Anda di halaman 1dari 9

PROPOSAL SKRIPSI

PENGARUH PEMAHAMAN MASYARAKAT


TENTANG ZAKAT TERHADAP POTENSI ZAKAT MAL
(Studi Kasus Masyarakat Desa
Tegalrejo Kecamatan Purwantoro Kabupaten Wonogiri)

Oleh:
Bekti Dwi Cahyanti
NIM. 403200009

JURUSAN MANAJEMEN ZAKAT DAN WAKAF


FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS ISLAM
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI PONOROGO
2022
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL...........................................................................................................i
DAFTAR ISI.....................................................................................................................ii
A. JUDUL..................................................................................................................1
B. PENDAHULUAN....................................................................................................1
1. Latar Belakang Masalah............................................................................1
2. Rumusan Masalah.....................................................................................2
3. Tujuan Penelitian.......................................................................................3
4. Manfaat Penelitian.....................................................................................3
C. STUDI PENELITIAN TERDAHULU...........................................................................3
D. KAJIAN TEORI.......................................................................................................6

ii
A. JUDUL
“PENGARUH PEMAHAMAN MASYARAKAT TENTANG
ZAKAT TERHADAP POTENSI ZAKAT MAL (Studi Kasus Masyarakat
Desa Tegalrejo Kecamatan Purwantoro Kabupaten Wonogiri)”
B. PENDAHULUAN
1. Latar Belakang Masalah

Zakat adalah rukun Islam yang ketiga, sehingga menjadi salah satu
pilar bangunan Islam yang agung. Allah SWT menyandingkan perintah
menunaikan zakat dengan perintah salat sebanyak 28 kali dalam Al-Quran.
Ini menunjukkan betapa penting dan tinggi kedudukan zakat dalam Islam.
Zakat sudah ada sejak zaman Rasulullah, dan mulai masuk di Indonesia
bersamaan dengan masuknya agama Islamm sendiri. Perhatian pemerintah
Indonesia terhadap zakat mulai meningkat sekitar pada tahu 1960-an,
dengan dikeluarkannya Peraturan Menteri Agama Nomor 4 dan Nomor 5
Tahun 1968. Peraturan tersebut berisi tentang pembentukan Badan Amil
Zakat dan pembentukan baitulmal/balai harta kekayaan tingkat pusat,
provinsi, kabupaten/kotamadya.
Zakat memiliki peran, fungsi dan posisi penting dalam ajaran
Islam. Ia merupakan salah satu sendi di antara sendi-sendi Islam lainnya.
Zakat adalah ibadah fardiyah yang mengukuhkan hubungan vertikal antara
seorang muzaki (pembayar zakat) dengan Tuhannya. Ia merefleksikan
nilai spritualitas yang mampu menumbuhkan nilai kedermawanan terhadap
sesama manusia bahkan memiliki implikasi luas dalam aspek kehidupan
sosial (jama’iyah), ekonomi (iqtishadiyah), politik (siyasiyat), budaya
(tsaqafah), pendidikan (tarbiyah) dan aspek-aspek lainnya. Sejumlah ayat
dan surah dalam Al-Quran terdapat sejumlah perintah (amar) untuk
mengeluarkan zakat dan mengambilnya dari para muzaki. Dalam surah At-
Taubah :103 perintah ini sangat jelas, yaitu perintah untuk mengambil
zakat dari sebagian harta yang diamanahkan kepada para agniya’
(kelompok orang kaya) dengan fungsi pokok untuk membersihkan dan

