DOSEN PENGAMPU
MARGARETHA SUMILAT,M.Pd
DISUSUN OLEH
1
KATA PENGANTAR
Tugas ini kami buat untuk memberikan ringkasan tentang pengertian, identitas nasional dan
sejarah kelahiran faham nasionalisme indonesia. Mudah-mudahan makalah yang kami buat
ini bisa berguna untuk para pembaca.
Oleh sebab itu, kritik serta anjuran yang sifatnya membangun sangat kami harapkan guna
kesempurnaan makalah ini. Atas perhatian serta waktunya, kami sampaikan banyak terima
kasih.
2
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR………………………………………………………………………………………………………
DAFTAR ISI…………………………………………………………………………………………………………………
BAB I PENDAHULUAN………………………………………………………………………………………………….
1.4. Manfaat……………………………………………………………………………………………………
INDONESIA…………………………………………………………………………………………………………………………………………..
BAB IV KESIMPULAN………………………………………………………………………………………………….
DAFTAR PUSTAKA……………………………………………………………………………………………………...
3
BAB I
PENDAHULUAN
1.2 Manfaat
Manfaat identitas nasional dan sejarah kelahiran faham nasionalisme Indonesia:
1. Meningkatkan persatuan dan solidaritas antarbangsa dalam memperjuangkan
kemerdekaan dan membangun negara Indonesia.
2. Memperkaya kebudayaan dan keanekaragaman nasional, karena identitas nasional
Indonesia menghargai dan merayakan beragam suku, agama, dan budaya yang ada.
3. Memupuk rasa patriotisme dan meningkatkan semangat kebangsaan, yang dapat
mendorong kemajuan sosial, politik, dan ekonomi negara.
4. Menguatkan kestabilan politik dan pertahanan negara, karena masyarakat Indonesia
yang memiliki identitas nasional yang kuat cenderung lebih bersatu dan memiliki
motivasi dalam menjaga kedaulatan negara.
4
5. Meningkatkan citra dan peran Indonesia di mata dunia internasional, karena identitas
nasional yang kuat dapat memperkuat pengaruh dan ketahanan bangsa Indonesia di
tingkat global.
BAB II
Terdapat dua faktor penting dalam pembentukan identitas nasional yaitu faktor
primodial dan faktor kondisional. Faktor primodial atau faktor objektif adalah faktor bawaan
yang bersifat alamiah yang melekat pada bangsa tersebut seperti geografi, ekologi dan
demografi.Faktor subyektif meliputi faktor historis, sosial, politik, dan kebudayaan yang
dimiliki bangsa Indonesia. Faktor historis ini mempengaruhi proses pembentukan masyarakat
5
dan bangsa Indonesia, beserta identitasnya, melalui interaksi berbagai faktor yang terlibat di
dalamnya. Hasil dari interaksi dari berbagai faktor tersebut. Faktor yang tak kalah penting
yaitu sejarah. Persepsi yang sama diantara warga masyarakat tentang sejarah mereka dapat
menyatukan diri dalam satu bangsa. Semakin tinggi mutu dan variasi kebutuhan
masyarakat,semakin saling tergantung diantara jenis pekerjaan. Setiap orang akan saling
bergantung dalam memenuhi kebutuhan hidup. Faktor ini berlaku di masyarkat industri maju
seperti Amerika Utara dan Eropa Barat. Lembaga-lembaga pemerintahan dan politik.
Lembaga - lembaga itu melayani dan mempertemukan warga tanpa membeda-bedakan asal
usul dan golongannya dalam masyarakat.
Setelah Indonesia lahir maka dibentuk terkait karakteristik negara Indonesia yang di
dalamnnya berisikan Identitas nasional Indonesia. Seperti negara Indoenesia yang memiliki
identitas yang dapat menjadi penciri atau pembangun jati diri bangsa Indonesia. Identitas
Indonesia menjadikan bangsa Indonesia sebagai pemersatu dan simbol kehormatan negara.
Selain itu identitas Nasional menjadikan negara Indonesia yang bermartabat diantara negara-
negara lain yang memiliki beragam kebudayaan, agama dan memiliki jiwa toleransi maupun
solidaritas tinggi.
Berikut penjelesan mengenai identitas Negara Indonesia yaitu bendera negara Sang Merah
Putih, Bahasa indonesia, Lambang Negara Indonesia beserta simbol-simbol Pancasila, lagu
kebangsaan dan Hukum.
