Anda di halaman 1dari 16

MAKALAH

IDENTITAS NASIONAL

KELOMPOK 1

Disusun oleh:
Adi nurmahmudi (18021001)
Lutfi nuriman (18021011)
M. Nasrul musefi (18021017)
Mukhamad uswandi (18021019)

PROGRAM STUDI TEKNIK MESIN


FAKULTAS TEKNIK
POLITEKNIK HARAPAN BERSAMA TEGAL
2021
KATA PENGANTAR

Puji syukur senantiasa kami panjatkan kepada Tuhan yang Maha Esa yang telah
melimpahkan Rahmat-NYA, sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini, guna memenuhi
tugas mata kuliah KEWARGANEGARAAN. Kami ucapkan terima kasih kepada NI MADE DESI
ARIANI, M.pd. yang telah membimbing kami agar bisa menyalesaikan makalah ini.
Kami menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna, untuk itu kritik dan saran
yang sifatnya membangun sangat di harapaka, sebagai umpan balik yang positif demi perbaikan
di masa mendatang. Akhir kata, semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi pengembangan ilmu
pengetahuan

Tegal, 29 Mei 2021

Penulis

2
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Identitas Nasional secara terminologis adalah suatu ciri yang dimiliki oleh suatu bangsa
yang secara filosofis membedakan bangsa tersebut dengan bangsa yang lain. Berdasarkan
pengertian yang demikian ini maka setiap bangsa di dunia ini akan memiliki identitas sendiri-
sendiri sesuai dengan keunikan, sifat, ciri-ciri serta karakter dari bangsa tersebut. Berdasarkan
hakikat pengertian identitas nasional sebagaimana di jelaskan di atas maka Identitas Nasional
suatu bangsa tidak dapat di pisahkan dengan jati diri suatu bangsa atau lebih populer disebut
dengan kepribadian suatu bangsa.
Identitas adalah tanda pengenal. Begitulah pemahaman yang paling sederhana tentang
identitas, yang diketahui oleh hampir semua orang. Pegertian Identitas Nasional adalah
pandangan hidup bangsa, kepribadian bangsa, filsafat pancasila dan juga sebagai Ideologi
Negara sehingga mempunyai kedudukan paling tinggi dalam tatanan kehidupan berbangsa dan
bernegara. Identitas Nasional dijadikan ciri dari suatu bangsa dan negara tersebut, sehingga
identitas Nasional mencerminkan kepribadian suatu bangsa.
Bangsa pada hakikatnya adalah sekelompok besar manusia yang mempunyai persamaan
nasib dalam proses sejarahnya, sehingga mempunyai persamaan watak atau karakter yang kuat
untuk bersatu dan hidup bersama serta mendiami suatu wilayah tertentu sebagai suatu kesatuan
nasional.
Dalam penyusunan makalah ini digunakan untuk mengangkat tema dengan tujuan dapat
membantu mengatasi masalah tentang identitas nasional dan dapat di terapkan dalam kehidupan
berbangsa dan bernegara.

1.2    Rumusan Masalah

1. Apakah pengertian identitas nasional?


2. Apa identitas Nasional Indonesia?

3
3. Apa saja unsur-unsur Pembentuk Identitas Nasional?
4. Apa faktor-fakor Pendukung Identitas Nasional?

1.3 Tujuan penulisan

1. Agar kita mampu menganalisis hakekat Bangsa dan Negara.


2. Agar kita mampu mendeskripsikan unsur-unsur terbentuk Bangsa dan Negara,serta fungsi
dan tujuan Negara.
3. Agar kita mampu menunjukkan semangat kebangsaan (Nasionalisme) dalam kehidupan
berbangsa dan bernegara.

