Anda di halaman 1dari 10

DEKLARASI

DJUANDA

Nabiilah Hasnaa Humaimah

185080607111007
Deklarasi Djuanda

Deklarasi Djuanda adalah deklarasi yang menyatakan pada dunia jika laut
Indonesia termasuk laut di sekitar, di antara, dan di dalam kepulauan Indonesia
menjadi satu kesatuan wilayah NKRI.
Latar Belakang dan Kemunculan
Deklarasi Djuanda
Latar belakang Deklarasi Djuanda sendiri adalah akibat peraturan warisan dari
pemerintah kolonial Belanda mengenai hukum laut Indonesia yaitu Territoriale Zee en
Maritieme Kringen Ordonnantie 1939 atau yang biasa disingkat dengan Ordonantie
1939. Ordonantie 1939 menetapkan bahwa jarak laut teritorial bagi tiap pulau di
Nusantara adalah 3 mil. Peraturan ini memunculkan ‘kantong-kantong’ lautan bebas di
tengah-tengah wilayah Indonesia yang membuat kapal-kapal asing dapat berlayar
secara bebas termasuk kapal-kapal perang. Kapal-kapal Belanda dapat dengan bebas
menjelajahi perairan laut di antara pulau-pulau di Indonesia sesuai dengan hukum laut
internasional yang berlaku saat itu. Indonesia tidak memiliki hak untuk melarangnya
ditambah kekuatan Angkatan Laut Indonesia tidak sekuat Belanda. Keberadaan laut-
laut bebas di antara pulau-pulau di Indonesia ini terlihat janggal. Bagaimana wilayah
suatu Negara yang berdaulat dipisahkan oleh laut-laut bebas antara pulau-pulaunya.
Oleh karena itu muncullah ide untuk memperbaharui Ordonantie (hukum laut)1939.
Proses Deklarasi Djuanda

Ide untuk mengubah hukum laut Indonesia Sebelum rancangan undang-undang ini disetujui,
muncul pertama kali pada tahun 1956. Ide itu kabinet Ali Sastroamidjojo bubar dan digantikan
muncul karena adanya desakan dari Departemen oleh kabinet Djuanda. Ir. Djuanda mengangkat
Keamanan Republik Indonesia untuk Mochtar Kusumaatmadja untuk mencari dasar
memperbaharui hukum laut yang lama hukum guna mengamankan keutuhan wilayah
(ordonantie 1939) karena membahayakan Indonesia. Akhirnya, Mochtar Kusumaatmadja
kepentingan Indonesia. Hal ini diwujudkan memberikan ide mengenai “asas archipelago”.
dengan pembentukan panitia interdepartemental
Sebagai alternatif terhadap rancangan undang-
yang bertugas merancang undang-undang
undang itu, disusunlah “asas negara
mengenai wilayah perairan Indonesia dan
kepulauan”. Dengan menggunakan “asas
lingkungan maritim berdasarkan keputusan
archipelago” sebagai dasar hukum laut Indonesia,
Perdana Menteri No.400/P.M./1956. Pada
maka Indonesia akan menjadi negara kepulauan
dasarnya, rancangan undang-undang itu masih
atau “Archipelagic State”.
mengikuti ordonantie 1939, namun
perbedaannya adalah bahwa laut teritorial
Indonesia ditetapkan dari 3 mil menjadi 12 mil.
Pengakuan Deklarasi Djuanda

INDONESIA INTERNASIONAL
Deklarasi ini disahkan melalui keputusan Deklarasi Djuanda baru diakui pada
Undang-Undang/ Prp No. 4/1960 tentang konferensi Hukum laut PBB ke 3 (UNCLOS
Perairan Indonesia. Wilayah Negara RI III), kemudian deklarasi Djuanda diakui
yang semula luasnya 2.027.087 km2 dalam konvensi hukum laut PBB di
(daratan) bertambah luas lebih kurang Montego Bay (Jamaika) pada tanggal 10
menjadi 5.193.250 km2 (terdiri atas Desember 1982. Indonesia kemudian
daratan dan lautan). Undang-undang ini meratifikasinya dalam undang-undang No.
kemudian diperkuat dengan Keputusan 17/1985 pada tanggal 31 Desember 1985.
presiden no. 103/1963 yang menetapkan Pada akhirnya deklarasi Djuanda diakui
seluruh perairan nusantara Indonesia oleh PBB sejak diucapkan oleh Perdana
sebagai satu lingkungan laut yang berada Menteri Ir. Djuanda, namun baru diakui
di bawah pengamanan Angkatan laut RI. dunia internasional sejak 16 November
1994 setelah 60 negara meratifikasinya.
Hasil Akhir Deklarasi Djuanda

Secara prinsip Deklarasi Djuanda menyatakan hal hal dibawah ini :


– Bahwa Indonesia menyatakan sebagai negara kepulauan yang mempunyai corak tersendiri
– Bahwa sejak dahulu kala kepulauan nusantara ini sudah merupakan satu kesatuan
– Ketentuan ordonansi 1939 tentang Ordonansi, dapat memecah belah keutuhan wilayah
Indonesia
Dari deklarasi tersebut mengandung suatu tujuan :
– Untuk mewujudkan bentuk wilayah Kesatuan Republik Indonesia yang utuh dan bulat
– Untuk menentukan batas-batas wilayah NKRI, sesuai dengan azas negara Kepulauan
– Untuk mengatur lalu lintas damai pelayaran yang lebih menjamin keamanan dan keselamatan
NKRI
Kepulauan Indonesia

Jumlah Pulau
Pada tahun 1972 Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) mencatat terdapat 6.127
pulau di Indonesia. Lalu, pada tahun 1987, Pusat Suvei dan Pemetaan ABRI menyatakan
bahwa Indonesia memiliki 17.503 pulau yang di mana 5.707 di antaranya sudah
memiliki nama.
Pada tahun 2002, kajian dari citra satelit pun mengoreksi bahwa ternyata jumlah pulai
di Indonesia mencapai hingga 18.306 buah. Tidak berhenti di situ, pada tahun 2004 pun
terdapat laporan dari para gubernur dan bupati/wali kota yang menyatakan bahwa
terdapat 2.870 pulau bernama dan 9.634 pulau tak bernama.
Berdasarkan informasi Kementerian Dalam Negeri Tahun 2018 yang dipublikasikan
dalam Buku Statistik Indonesia 2018, Indonesia memiliki 16.056 pulau pada 2017.
Jumlah ini berkurang 1.448 pulau dari sebelumnya sebanyak 17.504 pulau.
Kaitan Deklarasi Djuanda
dengan Kepuluan
Indonesia
Deklarasi Djuanda sangat berpengaruh pada wilayah negara kesatuan Republik
Indonesia. Dengan adanya deklarasi ini, laut yang menjadi penghubung pulau di
Indonesia kini juga dianggap sebagai wilayah resmi Indonesia. Sebelumnya laut
antar pulau dianggap sebagai kawasan bebas dan bukan menjadi bagian dari
Indonesia, karena yang diakui hanya wilayah perairan sejauh 3 mil dari garis pantai.
Dengan adanya Deklarasi Djuanda menyatakan bahwa Indonesia negara kepulauan.
Artinya Indonesia menganut prinsip-prinsip negara kepulauan atau archipelago
state. Artinya wilayah laut dan perairan antar pulau yang ada di Indonesia juga
termasuk dalam wilayah Republik Indonesia dan bukan merupakan kawasan bebas
negara

Anda mungkin juga menyukai