Anda di halaman 1dari 13

Nomor : 040/B/DP-K.

03-02/06/1445 Cilaku, 23 Shafar 1445 H


Lampiran : 1 (satu) lembar 09 September 2023 M
Perihal : Pelantikan dan Rapat Kerja

Kepada Yth.:
Bapak / Ibu Pengurus MUI Kec. Cilaku
( Nama dalam Lampiran )
di
Tempat

Assalamu'alaikum wr. wb.


Teriring salam dan do'a semoga kita senantiasa mendapat limpahan rahmat dan maghfirah Allah
SWT dalam melaksanakan amanah yang diemban selama ini.
Menindak lanjuti hasil musyawarah pemilihan Ketua Majlis Ulama Indonesia ( MUI )
Kecamatan Cilaku Kabupaten Cianjur dan telah terbentuknya Susunan Pengurus MUI Kec.
Cilaku Masa Khidmat th 2023 – 2028 , Kami mengundang kepada Bapak/ Ibu ,untuk
mengukuti acara sebagai mana isi pokok surat,Yaitu :

Hari, tanggal : Rabu , 27 Shafar 1445 H / 13 September 2023 M


Waktu : Jam 13,00 Wib.
Tempat : Balai Desa Sukasari Kecamatan Cilaku.Kab. Cianjur.

Demikian undangan .ini kami sampaikan. atas segala perhatian dan kehadirannya kami ucapkan
terima kasih.
Wassalamu ‘alaikum wr. wb.

Ketua Pormatur Pemilihan


MUI Kecamatan Cilaku

Ketua Sekretaris

KH. UCU BARNAS Drs. H. J A E N I


Konsep Visi dan Misi yang akan dimusyawarahkan

Visi dan Misi


VISI dan MISI MAJELIS ULAMA INDONESIA
VISI

“Terciptanya kondisi kehidupan kemasyarakatan, kebangsaan dan


kenegaraan yang baik, memperoleh ridlo dan ampunan Allah swt (baldatun
thoyyibatun wa robbun ghofur) menuju masyarakat berkualitas (khaira
ummah) demi terwujudnya kejayaan Islam dan kaum muslimin (izzul Islam
wal-muslimin) dalam wadah Negara Kesatuan Republik Indonesia sebagai
manifestasi dari rahmat bagi seluruh alam (rahmatan lil ‘alamin)

MISI

1. Menggerakkan kepemimpinan dan kelembagaan umat secara efektif


dengan menjadikan ulama sebagai panutan (qudwah hasanah), sehingga
mampu mengarahkan dan membina umat Islam dalam menanamkan dan
memupuk aqidah Islamiyah, serta menjalankan syariah Islamiyah;
2. Melaksanakan dakwah Islam, amar ma’ruf nahi mungkar dalam
mengembangkan akhlak karimah agar terwujud masyarakat berkualitas
(khaira ummah) dalam berbagai aspek kehidupan;
3. Mengembangkan ukhuwah Islamiyah dan kebersamaan dalam
mewujudkan persatuan dan kesatuan umat Islam dalam wadah Negara
Kesatuan Republik Indonesia.
4.

Tugas dan fungsi MUI


MUI memiliki tujuh tugas sebagai bagian dari pembimbingan, pembinaan, dan
pengayoman umat Islam di Indonesia.

Tujuh tugas tersebut adalah:

1. Pengawal bagi pemeluk agama Islam


2. Pemberi edukasi dan pembimbing untuk pemeluk agama Islam
3. Penjaring kader-kader yang lebih baik
4. Pemberi solusi bagi masalah keagamaan di dunia internasional
5. Perumus konsep pendidikan Islam
6. Pengawal konten dalam media massa
7. Organisasi yang menjalankan kerja sama dengan organisasi keagamaan

MUI yang memiliki anggota terdiri dari ulama dan cendekiawan muslim
memiliki sejumlah peran untuk meneruskan dakwah Islam dan memecahkan
masalah umat Islam di Indonesia.