4
BAB 2
PEMBAHASAN

2.1    Pengertian Identitas Nasional

Istilah identitas nasional dapat disamakan dengan identitas kebangsaan. Secara etimologis,
identitas nasional berasal dari kata “identitas” dan ”nasional”. Kata identitas berasal dari bahasa
Inggris yaitu identity yang memiliki pengertian harfiah; ciri, tanda atau jati diri yang melekat
pada seseorang, kelompok atau sesuatu sehingga membedakan dengan yang lain. Sedangkan
kata “nasional” merujuk pada konsep kebangsaan.
Jadi, pegertian Identitas Nasional adalah pandangan hidup bangsa, kepribadian bangsa,
filsafat pancasila dan juga sebagai Ideologi Negara sehingga mempunyai kedudukan paling
tinggi dalam tatanan kehidupan berbangsa dan bernegara.
Termasuk disini adalah tatanan hukum yang berlaku di Indonesia, dalam arti lain juga
sebagai Dasar Negara yang merupakan norma peraturan yang harus dijnjung tinggi oleh semua
warga Negara tanpa kecuali “rule of law”, yang mengatur mengenai hak dan kewajiban warga
Negara, demokrasi serta hak asasi manusia yang berkembang semakin dinamis di Indonesia atau
juga Istilah Identitas Nasional adalah suatu ciri yang dimiliki oleh suatu bangsa yang secara
filosofis membedakan bangsa tersebut dengan bangsa lain.
Identitas Nasional merupakan suatu konsep kebangsaan yang tidak pernah ada padanan
sebelumnya. Perlu dirumuskan oleh suku-suku tersebut.
Istilah Identitas Nasional secara terminologis adalah suatu ciri yang dimiliki oleh suatu
bangsa yang secara filosofis membedakan bangsa tersebut dengan bangsa lain. Eksistensi suatu
bangsa pada era globalisasi yang sangat kuat terutama karena pengaruh kekuasaan internasional.
Menurut Berger dalam The Capitalist Revolution, era globalisasi dewasa ini, ideologi
kapitalisme yang akan menguasai dunia. Kapitalisme telah mengubah masyarakat satu persatu
dan menjadi sistem internasional yang menentukan nasib ekonomi sebagian besar bangsa-bangsa
di dunia, dan secara tidak langsung juga nasib sosial, politik dan kebudayaan.
Perubahan global ini menurut Fakuyama membawa perubahan suatu ideologi, yaitu dari
ideologi partikular ke arah ideologi universal dan dalam kondisi seperti ini kapitalismelah yang

5
akan menguasainya. Dalam kondisi seperti ini, negara nasional akan dikuasai oleh negara
transnasional yang lazimnya didasari oleh negara-negara dengan prinsip kapitalisme.
Konsekuensinya, negara-negara kebangsaan lambat laun akan semakin terdesak. Namun
demikian, dalam menghadapi proses perubahan tersebut sangat tergantung kepada kemampuan
bangsa itu sendiri.
Menurut Toyenbee, ciri khas suatu bangsa yang merupakan local genius dalam menghadapi
pengaruh budaya asing akan menghadapi challence dan response. Jika challence cukup besar
sementara response kecil maka bangsa tersebut akan punah dan hal ini sebagaimana terjadi pada
bangsa Aborigin di Australia dan bangsa Indian di Amerika. Namun demikian jika challance
kecil sementara response besar maka bangsa tersebut tidak akan berkembang menjadi bangsa
yang kreatif.
Oleh karena itu, agar bangsa Indonesia tetap eksis dalam menghadapi globalisasi maka harus
tetap meletakkan jati diri dan identitas nasional yang merupakan kepribadian bangsa Indonesia
sebagai dasar pengembangan kreatifitas budaya globalisasi. Sebagaimana terjadi di berbagai
negara di dunia, justru dalam era globalisasi dengan penuh tantangan yang cenderung
menghancurkan nasionalisme, muncullah kebangkitan kembali kesadaran nasional.

2.2    Identitas Nasional Indonesia

Identitas nasional Indonesia tercantum dalam konstitusi Indonesia yaitu Undang-Undang


Dasar 1945 dalam pasal 35-36C. Identitas nasional yang menunjukkan jati diri Indonesia
diantaranya adalah sebagai berikut:
1. Bahasa Nasional atau Bahasa Persatuan yaitu Bahasa Indonesia
2. Bendera negara yaitu Sang Merah Putih
3. Lagu Kebangsaan yaitu Indonesia Raya
4. Lambang Negara yaitu Pancasila
5. Semboyan Negara yaitu Bhinneka Tunggal Ika
6. Dasar Falsafah negara yaitu Pancasila
7. Konstitusi (Hukum Dasar) negara yaitu UUD 1945
8. Bentuk Negara Kesatuan Republik Indonesia yang berkedaulatan rakyat
9. Konsepsi Wawasan Nusantara

6
10. Kebudayaan daerah yang telah diterima sebagai Kebudayaan Nasional.

