Anda di halaman 1dari 7

Naskah Khutbah Idul Fitri 1444 H/2023

Pentingnya Silaturrahmi Dalam Membangun Ukhuwah

ُ‫اَل َّسالَ ُم َعلَ ْي ُك ْم َو َرحْ َمةُهللاِ َو بَ َر َكاتُه‬


,‫ هللَا ُ َأ ْكبَ ُر هللَا ُ َأ ْكبَ ُر هللَا ُ َأ ْكبَ ُر‬,‫ هللَا ُ َأ ْكبَ ُر هللَا ُ َأ ْكبَ ُر هللَا ُ َأ ْكبَ ُر‬,‫هللَا ُ َأ ْكبَ ُر هللَا ُ َأ ْكبَ ُر هللَا ُ َأ ْكبَ ُر‬
،‫ َوَأ َعانَنَا فِ ْي ِه َعلَى ْالقِيَ ِام‬,‫اَ ْل َح ْم ُد هَّلِل ِ الَّ ِذي َأتَ َّم لَنَا َشه َْر الصِّ يَ ِام‬,..‫لح ْم ُد‬ َ ‫ َوهللِ ْا‬, ْ‫هللَا ُ َأ ْكبَر‬
,ُ‫ْك لَه‬ َ ‫ الَ َش ِري‬0ُ‫ َونَ ْشهَ ُد َأ ْن الَ ِإلَهَ ِإالَّ هللاُ َوحْ َده‬,‫َو َختَ َمهُ لَنَا بِيَ ْو ٍم هُ َو ِم ْن َأ َجلِّ اَأْلي َِّام‬
ِ ‫ َونَ ْشهَ ُد َأ َّن ُم َح َّم ًدا َرسُو ُل‬,‫ َأ ْه ُل ْالفَضْ ِل َواِإْل ْن َع ِام‬,‫الواح ُد اَأل َح ُد‬
‫هللا إلَى َج ِمي ِْع‬ ِ
,‫ك َعلَ ْي ِه َو َعلَى آلِ ِه َوَأصْ َحابِ ِه َأ ْه ِل التَّ ْوقِي ِْر َوااْل ِ حْ تِ َر ِام‬ َ ‫ار‬ َ َ‫صلَّى هللاُ َو َسلَّ َم َوب‬ َ ,‫اَأْلنَ ِام‬
‫َّاي بِتَ ْق َوى‬ َ ‫ص ْي ُك ْم َوِإي‬ِ ‫ بَ ْع ُد ;يَا َأيُّهَا النَّاسُ ُأ ْو‬0‫َأ َّما‬,‫ان ِإلَى يَ ْو ِم ال ِّدي ِْن‬ ٍ ‫َو َم ْن تَبِ َعهُ ْم بِِإحْ َس‬
‫ َوِإ ْذ تََأ َّذ َن َربُّ ُك ْم لَِئن َش َكرْ تُ ْم َأَل ِزي َدنَّ ُك ْم ۖ َولَِئن َكفَرْ تُ ْم‬:‫ال تَ َعالَى‬ َ َ‫ق‬,‫از ْال ُمتَّقُ ْو َن‬ َ َ‫هللاِ فَقَ ْد ف‬
‫ يُصْ لِحْ لَ ُك ْم‬.‫يَا َأيُّهَا الَّ ِذي َْن َءا َمنُوا اتَّقُوا هللاَ َوقُ ْولُ ْوا قَ ْوالً َس ِد ْي ًدا‬,‫ِإ َّن َع َذابِى لَ َش ِدي ٌد‬
ُ ‫ هَّللا‬.‫از فَ ْو ًزا َع ِظي ًما‬ َ َ‫ َو َم ْن ي ُِط ِع هللاَ َو َرس ُْولَهُ فَقَ ْد ف‬،‫ َويَ ْغفِرْ لَ ُك ْم ُذنُ ْوبَ ُك ْم‬،‫َأ ْع َمالَ ُك ْم‬
‫ وهللِ الحم ُد‬،ُ‫ هَّللا ُ َأ ْكبَر‬،ُ‫ هَّللا ُ َأ ْكبَر‬،ُ‫َأ ْكبَر‬
Allahu Akbar, Allahu Akbar, Allahu Akbar wa lillahil Hamd,
Ma’asyiral Kaum Muslimin & Muslimat Rahimakumullah.
Di pagi hari yang manandai datangnya hari pertama bulan Syawal ini, yang juga
kita kenal dengan Hari Raya Iedul Fitri, kita berada dalam suasana gembira tapi juga
sedih. Gembira karena kita telah berhasil kembali dari medan juang sebulan penuh
dengan kemenangan yang gilang gemilang. Tapi juga sedih, karena telah ditinggal pergi
bulan Ramadhan yang penuh berkah dan penuh kenangan.
