1
Visi Misi Presiden RI
(Nawa Cita)
• Meningkatkan mutu hidup Visi Misi Kemristekdikti
manusia Indonesia melalui
peningkatan mutu pendidikan
dan pelatihan. Visi
• Melakukan revolusi karakter • Terwujudnya pendidikan tinggi
bangsa melalui kebijakan yang bermutu serta kemampuan
penataan kembali kurikulum IPTEK dan inovasi untuk
pendidikan nasional. mendukung daya saing bangsa.
Misi
Dapat diwujudkan melalui peningkatan mutu • Meningkatkan akses, relevansi, dan
pendidikan tinggi (lulusannya), kualitas dan mutu Pendidikan Tinggi untuk
efektivitas riset, dan teknologi yang akan menghasilkan SDM yang
menjadi landasan penting bagi tercapainya berkualitas.
peningkatan daya saing bangsa. • Meningkatkan kemampuan IPTEK
dan inovasi untuk menghasilkan
nilai tambah produk inovasi.
Pemerintah Fokus Pembangunan SDM
untuk Daya Saing Bangsa
41
36
Jml Penduduk & Potensi Ekonomi
Ke-4 Dunia
Tahun 2050
EKONOMI
Pricewaterhouse
Coopers (PwC),
>262 Juta Ke-7 Dunia 2017
Tahun 2030
POPULASI
Bonus Demografi
EKONOMI
McKinsey Global
Photo Credit: Ega Prakarsa, Universitas Pendidikan Indonesia
Institute, 2012
Misi Kemenristekdikti:
Meningkatkan akses, relevansi, dan
mutu Pendidikan Tinggi untuk menghasilkan
SDM yang berkualitas
4
Program Prioritas
Peningkatan mutu • Internasional:
Pendidikan tinggi World Class University, International Accreditation
• Nasional:
Akreditasi institusi, akreditasi Prodi, untuk mutu lulusan
Peningkatan relevansi • Lulusan dan pasar kerja
• Riset terapan (inovasi) dan pasar kerja
• Wirausahawan
Peningkatan akses • Peningkatan akses (afirmasi)
• Angka partisipasi kasar (HEIs Gross Enrollment Rate)
Peningkatan daya saing • Jumlah PT🡪 Top 500 in World Rankings & Top 100 Asia
• GLOBAL COMPETITIVENESS INDEX
Peningkatan tata kelola • Tata kelola PT yang semakin baik
5
Perguruan tinggi yang berdaya saing
Perubahan dan pembaruan pendidikan yang mengkombinasikan keunggulan
1
akademik, kebutuhan pasar, dan kebutuhan masyarakat.
4 Penajaman Kurikulum.
6
Sistem Pendidikan Tinggi (yang bermutu)
Tujuan Dikti
Intelektual, Ilmuwan, atau
Profesional yang beriman
bertaqwa, berakhlaq
mulia, berbudaya, kreatif,
Teaching-Learning
Berkarakter tangguh
Incoming Process Graduates
Students
Karya Penelitian untuk
SN-DIKTI
Kemaslahatan bangsa,
negara, dan manusia
Academic Quality
Leadership
Community Assurance Pengabdian Kepada
Masyarakat
Management
Funding
Organization Physical Facilities Laboratories Library Curriculum
Staff
Resources
7
st
Skill – 4C’s
CREATIVITY
Sumber:
▪ Idea Generation https://www.researchgate.net/profile/Mo
▪ Idea Design & Refinement hamed_Mourad_Lafifi/post/I_need_rea
ding_Studies_on_Integrating_21st_Cen
CRITICAL THINKING ▪ Openness & Courage to tury_Skills_in_Mathematical_Books/atta
▪ Information & Discovery Explore chment/59d64d9179197b80779a71a9/
AS%3A488794391617540%40149354
▪ Interpretation & ▪ Work Creatively with 9072570/download/10.1.15_-_21st_Ce
Analysis Others ntury_Skills.pdf.
