Anda di halaman 1dari 41

PENDEKATAN

PEMERIKSAAN
Jaenuri, SE, M.Ak, Cert.IPSAS
Pendekatan 01
Jenis Pemeriksaan
Financial, Operasional, Tax Reviu, Spesial Audit

Audit Keuangan
Pemeriksaan 02 Laporan Keuangan di percaya manajemen, Kerjasama dengan
Eksternal Auditor

Operasional Audit
03 Sasaran Utama, Pendekatan yang digunakan, Pelaksanaan
Operasional Audit

Tax Reviu dan Reiu


04 Sasaran Utama adalah Bahwa Pajak telah di bayarkan

Pengendalian Internal (Internal Control)


05 Membantu manajemen untuk mencapai tujuan BLUD dan
mengamankan asset BLUD

Metode Pendekatan (system base)


06 Menentukan tingkat kepercayaan atas informasi yang di sampaikan

Metode Pendekatan (substantive test)


07 Memperhatikan kejadian secara langsung

Analitical Reviu
08 Membandingkan (comparative)

Tatacara Melakukan Pengujian pada waktu


09 pemeriksaan

Petunjuk dalam melaksanakan Uji Petik


10
01. Jenis Pemeriksaan
Financial, Operasional, Tax Reviu, Spesial Audit
Pekerjaan Internal Audit dapat dikategorikan dalam:

2. Operational Audit
1. Financial Audit Menelaah dan menilai fungsi antara
Pemeriksaan rutin atas transaksi-transaksi
keuangan yang terkait dengan catatan-catatan
Accounting Control dan Financial Control
untuk pembuatan Laporan Keuangan, secara
prinsip menilai efektivitas atas sistem internal
control dan menilai kemungkinan adanya
“Potential problem" dalam penyajian di Iaporan 3. Tax Audit and Review
Keuangan. Pemeriksaan atas pajak-pajak yang terutang dan
hubungan antara Kas Daerah, Kas Negara
dengan BLUD

4. Special Audit
Pemeriksaan yang sangat spesiiik
berdasarkan permintaan Direktur
02. Financial Audit
Laporan Keuangan di percaya manajemen, Kerjasama
dengan Eksternal Auditor
Financial Audit
1. Di dalam pemeriksaan secara finansial, target utama yang
ingin dicapai adalah bahwa data-data akuntansi dan data
2. Kerja sama dengan lainnya yang disampaikan kepada manajemen dapat dipercaya
Auditor Eksternal dan telah dicatat dengan benar. Adapun untuk mencapai
Kerja sama dengan sasaran tersebut diperlukan hal-hal berikut:
Eksternal Auditor a. Mempelajari dan mengevaluasi pengendalian intern dan
harus dilakukan, akuntansi
terutama untuk hal-hal b. Laporan hasil pemeriksaan atas Laporan Keuangan dan
tertentu yang ada Operasional ditujukan untuk kepentingan manajemen,
hubungannya dcngan pelaksanaan pemeriksaan sesuai dcngan batas wewenang
luas pemeriksaan yang telah diberikan
agar tidak terjadi c. Menetapkan bahwa tingkat/luas aset BLUD yang
duplikasi. ada dapat diyakinkan kebenarannya dan pengamanan atas
kemungkinan hilang dapat dicegah.
03. Operasional Audit
Operasional Audit
1. Sasaran Utama
Sasaran utama pelaksanaan pekerjaan operasional audit adalah meyakinkan bahwa praktik-
prakdk operasi BLUD sudah sesuai dengan ketentuan yang telah ditetapkan dengan kondisi
yang efektif, cfisien, dan ekonomis (3 E’s). Untuk mencapai sasaran tersebut, pemeriksaan
harus mencakup struktur organisasi, rencana-rencana yang ada, kebijaksanaan-
kebijaksanaan, metode operasional, dan penggunaan sumber daya secara fisik dan sumber-
sumber keuangan. Pada prinsipnya, evaluasi yang dilakukan tcrhadap manajemen adalah
bahwa manajemen telah melaksanakan 3 E’s dengan memperhatikan objektivitas berikut:

Efektifitas
Menyelesaikan sasaran yang dipilih setelah mempertimbangkan
alternatif yang ada

Efisiensi
Menyelesaikan sasaran dengan memanfaatkan sumber daya
yang tersedia dengan biaya yang serendah mungkin.

