Oleh
KELOMPOK 5 KELAS XI MIPA 8
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Majelis Ulama Indonesia adalah wadah atau majelis yang menghimpun para ulama,
zuama dan cendekiawan muslim Indonesia untuk menyatukan gerak dan langkah-
langkah umat Islam Indonesia dalam mewujudkan cita-cita bersama. Majelis Ulama
Indonesia berdiri pada tanggal, 7 Rajab 1395 H, bertepatan dengan tanggal 26 Juli
1975 di Jakarta, sebagai hasil dari pertemuan atau musyawarah para ulama,
cendekiawan dan zu’ama yang datang dari berbagai penjuru tanah air. Antara lain
meliputi dua puluh enam orang ulama yang mewakili 26 Provinsi di Indonesia, 10
orang ulama yang merupakan unsur dari ormas-ormas Islam tingkat pusat, yaitu, NU,
Muhammadiyah, Syarikat Islam, Perti. Al Washliyah, Math’laul Anwar, GUPPI,
PTDI, DMI dan al Ittihadiyyah, 4 orang ulama dari Dinas Rohani Islam, AD, AU, AL
dan POLRI serta 13 orang tokoh/cendekiawan yang merupakan tokoh perorangan.
Dalam perjalanannya, selama dua puluh lima tahun, Majelis Ulama Indonesia sebagai
wadah musyawarah para ulama, zu’ama dan cendekiawan muslim berusaha untuk:
Habib Nabiel menuturkan, MUI merupakan representasi ulama dari seluruh ormas Islam di
Indonesia. Ia menegaskan bahwa MUI bukan hanya milik beberapa ormas Islam saja. ‘’Di
samping itu, tuntutan zaman saat ini berdakwah perlu ada keterangan dari pemerintah asal tentang
siapa orang ini,’’ tambahnya.
Dia menambahkan, bahwa hal tersebut juga sudah berlaku di beberapa negara yang
mewajibkan untuk memberikan surat keterangan dari lembaga berkompeten dari negara asal.
Untuk itu, kata dia, MUI sebagai lembaga non pemerintah mengambil inisiatif untuk melakukanya.
Hal ini lantaran juga sesuai dengan kewajiban MUI untuk mempersatukan semua ormas di
bawahnya untuk berdakwah sesuai kompetensi dan standarisasi bagi para dai. ‘’Hingga para Dai
tidak salah menyampaikan dakwah atau membawa fikroh-fikroh yang tidak sesuai dengan manhaj
Islam itu sendiri,’’ pungkasnya.
BAB III
Nurmin, 2023. Peran MUI dalam Pengembangan Dakwah di Kecamatan Hanau Desa
Pembuang Hulu 1 dan II Kabupaten Seruyan. http://senayan.iain-
palangkaraya.ac.id/index.php?p=show_detail&id=8230&keywords=
(diakses pada 19 Januari pukul 19.30)