Bendera negara diatur dalam Undang-Undang No. 24 Tagun 2009 pasal 4 sampai 24,
bendera warna merah putih dikibarkan pertama kali pada tanggal 17 Agustus 1945. Bendera
Pusaka Sang Saka Merah Putih disimpan dan dipelihara di Monumen NasionalJakarta.
Bahasa Indonesia sebagai bahasa negara merupakan hasil kesepakatan para pendiri
Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI). Bahasa Indonesia berasal dari rumpun bahasa
melayu yang dipergunakan sebagai bahasa pergaulan (lingua franca), setelah itu diangkat dan
diikrarkan srbagai bahasa persatuan pada kongkres Pemuda II tanggal 28 oktober 1928.
6
Bangsa Indonesia merupakan bahasa nasional sekaligus jati diri dan Identitas nasional
Indonesia.
Pada tanggal 13 juli 1945, dalam rapat panitia perancangan Undang-undang Dasar 1945.
tanggal 16 November 1945 baru dibentuk panita Indonesia Raya,panitia ini bertugas
menyelidiki arti lambang-lambang dalam peradaban bangsa Indonesia sebagai langkah awal
untuk mempersiapkan bahan kajian tentang lambang negara. Panitia Indonsia Raya diketua
oleh Ki Hajar Dewantara dengan seketaris Muhammad Yamin.
1. Bintang yang memiliki lima sudut melambangkan sila pertama pancasila, yaitu Ketuhanan
Yang Maha Esa. Bintang melambangkan sebuah cahaya, seperti cahaya yang dipancarkan
oleh Tuhan kepada setiap manusia.
2. Rantai melambangkan sila kedua Pancasila yaitu kemanusian yang adil dan beradab.
Rantai tersebut terdiri atas mata rantai yang berbentuk segi empat dan lingkaran yang saling
berkaitan membentuk lingkaran. Mata rantai segi empat melambangkan laki-laki, sedangkan
yang lingkaran melambaikan perempuan mata rantai yang saling berkaitpun melambangkan
bahwa setiap manusia, laki-laki dan perempuan, menumbuhkan satu sama lain dan perlu
bersatu sehingga menjadi kuat seperti sebuah rantai
3. Pohon beringin melambangkan sila ketiga, yaitu persatuan Indonesia. Pohon beringin
melambaikan pohon besar yang bisa digunakan oleh banyak orang sebagai tempat berteduh
dibawahnya. Hal ini mewakili keragaman suku bangsa yang menyatu di Indonesia.
4. Kepala banteng melambangkan sila keempat pancasila, yaitu kerakyatan yang dipimpin
oleh hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaratan perwakilan. Kepala banteng
melambangkan hewan sosial yang suka berkumpul, seperti halnya musyawarah dimana
orang-orang harus berkumpul untuk mendiskusikan sesuatu.
5. Padi dan kapas melambangkan sila kelima pancasila yaitu keadilan sosial bagi seluruh
rakyat indonesia. Padi dan kapas dapat mewakili sila kelima, karena padin dan kapas
7
merupakan kebutuhan dasar setiap manusia, yakni pangan dan sandang sebagai syarat utama
untuk mencapai kemakmuran.
d. Lagu Kebangsaan Indonesia Raya Lagu Kebangsaan Indonesia Raya diatur dalam undang-
undang No. 24 Tahun 2009 mulai Pasal 58-64, sebagai lagu kebangsaan pertama kali
dinyanyikan pada Kongres pemuda II tanggal 28 Oktober 1928. Selanjutnya menjadi lagu
kebangsaan yang diperdengar pada setiap upacara kenegaraan.
e. Hukum Negara indonesia adalah negara hukum, demikian bunyi pasal 1 Ayat 3 UUD 1945
setelah diamandemen ketiga disahkan 10 November 2001. Penegasan ketentuan konstitusi ini
bermakna,bahwa segala aspek kehidupan dalam kemasyarakatan, kenegaraan dan
pemerintahan harus senantiasa berdasarkan hukum.
dimulai dari perjuangan para tokoh dan gerakan nasional pada masa kolonial Belanda.
