HANDOUT
MARKETING MANAGEMENT
Magister Rumah Sakit
LITERATUR.
PHILIP KOTLER & KEVIN LANE KELLER, Marketing manajemen,2012, Pearson
International Edition,Thirteenth Edition, New Jersey : Pearson Education International,
Inc
Resume.
Untuk menjalankan usaha pemasarannya, perusahaan akan membuat Marketing
Management –merupakan Analysis, Planning, Implementation & Control dari pro-gram-
program pemasaran ( berupa product, price, place, promotion) agar supaya pertukarannya
dengan target market dapat berjalan lancar.
Untuk melaksanakan tanggung jawab ini, manager Pemasaran menjalani “Proses
Manajement Pemasaran” (Marketing Management Process), yaitu “Proses Pemasaran
terdiri dari Analisis peluang pemasaran, meneliti dan menyeleksi pasar sasaran, merancang
strategi pemasaran, merencanakan program pemasaran, dan meng-organisir, melaksanakan
serta mengendalikan usaha pemasaran :
2
Definisi Pemasaran.
Kotler & Keller(2009:6), marketing is an organizational function an a set of processes for
creating, communicating, and delivering value to customers and for managing to customer
relationships in ways that benefit the organization and its stake holders.
Nilai Terhantar pada Pelanggan (Customer Delivered Value) adalah “selisih antara
jumlah nilai bagi pelanggan dan jumlah biaya dari pelanggan.
Dalam sebuah ekonomi yang persaingannya sangat ketat dengan kenaikkan pembeli-
pembeli yang rasional menghadapi sejumlah pilihan yang berlimpah , maka sebuah
perusahaan dapat memenangkan persaingan hanya dengan menentukan “the value
delivery process dan memilih, menyediakan, dan mengkomunikasikan superior value”.
Jadi,tugas seorang pemasar adalah “menciptakan dan menghantarkan produk yang memiliki
customer value tertinggi”
4
Hasil survey tentang pelanggan & pesaing, digunakan perusahaan untuk “merancang
marketing program”
Marketing program adalah “sejumlah keputusan kegiatan pemasaran ( product, price,place,
promotion- 4P’s) yang tujuannya u/ meningkatkan value bagi pelanggan/ customer value
Marketing program untuk jasa bukan hanya 4P’s tapi 7P’s ( product, price,place,
promotion, people, process, promotion)
Product :
Product mix meliputi : variasi produk,kualitas, rancangan,kemasan,mereka, ciri-ciri
product,pembungkus, ukuran, garansi.
Experiences
Persons/people
Places/location
Properties
Organization
Information
Ideas
Activity
rights
Suatu cara perusahaan jasa agar tetap Unggul bersaing adalah “dengan memberikan
jasa dengan kualitas yang lebih tinggi dari pesaingnya” – Kualitas Pelayanan (service
quality)
Kualitas pelayanan (service quality/servqual), memiliki 5 indikator/determinan, yaitu :
(a) Tangible ( berwujud) : personel, penampilan fasilitas fisik, peralatan
(b) Emphaty: memberikan perhatian pribadi bagi pelanggan.
(c) Reliability (keandalan), kemampuan u/ melaksanakan jasa yang dijanjikan dengan
tepat dan terpercaya.
(d) Responsiveness (daya tanggap), kemauan u/ membantu pelanggan dan kemauan u/
memberikan jasa dengan cepat dan tanggap.
(e) Assurance (keyakinan), yaitu kemampuan u/ menimbulkan kepercayaan dan
keyakinan.
Place : (1) Channel of distribution (=lembaga yang membantu perpindahan barang dan
jasa dari produsen ke konsumen)
P WS RT CM
(2) Market logistic (= kegiatan yang membantu perpindahan barang & jasa dari
produsen ke konsumen) : order processing, inventory control, warehousing,
transportation.
S P WS RT CM
(3) Location
6
RELATION-
SHIP MARKT MARKETING VALUE COMPETITOR MARKETING MARKETING
& NETWORK CHANNEL CHAIN ENVIRONMT PLANNING
MARKETING
Keterangan :
Jenis-jenis pasar:
8
What is marketed ?
Goods.
Services
Event
Experiences
Persons/people
Places
Properties
Organization
Information
ideas
Classification of goods:
1. Consumers goods (= produk yang dibeli oleh konsumen untuk penggunaan
pribadi).Jadi, consumer goods dibeli oleh consumer market.
2. Indutrial goods (=produk yang dibeli untuk diolah menjadi barang lain atau untuk
dijual kembali).Jadi,industrial goods,dibeli oleh business market (=kumpulan
konsumen yang membeli barang untuk bisnis, antara lan: Produsen, Pedagang
Besar, Pengecer).
9
(10) Value Chain (Rantai Pasokan),menggambarkan saluran yang lebih panjang yang
terentang dari bahan baku (raw material), komponen hingga produk akhir (finished
goods) yang disampaikan kepada konsumen akhir. Value Chain juga dikatakan
“sistem penyerahan nilai pelanggan, sebagai alat perusahaan untuk menemukan cara-
cara menghasilkan lebih banyak “Nilai Pelanggan”.
11
Jenis-jenis persaingan :
(a) Persaingan merek.
(b) Persaingan industri.
(c) Persaingan bentuk
(d) Persaingan generik
Perencanaan pemasaran adalah dokumen tertulis yang meringkaskan apa yang sudah
dipelajari oleh pemasar tentang tempat pasar dan menunjukkan cara perusahaan
berencana mencapai tujuan pemasarannya.