Orientasi dan Peran MUI

I. Majelis Ulama Indonesia mempunyai sembilan orientasi


perkhidmatan, yaitu:

1. Diniyah

Majelis Ulama Indonesia merupakan wadah perkhidmatan yang mendasari


semua langkah dan kegiatannya pada nilai dan ajaran Islam yang kaffah.

2. Irsyadiyah

Majelis Ulama Indonesia merupakan wadah perkhidmatan dakwah wal


irsyad, yaitu upaya untuk mengajak umat manusia kepada kebaikan serta
melaksanakan amar makruf dan nahi munkar dalam arti yang seluas-
luasnya. Setiap kegiatan Majelis Ulama Indonesia dimaksudkan untuk
dakwah dan dirancang untuk selalu berdimensi dakwah.

3. Istijabiyah

Majelis Ulama Indonesia merupakan wadah perkhidmatan yang


berorientasi istijabiyah, senantiasa memberikan jawaban positif dan
responsif terhadap setiap permasalahan yang dihadapi masyarakat melalui
prakarsa kebajikan (amal saleh) dalam semangat berlomba dalam
kebaikan (istibaq fi al-khairat).

4. Huirriyah

Majelis Ulama Indonesia merupakan wadah perkhidmatan independen


yang bebas dan merdeka serta tidak tergantung maupun terpengaruh oleh
pihak-pihak lain dalam mengambil keputusan, mengeluarkan pikiran,
pandangan dan pendapat.

5. Ta’awuniyah
Majelis Ulama Indonesia merupakan wadah perkhidmatan yang mendasari
diri pada semangat tolong menolong untuk kebaikan dan ketakwaan
dalam membela kaum dhu’afa untuk meningkatkan harkat dan martabat,
serta derajat kehidupan masyarakat. Semangat ini dilaksanakan atas
dasar persaudaraan di kalangan seluruh lapisan umat Islam (ukhuwwah
Islamiyah). Ukhuwah Islamiyah ini merupakan landasan bagi Majelis
Ulama Indonesia untuk mengembangkan persaudaraan kebangsaan
(ukhuwwah wathaniyyah)dan memperkukuh persaudaraan kemanusiaan
(ukhuwwah basyariyyah).

6. Syuriyah

Majelis Ulama Indonesia merupakan wadah perkhidmatan yang


menekankan prinsip musyawarah dalam mencapai permufakatan melalui
pengembangan sikap demokratis, akomodatif dan aspiratif terhadap
berbagai aspirasi yang tumbuh dan berkembang di dalam masyarakat.

7. Tasamuh

Majelis Ulama Indonesia merupakan wadah perkhidmatan yang


mengembangkan sikap toleransi dan moderat dalam menghadapi
masalah-masalah khilafiyah.

8. Qudwah

Majelis Ulama Indonesia merupakan wadah perkhidmatan yang


mengedepankan kepeloporan dan keteladanan melalui prakarsa kebajikan
yang bersifat perintisan untuk kemaslahatan umat.

9. Addualiyah

Majelis Ulama Indonesia merupakan wadah perkhidmatan yang menyadari


dirinya sebagai anggota masyarakat dunia yang ikut aktif
memperjuangkan perdamaian dan tatanan dunia sesuai dengan ajaran
Islam

II. PERAN MUI


Majelis ulama Indonesia mempunyai lima peran utama, yaitu :

