masyarakat Arab dan Lahirnya Islam


Tulisan ini diawali dengan sebuah fragmen kecil yang
bercerita tentang kisah Afif al-Kindi. Afif al-Kindi adalah
seorang pedagang yang sering datang dan pergi dari dan
ke Makkah. Maklumlah Makkah adalah sebuah bandar
perdagangan besar pada zamannya (hingga sekarang). Makkah
adalah kota strategis untuk berdagang. Karena semenjak zaman
Nabi Ibrahim Makkah selalu dikunjungi oleh berbagai suku
dari macam-macam bangsa. Selain mempunyai tujuan utama
beribadah menziarahi Ka'bah Baitullah, orang-orang itu juga
datang dengan membawa berbagai barang dagangan untuk
saling ditukarkan.

Suatu hari pada mus1m haji Afif al-Kindi datang ke


Makkah dengan membawa barang dagangan. Ditengah
kesibukan dagang ia berjumpa dengan al-Abbas paman
Rasulullah saw. dengan asyiknya mereka berdua saling
bercengkrama. Membahas berbagai hal dan informasi. Sebagai
pedagang luar, Afif al-Kindi banyak mengorek informasi dari
al-Abbas, mulai dari masalah perdagangan, wisatawan, hingga
isu-isu terbaru di kota Makkah? Tiba-tiba saja di saat mereka
tengah berbincang, mata Afif al-Kindi menatap seorang
laki-laki yang sedang shalat menghadap ka'bah lalu disusul

Himpunan Fa twa MUI Tentang Paham Keagamaan di Indonesia


148
seorang perempuan dan seorang pemuda yang turut shalat
bersamanya. Sebagai orang asing, Afif al-Kindi melihat hal itu
merupakan suatu keanehan. Maka iapun bertanya kepada al-
Abbas "agama apakah itu?". Al-Abbas Menjawab "Itu adalah
Muhammad Ibnu Abdullah putra saudara laki-lakiku. Dia
menganggap dirinya utusan Allah (rasulullah) yang berobsesi
menggulingkan Persia dan Romawi. Sedangkan perempuan
itu adalah Khodijah, istri Muhammad, ia percaya dengan
apa yang disampaikan suaminya. Dan pemuda itu adalah Ali
bin Abi Thalib, ia juga percaya pada apa yang disampaikan
Muhammad". Al-Abbas masih melanjutkan perkataannya
"Tak-ku lihat seorangpun (selain tiga orang ini) di muka bumi
yang memeluk agama ini". Kemudian Afif al-Kindi berkata:
"Semoga aku menjadi orang yang ke empat".

Sedari awalnya, Nabi Muhammad saw memang


menggandengkan cita-cita perjuangan Islam dengan
penggulingan dua kekuasaan dominan, yakni obsesi untuk
menaklukkan imperium Persia dan Romawi (Bizantium)
sebagai adikuasa dunia saat itu. Nabi Muhammad saw. melihat
penaklukan itu sebagai jalan kesuksesan dakwah Islam di
dunia selanjutnya. Kekuasaan bukan tujuan utama, melainkan
sebagai wasilah memuluskan jalan penyebaran Islam. Di sisi
lain, pemilihan isu penaklukan bangsa Romawi dan Persia yang
diangkat oleh Nabi Muahmmad saw. berfungsi untuk menarik
perhatian dan menyatukan ambisi politik masyarakat Arab.
Wacaana politik ini temnyata turut menentukan genealogi
kemunculan beberapa kelompok (firqah) dalam Islam.

Himpunan Fa twa MUI Ten tang Paham Keagamaan di Indonesia 149


Secara sosiologis, karakter dan lingkungan Arab yang
dikelilingi padang pasir juga mempengaruhi watak bangsa
Arab. Watak alami pasir itu selain susah disatukanjuga bersifat
tidak stabil atau labil. Ini sesuai dengan kaedah linguistik bahwa
kata ( yy;. ) berarti bergerak, berubah atau labil. Sehingga al-
wasith mengungkapkan kata kerobak dengan ( ~y;. ) Watak
ini secara tidak langsung menjadikan bangsa Arab sulit -kalau
tidak mustahil- bersatu. Watak itu juga membuat mereka
menjadi bangsa yang memiliki fanatisme tinggi sekaligus
fatalisme yang mengakar. Tidak mengherankan jika mereka
saling bermusuhan antar suku (kabilah) meskipun hanya
mengenai urusan sepele. Misalnya hanya karena persoalan
salah menghormati tamu berkobarlah perang fijar. Dalam
Sirah Nabawiyah Juz I, Ibn Hisyam menerangkan bahwa
perang Fijar terjadi ketika Nabi saw berusia 14 tahun atau 15
tahun, perseteruan terse but antara bani Quraisy yang didukung
Kinanah dengan Bani Qais 'Ailan.
Di tengah-tengah bangsa seperti itulah Allah swt.
mengutus Rasulullah saw, untuk membawa misi Islam (risalah
Islamiyyah) yang lebih menekankan rehabilitasi moral (akhlaq),
persaudaraan (ukhuwah) dan persatuan. Selama kurang lebih
23 tahun beliau mampu meredam fanatisme kesukuan yang
telah tertanam dalam diri mereka menjadi fanatisme Islam.
Mereka semula bangga dengan gelar kesukuan seperti al-
Taymi, al-Adiy, al-Najjariy dan sebagainya, berubah menjadi
gelar yang bertalian dengan Islam seperti al-Siddiq, al-Faruq,
al-Murtadha dan sebagainya.

150 Himpunan Fa twa MUI Ten tang Paham Keagamaan di Indonesia


Namun, prestasi cemerlang itu tidak bisa dipertahankan
terns. Persaudaraan yang tercipta pada masa Nabi Muhammad
saw, sebagai manifestasi "semangat keislaman" (ghirah
Islamiyyah) mengalami kemunduran. Sejarah mencatat
bahwa setelah Rasulullah SAW wafat bahkan sebelum
jenazah beliau dimakamkan, sudah terjadi perdebatan sengit
mengenai pengganti (khalifah) nabi sebagai pemimpin Islam.

Menurut banyak sumber sejarah, diantaranya Tarikh


Ibn Ishak, ta'liq Muhammad Hamidi menerangkan bahwa
Rasulullah saw. wafatpada hari Senin tanggal12 Rabi' al-Awwal
tahun 11 H. dalam usia enam puluh tiga tahun. Namunjenazah
beliau barulah dikebumikan pada hari Rabunya Sehingga dalam
waktu tigahari para sahabatjustru sibukmengurusi soal khalifah.
Begitu juga keterangan Ibn al-Atsir dalam al-Kamil fi ai-
Tarikh, Juz II,

Perdebatan berlangsung di Saqifah Bani Sa'ad yang


melibatkan go Iongan Anshar (Aus dan Khazraj) dan go Iongan
Muahajirin. Di sana terdengar suara minor, "dari pihak kami
ada seorang pemimpin, dari kamu juga ada seorang pemimpin".
Perdebatan di Saqifah bani Sa'ad tersebut berakhir dengan
terpilihnya Abu Bakar al-Shiddiq sebagai khalifah pertama.
Reaksi atas terpilihnya Abu Bakar sebagai khalifah
segera berdatangan. Ada sebagian orang yang menyatakan
kesetiaan dengan melantik (membai'at) secara spontan. Tetapi
ada juga orang yang tidak bersedia membai'at bahkan tidak
sedikit yang menyatakan keluar dari Islam (murtad).

Himpunan Fa twa MW Ten tang Paham Keagamaan di Indonesia 151


Berikut ini suatu gambaran riddah-nya (kemurtadan)
bangsa Arab waktu itu:
"Ketika Rasulullah SAW, wafat dan Abu Bakar mengirim
pasukan yang dipimpin Usamah, maka bangsa Arab murtad.
Suasana menjadi panas. Semua suku murtad kecuali suku
Quraisy dan Tsaqif. Semakin kuat posisi Musailamah dan
Thulhah. Mayoritas suku Thayyi' dan Asad berkumpul di
rumah Thulaihah. Suku Ghathfan murtad mengikuti "Uyainah
ibn Hashn. fa berkata: seorang nabi dari kubu Asad dan
Ghathfan lebih aku sukai dari pada seorang nabi dari suku
Quraisy ....

Fakta sej arah di atas kalau dianalisis secara cermat


memberikan indikasi bahwa munculnya fanatisme kesukuan
bangsa Arab pasca Nabi sulit dibendung lagi. Sikap bangsa
Arab yang susah untuk bersatu kambuh lagi. Kondisi seperti
itu masih ditambah lagi dengan keengganan Ali ibn Abi Thalib
untuk membai' at Abu Bakar sebagai khalifah. Baru setelah
istrinya, Fatimah Zahra binti Muhammad saw, wafat Ali
menyatakan bai' at.

