A. Pengertian Istinja’
Menurut Bahasa, kata Istinja’ berasal dari Bahasa Arab, yang artinya terlepas atau
selamat. Sedangkan menurut istilah syariat islam adalah bersuci sesudah buang air
(besar/kecil)
B. Cara Istinja’
Beristinja’ hukumnya wajib bagi orang yang baru saja buang air (besar/kecil), baik
dengan air atau dengan benda selain air yang kesat dan keras, seperti batu, kertas,
daun-daun kering, dan tissue. Tidak boleh menggunakan benda yang dihormati, seperti
roti, dan lain-lain. Tapi, istinja’ yang lebih afdhal yaitu menggunakan air. Ada 3 cara
istinja’, yaitu:
Membasuh atau membersihkan tempat keluar air (besar/kecil) dengan air sampai
bersih
Membasuh atau membersihkan tempat keluar air (besar/kecil) dengan batu,
kemudian dibasuh dan dibersihkan dengan air.
Membasuh atau membersihkan tempat keluar air (besar/kecil) dengan batu atau
benda lainnya sampai bersih, sekurang-kurangnya dengan 3 atau 1 batu yang
memiliki tiga permukaan sampai bersih.
Sabda Rasul yang artinya: “Sesungguhnya Nabi SAW telah melalui dua kubur,
ketika itu beliau berkata: “kedua oerang dalam kubur ini disiksa, yang seorang disiksa
Karena mengadu-adu orang, dan yang seorang lagi Karena tidak menyucikan air
kencingnya. (Sepakat hadits)”. Dalam hadits lain yang artinya “Apabila seseorang
beristinja’ dengan batu, hendaklah ganjil. (HR. Bukhori dan Muslim)”
Dalam sebua hadits diriwayatkan oleh Muslim, yang artinya : “Dari Salman ra.
Berkata: sungguh Rasulullah SAW telah melarang kami menghadap qiblat ketika kami
buang air (besar/kecil) dan melarang kami beristinja’ dengan batu kurang dari 3 buah,
dan melarang kami beristinja’ dengan kotoran binatang atau dengan tulang.”
Buang air di air yang tenang, kecuali jika air tenang itu besar seperti danau
Rasulullah SAW bersabda, yang artinya: “Bahwasannya beliau (Rasulullah SAW)
melarang membuang air kecil pada air yang tenang. (HR. Muslim)
Menghadap/membelakangi qiblat
Tidak memandang k atas atau ke farjinya, termasuk juga kotoran yang keluar.
Memawa ayat Al-Qur’an atau membacanya.