Anda di halaman 1dari 16

PENDIDIKAN PANCASILA DAN KEWARGANEGARAAN

“MAMPU MENDESKRIPSIKAN IDENTITAS NASIONAL DAN SEJARAH


KELAHIRAN FAHAM NASIONALISME INDONESIA DAN MAMPU
MENJELASKAN KARAKTER SEBAGAI IDENTITAS NASIONAL”

DOSEN PENGAMPU

MARGARETHA SUMILAT,M.Pd

DISUSUN OLEH

Diah M.K To’umbo ( 23102001 )

Natalia Rajagukguk ( 23102004 )

Devi V. Sitorus ( 23102012 )

Christy Purba ( 23102008)

Tesya Paputungan ( 23102010 )

Estefanus Johanis Legi (231020 )

FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN DAN PSIKOLOGI

UNIVERSITAS NEGERI MANADO

1
KATA PENGANTAR

Syalom, Om swastiastu, assalamualaikum,namo budaya, dan salam kebajikan. Puji syukur


kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang sudah melimpahkan rahmat- Nya
sehingga kami bisa menyusun makalah ini dengan materi “mampu mendeskripsikan identitas
nasional dan sejarah kelahiran faham nasionalisme Indonesia dan mampu menjelaskan
karakter sebagai identitas nasional”.

Tugas ini kami buat untuk memberikan ringkasan tentang pengertian, identitas nasional dan
sejarah kelahiran faham nasionalisme indonesia. Mudah-mudahan makalah yang kami buat
ini bisa berguna untuk para pembaca.

Oleh sebab itu, kritik serta anjuran yang sifatnya membangun sangat kami harapkan guna
kesempurnaan makalah ini. Atas perhatian serta waktunya, kami sampaikan banyak terima
kasih.

2
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR………………………………………………………………………………………………………

DAFTAR ISI…………………………………………………………………………………………………………………

BAB I PENDAHULUAN………………………………………………………………………………………………….

1.1. Latar Belakang………………………………………………………………………………………….

1.4. Manfaat……………………………………………………………………………………………………

BAB II MAMPU MENDESKRIPSIKAN IDENTITAS NASIONAL

DAN SEJARAH KELAHIRAN FAHAM NASIONALISME

INDONESIA…………………………………………………………………………………………………………………………………………..

BAB III MAMPU MENJELASKAN KARAKTER

SEBAGAI IDENTITAS NASIONAL………………………………………………………………………………….

BAB IV KESIMPULAN………………………………………………………………………………………………….

DAFTAR PUSTAKA……………………………………………………………………………………………………...

3
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Identitas nasional merujuk pada kesadaran dan pengakuan suatu kelompok


masyarakat terhadap karakteristik dan nilai-nilai yang unik bagi mereka sebagai bangsa
atau negara. Identitas nasional sangat penting karena dapat memperkuat persatuan dan
solidaritas dalam suatu negara, sehingga masyarakat dapat saling menghormati, bekerja
sama, dan menjaga keutuhan negara.

Faham nasionalisme Indonesia, yang melahirkan identitas nasional Indonesia, adalah


suatu gerakan politik dan sosial yang muncul pada awal abad ke-20. Pada masa tersebut,
Indonesia sedang mengalami periode kolonialisme oleh Belanda dan para pemikir dan
pemimpin bangsa Indonesia mulai menyadari pentingnya memiliki kesadaran nasional
yang kuat untuk memperjuangkan kemerdekaan dan membangun negara.

