Anda di halaman 1dari 154

DINAS KESEHATAN ANGKATAN UDARA

RSAU dr. M. SALAMUN

PEDOMAN MANAJEMEN SUMBER DAYA MANUSIA


RSAU dr. M. SALAMUN

TAHUN 2017

PENGESAHAN : BERLAKU EFEKTIF :

KEPUTUSAN KA. RSAU dr. M. SALAMUN TANGGAL DESEMBER 2017


NOMOR : KEP / / XII / 2017
TANGGAL : DESEMBER 2017
DINAS KESEHATAN ANGKATAN UDARA
RSAU dr. M. SALAMUN

KEPUTUSAN KEPALA RSAU dr. M. SALAMUN


Nomor Kep / / XII / 2017

tentang

PEDOMAN MANAJEMEN SUMBER DAYA MANUSIA (SDM)


RSAU dr. M. SALAMUN

KEPALA RUMAH SAKIT ANGKATAN UDARA dr. M. SALAMUN

Menimbang : 1. Bahwa dalam upaya meningkatkan mutu pelayanan Rumah


Sakit Angkatan Udara dr. M. Salamun, maka diperlukan
penyelenggaraan manajemen sumber daya manusia yang bermutu
tinggi, untuk itu perlu di buat Pedoman Manajemen Sumber Daya
Manusia (SDM).

2. Bahwa agar pelayanan yang bermutu di RSAU dr. M. Salamun


dapat terlaksana dengan baik, perlu adanya Revisi terhadap
Pedoman terdahulu yang ditetapkan dalam keputusan Kepala RSAU
dr. M. Salamun.

Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 1 tahun 1970 tentang Keselamatan


Kerja;

2. Undang-Undang Nomor 23 tahun 1992 tentang Kesehatan;

3. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 44 tahun 2009


tentang Rumah Sakit;

4. Undang-Undang Nomor 29 tahun 2004 tentang praktik


Kedokteran;

5. Peraturan Menteri Kesehatan RI Nomor 34 Tahun 2017 tentang


Akreditasi Rumah Sakit yang merupakan pedoman bagi rumah sakit
dalam melaksanakan akreditasinya sebagai upaya peningkatan mutu
dan keselamatan pasien.

6. Peraturan Kepala Staf Angkatan Udara Nomor


Perkasau/172/XII/2011 tanggal 28 Desember 2011, tentang Pokok-
Pokok Organisasi dan Prosedur RSAU dr. M. Salamun.
2

7. Keputusan Menteri Kesehatan RI Nomor 631/Menkes


/SK/IV/2005 tanggal 25 April 2005 tentang Pedoman Peraturan
Internal Staf Medis (Medical Staff Bylaws) di Rumah Sakit.
8. Keputusan Kepala Staf Angkatan Udara Nomor Kep/7-
PKS/III/2017 tanggal 27 Maret 2017 tentang Pemberhentian Dari dan
Pengangkatan Dalam Jabatan Di Lingkungan TNI Angkatan Udara;
9. Keputusan Kepala RSAU dr. M. Salamun Nomor
Kep/242/IX/2017 tanggal 4 September 2017 tentang Penyempurnaan
Struktur Organiasi dan Uraian Tugas di RSAU dr. M. Salamun.
10. Permenkes Nomor 56 tahun 2014 tentang klasifikasi dan
perizinan Rumah Sakit.
11. Keputusan Kepala RSAU dr. M. Salamun Nomor Kep/742/XI
/2014 tanggal 3 November 2014 tentang Penyempurnaan Daftar
Susunan Personel Mabesau dan Balakpus TNI AU.
12. Peraturan Kepala Staf Angkatan Udara Nomor Kep/646/XII/2015
tanggal 14 Desember 2015 tentang Bujuknis TNI AU tentang
Penilaian Kinerja Individu.
13. Perpang TNI Nomor Perpang/179/V/20011 tanggal 10 Mei 2011
tentang Tata cara pengajuan Gelar, Tanda Jasa dan Tanda Jasa
Kehormatan.
14. Bujuklak TNI AU Nomor Perkasau/ 131/XII/2012 tentang
Pemisahan Prajurit TNI AU.
15. Peraturan Kepala Badan Kepegawaian Negara Nomor 25 Tahun
2014 tentang Petunjuk Teknis Pelaksanaan Peraturan Pemerintah
Nomor 37 Tahun 2014 tentang Penetapan Pensiun pokok Pensiunan
Pegawai Negeri Sipil dan janda/Dudanya.
16. Keputusan Kepala Staf Angkatan Udara Nomor Kep/04-
PKS/III/2017 tanggal 27 Maret 2017 tentang Pemberhentian dari dan
Pengangkatan Dalam Jabatan di Lingkungan TNI Angkatan Udara.
17. Keputusan Kepala RSAU dr. M. Salamun Nomor
Kep/351/II/2016 tentang Kebijakan Pelaksanaan Rotasi Lokal dan
Penempatan Staf di RSAU dr. M. Salamun.

MEMUTUSKAN

Menetapkan : 1. Pedoman Manajemen Sumber Daya Manusia di Rumah Sakit


Angkatan Udara dr. M. Salamun, sebagaimana tercantum dalam
lampiran keputusan ini.
3

2. Pedoman Manajemen Sumber Daya Manusia ini, merupakan


acuan dalam menyelenggarakan Penetapan Pengorganisasian
Jabatan, Penetapan Pola Ketenagaan dan Kebutuhan Jumlah Staf,
Penetapan Kebutuhan Sumber Daya Manusia, Proses Rekrutmen
Pegawai, Proses Seleksi Staf, Penetapan Orientasi, Pengaturan
rotasi staf dan Penetapan Kembali, Penetapan (Pendidikan,
keterampilan dan pengetahuan uraian Tugas dan Tanggung jawab,
Penetapan Penilaian Kinerja Individu, Penetapan Penghargaan dan
Sangsi Bagi anggota RSAU dr. M. Salamun.

3. Dengan ditetapkannya Keputusan ini, maka Keputusan Kepala


RSAU dr. M. Salamun yang berkaitan dengan keputusan ini, telah
diadakan pembetulan dan dinyatakan tidak berlaku lagi.

4. Keputusan ini berlaku sejak tanggal ditetapkan.

Dengan catatan :

Apabila dikemudian hari terdapat kekeliruan dalam penetapan ini,


maka diadakan perbaikan sebagaimana mestinya.

Ditetapkan di Bandung
pada tanggal Desember 2017

Kepala RSAU dr. M. Salamun,

dr. Asnominanda, SpTHT-KL


Kolonel Kes NRP 513102
DINAS KESEHATAN ANGKATAN UDARA
RSAU dr. M. SALAMUN

DAFTAR ISI

Daftar Isi

BAB I Pendahuluan 4
BAB II Gambaran Umum Rumah Sakit 6
BAB III Visi, Misi, Falsafah, Nilai dan Tujuan RS 9
BAB IV Struktur Organisasi RSAU dr. M. Salamun 10
BAB V Tata Hubungan Kerja 11
BAB VI Penetapan Pengorganisasian Jabatan Struktural 13
BAB VII Penetapan Pola Ketenagakerjaan dan Kebutuhan Jumlah Staff 62
BAB VIII Perencanaan dan Penetapan Jumlah Staf Rumah Sakit 105
BAB IX Proses Rekrutmen Pegawai 110
BAB X Penetapan Orientasi Umum dan Khusus 120
BAB XI Panduan Pendidikan dan Pelatihan Staf 125
BAB XII Pengaturan Rotasi dan Penetapan Kembali 130
BAB XIII Penilaian Kinerja Individu 133
BAB XIV Penghargaan (Reward) dan Hukuman (Punishment) 143
BAB XV Pedoman Pemberhentian 146
BAB XVI Dokumentasi 149
BAB XVII Penutup 140
Lampiran
DINAS KESEHATAN ANGKATAN UDARA
RSAU dr. M. SALAMUN

DAFTAR ISI

Daftar Isi

BAB I Pendahuluan 3
BAB II Gambaran Umum Rumah Sakit 5
BAB III Visi, Misi, Falsafah, Nilai dan Tujuan RS 8
BAB IV Struktur Organisasi RSAU dr. M. Salamun 9
BAB V Tata Hubungan Kerja 10
BAB VI Penetapan Pengorganisasian Jabatan Struktural 12
BAB VII Penetapan Pola Ketenagakerjaan 60
BAB VIII Perencanaan Penetapan Kebutuhan Sumber Daya Manusia 96
BAB IX Proses Requitment 99
BAB X Penetapan Orientasi Staf 106
BAB XI Panduan Pendidikan dan Pelatihan Staf 110
BAB XII Pengaturan Rotasi dan Penetapan Kembali 114
BAB XIII Penetapan Penilaian Kinerja 117
BAB XIV Penghargaan dan Hukuman 127
BAB XV Pemberhentian 130
BAB XVI Dokumen 133
BAB XVII Penutup 133
Lampiran
DINAS KESEHATAN ANGKATAN UDARA Lamp Kep Ka.RSAU dr. M. Salamun
RSAU dr. M. SALAMUN Nomor Kep / 661-X / XII / 2017
Tanggal 21 Desember 2017

PEDOMAN MANAJEMEN SUMBER DAYA MANUSIA (SDM)


RSAU dr. M. SALAMUN

BAB I

PENDAHULUAN

1. Latar belakang.

Rumah Sakit Angkatan Udara dr. M. Salamun merupakan PelaksanaTeknis


Diskesau yang berkedudukan langsung di bawah Kepala Dinas Kesehatan Angkatan
Udara dan sebagai salah satu institusi pelayanan kesehatan di bawah Jajaran TNI
Angkatan Udara, saat ini RSAU dr. M. Salamun telah berkembang menjadi sebuah rumah
sakit yang mendapatkan penetapan Kelas B berdasarkan Keputusan Menteri Kesehatan
Republik Indonesia Nomor HK.03.05/I/523/12 tanggal 17 Maret 2011 dan telah lulus
Akreditasi Paripurna pada tahun 2013 oleh Komisi Akreditasi Rumah Sakit

RSAU dr. M. Salamun memiliki sarana pelayanan rawat jalan, rawat inap dan
penunjang medis lainnya. Salah satu sarana pelayanan rawat jalan yang ada, yaitu Unit
Hemodialisa, dalam perjalanan pelayanannya unit hemodialisa selalu meningkatka
nkualitaspelayananan baik managemennya, sarana prasarananya, maupun sumber daya
manusianya. Hal ini dilakukan untuk memenuhi tuntutan perkembangan ilmu dan
teknologi, serta StandarAkreditasiRumahSakitVersi SNARS Edisi 1 Tahun 2018
sehinggadapatmemberikanpelayanan yang maksimalkepadaanggota TNI/TNI Angkatan
Udara, PNS beserta keluarga dan Masyarakat umum.

Anggota RSAU dr. M. Salamun ini terdiri dari Dokter, perawat dan Staf. Sebagai
sarana pelayanan yang dijadikan sebagai layanan unggulan di RSAU dr. M. Salamun
tentunya masih terdapat hal-hal yang memerlukan pembenahan dan perbaikan. Untuk itu
disusunlah buku Pedoman Sumber Daya Manusia ini agar nantinya dapat digunakan
sebagai acuan pelaksanaan di RSAU dr. M. Salamun Bandung.

2. Maksud dan Tujuan.

a. Maksud. Pedoman Manajemen Sumber Daya Manusia ini dibuat


sebagai pegangan dan acuan oleh RSAU dr. M. Salamun dalam melaksanakan
kegiatan pelayanan dialisis kepada pasien.

b. Tujuan.

1) Tujuan Umum

a) Memberikan standar pengorganisasian yang bermutu yang


menjamin mutu manajemen sumber daya manusia di RSAU
dr.M. Salamun.
5

b) Menjamin kontinuitas manajemen sumber daya manusia.


2) Tujuan Khusus.

a) Memberikan standar Pengorganisasian Jabatan Struktural


b) Memberikan standar Pola Ketenagakerjaan
c) Memberikan standar Kebutuhan Sumber Daya Manusia
d) Memberikan standar Proses Requitment
e) Memberikan standar Orientasi Umum dan Khusus
f) Memberikan standar Penetapan Pendidikan
g) Memberikan standar Rotasi dan Penetapan Kembali
h) Memberikan standar Penilaian Kinerja
i) Memberikan standar Penghargaan dan sangsi bagi anggota
j) Memberikan standar Pedoman Pemberhentian

3. Ruang Lingkup dan Tata Urut. Pedoman Manajemen Sumber Daya Manusia ini
disusun dengan tata urut sebagai berikut :

a. BAB I Pendahuluan.
b. BAB II Gambaran Umum.
c. BAB III Visi, Misi, Falsafah dan Tujuan RSAU dr. M. Salamun.
d. BAB IV Struktur Organisasi Operasional RSAU dr. M. Salamun.
e. BAB V Tata Hubungan Kerja
f. BAB VI Penetapan Pengorganisasian Jabatan Struktural
g. BAB VII Penetapan Pola Ketenagakerjaan dan Kebutuhan Jumlah Staf
h. BAB VIII Perencanaan dan Penetapan Jumlah Staf
i. BAB IX Proses Rekrutmen Pegawai
j. BAB X Penetapan Orientasi Umum dan Khusus
k. BAB XI Panduan Pendidikan dan Pelatihan Staf
l. BAB XII Pengaturan Rotasi dan Penetapan Kembali
m. BAB XIII Penilaian Kinerja Individu
n. BAB XIV Penghargaan dan sangsi bagi anggota
o. BAB XV Pedoman Pemberhentian
p. BAB XVI Dokumentasi
q. BAB XVI Penutup
6

BAB II

GAMBARAN UMUM RSAU dr. M. SALAMUN

Rumah Sakit Angkatan Udara dr. M. Salamun merupakan pelaksana teknis


Diskesau yang bertugas melaksanakan dukungan kesehatan yang diperlukan dalam
setiap kegiatan operasi dan latihan TNI AU, baik yang diselenggarakan oleh tingkat
Komando/MarkasBesar maupun tingkat Lanud Husein Sastranegara, Melaksanakan
pelayanan kesehatan bagi anggota Militer dan PNS beserta keluarga serta melayani
masyarakat umum, dan melaksanakan uji kesehatan periodik bagi seluruh anggota militer
dan PNS di bawah Perawatan Lanud Husein Sastranegara serta uji kesehatan Non
Periodik dalam rangka mengikuti pendidikan/penugasan serta melaksanakan uji
kesehatan dalam rangka seleksi Calon Tamtama, Bintara dan Perwira.

1. Sejarah Berdirinya Rumah Sakit.


Pengembangan tahap pertama dimulai pada tanggal 19 Agustus 1961 dengan
dibentuknya Depot Kesehatan 002 yang berkedudukan di Pangkalan Udara Husein
Sastranegara, dipimpin oleh seorang Komandan yaitu Letnan Kolonel dr. Malikoel Saleh.
Pada tanggal 18 September 1962, dilakukan pemindahan kegiatan ke Ciumbuleuit
dengan personel dan peralatan kesehatan yang sangat terbatas dengan kapasitas rawat
mondok dari 20 buah tempat tidur menjadi 96 buah tempat tidur.
Pada tanggal 2 Mei 1966, berdasarkan keputusan Menteri/Panglima Angkatan
Udara Nomor : 45 tahun 1966, ditetapkan sebagai Rumah Sakit Pusat Angkatan
Udara.Setelah menjadi Rumah Sakit Pusat Angkatan Udara (RUSPAU), kegiatan
dukungan kesehatan dan pelayanan kesehatan semakin meningkat pula. Berdasarkan
Surat Keputusan Kasau Nomor Skep/2/II/1976, maka terhitung tahun 1976 nama
RUSPAU disempurnakan menjadi Rumah Sakit Pusat TNI AU dokter Mohammad
Salamun, mengingat jasa-jasa Marsekal Muda dokter Mohammad Salamun (Alm) pada
bidang Kesehatan Penerbangan dan beliau pernah bertugas di Lanud Husein
Sastranegara tahun 1951 sampai 1954 sehingga nama beliau diabadikan menjadikan
nama Rumah Sakit Angkatan Udara yang berlokasi di Jl. Ciumbuleuit No. 203 Kecamatan
Cidadap Kota Bandung kode pos 40142, nomor telrpon 022-2032090 nomor Fax. 022-
2031624, email rsausalamun@gmail.com.

2. Sarana dan Prasarana. Bangunan Rumah Sakit Angkatan Udara dr. M.


Salamunyang telah tersedia dan telah dapat difungsikan sebagai pendukung tugas pokok
dan layanan kesehatan pada umumnya adalah sebagai berikut :
a. Bangunan dan Prasarana.

1) Luas bangunan RSAU dr. M. Salamun ± 39.535 m2.

2) Ruang Instalasi Gawat Darurat.

3) Ruang Poliklinik Spesialis sebanyak dua puluh satu ruangan.


7

4) Ruangan Rawat Inap sebanyak 9(Sembilan) Unit Ruangan Kelas dan


Bangsal, dengan 210tempat tidur terpasang (dari Kuota 210 TT), terdiri :

a) PaviliunFirdaus : 34 TT
b) RuangRajawali : 20 TT
c) RuangMerak : 26 TT
d) RuangParkit : 27 TT
e) RuangMerpati : 11 TT
f) RuangGelatik : 39 TT
g) RuangCendrawasih : 14 TT
h) Ruang ICU : 7 TT
i) RuangKutilang : 32 TT

Jumlah :210 TT

b. Bangunan dan InstalasiPenunjang, terdiri dari :

1) Laboratorium.
2) Radiologi.
3) Apotek.
4) Hemodialisa.
5) Linen Service, Laundry dan Sterilisasi.
6) Dapur Gizi.
7) Pemeliharaan Alat Kesehatan.
8) Gudang Material Kesehatan dan Umum.
9) Kantor Staf Manajemen.
10) Kantor Kelompok Ahli.
11) Gedung Serbaguna dan Ruang Rapat Staf.
12) Toko dan Kantor Koperasi.
13) Masjid.
14) Sarana Olah Raga.
15) Kamar Jenazah.
16) Area Parkir yang luas.
17) Mesin ATM (ATM BNI, BRI dan BJB).

3. Tugas Pokokdan Fungsi RSAU dr. M. Salamun.


a. Tugas Pokok, meliputi:

1) Dukungan Kesehatan. RSAU dr. M. Salamun harus mampu


mendukung setiapkegiatan operasional, latihan maupun penerbangan
lainnya yang dilaksanakan di Lanud Husein Sastranegara.

2) Pelayanan Kesehatan. Dalam rangka dan meningkatkan kualitas


kesehatan prajurit dan PNS TNI RSAU dr. M. Salamun melaksanakan
pelayanan kesehatan rawat jalan maupun rawat inap untuk anggota TNI,
PNS serta keluarganya dan masyarakat umum yang membutuhkan
pelayanan kesehatan.
8

3) Pemeriksaan Kesehatan. RSAU dr. M. Salamun melaksanakan rikkes


periodik bagi anggota TNI dan PNS TNI serta Rikkes Non Periodik untuk
penerimaan anggota TNI AU dan PNS TNI AU.

4) Pembinaan Jasmani. RSAU dr. M. Salamun melaksanakan


pembinaan jasmani bagi anggotanya guna meningkatkan kesemaptaan
anggota guna menunjang tugas pokok.

b. Fungsi. Dalam meningkatkan profesionalisme, personel RSAUdr. M


Salamun menjalankan fungsinya sebagai berikut :
1) Latihan Matra Udara. RSAU dr. M. Salamun selalu terlibat dalam
setiap latihan yang diadakan oleh TNI AU di Lanud Husein Sastranegara.

2) Pemeriksaan Kesehatan.RSAU dr. M. Salamun mengadakan rikkes


periodik untuk anggota TNI AU dan rikkes non periodik untuk anggota TNI,
penerimaan Calon Tamtama, calon Bintara dan Calon Perwira TNI AU.

3) PenyelenggaraanPerawatan Personel. Perawatan Personel RSAU dr.


M. Salamun dibawah perawatan Lanud Husein Sastranegara. Dalam
pelaksanaannya RSAU dr. M. Salamun selalu berkoordinasi dengan Lanud
Husein Sastranegara.

4) Penyelenggaraan Pelayanan KesehatanPelayanankesehatan


terhadap prajurit dan PNS TNI merupakan salah satu tugas pokok RSAU
dr.M. Salamun, adapun rencana kegiatan yang akan dilaksanakan adalah :

a) Kegiatan preventif. Kegiatan kesehatan preventif meliputi


pembinaan kesehatan lingkungan dan imunisasi.

b) Kegiatan Perawatan Spesialis.

i. Rawat Jalan.Untuk memelihara dan meningkatkan


derajat kesehatan anggota militer/PNS beserta keluarganya
dalam TA. 2018. pelayananrawat jalan dilaksanakan dengan
meningkatkan pelayanan kesehatan dan profesionalisme kerja
yang lebih baik.

ii. Rawat Mondok. Sebagaimana pelayanan kesehatan


lainnya dalam TA. 2018 pelayanan rawat mondok
diupayakan dengan memberikan pelayanan yang lebih baik
kepada pasien TNI dan keluarganya yang dirawat di Rumah
Sakit.

iii. Gawat Darurat Medik. Dalam melaksanakan


penanggulangan dan perawatan kegawatdaruratan medis
untuk TA. 2014 diupayakan untuk memberikan pelayanan yang
lebih cepat, tepat dan berkualitas.
9

BAB III

VISI, MISI, FALSAFAH, NILAI DAN TUJUAN


RSAUdr. M. SALAMUN

1. Visi.

“Menjadi Rumah Sakit Rujukan Terbaik di Jawa Barat”

2. Misi.

a. Menyelenggarakan dukungan kesehatan yang diperlukan dalam setiap


operasi dan latihan TNI/TNI AU.

b. Menyelenggarakan pelayanan kesehatan yang bermutu terhadap anggota


TNI/TNI AU berikut keluarganya serta masyarakat umum yang terintegrasi dengan
pendidikan dan penelitian

c. Meningkatkan kemampuan profesionalisme personel secara


berkesinambungan.

3. Falsafah.

“Jiwa Dan Semangat Pengabdian TNI Adalah Landasan Dalam Melaksanakan


Pelayanan Kesehatan”.

Landasan Nilai. Landasan nilai yang ingin dicapai oleh RSAU dr. M. Salamun
adalah “HEBRING”.
HEBRING yang artinya:

H : Handal
E : Efisien
B : Bersih
R : Ramah
I : Ikhlas
N : Nyaman
G : Gemilang

4. Tujuan.

a. Terselenggaranya dukungan kesehatan terhadap operasi dan latihan TNI/


TNI AU.

b. Sebagai pusat rujukan rumah sakit TNI se-Jawa Barat.

c. Terselenggaranya pelayanan kesehatan yang bermutu bagi anggota TNI,


PNS, beserta keluarganya serta masyarakat umum
10

BAB IV

STRUKTUR ORGANISASI RSAU dr. M. SALAMUN


11

BAB V
TATA HUBUNGAN KERJA

Dalam melaksanakan tugasnya Manajemen SDM ( Urpers) berhubungan, berkoordinasi,


dan terkait dengan unit -unit lain di RSAU dr. M. Salamun antara lain Unit Pembinaan Kompetensi
Yankes, Para Kepala Klinik, Instalasi Farmasi, Ses Rumkit, Ka Kesprev, Ka gadar, Ka Jangkes,
Pekas, Ka Watum, Ka Dukkes.