Ya Allah, apakah kami masih bisa bertemu kembali dengan bulan Ramadhan di
tahun yang akan datang ? Ya, apakah kita kira-kira masih bertemu dengan bulan
Ramadhan di tahun yang akan datang ? Ramadhan dipastikan insya Allah tetap akan
datang. Tapi ketika Ramadhan itu datang apakah kita masih hidup ? Adalah sesuatu yang
semua kita tak tahu..
Ya Allah, kami tak tahu kapan ajal kami tiba. Ya Allah, tapi kami masih
menginginkan bisa bertemu dengan bulan Ramadhan lagi. Ya Allah, bulan Ramadhan
cepat sekali berlalu. Kami merasakan seakan baru kemarin bulan Ramadhan itu datang,
tapi kini ia telah pergi. Ya Allah, kami berharap itu bukan pertemuan kami yang terakhir
dengan bulan Ramadhan. Kami masih menginginkan berjumpa dengan bulan Ramadhan,
yang penuh berkah ini ya Allah.
Allahu Akbar, Allahu Akbar, Allahu Akbar wa lillahil Hamd,
Ma’asyiral Muslimin wal Muslimat Rahimakumullah…
Dengan takbir dan tahmid, kita melepas Ramadan 1444 H yang insya Allah telah
menempa hati, mengasuh jiwa serta mengasah nalar kita. Dengan takbir dan tahmid, kita
melepas bulan suci itu dengan hati harus penuh harap, dengan jiwa kuat penuh
optimisme, betapa pun beratnya tantangan dan sulitnya situasi. Ini karena kita menyadari
bahwa Allah Maha Besar. Allahu Akbar, Allahu Akbar..! Semua kecil dan ringan selama
kita bersama dengan Allah..
Bagi kita umat Islam, rasa syukur juga semakin berlipat karena pada pada Tahun
2023 ini, alhamdulillah umat Islam Indonesia sudah dapat menjalankan ibadah shalat
Idulfitri secara terbuka, di masjid-masjid, atau di lapangan terbuka dengan tanpa adanya
pembatasan-pembatasan lagi.
Penyusun: Usman Tahir, S.Ag
Kelompok Kerja Penyuluh Agama (Pokjaluh) Kantor Kementerian Agama Kabupaten Gorontalo 1
Shalawat serta salam, mari kita selalu lantunkan bagi junjungan kita, teladan kita,
Nabi besar Muhammad, Saw, pemimpin yang seluruh tarikan napas dan ajaran-ajarannya
didedikasikan untuk mempersatukan umat dan masyarakatnya yang sangat majemuk,
yang terdiri dari beragam suku, kabilah, dan keyakinan yang berbeda-beda.
Pada hari ini kita merayakan Idulfitri. ‘Id artinya kembali. Id dinamakan ‘kembali’
karena ia kembali setiap tahun, dengan kebahagiaan yang diperbaharui”. Adapun al-fitr
artinya berbuka, serumpun dengan kata ifthar, berbuka puasa. Dinamakan demikian
karena Idulfitri adalah hari pertama di mana kita dilarang berpuasa, setelah sebulan penuh
kita menjalani ibadah puasa Ramadan. Karenanya, sumber-sumber Arab menyebut
pengertian Idulfitri adalah: “hari pertama dimulainya kembali berbuka bagi orang-orang
yang berpuasa, serta (hari) diharamkan puasa di dalamnya”.
Dalam setiap kembalinya hari raya Idulfitri, umat Islam khususnya sering saling
mengucapkan doa:
ُّ‫تَقَب ََّل هَّللا ُ ِمنَّا َو ِم ْن ُك ْم تَقَبَّلْ يا َ َك ِر ْي ُم َو َج َعلَنَا هللاُ َواِيَّا ُك ْم ِم َن ْال َعا ِء ِدي َْن َو ْالفَاِئ ِزي َْن َو ْال َم ْقب ُْولِي َْن ُكل‬
‫عا َ ٍم َوَأ ْنتُ ْم بِ َخي ٍْر‬
“Semoga Allah menerima (amal ibadah) kami dan kamu, Wahai Allah Yang Maha
Mulia, terimalah! Dan semoga Allah menjadikan kami dan kamu termasuk orang-orang
yang kembali dan orang-orang yang menang serta diterima (amal ibadah). Setiap tahun
semoga kamu semua senantiasa dalam kebaikan.”
Doa itu mengandung semangat untuk saling mendoakan agar seluruh ibadah kita di
bulan suci Ramadan khususnya, diterima oleh Allah Swt, serta memberikan dampak
kemenangan, kebaikan, dan kemaslahatan bagi kita di sepanjang zaman.
Allahu Akbar, Allahu Akbar, Allahu Akbar wa lillahil Hamd,
Ma’asyiral Muslimin wal Muslimat Rahimakumullah.