Ekonomis
menghapuskan/menghindari pemborosan dan duplikasi
pekerjaan.
Operasional Audit
2. Pendekatan
Pendekatan yang digunakan dalam pelaksanaan
operational audit tidak banyak perbedaan dalam konsep
dengan financial audit
3. Pelaksanaan
Pelaksanaan operasional audit yang dibatasi oleh 3 E’s
adalah sebagai berikut:
Efektifitas
tindakan utama yang harus dilakukan dalam operasional audit adalah meyakinkan bahwa target perusahaan
telah dicapai: bahwa perusahaan telah dijalankan dengan efektif.Jika sasaran tidak tcrcapai, analisis keadaan
dan identihkasi masalah harus dibuat. Semcntara itu rckomendasi untuk memperbaiki masalah yang ada dan
masalah khusus harus disampaikan secara tertulis kepada manajemen dalam bentuk laporan audit
Efisiensi
meyakinkan bahwa operasi BLUd telah dijalankan dengan efisien, dengan cara me-review control system atas
semua objek yang mcmcngaruhi tercapainya sasaran BLUD. Misalnya, usaha sedang baik, praktik yang sehat, staf
yang berpengalaman, dan hal lain vang berpengaruh secara umum terhadap jalannya BLUD. Jika operasi BLUD
tidak etisien, maka penyebabnya harus segera dianalisis dan harus dibuat rekomendasi untuk mcmperbaiki sistem
tersebut.
Ekonomis
menentukan tingkat ekonomis dari BLUD yang diperiksa, yang dilihat dari sudut pandang
auditing, dan harus bersifat jangka panjang
Operasional Audit
Opcrasional BLUD bisa sangat efektif dan efisien tetapi tidak
ekonomis untuk jangka panjang. Evaluasi harus dilakukan
untuk rencana jangka panjang yang dibuat oleh Executive
Manajemen. Sekadar contoh, pertanyaan yang harus diajukan
dan dijawab:

Apakah rencana jangka Panjang yang tcrbaik ini akan


sangat berpengaruh terhadap organisasi dan sasaran
yang ingin dicapai saat ini?

Jika tidak, kesimpulan harus dibuat dan rekomendasi untuk


memperbaiki rencana tersebut harus dibuatkan laporan secara
04. Tax Audit dan Reviu
TAX AUDIT AND REVIEW
Sasaran utama dari Tax Audit and
Review adalah untuk meyakinkan
bahwa pajak BLUD telah dibayarkan
dengan cara yang lazim, sesuai dengan
undang-undang perpajakan yang
berlaku.
PENGENDALIAN INTERN (INTERNAL
05. CONTROL)
PENGENDALIAN INTERN (INTERNAL CONTROL)

1. Alasan bagi suatu BLUD untuk menerapkan sistem pengendalian intern (internal control) adalah
untuk membantu manajemen dengan tujuan tercapainya mekanisme kerja yang lebih efisien dan
efektif, Bentuk dan tipe dari pengawasan harus mempertimbangkan atau membandingkan hubungan
antara “ Cost and Benefit'’

2. Pada umumnya, ada empat kategori pengendalian intern yang dibentuk dalam suatu
BLUD untuk kepentingan manajemen, yaitu:

Tersedia Data yang Dapat Dipercaya


Manajemen harus mempunyai sumber informasi yang
akurat atas operasi BLUD. Beragam informasi dengan area yang
luas akan sangat membantu manajemen untuk mengambil
keputusan yang tepat
Pengamanan Atas Harta BLUD dan Sistem Pencatatan
Bentuk fisik dari harta perusahaan dapat dicuri, disalahgunakan, dan rusak karena
kecerobohan, kecuali halhal tersebut dilindungi dengan pengawasan yang cukup
memadai. Hal yang sama akan terjadi dengan harta perusahaan yang tidak
berbentuk risik seperti piutang, dokumen-dokumen penting, dan catatan lainnya,
sehingga harus dilakukan peningkatan sistem pengamanan harta perusahaan
tertentu dan catatan atau dokumen penting lainnya. Dengan sistem komputer,
jumlah data yang tersimpan dalam file magnetic tape juga dapat dicuri dan
dimusnahkan, sehingga pengawasan dan pengamanan atas sistem komputcrisasi
harus dilakukan dengan ketat.
PENGENDALIAN INTERN (INTERNAL CONTROL)