2.3    Unsur-Unsur Pembentuk Identitas Nasional

Berikut ini unsur-unsur yang mendukung terbentuknya identitas nasional suatu bangsa,
yaitu:
1. Suku Bangsa
Suku bangsa adalah golongan sosial yang khusus yang bersifat askriptif (ada sejak lahir),
yang sama coraknya dengan golongan umur dan jenis kelamin. Di Indonesia terdapat
banyak sekali suku bangsa atau kelompok etnis sehingga mereka dapat dikenali dari
daerah mana asalnya. Etnis Tionghoa hanya berjumlah 2,8% dari populasi Indonesia,
tetapi tidak kurang dari 300 dialek bahasa.
Populasi penduduk Indonesia saat ini diperkirakan mencapai 210 juta. Dari jumlah
tersebut diperkirakan separuhnya beretnis Jawa. Sisanya terdiri dari etnis-etnis yang
mendiami kepulauan diluar Jawa seperti suku Makasar-Bugis (3,68%), Batak (2,04%),
Bali (1,88%), Aceh (1,4%) dan suku-suku lainnya. Mereka mendiami daerah-daerah
tertentu, menyebar ke seluruh kepulauan Indonesia. Mayoritas dari mereka bermukim di
perkotaan.
2. Agama
Bangsa Indonesia dikenal sebagai masyarakat agamis. Agama-agama yang berkembang
di nusantara adalah Islam, Kristen, Katolik, Hindu, Budha dan Kong Hu Cu. Agama
Kong Hu Cu pada masa Orde Baru tidak diakui sebagai agama resmi negara. Tetapi sejak
pemerintahan Presiden Abdurrahman Wahid, istilah agama resmi negara dihapuskan.
Dari agama-agama di atas, agama Islam merupakan agama yang dianut oleh mayoritas
bangsa Indonesia. Dalam Islam terdapat banyak golongan dan kelompok pemahaman
misalnya kelompok Islam santri untuk menunjukan keislaman yang kuat dan Islam
Abangan atau Islam Nominal bagi masyarakat Islam di daerah Jawa. Sedangkan kalangan
di kelompok santri sendiri perbedaan pemahaman dan pengamalan Islam dikenal dengan
kelompok modernis dan tradisionalis. Kelompok pertama lebih berorientasi pada
pencaharian tafsir baru ijtihad atas wahyu Allah. Sedangkan kelompok tradisionalis lebih
menyandarkan pengalaman agamanya pada pendapat-pendapat ulama.

7
3. Kebudayaan
Kebudayaan adalah pengetahuan manusia sebagai mahluk sosial yang isinya adalah
perangkat-perangkat atau model-model pengetahuan yang secara kolektif digunakan oleh
pendukung-pendukungnya untuk menafsirkan dan memahami lingkungan yang dihadapi
dan digunakan sebagai rujukan atau pedoman untuk bertindak (dalam bentuk kelakuan
dan benda-benda kebudayaan) sesuai dengan lingkungan yang dihadapi.
Intinya adalah kebudayaan merupakam patokan nilai-nilai etika dan moral, baik yang
tergolong sebagai ideal atau yang seharusnya (world view) maupun yang operasional dan
aktual di dalam kehidupan sehari-hari (ethos). Seperti banyaknya suku bangsa yang
dimiliki nusantara, demikian pula dengan kebudayaan. Terdapat ratusan kebudayaan
bangsa Indonesia yang membentuk identitas nasionalnya sebagai bangsa yang dilahirkan
dengan kemajemukan identitasnya.
4. Bahasa
Bahasa merupakan unsur pendukung identitas nasional yang lain. Bahasa dipahami
sistem perlambang yang secara arbiter dibentuk atas unsur-unsur bunyi ucapan manusia
dan digunakan sebagai sarana berinteraksi antar manusia. Di Indonesia terdapat beragam
bahasa daerah yang mewakili banyaknya suku-suku bangsa atau etnis. Setelah
kemerdekaan, bahasa Indonesia ditetapkan sebagai bahasa nasional. Bahasa Indonesia
dahulu dikenal dengan sebutan bahasa melayu yang merupakan bahasa penghubung
(linguafranca) berbagai etnis yang mendiami kepulauan nusantara.
Selain menjadi bahasa komunikasi diantara suku-suku di nusantara, bahasa Melayu juga
menempati posisi bahasa transaksi perdagangan internasional dikawasan kepulauan
nusantara yang digunakan oleh berbagai suku bangsa Indonesia dengan para pedagang
asing. Pada tahun 1928 bahasa Melayu mengalami perkembangan yang luar biasa. Pada
tahun tersebut, melalui peristiwa Sumpah Pemuda Indonesia, para tokoh pemuda dari
berbagai latar belakang suku dan kebudayaan merupakan bahasa Indonesia sebagai
bahasa persatuan bangsa Indonesia.
Dari unsur-unsur Identitas Nasional tersebut, maka dapat dirumuskan pembagiannya menjadi
3 bagian sebagai berikut :
a. Identitas Fundamental, yaitu pancasila merupakan falsafah bangsa, Dasar Negara, dan
Ideologi Negara