Sesungguhnya, kata silaturahmi berakar dari bahasa Arab, yaitu “shilah”, yang
berarti hubungan atau relasi, dan “Rahim” berarti kerabat atau kasih sayang. Silaturahmi
dimaknai sebagai hubungan kekerabatan atas dasar kasih sayang. Menjaga silaturrahmi
sangat penting, Allah SWT telah berfirman dalam QS. Al Anfaal ayat 63;
ٰ َ ‫ض َج ِميعًا َّمٓا َألَّ ْف‬
َ ‫ت بَي َْن قُلُوبِ ِه ْم َولَ ِك َّن ٱهَّلل‬ ِ ْ‫ت َما فِى ٱَأْلر‬
َ ‫ف بَي َْن قُلُوبِ ِه ْم ۚ لَ ْو َأنفَ ْق‬ َ َّ‫َوَأل‬
‫ف بَ ْينَهُ ْم‬َ َّ‫َأل‬
" Dan Yang mempersatukan hati mereka (orang-orang yang beriman). Walaupun
kamu membelanjakan semua (kekayaan) yang berada di bumi, niscaya kamu tidak dapat
mempersatukan hati mereka, akan tetapi Allah telah mempersatukan hati mereka."
Berbagai perintah untuk menjalankan silaturahmi juga tertuang dalam beberapa
ayat Alquran dan hadis. Allah Ta’ala memerintahkan untuk menyambung tali silaturahim,
dalam firman-Nya:
‫َوا ْعبُ ُدوا هَّللا َ َواَل تُ ْش ِر ُكوا ِب ِه َش ْيًئا ۖ َوبِ ْال َوالِ َدي ِْن ِإحْ َسانًا َوبِ ِذي ْالقُرْ بَ ٰى َو ْاليَتَا َم ٰى‬
ِ ِ‫ب َواب ِْن ال َّسب‬
‫يل‬ ِ ‫ب بِ ْال َج ْن‬
ِ ‫َّاح‬
ِ ‫ب َوالص‬ ِ ُ‫ار ْال ُجن‬ ِ ‫ار ِذي ْالقُرْ بَ ٰى َو ْال َج‬ ِ ‫ين َو ْال َج‬ِ ‫َو ْال َم َسا ِك‬
َ ‫ت َأ ْي َمانُ ُك ْم ۗ ِإ َّن هَّللا َ اَل ي ُِحبُّ َم ْن َك‬
‫ان ُم ْختَااًل فَ ُخورًا‬ ْ ‫َو َما َملَ َك‬
“Sembahlah Allah dan janganlah kamu mempersekutukan-Nya dengan sesuatupun.
Dan berbuat baiklah kepada dua orang ibu-bapa, karib-kerabat, anak-anak yatim, orang-
orang miskin, tetangga yang dekat dan tetangga yang jauh, dan teman sejawat, ibnu sabil
dan hamba sahayamu. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang sombong
dan membangga-banggakan diri” (QS. An Nisa: 36).
Silaturrahim bukan sekedar berjabatan tangan atau memohon maaf semata, tetapi
silaturrahim memiliki makna yang lebih hakiki. Silaturrahim memiliki aspek mental dan
keluasan hati sesuai dengan asal kata dari silaturrahim itu sendiri, kata shilah yang berarti
menyambungkan atau menghimpun, dan ar-rahiim yang berarti kasih sayang.
Maka silaturrahim pada saat hari raya ini adalah sarana untuk menyambung
kembali hubungan di antara sanak saudara dan mengeratkannya, menghimpun kembali
Penyusun: Usman Tahir, S.Ag
Kelompok Kerja Penyuluh Agama (Pokjaluh) Kantor Kementerian Agama Kabupaten Gorontalo 2
keterserakan antara keluarga dan tetangga yang sempat tidak harmonis untuk kembali
bersatu dan utuh dalam suasana yang lebih indah untuk saling mengasihi. Yang lebih
besar dari itu bahwa silaturrahim merupakan tolak ukur dari keimanan seseorang kepada
Allah dan hari akhirat, Rasulullah SAW bersabda:
ِ َ‫ان يُْؤ ِم ُن بِاهَّلل ِ َو ْاليَ ْو ِم اآْل ِخ ِر؛ فَ ْلي‬
‫صلْ َر ِح َمه‬ َ ‫َم ْن َك‬
“Barang siapa beriman kepada Allah dan hari akhir; hendaklah ia menjalin
silaturrahim”. (HR. Bukhari)
Jama'ah shalat Idul Fitri yang berbahagia
Sesungguhnya, menyambung tali silaturahmi merupakan salah satu bentuk
kecintaan dan ketakwaan seorang hamba. Menyambung tali silaturahmi sama dengan
menyambung hubungan dengan Allah SWT sebagaimana disebutkan hadist yang
diriwayatkan dari Abu Hurairah ra ia berkata sesungguhnya Rasulullah saw bersabda:
“Sesungguhnya Allah swt menciptakan makhluk, hingga apabila Dia selesai dari
(menciptakan) mereka, rahim berdiri seraya berkata: ini adalah kedudukan orang yang
berlindung dengan-Mu dari memutuskan. Dia berfirman: “Benar, apakah engkau ridha jika
Aku menyambung orang yang menyambung engkau dan memutuskan orang yang
memutuskan engkau?” Ia menjawab: iya. Dia berfirman: “Itulah untukmu”
Dengan begitu, silaturahmi menjadi ajang mendekatkan diri pada Allah SWT. Hal ini
karena Allah memerintahkan hambaNya untuk menjaga keutuhan antar sesamanya. Allah
juga menjanjikan pahala bagi siapa saja yang mampu menjaganya dan Dia juga tidak
segan memberikan peringatan bagi mereka yang memutus keutuhan tali silaturahmi.