Pada saat itu, meskipun umat Islam masih satu dalam


masalah aqidah dan syari'ah, namun mereka sudah mulai
terkoyak-koyak dalam kehidupan politik (siyasah). Inilah yang
nantinya menjadi awallahimya berbagai firqah dalam Islam.

(Ulil Hadrawi, disadur dan disarikan dari berbagai sumber)

152 Himpunan Fatwa MUI Tentang Paham Keagamaan di Indonesia


ISLAM NUSANTARA DAN BERBAGAI ALIRAN
DI INDONESIA (2)
Kepemimpinan Khalifah Abu Bakar dan U mar

Setelah Rasulullah saw wafat dan Abu Bakar resmi


diangkat menjadi pengganti beliau mewakili suku Quraisy,
maka stabilitas politik mulai terkoyak. Bila dibincangkan
lebih lanjut, maka pemurtadan yang marak terjadi saat itu lebih
merupakan pertimbangan politik bukan akidah semata. Inilah
tugas berat Abu Bakar yang harus diselesaikan lebih dahulu.

Ibn al-Atsir(wafattahun 630 H/1232 M) mengilustrasikan


suasana politik pasca wafatnya Rasulullah SAW dan dibai 'atnya
Abu Bakar sebagai berikut:

"Semenjak Rasulullah Saw wafat dan berita dukanya sampai


ke Makkah dibawa oleh 'Uttab ibn Usaid ibn Abi a/- 'Ash
ibn Umayyah, Uttab menyamar dan mengharap penduduk
Makkah yang semuanya hampir murtad kembali kepada Islam.
Kemudian Suhail ibn 'A mar berdiri di depan pintu Ka 'bah dan
berteriak kepada mereka:

Berkumpullah wahai penduduk Makkah ....... ! kemudian


dia berpidato: "Janganlah kalian menjadi orang yang terakhir
masuk Islam kemudian paling awal murtadnya. Demi Allah,
pasti Allah memberi anugrah sebagaimana yang diucapkan
Rasulullah SAW. Beliau bersabda: "Ucapkanlah besertaku
kalimat la ilaha ill a Allah, niscaya kamu akan menguasai orang
Arab dan non-Arab. Mereka akan membayar pajak kepadamu".
(Al-Kamil fi al-Tarikh, Juz II, ha1.324).

Himpunan Fa twa MUI Tentang Paham Keagamaan di Indonesia 153


Dr. Hasan Ibrahim Hasan menambahkan, ..... pada saat
bani Tsaqif di Thaif akan menyatakan kemurtadan, Usman
ibn Abi al-Ash menyarankan: wahai warga bani Tsaqif,
kamu sekalian merupakan orang yang terakhir masuk Islam,
maka janganlah kalian menjadi orang yang pertama murtad.
Kemenangan Arab merupakana kemenangan keluarga kita.
Antara Thaif dan Makkah masih ada tali persaudaraan
(qarabah) dan jalur keturunan (nasab). Setelah itu mereka
semua mempertahankan ke-Islamannya. (Tarikh al-Islami al-
Siyasi wa al-Dini wa al-Tsaqafi wa al-Ijtima'i, juz 1, hal. 346).
Dengan demikian, nampaklah bahwa pada saat itu situasi
bangsa Arab hampir seluruhnya murtad, terkecuali penduduk
Madinah yang memang memiliki keimanan yang handal.
Sedangkan penduduk Makkah bertahan dalam Islam lebih
karena harta rampasan perang (ghanimah) dan penduduk Thaif
lebih karena pertalian kabilah.
Syukurlah, Abu Bakar cepat memulihkan stabilitas
politik dan keamanan negara saat itu. Beliau memutuskan
untuk menumpas dan memerangi orang-orang yang murtad,
orang-orang yang menolak membayar zakat (inkar al-Zakat)
dan para nabi palsu, meskipun ada sebagian sahabat yang tidak
sependapat dengan langkah tersebut. Pada sisi lain, secara
politis Islam sudah mulai melebarkan sayapnya melakukan
ekspansi keluar semenanjung Arab, seperti ke negara Syam
(Syria) dan Persia.

Himpunan Fa twa MUI Ten tang Paham Keagamaan di Indonesia


154
Setelah memerintah selama dua tahun, pada tanggal 21
Jumada al-Akhir 13 H (22 Agustus 634 M) Abu Bakar wafat.
Sepeninggal beliau tampuk khalifah dipegang oleh Umar
ibn Khatab. Suksesi kepemimpinan kepada Umar ini lebih
didasarkan pada pesan (wasiat)Abu Bakar kepada Umar sebagai
waliy al-'ahdi (baca: putra mahkota). Oleh karena itu wajarlah
meskipun Umar ibn Khatab sukses memimpin negara, masih
juga banyak suara sumbang yang datang dari orang-orang non-
Islam yang berkoalisi dengan orang-orang munafiqin. Puncak
kebencian mereka itulah yang menyebabkan Umar ibn Khatab
terbunuh di tangan Abu Lu'lu'ah.

Abu Lu'luah adalah ahli membuat pedang dari kota


Kufah. Sebenamya, keberadaannya di kota Madinah sejak
semula ditolak oleh Umar sebab seorang tawanan kalau sudah
menginjak dewasa tidak diizinkan tinggal di Madinah, apalagi
dia masih memeluk agama Majusi. Kemudian al-Mughirah
sebagai Amir Kufah saat itu menulis surat kepada khalifah
dan meyakinkan ten tang pentingnya profesi Abu Lu' lu' ah
bagi kepentingan umat Islam. Akhimya Umar menyetujui
permintaan al-Mughirah tersebut. Lalu datanglahAbu Lu'lu'ah
ke Madinah bahkan ia digaji 100 (seratus) dirham setiap bulan.
N amun, karena ia masih beragama Majusi, maka setiap bulannya
dikenakan kharaj (pajak kepala). Dalam kondisi seperti itu
Bani Umayyah yang dapat dikatakan sebagai oposisi khalifah
Umar (karena Umar tidak berasal dari keturunan Umayyah)
menghasutAbu Lu'lu'ah untuk mengajukan dispensasi kepada
khalifah agar terbebas dari kharaj sebab jasanya terhadap

Himpunan Fa twa MUI Ten tang Paham Keagamaan di Indonesia 155


negara sangat banyak. Abu Lu'lu'ah bergegas mengajukan
permintaan tersebut. Namun, khalifah Umar menjawab, "Ini
sudah peraturan, lagi pula gajimu sudah cukup besar".

Permohonan pembebasan kharaj seperti ini dilakukan oleh


Abu Lu'lu'ah berulang kali, sehingga karena merasa jengkel
dan dendam terhadap sikap Khalifah Umar, ia memberanikan
diri membunuh Umar di saat menjadi Imam shalat Subuh.

(Disarikan dari buku Aswaja dalam Lintas Sejarah karya


KH. Said Aqil Siradj)

156 Himpunan Fa twa MUI Tentang Paham Keagamaan di Indonesia


ISLAM NUSANTARA DAN BERBAGAI ALIRAN
DI INDONESIA (3)

Mas a Kekhalifahan U sman Ibn Affan

Sepeniggal khalifah Umar, sebenarnya peluang Ali ibn


Abi Thalib menjadi khalifah cukup besar sebab hampir semua
syarat ideal sebagai seorang khalifah terdapat pada dirinya.
Dia adalah salah seorang yang dijamin masuk surga (ahad
al-mubasy-syarina bi-aljannah), orang yang pertama masuk
Islam dari kelompok anak-anak (awwalu man aslama min
al-sibyan), menantu dan sepupu Nabi Muhammad SAW,
keluarga terhormat dan ilmunya sangat luar biasa. Ali juga
seorang sahabat yang tidak pernah absen dalam peprangan,
bahkan ia adalah penjebol benteng Yahudi pada perang Khaibar.
Tetapi, sebelum wafat khalifah Umar berwasiat,
"SeandainyaAbu Ubaidillah bin al-Jarrah masih hidup,jabatan
khalifah akan saya serahkan kepadanya. Karena dia sudah
meninggal saya tidak bisa menunjuk seseorang. Masalah ini
akan saya serahkan kepada enam tokoh sebagai tim formatur.
Anak saya Abdullah ibn Umar masuk dalam tim, namun tidak
boleh dipilih. Dari bani Adiy cukup saya saja yang menjadi
khalifah. Enam orang tersebut adalah Ali ibn Abi Thalib,
Usman ibnAffan,Abdurrahman ibn Auf, Sa'ad ibnAbi Waqaz,
Zubair ibn Awwam dan Thalhah ibn Ubaidillah. Selama
empat hari sudah harus ada keputusan mengenai pengganti
khalifah. Kalau belum, maka ketua tim segera mengambil
kebijaksanaan. Siapa yang tidak menyetujui apa yang sudah
disepakati bunuhlah dia.

