َ اللهم.ُْك لَ ُه َوَأ ْش َه ُد َأنَّ م َُح َّم ًدا َع ْب ُدهُ َو َرس ُْولُ ُه اَل َن ِبيَّ َبعْ َده
ِ ص ِّل َو َسلِّ ْم َو َب
اركْ َعلَى َس ِّي ِد َنا م َُح َّم ٍد َو َعلَى َ َأ ْش َه ُد َأنْ اَل ِإلَ َه ِإاَّل هللاُ َوحْ دَ هُ اَل َش ِري
َّ صحْ ِب ِه الم َُجا ِه ِدي َْن
الطاه ِِري َْن َ آلِ ِه َو
Tidak terasa saat ini kita sedang berada di akhir bulan Sya’ban. Semoga
dengan tambahan usia dan kesehatan yang Allah SWT anugerahkan hingga
kini akan terus meningkatkan takwa. Yakni menjalankan perintah dan
menjahui yang dilarang Allah SWT. Ingat, pesan takwallah senantiasa
dikumandangkan yang berarti memberikan pesan bahwa takwa merupakan
hal penting bagi seorang muslim di dunia ini.
Karena istimewanya Ramadhan, tak heran bila sejak memasuki bulan Rajab,
Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wasallam sudah menampakkan kerinduannya
dalam lantunan doa:
َضان
َ َر َمKب َو َش ْعبَانَ َوبَلِّ ْغنَا ِ َاللَّهُ َّم ب
َ ار ْك لَنَا فِ ْي َر َج
Artinya: Duhai Allah, berkahilah kami pada bulan Rajab dan bulan Sya’ban
dan sampaikanlah (pertemukanlah) kami dengan bulan Ramadhan.
Dalam doa tersebut, Nabi Muhammad SAW tak hanya meminta berkah bulan
Rajab dan Sya’ban tapi juga memohon panjang umur agar bisa berjumpa
dengan bulan Ramadhan. Artinya, Ramadhan bagi Nabi Muhammad adalah
momen utama yang ditunggu-tungguh. Bahkan, Rasulullah melakukan
persiapan khusus di bulan Sya’ban antara lain dengan memperbanyak puasa.
Dalam situasi seperti ini, sejauh mana hati kita tetap fokus pada kesucian
Ramadhan tanpa tenggelam terlalu jauh ke dalam kesibukan yang
melalaikan? Seberapa sanggup kita menjernihkan niat bahwa bekerja sebagai
bagian dari ibadah; meningkatkan ibadah tanpa rasa ujub dan pamer; gemar
membantu orang lain tanpa berharap imbalan (ikhlas)?
Persiapan rohani ini penting supaya amal kita selama bulan puasa berjalan
lancar dan berkah. Lancar, karena kita secara mental sudah siap sedia, baik
menunaikan segenap ibadah wajib dan sunnah maupun menghadang godaan-
godaan yang bakal menghadang. Berkah, sebab puasa kita mengandung
manfaat kebaikan, baik pada diri kita sendiri maupun orang lain. Jangan
sampai kita termasuk orang-orang tekun berpuasa tapi mendapat kritik dari
Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wasallam:
Di era media sosial yang riuh ini, kita bisa menyaksikan bagaimana sikap
berlebih-lebihan diumbar, kebencian dipertontonkan, hoaks disebar, serta
hujatan dan caci-makian disasarkan kepada banyak orang. Semoga kita
semua selamat dari akhlak tercela ini dan menapaki Ramadhan yang mulia
dengan hati yang bersih, pikiran yang tenang, dan perilaku yang maslahat
bagi semua orang. Wallahu a’lam.
ُ أع: مْر ِة عِ َبا ِد ِه المُْؤ ِم ِني َْن َ َو ْأد َخ َل َنا وِإيَّاكم فِي ُز،اِئزين اآل ِمنِين
هلل م َِن
ِ ُوذ ِبا ِ َج َع َلنا هللاُ َوإيَّاكم م َِن ال َف
َ ِيدا با َ َر
ك ً ِين آ َم ُنوا ا َّتقُوا هَّللا َ َوقُولُوا َق ْواًل َسد َ َيا َأ ُّي َها الَّذ:مان الرَّ حِي ْم
ِ ْهللا الرَّ ح ِ ال َّشي
ِ ِبسْ ِم،ْطان الرَّ ِجي ْم
ٌّك َبر َ ت وذ ِْك ِر
ٌ ِ إ ّن ُه َتعا َ َلى َجوّ ا ٌد َك ِر ْي ٌم َمل.الح ِكي ِْم ِ َو َن َف َع ِنيْ َوِإيّا ُك ْم ِباآليا،آن العَظِ ي ِْم
ِ ْهللاُ لِيْ َولك ْم فِي القُر
َرُؤ ْوفٌ َر ِح ْي ٌم