Anda di halaman 1dari 6

MATERI PEMBELAJARAN

DIAGNOSIS KERUSAKAN AUDIO DAN VIDEO KENDARAAN RINGAN

A. Definisi Audio Video


Video adalah teknologi untuk menangkap, merekam, memproses,
mentransmisikan dan menata ulang gambar bergerak. Biasanya menggunakan film
seluloid, sinyal elektronik, atau media digital. Video juga bisa dikatakan sebagai
gabungan gambar-gambar mati yang dibaca berurutan dalam suatu waktu dengan
kecepatan tertentu. Gambar-gambar yang digabung tersebut dinamakan frame dan
kecepatan pembacaan gambar disebut dengan frame rate, dengan satuan fps (frame
per second). Karena dimainkan dalam kecepatan yang tinggi maka tercipta ilusi gerak
yang halus, semakin besar nilai frame rate maka akan semakin halus pergerakan yang
ditampilkan.

B. Komponen Audio Video


a. Equalizer
Suatu alat yang dapat menghilangkan atau memunculkan suatu respone frekuensi
sesuai keinginan
b. Mixer Audio
Suatu alat yang digunakan untuk menggabungkan sinyal masukan untuk
kombinasi menjadi satu keluaran dalam bentuk audio
c. Power amplifier

Suatu alat yang dapat meningkatkan sinyal audio, agar dapat menggetarkan
speaker

d. Speaker

adalah transduser yang mengubah sinyal elektrik ke frekuensi audio (suara)


dengan cara menggetarkan komponennya yang berbentuk selaput.

e. Compact disc

adalah sebuah piringan optikal yang digunakan untuk menyimpan data secara
digital.

f. Compact cassette

adalah media penyimpan data yang umumnya berupa lagu. Berasal dari bahasa
perancis, yakni cassette yang berarti "kotak kecil". Kaset berupa pita magnetik yang
mampu merekam data dengan format suara. Dari tahun 1970 sampai 1990-an, kaset
merupakan salah satu format media yang paling umum digunakan dalam industry
music.

Kaset terdiri dari kumparan-kumparan kecil. Kumparan-kumparan dan bagian-


bagian lainnya ini terbungkus dalam bungkus plastik berbentuk kotak kecil berbentuk
persegi panjang. Di dalamnya terdapat sepasang roda putaran untuk pita magnet. Pita
ini akan berputar dan menggulung ketika kaset dimainkan atau merekam. Ketika pita
bergerak ke salah satu arah dan yang lainnya bergerak ke arah yang lain. Hal ini
membuat kaset dapat dimainkan atau merekam di kedua sisinya. Contohnya, side A
dan side B.

g. Cassette recorder
Suatu alat untuk merekam bunyi kedalam media penyimpanan berupa kaset
(cassette)

I. Radio komunikasi
Suatu alat yang digunakan berkomunikasi dengan menggunakan gelombang radio
Berikut gelombang – gelombang radio
 AM * FM
Amplitudo Modulation Frequency Modulation

j. Radio penerima AM/FM


Suatu alat yang digunakan sebagai penerima siaran radio dari stasiun
pemancar dengan sistem modulasi AM/FM

k. Mikropon
Mikropon akan mengkonversi gelombang suara menjadi sinyalaudio. Proses
ini dicapai melalui suatu bahan yang kecil danringan yang dinamakan diaphragm.
Ketika getaran suara yang melalui udara sampai pada diaphragm,
menyebabkandiaphragm bergetar. Getaran ini menyebabkan keluaran arus elektris
dari mikropon. Keluaran dari mikropon akan dikirim ke mixer, preamplifier, atau
amplifier.
Dalam mikropon terdapat tombol ON/OFF, tombol ini berfungsi untuk
mengaktifkan dan menonaktifkan mikropon. Posisi ON untuk mengaktifkan
mikropon, sehingga mikropon dapat difungsikan, sedangkan posisi OFF untuk
menonaktifkan mikropon, sehingga mikropon tidak dapat digunakan (tidak berfungsi).
Dalam gambar 5 ditunjukkan contoh-contoh mikropon.
Bagian lain mikropon yaitu keluaran yang akan dihubungkan dengan peralatan
audio lainnya misalnya tape recorder, mixer audio, dan power amplifer. Keluaran
yang dihubungkan dengan peralatan audio lainnya dapat menggunakan kabel
penghubung atau tanpa kabel (wireless).
C. Rangkaian Audio Video Mobil

