Anda di halaman 1dari 3

Materi Kultum (Waktu)

KULTUM : BISMILLAAHIR ROHMAANIR RAHIIM Assalaamualaykum Warohmatullaahi Wabarokaatuh Alhamdulillaahirobbil aalamiin. Washsholatu Was salamualaa asyrofil angbiyaI wal mursaliin, Wa-alaa aaalihi washohbihi ajemaiin. Ammaabadu.

Yang Terhormat para pengurus Masjid. Yang terhormat para ustadz dan ustadzah. Serta teman-teman yang berbahagia.

Segala puji hanya kepada Allah Tuhan semesta Alam. Yang telah memberikan kita kehidupan serta kesehatan sehingga kita bisa bertemu di tempat penuh berkah ini. Salam sejahtera semoga tetap tercurah kepada Rasulullah SAW sebagai suri tauladan yang telah mengeluarkan kita dari alam gelap menuju ke alam yang terang benderang seperti saat ini. Pada kesempatan kali ini, judul kultum yang akan dibahas adalah

Waktu
Manusia hidup tidak bisa lepas dengan waktu, waktu sering diibaratkan sebagai pedang, waktu juga diibaratkan uang dan waktu juga sering diibaratkan umur. Dan pernahkan kita setiap saat memikirkan waktu yang setiap hari terus berjalan dan berputar ? Seperti berjalan tak mau diganggu. Seperti berlari tak mau berhenti. Kesibukan demi kesibukan menarik kita kesana kemari. Denting waktu tak terasa menyapa jiwa. Tiba-tiba kita menjadi semakin tua. Tak ada cita-cita, yang ada hanya rutinitas yang

membuat terlena dan terpaksa. Terlena karena kita menikmatinya dan terpaksa karena merasa tak ada pilihan lain. Untuk sebuah hidup yang kelak kita dimintai pertanggungjawabannya. Untuk sebuah waktu yang setiap detik selalu memburu hidup kita. Sampai kapan ia berlalu seperti ini. Tanpa makna, begitu begini saja. Apakah sampai malaikat itu mendekat, dan memegang nyawa kita erat-erat. Atau sebenarnya masih ada waktu untuk bercermin. Sudah seberapa dekat kita dengan Allah kita. Sudah seberapa pantas kita memasuki surgaNya? Oleh karena itu, marilah kita memacu keinginan kita untuk memperoleh sebanyak-banyaknya pahala di bulan ramadhan yang mulia ini. Mungkin kita masih terlampau jauh. Mungkin kita masih teramat sangat tidak pantas. Tapi kita masih punya kesempatan dan keinginan untuk berubah. Lihatlah daun daun sudah menguning. Rumput-rumput sudah tidak lagi hijau. Semua sudah berubah sekarang. Tapi diri kita tetap saja tidak berubah. Masih nakal seperti dulu. Masih merasa anak anak dan pengen dianggep sebagai anak anak terus. Tak ada yang berubah Teman-teman kecuali usia kita yang bertambah. Pengetahuan kita masih sama, ilmu kita juga masih sama. Kita masih kecil dan akan selalu merasa kecil. Kita bersembunyi dari kata kecil itu. Karena kita sibuk dengan hal-hal yang menyita kesempatan kita untuk lebih kenal dengan Allah. Teman-teman dan para hadirin Jika sekolah ada kelasnya. Selalu tumbuh, berkembang, naik hingga akhirnya lulus. Bekerja dan naik jabatan. Profesi dan juga otomatis gaji. Semuanya diupayakan naik sesuai dengan umur dan usia serta kebutuhan kita. Tapi kenapa soal agama kita hanya puas di level kecil saja? Apakah itu tandanya kita tidak membutuhkan pengetahuan agama? Karena dari dulu hingga sekarang ternyata pengetahuan kita tidak bertambah. Para hadirin, ramadhan sudah menjelang lagi. Saatnya merubah diri, menjadi hamba yang lebih baik lagi. kita tahu kita mampu, meski lelah kaki melangkah dan berat hati tuk berubah. Jangan sampai kita termasuk orang yang merugi. Sebagaimana dalam Quran Surah Al-Ashr ayat 1-3. Wal Ashr, Innal Ingsaana La Fii Khusr, Illal Ladzii Naaamanu Waaamilush Shoolihaati Wa Tawwaa Shoubil Haqqi Wa Tawashou Bish Shobr. Artinya:

Demi Masa, Sesungguhnya manusia benar-benar dalam kerugian, kecuali orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal saleh dan nasehat menasehati supaya mentaati kebenaran dan nasehat menasehati supaya menetapi kesabaran. Hadirin dan Teman-teman yang berbahagia Sebagai penutup, Marilah kita memanfaatkan sebaik-baiknya waktu yang telah diberikan oleh Allah pada bulan Ramadhon kali ini, semoga kita pada akhirnya menjadi manusia yang beruntung, aamiin. Demikian tadi apa yang dapat kami sampaikan. Terima kasih Billahi Taufik Walhidayah Wassalaamualaykum warohmatullaahi wabarokaatuh

Anda mungkin juga menyukai