▪ Reasoning ▪ Creative Production &
▪ Constructing Innovation
Arguments
▪ Problem Solving
▪ System Thinking
COLLABORATION COMMUNICATION
▪ Leadership & Initiative ▪ Effective Listening
▪ Cooperation ▪ Delivering Oral Presentation
▪ Flexibility ▪ Communicate Using Digital
▪ Responsibility & Productivity Media
▪ Collaborate Using Digital ▪ Engaging in Conversations &
Media Discussions
▪ Responsiveness & ▪ Communicating in Diverse
Constructive Feedback Environments
Era DISRUPSI TEKNOLOGI pada REVOLUSI INDUSTRI 4.0
6
PEMBANGUNAN PARIWISATA
Sebaran 10 Destinasi Wisata Prioritas 2015-2019
Danau Toba Kepulauan Seribu Tanjung Kelayang Wakatobi Pulau Morotai
= KEK Pariwisata
= KSPN
KEK BITUNG
KEK TANJUNG API-API Kota Bitung, Sulawesi Utara
Kab. Banyuasin, Sumatera Selatan ▪ Industri Pengolahan Perikanan
KEK TANJUNG LESUNG KEK MANDALIKA ▪ Industri agro berbasis kelapa dan
▪ Industri Pengolahan Karet
Kab. Pandeglang, Banten Kab. Lombok Tengah, NTB tanaman obat
▪ Industri Pengolahan Sawit
▪ Industri Petrokimia ▪ Pariwisata ▪ Aneka industri
▪ Pariwisata
Sumber: Kemenko Perekonomian (2014) ▪ Logistik
Kebijakan
Skills Mismatch atas kualitas lulusan dan relevansinya dengan kebutuhan pasar Pentingnya memperkuat kerjasama antara PT
tenaga kerja. Vokasi/Politeknik dengan Industri.
16
Pengembangan Pendidikan Tinggi Vokasi
Penanggung
Tugas
jawab
Menteri Ristek a. memutakhirkan peta jalan pengembangan
dan Dikti pendidikan vokasi yang mencakup didalamnya
rencana peningkatan akses melalui pembangunan
lembaga pendidikan vokasi baru;
Masukkanpenajaman
b. melakukan Inpres revitalisasi Vokasi terhadap
ulang (refocusing)
kurikulum dan program-program studi pendidikan
vokasi agar berorientasi pada kebutuhan dunia
usaha dan industri;
c. memprioritaskan penganggaran beasiswa, bantuan
biaya pendidikan untuk bidang pendidikan vokasi
dan bidang-bidang lain yang mendukung program
prioritas pemerintah.
d. mengembangkan program studi di perguruan tinggi
untuk menghasilkan dosen dan instruktur yang
diperlukan oleh pendidikan vokasi;
18
REVITALISASI PENDIDIKAN VOKASI
Penanggung
Tugas
jawab
Menteri Ristek e. mempercepat penyelenggaraan proses sertifikasi
dan Dikti (Lanj.) kompetensi dan profesi, serta proses Rekognisi
Pembelajaran Lampau (RPL) untuk penyediaan
dosen dan instruktur yang diperlukan oleh
pendidikan
Masukkan vokasirevitalisasi Vokasi
Inpres
f. menyelenggarakan RPL, Sistem Alih Kredit (SAK),
Pelatihan Tuai Kredit (PTK/Credit earning
course/training), Sertifikasi Kompetensi melalui
Tempat Uji Kompetensi (TUK) dan Lembaga
Sertifikasi Profesi (LSP)-nya;
g. melakukan penataan aturan pendirian lembaga
pendidikan vokasi sehingga prosesnya menjadi lebih
sederhana, mudah dan cepat.
19
Kurikulum
Refocusing
Vokasi/Politeknik
Keterangan Refocusing Kurikulum Politeknik
Kurikulum • Kurikulum berbasis Capaian Pembelajaran dan modul dengan sertifikasi
kompetensi nasional dan internasional
• Capaian dan terintegrasi antara Teori, Praktek DU/DI dan Magang DU/DI
• Kurikulum ideal D3 adalah 3+2+1 (3 Sem. di Politeknik, 2 Sem. DU/DI, 1 Sem
di DU/DI atau Politeknik)
• Kurikulum D4: 70% Praktek dan 30% Teori
Model SCL (student centred learning) dan Multy Entri - Multy Exit (mahasiswa
diperbolehkan terminate sementara setelah menyelesaikan beberapa modul,
lalu bekerja dan dapat kembali melanjutkan modul berikutnya setelah bekerja).