1. Sebagai Pewaris Tugas-Tugas Para Nabi (Warasat al-anbiya)


Majelis Ulama Indonesia berperan sebagai ahli waris tugas-tugas para
Nabi, yaitu menyebarkan ajaran Islam serta memperjuangkan
terwujudnya suatu kehidupan sehari-hari secara arif dan bijaksana
berdasarkan Islam. Sebagai waratsatu al-anbiyaa (ahli waris tugas-tugas
para nabi), Majelis Ulama Indonesia menjalankan fungsi kenabian an-
nubuwwah) yakni memperjuangkan perubahan kehidupan agar berjalan
sesuai ajaran Islam, walaupun dengan konsekuensi akan menerima kritik,
tekanan, dan ancaman karena perjuangannya bertentangan dengan
sebagian tradisi, budaya, dan peradaban manusia.
2. Sebagai Pemberi Fatwa (Mufti)
Majelis Ulama Indonesia berperan sebagai pemberi fatwa bagi umat Islam
baik diminta maupun tidak diminta. Sebagai lembaga pemberi fatwa
Majelis Ulama Indonesia mengakomodasi dan menyalurkan aspirasi umat
Islam Indonesia yang sangat beragam aliran paham dan pemikiran serta
organisasi keagamaannya.
Sebagai Pembimbing dan Pelayan Umat (Ra’iy wa khadim al
3.
ummah)
Majelis Ulama Indonesia berperan sebagai pelayan umat (khadim al-
ummah), yaitu melayani umat dan bangsa dalam memenuhi harapan,
aspirasi dan tuntutan mereka. Dalam kaitan ini, Majelis Ulama Indonesia
senantiasa berikhtiar memenuhi permintaan umat, baik langsung maupun
tidak langsung, akan bimbingan dan fatwa keagamaan. Begitu pula,
Majelis Ulama Indonesia berusaha selalu tampil di depan dalam membela
dan memperjuangkan aspirasi umat dan bangsa dalam hubungannya
dengan pemerintah.
4. Sebagai Penegak Amar Makruf dan Nahyi Munkar
Majelis Ulama Indonesia berperan sebagai wahana penegakan amar
makruf nahyi munkar, yaitu dengan menegaskan kebenaran sebagai
kebenaran dan kebatilan sebagai kebatilan dengan penuh hikmah dan
istiqamah. Dengan demikian, Majelis Ulama Indonesia juga merupakan
wadah berhidmatan bagi pejuang dakwah mujahid dakwah) ang
senantiasa berusaha merubah dan memperbaiki keadaan masyarakat dan
bangsa dari kondisi yang tidak sejalan dengan ajaran Islam menjadi
masyarakat dan bangsa yang berkualitas khairu ummah)
5. Sebagai Pelopor Gerakan Pembaharuan (al-Tajdid)
Majelis Ulama Indonesia berperan sebagai pelopor tajdid yaitu gerakan
pembaruan pemikiran Islam
6. Sebagai Pelopor Gerakan Ishlah
Majelis Ulama Indonesia berperan sebagai juru damai terhadap
perbedaan yang terjadi di kalangan umat. Apabila terjadi perbedaan
pendapat di kalangan umat Islam maka Majelis Ulama Indonesia dapat
menempuh jalan al-jama’u wat taufiq (kompromi dan persesuaian) dan
tarjih (mencari hukum yang lebih kuat). Dengan demikian diharapkan
tetap terpelihara semangat persaudaraan (ukhuwwah) di kalangan umat
Islam Indonesia.
Naskah Khutbah Istisqa’
Khutbah I

)٩ x ( ‫الح ُّي القَـيُّو ُم َواَتُ ْوبُ اِلَ ْي ِه‬ َ ‫اَ ْستَ ْغفِ ُر هللاَ ال َع ِظ ْي َم الذي الَ اله اِالَّ هُ َو‬
َ ‫رْ‌ض بَ ْع َد َم ْوتِهَا ِإ َّن فِي ٰ َذلِـ‬
ْ ‫ك آَل يَـةً لِّقَـ‬
‫ـو ٍم‬ َ ‫ْال َح ْم ُد هَّلِل ِ الَّ ِذي َأن َز َل ِم َن ال َّس َما ِء َما ًء فََأحْ يَا بِ ِه اَأْل‬
.ُ‫ َوَأ ْشـهَ ُد َأ َّن ُم َح َّمدًا َع ْبـ ُدهُ َو َر ُسـ ْولُه‬،ُ‫ْك لَـه‬ َ ‫ َأ ْشهَ ُد َأ ْن اَل ِإلَهَ ِإالَّ هللاُ َوحْ َدهُ الَ َش ِري‬.‫ُون‬
َ ‫يَ ْس َمع‬
.‫صحْ بِ ِه َأجْ َم ِعي َْن‬
َ ‫ك َسيّ ِدنا ُم َح َّم ٍد َو َعلَى آلِ ِه َو‬ َ ِ‫ك َو َرس ُْول‬َ ‫ص ِّل َو َسلِّ ْم َعلى َع ْب ِد‬ َ ‫اللّهُ َّم‬
.‫َّاي بِتَ ْق َوى هللاِ فَقَ ْد فَا َز ال ُمتَّقُ ْو َن‬ ِ ‫َأ َّما بَ ْع ُد فَيَا ِعبَا َد هللا ُأ ْو‬
َ ‫ص ْي ُك ْم َوِإي‬