1.2 Manfaat
Manfaat identitas nasional dan sejarah kelahiran faham nasionalisme Indonesia:
1. Meningkatkan persatuan dan solidaritas antarbangsa dalam memperjuangkan
kemerdekaan dan membangun negara Indonesia.
2. Memperkaya kebudayaan dan keanekaragaman nasional, karena identitas nasional
Indonesia menghargai dan merayakan beragam suku, agama, dan budaya yang ada.
3. Memupuk rasa patriotisme dan meningkatkan semangat kebangsaan, yang dapat
mendorong kemajuan sosial, politik, dan ekonomi negara.
4. Menguatkan kestabilan politik dan pertahanan negara, karena masyarakat Indonesia
yang memiliki identitas nasional yang kuat cenderung lebih bersatu dan memiliki
motivasi dalam menjaga kedaulatan negara.

4
5. Meningkatkan citra dan peran Indonesia di mata dunia internasional, karena identitas
nasional yang kuat dapat memperkuat pengaruh dan ketahanan bangsa Indonesia di
tingkat global.

BAB II

MAMPU MENDESKRIPSIKAN IDENTITAS NASIONAL DAN SEJARAH


KELAHIRAN FAHAM NASIONALISME INDONESIA

A. Pengertian Identitas Nasional

Identitas nasional dalam konteks negara tercermin dalam simbolsimbol kenegaraan


seperti: Pancasila, Bendera Merah Putih, Bahasa Nasional yaitu Bahasa Indonesia, Semboyan
Negara yaitu Bhinneka Tunggal Ika, Dasar Falsafah negara yaitu Pancasila, Konstitusi
(Hukum Dasar) negara yaitu UUD 1945 serta Bentuk Negara Kesatuan Republik Indonesia
yang berkedaulatan rakyat. Pahlawan – pahlawan rakyat pada masa perjuangan nasional
seperti Pattimura, Hasanudin, Pangeran Antasari dan lain – lain.Oleh karena itu, agar bangsa
Indonesia tetap eksis dalam menghadapi globalisasi maka harus tetap meletakkan jati diri dan
identitas nasional yang merupakan kepribadian bangsa Indonesia sebagai dasar
pengembangan kreatifitas budaya globalisasi. Sebagaimana terjadi di berbagai negara di
dunia, justru dalam era globalisasi dengan penuh tantangan yang cenderung menghancurkan
nasionalisme, muncullah kebangkitan kembali kesadaran Nasional.

B. Faktor Pembentuk Identitas Nasional

Terdapat dua faktor penting dalam pembentukan identitas nasional yaitu faktor
primodial dan faktor kondisional. Faktor primodial atau faktor objektif adalah faktor bawaan
yang bersifat alamiah yang melekat pada bangsa tersebut seperti geografi, ekologi dan
demografi.Faktor subyektif meliputi faktor historis, sosial, politik, dan kebudayaan yang
dimiliki bangsa Indonesia. Faktor historis ini mempengaruhi proses pembentukan masyarakat

5
dan bangsa Indonesia, beserta identitasnya, melalui interaksi berbagai faktor yang terlibat di
dalamnya. Hasil dari interaksi dari berbagai faktor tersebut. Faktor yang tak kalah penting
yaitu sejarah. Persepsi yang sama diantara warga masyarakat tentang sejarah mereka dapat
menyatukan diri dalam satu bangsa. Semakin tinggi mutu dan variasi kebutuhan
masyarakat,semakin saling tergantung diantara jenis pekerjaan. Setiap orang akan saling
bergantung dalam memenuhi kebutuhan hidup. Faktor ini berlaku di masyarkat industri maju
seperti Amerika Utara dan Eropa Barat. Lembaga-lembaga pemerintahan dan politik.
Lembaga - lembaga itu melayani dan mempertemukan warga tanpa membeda-bedakan asal
usul dan golongannya dalam masyarakat.

C. Identitas Negara Indonesia

Setelah Indonesia lahir maka dibentuk terkait karakteristik negara Indonesia yang di
dalamnnya berisikan Identitas nasional Indonesia. Seperti negara Indoenesia yang memiliki
identitas yang dapat menjadi penciri atau pembangun jati diri bangsa Indonesia. Identitas
Indonesia menjadikan bangsa Indonesia sebagai pemersatu dan simbol kehormatan negara.
Selain itu identitas Nasional menjadikan negara Indonesia yang bermartabat diantara negara-
negara lain yang memiliki beragam kebudayaan, agama dan memiliki jiwa toleransi maupun
solidaritas tinggi.

