Anda di halaman 1dari 12

cNCZZZZN/ BAB 1

“’

:{,l\l f\,,.....

PENDAHULUAN

A. LatarBelakang

Di negara Indonesia
sistemrujukankesehatantelahdirumuskandalamPermenkes No. 01 Tahun
2012. Sistemrujukanpelayanankesehatanmerupakan penyelenggaraan yang
mengaturpelimpahantugasdananggungjawabtimbal balikpelayanankesehatansecar
atimbalbalikbaikvertikalmaupun horizontal. Sederhananya,
sistemrujukanmengaturdari mana
danharuskemanaseseorangdengangangguankesehatantertentumemeriksakank
eadaansakitnya. Salah
satukelemahanpelayanankesehatanadalahpelaksanaanrujukan yang
kurangcepatdantepat. Rujukanbukansuatukekurangan,
melainkansuatuta n g g u ng j aw a b ya n g
ti n gg i da n me n da h ul u ka n ke b u tu h an ma s ya ra ka t. K i ta
ke t ah u i be r sa ma ba h w a tin g g in ya ke ma ti an i bu d a nb a y i me r up a ka n ma sa l
ah kesehatan yang dihadapiolehbangsakita. Masalah 3T (tigaterlambat)
merupakansalahsatuhal yang melatarbelakangitingginyakematianibudananak,
terutamaterlambatmencapaifasilitaspelayanankesehatan.

Kemajuanilmupengetahuandanteknologidalamsegalabidan yang
semakinpesatberpengaruhterhadapmeningkatnyamutupelayanankebidanan.
Masyarakatsemakincerdasdalammenentukanpilihan, yang
salahsatunyaadalahpilihandalamurusankesehatan. Denganaksesinformasi yang
takterbatasinilah,
masyarakatsemakindiperdalampengetahuannyadalambidangkesehatan,
terutamamengenaihakhak yang wajibmerekadapatdanbahkanmengenaipenyakit
yang merekaderita.

Seorangtenagakesehatan yang baiktentuharusmemperhatikanhaltersebut,


agar bisamengimbangipasien yang dating berobatpadanya.
Penerapankaidahbioetikmerupakansebuahkeharusanbagiseorangtenagakesehata
n yang bercimpungandidalamduniamedis,
karenakaidahbioetikadalahsebuahpanduandasardanstandar,
tentangbagaimanaseorangtenagakesehatanharusbersikapataubertindakterhadaps
uatupersoalanataukasus yang dihadapiolehpasiennya.

Sikapetisprofesionalbidanakanmewarnaidalamsetiaplangkahnya,
termasukdalammengambilkeputusandalammeresponsituasi yang
munculdalamasuhan.Kodeetikadalahdaftarkewajiban yang
harusditaatidandibuatolehprofesitertentuitusertamengikatsemuaanggotanya.
Kodeetiksebenarnyabukansuatuhal yang baru. Sudah lama
diusahakanuntukmengaturtingkahlaku moral
suatukelompokkhususdalammasyarakatmelaluiketentuantertulis yang
diharapkanakandipegangteguholehseluruhkelompok zaman
kitadiwarnaisuasanaetis yang khusus,
salahsatubuktinyaadalahperanandandampakkodeetik.

B. RumusanMasalah
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Pengertian Rujukan
Rujukan kebidananadalah kegiatan pemindahan tanggung jawab terhadap
kondisi klien/pasien ke fasilitas pelayanan yang lebih memadai (tenaga,
pengetahuan, obat, dan peralatannya)
Rujukan menurut Sistem Kesehatan Nasional Depkes RI 2009, merupakan
suatu sistem penyelenggaran pelayanan kesehatan yang melaksanakan
pelimpahan tanggung jawab timbal balik terhadap satu/lebih kasus penyakit atau
masalah kesehatan secara vertikal dari unit berkemampuan kurang kepada unit
yang lebih mampu atau secara horizontal antar unit-unit yang setingkat
kemampuannya.Sistem rujukan upaya keselamatan adalah suatu sistem
jaringan fasilitas pelayanan kesehatan yang memungkinkan terjadinya
penyerahantanggung jawab secara timbal-balik atas masalah yang timbul baik
secara vertikal(komunikasi antar unit yang sederajat) maupun horizontal
(komunikasi inti yanglebih tingi ke unit yang lebih rendah) ke fasilitas pelayanan
yang lebih kompeten,terjangkau, rasional dan tidak dibatasi oleh wilayah
administrasi.

