Anda di halaman 1dari 20

Telaah Unsur Intrinsik dan Struktur Teks pada Novel

“WILLIAM”

Karya Risa Saraswati

Untuk Memenuhi Tugas Mata Pelajaran Bahasa Indonesia

Guru Pengampu:
Muhammad Luth Zakky, S.Pd.

Penyusun :
Nur Afni Fitriani (XII IPA-2 / 24)

MADRASAH ALIYAH NEGERI 7 JOMBANG

2024
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan ke hadirat Allah SWT, yang telah melimpahkan
rahmat dan karunia-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan karya tulis ini.
Shalawat serta salam senantiasa tercurah kepada Nabi Muhammad SAW, yang
telah menjadi suri teladan bagi umat manusia.
Kami ingin menyampaikan ucapan terima kasih yang sebesar-besarnya
kepada semua pihak yang telah turut serta dalam penyelesaian karya tulis ini.
Terima kasih kepada:
1. Ibu dan Bapak tercinta serta keluarga yang selalu mendoakan, mendukung,
memotivasi dan memberikan semangat di setiap langkah dan aktivitas
penulis.
2. Drs. H. Suryanto, M. Pd.i selaku kepala sekolah MAN 7 Jombang.
3. Muhammad Luth Zakky, S. Pd selaku guru pengampuh mata Pelajaran
Bahasa Indonesia MAN 7 Jombang.
4. Pihak-pihak lain yang tidak dapat disebutkan satu-persatu yang telah
memberikan bantuan dan dukungan kepada penulis.
Akhir kata, semoga karya tulis ini dapat memberikan manfaat yang nyata
bagi perkembangan ilmu pengetahuan dan juga menjadi sumbangan kecil kami
dalam membangun bangsa dan negara.

Mojokerto, 27 Februari 2024

Penulis

i
DAFTAR ISI
Halaman
KATA PENGANTAR...............................................................................................i
DAFTAR ISI............................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN........................................................................................1
1.1 Latar Belakang...............................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah..........................................................................................3
1.3 Batasan Masalah.............................................................................................3
1.4 Tujuan Masalah..............................................................................................3
BAB II PEMBAHASAN.........................................................................................4
2.1 Unsur Intrinsik................................................................................................4
2.1.1 Tema.........................................................................................................4
2.1.2 Alur..........................................................................................................5
2.1.3 Latar.........................................................................................................5
2.1.4 Tokoh Dan Penokohan.............................................................................6
2.1.5 Sudut Pandang.........................................................................................7
2.2 Struktur Teks..................................................................................................8
2.2.1 Orientasi...................................................................................................8
2.2.2 Pengungkapan Peristiwa..........................................................................9
2.2.3 Konflik...................................................................................................10
2.2.4 Klimaks..................................................................................................10
2.2.5 Penyelesaian...........................................................................................11
BAB III PENUTUP...............................................................................................13
3.1 Kesimpulan...................................................................................................13
3.2 Saran.............................................................................................................13
Daftar Pustaka........................................................................................................14
Lampiran................................................................................................................15
Proses Pengerjaan..................................................................................................16

