Anda di halaman 1dari 19

ANGGARAN DASAR DAN ANGGARAN RUMAH TANGGA DKM

DI KABUPATEN SUKABUMI
Sebagai Upaya Membangun Sistem Kemasjidan yang berakar pada kultur
Kehidupan Masyarakat Sukabumi yang telah Berkomitmen untuk: BERSATU
DALAM AQIDAH, BERJAMAAH DALAM IBADAH
DAN TOLERANSI DALAM KHILAFIYAH.

MUKADDIMAH
Bismillahir rahmanir rahim,
Segala puji hanya milik Allah Subhanahu wa ta’ala, shalawat serta salam terlimpah
kita haturkan kepada Rasulullah Muhammad Shalallahu alaihi wasallam beserta
keluarga, para sahabat, dan umatnya hingga akhir zaman.

Tujuan hidup di dunia dalam tatanan masyarakat madani Islami yang diridhoi Allah
SWT adalah untuk mencapai kebahagiaan hidup di dunia dan di akhirat dengan
keyakinan bahwa tujuan itu hanya dapat dicapai dengan pertolongan, taufiq dan
hidayah-Nya. Untuk mencapai tujuan tersebut diperlukan usaha-usaha yang
terencana, teratur, terus menerus dan penuh istiqamah yang selalu bersandar
kepada al-Qur’an dan as-Sunnah dalam setiap tindakannya. Salah satunya adalah
melalui kegiatan dakwah sebagai suatu kewajiban yang harus dipenuhi untuk
menciptakan tata kehidupan masyarakat yang berakhlaqul karimah, mulia dan
penuh rahmat, sebagaimana disyaratkan oleh Allah ta’ala dalam firmannya;

“Dan hendaklah ada di antara kamu segolongan umat yang menyeru kepada
kebajikan, menyuruh kepada yang ma’ruf dan mencegah dari yang mungkar;
merekalah orang‐orang yang beruntung” (Ali Imran: 104).
Maka dengan nama Allah Subhanahu wa ta’ala, Kami Pengurus DMI Kabupaten
Sukabumi bertekad memperkuat peran DKM. DKM  merupakan organisasi strategis
yang dikelola oleh jama’ah dalam melangsungkan aktivitas di masjid dan menjadi
media silaturrahim untuk kerukunan umat. Penggunaan istilah “Kemakmuran” dalam
DKM sesuai dengan At Taubah Ayat 18:
“Hanya yang memakmurkan masjid-masjid ALLAH ialah orang-orang yang beriman
kepada ALLAH dan Hari kemudian, serta tetap mendirikan shalat, menunaikan zakat
dan tidak takut (kepada siapapun) selain kepada ALLAH, maka merekalah orang-
orang yang diharapkan termasuk golongan orang-orang yang mendapat petunjuk”
Masjid merupakan sarana dan wadah syiar ibadah untuk meningkatkan keimanan,
ketaqwaan dan ukhuwah Islamiyah di lingkungan masyarakat sekitarnya. Peranan
penting DKM ke depan, sesuai dengan perkembangan jaman menuntut sentuhan
manajemen modern dalam tata laksana manajemen dan organisasinya. DKM perlu
mengelola masjid secara transparan dan akuntabel dengan tetap mengedepankan
asas musyawarah dan manfaat. Oleh karena itu diperlukan dukungan tertib
administrasi kejelasan tata kerja organisasi berupa ANGGARAN DASAR
(selanjutnya disingkat AD) dan ANGGARAN RUMAH TANGGA (selanjutnya
disingkat ART).Uraian AD/ART sebagai berikut:

}18 :‫ َوَأ َّن الْ َم َس ِاجدَ هَّلِل ِ فَاَل تَدْ ُعوا َم َع اهَّلل ِ َأ َحد ًا } اجلن‬.1
‫ه عن‬%%‫ال فامي يروي‬%%‫مل ق‬%%‫ه وس‬%%‫ىل هللا علي‬%%‫ول هللا ص‬%%‫ه أن رس‬%%‫ ريض هللا عن‬%‫عن أيب سعيد اخلدري‬ .2
‫ه مث زارين‬%%‫ فطوىب لعبد تطهّر يف بيت‬،‫ وإ ّن ّزواري فهيا ّمعارها‬،‫ { ّإن بيويت يف أريض املساجد‬:‫ربه‬
.‫حفق عىل املزور أن يكرم زائره} رواه أبو نعمي‬ّ ‫يف بييت‬
‫ل‬%%‫ { إذا رأيمت الرج‬:‫ال‬%%‫مل ق‬%%‫ه وس‬%%‫ىل هللا علي‬%%‫ ريض هللا عنه عن النيب ص‬%‫فعن أيب سعيد اخلدري‬ .3
. } [‫ة‬%%‫ اآلي‬..‫ر‬%%‫وم اآلخ‬%%‫اجد هللا من آمن ابهلل والي‬%%‫يعتاد املساجد فاشهدوا هل ابإلميان ]إمنا يعمر مس‬
.‫رواه الرتمذي‬
‫املسجد بيت لك مؤمن‬ .4
‫ ذكر هللا و تالوة القران واملسجد‬: ‫ للمؤمن ثالث حصون‬: ‫قال عيل كرمه هللا وهجه‬ .5
6. Masjid adalah representasi khilafatullah fil-ardi. Maka masjid harus ansich
mewakili eksistensi institusi (baetullah) di bumi. (An-Nur: 34).
7. Masjid menjadi pusat keberkahan dan keselamatan hidup kaum Mukminin. Maka
keberadaannya harus menjadi bagaian tidak terpisahkan dari sistem kehidupan
yang mendorong mereka untuk bergabung dengan Masjid. Maka masjid menjadi
baetu (Rumah/Institusi) dan hishnu (Benteng) kulli mumin/setiap mumin. (hadits)
8. Perjuangan Pemerintah Daerah dan MUI Kabupaten Sukabumi dalam
mempelopori Penegakan Syari’at Islam melalui Gerakan Memakmurkan Masjid
(GMM).
9. Perjuangan Ulama, Pemerintah dan masyarakat Sukabumi yang tergabung
dalam Oraganisasi DMI Kabupaten Sukabumi yang bercita-cita membangun
lingkungan masjid mubarokah, sebagai perwujudan dari semangat Penegakan
Syari’at Islam di seluruh Wilayah Kabupaten Sukabumi.
10. Program DMI untuk menjadikan Masjid sebagai UPZISWAF.
Adalah merupakan motivasi lahirnya Spirit Para Pengurus DKM se Wilayah
Kabupaten Sukabumi untuk tampil memerankan organisasi DKM sebagai bagian
dari mitra solusi pembangunan bangsa.
Lebih dari 5300 Masjid tersebar di 386 Desa/Kelurahan se-Kabupaten
Sukabumi. Sebuah Potensi yang luarbiasa untuk membangun sebuah Peradaban
masyarakat Berakhlaq mulia, Maju dan Sejahtera. Namun dibalik aneka
problematika keummatan yang melingkupinya. Bahwa semakin banyaknya masjid,
justru sebagai indikator ketidakharmonisan ummat dan sekaligus merupakan lahan
potensial yang mudah memicu konflik, baik intern maupun ekstern ummat.
Diperlukan sebuah pendekatan jangka panjang yang secara sistemik cultural dapat
mempersatukan dan membangun kualitas pemberdayaannya; yakni melalui
Program Pembenahan AD/ ART DKM.
ANGGARAN DASAR DKM
Anggaran dasar adalah merupakan keseluruhan aturan yang mengatur
secara langsung kehidupan DKM dan hubungan antara DKM dengan para
jamaahnya, untuk terselenggaranya tertib organisasi. Anggaran dasar DKM
dianggap sebagai peraturan intern DKM ditaati oleh seluruh perangkat organisasi
DKM dan seluruh Jamaah. Anggaran dasar DKM adalah merupakan sumber
peraturan tata tertib bagi tertibnya organisasi DKM dengan segala programnya.
Degan kata lain, anggaran dasar DKM adalah sebagai dasar formal bagi persetujuan
atau kesepakatan Pengurus DKM dan jamaah serta merupakan fondasi bagi
keseluruhan kegiatan Kemasjidan.
BAB I
NAMA, DOMISILI DAN KEDUDUKAN

Pasal 1
Nama Organisasi
Organisasi ini diberi nama Dewan Kemakmuran Masjid (DKM).

Pasal 2
Domisili
Kampung ………………. Rt/Rw…………… Desa …………… Kecamatan
……………. Keterangan domisili telah ditetapkan oleh pemerintah setempat dengan
mengacu pada Rekomendasi dan Penetapan DMI Kecamatan tentang Status
Masjid.

Pasal 3
Kedudukan
Organisasi ini berkedudukan di Masjid: …………………….. dan merupakan bagian
dari kinerja DMI Kecamatan : …………………… Kabupaten Sukabumi.

BAB II
AZAS, TUJUAN, USAHA DAN FUNGSI

Pasal 4
Azas
Organisasi DKM berazaskan Alquran dan Sunnah Rasulullah

Pasal 5
Tujuan
Terwujudnya Masyarakat Muslim yang Istiqomah Mengamalkan Rukun Islam secara
sungguh-sungguh dan Berakhlaq Mulia guna membangun Lingkungan Masjid
Mutmainnah, Aman dan Mubarokah.
1. Mewujudkan dan membina masyarakat yang beriman dan bertaqwa kepada
Allah SWT. berilmu dan beramal shaleh dalam mengabdi kepada Allah untuk
mencapai keridhoan-Nya.
2. Menegakkan Tauhid dan menghidupkan Sunnah serta memupuk ukhuwah
Islamiyah demi terwujudnya kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan
bernegara yang diridhoi oleh Allah SWT.
3. Mendirikan, memakmurkan masjid serta melaksanakan fungsi masjid sebagai
pusat ibadah, pembinaan dan pemberdayaan ummat Islam.

Pasal 6
Usaha
1. Membina keimanan ummat Islam, agar berilmu dan bertaqwa dalam upaya
mengabdi kepada Allah SWT.
2. Menyelenggarakan kegiatan yang bernafaskan Islam di bidang da’wah,
pendidikan, sosial, ekonomi dan kesehatan.
3. Melaksanakan amar ma’ruf nahyi munkar.
Pasal 7
Fungsi
Organisasi ini berfungsi sebagai Media Dakwah dan Jihad Fie Sabilillah.
1. Sebagai alat perjuangan dan pembinaan ummat Islam.
2. Menggali dan mengembangkan segala potensi yang ada pada jama’ah.
3. Membentengi aqidah ummat Islam berdasarkan Ahlussunnah.
4. Menjalin ukhuwah Islamiyah.
5. Menegakkan syi’ar Islam.
6. Menghidupkan semangat musyawarah.

BAB IV
KEANGGOTAAN DAN PENGURUS

Pasal 8
Keanggotaan (Jama’ah)
1. Anggota (Jama’ah) DKM adalah Ummat Islam yang bermukim di lingkungan
masjid dan sekitarnya yang menjadi peserta shalat Jum’at.
2. Setiap Anggota memiliki hak dan kewajiban yang sama, namun berbeda dalam
fungsinya, yang terdiri atas:
a) Anggota Biasa
b) Anggota Struktural, yaitu Anggota yang terpilih dalam kepengurusan DKM.

Pasal 9
Masa Khidmah
Masa Khidmah organisasi ini adalah 5 tahun terhitung sejak diterbitkannya SK
Kepengurusan oleh DMI Kecamatan.