B. Jenis- Jenis Rujukan


Menurut lingkup pelayanannya, sistem rujukan terdiri dari:
a. Rujukan medik
Yaitu pelimpahan tanggung jawab secara timbal balik atas satu kasus
yang timbal balik secara vertikal maupun horizontal kepada yang lebih
berwenang. Jenis rujukan medik antara lain:
1) Transfer of patient yaitu konsultasi penderita untuk keperluan
diagnostik, pengobatan, tindakan operatif, dan lain-lain
2) Transfer of specimen yaitu pengiriman bahan (specimen) untuk
pemeriksaan laboratorium yang lebih lengkap
3) Transfer of kwnoledge/personal yaitu pengiriman tenaga yang lebih
kompeten atau ahli untuk meningkatkan mutu layanan setempat.
b. Rujukan kesehatan
Yaitu hubungan dalam pengiriman, pemeriksaan bahan atau specimen ke
fasilitas yang lebih mampu dan lengkap. Rujukan ini pada umumnya
berkaitan dengan masalah kesehatan yang sifatnya pencegahan penyakit
(preventif) dan peningkatan kesehatan (promotif). Rujukan ini mencakup
rujukan tekhnologi, sarana ,dan operasional.

C. Tujuan Rujukan
a. Tujuan umum
Dihasilkannya pemerataan upaya pelayanan kesehatan yang didukung
kualitas pelayanan yang optimal dalam rangka memecahkan masalah
kesehatan secara berdaya guna dan berhasil guna
b. Tujuan khusus
1) Menghasilkan upaya pelayanan kesehatan klinik yang bersifat kuratif
dan rehabilitatif secara berhasil guna dan berdaya guna.
2) Dihasilkannya upaya kesehatan masyarakat yang bersifat preveventif
secara berhasil guna dan berdaya guna.

D. Tingkatan Rujukan
Tingkatan rujukan berdasarkan pada bentuk pelayanan:
a. Pelayanan kesehatan tingkat pertama (primary health care)
Pelayanan kesehatan jenis ini diperlukan untuk masyarakat yang
sakit ringan dan masyarakat sehat untuk meningkatkan kesehatan mereka
atau promosi kesehatan. Oleh karena jumlah kelompok ini didalam suatu
populasi sangat besar (kurang lebih 85%), pelayanan yang diperlukan oleh
kelompok ini bersifat pelayanan kesehatan dasar (basib health services).
Bentuk pelayanan ini di Indonesia adalah puskesmas, puskesmas
pembantu, puskesmas keliling dan balkesmas
b. Pelayanan Kesehatan tingkat kedua (secondary health services)
Pelayanan kesehatan jenis ini diperlukan oleh kelompok
masyarakat yang memerlukan perawatan nginap, yang sudah tidak dapat
ditangani oleh pelayanan kesehatan primer. Bentuk pelayanan ini
misalnya Rumah Sakit tipe C dan D dan memerlukan tersedianya tenaga
spesialis
c. Pelayanan kesehatan tingkat ketiga (tertiary health services)
Pelayanan kesehatan ini diperlukan oleh kelompok masyarakat atau
pasien yang sudah tidak dapat ditangani oleh pelayanan kesehatan
sekunder. Pelayanan sudah komplek, dan memerlukan tenaga-tenaga
super spesialis. Contoh di Indonesia: RS tipe A dan B.