Dengan bersilaturahmi, seseorang dapat memperluas rezeki orang lain dengan
bantuan yang diberikan. Allah SWT. pun menjanjikan kemudahan dan pahala bagi siapa
saja yang mampu memperpanjang tali silaturahmi dan memudahkan urusan saudaranya.
Janji Allah tersebut tertuang dalam sabda Rasulullah yang diriwayatkan Abu
Hurairah: “Siapa yang suka dilapangkan rezekinya dan dipanjangkan umurnya hendaklah
dia menyambung tali silaturahmi.” (HR. Bukhari dan Muslim).
Allahu Akbar, Allahu Akbar, Allahu Akbar wa lillahil Hamd,
Ma’asyiral Muslimin wal Muslimat Rahimakumullah…
Islam menempatkan silaturahmi sebagai jalan untuk mendapatkan Rahmat Allah.
Nabi Muhammad SAW suatu ketika berkumpul dengan sahabatnya. Nabi kelihatan sedih.
Sahabat bertanya. Ada apa gerangan Rasulullah..? Rasul Allah mengatakan Rahmat Allah
tidak turun. Rasul melihat sesuatu yang tidak terlihat. Sahabat seketika pulang,
mewujudkan dan memperat silaturahmi antar keluarga. Ketika datang lagi, Rasul
mengatakan sekarang Rahmat sudah turun.
Begitu pentingnya silaturahmi, maka tidak masuk sorga seseorang kalau
silaturahmi terputus. Hal itu sesuai dengan hadits Nabi Saw.;
ِ َ‫الَ يَ ْد ُخ ُل ْال َجنَّةَ ق‬
ِ َ‫يَ ْعنِي;ق‬,‫اط ٌع‬
‫اط َع َر ِح ٍم‬
“Tidak akan masuk surga orang yang memutus silaturahmi.” (HR. Bukhāri dan
Muslim).
Hadits ini merupakan ancaman bagi orang yang memutuskan silaturahmi (yaitu)
bahwasanya dia tidak masuk surga. Ini menunjukkan bahwasanya permasalahan adab
atau akhlaq adalah permasalahan yang penting. Barangsiapa yang tidak berakhlaq
sehingga memutuskan silaturahmi maka tidak akan masuk surga.
Pemutus silaturahmi sangat dibenci oleh Allah. Mereka yang memutus silaturahmi
tidak mendapatkan Rahmat Allah SWT. Rasullullah mengatakan; “mereka yang memutus
silaturahmi tidak mendapat Rahmat Allah”. (HR. Muslim)
Silaturahmi itu tanpa sekat ruang dan waktu, upaya menyambung silaturahmi bisa
dilakukan kapan dan dimana saja. Banyak media yang memungkinkan hubungan yang
putus bisa tersambung lagi. Kemajuan teknologi informasi memudahkan untuk
menyampaikan pesan.
Silaturahmi bisa dilakukan kepada siapapun. Menyambung silaturahmi juga tidak
terbatas kepada mereka yang berbeda suku, bangsa dan agama serta pandangan politik.
Penyusun: Usman Tahir, S.Ag
Kelompok Kerja Penyuluh Agama (Pokjaluh) Kantor Kementerian Agama Kabupaten Gorontalo 3
Kepada siapapun bisa dilakukan. Toh semuanya juga umat Allah, tentu asal jangan
mencampurkan aqidah. Disitulah indahnya Islam, Rasulullah SAW. menganjurkan kita
untuk selalu menjalin hubungan sosial dengan sekitar tanpa membeda bedakan. Islam
mengajarkan hubungan baik dengan sesama.
"Siapa yang menyambung tali silaturahmi, kusambung hubungan dengan Dia.