ii
BAB I

PENDAHULUAN

I.1 Latar Belakang


Beberapa ahli berpendapat mengenai pengertian sastra, yang pertama yakni
Sapardi Djoko Damono, berpendapat bahwa sastra dapat diartikan sebagau sebuah
Lembaga sosial yang menggunakan bahasa sebagai medium penyampaianya,
sastra juga cenderung menampilkan gambaran kehidupan manusia dan kehidupan
tersebut adalah suatu kenyataan sosial. Sedangkan Mursal Esten berpendapat
bahwa sastra merupakan pengungkapan dari suatu fakta artistik serta imajinatif
sebagaimana bentuk perwujudan ataupun manifestasi dari kehidupan manusia dan
juga masyarakat, dalam sastra penyampaiannya menggunakan bahasa dan
memiliki efek positif bagi kehidupan manusia. Adapun Taum yang juga ikut
berpendapat bahwa sastara merupakan bentuk karya cipta atau fiksi yang bersifat
imajinatif dan menggunakan bahasa indah serta keberadaannya dapat berguna
untuk hal-hal lain. Dari beberapa pendapat dari beberapa ahli mengenai definisi
sastra, dapat kita simpulkan bahwa sastra merupakan sebuah karya yang identik
mengisahkan tentang kehidupan nyata dan disampaikan menggunakan bahasa
indah serta kerap membawa pengaruh pada kehidupan nyata manusia.
Novel merupakan suatu karya sastra yang berbentuk prosa, memiliki unsur
intristik dan ekstrinsik. Novel cenderung memiliki isi yang lebih panjang dan
lebih kompleks dibandingkan dengan cerpen. menurut Kamus Besar Bahasa
Indonesia (KBBI), novel merupakan karangan prosa yang Panjang mengandung
rangkaian cerita kehidupan seseorang dengan orang disekelilingnya dengan
menonjolkan watak dan sifat pelaku. Beberapa ahli juga berpendapat mengenai
definisi novel, yang pertama yakni dari Dr. Nurhadi bahwa novel merupakan
suatu bentuk karya sastra, dimana terdapat nilai-nilai sosial, budaya, moral, serta
pendidikan yang terkandung didalamnya. Kedua pengertian novel menurut Paulus
Tukam, S.Pd, berpendapat bahwa novel adalah suatu karya sastra yang berbentuk
prosa serta didalamnya memiliki unsur-unsur intristik. Yang ketiga, Drs.
Rostamaji,M.Pd novel ialah suatu bentuk karya sastra yang memiliki dua unsur
yakni unsur intrinsik dan unsur ekstrinsik dimana dua dari unsur tersebut saling

1
berkaitan serta saling mempengaruhi dalam suatu karya sastra. Dan yang terakhir
Drs. Jacob Sumardjo berpendapat bahwa novel adalah suatu bentuk sastra yang
begitu populer dikalangan masyarakat serta mendunia, bentuk sastra novel
merupakan sastra yang paling banyak dicetak serta disebar luaskan dikalangan
masya rakat, hal ini bisa dipicu karena daya komunitasnya yang cukup luas
dimasyarakat.
Berdasarkan beberapa pengertian serta teori diatas yang sudah dirangkum
oleh penyusun mengenai pengertian novel dan sastra, penyusun berinisiatif untuk
menganalisis lebih dalam karya sastra berbentuk novel yang berjudul
“WILLIAM”, hal ini didasari untuk memenuhi rasa penasaran penyusun terhadap
karya sastra dan juga memenuhi kewajiban sebagai siswa untuk memenuhi tugas
yang telah diberikan. Karya sastra berbentuk novel yang akan dianalisis
mengundang perhatian penyusun, hal tersebut dikatakan karena pada novel
tersebut memiliki keunggulan yang dimana pada novel tersebut tidaklah hanya
terfokus pada satu tokoh, melainkan terdapat beberapa tokoh yang kerap disorot
pada novel tersebut, pengarang novel tersebut juga tidaklah mengungkap tabir
secara gambling atau secara langsung, tetapi diungkap secara setahap demi
setahap seiring berjalannya alur pada cerita, tidak hanya itu bahasa indah yang
digunakan ataupun kiasan-kiasan dalam novel serta alur yang sulit untuk ditebak
sehingga mengundang rasa penasaran untuk penyusun menganalisis novel
tersebut.
Pada makalah ini penyusun akan membahas mengenai hasil analisis dari
novel “WILLIAM” karya dari Risa Saraswati, dimana novel tersebut
menggandung unsur intrinsik dan struktur teks. Unsur intrinsik merupakan
berebagai unsur dalam suatu karya, terdiri dari tema adalah ide pokok dalam
cerita, kedua yakni alur merupakan urutan beberapa dari peristiwa, latar adalah
bagian dari landas tumpu cerita yang mengacu pada tempat waktu dan
suasana,ketiga yakni tokoh adalah pemeran pada cerita, keempat adalah
penokohan cara pengarang menggambarkan suatu tokoh, kelima sudut pandang
adalah cara pandang pengarang dalam menyampaikan sebuah karya, keenam
adalah gaya bahasa merupakan majas keseluruhan gaya pengarang dalam
mengungkapkan kryanya, dan yang terakhir adalah pesan moral yang terkandung