Berikut penjelesan mengenai identitas Negara Indonesia yaitu bendera negara Sang Merah
Putih, Bahasa indonesia, Lambang Negara Indonesia beserta simbol-simbol Pancasila, lagu
kebangsaan dan Hukum.

a. Bendera Negara Sang Merah Putih

Bendera negara diatur dalam Undang-Undang No. 24 Tagun 2009 pasal 4 sampai 24,
bendera warna merah putih dikibarkan pertama kali pada tanggal 17 Agustus 1945. Bendera
Pusaka Sang Saka Merah Putih disimpan dan dipelihara di Monumen NasionalJakarta.

b. Bahasa Negara Indonesia

Bahasa Indonesia sebagai bahasa negara merupakan hasil kesepakatan para pendiri
Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI). Bahasa Indonesia berasal dari rumpun bahasa
melayu yang dipergunakan sebagai bahasa pergaulan (lingua franca), setelah itu diangkat dan
diikrarkan srbagai bahasa persatuan pada kongkres Pemuda II tanggal 28 oktober 1928.

6
Bangsa Indonesia merupakan bahasa nasional sekaligus jati diri dan Identitas nasional
Indonesia.

c. Lambang Negara Garuda Pancasila dan Simbol-simbol Pancasila

Pada tanggal 13 juli 1945, dalam rapat panitia perancangan Undang-undang Dasar 1945.
tanggal 16 November 1945 baru dibentuk panita Indonesia Raya,panitia ini bertugas
menyelidiki arti lambang-lambang dalam peradaban bangsa Indonesia sebagai langkah awal
untuk mempersiapkan bahan kajian tentang lambang negara. Panitia Indonsia Raya diketua
oleh Ki Hajar Dewantara dengan seketaris Muhammad Yamin.

Adapun makna yang terkandumg dalam simbol-simbol Pancasila:

1. Bintang yang memiliki lima sudut melambangkan sila pertama pancasila, yaitu Ketuhanan
Yang Maha Esa. Bintang melambangkan sebuah cahaya, seperti cahaya yang dipancarkan
oleh Tuhan kepada setiap manusia.

2. Rantai melambangkan sila kedua Pancasila yaitu kemanusian yang adil dan beradab.
Rantai tersebut terdiri atas mata rantai yang berbentuk segi empat dan lingkaran yang saling
berkaitan membentuk lingkaran. Mata rantai segi empat melambangkan laki-laki, sedangkan
yang lingkaran melambaikan perempuan mata rantai yang saling berkaitpun melambangkan
bahwa setiap manusia, laki-laki dan perempuan, menumbuhkan satu sama lain dan perlu
bersatu sehingga menjadi kuat seperti sebuah rantai

3. Pohon beringin melambangkan sila ketiga, yaitu persatuan Indonesia. Pohon beringin
melambaikan pohon besar yang bisa digunakan oleh banyak orang sebagai tempat berteduh
dibawahnya. Hal ini mewakili keragaman suku bangsa yang menyatu di Indonesia.

4. Kepala banteng melambangkan sila keempat pancasila, yaitu kerakyatan yang dipimpin
oleh hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaratan perwakilan. Kepala banteng
melambangkan hewan sosial yang suka berkumpul, seperti halnya musyawarah dimana
orang-orang harus berkumpul untuk mendiskusikan sesuatu.