E. Persiapan rujukan
Hal penting dalam persiapan rujukan antaralain:
1) Bidan (tenaga kesehatan)
Pastikan bahwa ibu dan/atau bayi baru lahir didampingi oleh
penolong persalinan yang kompeten dan memiliki kemampuan untuk
menatalaksana kegawatdaruratan obstetri dan bayi baru lahir untuk
dibawa ke fasilitas rujukan
2) Alat
Membawa perlengkapan dan bahan-bahan untuk asuhan
persalinan, masa nifas dan bayi baru lahir (tabung suntik, selang IV, dll)
bersama ibu ke tempat rujukan. Perlengkapan dan bahan-bahan
tersebut mungkin diperlukan jika ibu melahirkan sedang dalam
perjalanan

3) Keluarga
Beri tahu ibu dan keluarga mengenai kondisi terakhir ibu
dan/atau bayi dan mengapa ibu dan/atau bayi perlu dirujuk. Jelaskan
pada mereka alasan dan keperluan upaya rujukan tersebut. Suami
atau anggota keluarga yang lain harus menemani ibu dan/atau bayi
baru lahir ke tempat rujukan
4) Surat
Surat pengantar rujukan berisi antara lain:
a) Identitas pasien;
b) Hasil pemeriksaan (anamnesis, pemeriksaan fisik dan pemeriksaan
penunjang) yang telah dilakukan
c) Diagnosis kerja;
d) Terapi dan/atau tindakan yang telah diberikan
e) Tujuan rujukan
f) Nama dan tanda tangan tenaga kesehatan yang memberikan
pelayanan
5) Obat
Membawa obat-obat esensial yang diperlukan selama
perjalanan merujuk
6) Kendaraan
Siapkan kendaraan yang paling memungkinkan untuk merujuk
ibu/klien dalam kondisi yang cukup nyaman. Selain itu pastikan bahwa
kondisi kendaraan itu cukup baik untuk mencapai tempat rujukan
dalam waktu yang tepat
7) Uang
Ingatkan pada keluarga agar membawa uang dalam jumlah
yang cukup untuk membeli obat-obatan yang diperiukan dan bahan-
bahan kesehatan lain yang diperlukan selama ibu dan/atau bayi baru
lahir tinggal di fasilitas rujukan

8) Darah
Siapkan dara sesuai dengan kondisi dan kebutuhan pasien.

F. Penatalaksanaan rujukan
1. Merujuk dan menerima rujukan pasien

Pasien yang akan dirujuk harus sudah diperiksa dan layak untuk dirujuk.
Kriterian pasien yang dirujuk bila memenuhi salah satu dari:

a) Hasil pemeriksaan fisik sudah dapat dipastikan tidak mampu diatasi


b) Hasil pemeriksaan fisik dengan pemeriksaan penunjang medis tidak
mampu diatasi
c) Memerlukan pemeriksaan penunjang medis yang lebih lengkap dan
pemeriksaan harus disertai pasien yang bersangkutan
d) Diobati dan dirawat ternyata memerlukan pemeriksaan, pengobata,
dan perawatan di sarana kesehatan yang lebih mampu.

Dalam prosedur merujuk dan menerima rujukan pasien ada dua pihak
yang terlibat yaitu pihak yang merujuk dan pihak yang menerima rujukan dengan
rincian beberapa prosedur sebagai berikut:

a) Prosedur standar merujuk pasien

Prosedur klinis:

 Melakukan anamnesa, pemeriksaan fisik dan pemeriksaanpenunjang


medik untuk menentukan diagnosa utama dan diagnosebanding.
 Memberikan tindakan pra rujukan sesuai kasus berdasarkan Standar
Prosedur Operasional (SPO).
 Memutuskan unit pelayanan tujuan rujukan.
 Untuk pasien gawat darurat harus didampingi petugas Medis / Paramedis
yang kompeten dibidangnya dan mengetahui kondisi pasien.
 Apabila pasien diantar dengan kendaraan Puskesmas keliling atau
ambulans, agar petugas dan kendaraan tetap menunggu pasien di IGD
tujuan sampai ada kepastian pasien tersebut mendapat pelayanan dan
kesimpulan dirawat inap atau rawat jalan.

