Anda di halaman 1dari 4

ULKUS MULUT

No. Dokumen : 440/ /UKP/SOP/IX/2016

No Revisi :
SOP Tanggal Terbit :

Halaman :2

PUSKESMAS dr. Hj. Meiri Iryani, M.Kes


DEMPO NIP.1963051919900112001

1. Pengertian Aftosa / Stomatitis Aftosa Rekurens (SAR)


Stomatitis aftosa rekurens (SAR) merupakan penyakit mukosa mulut tersering
dan memiliki prevalensi sekitar 10 – 25% pada populasi. Sebagianbesar kasus
bersifat ringan, self-limiting, dan seringkali diabaikan oleh pasien. Namun, SAR
juga dapat merupakan gejala dari penyakit-penyakit sistemik, seperti penyakit
Crohn, penyakit Coeliac, malabsorbsi, anemia defisiensi besi atau asam folat,
defisiensi vitamin B12, atau HIV. Oleh karenanya, peran dokter di fasilitas
pelayanan kesehatan tingkat pertama dalam mendiagnosis dan menatalaksana
SAR sangat penting.
Stomatitis Herpes
Stomatitis herpes merupakan inflamasi pada mukosa mulut akibat infeksi virus
Herpes simpleks tipe 1 (HSV 1). Penyakit ini cukup sering ditemukan pada
praktik layanan tingkat pertama sehari-hari. Beberapa diantaranya merupakan
manifestasi dari kelainan imunodefisiensi yang berat, misalnya HIV. Amat
penting bagi para dokter di fasilitas pelayanan kesehatan tingkat pertama untuk
dapat mendiagnosis dan memberikan tatalaksana yang tepat dalam kasus
stomatitis herpes.
2. Tujuan Agar petugas dapat memahami dan Memberikan pengobatan yang tepat pada pasien
ulkus mulut.
3. Kebijakan Berdasarkan Keputusan Kepala Puskesmas Dempo Nomor :440/
/UKP/SK/VII/2016 Tanggal , tentang Pelayanan Klinis Puskesmas Dempo
4. Referensi  Permenkes No.5 Tahun 2014, Tentang Panduan Praktik Klinis Bagi Dokter di
Fasilitas Kesehatan Primer, Hal 91-95
5. Alat dan Bahan 
6. Langkah-Langkah a. Petugas memanggil pasien sesuai nomor urut
b. Petugas mengucapkan salam dan memperkenalkan diri
c. Petugas melakukan anamnesa pada pasien apakah terdapat keluhan kulit berupa
luka yang terasa nyeri pada mukosa bukal, bibir bagian dalam, atau sisi lateral
dan anterior lidah, bau mulut, rasa lemas.
d. Petugas mencuci tangan, mempersilahkan pasien berbaring di bed pasien dan
meminta izin untuk melakukan pemeriksaan fisik.
e. Petugas melakukan pemeriksaan generalis yang meliputi tekanan darah, frekuensi
nadi, frekuensi nafas, dan suhu tubuh.
f. Petugas melakukan pemeriksaan fisik spesifik dari head to toe. Kemudian apakah
terdapat lesi berupa vesikel, berbentuk seperti kubah, berbatas tegas,
berukuran 2 –3 mm, biasanya multipel, dan beberapa lesi dapat bergabung
satu sama lain. Lokasi lesi dapat di bibir sisi luar dan dalam, lidah, gingiva,
palatum, atau bukal. Mukosa sekitar lesi edematosa dan hiperemis, demam,
pembesaran kelenjar limfe servikal, tanda-tanda penyakit imunodefisiensi
yang mendasari.
g. Petugas menegakan diagnosa berdasarkan hasil anamnesis dan pemeriksaan.
h. Petugas menyarankan pasien untuk menghindari trauma pada mukosa mulut
dan makanan atau zat dalam makanan yang berpotensi menimbulkan SAR,
misalnya: kripik, susu sapi, gluten, asam benzoat, dan cuka.
i. Petugas melakukan pemberian obat yaitu :
 Larutan kumur chlorhexidine 0,2% untuk membersihkan rongga mulut.
Penggunaan sebanyak 3 kali setelah makan, masing-masing selama 1
menit.
 Kortikosteroid topikal, seperti krim triamcinolone acetonide 0,1% in
ora base sebanyak 2 kali sehari setelah makan dan membersihkan
rongga mulut.
j. Petugas mempersilahkan pasien mengambil obat di apotik, mengucapkan semoga
lekas sembuh dan terima kasih
k. Petugas menulis hasil anamnesa, pemeriksaan dan diagnose ke rekam medik
l. Petugas menulis diagnose pasien di buku register dan cuci tangan
7. Diagram Alir
Petugas mengucapkan Petugas melakukan
Memanggil salam dan anamnese pada
pasien sesuai memperkenalkan diri pasien
nomor urut