Ad.1) Production Concept adalah “suatu konsep yang mengatakan bahwa konsumen
menyukai produk yang tersedia atau mudah didapat dan murah harganya.Contoh: Praktek
Dokter umum di pedesaan laku karena tarifnya murah. Sedangkan di kota-kota besar
dimana orang mempunyai uang dan berpendidikan, akan lebih memilih
dokter spesialis.
Ad.2) Product Concept adalah “suatu konsep yang menyatakan bahwa konsumen
menyukai produk yang berkualitas.Biasanya perusahaan yg menganut product concep
dalam merancang produk tidak melibatkan needs & wants konsumennya.Contoh: PT.KAI
dalam menjalankan bisnis mengira bahwa konsumen hanya menginginkan “fisik KA
(sehingga dibuatlah gerbong KA yang bagus) tanpa memikirkan bhw konsumen
13
menginginkan jasa transportasi yang tepat waktu. Prsh ini mengabaikan prsh penerbangan,
bus malam, taxi sebagai saingannya dalam berbisnis.
Ad.3) Selling Concept adalah “- suatu konsep yang menyatakan bahwa konsumen tidak
akan membeli produk perusahaan, kecuali dihimbau dengan promosi yang gencar.Contoh :
Pemasar buku-buku Ensiklopedi, Pemasar Kapling kuburan.
Ad.4) Marketing Concept adalah “sebuah konsep yang menyatakan bahwa kunci untuk
mencapai tujuan perusahaan yaitu dengan penentuan needs & wants, serta memberikan
kepuasan melebihi pesaing”
Ad.5) The Holistic Marketing Concept adalah “suatu konsep yang mengatakan bahwa
kunci untuk mencapai tujuan perusahaan adalah dengan penentuan needs & wants,
memberikan kepuasan kepada pelanggan melebihi pesaing, serta memberikan kesejahteraan
kepada konsumen dalam jangka panjang dengan melestarikan lingkungan hidup.Contoh :
Inovasi sabun detergen dari sabun detergen tidak ramah ling-kungan (SDTRL)- merek
Rinso, Daia, Surf menjadi sabun deterjen ramah lingkungan ( SDRL)- merek SC 88, SA 8,
Athar.
konsumen akan sabun cuci yang instan”, tapi sabun deterjen tersebut ternyata merusak
lingkungan ekologi.
The holistic marketing concept, mencoba menawarkan solusi bagi “demand terhadap sabun
deterjen ramah lingkungan ( SDRL)”. Produsen menciptakan SDRL yang tidak mencemari
lingkungan ekologi.
Resume BAB 2.
Definisi Pemasaran.
Kotler & Keller(2009:6), marketing is an organizational function an a set of processes for
creating, communicating, and delivering value to customers and for managing to customer
relationships in ways that benefit the organization and its stake holders.
Nilai Terhantar pada Pelanggan (Customer Delivered Value) adalah “selisih antara
jumlah nilai bagi pelanggan dan jumlah biaya dari pelanggan.
Jumlah nilai dari pelanggan adalah sekelompok keuntungan (benefit) yang diharap-kan
pelanggan dari barang & jasa tertentu”.
Lihat gambar berikut :
Dalam sebuah ekonomi yang persaingannya sangat ketat dengan kenaikkan pembeli-
pembeli yang rasional menghadapi sejumlah pilihan yang berlimpah , maka sebuah
perusahaan dapat memenangkan persaingan hanya dengan menentukan “the value delivery
process dan memilih, menyediakan, dan mengkomunikasikan superior value”.
Keterangan :
5 kegiatan utama terdiri dari urutan : membawa raw material ke perusahaan
(inbound logistic), memproduksi barang (operations), mengirim finished goods ke
luar/kepasar (outbound logistic), memasarkannya (marketing & sellling), serta
melayani mereka .
4 kegiatan penunjang terjadi di seluruh kegiatan utama. Jadi “pengadaan barang/jasa
merupakan pembelian berbagai input untuk setiap kegiatan utama, dan hanya
sebagian yang ditangani oleh bagian pembelian. Kegiatan “Pengembangan
teknologi” terjadi pada setiap kegiatan utama, dan hanya sebagian kecil yang
ditangani oleh bagian Litbang. Pengembangan SDM ( Human Resources
Development) terjadi disemua kegiatan utama.
Kegiatan Infrastruktur perusahaan – terdiri dari : manajemen umum, perencanaan,
keuangan, akunting, hukum, hubungan Pemerintahan, ditanggung oleh kegiatan
utama & kegiatan penunjang.
Perusahaan perlu memeriksa “biaya dan kinerja dalam setiap kegiatan penciptaan
nilai” tersebut dan mencari peluang perbaikannya. Perusahaan harus “memper-
kirakan biaya dan kinerja penciptaan nilai pesaing-pesaingnya untuk mengukur
diri”.Selama perusahaan bisa dapat melakukan kegiatan tertentu lebih baik dari pada
saingannya, perusahaan akan memiliki “keunggulan bersaing”.
Keterangan:
The holistic marketing framework dirancang untuk menunjukan tiga pertanyaan-
pertanyaan kunci manajemen:
1) Value exploration (pengeksplorasian nilai) – bagaimana sebuah perusahaan dapat
mengidentifikasi nilai peluang baru.
2) Value creation (penciptaan nilai) – bagaimana sebuah perusahaan dapat men-
ciptakan lebih dengan secara efisien promosi penawaran nilai baru.
3) Value delivery (penghantaran nilai) - bagaimana sebuah perusahaan dapat meng-
gunakan kapasitas nya dan infrastrukturnya untuk mengantarkan penawaran nilai
baru lebih efisien.
