No Dokumen :
SOP/2052.1 /422.107.02/2023
No Revisi :0
SOP
Tanggal Terbit : 05 Oktober 2023
Halaman : 1/4
UPT
drg. MARGIE BARBARA RACHEL
PUSKESMAS
NIP. 197703222009032002
BEJI
1. Pengertian Pemberian anestesi lokal adalah tindakan menghilangkan rasa sakit atau nyeri secara
lokal tanpa disertai hilangnya kesadaran.
Pemberian anestesi lokal dapat dengan tehnik :
1. Anestesi permukaan adalah pengolesan atau penyemprotan analgetik lokal diatas
selaput mukosa seperti mata, hidung ,faring.
2. Anestesi infiltrasi adalah penyuntikan larutan analgetik lokal langsung diarahkan
disekitar tempat lesi, luka atau insisi. Cara infiltrasi yang sering digunakan adalah
blokade lingkar dan larutan obat disuntikan intradermal atau subcutan.
3. Anestesi blok adalah penyuntikan analgetik lokal langsung ke saraf utama atau
pleksus saraf.
4. Anestesi regional intravena adalah penyuntikan larutan analgetik lokal intravena.
5. Obat anestesi lokal/regional adalah obat yang menghambat hantaran saraf bila
dikenakan secara lokal. Anestesi lokal idealnya adalah yang tidak mengiritasi atau
merusak jaringan secara permanen, batas keamanan lebar, mula kerja singkat, masa
kerja cukup lama, larut dalam air, stabil dalam larutan, dapat disterilkan tanpa
mengalami perubahan dan efeknya reversibel.
2. Tujuan Sebagai acuan dalam penerapan langkah – langkah untuk melaksanakan anastesi lokal
ketika melakukan tindakan bedah minor dan berbagai prosedur lainnya yang
menimbulkan rasa sakit pada tubuh.
3. Kebijakan Keputusan Kepala UPT Puskesmas Beji Nomor: 440/KEP.1982/422.107.02/2023
Tentang Perubahan Surat Keputusan Kepala UPT Puskesmas Beji No.440/7.01/
442.107/2022 Tentang Pelayanan Klinis di UPT Puskesmas Beji
4. Referensi 1. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 43 Tahun 2019 tentang
Pusat Kesehatan Masyarakat.
2. Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor HK.02.02/ MENKES /
62/2015 tentang Panduan Praktis Klinis Bagi Dokter Gigi.
3. Standar pencegahan dan pengendalian Infeksi Pelayanan Kesehatan Gigi dan
Mulut di Fasilitas Pelayanan Kesehatan, Kementerian Kesehatan Republik
Indonesia Tahun 2012
5. Prosedur 1. Petugas mengidentifikasi pasien
2. Petugas melakukan kajian awal klinis
3. Petugas menjelaskan tindakan medis yang akan dilakukan sesuai identifikasi kasus
4. Petugas memberikan informed consent pada pasien dan keluarga tentang tindakan
anestesi yang akan dilakukan
5. Pasien menandatangani lembar informed consent setelah diberi informed consent
oleh petugas
6. Petugas mempersiapkan alat dan bahan steril untuk melakukan tindakan anestesi
7. Petugas menempatkan pasien di ruang tindakan, lalu dilakukan anestesi
8. Petugas mencuci tangan dengan 7 langkah mencuci tangan
9. Petugas menggunakan sarung tangan steril
10. Petugas mengambil obat anestesi dengan menggunakan spuit dibantu dengan
petugas lain yang membukakan obat anestesi
11. Petugas memberikan informasi kalau akan segera dilakukan penyuntikan
pembiusan untuk menghilangkan rasa sakit
12. Petugas menyuntikkan obat anestesi lokal langsung ke lesi, luka dan sekitarnya
secara blokade lingkar dan obat disuntikan intradermal atau subcutan
13. Petugas menunggu 1-2 menit sampai obat anestesi bereaksi dan pasien sudah tidak
merasakan sakit pada luka dan sekitarnya
14. Petugas menanyakan pada pasien dengan memberikan rangsangan nyeri pada
sekitar luka apakah masih nyeri atau tidak dan sudah merasa tebal/kesemutan
pada kulit sekitar luka.
15. Bila pasien sudah merasa tebal,maka petugas dapat memulai melakukan tindakan
bedah minor.
6. Diagram Alir
Pasien datang
Petugas melasanakan
heacting/bedah minor