Prosedur administratif:

 Dilakukan setelah pasien diberikan tindakan pra-rujukan


 Membuat catatan rekam medis pasien
 Memberikan Informed Consernt (persetujuan/penolakan rujukan)
 Membuat surat rujukan pasien rangkap 2 (form R/1/a terlampir). Lembar
pertama dikirim ke tempat rujukan bersama pasien yang bersakutan.
Lembar kedua disimpan sebagai arsip.
 Mencatat identitas pasien pada buku register rujukan pasien.
 Menyiapkan sarana transportasi dan sedapat mungkin menjalin
komunikasi dengan tempat tujuan rujukan
 Pengiriman pasien ini sebaiknya dilaksanakan setelah diselesaikan
administrasi yang bersangkutan.
b) Prosedur standar menerima rujukan pasien

Prosedur klinis
 Segera menerima dan melakukan stabilisasi pasien rujukan sesuai
Standar Prosedur Operasional (SPO)
 Setelah stabil, meneruskan pasien ke ruang perawatan elektif
untuk perawatan selanjutnya atau meneruskan ke sarana
kesehatan yang lebih mampu untuk dirujuk lanjut
 Melakukan monitoring dan evaluasi kemajuan klinis pasien

Prosedur administratif
 Menerima, meneliti dan menandatangani surat rujukan pasien yang
telah diterima untuk ditempelkan di kartu status pasien.
 Apabila pasien tersebut dapat diterima kemudian membuat tanda
terima pasien sesuai aturan masing-masing sarana.
 Mengisi hasil pemeriksaan dan pengobatan serta perawatan pada
kartu catatan medis dan diteruskan ke tempat perawatan
selanjutnya sesuai kondisi pasien.
 Membuat informed consent (persetujuan tindakan, persetujuan
rawat inap atau pulang paksa).
 Segera memberikan informasi tentang keputusan tindakan /
perawatan yang akan dilakukan kepada petugas / keluarga pasien
yang mengantar.
 Apabila tidak sanggup menangani (sesuai perlengkapan
Puskesmas / RSUD yang bersangkutan), maka harus merujuk ke
RSU yang lebih mampu dengan membuat surat rujukan pasien
rangkap 2 kemudian surat rujukan yang asli dibawa bersama
pasien, prosedur selanjutnya sama seperti merujuk pasien.
 Mencatat identitas pasien di buku register yg ditentukan.
2. Merujuk dan menerima rujukan specimen dan penunjang diagnostik lainnya

Pemeriksaan Spesimen dan Penunjang Diagnostik lainnya dapat


dirujuk apabila pemeriksaannya memerlukan peralatan medik/tehnik
pemeriksaan laboratorium dan penunjang diagnostik yang lebih lengkap.
Spesimen dapat dikirim dan diperiksa tanpa disertai pasien yang
bersangkutan. Rumah sakit atau unit kesehatan yang menerima rujukan
specimen tersebut harus mengirimkan laporan hasil pemeriksaan spesimen
yang telah diperiksanya.

a. Prosedur standar pengiriman rujukan spesimen

Prosedur klinis

 Menyiapkan pasien/spesimen untuk pemeriksaan lanjutan.


 Untuk spesimen, perlu dikemas sesuai dengan kondisi bahan yang
akan dikirim dengan memperhatikan aspek sterilitas, kontaminasi
penularan penyakit, keselamatanpasien dan orang lain serta kelayakan
untuk jenis pemeriksaan yang diinginkan.
 Memastikan bahwa pasien/spesimen yang dikirim tersebut sudah
sesuai dengan kondisi yang diinginkan dan identitas yang jelas.