Siapa yang memutus tali silaturahmi, maka putuslah hubungan dengan Dia. Begitulah
firman Allah SWT."
Dalam bukunya Manaazilul akhirah Syeikh Abbas Al-Qumi menyebutkan beberapa
amalan yang menyelamatkan kita dari segala bahaya, penderitaan, azab dan siksaan saat
sakratul menjemput kita. Dan salah satu amalan tersebut adalah Silaturrahmi.
Imam Ja’far Ash-Shadiq dalam kitab Amali Ash-Shaduq: hal. 318, berkata:
“Barangsiapa yang ingin dimudahkan sakratul mautnya, maka hendaknya ia
bersilaturrahim kepada keluarganya, dan berbakti kepada kedua orang tuanya. Jika ia
melakukan hal itu, Allah akan memudahkan sakratul mautnya, dan dalam hidupnya ia
tidak akan ditimpa kefakiran selamanya.”
Allahu Akbar, Allahu Akbar, Allahu Akbar wa lillahil Hamd,
Ma’asyiral Muslimin wal Muslimat Rahimakumullah…
Saat ini kita tengah berada di suatu zaman dengan nilai-nilai ukhuwwah
(persaudaraan) yang dibangun karena Allah mulai pudar. Orang-orang tidak saling
berinteraksi melainkan karena pertimbangan materi belaka. Mereka saling mencintai dan
membenci karena dunia. Tidaklah salah seorang dari mereka mendekati yang lain dengan
wajah yang manis kecuali karena ada maunya.
Tatkala kepentingan itu tidak tercapai, maka senyuman pun berubah menjadi raut
masam. Gaya hidup seperti ini sangatlah bertentangan dengan ajaran Islam, Rosulullah
SAW bersabda: “Kalian tidak akan masuk surga sampai kalian beriman dan tidaklah kalian
beriman sampai kalian saling mencintai.”(HR.Muslim).
Di antara perkataan dan perbuatan yang dicintai dan diridhai oleh Allah adalah
menunaikan hak-hak ukhuwwah/Hak seorang muslim atas saudaranya yang lain. Saling
tolong menolong dalam kebaikan, bertegur sapa, saling memberikan hadiah dan lain-lain,
hak-hak inilah yang hendaknya tetap diperhatikan oleh setiap muslim, baik tua, muda,
lelaki, maupun wanita.
Seorang muslim harus menyadari bahwa persaudaraan dan rasa cinta diantara
sesama kaum mukminin yang dilandasi karena Allah merupakan suatu nikmat yang
sangat agung dari Allah SWT. Maka hendaknya senantiasa dijaga dan selalu dipelihara
oleh mereka, Allah SWT berfirman di dalam surat Ali-Imron 103:
‫ت هَّللا ِ َعلَ ْي ُك ْم ِإ ْذ ُك ْنتُ ْم َأ ْع َدا ًء‬
َ ‫ نِ ْع َم‬0‫ص ُموا بِ َحب ِْل هَّللا ِ َج ِميعًا َواَل تَفَ َّرقُوا ۚ َو ْاذ ُكرُوا‬ ِ َ‫َوا ْعت‬
‫ار فََأ ْنقَ َذ ُك ْم‬
ِ َّ‫ف بَي َْن قُلُوبِ ُك ْم فََأصْ بَحْ تُ ْم بِنِ ْع َمتِ ِه ِإ ْخ َوانًا َو ُك ْنتُ ْم َعلَ ٰى َشفَا ُح ْف َر ٍة ِم َن الن‬
َ َّ‫فََأل‬
‫ِم ْنهَا‬
”Dan berpeganglah kamu semuanya kepada tali (agama) Allah, dan janganlah
kamu bercerai berai, dan ingatlah akan nikmat Allah kepadamu ketika kamu dahulu (masa
Jahiliyah) bermusuh-musuhan, maka Allah mempersatukan hatimu, lalu menjadilah kamu
karena nikmat Allah, orang-orang yang bersaudara; dan kamu telah berada di tepi jurang
neraka, lalu Allah menyelamatkan kamu dari padanya”.
Seorang sahabat yang bernama ‘Abdah bin Abi Lubabah RA berkata: “Aku bertemu
dengan Mujahid RA. Lalu dia menjabat tanganku, seraya berkata: 'Jika dua orang yang
saling mencintai karena Allah bertemu, lalu salah satunya mengambil tangan kawannya
sambil tersenyum kepadanya, maka gugurlah dosa-dosa mereka sebagaimana gugurnya
dedaunan.” Hal ini menunjukan akan kemuliaan seseorang yang saling menjalin Ukhuwah
Islamiyah.