Pengamanan Atas Harta BLUD dan Sistem Pencatatan


Bentuk fisik dari harta perusahaan dapat dicuri, disalahgunakan, dan
rusak karena kecerobohan, kecuali hal-hal tersebut dilindungi dengan
pengawasan yang cukup memadai. Hal yang sama akan terjadi dengan
harta BLUD yang tidak berbentuk fisik seperti piutang, dokumen-
dokumen penting, dan catatan lainnya, sehingga harus dilakukan
peningkatan sistem pengamanan harta BLUD tertentu dan catatan atau
dokumen penting lainnya. Dengan sistem komputer, jumlah data yang
tersimpan dalam file magnetic tape juga dapat dicuri dan dimusnahkan,
sehingga pengawasan dan pengamanan atas sistem komputerisasi
harus dilakukan dengan ketat.
Pengamanan Atas Harta BLUD dan Sistem Pencatatan
Menyarankan Dipatuhinya Semua Kebijaksanaan Tertulis
Manajemen mempunyai suatu misi yang ingin dicapai
dengan sistem dan prosedur, serta peraturan-peraturan
BLUD. Sistem pengendalian intern diciptakan agar
dapat dilakukan oleh semua karyawan BLUD
PENGENDALIAN INTERN (INTERNAL CONTROL)

3. Untuk Eksternal Auditor, pengertian dari nomor dua di atas lebih


menitikberatkan pekerjaan pada poin 2.a dan 2.b, sedangkan Internal Auditor
harus menitik beratkan pada keempat lingkup pengendalian intern tersebut. Poin
2.a. dan 2.b. umumnya dipakai sebagai tindakan Financial Audit, sedangkan poin
2.c. dan 2.d. umumnya dipakai sebagai tindakan Operasional Audit
4. Mempelajari dan mengevaluasi sistem pengendalian
intern sangat penting, dan merupakan bagian yang
khusus dalam standar pemeriksaan GAAP
GAAP adalah singkatan dari Generally accepted
accounting principles yang merupakan kerangka kerja
standar pedoman akuntansi keuangan yang
digunakan dalam setiap yurisdiksi tertentu, umumnya
dikenal sebagai standar akuntansi atau praktek
akuntansi standar.
PENGENDALIAN INTERN (INTERNAL CONTROL)

5.Mempelajari sistem pengendalian intern akan mempunyai arti bila


semua sistem yang ada dibagi menjadi beberapa bagian. Umumnya,
disebut “Transaction Cycle”, yaitu:
a. Siklus pendapatan dan tertagihnya piutang
b. Siklus penggajian dan kepersonaliaan
c. Siklus kepemilikan barang serta pelayanan dan
pembayaran
d. Siklus persediaan dan tempat penyimpanan
atau Gudang
e. Siklus penyertaan modal kerja, investasi, dan
pembayaran kembali
PENGENDALIAN INTERN (INTERNAL CONTROL)

6. Sistem pengendalian intern di dalam setiap siklus transaksi harus cukup beralasan untuk
dapat dipertanggung jawabkan seperti:
a. Semua transaksi telah dicatat dengan selayaknya
b. Transaksi yang dicatat benar
c. Transaksi telah diotorisasi oleh orang yang berwenang
d. Transaksi yang ada telah dicatat semua
e. Transaksi yang terjadi dengan pantas dapat dinilai
f. Transaksi dapat diklasifikasikan
g. Transaksi dicatat tepat waktu
h. Transaksi telah dicatat dengan benar di dalam buku besar/
tambahan(subsidiary record)
PENGENDALIAN INTERN (INTERNAL CONTROL)