2
dalam karya sastra. Sedangkan struktur teks merupakan tata organisasi teks atau
cara teks disusun oleh penulis, sebuah teks ditata sesuai dengan urutan dan
jenisnya, yang pertama adalah orientasi yakni pengenalan tokoh yang
bermunculan pada awal cerita, yang kedua pengungkapan peristiwa dimana mulai
bermunculan beberapa masalah, yang ketiga yakni konflik atau inti masalah dalam
cerita, keempat yaitu klimaks dimana terdapat pemecahan masalah, dan yang
terakhir adalah penyelesaian yang mengungkapkan ending dari cerita atau suasana
setelah terjadinya konflik dan klimaks.

I.2 Rumusan Masalah


Berdasarkan latar belakang di atas maka rumusan masalah pada karya tulis
ini adalah:
1. Unsur intriksik apa saja yang terkandung dalam novel “WILLIAM” karya
Risa Saraswati?
2. Nilai moral apa yang terdapat pada novel “WILLIAM”

I.3 Batasan Masalah


Berdasarkan uraian diatas maka penulis membatasi pokok permasalahan
yang akan di bahas sebagai berikut:
1. Tema, alur, latar, tokoh atau penokohan, serta sudut pandang
2. Objek yang dibahas pada kandungan nilai moral dalam novel yang berjudul
“WILLIAM”

I.4 Tujuan Masalah


Berdasarkan rumusan masalah di atas, maka tujuan yang terdapat dalam
karya tulis ini adalah:
1. Untuk memenuhi tugas Bahasa Indonesia
2. Untuk memahami lebih dalam dan megetahui nilai moral novel
“WILLIAM”

3
BAB II

PEMBAHASAN

II.1 Unsur Intrinsik


Menurut (Kosasih, 2019) menyatakan bahwa unsur intrinsik disebut juga
struktur cerita yaitu unsur yang dapat di dalam karya sastra tersebut, seperti tokoh,
penokohan, alur atau plot, latar atau setting, sudut pandang, dan amanat.
sedangkan unsur ekstrinsik adalah unsur yang membangun dari luar karya sastra,
seperti factor ekonomi, agama, faktor politik, factor sosial. pendidikan dan
sebagainya.

II.1.1 Tema
Tema adalah sesuatu yang menjiwai cerita atau sesuatu yang menjadi
pokokmasalah dalam cerita. Dalam tema tersiratamanat atau tujuan pengarang
menuliscerita. Tema dalam cerpen dapat terjabardalam setiap satuan peristiwa
dalam cerita,misalnya melalui tingkah laku atau jalanhidup pelakunya
(Mahendra & Womal, 2018).
Novel berjudulkan “WILLIAM” karya Risa Saraswati mengusung tema
tentang “kebahagiaan setelah maut” dimana seorang anak bernama William
merasakan kesepian dan cobaan hidup yang cukup berat, William merasakan
kebahagiaan saat setelah ia meninggal

“Tuhan menakdirkan ku untuk menjadi anak satu-satunya


keluarga itu. Salahkah aku jika mencoba bagian dari mereka?
Jika boleh aku berkata jujur, jiwaku lebih tenang setelah aku
mati. Tak ada lagi pertentangan didalam jiwa, hingga aku
menjadi diriku sendiri.” (William, 2017:55)

Cuplikan kalimat bergaris bawah diatas dapat memperkuat pendapat


mengenai bahwa tema dari novel yang berjudulkan “WILLIAM”menceritakan
tentang seorang anak yang mendapatkan kebahagiaannya setelah maut, semasa
hidupnya ia ingin hidup dengan adil dan bahagia dalam keluarganya tetapi pada
kenyataanya malah berbanding terbalik dari yang William inginkan saat itu

4
II.1.2 Alur

Alur (plot) merupakan pola pengembangan cerita yang terbentuk oleh


hubungan sebab akibat ataupun bersifat kronologis (kejadian/peristiwa). Pola
pengembangan cerita suatu cerpen beragam. Pola-pola pengembangan cerita harus
menarik, mudah di pahami, dan logis (masuk akal) (Suherli, 2017)

