, هللَا ُ َأ ْكبَ ُر هللَا ُ َأ ْكبَ ُر هللَا ُ َأ ْكبَ ُر, هللَا ُ َأ ْكبَ ُر هللَا ُ َأ ْكبَ ُر هللَا ُ َأ ْكبَ ُر,هللَا ُ َأ ْكبَ ُر هللَا ُ َأ ْكبَ ُر هللَا ُ َأ ْكبَ ُر ، َوَأ َعانَنَا فِ ْي ِه َعلَى ْالقِيَ ِام,اَ ْل َح ْم ُد هَّلِل ِ الَّ ِذي َأتَ َّم لَنَا َشه َْر الصِّ يَ ِام,..لح ْم ُد َ َوهللِ ْا, ْهللَا ُ َأ ْكبَر ,ُْك لَه َ الَ َش ِري0ُ َونَ ْشهَ ُد َأ ْن الَ ِإلَهَ ِإالَّ هللاُ َوحْ َده,َو َختَ َمهُ لَنَا بِيَ ْو ٍم هُ َو ِم ْن َأ َجلِّ اَأْلي َِّام ِ َونَ ْشهَ ُد َأ َّن ُم َح َّم ًدا َرسُو ُل, َأ ْه ُل ْالفَضْ ِل َواِإْل ْن َع ِام,الواح ُد اَأل َح ُد هللا إلَى َج ِمي ِْع ِ ,ك َعلَ ْي ِه َو َعلَى آلِ ِه َوَأصْ َحابِ ِه َأ ْه ِل التَّ ْوقِي ِْر َوااْل ِ حْ تِ َر ِام َ ار َ َصلَّى هللاُ َو َسلَّ َم َوب َ ,اَأْلنَ ِام َّاي بِتَ ْق َوى َ ص ْي ُك ْم َوِإيِ بَ ْع ُد ;يَا َأيُّهَا النَّاسُ ُأ ْو0َأ َّما,ان ِإلَى يَ ْو ِم ال ِّدي ِْن ٍ َو َم ْن تَبِ َعهُ ْم بِِإحْ َس َوِإ ْذ تََأ َّذ َن َربُّ ُك ْم لَِئن َش َكرْ تُ ْم َأَل ِزي َدنَّ ُك ْم ۖ َولَِئن َكفَرْ تُ ْم:ال تَ َعالَى َ َق,از ْال ُمتَّقُ ْو َن َ َهللاِ فَقَ ْد ف يُصْ لِحْ لَ ُك ْم.يَا َأيُّهَا الَّ ِذي َْن َءا َمنُوا اتَّقُوا هللاَ َوقُ ْولُ ْوا قَ ْوالً َس ِد ْي ًدا,ِإ َّن َع َذابِى لَ َش ِدي ٌد ُ هَّللا.از فَ ْو ًزا َع ِظي ًما َ َ َو َم ْن ي ُِط ِع هللاَ َو َرس ُْولَهُ فَقَ ْد ف، َويَ ْغفِرْ لَ ُك ْم ُذنُ ْوبَ ُك ْم،َأ ْع َمالَ ُك ْم وهللِ الحم ُد،ُ هَّللا ُ َأ ْكبَر،ُ هَّللا ُ َأ ْكبَر،َُأ ْكبَر Allahu Akbar, Allahu Akbar, Allahu Akbar wa lillahil Hamd, Ma’asyiral Kaum Muslimin & Muslimat Rahimakumullah. Di pagi hari yang manandai datangnya hari pertama bulan Syawal ini, yang juga kita kenal dengan Hari Raya Iedul Fitri, kita berada dalam suasana gembira tapi juga sedih. Gembira karena kita telah berhasil kembali dari medan juang sebulan penuh dengan kemenangan yang gilang gemilang. Tapi juga sedih, karena telah ditinggal pergi bulan Ramadhan yang penuh berkah dan penuh kenangan. Ya Allah, apakah kami masih bisa bertemu kembali dengan bulan Ramadhan di tahun yang akan datang ? Ya, apakah kita kira-kira masih bertemu dengan bulan Ramadhan di tahun yang akan datang ? Ramadhan dipastikan insya Allah tetap akan datang. Tapi ketika Ramadhan itu datang apakah kita masih hidup ? Adalah sesuatu yang semua kita tak tahu.. Ya Allah, kami tak tahu kapan ajal kami tiba. Ya Allah, tapi kami masih menginginkan bisa bertemu dengan bulan Ramadhan lagi. Ya Allah, bulan Ramadhan cepat sekali berlalu. Kami merasakan seakan baru kemarin bulan Ramadhan itu datang, tapi kini ia telah pergi. Ya Allah, kami berharap itu bukan pertemuan kami yang terakhir dengan bulan Ramadhan. Kami masih menginginkan berjumpa dengan bulan Ramadhan, yang penuh berkah ini ya Allah. Allahu Akbar, Allahu Akbar, Allahu Akbar wa lillahil Hamd, Ma’asyiral Muslimin wal Muslimat Rahimakumullah… Dengan takbir dan tahmid, kita melepas Ramadan 1444 H yang insya Allah telah menempa hati, mengasuh jiwa serta mengasah nalar kita. Dengan takbir dan tahmid, kita melepas bulan suci itu dengan hati harus penuh harap, dengan jiwa kuat penuh optimisme, betapa pun beratnya tantangan dan sulitnya situasi. Ini karena kita menyadari bahwa