Hadirin sekalian, saya berwasiat kepada diri saya sendiri dan


kepada para hadirin sekalian, marilah kita tingkatkan takwa kita
kepada Allah subhânahu wa ta’âlâ dengan selalu menjalankan
perintah-perintah-Nya dan menjauhi segala larangan-larangan-
Nya.

Para hadirin, sesungguhnya Allah subhânahu wa ta’âlâ adalah


Dzat yang Maha Pemurah, Maha Pengasih dan Maha Penyayang
sebagaimana dinyatakan dalam firman-Nya:

‫ان بِ ُك ْم َر ِحي ًما‬


َ ‫ِإنَّهُ َك‬

“Sesungguhnya Allah Maha Penyayang terhadap kalian.” (QS.


al-Isra’: 66).

Dan, berulang kali dalam Al-Qur’an dinyatakan bahwa Allah


Maha-Rahman dan Maha-Rahim. Ini semua adalah garansi dari
Allah bahwa Allah akan memberikan aneka nikmat pada para
hambanya yang dikehendaki dengan berbagai kenikmatan yang
tak mungkin bisa dihitung jumlahnya, seperti dinyatakah dalam
Al-Qur’an:

‫ت هَّللا ِ اَل تُحْ صُوهَا‬


َ ‫َوِإ ْن تَ ُع ُّدوا نِ ْع َم‬

“Kalau kalian menghitung nikmat-nikmat Allah, maka kalian tak


mungkin bisa menuntaskannya” (QS. Ibrahim: 34).

Akan tetapi, mengapa kita lihat banyak sekali orang-orang yang


ditimpakan kesengsaraan? Mengapa kita lihat di sekeliling kita
banyak yang tertimpa musibah? Dan mengapa saat ini kita tidak
mendapat hujan yang biasanya telah membasahi bumi kita,
mengairi sungai-sungai kita, menjadi minuman bagi tanaman,
ternak dan kita sendiri? Untuk menjawabnya, marilah kita ingat
firman Allah subhânahu wa ta’âlâ berikut:

‫ك ُم َغيِّرًا نِ ْع َمةً َأ ْن َع َمهَا َعلَى قَ ْو ٍم َحتَّى يُ َغيِّرُوا َما ِبَأ ْنفُ ِس ـ ِه ْم َوَأ َّن هَّللا َ َسـ ِمي ٌع‬
ُ َ‫ك بَِأ َّن هللاَ لَ ْم ي‬ َ ِ‫َذل‬
‫َعلِي ٌم‬

(Siksaan) yang demikian itu adalah karena sesungguhnya Allah


sekali-kali tidak akan mengubah sesuatu nikmat yang telah
dianugerahkan-Nya kepada suatu kaum, hingga kaum itu
mengubah apa-apa yang ada pada diri mereka sendiri, dan
sesungguhnya Allah Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui”
(QS. al-Anfal: 53).