8
b. Identitas Instrumental yang berisi UUD 1945 dan tata perundangannya, Bahasa
Indonesia, Lambang  Negara, Bendera Negara, Lagu Kebangsaan Indonesia Raya.
c. Identitas Alamiah, yang meliputi Negara kepulauan (Archipelago) dan pluralisme dalam
suku, bahasa, budaya, dan agama, serta kepercayaan.

2.4    Faktor-Fakor Pendukung Identitas Nasional

Kelahiran identitas nasional suatu bangsa memiliki sifat, ciri khas, serta keunikan sendiri-
sendiri, yang sangat ditentukan oleh faktor-faktor yang mendukung kelahiran identitas nasional
tersebut. Adapun faktor-faktor yang mendukung kelahiran identitas nasional bangsa Indonesia,
meliputi:
1. Faktor Obyektif
Faktor obyektif sendiri meliputi faktor geografis, ekologis dan demografis. Kondisi
geografis-ekologis yang membentuk Indonesia sebagai wilayah kepulauan yang beriklim
tropis dan terletak di persimpangan jalan komunikasi antarwilayah dunia di Asia
Tenggara, ikut mempengaruhi perkembangan kehidupan demografis, ekonomis, sosial
dan kultural bangsa Indonesia.
2. Faktor Subyektif
Faktor subyektif meliputi faktor historis, sosial, politik, dan kebudayaan yang dimiliki
bangsa Indonesia. Faktor historis ini mempengaruhi proses pembentukan masyarakat dan
bangsa Indonesia, beserta identitasnya, melalui interaksi berbagai faktor yang terlibat di
dalamnya. Hasil dari interaksi dari berbagai faktor tersebut melahirkan proses
pembentukan masyarakat, bangsa, dan negara berserta identitas bangsa Indonesia, yang
muncul tatkala nasionalisme berkembang di indonesia pada awal abad XX.
Robert de Ventos, sebagaimana dikutif Manuel Castells dalam bukunya, The Power of
Identity, mengemukakan teori tentang munculnya identitas nasional suatu bangsa sebagai hasil
interaksi historis antara empat faktor penting yaitu :
a. Faktor Primer
Mencakup etnisitas, teritorial, bahasa, agama, dan yang sejenisnya. Bagi bangsa
Indonesia yang tersusun atas berbagai macam etnis, bahasa, agama, wilayah serta bahasa
daerah, merupakan suatu kesatuan meskipun berbeda-beda dengan kekhasan masing-