Prosedur administratif

 Mengisi format dan surat rujukan spesimen/penunjang diagnostic


lainnya secara cermat dan jelas termasuk nomor surat dan status
Gakin/Non-Gakin/ASKES/JAMSOSTEK, informasi jenis
spesimen/penunjang diagnostic lainnya pemeriksaan yang diinginkan,
identitas pasien dan diagnosa sementara serta identitas pengirim.
 Mencacat informasi yang diperlukan di buku register yang telah
ditentukan masing-masing intansinya.
 Mengirim surat rujukan spesimen/penunjang diagnostik lainya ke
alamat tujuan dan lembar kedua disimpan sebagai arsip.
 Mencari informasi perkiraan balasan hasil rujukan spesimen/
penunjang diagnostik lainnya tersebut.

b. Prosedur standar menerima rujukan spesimen

Prosedur klinis

 Menerima dan memeriksa spesimen/penunjang diagnostic lainnya


sesuai dengan kondisi pasien/bahan yang diterima dengan
memperhatikan aspek : sterilisasi, kontaminasi penularan penyakit,
keselamatan pasien, orang lain dan kelayakan untuk pemeriksaan.
 Memastikan bahwa spesimen yang diterima tersebut layak untuk
diperiksa sesuai dengan permintaan yang diinginkan
 Mengerjakan pemeriksaan laboratoris atau patologis dan penunjang
diagnostik lainnya dengan mutu standar dan sesuai dengan jenis dan
cara pemeriksaan yang diminta oleh pengirim.

Prosedur administratif

 Meneliti isi surat rujukan spesimen dan penunjang diagnostic lainnya


yang diterima secara cermat dan jelas termasuk nomor surat dan
status Gakin/Non-Gakin/ASKES/informasi pemeriksaan yang
diinginkan, identitas pasien dan diagnosa sementara serta identitas
pengirim.
 Mencacat informasi yang diperlukan di buku register/arsip yang telah
ditentukan masing-masing instansinya.
 Memastikan kerahasiaan pasien terjamin.
 Mengirimkan hasil pemeriksaan tersebut secara tertulis dengan format
standar masing-masing sarana kepada pimpinan institusi pengirim.
3. Rujukan tenaga ahli
a. Prosedur standar permintaan rujukan tenaga ahli
 Puskesmas/Rumah Sakit Kabupaten/Kota yang memerlukan
tenaga ahli membuat surat permintaan tenaga ahli.
 Surat permintaan ditujukan kepada ke Dinas Kesehatan
Kabupaten/Kota
 Dinas Kesehatan Kabupaten / Kota atau Dinas Kesehatan Provinsi
melanjutkan permintaan tenaga ahli tersebut ke Direktur Rumah
Sakit tujuan dan tembusan kepada Kepala Staf Medik Fungsional
(SMF) yang dituju paling lambat 14 hari sejak surat permintaan
diterima.
 Mempersiapkan penerimaan, termasuk agenda, akomodasi,
konsumsi dan honor atau insentif lainnya sesuai Peraturan daerah
yang bersangkutan.
 Melakukan monitoring dan evaluasi proses dan pelaksanaannya.
 Membuat laporan pelaksanaan ke Dinas Kesehatan di wilayahnya
dengan tembusan ke Rumah Sakit atau Instansi yang mengirim.

b. Prosedur standar pengiriman tenaga ahli


 Rumah Sakit/Instansi Kesehatan yang akan mengirimkan tenaga
ahli berkonsultasi dengan pihak Dinas Kesehatan Provinsi untuk
disesuaikan dengan program rujukan di Provinsi tersebut.
 Setelah ada persetujuan dari Dinas Kesehatan Provinsi, maka
Rumah Sakit / Instansi tersebut membuat jadwal kunjungan dan
surat tugas bagi tenaga ahli yang bersangkutan sesuai permintaan.
 Melakukan evaluasi dan membuat laporan pelaksanaan dan dikirim
ke Dinas Kesehatan Provinsi.

Anda mungkin juga menyukai