Himpunan Fa twa MUI Tentang Paham Keagamaan di Indonesia 157


Musyawarah pun berjalan alot. Faktor kabilah menjadi
penting. Zubair tidak bisa maju, karena Ali yang sama-sama
dari bani Hasyim. Sa'ad ibn Abi Waqqas peluangnya tipis,
karena berasal dari Bani Zahrah, suatu kabilah yang tidak
punya wibawa dan prestis dibanding lainnya. Thalhah sama
dengan Umar dari Bani Adiy, sehingga tidak mungkin maju.
Nominator terkuat berarti Abdurrahman ibn Auf al-Zuhriy,
Usman (Bani Umayyah) dan Ali (bani Hasyim). Abdurrahman
tidak mungkin maju karena ada yang lebih senior, maka calon
khalifah tinggal Ali dan Usman saja.

Unsur fanatisme kabilah dalam sidang formatur sangat


berperan. Pada akhimya, kunci berada pada Abdurrahman ibn
Auf yang memilih Usman. Pemilihan ini dilakukan setelah
melalui lobi yang ketat dengan kedua kandidat. Saat menemui
Ali dia bertanya, "Seandainya engkau tidak termasuk orang
yang dicalonkan, siapa yang kamu pilih?". Ali menjawab
"Usman". Kemudian ia langsung menemui U sman dan
menanyakan, "seandainya engkau di luar enam calon, siapa
yang kamu pilih sebagai khalifah?", Usman menjawab "Ali".
Karena keduanya sama-sama kuat, akhimya Abdurrahman
ibn Auf menetapkan U sman sebagai Khalifah. Penetapan ini
(sekecil apapun) ada pertimbangan kabilahnya. Dan sekedar
informasi, bahwa istri Abdurrahman ibn Auf (Ummi Kulsum)
adalah saudara se-Ibu Usman bin Affan.(Disarikan dari buku
Aswaja dalam Lintas Sejarah karyaKH. Said Aqil Siradj).

158 Himpunan Fa twa MUI Tentang Paham Keagamaan di Indonesia


PERNYATAAN SIKAP BERSAMA
AHLUSSUNNAH INDONESIA

Kami Ahlussunnah Indonesia menyatakan sikap bersama


ten tang keberadaan Syi 'ah Imamiyyah Itsna 'Asyariyyah di
Indonesia sebagai berikut:

Menimbang:
1. Ajaran Ahlussunnah adalah Ajaran dan jalan Rasulullah
shallallahu 'alaihi wasallam, keluarga dan Sahabatnya
hingga hari kiamat. (Qs An-Nisa' 115 dan Al-Hasyr 7)

2. Siapapun yang tidak sesuai dan bahkan menyelisihi


Ahlussunnah wal Jama'ah, berarti menyelisihi kebenaran,
maka dia tersesat. (Qs. Yunus: 32 dan Al-An'am 55)

3. Ahlussunnah meyakini bahwaAl-Qur'anul Karim adalah


Kitab yang diturunkan kepada Rasulullah shallallahu
'alaihi wa sallam, tetap terjaga dari penambahan
dan pengurangan hingga hari kiamat (Qs Al-Hijr 9).
Sedangkan Syi'ah meyakini bahwa Al- Qur'an yang ada
terdapat pengurangan dan tidak otentik.
Ulama besar Syi'ah Husein bin Muhammad Taqi An
Nuri At Tabarsi dalam kitabnya "Fashlul Khithob fi
ltsbat Tahrif Kitab Rabbil arbab" berkata: "Ahlun Naqli
Wal Atsar dari kalangan khusus (Syi'ah) dan umum
(Ahlussunnah) sepakat bahwa Al-Qur'an yang di tangan
umat Islam saat ini bukanlah Al-Qur'an seutuhnya".

Himpunan Fa twa MUI Ten tang Paham Keagamaan di Indonesia 159


Dan Al-Qur'an versi Syi'ah disebut dengan mushhaf
Fathimah berjumlah 17.000 ayat dan akan dibawa oleh
Imam Mahdi (Al-Kafi juz, 2 hal. 597, cet Beirut dan
Faslul Khithab hal235).

4. Syi'ah menyelisihi Ahlussunnah dalam rukun iman.


Ahlussunnah meyakini Rukun Iman ada Enam yaitu Iman
kepada Allah, Iman kepada Malaikat, Iman Kitabkitab
Allah, Iman kepada para Rasul Allah, Iman kepada Hari
Kebangkitan, dan Iman kepada Qadar-Nya, baik ataupun
buruk. Sedangkan Syi' ah meyakini bawa Rukun Iman
ada 5 yaitu At Tauhid, An-Nubuwwah, Al-Imamah, Al-
Adl, AI-Ma' ad.

5. Syi 'ah menyelisihi Ahlussunnah dalam rukun Islam.


Ahlussunnah meyakini Rukun Islam ada 5 yaitu dua
kalimat Syahadat, Shalat, Zakat, Puasa, dan Haji.
Sedangkan Syi' ah meyakini bawa Rukun Islam ada 5
yaitu Shalat, Puasa, Zakat, Haji, dan wilayah, bahkan
Al-wilayah lebih utama di banding rukun Islam lainnya
dalam kitab Ushul Kafi.

6. Ahlussunnah telah sepakat bahwa Manusia yang terbaik


dari umat ini setelah Rasulullah adalah Sayyidina Abu
Bakar Ash Shiddiq dan Sayyidina Umar radhiyallahu
'anhuma. Sedangkan menurut Syi' ah mereka berdua
adalah kafir dan dilaknat oleh Allah, para malaikat dan
manusia. (Al-Kafi juz 8 hal. 246, Haqqul Yaqin hal. 367
dan 519)

160 Himpunan Fatwa MUI Tentang Paham Keagamaan di Indonesia


7. Ahlussunnah sepakat bahwa Mut'ah hukumnya Haram.
Sedang Syi'ah menghalalkan Mut'ah.
8. Ahlussunnah meyakini bahwa 'Ishmah (kema'shuman)
hanya dimiliki oleh para Nabi dan Rasul. Sedangkan
Syi' ah meyakini bahwa 'Ishmah juga dimiliki oleh para
Imam yang dua belas mereka.
9. Syi'ah Imamiyyah Itsna 'Asyariyah telah berdusta atas
nama ahlul bait dalam hal menetapkan pokok-pokok
aJaran.
10. Ahlussunnah di mata orang Syi'ah adalah kafir (Murtad),
anak zina, halal darah dan hartanya.
11. Majelis Ulama Indonesia dalam Rapat Kerja
Nasional bulan Jumadil Akhir 1404 H./Maret 1984
M merekomendasikan tentang faham Syi'ah sebagai
berikut: Faham Syi'ah sebagai salah satu faham yang
terdapat dalam dunia Islam mempunyai perbedaan-
perbedaan pokok dengan mazhab Sunni (Ahlus Sunnah
Wal Jama'ah) yang dianut oleh Umat Islam Indonesia.
Mengingat perbedaan-perbedaan pokok antara Syi'ah
dan Ahlus Sunnah wal Jama'ah seperti tersebut di
atas, terutama mengenai perbedaan tentang "Imamah"
(pemerintahan)", Majelis Ulama Indonesia mengimbau
kepada umat Islam Indonesia yang berfaham Ahlus
Sunnah wal Jama'ah agar meningkatkan kewaspadaan
terhadap kemungkinan masuknya faham yang didasarkan
atas ajaran Syi'ah.

Himpunan Fa twa MUI Trntang Paham Keagamaan di Indonesia 161


12. Surat Edaran Departemen Agama Nomor D/
BA.O 1/4865/1983, tanggal 5 Desember 1983 perihal
"Hal Ikhwal Mengenai Golongan Syi' ah."

