Anda di halaman 1dari 5

RESNSI NOVEL

BAHAS INDONESIA

Di susun oleh : Ricky adi jaya


IX-A

Identitas buku:
 Judul : Surga kecil di atas awan
 Penulis : Kirana Kejora
 Penerbit : euthenia
 Tahun terbit : 2015
 Cetakan : ke-11
 Deskripsi fisik : 178 halaman
 ISBN : 978-602-1010-45-7
Sinopsis :
“Pemimpin atau pandhegan yang baik menghindari sikap aji mumpung,
mumpung kuwasa, tumindak nistha, seperti ungkapan Ranggawarsita dalam
Serat Sabdatama. ”Awan menuangkan air teh dari teko, menyesapnya
pelan, lalu mengambil satu potong singkong yang dikunyahnya dengan lahap.
“Jadi pemimpin, orang besar itu harus rendah hati, bijak, adil dan berbudi
bawa laksana. Hal itu diungkapkan oleh Ranggawarsita dalam Serat
Witaradya, bahwa seorang raja yang besar, watak narendra gung
binathara, mbaudhendha hanyakrawati. Dene utamaning nata, berbudi
bawa laksana, lire ber budi mangkana, lila legawa ing driya, hanggung
hanggeganjar saben dina, lire kang bawa laksana, hanetepi ing
pangandika...”
“Opo artine kuwi Bu?”
“Pemimpin tempat menggantungkan harapan dan masa depan yang lebih
baik di bumi yang gemah ripah loh jinawi, subur kang sarwa tinandur,
murah kang sarwa tinumbas, tata titi tentrem kerta raharja, dalam arti
murah sandang pangan seger kuwarasan, bukan hanya slogan.
“Inggih Bu…”
“Ora gampang dadi uwong gede. Tidak mudah menjadi seorang pemimpin.
Drajat, pangkat lan semat bisa oncat.”
“Opo kuwi Bu?”
“Pangkat, harta, apa yang kita miliki di dunia tidak ada yang langgeng.
Semua serba sementara saja le. Seperti guntur kilat yang sering
menyambar desa kita, hanya sekejap, lalu hilang tanpa bekas.”
Bu Suci menatap pohon manggis tua di depan mereka yang berbuah lebat,
selamat dari bencana, tidak tumbang.
“Banyak guru alam disiapkan Tuhan, Gusti Allah, Pengeran!”
“Nggih Bu…”
“Dekat sekali dengan kita. Mudah kita temui.”
“Nggih Bu…”
“Le, cobo sinau soko buah manggis.”
“Manggis?” Awan mengikuti ibunya menatap beberapa buah manggis yang
masak bergelantungan di pohon.
“Iyo Manggis. Kuwi buah jujur.”
“Jujur?”
“Iyo. Kulite ireng, tapi isine putih. Jumlah isine podo karo jumlah cupat
ndik kulite. Limo cupate, isi manggis yo limo, enem yo enem! Njobo njero
podo. Begitupun jadi manusia, siapapun dia, menjadi apapun kelak, dia
harus bisa jujur menjalani kehidupan. Sebab kebohongan itu sebenarnya
adalah sebuah siksaan…”
“Inggih Bu…”
Awan menatap jauh ke depan belantara hutan pinus, belantara kehidupan
membayang di kedua pelupuk mata.
Masa depan telah terrancang dengan begitu matang karena rasa cinta
kasih yang begitu besar buat sang ibunda, juga penebusan rasa
bersalahnya kepada sang ayahanda. Semua telah dibayar melalui orang-
orang yang pernah dikenalnya dengan baik, sebuah nilai yang sangat mahal
terbayar oleh Sang Pemilik Maha Daya.
Meski kelak jauh keberadaannya, demi menuntut ilmu dengan
kesahajaannya, apapun kelana Awan, istana terindahnya tetap rumah
kecilnya di lereng Lawu dengan sang ibu sebagai ratu.
Unsur intrinsik novel :

 Tema :Persahabatan anak muda,yang mempunyai sifat dan karakteristik yang


berbeda
 Waktu :pagi hingga malam
 Suasan :menyenangkan dan menegangkan
 Alur :novel ini menggunkan alur maju dan mundur artinya dalam cerita terjadi
flashback ke masa lalu dan kejadian yang akan datang
 Gaya bahasa :menggunakan bahasa yang mudah di mengerti oleh para
pembacanya
 Amanat :sahabat yang sejati ialah sahabat yang selalu pengertian dan
“SOLID” kepada kita.

Gaya penulisan :
Gaya penceritaan novel ini sangat sempurna. Yaitu kecerdasan kata-kata
dan kelembutan bahasa puitis berpadu tanpa ada unsur repetitif yang
membosankan. Setiap katanya mengandung kekayaan bahasa sekaligus
makna apik dibalik tiap-tiap katanya. Selain itu, Novel ini ditulis dengan
gaya realis bertabur metafora, penyampaian cerita yang cerdas dan
menyentuh, penuh inspirasi dan imajinasi. Komikal dan banyak mengandung
letupan intelegensi yang kuat sehingga pembaca tanpa disadari masuk
dalam kisah dan karakter-karakter yang ada dalam novel Surga di atas
awan.
Keunggulan novel :
Banyak kelebihan-kelebihan yang didapatkan dalam novel ini. Mulai dari
segi kekayaan bahasa hingga kekuatan alur yang mengajak pembaca masuk
dalam cerita hingga merasakan tiap latar yang terdeskripsikan secara
sempurna. Hal ini tak lepas dari kecerdasan penulis memainkan imajinasi
berfikir yang dituangkan dengan bahasa-bahasa intelektual yang berkelas.
Penulis juga menjelaskan tiap detail latar yang mem-background-i adegan
demi adegan, sehingga pembaca selalu menantikan dan menerka-nerka
setiap hal yang akan terjadi. Selain itu, kelebihan lain daripada novel ini
yaitu kepandaian Andrea dalam mengeksplorasi karakter-karakter
sehingga kesuksesan pembawaan yang melekat dalam karakter tersebut
begitu kuat.

kelemahan novel :
Pada dasarnya novel ini hampir tiada kelemahan. Hal itu disebabkan
karena penulis dengan cerdas dan apik menggambarkan keruntutan alur,
deskripsi setting, dan eksplorasi kekuatan karakter. Baik ditinjau dari segi
kebahasaan hingga sensasi yang dirasakan pembaca sepanjang cerita, novel
ini dinilai cukup untuk mengobati keinginan pembaca yang haus akan novel
yang bermutu.

Kesimpulan :
Buku ini patut untuk dibaca oleh semua umur terutama kaum remaja,
karena banyak mengandung amanat yang baik.

Anda mungkin juga menyukai