1. Tata hubungan Manajemen SDM dengan unit lain.

Ses Rumkit Instalasi Farmasi


Kepala Klinik

Ka Dukkes
Ka Kesprev

Manajemen SDM
( Urpers) Bin
Ka Gadar
Kompetensi
Yankes

Kajangkes
BAB VI Ka Watum
Pekas

2. Hubungan Manajemen SDM ( Urpers) dengan Kepala RSAU dr. M. Salamun.

Kepala Urusan Personel bertanggung jawab kepada Ka Taud dimana Ka Taud


bertanggung jawab kepada kepala RSAU dr. M. Salamun. Di satu pihak, kepala/direktur
rumah sakit berkewajiban untuk memantau pergerakan personel sesuai kebutuhan
RSAU dr. M. Salamun, dan menjamin terpenuhinya kebutuhan anggota di setiap lini
bagian sehingga tugas pokok per unit dapat terlaksana dengan baik dan lancar dengan
cara menatau pergerakan personil di bagian urpers dan menerima laporan secara
kontinue dan permasalahannya dari urpers. Dimana sesuai tugas Urusan personel yaitu
Urusan Personel adalah Staf pembantu Kataud yang bertugas menyelenggarakan upaya
pengembangan profesi personel kesehatan dalam rangka pengawasan organisasi yang
optimal. Dimana tugas personel antara lain:
12

1. Membantu mengendalikan personel RSAU dr. M. Salamun dengan


merencanakan penggunaan dan penempatannya sesuai dengan bidang tugas dan
kebutuhan RSAU dr. M. Salamun, dengan sepengetahuan Kepala RSAU
dr. M. Salamun.

2. Menyusun dan membuat pengajuan Usulan kenaikan pangkat (UKP),


Kenaikan gaji berkala (KGB), pendidikan dan hak-hak anggota RSAU
dr. M. Salamun lainnya yang berkaitan dengan pembinaan personel RSAU
dr. M. Salamun secara tepat waktu.

3. Mengendalikan pelaksanaan izin dan cuti anggota RSAU dr. M. Salamun


dengan sepersetujuan Kepala RSAU dr. M. Salamun, serta membuat catatan
penilaian anggota RSAU dr. M. Salamun yang berkaitan dengan motivasi, dedikasi
dan disiplin anggota RSAU dr. M. Salamun dalam melaksanakan tugasnya dengan
sepengetahuan kepala RSAU dr. M. Salamun.
13

BAB VI
PENETAPAN PENGORGANISASIAN JABATAN STRUKTURAL

I. URAIAN JABATAN
Rumah Sakit Angktan Udara dr. M. Salamun adalah pelaksana teknis Diskesau
yang berkedudukan langsung dibawah Kadiskesau. Rumah Sakit sebagai pelaksana
teknis Diskesau mempunyai tugas sebagai berikut:
1. Melaksanakan dukungan kesehatan yang diperlukan dalam setiap kegiatan operasi
dan latihan TNI Angkatan Udara, baik yang diselenggarakan oleh tingkat komando/
markas besar maupun tingkat Lanud Husein Sastranegara.
2. Melaksanakan pelayanan kesehatan bagi anggota militer dan PNS beserta
keluarga, derta melayani anggota TNI beserta keluarga.
3. Melaksanakan uji kesehatan periodik bagi seluruh anggota militer dalam jajaran
Lanud Husein Sastranegara dan uji kesehatn nonperiodik dalam rangka mengikuti
pendidikan/ penugasan, serta melaksanakan uji kesehatan dalam rangka seleksi calon
tamtama, bintara dan perwira.

A. KARUMKIT
Karumkit adalah pelaksana teknis Kadiskesau yang menyelenggarakan fungsi
dukungan kesehatan untuk menunjang pembinaan kesehatan dan penggunaan kekuatan
TNI AU, serta menyelenggarakan fungsi pelayanan kesehatan untuk memelihara dan
meningkatkan derajat kesehatan personel TNI AU beserta keluarganya.
Dalam melaksanakan tugas tersebut, karumkit mempunyai tugas sebagai berikut :
1. Merencanakan dan mengkoordinasikan kegiatan bagian-bagian yang diwakili.
2. Memberikan bimbingan dan pengawasan kegiatan staf.
3. Mengadakan koordinasi dan kerjasama dengan instansi-instansi terkait di
dalam dan di luar rumah sakit.
4. Mengajukan pertimbangan dan saran serta memberikan laporan kepada
Kadiskesau mengenai hal-hal yang berhubungan dengan bidang tugasnya.
Karumkit dalam melaksankan tugas dan kewajibannya bertanggung jawab kepada
Kadiskesau dan berkoordinasi dengan komandan lanusd setempat.
14

B. KOORPOKLI
Koorpokli adalah staf pembantu Karumkit yang bertanggung jawab memberikan
saran dan pertimbangan baik diminta maupun tidak diminta, terhadap penyelenggaraan
fungsi dukungan dan pelayanan kesehatan serta membantu melakukan pengawasan dan
pengendalian terhadap pelaksanaan kegiatan.
Dalam pelaksanaan tugasnya Koorpokli mempunyai tugas dan kewajiban sebagai
berikut :
1. Melaksanakan penyusunan rencana kerja Pokli Rumah Sakit sebagai
pedoman pelaksanaan tugas.
2. Melaksanaan pemetaan kebutuhan kebijakan, yang dibutuhkan untuk
mendukung pelaksanaan tugar supervisi, pelaksanaan kegiatan dukungan dan
pelayanan kesehatan di lingkungan Rumah Sakit.
3. Melaksanakan analisis kebijakan terkait dukungan dan pelayanan kesehatan
dalam rangka supervisi dan selanjutnya memberi masukan (saran dan
pertimbangan) kepada kepala Rumah Sakit.
4. Melaksanakan bimbingan dan supervisi teknis terhadap pelaksanaan
dukunganserta pelayanan kesehatan di lingkungan Rumah Sakit dan selanjutnya
memberikan masukan (saran dan pertimbangan) kepada kepala Rumah Sakit.
5. Melaksanakan evaluasi terhadap pelaksanaan dukungan dan pelayanan di
lingkungan RS dan selanjutnya memberikan masukan(saran dan pertimbangan)
kepada kepala Rumah Sakit.
6. Membantu Karumkit, menyelia dan mengevaluasi hasil kerja bawahan setiap
saat agar tercapai tingkat kinerja yang diharapkan.
7. Melaksanakan pemantauan dan evaluasi pelaksanaan kegiatan sesuai
dengan renlakgiat, serta menyusun laporan hasil pemantauan dan evaluasi,
sebagai bahan prtimbangan dalam pengambilan keputusan Karumkit.
8. Membantu Karumkit melaksanakan system pengawasan internal di
lingkungan Rumah Sakit.
9. Melaksanakan tugas kedinasan lainnya sesuai perintah pimpinan.
Koorpokli dalam pelaksanan tugasnya dibantu oleh:
1. Kelompok Ahli Bidang Administrasi dan Manajemen, disingkat Pokli Bid
Adminjemen.
2. Kelompok Ahli Bidang Pelayanan Medik, disingkat Pokli Bid Yanmedik.
15

3. Kelompok Ahli Bidang Pelayanan Gawat Darurat, disingkat Pokli Bid


Yangadar.
4. Kelompok Ahli Bidang Keperawatan, disingkat Pokli Bid Keperawatan.
5. Kelompok Ahli BidangRekam Medik, disingkat Pokli Bid Rekam Medik.
6. Kelompok Ahli Bidang Farmasi, disingkat Pokli Bid Farmasi.
7. Kelompok Ahli Bidang K3 dan Kewaspadaan Bencana, disingkat Pokli Bid K3
dan Kewaspadaan Bencana.
Koorpokli dipimpin oleh seorang koordinator Kelompok Ahli, disingkat Koorpokli.
Dalam melaksanakan tugas dan kewajibannya berkoordinasi kepada Karumkit.

C. POKLI GOL IV BIDANG ADMINJEMEN


Pokli Gol IV Bidang Adminjemen merupakan wadah fungsional bagi personel
Rumah Sakit yang bertugas mengolah dan menelaah masalah-masalah administrasi dan
manajemen Rumah Sakit yang berkaitan dengan piranti lunak kegiatan operasi.
Dalam pelaksanaan tugas tersebut pokli Bidang adminjemen mempunyai tugas dan
kewjiban sebagai berikut :
1. Status dan Kepemilikan Rumah Sakit.
2. Pimpinan dan staf Rumah Sakit.
3. Model dan system pengembangan pemenuhan SDM.
4. Rencana kerja dan anggaran.
5. Upaya-upaya pmenuhan sarana dan prasarana Rumah Sakit.
Pokli Gol IV Bidang Adminjemen sipimpin oleh seorang Kepala kelomok ahli
Bidang Adminjemen, disingkat Pokli Bidang Adminjemen. Dalam melaksanakan tugas dan
kewajibannya berkoordinasi kepada Koorpokli.

D. POKLI GOL IV BIDANG YANMEDIK


Pokli Golongan IV Bidang Pelayanan Medik merupakan wadah fungsional personel
Rumah Sakit yang melaksanakankegiatan menyusun dan membuat rencana strategis dan
operasional rumah Sakit (dapat berupa piranti lunak).
Dalam melaksanakan tugasnya Pokli Golongan IV Bidang Pelayanan Medik
mempunyai tugas dan kewajiban sebagai berikut :
1. Tata cara dan ketentuan peningkatan kualitas pelayanan sesuai dengan
standar profesi medis.
2. Standar pelayanan medis yang diberikan kepada pasien.
16

3. Pembinaan etika profesi melalui program pendidikan dan latihan yang


berkelanjutan.
4. Menyususn program pelayanan, diklat serta litbang di bidang medis.
Pokli Golongan IV Bidang Pelayanan Medik dipimpin oleh seorang Kepala
kelompok ahli Bidang Pelayanan Medik, yang disingkat Pokli Bidang Yanmedik. Dalam
melaksanakan tugas dan kewajibannya berkoordinasi kepad Koorpokli.

E. POKLI GOL IV BIDANG KEPERAWATAN


Pokli Golongan IV bidang keperawatan merupakan wadah fungsional personel
Rumah Sakit yang bertugas melaksanakan tugas dan fungsi menyusun rencana strategis
dan operasional di bidang keperawatan dengan ruang lingkup piranti lunak, piranti keras
serta sarana dan prasarana yang terkait dengan kegiatan keperawatan di lingkungan
Rumah sakit.
Dalam pelaksanaan tugas tersebut Pokli Bid Keperawatan mempunyai tugas dan
kewajiban sebagai berikut :
1. Menyusun falsafah dan pedoman dan tata cara keperawatan sesuai dengan
falsafah dan tujuan Rumah Sakit.
2. Menyusun rencana kerja pengembangan ketenagaan perawat dalam upaya
meningkatkan operasional dan pelayanan keperawatan Rumah Sakit dengan
mempertimbangkan pengembangan pelayanan Rumah sakit pada kondisi saat ini
dan kondisi pada masa mendatang.
3. Melaksanakan koordinasi dengan instansi tekait dalam upaya memberikan
upaya peningkatan kemampuan keperawatan Rumah Sakit.
Pokli Golongan IV Bidang Keperawatan dipimpin oleh seorang Kepala Kelompok Ahli
Bidang Keperawatan, disingkat Kapokli Bid Keperawatan. Dalam melaksanakan tugas
dan kewajibannya berkoordinasi dengan Koorpokli.

F. POKLI GOL IV BIDANG REKAM MEDIS


Pokli Golongan IV Bidang rekam medis merupakan wadah fungsional Rumah Sakit
yang bertugas melaksanakan tugas dan fungsi menyusun dan mengkaji sistem
pelaksanaan rekam medis rumah sakit dengan mempertimbangkan perkembangan IT
rumah sakit serta menyiapkan rencana strategis dan operasioanl yang terkait dengan
pelaksanaan sistem rekam medis di rumah sakit.
17

Dalam pelaksanaan tugas tersebut Pokli Golongan IV Bidang Rekam Medis


mempunyai tugas dan kewajiban sebagai berikut :
1) Mempelajari sistem dan pelaksanaan kegiatan rekam medis rumah sakit
untuk dijadikan pedoman awal penyusunan rencana strategis rumah sakit dibidang
rekam medis.
2) Menyusun dan merencanakan peranti lunak rumah sakit dibidang rekam
medis dengan mengacu kepada tata cara dan ketentuan pelaksanaan rekam medis
sesuai dengan peraturan yang berlaku serta melaksanakan kegiatan evakuasi
guna mendapatkan sistem rekam medis yang sesuai dengan rencana
pengembangan rumah sakit.
3) Menyiapkan tata cara ataupun sistem evakuasi pelaksanaan kegiatan rekam
medis rumah sakit guna menyusun sistem rekam medis yang sesuai dengan
ketentuan pemerintah.
4) Melaksanakan rencana pengembengan kemampuan personel rekam medis
yang disesuaikan dengan rencana strategis rumah sakit pada kondisi saat ini dan
kondisi yang akan datang.
5) Menyusun dan menyiapkan konsep sistem pelaksanaan rekam medis
disesuaikan dengan manajemen sistem informasi rumah sakit sesuai dengan
ketentuan yang berlaku
Pokli Golongan IV Bidang Rekam Medis dipimpin oleh seorang Kepala Kelompok
Ahli Bidang Rekam Medis, disingkat Pokli Bid Rekam Medis. Dalam melaksanankan tugas
dan kewajibannya berkoordinasi kepada Koorpokli.

G. POKLI GOL IV BIDANG FARMASI


Pokli Golongan IV bidang Farmasi merupakan wadah fungsional rumah sakit yang
bertugas melaksanakan tugas dan fungsi menyusun rencana strategis dan operasional
kegiatan yang terkait dengan kefarmasian di lingkungan rumah sakit dengan
memperhatikan perkembangan dan teknologi farmasi serta melaksanakan pengkajian
terhadap perkembangan farmasi rumah sakit dan dampak dari pelaksanaan kegiatan
farmasi di lingkungan rumah sakit.
Dalam pelaksanaan tugas pokli gol IV bid Farmasi mempunyai tugas dan
kewajibannya sebagai berikut :
a. Menyusun peranti lunak kegiatan farmasi rumah sakit yang mencakup
kegiatan penerimaan dan distribusi farmasi.
18

b. Menyusun peranti lunak kegiatan penelitian dan pengembangan farmasi


rumah sakit.
c. Menyusun standar evaluasi semua kegiatan farmasi rumah sakit yang
dijadikan acuan guna pelaksanaan pengembangan kefarmasian rumah sakit pada
kondisi saat ini dan kondisi saat ini.
d. Menyusun dan menyiapkan konsep strategis pengembangan farmasi rumah
sakit disesuaikan dengan pengembangan rumah sakit.
Pokli Golongan IV bidang Farmasi dipimpin oleh seorang kepala kelompok ahli
bidang Farmasi, disingkat Pokli Bid. Farmasi dalam melaksanakan tugas dan
kewajibannya berkoordinasi dengan Koorpokli.

H. POKLI GOL IV BIDANG K3 DAN KEWASPADAAN BENCANA


Pokli Golongan IV bidang K3 dan kewaspadaan bencana merupakan wadah
fungsional personel rumah sakit yang bertugas melaksanakan tugas dan fungsi menyusun
rencana strategis dan operasional K3 dan kewaspadaan bencana sesuai dengan
perkembangan program K3 serta dengan tetap mengikuti perkembangan informasi
kewaspadaan bencana.
Dalam pelaksanaan tugas tersebut Pokli Golongan IV bidang K3 dan kewaspadaan
bencana mempunyai tugas dan kewajiban sebagai berikut :
1) Menyusun dan mengusulkan organisasi K3 dan kewaspadaan bencana
kepada pimpinan rumah sakit.
2) Menyusun dan mempuat peranti lunak dalam bidang perencanaan,
pelaksanaan, pemeliharaan dan peningkatan keselamatan kesehatan kerja baik
secara fisik,mental maupun sosial di semua tempat pekerjaan di lingkungan
rumahsakit.
3) Menyusun dan melaksanakan program kerja pengawasan kegiatan
sosialisasi semua jenis prosedur tetap maupun ketentuan lain yang terkait dengan
kegiatan K3 dan kewaspadaan bencana.
Pokli Golongan IV bidang K3 dan kewaspadaan dipimpin oleh seorang kepala
kelompok ahli bidang K3 dan kewaspadaan, disingkat Pokli Bid K3 dan Kewaspadaan.
Dalam melaksanakan tugas dan kewajibannya berkoordinasi dengan Koorpokli.
19

I. SPI
Satuan Pengawas Internal, disingkat SPI adalah staf pembantu Karumkit yang
bertugas melaksanakan pengawasan internal terhadap penyelenggaraan program kerja
dan anggaran rumah sakit.
Dalam pelaksanaan tugas SPI mempunyai tugas kewajiban sebagai berikut :
1) Melaksanakan penyusunan rencana kerja satuan Pengawas Internal sebagai
pedoman pelaksanaan tugas.
2) Melaksanaan pemetaan kebutuhan kebijakan yang dibutuhkan terkait dengan
pengawasan dan pemeriksaan dibidang teknis terhadap pelaksanaan program
kerja dan anggaran di rumah sakit.
3) Melaksanakan pengawasan dan pemeriksaan terhadap pelaksanaan program
kerja dan anggaran rumah sakit.
4) Menganalisis hasil pengawasan dan pemeriksaan, termasuk melakukan
supervisi teknis dan administrasi, selanjutnya menyampaikan saran dan
pertimbangan kepada Karumkit.
5) Melaksanakan evaluasi hasil pelaksanaan pengawasan dan pemeriksaan
terhadap pelaksanaan dukungan serta pelayanan kesehatan di lingkungan rumah
sakit.
6) Membantu Karumkit, menyelia dan mengevaluasi hasil kerja bawahan setiap
saat agar tercapai tingakt kinerja yang diharapkan.
7) Melaksanakan koordinasi dan kerja sama dengan satker/unit lain terkait
pengawasan dan pemeriksaan dalam rangka pelaksanaan tugas.
8) Melaksanakan pemantauan dan evaluasi pelaksanaan kegiatan sesuai
dengan renlakgiat, serta menyusun hasil pemantauan dan evaluasi, selanjutnya
menjadi bahan pertimbangan dalam pengambilan keputusan karumkit.
9) Melaksanakan tugas kedinasan lainnya sesuai dengan perintah pimpinan.
SPI dipimpin oleh Kepala Satuan Internal, disingkat Ka SPI dalam pelaksanaan
tugas kewajibannya bertanggung jawab kepada Karumkit.

J. KOMITE MEDIS
Komite Medis adalah pembantu Karumkit dalam bidang profesi
kesehatan/kedokteran, yang bertugas memberi masukan/saran/pertimbangan dalam
rangka pelayanan medis di rumah sakit, baik diminta maupun tidak diminta, serta
20

melakukan pengawasan dan pengendalian dalam penegakan kode etik pelayanan medis
di rumah sakit maupun kode etik profesi kedokteran.
Dalam pelaksanaan tugas Komite Medis mempunyai tugas sebagai berikut :
1) Melaksanakan penyusunan rencana kerja Komite Medis sebagai pedoman
pelaksanaan tugas.
2) Melaksanakan pemetaan kebutuhan kebijakan, yang dibutuhkan terkait
dengan pengawasan dan pengendalian dibidang penegakan etika profesi
kedokteran di rumah sakit.
3. Memberi saran dan pertimbangan kepada Karumkit, dalam rangka
penyusunan standar pelayanan medis, pengawasan, dan penilaian mutu pelayanan
medis.
4) Memberi saran dan pertimbangan kepada Karumkit, dalam rangka penegakan
etika Profesi kedokteran di rumah sakit.
5) Melaksanakan analis medis dalam hal penetapan kebijakan dan prosedur
yang terkait dengan etika kedokteran.
6) Melaksanakan bimbingan dan supervisi teknis pelaksanaan pelayanan medis.
7) Memberikan saran dan pertimbangan kepada Karumkit dalam bidang
pendidikan, pelatihan, dan pengembangan personel medis rumah sakit.
8) Membantu Karumkit menyelia dan mengevaluasi hasil kerja bawahan setiap
saat agar tercapai tingkat kinerja yang diharapkan, terkait dengan pelayanan
kesehatan di rumah sakit.
9) Melaksanakan pemantauan dan evaluasi pelaksanaan kegiatan medik sesuai
dengan kebijakan dan prosedur yang berlaku serta menyusun laporan hasil pemantauan
dan evaluasi sebagai pertanggung jawaban pelaksanaan tugas.
10) Membantu Karumkit melaksanakan sistem pengawasan internal dalam rangka
pelaksanaan dukungan dan pelayanan kesehatan di lingkungan rumah sakit.
11) Melaksanakan tugas kedinasan lainnya sesuai perintah pimpinan.
Komite Medis dipimpin oleh seorang Ketua Komite Medis. Dalam melaksanakan
tugas dan kewajibannya bertanggung jawab kepada Karumkit.

K. KOMITE KEPERAWATAN

Komite Keperawatan adalah pembantu Karumkit dalam bidang profesi


keperawatan/kebidanan, yang bertugas memberi masukan/saran/ pertimbangan dalam
rangka pelayanan keperawatan/kebidanan, baik diminta maupun tidak diminta, serta
21

melakukan pengawasan, pengendalian, dan penegakan kode etik keperawatan/kebidanan


Dalam pelaksanaan tugas tersebut Komite Keperawatan mempunyai tugas sebagai
berikut:
1) Melaksanakan penyusunan rencana kerja komite keperawatan sebagai
pedoman tugas.
2) Melaksanakan pemetaan kebutuhan kebijakan yang dibutuhkan terkait
dengan penyusunan dan penetapan standart asuhan keperawatan/ kebidanan dan
model praktik keperawatan/kebidanan di rumah sakit.
3) Melaksanakan penyusunan dan penetapan standart asuhan
keperawatan/kebidanan menyusun standar keperawatan dan model praktek
keperawatan/kebidanan di rumah sakit.
4) Melaksanakan bimbingan dan supervisi teknis pelaksanaan asuhan
keperawatan/kebidanan di lingkungan rumah sakit.
5) Melaksanakan analisis standart asuhan keperawatan/kebidanan dan model
praktek keperawatan/kebidanan dalam rangka meningkatkan mutu pelayanan
keperawatan di rumah sakit.
6) Memantau dan membina perilaku, etika dan profesionalisme tenaga
keperawatan/kebidanan.
7) Merencanakan dan merekomendasikan pengembangan profesi personel
keperawatan dalam rangka meningkatkan mutu pelayanan keperawatan di rumah
sakit.
8) Mengadakan koordinasi dan kerja sama dengan satker/unit terkait dalam
rangka pelaksanaan tugas.
9) Menyelia dan mengevaluasi hasil kerja bawahan setiap saat agar tercapai
tingkat kinerja yang diharapkan.
10) Melaksanakan pemantauan dan evaluasi pelaksanaan asuhan keperawatan
dan kebidanan sesuai dengan standart dan profesionalisme, serta menyusun
laporan hasil evaluasi sebagai pertanggung jawaban pelaksanaan tugas.
11) Membantu Karumkit dalam kegiatan sistem pengawasan internal di rumah
sakit terkait dengan profesionalisme perawat/bidan.
12) Melaksanakan tugas kedinasan lainnya sesuai dengan perintah pimpinan.
Komite Keperawatan dipimpin oleh seorang Ketua Komite Keperawatan. Dalam
melaksanakan tugas dan kewajibannya bertanggung jawab kepada Karumkit.
22

L. SETRUMKIT
Setrumkit adalah staf pembantu Karumkit yang bertugas menyiapkan perencanaan
dan mengendalikan penahapan pelaksanaan program kerja dan anggaran.
Dalam pelaksanaan tugas tersebut Setrumkit mempunyai tugas sebagai berikut:
1) Membantu Karumkit dalam penyusunan program kerja dan anggaran rumah
sakit.
2) Menyusun danmenyiapkan kebijakan, serta perencanaan penahapan
pelaksanaan program kerja dan anggaran.
3) Menyusun danmenyiapkan perencanaan pembekalan dan pemeliharaan
logistik kesehatan.
4) Memimpin pengumpulan dan pengolahan data, menganalisis dan menyajikan
untuk pengembangan rumah sakit.
5) Mengoordinasikan dan melaksanakan pengendalian pelayanan medis dan
keperawatan.
6) Menyelenggarakan tata usaha kantor dan urusan dalam rumah sakit.
7) Menyusun dan merencanakan kegiatan pembinaan personel rumah sakit.
8) Mengoordinasikan kegiatan antarstaf dalam jajaran eselon pelaksana.

Setrumkit dalam pelaksanaan tugasnya dibantu oleh:

1) Tata Urusan Dalam, disingkat Taud.

2) Medis, disingkat Med.