13. Pada poin ke-5 tentang Syi' ah Imamiyah (yang di Iran dan
juga merembes ke Indonesia, red) disebutkan sejumlah
perbedaannya dengan Islam. Lalu dalam Surat Edaran
Departemen Agama itu dinyatakan sbb: "Semua itu tidak
sesuai dan bahkan bertentangan dengan ajaran Islam
yang sesungguhnya. Dalam ajaran Syi'ah Imamiyah
pikiran tak dapat berkembang, ijtihad tidak boleh.
Semuanya harus menunggu dan tergantung pada imam.
An tara man usia biasa dan Imam ada gap atau jarak yang
menganga Iebar, yang merupakan tempat subur untuk
segala macam khurafat dan takhayul yang menyimpang
dari ajaran Islam." (Surat Edaran Departemen Agama No:
D/BA.Ol/486511983, Tanggal: 5 Desember 1983, Tentang:
Hal Ikhwal Mengenai Golongan Syi'ah, butir ke 5).

MENYATAKAN

Berdasarkan pertimbangan-pertimbangan di atas dan


pandangan dari para narasumber, yang mewakili ormas-ormas
Islam, mengambil kesimpulan dan menyatakan bahwa:
1. Ahlussunnah tidak dapat dipersatukan dengan Syi'ah,
karena berbeda dalam Ushuluddin (Aqidah/Tauhid).
2. Syi'ah berbahaya bagi agama, bangsa dan negara.

162 Himpunan Fa twa MUI Ten tang Paham Keagamaan di Indonesia


3. Mendesak MUI untuk mengeluarkan fa twa lagi ten tang
sesatnya Syi'ah secara tegas.
4. Mendesak Pemerintah agar melarang Syi'ah dan
aktivitasnya di seluruh wilayah Indonesia, agar tidak
timbul konftik seperti di Irak, Yaman, Pakistan dan
Negara lain.
5. Kami Ahlussunnah (Muslimin Indonesia) sangat
menolak keras MUHSIN (Forum Ukhuwah Sunni-Syi'ah
Indonesia) yang digagas beberapa waktu yang lalu oleh
aktivis-aktivis Syi' ah dan oknum yang mengatasnamakan
Muslimin Indonesia di Jakarta.

Jakarta, Jum'at 8 Rajab 1432 H/10 Juni 2011

AHLUSSUNNAH INDONESIA
Yang Membuat Pemyataan,

Ttd

PP Muhammadiyah

Himpunan Fa twa MUI Ten tang Paham Keagamaan di Indonesia 163


Tentang Sejarah Ahmadiyah
Pokok-Pokok Ajaran Ahmadiyah al-Qadiyan
June 29, 2008 by husyap

Di antara pokok-pokok ajaran Ahmadiyah al-Qadiyan


adalah sebagai berikut.
1. Mengimani dan meyakini bahwa Mirza Ghulam Ahmad,
laki-laki kelahiran India yang mengaku menjadi nabi,
adalah nabinya.
2. Mengimani dan meyakini bahwa "Tadzkirah" yang
merupakan kumpulan sajak buatan Mirza GhulamAhmad
itu adalah kitab sucinya. Mereka menganggap bahwa
wahyu adalah yang diturunkan kepada Mirza Ghulam
Ahmad.
3. Mengimani dan meyakini bahwa kitab "Tadzkirah"
derajatnya sama dengan Alquran.
4. Mengimani dan meyakini bahwa wahyu dan kenabian
tidak terputus dengan diutusnya Nabi Muhammad saw.
Mereka beranggapan bw risalah kenabian terns belanjut
sampai hari kiamat.
5. Mengimani dan meyakini bahwa Rabwah dan Qadi an
di India adalah tempat suet sebagaimana Mekah dan
Madinah.
6. Mengimani dan meyakini bahwa surga itu berada di
Qadian dan Rabwah. Mereka menganggap bahwa
keduanya sebagai tempat turunnya wahyu.

164 Himpunan Fa twa MUI Tentang Paham Keagamaan di Indonesia


7. Wanita Ahmadiyah haram menikah dengan laki-laki
di luar Ahmadiyah, namun laki-laki Ahmadiyah boleh
menikah dengan wanita di luar Ahmadiyah.
8. Haram hukumnya salat bermakmum dengan orang di luar
Ahmadiyah.

Sumber: Diadaptasi dari Mengenal Aliran-Aliran Islam dan Ciri-


Ciri Ajarannya, Drs. Muhammad Sufyan Raji Abdullah, Lc

Ahmadiyah al-Qadiyan
Ahmadiyah al-Qadiyan adalah suatu aliran yang
bertendensi Islam yang bemaung di bawah seorang pemimpin
yang mengaku menjadi nabi, yang tercetus pertama kali
dari negeri India. Dr. Muhammad Iqbal, penyair terkenal
dan sedaerah dengan pendiri aliran Ahmadiyah al-Qadiyan,
mengatakan, "Qadianisme suatu organisasi yang berusaha
untuk menciptakan golongan baru berdasarkan kenabian untuk
menyaingi kenabian Muhammad saw."
Aliran Ahmadiyah al-Qadiyan didirikan oleh Mirza
Ghulam pada tanggal 23 Maret 1889 M di sebuah kota
yang bemama Ludhiana di Punjab, India. Pendiri Jemaat
Ahmadiyah adalah salah seorang penulis buku yang produktif,
yang dilahirkan pada tanggal 15 Februari 1935 M di Qadian,
Nejed, India pada akhir kekuasaan pemerintahan Sikh.
Pengikut Jemaat Ahmadiyah al-Qadiyan menyejajarkan
imamnya yang mengaku sebagai nabi dengan derajat

Himpunan Fa twa MUI Tentang Paham Keagamaan di Indonesia 165


Nabi isa a.s., musa a.s., dan Nabi dawud a.s. Mirza Ghulam
Ahmad meninggal pada jam 10.30 tanggal 26 Mei 1908 M
akibat teserang penyakit kolera. (Mirza Basyaruddin, Tuhfad
Shad Zada, hlm. 34).
Jemaat Ahmadiyah al-Qadiyan masuk ke Indonesia pada
tahun 1935 M, dan saat ini telah tersebar ke berbagai daerah di
wilayah Republik Indonesia, bahkan telah mempunyai sekitar
300 cabang, terutama di Jakarta, Jawa Barat, Jawa tengah,
Sumatra Barat, Palembang, Bengkulu, Bali, NTB, dll.
Saat ini Jamaah Ahmadiyah al-Qadiyan berpusat di
Parung, Bogor, Jawa Barat, dengan gedung yang megah dan
dilengkapi dengan peralatan yang canggih, serta perumahan
seluas sekitar 15 hektar yang terletak di pinggir jalan raya
Jakarta Bogor lewat Parung.

Sumber Hukum A/iran Ahmadiyah al-Qadiyan

Aliran ini mengakui dirinya bersumber dari:


1. Alquranul Karim.
2. At-Tazkhirah, yaitu sebuah buku yang memuat sajak-
sajak buatan Mirza Ghulam Ahmad yang diyakini oleh
para pengikutnya sebagai Alquran atau kitab suci yang
diterima Mirza Ghulam Ahmad dari Allah SWT. Karena,
Mirza ghulam Ahmad mengaku menerima wahyu dari
Allah SWT.
3. Hadis Nabi saw.

166 Himpunan Fa twa MUI Ten tang Paham Keagamaan di Indonesia


4. Hadis buatan Mirza GhulamAhmad. Kitab hadis ini berisi
petunjuk-petunjuk, hokum-hukum, perintah-perintah,
dan larangan-larangan, halal, haram, dll. yang semuanya
adalah perkatan Mirza Ghulam Ahmad, namun mereka
meyakininya sebagai hadis.
5. Petunjuk Huzur, yaitu petunjuk Khalifah Ahmadiyah al-
Qadiyan.

Jumlah Kiblat Suci menurut Ahmadiyah al-Qadiyan


Jemaat Ahmadiyah al-Qadiyan meyakini bahwa kitab
suci yang Allah turunkan ke dunia kepada para nabi dan rasul-
Nya ada lima.
1. Kitab Taurat, diturunkan kepada Nabi Musa.
2. Kitab Zabur, diturunkan kepada Nabi Dawud.
3. Kitab lnjil, diturunkan kepada nabi Isa.
4. Kitab Alquran, diturunkan kepada nabi Muhammad saw.
5. Kitab At-Tazkirah, diturunkan kepada Mirza Ghulam
Ahmad.

AnggapanAhmadiyah al-Qadiyan ini tentunya menyalahi


akidah Islam, yang Allah hanya menurunkan empat buah kitab
suci selain suhufkepada para nabi dan rasul-Nya, yaitu sebagai
berikut.
1. Kitab Taurat, diturunkan kepada Nabi Musa a.s.
2. Kitab Zabur, diturunkan kepada Nabi Dawud a.s.
3. Kitab Injil, diturunkan kepada nabi Isa a.s.
4. Kitab Alquran, diturunkan kepada nabi Muhammad saw.

