Anda di halaman 1dari 15

SEJARAH MARITIM

Oleh: Andi Lukman Irwan


SEJARAH MARITIM

“Indonesia bukan pulau-pulau


dikelilingi laut. Tetapi, laut yang
ditaburi pulau-pulau” – A.B
lapian
NUSANTARA
 Istilah Nusantara muncul dalam naskah-naskah kuno
salah satunya Negarakertagama, Nusantara terdiri dari
dua kata yang berasal dari bahasa Jawa kuna, ‘nusa’ yang
berarti pulau dan ‘antara’ yang berarti lain. Nusantara
digunakan untuk menyebut pulau-pulau lain diluar pulau
Jawa
 Kamus bahasa Indonesia Nusantara diartikan pula
sebagai kepulauan Indonesia
SEJARAH MARITIM
 Sejarah mencatat bahwa kejayaan bahari bangsa
Indonesia sudah lahir sebelum kemerdekaan, hal ini
dibuktikan dengan adanya temuan-temuan situs
prasejarah maupun sejarah.
 Peneuman situs prasejarah di gua-gua Pulau Muna,
Seram dan Arguni yang dipenuhi oleh lukisan perahu-
perahu layar, menggambarkan bahwa nenek moyang
Bangsa Indonesia merupakan bangsa pelaut.
KERAJAAN MARITIM
 Nusantara memilik empat laut yang sangat
strategis dalam perdagangan laut. Keempat
laut tersebut adalah (1) Selat Malaka, (2)
Selat Sunda, (3) Laut Jawa, dan (4) Laut
Maluku.
 Keempat laut ini merupakan simpul jalur
perdagangan Timur-Barat.
 Kerajaan-kerajaan besar di Nusantara berada
di wilayah laut ini. Sriwijaya, Majapahit,
Makassar, Ternate dan Tidore adalah
kerajaan-kerajaan yang berhasil mengelola
laut sehingga menjadi pusat perdagangan.
TEORI MAHAN
 Alfred Thayer Mahan (1840 – 1914) adalah
ahli kelautan Amerika yang menyatakan
bahwa ada enam elemen penting yang
mendukung sebuah Negara menjadi Negara
maritim, tiga elemen yang berhubungan
dengan geografis serta tiga elemen yang
berhubungan dengan penduduk.
 Elemen geografis adalah: (1) posisi geografi,
(2) kondisi wilayah, (3) luas wilayah
teritorial.
 Elemen penduduk adalah: (1) jumlah
penduduk, (2) karakter kebijakan nasional
dan (3) karakter pemerintah.
ORDONANSI 1932
 Salah satu peraturan perundang-undangan peninggalan
zaman penjajahan Belanda yang terus berlaku melalui
pasal-pasal Peraturan Peralihan dari ketiga Undang-
Undang Dasar (1945-1959), adalah Ordonansi tentang
Laut Teritorial dan Lingkungan Maritim yang secara
otentik dalam bahasa Belanda bernama Teritoriale Zee
en Maritieme Kringen Ordonantie (Staatblad Nomor 442
Tahun 1939).
ORDONANSI 1932
 Ordonansi ini menetapkan lebar laut territorial Hindia Belanda 3 mil
laut diukur dari garis pangkal normal sehingga mengakibatkan setiap
pulau dari kepulauan Hindia Belanda (sekarang: Indonesia) dan pada
laut territorial tersebut berlakulah kedaulatan territorial Hindia
Belanda yang hanya dibatasi oleh Hak lintas damai bagi kapal-kapal
asing.
 Sedangkan bagian laut yang diluar dari laut territorial tersebut
terdapat bagian-bagian laut yang disebut laut lepas dengan
kebebasan laut lepasnya yang terdiri dari kebebasan pelayaran dan
kebebasan perikanan.
ORDONANSI 1932
 Ordonansi ini menetapkan lebar laut territorial Hindia Belanda 3 mil
laut diukur dari garis pangkal normal sehingga mengakibatkan setiap
pulau dari kepulauan Hindia Belanda (sekarang: Indonesia) dan pada
laut territorial tersebut berlakulah kedaulatan territorial Hindia
Belanda yang hanya dibatasi oleh Hak lintas damai bagi kapal-kapal
asing.
 Sedangkan bagian laut yang diluar dari laut territorial tersebut
terdapat bagian-bagian laut yang disebut laut lepas dengan
kebebasan laut lepasnya yang terdiri dari kebebasan pelayaran dan
kebebasan perikanan.
DEKLARASI DJUANDA
 Pemerintah Indonesia menyadari bahwa sebagai kesatuan wilayah Indonesia
hal ini dirasa sangat merugikan bangsa Indonesia sehingga pada tanggal 13
Desember 1957, saat pemerintahan Indonesia dipimpin oleh Ir. Djuanda
mengeluarkan pengumuman pemerintah yang dikenal dengan Deklarasi
Djuanda.
 Deklarasi Djuanda menyatakan bahwa Indonesia menganut prinsip-prinsip
negara kepulauan (Archipelagic State) sehingga laut-laut antar pulau pun
merupakan wilayah Republik Indonesia dan bukan kawasan bebas. Deklarasi
Djuanda selanjutnya diresmikan menjadi UU No.4/PRP/1960 tentang Perairan
Indonesia. Akibatnya luas wilayah Republik Indonesia berganda 2,5 kali lipat
dari 2.027.087 km² menjadi 5.193.250 km² dengan pengecualian Irian Jaya
yang walaupun wilayah Indonesia tetapi waktu itu belum diakui secara
internasional
UNCLOS 1982
 Pemerintah Indonesia telah meratifikasi UNCLOS’82 dengan UU
No.17 tahun 1985
 Diterimanya konsepsi negara kepulauan (Archipelagic State)
 Ditetapkannya lebar laut wilayah (teritorial) 12 NM
 Batas Zona Ekonomi Eksklusif (ZEE) 200 NM dan batas landas
kontinen. Fundamental yang diatur dalam konvensi ini Berlakunya
ketentuan UNCLOS’82membuat Indonesia sebagai negara
kepulauan secara formal diakui oleh masyarakat internasional,
termasuk mengenai hak-hak dan kewajiban yang melekat pada
wilayah-wilayah negara kepulauan.
MASA ORDE BARU
 Hukum maritim di masa Orde Baru Prinsip Negara
Kepulauan “Laut bukan sebagai alat pemisah, melainkan
sebagai alat yang menyatukan pulau-pulau yang satu
dengan lainnya, yang kemudian diimplementasikan oleh
Orde Baru dengan istilah Wawasan Nusantara”
 Wawasan Nusantara ini implementasi seklaligus
penyempurnaan dari Deklarasi Djuanda
MASA ORDE BARU
 Untuk menjawab agenda UNCLOS 1982 Presiden Soeharto mengeluarkan:
 UU nomor 5 Tahun 1983 tentang Zona Ekonomi Eksklusif Indonesia.
 Undang-undang Nomor 9 Tahun 1985 tentang Perikanan,
 Undang-undang Nomor 17 Tahun 1985 tentang Ratifikasi Konvensi PBB
tentang Hukum Laut 1982.
 Undang-undang Nomor 5 Tahun 1990 tentang Konvensi Sumber Daya Alam
Hayati dan Ekosistemnya.
 Undang-undang Nomor 9 Tahun 1992 tentang Keimigrasian.
 Undang-undang Nomor 21 Tahun 1992 tentang Pelayaran.
 Undang-undang Nomor 6 Tahun 1996 tentang Perairan Indonesia.
 Selanjutnya pada 30 September 1996 Presiden Soeharto mengeluarkan
Keppres Nomor 77 tahun 1996 tentang Dewan Kelautan Nasional yang
langsung diketuai oleh Presiden sendiri.
SEJARAH MARITIM