3) Program dan Anggaran, disingkat Progar.


Setrumkit dipimpin oleh Sekretaris Rumah Sakit, disingkat Sesrumkit. Dalam
pelaksanaan tugas dan kewajibannya bertanggung jawab kepada Karumkit

M. TAUD
Taud atau Tata Urusan Dalam adalah staf pembantu Sesrumkit yang bertugas
melaksanakan kegiatan administrasi ketatausahaan dan logistik, serta pembinaan
personel.

Dalam pelaksanaan tugas, Taud mempunyai tugas sebagai berikut:


1) Melaksanakan kegiatan tata usaha dan urusan dalam.
2) Menyusun perencanaan dan kebijaksanaan pembinaan personel rumah sakit.
23

3) Menyusun perencanaan dan melaksanakan pemenuhan kebutuhan, serta


pengendalian logistik kesehatan dan logistik umum.
4) Melaksanakan pemeliharaan sarana dan fasilitas medis maupun fasilitas
umum.
5) Melaksanakan urusan pelayanan, penyiapan rapat dan kegiatan protokoler.
6) Melaksanakan pembekalan umum yang menyangkut hak-hak anggota.
7) Melaksanakan kegiatan pemeliharaan sarana dan fasilitas nonmedis.
8) Melaksanakan inventarisasi dan pendataan spesifikasi teknik seluruh
peralatan kesehatan.
9) Menyelenggarakan penghapusan barang.
10) Melaksanakan pemeliharaan dan pengaturan penggunaan kendaraan
bermotor rumah sakit.
11) Melaksanakan penegakan tata tertib dan disiplin anggota, serta keamanan di
lingkungan rumah sakit.
Taud dalam melaksanakan tugasnya dibantu oleh:
1) Urusan Tata Usaha, disingkat Urtu.
2) Urusan Personel, disingkat Urpers.
3) Urusan Administrasi Bekal Kesehatan, disingkat Urminbekkes.
Taud dipimpin oleh Kepala Tata Urusan Dalam, disingkat Kataud. Dalam
pelaksanaan tugas dan kewajibannya bertanggung jawab kepada Sesrumkit.

N. URTU
Urtu atau Urusan Tata Usaha adalah staf pembantu Kataud yang bertugas
melaksanakan dukungan pelayanan dalam bidang ketatausahaan, pelaporan, kegiatan
pelayanan kesehatan dan penyelenggaraan logistik kesehatan.
Dalam pelaksanaan tugas tersebut, Urtu mempunyai tugas sebagai berikut:

1) Melaksanakan surat-menyurat, dokumentasi dan pengelolaan arsip.


2) Melaksanakan pengetikan/pembuatan dan menggandakan naskah- naskah
dinas.
3) Mendistribusikan naskah/surat ke alamat yang dituju.
Urtu dipimpin oleh Kepala Urusan Tata Usaha, disingkat Kaurtu. Dalam
pelaksanaan tugas dan kewajibannya bertanggung jawab kepada Kataud.
24

O. URPERS
Urpers atu Urusan Personel adalah staf pembantu Kataud yang bertugas
menyelenggarakan upaya pengembangan profesi personel kesehatan dalam rangka
pengawasan organisasi yang optimal.
Dalam pelaksanaan tugas, Urpers mempunyai tugas sebagai berikut:
1) Membantu mengendalikan personel rumah sakit dengan merencanakan
penggunaan dan penempatannya sesuai dengan bidang tugas dan kebutuhan
organisasi.
2) Menyusun dan membuat pengajuan UKP, KGB, pendidikan dan hak-hak
anggota lainnya yang berkaitan dengan pembinaan personel secara tepat waktu.
3) Mengendalikan pelaksanaan izin dan cuti anggota, serta membuat catatan
penilaian anggota yang berkaitan dengan motivasi, dedikasi dan disiplin anggota
dalam melaksanakan tugasnya.
Urpers dipimpin oleh Kepala Urusan Personel disingkat Kaurpers. Dalam
pelaksanaan tugas dan kewajibannya bertanggung jawab kepada Kataud.

P. URMINBEKKES
Urminbekkes adalah staf pembantu Kataud yang bertugas menyelenggarakan
dukugan logistik yang diperlukan oleh setiap bagian operasional rumah sakit, meliputi
penerimaan bekal kesehatan/bekal umum, hasil pengadaan terpusat/pengadaan lokal,
mendistribusikan bekal kesehatan/bekal umum tersebut, dan menyelenggarakan
pemeliharaan serta penghapusan fasilitas, sarana dan alat kesehatan.
Dalam pelaksanaan tugas, Urminbekkes mempunyai tugas sebagai berikut:
1) Menerima bekal kesehatan dari Diskesau/Puskes TNI dan
mendistribusikannya ke bagian operasional rumah sakit yang membutuhkan.
2) Melaksanakan pengadaan lokal bekal kesehatan/bekal umum dan
medistribusikan ke bagian operasional rumah sakit yang membutuhkan.
3) Melaksanakan monitor dan evaluasi terhadap penggunaan bekal kesehatan.
4) Mengajukan permintaan bekal kesehatan yang tidak tersedia di gudang
rumah sakit.
5) Membuat laporan penerimaan dan penggunaan bekal kesehatan/bekal umum
untuk tahun anggaran yang akan datang.
25

Urminbekkes dipimpin oleh Kepala Urusan Administrasi Bekal Kesehatan, disingkat


Kaurminbekkes. Dalam pelaksanaan tugas dan kewajibannya bertanggung jawab kepada
Kataud.

Q. MED
Med adalah pelaksana Sesrumkit yang bertugas melaksanakan penyiapan dan
pengendalian kegiatan administrasi medis, menyelenggarakan dukungan administrasi di
bidang penyajian data dan informasi, serta melaksanakan penelitian, pengembangan
dalam rangka mendukung kelancaran pelaksanaan pelayanan dan peningkatan kualitas
pelayanan.
Dalam pelaksanaan tugas, Med mempunyai tugas kewajiban sebagai berikut:
1) Menyiapkan, melaksanakan, dan menyimpan data rekam medis setiap
penderita.
2) Mengumpulkan, menyusun, dan mengolah data tentang populasi anggota
Angkatan Udara yang berada di wilayah Jakarta, Bandung, dan Yogyakarta.
3) Melaksanakan penelitian dan pengembangan dalam rangka meningkatkan
kualitas pelayanan.
4) Melaksanakan pengendalian penanganan medis dalam rangka
mempertahankan dan meningkatkan kualitas pelayanan kesehatan.
Med dalam melaksanakan tugasnya dibantu oleh:
1) Urusan Administrasi Medis, disingkat Urminmed.
2) Urusan Informasi Medis, disingkat Urinfomed.
Med dipimpin oleh Kepala Medis, disingkat Kamed. Dalam pelaksanaan tugas
kewajibannya bertanggung jawab kepada Sesrumkit.

R. URMINMED
Urminmed adalah staf pembantu Kamed yang bertugas menyiapkan dan
melaksanakan administrasi medis sehubungan dengan kegiatan pelayanan kesehatan.
Dalam pelaksanaan, Urminmed mempunyai tugas sebagai berikut:
1) Menyiapkan berkas-berkas rekam medis dan laporan medis.
2) Menyelenggarakan pencatatan penderita rawat jalan dan rawat inap.
3) Menyelenggarakan dan memelihara arsip medis rumah sakit.
4) Menyusun laporan kegiatan pelayanan kesehatan yang terdiri atas laporan
bulanan, laporan triwulan, laporan tahunan, dan laporan khusus.
26

5) Menyelenggarakan kegiatan administrasi medis khusus lainnya.


6) Menyiapkan ATK/formulir yang diperlukan untuk penerimaan orang sakit.
7) Melayani pendaftaran pasien baru dan lama.
8) Mendistribusikan status ke klinik/ruang perawatan yang dituju.
9) Menyimpan status pasien yang telah selesai berobat, lepas rawat dan
konsultasi.
10) Menyelenggarakan dan memelihara arsip medis rumah sakit.
Urminmed dipimpin oleh Kepala Urusan Administrasi Medis, disingkat
Kaurminmed. Dalam pelaksanaan tugas kewajibannya bertanggung jawab kepada
Kamed.

S. URINFOMED
Urinfomed adalah staf pembantu Kamed yang bertugas menyiapkan dan
melaksanakan informasi medis serta evaluasi kegiatan pelayanan kesehatan.
Dalam pelaksanaan tugas, Urinfomed mempunyai tugas sebagai berikut:
1) Mengumpulkan, menyusun, mengolah, menganalisis dan menyajikan data
medis kesehatan dalam meningkatkan kualitas pelayanan kesehatan.
2) Melaksanakan dan menyempurnakan secara terus menerus sistem informasi
kesehatan di rumah sakit.
3) Mengendalikan dan mencatat setiap penelitian medis yang dilaksanakan
di rumah sakit.
4) Membuat laporan dan melaksanakan evaluasi medis.
Urinfomed dipimpin oleh Kepala Urusan Informasi Medis, disingkat Kaurinfomed.
Dalam pelaksanaan tugas dan kewajibannya bertanggung jawab kepada Kamed.

T. PROGAR

Progar adalah staf pembantu Sesrumkit bertugas menyiapkan perencanaan,


program kerja dan anggaran serta memonitor dan mengendalikan pelaksanaannya sesuai
dengan prosedur yang berlaku.
Dalam pelaksanaan tugas tersebut, Progar mempunyai tugas kewajiban sebagai
berikut:
1) Menyusun dan menyiapkan rencana progam kerja dan anggaran serta
menyusun tahap pelaksanaannya.
2) Membantu mengawasi dan mengendalikan pelaksanaan program kerja dan
27

anggaran.
3) Mengoordinasikan usulan rencana program kerja dan anggaran dari bagian-
bagian operasional di lingkungan rumah sakit.
4) Mengumpulkan, mengolah dan menyajikan data yang berhubungan dengan
program kerja dan anggaran.
5) Menyusun evaluasi dan laporan pelaksanaan program kerja dan anggaran.
Progar dipimpin oleh Kepala Program dan Anggaran, disingkat Kaprogar. Dalam
pelaksanaan tugas kewajibannya bertanggung jawab kepada Sesrumkit.

U. PEKAS
Pekas adalah staf pembantu dan pelaksana Karumkit dalam bidang pelayanan dan
pengurusan keuangan.
Dalam pelaksanaan tugas tersebut, Pekas mempunyai tugas sebagai berikut:
1) Menyelenggarakan penerimaan dan penyimpanan uang di kas dan di bank,
serta pembayaran pada pihak ketiga atas dasar pengujian dokumen tagihan yang
asli.
2) Menyelenggarakanpengujian kualitatif dan kuantitatif atas segala
dokumen sebelum dilakukan pembayaran tagihan atau penerimaan uang.

3) Menyelenggarakan pembukuankeuangan dan pelaporan pengelolaan uang


serta membuat pertanggungjawaban keuangan sesuai dengan ketentuan yang
berlaku.
4) Mengawasi, mengendalikan dan mengevaluasi pelaksanaan pengurusan dan
pelayanan keuangan.
Pekas dalam pelaksanaan tugas dan kewajibannya bertanggung jawab kepada
Karumkit.

V. DUKKES
Dukkesadalah staf pelaksana teknis Karumkit yang bertugas melaksanakan
kegiatan dukungan kesehatan, uji badan, kesehatan jiwa, dan pembinaan jasmani.
Dalam pelaksanaan tugas tersebut, Dukkes mempunyai tugas kewajiban sebagai
berikut:
1) Melaksanakan dukungan kesehatan penerbangan dan dukungan kesehatan
lapangan dan kesehatan kerja yang diperlukan dalam setiap kegiatan latihan
maupun operasi TNI Angkatan Udara yang melibatkan Lanud Hlm/Hsn/Adi.
28

2) Melaksanakan uji badan bagi calon dan anggota TNI Angkatan Udara.
Dukkes dalam melaksanakan tugasnya dibantu oleh:
1) Unit Bantuan Kesehatan, disingkat Unitbankes.
2) Unit Uji Badan, disingkat Unitujibad.
Dukkes dipimpin oleh Kepala Dukungan Kesehatan, disingkat Kadukkes.
Dalam pelaksanaan tugas kewajibannya bertanggung jawab kepada Karumkit.

W. UNITBANKES
Unitbankes adalah staf pelaksana Kadukkes yang bertugas melaksanakan
dukungan kesehatan penerbangan, lapangan, dan industri.
Dalam pelaksanaan tugas, Unitbankes mempunyai tugas kewajiban sebagai
berikut:
1) Melaksanakan dukungan kesehatan penerbangan yang diperlukan dalam
setiap kegiatan operasi/latihan Angkatan Udara di Lanud Hlm/Hsn/Adi.
2) Mengoordinasikan kegiatan kesehatan skadron udara (flight surgeon office)
dalam pelaksanaan pre flight medical check dan pembinaan kesehatan awak
pesawat.
3) Memberikan ceramah kesehatan penerbangan kepada air crew dan ground
crew.
4) Menyiapkan dan melaksanakan kegiatan evakuasi medis udara.
5) Memonitor dan menindaklanjuti hasil ILA/Medex para awak pesawat.
6) Melaksanakan food security terhadap makanan/minuman yang dihidangkan di
base Lanud Hlm/Hsn/Adi untuk WIP.
7) Melaksanakan dukungan kesehatan lapangan yang diperlukan dalam setiap
operasi lapangan TNI Angkatan Udara, seperti latihan militer, upacara, TMD, bakti
sosial, dan lain-lain.
8) Memberikan ceramah kesehatan lapangan.
9) Menyiapkan dan melaksanakan SAR serta crash team.
10) Mengadakan koordinasi dan kerja sama dengan instansi kesehatan militer
dan sipil lain dalam hal pelaksanaan dukkes.
11) Melaksanakan dukungan kesehatan industri sesuai dengan asas terkandung
dalam keamanan kerja TNI Angkatan Udara.
Unitbankes dipimpin oleh Kepala Unit Bantuan Kesehatan, disingkat Kaunitbankes.
Dalam pelaksanaan tugas kewajibannya bertanggung jawab kepada Kadukkes.
29

X. UNITUJIBAD
Unitujibad adalah staf pelaksana Kadukkes yang bertugas melaksanakan uji badan
bagi calon dan anggota TNI Angkatan Udara.
Dalam pelaksanaan tugas, Unitujibad mempunyai tugas kewajiban sebagai berikut:
1) Merencanakan dan menyusun anggota yang akan mengikuti uji badan.
2) Menyiapkan ATK dan kelengkapan administrasi medis serta peralatan
kesehatan yang diperlukan untuk pelaksanaan uji badan.
3) Melaksanakan koordinasi dan kerja sama dengan unit-unit/bagian lain di
rumkit yang terkait dengan pelaksanaan uji badan.
4) Melaksanakan konsultasi dengan dokter spesialis apabila diperlukan.
5) Melaksanakan medical check up, mengevaluasi dan menyerahkan hasil
pemeriksaan serta memberikan saran tindak lanjut kepada subjek terhadap temuan
tersebut.
6) Melaksanakan usaha-usaha pemasaran untuk mendapatkan pelanggan
pelayanan medical check up serta memelihara hubungan baik dengan pelanggan
tetap.
Unitujibad dipimpin oleh kepala Uji Badan, disingkat Kaunitujibad. Dalam
pelaksanaan tugas kewajibannya bertanggung jawab kepada Kadukkes.

Y. KESPREV
Kesprev adalah staf pelaksna teknis Karumkit yang bertugas melaksanakan
kegiatan pelayanan kesehatan promotif dan preventif umum, gizi dan veteriner bagi
anggota TNI Angkatan Udara dan keluarganya.
Dalam pelasanaan tugasnya Kesprev mempunyai tugas kewajiban sebagai
berikut :
1) Melaksanakan kegiatan sanitasi lingkungan dalam Wilayah Lanus Husein.
2) Melaksanakan kegiatan imunisasi baik di Rumah Sakit, BKIA, di wilayah anud
Husein dan on the spot kalau ada wabah.
3) Melaksanakan tindakan pencegahan/pemberantasan terhadap penyakit
menular, terutama apabila terjadi kejadianluar biasa.
4) Melaksanakan penyuluhan/pendidikan kesehatan masyarakat.
5) Melaksanakan bimbingan/penyuluhan serta motivasi terhadap
masyarakatdalam bidang kependudukan/keluarga berencana dan penyuluhan gizi.
Kesprev dalam melaksanakan tugasnya dibantu oleh :
1) Unit Imunisasi, disingkat unitmun.
2) Unit Kesehatan Lingkungan, disingkat Unitkesling.
Kesprev dipimpin oleh Kepala Kesehatan Preventif, disingkat Kakesprev, dalam
pelaksanaan tugas kewajibannya bertanggung jawab kepada Karumkit.
30

Z. UNITIMUN
Unitimun adalah staf Pelaksana Kesprev yang bertugas melaksanakan kegiatan
imunisasi.
Dalam pelaksanaan tugas tersebutUnitimun mempunyai tugas kewajibannya
sebagai berikut :

1) Melaksanakan/mengawasi vaksinasi BCG, DBT, Polio dan Campak kepada


bayi 3-14 bulan.
2) Melaksanakan/mengawasi vaksinasi TT kepada ibu hamil dan wanita usia
subur.
3) Memberikan vaksinasi DT terhadap anak-anak usia sekolah dasar.
4) Memberikan vaksinasi PT terhadap anak-anak usia sekolah dasar.
5) Merencanakan dan melaksanakan vaksinasi hepatitis terhadap awak pesawat
dan para personel rumkit yang mempunyai risiko tinggi tertular hepatitis.
6) Melaksanakan vaksinasi rabies terhadap binatang piaraan (anjing, kucing,
kera).
7) Mengajukan pertimbangan dan saran kepada Karumkit mengenai hal-hal
yang berhubungan dengan bidang tugasnya.
Unitimun dipimpin oleh Kepala Unit Imunisasi, disingkat Kaunitimun. Dalam
pelaksanaan tugas kewajibannya bertanggung jawab kepada Kakesprev.

AA. UNITKESLING
Unitkesling adalah staf pelaksana Kesprev yang bertugas melaksanakan tindakan
pencegahan dan pengendalian penyakit menular serta pendidikan kesehatan lingkungan.
Dalam pelaksanaan tugas tersebut, Unitkesling mempunyai tugas kewajiban
sebagai berikut:
1) Memberikan penyuluhan pendidikan kesehatan lingkungan tentang pola hidup
sehat dan pengaruh lingkungan terhadap kesehatan.
2) Memberikan bimbingan/penyuluhan tentang pembuangan limbah cair/padat
yang berasal dari rumah tangga.
3) Memberikan bimbingan/penyuluhan tentang bahaya dan penyebab penyakit
menular serta cara pencegahan/penanggulangannya.
4) Memberikan pendidikan tentang pertolongan pertama pada kecelakaan.
5) Melaksanakan survey jentik nyamuk pada tempat penampungan air baik di
31

perkantoran, sekolah maupun di rumah-rumah.


6) Melaksanakan tindakan pencegahan dan pemberantasan penyakit menular
(seperti demam berdarah dengue, malaria, muntaber, dsb) terutama bila terjadi
kejadian luar biasa/wabah.
7) Memberikan bimbingan/penyuluhan tentang makan sehat/gizi yang sempurna.
8) Mengawasi dan mengendalikan sanitasi lingkungan rumah sakit, perkantoran,
tempat ibadah, sekolah, dan tempat umum lainnya yang berada di wilayah Lanud
Hlm/Hsn/Adi.
9) Melaksanakan pengawasan terhadap pembuangan air bersih yang digunakan
oleh rumkit.
10) Mengawasi dan mengendalikan pembuangan limbah padat maupun limbah
cair sebagai hasil kegiatan di rumkit.
11) Mengawasi pembuangan sampah/kotoran lain di luar limbah rumah sakit.
12) Melaksanakan penyuluhan/ceramah tentang sanitasi lingkungan dan
kebersihan perorangan kepada anggota TNI AU beserta keluarganya.
13) Mengawasi dan memberikan petunjuk tentang higienis industri.
14) Mengajukan pertimbangan dan saran kepada Karumkit mengenai hal-hal
yang berhubungan dengan bidang tugasnya.
Unitkesling dipimpin oleh Kepala Unit Kesehatan Lingkungan, disingkat
Kaunitkesling. Dalam pelaksanaan tugas kewajibannya bertanggung jawab kepada
Kakesprev.

BB. GADAR
Gadar adalah pelaksana teknis Karumkit yang bertugas melaksanakan pelayanan
kesehatan terhadap penderita gawat darurat.
Dalam pelaksanaan tugas, Gadar mempunyai tugas kewajiban sebagai berikut:
1) Melaksanakan tindakan gawat darurat.
2) Merencanakan/menyusun dan mengajukan kebutuhan logistik gadar yang
meliputi obat-obatan maupun alat kesehatan habis pakai yang diperlukan untuk
melaksanakan tindakan gawat darurat.
3) Mengawasi dan mengendalikan pemakaian obat-obatan dan alat kesehatan
habis pakai serta menjaga persediaannya tidak kurang atau setidak-tidaknya pada
tingkat minimal stock level.
32

4) Mengawasi/menyimpan dan merawat barang-barang logistik yang ada di


gudang gadar.
5) Merencanakan, menyusun kebutuhan dan menyiapkan ATK/ formulir yang
dibutuhkan untuk mendukung pelaksanaan kegiatan administrasi gadar.
6) Melaksanakan kegiatan surat-menyurat, pengarsipan surat, penyimpanan
rekam medis/dokumen medis penderita.
7) Mengatur proses penerimaan penderita.
8) Mencatat/menghitung pemakaian obat dan alat kesehatan habis pakai.
9) Mengajukan pertimbangan dan saran kepada Karumkit tentang hal- hal yang
berhubungan dengan pelaksanaan tugasnya.
Gadar dalam melaksanakan tugasnya dibantu oleh:
1) Unit Administrasi Gawat Darurat, disingkat Unitadmingadar.
2) Unit Logistik Gawat Darurat, disingkat Unitloggadar.
Gadar dipimpin oleh Kepala Gawat Darurat, disingkat Kagadar. Dalam
pelaksanaan tugas kewajibannya bertanggung jawab kepada Karumkit.

CC. UNITADMINGADAR
Unitadmingadar adalah staf pelaksana Gadar yang bertugas menyelenggarakan
administrasi.
Dalam pelaksanaan tugas tersebut, Unitadmingadar mempunyai tugas kewajiban
sebagai berikut:
1) Menyusun, melengkapi dan mengevaluasi prosedur tetap dan peranti lunak
gawat darurat.
2) Mengoordinasikan/mengawasi dan mengendalikan pelaksanaan tugas
pelayanan penderita gawat darurat.
3) Memonitor kemampuan dan keterampilan personel gadar serta
merencanakan program pendidikan dan latihan bagi personel gadar untuk
meningkatkan kemampuan dalam melaksanakan tindakan gawat darurat.
4) Menyusun laporan dan evaluasi kegiatan sesuai dengan kebutuhan.
Unitadmingadar dipimpin oleh Kepala Unit Administrasi Gawat Darurat, disingkat
Kaunitadmingadar. Dalam pelaksanaan tugas kewajibannya bertanggung jawab kepada
Kagadar.
DD. UNITLOGGADAR
Unitloggadar adalah staf pelaksana Gadar yang bertugas menyelenggarakan
33

kegiatan logistik.
Dalam pelaksanaan tugas tersebut, Unitloggadar mempunyai tugas kewajiban
sebagai berikut:
1) Menyusun, melengkapi dan mengevaluasi kebutuhan logistik, alkes dan
nonalkes di gadar.
2) Mengoordinasikan/mengawasi dan mengendalikan pelaksanaan tugas
penyediaan logistik di gadar.
3) Memonitor pengunaan/pemakaian alkes dan nonalkes di bagian gadar.
4) Menyusun laporan dan evaluasi logistik sesuai dengan kebutuhan.
Unitloggadar dipimpin oleh Kepala Unit Logistik Gawat Darurat, disingkat
Kaunitloggadar. Dalam pelaksanaan tugas kewajibannya bertanggung jawab kepada
Kagadar.