Salah satu tokoh yang berperan penting dalam memperjuangkan nasionalisme adalah Raden
Ajeng Kartini, yang menghendaki emansipasi perempuan dan memperjuangkan hak-hak
perempuan Indonesia.Proses perkembangan nasionalisme Indonesia dimulai dari masa
perintis hingga masa pendobrak. Pada tahun 1928, terjadi peristiwa penting dalam sejarah
nasionalisme Indonesia yaitu Sumpah Pemuda, di mana pemuda-pemuda Indonesia bersatu
dalam semangat persatuan dan kesatuan bangsa. Kemudian, pada tahun 1945, terjadi
Proklamasi Kemerdekaan yang menjadi tonggak penting dalam perjuangan nasionalisme
Indonesia.Faktor-faktor internal dan eksternal juga turut berperan dalam lahirnya
nasionalisme di Indonesia. Faktor internal meliputi kesadaran akan identitas bangsa,
keinginan untuk mencapai kemerdekaan, dan perjuangan melawan penjajahan. Sedangkan
faktor eksternal meliputi pengaruh gerakan nasional di negara-negara lain dan semangat anti-
kolonialisme yang meluas di dunia pada saat itu.Nasionalisme sendiri memiliki arti sebagai
paham atau ajaran untuk mencintai bangsa dan negara sendiri. Hal ini melibatkan kesadaran
keanggotaan dalam suatu bangsa untuk mencapai, mempertahankan, dan mengabadikan
identitas, integritas, kemakmuran, dan kekuatan bangsa.
8
BAB III
9
peran penting dalam membangun pengenalan terhadap karakter khas suatu bangsa.
Sebagai contoh, bahasa Prancis dan karya sastra seperti novel Les Misérables oleh
Victor Hugo membantu membentuk karakter nasional Prancis.
5. Musik, seni, dan olahraga: Ekspresi budaya melalui musik, seni, dan olahraga
juga dapat menjadi bagian penting dari karakter nasional. Misalnya, samba dan
sepak bola merupakan bagian integral dari identitas nasional Brasil. Musik
tradisional dan seni rupa juga dapat mencerminkan karakter nasional suatu negara.
Karakter sebagai identitas nasional adalah gambaran nilai-nilai, adat istiadat, sejarah,
bahasa, seni, olahraga, dan banyak hal lainnya yang membuat suatu bangsa unik. Hal
ini penting untuk memahami dan menghargai karakter nasional untuk membangun
kebersamaan dan memperkuat jati diri suatu bangsa.
Aliran Romantisme adalah aliran seni yang populer pada akhir abad ke-18 hingga
awal abad ke-19. Aliran ini penuh dengan emosi dan penghayatan individualitas.
Berikut adalah tokoh tokoh aliran romantisme dan pendapatnya:
10
e. Samuel Taylor Coleridge: Merupakan tokoh penting di aliran romantisme
yang dipengaruhi oleh pandangan filsafat Jerman. Dia juga menganggap
imajinasi sebagai kekuatan kreatif terbesar manusia.
f. Mary Shelley: Menciptakan karya sastra yang menggabungkan unsur-unsur
horor dan romantis. Dia juga menekankan pentingnya pemikiran kritis dalam
kehidupan manusia.
Menurut kami, aliran romantisme masih sangat relevan di masa sekarang. Meskipun kita
hidup di era modern yang serba canggih dan teknologi, tetapi manusia tetap memiliki
perasaan dan emosi yang sama seperti yang dirasakan oleh para seniman romantisme pada
masanya.
Selain itu, keindahan alam masih menjadi objek inspirasi bagi banyak seniman modern di
zaman ini. Kita masih dapat menemukan banyak orang yang terpesona dengan keindahan
matahari terbenam, pemandangan gunung yang megah, dan keindahan bunga yang
bermekaran di musim semi.
Dengan demikian, aliran romantisme masih dapat digunakan sebagai sumber inspirasi bagi
seniman di masa sekarang. Seniman dapat menggabungkan unsur-unsur romantisme dengan
teknologi modern untuk menciptakan karya seni yang unik dan menarik.
Oleh karena itu, kami berpendapat bahwa aliran romantisme masih relevan di gunakan di
masa sekarang. Meskipun telah berlalu ratusan tahun sejak aliran ini lahir, nilai-nilai yang
dibawa oleh aliran romantisme masih tetap relevan dan dapat diaplikasikan pada seni
modern.
11
filusuf yang memandang bahwa filsafat pada masa Yunani ketika itu seperti protes
terhadap rasionalisme Yunani, khususnya pandangan tentang spekulatif tentang
manusia. Salah satu tokoh eksistensialisme adalah Søren Kierkegaard, seorang filsuf
Denmark yang dianggap sebagai filsuf eksistensialis pertama .
12
dalam hidupnya yang diperkenalkan oleh Kierkegaard menjadi dasar bagi aliran ini.
Heidegger juga memberikan kontribusi penting dengan pandangannya tentang
"dasein" atau manusia sebagai makhluk yang hidup dalam keterbukaan, kebebasan,
dan kesadaran tentang kematian. Sementara itu, Sartre menambahkan konsep
kebebasan dan tanggung jawab dalam hidup manusia serta ide bahwa manusia harus
mengambil tanggung jawab atas tindakannya sendiri.