“Dia ingat, dulu kakeknya pernah meminkan sebuah lagu dengan


menggunakan biola ini.”(William 2017:25)

Berdasarkan cuplikan diatas, dapat disimpulkan bahwa novel yang berjudul


“WILLIAM” menggunakan alur mundur, dimana pada cerita lebih sering
menyorot masa-masalalu

II.1.3 Latar
Lokasi merujuk pada tempat di mana peristiwa yang diceritakan dalam
sebuah karya fiksi berlangsung. Ini bisa berupa nama-nama tempat spesifik,
inisial, atau deskripsi tempat tanpa menyebutkan nama secara eksplisit
(Nurgiyanto & Burhan, 2015).

1. Latar Tempat
Pengertian latar tempat yakni menjelaskan tentang tempat terjadinya
peristiwa dalam cerita yang ditulis oleh pengarang. Perhatikan cupikan novel
“WILLIAM” berikut:

“Setelah perkawinan itu berlangsung Johan dan Maria tinggal


disebuah rumah yang dibangun khusus untuk mereka.”(William,
2017: 6)

Berdasarkan cuplikan tersebut dapat disimpulakan bahwa latar tempat dari novel
tersebut berada di sebuah rumah

2. Latar Waktu
Latar waktu berhubungan dengan masalah kapan terjadinya suatu
peristiwa-peristiwa dalam cerita, perhatikan cuplikan novel “WILLIAM” berikut:

5
“Disuatu sore sepulang sekolah, William duduk didapur belakang
sambil memandang kosong ke luar rumah” (William, 2017:37)

Berdasarkan cuplikan tersebut, dapat diketahui bahwa latar waktunya adalah


disuatu sore sepulang Sekolah.
3. Latar Suasana
Latar suasana merupkan situasi yang terjadi ketika tokoh atau pelaku dalam
cerita melakukan suatu hal sepserti perasan gembira, lelah, sedih, marah, kecewa
dan sebagainya, bisa diartikan juga suasana pada novel tersebut, perhatikan
cuplikan novel “WILLIAM” berikut:

“William menatap ibunya dengan tatapan ragu” (William,


2017:30)

Berdasarkan cuplikan tersebut dapat dinyatakan bahwa latar suasananya terasa


ragu, hal ini dapat di buktikan dari kalimat yang telah di garis bawah

II.1.4 Tokoh Dan Penokohan


Menurut (𝐀𝐢𝐧𝐮𝐧, Joko, & Prima, 2020) Penokohan merupakan
pemberian karakter atau watak pada seorang tokoh. Pemberian watak atau
karakter ini penting dikarenakan dengan memberikan watak atau karakter
pembaca bisa mengetahui bagaimana tokoh tersebut digambarkan oleh pengarang,
Tokoh merupakan pelaku yang mengembangkan pristiwa dalam cerita atau bisa
dikatakan orang yang berperan yang menjadi pelaku dalam sebuah cerita,
cenderung kerap di sorot dalam karya sastra tersebut. Sedangkan karakter atau
sifat dari seorang tokoh di sebut penokohan, pada novel berjudulkan “WILLIAM”
ini dapat kita ketahui beberapa tokoh yang berperan sebagai berikut:

A. William
William merupakan tokoh utama dalam novel. William memiliki nama
Panjang Wililam Van Kemmen, ia memiliki hati yang baik dan sangat menyukai
biola, William bisa dikatakan sebagai anak yang mempunyai pola pikir cukup
dewasa, berikut cuplikannya:

6
“…Aku bahagia menjadi bagian dari keluarga ini. Tapi aku
merasa kebahagianku tak membuat Papa, terlebih Mama juga
Bahagia. Aku kebingungan, takt ahu caranya membuat kalian
menganggap aku ini bagian dari keluarga kalian. Sejauh ini, aku
berusaha keras agar tetap melangkah bersama kalian. Tapi papa,
aku tak tahu sampai kapan akan akan bisa mengikuti jalan kalian
pilih. Sampai pada detik ini, di tempat ini… baru sekarang aku
merasa papa menganggap aku ini ada. Terima kasih atas usaha
yang telah kau lakukan untukku. Seandainya boleh meminta,
tolong… tunjukanlah kepedulianmu kepadaku ini di hadapan
Mama. Aku inigin kalian tahu, ada aku disini, di antara kalian
…”(Wiliam, 2017:84)