Allah Maha Besar. Allahu Akbar, Allahu Akbar..! Semua kecil dan ringan selama kita bersama dengan Allah.. Bagi kita umat Islam, rasa syukur juga semakin berlipat karena pada pada Tahun 2023 ini, alhamdulillah umat Islam Indonesia sudah dapat menjalankan ibadah shalat Idulfitri secara terbuka, di masjid-masjid, atau di lapangan terbuka dengan tanpa adanya pembatasan-pembatasan lagi. Penyusun: Usman Tahir, S.Ag Kelompok Kerja Penyuluh Agama (Pokjaluh) Kantor Kementerian Agama Kabupaten Gorontalo 1 Shalawat serta salam, mari kita selalu lantunkan bagi junjungan kita, teladan kita, Nabi besar Muhammad, Saw, pemimpin yang seluruh tarikan napas dan ajaran-ajarannya didedikasikan untuk mempersatukan umat dan masyarakatnya yang sangat majemuk, yang terdiri dari beragam suku, kabilah, dan keyakinan yang berbeda-beda. Pada hari ini kita merayakan Idulfitri. ‘Id artinya kembali. Id dinamakan ‘kembali’ karena ia kembali setiap tahun, dengan kebahagiaan yang diperbaharui”. Adapun al-fitr artinya berbuka, serumpun dengan kata ifthar, berbuka puasa. Dinamakan demikian karena Idulfitri adalah hari pertama di mana kita dilarang berpuasa, setelah sebulan penuh kita menjalani ibadah puasa Ramadan. Karenanya, sumber-sumber Arab menyebut pengertian Idulfitri adalah: “hari pertama dimulainya kembali berbuka bagi orang-orang yang berpuasa, serta (hari) diharamkan puasa di dalamnya”. Dalam setiap kembalinya hari raya Idulfitri, umat Islam khususnya sering saling mengucapkan doa: ُّتَقَب ََّل هَّللا ُ ِمنَّا َو ِم ْن ُك ْم تَقَبَّلْ يا َ َك ِر ْي ُم َو َج َعلَنَا هللاُ َواِيَّا ُك ْم ِم َن ْال َعا ِء ِدي َْن َو ْالفَاِئ ِزي َْن َو ْال َم ْقب ُْولِي َْن ُكل عا َ ٍم َوَأ ْنتُ ْم بِ َخي ٍْر “Semoga Allah menerima (amal ibadah) kami dan kamu, Wahai Allah Yang Maha Mulia, terimalah! Dan semoga Allah menjadikan kami dan kamu termasuk orang-orang yang kembali dan orang-orang yang menang serta diterima (amal ibadah). Setiap tahun semoga kamu semua senantiasa dalam kebaikan.” Doa itu mengandung semangat untuk saling mendoakan agar seluruh ibadah kita di bulan suci Ramadan khususnya, diterima oleh Allah Swt, serta memberikan dampak kemenangan, kebaikan, dan kemaslahatan bagi kita di sepanjang zaman. Allahu Akbar, Allahu Akbar, Allahu Akbar wa lillahil Hamd, Ma’asyiral Muslimin wal Muslimat Rahimakumullah. Sesungguhnya, kata silaturahmi berakar dari bahasa Arab, yaitu “shilah”, yang berarti hubungan atau relasi, dan “Rahim” berarti kerabat atau kasih sayang. Silaturahmi dimaknai sebagai hubungan kekerabatan atas dasar kasih sayang. Menjaga silaturrahmi sangat penting, Allah SWT telah berfirman dalam QS. Al Anfaal ayat 63; ٰ َ ض َج ِميعًا َّمٓا َألَّ ْف َ ت بَي َْن قُلُوبِ ِه ْم َولَ ِك َّن ٱهَّلل ِ ْت َما فِى ٱَأْلر َ ف بَي َْن قُلُوبِ ِه ْم ۚ لَ ْو َأنفَ ْق َ ََّوَأل ف بَ ْينَهُ ْمَ ََّأل " Dan Yang mempersatukan hati mereka (orang-orang yang beriman). Walaupun kamu membelanjakan semua (kekayaan) yang berada di bumi, niscaya kamu tidak dapat mempersatukan hati mereka, akan tetapi Allah telah mempersatukan hati mereka." Berbagai perintah untuk menjalankan silaturahmi juga tertuang