D. Gangguan atau Kerusakan Yang Sering Terjadi Pada Sistem Audio Video
Mobil
Kerusakan yang terjadi pada car audio video system pada umumnya sering terjadi hal hal
sebagai berikut.
1. Tidak keluar suara
2. Keluar suara di beberapa speaker
3. Keluar suara tapi dengan kualitas jelek
4. Keluar suara bass yang pecah
5. TV tidak keluar gambar
6. Radio tidak dapat menerima siaran
7. Monitor tidak keluar gambar
Hal-hal tersebut dapat terjadi karena beberapa penyebab antara lain:
1. Tegangan power suply tidak ada
2. Head unit rusak
3. Speaker rusak
4. Amplifier rusak
5. Kabel putus
6. Penyetelan yang kurang pas
7. Antena kurang bagus
8. Kabel jalur sinyal audio/video ada masalah

Dapat dilakukan pengecekan dibeberapa bagian yang intinya kerusakan dapat terjadi dari 4
sumber dan penyetelan. 4 sumber potensi kerusakan atau gangguan adalah.
Arus Power Suply
Komponen sistem
Kabel penghubung
Antena

Ditambah lagi permasalahan muncul akibat dari penyetelan yang salah.

Gambar 18.30 Potensi kerusakan


Keterangan:

1. Periksa tegangan power suply


2. Periksa komponen system
3. Periksa kabel penghubung
4. Periksa antena
E. Pemeriksaan Rugi Tegangan

Pemeriksaan Rugi tegangan Sistem Audio Video mobil ada beberapa titik pemeriksaan
meliputi rugi tegangan woofer sebelah kanan, woofer sebelah kiri, amplifier, tweeter sebelah
kanan, dan tweeter sebelah kiri. Cara pemeriksaanya adalah sebagai berikut:
1. Periksa tegangan baterai
Standar 12V – 13 V
2. Periksa Tegangan pada setiap komponen (Woofer, amplifier, tweeter)
3. Hitung rugi tegangan
Tegangan Baterai dikurangi tegangan komponen (Woofer, Amplifier, Tweeter)
Hasilnya adalah rugi teganganya, standarnya tidak boleh lebih 0,5 V
4. Setiap komponen memiliki rugi tegangan sendiri-sendiri atau berbeda, maka
setiap komponen harus diukur sendiri-sendiri.
5. Jika melebihi 0,5 V maka perlu pemeriksaan rangakaian seperti kabel maupun
konektornya serta komponenya.
F. Pemeriksaan Rugi Arus

Pemeriksaan Rugi Arus Sistem Audio Video mobil ada beberapa titik pemeriksaan
meliputi rugi Arus woofer sebelah kanan, woofer sebelah kiri, amplifier, tweeter sebelah
kanan, dan tweeter sebelah kiri. Cara pemeriksaanya adalah sebagai berikut:
1. Periksa arus baterai
2. Periksa arus pada setiap komponen (Woofer, amplifier, tweeter)
3. Hitung rugi arus
Arus Baterai dikurangi arus komponen (Woofer, Amplifier, Tweeter)
Hasilnya adalah rugi arus, standarnya tidak boleh lebih 0,5 A
4. Setiap komponen memiliki rugi arus sendiri-sendiri atau berbeda, maka setiap
komponen harus diukur sendiri-sendiri.
5. Jika melebihi 0,5 A maka perlu pemeriksaan rangakaian seperti kabel maupun
konektornya serta komponenya.

Anda mungkin juga menyukai