5. Padi dan kapas melambangkan sila kelima pancasila yaitu keadilan sosial bagi seluruh
rakyat indonesia. Padi dan kapas dapat mewakili sila kelima, karena padin dan kapas

7
merupakan kebutuhan dasar setiap manusia, yakni pangan dan sandang sebagai syarat utama
untuk mencapai kemakmuran.

d. Lagu Kebangsaan Indonesia Raya Lagu Kebangsaan Indonesia Raya diatur dalam undang-
undang No. 24 Tahun 2009 mulai Pasal 58-64, sebagai lagu kebangsaan pertama kali
dinyanyikan pada Kongres pemuda II tanggal 28 Oktober 1928. Selanjutnya menjadi lagu
kebangsaan yang diperdengar pada setiap upacara kenegaraan.

e. Hukum Negara indonesia adalah negara hukum, demikian bunyi pasal 1 Ayat 3 UUD 1945
setelah diamandemen ketiga disahkan 10 November 2001. Penegasan ketentuan konstitusi ini
bermakna,bahwa segala aspek kehidupan dalam kemasyarakatan, kenegaraan dan
pemerintahan harus senantiasa berdasarkan hukum.

D.Sejarah lahirnya nasionalisme di Indonesia

dimulai dari perjuangan para tokoh dan gerakan nasional pada masa kolonial Belanda.
Salah satu tokoh yang berperan penting dalam memperjuangkan nasionalisme adalah Raden
Ajeng Kartini, yang menghendaki emansipasi perempuan dan memperjuangkan hak-hak
perempuan Indonesia.Proses perkembangan nasionalisme Indonesia dimulai dari masa
perintis hingga masa pendobrak. Pada tahun 1928, terjadi peristiwa penting dalam sejarah
nasionalisme Indonesia yaitu Sumpah Pemuda, di mana pemuda-pemuda Indonesia bersatu
dalam semangat persatuan dan kesatuan bangsa. Kemudian, pada tahun 1945, terjadi
Proklamasi Kemerdekaan yang menjadi tonggak penting dalam perjuangan nasionalisme
Indonesia.Faktor-faktor internal dan eksternal juga turut berperan dalam lahirnya
nasionalisme di Indonesia. Faktor internal meliputi kesadaran akan identitas bangsa,
keinginan untuk mencapai kemerdekaan, dan perjuangan melawan penjajahan. Sedangkan
faktor eksternal meliputi pengaruh gerakan nasional di negara-negara lain dan semangat anti-
kolonialisme yang meluas di dunia pada saat itu.Nasionalisme sendiri memiliki arti sebagai
paham atau ajaran untuk mencintai bangsa dan negara sendiri. Hal ini melibatkan kesadaran
keanggotaan dalam suatu bangsa untuk mencapai, mempertahankan, dan mengabadikan
identitas, integritas, kemakmuran, dan kekuatan bangsa.

8
BAB III

MAMPU MENJELASKAN KARAKTER SEBAGAI IDENTITAS NASIONAL

A. Identitas nasional sebagai karakter bangsa

Karakter sebagai identitas nasional merujuk pada sekumpulan nilai-nilai, sikap,


kebiasaan, dan perilaku yang dianggap mewakili suatu negara secara kolektif. Ini
mencerminkan kepribadian dan budaya masyarakat suatu negara yang membedakan
mereka dari negara lain. Berikut adalah beberapa cara karakter dapat menjadi identitas
nasional:
1. Nilai-nilai yang dipercaya: Karakter suatu bangsa sering kali mencerminkan nilai-
nilai yang dianggap penting oleh masyarakatnya. Misalnya, di negara seperti
Jepang, karakter nasional diidentifikasi dengan nilai-nilai seperti disiplin, sopan
santun, kerja keras, dan rasa tanggung jawab yang tinggi.
2. Adat istiadat dan tradisi: Budaya dan tradisi yang di wariskan dari generasi ke
generasi juga memainkan peran penting dalam membentuk karakter nasional.
Contohnya, dalam beberapa negara seperti India, karakter nasional dicirikan oleh
tradisi spiritual, keluarga yang kuat, dan kehidupan sosial yang aktif.
3. Sejarah: Sejarah suatu bangsa juga berperan dalam membentuk karakter nasional.
Peristiwa bersejarah, pahlawan nasional, dan perjuangan masa lalu dapat
membentuk identitas nasional dan karakter masyarakat. Misalnya, Amerika
Serikat membangun identitas nasional yang berbasis pada semangat kemerdekaan
dan nilai-nilai demokrasi setelah Perang Kemerdekaan mereka.
4. Bahasa dan sastra: Bahasa merupakan aspek penting dalam membentuk karakter
nasional. Bahasa memiliki daya ungkap yang kuat dalam menyampaikan
keyakinan, pemikiran, dan nilai-nilai suatu masyarakat. Sastra juga memiliki