dalam beberapa ayat Alquran dan hadis. Allah Ta’ala memerintahkan untuk menyambung tali silaturahim, dalam firman-Nya: َوا ْعبُ ُدوا هَّللا َ َواَل تُ ْش ِر ُكوا ِب ِه َش ْيًئا ۖ َوبِ ْال َوالِ َدي ِْن ِإحْ َسانًا َوبِ ِذي ْالقُرْ بَ ٰى َو ْاليَتَا َم ٰى ِ ِب َواب ِْن ال َّسب يل ِ ب بِ ْال َج ْن ِ َّاح ِ ب َوالص ِ ُار ْال ُجن ِ ار ِذي ْالقُرْ بَ ٰى َو ْال َج ِ ين َو ْال َجِ َو ْال َم َسا ِك َ ت َأ ْي َمانُ ُك ْم ۗ ِإ َّن هَّللا َ اَل ي ُِحبُّ َم ْن َك ان ُم ْختَااًل فَ ُخورًا ْ َو َما َملَ َك “Sembahlah Allah dan janganlah kamu mempersekutukan-Nya dengan sesuatupun. Dan berbuat baiklah kepada dua orang ibu-bapa, karib-kerabat, anak-anak yatim, orang- orang miskin, tetangga yang dekat dan tetangga yang jauh, dan teman sejawat, ibnu sabil dan hamba sahayamu. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang sombong dan membangga-banggakan diri” (QS. An Nisa: 36). Silaturrahim bukan sekedar berjabatan tangan atau memohon maaf semata, tetapi silaturrahim memiliki makna yang lebih hakiki. Silaturrahim memiliki aspek mental dan keluasan hati sesuai dengan asal kata dari silaturrahim itu sendiri, kata shilah yang berarti menyambungkan atau menghimpun, dan ar-rahiim yang berarti kasih sayang. Maka silaturrahim pada saat hari raya ini adalah sarana untuk menyambung kembali hubungan di antara sanak saudara dan mengeratkannya, menghimpun kembali Penyusun: Usman Tahir, S.Ag Kelompok Kerja Penyuluh Agama (Pokjaluh) Kantor Kementerian Agama Kabupaten Gorontalo 2 keterserakan antara keluarga dan tetangga yang sempat tidak harmonis untuk kembali bersatu dan utuh dalam suasana yang lebih indah untuk saling mengasihi. Yang lebih besar dari itu bahwa silaturrahim merupakan tolak ukur dari keimanan seseorang kepada Allah dan hari akhirat, Rasulullah SAW bersabda: ِ َان يُْؤ ِم ُن بِاهَّلل ِ َو ْاليَ ْو ِم اآْل ِخ ِر؛ فَ ْلي صلْ َر ِح َمه َ َم ْن َك “Barang siapa beriman kepada Allah dan hari akhir; hendaklah ia menjalin silaturrahim”. (HR. Bukhari) Jama'ah shalat Idul Fitri yang berbahagia Sesungguhnya, menyambung tali silaturahmi merupakan salah satu bentuk kecintaan dan ketakwaan seorang hamba. Menyambung tali silaturahmi sama dengan menyambung hubungan dengan Allah SWT sebagaimana disebutkan hadist yang diriwayatkan dari Abu Hurairah ra ia berkata sesungguhnya Rasulullah saw bersabda: “Sesungguhnya Allah swt menciptakan makhluk, hingga apabila Dia selesai dari (menciptakan) mereka, rahim berdiri seraya berkata: ini adalah kedudukan orang yang berlindung dengan-Mu dari memutuskan. Dia berfirman: “Benar, apakah engkau ridha jika Aku menyambung orang yang menyambung engkau dan memutuskan orang yang memutuskan engkau?” Ia menjawab: iya. Dia berfirman: “Itulah untukmu” Dengan begitu, silaturahmi menjadi ajang mendekatkan diri pada Allah SWT. Hal ini karena Allah memerintahkan hambaNya untuk menjaga keutuhan antar sesamanya. Allah juga menjanjikan pahala bagi siapa saja yang mampu menjaganya dan Dia juga tidak segan memberikan peringatan bagi mereka yang memutus keutuhan tali silaturahmi. Dengan bersilaturahmi, seseorang dapat memperluas rezeki orang lain