Anda di halaman 1dari 2

Dalam melaksanakan pekerjaannya SUCOFINDO merujuk pada standar/ metoda baku yang diakui baik

nasional maupun internasional seperti : SNI (Standar Nasional Indonesia), ASTM (American Society for
Testing and Material) , BS (British Standard), ISO (International Organization for Standardization), JIS
(Japanese Industrial Standards), dan AS (Australian Standard).

1. Proximate analysis

Tujuan untuk coal proximate analysis adalah untuk menentukan jumlah fixed carbon (FC),
volatile matters (VM), moisture dan ash di sampel batubara dalam satuan persen berat (wt. %)
dan di kalkulasi dalam beberapa different bases seperti AR (as-received) basis, AD (air-dried)
basis, DB (dry-basis), DAF (dry, ash free) basis dan DMMF (dry, mineral-matter-free) basis.

Proximate Analysis unit (ar) (ad) (db) (daf)

Moisture (wt. %) 3.3 2.7

Ash (wt. %) 22.1 22.2 22.8

Volatile Matter (wt. %) 27.3 27.5 28.3 36.6

Fixed Carbon (wt. %) 47.3 47.6 48.9 63.4

Gross Calorific Value (MJ/kg) 24.73 24.88 25.57 33.13

Salah satu standar metode untuk coal proximate analysis adalah ASTM D3172-13 Standard
Practice for Proximate Analysis of Coal and Coke. Metode ini dapat digunakan untuk
menetapkan peringkat batubara, menunjukkan the ratio of combustible to incombustible
constituents, memberikan dasar untuk membeli dan menjual, dan mengevaluasi untuk benefisiasi
atau untuk tujuan lain. Selain itu ada juga ASTM D7582-12 Standard Test Methods for
Proximate Analysis of Coal and Coke by Macro Thermogravimetric Analysis. Metode ini
meliputi pengujian instrumen penentuan moisture, volatile matter, dan ash, dan perhitungan fixed
carbon dalam analisis sampel batubara dan coke yang dipreparasi sesuai dengan D2013 dan
D346.

2. Ultimate analysis

Mirip dengan coal proximate analysis, tujuan dari coal ultimate analysis adalah untuk
menentukan konstituen batu bara, melainkan dalam bentuk unsur kimia dasar. Ultimate analysis
menganalisis jumlah karbon (C), hidrogen (H), oksigen (O), belerang (S), dan elemen lainnya
dalam sampel batubara. Variabel-variabel ini juga diukur dalam persen berat (% berat) dan
dihitung dalam basis yang dijelaskan di atas.

Ultimate Analysis unit (ar) (ad) (db) (daf)

Carbon (C) (wt. %) 61.1 61.5 63.2 81.9


Hydrogen (H) (wt. %) 3.00 3.02 3.10 4.02

Nitrogen (N) (wt. %) 1.35 1.36 1.40 1.81

Total Sulfur (S) (wt. %) 0.4 0.39 0.39

Oxygen (O) (wt. %) 8.8 8.8 9.1

Salah satu metode standar yang digunakan untuk coal ultimate analysis adalah ASTM D3176-09
Standard Practice for Ultimate Analysis of Coal and Coke. Selain itu ada juga ASTM D5373 –
13 Standard Test Methods for Determination of Carbon, Hydrogen and Nitrogen in Analysis
Samples of Coal and Carbon in Analysis Samples of Coal and Coke. Penggunaan analisis ini
sebagai berikut

 Nilai karbon dan hidrogen dapat digunakan untuk menentukan jumlah oksigen (udara)
yang diperlukan dalam proses pembakaran dan untuk perhitungan efisiensi proses
pembakaran.
 Penentuan karbon dan hidrogen dapat digunakan dalam perhitungan material balance,
reaktivitas dan hasil produk yang relevan dengan proses konversi batubara seperti
gasifikasi dan pencairan.
 Nilai karbon dan nitrogen dapat digunakan dalam perhitungan material balance yang
digunakan untuk tujuan perhitungan emisi.

Di atas adalah penjelasan singkat untuk coal proximate and ultimate analysis. Lengkapnya bisa
dikunjungi link dibagian daftar pustaka. Jadi jawaban untuk pertanyaan kedua apa yach ? Apa
mungkin consumer tersebut mau membakar HSD seperti batubara (tentu saja dengan di campur
dengan batubara atau biomassa sebagai contoh). Sebenarnya consumer tersebut juga minta

beberapa analisis lain tapi aku lupa . Setidaknya dengan menulis ini aku juga bisa lebih
mengingat coal proximate and ultimate analysis. Soalnya sering kebalik-balik. Kalau ada yang
mau berdiskusi atau mau menjawab pertanyaanku silahkan tulis di comment.

Daftar Pustaka

Anda mungkin juga menyukai