EE. WATUM
Watum adalah staf pelaksana teknis Karumkit yang bertugas melaksanakan
kegiatan pelayanan rawat jalan dan rawat inap.
Dalam pelaksanaan tugas tersebut, Watum mempunyai tugas kewajiban sebagai
berikut:
1) Mengatur dan mengendalikan kegiatan pelayanan rawat inap dan rawat jalan.
2) Memantau dan mengawasi pelaksanaan kegiatan pelayanan kesehatan yang
dilaksanakan oleh paramedis dan penunjang medis yang bertugas dalam jajaran
pelaksana teknis rumkit.
3) Mengadakan koordinasi dan kerja sama yang erat dengan para dokter untuk
kepentingan pelaksanaan tugasnya.
4) Ikut serta menunjang kelancaran program pendidikan terutama pendidikan
tenaga keperawatan.
5) Mengadakan pertemuan rutin antara tenaga paramedis dan penunjang medis
dalam rangka penyegaran dan menambah ilmu pengetahuan dalam bidang
pelayanan kesehatan.
6) Mendiskusikan permasalahan yang ditemukan dalam kegiatan pelayanan,
baik rawat inap maupun rawat jalan, dengan pihak-pihak yang terkait dalam
penyelenggaraan pelayanan tersebut.
Watum dalam melaksanakan tugasnya dibantu oleh:
1) Unit Perawatan Jalan, disingkat Unitwatlan.
34

2) Unit Perawatan Inap, disingkat Unitwatinap.


Watum dipimpin oleh Kepala Perawatan Umum, disingkat Kawatum. Dalam
pelaksanaan tugas kewajibannya bertanggung jawab kepada Karumkit.

FF. UNITWATLAN
Unitwatlan adalah staf pelaksana Kawatum yang bertugas melaksanakan kegiatan
pelayanan rawat jalan di unit gawat darurat dan poliklinik.

Dalam pelaksanaan tugas tersebut, Unitwatlan mempunyai tugas kewajiban


sebagai berikut:
1) Mengatur dan mengendalikan pemeriksaan dan pengobatan pasien di UGD
dan di poliklinik.
2) Mengatur dan mengendalikan penyelenggaraan rujukan pasien ke rumah
sakit lain.
3) Mengatur dan mengendalikan penyelenggaraan pemeriksaan/ konsultasi
untuk mendapatkan pemeriksaan penunjang diagnosis yang diperlukan, baik di
rumkit maupun ke instansi kesehatan lain di luar rumkit.
Unitwatlan dipimpin oleh Kepala Unit Perawatan Jalan, disingkat Kaunitwatlan.
Dalam pelaksanaan tugas kewajibannya bertanggung jawab kepada Kawatum.

GG. UNITWATINAP
Unitwatinap adalah staf pelaksana Kawatum yang bertugas melaksanakan
kegiatan pelayanan rawat inap.
Dalam pelaksanaan tugas tersebut, Unitwatinap mempunyai tugas kewajiban
sebagai berikut:
1) Mengatur dan mengendalikan pemeriksaan dan pengobatan pasien di ruang
rawat inap.
2) Mengatur dan mengendalikan penyelenggaraan rujukan pasien ke rumah
sakit lain.
3) Mengatur dan mengendalikan penyelenggaraan pemeriksaan/ konsultasi
untuk mendapatkan pemeriksaan penunjang diagnosis yang diperlukan, baik di
rumkit maupun ke instansi kesehatan lain di luar rumkit.
4) Mengendalikan dan mengawasi para kepala ruangan dan petugas kesehatan
35

lainnya dalam penyelenggaraan asuhan keperawatan.


Unitwatinap dipimpin oleh Kepala Unit Perawatan Inap, disingkat Kaunitwatinap.
Dalam pelaksanaan tugas kewajibannya bertanggung jawab kepada Kawatum.

HH. JANGKES
Jangkes adalah staf pelaksana teknis Karumkit yang bertugas melaksanakan
kegiatan penunjangan terhadap pelaksanaan fungsi dukungan dan pelayanan kesehatan
Rumkit.
Dalam pelaksanaan tugas tersebut, Jangkes mempunyai tugas kewajiban sebagai
berikut:
1) Membuat rencana kerja unit-unit yang dibawahinya.
2) Mengoordinasikan dan mengawasi kegiatan . unit-unit di lingkup kerjanya.
3) Melaksanakan pelayanan penunjangan yang dibutuhkan oleh unit- unit
pelayanan kesehatan maupun dukungan kesehatan.
4) Melaksanakan pelayanan pemulasaran jenazah.
5) Mengajukan saran atau pertimbangan kepada Karumkit tentang hal-hal yang
berhubungan dengan tugasnya.
Jangkes dalam pelaksanaan tugasnya dibantu oleh:
1) Unit Pemeliharaan Alat Kesehatan, disingkat Unitharalkes.
2) Unit Gudang, disingkat Unitgudang.
3) Unit Penunjangan Perawatan, disingkat Unitjangwat.
Jangkes dipimpin oleh Kepala Penunjangan Kesehatan, disingkat Kajangkes.
Dalam pelaksanaan tugas kewajibannya bertanggung jawab kepada Karumkit.

II. UNITHARALKES
Unitharalkes adalah staf pelaksana Kajangkes yang bertugas melaksanakan
kegiatan pemeliharaan alat-alat penunjangan klinik/perawatan.
Dalam pelaksanaan tugas tersebut, Unitharalkes mempunyai tugas kewajiban
sebagai berikut:
1) Membuat investarisasi seluruh peralatan penunjangan klinik/ perawatan.
2) Melaksanakan pengecekan dan pemeliharaan/perbaikan secara periodik
terhadap seluruh peralatan penunjangan klinik /perawatan.
3) Mengajukan saran atau pertimbangan kepada pimpinan tentang hal-hal yang
berhubungan dengan bidang tugasnya.
36

Unitharalkes dipimpin oleh Kepala Unit Pemeliharaan Alat Kesehatan, disingkat


Kaunitharalkes. Dalam pelaksanaan tugas kewajibannya bertanggung jawab kepada
Kajangkes.

JJ. UNITGUDANG
Unitgudang adalah staf pelaksana Kajangkes yang bertugas menerima,
memeriksa, menyimpan dan mendistribusikan bekal kesehatan/umum sesuai dengan
prosedur yang berlaku.
Dalam pelaksanaan tugas, Unitgudang mempunyai tugas kewajiban sebagai
berikut:
1) Menerima, memeriksa, dan mencocokan dengan dokumen pengiriman
barang/bekal kesehatan atau bekal umum alokasi dari Diskesau, Puskes TNI dan
hasil pengadaaan lokal atau dari sumber lainnya.
2) Melaksanakan penyimpanan bekal kesehatan/umum secara aman dan
terkontrol.
3) Mendistribusikan/mengeluarkan barang/bekkes atau bekal umum atas
perintah pejabat yang berwenang.
4) Membuat catatan penerimaan dan pengeluaran barang secara cermat.
5) Melaporkan secara periodik posisi persediaan barang/bekkes atau
bekal umum, terutama barang/bekkes atau bekal umum yang mempunyai batas
kedaluwarsa.

Unitgudang dipimpin oleh Kepala Unit Gudang, disingkat Kaunitgudang. Dalam


peiaksanaan tugas kewajibannya bertanggung jawab kepada Kajangkes.

KK. UNITJANGWAT

Unitjangwat adalah staf pelaksana Kajangkes yang bertugas melaksanakan


kegiatan penunjangan yang berhubungan dengan perawatan pasien.

Dalam pelaksanaan tugas tersebut, Unitjangwat mempunyai tugas kewajiban


sebagai berikut:

1) Melaksanakan penyediaan dan mendistribusikan alat satri (linen) bagi tenaga


37

medis, paramedis dan seluruh fasilitas perawatan.


2) Melaksanakan pencucian seluruh alat satri (linen).
3) Membuat catatan dan melaporkan kegiatan tersebut di atas secara periodik.
Unitjangwat dipimpin oleh Kepala Penunjangan Perawatan, disingkat
Kaunitjangwat. Dalam pelaksanaan tugas kewajibannya bertanggung jawab kepada
Kajangkes.

LL. BINKOMP YANKES

Pembina Kompetensi Pelayanan Kesehatan disingkat Binkomp Yankes adalah staf


pembantu Karumkit bidang pengembangan kompetensi tenaga kesehatan dan
bertanggung jawab menyelenggarakan kegiatan pendidikan dan pelatihan tenaga
kesehatan.

Dalam pelaksanaan tugas tersebut, Binkomp Yankes mempunyai tugas kewajiban


sebagai berikut:
1) Melakukan penyiapan bahan perencanaan kerja Binkomp Yankes, sebagai
pedoman pelaksanaan tugas.
2) Melakukan penyiapan rencana kerja, kebijakan/petunjuk/ prosedur/SOP
terkait kegiatan binkomp yankes.
3) Merencanakan kegiatan penyelenggaraan pendidikan dan pelatihan tenaga
medis, tenaga keperawatan/kebidanan dan tenaga kesehatan lainnya di rumkit.
4) Menyelenggarakan kegiatan pendidikan, pelatihan dan penelitian kedokteran,
keperawatan atau disiplin ilmu lain yang berhubungan langsung ataupun tidak
langsung dengan bidang pelayanan kesehatan dalam rangka meningkatkan
kompetensi tenaga kesehatan.
5) Melaksanakan bimbingan/supervisi teknis medis/nonmedis/ administrasi
dalam rangka pengembangan kompetensi tenaga kesehatan.
6) Melaksnakan koordinasi dan kerja sama dengan satker/unit terkait dalam
rangka pengembangan kompetensi tenaga kesehatan.
7) Menyelia dan mengevaluasi hasil kerja bawahan setiap saat agar tercapai
tingkat kinerja yang diharapkan.
8) Melaksanakan pemantauan dan evaluasi pelaksanaan kegiatan pendidikan
dan pelatihan, sesuai dengan renlakgiat, serta menyusun laporan pelaksanaan
kegiatan sebagai pertanggung jawaban pelaksanaan tugas.
38

9) Melakukan sistem pengawasan internal dalam penyelenggaraan kegiatan


pendidikan dan pelatihan.
10) Melakukan tugas kedinasan lainnya sesuai dengan perintah pimpinan.
Binkomp Yankes dalam pelaksanaan tugasnya dibantu oleh:
1) Unit Pembinaan Kompetensi Medis, disingkat Unitbin Kompetensi Medis.
2) Unit Pembinaan Kompetensi Keperawatan, disingkat Unitbin Kompetensi
Keperawatan.
3) Unit Pembinaan Kompetensi Nonkeperawatan, disingkat Unitbin Kompetensi
Nonkeperawatan.
4) Unit Perpustakaan Medis, disingkat Unitpustakmedis.
Binkomp Yankes dipimpin oleh Kepala Bin Kompetensi Yankes. Dalam
pelaksanaan tugas kewajibannya bertanggung jawab kepada Karumkit.

MM. UNITBIN KOMPETENSI MEDIS


Unitbin Kompetensi Medis adalah staf pelaksana Binkomp Yankes yang bertugas
melaksanakan kegiatan pengembangan SDM melalui pendidikan, pelatihan dan penelitian
bidang kedokteran.
Dalam pelaksanaan tugas tersebut, Unitbin Kompetensi Medis mempunyai tugas
kewajiban sebagai berikut:
1) Melaksanakan program kerja tahunan Unitbin .Kompetensi Medis bidang
medis.
2) Mengoordinasikan pelaksanaan program kerja tahunan yang telah ditetapkan
dengan unit/bagian terkait.
Pelaksanaan

3) Mengoordinasikan unit/bagian terkait dengan kepaniteraan klinik mahasiswa


kedokteran di rumkit.
4) Mengoordinasikan unit/bagian terkait dengan pelaksanaan kegiatan ilmiah
dan pengembangan SDM bidang medis.
Unitbin Kompetensi Medis dipimpin oleh Kepala Unit Pembinaan Kompetensi
Medis. Dalam pelaksanaan tugas kewajibannya bertanggung jawab kepada Kepala Bin
Kompetensi Yankes.
39

NN. UNITBIN KOMPETENSI KEPERAWATAN

Unitbin Kompetensi Keperawatan adalah staf pelaksana Binkomp Yankes yang


bertugas melaksanakan kegiatan pengembangan SDM melalui pendidikan, pelatihan, dan
penelitian ilmu kesehatan lain dan umum.
Dalam pelaksanaan tugas tersebut, Unitbin Kompetensi Keperawatan mempunyai
tugas kewajiban sebagai berikut:
1) Melaksanakan program kerja tahunan Unitbin Kompetensi Keperawatan.
2) Mengoordinasikan pelaksanaan program kerja tahunan yang telah ditetapkan
dengan unit/bagian terkait.
3) Mengoordinasikan unit/bagian terkait dengan pelaksanaan praktik kerja
lapangan mahasiswa/siswa keperawatan di rumkiit.
4) Mengoordinasikan unit/bagian terkait dengan pelaksanaan kegiatan ilmiah
dan pengembangan SDM bidang nonmedis/umum.
Unitbin Kompetensi Keperawatan dipimpin oleh Kepala Unit Pembinaan
Kompetensi Keperawatan. Dalam pelaksanaan tugas kewajibannya bertanggung jawab
kepada Kabin Kompetensi Yankes.

OO. UNITBIN KOMPETENSI NONKEPERAWATAN

Unitbin Kompetensi Nonkeperawatan adalah staf pelaksana Binkomp Yankes yang


bertugas melaksanakan kegiatan administrasi, manajemen dan pengelolaan keuangan.
Dalam pelaksanaan tugas tersebut, Unitbin Kompetensi Nonkeperawatan
mempunyai tugas kewajiban sebagai berikut:
1) Menyusun program kerja tahunan Binkomp Yankes.
2) Mengoordinasikan pelaksanaan program kerja tahunan yang telah ditetapkan
dengan unit/bagian terkait.
3) Mengoordinasikan unit/bagian terkait dengan pelaksanaan kepaniteraan klinik
mahasiswa kedokteran dan praktik kerja lapangan mahasiswa/siswa di Rumkit.
4) Menyelenggarakan ketata usahaan dan pelayanan masyarakat (Yanmas)
bidang kompetensi nonkeperawatan.
Unitbin Kompetensi Nonkeperawatan dipimpinoleh Kepala Unit Pembinaan
Kompetensi Nonkeperawatan. Dalam pelaksanaan tugas kewajibannya bertanggung
jawab kepada Kepala Bin Kompetensi Yankes.
40

PP. UNITPUSTAKMEDIS

Unit Perpustakaan Medis adalah staf pelaksana Binkomp Yankes yang bertugas
menyelenggarakan dan melaksanakan kegiatan perpustakaan rumah sakit.
Dalam pelaksanaan tugas tersebut, Unitpustakmedis mempunyai tugas kewajiban
sebagai berikut:
1) Menyelenggarakan pusat informasi bidang medis, keperawatan, manajemen
dan informasi lain yang berkaitan dengan pengembangan dan pengelolaan
rumah sakit.
2) Membuat katalog pada seluruh bahan informasi yang tersimpan di
perpustakaan.
3) Menyediakan dan meningkatkan ketersediaan buku atau bahan informasi yang
berkaitan dengan pengembangan dan pengelolaan rumah sakit.
4) Secara periodik melaksanakan pengembangan kelengkapan informasi di
perpustakaan.
Unitpustakmedis dipimpin oleh Kepala Unit Perpustakaan Medis. Dalam
pelaksanaan tugas kewajibannya bertanggung jawab kepada Kepala Bin Kompetensi
Yankes.

QQ. KLINJANTUNG

Klinjantung adalah staf pelaksana teknis yang bertugas melaksanakan kegiatan


pelayanan dan perawatan dalam bidang jantung.
Dalam pelaksanaan tugas tersebut, Klinjantung mempunyai tugas kewajiban
sebagai berikut:
1) Melaksanakan kegiatan pemeriksaan dan pengobatan pasien.
2) Mengkonsultasikan dan atau merujuk pasien ke klinik lain dalam lingkungan
rumkit atau ke rumah sakit lain, baik untuk pemeriksaan dan pengobatan maupun
untuk pemeriksaan penunjang kesehatan lainnya.
3) Mengirim pasien ke ruang perawatan rumkit bila memerlukan rawat inap.
4) Memberikan laporan serta saran sesuai dengan bidang tugasnya kepada
Karumkit.
Klinjantung dipimpin oleh Kepala Klinik Jantung, disingkat Kaklinjentung. Dalam
41

pelaksanaan tugas kewajibannya bertanggung jawab kepada karumkit.

RR. KLINPARU
Klinparu adalah staf pelaksana teknis yang bertugas melaksanakan kegiatan
pelayanan dan perawatan dalam bidang penyakit paru.
Dalam pelaksanaan tugas tersebut, Kilinparu mempunyai tugas kewajiban sebagai
berikut:
1) Klinparu Melaksanakan kegiatan pemeriksaan dan pengobatan pasien
2) Mengonsultasikan dan atau merujuk pasien ke klinik lain dalam lingkungan
rumkit atau ke rumah sakit lain, baik untuk pemeriksaan dan pengobatan maupun
untuk pemeriksaan penunjang kesehatan lainnya.
3) Mengirim pasien ke ruang perawatan rumkit bila memerlukan
rawat inap.

4) Memberikan laporan serta saran sesuai dengan bidang tugasnya kepada


Karumkit.
Klinparu dipimpin oleh Kepala Klinik Paru, disingkat Kaklinparu. Dalam
pelaksanaan tugas kewajibannya bertanggung jawab kepada Karumkit.

SS. KLINMATA
Klinmata adalah staf pelaksana teknis yang bertugas melaksanakan kegiatan
pelayanan dan perawatan dalam bidang penyakit mata.
Dalam pelaksanaan tugas tersebut, Klinmata mempunyai tugas kewajiban sebagai
berikut:
1) Melaksanakan kegiatan pemeriksaan dan pengobatan pasien.
2) Mengonsultasikan dan atau merujuk pasien ke klinik lain dalam lingkungan
rumkit atau ke rumah sakit lain, baik untuk pemeriksaan dan pengobatan maupun
untuk pemeriksaan penunjang kesehatan lainnya.
3) Mengirim pasien ke ruang perawatan rumkit bila memerlukan rawat inap.
4) Memberikan laporan serta saran sesuai dengan bidang tugasnya kepada
Karumkit.
Klinmata dipimpin oleh Kepala Klinik Mata, disingkat Kaklinmata. Dalam
pelaksanaan tugas kewajibannya bertanggung jawab kepada Karumkit.
42

TT. KLINIK THT


Klinik THT adalah staf pelaksana teknis yang bertugas melaksanakan kegiatan
pelayanan dan perawatan dalam bidang penyakit THT.
Dalam pelaksanaan tugas tersebut, Klinik THT mempunyai tugas kewajiban
sebagai berikut:
1) Melaksanakan kegiatan pemeriksaan dan pengobatan pasien.
2) Mengkonsultasikan dan atau merujuk pasien ke klinik lain dalam lingkungan
rumkit atau ke rumah sakit lain, baik untuk pemeriksaan dan pengobatan maupun
untuk pemeriksaan penunjang kesehatan lainnya.
3) Mengirim pasien ke ruang perawatan rumkit bila memerlukan rawat inap.
4) Memberikan laporan serta saran sesuai dengan bidang tugasnya kepada
Karumkit.

Klinik THT dipimpin oleh Kepala Klinik THT, disingkat Kaklin THT. Dalam
pelaksanaan tugas kewajibannya bertanggung jawab kepada Karumkit.

UU. KLINJIWA (KLINIK JIWA)


Klinjiwa adalah staf pelaksana teknis yang bertugas melaksanakan kegiatan
pelayanan dan perawatan dalam bidang penyakit jiwa.
Dalam pelaksanaan tugas tersebut, Klinikjjwa mempunyai tugas kewajiban sebagai
berikut:
1) Melaksanakan kegiatan pemeriksaan dan pengobatan pasien
2) Mengonsultasikan dan atau merujuk pasien ke klinik lain dalam lingkungan
rumkit atau ke rumah sakit lain, baik untuk pemeriksaan dan pengobatan maupun
untuk pemeriksaan penunjang kesehatan lainnya.
3) Mengirim pasien ke ruang perawatan rumkit bila memerlukan rawat inap.
4) Memberikan laporan serta saran sesuai dengan bidang tugasnya kepada
Karumkit.
Klinjiwa dipimpin oleh Kepala Klinik Jiwa, disingkat Kaklinjiwa. Dalam pelaksanaan
tugas kewajibannya bertanggung jawab kepada Karumkit.

X. KLINPENYDAL (KLINIK PENYAKIT DALAM)


Klinpenydal adalah staf pelaksana teknis yang bertugas melaksanakan kegiatan
pelayanan dan perawatan dalam bidang penyakit penyakit dalam.
43

Dalam pelaksanaan tugas tersebut, Klinpenydal mempunyai tugas kewajiban


sebagai berikut:
1) Melaksanakan kegiatan pemeriksaan dan pengobatan pasien.
2) Mengonsultasikan dan atau merujuk pasien ke klinik lain dalam lingkungan
rumkit atau ke rumah sakit lain, baik untuk pemeriksaan dan pengobatan maupun
untuk pemeriksaan penunjang kesehatan lainnya.
3) Mengirim pasien ke ruang perawatan rumkit bila memerlukan rawat inap.
4) Memberikan laporan serta saran sesuai dengan bidang tugasnya kepada
Karumkit.
Klinpenydal dipimpin oleh Kepala Klinik Penyakit Dalam, disingkat Kaklinpenydal.
Dalam pelaksanaan tugas kewajibannya bertanggung jawab kepada Karumkit.

WW. KLINOBSGIN (KLINIK OBSGIN)


Klinobsgin adalah staf pelaksana teknis yang bertugas melaksanakan kegiatan
pelayanan dan perawatan dalam bidang obstetrik dan ginekologi (obsgin).
Dalam pelaksanaan tugas tersebut, Klinobsgin mempunyai tugas kewajiban
sebagai berikut:
1) Melaksanakan kegiatan pemeriksaan dan pengobatan pasien.
2) Mengonsultasikan dan atau merujuk pasien ke klinik lain dalam lingkungan
Rumkit atau ke rumah sakit lain, baik untuk pemeriksaan dan pengobatan maupun
untuk pemeriksaan penunjang kesehatan lainnya.
3) Mengirim pasien ke ruang perawatan Rumkit bila memerlukan rawat inap.
4) Memberikan laporan serta saran sesuai dengan bidang tugasnya kepada
Karumkit.
Klinobsgin dipimpin oleh Kepala Klinik Obstetri dan Ginekologi, disingkat
Kaklinobsgin. Dalam pelaksanaan tugas kewajibannya bertanggung jawab kepada
Karumkit.
XX. KLINANAK (KLINIK ANAK)
Klinanak adalah staf pelaksana teknis yang bertugas melaksanakan kegiatan
pelayanan dan perawatan dalam bidang kesehatan anak.
Dalam pelaksanaan tugas tersebut, Klinanak mempunyai tugas kewajiban sebagai
berikut:
1) Melaksanakan kegiatan pemeriksaan dan pengobatan pasien.
2) Mengonsultasikan dan atau merujuk pasien ke klinik lain dalam lingkungan
44

rumkit atau ke rumah sakit lain, baik untuk pemeriksaan dan pengobatan maupun
untuk pemeriksaan penunjang kesehatan lainnya.
3) Mengirim pasien ke ruang perawatan rumkit bila memerlukan rawat inap.
4) Memberikan laporan serta saran sesuai dengan bidang tugasnya kepada
Karumkit.
Klinanak dipimpin oleh Kepala Klinik Anak, disingkat Kaklinanak. Dalam
pelaksanaan tugas kewajibannya bertanggung jawab kepada Karumkit.