1
menyucikan jiwa dan harta para muzaki dari sifat bakhil, tamak, serakah,
dan penyakit hati lain yang menyeretnya pada sifat egois, mementingkan
diri sendiri. Menurut jenisnya, zakat pada dasarnya terbagi menjadi 2
macam, yaitu zakat fitrah dan zakat mal (harta benda). Namun pada
perkembangan selanjutnya, zakat mal berkembang begitu luas dari waktu
ke waktu menurut ‘illat-nya (ratio legis).
Potensi zakat di Indonesia cukuplah tinggi, begitu juga dengan
zakat mal. Menurut Badan Amil Zakat Nasional zakat mal meliputi zakat
emas dan perak, zakat pertanian, zakat peternakan, zakat pertambangan
dan tangkapan laut, zakat profesi, zakat saham dan obligasi, zakat hasil
penyewaan aset, dan zakat perdagangan. Desa Tegalrejo merupakan salah
satu desa yang mayoritas penduduknya berprofesi sebagai pedangan dan
petani. Namun pengetahuan dan kesadran masyarakat dalam menunaikan
ibadah zakat mal masih sangatlah kurang.
Terdapat kesenjangan yang sangat mencolok masyarakat muslim
dalam melaksanakan rukun Islam. Misal pelaksanaan rukun islam naik haji
lebih besar ketimbang dengan pelaksanaan rukun Islam zakat khususnya
zakat mal. Hal tersebut dipengaruhi oleh faktor internal maupun eksternal
umat Islam itu sendiri, diantaranya pengetahuan dan pemahaman syariat
berzakat belum komperensif. Al-Qur’an memberikan wewenang yang
besar kepada pemerintah untuk mengelola dan mendayagunakan potensi
ajaran zakat. Sebagai bagian yang terpenting dari tugas pemerintah dalam
mewujudkan kesejahtraan dan memakmurkan masyarakatnya.
Berdasarkan uraian yang telah dikemukakan di atas, penelitian ini
bertujuan untuk membahas lebih lanjut tentang “Pengaruh Pemahaman
Masyarakat tentang Zakat terhadap Potensi Zakat Mal (Studi Kasus
Masyarakat Desa Tegalrejo Kecamatan Purwantoro Kabupaten
Wonogiri)”.
2. Rumusan Masalah
Berdasarkan pemaparan latar belakang di atas dapat dikatakan pokok
permasalahannya adalah “Seberapa penting pemahaman masyarakat

2
terhadap zakat mempengaruhi potensi zakat?”. Maka untuk memahami
masalah tersebut kita bagi dalam tiga sub masalah yaitu :
a. Apakah pemahaman masyarakat desa Tegalrejo tentang zakat
mempengaruhi minat berzakat?
b. Apakah pemahaman masyarakat tentang zakat mempengaruhi
pengelolaan zakat ?
c. Bagaimana potensi zakat mal di desa Tegalrejo?

3. Tujuan Penelitian
Penelitian ini bertujuan untuk:
a. Mengetahui seberapa dalam pemahaman masyarakat tentang zakat
dan bagaimana potensi minat berzakat masyarakat.
b. Bagaimana proses pemberdayaan zakat di desa Tegalrejo.
c. Untuk melihat seberapa besar potensi zakat mal di desa Tegalrejo.

4. Manfaat Penelitian
Penelitian ini diharapakan untuk :
1. Mampu menjadi salah satu sumbang pemikiran untuk penelitian
selanjutnya baik dalam lingkup peningkatan pemahaman,
pemberdayaan, serta pengelolaan zakat di Desa Tegalrejo.
2. Dapat menjadi sumber pengetahuan serta bahan bacaan yang
bermanfaat.
3. Dapat menjadi dasar dalam pengambilan kebijakan pemerintah
ataupun tokoh masyarakat dalam peningkatan pemahaman dan
pengelolaan zakat.
C. STUDI PENELITIAN TERDAHULU
Penelitian terdahulu merupakan sebuah penelitian yang telah
dilakukan sebelumnya dan memiliki tujuan atau permasalahan yang
hampir sama. Penelitian terdahulu dapat dijadikan pembanding untuk
penelitian berikut-berikutnya. Adapun mengenai penelitian ini, ada
beberapa penelitian dan karya ilmiah lainnya yang berkaitan dengan
pembahasan yang penulis bahas, adapun di antaranya:

