Anda di halaman 1dari 19

PERAN PERPUSTAKAAN

SEKOLAH DALAM
PENINGKATAN MUTU
PENDIDIKAN

Disampaikan oleh :
Didik Wardaya
Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga DIY

Untuk IPI DI Yogyakarta, 4 Maret 2022


PENDAHULUAN
• Keberadaan Perpustakaan Penting
sebagai sumber belajar ;
• Tantangan Utama menumbuhkan
budaya baca dan
memanfaatkan perpustakaan;
• Penelitian menyebutkan 1 dari 1.000
orang Indonesia membaca buku, kita
balik dari 1.000 Orang yg tidak baca
buku 1 orang;
Issu Pendidikan Perekonomian Perubahan Gambaran pasar Visi
Trend GLOBAL: Indonesia yang sosiokultural kerja Indonesia Indonesia
1. Global trend -SDGs berubah dan demografi yang berbeda- beda 2045
a. Pendidikan Inklusif merata sepanjang hayat Indonesia
b. Kualitas Pendidikan (pengajaran dan pembelajaran)
c. Pofesionalisme, kualitas, pengelolaan dan
penempatan pendidik dan tenaga kependidikan
yang merata;
d. Penjaminan mutu Pendidikan untik peningkatan
pemerataan kalitas layanan antar satuan Pendidikan
dan antar wilayah; Bagaimana pendidikan
2. Tuntutan Kompetensi abad 21 dan RI 4.0
3. Pergeseran Paradigma Pebelajaran ;
Indonesia menyesuaikan?
a. Lifelong Learning
b. Student Center Learning (SCL);
Beriman,
4. Pemanfaatan TIK bertakwa Berkebinekaan
kepada Tuhan Global
YME, dan
berakhlak mulia

PELAJAR Bergotong-
Mandiri Royong
PANCASILA

Bernalar Kreatif
Kritis
KEBUTUHAN LITERASI BARU
Literasi Data Kemampuan
untuk membaca, analisis, dan
menggunakan informasi (Big
Data) di dunia digital.
Di Era Revolusi
Industri 4.0, tidak Literasi Teknologi Memahami
hanya cukup cara kerja mesin, aplikasi
Literasi Lama teknologi (Coding, Artificial
(membaca, Intelligence, Engineering
menulis, & Principles, & Cyber-Security). Generasi
matematika) Challenger-
sebagai modal dasar Literasi Manusia berfungsi di Leader
untuk berkiprah di lingkungan manusia
masyarakat. Humanities, Komunikasi,
Kreativitas & Desain.

Literasi Financial,
Kemampuan menghasilkan
uang, mengelola uang,
informasi investasi dll
LITERASI
Kemampuan Menguntruksi dan
MEMBACA memecahkan Masalah,

NUMERIASI Kemampuan berpikir Logis, Kreatif;

Kesiapan Menghadapi setiap


SAINS
perubahan dan pemanfaatan
Teknologi
Masa Pandemi COVID 19,
1. Pembelajaran Tanpa Tatap
Muka 8 bln , dpt
menurunkan SCORE 20
Point.
2. Tahun 2018 (sebelum
Target
Target Pandemi) Score PISA
Target 427
427 Membaca 371, target
446
466, DIY 411;

3. Tahun 2018 Score


Numerasi 379 (target
427), DIY 422.
Manfaatkan Teknologi Informasi dan Komunikasi
(TIK) dalam Pembelajaran
500

480 Guru Memanfaatkan TIK


460
Guru kurang memanfaatkan TIK

Skor membaca PISA 2018


440

420

400

380

360

340

320

300

-4.50 -4.00 -3.50 -3.00 -2.50 -2.00 -1.50 -1.00 -0.50 0.00 0.50 1.00 1.50 2.00 2.50 3.00 3.50 4.00 4.50

Indek Sosial Ekonomi Siswa


Siswa dengan latar belakang sosial ekonomi yang sama memiliki skor membaca 40 poin lebih tinggi ketika
diajar oleh guru yang memanfaatkan TIK. Pembelajaran yang di dukung TIK yang mamadai, menghasilkan
siswa yang lebih Siap dalam Mengimplementasikan Ketrampilan.
Strategi Pembelajaran Efektif:
Libatkan Siswa Dalam
Membaca
Membaca Nyaring Bukan Cara yang
Efektif

Hasil PISA menunjukkan strategi membacakan nyaring suatu bacaan bagi siswa
lainnya tidak efektif untuk meningkatkan pemahaman isi bacaan bagi siswa usia 15
tahun. Berkonsentrasi pada isi bacaan, menandai atau merangkum dengan kata-
kata sendiri terbukti efektif untuk memahami isi bacaan.
Merangkum ≠ Menyalin

Ketika guru memberikan tugas untuk merangkum, perlu dipastikan bahwa


siswa benar-benar merangkum dengan kata-katanya sendiri, tidak
sekedar menyalin isi bacaan. Aktivitas merangkum yang efektif dalam
menumbuhkan kemampuan membaca adalah yang mampu menangkap hal-hal
yang penting dan menuliskannya kembali dengan kreativitas sendiri.
Perkaya Jenis Bacaan
Siswa
 Siswa perlu dibiasakan dengan jenis dan format bacaan yang beragam. 1
dari 3 siswa Indonesia mengaku hanya sekali atau bahkan tidak pernah
diberikan tugas membaca teks yang berisi diagram atau peta serta teks
berbasis digital.