YY. KLINBEDAH (KLINIK BEDAH)


Klinbedah adalah staf pelaksana teknis yang bertugas melaksanakan kegiatan
pelayanan dan perawatan dalam bidang peyakit bedah.
Dalam pelaksanaan tugas tersebut, Klinbedah mempunyai tugas kewajiban
sebagai berikut:
1) Melaksanakan kegiatan pemeriksaan dan pengobatan pasien.
2) Mengkonsultasikan dan atau merujuk pasien ke klinik lain dalam lingkungan
rumkit atau ke rumah sakit lain, baik untuk pemeriksaan dan pengobatan maupun
untuk pemeriksaan penunjang kesehatan lainnya.
3) Mengirim pasien ke ruang perawatan rumkit bila memerlukan rawat inap.
4) Memberikan laporan serta saran sesuai dengan bidang tugasnya kepada
Karumkit.
Klinbedah dipimpin oleh Kepala Klinik Bedah, disingkat Kaklinbedah. Dalam
pelaksanaan tugas kewajibannya bertanggung jawab kepada Karumkit.

ZZ. KLINRAD (KLINIK RADIOLOGI)


Klinrad adalah staf pelaksana teknis yang bertugas melaksanakan kegiatan
pelayanan radiologi.
Dalam pelaksanaan tugas tersebut, Klinrad mempunyai tugas kewajiban sebagai
berikut:
1) Melaksanakan kegiatan pemeriksaan dan terapi radiologi.
2) Menyerahkan hasil pemeriksaan radiologi ke klinik/ruang rawat inap atau
kepada dokter dan instansi kesehatan yang meminta dalam waktu yang relatif
singkat.
3) Mengevaluasi secara terus menerus keakuratan hasil pemeriksaan.
4) Memelihara kesiapan dan melakukan validasi peralatan radiologi untuk
45

menjaga keakuratan hasil pemeriksaan.


5) Menyimpan catatan/arsip setiap hasil pemeriksaan radiologi sebagai rahasia
medis.
6) Memberikan laporan serta saran sesuai dengan bidang tugasnya kepada
Karumkit.
Klinrad dipimpin oleh Kepala Klinik Radiologi, disingkat Kaklinrad. Dalam
pelaksanaan tugas kewajibannya bertanggung jawab kepada Karumkit.

AAA. KLINPAT (KLINIK PATOLOGI)

Klinpat adalah staf pelaksana teknis yang bertugas melaksanakan kegiatan


pelayanan pemeriksaan laboratorium klinik, baik pasien rawat jalan, rawat inap maupun
pemeriksaan laboratorium dalam rangka uji badan (medical check up).

Dalam pelaksanaan tugas tersebut, Klinpat mempunyai tugas kewajiban sebagai


berikut:
1) Melaksanakan kegiatan pemeriksaan laboratorium atas permintaan dokter di
rumkit maupun atas permintaan dokter di luar rumkit.
2) Menyerahkan hasil pemeriksaan laboratorium ke klinik/ruang rawat inap atau
kepada dokter dan instansi kesehatan yang meminta dalam waktu yang relatif
singkat.
3) Mengirim sampel pemeriksaan laboratorium ke laboratorium rujukan di luar
rumkit.
4) Memberikan laporan serta saran sesuai dengan bidang tugasnya kepada
Karumkit.
5) Mengevaluasi secara terus menerus keakuratan hasil pemeriksaan.
6) Memelihara kesiapan dan melakukan validasi peralatan laboratorium untuk
menjaga keakuratan hasil pemeriksaan.
7) Menyimpan catatan/arsip setiap hasil pemeriksaan laboratorium sebagai
rahasia medis.
Klinpat dipimpin oleh Kepala Klinik Patologi, disingkat Kaklinpat. Dalam
pelaksanaan tugas kewajibannya bertanggung jawab kepada Karumkit.

BBB. KLINSYARAF (KLINIK SYARAF)


Klinsaraf adalah staf pelaksana teknis yang bertugas melaksanakan kegiatan
46

pelayanan dan perawatan dalam bidang penyakit saraf.


Dalam pelaksanaan tugas tersebut, Klinsaraf mempunyai tugas kewajiban sebagai
berikut:
1) Melaksanakan kegiatan pemeriksaan dan pengobatan pasien.
2) Mengonsultasikan dan atau merujuk pasien ke klinik lain dalam lingkungan
rumkit atau ke rumah sakit lain, baik untuk pemeriksaan dan pengobatan maupun
untuk pemeriksaan penunjang kesehatan lainnya.
3) Mengirim pasien ke ruang perawatan rumkit bila memerlukan rawat inap.
4) Memberikan laporan serta saran sesuai dengan bidang tugasnya kepada
Karumkit.
Klinsaraf dipimpin oleh Kepala Klinik Saraf, disingkat Kaklinsaraf. Dalam
pelaksanaan tugas kewajibannya bertanggung jawab kepada Karumkit.

CCC. KLINREHABMED (KLINIK REHAB MED)


Klinrehabmed adaiah staf pelaksana teknis yang bertugas melaksanakan kegiatan
pelayanan dan perawatan dalam bidang rehabilitasi medis.
Dalam pelaksanaan tugas tersebut pasal 61 subpasal a, Klinrehabmed mempunyai
tugas kewajiban sebagai berikut:
1) Melaksanakan kegiatan pemeriksaan dan pengobatan pasien.
2) Mengonsultasikan dan atau merujuk pasien ke klinik lain dalam lingkungan
rumkit atau ke rumah sakit lain, baik untuk pemeriksaan dan pengobatan maupun
untuk pemeriksaan penunjang kesehatan lainnya.
3) Mengirim pasien ke ruang perawatan rumkit bila memerlukan rawat inap.
4) Memberikan laporan serta saran sesuai dengan bidang tugasnya kepada
Karumkit.
Klinrehabmed dipimpin oleh Kepala Klinik Rehabilitasi Medis, disingkat
Kaklinrehabmed. Dalam pelaksanaan tugas kewajibannya bertanggung jawab kepada
Karumkit.
DDD. KLINKULIT (KLINIK KULIT )
Klinkulit adalah staf pelaksana teknis yang bertugas melaksanakan kegiatan
pelayanan dan perawatan dalam bidang penyakit kulit dan kelamin.
Dalam pelaksanaan tugas tersebut, Klinkulit mempunyai tugas kewajiban sebagai
berikut:
1) Melaksanakan kegiatan pemeriksaan dan pengobatan pasien.
47

2) Mengonsultasikan dan atau merujuk pasien ke klinik lain dalam lingkungan


rumkit atau ke rumah sakit lain, baik untuk pemeriksaan dan pengobatan maupun
untuk pemeriksaan penunjang kesehatan lainnya.
3) Mengirim pasien ke ruang perawatan rumkit bila memerlukan rawat inap.
4) Memberikan laporan serta saran sesuai dengan bidang tugasnya kepada
Karumkit.
Klinkulit dipimpin oleh Kepala Klinik Kulit, disingkat Kaklinkulit. Dalam pelaksanaan
tugas kewajibannya bertanggung jawab kepada Karumkit.

EEE. KLINGIZI (KLINIK GIZI)


Klingizi adalah staf pelaksana teknis yang bertugas melaksanakan pelayanan
penunjangan klinik dan perawatan.
Dalam pelaksanaan tugas tersebut, Klingizi mempunyai tugas kewajiban sebagai
berikut:
1) Melaksanakan kegiatan konsultasi gizi bagi para pasien rawat jalan.
2) Membuat dan memberikan daftar menu makanan ke dapur untuk digunakan
dalam rangka pelayanan makan bagi pasien yang dirawat.
3) Memeriksa kualitas bahan mentah yang akan diolah oleh dapur.
4) Mengawasi dan memberikan bimbingan tentang proses pengolahan makanan
yang higienis dan cara penyajiannya.
5) Bersama-sama dapur secara periodik melaksanakan pengecekan makan
pasien di ruangan.
6) Memberikan laporan serta saran sesuai dengan bidang tugasnya kepada
Karumkit.
Klingizi dipimpin oleh Kepala Klinik Gizi, disingkat Kaklingizi. Dalam pelaksanaan
tugas kewajibannya bertanggung jawab kepada Karumkit.

FFF. KLINGILUT (KLINIK GIGI DAN MULUT)


Klingilut adalah staf pelaksana teknis yang bertugas melaksanakan kegiatan
pelayanan kesehatan di bidang gigi dan mulut.
Dalam rangka pelaksanaan tugas tersebut, Klingilut mempunyai tugas kewajiban
sebagai berikut:
1) Melaksanakan kegiatan pemeriksaan dan pengobatan pasien.
2) Mengonsultasikan dan atau merujuk pasien ke klinik lain dalam lingkungan
48

Rumkit atau ke rumah sakit lain, baik untuk pemeriksaan dan pengobatan maupun
untuk pemeriksaan penunjang kesehatan lainnya.
3) Mengirim pasien ke ruang perawatan rumkit bila memerlukan rawat inap.
4) Memberikan laporan serta saran sesuai dengan bidang tugasnya kepada
Karumkit.
Klingilut dipimpin oleh Kepala Klinik Gigi dan Mulut, disingkat Kaklingilut.
Dalam pelaksanaan tugas kewajibannya bertanggung jawab kepada Karumkit.

GGG. KLINUROLOGI (KLINIK UROLOGI)

Klinurologi adalah staf pelaksana teknis yang bertugas menyelenggarakankegiatan


pelayanan kesehatan bidang bedah urologi bagi personel TNI AU dan keluarganya.
Dalam pelaksanaan tugas kewajiban tersebut, Klinurologi menyelenggarakan
fungsi-fungsi sebagai berikut:
1) Melakukan penyiapan bahan perencanaan kerja klinik urologi sebagai
pedoman pelaksanaan tugas.
2) Melakukan penyiapan rencana kerja, petunjuk/SOP kegiatan pelayanan
kesehatan di klinik urologi.
3) Membuat sistem pelayanan klinik (konsultasi, pemeriksaan penunjang,
pengobatan, dan permintaan perawatan) bagi pasien rawat jalan maupun rawat
inap, untuk meningkatkan pelayanan kesehatan di klinik urologi di rumkit.
4) Melaksanakan pelayanan kesehatan diagnostik, kuratif, promotif dan preventif
bagi pasien urologi rawat jalan maupun rawat inap.
5) Melakukan koordinasi dengan satker/unit terkait dalam rangka pelaksanaan
tugas.
6) Menyelia dan mengevaluasi hasil kerja bawahan setiap saat agar tercapai
tingkat kinerja yang diharapkan.
7) Melakukan pemantauan dan evaluasi pelaksanaan kegiatan klinik urologi
sesuai dengan renlakgiat, serta menyusun laporan pelaksanaan kegiatan sebagai
pertanggung jawaban pelaksanaan tugas.
8) Melakukan sistem pengawasan internal kegiatan klinik urologi.
9) Melakukan tugas kedinasan lainnya sesuai perintah pimpinan.
Klinurologi dipimpin seorang Kepala Klinik Bedah Urologi. Dalam melaksanakan
49

tugas dan kewajibannya bertanggung jawab pada Karumkit.

HHH. KLINORTOPEDI (KLINIK ORTOPEDI)


Ortopedi adalah staf pelaksana teknis yang bertugas menyelenggarakan kegiatan
pelayanan kesehatan bidang ortopedi bagi personel TNI AU dan keluarganya.
Dalam pelaksanaan tugas kewajiban tersebut, Klinik Ortopedi menyelenggarakan
fungsi-fungsi sebagai berikut:
1) Melakukan penyiapan bahan perencanaan kerja klinik ortopedi sebagai
pedoman pelaksanaan tugas.
2) Melakukan penyiapan rencana kerja, petunjuk/SOP kegiatan pelayanan
kesehatan di klinik ortopedi.
3) Membuat sistem pelayanan klinik (konsultasi, pemeriksaan penunjang,
pengobatan dan permintaan perawatan) bagi pasien rawat jalan maupun rawat
inap, untuk meningkatkan pelayanan kesehatan di klinik ortopedi di rumkit.
4) Melaksanakan pelayanan kesehatan diagnostik, kuratif, promotif dan preventif
bagi pasien ortopedi rawat jalan maupun rawat inap.
5) Melakukan koordinasi dengan satker/urtit terkait dalam rangka pelaksanaan
tugas.
6) Menyelia dan mengevaluasi hasil kerja bawahan setiap saat agar tercapai
tingkat kinerja yang diharapkan.
7) Melakukan pemantauan dan evaluasi pelaksanaan kegiatan klinik ortopedi
sesuai dengan renlakgiat, serta menyusun laporan pelaksanaan kegiatan sebagai
pertanggung jawaban pelaksanaan tugas.
8) Melakukan sistem pengawasan internal kegiatan klinik ortopedi.
9) Melakukan tugas kedinasan lainnya sesuai perintah pimpinan.
Klinik Orthopedi dipimpin seorang Kepala Klinik Orthopedi dalam melaksanakan
tugas dan kewajibannya bertanggung jawab pada Karumkit.

III. KLINBEDAHSYARAF
Klinbedahsyaraf adalah staf pelaksana teknis yang bertugas menyelenggarakan
kegiatan pelayanan kesehatan bidang bedah syaraf bagi personel TNI AU dan
keluarganya.
Dalam pelaksanaan tugas kewajiban tersebut, Klinbedahsyaraf menyelenggarakan
fungsi-fungsi sebagai berikut:
50

1) Melakukan penyiapan bahan perencanaan kerja klinik bedah syaraf sebagai


pedoman pelaksanaan tugas.
2) Melakukan penyiapan rencana kerja, petunjuk/SOP kegiatan pelayanan
kesehatan di klinik bedah syaraf.
3) Membuat sistem pelayanan klinik (konsultasi, pemeriksaan penunjang,
pengobatan dan permintaan perawatan) bagi pasien rawat jalan maupun rawat
inap, untuk meningkatkan pelayanan kesehatan di klinik bedah syaraf di rumkit.
4) Melaksanakan pelayanan kesehatan diagnostik, kuratif, promotif dan preventif
bagi pasien bedah syaraf rawat jalan maupun rawat inap.
5) Melakukan koordinasi dengan satker/unit terkait dalam rangka pelaksanaan
tugas.
6) Menyelia dan mengevaluasi hasil kerja bawahan setiap saat agar tercapai
tingkat kinerja yang diharapkan.
7) Melakukan pemantauan dan evaluasi pelaksanaan kegiatan klinik bedah
syaraf sesuai dengan renlakgiat, serta, menyusun laporan pelaksanaan kegiatan
sebagai pertanggung jawaban pelaksanaan tugas.
8) Melakukan sistem pengawasan internal kegiatan .klinik bedah syaraf.
9) Melakukan tugas kedinasan lainnya sesuai perintah pimpinan.
Klinbedahsyaraf dipimpin seorang Kepala Klinik Bedah Syaraf. Dalam
melaksanakan tugas dan kewajibannya bertanggung jawab pada Karumkit.

JJJ. FARMASI
Farmasi adalah staf pelaksanan teknis yang bertugas melaksanakan kegiatan
pelayanan di bidang farmasi
Dalam pelaksanaan tugas tersebut, Farmasi mempunyai tugas kewajiban sebagai
berikut:
1) Melayani resep dokter, mendistribusikan bekal kesehatan keseluruh ruang
perawatan klinik-klinik dan bagian yang memerlukan.
2) Memonitor dan mengendalikan persediaan dan pemakaian obat- obatan di
ruangan.
3) Memonitor efek samping obat.
4) Memeriksa obat-obatan yang tersedia secara kualitatif.
5) Meracik obat-obat sederhana sesuai dengan fasilitas yang tersedia.
6) Memberikan laporan serta saran sesuai dengan bidang tugasnya kepada
51

Karumkit.
Farmasi dipimpin oleh Kepala Farmasi, disingkat Kafar. Dalam pelaksanaan tugas
kewajibannya bertanggung jawab kepada Karumkit.

KKK. PAKES GOL V


Pakes Golongan V adalah Staf Fungsional yang membantu kepala bidang/bagian,
melaksanakan supervisi (memantau, mengevaluasi dan merekomendasi) pelaksanaan
kegiatan di bidang/bagian sesuai kompetensi.
Dalam pelaksanaan tugas tersebut, Pakes Gol V mempunyai tugas kewajiban
sebagai berikut:
1) Melaksanakan penyusunan rencana kerja Pakes Gol V sebagai pedoman
pelaksanaan tugas.
2) Melaksanakan pemetaan kebutuhan kebijakan, yang dibutuhkan untuk
mendukung pelaksanaan kegiatan sesuai bidang tugasnya.
3) Melaksanakan analisis kebijakan terkait bidang tugasnya, dalam rangka
supervisi di bidang/bagian, selanjutnya memberikan masukan ( saran dan
pertimbangan) kepada ka bidang/Bagian.
4) Melaksanaan bimbingan teknis dan supervisi kegiatan sesuai bidang
tugasnya, berdasarkan standart yang telah berlaku dan selanjutnya memberi
masukan (saran dan pertimbangan) kepada Ka Bidang/bagian.
5) Menyampaikan saran/rekomendasi terhadap pengembangan profesi/karier
personel di bidang/bagian, dalam rangka meningkatkan profesi atau kopetensi
personel.
6) Membantu Ka Bidang/bagian, menyelia dan mengevaluasi hasil kerja
staf/bawahan setiap saat agar tercapai tingkat kinerja yang diharapkan dan sesuai
dengan renlakgiat
7) Mengevaluasi hasil kegiatan dan menyusun laporan sebagai bahan
saran/masukan dalam laporan kegiatan bidang/bagian.
Dengan tugas tambahan :
1) Membantu Ka Bidang/bagian melakukan pengawasan dan pengendalian di
unit kerjanya.
2) Mewakili Ka Bidang/bagian dalam kegiatan rakor/pokja.
3) Melakukan tugas kedinasan lainnya sesuai perintah pimpinan.
Pakes Gol V bertanggung jawab kepada Ka Rumkit.
52

LLL. PAKES GOL VI


Pakes Golongan VI adalah Staf Fungsional Ka RSAU dr. M. Salamun yang
membantu kepala Unit, melaksanakan supervisi (memantau, mengevaluasi dan
merekomendasi) pelaksanaan kegiatan di unit sesuai kompetensi.

Dalam pelaksanaan tugas tersebut, Pakes Gol VI mempunyai tugas kewajiban


sebagai berikut:
1) Melaksanakan penyusunan rencana kerja Pakes Gol VI sebagai pedoman
pelaksanaan tugas.
2) Melaksanakan pemetaan kebutuhan kebijakan, yang dibutuhkan untuk
mendukung pelaksanaan kegiatan sesuai bidang tugasnya.
3) Melaksanakan analisis kebijakan terkait bidang tugasnya, dalam rangka
supervisi di unit, selanjutnya memberikan masukan ( saran dan pertimbangan)
kepada ka unit.
4) Melaksanaan bimbingan teknis kepada staf/bawahan, berdasarkan standart
yang telah ditetapkan.
5) Menyampaikan saran/rekomendasi terhadap pengembangan profesi/karier
personel di unit, dalam rangka meningkatkan profesi atau kopetensi personel.
6) Membantu Ka unit, menyelia dan mengevaluasi hasil kerja staf/bawahan
setiap saat agar tercapai tingkat kinerja yang diharapkan dan sesuai dengan
renlakgiat
7) Mengevaluasi hasil kegiatan dan menyusun laporan sebagai bahan
saran/masukan dalam laporan kegiatan Ka unit.
Dengan tugas tambahan :
1) Membantu Ka unit melakukan pengawasan dan pengendalian staf/bawahan.
2) Melakukan tugas kedinasan lainnya sesuai perintah pimpinan.

MMM. PAKES GOL VII


Staf Fungsional RSAU dr. M. Salamun yang membantu kepala bidang/bagian/unit
melaksanakan tugas pokok dalam rangka penyelenggaraan dukungan dan pelayanan
kesehatan di RSAU dr. M. Salamun sesuai keahlian/kompetensi.
Dalam pelaksanaan tugas tersebut, Pakes Gol VII mempunyai tugas kewajiban
sebagai berikut:
53

1) Membantu Ka Unit menyusun rencana kerja unit sebagai pedoman


pelaksanaan tugas.
2) Membantu Ka Unit menyiapkan kebijakan yang dibutuhkan untuk mendukung
pelaksanaan kegiatan sesuai bidang tugas.
3) Membantu ka Unit melaksanakan bimbingan teknis kepada staf/bawahan di
unit kerja, berdasarkan standart yang telah ditetapkan.
4) Membantu Ka Unit menyiapkan bahan-bahan laporan hasil kegiatan.
Dengan tugas tambahan :
1) Membantu Ka unit melakukan pengawasan di unit.
2) Melakukan tugas kedinasan lainnya sesuai perintah pimpinan.
NNN. PAKES GOL VIII
Staf Fungsional RSAU dr. M. Salamun yang membantu kepala bidang/bagian/unit
melaksanakan tugas pokok dalam rangka penyelenggaraan dukungan dan pelayanan
kesehatan di RSAU dr. M. Salamun sesuai keahlian/kompetensi.
Dalam pelaksanaan tugas tersebut, Pakes Gol VIII mempunyai tugas kewajiban
sebagai berikut:
1) Membantu menyusun rencana kerja unit sebagai pedoman pelaksanaan
tugas.
2) Membantu Ka bidang/bagian/Unit menyiapkan SPO yang dibutuhkan untuk
mendukung pelaksanaan kegiatan sesuai bidang tugas.
3) Membantu ka Unit melaksanakan bimbingan teknis kepada staf/bawahan di
unit kerja, berdasarkan standart yang telah ditetapkan.
4) Membantu Ka bidang/bagian/Unit melaksanakan kegiatan di
bidang/bagian/Unit, berdasarkan standard yang telah ditetapkan .
Dengan tugas tambahan :
5) Membantu Ka unit menyiapkan bahan-bahan laporan hasil kegiaan.
Dengan tugas tambahan :
Melakukan tugas kedinasan lainnya sesuai perintah pimpinan.

OOO. PAKES GOL IX


Staf Fungsional RSAU dr. M. Salamun yang membantu kepala bidang/bagian/unit
melaksanakan tugas pokok dalam rangka penyelenggaraan dukungan dan pelayanan
kesehatan di RSAU dr. M. Salamun sesuai keahlian/kompetensi.
Dalam pelaksanaan tugas tersebut, Pakes Gol IX mempunyai tugas kewajiban
54

sebagai berikut:
1) Membantu Ka bidang/bagian/Unit menyiapkan rencana kerja unit sebagai
pedoman pelaksanaan tugas.
2) Membantu Ka bidang/bagian/Unit menyiapkan SPO yang dibutuhkan untuk
mendukung pelaksanaan kegiatan sesuai bidang tugas.
3) Membantu Ka bidang/bagian/Unit melaksanakan kegiatan di
bidang/bagian/unit berdasarkan standart yang telah ditetapkan.
4) Membantu Ka Unit menyiapkan bahan-bahan laporan hasil kegiatan.
Dengan tugas tambahan :
Melakukan tugas kedinasan lainnya sesuai perintah pimpinan.

Pasal 69 Hubungan-Hubungan
Rumkit dalam batas kewenangannya dapat mengadakan hubungan dengan
instansi di dalam dan luar Diskesau untuk kepentingan kelancaran pelaksanaan tugasnya,
dengan ketentuan hubungan tersebut sesuai dengan kebijakan Kadiskesau.

Pasal 70 Lain-Lain
Hal-hal lain yang belum cukup diatur dalam peraturan ini, apabila diperlukan akan
diatur tersendiri

II. POLA KETENAGAAN DAN KUALIFIKASI PERSONIL


Dalam rangka pelaksanaan tugas di RSAU dr. M. Salamun, diperlukan suatu
sistem pembinaan sebagai sarana penataan dan pedoman pengembangan maupun
penggunaan kekuatan RSAU dr. M. Salamun. Sistem pembinaan diterapkan sebagai
perangkat pengupayaan dalam rangkaian kegiatan terpadu, melalui perwujudan sasaran-
sasaran secara bertingkat, bertahap dan berlanjut yang semakin utuh dan bulat. Untuk
menjamin terwujudnya postur RSAU dr. M. Salamun yang handal, RSAU dr. M. Salamun
menganut manajemen modern yang diselaraskan pada sistem dan metode
pembinaannya melalui pengelolaan yang tertib dan teliti terhadap sumber daya, sarana
dan prasarana.
Pembinaan personel dan tenaga manusia RSAU dr. M. Salamun merupakan
bagian integral dari sistem pembinaan kekuatan dan kemampuan RSAU dr. M. Salamun,
yang mencerminkan tata fungsional dari pembinaan personel perorangan yang terdiri atas
55

prajurit dan Pegawai Negeri Sipil serta pembinaan tenaga manusia. Pembinaan
personel dan tenaga manusia tersebut mencakup fungsi perencanaan, pengorganisasian,
pelaksanaan maupun pengendalian terhadap aspek-aspek subjek, objek dan metode.