7. Tidak terdapat jaminan bahwa operasi BLUD akan efisien dengan diterapkannya sistem
pengendalian intern yang baik, karena pengaruh administrasi dan kelengkapan pencatatan
dengan data yang dapat dipercaya sangat menentukan. Sistem pengendalian intern tidak
ada gunanya bila terdapat kerja sama yang baik untuk melakukan kecurangan, khususnya
yang melibatkan Stake holder dengan diberikannya jabatan dan wewenang penuh serta
kepercayaan. Suatu system harus memiliki elemen tertentu dan ciri khas dengan karakter
yang dapat menaikkan nilai, dapat diyakinkan kebenaran dari aktivitas operasi dan data
akuntansi, juga melindungi harta milik BLUD dan sistem pencatatan. Hal tersebut
berhubungan langsung dengan objek dari pengendalian intern, yaitu:
a. Kemampuan, dapat dipercaya dengan wewenang dan tanggung jawab
yang diberikan
b. Pembagian tugas yang cukup baik
c. Prosedur otorisasi yang tepat
d. Data-data dan dokumen yang cukup untuk dilakukan pencatatan
e. Pengawasan secara fisik atas harta BLUD dan pencatatannya
f. Kebebasan sikap untuk memeriksa kemampuan
PENGENDALIAN INTERN (INTERNAL CONTROL)

8. Terdapat dua metode pemeriksaan transaksi yang dapat


ditentukan berdasarkan data akuntansi yang dapat
dipercaya, yaitu “System Based Method" dan “ Substantive
Testing Method". Metode tersebut dapat digunakan
bersamaan dan dapat juga sendiri-sendiri, tergantung dari
bagian sistem akuntansi yang diperiksa
06. METODE PENDEKATAN “SYSTEM BASE”
METODE PENDEKATAN “SYSTEM BASE”

1. Fungsi dari System Base adalah untuk menentukan tingkat


kepercayaan atas informasi yang terdapat dalam data
akuntansi dengan cara melakukan testing (uji petik) terhadap
transaksi operasional. Adapun, transaksi operasional ini
didasarkan pada fakta yang terdapat dalam sistem
pengawasan yang ada dengan tujuan untuk menghindari
pcmeriksaan yang lebih luas. Sistem ini umumnya digunakan
apabila:
a. Pengendalian intern memadai/kuat
b. Jumlah transaksi banyak
METODE PENDEKATAN “SYSTEM BASE”
2. Pencatatan dan penegasan secara operasional dan sistem akuntansi
a. Hal yang pcrlu diutamakan dari sistem dasar pendekatan audit:
- Pencatatan dan kebenaran operasional dan system akuntansi
- Evaluasi atas operasional dan sistem akuntansi
- Melaksanakan tes secara compliance
- Melaksanakan tes secara substantif atas aset, liabilities, L/O item
b. Yang perlu diperhatikan ketika hendak mengevaluasi kegiatan operasional dan sistem akuntansi
secara lebih tajam adalah bahwa sistem yang ada harus di dokumentasikan sebagai berikut:
Daftar Pcrkiraan (Chart of Account): sangat berguna sebagai pedoman untuk identifikasi
transaksi bagi akuntansi

Catatan-catatan tertulis (Narative Note): berguna untuk suatu sistem pencatatan yang sedikit
atau pengawasan harta yang tidak bergerak.

Bagan Alur (Flow of Document): sangat berguna untuk menggambarkan transaksi dari
operasional yang kompleks dan sistem akuntansi.
METODE PENDEKATAN “SYSTEM BASE”
2. Pencatatan dan penegasan secara operasional dan sistem akuntansi
c. Sistem dalam audit flic akan terdiri dari beragam jenis dokumen.Sedapat mungkin system
flowchart digunakan untuk menggambarkan transaksi operasi dan sistem akuntansi, dan hal ini
akan mempunyai nilai tambah, yaitu:
• Pembuatan lebih ccpat.
• Sangat membantu dan memudahkan untuk review dan follow up.
• Sangat fleksibel dan mudah di-update.
• Secara umum, lebih akurat dan mudah dipahami dibandingkan dcn^an cara tertulis.
• Pembagian tugas dalam pengendalian intern terlihat jelas.