Himpunan Fatwa MUI Tentang Paham Keagamaan di Indonesia 167


Dan, perlu diketahui bahwa kitab At-Tadzkirah yang
diyakini oleh Jemaat Ahmadiyah al-Qadiyan sebagai kitab
suci itu hanyalah kumpulan sajak-sajak buatan Mirza Ghulam
Ahmad yang mencampuradukan dengan ayat-ayat suciAlquran.
Mirza Ghulam Ahmad telah membajak sejumlah ayat-ayat
Alquran yang kemudian disesuaikan dengan alirannya dan
dimasukkan dalam sajak-sajaknya, namun lucunya kumpulan
sajak itu dikatakan kitab suci.

Jumlah Nabi dan Rasul menurut Ahmadiyah al-Qadiyan


Jumlah nabi dan rasul yang wajib diimani dan diyakini
oleh aliran ini adalah 26 nabi. Adapun menurut ajaran Islam
yang benar, jumlah nabi dan rasul yang wajib diimani adalah
sebanyak 25, sebab setelah Nabi Muhammad saw. sudah tidak
ada lagi nabi sesudahnya. Beliau adalah penutup para nabi dan
rasul. Akan tetapi, aliran Ahmadiyah al-Qadiyan ini meyakini
ada satu lagi rasul yang wajib diimani, yaitu Mirza Ghulam
Ahmad.

Nama-Nama Bulan menurut Ahmadiyah al-Qadiyan


Jemaat Ahmadiyah al-Qadiyan membuat nama-nama
bulan sendiri yang berbeda dengan nama-nama bulan yang telah
ditetapkan oleh Islam. Nama-nama bulan versi Ahmadiyah al-
Qadiyan adalah sebagai berikut.
1. Suluh
2. Tabligh
3. Aman

168 Himpunan Fa twa MUI Tentang Paham Keagamaan di Indonesia


4. Shahadah
5. Hijrah
6. Ihsan
7. Wafa'
8. Dhuhur
9. Tabuk
10. Ikha'
11. Nubuwwah
12. Fattah

Adapun nama-nama bulan yang ditetapkan oleh Islam


adalah sebagai berikut.
1. Muharram (Muharam)
2. Shafar (Sapar)
3. Rabi 'u1 Awwal (Rabiulawal)
4. Rabi'ul Akhir (Rabiu1akhir)
5. Jumadil Awwal (Jumadilawal)
6. Jumadil Akhir (Jumadilakhir)
7. Rajah (Rajah)
8. Sya'ban (Syaban)
9. Ramadhan (Ramadan)
10. Syawwal (Syawal)
11. Dzulqaidah (Zulkaidah)
12. Dzulhijjah (Zulhijah)

Himpunan Fa twa MUI Tentang Paham Keagamaan di Indonesia


169
Tanah Suci menurut Ahmadiyah al-Qadiyan
Jemaat Ahmadiyah al-Qadiyan berkeyakinan bahwa
tanah suci dan tempat menunaikan ibadah haji, selain di Mekah
(Kakbah), juga di Rabwah dan Qadian India. Mereka meyakini
bahwa Qadian di India adalah tempat suci selain Makkah
Al-mukarramah dan Madinah al-munawarrah, karena
menurutnya Allah SWT telah memilih tempat tersebut untuk
menurunkan wahyu-wahyu-nya yang diturunkan kepada Mirza
Ghulam Ahmad, sebagaimana disebutkan dalam wahyu versi
Mirza Ghulam Ahmad,
"Sesungguhnya telah kami turunkan kitab suci (Tadzkirah)
di Qadian dan dengan kebenaran kami telah menurunkannya
dan dengan kebenaran kami telah turunkan." (Haqiqatu al-
Wahyu, hlm. 8).

Mirza Ghulam Ahmad mengatakan, "Ibadah haji ke


Mekah tanpa haji ke Qadian adalah haji yang kering lagi hampa,
karena haji ke Mekah sekarang tidak menjalankan misinya dan
tidak menjalankan kewajibannya." (Badan Penelitian dan
Pengembangan Agama Depag RI, 1985, hlm. 19--20).

Kenabian menurut Ahmadi yah al-Qadiyan


Ahmadiyah al-Qadiyan meyakini bahwa kebaniab masih
terus berlanjut tanpa akhir dan terputus hingga hari kiamat.
Ahmadiyah sangat tidak setuju dengan firman Allah SWT
yang tercantum di dalam Alquran yang menerangkan bahwa
Nabi Muhammad saw. adalah penutup para nabi dan rasul.

170 Himpunan Fatwa MUI Tentang Paham Keagamaan di Indonesia


Ahmadiyah al-Qadiyan mengartikan lafaz khatam pada
surahAl-Ahzab ayat 40 sebagai "cincin ",dan bukan "penutup.
Maka, arti ayat tersebut menjadi "Namun Muhammad adalh
cincin para nabi." Ini adalah arti yang menyimpang dari
pemahaman yang benar, ditinjau dari segi apa pun.

Ahmadi yah al-Qadiyan Membajak Alquran


Mirza Ghulam Ahmad yang mengaku sebagai nabi yang
ke-26 dan mengaku menerima wahyu dari Allah SWT telah
memalsukan sejumlah ayat Alquran. Sedikitnya terdapat 339
ayat Alquran yang dipalsukan olehnya. Mirza Ghulam Ahmad
memalsukan ayat-ayat tersebut kemudian dimasukkan ke
dalam sajak-sajak buatannya, yang dikatakannya sebagai
wahyu yang diturunkan dariAllah kepadanya, para pengikutnya
juga tertipu dan meyakininya tanpa mengecek kebenarannya.
Pemalsuan yang dilakukannya terhadap beberapa ayat Alquran
tidak lain agar orang-orang mempercayainya. Dengan susunan
yang sama seperti ayat-ayat Alquran (padahal isinya telah
dibelokkan), orang yang masih bodoh dalam agama pasti
mempercayainya. Ini adalah taktik pengelabuhan.
Di antara ayat-ayat Alquran yang dipalsukan oleh Mirza
Ghulam Ahmad adalah sebagai berikut.
1. Surah Al-Baqarah: 11, 13, 20, 30, 35, 61, 106, 114, 120,
125, 214.
2. SurahAli Imran: 3, 31, 37, 55, 123, 139, 140, 179.
3. SurahAn-Nisa': 79, 82.
4. Surah Al-Maidah: 20, 56, 83.

Himpunan Fa twa MUI Ten tang Paham Keagamaan di Indonesia 171


5. Surah Al-An'am: 9, 14, 30, 34, 45, 55, 57, 91, 115, 135.
6. Surah Al-a'raf: 37, 113, 177, 178.
7. Surah Al-Anfal: 17, 30, 33, 36.
8. Surah At-Taubah: 32 dan 36.
9. Surah Yunus: 2 dan 16.
10. Surah Hud: 35.
11. Surah Yusuf: 39, 87, 91, 94, 97, 101.
12. Surah Ar-Ra'd: 11 dan 114.
13. Surah Al-Hijr: 95.
14. Surah An-Nahl: 128.
15. SurahAl-Isra': 1, 8, 36, 81, 96, 105, 110.
16. Surah Al-Kahfi: 110.
17. Surah Maryam: 34 dan 52.
18. Surah Thaha: 1 dan 131.
19. SurahAl-Ambiya': 3, 30, 36, 107.
20. Surah Al-Haj: 27.
21. Surah Al-Mu'minun: 27 dan 36.
22. Surah An-Nuur: 20.
23. Surah Asy-Syu'ara: 3, 222.
24. SurahAn-Naml: 10.
25. Surah Al-Qashash: 6, 38.
26. Surah Al-Ankabut: 1.
27. Surah Al-Ahzab: 46.
28. Surah saba': 10.
29. Surah Yasin: 1, 3, 4, 6, 36, 58, 59, 83.
30. Surah Az-Zumar: 36, 37.
31. Surah Fush-Shilat: 31, 53.

172 Himpunan Fa twa MUI Tentang Paham Keagamaan di Indonesia


32. Surah Fath: 1, 2, 3, 10.
33. Surah Adz-Dzariyat: 14.
34. Surah At-Thuur: 48.
35. SurahAl-Qamar: 44.
36. Surah Ar-Rahman: 2, 26.
37. SurahAl-Waqi'ah: 13, 79.
38. Surah Shaf: 8.
39. Surah Al-Qalam: 2.
40. SurahAl-Muzammil: 15.
41. Surah Al-Muddatsir: 25.
42. Surah Al-Bayyinah: 1.
43. Surah Az-Zilzalah: 1--3.
44. Surah An-Nashr dan Al-Lahab: 1. (Haqiqatu al-Wahyu,
him. 70--1 08).