Pasal 10
Struktur Organisasi
1. Organisasi DKM di Kabupaten Sukabumi berada dibawah DMI Kecamatan
2. Komunikasi dan Pembinaan dibawah DMI Kecamatan.
3. Koordinasi dan Konsultasi dibawah Kasi Penamas Kemenag Kecamatan.

Pasal 11
SK Pengesahan Pengurus Terpilih
1. Berita Acara Pemilihan Pengurus dikirimkan ke DMI Kecamatan.
2. Surat Keputusan Pengesahan Pengurus DKM dan Pelantikan Pengurus
dilakukan oleh DMI Kecamatan.
3. Khusus untuk DKM Masjid Besar Kecamatan Surat Keputusan Pengesahan
Pengurus DKM dan Pelantikan Pengurus dilakukan oleh DMI Kabupaten.
4. Pemberian Nomor SK oleh DMI disesuaikan dengan Nomor Registrasi Masjid
pada Kasi Penamas Kecamatan.

BAB V
VISI, MISI DAN RAPBM

Pasal 12
Visi DKM
Masjid Ma’mur Masyarakat Mubarokah

Pasal 13
Misi
1. Menata manajemen kelembagaan, keorganisasian dan kesekretariatan masjid
2. Meningkatkan intensitas dan kualitas ukhuwwah antar jamaah masjid
3. Mengoptimalkan kuantitas serta kualitas ‘imaroh/ri’ayah, idaroh dan peran sosial
dan pemberdayaan masjid.
4. Mengoptimalkan peran dan fungsi masjid dalam memakmurkan jama’ah.
Pasal 14
Pengelolaan Keuangan
Pendapatan dan pengeluaran keuangan diatur berdasarkan Rencana Anggaran
Pendapatan dan Belanja Masjid (RAPBM), sehingga kegiatan anggaran
pengeluaran ditetapkan berdasarkan hasil RAT.

BAB VI
WILAYAH BINAAN, SUB ORGANISASI DAN SERTIFIKASI
Pasal 15
Wilayah Binaan DKM
Diambil dari batas kedatangan jamaah Shalat Jum’at yang telah disepakati bersama
DKM tetangga dan mendapat pengesahan dari KUA dan MUI Kecamatan.
Pasal 16
Sub Organisasi DKM
Adalah organisasi Pelaksana Kegiatan DKM dan Kepengurusannya di SK kan oleh
DKM. (Seperti: Majelis Ta’lim, Pemuda/Remaja Masjid, Pokja Surau,UPZISWAF dll.)

Pasal 17
Akreditasi DKM
Bahwa DKM di Kabupaten Sukabumi merupakan bagian dari Kinerja Program
Akreditasi DKM yang dilakukan oleh DMI dan Kemenag Kabupaten.
BAB VII
PERMUSYAWARAHAN

Pasal 18
1. Hasil Musyawarah Umum/Musyawarah Umum Luar Biasa adalah merupakan
keputusan tertinggi dalam memecahkan setiap permasalahan.
2. Musayawarah hanya dapat dilakukan oleh keanggotaan DKM.
3. Musyawarah yang dimaksud pada Pasal 18 adalah :
a) Musyawarah Umum/Musayawarah Umum Luar Biasa
b) Musyawarah Kerja
c) Rapat-rapat Rutin dan Insidental

BAB VIII
PERUBAHAN ANGGARAN DASAR

Pasal 19
1. Perubahan dan penambahan Anggaran Dasar (AD) dan Anggaran Rumah
Tangga (ART) dapat dilakukan melalui Musyawarah Umum/Musyawarah Umum
Luar Biasa, yang dihadiri oleh keanggotaan Struktural dan Anggota Biasa
dengan persetujuan dari ⅔ (dua per tiga) dari Anggota yang hadir.
2. Perubahan Anggaran Dasar (AD) dimuat dalam Amandemen tersendiri.

BAB IX
PEMBUBARAN ORGANISASI

Pasal 20

Pembubaran organisasi hanya dapat dilakukan oleh Musyawarah Umum dan


disetujui oleh seluruh Anggota.

BAB X
ATURAN TAMBAHAN

Pasal 21
Hal-hal yang belum diatur dalam Anggaran Dasar ini, selanjutnya akan diatur dalam
Anggaran Rumah Tangga (ART) serta Peraturan atau ketentuan tersendiri yang
tidak bertentangan dengan Anggaran Dasar ini.
BAB X
PENUTUP

Pasal 17
1. Apabila dikemudian hari terdapat kekeliruan pada Anggaran Dasar ini maka akan
direvisi melalui Amandemen dalam Musyawarah Umum.
2. Anggaran Dasar ini disahkan pada Musyawarah Daerah Dewan Masjid Indonesia
hari Sabtu tanggal enam belas bulan Nopember tahun Dua ribu tiga belas.
3. Anggaran Dasar ini berlaku terhitung sejak tanggal disahkan dan ditetapkan.
ANGGARAN RUMAH TANGGA DKM

Anggaran Rumah Tangga adalah suatu acuan program dalam garis besar
sebagai pernyataan kehendak pimpinan dan anggota suatu organisasi yang berisi
Kerangka Umum Program Kerja yang ditetapkan oleh Rapat Pimpinan dan
Anggota Suatu Organisasi. Kerangka Umum Program Kerja tersebut merupakan
rangkaian program program Kerja yang menyeluruh, terarah dan terpadu yang
berlangsung secara berkesinambungan. Rangkaian program-program kerja yang
terus-menerus tersebut adalah Penjabaran dari Visi dan misi seperti termaksud di
dalam Anggaran Dasar organisasi DKM Bab 4 Pasal 10 dan 11.