Agar tugas RSAU dr. M. Salamun dapat dilaksanakan secara berhasil guna dan
berdaya guna, maka perlu adanya petunjuk yang memuat tentang pokok – pokok
kebijakan pimpinan RSAU dr. M. Salamun dibidang personel dan tenaga manusia.
Petunjuk dimaksud dijadikan pedoman dalam pembinaan tenaga manusia dan pembinaan
personel yang terdiri atas pembinaan prajurit TNI AU dan Pegawai Negeri Sipil RSAU
dr. M. Salamun. Petunjuk digunakan sebagai pedoman dalam penyelenggaraan
pembinaan personel dan tenaga manusia RSAU dr. M. Salamun dengan tujuan agar
pelaksanaannya dapat berjalan dengan tertib, lancer, terpadu dan berkesinambungan
dengan tataran wewenang di bidang perencanaan, pengorganisasian, pelaksanaan dan
pengendalian dibawah doktrin TNI AU Swa Bhuwana Paksa, Pola Ketenagaan RSAU dr.
M. Salamun berlandaskan pada :

1. Undang- Undang Republik Indonesia Nomor 8 tahun 1974 yg telah diubah menjadi
Undang-undang Nomor 43 Tahun 1999 tanggal 30 September 1999 tentang pokok-pokok
kepegawaian.

2. Undang-undang Republik Indonesia Nomor 3 tahun 2002 tentang Pertahanan


Negara (Lembaran Negara RI 2002 Nomor 3, tambahan lembaran Negara Republik
Indonesia Nomor 4169).

3. Undang-undang Republik Indonesia Nomor 34 tahun 2004 tentang Tentara Nasional


Indonesia (Lembaran Negara Republik Indonesia tahun 2004 nomor 127, tambahan
Lembaran Negara RI Nomor 4439).

4. Undang-undang Republik Indonesia Nomor 36 tahun 2009 tentang Kesehatan.

5. Undang –undang Republik Indonesia Nomor 44 tahun 2009 tentang Rumah Sakit.
56

6. Keputusan Presiden RI Nomor 06/TNI/2005 tanggal 16 Februari 2005 tentang


Pemberhentian dan Pengangkatan Dalam Jabatan Kepala Staf TNI Angkatan Darat,
Kepala Staf TNI Angkatan Laut dan Kepala Staf TNI Angkatan Udara.

7. Keputusan Panglima TNI Nomor Kep/19/IV/2005 tanggal 20n April 2005 tentang
Petunjuk Dasar Pembinaan Personel dan Tenaga Manusia Tentara Nasional Indonesia.

8. Keputusan Kepalan Staf TNI Angkatan Udara Nomior Kep/3/IV/2007 tanggal 9 April
2007 tentang Doktrin TNI Angkatan Udara Swa Bhuwana Paksa.

9. Perkasau Nomor Perkasau/129/XII/2011 tanggal 22 Desember 2011 tentang


Penyempurnaan Daftar Susunan Personel (DSP) Mabesau Dan Balakpus TNI AU.

Mengacu dasar diatas Pola Ketenagaan RSAU dr. M. Salamun menyelenggarakan


Fungsi- fungsi sebagai berikut :

a. Pengkajian Klasifikasi Tenaga Manusia (Prajurit, PNS TNI AU/SDM).


Kegiatan ini dilaksanakan untuk mengelompokkan dan mengkoordinasikan personel (baik
prajurit maupun PNS) berdasarkan tingkat golongan, keterampilan serta spesialisasi
pendidikan untuk memudahkan proses penyusunan norma pengawakan organisasi dan
penempatan personel dalam upaya optimalisasi pendayagunaannya di RSAU dr. M.
Salamun.

b. Pengkajian Pendayagunaan Tenaga Manusia (SDM). Kegiatan ini dilaksanakan


untuk merumuskan langkah-langkah penggunaan tenaga manusia(SDM) untuk menjamin
agar dapat terlaksana secara tepat, serta berhasil dan berdayaguna dalam ruang lingkup
Penugasan yang tepat di RSAU dr. M. Salamun.

c. Pengkajian Norma Pengawakan Organisasi. Kegiatan ini dilaksanakan untuk


merumuskan norma persyaratan kualitatif dan kuantitatif pengawakan organisasi Daftar
Susunan Personel (DSP) sesuai dengan kegiatan dan beban kerja organisasi RSAU dr.
M. Salamun.
57

d. Perencanaan Kebutuhan Tenaga Manusia (SDM). Kegiatan ini dilaksanakan


untuk merumuskan dan menentukan dalam penentuan kebutuhan tenaga manusia
(SDM) pada setiap kurun waktu tertentu agar tercapai dayaguna dan hasilguna organisasi
di RSAU dr. M. Salamun.

e. Pemeriksaan dan Pengendalian Inventaris Tenaga Manusia (SDM). Kegiatan


ini dilaksanakan agar penyimpangan dalam pembinaan dapat diungkap sedini mungkin
dan tetap terbinanya sistem informasi tentang tenaga manusia (SDM) yang mampu
menunjang penyelenggaraan tenaga manusia (SDM).

f. Pengawasan dan Pengendalian Tenaga Manusia (SDM). Kegiatan ini


dilaksanakan untuk menjamin pelaksanaan penggunaan tenaga manusia (SDM) secara
tepat sesuai dengan ketentuan dan rencana yang telah ditetapkan agar ketepatan dalam
norma pengawakan organisasi sesuai dengan Daftar Susunan Personel (DSP) dapat
terpenuhi sebagaimana mestinya.

g. Pengawasan dan pengendalian Rekrut. Pengawasan dan pengendalian Rekrut.


Kegiatan ini dilaksanakan untuk menjamin penyediaan tenaga manusia (SDM) agar
terselenggara sesuai dengan ketentuan dan persyaratan kebutuhan, apabila kebutuhan
tenaga manusia(SDM) yang sesuai dengan DSP tidak bisa terpenuhi maka dengan aturan
dan kebijakan Kepala RSAU dr. M. Salamun memerintahkan pejabat yang berwenang
dalam hal ini Kaurpers dengan berkoordinasi kepada para Kaunit yang membutuhkan
tenaga manusia (SDM) dengan kualifikasi tertentu mengajukan permohonan dengan nota
Dinas yang ditujukan kpd Kepala RSAU dr. M. Salamun, setelah mendapat persetujuan
dari Karumkit pejabat personel melaksanakan perekrutan dengan mengklasifikasikan
sesuai dengan korps, kejuruan,spesialisasi dan tingkat keterampilan/kualifikasi dan untuk
tenaga Kontrak Kerja dibagi dalam kelompok PPPK Perawat, PPPK Medis dan PPPK non
Medis setelah itu dilaksanakan pengklasifikasian personel hasil rekrut dan pengalokasian
hasil rekrut tenaga manusia (SDM) sesuai dengan permintan dari para Kaunit yang sudah
mengajukan permohonan rekrut sesuai dengan kebutuhan masing- masing unit kerja di
RSAU dr. M. Salamun dengan menyesuaikan dengan DSP yang berlaku di Lingkungan
TNI AU dalam hal ini RSAU dr. M. Salamun.
58

Pola Ketenagaan di RSAU dr. M. Salamun terdiri dari lima fungsi yaitu :

1. Fungsi Penyediaan. Fungsi ini dilaksanakan dalam rangka untu mengisi


Organisasi di RSAU dr. M. Salamun agar mendapatkan Prajurit, PNS TNI AU (SDM) yang
sesuai dengan kebutuhan dan mampu memenuhi tuntutan tugas maka penyediaan
dilaksanakan melalui penerimaan dan pengerahan dengan kegiatan-kegiatan
pengujian/penyaringan berdasarkan persyaratan dan Kriteria yang sudah ditentukan,
disamping itu dilakukan perekrutan Tenaga Kerja Kontrak untuk mengisi kekurangan yang
ada dalam DSP RSAU dr. M. Salamun sesuai dengan kebijakan Pimpinan.

2. Fungsi Pendidikan. Fungsi ini dilaksanakn dalam rangka usaha, pekerjaan dan
kegiatan secara terencana, terarah dan berlanjut untk membentuk dan memgembangkan
kualitas calon prajurit dan PNS TNI AU yang berjiwa Pancasila, Saptamarga dan Panca
Prasetya KORPRI yang memiliki kecerdasan, keterampilan, dan kesamaptaan jasmani
agar mampu mengemban tugas dan sesuai dengan tuntutan kebutuhan di RSAU dr. M.
Salamun.

3. Fungsi Penggunaan. Fungsi ini dilaksanakan dalam rangka usaha, pekerjaan,


kegiatan secara terencana, terarah, dan berlanjut dalam pendayagunaan setiap parjurit
dan PNS TNI AU secara optimal dalam penugasan Jabatan(Struktural, Fungsional,
Variasi giliran penugasan yang sesuai dengan tingkat pendidikan dan pangkat/ golongan
yang disandangnya. Serta memberikan kemungkinan pengembangan karier seluas-
luasnya dalam rangka melaksanakan tugas di RSAU dr. M. Salamun.

4. Fungsi Perawatan. Fungsi ini dilaksanakan dalam rangka usaha, pekerjaan dan
kegiatan secara terencana, terarah dan berlanjut untuk memberikan rawatan kedinasan
guna menciptakan kehidupan rohani dan jasmani yang sehat bagi setiap prajurit, PNS TNI
AU dan keluarganya, serta rawatan purnadinas/purnatugas sebagai penghargaan dari
Negara dan jaminan bagi kelangsungan kehidupan diri dan keluarganya sehingga dapat
diperoleh dayaguna dan hasilguna yang optimal hal ini berlangsung sejak diangkat
menjadi prajurit/PNS TNI AU sampai berakhirnya masa kedinasan agar dicapai
keseimbangan dan keserasian antara kepentingan organisasi dan individu serta
keluarganya.
59

5. Fungsi Pemisahan. Fungsi ini dilaksanakan dalam rangka usaha, pekerjaan dan
kegiatan secara terncana, terarah dan berlanjut untuk menjaga kualitas dan kuantitas
prajurit dan PNS TNI AU agar dalam pengakhiran dinas/purna tugas diberikan rawatan
purna dinas/tugas sesuai dengan ketentuan yang berlaku di TNI AU pada Umumnya dan
di RSAU dr. M. Salamun pada Khususnya.

III. KEGIATAN ORIENTASI

a. Untuk anggota baru RSAU dr. M. Salamun yang mendapatkan Skep Kassau untuk
melaksanakan TOA/TOD dari satuan lama ke RSAU dr. M. Salamun maka diwajibkan
untuk melaksanakan amelden datang atau lapor datang ke setiap bagian RSAU dr. M.
Salamun dengan tujuan agar mengenal pejabat, anggota dan tempat di bagian masing-
masing sehingga diharapkan anggota yang baru dapat segera beradaptasi dengan
lingkungan yang baru dan dapat segera melaksanakan tugas yang baru dengan segera,
format aelden dapat diperoleh di personel.

b. Untuk anggota yang baru setelah melaksanakan amelden di RSAU dr. M.


Salamun, kemudian melaksanakan orientasi di bagian jabatannya setelah mendapatkan
sprin lokal Ka RSAU dr. M. Salamun.

c. Untuk pejabat yang melaksanakan perpindahan akan diadakan serah terima


jabatan secara resmi, atau serah terima jabatan secara tidak resmi dan menurunkan
informasi yang terkait dengan pekerjaannya agar pejabat yang baru bisa segera
beradaptasi dan bekerja di lingkungan kerjanya yang baru.

d. Laporan amelden akan disimpan di bendel personel masing- masing sebagai bukti
telah melaksanakan orientasi, sedangkan lembar orientasi perbagian disimpan di bagian
unit masing-masing tempang anggota berdinas.

IV. PERTEMUAN / RAPAT

A. Rapat Rutin
1) Manajemen SDM melaksanakan rapat rutin setiap hari senin bergantian
dengan rapat Komite Medis, yang sering disebut rapat Staf. Rapat Staf dipimpin oleh
Kepala RSAU dr. M. Salamun atau yang mewakili seperti Palakhar atau
pejabat
60

yang ditunjuk Kepala RSAU dr. M. Salamun bila Kepala RSAU dr. M. Salamun
berhalangan hadir atau sedang melaksanakan Dinas Luar .
2) Kaurtu menyampaikan undangan rapat rutin kepada Pejabat RSAU dr. M.
Salamun dan anggota yang berhak hadir paling lambat Senin pagi setelah apel pagi
sebelum rapat dilaksanakan dan dilaksanakn pengabsenan dan pencatatan materi
rapat.
3) Rapat rutin dihadiri Para pejabat RSAU dr. M. Salamun dan para Kepala Unit
di RSAU dr. M. Salamun.
4) Kepala RSAU dr. M. Salamun dapat mengundang pihak lain bila dianggap
perlu.

B. Rapat Khusus
1) Rapat Staf diselenggarakan dalam hal :
a. Diperintahkan oleh Kepala RSAU dr. M. Salamun atau,
b. Permintaan yang diajukan secara tertulis atau ada kegiatan penting yang
terkait dengan kegiatan operasional TNI AU baik itu bersifat terprogram atau
mendadak atau,
c. Permintaan salah satu pejabat Staf RSAU dr. M. Salamun untuk hal hal
yang memerlukan penetapan kebijakan Kepala RSAU dr. M. Salamun dengan
segera dan segera untuk ditindak lanjuti atau disosialisasikan.
d. Terdapat kondisi darurat dan segera untuk ditindak lanjuti, atau kegiatan
rahasia terkait dengan kejadian di TNI AU atau di RSAU dr. M. Salamun dan
yang diundang hanya pejabat terkait yang ditunjuk oleh Kepala RSAU dr. M.
Salamun secara khusus dan isi materi tidak diagendakan karena terkait
kerahasian.
2) Rapat khusus dapat dilaksanakan sewaktu-waktu tergantung ketersegeraan
kondisi dan perintah langsung atau persetujuan Kepala RSAU dr. M. Salamun.
3) Urtu menyampaikan pemberitahuan rapat khusus beserta agenda rapat kepada
pengurus yang berhak hadir beberapa saat sebelum rapat tersebut
dilaksanakan.
Pemberitahuan rapat khusus harus menyebutkan secara spesifik hal-hal yang
akan dibicarakan dalam rapat tersebut dan rapat hanya akan membicarakan
hal-hal yang tercantum dalam pemberitahuan tersebut.
61

V. PELAPORAN
Pelaporan kekuatan personel yang dilaksankan oleh setiap satker TNI AU yaitu
salah satunya RSAU dr. M. Salamun merupakan wujud dari tugas pembinaan tenaga
manusia dan pembinaan personel yang diselenggarakan oleh Staf Personel TNI AU
(Spersau). Akurasi data laporan kekuatn personel sangat penting untuk memudahkan
perencanaan binteman sebagai acuan pengembangan kekuatan personel TNI AU baik
dalam jangka pendek, jangka sedang maupun jangka panjang, sehingga dapat
direncanakn proyeksi kebutuhan tenaga manusia yang ingin dicapai pad masa yang akan
datang.
RSAU dr. M. Salamun membuat laporan ke Diskesau selanjutnya dari Diskesau
melaporkan semua laporan Rumah Sakit seluruh Indonesia ke Disminpersau. Laporan
RSAU dr. M. Salamun dilaksanakan dalam 2 bentuk laporan yaitu laporan per 3 bulan dan
laporan per 6 bulan sesuai dengan jadwal yang telah ditentukan oleh Minpersau.
Laporan kekuatan personel RSAU dr. M. Salamun kepada jajaran diatasnya
diselenggarakan secara berlanjut sehingga perubahan data yang terjadi merupakan
kelanjutan dari data sebelumnya. Kegiatan pelaporan kekuatan personel TNI AU yang
mana didalamnya salah satunya adalah RSAU dr. M. Salamun dilaksanakan secara
bertahap dengan berpedoman kepada prosedur kegiatan yang telah ditentukan oleh Buku
Petunjuk Teknis TNI AU tentang Pelaporan Kekuatan Personel tahun 2013.
62

BAB VII
PENETAPAN POLA KETENAGAAN DAN KEBUTUHAN JUMLAH STAF

1. Pendekatan Dan Metode Penyusunan Rencana Kebutuhan SDM Kesehatan.

a. Pendekatan Penyusunan Kebutuhan SDM Kesehatan. Yang menjadi perhatian


dalam penyusunan Kebutuhan SDM Kesehatan adalah sebagai berikut :

1. Penyusunan kebutuhan SDM kesehatan mutlak dalam konteks penyusunan


pengembangan SDM kesehatan yang ada untuk mewujudkan
suatutujuanpembangunan yang ditetapkan.

2. Pentingnya untuk ditetapkan suatu cara penyusunan kebutuhan SDM yang


benar-benar sesuai dengan keperluannya yang semakin kompleks dan
seringtak menentu.

3. Pengguna dari cara-cara penyusunan SDM kesehatan ini perlu


memahamikekuatan dan kelemahan dari cara yang dipilih.

4. Sektor kesehatan sangat diharapkan oleh sektor lain yang terkait untuk dapat
menyusun kebutuhan SDM kesehatan di masa mendatang
denganmenggunakan cara-cara penyusunan kebutuhan SDM yang mantap.

b. Prosedur penghitungan kebutuhan SDM kesehatan denganmenggunakan


METODE WISN (Work Load Indikator Staff Need/Kebutuhan SDM kesehatan
Berdasarkan Indikator Beban Kerja).

Metode perhitungan kebutuhan SDM berdasarkan beban kerja (WISN)


adalahsuatu metode perhitungan kebutuhan SDM kesehatan berdasarkan pada
bebanpekerjaan nyata yang dilaksanakan oleh tiap kategori SDM kesehatan pada
tiap unitkerja di fasilitas pelayanan kesehatan.Kelebihan metode ini mudah
dioperasikan, mudahdigunakan, secara teknis mudah diterapkan, komprehensif
dan realistis.

Adapun langkah perhitungan kebutuhan SDM berdasarkan WISN ini meliputi


5langkah, yaitu :

a. Menetapkan waktu kerja tersedia;


b. Menetapkan unit kerja dan kategori SDM;
c. Menyusun standar beban kerja;
d. Menyusun standar kelonggaran;
e. Perhitungan kebutuhan tenaga per unit kerja.
63

Pada dasarnya metode WISN ini dapat di gunakan di rumah sakit.Sebagai


contoh dibawah ini disajikan penggunaan metodeWISN di sarana pelayanan
kesehatan di Rumah Sakit.

a. Menetapkan Waktu Kerja Tersedia. Menetapkan waktu kerja tersedia


tujuannya adalah diperolehnya waktu kerja tersediamasing-masing kategori SDM
yang bekerja di Rumah Sakit selama kurun waktu satutahun.

Data yang dibutuhkan untuk menetapkan waktu kerja tersedia


adalahsebagai berikut :

1) Hari kerja, sesuai ketentuan yang berlaku di RS,pada umumnya


dalam 1 minggu 5 hari kerja. Dalam 1 tahun 250 hari kerja (5 hari x50
minggu). (A)

2) Cuti tahunan, sesuai ketentuan setiap SDM memiliki hak cuti 12 hari
kerja setiaptahun. (B)

3) Pendidikan dan pelatihan, sesuai ketentuan yang berlaku di RS


untukmempertahankan dan meningkatkan kompetensi/profesionalisme
setiap kategoriSDM memiliki hak untuk mengikuti pelatihan/kursus/seminar/
lokakarya dalam 6hari kerja. (C)

4) Hari Libur Nasional, berdasarkan Keputusan Bersama Menteri Terkait


tentang HariLibur Nasional dan Cuti Bersama, tahun 2013-2014 ditetapkan
15 Hari Kerja dan 4hari kerja untuk cuti bersama. (D)

5) Ketidak hadiran kerja, sesuai data rata-rata ketidak hadiran kerja


(selama kurunwaktu 1 tahun) karena alasan sakit, tidak masuk dengan atau
tanpapemberitahuan/ijin. (E)

6) Waktu kerja, sesuai ketentuan yang berlaku di RS, padaumumnya


waktu kerja dalam 1 hari adalah 8 jam (5 hari kerja/minggu). (F)

Berdasarkan data tersebut selanjutnya dilakukan pe rhitungan untuk


menetapkan waktutersedia dengan rumus sebagai berikut :

={ −( + + + )} ×

Keterangan :

A = Hari Kerja D = Hari Libur Nasional


B = Cuti Tahunan E = Ketidak Hadiran Kerja
C = Pendidikan & Pelatihan F = Waktu Kerja
64

Apabila ditemukan adanya perbedaaan rata-rata ketidak hadiran kerja atau


RS menetapkan kebijakan untuk kategori SDM tertentu dapat mengikuti pendidikan
danpelatihan lebih lama di banding kategori SDM lainnya, maka perhitungan waktu
kerjatersedia dapat dilakukan perhitungan menurut kategori SDM. Untuk lebih
jelasnya dapatdilihat simulasi perhitungan berdasarkan rumus waktu kerja tersedia
sebagaimana diuraikan pada Tabel II.1 di bawah ini :

TABEL II.1
Waktu Kerja Tersedia

KATEGORI SDM
Kode FAKTOR Dokter KETERANGAN
Perawat
Sp. X
A Hari Kerja 260 260 Hari/tahun
B Cuti tahunan 12 12 Hari/tahun
C Pendidikan dan Pelatihan 5 5 Hari/tahun
D Hari Libur Nasional 19 19 Hari/tahun
E Ketidakhadiran Kerja 10 10 Hari/tahun
F Waktu Kerja 8 8 Jam/hari
Waktu Kerja Tersedia 1,712 1,656 Jam/tahun
Hari Kerja Tersedia 214 207 Harikerja/thn

Waktu kerja tersedia untuk kategori SDM Perawat adalah 1,704 jam/tahun,
atau 213hari kerja.Sedangkan kategori SDM Dokter Spesialis X adalah 1,616 atau
189 harikerja/tahun.

Uraian perhitungannya adalah sebagai berikut:

Waktu kerja tersedia untuk kategori SDM :

1) Perawat ={260 - (12+5+19+10)} =214 hari kerja/tahun


2) Dokter Sp. X={260 - (12+10+19+12)} = 207 hari kerja/tahun

Hari kerja tersedia untuk kategori SDM :

1) Perawat =( 214 hari/tahun) x 8 (jam/hari)= 1,712 jam kerja/tahun


2) Dokter Sp. X=(207 hari/tahun) x8(jam/hari)= 1,656 jam kerja/tahun

b. Menetapkan Unit Kerja Dan Katagori SDM. Menetapkan unit kerja dan
kategori SDM tujuannya adalah diperolehnya unitkerja dan kategori SDM yang
bertanggung jawab dalam menyelenggarakan kegiatanpelayanan kesehatan
perorangan pada pasien, keluarga dan masyarakat di dalam dandi luar RS.
65

Data dan informasi yang dibutuhkan untuk penetapan unit kerja dan kategori
SDM adalah sebagai berikut :

1) Bagan Struktur Organisasi RS dan uraian tugas pokok dan fungsi


masing-masingunit dan sub-unit kerja.

2) Keputusan Karumkit tentang pembentukan unit kerja struktural dan


fungsional,misalnya: Komite Medik, Komite Pangendalian Mutu RS.
Bidang/Bagian Informasi.

3) Data Anggota Berdasarkan Pendidikan yang bekerja pada tiap unit


kerja di RS.

4) PP 32 tahun 1996 tentang SDM kesehatan.

5) Peraturan perundang undangan berkaitan dengan jabatan fungsional


SDMkesehatan.

6) Standar profesi, standar pelayanan dan standar operasional prosedur


(SOP) padatiap unit kerja RS.