Modul Terstandar terintegrasi dengan sertifikasi kompetensi dari Organisasi Profesi /
Asosiasi Program Studi.
Dosen Minimal S-2 dan Dosen dari Industri setara S2 dengan RPL (Rekognisi
Pembelajaran Lampau)
Lulusan Siap Kerja atau Job Creator
20
Program Dual System
adalah sistem pendidikan dimana
• Dual-System
mahasiswa memperoleh pembelajaran
terpadu, kampus dan praktek industri.
Program Dual System
• Melalui program Dual-System, mengembangkan hard
skill & soft skill secara terpadu.
Pembelajaran Sistem 3-2-1 Kerjasama Industri
DIPLOMA -3
OUTPUT
Semester VI
PRODI 1 PRODI 2 PRODI 3
Semester V
PRAKTIK INDUSTRI (Internship/Apprenticeship)
Semester IV
Semester II
KULIAH DASAR PRODI
Semester I
SMA/SMK/M
INPUT
A
23
Pembelajaran Sistem 3-2-1
Kerjasama Industri
Keuntungan Keperluan
• Relevansi pendidikan bisa tercapai • Institusi pendidikan memberikan
pada tingkat tertentu pendidikan dasar yang kuat
• Efisiensi biaya operasional • Dukungan kebijakan kewajiban
Pendidikan kerjasama pendidikan dan industri,
• Lulusan mengenal langsung etos BUMN bisa menjadi “motor”
dan suasana industri • Dukungan peraturan yang
• Melalui kegiatan supervisi, memungkinkan sabbatical leave
dosen/instruktur terkinikan (like) bagi dosen/instruktur
pengetahuannya
• Industri dapat pra-rekrut lulusan
24
Pembelajaran Berbasis Produksi (Teaching Factory)
Pendidikan Berbasis
Kegiatan Produksi
(Teaching
factory):
(mahasiswa melakukan
kegiatan produksi dalam
jam praktikum/praktik)
POLMAN, POLINEMA,
ATMI
25
Orientasi Industri
INDUSTRI
Pendidikan Berbasis
Kegiatan Produksi:
KOMPETENSI
(APPROACH) O
R BARANG Mahasiswa melakukan
INDUSTRI,
I
E Quality, Cost, kegiatan produksi dalam jam
N Delivery
T
A
praktikum/praktik baik di
KURIKULUM S
I
Industri dan atau di Pend.
Vokasi/ Politeknik (Teaching
PRODUCT BASED
EDUCATION &
Factory)
PROBLEM BASED
LEARNING
26
Contoh pemilihan tempat atau titik teaching
factory pada industri manufaktur
Pembelajaran Berbasis Produksi
Keuntungan Keperluan
• Relevansi tinggi, mengerjakan • Otonomi pengelolaan, berbadan
keperluan/ pesanan industri hukum (BHP like)
• Luaran ganda, lulusan dan produk • Niat yang tinggi dari institusi untuk
• Menghasilkan PNBP dari kegiatan menyelenggarakan PBE
produksi • Memerlukan peralatan yang selalu
• Suasana dan etos kerja mendekati update
industri • Kemampuan memelihara
• Menjadi lebih profesional peralatan untuk tetap berfungsi
• Kemampuan pengelolaan
29
Teaching Factory (TF)
Kuliah Sem. II
Kuliah Sem. I
PERMEN RISTEKDIKTI
No. 123/M/KPT/2019
MAGANG INDUSTRI DAN PENGAKUAN SKS MAGANG INDUSTRI
UNTUK PROGRAM SARJANA DAN SARJANA TERAPAN
Nomor: MoU-2/MBU/03/2019
Nomor: 3/M/NK/2019
• Bersertifikat keahlian
• Uang saku
• Syarat mahasiswa
38
Ruang lingkup Nota Kesepahaman
• Penyiapan tenaga kerja konstruksi yang
kompeten melalui jalur pendidikan vokasi dan
pendidikan akademik;
• Dukungan penyediaan sarana dan prasarana
dalam rangka pelaksanaan peningkatan kualitas
sumber daya manusia di bidang konstruksi;
• Fasilitasi program pemagangan dan kuliah kerja
nyata tematik di bidang konstruksi; dan
• Penerapan dan pengembangan alih teknologi
serta informasi di bidang konstruksi.