Banyak kisah yang bisa menginspirasi kita dari para sahabat seperti kaum
Muhajirin dan Anshar yang mana Rosulullah SAW telah jadikan mereka bersaudara,
bahkan di antara mereka saling mengutamakan antara yang satu dengan yang lain, yang

Penyusun: Usman Tahir, S.Ag


Kelompok Kerja Penyuluh Agama (Pokjaluh) Kantor Kementerian Agama Kabupaten Gorontalo 4
akhirnya terjalinlah sebuah masyarakat yang madani dan Islami di kota Madinah Al-
Munawarah.
Akan tetapi perlu diketahui bahwa sebuah persaudaraan yang dibangun atas dasar
Lillahi ta’ala juga harus memperhatikan hak-hak terhadap saudaranya, khususnya dalam
hal beramar ma’ruf nahi munkar, jika kedua hal tersebut terwujud, maka Allah SWT akan
memberikan pintu rahmat kepada setiap ikhwah yang saling bersaudara.
Sungguh, menjalin Ukhuwah Islamiyah dan silaturahmi mempunyai keutamaan
yang sangat besar sekali, mulai dari penggugur dosa, memperluas rejeki, bahkan sampai
memperpanjang umur kita. Bulan Ramadhan dan Syawal menjadi sebuah kesempatan
dan waktu yang sangat tepat sekali bagi kita untuk saling bersilaturahmi dan memupuk
persaudaraan kepada setiap muslim, khususnya terhadap mereka yang mempunyai garis
nasab/keturunan..
Demikianlah, semoga kita semua termasuk orang-orang yang menjaga tali
silaturahim dan ukhuwah. Aamiin… Allahhumma Aamiin.
Allahu Akbar, Allahu Akbar, Allahu Akbar wa lillahil Hamd,
Ma’asyiral Muslimin wal Muslimat Rahimakumullah…
Selamat jalan Ramadhan…, dan semoga kita masih bisa bertemu kembali…
Akhirnya marilah kita berdoa, menundukkan kepala, memohon kepada Allah Yang
Maha Rahman dan Maha Rahim untuk kebaikan kita dan umat Islam dimana saja berada.
Semuanya, mari kita bersimpuh mohon ampun serta berdo’a kepada Allah. Al-Faatihah…!
‫اللهم صل على محمد وعلى آل محمد‬.......
‫ان َواَل تَجْ َعلْ فِي قُلُوبِنَا ِغاًّل‬ ِ ‫ين َسبَقُونَا بِاِإْل ي َم‬ 0َ ‫الَّلهَ َّم ا ْغفِرْ لَنَا َولِ َوالِ ِدي َْن َوِإِل ْخ َوانِنَا الَّ ِذ‬
‫ َربَّنَا اَل تُ ِز ْغ قُلُوبَنَا بَ ْع َد ِإ ْذ هَ َد ْيتَنَا َوهَبْ لَنَا‬،‫وف َر ِحي ٌم‬ ٌ ‫ك َر ُء‬ َ َّ‫ين َءا َمنُوا َربَّنَا ِإن‬ 0َ ‫لِلَّ ِذ‬
ُ‫ت ْال َوهَّاب‬ َ ‫ك َأ ْن‬َ َّ‫ك َرحْ َمةً ِإن‬ َ ‫ِم ْن لَ ُد ْن‬
Ya Allah, sesungguhnya kami memuji-Mu, meminta tolong kepada-Mu, dan
memohon petunjuk dari-Mu, kami berlindung dan bertawakal kepada-Mu, kami memuji-Mu
dengan segala kebaikan, kami bersyukur atas semua nikmat-Mu, kami tidak mengingkari-
Mu, kami berlepas diri dari siapa pun yang durhaka kepada-Mu. Ya Allah, hanya kepada-
Mu kami menyembah, hanya untuk-Mu shalat dan sujud kami, dan hanya kepada-Mu kami
berusaha dan bergegas, kami sangat mengharapkan rahmat-Mu dan takut akan siksa-Mu,
sesungguhnya azab-Mu benar-benar ditimpakan kepada orang-orang kafir.
Ya Allah, segala puji hanya bagi-Mu atas nikmat Islam, nikmat Iman, nikmat Al-
Qur’an, nikmat bulan Ramadhan, nikmat keluarga, harta dan kesehatan. Segala puji bagi-
Mu atas semua nikmat yang telah Engkau anugerahkan kepada kami.
Ya Allah, sampaikanlah shalawat, salam, dan keberkahan kepada hamba, nabi dan
rasul-Mu Muhammad saw beserta seluruh keluarga dan sahabatnya. Berikan cinta yang
tak terhitung pada kami agar kami mencintai Rasulullah dengan sepenuh hati kami…
Pertemukan kami dengan Rasulullah dalam Surgamu… Kumpulkan kami bersama
Muhammad dalam surga-Mu ya Allah….