9
peran penting dalam membangun pengenalan terhadap karakter khas suatu bangsa.
Sebagai contoh, bahasa Prancis dan karya sastra seperti novel Les Misérables oleh
Victor Hugo membantu membentuk karakter nasional Prancis.
5. Musik, seni, dan olahraga: Ekspresi budaya melalui musik, seni, dan olahraga
juga dapat menjadi bagian penting dari karakter nasional. Misalnya, samba dan
sepak bola merupakan bagian integral dari identitas nasional Brasil. Musik
tradisional dan seni rupa juga dapat mencerminkan karakter nasional suatu negara.

Karakter sebagai identitas nasional adalah gambaran nilai-nilai, adat istiadat, sejarah,
bahasa, seni, olahraga, dan banyak hal lainnya yang membuat suatu bangsa unik. Hal
ini penting untuk memahami dan menghargai karakter nasional untuk membangun
kebersamaan dan memperkuat jati diri suatu bangsa.

1. Tokoh-tokoh aliran romantisme

Aliran Romantisme adalah aliran seni yang populer pada akhir abad ke-18 hingga
awal abad ke-19. Aliran ini penuh dengan emosi dan penghayatan individualitas.
Berikut adalah tokoh tokoh aliran romantisme dan pendapatnya:

a. William Wordsworth: Menganggap alam sebagai sumber inspirasi dan


keindahan yang paling sempurna. Dia juga berpendapat bahwa kehidupan
yang sederhana dan alami adalah yang terbaik.
b. Percy Bysshe Shelley: Mempunyai pandangan bahwa alam adalah sebuah
kekuatan yang mampu mempengaruhi emosi manusia dan bisa melepaskan
jiwa dari dunia duniawi.
c. John Keats: Menekankan pentingnya emosi dan pengalaman personal sebagai
sumber inspirasi.
d. Lord Byron: Memperkenalkan tokoh heroik dengan emosi yang intens dalam
puisinya.

10
e. Samuel Taylor Coleridge: Merupakan tokoh penting di aliran romantisme
yang dipengaruhi oleh pandangan filsafat Jerman. Dia juga menganggap
imajinasi sebagai kekuatan kreatif terbesar manusia.
f. Mary Shelley: Menciptakan karya sastra yang menggabungkan unsur-unsur
horor dan romantis. Dia juga menekankan pentingnya pemikiran kritis dalam
kehidupan manusia.

Apakah Aliran Romantisme Masih Relevan di Gunakan di Masa Sekarang?

Menurut kami, aliran romantisme masih sangat relevan di masa sekarang. Meskipun kita
hidup di era modern yang serba canggih dan teknologi, tetapi manusia tetap memiliki
perasaan dan emosi yang sama seperti yang dirasakan oleh para seniman romantisme pada
masanya.

Selain itu, keindahan alam masih menjadi objek inspirasi bagi banyak seniman modern di
zaman ini. Kita masih dapat menemukan banyak orang yang terpesona dengan keindahan
matahari terbenam, pemandangan gunung yang megah, dan keindahan bunga yang
bermekaran di musim semi.