3
Yang pertama Skripsi Sultan Syahrir, Prodi Hukum Acara
Peradilan dan Kekeluargaan Jurusan Peradilan pada Fakultas Syariah dan
Hukum UIN Alauddin Makassar. Dengan judul “PEMAHAMAN
MASYARAKAT TERHADAP KEWAJIBAN ZAKAT
DIKECAMATAN MARITENGNGAE KABUPATEN SIDENRENG
RAPPANG”. Skripsi ini Meneliti tentang sejauhmana upaya yang harus
dilakukan agar pemahaman kewajiban zakat membagun kesadaran untuk
zakat di kecamatan Maritengngae, dalam penelitian ini dilakukan studi
kasus terhadap hal-hal yang menjadi faktor peluang dan hambatan
pelaksanaan zakat dengan manajemen yang baik, transfaran, dan
akuntabel, mengkaji tentang tehnik dan strategi yang harus dilakukan
untuk mencapai pengelolaan dengan manajemen yang baik. Dalam
pelaksanaan zakat terdapat kesenjangan yang sangat cocok masyarakat
muslim melaksanakan haji lebih besar ketimbang dengan pelaksanaan
rukun Islam lainnya misalnya, zakat. hal tersebut dipengaruhi oleh faktor
internal maupun eksternal umat Islam itu sendiri, diantaranya,
pengetahuan danpemahaman syariat berzakat belum komperensif serta
kurangnya penerapan nilai-nilai ritual zakat dalam kehidupan
kemasyarakatan.
Yang kedua Yoyo Hambali, dengan judul “Menggali Potensi Zakat
di Daerah: Studi Analisis-Kualitatif di Kabupaten Bekasi”. Yoyo
Hambali lulus S2 Jurusan Falsafah Agama dari dari ICAS dan
Universitas Paramadina Jakarta pada tahun 2007. Saat ini sebagai dosen
UNISMA Bekasi. Dengan kesimpulan penelitian bahwa Kabupaten
Bekasi yang berpen duduk 2,2 juta memiliki potensi ekonomi yang cukup
besar untuk pengalian zakat sebagai instrumen pemerintah daerah dalam
merealisasikan visinya “Masyarakat Agamis Yang Unggul dalam Bidang
Industri, Perdagangan, Pertanian dan Pariwisata”. Karena itu, melalui
analisis kualitatif ditemukan bahwa sektor pertanian, perikanan dan
kelautan; sektor industri yang memiliki 18 kawasan industri terdiri dari
industri besar dan sedang, dan industri kecil dengan sejumlah produk

4
unggulannya; dan sektor perdagangan dan penanaman modal merupakan
beberapa jenis usaha yang terkena wajib zakat mâl. Penggalian terhadap
seluruh potensi yang begitu besar ini diharapkan mampu menyelesaikan
program pemerataan pembangunan.
Yang ketiga, Munif Solikhan dari UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta
dengan judul “Analisis Perkembangan Manajemen Zakat untuk
Pemberdayaan Masyarakat di Indonesia”. Potensi zakat di Indonesia
memiliki nilai yang cukup besar, hal ini di dasarkan pada jumlah
penduduk muslim di Indonesia menempati urutan pertama di Indonesia.
Meskipun begitu zakat di Indonesia belum begitu besar perannya untuk
memberdayakan masyarakat di Indonesia. Seiring dengan
perkembangnya saat ini manajemen zakat dibagi menjadi 2 yaitu zakat
konsumtif dan zakat produktif. Saat ini manajemen zakat di Indonesia
berjalan cukup progresif. Hal ini ditunjukkan dengan banyaknya lembaga
amil zakat, serta semangat beragama yang cukup tinggi di kalangan
masyarakat kita. Akan tetapi manajemen ini masih berjalan belum
maksimal, nilai zakat trilyunan rupiah belum tergali secara maksimal,
dan juga banyak masyarakat yang belum memiliki akses ataupun belum
mengetahui program lembaga amil zakat yang telah ada, sehingga
menurut penulis dana zakat belum dirasakan secara masif oleh
masyarakat.
Yang keempat, Maria Ulfa Sitepu Mahasiswa Pascasarjana IAIN
Ar-Raniry dengan judul “ZAKAT DAN PEREKONOMIAN UMAT
ISLAM”. Zakat merupakan kewajiban bagi setiap umat Islamdan
merupakan rukun Islam yang keempat. Zakat merupakan instrumen jihad
pengentas kemiskinan. Dengan berzakat berarti kita telah mensucikan
harta yang kita miliki. Mengurangi kecemburuan sosial. Zakat dapat
menjadi motivator bagi seseorang untuk giat bekerja. Dengan adanya
zakat dapat meningkatkan taraf hidup masyarakat. Dalam hal
pengelolaannya zakat dibedakan atas Zakat Konsumtif dan Zakat