Ya Allah ampunilah dosa-dosa kami, kedua orang tua, guru-guru kami dan
saudara-saudara kami kaum muslimin semua, baik yang masih hidup maupun yang sudah
wafat.
Ya Allah hanya kepada-Mu kami mengabdi, hanya kepada-Mu kami sholat dan
sujud, hanya kepada-Mu kami menuju dan tunduk. Kami mengharapkan rahmat dan kasih
sayang-Mu. Kami takut akan azab-Mu kerena azab-Mu pasti menimpa kaum fasiq.
Ya Allah jagalah kami dengan Islam dalam keadaan berdiri. Ya Allah jagalah kami
dengan Islam dalam keadaan duduk dan jagalah kami dengan Islam dalam keadaan tidur.
Jangan jayakan orang-orang kafir atas kami.
Ya Allah… Berkahilah Usia kami ya Allah... Berkahilah rizki yang engkau berikan
kepada kami ya Allah.... Berkahilan Ilmu yang engkau ajarkan ya Allah..... Jadikanlah Ilmu
yang bermanfa'at bagi kami didunia dan diakhirat

Penyusun: Usman Tahir, S.Ag


Kelompok Kerja Penyuluh Agama (Pokjaluh) Kantor Kementerian Agama Kabupaten Gorontalo 5
Ya Allah, bersihkan hati dan jiwa ini dari hasad dan dengki, persatukan jiwa-jiwa ini
dalam cinta karenaMu dan dalam ketaatan kepadaMu, jangan Engkau biarkan setan
musuhMu menggerogoti persaudaraan kami.
Ya Allah Yang mendengar rintihan hamba lemah dan banyak dosa. Ya Allah
lindungi kami, masyarakat kami dan anak-anak kami dari berbuat dosa. Jangan segera
Engkau lenyapkan hari yang suci ini. Berikanlah waktu kepada kami. Kami masih ingin
bertemu dengan dengan bulan Ramadhan lagi. Kami masih ingin shalat idul fitri seperti ini
lagi.
Ya Allah memang kami kini bergembira, tapi kami juga sedih. Sedih jangan-jangan
kami tak bertemu Ramdhan lagi. Sedih jangan-jangan ini adalah idul fitri yang terakhir bagi
kami. Kami khawatir setelah Ramadhan syetan-syetan banyak berkuasa lagi.
Ya Allah, gantikanlah kepedihan ini dengan kesenangan, jadikanlah duka sebagai
awal kebahagiaan, dan sirnakanlah rasa takut menjadi rasa tentram, dan rasa cemas
menjadi penuh harapan. Ya Allah, dinginkan panasnya hati ini dengan salju keyakinan,
dan padamkan bara jiwa dengan air keimanan. Ya Allah, sirnakan keraguan terhadap fajar
yang pasti datang dan memancar terang, dan hancurkan perasaan jahat dengan secercah
kebenaran. Hempaskan semua tipu daya syetan dengan bantuan bala tentara-Mu, ya
Allah.
Ya Allah, sirnakan dari kami rasa sedih dan duka, dan usirlah kegundahan dari jiwa
kami semua. Kami berlindung kepada-Mu dari setiap rasa takut yang mendera. Hanya
kepada-Mu kami bersandar dan bertawakkal. Hanya kepada-Mu kami memohon, dan
hanya dari-Mu-lah semua pertolongan. Cukuplah Engkau sebagai pelindung kami, karena
Engkaulah sebaik-baik pelindung dan penolong. Ya, Allah tolonglah saudara-saudara kami
yang sedang sakit, dilanda kesedihan dan musibah, para janda, anak-anak yatim, kaum
lemah dan para fakir-miskin. Anugerahkan kebahagian kepada mereka. Siramilah dengan
rezeki yang melimpah dari sisi-Mu yang penuh berkah. Kami lemah tak begitu berdaya
membantu dan meyantuni mereka. Ampuni kami, ya Allah.
Ya Allah kumpulkanlah hati-hati kami di atas dasar kecintaan kepada-Mu,
pertemukanlah pada jalan ketaatan kepada-Mu, satukanlah di jalan dakwah-Mu dan
ikatlah di atas janji setia demi membela syari’at-Mu. Ya Allah padukanlah jiwa-jiwa ini
sebagai hamba-hamba-Mu yang beriman..
Ya Rabbi, ampuni kami atas kehilafan dan dosa kami kepada anak-anak kami,
suami, isteri kami, belum mampu mendidik dan membahagiakan mereka.
Ya Allah, yang mengetahui segala keburukan aib dan maksiat, ampuni seburuk
apapun masa lalu kami, tutupi seburuk apapun aib-aib kami.
Ya Rabb, karuniakan kami jasad yang terpelihara dari maksiat, terpelihara dari
harta haram, makanan haram, perbuatan haram. Izinkan jasad ini pulang kelak, jasad
yang bersih.