Ad.1) Value exploration. Karena arus-arus nilai dalam dan melalui pasar-pasar yang adalah
mereka sendiri dinamis dan bersaing, perusahaan membutuhkan sebuah strate-gi yang
didedefinisikan secara baik bagi value explorations.Mengembangkan sebuah strategi
semacam itu membutuhkan sebuah pengertian dari hubungan dan interaksi antara tiga
ruang:
(1) Customer cognitives space, yang menggambarkan kebutuhan-kebutuhan yang
ada dan yang laten dan termasuk luasnya/besarnya seperti : kebutuhan partisipasi,
stabilitas, kebebasan dan perubahan.
(2) The companie’s competence space, dapat digambarkan dalam istilah kelebaran -
– bidang lebar Vs fokus dari bisnis ;dan dalam – fisik Vs pengetahuan – didasar-
kan kapasitas.
(3) The collaborator’s resource space, meliputi kerjasama horizontal, dimana pe-
rusahaan memilih partner-partner berdasarkan pada kemampuan mereka untuk
me-manfaatkan hubungan peluang-peluang pasar,dan kerjasama vertikal, dimana
perusahaan memilih partner-partner berdasarkan kemampuan mereka menyedia-
kan value creation nya.
Ad.3) Value Delivery. Penghantaran nilai sering berarti investasi yang besar dalam
infrastruktur dan kemampuan. Dalam sistem Value Delivery, perusahaan harus
mem-bentuk kemitraan dengan anggota rantai pemasok lainnya”.
Karena menghadapi persaingan yang ketat, maka guna memuaskan pelang-gannya
melakukan cara menjalin kemitraan dengan pemasok, dan distributornya untuk
menciptakan jaringan penyerahan nilai (value- delivery- network) yang lebih baik.
Lihat gambar “value- delivery- network” berikut ini :
20
Perusahaan yang sukses di pasar adalah perusahaan yang mampu beradaptasi dengan
lingkungan pemasaran yang selalu berubah-ubah/sangat dinamis”. Perusahaan tsb harus
mampu mengembangkan dan menjaga agar tujuan, keahlian, dan SD organisasi sesuai dgn
peluang pasar yg terus berubah.
Kegiatan untuk “mengembangkan, & menjaga agar tujuan, Keahlian serta SD organisasi
sesuai dengan peluang-peluang pasar yang sangat dinamis /yang terus berubah, disebuat
dengan “ Market Oriented Strategic Planning.
Product line adalah “Produk yang berhubungan dalam hal: mempunyai fungsi yang sama,
dijual pada toko yang sama atau diproduksi oleh produsen yang sama, dijual kepada
kelompok konsumen yang sama.
Contoh: PL yang ditawarkan oleh perusahaan P& G
22
WIDTH (KELEBARAN)
10
Width : 4 PL
Depth : PL 1 = 10; PL 2 = 3; PL 3 = 7; PL 4 = 4
Length : 24 items
Konsistensi antar PL : sangat erat.
Keterangan:
BCG memiliki 8 SBU’s, yang berada di kwadran Star (bintang), Question Mark (tanda
tanya), Cash Cow (sapi perah), Dog (anjing).Kemudian BCG menggam-barkan masing2
bisnisnya dalam matrix per-tumbuhan – Market Share relative.
Sumbu vertikal adalah tingkat pertumbuhan pasar, yang menunjukkan tingkat
pertumbuhan pasar tahunan dimana bisnis beroperasi.
Sumbu Horizontal adalah pangsa pasar relative, yang menunjukkan pangsa pasar
SBU’s dibandingkan pesaing terbesarnya.Setelah itu BCG hrs memutuskan apakah
SBU’nya sehat atau tidak.
Potofolio prsh dikatakan “tidak seimbang atau tidak sehat”, yaitu bila perusa-haan
memiliki SBU’s kategori Dog nya atau Quetion Mark nya terlalu banyak dan memiliki
SBU’s kategori Star dan Cash Cow nya sedikit.
Tugas selanjutnya, adalah menentukan strategi yang diberikan pada masing-masing
SBU’s, antara lain:
1. Strategi Build, dimana prsh harus meningkatkan market share.Strategi ini cocok
untuk QM spy menjadi Star
2. Strategi Hold, dmn prsh hrs mempertahankan market share. Strategi ini cocok unt
Cash Cow.
3. Strategi Harvest, dmn prsh hrs meningkatkan aliran uang kas jangka pendek dari
SBU’s tanpa memperdulikan akibat jk panjangnya,
4. Strategi Divest, dimana perusahaan harus mengeliminasi/menghilangkan/ menjual
SBU’s yang lemah, karena hanya menghabiskan uang tanpa mengha-silkan bagi
perusahaan.
Resume BAB 2.
Definisi Pemasaran.
Kotler & Keller(2009:6), marketing is an organizational function an a set of processes for
creating, communicating, and delivering value to customers and for managing to customer
relationships in ways that benefit the organization and its stake holders.
Nilai Terhantar pada Pelanggan (Customer Delivered Value) adalah “selisih antara
jumlah nilai bagi pelanggan dan jumlah biaya dari pelanggan.
Jumlah nilai dari pelanggan adalah sekelompok keuntungan (benefit) yang diharap-kan
pelanggan dari barang & jasa tertentu”.
Lihat gambar berikut :
28
Dalam sebuah ekonomi yang persaingannya sangat ketat dengan kenaikkan pembeli-
pembeli yang rasional menghadapi sejumlah pilihan yang berlimpah , maka sebuah
perusahaan dapat memenangkan persaingan hanya dengan menentukan “the value delivery
process dan memilih, menyediakan, dan mengkomunikasikan superior value”.