BAB I
PENDAHULUAN

Bahwa tujuan utama Kepengurusan Dewan Kemakmuran Masjid (selanjutnya


disebut DKM) adalah mengelola, menjaga, memelihara, membangun serta
memakmurkan masjid, sehingga berdampak kepada kemakmuran dan keberkahan
kehidupan jamaah (Sebagaimana diamanatkan pada Anggaran dasar Pasal 5).
Untuk keberhasilan dan kelancaran program-program DKM, perlu disusun petunjuk
pelaksanaan operasional yang akan dijadikan acuan (manual) bagi pelaksanaan
kegiatan. Petunjuk operasional dimaksud adalah Anggaran Rumah Tangga yang
telah disetujui dalam Musyawarah Umum Jama’ah

BAB II
JAMA’AH, HAK DAN KEWAJIBAN JAMA’AH

Pasal 1
JAMA’AH
Jama’ah Masjid adalah Umat Islam yang bertempat tinggal diwilayah Mustaotinin
Sholat jum’at dan melaksanakan Solat Jum’at di Masjid tersebut.

Pasal 2
HAK JAMA’AH
Jama’ah masjid mempunyai hak :
1. Memilih dan/atau dipilih dalam kepengurusan DKM
2. Berpartisipasi aktif dengan memberikan pendapat dan saran untuk kemajuan dan
keberhasilan program

Pasal 3
KEWAJIBAN JAMA’AH
Setiap Jama’ah wajib untuk;
1. Menta’ati Anggaran Dasar/ Anggaran Rumah Tangga dan Keputusan/ Peraturan
Organisasi.
2. Membela dan menjaga nama baik organisasi.
3. Berlomba-lomba dalam kebaikan dengan cara saling mengingatkan pada sesama
jama’ah untuk menunaikan ajaran agama secara Kaffah.
4. Menghadiri dan mengikuti musyawarah, rapat, pertemuan, kajian, serta kegiatan-
kegiatan organisasi sesuai AD/ART.

BAB III
PEMBENTUKAN PENGURUS

Pasal 4
SYARAT UMUM SUSUNAN KEPENGURUSAN DKM
1. Ketua dan Pembina dipilih dan ditetapkan berdasarkan MusyawarahUmum, yang
dilaksanakan setiap 3 (tiga) tahun sekali.
2. Masa kerja Pembina, Ketua dapat diperpendek atau diperpanjang sesuai dengan
keputusan MUSUM/ MUSUM Luar Biasa
3. Syarat umum menjadi Ketua DKM dan Pembina harus diutamakan berasal dari
Jama’ah yang tinggal/berdomisili di lingkungan dekat Masjid. Karena Ketua
memiliki tanggungjawab moral untuk senantiasa menjadi Uswah Hasanah
(Contoh yang baik) dalam seluruh kegiatan Ibadah (Terutama Solat Berjamaah),
Da’wah dan kegiatan Sosial .
4. Ketua terpilih berhak melengkapi personalia DKM (melengkapi struktur
organisasi) yang terdiri atas seksi-seksi sesuai dengan kebutuhan organisasi.
5. Dalam melengkapi/menentukan personalia DKM, Ketua terpilih hendaknya
memperhatikan saran dan pertimbangan Penasehat dan Pembina dalam memilih
jama’ah yang bisa bekerjasama dengan ketua.
6. Susunan organisasi DKM terdiri dari :

I. PELINDUNG:

1. Masjid Agung Kabupaten: Bupati, Kapolres, Dandim dan Kepala


Kementrian Agama
2. Masjid Besar Kecamatan: Camat, Kepala KUA, Danramil & Polsek.
3. Masjid Jami Desa/Kelurahan: Kepala Desa/Lurah dan Babinsa.
4. Masjid Jami Kedusunan: Kepala Dusun/RW.

II. PEMBINA :

1. Masjid Agung Kabupaten: Ketua DMI Kabupaten, Ketua MUI Kabupaten,


Kepala Bagian Sosial Keagamaan
2. Masjid Besar Kecamatan: DMI Kabupaten, Kepala Seksi Keagamaan
Kecamatan, KUA.
3. Masjid Jami Desa/Kelurahan: Kepala Desa/Lurah dan Babinsa.
4. Masjid Jami Kedusunan: Kepala Dusun/RW .

III.    PENGURUS

1. Ketua :

3. Sekretaris :

4. Bendahara :

5. Seksi-seksi :

- Seksi Idarah :

- Seksi Imarah :
- Seksi Riayah :

1. Bagian Idaroh :

1. Perencanaan :

2. Keorganisasian :

3. Administrasi :

4. Pendataan :

5. Kelembagaan :

2. Bagian ‘Imaroh

1. Ibadah :

2. Pendidikan dan Da’wah :

3. Pengelolaan ZIS (UPZ) :

4. Sosial/Santunan Dhu’afa :

5. Pengurusan Jenazah :

6 PHBI :

7 Remaja Masjid :

8 Majelis Ta’lim Kaum Ibu :

9 Penyembelihan Qurban

1 Usaha/Ekonomi
0

3. Bagian Ri’ayah

1. Pemeliharaan Bangunan :

2. Sarana dan Prasarana :

3. Peralatan milik Masjid :

4. Kebersihan :

6 MCK Jamaah Masjid :

7 Instalasi Listrik,PAM,Telp dll. :

8 Keamanaan dan Ketertiban :


Ibadah

Pasal 5

WEWENANG DAN TANGGUNG JAWAB

1. Susunan struktur organisasi yang terdiri atas Majelis-majelis sebagaimana


tersebut pada pasal (4) ayat (6) diatas dapat disesuaikan dengan kondisi dan
kebutuhan organisasi.