Ya Allah, bukakanlah lembaran-lembaran baru yang bersih yang menggantikan
masa lalu kami.
Ya Allah Tuhan yang Maha Penyayang, sayangi kami, sayangi kedua orang tua
kami, yang telah berpeluh lelah merawat dan mendidik kami. Ampuni setiap kata keras
kami yang pernah terlontar pada mereka, Ya Allah. Ampuni sikap tak peduli kami atas
mereka, Ya Rabb. Berikan kesempatan kami berbakti kepada mereka, Ya Allah.
Lembutkan hati mereka untuk kami agar ridha mereka mengantar kami kepada RidhaMu,
Ya Allah. Dan, jika Engkau telah mengambil mereka ke haribaanMu, maka basuhlah
mereka dengan kelembutan ampunan dan rakhmatMu, serta pertemukan kami dengan
mereka dalam keabadian nikmat syurga tidak akan nikmat tanpa bersama kedua orang
tua kami.
Ya Rabb, bukakan pintu hati kami agar selalu sadar bahwa hidup ini hanya mampir
sejenak, hanya Engkau tahu kapan ajal menjemput kami, jadikan sisa umur menjadi jalan
kebaikan bagi ibu bapak kami, jadikan kami menjadi anak yang shaleh yang dapat
memuliakan ibu bapak kami.’’
Ya Allah lepaskanlah dan jauhkanlah dari kami penguasa-penguasa yang dholim,
fasiq dan kafir. Anugerahkan kepada kami pemimpin-pemimpin yang beriman dan
bertaqwa, yang menjadikan Kitab-Mu sebagai landasan kepemimpinannya, yang mau
Penyusun: Usman Tahir, S.Ag
Kelompok Kerja Penyuluh Agama (Pokjaluh) Kantor Kementerian Agama Kabupaten Gorontalo 6
merapkan syariat-Mu, yang membawa kami ke jalan yang benar, jalan yang Engkau
ridhoi.
Ya Allah selamatkanlah masyarakat kami dan jadikan kami semua sebagai hamba-
hamba-Mu yang mendirikan Shalat…..
Ya Allah selamatkanlah kami, anak-anak kami, keluarga kami, daerah kami, negeri
kami dan ummat ini dari badai krisis, fitnah, bencana dan dosa yang membinasakan.
Ya Allah janganlah Engkau goyangkan hati kami setelah Engkau beri petunjuk, dan
tetapkankan hati kami atas agama-Mu.
‫ان اللَّهُ َّم تَقَبَّلْ َأ ْع َملَنَا ِفي‬
َ ‫ض‬ َ ‫ان اللَّهُ َّم تَقَبَّلْ َأ ْع َملَنَا ِفي َر َم‬ َ ‫ض‬ َ ‫اللَّهُ َّم تَقَبَّلْ َأ ْع َملَنَا ِفي َر َم‬
ِ َّ‫اب الن‬
‫ار‬ َ ‫ َربَّنَا آتِنَا ِفي ال ُّد ْنيَا َح َسنَةً َوفِي اآْل ِخ َر ِة َح َسنَةً َوقِنَا َع َذ‬,‫ان‬ َ ‫ض‬ َ ‫َر َم‬
 ‫ تَقَب ََّل هللاُ ِمنَّا َو ِم ْن ُكم‬ ‫تَقَب ََّل هللاُ ِمنَّا َو ِم ْن ُكم تَقَب ََّل هللاُ ِمنَّا َو ِم ْن ُكم‬
‫ك َو َع َسا ُك ْم ِم َن ال َعاِئ ِدي َْن َوالفَاِئ ِزي َْن ُكلُّ َع ٍام َوَأ ْنتُ ْم بِ َخي ٍْر‬ َ َ‫ِع ْي ُد ُك ْم ُمب‬
ٌ ‫ار‬
‫ان ِإلَى يَ ْو ِم‬ ٍ ‫صحْ بِ ِه و َ َم ْن تَبِ َعهُ ْم بِِإحْ َس‬ َ ‫صلَّى هللاُ َعلَى نَبِيِّنَا ُم َح َّم ٍد َو َعلَى آلِ ِه َو‬ َ ‫َو‬
,‫ال ّديْن‬
.‫آخ ُر َد ْع َوانَا َأ ِن ْال َح ْم ُد هلل َربِّ ْال َعالَ ِمي َْن‬ ِ ‫َو‬
ُ‫َوال َّسالَ ُم َعلَ ْي ُك ْم َو َرحْ َمةُهللاِ َو بَ َر َكاتُه‬

Penyusun: Usman Tahir, S.Ag


Kelompok Kerja Penyuluh Agama (Pokjaluh) Kantor Kementerian Agama Kabupaten Gorontalo 7

Anda mungkin juga menyukai