5
Produktif. Perlu kita ketahuai bahwa zakat itu berbeda dengan zakat,
namun di antara keduanya ada beberapa hal yang memiliki persamaan.
Yang kelima, Saifullah Basri, SH. MH. Dengan judul “FAKTOR-
FAKTOR PENGHAMBAT PENGELOLAAN ZAKAT MAL
TERPADU DALAM MEWUJUDKAN PENINGKATAN EKONOMI
MASYARAKAT “.Bahwa pengelolaan zakat mal terpadu dapat
meningkatkatkan usaha ekonomi dan kesejahteraan masyarakat. Hal ini
selaras dengan Quran Surat Attaubah ayat 103, Hadits Nabi tetang
pengangkatan Mu’az bin Jabal sebagai gubernur Yaman, Pancasila dan
UUD 1945 serta peraturan perundang-undangan tentang zakat. Adapun
faktor-faktor penghambat terhadap pengelolaan zakat mal terpadu adalah
sebagai berikut : Faktor kewibawaan peraturan perundang-undangan
tentang zakat yang belum maksimal, faktor pembenturan kepentingan,
faktor sikap kurang kepercayaan masyarakat, faktor sikap tradisional dan
tingkat pengetahuan dan pemahaman tentang zakat itu sendiri.

D. KAJIAN TEORI
Kajian teori dalam penelitian ini terdiri dari tiga bagian yakni zakat,
pemahaman masyarakat, dan potensi zakat.
1. Zakat
Zakat berasal dari kata zaka yang mempunyai arti: berkah, tumbuh,
bersih,suci dan baik. Sedangkan menurut istilah, zakat adalah
memberikan sebagian harta yang telah mencapai nisab kepada pihak
yang telah ditetapkan oleh syarak dengan kadar tertentu. Secara yuridis,
zakat di Indonesia diatur dalam Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2011
tentang Pengelolaan Zakat (UU No. 23 Tahun 2011). Tujuan dari zakat
adalah mensucikan jiwa dan harta. Zakat menurut jenisnya terbagi
menjadi 2 yaitu zakat fitrah dan zakat mal. Zakat fitrah merupakan zakat
yang rutin dilaksanakan setiap akhir ramadhan, sedangkan zakat mal
memiliki waktu pelaksaan yang fleksibel. Zakat mal merupakan zakat
yang berbetuk harta atau benda yang bisa digunakan secara produktif

6
maupun konsumtif. Zakat mal sendiri terpecah menjadi beberapa macam,
seperti zakat peternakan, zakat emas dan perak, zakat pertanian, zakat
perdagnagn, dll.
2. Pemahaman masyarakat
Pemahaman adalah kemampuan seseorang untuk mengerti atau
memahami sesuatu. Dengan kata lain, memahami adalah mengetahui
tentang sesuatu dan dapat melihatnya dalam berbagai segi. Seseorang
dikatakan memahami suatu hal apabila ia dapat memberikan penjelasan
secara logis dan rasional. Pemahaman menacakup kemampuan untuk
menangkap makna dan arti dari bahan yang dipelajari. Masyarakat
merupakan kumpulan individu yang memiliki hubungan erat karena suatu
sistem, seperti tradisi, adat, dan norma. Masyarakat mampu membuat
ataupun mengembangkan kebudayaan/kebiasaan. Pemahaman masyarakat
terhadap sesuatu hal dapat mempengaruhi banyak aspek dari sesuatu
tersebut. Luas dan dalamnya pemahaman masyarkat terhadap sesutau hal
juga akan menentukan berkembang atau tidaknya hal tersebut.
3. Potensi zakat
Menurut KBBI potensi adalah kemampuan yang mempunyai
kemungkinan untuk dikembangkan, kekuatan, kesanggupan, atau daya.
Potensi merupakan suatu bentuk sumber daya atau kemampuan yang
cukup besar, tetapi kemampuan tersebut belum dapat diaktualisasikan atau
bisa dikatakan masih terpendam. Sebelum potensii dapat diaktualisasikan
maka seseorang harus mampu memahami apa, bagaimana, dan seberapa
besar potensi yang dimiliki untuk dikelola dan dikembangkan. Zakat
merupakan salah satu potensi yang dapat dikembangkan untuk memajukan
perekonomian dan mensejahterakan mereka yang kurang mampu.

Anda mungkin juga menyukai