dengan bantuan yang diberikan. Allah SWT. pun menjanjikan kemudahan dan pahala bagi siapa saja yang mampu memperpanjang tali silaturahmi dan memudahkan urusan saudaranya. Janji Allah tersebut tertuang dalam sabda Rasulullah yang diriwayatkan Abu Hurairah: “Siapa yang suka dilapangkan rezekinya dan dipanjangkan umurnya hendaklah dia menyambung tali silaturahmi.” (HR. Bukhari dan Muslim). Allahu Akbar, Allahu Akbar, Allahu Akbar wa lillahil Hamd, Ma’asyiral Muslimin wal Muslimat Rahimakumullah… Islam menempatkan silaturahmi sebagai jalan untuk mendapatkan Rahmat Allah. Nabi Muhammad SAW suatu ketika berkumpul dengan sahabatnya. Nabi kelihatan sedih. Sahabat bertanya. Ada apa gerangan Rasulullah..? Rasul Allah mengatakan Rahmat Allah tidak turun. Rasul melihat sesuatu yang tidak terlihat. Sahabat seketika pulang, mewujudkan dan memperat silaturahmi antar keluarga. Ketika datang lagi, Rasul mengatakan sekarang Rahmat sudah turun. Begitu pentingnya silaturahmi, maka tidak masuk sorga seseorang kalau silaturahmi terputus. Hal itu sesuai dengan hadits Nabi Saw.; ِ َالَ يَ ْد ُخ ُل ْال َجنَّةَ ق ِ َيَ ْعنِي;ق,اط ٌع اط َع َر ِح ٍم “Tidak akan masuk surga orang yang memutus silaturahmi.” (HR. Bukhāri dan Muslim). Hadits ini merupakan ancaman bagi orang yang memutuskan silaturahmi (yaitu) bahwasanya dia tidak masuk surga. Ini menunjukkan bahwasanya permasalahan adab atau akhlaq adalah permasalahan yang penting. Barangsiapa yang tidak berakhlaq sehingga memutuskan silaturahmi maka tidak akan masuk surga. Pemutus silaturahmi sangat dibenci oleh Allah. Mereka yang memutus silaturahmi tidak mendapatkan Rahmat Allah SWT. Rasullullah mengatakan; “mereka yang memutus silaturahmi tidak mendapat Rahmat Allah”. (HR. Muslim) Silaturahmi itu tanpa sekat ruang dan waktu, upaya menyambung silaturahmi bisa dilakukan kapan dan dimana saja. Banyak media yang memungkinkan hubungan yang putus bisa tersambung lagi. Kemajuan teknologi informasi memudahkan untuk menyampaikan pesan. Silaturahmi bisa dilakukan kepada siapapun. Menyambung silaturahmi juga tidak terbatas kepada mereka yang berbeda suku, bangsa dan agama serta pandangan politik. Penyusun: Usman Tahir, S.Ag Kelompok Kerja Penyuluh Agama (Pokjaluh) Kantor Kementerian Agama Kabupaten Gorontalo 3 Kepada siapapun bisa dilakukan. Toh semuanya juga umat Allah, tentu asal jangan mencampurkan aqidah. Disitulah indahnya Islam, Rasulullah SAW. menganjurkan kita untuk selalu menjalin hubungan sosial dengan sekitar tanpa membeda bedakan. Islam mengajarkan hubungan baik dengan sesama. "Siapa yang menyambung tali silaturahmi, kusambung hubungan dengan Dia. Siapa yang memutus tali silaturahmi, maka putuslah hubungan dengan Dia. Begitulah firman Allah SWT." Dalam bukunya Manaazilul akhirah Syeikh Abbas Al-Qumi menyebutkan beberapa amalan yang menyelamatkan kita dari segala bahaya, penderitaan, azab dan siksaan saat sakratul menjemput kita. Dan salah satu amalan tersebut adalah Silaturrahmi. Imam Ja’far Ash-Shadiq dalam kitab Amali Ash-Shaduq: hal. 318, berkata: “Barangsiapa yang ingin dimudahkan sakratul mautnya, maka hendaknya ia