2. Wewenang dan tanggungjawab,


a. Pelindung, Lurah/Kepala Desa berwenang dan bertanggung jawab untuk
memberikan dukungan kepada DKM untuk melaksanakan programnya,
memelihara hubungan dan menjaga keharmonisan antara pemerintah, warga
masyarakat dan lembaga lainnya. Bersama-sama dengan Pembina dapat
mengusulkan diadakan Musawarah Umum Luar Biasa apabila dianggap
perlu.
b. Pembina, Ketua DMI dan MUI Desa.
c. Pengarah, adalah unsur Tokoh-tokoh masyarakat, yang terdiri dari, Alim
Ulama dan cendekiawan. Anggotanya yang duduk sebagai pengurus DKM
minimal 2 (dua) orang atau maksimal 5 (lima) orang. berwenang menampung
dan mempertimbangkan masukan dari jama’ah masjid, memberikan masukan
dan pertimbangan kepada Pengurus DKM.
Bersama-sama dengan Pembina dapat mengusulkan diadakan Musawarah
Umum Luar Biasa apabila dianggap perlu.

Pengarah bertanggung jawab terhadap keharmonisan hubungan antara


jama’ah dengan DKM

d. Ketua Umum, beserta perangkat organisasi dibawahnya wajib melaksanakan


Garis-garis besar program kerja DKM yang telah disetujui Musawarah
Umum / Musawarah Umum Luar Biasa.
Dalam melaksanakan tugasnya pengurus DKM wajib mengacu kepada
Aggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga .

Selama masa jabatannya, Ketua Umum berhak Mengangkat/


memberhentikan para pembantunya.

Ketua umum, berhak menerjemahkan Garis-garis besar rencana kerja ke


dalam bentuk Program kerja rutin dan program kerja pembangunan yang
tidak bertentangan dengan Garis-garis besar rencana kerja yang ditetapkan
Musawarah Umum/Musawarah Umum Luar Biasa.
e. Wakil Ketua Umum, bertanggung jawab kepada Ketua Umum, atas
pendelegasian Ketua Umum dapat menggantikan peran Ketua Umum apabila
diperlukan
f. Sekretaris dan Wakil Sekretaris, bertanggungjawab kepada Ketua Umum,
membantu Ketua Umum dibidang administrasi
g. Bendahara, ditunjuk dan bertanggung jawab kepada Ketua Umum, membantu
Ketua Umum di bidang administrasi keuangan dan perbendaharaan.
h. Majelis-majelis dan anggota-anggotanya, bekerja membantu ketua umum
dalam melaksanakan agenda program kerja rutin atau program kerja
pembangunan sesuai bidang masing-masing.

BAB IV
MUSYAWARAH DAN PEMILIHAN
PENGURUS

Pasal 6
MUSYAWARAH
Jenis musyawarah diatur sebagai berikut :
1. Musyawarah Umum Jama’ah
2. Musyawarah Kerja DKM
3. Musyawarah Rutin DKM
2. Tata Tertib Musyawarah Umum / Musyawarah Umum Luar Biasa akan diatur
lebih lanjut dalam Tata Tertib Musyawarah Umum / Musyawarah Umum Luar
Biasa.

Pasal 7
MUSYAWARAH UMUM JAMA’AH
1. Musyawarah Umum Jama’ah atau MUSUM merupakan pemegang kedaulatan
dan kekuasaan tertinggi organisasi.
2. MUSUM diadakan setiap 3 (tiga) tahun dihadiri oleh :
a. Seluruh pengurus DKM
b. Ketua RW dan para Ketua RT.
c. Anggota Jama’ah yang diundang dengan kriteria keaktifan dalam
memakmurkan masjid.
3. Dalam keadaan luar biasa, atas permintaan penasehat dan Pembina
Musyawarah Umum dapat dipercepat sebelum masa jabatan selesai dengan
menyelenggarakan Musyawarah Luar Biasa. Musyawarah Luar Biasa dapat
dilaksanakan bilamana;
a. Organisasi dalam kedaan darurat atau keadaan yang membahayakan
persatuan, kesatuan dan Ukhuwah Islamiyah dan atau keadaan lainnya yang
membahayakan kelangsungan hidup organisasi.
b. Berada pada suatu kondisi dimana anggaran dasar dan anggaran rumah
tangga sudah tidak relevan lagi untuk diterapkan sehingga diperlukan dan
mendesak diadakan perubahan Anggaran Dasar /Anggaran Rumah Tangga.
4. Musyawarah Luar Biasa dipimpin oleh seorang ketua, dilengkapi satu orang wakil
ketua dan satu orang sekretaris, yang semuanya ditunjuk dari peserta MUSUM
dan bersifat Ad Hoc.
5. Kewenangan MUSUM Luar Biasa, sama kedudukan dengan Musyawarah Umum
Jama’ah.
6. Penundaan Musyawarah Umum Jama’ah :
a. Musyawarah Umum dapat ditunda paling lama 1 (satu) tahun atas permintaan
Musyawarah kerja DKM.
b. Apabila setelah ditunda selama 1 (satu) tahun ternyata tidak dapat
dilaksanakan Musyawarah Umum maka atas keputusan penasehat dan
pembina dibentuk karateker dengan tugas melaksanakan Musyawarah Umum.
7. Musyawarah Umum Jama’ah berwenang :
a. Menetapkan atau mengubah Anggaran Dasar /Anggaran Rumah Tangga.
b. Menilai laporan pertanggungjawaban DKM .
c. Menetapkan Program Umum Organisasi.
d. Memilih ketua DKM.
e. Menetapkan hal-hal selain tersebut pasal 7 (a) sampai dengan pasal 7 (d),
apabila dipandang perlu.