2. Analisa Organisasi. Fungsi utama rumah sakit adalah menyelenggarakan


pelayanan kesehatan yangmengutamakan pelayanan kesehatan perorangan meliputi
pelayanan kesehatan kuratif,rehabilitatif secara serasi dan terpadu dengan pelayanan
preventif dan promotif.

Berdasarkan fungsi utama tersebut, unit kerja RS dapat dikelompokkan


sebagai berikut:

a. Unit Kerja Fungsional Langsung, adalah unit dan sub-unit kerja yang
langsungterkait dengan penyelenggaraan pelayanan kesehatan perorangan di
dalam dan diluar RS, misalnya : Intalasi Rawat Inap, Intalasi Rawat Jalan,
Instalasi GawatDarurat, Instalasi Laboratorium, Instalasi Radiologi, Instalasi
Farmasi/Apotik, UnitPelayanan Home Care dll.

b. Unit Kerja Fungsional Penunjang, adalah unit dan sub-unit kerja yang tidak
langsungberkaitan dengan penyelenggaraan :

1) Pelayanan kesehatan perorangan di RS, misalnya: Instalasi Tata Usaha


RawatInap/Rawat Jalan, Instalasi Pemeliharaan Sarana RS.
2) Pelayanan kesehatan Promotif di dalam dan diluar RS, misalnya: Unit
3) Penyuluhan Kesehatan Masyarakat (PKM-RS).
66

Apabila ditemukan unit atau sub-unit kerja fungsional yang belum diatur atau
ditetapkan oleh Karumkit, Depkes, Pemda (Pemilik RS) perlu ditelaah terlebih
dahulusebelum disepakati ditetapkan keberadaanya.Selanjutnya apakah fungsi,
kegiatan-kegiatannyadapat digabung atau menjadi bagian unit kerja yang telah ada.

Setelah unit kerja dan sub unit kerja di RS telah ditetapkan, langkah
selanjutnyaadalah menetapkan kategori SDM sesuai kompetensi atau pendidikan
untuk menjaminmutu, efisensi dan akuntabilitas pelaksanaan kegiatan/pelayanan di
tiap unit kerja RS.

Data keanggotaan, standar profesi, standar pelayanan, fakta dan


pengalamanyang dimiliki oleh penanggung jawab unit kerja adalah sangat membantu
prosespenetapan kategori SDM di tiap unit kerja di RS.Untuk menghindari hambatan
atau kesulitan perhitungan kebutuhan SDMberdasarkan beban kerja, sebaiknya tidak
menggunakan metode analisis jabatan untukmenetapkan kategori SDM sesuai
kompetensi yang dipersyaratkan dalam melaksanakansuatu pekerjaan / kegiatan di
tiap unit kerja RS.

TABEL II.2
UNIT KERJA DAN KATEGORI SDM

NO UNIT KERJA SUB UNIT KERJA KATEGORI SDM


1. Dr. Sp. PD
Poli Penyakit Dalam
2. Perawat
Instalasi Rawat 1. Dr. Sp. OBG
A. Poli Kebidanan & Kandungan
Jalan 2. Bidan
1. Dr. Sp. BU
Poli Bedah
2. Perawat
1. Dr. Sp. BU
2. Dr. Sp. BO
3. Dr. Sp. Anastesi
B. Rawat Inap Rawat Inap Bedah 4. Dokter (umum)
Plus
5. Penata anestesi
6. Perawat

Menyusun Standar Beban Kerja.

a. Standar beban kerja adalah volume/kuantitas beban kerja selama 1 tahun


perkategori SDM.Standar beban kerja untuk suatu kegiatan pokok
disusunberdasarkanwaktu yang dibutuhkan untuk menyelesaiakannya (rata-rata
waktu) dan waktu yangtersedia per-tahun yang dimiliki oleh masing-masing
kategori tanaga.
67

b. Pelayanan kesehatan di RS bersifat individual, spesifik dan unik


sesuaikarateristik pasien (umur, jenis kelamin), jenis dan berat ringannya penyakit,
adatidaknya komplikasi.Disamping itu harus mengacu pada standar pelayanan dan
standar operasional prosedur (SOP) serta penggunaan teknologi kedokteran dan
prasarana yangtersedia secara tepat guna.Oleh karena itu pelayanan kesehatan
RS membutuhkan SDM yang memiliki berbagai jenis kompetensi, jumlah dan
distribusinya tiap unit kerjasesuai beban kerja.

c. Data dan informasi yang dibutuhkan untuk menetapkan beban kerja masing-
masingkategori SDM utamanya adalah sebagai berikut :Kategori SDM yang
bekerja pada tiap unit kerja RS sebagaimana hasil yang telahditetapkan pada
langkah kedua.

1) Standar profesi, standar pelayanan yang berlaku di RS.

2) Rata-rata waktu yang dibutuhkan oleh tiap kategori SDM


untukmelaksanakan/menyelesaikan berbagai pelayanan RS.

3) Data dan informasi kegiatan pelayanan pada tiap unit kerja RS.

d. Beban kerja masing-masing kategori SDM di tiap unit kerja RS


adalahmeliputi :

1) Kegiatan pokok yang dilaksanakan oleh masing-masing kategori


SDM.
2) Rata-rata waktu yang dibutuhkan untuk menyelesaikan tiap kegiatan
pokok.

3) Standar beban kerja per 1 tahun masing-masing kategori SDM

e. Kegiatan Pokok. Kegiatan pokok adalah kumpulan berbagai jenis


kegiatan sesuai standarpelayanan dan standar operasional prosedur (SOP) untuk
menghasilkan pelayanankesehatan/medik yang dilaksanakan oleh SDM
kesehatan dengan kompetensi tertentu.

f. Langkah selanjutnya untuk memudahkan dalam menetapkan beban


kerjamasing-masing kategori SDM, perlu disusun kegiatan pokok serta jenis
kegiatanpelayanan, yang berkaitan langsung/ tidak langsung dengan pelayanan
kesehatanperorangan.

g. Tabel II.3 dibawah ini diuraikan contoh sederhana penyusunan kegiatan


pokokdi Unit Kerja Instalasi Rawat Jalan Poli Spesialis Penyakit Dalam.
68

TABEL II.3
KEGIATAN POKOK DOKTER SPESIALIS PENYAKIT DALAM
DI INSTALASI RAWAT JALAN

UNIT
KERJA/KATEGORI KEGIATAN KEGIATAN POKOK
SDM
Pasien Baru :
- Anamnesa
- Pemeriksaan Fisik Pemeriksaan Pasien
- Pembacaan Hasil Baru
Lab/Rontgen
Poli Penyakit Dalam - Penulisan Resep/Rujukan
Dr. Sp. PD Pasien Lama :
- Anamnesa
- Pemeriksaan Fisik Pemeriksaan Pasien
- Pembacaan Lama
HasilLab/Rontgen
- Penulisan Resep/Rujukan

Rata-Rata Waktu.

a. Rata-rata waktu adalah suatu waktu yang dibutuhkan untuk


menyelesaikansuatu kegiatan pokok, oleh masing-masing kategori SDM pada tiap
unit kerja.Kebutuhan waktu untuk menyelesaikan kegiatan sangat bervariasi dan
dipengaruhistandar pelayanan, standar operasional prosedur (SOP), sarana dan
prasarana medic yang tersedia serta kompetensi SDM.

b. Rata-rata waktu ditetapkan berdasarkan pengamatan dan pengalaman


selamabekerja dan kesepakatan bersama. Agar diperoleh data rata-rata waktu
yang cukupakurat dan dapat dijadikan acuan, sebaiknya ditetapkan berdasarkan
waktu yangdibutuhkan untuk menyelesaikan tiap kegiatan pokok oleh SDM
yangmemilikikompetensi, kegiatan pelaksanaan standar pelayanan, standar
operasionalprosedur (SOP) dan memiliki etos kerja yang baik.

c. Secara bertahap RS dapat melakukan studi secara intensif untuk


menyusunstandar waktu yang dibutuhkan menyelesaikan tiap kegiatan oleh
masing-masing kategori SDM.

B. Standar Beban kerja. Standar beban kerja adalah volume/kuantitas


beban kerja selama 1 tahun perkategori SDM.Standar beban kerja untuk suatu
kegiatan pokok disusun berdasarkanwaktu yang dibutuhkan untuk
69

menyelesaiakannya (waktu rata-rata) dan waktu kerjatersedia yang dimiliki oleh


masing-masing kategori SDM.

Adapun rumus perhitungan st andar beb an kerja adalah sebagai berikut:

=
− −

Hasil perhitungan standar beban kerja kategori SDM Dokter Spesialis


PenyakitDalam dan Dokter Spesialis Bedah berdasarkan kegiatan pokok di
Instalasi Rawat Inapdan Rawat Jalan serta rata-rata waktu yang dibutuhkan dapat
dilihat pada Tabel II.4 di bawah ini .
TABEL II.4
KEGIATAN POKOK DAN RATA-RATA WAKTU KERJA

NO KATEGORI UNIT KERJA / KEGIATAN RATA- STANDAR


SDM POKOK RATA BEBAN
WAKTU KERJA
POLI PENYAKIT DALAM
- Pemeriksaan pasien lama 7’ 14,194
- Pemeriksaan pasien baru 9’ 9,973
RATWAT INAP PENYAKIT
A. Dr. Sp. PD
DALAM
- Visite pasien lama 4’ 24,840
- Visite pasien baru 6’ 16,560
- Tindakan medik kecil 15’ 6,624
B. Dr. Sp. B POLI BEDAH
- Pemeriksaan pasien lama 7’ 14,194
- Pemeriksaan pasien baru 9’ 11,040
- Tindakan medik kecil 15’ 6,624
- Tindakan medik sedang 25’ 3,974
RAWAT INAP BEDAH
- Visite pasien lama 4’ 24,840
- Visite pasien baru 15’ 16,560
- Tindakan medik kecil 15’ 6,624

Kategori SDM dokter Spesial Penyakit Dalam memiliki Standar Beban kerja
pertahun sebesar pemeriksaan 9,973 pasien baru poli rawat jalan.Hal ini tidak
berartiseorang Dokter Spesialis Penyakit Dalam diharapkan mengerjakan sejumlah
9.973 pemeriksaan Pasien Baru Poli Rawat Jalan dalam 1 tahun. Namun Dokter
SpesialisPenyakit Dalam juga melaksanakan berbagai kegiatan lain yang menyita
jam kerjatersedia yang dimilikinya.
70

Standar Beban Kerja per tahun untuk SDM Dokter Spesialis Penyakit Dalam
tersebut, menunjukkan bahwa pemeriksaan pasien rawat jalan membutuhkan
waktu1/9.973 dari hari kerja tersedia selama 1 tahun.

C. Penyusunan Standar Kelonggaran.

a. Penyusunan standar kelonggaran tujuannya adalah diperolehnya factor


kelonggaran tiap kategori SDM meliputi jenis kegiatan dan kebutuhan waktu
untukmenyelesaiakan suatu kegiatan yang tidak terkait langsung atau dipengaruhi
tinggirendahnya kualitas atau jumlah kegiatan pokok/pelayanan. Penyusunan faktor
kelonggaran dapat dilaksanakan melalui pengamatan danwawancara kepada tiap
kategori tentang :

1) Kegiatan-kegiatan yang tidak terkait langsung dengan pelayanan


pada pasien,misalnya; rapat, penyusunan laporan kegiatan, menyusun
kebutuhan obat/bahanhabis pakai.

2) Frekuensi kegiatan dalam suatu hari, minggu, bulan.

3) Waktu yang dibutuhkan untuk menyelesaikan kegiatan.

b. Selama pengumpulan data kegiatan penyusunan standar beban kerja,


sebaiknyamulai dilakukan pencatatan tersendiri apabila ditemukan kegiatan yang
tidak dapatdikelompokkan atau sulit dihitung beban kerjanya karena tidak/kurang
berkaitan denganpelayanan pada pasien untuk selanjutnya digunakan sebagai
sumber data penyusunanfaktor kelonggaran tiap kategori SDM.

c. Setelah faktor kelonggaran tiap kategori SDM diperoleh, langkah


selanjutnyaadalah menyusun Standar Kelonggara n dengan melakukan perhitungan
berdasarkanrumus di bawah ini :

− −
=

d. Pada umumnya kategori SDM Dr. Sp. Penyakit Dalam dan Dr. Sp. Bedah
memiliki faktor kelonggaran sebagai berikut :

1) Pertemuan audit medik


2) Mengajar program pendidikan dokter
3) Mengajar program pendidikan dokter spesialis.
e. Apabila kategori SDM Dr. Sp. Penyakit Dalam memiliki waktu kerja tersedia
1,656jam/tahun dan faktor kelonggaran pertemuan audit medik 1 jam/minggu maka
StandarKelonggaran yang dimilikinya adalah sebesar 0,06 SDM. Hal ini juga dapat
71

diartikanbahwa kegiatan pertemuan audit medik membutuhkan/menyita 6 % waktu


kerjatersedia Dr. Sp. Penyakit Dalam. Adapun uraian perhitungannya adalah
sebagai berikut :

1) Waktu kerja tersedia : 1,656 jam/tahun


2) Faktor kelonggaran : Pertemuan audit medik, 1 jam/minggu (1 jam x
52Minggu = 52 jam/tahun)
3) Standar Kelonggaran = 52 jam/tahun
1.656 jam tahun
= 0,03 SDM

f. Hasil perhitungan standar kelonggaran untuk kategori SDM Dokter Spesialis


Penyakit Dalam sebesar 0,188 dan Dokter Spesialis Bedah 0,220. Adapun
besarnyastandar kelonggaran tiap faktor kelonggaran dapat dilihat pada Tabel II.5
di bawah ini.

TABEL II.5
KEGIATAN POKOK DAN RATA-RATA WAKTU KERJA

STANDAR
N RATA-RATA
KATEGORI SDM FAKTOR KELONGGARAN BEBAN
O WAKTU
KERJA
A. Dr. Sp. PD - Pertemuan audit medik 1 jam/mgg 0,031
- Mengajar 9’ 9,973
= Program pendidikan dokter 2 jam/mgg 0,063
= Program pendidikan dokter 3 jam/mgg 0.094
spesialis
JUMLAH 0,188
B. Dr. Sp. B - Pertemuan audit medik 2 jam/mgg 0,063
- Mengajar
= Program pendidikan dokter 2 jam/mgg 0,063
=Program pendidikan dokter 3 jam/mgg 0.094
spesialis
JUMLAH 0,220

D. Perhitungan KebutuhanSDM Per Unit Kerja. Perhitungan kebutuhan SDM per


unit kerja tujuannya adalahdiperolehnya jumlah dan jenis/kategori SDM per unit
kerja sesuai beban kerja selama 1tahun.Sumber data yang dibutuhkan untuk
perhitungan kebutuhan SDM perunit kerja meliputi :

a. Data yang diperoleh dari langkah-langkah sebelumnya yaitu :

1) Waktu kerja tersedia.


72

2) Standar beban kerja dan


3) Standar kelonggaran masing-masing kategori SDM

b. Kuantitas kegiatan pokok tiap unit kerja selama kurun waktu satu tahuan.

E. Kuantitas Kegiatan Pokok.

a. Kuantitas kegiatan pokok disusun berdasarkan berbagai data kegiatan


pelayananyang telah dilaksanakan di tiap unit kerja RS selama kurun waktu satu
tahun.Kuantitaskegiatan pelayanan Instalasi Rawat Jalan dapat diperoleh dari
laporan kegiatan RS(SP2RS), untuk mendapatkan data kegiatan tindakan medik
yang dilaksanakan di tiappoli rawat jalan perlu dilengkapi data dari Buku Register
yang tersedia disetiap polirawat jalan. Pada umumnya data kegiatan rawat jalan
tersedia dan mudah diperoleh, namunapabila data hanya tersedia 7 bulan, maka
data kuantitas kegiatan pokok 5 bulanberikutnya ditetapkan berdasarkan angka
rata-rata kegiatan pokok selama 7 bulan(ekstrapolasi).

TABEL II.6
KUANTITAS KEGIATAN POKOK INSTALASI RAWAT JALAN

UNIT KUANTITAS
NO
KERJA/KATEGORI KEGIATAN POKOK
A B C D
POKOK
A Poli Penyakit Dalam - Pem. Pasien Baru 9,100 1,300 6,500 15.600
(dr. Sp. PD) - Pem. Pasien lama 6,067 867 4,333 10,400
B Poli Poli Bedah (dr. Sp. - Pem. Pasien Baru 2,730 390 1,950 4,680
B) - Pem. Pasien lama 1,365 195 975 2,340
- Tindakan medik kecil 1,706 244 1,219 2,925
- Tindakan medik
1,024 146 731 1,755
Sedang

Keterangan :

A : Jumlah kegiatan pelayanan selama 7 bulan;


B : Rata-rata kegiatan pelayanan per bulan;
C : Jumlah pelayanan 5 bulan berikutnya (b x 5 bulan);
D : Jumlah kumulatif kegiatan pelayanan selama 1 tahun (A + C )

b. Untuk penyusunan kuantitas kegiatan pokok Instalasi Rawat Inap


dibutuhkandata dasar sebagai berikut :
1) Jumlah tempat tidur.
2) Jumlah pasien masuk/keluar dalam 1 tahun.
73

3) Rata-rata sensus harian.


4) Rata-rata lama pasien di rawat (LOS)

c. Berdasarkan data dasar tersebut dapat dihitung kuantitas kegiatan pokok di


tiapInstalasi Rawat Inap dengan memperhatikan kebijakan operasional yang
berkaitandengan kategori SDM dan tanggung jawabnya dalam pemeriksaan
pasien, tindakanmedik rawat jalan, visite dan tindakan pada pasien rawat inap,
misalnya:

1) Visite dilakukan oleh Dokter Spesialis bagi seluruh pasien atau hanya
pasien baru(hari pertama) dan pasien pulang saja.

2) Tindakan kecil (sederhana, rendah resiko) dilakukan oleh Dokter


Spesialis atauDokter Umum dengan tambahan kompetensi dan kesenangan
tertentu.

3) Kuantitas kegiatan pokok sebagaimana diuraikan pada Tabel II.7


merupakancontoh untuk perhitungan beban kerja Instalasi Rawat Inap yang
diperoleh dengan caraekstrapolasi.

TABEL II.7
KUANTITAS KEGIATAN POKOK INSTALASI RAWAT INAP

INSTALASI RAWAT INAP


KODE DATA RAWAT INAP
PENY. DALAM BEDAH
A Jumlah TT 150 100
B Pasien masuk rawat inap per tahun 6,388 4,260
C Rata-rata pasien perhari (sensus harian) 105 70
D Rata-rata lama hari rawat /LOS-(C x 365)/B 6 6,00
E Hari rawat per tahun – (D x B) 38,325 25,550
F Rata-rata TT terpakai (BOR) ---- E / (A x 365) 70 % 70 %
G Pasien baru per tahun ----- (B) 6,388 4,260
H Pasien lama per tahun ----- (E – B) 31,937 21,290

4) Hasil perhitungan pada Tabel II.6 dan Tabel II.7 tersebut,


selanjutnyadilakukan penggabungan dengan kuantitas kegiatan
sebagaimana dapat di lihat padaTabel II.8 dibawah ini.

TABEL II.8
KUANTITAS KEGIATAN POKOK
INSTALASI RAWAT JALAN DAN RAWAT INAP

KUANTITAS
NO UNIT KERJA / KATEGORI SDM KEGIATAN POKOK
KEGIATAN
Instalasi Rawat Jalan
A. Poli Penyakit Dalam (dr. Sp. PD) - Pem. Pasien Baru 15,600
- Pem. Pasien lama 10,400
74

B. Poli Bedah (dr. Sp. B) - Pem. Pasien Baru 4,680


- Pem. Pasien lama 2,340
- Tindakan medik kecil 2,925
- Tindakan medik Sedang 1,755
Instalasi Rawat Inap
C. Rawat Inap Peny. Dalam (dr. Sp. - Visite pasien lama 31,937
PD) - Visite pasien baru 6,388
- Tindakan medik kecil 900
D. Rawat Inap Bedah (dr. Sp. B) - Visite pasien lama 21,290
- Visite pasien baru 4,260
- Tindakan medik kecil 2,129

F. Kebutuhan SDM.

a. Data kegiatan Instalasi Rawat Jalan dan Rawat Inap yang telah diperoleh
(Tabel. II. 8) dan Standar Beban Kerja (Tabel II.3) dan Standar Kelonggaran (Tabel
II. 4)merupakan sumber data untu k perhitungan kebutuha n SDM di setiap instalasi
dan unitkerja dengan menggunakan rumus sebagai berikut :

= +

b. Berdasarkan rumus perhitungan tersebut, kebutuhan SDM untuk tiap


kegiatanpokok terlebih dahulu di jumlahkan sebelum di tambahkan dengan Standar
Kelonggaranmasing-masing kategori SDM.Hasil perhitungan kebutuhan SDM
dapat di lihat padaTabel II.9.

c. Kebutuhan SDM Dokter Spesialis Penyakit Dalam dan Dokter Spesialis


Bedah untukpelayanan di Instalasi Rawat Inap dan Rawat Jalan adalah sebagai
berikut :

1) Dokter Spesialis Penyakit Dalam :

a) Kebutuhan SDM Rawat Jalan =2,14 (1,10 + 1,04)


b) Kebutuhan SDM Rawat Inap =2,33 (0,26 + 1,93 + 0,14)
c) Standar Kelonggaran =0,19
JUMLAH =4,66 SDM
2) Dokter Spesialis Penyakit Bedah

a) Kebutuhan SDM Rawat Jalan=2,14 (0,33 + 0,21 + 0,44 + 0,44


b) Kebutuhan SDM Rawat Inap=1,78 (0,17 + 1,29 + 0,32)
c) Standar Kelonggaran=0,22
JUMLAH =4,14 SDM
75

3) Hasil perhitungan tersebut diperoleh kebutuhan Dokter Spesialis


Penyakit Dalam adalah 4,66 atau dibulatkan menjadi 5 orang dan Dokter
Spesialis Bedah 4,14 atau 4orang.

TABEL II.9
KEBUTUHAN SDM DOKTER SPESIALIS PENYAKIT DALAM
DAN DOKTER SPESIALIS BEDAH

UNIT KERJA /
NO KEGIATAN POKOK KG SBK KT
KATEGORI SDM
DOKTER SPESIALIS PENYAKIT DALAM
A Poli Penyakit Dalam - Pem. Pasien lama 15,600 14,194 1,10
- Pem. Pasien baru 10,400 9,973 1,04
B Rawat Inap Peny. - Visite pasien baru 6,388 24,840 0,26
Dalam - Visite pasien lama 31,937 16,560 1,93
- Tindakan medik kecil 900 6,624 0,14
DOKTER SPESIALIS BEDAH
C Poli Bedah - Pem. Pasien lama 4,680 14,194 0,33
- Pem. Pasien baru 2,340 11,040 0,21
- Tindakan medik kecil 2,925 6,624 0,44
- tindakan medik 1,755 3,974 0,44
sedang
Rawat Inap Bedah - Visite pasien baru 4,260 24,840 0,17
- Visite pasien lama 21,290 16,560 1,29
- Tindakan medik kecil 2,129 6,624 0,32

KETERANGAN :
- KG = Kualitas Kegiatan selama 1 tahun
- SBK = Standar Beban Kerja
- KT = Kebutuhan SDM ( KG / SB )

G. Bidang Keperawatan. Pola ketenagaan di bidang keperawatan secara umum


dapat berdasarkan rumus Gillies, rasio perbandingan perawat dan Pasien atau
perbagian unit kerja berdasarkan beban kerja.

a. Berdasarkan Rumus Gillies

× − /
=
( − )× /
76

1) Jumlah Jam Perawatan. Jumlah jam perawatan dihitung


berdasarkan unit kerja masing-masing di sesuaikan dengan tingkat
ketergantungan pasien dengan ketentuan sebagai berikut :

a) Perawatan Ibu Kebidanan :3,0 Jam


b) Perawatan umum :4,0 jam
c) Perawatan anak :4,0 jam
d) Perawatan Bayi baru lahir :3,0 jam
e) Perawatan Perinatologi :4,5 Jam
f) ICU/NICU :14 Jam
g) Kamar Bersalin :8,0 jam
h) Kamar Operasi :4,0 Jam
i) Rawat Jalan :0,15 Jam
j) Gawat darurat :1 Jam

2) Rata-rata pasien per hariYaitu jumlah pasien rata-rata per hari yang
dihitung dalam 1 triwulan disetiap unit.
3) Jumlah hari kerja dalam setahun

a) Rawat Jalan :365 - 76 = 289 hari.


b) Rawat Inap :365 - 84 = 281 hari

4) Jumlah Jam Kerja Per Hari : Dihitung 7 jam dalam 1 hari

b. Berdasarkan Rasio Perbandingan perawat dan Pasien

1) Untuk perawatan Ibu kebidanan :1 : 6


2) Perawatan umum :1 : 5
3) Perawatan Anak :1 : 5
4) Perawatan bayi baru lahir :1 : 5
5) Perawatan Perinatologi :1 : 4
6) ICU/NICU :1 : 1

c. Berdasarkan Beban Kerja tiap unit kerja.