9
masing. Unsur-unsur yang beranekaragam yang masing-masing memiliki ciri khasnya
tersendiri menyatukan diri dalam suatu persekutuan hidup bersama yaitu bangsa
Indonesia. Namun, kesatuan ini tidaklah menghilangkan keberanekaragaman, dan inilah
yang dikenal dengan “Bhineka Tunggal Ika”.
b. Faktor
Pendorong Pembangunan komunikasi dan teknologi, lahirnya angkatan bersenjata
modern dan pembangunan lainnya ikut mendorong munculnya identitas nasional suatu
bangsa. Dalam hubungan ini bagi suatu bangsa kemajuan ilmu pengetahuan dan
teknologi serta pembangunan negara dan bangsa juga merupakan identitas nasional yang
bersifat dinamis. Oleh karenanya, proses pembentukan identitas dinamis ini sangat
ditentukan oleh tingkat kemampuan dan prestasi bangsa Indonesia dalam membangun
bangsa dan negaranya. Dimana dalam hal ini, sangat diperlukan persatuan dan kesatuan
bangsa, serta langkah yang sama untuk memajukan bangsa dan negara Indonesia.
c. Faktor
Penarik Kodifikasi bahasa dalam gramatika yang resmi, tumbuhnya birokrasi dan
pemantapan sistem pendidikan nasional memiliki partisipasi terhadap terbentuknya
identitas nasional. Bagi bangsa Indonesia unsur bahasa merupakan salah satu pemersatu
persatuan dan kesatuan nasional, sehingga bahasa Indonesia telah menjadi bahasa resmi
negara dan bangsa Indonesia. Bahasa melayu dipilih sebagai bahasa antar etnis yang ada
di Indonesia, meskipun masing-masing etnis atau daerah memiliki bahasa daerah masing-
masing. Demikian pula menyangkut birokrasi serta pendidikan nasional telah
dikembangkan sedemikian rupa meskipun sampai saat ini masih senantiasa
dikembangkan.
d. Faktor Reaktif
Penindasan, dominasi, dan pencarian identitas alternatif melalui memori kolektif rakyat
ikut mendukung terbentuknya identitas nasional. Bangsa Indonesia yang hampir tiga
setengah abad dikuasai oleh bangsa lain sangat dominan dalam mewujudkan faktor
reaktif melalui memori kolektif rakyat Indonesia. Penderitaan dan kesengsaraan hidup
serta semangat bersama dalam memperjuangkan kemerdekaan merupakan faktor yang
sangat strategis dalam membentuk memori kolektif rakyat. Semangat perjuangan,

10
pengorbanan, menegakkan kebenaran dapat merupakan identitas untuk memperkuat
persatuan dan kesatuan bangsa dan negara Indonesia.
Pencarian identitas nasional bangsa Indonesia pada dasarnya melekat erat dengan perjuangan
bangsa Indonesia untuk membangun bangsa dan negara dengan konsep nama Indonesia. Bangsa
dan negara ini di bangun dari unsur-unsur masyarakat lama dan dibangun menjadi suatu kesatuan
bangsa dan negara dengan prinsip nasionalisme modern. Oleh karena itu, pembentukan identitas
nasional Indonesia melekat erat dengan unsure-unsur lainnya, seperti sosial, ekonomi, budaya,
etnis, agama serta geografis yang saling berkaitan dan terbentuk melalui suatu proses yang cukup
panjang.

BAB III
HAKIKAT BANGSA DAN NEGARA

3.1 Manusia sebagai mahluk individu dan mahluk social


Kata manusia berasal dari kata “manu” (sanskerta), atau “mens” (latin) yang berarti
berpikir, berakal budi atau “homo” yang berarti manusia.
1. Sebagai Mahluk Individu
Manusia sebagai mahluk individu terdiri dari unsur jasmani (raga) dan rohani (jiwa) yang tidak
dapat dipisahkan. Manusia juga diberi potensi atau kemampuan (akal, pikiran, perasaan, dan
keyakinan) sehingga sanggup berdiri sendiri serta bertanggung jawab atas dirinya.Melalui akal
dan pikirannya manusia dapat menaklukkan mahluk lain dan memanfaatkan segala sesuatu untuk
keperluan hidupnya. Dalam kehidupan sehari-hari manusia harus dapat menggunakan akal,
pikiran, perasaan dan keyakinannya secara seimbang agar menjadi mahluk individu yang
memiliki derajat yang tinggi, baik di hadapan sesama ciptaan maupun dihadapan penciptanya.
2. Sebagai Mahluk Sosial
Manusia adalah zoon politicon atau mahluk yang pada dasarnya selalu ingin bergaul dan
berkumpul dengan sesama manusia lainnya. Setiap manusia normal memerlukan orang lain dan

11
hidup bersamanya dengan orang lain untuk memenuhi berbagai kebutuhan hidupnya, baik
kebutuhan yang bersifat material maupun kebutuhan yang bersifat rohaniah.