B. Johan Van Kemmen


Johan Van kemmen merupakan ayah dari William, ia adalah sosok ayah
yang sangat menyanyagi putranya namun disisi lain Johan merupakan sosok
suami yang takut kepada istrinya. Berikut cuplikan dari Johan Van Kammen:

“…sayang, jangan bersikap sepertiitu pada anak kita.” Johan


menundukan kepala sambil menghembuskan nafas dengan sangat
berat.”Baiklah, akan aku usahaka, sayang…”(William, 2017:9)

C. Maria Van Kemmen


Maria Van Kemmen merupakan ibu dari William, ia merupakan sosok ibu
yang memiliki watak keras kepala, serta memiliki sifat jahat. Berikut cuplikannya:

“…Jangan pegang kakiku! Aku jijik! Kau sungguh menjijikkan!


Aku akan memecatmu! Biar kelaparan kau di luar sana! Kau
tahu? harga gaunku ini bahkan tak setimpal dengan harga
dirimu” Maria Kembali bereriak…”(William, 2017:180)

II.1.5 Sudut Pandang


Menurut (Yanti, 2015) "Sudut pandang adalah cara pengarang menampilkan
pelaku dalam cerita tcrmasuk diri pengarang itu sendiri”. Sudut pandang

7
merupakan posisi pengarang dalam cerita yakni di mana peristiwa itu terjadi.
Perhatikan pada cuplikan berikut:

“Tak masalah, aku tak akan berbuat onar di luar sana. Lagi pula,
aku hanya ingin melihat mama dan papa”(William, 2017:191)

Dapat kita simpulkan bahwa pada cuplikan diatas mengunakan sudut pandang
orang pertama dimana sudut pandang yang digunakan oleh pengarang untuk
menampilkan beberapa tokoh dalam cerita menggunakan orang pertama.

II.2 Struktur Teks

Dari (Utara, 2023) Struktur Teks memiliki peran penting dalam membantu
pembaca membayangkan dan memahami suatu subjek dengan lebih mendalam.
Dengan ciri-ciri yang kaya akan detail, struktur yang logis, dan berbagai jenis
yang dapat digunakan, teks deskripsi menjadi alat yang kuat dalam literatur,
komunikasi, dan berbagai bidang lainnya. Dengan membaca dan memahami teks
deskripsi, pembaca dapat dibawa ke dalam dunia yang dijelaskan oleh penulis,
mengalami pengalaman sensori, dan merasakan atmosfer yang diciptakan. Berikut
beberapa penjelasan singkat mengenai struktur teks dalam novel “WILLIAM”

II.2.1 Orientasi

Menurut (Suherman, 2019) Orientasi diartikan sebagai sebuah peninjauan


dalam menentukan sikap (arah, tempat, dan sebagainya) yang tepat dan benar.
Orientasi ialah sebuah homonim yang mempunyai arti ejaan yang sama tetapi
maknanya yang berbeda. Orientasi memiliki makna kata benda ,nama seseorang,
tempat atau segala yang dapat dibendakan. Berikut beberapa cuplikan bagian
orientasi dalam novel ‘WILLIAM”

Cuplikan 1:
“… sebelumnya, maria berkeras untuk menunda kehamilannya
karena masih ingin menikmati hidup sebagai perempuan bebas
tanpa seorang anak” (William,2017:12)

Cuplikan 2:

8
“…Johan, aku mau pindah ke Bandoeng! Jangan kau debat
aku!”malam itu juga Maria mulai mencereweti suaminya. Johan
mengelengkan kepalanya dengan cepat dengan cepat “klasik, kau
selalu seperti itu. Belum tentu kota itu seindah bayanganmu. Aku
takut nanti aku malah bersikeras untuk Kembali ke Batavia.
Birokrasi di sini tak semudah membalik telapak tangan,
sayang”(William, 2017:8)