Ayat di atas menjelaskan bahwa memang pada dasarnya Allah


Maha Pemurah dan Penyayang sehingga senantiasa memberikan
aneka nikmatnya kepada para hambanya. Namun demikian,
Apabila kemudian hamba-hamba tersebut mendustakan nikmat-
Nya, melakukan berbagai maksiat, melakukan aneka kezaliman
yang kesemuanya dilarang Allah, maka saat itulah Allah
kemudian berubah dari asalnya memberi nikmat berubah
menjadi memberi hukuman. Bukan Allah yang berubah menjadi
tidak penyayang, tetapi manusia itu sendirilah yang berubah
menjadi sosok yang tak layak disayangi lagi. Akhirnya, sesuai
firman tersebut, Allah akan memberikan beragam kesulitan dan
kesengsaraan kepada manusia. Karena itulah, marilah senantiasa
kita bertobat kepada Allah.

‫ يُرْ ِس ِل ال َّس َما َء َعلَ ْي ُك ْم ِم ْد َرارًا‬. ‫ان َغفَّارًا‬


َ ‫ا ْستَ ْغفِرُوا َربَّ ُك ْم ِإنَّهُ َك‬

Tentang air hujan, Imam Ibnu Majah meriwayatkan dari


Abdullah ibnu Umar bahwasanya Rasulullah ‫ ﷺ‬bersabda:

ْ ‫……ولَ ْم يَ ْمنَ ُعـ‬


‫ـوا‬ َ ‫اج ِري َْن َخ ْمسٌ ِإ َذا ا ْبتَلَ ْيتُ ْم بِ ِه َّن َوَأ ُع ْو ُذ بِاهللِ َأ ْن تُ ـ ْد ِر ُك ْوهُ َّن‬ِ َ‫يَا َم ْع َش َر ال ُمه‬
……‫ط َر ِم َن ال َّس َمآ ِء َولَ ْو ال البَهَاِئ ُم لَ ْم يُ ْمطَر ُْوا‬ ْ َ‫َز َكاةَ َأ ْم َوالِ ِه ْم ِإال ُمنِع ُْوا الق‬
“Wahai kaum Muhajirin! Ada 5 perkara di mana jika telah
menimpa kalian maka tiada lagi kebaikan bagi kalian. Dan aku
berlindung dengan Allah S.W.T agar kalian tidak menemui
zaman itu. Di antara lima hal itu: …. Dan tidaklah mereka
menahan zakat mal melainkan ditahan juga air hujan dari langit
untuk mereka. Jika seandainya bukan karena binatang yang
hidup di muka bumi ini niscaya tidak diturunkan hujan.” (H.R.
Ibnu Majah)

Dalam hadits ini disebutkan bahwa orang-orang yang tidak


mengeluarkan zakat mal menjadi salah satu penyebab air hujan
ditahan untuk turun. Artinya kemaksiatan yang kita lakukan
berupa menahan hak-hak kaum fakir miskin akan berbalik efek
buruknya pada masyarakat sendiri. Ketika kita tak lagi peduli
dengan orang sekitar, maka Allah tak lagi peduli dengan kita.
Sebagaimana disebutkan dalam suatu hadits:

‫ان ْال َع ْب ُد فِي َع ْو ِن َأ ِخي ِه‬


َ ‫َوهللاُ فِي َع ْو ِن ْال َع ْب ِد َما َك‬

“Allah akan selalu menolong seorang hamba, selama hamba


tersebut menolong saudaranya”. (HR. Muslim)

Karena itulah, mari kita tunaikan kewajiban zakat kita, kita


tingkatkan kadar sedekah kita, kita saling bantu meringankan
beban orang-orang yang tidak mampu. Dengan begitu, kita bisa
berharap agar kemarau ini terangkat dan hujan segera turun
kembali. Dan terakhir yang paling penting, marilah kita
perbanyak membaca istighfar, memohon ampun atas dosa-dosa
dan kesalahan yang telah kita buat, baik disengaja atau tidak.
Itulah di antara hal yang dapat membuat Allah
menganugerahkan hujan pada manusia. Allah berfirman:

‫ان َغفَّارًا * يُرْ ِس ِل ال َّس َما َء َعلَ ْي ُك ْم ِم ْد َرارًا‬


َ ‫ا ْستَ ْغفِرُوا َربَّ ُك ْم ِإنَّهُ َك‬
‫‪“Mohonlah ampun kepada Tuhan kalian, sesungguhnya Dia‬‬
‫‪adalah Maha Pengampun, niscaya Dia akan mengirimkan hujan‬‬
‫‪kepadamu dengan lebat” (QS. Nuh: 10-11).‬‬

‫‪Dengan istighfar yang sungguh-sungguh, dengan tobat‬‬


‫‪yang nasuhah, insyaallah dosa kita akan diampuni dan pada‬‬
‫‪akhirnya berbagai nikmat Allah, salah satunya adalah hujan‬‬
‫‪kembali lagi kita dapat.‬‬

‫طبَقًا َغ َدقًا ُم ْغ ِدقًا َعا ًّمــا‬ ‫اللَّهُ َّم ا ْسقِنَا َوَأ ِغ ْثنَا‪ ،‬اللَّهُ َّم ا ْسقِنَا َغ ْيثًا ُم ِغيثًا هَنِيًئا َو َحيًا َربِيعًا َو َحنًا َ‬
‫ض ـارٍّ َعــا ِجاًل‬
‫ـر َ‬ ‫هَنِيًّا َم ِريًّا َم ِريعًا َمرْ تَعًا َوابِاًل َشا ِماًل ُم ْسبِاًل ُم َجلِّاًل َداِئ ًما َد َررًا نَافِ ًعــا َغ ْيـ َ‬
‫اض ـ ِـر ِمنَّا‬‫يث بِ ِه ْال ِعبَــا َد‪َ ،‬وتَجْ َعلُ ـهُ بَاَل ًغــا لِ ْل َح ِ‬ ‫ث‪َ ،‬غ ْيثًا اللَّهُ َّم تُحْ يِي بِ ِه ْالبِاَل َد‪َ ،‬وتُ ِغ ُ‬‫َغ ْي َر َرايِ ٍ‬
‫ضنَا َس َكنَهَا‪ ،‬اللَّهُ َّم َأ ْن ِزلْ َعلَ ْينَــا‬ ‫ضنَا ِزينَتَهَا‪َ ،‬وَأ ْن ِزلْ َعلَ ْينَا فِي َأرْ ِ‬ ‫َو ْالبَا ِد‪ ،‬اللَّهُ َّم َأ ْن ِزلْ فِي َأرْ ِ‬
‫ي َكثِــيرًا‪ .‬اللَّهُ َّم‬ ‫ت َأ ْن َعا ًما َوَأنَا ِس َّ‬
‫ِم َن ال َّس َما ِء َما ًء طَهُورًا تُحْ يِي ِب ِه بَ ْل َدةً َم ْيتًا َوا ْسقِ ِه ِم َّما َخلَ ْق َ‬
‫ت ال َّش َج ِر َوبُطُو ِن اَأْل ْو ِديَ ِة َوظُه ِ‬
‫ُــور‬ ‫ب َو َمنَابِ ِ‬ ‫وس الظِّ َرا ِ‬ ‫َح َوالَ ْينَا َواَل َعلَ ْينَا‪ .‬اللَّهُ َّم َعلَى ُر ُء ِ‬
‫اآْل َك ِام‪ .‬آمين يا رب العالمين‬