Petugas mencuci
Petugas Petugas Petugas tangan dan
menegakkan melakukan melakukan memperilahkan
pemeriksaan fisik pemeriksaaan pasien berbaring
diagnosa
spesifik fisik generalis di bed

Petugas menyarankan melakukan pemberian obat yaitu : Larutan kumur chlorhexidine 0,2%
pasien untuk untuk membersihkan rongga mulut. Penggunaan sebanyak 3 kali setelah
menghindari trauma makan, masing-masing selama 1 menit.
pada mukosa mulut dan Kortikosteroid topikal, seperti krim triamcinolone acetonide 0,1% in
zat dalam makanan yang ora base sebanyak 2 kali sehari setelah makan dan membersihkan
menimbulkan SAR. rongga mulut.

menulis Petugas menulis hasil


Petugas
diagnose pemeriksaan ,diagnosa
mempersilahkan
pasienkebuku dan terapi direkam
pasien mengambil
register. medis
obat diapotik

8. Hal-hal yang
diperlukan
9. Unit Terkait  Poli Umum
 Poli Anak
 Apotik
10. Dokumen terkait  Rekam medis
 Blanko rujukan
 Blanko resep
 Buku register
11. Rekaman Historis Perubahan
No Yang dirubah Isi Perubahan Tgl.mulai diberlakukan
ULKUS MULUT
No. Dokumen : 440/ /UKP/SOP/IX/2016

No. Revisi :
DAFTAR
TILIK Tanggal Terbit :

Halaman :
PUSKESMAS DEMPO

No Langkah Kegiatan Ya Tidak Tidak


Berlaku
1 Apakah Petugas memanggil pasien sesuai nomor urut
2 Apakah Petugas mengucapkan salam dan memperkenalkan
diri
3 Apakah Petugas melakukan anamnesa pada pasien apakah terdapat
keluhan kulit berupa luka yang terasa nyeri pada
mukosa bukal, bibir bagian dalam, atau sisi lateral dan
anterior lidah, bau mulut, rasa lemas.
4 Apakah Petugas mencuci tangan, mempersilahkan pasien berbaring
di bed pasien dan meminta izin untuk melakukan
pemeriksaan fisik.
5 Apakah Petugas melakukan pemeriksaan generalis yang meliputi
tekanan darah, frekuensi nadi, frekuensi nafas, dan suhu
tubuh.
6 Apakah Petugas melakukan pemeriksaan fisik spesifik dari head to
toe. apakah terdapat lesi berupa vesikel, berbentuk
seperti kubah, berbatas tegas, berukuran 2 –3 mm,
biasanya multipel, dan beberapa lesi dapat bergabung
satu sama lain. Lokasi lesi dapat di bibir sisi luar dan
dalam, lidah, gingiva, palatum, atau bukal. Mukosa
sekitar lesi edematosa dan hiperemis, demam,
pembesaran kelenjar limfe servikal, tanda-tanda
penyakit imunodefisiensi yang mendasari?
7 Apakah Petugas menegakan diagnose berdasarkan hasil diagnosa dan
pemeriksaan?
8 Apakah Petugas menyarankan pasien untuk menghindari trauma
pada mukosa mulut dan makanan atau zat dalam
makanan yang berpotensi menimbulkan SAR,
misalnya: kripik, susu sapi, gluten, asam benzoat, dan
cuka?
9 Apakah Petugas memberikan obat yaitu:

 Larutan kumur chlorhexidine 0,2% untuk


membersihkan rongga mulut. Penggunaan
sebanyak 3 kali setelah makan, masing-masing
selama 1 menit.
 Kortikosteroid topikal, seperti krim triamcinolone
acetonide 0,1% in ora base sebanyak 2 kali sehari
setelah makan dan membersihkan rongga mulut.
11 Apakah Petugas mempersilahkan pasien mengambil obat di apotik,
mengucapkan semoga lekas sembuh dan terima kasih?
12 Apakah Petugas menulis hasil anamnesa, pemeriksaan dan diagnosis
ke rekam medis
13 Apakah Petugas menulis diagnose pasien kebuku register.

CR: ……………………………%.

Palembang,…………………………
Pelaksana/ Auditor

(………………………………)

Anda mungkin juga menyukai