Cuplikan 3:
“…Namun Wiliam berbeda, dia bukan anak laki-laki yang aktif
dan agresif seperti teman-teman hantuku yang lain. Entah apa
yang sedang di pikirkannya. Usianya baru 9 tahun tapi isi kepala
anak itu di penuhi banyak pikiran layaknya orang
dewasa.”(William, 2017:VII)

Berdasarkan beberapa cuplikan diatas dapat disimpulkan bahwa Wiliam


adalah anak yang tidak di inginkan oleh ibunya tetapi takdir tuhan berkehendak
lain. Hanya berselang beberapa bulan setelah pernikahan, Maria di karunian
seorang anak laki-laki. Pada awalnya keluarga Van Kemmen tinggal di Kota
Batavia, namun setelah itu mereka pindah ke Kota Bandoeng atas kemauan Maria
ibu dari William. William tumbuh, dan memiliki kepribadian yang bertolak
belakang dengan kedua orang tuanya, ia cenderung suka berdiam diri dan
menyendiri.

II.2.2 Pengungkapan Peristiwa

Proses penyajian atau pemaparan kronologis atau non-kronologis dari


berbagai peristiwa yang terjadi dalam alur cerita. Ini mencakup bagaimana penulis
menghadirkan, menguraikan, dan menggambarkan peristiwa-peristiwa tersebut
kepada pembaca melalui narasi, dialog, deskripsi, dan tindakan karakter.
Pengungkapan peristiwa dalam novel dapat melibatkan pengungkapan secara
bertahap untuk membangun ketegangan atau kejutan, penggunaan flashbacks atau
flashforwards untuk memberikan wawasan tambahan tentang karakter atau plot,
serta penggunaan teknik naratif lainnya untuk memengaruhi pemahaman dan

9
reaksi pembaca terhadap cerita. Berikut cuplikan pengungkapan peristiwa dari
novel ”WILLIAM”:

“…Rupanya, Johan sudah mulai muak pada guru baru anak nya.
Maria selalu menyanjung Wanita tua itu. Sementara, Johan Van
Kemmen tak pernah melihat sisi baik dari seorang guru Bernama
Eunice Wyk. Alih-alih ikut mengaguminya, Johan justru berfikir
sejak maria mengenal Eunice, sikap istrinya itu semakin jadi
buruk dan tak terkendali” (William, 2017:117)

Berdasarkan cuplikan di atas dapat kita ketahui bahwa awal terbitnya


masalah dalam keluarga Van Kemmen berasal dari saat maria menggenal dan
dekat guru sang anak, sehingga membuat sikap maria semakin buruk dan kejam.
II.2.3 Konflik
Dalam sastra di artikan bahwa konflik merupakan ketegangan atau
pertetangan dalam cerita rekaan antara dua kekuatan, pertentangan dalam diri satu
tokoh, pertentangan antara dua tokoh dan lain sebagainya. Berkut cuplikan konflik
dari novel “WILLIAM”:

“…Maria yang sudah sangat kesal terhadap sang anak semata


wayangnya kini terasa semakin murka. Perempuan itu menangis
tak kala tahu bahwa keluarganya kini menjadi bulan-bulanan
orang-orang Belanda kaya yang ada di kota Bandoeng” (William,
2017:124)

Disimpulkan dari cuplikan tersebut bahwa Maria, ibu dari William membuat
masalah semakin runyam saat dia mengetahui keluarganya menjadi bahan olok-
olokan oleh orang Belanda karena ulah William

II.2.4 Klimaks
Klimaks dalam struktur teks merupakan puncak pada alur cerita karena pada
tahap ini terjadi penentuan perubahan nasib pada tokoh, penentu bagaimana para
tokoh menghadapi dan memecahkan konflik pada cerita. Berikut cuplikan pada
bagian klimaks dari novel “WILLIAM”:

Cuplikan 1:

10
“…Kau, anak kurang ajar! Seharusnya aku tidak pernah
melahirkanmu ke dunia! Kau hanyalah beban bagi keluarga ini!
Tak ada bagusnya sekali! Dasar berengsek! Maria kembali
menampari William, hingga akhirnya kemarahan sang anak tak
dapat dibendung lagi “Maria!” anak itu tak lagi memanggilnya
mama”(William, 2017:194)