Aliran eksistensialisme lebih menekankan pada pengalaman hidup individu
daripada pandangan umum mengenai keberadaan manusia. Hal ini sangat
memengaruhi perkembangan psikologi eksistensial dan psikoterapi. Aliran ini juga
membahas tentang isu-isu seperti makna hidup, kebebasan individu, dan tanggung
jawab pribadi. Meskipun kontroversial dan sering kali dianggap kontemporer pada
masanya, aliran eksistensialisme terus mempengaruhi pemikiran filsafat modern
hingga saat ini.
13
tindakan yang diambil harus dibawa hingga akhir dan dipertanggungjawabkan
oleh individu tersebut.
h) Kesadaran akan kesendirian: Eksistensialisme mengajarkan bahwa meskipun
manusia hidup dalam masyarakat, mereka tetaplah sendirian dalam
pengalaman hidup mereka. Hal ini membuat manusia lebih sadar akan
pentingnya hubungan antarmanusia dan ketergantungan satu sama lain.
i) Makna kehidupan dapat ditemukan melalui penderitaan: Aliran ini juga
mengatakan bahwa penderitaan merupakan bagian dari kehidupan manusia,
namun melalui penderitaan tersebut, seseorang dapat menemukan makna
kehidupannya yang sebenarnya.
j) Kritik terhadap pemikiran rasional: Eksistensialisme menyatakan bahwa
pemikiran rasional tidak cukup untuk menjelaskan semua aspek kehidupan
manusia, karena ada hal-hal yang bersifat subjektif dan sulit untuk dijelaskan
secara logis. Oleh karena itu, aliran ini lebih menekankan pada pengalaman
individu daripada konsep-konsep abstrak.
14
Kami berpendapat bahwa aliran eksistensial masih relevan dipakai di masa sekarang. Konsep
dasar aliran ini adalah tentang kebebasan dan tanggung jawab individu dalam menentukan
makna hidupnya. Dalam era yang semakin kompleks dan penuh tekanan seperti sekarang,
pemahaman tentang kebebasan dan tanggung jawab individu sangat penting untuk menjaga
keseimbangan psikologis dan emosional.
Selain itu, aliran eksistensial juga membantu individu untuk memahami dan menghadapi
situasi kritis dalam hidup mereka. Konsep-konsep seperti kebebasan, kematian, ketakutan,
dan arti hidup dapat membantu individu untuk menangani stres dan kesulitan dalam hidup
dengan lebih baik.
Secara keseluruhan, aliran eksistensial masih sangat relevan dan dapat memberikan banyak
manfaat untuk individu di masa sekarang.
BAB III
KESIMPULAN
Kesimpulan
a. Aliran Romantisisme adalah aliran yang mengedepankan unsur emosi suatu karya
dengan cara penggambaran dan pembangunan citra yang dramatis, teatrikal dan
memiliki suasana seperti dalam mimpi (dream-like).
Aliran romantisme masih sangat relevan di masa sekarang. Meskipun kita hidup di era
modern yang serba canggih dan teknologi, tetapi manusia tetap memiliki perasaan dan
emosi yang sama seperti yang dirasakan oleh para seniman romantisme pada
masanya. Selain itu, keindahan alam masih menjadi objek inspirasi bagi banyak
seniman modern di zaman ini. Kita masih dapat menemukan banyak orang yang
terpesona dengan keindahan matahari terbenam, pemandangan gunung yang megah,
dan keindahan bunga yang bermekaran di musim semi.
15
b. Eksistensialisme adalah aliran filsafat yang menekankan segala sesuatu terhadap
manusia dan segala sesuatu yang mengiringinya, dan dimana manusia dipandang
sebagai suatu mahluk yang harus bereksistensi atau aktif dengan sesuatu yang ada
disekelilingnya, serta mengkaji cara kerja manusia ketika berada di alam dunia ini
dengan kesadaran.
Aliran eksistensial masih relevan dipakai di masa sekarang. Konsep dasar aliran ini
adalah tentang kebebasan dan tanggung jawab individu dalam menentukan makna
hidupnya. Dalam era yang semakin kompleks dan penuh tekanan seperti sekarang,
pemahaman tentang kebebasan dan tanggung jawab individu sangat penting untuk
menjaga keseimbangan psikologis dan emosional.
DAFTAR PUSTAKA
Damono, Sapardi Djoko. "Romantisme: Antologi Puisi." Jakarta: Pustaka Jaya 2005.
16