d. Untuk menyatukan seluruh informasi yang ada, diperlukan penyusunan flowchart guna
menyelidiki suatu system dengan pcrtanyaan atas sistem itu sendiri, siapa yang
mcngawasi pclaksanaan sistem tersebut, dan siapa yang menjalankan sistem tersebut. Oalam
pelaksanaannya, diperlukan penandatanganan terhadap beberapa dokumcn dan catatan-
catatan yang ada dari orang yang diberi tanggung jawab untuk mclakukan/menjalankan sistem
tersebut, dengan pengertian bahwa yang bersangkutan mengerti dengan baik keuntungan yang
diperoleh dari sistem tersebut
METODE PENDEKATAN “SYSTEM BASE”
2. Pencatatan dan penegasan secara operasional dan sistem akuntansi
e. Setelah gambaran kasar flowchart dibuat, sangat penting untuk mengonfirmasi sistem dengan
cara melakukan uji coba langsung. Hal ini dikarenakan sistem tidak hanya dijadikan sebagai
pedoman saja, tetapi juga karena ada kecenderungan dari staf pelaksana untuk melakukan
jalan pintas atas prosedur yang ada. Lakukan tes transaksi yang berlangsung dengan memilih
beberapa transaksi yang terkait langsung dengan operasional dan sistem akuntansi. Sangat
bermanfaat jika dapat berdiskusi langsung dengan pejabat yang diberi tanggung jawab pada
bidang akuntansi dan operasional, dengan tujuan untuk meyakinkan bahwa suatu sistem telah
dicatat/dibuat dengan benar.

f. Pada pelaksanaan pemeriksaan berikutnya diperlukan konfirmasi kembali bahwa sistem dan
prosedur (flowcharts) yang berkaitan dengan operasional masih berlangsung seperti semula.
Jika ada perubahan sistem, hal itu harus dijelaskan berdasarkan pengujian yang dilakukan.
Jika terdapat kelemahan, harus diusulkan saran perbaikan pada sistem dan prosedur. Demikian
juga hanya sebelum sistem dan prosedur ditambah atau disesuaikan, salinan
atas sistem dan prosedur yang lama harus disimpan dan dibuat catatan sebagai basil evaluasi
dan uji petik (audit test) telah dilakukan.
METODE PENDEKATAN “SYSTEM BASE”
3. Evaluasi atas sistem akuntansi dan operasional (lanjutan)
a. Tujuan evaluasi:
- Sistem akuntansi adalah alat untuk mengukur tingkat kepcrcayaan atas sistem pengendalian
intern, sehingga dapat menghindari munculnya kesalahan dan kecurangan. Juga menentukan
tingkat dapat kepercayaan terhadap data-data yang tercermin pada catatan akuntansi sebagai
sumber infomasi.
- Sistem operasional adalah alat untuk meyakinkan praktis tidaknya operasional BLUD ditinjau
dari segi efisiensi, cfcktivitas, dan ekonomis.

b. Metode yang umum digunakan untuk mengevaluasi sistem akuntansi dan operasional adalah
dengan mengajukan pertanyaan-pertanyaan atas pengendalian intern perusahaan yang
berlangsung (Internal Control Evaluation Qucstionairc = ICEQ standard)

c. ICEQ digunakan untuk mengevaluasi bagian dari system operasional dan akuntansi dengan
mengajukan pertanyaan terhadap bagian yang paling kritis dari prosedur,
dan yang terkesan ada kejanggalan/kesalahan sistem. Berdasarkan jawaban yang diterima
dapat diindentifikasi kekuatan dan kelemahan dari sistem tersebut.
METODE PENDEKATAN “SYSTEM BASE”
3. Evaluasi atas sistem akuntansi dan operasional (lanjutan)
d. Sebclum mcnctapkan pertanyaan atas pcngcndalian yang ada atas sistem yang sedang di-
review, sistem tersebut harus dipecah menjadi beberapa subsistem operasional dan sasaran
terhadap masing-masing subsistem tersebut harus dapat diindentirtkasi..

Pertanyaan yang diajukan harus terarah pada objek tersebut, “ Bagaimana sasaran tersebut
dapat dicapai?” karena sering kali ada beberapa sasaran dalam satu subsistem.

e. Fungsi ICEQ adalah untuk menanyakan langsung pada inti pengendalian intern dan sebagai alat
tanya— jawab. Inti pengendalian intern merupakan isyarat untuk memikirkan semua aspek
tentang luasnya audit yang akan dilakukan. Sering kali, didapatkan bahwa internal control
baik/kuat secara keseluruhan, tetapi beberapa sistem lainnya lemah. Adalah penting untuk
mengetahui kelemahan dan kekuatan sistem prosedur yang ada secara detail. Dengan begitu,
kita akan mengetahui bagian mana yang harus diperiksa atau dicocokkan kembali dcngan sistem
dan prosedur yang telah baku.
METODE PENDEKATAN “SYSTEM BASE”
3. Evaluasi atas sistem akuntansi dan operasional (lanjutan)
f. Setiap kunjungan pemeriksaan (audit) sistem yang ada harus dievaluasi. Jika ada
perubahan terkait dengan masalah pengendalian intern, ICEQ harus di -update.
Tujuannya adalah agar perubahan pengendalian intern dapat dinilai dengan benar dan
meyakinkan, bahwa staf yang melaksanakan evaluasi telah memahami sistem tersebut
dengan baik.