Cupikan 2:
“…Kau tahu, aku diam bukan berarti bodoh. Aku diam, bukan
berarti tak bisa melawan. Dengar Maria, kau sangat membuatku
muak! Keputusanmu banyak menjerumuskan hidupku menjadi
semakin kacau. Jika memang tak menganggapku sebagai
anakmu, mengapa kau mengatur hidupku seenak hatimu? Jika
boleh meminta kepada tuhan aku juga tak akan meminta lahir
dikeluarga ini. Keluarga yang tak pernah menyadari
keberadaanku. Dengar Maria, tadi kau bilang Wanita tua itu
jelek? Aku akan berkata jujur. Sesungguhnya, wajahnya lebih
cantik daripada dirimu! Hatinya bersih, tak kotor sepertimu.
Jiwamu yang selalu jahat dan berpikiran buruk, membuat
wajahmu terlihat jelek, dan 20 tahun lebih tua. Sekarang, minta
ampunlah kepada Tuhan atas sikapmu yang selalu arogan.
Selamat menikmati sisa hidupmu, Maria”William tidak berteriak
seperti ibunya. Matanya kosong, dengan intonasi suara yang
datar dan sangat serius.”(William, 2017:195)

Terlihat bahwa William tak dapat lagi membendug amarahnya dan mulai
menentang pada ibunya, maka hal ini lah yang termasuk klimaks dalam suatu
cerita, dimana tokoh telah mendapatkan solusi atau langkah untuk memecahkan
konflik.

II.2.5 Penyelesaian
Penyelesaian dalam struktur teks merupakan bagian akhir dari struktur
teks, bisa disebut juga dengan ending pada cerita. Bagian ini berisikan tentang

11
penjelasan sikap maupun nasib yang dialami oleh tokohnya setelah terjadinya
konflik dan klimaks. Berikut cuplikan dari novel “WILLIAM”:

“ …Namun anak itu tetap bersikukuh memainkan biola. Berkali-kali


tubuhnya ditendang dari belakang, anak itu tak goyah, dia tetap
bertahan pada posisinya Hingga akhirnya, sebuah sabitan benda tajam
dileher William membuat segalanya menjadi gelap. Suara biola tak
terdengar lagi, begitupula deru napasnya, Kembali hening, lebih dari
keheningan sebelumnya. Tubuh dan kepalanya terpisah, ada yang aneh
dalam jasad William. Sebuah senyum, yang terlihat jelas di wajahnya.
Dengan mata terpejam, seolah anak itu sedang tertidur dalam mimpi
yang indah.”(William, 2017:198)

Dari cuplikan diatas dapat kita ketahui bahwa penyelesaian atau ending pada
cerita ini berakhir dengan bahagia, William sudah tidak akan pernah lagi
merasakan kekejaman sang ibu, dia bahagia di kehidupannya yang baru.

12
BAB III

PENUTUP

III.1 Kesimpulan
Berdasarkan penelitian serta banyak sumber informasi yang telah diringkas
pada novel berjudul “WILLIAM” karya dari Risa Saraswati mengandung unsur
intrinsic yang mana terdiri dari tema, alur, latar, sudut pandang, serta tokoh dan
penokohan. Pada novel ini juga terkandung strukturteks yang dimana terdiri dari
orientasi, pengungkapan peristiwa, konflik, klimaks, dan diakhiri penyelesaian
atau ending. Novel karya Risa Saraswati ini mengisahkan tentang seorang anak
bernama William yang tidak diinginkan oleh ibunya, ibunya begitu membencinya
hingga memperlakukan William dengan kejam, dia selalu dituntut untuk
memenuhi keinginan ibunya, anak ini menjalani kehidupannya dengan
menyendiri dan berdiam diri. Tetapi hingga pada akhir cerita William
mendapatkan kebahagiaannya usai maut menjemputnya, bagi William kehidupan
yang sesungguhnya dimulai saat dia tak lagi bernafas

III.2 Saran
Setelah menganalisis novel ini diharapkan dapat memberikan
pengembangan pemikiran serta pemahaman tentang unsur intrinsik dan struktur
teks pada karya sastra. Dan disarankan bagi pembaca yang ingin melakukan studi
diharapkan untuk dapat bisa membedakan antara unsur intrinsik dan struktur yang
terdapat pada suatu novel.