Sumber: Diadaptasi dari Mengenal Aliran-Aliran Islam dan Ciri-


Ciri Ajarannya, Drs. Muhammad Sufyan Raji Abdullah, Lc

Himpunan Fa twa MUI Te~~tang Paham Keagamaan di Indonesia 173


NU dan Pandangannya Terhadap Aliran Sy'iah

Selasa, 21 Juni 2011


0/eh: Kholili Hasib

TABLIGH Akbar menolak Syi'ah di Masjid al-Furqan-


DDII pada 10 Juni 2011 lalu yang dihadiri oleh ormas-ormas
Islam layak kita bicarakan kembali. Dari NU, hadir kubu
muda, Gus Idrus Romli mewakili PWNU Jawa Timur. Gus
Idrus, dikenal sebagai Kyai muda NU asal Jember yang rajin
keliling kantong-kantong NU menjelaskan kemurnian akidah
Ahlussunnah wal Jama'ah.

Sejak didirikan pertama kali pada 31 Januari 1926,


NU melalui pendirinya Hadratus Syeikh Hasyim Asy'ari
mengeluarkan rambu-rambu peringatan terhadap paham
Syi'ah ini. Peringatan tersebut dikeluarkan agar warga NUke
depan hati-hati menyikapi fenomena perpecahan akidah.

174 Himpunan Fa twa MW Tentang Pahanr Keagamaan di Indonesia


Meski pada masa itu aliran Syi'ah belum sepopuler
sekarang, akan tetapi Hasyim Asya' ari memberi peringatan
kesesatan Syi'ah melalui berbagai karyanya. Antara lain;
"Muqaddimah Qanun Asasi li Jam'iyyah Nahdlatul Ulama',
"Risalah Ahlu al-Sunnah wal Jama'ah,al-Nur al-Mubin fi
Mahabbati Sayyid al-Mursalin" dan "al-Tibyan fi Nahyi 'an
Muqatha'ah al-Arham wa al-Aqrab wa al-Akhwan".

Hasyim Asy'ari, dalam kitabnya "Muqaddimah Qanun


Asasi li Jam'iyyah Nahdlatul Ulama"' memberi peringatan
kepada warga nahdliyyin agar tidak mengikuti paham Syi' ah.
Menurutnya, madzhab Syi' ah Imamiyyah dan Syi' ah Zaidiyyah
bukan madzhab sah. Madzhab yang sah untuk diikuti adalah
Hanafi, Maliki, Syafi'i dan Hambali.

Beliau mengatakan: "Di zaman akhir ini tidak ada


madzhab yang memenuhi persyaratan kecuali madzhab
yang empat (Hanafi, Maliki, Syafi 'i dan Hambali). Adapun
madzhab yang lain seperti madzhab Syi 'ah Imamiyyah dan
Syi'ah Zaidiyyah adalah ahli bid'ah. Sehingga pendapat-
pendapatnya tidak boleh diikuti" (Muqaddimah Qanun Asasi
li Jam'iyyah Nahdlatul Ulama', halaman 9).

Syeikh Hasyim Asy'ari mengemukakan alasan mengapa


Syi'ah Imamiyyah dan Zaidiyyah termasuk ahli bid'ah yang
tidak sah untuk diikuti. Dalam kitab Muqaddimah Qanun Asasi
halaman 7 mengecam golongan Syi'ah yang mencaci bahkan
mengkafirkan sahabat Nabi SAW.

Himpunan Fa twa MUI Tentang Paham Keagamaan di Indonesia 175


Mengutip hadis yang ditulis lbnu Hajar dalam Al-
Shawa'iq al-Muhriqah, Syeikh Hasyim Asy'ari menghimbau
agar para ulama' yang memiliki ilmu untuk meluruskan
penyimpangan golongan yang mencaci sahabat Nabi SAW itu.
Hadis Nabi SAW yang dikuti itu adalah: "Apabila telah Nampak
fitnah dan bid'ah pencacian terhadap sahabatku, maka bagi
orang alim harus menampakkan ilmunya. Apabila orang
alim tersebut tidak melakukan hal tersebut (menggunakan
ilmu untuk meluruskan golongan yang mencaci sahabat)
maka baginya laknat Allah, para malaikat dan laknat seluruh
manusia ".

Peringatan untuk membentengi akidah umat itu diulangi


lagi oleh Syeikh Hasyim dalam pidatonya dalam muktamar
pertama Jam'iyyah Nahdlatul Ulama', bahwa madzhab yang
sah adalah empat madzhab tersebut, warga NU agar berhati-
hati menghadapi perkembangan aliran-aliran di luar madzhab
Ahlussunnah wal Jama'ah tersebut.

Dalam Qanun Asasi itu, Syeikh Hasyim Asy'ari menilai


fenomena Syi'ah merupakan fitnah agama yang tidak saja
patut diwaspadai, tapi harus diluruskan. Pelurusan akidah itu
menurut beliau adalah tugas orang berilmu, jika ulama' diam
tidak meluruskan akidah, maka mereka dilaknat Allah SWT.
Kitab "Muqaddimah Qanun Asasi li Jam 'iyyah Nahdlatul
Ulama" sendiri merupakan kitab yang ditulis oleh Syeikh
Hasyim Asy'ari, berisi pedoman-pedoman utama dalam
menjalankan amanah keorganisasian Nahdlatul Ulama.

176 Himpunan Fa twa MUI Tentang Paham Keagamaan di Indonesia


Peraturan dan tata tertib Jam'iyyah mesti semuanya
mengacu kepada kitab tersebut. Jika Syeikh Hasyim Asy'ari
mengangkat isu-isu kesesatan Syi'ah dalam "Muqaddimah
Qanun Asasi", itu berarti persoalan kontroversi Syi'ah dinilai
Syeikh Hasyim sebagai persoalan sangat penting untuk
diketahui umat Islam Indonesia. Artinya, persoalan Syi 'ah
menjadi agenda setiap generasi Nahdliyyin untuk diselesaikan
sesuai dengan pedoman dalam kitab tersebut.
Sikap tegas juga ditunjukkan Syeikh Hasyim dalam
karyanya yang lain. Antara lain dalam "Risalah Ahlu al-
Sunnah wal Jama 'ah" dan "al-Nur al-Mubin fi Mahabbati
Sayyid al-Mursalin" dan "al-Tibyan fi Nahyi 'an Muqatha'ah
al-Arham wa al-Aqrab wa al-Akhwan", di mana cacian Syi'ah
dijawab dengan tuntas oleh Syeikh Hasyim dengan mengutip
hadis-hadis Nabi SAW tentang laknat bagi orang yang mencaci
sahabatnya.

Hampir setiap halaman dalam kitab "al-Tibyan" terse but


berisi kutipan-kutipan pendapat parra ulama salaf salih tentang
keutamaan sahabat dan laknat bagi orang yang mencelanya.
Diantara ulama' yang banyak dikutip adalah Ibnu Hajar al-
Asqalani, dan al-Qadli Iyyadl.

Hadis-hadis Nabi SAW yang dikutip dalam dua kitab


tersebut antara lain berbunyi:"Janganlah kau menyakiti aku
dengan cara menyakiti 'Aisyah". "Janganlah kamu caci maki
sahabatku. Siapa yang mencaci sahabat mereka, maka dia
akan mendapat laknat Allah SAW, para malaikat dan sekalian