g. Kekuatan yang dapat diindentifikasi dalam suatu sistem, berikut dengan jenis dan
luasnya compliance test, harus direncanakan agar dapat dijadikan dasar untuk
melaksanakan pekerjaan dan mengawasi proses yang berlangsung. Kelemahan atas
tidak dilaksanakannya compliance
test akan berakibat pada sistem akuntansi.Jika ditemukan beberapa kelemahan, Hal iru
harus dicatat pada kertas/ kolom lain untuk mengetahui dengan jelas luasnya pengujian
secara substantif.Juga, untuk mengetahui kelemahan yang ada dalam sistem internal
control secara lebih jelas.
METODE PENDEKATAN “SYSTEM BASE”
4. Compliance Test
Dapat dipercayanya pengendalian intern tidak dapat dijadikan dasar untuk mengabaikan evaluasi
awal, yang sebenarnya dapat mengindentifikasi sasaran dari pengendalian intern yang
berlangsung. Tes secara compliance perlu dilakukan untuk meyakinkan bahwa pengendalian
intern harus dirancang dan disesuaikan dengan kondisi perusahaan.
a. bungsi compliance test adalah untuk menentukan apakah operasional yang berlangsung dan
dokumen-dokumen akuntansi telah menyatu dengan sistem yang ada dan memenuhi standar
pengendalian intern. Jika tes dilakukan secara compliance, kebenaran atas pelaksanaan
operasional dan accounting control procedure dapat diketahui dengan diyakinkan, diterapkan,
dan untuk menguji bahwa auditor yang melaksanakan tugas tersebut memahami sistem yang
bcrlaku.
b. Tes secara compliance diperlukan jika secara operasional dan acounting control dapat
dipercaya dan ditentukan sifat, waktu, serta luasnva substantive test yang akan dilakukan
c. Tes transaksi secara compliance berkaitan langsung dengan operasional dan sistem akuntansi
Namun, tes tersebut hanya memperhatikan bagian-bagian penting dari pengendalian intern
dengan tingkat kepercayaan yang telah tertanam. Jika ada penambahan tes objek yang
berbeda, maka akan langsung dilakukan pada:
METODE PENDEKATAN “SYSTEM BASE”
- Bagian-bagian yang lebih spesifik
- Banyaknya transaksi yang diambil sebagai sampel (jumlah transaksi yang dites liarus cukup
untuk meyakinkan auditor dalam menarik kesimpulan)
- Mengambil beberapa periode audit dengan asumsi pengendalian telah dilaksanakan

e. Pengendalian intern tidak hanya dibutuhkan untuk prosedur tertentu, tetapi juga harus ada
secara keseluruhan dan harus independen/bebas, tidak terpengaruh oleh kepentingan orang
tertentu. Dengan demikian, tes secara compliance juga disertai beberapa pertanyaan berikut:
• Prosedur seperti apa yang diperlukan?
• Di mana diperlukan prosedur?
• Oleh siapa prosedur tersebut diperlukan?
• Apakah secara konsisten prosedur dijalankan?

Kesimpulan yang diperoleh dari hasil compliance test bahwa evaluasi telah dilakukan dengan
benar dan pengen dalian yang dinilai berkaitan dcngan hasil evaluasi. Atau, bisa juga evaluasi
yang dilakukan tidak benar dan pengendalian intern yang ada tidak berfungsi sepenuhnya
dalam praktik kerja yang sehat
METODE PENDEKATAN “SYSTEM BASE”
f. Jika dalam compliance test yang dilakukan tidak terdapat hal yang perlu dikomentari, maka hal itu
dapat berarti bahwa pengendalian intern yang dites berfungsi dengan baik pada bagian tersebut.
Demikian juga sebaliknya, jika ternyata ada kelemahan yang perlu diungkapkan dari hasil tes
tersebut atas pengendalian intern, maka hal itu berarti fungsi pengendalian tidak dijalankan dengan
sebagaimana mestinya. Bisa juga terjadi bahwa terdapat kesalahan atau kelemahan pada sistem
pencatatan akuntansi atau prosedur operasional.Jika penjelasan yang diterima bersumber dari suatu
bagian yang tidak jelas disebabkan oleh system tersebut, maka perlu dilakukan “TES” lebih lanjut
untuk meyakinkan kebenaran atas masalah tersebut. Jika dari hasil tes tersebut dapat disimpulkan
bahwa pengendalian intern tidak berfungsi dengan baik pada periode tersebut, maka, secara umum
sistem dan prosedur yang berjalan tidak dapat dipercava. Karenanya perlu dipersiapkan rencana
untuk melakukan substantive test