Keterangan :
5 kegiatan utama terdiri dari urutan : membawa raw material ke perusahaan
(inbound logistic), memproduksi barang (operations), mengirim finished goods ke
luar/kepasar (outbound logistic), memasarkannya (marketing & sellling), serta
melayani mereka .
4 kegiatan penunjang terjadi di seluruh kegiatan utama. Jadi “pengadaan barang/jasa
merupakan pembelian berbagai input untuk setiap kegiatan utama, dan hanya
sebagian yang ditangani oleh bagian pembelian. Kegiatan “Pengembangan
teknologi” terjadi pada setiap kegiatan utama, dan hanya sebagian kecil yang
ditangani oleh bagian Litbang. Pengembangan SDM ( Human Resources
Development) terjadi disemua kegiatan utama.
Kegiatan Infrastruktur perusahaan – terdiri dari : manajemen umum, perencanaan,
keuangan, akunting, hukum, hubungan Pemerintahan, ditanggung oleh kegiatan
utama & kegiatan penunjang.
Perusahaan perlu memeriksa “biaya dan kinerja dalam setiap kegiatan penciptaan
nilai” tersebut dan mencari peluang perbaikannya. Perusahaan harus “memper-
kirakan biaya dan kinerja penciptaan nilai pesaing-pesaingnya untuk mengukur
diri”.Selama perusahaan bisa dapat melakukan kegiatan tertentu lebih baik dari pada
saingannya, perusahaan akan memiliki “keunggulan bersaing”.
Keterangan:
The holistic marketing framework dirancang untuk menunjukan tiga pertanyaan-
pertanyaan kunci manajemen:
4) Value exploration (pengeksplorasian nilai) – bagaimana sebuah perusahaan dapat
mengidentifikasi nilai peluang baru.
5) Value creation (penciptaan nilai) – bagaimana sebuah perusahaan dapat men-
ciptakan lebih dengan secara efisien promosi penawaran nilai baru.
6) Value delivery (penghantaran nilai) - bagaimana sebuah perusahaan dapat meng-
gunakan kapasitas nya dan infrastrukturnya untuk mengantarkan penawaran nilai
baru lebih efisien.
Ad.1) Value exploration. Karena arus-arus nilai dalam dan melalui pasar-pasar yang adalah
mereka sendiri dinamis dan bersaing, perusahaan membutuhkan sebuah strate-gi yang
didedefinisikan secara baik bagi value explorations.Mengembangkan sebuah strategi
semacam itu membutuhkan sebuah pengertian dari hubungan dan interaksi antara tiga
ruang:
(4) Customer cognitives space, yang menggambarkan kebutuhan-kebutuhan yang
ada dan yang laten dan termasuk luasnya/besarnya seperti : kebutuhan partisipasi,
stabilitas, kebebasan dan perubahan.
(5) The companie’s competence space, dapat digambarkan dalam istilah kelebaran -
– bidang lebar Vs fokus dari bisnis ;dan dalam – fisik Vs pengetahuan – didasar-
kan kapasitas.
(6) The collaborator’s resource space, meliputi kerjasama horizontal, dimana pe-
rusahaan memilih partner-partner berdasarkan pada kemampuan mereka untuk
me-manfaatkan hubungan peluang-peluang pasar,dan kerjasama vertikal, dimana
perusahaan memilih partner-partner berdasarkan kemampuan mereka menyedia-
kan value creation nya.
Ad.3) Value Delivery. Penghantaran nilai sering berarti investasi yang besar dalam
infrastruktur dan kemampuan. Dalam sistem Value Delivery, perusahaan harus
mem-bentuk kemitraan dengan anggota rantai pemasok lainnya”.
Karena menghadapi persaingan yang ketat, maka guna memuaskan pelang-gannya
melakukan cara menjalin kemitraan dengan pemasok, dan distributornya untuk
menciptakan jaringan penyerahan nilai (value- delivery- network) yang lebih baik.
Lihat gambar “value- delivery- network” berikut ini :
Strategic planning
Perusahaan yang sukses di pasar adalah perusahaan yang mampu beradaptasi dengan
lingkungan pemasaran yang selalu berubah-ubah”.
Mereka harus melakukan “perencanaan stratejik yang berwawasan pasar” (market oriented
strategic planning)- yaitu proses manajerial untuk mengembang-kan dan menjaga agar
tujuan, keahlian, dan SD organisasi sesuai dgn peluang pasar yg terus berubah.
Strategic Planning, merupakan perencanaan yg terjadi di semua level manajemen
(baik di tingkat kantor pusat, di tingkat divisi, ditingkat Unit Usaha, maupun ditingkat
produk).
Keterangan:
BCG memiliki 8 SBU’s, yang berada di kwadran Star (bintang), Question Mark (tanda
tanya), Cash Cow (sapi perah), Dog (anjing).Kemudian BCG menggam-barkan masing2
bisnisnya dalam matrix per-tumbuhan – Market Share relative.
Sumbu vertikal adalah tingkat pertumbuhan pasar, yang menunjukkan tingkat
pertumbuhan pasar tahunan dimana bisnis beroperasi.
Sumbu Horizontal adalah pangsa pasar relative, yang menunjukkan pangsa pasar
SBU’s dibandingkan pesaing terbesarnya.Setelah itu BCG hrs memutuskan apakah
SBU’nya sehat atau tidak.
34
Potofolio prsh dikatakan “tidak seimbang atau tidak sehat”, yaitu bila perusa-haan
memiliki SBU’s kategori Dog nya atau Quetion Mark nya terlalu banyak dan memiliki
SBU’s kategori Star dan Cash Cow nya sedikit.