‫‪Khutbah II‬‬

‫الح ُّي القَـيُّو ُم َواَتُ ْوبُ اِلَ ْي ِه ( ‪)٧ x‬‬ ‫اَ ْستَ ْغفِ ُر هللاَ ال َع ِظ ْي َم الذي الَ اله اِالَّ هُ َو َ‬
‫لى تَ ْوفِ ْيقِـ ِه َواِ ْمتِنَانِـ ِه‪َ .‬وَأ ْشـهَ ُد َأ ْن الَ اِلَـهَ ِإالَّ هللاُ َوهللاُ‬ ‫لى ِإحْ َسانِ ِه َوال ُّش ْك ُر لَـهُ َع َ‬ ‫الحمد هللِ َع َ‬
‫ضـ َوانِ ِه‪ .‬اللهُ َّم‬ ‫إلى ِر ْ‬ ‫اعى َ‬ ‫أن َسيِّ َدنَا ُم َح َّمدًا َع ْبـ ُدهُ َو َر ُسـ ْولُهُ الـ َّد ِ‬ ‫ْك لَهُ َوَأ ْشهَ ُد َّ‬ ‫َوحْ َدهُ الَ َش ِري َ‬
‫ص ِّل َعلَى َسيِّ ِدنَا ُم َح َّم ٍد ِو َعلَى اَلِ ِه َوَأصْ َحابِ ِه َو َسلِّ ْم تَ ْسلِ ْي ًما ِكث ْيرًا‬ ‫َ‬
‫ـوا َأ َّن هللاَ َأ َمـ َر ُك ْم بِـَأ ْم ٍر‬
‫َأ َّما بَ ْع ُد فَيا َ اَيُّهَا النَّاسُ اِتَّقُوا هللاَ فِ ْي َما َأ َم َر َوا ْنتَه ُْوا َع َّما نَهَى َوا ْعلَ ُم ْ‬
‫ُصلُّ ْو َن َعل َى النَّبِى يآ‬ ‫بَ َدَأ فِ ْي ِه بِنَ ْف ِس ِه َوثَـنَى بِ َمآل ِئ َكتِ ِه بِقُ ْد ِس ِه َوقَا َل تَعاَلَى ِإ َّن هللاَ َو َمآلِئ َكتَهُ ي َ‬
‫صـلَّى هللاُ‬ ‫صـلِّ َعلَى َسـيِّ ِدنَا ُم َح َّم ٍد َ‬ ‫صـلُّ ْوا َعلَ ْيـ ِه َو َسـلِّ ُم ْوا تَ ْسـلِ ْي ًما‪ .‬اللهُ َّم َ‬ ‫اَيُّهَا الَّ ِذي َْن آ َمنُ ْوا َ‬
‫ض‬ ‫ك َو َمآلِئ َكـ ِة ْال ُمقَـ َّربِي َْن َوارْ َ‬ ‫ُسـلِ َ‬
‫ك َور ُ‬ ‫َعلَ ْيـ ِه َو َسـلِّ ْم َو َعلَى آ ِل َسـيِّ ِدنا َ ُم َح َّم ٍد َو َعلَى اَ ْنبِيآِئ َ‬
‫ـــر َو ُع َمـــر َو ُع ْث َمـــان َو َعلِى َو َع ْن بَقِيَّ ِة َّ‬
‫الصـــ َحابَ ِة‬ ‫َّاشـــ ِدي َْن َأبِى بَ ْك ٍ‬ ‫اللّهُ َّم َع ِن ْال ُخلَفَـــا ِـء الر ِ‬
‫ك يَــا‬ ‫ض َعنَّا َم َعهُ ْم بِ َرحْ َمتِـ َ‬ ‫ـو ِم الـ ِّدي ِْن َوارْ َ‬ ‫ان اِلَى يَـ ْ‬‫َوالتَّابِ ِعي َْن َوتَــابِ ِعي التَّابِ ِعي َْن لَهُ ْم بِاِحْ َسـ ٍ‬
‫َأرْ َح َم الر ِ‬
‫َّاح ِمي َْن‪.‬‬