g. Dalam memilih banvaknya sampel untuk melakukan compliance test, luasnya pengujian harus
ditentukan terlebih dahulu agar kesempatan untuk menemukan kesalahan/kegagalan terbuka lebar.
Pada umumnya, diambil 30— 60 transaksi secara acak untuk periode yang ditentukan atau periode
pencatatan akuntansi yang berlangsung. Luasnya area pengujian bisa berubah, tergantung dari:
- Pentingnya pengendalian yang diuji
- Sifat transaksi yang sedang diuji
- Besarnya populasi transaksi
- Kualitas staf yang menjalankan operasi
07. METODE PENDEKATAN “SUBSTANTIVE TEST”
METODE PENDEKATAN “ SUBSTANTIVE TEST"
1. Pengujian secara substantif pada umumnya mengabaikan fungsi dari suatu sistem
tetapi memperhatikan kejadian dari transaksi yang berlangsung, misalnya nilai
dalam mata uang
pada saat tertentu. Pendekatan yang dipakai dalam substansive test adalah untuk
memperoleh alasan yang tepat agar terjamin bahwa kesalahan maupun kelalaian
yang cukup material dalam pencatatan akuntansi tidak sesuai dengan
kejadiannya. Selain itu, harus juga dilakukan tes atas apa yang tclah
dibuat/didesain yang mencakupi:
- Kebenaran transaksi, kepemilikan, penilaian, atau pencatatan aset dan
liabilita.
- Mcnunjukkan secara jelas pendapatan dan biaya.
- Melakukan konfirmasi atas gambaran keseluruhan data yang diberikan oleh
akuntansi, manajemen, atau pencatatan yang dilakukan oleh operasi
perusahaan (secara statistik atau analisis data)
2. Sifat, waktu pelaksanaan, dan luasnya pengujian secara substansif harus
ditentukan berdasarkan tingkat kcpercayaan pengendalian intern yang
berlangsung di dalam operasi perusahaan. Pengajuan terhadap pendekatan
System Base tclah dilakukan dan substansive test dapat dilakukan jika terdapat
kesalahan/ kekeliruan atas sistem akuntansi. Dengan demikian pengujian akan lebih
terfokus pada bagian yang pengendalian intern-nya lemah,sehingga luas area pengujian
METODE PENDEKATAN “ SUBSTANTIVE TEST"
3. Dalam melakukan selcksi atas item yang akan diambil untuk
melakukan substansive test, harus dipilih yang bernilai besar dan
berpengaruh terhadap aktivitas operasi BLUD. Demikian pula
halnya pembuktian atas utang yang tidak boleh diremehkan, yang
bisa tertutup kemungkinan dicatat terlalu rendah. Perhatian khusus
harus diberikan pada item yang ketika dites menunjukkan
kecenderungan salah dalam perhitungan saldo, misalnva
- piutang yang sudah lama,
- persediaan yang tidak bergerak, atau
- bagian yang sangat lemah pada waktu diadakan evaluasi,
- dan sebagainva.
Pada akhirnya, semua itu harus menjadi perhatian setelah dilakukan
tes dengan sampel yang dapat mewakili pendapat atau rekomendasi
yang diberikan.
08. ANALYTICAL REVIEW
ANALYTICAL REVIEW
1. Prosedur untuk melakukan analytical review harus diberikan selama
berlangsungnya training dan pekerjaan audit, sehingga informasi yang
dikumpulkan benar dan bermanfaat.
Bagian ini sangat berperan ketika dilakukan pemeriksaan secara comparatives
(membandingkan) antara budget dan tren yang terjadi. Caranya: dengan
meyakinkan hubungan antara beragam jenis laporan dan catatan akuntansi, dan
melihat pcrbedaan-perbedaan yang terjadi dengan alasan yang dikernukaan.

