Anda di halaman 1dari 3

DIAGNOSIS TUBERKULOSA PARU DENGAN

ADAPTASI KEBIASAAN BARU

No. Dokumen : /SOP-UKP/Pusk


No.Revisi : 01
SOP Tanggal Terbit : 04 Agustus 2020
Halaman :1/3
PUSKESMAS Dr. Ma`mun Arifin
KUTAWARINGIN NIP.196610071999031003
1. Pengertian Merupakan upaya untuk menegakkan atau menetapkan seseorang sebagai pasien TBC
sesuai dengan keluhan dan gejala penyakit yang disebabkan oleh Mycobacterium
tuberculosis yang disertai dengan penerapan adaptasi kebiasaan baru
2. Tujuan Sebagai acuan penerapan langkah-langkah penegakkan diagnosis TBC pada pasien yang
di curigai menderita penyakit Tuberkulosa Paru
3. Kebijakan 1. SK Kepala Puskesmas Kutawaringin No: P/022/440/Vlll/Pusk/2020 tentang
Penetapan Pelaksana Pelayanan P2 Tuberkulosa Puskesmas Kutawaringin
2. SK Kepala Puskesmas Kutawaringin No: P/033/440/Vlll/PUSK/2020 tentang
jenis-enis pelayanan yang disediakan di Puskesmas Kutawaringin
3. SK Kepala Puskesmas Kutawaringin No P/128/440/VIII/Pusk/2020 Tentang
Pelayanan Kesehatan dengan Adaptasi Kebiasaan Baru Puskesmas
Kutawaringin.
4. Referensi 1. Peraturan Presiden Republik Indonesia nomor 67 tahun 2021, tentang
2. Peraturan Mentri Kesehatan Republik Indonesia nomor 67 tahun 2016, tentang
Penanggulangan Tuberkulosis
3. Surat Edaran Direktur Jendral P2P KEMENKES RI nomor HK.02.02/lll.l/936/2021,
tentang Perubahan Alur Diagnosis dan Pengobatan TB di Indonesia
4. Surat Edaran Direktur.Jendral P2P KEMENKES RI nomor PM.01.02/1/866/2020,
tentang Protokol Pelayanan Tuberkulosis di Masa Pandemi COVID-19
5. Petunjuk Teknis Pelayanan Puskesmas Pada Masa Pandemi Covid-19 Direktorat
Pelayanan Kesehatan Primer Direktorat Jenderal Pelayanan Kesehatan Kementerian
Kesehatan 2020.
Alat
5. Prosedur/ 1. APD (Masker N95, Gown, Hand scoon, Head cup)
Langkah-langkah 2. Stetoskop
3. Pengukur bera badan
4. Pengukur tekanan darah
5. Pengukur suhu badan
6. Pengukur Tinggi Badan

Bahan
1. Form TB 06
2. ATK
3. SITB
Langkah-Langkah
1. dokter menggunakan masker N95
2. dokter melakukan enam langkah cuci tangan dengan sabun dan air mengalir yang
sudah tersedia di ruang pemeriksaan
3. dokter mengeringkan tangan dengan tissue yang sudah tersedia di ruang pemeriksaan
4. dokter meggunakan alat pelindung diri berupa baju gown steril dan head cap yang
sudah disediakan
5. dokter menggunakan sarung tangan medis non steril yang sudah di sediakan
6. dokter Menyapa pasien
7. dokter melakukan anamnesa, pemeriksaan fisik dan mereview hasil pemeriksaan Lab
maupun penunjang lain yang di butuhkan.
8. dokter membaca dan menganalisis hasil TCM
- bila MTB detected; Rif Resistance detected, berarti

o ditemukan DNA kuman TBC


o ditemukan mutasi gen rpoβ, kemungkinan besar ada resistensi terhadap
rifampisis (R)
o ikuti alur diagnosis TBC RO
o perlu dilakukan pemeriksaan lanjutan (LPA; kultur-uji kepekaan) untuk
mengetahui pola reistensi (mono-resisten, poli-resisten, multi-drug resistance
(MDR), pre-XDR, extensive-drug resistance (XDR)
o jika hasil MTB detected Rif Resistance detected ini dari pasien yang bukan
terduga TBC RO (kriteria 1-9), maka ulangi pemeriksaan TCM dengan
specimen dahak baru dan cartrid baru, penegakan diagnosis berdasarkan
hasil pemeriksaan TCM yang ke-2
- bila MTB detected; Rif Resistance not detected, berarti
o ditemukan DNA kuman TBC
o tidak ditemukan mutasi gen rpoβ, kemungkinan besar masih sensitive
terhadap rifampisis (R)
o ikuti alur diagnosis TBC
- bila MTB detected; Rif Resistance indeterminate, berarti
o ditemukan DNA kuman TBC
o tidak dapat ditentukan mutasi gen rpoβ
o ulangi pemeriksaan TCM, dengan specimen dahak baru dan cartrid baru,
diagnosis berdasarkan hasil pemeriksaan TCM yang ke-2
- bila MTB not detected, berarti
o tidak ditemukan DNA kuman TBC
o kemungkinan bukan TBC, ikuti alur diagnosis lanjut
- bila hasil ERROR / INVALID / TIDAK KELUAR HASIL, berarti
o keberadaan kuman TBC tidak dapat ditentukan
tidak menyingkirkan kemungkinan TBC,
o ulangi pemeriksaan TCM dengan specimen dahak baru dan cartrid baru,
diagnosis berdasarkan hasil pemeriksaan TCM yang ke-2
9. Dokter melihat hasil pemeriksaan penunjang lain, untuk medeteksi ada tidak nya ko-
morbid
10. dokter menegakkan diagnosis TB berdasarkan keluhan, hasil anamnesa, hasil
pemeriksaan fisik, laboratorium dan atau penunjang lainnya
11. Dokter melakukan pencatatan di rekam medis
12. Dokter berkoordinasi dengan Petugas TB untuk Penatalaksanaan pasien TB secara
DOTS
13. dokter memberikan resep kepada pasien

6. Diagram Alir, jika


dibutuhkan

7. Unit Terkait - Pelayanan Dots


- Pelayanan Umum
- Pelayanan KIA
- Farmasi
- Laboratorium

8. Rekaman Historis
Perubahan No Yang dirubah Isi Perubahan Tgl mulai berlaku
1 Judul penambahan AKB 04 Agustus 2020
2 Prosedur Penambahan alur 04 Agustus 2020
AKB langkah-langkah
penerapan SOP
3 SK Penambahan SK AKB 04 Agustus 2020
4 Referensi Penambahan 04 Agustus 2020
Referensi AKB

Anda mungkin juga menyukai