Tugas selanjutnya, adalah menentukan strategi yang diberikan pada masing-masing
SBU’s, antara lain:
5. Strategi Build, dimana prsh harus meningkatkan market share.Strategi ini cocok
untuk QM spy menjadi Star
6. Strategi Hold, dmn prsh hrs mempertahankan market share. Strategi ini cocok unt
Cash Cow.
7. Strategi Harvest, dmn prsh hrs meningkatkan aliran uang kas jangka pendek dari
SBU’s tanpa memperdulikan akibat jk panjangnya,
8. Strategi Divest, dimana perusahaan harus mengeliminasi/menghilangkan/ menjual
SBU’s yang lemah, karena hanya menghabiskan uang tanpa mengha-silkan bagi
perusahaan.
Resume Bab 3
Produsen dalam menjalankan usahanya memerlukan informasi.
Bagi perusahan kecil,informasi dapat dilakukan dengan mengadakan observasi kecil-
kecilan
Bagi perusahaan menengah, informasi dapat dilakukan dengan “minta tolong kepada pihak
ke 2 (misalnya :Perguruan Tinggi ata Lembaga Survei yang ada dikota dmn perusahaan
berada.
Bagi perusahanaan besar yang memiliki pangsa pasar (market share) yang besar,biasanya
memiliki Sistem Informasi Pemasaran/SIP (Marketing Information System/MIS).
SIP adalah suatu sistemyang terdiri dari 4 sub-sistem (sub-sistem Internal Record,sub-
sistem Marketing Intelegence, sub -sistem Marketing Research, sub-sistem Pendukung)
yang saling pengaruh mempengaruhi, dan dapat membantu para pengambil keputusan untuk
memperbaiki program pemasaran.
Adapun bentuk SIP sbb:
Keterangan:
Output dari SIP akan digunakan oleh para pengmbil keputusan untuk ”memperbaiki
program pemasaran perusahaan”, oleh karena itu SIP yang terdiri dari 4 sub-sistem
mengharuskan para pengelola sub-sistem meng update data yang ada dalam sub-sistem
tersebut.
Guna mengupdate data, para pengelola SIP biasanya akan mengajukan pertanyaan-
pertanyaan sebagai berikut:
1) Jenis keputusan apa yg secara regular harus anda buat?
2) Jenis informasi apa yg anda butuhkan untuk membuat keputusan ini?
38
MDSS sebagai “…….pengumpulan data, sistem, piranti, dan tekhnik secara terkoor-
dinasi dengan perangkat lunak dan perangkat keras pendukung, dimana organisasi
mengumpulkan dan menginterpretasikan informasi yang relevan dari bisnis dan lingkungan
dan mengubah menjadi basis tindakan pemasaran”
Adapun Model MDSS sbb:
Lingkungan Pemasaran.
Lingkungan Pemasaran (marketing environment) adalah :
Lingkungan dimana tempat perusahaan dan pesaing2nya berusaha. Ia terdiri dari pelaku2
dan kekuatan2 yang mempengaruhi kemampuan perusahaan untuk mengem- bangkan &
mempertahankan transaksi2 dan hubungan yang menguntungkan dengan target market nya.
40
Pengeluaran konsumen dipengaruhi oleh pola tabungan, hutang serta keterse- diaan
kredit bagi konsumen. Bangsa Jepang misalnya, menabung sekitar 18% dari pendapatan
mereka.Tabungan ini mrpk sumber dana yang penting untuk membelanjai sebagian
besar pembelian konsumen. Walaupun tk bunga cukup tinggi, namun di masa resesi
masyarakat Jepang mengurangi biaya makan, mereka menghindari makanan siap saji .
Resume Bab 4
- Penelitian Produk : Penerimaan dan potensi pasar; Analisis pangsa pasar; pengu-
jian produk-produk yang beredar; Penelitian kemasan
- Penelitian Penjualan & Pasar: Pengukuran potensi pasar; Analisis pangsa pasar;
Determinasi karakteristik pasar; Analisis pangsa pasar; Analisi penjualan; Pene-litian
kuota penjualan; Studi saluran distribusi;
Salah satu alasan utama perusahaan untuk melakukan riset pemasaran adalah untuk
mengidentifikasi peluang pasar. Setelah riset pasar diselesaikan, perusahaan harus
mengevaluasi setiap peluang bisnis sebelum ia memilih target market (pasar sasaran)nya.
Secara spesifik, perusahaan harus mengukur dan memperkirakan ukuran, pertumbuhan, dan
potensi laba dari setiap peluang dengan hati-h
47
Resume Bab 5
Dalam sebuah ekonomi yang persaingannya sangat ketat dengan kenaikkan pembeli-
pembeli yang rasional menghadapi sejumlah pilihan yang berlimpah , maka sebuah
perusahaan dapat memenangkan persaingan hanya dengan menentukan “the value delivery
process dan memilih, menyediakan, dan mengkomunikasikan superior value”.
Keterangan :
5 kegiatan utama terdiri dari urutan : membawa raw material ke perusahaan
(inbound logistic), memproduksi barang (operations), mengirim finished goods ke
luar/kepasar (outbound logistic), memasarkannya (marketing & sellling), serta
melayani mereka .
4 kegiatan penunjang terjadi di seluruh kegiatan utama. Jadi “pengadaan barang/jasa
merupakan pembelian berbagai input untuk setiap kegiatan utama, dan hanya
sebagian yang ditangani oleh bagian pembelian. Kegiatan “Pengembangan
teknologi” terjadi pada setiap kegiatan utama, dan hanya sebagian kecil yang
ditangani oleh bagian Litbang. Pengembangan SDM ( Human Resources
Development) terjadi disemua kegiatan utama.