Himpunan Fa twa MUI Ten tang Paham Keagamaan di Indonesia 177


manusia. Allah tidak akan menerima semua amalnya, baik
yang wajib maupun yang sunnah".
Pandangan yang sama pemah dilontarkan oleh KH. As'ad
Syamsul 'Arifin (alm), kyai kharismatik dari PP. Salafiyyah
Syafi'iyyah Situbondo Jawa Timur pada tahun 1985. Saat itu
Kyai As'ad diwawancarai Koran Surabaya Pos tentang faham
Syi'ah di Jawa Timur. Kyai yang disegani oleh warga nadliyyin
itu menampakkan sikap tegas, menurutnya kelompok Syi'ah
ekstrem harus dihentikan di Indonesia. Agar tidak meluas
gerakannya, Kyai As'ad mengimbau umat Islam Indonesia
diminta meningkatkan kewaspadaannya (dikutip dari Majalah
AULA no 1/Tahun XVII/Januari 1996 halaman 23).
Jadi, sebenamya sejak awal pendiri NU berpandangan
bahwa paham Syi' ah telah melakukan penodaan agama. Bahkan
jika mengamati butir-butir fatwa Syeikh Hasyim tersebut,
penodaan Syi'ah itu telah melampau batas dan menukik jauh
ke dalam keyakinan Ahlussunnah wal Jama'ah. Sehingga,
sejak awalnya paham Syi'ah tidak diterima di kalangan NU.
Wacana-wacan NU untuk kembali ke khittah 1926
selayaknya tidak sekedar dimaknai bercerai dengan partai
politik manapun, akan tetapi yang lebih terpenting lagi adalah
khittah yang telah dibangun pendiri NU dilaksanakan saat ini
oleh semua elemen warga NU. Yaitu khittah kembali kepada
kitab Qanun Asasi.
Operasionalisasi khittah ini adalah membendung aliran
sesat, seperti Syi'ah dan Ahmadiyyah. Khittah ini dapat

178 Himpunan Fa twa MUI Tentang Paham Keagamaan di Indonesia


dimaknai sebagai khittah untuk menjaga kemumian akidah
Ahlussunnah wal Jama'ah, bersih dari berbagai aliran-aliran
sempalan yang menodai agama Islam. Karena berdirinya
jam'iyyah NU adalah untuk menyebarkan paham yang benar
tentangAhlussunnah wal Jama'ah. Memang sudah semestinya,
NU bersikap tegas terhadap aliran Syi'ah. Wallahu a'lam.

Penulis adalah Mahasiswa Pascasarjana Institut Studi Islam


(ISID) Gontor Ponorogo Jurusan Ilmu Akidah

Himpunan Fa twa MUI Tentang Paham Keagamaan di Indonesia


179
PECINTA RASULULLAH

Allahumma shalli ala sayyidina muhammad wa alihi


washahbihi wassallim
Apa perbedaan antara Ahlussunnah Waljamaah dengan
Syiah Imamiyah Itsna Asyariyah ?
Banyak orang yang menyangka bahwa perbedaan antara
Ahlussunnah Waljamaah dengan Syiah Imamiyah ltsna
Asyariyah (Ja'fariyah) dianggap sekedar dalam masalah
khilafiyah Furu'iyah, seperti perbedaan antara NU dengan
Muhammadiyah, antara Madzhab Safi'i dengan Madzhab
Maliki.
Karenanya dengan adanya ribut-ribut masalah Sunni
dengan Syiah, mereka berpendapat agar perbedaan pendapat
tersebut tidak perlu dibesar-besarkan. Selanjutnya mereka
berharap, apabila antara NU dengan Muhammadiyah sekarang
bisa diadakan pendekatan-pendekatan demi Ukhuwah Islarniyah,
lalu mengapa an tara Syiah dan Sunni tidak dilakukan ? .
Oleh karena itu, disaat Muslimin bangun melawan
serangan Syiah, mereka menjadi penonton dan tidak ikut
berkiprah.

Apa yang mereka harapkan tersebut, tidak lain


dikarenakan minimnya pengetahuan mereka mengenai aqidah
Syiah Imamiyah ltsna Asyariyah (Ja'fariyah). Sehingga apa
yang mereka sampaikan hanya terbatas pada apa yang mereka
ketahui.

180 Himpunan Fa twa MUI Tentang Paham Keagamaan di Indonesia


Semua itu dikarenakan kurangnya informasi pada
mereka, akan hakikat ajaran Syiah Imamiyah Itsna Asyariyah
(Ja'fariyah). Disamping kebiasaan berkomentar, sebelum
memahami persoalan yang sebenamya.
Sedangkan apa yang mereka kuasai, hanya bersumber
dari tokoh-tokoh Syiah yang sering berkata bahwa perbedaan
Sunni dengan Syiah seperti perbedaan antara Madzhab Maliki
dengan Madzahab Syafi'i.
Padahal perbedaan antara Madzhab Maliki dengan
Madzhab Syafi'i, hanya dalam masalah Furu'iyah saja. Sedang
perbedaan antara Ahlussunnah Waljamaah dengan Syiah
lmamiyah Itsna Asyariyah (Ja'fariyah), maka perbedaan-
perbedaannya disamping dalam Furuu' juga dalam Ushuul.
Rukun Iman mereka berbeda dengan rukun Iman kita,
rukun Islamnya juga berbeda, begitu pula kitab-kitab hadistnya
juga berbeda, bahkan sesuai pengakuan sebagian besar ulama-
ulama Syiah, bahwa Al-Qur'an mereka juga berbeda dengan
Al-Qur'an kita (Ahlussunnah).
Apabila ada dari ulama mereka yang pura-pura (taqiyah)
mengatakan bahwa Al-Qur' annya sama, maka dalam
menafsirkan ayat-ayatnya sangat berbeda dan berlainan.
Sehingga tepatlah apabila ulama-ulama Ahlussunnah
Waljamaah mengatakan : Bahwa Syiah Imamiyah Itsna
Asyariyah (Ja'fariyah) adalah satu agama tersendiri.
Melihat pentingnya persoalan tersebut, maka di bawah
ini kami nukilkan sebagian dari perbedaan antara aqidah

Himpunan Fa twa MUI Tentang Paham Keagamaan di Indonesia 181


Ahlussunnah Waljamaah dengan aqidah Syiah Imamiyah Itsna
Asyariyah (Ja'fariyah).
1. Ahlussunnah : Rukun Islam kita ada 5 (lima)
a) Syahadatain
b) As-Sholah
c) As-Shoum
d) Az-Zakah
e) Al-Haj
Syiah : Rukun Islam Syiah juga ada 5 (lima) tapi berbeda:
a) As-Sholah
b) As-Shoum
c) Az-Zakah
d) Al-Haj
e) AI wilayah
2. Ahlussunnah: Rukun Iman ada 6 (enam):
a) Iman kepada Allah
b) Iman kepada Malaikat-malaikat Nya
c) Iman kepada Kitab-kitab Nya
d) Iman kepada Rasul Nya
e) Iman kepada Yaumil Akhir I hari kiamat
f) Iman kepada Qadar, baik-buruknya dari Allah.

Syiah: Rukun Iman Syiah ada 5 (lima)*


a) At-Tauhid
b) An Nubuwwah
c) AI Imamah
d) AlAdlu
e) AI Ma'ad

182 Himpunan Fa twa MUI Ten tang Paham Keagamaan di Indonesia


3. Ahlussunnah : Dua kalimat syahadat
Syiah : Tiga kalimat syahadat, disamping Asyhadu
an Laailaha illallah, wa asyhadu anna Muhammadan
Rasulullah, masih ditambah dengan menyebut dua belas
imam-imam mereka.

4. Ahlussunnah: Percaya kepada imam-imam tidak termasuk


rukun iman. Adapun jumlah imam-imam Ahlussunnah tidak
terbatas. Selalu timbul imam-imam, sampai hari kiamat.
Karenanya membatasi imam-imam hanya dua belas (12)
atau jumlah tertentu, tidak dibenarkan.

Syiah : Percaya kepada dua belas imam-imam mereka,


termasuk rukun iman. Karenanya orang-orang yang tidak
beriman kepada dua belas imam-imam mereka (seperti
orang-orang Sunni), maka menurut ajaran Syiah dianggap
kafir dan akan masuk neraka.

5. Ahlussunnah: Khulafaurrosyidin yang diakui (sah) adalah:


a) Abu Bakar
b) Umar
c) Utsman
d) Ali Radhiallahu anhum

Syiah : Ketiga Khalifah (Abu Bakar, Umar, Utsman)


tidak diakui oleh Syiah. Karena dianggap telah merampas
kekhalifahan Ali bin Abi Thalib (padahal Imam Ali
sendiri membai'at dan mengakui kekhalifahan mereka).

Himpumm Fatwa MW Tentang Paham Keagamaan di Indonesia 183


6. Ahlussunnah : Khalifah (Imam) adalah manusia biasa,
yang tidak mempunyai sifat Ma'shum.
Berarti mereka dapat berbuat salah/ dosa/ lupa. Karena
sifat Ma'shum, hanya dimiliki oleh para Nabi.
Syiah : Para imam yang jumlahnya dua belas tersebut
mempunyai sifat Ma"hum, seperti para Nabi.

7. Ahlussunnah: Dilarang mencaci-maki para sahabat.


Syiah : Mencaci-maki para sahabat tidak apa-apa
bahkan Syiah berkeyakinan, bahwa para sahabat setelah
Rasulullah SAW wafat, mereka menjadi murtad dan
tinggal beberapa orang saja. Alasannya karena para
sahabat membai' at Sayyidina Abu Bakar sebagai
Khalifah.