bersilaturrahim kepada keluarganya, dan berbakti kepada kedua orang tuanya. Jika ia melakukan hal itu, Allah akan memudahkan sakratul mautnya, dan dalam hidupnya ia tidak akan ditimpa kefakiran selamanya.” Allahu Akbar, Allahu Akbar, Allahu Akbar wa lillahil Hamd, Ma’asyiral Muslimin wal Muslimat Rahimakumullah… Saat ini kita tengah berada di suatu zaman dengan nilai-nilai ukhuwwah (persaudaraan) yang dibangun karena Allah mulai pudar. Orang-orang tidak saling berinteraksi melainkan karena pertimbangan materi belaka. Mereka saling mencintai dan membenci karena dunia. Tidaklah salah seorang dari mereka mendekati yang lain dengan wajah yang manis kecuali karena ada maunya. Tatkala kepentingan itu tidak tercapai, maka senyuman pun berubah menjadi raut masam. Gaya hidup seperti ini sangatlah bertentangan dengan ajaran Islam, Rosulullah SAW bersabda: “Kalian tidak akan masuk surga sampai kalian beriman dan tidaklah kalian beriman sampai kalian saling mencintai.”(HR.Muslim). Di antara perkataan dan perbuatan yang dicintai dan diridhai oleh Allah adalah menunaikan hak-hak ukhuwwah/Hak seorang muslim atas saudaranya yang lain. Saling tolong menolong dalam kebaikan, bertegur sapa, saling memberikan hadiah dan lain-lain, hak-hak inilah yang hendaknya tetap diperhatikan oleh setiap muslim, baik tua, muda, lelaki, maupun wanita. Seorang muslim harus menyadari bahwa persaudaraan dan rasa cinta diantara sesama kaum mukminin yang dilandasi karena Allah merupakan suatu nikmat yang sangat agung dari Allah SWT. Maka hendaknya senantiasa dijaga dan selalu dipelihara oleh mereka, Allah SWT berfirman di dalam surat Ali-Imron 103: ت هَّللا ِ َعلَ ْي ُك ْم ِإ ْذ ُك ْنتُ ْم َأ ْع َدا ًء َ نِ ْع َم0ص ُموا بِ َحب ِْل هَّللا ِ َج ِميعًا َواَل تَفَ َّرقُوا ۚ َو ْاذ ُكرُوا ِ ََوا ْعت ار فََأ ْنقَ َذ ُك ْم ِ َّف بَي َْن قُلُوبِ ُك ْم فََأصْ بَحْ تُ ْم بِنِ ْع َمتِ ِه ِإ ْخ َوانًا َو ُك ْنتُ ْم َعلَ ٰى َشفَا ُح ْف َر ٍة ِم َن الن َ َّفََأل ِم ْنهَا ”Dan berpeganglah kamu semuanya kepada tali (agama) Allah, dan janganlah kamu bercerai berai, dan ingatlah akan nikmat Allah kepadamu ketika kamu dahulu (masa Jahiliyah) bermusuh-musuhan, maka Allah mempersatukan hatimu, lalu menjadilah kamu karena nikmat Allah, orang-orang yang bersaudara; dan kamu telah berada di tepi jurang neraka, lalu Allah menyelamatkan kamu dari padanya”. Seorang sahabat yang bernama ‘Abdah bin Abi Lubabah RA berkata: “Aku bertemu dengan Mujahid RA. Lalu dia menjabat tanganku, seraya berkata: 'Jika dua orang yang saling mencintai karena Allah bertemu, lalu salah satunya mengambil tangan kawannya sambil tersenyum kepadanya, maka gugurlah dosa-dosa mereka sebagaimana gugurnya dedaunan.” Hal ini menunjukan akan kemuliaan seseorang yang saling menjalin Ukhuwah Islamiyah. Banyak kisah yang bisa menginspirasi kita dari para sahabat seperti kaum Muhajirin dan Anshar yang mana Rosulullah SAW telah jadikan mereka bersaudara, bahkan di antara mereka saling mengutamakan antara yang satu dengan yang lain, yang
Penyusun: Usman Tahir, S.Ag