Kegiatan Infrastruktur perusahaan – terdiri dari : manajemen umum, perencanaan,
keuangan, akunting, hukum, hubungan Pemerintahan, ditanggung oleh kegiatan
utama & kegiatan penunjang.
Perusahaan perlu memeriksa “biaya dan kinerja dalam setiap kegiatan penciptaan
nilai” tersebut dan mencari peluang perbaikannya. Perusahaan harus “memper-
kirakan biaya dan kinerja penciptaan nilai pesaing-pesaingnya untuk mengukur
diri”.Selama perusahaan bisa dapat melakukan kegiatan tertentu lebih baik dari pada
saingannya, perusahaan akan memiliki “keunggulan bersaing”.
Keterangan:
The holistic marketing framework dirancang untuk menunjukan tiga pertanyaan-
pertanyaan kunci manajemen:
7) Value exploration (pengeksplorasian nilai) – bagaimana sebuah perusahaan dapat
mengidentifikasi nilai peluang baru.
8) Value creation (penciptaan nilai) – bagaimana sebuah perusahaan dapat men-
ciptakan lebih dengan secara efisien promosi penawaran nilai baru.
9) Value delivery (penghantaran nilai) - bagaimana sebuah perusahaan dapat meng-
gunakan kapasitas nya dan infrastrukturnya untuk mengantarkan penawaran nilai
baru lebih efisien.
Ad.1) Value exploration. Karena arus-arus nilai dalam dan melalui pasar-pasar yang adalah
mereka sendiri dinamis dan bersaing, perusahaan membutuhkan sebuah strate-gi yang
didedefinisikan secara baik bagi value explorations.Mengembangkan sebuah strategi
semacam itu membutuhkan sebuah pengertian dari hubungan dan interaksi antara tiga
ruang:
(7) Customer cognitives space, yang menggambarkan kebutuhan-kebutuhan yang
ada dan yang laten dan termasuk luasnya/besarnya seperti : kebutuhan partisipasi,
stabilitas, kebebasan dan perubahan.
(8) The companie’s competence space, dapat digambarkan dalam istilah kelebaran -
– bidang lebar Vs fokus dari bisnis ;dan dalam – fisik Vs pengetahuan – didasar-
kan kapasitas.
(9) The collaborator’s resource space, meliputi kerjasama horizontal, dimana pe-
rusahaan memilih partner-partner berdasarkan pada kemampuan mereka untuk
me-manfaatkan hubungan peluang-peluang pasar,dan kerjasama vertikal, dimana
perusahaan memilih partner-partner berdasarkan kemampuan mereka menyedia-
kan value creation nya.
Ad.3) Value Delivery. Penghantaran nilai sering berarti investasi yang besar dalam
infrastruktur dan kemampuan. Dalam sistem Value Delivery, perusahaan harus
mem-bentuk kemitraan dengan anggota rantai pemasok lainnya”.
Karena menghadapi persaingan yang ketat, maka guna memuaskan pelang-gannya
melakukan cara menjalin kemitraan dengan pemasok, dan distributornya untuk
menciptakan jaringan penyerahan nilai (value- delivery- network) yang lebih baik.
Lihat gambar “value- delivery- network” berikut ini :
51
Customer Satisfaction.
Kepuasan (Satisfaction) adalah “Tingkat perasaan seseorang setelah membandingkan
kinerja produk atau jasa yang ia rasakan dgn harapannya”.
Rumus : S = f ( E,P )
52
Expected = Harapan
Performance = Kinerja
Customer Expectation.
Bagaimana cara pembeli membentuk “harapan (expected) nya? Harapan pembeli dibentuk
oleh pengalaman pembeli terdahulu/ yang lalu, komentar teman, rekomen-dasi teman,
informasi dan janji dari para pemasar dan pesaingnya melalui media promosi.
Retention rate (tingkat retensi) adalah tingkat yang menunjukkan seberapa banyak
pelanggan bisa ditahan pada tahun tertentu dibandingkan dengan pelanggan yang berhasil
diakuisisi pada tahun sebelumnya.
yang menderita karena “perputaran pelanggan yang tinggi” – yakni mere-ka mendapatkan
pelanggan baru hanya untuk kehilangan sebagian besar pelanggan lamanya.
Perusahaan masa kini, harus lebih memperhatikan tingkat alih setia pelanggan-ya
(customer defection rate),yaitu tingkat kehilangan pelanggan mereka, dan me-ngambil
langkah-langkah untuk menguranginya”.
Ada 4 langkah yang dapat dilakukan perusahaan untuk mengurangi tingkat kehilang-an
pelanggan, yaitu :
1) Prsh hrs menentukan dan mengukur tk bertahannya pelanggan, misalnya: Bagi
sebuah BANK, ukurannya adalah tingkat bertahannya nasabah bank; Bagi sebuah
Universitas, ukurannya adalah tingkat bertahannya mahasiswa tk I ke tk II atau sampai
ke tk kelulusan mahasiswa.
2) Perusahaan harus membedakan “berbagai penyebab hilangnya pelanggan” dan
“mengidentifikasi penyebab yang bisa ditangani secara lebih baik”, misalnya: penyebab
hilangnya pelanggan yang disebabkan buruknya pelayanan, atau produk
yang jelek, atau penetapan harga yang terlalu mahal.