8. Ahlussunnah : Siti Aisyah istri Rasulullah sangat


dihormati dan dicintai. Beliau adalah Ummul Mu'minin.
Syiah : Siti Aisyah dicaci-maki, difitnah, bahkan
dikafirkan.

9. Ahlussunnah : Kitab-kitab hadits yang dipakai sandaran


dan rujukan Ahlussunnah adalah Kutubussittah :
a) Bukhari
b) Muslim
c) Abu Daud
d) Turmudzi
e) Ibnu Majah
f) An Nasa'i

184 Himpunan Fa twa MUI Tentang Paham Keagamaan di Indonesia


(Kitab-kitab tersebut beredar dimana-mana dan dibaca
oleh kaum Muslimin sedunia).

Syiah : Kitab-kitab Syiah ada empat :


a) AI Kaafi
b) AI Istibshor
c) Man Laa Yah Dhuruhu AI Faqih
d) Att Tahdziib

(Kitab-kitab tersebut tidak beredar, sebab kebohongannya


takut diketahui oleh pengikut-pengikut Syiah).

10. Ahlussunnah: Al-Qur'an tetap orisinil

Syiah : Al-Qur'an yang ada sekarang m1 menurut


pengakuan ulama Syiah tidak orisinil. Sudah dirubah
oleh para sahabat (dikurangi dan ditambah).

11. Ahlussunnah : Surga diperuntukkan bagi orang-orang


yang taat kepada Allah dan Rasul Nya.
Neraka diperuntukkan bagi orang-orang yang tidak taat
kepada Allah dan Rasul Nya.

Syiah : Surga diperuntukkan bagi orang-orang yang cinta


kepada Imam Ali, walaupun orang tersebut tidak taat
kepada Rasulullah.

Neraka diperuntukkan bagi orang-orang yang memusuhi


Imam Ali, walaupun orang tersebut taat kepada
Rasulullah.

Himpunan Fatwa MUI Tentang Paham Keagamaan di Indonesia 185


12. Ahlussunnah : Aqidah Raj'Ah tidak ada dalam ajaran
Ahlussunnah. Raj' ah adalah besok diakhir zaman sebelum
kiamat, manusia akan hidup kembali. Dimana saat itu Ahlul
Bait akan balas dendam kepada musuh-musuhnya.

Syiah : Raj'ah adalah salah satu aqidah Syiah. Dimana


diceritakan : bahw~ nanti diakhir zaman, Imam Mahdi
akan keluar dari persembunyiannya. Kemudian dia pergi
ke Madinah untuk membangunkan Rasulullah, Imam
Ali, Siti Fatimah serta Ahlul Bait yang lain.

Setelah mereka semuanya bai 'at kepadanya, diapun


selanjutnya membangunkan Abu Bakar, Umar, Aisyah.
Kemudian ketiga orang tersebut disiksa dan disalib,
sampai mati seterusnya diulang-ulang sampai ribuan
kali. Sebagai balasan atas perbuatan jahat mereka kepada
Ahlul Bait.

Keterangan : Orang Syiah mempunyai Imam Mahdi


sendiri. Berlainan dengan Imam Mahdinya Ahlussunnah,
yang akan membawa keadilan dan kedamaian.

13. Ahlussunnah : Mut'ah (kawin kontrak), sama dengan


perbuatan zina dan hukumnya haram.
Syiah : Mut' ah sangat dianjurkan dan hukumnya halal.
Halalnya Mut'ah ini dipakai oleh golongan Syiah untuk
mempengaruhi para pemuda agar masuk Syiah. Padahal
haramnya Mut'ahjuga berlaku di zaman KhalifahAli bin
Abi Thalib.

186 Himpunan Fatwa MUI Tentang Paham Keagamaan di Indonesia


14. Ahlussunnah : Khamer/ arak tidak suci.
Syiah: Khamer/ arak suci.

15. Ahlussunnah : Air yang telah dipakai istinja' (cebok)


dianggap tidak suci.
Syiah : Air yang telah dipakai istinja' (cebok) dianggap
suci dan mensucikan.

16. Ahlussunnah : Diwaktu shalat meletakkan tangan kanan


diatas tangan kiri hukumnya sunnah.
Syiah : Diwaktu shalat meletakkan tangan kanan diatas
tangan kiri membatalkan shalat.
(jadi shalatnya bangsa Indonesia yang diajarkan Wali
Songo oleh orang-orang Syiah dihukum tidak sah/ batal,
sebab meletakkan tangan kanan diatas tangan kiri).

17. Ahlussunnah : Mengucapkan Amin diakhir surat Al-


Fatihah dalam shalat adalah sunnah.
Syiah : Mengucapkan Amin diakhir surat Al-Fatihah
dalam shalat dianggap tidak sah/ batal shalatnya.

(Jadi shalatnya Muslimin di seluruh dunia dianggap tidak


sah, karena mengucapkan Amin dalam shalatnya).

18. Ahlussunnah: Shalatjama' diperbolehkan bagi orang yang


bepergian dan bagi orang yang mempunyai udzur syar'i.
Syiah : Shalat jama' diperbolehkan walaupun tanpa
alasan apapun.

Himpunan Fa twa MUI Tentang Paham Keagamaan di Indonesia 187


19. Ahlussunnah : Shalat Dhuha disunnahkan.
Syiah : Shalat Dhuha tidak dibenarkan.
(padahal semua Auliya' dan salihin melakukan shalat
Dhuha).
Demikian telah kami nukilkan perbedaan-perbedaan
antara aqidah Ahlussunnah Waljamaah dan aqidah Syiah
Imamiyah Itsna Asyariyah (Ja'fariyah). Sengaja kami
nukil sedikit saja, sebab apabila kami nukil seluruhnya,
maka akan memenuhi halaman-halaman buku ini.
Harapan kami semoga pembaca dapat memahami
benar-benar perbedaan-perbedaan tersebut. Selanjutnya
pembaca yang mengambil keputusan (sikap).
Masihkah mereka akan dipertahankan sebaga Muslimin
dan Mukminin ? (walaupun dengan Muslimin berbeda
segalanya). Sebenamya yang terpenting dari keterangan-
keterangan diatas adalah agar masyarakat memahami
benar-benar, bahwa perbedaan yang ada antara
Ahlussunnah dengan Syiah Imamiyah Itsna Asyariyah
(Ja'fariyah) itu, disamping dalam Furuu' (cabang-cabang
agama) juga dalam Ushuul (pokok/ dasar agama).

Apabila tokoh-tokoh Syiah sering mengaburkan perbedaan-


perbedaan tersebut, serta memberikan keterangan yang
tidak sebenamya, maka hal tersebut dapat kita maklumi,
sebab mereka itu sudah memahami benar-benar, bahwa
Muslimin Indonesia tidak akan terpengaruh atau tertarik
pada Syiah, terkecuali apabila disesatkan (ditipu).

188 Himpunan Fa twa MUI Ten tang Paham Keagamaan di Indonesia


Oleh karena itu, sebagian besar orang-orang yang masuk
Syiah adalah orang-orang yang tersesat, yang tertipu oleh
bujuk rayu tokoh-tokoh Syiah.
Akhimya, setelah kami menyampaikan perbedaan-
perbedaan antaraAhlussunnah dengan Syiah, maka dalam
kesempatan ini kami menghimbau kepada Alim Ulama
serta para tokoh masyarakat, untuk selalu memberikan
penerangan kepada umat Islam mengenai kesesatan
ajaran Syiah.
Begitu pula untuk selalu menggalang persatuan sesama
Ahlussunnah dalam menghadapi rongrongan yang
datangnya dari golongan Syiah. Serta lebih waspada
dalam memantau gerakan Syiah didaerahnya. Sehingga
bahaya yang selalu mengancam persatuan dan kesatuan
bangsa kita dapat teratasi.
Selanjutnya kami mengharap dari aparat pemerintahan
untuk lebih peka dalam menangani masalah Syiah di
Indonesia. Sebab bagaimanapun, kita tidak menghendaki
apa yang sudah mereka lakukan, baik di dalam negri
maupun di luar negri, terulang di negara kita.
Semoga Allah selalu melindungi kita dari penyesatan
orang-orang Syiah dan aqidahnya. Amin.

Sumber http://www.albayyinat.net/jwb5ta.html

Himpunan Fa twa MUI Tentang Paham Keagamaan di Indonesia 189

Anda mungkin juga menyukai