Pasal 8
MUSYAWARAH KERJA DKM
1. Musyawarah Kerja DKM adalah forum koordinasi, evaluasi, konsultasi dan
informasi dalam rangka mengembangkan keterpaduaan pelaksanaan program
organisasi.
2. Musyawarah Kerja DKM diadakan sekurang-kurangnya 1 (satu) kali dalam 2
(dua) tahun.
3. Musyawarah Kerja DKM dihadiri oleh :
a. Seluruh Pengurus DKM.
b. Ketua RT / RW dengan catatan bila yang bersangkutan seorang non muslim
agar diwakilkan pada pengurus RW / RT yang muslim.
4. Musyawarah Kerja DKM dipimpin oleh Ketua DKM dan dapat didelegasikan

Pasal 9
MUSYAWARAH RUTIN DKM
1. Guna memelihara keutuhan, kebersamaan dan keterpaduan maka sekurang-
kurangnya setiap 3 (tiga) bulan sekali dilaksanakan Musyawarah Rutin.
2. Musyawarah Rutin dihadiri oleh seluruh anggota DKM.
3. Setiap seksi menyiapkan materi sesuai dengan bidang dan fungsinya, sebelum
pelaksanaan Musyawarah Rutin DKM.
4. Musyawarah Rutin dipimpin Ketua DKM atau yang mewakili.

BAB V
HAK SUARA DAN SAHNYA
MUSYAWARAH

Pasal 10
HAK SUARA
1. Yang mempunyai Hak Suara dalam Musyawarah Umum Jama’ah adalah:
a. Seluruh Pengurus DKM.
b. Ketua RW dan Ketua RT, bila yang berangkutan non muslim atau sebagai
pengurus DKM agar diwakilkan pada pengurus RW/RT yang muslim.
c. Jama’ah Masjid, dengan sistem perwakilan yang ditetapkan oleh RT/RW yang
bersangkutan.
d. Perwakilan dari organisasi yang berafiliasi dengan masjid. seperti, Majlis
Ta’lim, REMAJA MASJID dan atau lainnya.
2. Yang mempunyai Hak Suara dalam Musyawarah Kerja DKM adalah:
a. Seluruh Pengurus DKM .
b. Ketua RW dan Ketua RT, bila yang bersangkutan non muslim atau sebagai
pengurus DKM agar diwakilkan pada pengurus RW/RT yang muslim.
c. Perwakilan dari organisasi yang berafiliasi dengan masjid seperti Majlis
Ta’lim.

3. Yang mempunyai Hak Suara dalam Musyawarah Rutin DKM adalah seluruh
Pengurus DKM.

Pasal 11
SAHNYA MUSYAWARAH UMUM, MUSYAWARAH
KERJA DAN MUSYAWARAH RUTIN DKM
1. Musyawarah Umum, Musyawarah Kerja DKM dan Musyawarah Rutin DKM
dinyatakan syah apabila dihadiri lebih ½ (setengah) dari jumlah peserta yang
berhak hadir/diundang.
2. Sidang-sidang Musyawarah Umum, Musyawarah Kerja DKM dan Musyawarah
Rutin DKM dinyatakan memenuhi korum apabila dihadiri lebih ½ (setengah) dari
jumlah peserta yang hadir

Pasal 12
PENGAMBILAN KEPUTUSAN
1. Keputusan-keputusan musyawarah sejauh mungkin diambil atas dasar
musyawarah untuk mufakat.
2. Apabila musyawarah dan mufakat sebagaimana yang dimaksud pasal (1) pasal
ini tidak memungkinkan, maka sebagai jalan terakhir adalah pemungutan suara
atas dasar suara terbanyak.

Pasal 13
PEMILIHAN DKM
1. Ketua DKM dipilih dan ditetapkan oleh Musyawarah Umum Jama’ah, untuk
diajukan kepada DMI dan KUA Kecamatan agar mendapat SK.
2. Tata cara pemilihan ketua diatur dalam tata tertib Musyawarah Umum Jama’ah.
3. Wakil Ketua Umum, Sekretaris, Wakil Sekretaris, Bendahara dan Ketua Majelis-
majelis dan Anggota-anggotanya, dipilih oleh Tim Formateur, lebih lanjut akan
diatur dalam Tata Tertib Musayawarah Umum / Musyarah Umum Luar Biasa.
4. Tim Formateur terdiri dari Ketua umum terpilih, Pelindung (Lurah), Pembina
(Kepling) dan Pengarah (perwakilan Tokoh-tokoh masyarakat) dan 1 orang
perwakilan pengurus periode sebelumnya, lebih lanjut diatur dalam Tata Tertib
Musayawarah Umum/ Musayawarah Umum Luar Biasa
5. Tim Formateur berjumlah paling sedikit 5 orang dan paling banyak 7 orang yang
diatur lebih lanjut dalam tata tertib musyawarah umum/ musyawarah umum luar
biasa.
6. Selambat-lambatnya dalam waktu 3 (tiga) bulan setelah terpilih Ketua DKM
diharuskan telah menyusun seluruh Pengurus DKM beserta uraian tugasnya.

Pasal 14
BERHENTI DARI KEPENGURUSAN
Anggota DKM berhenti karena :
1. Permintaan sendiri.
2. Meninggal dunia
3. Selain sebab yang disebut pada ayat (1) dan (2) pasal ini.
BAB VI
KEUANGAN DKM
Pasal 15
SUMBER KEUANGAN DAN PENYIMPANAN DANA
1. Sumber Keuangan DKM diperoleh dari:
a. Zakat, Infaq, Shadaqoh, Wakaf, Fidiyah (ZISWAF) Jama’ah dan diluar
jama’ah
b. Sumber lainnya yang syah menurut Syariah dan tidak mengikat.
2. Penyimpanan uang yang belum dimanfaatkan.
Untuk keamanan dana (fisik uang) atas dana DKM yang belum dimanfa’atkan, wajib
diamankan dengan disimpan di Bank Syariah atas nama DKM.