3.2   Bangsa
1. Pengertian Bangsa Bangsa adalah sekelompok orang yang memiliki kehendak untuk
bersatu yang memiliki persatuan senasib dan tinggal di wilayah tertentu, beberapa budaya
yang sama, mitos leluhur bersama. Unsur-unsur Terbentuknya Bangsa yaitu: 1) Unsur
nasionalisme (kesamaan keturunan). 2) Wilayah. 3) Bahasa. 4) Adat-istiadat. 5)
Kesamaan politik. 6) Perasaan. 7) Agama.

3.3   Negara
1. Pengertian Negara
2. Secara etimologi kata Negara berasal dari kata state (Inggris), Staat (Belanda, Jerman),
E`tat (Prancis), Status, Statum (Latin) yang berarti meletakkan dalam keadaan berdiri,
menempatkan, atau membuat berdiri. Kata Negara yang dipakai di Indonesia berasal dari
bahasa Sansekerta yaitu Negara atau nagari yang artinya wilayah, kota, atau penguasa.
Sedangkan secara umum Negara adalah sekumpulan orang yang menempati wilayah
tertentu dan diorganisasi oleh pemerintah Negara yang sah, yang umumnya memiliki
kedaulatan
3. Unsur-unsur terbentuknya Negara
Unsur terbentuknya Negara dapat digolongkan menjadi dua macam yaitu unsur
konstitutif dan unsur deklaratif. 
Unsur konstitutif adalah unsur yang mutlak harus ada di saat Negara tersebut didirikan seperti
rakyat, wilayah, dan pemerintahan yang berdaulat.
Unsur deklaratif adalah unsur yang tidak harus ada di saat Negara tersebut berdiri tetapi boleh
dipenuhi setelah Negara tersebut berdiri, misalnya pengakuan dari Negara lain.
3.   Fungsi dan Tujuan Negara
Secara umum terlepas dari ideologi yang dianutnya, setiap negara menyelenggarakan
beberapa fungsi minimum yang mutlak harus ada. Fungsi tersebut adalah sebagai berikut :

12
a. Melaksanakan penertiban (Law and order) : untuk mencapai tujuan bersama dan
mencegah bentrokan–bentrokan dalam masyarakat, maka negara harus melaksanakan
penertiban. Dalam fungsi ini negara dapat dikatakan sebagai stabilisator.
b. Mengusahakan kesejahteraan dan kemakmuran rakyatnya.
c. Pertahanan : Fungsi ini sangat diperlukan untuk menjamin tegaknya kedaulatan negara
dan mengantisipasi kemungkinan adanya serangan yang dapat mengancam kelangsungan
hidup bangsa (negara). Untuk itu negara dilengkapi dengan alat pertahanan.
d. Menegakkan keadilan : Fungsi ini dilaksanakan melalui lembaga peradilan.

4. Bentuk-Bentuk Negara
a. Negara Kesatuan
Negara kesatuan adalah negara merdeka dan berdaulat yang pemerintahannya diatur oleh
pemerintah pusat. Ciri-cirinya adalah 1) Kedaulatan negara mencakup ke dalam dan ke luar
yang ditangani pemerintah pusat. 2) Negara hanya mempunyai masing-masing satu UUD,
kepala negara, kabinet,dan DPR. 3) Hanya ada satu kebijakan politik, ekonomi, sosial-budaya,
dan hankam.
b. Negara Serikat
Negara serikat adalah negara yang terdiri atas gabungan beberapa negara bagian. Negara
bagian hanya menyerahkan sebagian kecil urusannya kepada pemerintah pusat. Ciri-cirinya
adalah 1) Negara bagian tidak memiliki kedaulatan. 2) Kepala negara dipilih dan bertanggung
jawab kepada rakyat. 3) Negara bagian berwenang membuat UUD sendiri sepanjang tidak
bertentangan dengan UUD pemerintah pusat. 4) Kepala negara mempunyai hak veto
(pembatalan keputusan) yang diajukan oleh parlemen.
c. Koloni
Koloni adalah suatu negara yang menjadi jajahan dari negara lain.
d. Perwalian (trustee)
Wilayah jajahan dari negara-negara yang kalah dalam perang dunia II dan berada di bawah
naungan Dewan Perwalian PBB.
e. Mandat
Mandat adalah suatu negara yang berasal dari daerah jajahan dari negara-negara yang kalah
dalam perang dunia I dan di bawah perlindungan dari Dewan Mandat Liga Bangsa-Bangsa.

