Anda di halaman 1dari 4

PEMERINTAH KABUPATEN PONOROGO

DINAS KESEHATAN
PUSKESMAS RONOWIJAYAN
Jl.Budi Utomo no.6 Telepon 0352-484064
PONOROGO

KERANGKA ACUAN KEGIATAN SKREENING KUSTA


PADA ANAK SEKOLAH DASAR/SEDERAJAT

A. Pendahuluan
Pembangunan kesehatam masih menghadapi berbagai tantangan.Munculnya berbagai
masalah kesehatan/penyakit baru (new emerging disease) atau penyakit lama yang muncul
kembali (re-emerging disease). Salah satunya adalah penyakit kusta.Penyakit kusta merupakan
salah satu penyakit menular yang pada umumnya terdapat di negara negara yang sedang
berkembang dan menimbulkan masalah yang sangat kompleks.
Untuk itu, dalam upaya meningkatkan derajat kesehatan masyarakat, pemerintah terus
berupaya meningkatkan pembangunan kesehatan dengan mempermudah akses masyarakat
terhadap pelayanan kesehatan yang bermutu.
Dengan diadakannya skreening kusta pada siswa sekolah dasar/sederajat diharapkan dapat
meningkatkan pengetahuan guru dan siswa tentang penyakit kusta serta dapat menemukan sedini
mungkin bila ada suspect kusta.

B. Latar Belakang
Penyakit kusta sampai dengan saat ini masih ditakuti masyarakat, keluarga ,termasuk
sebagian petugas kesehatan.Hal ini disebabkan masih kurangnya pengetahuan/pengertian,
kepercayaan yang keliru terhadap kusta dan cacat yang ditimbulkan.Masih ada masyarakat yang
beranggapan bahwa kusta adalahpenyakit kutukan.Di sisi lain, tantangan yang lebih berat adalah
aspek sosial psikologis yang ditanggung oleh penderita kusta. Mereka mendapatkan stigma dan
diperlakukan diskriminatif serta dikucilkan dari pergaulan.
Mengingat kompleksnya masalah penyakit kusta, maka diperlukan program pengendalian
secara terpadu dan menyeluruh melalui strategi yang sesuai dengan endemisitas penyakit kusta
Dalam kurun waktu tahun 2000-2005, situasi penyakit kusta di Indonesia tidak mengalami
perubahan.Hal ini ditunjukkan dari data pada tabel berikut:

Tahun Jumlah Penderita Jumlah Penderita Proporsi Cacat Tk.2 Proporsi Anak (%)
Terdaftar Baru
2000 24.152 21.964 8,4 10,2
2001 17.712 14.722 8,8 10
2002 19.855 16.253 7,7 8,9
2003 18.337 15.913 8,0 10,5
2004 19.666 16.572 8,6 10,6
2005 21.537 19.695 8,7 9,1

Data WHO pada tahun 2013 terdapat 17012 kasus penyakit kusta di Indonesia yang mana pria
memiliki tingkat resiko terkena kusta dua kali lebih tinggi dibanding wanita dan propinsi Jawa Timur
merupakan dengan kasus terbanyak penderita kusta.
Dari data data di atas dapat disimpulkan bahwa penyakit kusta masih menjadi masalah di
Indonesia dengan proporsi kasus pada anak masih cukup tinggi.

C. Tujuan
1. Tujuan Umum
Untuk menemukan kasus kusta pada anak sekolah
2. Tujuan Khusus
a. Deteksi dini kasus kusta pada anak sekolah
b. Memberikan informasi tentang penyakit kusta pada anak sekolah

D. Kegiatan Pokok Dan Rincian Kegiatan


1. Kegiatan Pokok
Skreening anak sekolah dilaksanakan sesuai jadwal yang telah ditentukan.
2. Rincian kegiatan
a. Pendataan jumlah siswa.
b. Penyuluhan pada siswa dan guru
c. Pemeriksaan siswa
d. Rujukan pada suspek kusta ke puskesmas
e. Pencatatan dan Pelaporan
C. Cara Melaksanakan Kegiatan

1. Penyuluhan
2. Pemeriksaan

E. Sasaran
Sasaran semua anak sekolah dasar/sederajat
D. Jadwal

No Tgl.Pelaksanaan Nama Sekolah


1 1 Agustus 2016 SD Ronowijayan
2 2 Agustus 2016 SDMT Ronowijayan
3 3 Agustus 2016 MI Secinde
4 4 Agustus 2016 SD Mangunsuman
5 5 Agustus 2016 MI I Maarif Mangunsuman
6 6 Agustus 2016 MI II Maarif Mangunsuman
7 8 Agustus 2016 SD Tajug I
8 9 Agustus 2016 SD Tajug II
9 10 Agustus 2016 SD Patihan Kidul
10 11Agustus 2016 MI Patihan Kidul
11 12Agustus 2016 SD Ronosentanan
12 13 Agustus 2016 SD Pijeran I
13 15 Agustus 2016 SD Pijeran II
14 16Agustus 2016 MI Pijeran
15 17Agustus 2016 SD Tranjang
16 18 Agustus 2016 SD Jarak I
17 19 Agustus 2016 SD Jarak II

F. Evaluasi Pelaksanaan Kegiatan Dan Pelaporan


1. Evaluasi ketepatan jadwal pelaksanaan kegiatan skreening kusta pada anak sekolah
dilakukan setiap tahun sekali oleh pemegang program kusta.

G. Pencatatan, Pelaporan, Dan Evaluasi Kegiatan


1. Pencatatan hasil kegiatan skreening dilaporkan di dalam form kohort
2. Pelaporan hasil kegiatan :
a. Dibuat oleh pelaksana kegiatan setiap selesai pelaksanaan kegiatan dan ditujukan
kepada pemegang program kusta
b. Pemegang program kusta membuat laporan selanjutnya dikirim ke Dinas Kesehatan.
3. Evaluasi
Evaluasi dilaksanakan setelah kegiatan dan selanjutnya dilaporkan pada Dinas
Kesehatan Kabupaten Ponorogo.

Anda mungkin juga menyukai