Pasal 16
PENGGUNAAN KEUANGAN
1. Jenis Pengeluaran terdiri atas:
a. Pengeluaran operasional terdiri atas pengeluaran untuk retribusi listrik, air,
telepon, honorarium penjaga masjid, dan lainnya yang tergolong pengeluaran
operasional.
b. Pengeluaran penyelenggaraaan kegiatan antara lain kegiatan pengajian
rutin/periodik, kegiatan hari besar Islam/penyelenggaraan, kegiatan bulan
Ramadhan beserta kegiatan lain yang mendukungnya seperti pengeluaran
untuk akomodasi/infak penceramah, lombalomba, sunatan masal, konsumsi,
dan bantuan untuk kegiatan Remaja Masjid, TPA dan Majlis Ta’lim.
c. Pengeluaran santunan dan penyaluran dana kepada para mustahik seperti
santunan anak yatim, menyalurkan zakat baik dalam rangka program DKM
maupun meneruskan amanah dari muzaki.
d. Pengeluaran pembangunan dan pemeliharaan masjid.
2. Otorisasi penggunaan uang, wajib mengacu kepada program/peruntukan dalam
anggaran yang telah disepakati dan disahkan dalam Rapat Penyusunan
Rencana Anggaran Pendapatan dan Pengeluaran Masjid (RAPBM), baik
program umum atau program khusus.
3. Penggunaan/penarikan uang yang tersimpan di bank harus ditanda tangani
sekurang-kurangnya oleh dua orang
Pasal 17
PELAPORAN
1. Mingguan
Melaporkan posisi dana kas baik secara lisan yang disampaikan kepada jama’ah
pada saat sebelum penyelenggaraan shalat Jum.at atau ditempel di papan
pengumuman yang isinya memberitahukan mengenai saldo kas minggu lalu,
penerimaan /pengeluaran dalam minggu ini dan saldo akhir minggu akhir ini.
2. Bulanan
Melaporkan posisi keuangan setiap akhir bulan kepada jama’ah.
3. Tahunan
Melaporkan penerimaan dan pengeluaran ditujukan kepada Penasehat, Pembina
dan di tempel di papan pengumuman masjid berisi mutasi keuangan selama satu
tahun dengan penjelasan
a. Saldo uang awal periode baik tunai maupun yang ada di bank.
b. Penerimaan, yang disajikan dalam kelompok berdasarkan sumber
penerimaan yaitu penerimaan zakat, infak, sadaqah, wakaf, fidiyah dan lain-
lain.
c. Pengeluaran berdasarkan kelompok penggunaan yaitu pengeluaran
operasional, pengeluaran kegiatan, pengeluaran santunan atau penyaluran
berdasarkan amanah seperti zakat, santunan yatim piatu, pengeluaran
pemeliharaan dan pembangunan sarana dan prasarana ibadah dan
pengeluaran lainnya.
e. Saldo dana milik DKM dalam bentuk tunai maupun dana yang ada di bank
pada akhir periode.
4. Akhir Masa Bhakti
Pelaporan akan disampaikan pada MUSUM/MUSUM Luar Biasa, bentuk format
laporan sama seperti pada angka (3) diatas, namun dengan mutasi selama
periode masa jabatan kepengurusan DKM.

Pasal 18

TRANSPARANSI DAN AKUNTABILITAS

1. Pendapatan yang diperoleh dan Belanja yang dipergunakan harus diumumkan


melalui Papan informasi yang dipajang setiap saat di dalam dan di luar Masjid.
2. Buku Kas / Perbendaharaan serta seluruh dokumen/transaksi pendukungnya
harus tercatat dan tersimpan dengan baik oleh Pengurus.
3. Keuangan / Perbendaharaan harus dapat diaudit oleh pihak yang berkompeten
kapan diperlukan.

Pasal 19

SANKSI-SANKSI

Apabila terjadi dugaan penyimpangan terhadap pengelolaan keuangan, yang secara


sah dan meyakinkan maka Ketua Umum dan Pengurus yang terlibat dapat
dikenakan sanksi-sanksi antara lain :

1. Sanksi Sosial :
a) Diberi peringatan lisan oleh Anggota dan Peringatan Tertulis oleh Pelindung
(Lurah) serta Pembina (Kepala Lingkungan).
b) Apabila 3 x (tiga kali) telah diberi peringatan tertulis oleh Pelindung (Lurah)
dan Pembina (Kepling), namun pengurus tidak juga memberi laporan
pertanggung jawabannya, maka Pelindung bersama dengan Pembina dapat
menggagas Musyawarah Luar Biasa, untuk memberhentikan Ketua Umum
dan Pengurus yang terlibat.
2. Sanksi Hukum :
a) Pelindung (Lurah) bersama-sama dengan Pembina (Kepala Lingkungan)
berhak memerintahkan Auditor (Akuntan) untuk mengaudit serta
menginvestigasi segala perbuatan penyalah gunaan yang dilakukan
Pengurus.
b) Apabila Tim Auditor (Akuntan) menemukan bukti-bukti secara sah dan
meyakinkan atas penyalah gunaan keuangan organisasi BKM, maka Ketua
Umum dan Pengurus yang terlibat harus diproses melalui jalur hukum dan
dituntut sesuai dengan aturan hukum yang berlaku di Negara Republik
Indonesia.

BAB VII
PROGRAM
Pasal 18
1. Program DKM. meliputi bidang-bidang:
a. Pembinaan dan peningkatan ibadah, kajian agama, pelayanan social
kemasyarakatan.
b. Peningkatan tertib administrasi dan organisasi.
c. Peningkatan upaya pengerahan Ziswaf (Zakat, Infaq, Shodaqoh dan Wakaf).
d. Pembangunan/pemeliharaan dan pengembangan sarana dan prasarana
masjid.
e. Bidang lainnya yang diputuskan dalam Musyawarah Umum Jama’ah.
2. Program kerja DKM pada angka (1) diatas harus mengacu pada program umum
yang diputuskan MUSUM/MUSUM Luar Biasa.
3. Program kerja DKM baik jangka pendek maupun jangka menengah dalam satu
periode kepengurusan, harus disusun selambat-lambatnya 6 (enam) bulan
setelah MUSUM/MUSUM Luar Biasa dan merupakan penjabaran dari program
umum hasil MUSUM/MUSUM Luar Biasa.