 Salah satu soal PISA 2018 yang sangat sulit bagi siswa Indonesia
berasal dari bacaan yang berisi peta perairan dunia. Hanya 1 dari
30 siswa Indonesia yang mampu menjawab benar soal tersebut.
Membaca untuk Mengisi Waktu
Luang
PERAN PERPUSTAKAAN SEKOLAH
1. Perpustakaan sekolah sebagai pusat sumber belajar
kelas bukan satu-satunya tempat belajar, dan guru bukan satu-satunya
sumber belajar. Buku, ensiklopedi, kamus, atlas, kliping, majalah, koran
dan lain-lain.
2. Perpustakaan sekolah sebagai wahana
mengkonstruksi ilmu pengetahuan
Kurikulum berorientasi mengkonstruksi pengetahuan baik secara
mandiri/individu maupun melalui diskusi kelompok, dengan bantuan
buku panduan, pengayaan maupun buku lain yang relevan yang ada di
perpustakaan

3. Perpustakaan sekolah sebagai wahana mengembangkan


kemampuan berfikir kritis analitis
pembelajaran diarahkan untuk melatih siswa berpikir analitis. Berfikir
analitis akan mudah terbentuk jika siswa terbiasa dan gemar membaca
buku dan menelaah pengetahuan maupun informasi yang diperolehnya.

4. Perpustakaan sekolah sebagai laboratorium pembelajaran


dalam pendekatan ilmiah (scientific approach)
Mengapa Minat Baca Rendah
1. Kurikulum pendidikan dan sistem pembelajaran
belum mendukung kepada peserta didik untuk
membaca buku tertentu;
2. terlalu banyaknya jenis hiburan;
3. Kebiasaan masyarakat mendongeng, bercerita;
4. Rendahnya produksi buku-buku yang
berkualitas ;
5. rendahnya dukungan dari lingkungan keluarga;
6. minimnya sarana untuk memperoleh bahan
bacaan ;
PROSES PEMBELAJARAN DI SEKOLAH
STANDAR PELAYANAN memenuhi : SKL,
KURIKULUM ISI, PROSES, Penilaian, Sarana Prasarana,
Pendidik, biaya.

Sarana-Prasarana Pembelajaran

Input : PROSES
SISWA Pembelajaran MUSEUM, PERPUSTAKAAN, LAB dll.

Scientific Contextual Teaching and Learning


Learning  Mengamati,
 Keterkaitan yang bermakna,
 Pembelajaran Mandiri,
 Menanya,  Melakukan pekerjaan berarti,
 Menalar,  bekerja sama,
  Berpikir Kritis dan kreatif,
Mencoba,  Membantu individu tumbuh dan berembang,
 Melaporkan/  Standar Tinggi
Mengkomunikasik  Penilaian autentik
an
PERAN PERPUSTAKAAN DALAM
PENGAYAAN PROSES PEMBELAJARAN
Berbasis Aktivitas:

Mengomu
Mengamati Menanya Mencoba Menalar
nikasikan

Kerangka Ackoff:

Data Informasi Pengetahuan Kearifan


Tiga Tahap Pelaksanaan Literasi Sekolah
Meningkatkan kemampuan literasi
Meningkatkan di semua mata pelajaran:
menggunakan
kemampuan literasi
buku pengayaan dan strategi
melalui kegiatan membaca di semua mata
menanggapi buku pelajaran
pengayaan (ada (ada tagihan akademik)
tagihan non-akademik)
Penumbuhan minat III
baca melalui kegiatan Pembelajaran
15 menit membaca
(Permendikbud II
23/2015) Pengembangan

I
Pembiasaan
Strategi Pembelajaran era Digital
 MERDEKA BELAJAR
Optimalisasi Sumber Belajar untuk Mendukung
Pembelajaran, dengan keberpihakaan pada Siswa
(MERDEKA BELAJAR)
 Kurangi metode ceramah,
Menurut Felder dan Soloman (1993): "Pelajar di zaman informasi
mempunyai kecenderungan gaya belajar aktif, sequential, sensing,
dan visual.”
 Fokus pada pembelajaran seumur hidup, bukan untuk
ujian.
Hal terpenting bukan hanya tentang apa yang mereka ketahui ketika mereka
lulus, tapi juga untuk mencintai pembelajaran seumur hidup.
 Pemberdayakan para siswa untuk berkolaborasi.
Kerja sama dan kolaborasi ini penting untuk meningkatkan pengetahuan
dan kemampuan. 
Strategi di Sekolah Pendorong Membaca
 Memperbaiki silabus atau sistem belajar
mengajar di sekolah;
 Memperbaiki dan meningkatkan sarana
prasarana perpustakaan sekolah;
 Mengadakan lomba penulisan karya ilmiah bagi
siswa;
 Membentuk klub pencinta buku.
 Membuat program buku murah/ bazaar buku.
 Melaksanakan budaya baca;
 Mengembangkan. Wahana menulis di Sekolah.
Sekian
Terimakasih

DINAS DIKPORA DIY


Jln. Cendana 9 Yogyakarta
Email  : dikpora@jogjaprov.go.id
Website   : www.dikpora.jogjaprov.go.id

dinasdikporadiy Dinas Dikpora D.I.Yogyakarta @dikpora_diy

Anda mungkin juga menyukai