Dengan demikian, aliran romantisme masih dapat digunakan sebagai sumber inspirasi bagi
seniman di masa sekarang. Seniman dapat menggabungkan unsur-unsur romantisme dengan
teknologi modern untuk menciptakan karya seni yang unik dan menarik.

Oleh karena itu, kami berpendapat bahwa aliran romantisme masih relevan di gunakan di
masa sekarang. Meskipun telah berlalu ratusan tahun sejak aliran ini lahir, nilai-nilai yang
dibawa oleh aliran romantisme masih tetap relevan dan dapat diaplikasikan pada seni
modern.

2.2 Aliran Eksistensial

1) Pengertian aliran eksistensial


Eksistensialisme adalah aliran filsafat yang menekankan segala sesuatu terhadap
manusia dan segala sesuatu yang mengiringinya, dan dimana manusia dipandang
sebagai suatu mahluk yang harus bereksistensi atau aktif dengan sesuatu yang ada
disekelilingnya, serta mengkaji cara kerja manusia ketika berada di alam dunia ini
dengan kesadaran. Aliran ini lahir karena latar belakang ketidakpuasan beberapa

11
filusuf yang memandang bahwa filsafat pada masa Yunani ketika itu seperti protes
terhadap rasionalisme Yunani, khususnya pandangan tentang spekulatif tentang
manusia. Salah satu tokoh eksistensialisme adalah Søren Kierkegaard, seorang filsuf
Denmark yang dianggap sebagai filsuf eksistensialis pertama .

Mengapa disebut eksistensial?


Kata “eksistensial” berasal dari kata “eksistensi” yang berarti keberadaan atau
kenyataan.Eksistensialisme dinamakan demikian karena aliran ini menekankan
pentingnya eksistensi atau keberadaan manusia dalam dunia ini. Menurut aliran ini,
manusia harus aktif dalam mencari makna hidupnya dan bertanggung jawab atas
pilihan-pilihan yang diambilnya . Aliran ini lahir sebagai protes terhadap filsafat
rasionalisme Yunani yang memandang manusia sebagai makhluk yang rasional dan
objektif .

2) Sejarah aliran eksistensial


Aliran eksistensialisme merupakan salah satu aliran filsafat yang muncul pada
abad ke-19 dan berkembang hingga abad ke-20. Aliran ini sangat dipengaruhi oleh
pemikir-pemikir seperti Søren Kierkegaard, Martin Heidegger, dan Jean-Paul Sartre.
Søren Kierkegaard, seorang filosof Denmark, dianggap sebagai bapak aliran
eksistensialisme. Konsep-konsepnya mengenai kebebasan, ketakutan, keseriusan
hidup, serta pentingnya memilih tindakan dalam hidupnya menjadi dasar bagi aliran
ini.
Martin Heidegger, seorang filosof Jerman, juga berkontribusi dalam
pengembangan aliran ini dengan pandangannya tentang "dasein" atau manusia sebagai
makhluk yang hidup dalam keterbukaan, kebebasan, dan kesadaran tentang kematian.
Jean-Paul Sartre, seorang filsuf asal Prancis, menambahkan konsep kebebasan dan
tanggung jawab dalam hidup manusia serta ide bahwa manusia harus mengambil
tanggung jawab atas tindakannya sendiri.
Aliran eksistensialisme lebih menekankan pada pengalaman hidup individu
daripada pandangan umum mengenai keberadaan manusia. Aliran ini sangat
memengaruhi perkembangan psikologi eksistensial dan psikoterapi.
Beberapa pemikir seperti Søren Kierkegaard, Martin Heidegger, dan Jean-Paul
Sartre menjadi pengaruh utama dalam perkembangan aliran eksistensialisme. Konsep-
konsep kebebasan, ketakutan, keseriusan hidup, serta pentingnya memilih tindakan