3) Perusahaan harus mengestimasi besarnya “keuntungan yang hilang akibat hilang-
nya pelanggan secara tidak perlu”,misalnya: menghitung Customer’s lifetime
value/CLV, yaitu keuntungan yang bisa dihasilkan pelanggan jika ia terus membeli
selama jangka waktu normal. Contoh:
Prsh Transportasi memiliki 64.000 pelanggan.Prsh kehilangan 5% dari pelanggan
thn ini karena “pelayanan buruk”. Hal itu berarti prsh kehilangan pelanggan
= 5% x 64.000 org= 3.200 org.
Rata-rata pelanggan yang hilang mencerminkan $ 40.000 penurunan income peru-
sahaan. Jadi, prsh kehilangan pendapatan =3.200 x $40.000 = $128.000.000
Margin Laba prsh 10%, maka Prsh kehilangan Margin Laba =
10% x $ 128.000.000 = $ 12.800.000
4) Perusahaan perlu menghitung jumlah biaya untuk mengurangi tingkat kehilangan
pelanggan. Selama biaya tsb > dari laba yang hilang, maka perusahaan harus
mengeluarkan biaya tsb untuk mengurangi tingkat peralihan pelanggan (customer
defection rate).
Relationship marketing adalah “pengenalan setiap pelanggan secara lebih dekat dengan
menciptakan komunikasi dua arah dengan mengelola suatu hubungan yang saling
menguntungkan antar pelanggan dan perusahaan”.
Tujuan utama Relationship Marketing adalah untuk menemukan Customer Lifetime
Value/CLV( Nilai selama hidup pelanggan).Customer Lifetime Value/CLV, yaitu
keuntungan yang bisa dihasilkan pelang-gan, jika ia terus membeli selama jangka waktu
normal.Contoh:Misalnya seorang pelanggan diperkirakan akan berta-han di perusahaan X
selama 5 tahun kedepan. Perusahaan menghitung nilai saat ini
dari arus laba yang dapat direalisasikan dari pelanggan tersebut selama 5 tahun.
CLV/Customer Lifetime Value menggambarkan the net present value dari laba /profit
yang dihasilkan oleh rata-rata pelanggan dalam waktu tertentu.
Semakin lama seseorang menjadi pelanggan,maka semakin besar nilai pelang-gan
tersebut bagi perusahaan. Oleh karena itu, kebijakan pemasaran yang diterapkan dalam
kerangka relationship marketing ini harus selalu mempunyai implikasi untuk
mempertahankan pelanggan dalam jangka panjang. Dengan kata lain ”tingkat
reten-si/ketahannya (retention rate)- nya dari waktu ke waktu harus selalu dalam keadaan
tinggi”.
Retention rate (tingkat retensi) adalah tingkat yang menunjukkan seberapa banyak
pelanggan bisa ditahan pada tahun tertentu dibandingkan dengan pelanggan yang berhasil
diakuisisi pada tahun sebelumnya.
Menurut Kotler & Keller (2006), tujuan utama dari CRM adalah menghasilkan high
customer equity (Ekuitas Pelanggan yang tinggi) – hak keadilan yang tinggi yang diberikan
pelanggan.
Customer Equity adalah keseluruhan/total dari the discounted lifetime values (nilai
pelanggan seumur hidup yang disokong pada produk atau jasa) dari pelang-
gannya perusahaan.
Semakin setia/loyal pelanggan, semakin tinggi ekuitas pelanggan (=hak keadilan
yang diberikan pelanggan).
Rust, Zeithaml, dan Lemon membedakan tiga faktor yang mempengaruhi ”ekuitas
pelanggan”, yaitu : ekuitas nilai, ekuitas merek , ekuitas hubungan.
1) Ekuitas nilai (Value equity) adalah penilaian objektif pelanggan atas
kegunaan tawaran berdasarkan pemikiran tentang manfaat yang kemudian
dibandingkan dengan biaya.
2) Ekuitas merek (brand equity) adalah “nilai tambah yang menyokong pada
produk atau jasa. Nilai ini mungkin merefleksikan pada bagaimana para konsumen
berpikir, merasakan dan bertindak dengan menghargai merek itu, sebaik harga, pangsa
pasar, dan keuntungan yang merek -merek itu berikan kepada perusahaan. Brand
Equity juga berkaitan dengan “tingkat pengakuan merek, kualitas merek yang diyakini,
asosiasi mental dan emosional yang kuat, serta kegiatan lain, seperti: paten, merek
dagang/trade mark, dan hubungan saluran distribusi.
3) Ekuitas hubungan ( Relationship equity) adalah kecenderungan pelanggan
untuk setia pada merek, yang di luar dan melampaui penilaian objektif & subjektif atas
ni-lainya.
Untuk menjawab pertanyaan tersebut, kita perlu membedakan lima jenis ting-katan
investasi perusahaan untuk membangun “customers relationship”, yaitu :
56
Salah satu unsur fundamental dari relationship dengan pelanggan adalah fokus pada
ketahanan pelanggan. Unsur lain adalah penghargaan terhadap nilai seorang pelanggan.
Tujuan dari hubungan yang sejati dengan pelanggan adalah kepuasan jangka panjang yang
melampaui transaksi individual (Barnes,2001:23).
Untuk memahami relationship marketing dengan pelanggannya, pertama-tama kita
harus memeriksa proses-proses yang terlibat dalam menarik dan mempertahankan
pelanggan.
Gambar berikut menunjukkan “Langkah-langkah utama dalam proses pengem-bangan
pelanggan” (The Customer Development Process) :
57
Keterangan:
Titik awal adalah suspect (tersangka), yaitu setiap orang yang mungkin berniat membeli
produk/jasa perusahaan. Perusahaan harus memeriksa tersangka dengan cermat untuk
menemukan kemungkinan menjadi prospect (calon pelanggan), yaitu orang-orang yang
memiliki minat potensial yang kuat terhadap produk perusahaan dan mempunyai daya beli.