2. Prosedur analytical review dilakukan dcngan tujuan:


a. Sebagai dasar untuk menentukan luasnya pengujian dengan ccpat scbclum
mclakukan audit.
b. Tahapan untuk mengevaluasi sistem sebagai dasar untuk menentukan sifat dan
luasnya audit tes yang akan dilakukan.
c. Mengindcntifikasi judul pcrkiraan scsuai dcngan kcbutuhan untuk persiapan
audit dan menentukan perkiraan yang akan diperiksa.
d. Sebagai dasar dalam mengevaluasi pcrkiraan sccara kescluruhan untuk
menentukan pemeriksaan.
TATA CARA MELAKUKAN PENGUJIAN PADA WAKTU
09. PEMERIKSAAN
TATA CARA MELAKUKAN PENGUJIAN PADA WAKTU PEMERIKSAAN
1. Pemeriksaan
Memeriksa dan meninjau/menelaah pencatatan, dokumen-dokumen, dan harta tetap yang
bergerak. Pemeriksaan pencatatan dan dokumen dilakukan untuk menemukan bukti
yang dapat dipercaya sesuai dengan tingkar derajat keyakinan di mana hal itu tergantung
dari jenis dan sumber dokumen tersebut. Pemeriksaan harta tetap yang bergerak
dilakukan agar keberadaannya dapat dipercaya tanpa mengabaikan kepemilikan dan nilai
beli.
2. Observasi
Menyaksikan operasional dan prosedur yang sedang berlangsung untuk dapat
menentukan penilaian atas aktivitas yang sedang berlangsung. Observasi harus didukung
dengan data-data yang kebenarannya dapat diyakini pada saat itu.
3. Menyelidiki
Mencari informasi dari orang yang menguasai permasalahan atau menguasai bidang
pekerjaannya, baik dari dalam maupun luar perusahaan, secara lisan atau tulisan. Tingkat
atau derajat keyakinan bergantung pada sumber data, disertai kemampuan, pengalaman,
kebebasan scbagai auditor untuk memberikan pendapat, dan kejujuran dari si pemberi
data ini merupakan hal yang sangat penting.
4. Kalkulasi/Perhitungan
Melakukan pemeriksaan atas kebenaran dari angka-angka penjumlahan, pcngurangan,
perkalian, dan pcmbagian dari pcncatatan akuntansi atau pcrhitungan yang dilakukan oleh
pihak lain yang mempunyai kebebasan sikap
PETUNJUK UNTUK MELAKUKAN UJI PETIK
10. (SELECTING SAMPLING PROCEDURES)
PETUNJUK UNTUK MELAKUKAN UJI PETIK (SELECTING SAMPLING
PROCEDURES)
1. Pengambilan sampel secara statistik dilakukan sebagai alat untuk mendapatkan
gambaran sccara keseluruhan dan sebagai dasar untuk menentukan luas pengujian.

2. Dalam kondisi normal, auditor tidak perlu melakukan pemeriksaan atas semua transaksi
yang tercermin di dalam laporan keuangan pada suatu periode tertentu (karena masalah
waktu dan biaya) dengan melakukan pemeriksaan per transaksi, yang pada akhirnya
didapatkan kcsimpulan atas scmua transaksi sccara detail

3. Pengujian secara sampling digunakan sebagai salah satu alat


untuk mengurangi risiko dalam pelaksanaan audit di lapangan. Oleh sebab itu, seorang
auditor harus mempunyai pengetahuan tentang metode dan teknik pengambilan sampel
dcngan cara mempraktikkan sistem yang akan dipakai.

4. Metode yang digunakan oleh auditor untuk melakukan sampling dapat dikategorikan
scbagai berikut:
a. Statistical sampling
b. Informal sampling
Penggunaan salah satu metode tersebut bergantung pada pertimbangan dan keputusan
yang diambil dalam menentukan berapa banyak sampel yang akan diambil untuk diperiksa
dan dievaluasi, sehingga dapat ditarik kesimpulan dan kebenarannya.
TERIMA KASIH
Bahan Bacaan:
Pedoman Audit Internal: Alfred F Kaunang

Anda mungkin juga menyukai