12
dalam hidupnya yang diperkenalkan oleh Kierkegaard menjadi dasar bagi aliran ini.
Heidegger juga memberikan kontribusi penting dengan pandangannya tentang
"dasein" atau manusia sebagai makhluk yang hidup dalam keterbukaan, kebebasan,
dan kesadaran tentang kematian. Sementara itu, Sartre menambahkan konsep
kebebasan dan tanggung jawab dalam hidup manusia serta ide bahwa manusia harus
mengambil tanggung jawab atas tindakannya sendiri.
Aliran eksistensialisme lebih menekankan pada pengalaman hidup individu
daripada pandangan umum mengenai keberadaan manusia. Hal ini sangat
memengaruhi perkembangan psikologi eksistensial dan psikoterapi. Aliran ini juga
membahas tentang isu-isu seperti makna hidup, kebebasan individu, dan tanggung
jawab pribadi. Meskipun kontroversial dan sering kali dianggap kontemporer pada
masanya, aliran eksistensialisme terus mempengaruhi pemikiran filsafat modern
hingga saat ini.

3) Ciri-ciri aliran eksistensial


a) Fokus pada pengalaman individu: Aliran eksistensialisme menekankan bahwa
pengalaman individu yang unik merupakan pusat dari kehidupan manusia.
b) Kehidupan dipandang sebagai makna yang terus berkembang:
Eksistensialisme mengatakan bahwa makna kehidupan tidaklah tetap,
melainkan terus berkembang dan berubah seiring berjalannya waktu.
c) Kebebasan individu: Aliran eksistensial menyatakan bahwa manusia memiliki
kebebasan untuk membuat keputusan dalam hidupnya tanpa dipengaruhi oleh
tekanan sosial atau norma masyarakat.
d) Pentingnya pilihan dan tindakan: Eksistensialisme menegaskan bahwa pilihan
dan tindakan individu sangat penting, karena mereka menentukan arah hidup
manusia.
e) Pentingnya kematian: Aliran ini menganggap bahwa kematian adalah bagian
alamiah dari kehidupan manusia, sehingga membuat manusia lebih sadar dan
menghargai hidupnya.
f) Makna kehidupan harus dicari sendiri: Eksistensialisme menekankan bahwa
manusia harus mencari makna kehidupannya sendiri, tanpa diarahkan oleh
pihak lain.
g) Pentingnya tanggung jawab: Aliran eksistensialisme juga menekankan
pentingnya tanggung jawab individu dalam hidupnya. Setiap keputusan dan

13
tindakan yang diambil harus dibawa hingga akhir dan dipertanggungjawabkan
oleh individu tersebut.
h) Kesadaran akan kesendirian: Eksistensialisme mengajarkan bahwa meskipun
manusia hidup dalam masyarakat, mereka tetaplah sendirian dalam
pengalaman hidup mereka. Hal ini membuat manusia lebih sadar akan
pentingnya hubungan antarmanusia dan ketergantungan satu sama lain.
i) Makna kehidupan dapat ditemukan melalui penderitaan: Aliran ini juga
mengatakan bahwa penderitaan merupakan bagian dari kehidupan manusia,
namun melalui penderitaan tersebut, seseorang dapat menemukan makna
kehidupannya yang sebenarnya.
j) Kritik terhadap pemikiran rasional: Eksistensialisme menyatakan bahwa
pemikiran rasional tidak cukup untuk menjelaskan semua aspek kehidupan
manusia, karena ada hal-hal yang bersifat subjektif dan sulit untuk dijelaskan
secara logis. Oleh karena itu, aliran ini lebih menekankan pada pengalaman
individu daripada konsep-konsep abstrak.