Kelompok Kerja Penyuluh Agama (Pokjaluh) Kantor Kementerian Agama Kabupaten Gorontalo 4 akhirnya terjalinlah sebuah masyarakat yang madani dan Islami di kota Madinah Al- Munawarah. Akan tetapi perlu diketahui bahwa sebuah persaudaraan yang dibangun atas dasar Lillahi ta’ala juga harus memperhatikan hak-hak terhadap saudaranya, khususnya dalam hal beramar ma’ruf nahi munkar, jika kedua hal tersebut terwujud, maka Allah SWT akan memberikan pintu rahmat kepada setiap ikhwah yang saling bersaudara. Sungguh, menjalin Ukhuwah Islamiyah dan silaturahmi mempunyai keutamaan yang sangat besar sekali, mulai dari penggugur dosa, memperluas rejeki, bahkan sampai memperpanjang umur kita. Bulan Ramadhan dan Syawal menjadi sebuah kesempatan dan waktu yang sangat tepat sekali bagi kita untuk saling bersilaturahmi dan memupuk persaudaraan kepada setiap muslim, khususnya terhadap mereka yang mempunyai garis nasab/keturunan.. Demikianlah, semoga kita semua termasuk orang-orang yang menjaga tali silaturahim dan ukhuwah. Aamiin… Allahhumma Aamiin. Allahu Akbar, Allahu Akbar, Allahu Akbar wa lillahil Hamd, Ma’asyiral Muslimin wal Muslimat Rahimakumullah… Selamat jalan Ramadhan…, dan semoga kita masih bisa bertemu kembali… Akhirnya marilah kita berdoa, menundukkan kepala, memohon kepada Allah Yang Maha Rahman dan Maha Rahim untuk kebaikan kita dan umat Islam dimana saja berada. Semuanya, mari kita bersimpuh mohon ampun serta berdo’a kepada Allah. Al-Faatihah…! اللهم صل على محمد وعلى آل محمد....... ان َواَل تَجْ َعلْ فِي قُلُوبِنَا ِغاًّل ِ ين َسبَقُونَا بِاِإْل ي َم 0َ الَّلهَ َّم ا ْغفِرْ لَنَا َولِ َوالِ ِدي َْن َوِإِل ْخ َوانِنَا الَّ ِذ َربَّنَا اَل تُ ِز ْغ قُلُوبَنَا بَ ْع َد ِإ ْذ هَ َد ْيتَنَا َوهَبْ لَنَا،وف َر ِحي ٌم ٌ ك َر ُء َ َّين َءا َمنُوا َربَّنَا ِإن 0َ لِلَّ ِذ ُت ْال َوهَّاب َ ك َأ ْنَ َّك َرحْ َمةً ِإن َ ِم ْن لَ ُد ْن Ya Allah, sesungguhnya kami memuji-Mu, meminta tolong kepada-Mu, dan memohon petunjuk dari-Mu, kami berlindung dan bertawakal kepada-Mu, kami memuji-Mu dengan segala kebaikan, kami bersyukur atas semua nikmat-Mu, kami tidak mengingkari- Mu, kami berlepas diri dari siapa pun yang durhaka kepada-Mu. Ya Allah, hanya kepada- Mu kami menyembah, hanya untuk-Mu shalat dan sujud kami, dan hanya kepada-Mu kami berusaha dan bergegas, kami sangat mengharapkan rahmat-Mu dan takut akan siksa-Mu, sesungguhnya azab-Mu benar-benar ditimpakan kepada orang-orang kafir. Ya Allah, segala puji hanya bagi-Mu atas nikmat Islam, nikmat Iman, nikmat Al- Qur’an, nikmat bulan Ramadhan, nikmat keluarga, harta dan kesehatan. Segala puji bagi- Mu atas semua nikmat yang telah Engkau anugerahkan kepada kami. Ya Allah, sampaikanlah shalawat, salam, dan keberkahan kepada hamba, nabi dan rasul-Mu Muhammad saw beserta seluruh keluarga dan sahabatnya. Berikan cinta yang tak terhitung pada kami agar kami mencintai Rasulullah dengan sepenuh hati kami… Pertemukan kami dengan Rasulullah dalam Surgamu… Kumpulkan kami bersama Muhammad dalam surga-Mu ya Allah…. Ya Allah ampunilah dosa-dosa kami, kedua orang tua, guru-guru kami dan saudara-saudara kami kaum muslimin semua, baik yang masih hidup maupun yang sudah wafat. Ya Allah hanya kepada-Mu kami