HABIBIE GUS DUR


Mendeklarasikan visi Pembangunan
 Dibentuknya Departemen Eksplorasi
Kelautan Indonesia dalam Deklarasi
Laut dan Dewan Maritim Indonesia
Bunaken yang intinya laut merupakan
(DMI),
peluang, tantangan, dan harapan untuk
 13 Desember sebagai Hari Nusantara
masa depan persatuan, kesatuan dan
pembangunan bangsa Indonesia

MEGAWATI SBY
 DMI berganti menjadi Dewan Kelautan
Meneruskan Hari Nusantara Indonesia (DEKIN),
berdasarkan Keppres No. 126 Tahun  Memulai aturan pelaksanaan berupa Inpres
2001 dalam Seruan Sunda Kelapa yang tentang pengembangan Industri Pelayaran
Nasional yang ditandatangani oleh Presiden
menyatakan penerapan asas cabotage.
Susilo Bambang Yudhoyono berupa Inpres
No. 5 tahun 2005.
MASA REFORMASI
 Dengan berlakunya UU No. 23 Tahun 2014, terjadi perubahan
kewenangan pengelolaan laut Provinsiyang semula 4-12 mil kini
menjadi 0-12 mil, pengelolaan perairan yang dilakukan sebelumnya
oleh Pemerintah Kabupaten/Kota diambil alih oleh Pemerintah
Provinsi, salah satunya kewenangan zonasi laut yang dahulu 4-12
mil, kini menjadi 0-12 mil. Sebelumnya zonazi laut 0-4 mil menjadi
kewenangan Pemerintah Kabupaten/Kota.
 Dalam hal pembagian urusan bidang antara Pemerintah Pusat,
Daerah Provinsidan Daerah Kabupaten/Kotaterkhusus pada sektor
kelautan dan perikanan yang diatur oleh Undang-Undang tidak
terdapat pemberian kewenanganpengelolaan kepada Daerah
Kabupaten/Kota

Anda mungkin juga menyukai