4) Tokoh-tokoh aliran eksistensial


Aliran eksistensialisme atau filsafat eksistensialisme adalah teori tentang eksistensi
manusia sebagai individu yang bebas dan bertanggung jawab atas keputusan-
keputusannya sendiri. Berikut ini adalah beberapa tokoh utama dari aliran
eksistensialisme:
a. Jean-Paul Sartre: Sartre adalah salah satu tokoh aliran eksistensialisme terkenal.
Menurutnya, manusia bebas untuk menentukan makna hidupnya sendiri, karena
tidak ada Tuhan atau entitas yang lain yang dapat menentukan makna tersebut.
b. Friedrich Nietzsche: Nietzsche merupakan tokoh yang sangat dikenal dalam aliran
eksistensialisme. Ia mengajukan konsep "kehendak untuk berkuasa" (will to
power), yaitu bahwa manusia memiliki kemampuan untuk mengatasi pengaruh
lingkungan dan menentukan hidupnya sendiri.
c. Martin Heidegger: Heidegger memandang bahwa manusia adalah makhluk yang
memiliki kekuatan untuk menjalani hidupnya sendiri. Namun, ia mengatakan
bahwa manusia sering kali lupa akan tujuan sejati hidupnya.

Apakah aliran eksistensial masih relevan dipakai di masa sekarang?

14
Kami berpendapat bahwa aliran eksistensial masih relevan dipakai di masa sekarang. Konsep
dasar aliran ini adalah tentang kebebasan dan tanggung jawab individu dalam menentukan
makna hidupnya. Dalam era yang semakin kompleks dan penuh tekanan seperti sekarang,
pemahaman tentang kebebasan dan tanggung jawab individu sangat penting untuk menjaga
keseimbangan psikologis dan emosional.

Selain itu, aliran eksistensial juga membantu individu untuk memahami dan menghadapi
situasi kritis dalam hidup mereka. Konsep-konsep seperti kebebasan, kematian, ketakutan,
dan arti hidup dapat membantu individu untuk menangani stres dan kesulitan dalam hidup
dengan lebih baik.

Secara keseluruhan, aliran eksistensial masih sangat relevan dan dapat memberikan banyak
manfaat untuk individu di masa sekarang.

BAB III

KESIMPULAN

Kesimpulan

a. Aliran Romantisisme adalah aliran yang mengedepankan unsur emosi suatu karya
dengan cara penggambaran dan pembangunan citra yang dramatis, teatrikal dan
memiliki suasana seperti dalam mimpi (dream-like).
Aliran romantisme masih sangat relevan di masa sekarang. Meskipun kita hidup di era
modern yang serba canggih dan teknologi, tetapi manusia tetap memiliki perasaan dan
emosi yang sama seperti yang dirasakan oleh para seniman romantisme pada
masanya. Selain itu, keindahan alam masih menjadi objek inspirasi bagi banyak
seniman modern di zaman ini. Kita masih dapat menemukan banyak orang yang
terpesona dengan keindahan matahari terbenam, pemandangan gunung yang megah,
dan keindahan bunga yang bermekaran di musim semi.

15
b. Eksistensialisme adalah aliran filsafat yang menekankan segala sesuatu terhadap
manusia dan segala sesuatu yang mengiringinya, dan dimana manusia dipandang
sebagai suatu mahluk yang harus bereksistensi atau aktif dengan sesuatu yang ada
disekelilingnya, serta mengkaji cara kerja manusia ketika berada di alam dunia ini
dengan kesadaran.
Aliran eksistensial masih relevan dipakai di masa sekarang. Konsep dasar aliran ini
adalah tentang kebebasan dan tanggung jawab individu dalam menentukan makna
hidupnya. Dalam era yang semakin kompleks dan penuh tekanan seperti sekarang,
pemahaman tentang kebebasan dan tanggung jawab individu sangat penting untuk
menjaga keseimbangan psikologis dan emosional.

DAFTAR PUSTAKA

Damono, Sapardi Djoko. "Romantisme: Antologi Puisi." Jakarta: Pustaka Jaya 2005.

Hassan, Fuad. “ Berkenalan Dengan Eksistensialme”. Jakarta: Pustaka Jaya.1976.

16

Anda mungkin juga menyukai