13
f. Protektorat
Protektorat adalah negara yang berada di bawah lindungan negara lain yang lebih kuat.
g. Dominion
Dominion adalah suatu negara bekas jajahan Inggris yang mengakui Raja Inggris sebagai
rajanya sebagai lambang persatuan (negara persemakmuran).
Contoh : Kanada, Australia, selandia Baru, Afrika Selatan
h. Uni
Uni adalah gabungan dua atau lebih negara merdeka dan berdaulat dengan satu kepala negara
yang sama.

14
BAB 3
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Identitas nasional adalah jatidiri yang dimiliki oleh warga negara atau suku-bangsa dari
suatu negara (Indonesia). Menurut Smith (1991) terdapat tiga fungsi dari Identitas Nasional,
yaitu:
1. Identitas Nasional memberikan jawaban yang memuaskan terhadap rasa takut akan
kehilangan identitas melalui identifikasi ter-hadap bangsa,
2. Identitas Nasional menawarkan pembaharuan pribadi dan mar-tabat bagi individu dengan
menjadi bagian dari keluarga besar suatu bangsa, dan
3. Identitas Nasional memungkinkan adanya realisasi dari perasaan persaudaraan, terutama
melalui simbol-simbol dan upacara.
Bangsa adalah adalah suatu masyarakat yang berdiri sendiri dan masing-masing anggota
persekutuan hidup tersebut merasa satu kesatuan ras, bahasa, agama, dan adat istiadat dalam
suatu daerah yang sama dan mereka tunduk pada kedaulatan negaranya sebagai suatu kekuasaan
tertinggi keluar dan kedalam
Negara adalah negara adalah organisasi di suatu wilayah yang mempunyai kekuasaan
tertinggi yang sah ditaati rakyatnya atau juga dapat diartikan sebagai kelompok sosial yang
menduduki wilayah atau daerah tertentu yang diorganisasi di bawah lembaga politik dan
pemerintah yang efektif, mempunyai satu kesatuan politik, berdaulat sehingga berhak
menentukan tujuan nasionalnya.

3.2 Saran
Sebagai warga negara harus mengetahui dan tetap melestarikan apa saja yang menjadi
identitas nasional. Identitas nasional merupakan suatu ciri yang dimiliki bangsa kita untuk dapat
membedakannya dengan bangsa lain. Selain itu, sebagai warga Negara juga harus menerapkan
nilai-nilai yang terkandung dalam identitas nasional. Contohnya nilai-nilai yang terdapat pada
Pancasila dan UUD 1945.

15
DAFTAR PUSTAKA

Kaelan dan Zubaidi.2007.Pendidikan Kewarganegaraan.Yogyakarta:Paradigma, Edisi pertama.


Syarbani Syahrial, Wahid Aliaras. 2006; Membangun Karakter dan Kepribadian melalui
Pendidikan Kewarganegaraan, UIEU – University Press, Jakarta.
Suryo, Joko, 2002, Pembentukan Identitas Nasional, Makalah Seminar Terbatas Pengembangan
Wawasan tentang Civic Education, LP3 UMY, Yogyakarta.
Kaelan. 2010. Pendidikan Kewarganegaraan. Yogyakarta: Paradigma
https://exaudian.wordpress.com/2014/03/28/identitas-nasional/
http://sriactivity.blogspot.com/2014/07/makalah-pancasila-sebagai-identitas.html
http://www.scribd.com/doc/131338831/Pentingnya-Identitas-Nasional#scribd
http://bitalyfiz.blogspot.com/2011/12/identitas-nasional.html
https://exaudian.wordpress.com/2014/03/28/identitas-nasional/
http://antarberita.blogspot.com/2013/10.paham-chauvisme-adalah.html

16

Anda mungkin juga menyukai