mengabdi, hanya kepada-Mu kami sholat dan sujud, hanya kepada-Mu kami menuju dan tunduk. Kami mengharapkan rahmat dan kasih sayang-Mu. Kami takut akan azab-Mu kerena azab-Mu pasti menimpa kaum fasiq. Ya Allah jagalah kami dengan Islam dalam keadaan berdiri. Ya Allah jagalah kami dengan Islam dalam keadaan duduk dan jagalah kami dengan Islam dalam keadaan tidur. Jangan jayakan orang-orang kafir atas kami. Ya Allah… Berkahilah Usia kami ya Allah... Berkahilah rizki yang engkau berikan kepada kami ya Allah.... Berkahilan Ilmu yang engkau ajarkan ya Allah..... Jadikanlah Ilmu yang bermanfa'at bagi kami didunia dan diakhirat
Penyusun: Usman Tahir, S.Ag
Kelompok Kerja Penyuluh Agama (Pokjaluh) Kantor Kementerian Agama Kabupaten Gorontalo 5 Ya Allah, bersihkan hati dan jiwa ini dari hasad dan dengki, persatukan jiwa-jiwa ini dalam cinta karenaMu dan dalam ketaatan kepadaMu, jangan Engkau biarkan setan musuhMu menggerogoti persaudaraan kami. Ya Allah Yang mendengar rintihan hamba lemah dan banyak dosa. Ya Allah lindungi kami, masyarakat kami dan anak-anak kami dari berbuat dosa. Jangan segera Engkau lenyapkan hari yang suci ini. Berikanlah waktu kepada kami. Kami masih ingin bertemu dengan dengan bulan Ramadhan lagi. Kami masih ingin shalat idul fitri seperti ini lagi. Ya Allah memang kami kini bergembira, tapi kami juga sedih. Sedih jangan-jangan kami tak bertemu Ramdhan lagi. Sedih jangan-jangan ini adalah idul fitri yang terakhir bagi kami. Kami khawatir setelah Ramadhan syetan-syetan banyak berkuasa lagi. Ya Allah, gantikanlah kepedihan ini dengan kesenangan, jadikanlah duka sebagai awal kebahagiaan, dan sirnakanlah rasa takut menjadi rasa tentram, dan rasa cemas menjadi penuh harapan. Ya Allah, dinginkan panasnya hati ini dengan salju keyakinan, dan padamkan bara jiwa dengan air keimanan. Ya Allah, sirnakan keraguan terhadap fajar yang pasti datang dan memancar terang, dan hancurkan perasaan jahat dengan secercah kebenaran. Hempaskan semua tipu daya syetan dengan bantuan bala tentara-Mu, ya Allah. Ya Allah, sirnakan dari kami rasa sedih dan duka, dan usirlah kegundahan dari jiwa kami semua. Kami berlindung kepada-Mu dari setiap rasa takut yang mendera. Hanya kepada-Mu kami bersandar dan bertawakkal. Hanya kepada-Mu kami memohon, dan hanya dari-Mu-lah semua pertolongan. Cukuplah Engkau sebagai pelindung kami, karena Engkaulah sebaik-baik pelindung dan penolong. Ya, Allah tolonglah saudara-saudara kami yang sedang sakit, dilanda kesedihan dan musibah, para janda, anak-anak yatim, kaum lemah dan para fakir-miskin. Anugerahkan kebahagian kepada mereka. Siramilah dengan rezeki yang melimpah dari sisi-Mu yang penuh berkah. Kami lemah tak begitu berdaya membantu dan meyantuni mereka. Ampuni kami, ya Allah. Ya Allah kumpulkanlah hati-hati kami di atas dasar kecintaan kepada-Mu, pertemukanlah pada jalan ketaatan kepada-Mu, satukanlah di jalan dakwah-Mu dan ikatlah di atas janji setia demi membela syari’at-Mu. Ya Allah padukanlah jiwa-jiwa ini sebagai hamba-hamba-Mu yang beriman.. Ya Rabbi, ampuni kami atas kehilafan dan dosa kami kepada anak-anak kami, suami, isteri