Disqualified prospect (calon pelanggan yang tak meme-nuhi syarat), yaitu orang-orang
yang ditolak oleh perusahaan oleh karena dianggap berkredibilitas rendah atau tidak
menguntungkan. Terhadap prospect (calon pelang-gan), perusahaan berharap & berusaha
untuk mengubah banyak prospect menjadi first time customer (pelanggan pertama kali
membeli), yaitu orang-orang yang per-tama kali membeli produk perusahaan. Setelah itu,
perusahaan berharap & berusaha mengubah first time customer menjadi repeat customers
(pelanggan berulang), yaitu pelanggan yang melakukan pembelian ulang. Baik first time
58
customers maupun repeat customers mungkin saja masih juga membeli produk pesaing-
pesaing perusahaan. Kemudian, perusahaan berupaya untuk mengubah repeat customers
menjadi clients, yaitu orang-orang yang hanya membeli dari perusahaan teretntu dalam
kategori produk yang relevan. Kemudian, perusahaan bertindak untuk mengubah clients
men-jadi member, yaitu para pelanggan yang memulai suatu program keanggotaan yang
menawarkan manfaat-manfaat bagi mereka yang bergabung. Kemudian, perusahaan
berusaha mengubah members menjadi advocates (pembela), yaitu para pelanggan yang
dengan penuh gairah merekomendasikan per-usahaan beserta produk & jasanya kepada
kepada orang lain. Tantangan terakhir adalah perusahaan mengubah advo-cates menjadi
partners (mitra), yaitu dimana para pelanggan produk/jasa pe-rusahaan dan perusahaan
bekerjasama secara aktif.
Di saat yang sama, harus disadari oleh perusahaan bahwa “tidak dapat dihindari
beberapa pelanggan akan menjadi inactive or ex-customers tidak aktif atau pergi (menjadi
mantan pelanggan)., dengan alasan: ketidak puasan, kebangkrutan, pindah lokasi, dan
sebagainya.
Tantangan berikutnya bagi perusahaan adalah mengaktifkan kembali para pe-langgan
yang tidak puas, melalui “strategi mendapatkan kembali pelanggan”.
59
CHAPTER 6
ANALYZING CONS. MARKET & BUYER BEHAVIOR
Pasar adalah “Semua pelanggan potensial (Kumpulan konsumen potensial) yang memiliki
kebutuhan & keinginan tertentu serta mau dan mampu turut dalam per-tukaran untuk
mmenuhi kebutuhan atau keinginan tersebut”.
Jenis-jenis pasar:
1) Industrial market (kumpulan konsumen yang membeli barang untuk diolah menjadi
barang lain)
2) Reseller market (kumpulan konsumen yang membeli barang untuk dijual kembali)
3) Government market ( kumpulan konsumen yang membeli barang untuk menjalankan
fungsi2 pemerinta sebagai abdi negara)
4) Consumer market (kumpulan konsumen yang membeli barang untuk peng-gunaan
pribadi)
BAB 7
ANALYZING BUSINESS MARKET & BUYER BEHAVIOR
Pasar adalah “Semua pelanggan potensial (Kumpulan konsumen potensial) yang memiliki
kebutuhan & keinginan tertentu serta mau dan mampu turut dalam pertukaran untuk
mmenuhi kebutuhan atau keinginan tersebut”.
Jenis-jenis pasar:
1) Industrial market (kumpulan konsumen yang membeli barang untuk diolah menjadi
barang lain)
2) Reseller market (kumpulan konsumen yang membeli barang untuk dijual kembali)
3) Government market ( kumpulan konsumen yang membeli barang untuk menjalankan
fungsi2 pemerinta sebagai abdi negara)
4) Consumer market (kumpulan konsumen yang membeli barang untuk peng-gunaan
pribadi)
Dalam BAB 7 ini, produsen/pemasar Industrial goods harus memahami perilaku Business
market ( baik producers, wholesaler, retailer, maupun government).
Bauran
Pemasaran
Produk Tempat
Keragaman produk Saluran pemasaran
Kualitas Pasar Cakupan pasar
Design Sasaran Pengelompokkan
Ciri Lokasi
Nama merek Persediaan
Kemasan Transportasi
Ukuran
Pelayanan
Garansi
Imbalan
Promosi
Promosi Penjualan
Harga Periklanan
Daftar harga Tenaga penjualan
Rabat/Diskon Kehumasan/public
Potongan harga khusus relation
Periode pembayaran Penawaran langsung
Syarat kredit
Resume Bab 8
IDENTIFYING MARKET SEGMENTS AND TARGETS
Resume BAB 9
CREATING BRAND EQUITY
Dalam Bab 9 ini, dibahas tentang “Bagaimana cara seorang produsen “menciptakan
Brand Equity”.
Brand Equity tsb pada dasarnya merupakan penghargaan konsumen terhadap sebuah
merek produk, setelah konsumen tsb merasakan good performance produk tsb
secara terus menerus.
Jadi,bukanlah suatu pekerjaan yang mudah bagi seorang produsn untuk “meng
create” sebuah merek produk untuk memiliki Brand Equity yang tinggi”.
65
Resume BAB 10
CRAFTING THE BRAND POTITIONING ( Keahlian memposisikan merek)
Dalam BAB 10 ini, dibahas tentang ” Strategi Positioning & Differentiation yang dilakukan
oleh produsen”. Disini dituntut ”Keahlian Produsen memposisikan merek produknya”.
Positioning adalah ”menanamkan citra positif tentang merek atau perusahaan di benak
konsumen”