‫‪---waktu membalik selendang surban dengan menghadap‬‬


‫‪kiblat---‬‬

‫ق‪َ ،‬والَ بَالَ ٍء‪َ ،‬والَ هَـ ْد ٍم‪َ ،‬والَ‬ ‫اللهُ َّم اجْ َع ْلهَا ُس ْقيَا َرحْ َم ٍة‪َ ،‬والَ تَجْ َع ْلهَا ُس ْقيَا َعـ َذا ٍ‬
‫ب‪َ ،‬والَ َمحْـ ٍ‬
‫ون اَأل ْو ِديَـ ِة؛ اللهُ َّم َح َوالَ ْينَــا َوالَ‬
‫ت ال َّش َج ِر‪ ،‬وبُطُ ِ‬
‫ب َواآل َك ِام َو َمنَابِ ِ‬ ‫ق؛ اللهُ َّم َعلَى الظِّ َرا ِ‬ ‫َغر ٍ‬
‫َعلَ ْينَا‪ ،‬اللهُ َّم ا ْسقِنا َغ ْيثًا ُمغيثًا‪َ ،‬م ِريًئا َم ِريعًـا‪َ ،‬سـحَّا َعا ًّمــا‪َ ،‬غـ َدقًا طَبَقًـا‪ُ ،‬م َجلِّالً َداِئ ًمـا إلَى‬
‫ين؛ اللهُ َّم ِإ َّن بِ ْال ِعبَــا ِد َوالبِالَ ِد ِم َن‬ ‫ْث‪َ ،‬والَ تَجْ َع ْلنَــا ِم َن ْالقَــانِ ِط َ‬ ‫اس ـقِنَا ال َغي َ‬ ‫ِّين؛ اللهُ َّم ْ‬ ‫ـو ِم ال ـد ِ‬ ‫يَـ ْ‬
‫الضــرْ َع‪،‬‬ ‫ت لَنَا ال َّزرْ َع‪َ ،‬وَأ ِد َّر لَنَا َّ‬ ‫يك؛ اللهُ َّم َأ ْنبِ ْ‬‫ك َما الَ نَ ْش ُكو ِإالَّ ِإلَ َ‬ ‫ض ْن ِ‬
‫ُوع َوال َّ‬ ‫ْال ُج ْه ِد َو ْالج ِ‬
‫ف َعنَّا ِم َن‬ ‫ض‪َ ،‬وا ْك ِش ـ ْ‬ ‫ت اَألرْ ِ‬ ‫ت لَنَــا ِم ْن بَ َر َكــا ِ‬ ‫الس ـ َما ِء‪َ ،‬وَأ ْنبِ ْ‬ ‫ت َّ‬ ‫ـزلْ َعلَ ْينَــا ِم ْن بَ َر َكــا ِ‬ ‫َوَأ ْنـ ِ‬
‫ت َغفَّارًا‪ ،‬فََأرْ ِسـ ِل َّ‬
‫السـ َما َء َعلَ ْينَــا‬ ‫ك ُك ْن َ‬ ‫ك‪ِ ،‬إنَّ َ‬‫ُك؛ اللهُ َّم ِإنَّا نَ ْسـتَ ْغفِ ُر َ‬ ‫ْالبَالَ ِء َما الَ يَ ْك ِشفُهُ َغ ْير َ‬
‫ِم ْد َرارًا‪ .‬آمين يا رب العالمين‬
‫بى َويَ ْنهَى َع ِن ْالفَحْ شــآ ِء‬ ‫ان َوِإيْتــآ ِء ِذي ْالقُــرْ َ‬ ‫ِعبَا َدهللاِ ! ِإ َّن هللاَ يَْأ ُم ُرنَــا بِاْل َعــ ْد ِل َو ْاِإل حْ َســ ِ‬
‫اشــ ُكر ُْوهُ َعل َى‬ ‫ــذ ُكرْ ُك ْم َو ْ‬ ‫ــر َو ْالبَ ْغي يَ ِعظُ ُك ْم لَ َعلَّ ُك ْم تَــ َذ َّكر ُْو َن َو ْاذ ُكــ رُوا هللاَ ْال َع ِظ ْي َم يَ ْ‬ ‫َو ْال ُم ْن َك ِ‬
‫نِ َع ِم ِه يَ ِز ْد ُك ْم َولَ ِذ ْك ُر هللاِ َأ ْكبَرْ‬

‫‪TATIB PEMILIHAN KETUA MUI KEC. CILAKU‬‬


‫‪MASA KHIDMAT TH 2023 - 2027‬‬

‫‪1.‬‬
‫‪2‬‬
NO NAMA JABATAN TANDA TANGAN

10

11

12

13

14

15

16

17

18

19

Anda mungkin juga menyukai