BAB VIII
KETENTUAN LAIN-LAIN
Pasal 19

1. Bagi Badan Otonomi DKM yang memerlukan pengaturan organisasi tersendiri


sebagai kelengkapan untuk kelancaran roda organisasi dapat menyusun
peraturan organisasi sepanjang tidak bertentangan dengan azas dan tujuan
DKM.
2. Badan Otonomi yang dimaksud pada angka (1) pasal ini adalah :
a. Majlis Ta’lim, Remaja Masjid DLL.
b. Badan otonomi lainnya yang dibentuk oleh DKM melalui Musyawarah Umum
Jama’ah atau melalui Musyawarah Kerja DKM.

BAB IX
KETENTUAN PENUTUP
Pasal 20
1. Anggaran Rumah Tangga ini merupakan bagian yang tak terpisahkan dan saling
melengkapi dengan Anggaran Dasar.
2. Hal-hal yang belum diatur dalam Anggaran Rumah Tangga ini diatur dalam
peraturan-peraturan organisasi.
3. Anggaran Rumah Tangga ini hanya dapat dirubah dalam Musyawarah Umum
Jama’ah.
Pasal 21
Anggaran Rumah Tangga ini berlaku sejak tanggal ditetapkan.
Ditetapkan:
BERITA ACARA
PENGUKUHAN KETUA DEWAN KEMAKMURAN MASJID (DKM)
MASJID JAMI ...................... DESA..........................KECAMATAN KEBONPEDES
MASA KHIDMAH 2021 – 2026

Pada hari ini.................. tangga.................. tahun Dua Ribu Dua Puluh Satu, telah
diadakan musyawarah pemilihan Ketua Dewan Kemakmuran Masjid (DKM) Masjid
Jami ............................... Masa Khidmah 2021 sampai dengan 2026 yang bertempat
di ..................................................., ..............................................................................
........ Pukul  ...................................

Berdasarkan hasil musyawarah pemilihan Ketua Dewan Kemakmuran Masjid


(DKM) Masjid Jami ........................ telah terpilih
Bapak/Saudara .................................................. sebagai Ketua Dewan Kemakmuran
Masjid (DKM) Masjid Jami ........................... Masa Khidmah 2021 sampai dengan
2026.

Demikian berita acara pemilihan Ketua Dewan Kemakmuran Masjid (DKM) Masjid


Jami .......................... Masa Khidmah 2021 sampai dengan 2026 ini dibuat, untuk
dapat dipergunakan sebagaimana mestinya.

Sukabumi, 2021 M
Sya’ban 1442 H

PANITIA PEMILIHAN
DKM MASJID
JAMI.......................
DESA......................................
KECAMATAN ........................

KETUA SEKRETARIS

........................... ........................................
Mengetahui,

Ketua RW/RT Ketua DMI


Desa Kebonpedes

........................................ ...............................................

Kepala Desa Ketua DMI Kecamatan


Kebonpedes Kebonpedes
....................................... A.Rahman Mansyur,S.Ag
SUSUNAN PENGURUS
DEWAN KEMAKMURAN MASJID (DKM) MASJID JAMI..................
KP............................ DESA................................KECAMATAN
KEBONPEDES KABUPATEN SUKABUMI
MASA KHIDMAH 2021 – 2026
I. PEMBINA
1.  Kepala Desa Jambenenggang
2.  MUI Desa Jambenenggang
3. DMI Desa Jambenenggang
II.      PENASEHAT:
1.  Tokoh Ulama/Tok
2.  Kepala Dusun
III.    PENGURUS
Ketua :
Wakil Ketua :
Sekretaris :
Wakil Sekretaris :
Bendahara :
Wakil Bendahara :

Bidang Idaroh .1
1 Perencanaan & Usaha :
.
2 Administrasi & organisasi :
.
3 Dokumentasi & Publikasi :
.

Bidang ‘Imaroh .2
1 Ibadah & Dakwah :
.
2 Pendidikan dan Kesehatan :
.
3 PHBI & Sosial :
.

Bidang Ri’ayah .3
1 Keamanan & Ketertiban :
.
2 Pemeliharaan & Perlengkapan :
.
3 Kebersihan & Lingkungan :
. Masjid
:

Ditetapkan di : Kebonpedes
Pada Tanggal : 2021 M
1443 H

KETERANGAN :

1. RI’AYAH :
Adalah Perencanaan dan pemeliharaan pembangunan Masjid,
meliputi Penataan ruangan Masjid, Fasilitas Masjid dan sebagainya.

2. IDAROH :
Adalah : Pengelolaan Organisasi Masjid, meliputi Visi dan Misi Pengurus Masjid,
Pungsi Pengurus Masjid, Tata kerja Pengurus Masjid serta pembentukan dan
pemilihan Pengurus Masjid.

3. IMAROH :
Adalah : Pengelolaan Program Pemberdayaan Ummat di lingkungan Masjid,
meliputi pengelolaan kegiatan ibadah Mahdoh (Ritual), Pengelolaan kegiatan
Ibadah sosial kemasyarakatan (Mu’amalah), langkah memakmurkan dan
memberdayakan Masjid, adab beribadah didalam Masjid, Masjid dalam aktifitas
Dakwah, Keamanan dan ketertiban lingkungan Masjid.

Anda mungkin juga menyukai