13
Daftar Pustaka

Kosasih. (2019). Dasar-Dasar Keterampilan Bersastra. Bandung: Yrama Widya.


Mahendra, I., & Womal, A. (2018). TEMA SEBAGAI UNSUR INTRINSIK
KARYA FIKSIMuh. . INA-Rxiv Papers, 1-9.
Nurgiyanto, & Burhan. (2015). Teori Pengkajian Fiksi. Yogyakarta: Gajah Mada
University Press.
Suherli. (2017). Bahasa Indonesia Studi dan Pengajaran SMA/MA/SMK/MAK/XI.
Jogjakarta: Pusat Kurikulum dan Pembukuan.
Suherman, U. D. (2019). ORIENTASI DAN PENGEMBANGAN PEGAWAI
DALAM PENINGKATAN KINERJA PEGAWAI DI PEGADAIAN
SYARIAH. Bandung: UIN Sunan Gunung Jati.
Utara, U. M. (2023, Desember 18). Pengertian Teks dan Deskripsi Teks. Diambil
kembali dari https://umsu.ac.id/: https://umsu.ac.id/berita/pengertian-teks-
deskripsi-ciri-struktur-jenis-dan-contohnya/
Yanti, C. S. (2015). Religiositas Islam dalam Novel Ratu yang Bersujud Karya
Amrizal Mochamad Mahdavi. Jurnal Humanika.
𝐀𝐢𝐧𝐮𝐧, �., Joko, H., & Prima, N.. (2020). Analisis Tokoh Dan Penokohan
DALAM NOVEL KEAJAIBAN ADAM KARYA GUSTI M FABIANO
TAHUN 2019. Jurnal Samudra Bahasa, 36 - 44.

14
Lampiran

Cerita ini mengisahkan tentang seorang anak laki-laki bernama William Van Kemmen,
berusia sekitar 9 tahun, yang merupakan keturunan Belanda. William adalah anak yang
tampan dan cerdas, dan dia memiliki sebuah biola tua yang diberikan oleh sang opa
(kakek) yang selalu menemaninya. Meskipun begitu, di dalam hati William terasa
kesepian, dan tatapan matanya sering terlihat kosong dan sedih. Hal ini disebabkan oleh
kenyataan bahwa sejak pindah ke Hindia Belanda (Indonesia), William tidak lagi
merasakan kasih sayang dan kehangatan seperti yang dia alami ketika masih tinggal di
Den Haag, Belanda bersama sang kakek. William merindukan perasaan dicintai, tetapi ia
tidak mendapatkannya dari kedua orang tuanya. Orang tua William berasal dari keluarga
terpandang. Ayahnya, Johan Van Kemmen, adalah seorang tentara Belanda yang
ditempatkan di Batavia (Jakarta) dan kemudian pindah ke Bandoeng (Bandung), serta
memiliki bisnis yang sukses. Sedangkan ibunya, Maria Van Kemmen, berasal dari
keluarga bangsawan yang kaya raya dan sangat dimanja. Namun, Maria adalah seorang
ibu yang buruk, bahkan bisa dikatakan bahwa ia membenci anaknya sendiri, William,
yang merupakan anak semata wayangnya. Maria tidak pernah menginginkan kehadiran
William, dan menyalahkan William karena menghalangi kebebasannya untuk bersenang-
senang. Hubungan antara William dan ibunya menjadi renggang karena sikap dingin dan
tidak wajar dari Maria terhadap William, sementara ayahnya, Johan, terlalu mencintai
Maria untuk melawan kehendaknya. William tumbuh dalam perasaan tidak diinginkan
dan kesepian, yang membuatnya menjadi lebih dewasa dan bijaksana dari usianya.
William tidak pernah merasa bahagia dalam hidupnya, seperti diatur untuk memenuhi
harapan kedua orang tuanya. Namun, setelah kematiannya, ia akhirnya merasakan

15
kebahagiaan saat bertemu dan berteman dengan Peter, Hendrick, Hans, Janshen, dan Risa,
yang membawa warna baru dalam hidupnya.

16
Proses Pengerjaan

17

Anda mungkin juga menyukai