kami, belum mampu mendidik dan membahagiakan mereka. Ya Allah, yang mengetahui segala keburukan aib dan maksiat, ampuni seburuk apapun masa lalu kami, tutupi seburuk apapun aib-aib kami. Ya Rabb, karuniakan kami jasad yang terpelihara dari maksiat, terpelihara dari harta haram, makanan haram, perbuatan haram. Izinkan jasad ini pulang kelak, jasad yang bersih. Ya Allah, bukakanlah lembaran-lembaran baru yang bersih yang menggantikan masa lalu kami. Ya Allah Tuhan yang Maha Penyayang, sayangi kami, sayangi kedua orang tua kami, yang telah berpeluh lelah merawat dan mendidik kami. Ampuni setiap kata keras kami yang pernah terlontar pada mereka, Ya Allah. Ampuni sikap tak peduli kami atas mereka, Ya Rabb. Berikan kesempatan kami berbakti kepada mereka, Ya Allah. Lembutkan hati mereka untuk kami agar ridha mereka mengantar kami kepada RidhaMu, Ya Allah. Dan, jika Engkau telah mengambil mereka ke haribaanMu, maka basuhlah mereka dengan kelembutan ampunan dan rakhmatMu, serta pertemukan kami dengan mereka dalam keabadian nikmat syurga tidak akan nikmat tanpa bersama kedua orang tua kami. Ya Rabb, bukakan pintu hati kami agar selalu sadar bahwa hidup ini hanya mampir sejenak, hanya Engkau tahu kapan ajal menjemput kami, jadikan sisa umur menjadi jalan kebaikan bagi ibu bapak kami, jadikan kami menjadi anak yang shaleh yang dapat memuliakan ibu bapak kami.’’ Ya Allah lepaskanlah dan jauhkanlah dari kami penguasa-penguasa yang dholim, fasiq dan kafir. Anugerahkan kepada kami pemimpin-pemimpin yang beriman dan bertaqwa, yang menjadikan Kitab-Mu sebagai landasan kepemimpinannya, yang mau Penyusun: Usman Tahir, S.Ag Kelompok Kerja Penyuluh Agama (Pokjaluh) Kantor Kementerian Agama Kabupaten Gorontalo 6 merapkan syariat-Mu, yang membawa kami ke jalan yang benar, jalan yang Engkau ridhoi. Ya Allah selamatkanlah masyarakat kami dan jadikan kami semua sebagai hamba- hamba-Mu yang mendirikan Shalat….. Ya Allah selamatkanlah kami, anak-anak kami, keluarga kami, daerah kami, negeri kami dan ummat ini dari badai krisis, fitnah, bencana dan dosa yang membinasakan. Ya Allah janganlah Engkau goyangkan hati kami setelah Engkau beri petunjuk, dan tetapkankan hati kami atas agama-Mu. ان اللَّهُ َّم تَقَبَّلْ َأ ْع َملَنَا ِفي َ ض َ ان اللَّهُ َّم تَقَبَّلْ َأ ْع َملَنَا ِفي َر َم َ ض َ اللَّهُ َّم تَقَبَّلْ َأ ْع َملَنَا ِفي َر َم ِ َّاب الن ار َ َربَّنَا آتِنَا ِفي ال ُّد ْنيَا َح َسنَةً َوفِي اآْل ِخ َر ِة َح َسنَةً َوقِنَا َع َذ,ان َ ض َ َر َم تَقَب ََّل هللاُ ِمنَّا َو ِم ْن ُكم تَقَب ََّل هللاُ ِمنَّا َو ِم ْن ُكم تَقَب ََّل هللاُ ِمنَّا َو ِم ْن ُكم ك َو َع َسا ُك ْم ِم َن ال َعاِئ ِدي َْن َوالفَاِئ ِزي َْن ُكلُّ َع ٍام َوَأ ْنتُ ْم بِ َخي ٍْر َ َِع ْي ُد ُك ْم ُمب ٌ ار ان ِإلَى يَ ْو ِم ٍ صحْ بِ ِه و َ َم ْن تَبِ َعهُ ْم بِِإحْ َس َ صلَّى هللاُ َعلَى نَبِيِّنَا ُم َح َّم ٍد َو َعلَى آلِ ِه َو َ َو ,ال ّديْن .آخ ُر َد ْع َوانَا َأ ِن ْال َح ْم ُد هلل َربِّ ْال َعالَ ِمي َْن ِ َو َُوال َّسالَ ُم َعلَ ْي ُك ْم َو َرحْ َمةُهللاِ َو بَ َر َكاتُه
Penyusun: Usman Tahir, S.Ag
Kelompok Kerja Penyuluh Agama (Pokjaluh) Kantor Kementerian Agama Kabupaten Gorontalo 7