39
Perjanjian Kerja Sama (PKS)
Kementerian Ristektdikti dan Kementerian PUPR
Program Link and Match Dual Sistem
40
Ruang lingkup PKS
• Penyusunan, pengembangan dan
Penyebarluasan Norma, Standar, Pedoman dan
Kriteria di Bidang Konstruksi;
• Fasilitasi program pemagangan bagi mahasiswa
Pendidikan Vokasi dan Pendidikan Akademik
bidang konstruksi;
• Fasilitasi Uji Kompetensi Mahasiswa Pendidikan
Vokasi dan Pendidikan Akademik;
• Perbantuan Tenaga Pengajar Praktisi untuk Mata
Kukliah Produktif Bidang Konstruksi;
• Monitoring dan Evaluate Pelaksanaan Kerjasama.
41
PROGRAM MULTI ENTRY MULTI EXIT SYSTEM
(MEMES)
PERATURAN MENTERI RISET, TEKNOLOGI, DAN
PENDIDIKAN TINGGI REPUBLIK INDONESIA
• Pola MEMES ini menjadi salah satu solusi pendidikan vokasi dalam
menghadapi tantangan dunia kerja.
• Dengan sistem Multi Entry setiap program bisa masuk di awal tahun
pertama, awal tahun kedua, tahun ketiga hingga tahun keempat.
Luaran
RPL (A)
Permenristekdikti No. 26 Tahun 2016 , Ijazah
2 (dua) jenis RPL: RPL untuk pengakuan sebagian sks 🡪 melanjutkan ke
perguruan tinggi 🡪 memperoleh IJAZAH
A. RPL untuk melanjutkan
kesetaraan dengan
Implementasi RPL pada pendidikan tinggi harus dilakukan hanya dalam konteks
meningkatkan mutu dan relevansi pendidikan tinggi. Wajib Memenuhi SNDIKTI.
kualifikasi level KKNI
tertentu (tipe B).
46
RPL untuk Dosen dari Industri
• Rekognisi Pembelajaran Lampau (RPL) untuk dosen dari industry.
• Syarat menjadi dosen sebagaimana dalam UU PT dan SN DIKTI
minimal S-2.
• Menggunakan tipe B, dimana praktisi dari industry yang belum
memiliki pendidikan S-2, maka melalui proses RPL berdasarkan
keahliannya dapat dilakukan penyetaraan setingkat S-2.
• Dikeluarkan sertifikat penyetaraan (bukan ijazah S-2)
Tujuan:
• Memperkuat program Link and Match pendidikan tinggi dan industri.
• Meningkatkan mutu pembelajaran dan mutu lulusan,
• Meningkatkan daya saing/kompetitif lulusan perguruan tinggi.
PERPRES NOMOR 8 TH 2012
APA ?
KKNI • , yang selanjutnya
Kerangka Kualifikasi Nasional Indonesia
5
formal, nonformal, informal, atau
4
pengalaman kerja dalam rangka
3 pemberian pengakuan kompetensi kerja
2 sesuai dengan struktur pekerjaan di
1
berbagai sektor
• Jenjang kualifikasi adalah tingkatan capaian
Master 9
S2 S2(A) EXPERT
8
PROFESSION
Bachelor
7
S1
DIV
6 TECHNICIAN/
DIII ANALYST
5
DII
4
DI
3
General High Vocational OPERATOR
School High School
2
LEARNING
PROGRESS IN LEARNING PROGRESS IN
APPLIED SCIENCES/VOCATIONAL
1
ACADEMIC CAREER PATHWAYS
Pencapaian Level KKNI dari Beragam Domain
r ja
Ke o r
ri
di
an at an
am ir er
al ar Op
rM
ng K
ja
la
Pe
ak
Be
si
d
ni
di
k
o
Te
t O
li
Ah
1
3
6
2
9
7
8
S3/Sp
S2/Sp
k
ni
Sp -U
ek i i
lit em as es
S1/D4
Po ad nit of
Ak mu Pr
D3
AL K/
Ko BL
D2
RM si
FO N ten
D1 HA e
SMA/
MA/SMK
AN
IK TI mp
ID LA Ko
PE at
SMP
ND
PE fik
rti
Se
Terimakasih