1) Rawat Inap. Cara perhitungan berdasarkan :

a) Tingkat ketergantungan pasien berdasarkan jenis kasus


b) Rata- rata pasien per hari
c) Jam keperawatan yang diperlukan / hari/ pasien
d) Jam perawatan yang diperlukan/ ruangan/ hari.
e) Jam kerja efektif setiap perawat/ bidan ± 7 jam per hari
f) Dari hasil tersebut diperoleh rumus :
77

Berikut Contoh Perhitungan kebutuhan tenaga perawat dalam satu


ruangan seperti tergambar pada Tabel III.1.

TABEL III.1
KEBUTUHAN TENAGA PERAWAT DALAM SATU RUANGAN

Rata-rata Rata- rata jam Jumlah jam


No Jenis/katagori
Pasien/Hr per/pasien/hr per/hr ( c x d)

A B C d e

1. Pasein Peny Dalam 10 3,5 35

2. Pasien Bedah 8 4 32

3. Pasien Gawat 1 10 10

4. Pasein Anak 3 4,5 13,5

5. Pasien Kebid 1 2,5 2,5

Jumlah 20 93,0

Jadi Jumlah tenaga perawat diperlukan di ruangan tersebut adalah

=
Adapun yang dijadikan faktor kor eksinya adalah

a) Loss Day : Hari libur/ cuti/h ari besar


⁄ + +
= ×

Diperoleh hasil :

+ +
= × = ,

b) Jumlah jam yang dipakai non k eperawatan ( membuat r incian


pasien pulang, kebersih an ruangan,dll ) asumsi 25%

+
= × 25
100
78

Diperoleh hasil :
+,
= × = ,

c) Rumus jumlah tenaga keperawatan yang dibutuhkan oleh


ruangan tersebut adala h :

= + +

d) Jadi, Jumlah tenag a kepera watan yang dibutuhka n oleh


ruangan tersebut adalah :

= +, + , = , ( )

TABEL III.
CONTOH KEBUTUHAN TENAGA PERAWAT BERDASARKAN TINGKAT
KETERGANTUNGAN PASIEN

No Jenis/katagori Rata-rata Rata- rata jam Jumlah jam


Pasien/Hr per/pasien/hr per/hr ( c x d)
A B C D E
1. Askep Minimal 7 2 14
2. Askep Sedang 7 3,08 21,56
3. Askep Berat 11 4,15 45,65
4. Askep Maksimal 1 6,16 8,16
Jumlah 26 87,37

Jadi Jumlah tenaga perawat diperlukan di ruangan tersebut adalah

,
= ,

Adapun yang dijadikan faktor koreksinya adalah :

a) Loss Day : Hari libur/ cuti/hari besar

⁄ + +
= ×
79

Diperoleh hasil :

+ +
= × , = ,

b) Jumlah jam yang dipakai non keperawatan ( membuat rincian pasien


pulang, kebersihan ruangan,dll ) asumsi 25%

+
= × 25
100

Diperoleh hasil :

, +,
= × = ,

Rumus jumlah tenaga ke perawatan yang dibutuhk an oleh ruangan tersebut


adalah

= + +

Jadi, Jumlah tenaga keperawatan yang d ibutuhkan oleh ruangan tersebut


adalah :

= , +, + , = , ( )

2) Rawat Inap Intensif. Berikut Contoh Perhitungan kebutuhan


tenaga perawat ruang Intensif dengan rata-rata jumlah pasien perhari
sebanyak 10 orang dengan jumlah jam perawatan 12jam/hari maka di
peroleh hasil :

Rumus jumlah tenaga keperawatan yang dibutuhkan oleh


ruangan Intensif adalah :

10 × 12
= = 17,15 (17 )+
7

78 × 17
17 + = 20, 5(21 )
266
80

Jadi, Jumlah tenaga keperawatan yang dibutuhkan oleh


ruangan tersebut adalah 21 orang.

3) Gawat Darurat’ Untuk ruang Gawat Darurat yang dijadikan dasar


perhitungan antara lain :

a) Rata- rata jumlah pasien/ hari


b) Jumlah jam perawatan / hari
c) Jam efektif perawat/ hari

Berikut Contoh Perhitungan kebutuhan tenaga perawat ruang Gawat


Darurat dengan rata-rata jumlah pasien perhari sebanyak 50 orang, jam
perawatan 4 jam dan jam efektif perawat 7 jam maka di peroleh hasil :

50 × 4 78 × 29
= 29 + =7
7 286

Jadi kebutuhan tenaga di IGD : 29 + 7 =36 orang

4) Kamar Bersalin. Untuk ruang bersalin yang dijadikan dasar


perhitungan antara lain :

a) Waktu yg diperlukan untuk pertolongan persalinan , mencakup


kala I s/d IV = 4 jam/ pasien
b) jam efektif kerja bidan 7 jam / hari
c) Rata- rata jumlah pasien setiap hari

Berikut Contoh Perhitungan kebutuhan tenaga perawat bersalin


dengan rata-rata jumlah pasien perhari sebanyak 10 orang, maka di peroleh
hasil :

10 ×4 40
= = 5,7 (6) +
7 7

78 × 4
6+ =6 +1 = 7
286

Jadi kebutuhan tenaga di kamar bersalinsebanyak 7orang

5) Kamar Operasi. Untuk ruang Operasi yang dijadikan dasar


perhitungan antara lain :
81

a) Jumlah dan jenis operasi


b) Jumlah kamar operasi
c) Pemakaian kamar operasi ( asumsi 6 jam/hr) pada hari kerja
d) Tugas perawat di kamar operasi ( 2 org)
e) Ketergantungan pasien

(1) Operasi besar : 5 jam/ 1 operasi


(2) Operasi sedang : 2 jam / 1 opera
(3) Operasi : 1 jam/ 1 opera

BerikutContoh Perhitungan kebutuhan tenaga perawat ruang operasi


dengan rata-rata jumlah pasien 30 operasi/hari, dengan perincian : Operasi
besar 6 or g, Op erasi sedang 15 org, Operasi kecil 9 or g maka di peroleh
hasil:

( ⁄ℎ × ) ×
=
/ℎ
(6 × 5 ) + (15 × 2 ) + (9 × 1 )
× 2 = 19,71 + 1 = 20
7

Jadi kebutuhan tenaga perawat di kamar operasisebanyak 20 orang

Untuk ruang penerimaan dan RR (Recovery Room) yang dijadikan


dasar perhitungannya adalah :

a) Ketergantungan pasien di Ruang penerimaan : 15 menit


b) Ketergantungan pasein di RR : 1 jam

Maka diperoleh hasil :

1,15 × 30
= 5 ,3 ( 5 )
7

Jadi kebutuhan tenaga perawat di bagian Recoveri Room sebanyak 5


orang

6) Rawat Jalan. Untuk rawat jalan yang dijadikan dasar


perhitungan antara lain :

a) Rata- rata jumlah pasien / hari.


b) Jumlah jam perawatan / hari
82

Berikut Contoh Perhitungan kebutuhan tenaga perawat di rawat jalan


dengan rata-rata jumlah pasien 100 orang/hari, dengan jumlah jam
perawatan 15menit perhari maka di peroleh hasil :

100 × 15
=4 + 15%
7 × 60

4 × (15⁄100 × 4) = 4 + 0,6 = 4,6 (5 )


Jadi kebutuhan tenaga perawat di rawat jalansebanyak 5 orang
H. Bagian Rumah Tangga.

a. Tata Boga.

1) Tenaga Ahli Gizi. Berdasarkan perhitungan ISN (Indicator Staffing


Needs) yaitu dengan perbandingan 1 : 25 (1 ahli gizi melayani 25 Pasien).
2) Tenaga Juru Masak. Berdasarkan buku Prosiding ASDI standar
Juru masak berbanding pasien adalah untuk rumah sakit tipe B adalah 1 : 30
3) PetugaspenyajiandanPendistribusianmakanan.Berdasarkan waktu
yang dibutuhkanuntukpenyajiansampaidenganpendistribusian
dibutuhkanwaktu1jamuntuk16pasien.

b. Tata Graha. Perhitungan kebutuhan tenaga Tata Graha ditentukan


berdasarkan standar waktu pembersihan ruangan :

1) Ruang Perawatan VIP :20 menit


2) Ruang Perawatan Utama :20 menit
3) Ruang Perawatan Kls I, II dan III :20 menit
4) Kamar Mandi :15 menit
5) Ruang Praktek :25 menit

c. Laundry. Berdasarkan cucian yang masuk ke laundry, 1 orang petugas


laundry dapat mencuci 75kg.

d. Pelayanan Umum.

1) Satpam. Berdasarkan area Zooming, 1 zooming dicover oleh 1


orang petugas satpam dan petugas yang piket.

2) Sopir. Berdasarkan kebutuhan kendaraan yang sudah


terjadwal didapatkan bahwa 1 orang sopir waktu kerjanya efektifnya 7 jam
ditambah bagi mereka yang terlibat sopir piket dan sopir ambulance.
83

3) Kurir. Berdasarkan tugas yang sudah terjadwal setiap hari kerja dari
jam 07.00 s/d 16.00 : 2 orang petugas kurir, dan malam 1 orang kurir
merangkap dengan sopir piket.

e. Urusan Pemeliharaan Sarana dan Prasarana Rumah Sakit berdasarkan


beban kerja.

Waktu yang
No Nama Alat Jadwal Service
dibutuhkan
1. AC Setiap bulan 120 menit
2. TV Setiap bulan 15 menit
3. Genset Setiap hari 15 menit
4. UPS 2 minggu sekali 15 menit
5. Kulkas Setiap bulan 15 menit
6. DVD Setiap bulan 15 menit
7. Stabilizer Setiap bulan 15 menit
8. Mesin Cuci Setiap bulan 60 menit
9. Mesin pengering Setiap bulan 60 menit

Rumus ketenagakerjaan rumah tangga :

ℎ ×
7 × 6 0 × 60

I. Bagian Keuangan. Untuk memenuhi kebutuhan tenaga di bagian


keuangan, diberikan panduan perhitungan jumlah tenaga yang seharusnya
dipenuhi.Panduan ini diberikan agar tercapainya kualitas kerja dan out put yang
dihasilkan serta tidak terganggunya mutu pelayanan rumah sakit.

a. Urusan Kasir. Rumus yan g diguna kan 1 orang staf kasir melakukan
transaksi sebanyak 2700 tran saksi tran saksi per bulan =

ℎ ( + )/
= ℎ ℎ
2700

b. Urusan Piutang

1) Staf Piutang. Rumus : 600 transaksi per bulan untuk 1 orang


staf piutang. Dari hasil tersebut diperoleh rumusan sebagai berikut :
84

( + ) + ℎ /
600

2) Staf Penata Kuitansi. Rumus : 220 pasien pulang rawat inap


perbulan untuk 1 orang staf. Jadi jumlah staf piutang yang dibutuhkan
menggunakan rumus :

ℎ /
220

c. Urusan Hutang,

1) Staf Hutang. Rumus : 50 tagihan p er hari untuk 1 orang staf.


Jadi jumlah staf hutang yang dibutuhkan menggun akan rumus :

ℎ ℎ /
50

2) Staf Petty Cash. Staf Petty Cash dipegang oleh 1 orang staf.

3) Staf Honor Dokter. Staf honor dokter dipegang oleh 1 orang staf

d. Urusan GL/ Akuntansi. Rumus:1 orang untuk proses krosscheck harian


dan 1 orang untuk proses krosscheck laporan per urusan.

e. Urusan Pajak. Rumus:1 orang untuk proses krosscheck pembuatan


laporan bulanan dan proses krosscheck laporan harian.

J. Pola Ketenagaan Instalasi farmasi. Berdasarkan Standar Pelayan Resep

a. Standar pelayanan resep paten :≤ 10 menit


b. Standar pelayanan resep racikan :≤ 20 menit
c. Rata-rata Standar pelayanan :≤ 15 menit
d. Satu orang asisten A poteker berdinas selama 1 Shift = 7 jam = 420 menit.
e. Jadi 1 orang asisten Apoteker dapat menge rjakan resep dala m 1 shift :

420
= 28
15

XII Pola Ketenagaan Rekam Medis.


85

WAKTU YANG
NO URAIAN KEGIATAN DIPERLUKAN
(DETIK)
URUSAN I
1. Mengecek dan memprint out berkas rekam medis baru 10
2. Mengkoding diagnose penyakit pasien rawat jalan pada berkas RM 10
3. Menginput diagnose penyakit pasien rawat jalan ke dalam computer 60
4. Retrieval 60
5. Menyusun kembali berkas RM pasien rawat jalan ke rak penyimpanan 120
6. Pengantaran berkas Rekam Medis Rawat Jalan 600
7. Menginput data social pasien rawat jalan ke dalam computer 30
8. Mengisi data pasien pada buku register pasien baru/Print out 30
9. Mengajukan form asuransi, Visum et Repertum dan Resume yang 120
masih kosong ke dokter yang bersangkutan
10. Penerimaan pasien baru 60
11. Menerima, mengisi dan melengkapi Form LKM dari bagian Front 300
Office
TOTAL 1400
Urusan II
1. Assembling (meracik/menyusun) berkas rekam medic rawat inap 120
pasien (Post Opname)
2. Mengkoding diagnose penyakit pasien rawat inap pada berkas RM 60
3. Menginput diagnose penyakit pasien inap jalan ke dalam computer 60
4. Membuat analisa Kuantitatif berkas Rekam Medik rawat inap 30
5. Perawatan dan permintaan pengadaan barang ATK 60
6. Menginput data Statistik pasien rawat inap ke computer pasien rawat 60
inap
7. Menyusun kembali berkas rekam medic pasien rawat inap ke rak 120
penyimpanan
8. Mengajukan formulir Asuransi, Visum et Repertum dan resume medis 120
yang masih kurang lengkap ke dokter yang bersangkutan
9. Membantu penginputan diagnose penyakit pasien rawat jalan pada 60
berkas RM dan computer
10. Membuat persiapan berkas RM baru pasien rawat inap 600
TOTAL 1290
Urusan III
1. Membuat laporan Intern perhari, perbulan, pertriwulan,persemester 7200
dan pertahun
2. Mengolah data statistic pasien Rawat jalan dan Inap serta 7200
mempresentasikannya ke semua bagian per Triwulan
3. Membuat laporan Ekstern 7200
4. Pengetikan Surat Keteranga lahir pasien bayi khusus 1000
5. Memperlancar administrasi surat menyurat, dokumen medis dll antar 1800
bagian di RS. Dustira
TOTAL 24400
86

Rumus ketenagaan Rekam Medik :

= ×

= 1400 ×
7 × 60 × 60
12 90
= ×
7 × 60 × 60
24400
= ×
7 × 60 × 60

K. Pola Ketenagaan Marketing. Dapat digambarkan skema/pola ketenagaan


yang seharusnya berdasarkan rasio beban tugas.
a. Rumus Pola keten agaan Marketing :

= ×
7 × 60 × 60

b. Front Office (FO) :

JUMLAH RASIO
KOMPONEN
NO BEBAN TUGAS BEBAN
TUGAS P S M L
TUGAS
1 PJ 1 1 1 1  Mengatur ketenagaan setiap shift
(Penanggung berdasarkan komponen tugas
jawab)  Mengawasi semua petugas yang diberikan
beban tugas berdasarkan jadwal dinas yang
sudah direncanakan
 Mengawasi jalannya kegiatan pasien yang
berkunjung ke RS
 Mengawasi jadwal kedatangan dokter
 Membuat laporan kegiatan yang sudah
dilakukan selama bekerja
2. Customer 1 1 - -  Menyelesaikan masalah/kesulitan yang 15’/pasien
Service dihadapi Customer
 Melakukan face to face ke pasien rawat jalan 5’/pasien
 Melakukan face to face ke dokter selesai 5’/dokter
praktek
 Menjadi advocate/melakukan wawancara 5’/pasien
pasien baru
3. Pendaftaran 2 2 - -  Menerima pasien yang datang untuk berobat 1’/pasien
di rawat jalan dan IGD
 Menginput data pasien yang akan berobat 1’/pasien
4. Operator 1 1 1 1  Menerima telepon pasien yang menanyakan 1’/pasien
tentang RS
 Memberikan informasi Produce Knowledge 5’/pasien
pada Costumer via telepon
 Menerima telepon dari luar yang akan 2’/1
87

JUMLAH RASIO
KOMPONEN
NO BEBAN TUGAS BEBAN
TUGAS P S M L
TUGAS
disambungkan ke bagian tertentu penelepon
 Menerima telepon (Aiphone) dari dalam untuk 1’/1penele
menyambungkan telepon pon
 Menghubungi telepon yang diminta oleh 2’/telp
bagian tertentu
5. Admission 1 1 1 1  Menerima pasien baru yang mendaftar untuk 7’/pasien
berobat di rawat jalan dan IGD
 Menerima pasien baru yang akan di rawat 10’/pasien
 Menerima pasien untuk registrasi tempat 15’/pasien
 Menjelaskan tarif sesuai kelas yang diinginkan 15’/pasien
pasien pada pasien yang kan di rawat

c. Marketing Internal :

RASIO
KOMPONEN JML TOTAL
NO BEBAN TUGAS BEBAN
TUGAS PETUGAS TENAGA
TUGAS
1. Face to face 1  Face to face pasien rawat inap 5’/pasien 1
pasien rawat  Menanyakan ke bagian
inap keperawatan beraa pasien yang akan
pulang
 Melaporkan hasil face to face ke
bagian terkait
2. Control Sheet 1  Membuat Control Sheet setiap 1 30’/pasie 1
bulan sekali n
3. Menerima 1  Melakukan negosiasi 15’ 1
Costumer yang
akan
bekerjasama

L. Pola Ketenagaan Laboratorium. Pola ketenagan = 1 Analis untuk 30


pemeriksaan/shift.

M. Pola Ketenagaan Rehabilitasi Medik.

a. Lamanya waktu standar pelayanan fisiotherapi dengan rincian sebagai


berikut :

1) Persiapan alat :10 menit


88

2) Administrasi :10 menit


3) Penkes :10 menit
4) Diatermi :20 menit
5) Exercise :20 menit
6) Ultra Sonic :15 menit
7) Alat lain :35 menit

Total waktu :120 menit

b. Lamanya waktu standar pelayanan KTK dengan rincian sebagai berikut :

1) Administrasi :10 menit


2) Penkes :20 menit
3) Persiapan pasien :15 menit
4) Terapi Pasien :45 menit
5) Total waktu :90 menit

c. Jadi rumusan pola ketenagaan Rehabilita si medik :

= ×
7 × 60 × 60

Kebutuhan SDM (Sumber Daya Manusia) RSAU dr. M. Salamun tahun ….. adalah
sebagai berikut :

a. DSP Rumah Sakit RSAU dr. M. Salamun Diskesau.


89

KUALIFIKASI
JUMLAH SDM
PENDIDIKAN SERTIFIKASI
KO KO KETER
KE
NO JABATAN NDI KON NDI ANGA
STA BU KEBU
STAN SI KEBUT DISI STAN SI N
NDA TU TUHA
DAR SA UHAN SAA DAR SA
R HA N
AT T INI AT
N
INI INI

1 2 3 5 6 7 8 9 10 11 12
1 KA RSAU dr.M.Salamun
1.2 Spri
2 Koorpokli
2.1 Pokli Gol IV Bid Adminjemen
2.2 Pokli Gol IV Bid Yanmedik
2.3 Pokli Gol IV Bid Yangadar
2.4 Pokli Gol IV Bid Keperawatan
2.5 Pokli Gol IV Bid Rekam Medik
2..7 Pokli Gol IV Bid Farmasi
Pokli Gol IV Bid K 3 &Kewaspadaan
2.8
Bencana
3 KA SPI
4 Ka Komite Medik
5 Ka Komite Perawatan
6 Sesrumkit
6.1 Kataud
6.1.1 Opkom
6.1.2 Kaurtu
90

6.1.2.1 Subur Lakminu


6.1.2.2 Urlakminu
6.1.2.3 Subur Doksip
6.1.2.4 Urdoksip
6.1.3 Kaurpers
6.1.3.1 Suburdiapers
6.1.3.2 Suburdikpers
6.1.3.3 Suburadmin
6.1.3.4 Suburwatpers
6.1.3.5 Subursahpers
6.1.3.6 Suburbinjas
6.1.3.7 Suburbintal
6.1.4 Kaurminbekkes
6.1.4.1 Ur Dekes dinar
6.1.4.2 Ur Bekes Yanmasum
6.1.4.3 SUB URUSAN MIN BEKKUM
6.1.5 Kaurbmn
6.1.5.1 Sub verifikasi
6.1.5.2 Sub Minlok BMN
6.1.5.3 Sub Admin
7 Ka Rekam Medis
7.1. Ka Urminmed
7.2 Ka Infokes
Pelaksaanaan Pendaftaran Pasien
7.3
IGD
7.4 Pelaksanaan Pendaftaran Pasien
91

Pelaksanaan penyimpanan dan


7.5
pengeluaran berkas rekam medis

Pelaksanaan urusan kelengkapan


7.5
atau assembling
7.6 Pelaksana urusan coding casemix
Pelaksana urusan & KLPCM indeks
7.7
R. Jalan & R. Inap
7.8 Pelaksana pulahta
Pelaksana urusan administrasi &
7.9
agenda
8 Ka. Urdal
8.1 Adm
8.2 Harbang
8.3 HarRanmor
8.4 Sopir
8.5 Harlistrik
8.6 Har Air
8.7 Har Rumah Dinas
8.8 BBM
9 Kaprogar
9.1 Kauren
9.1.2 Urren
9.2 Kaure eval
9.2.1 Ureval
10 Pekas
10.1 Bendahara Pengeluaran
92

10.1.1 Pembatu Bendahar Pengeluaran


10.2 Kaursil
10.2.1 Ursil
10.3 Kauryar/Jubar
10.3.1 Uryar
10.4 Kaurji
10.4.1 Urji
11 Kadukkes
11.1 Kaunitbankes
11.1.1 Urbankes
11.1.2 Driver amblulance
11.2 Ka Uji Badan
11.2.1 Dokter Uji Bad
11.2.2 Ka. Sub Unit Rikkesmil
11.2.3 Ka Sub Unit Rikkesum
11.2.4 Ka Sub Unit Administrasi
11.2.5 Ka Sub Unit Logistik
12 Kakesprev
12.1.1 Ba Operator Komputer
Tur Adminu
12.2 Kaunitimun
12.2.1 Ba Operator Komputer
12.2.2 Tur Adminu
12.2.3 Ta Perawat
12.3 Kaunitkesling
12.3.1 Ba Perawat
12.3.2 Ba Operator Komputer
12.3.3 Ta Perawat
93

12.3.4 Tur Perawat


12.3.5 Sanitarian
12.3.6 Administrasi
12.3.7 Petugas IPAL
12.3.8 Petugas TPS
12.3.9 Petugas Kebun
13 Ka Gadar
13.1 Dokter Pelaksana
13.2 Kaunit Yangadar
13.2.1 Perawat Pelaksana
13.3 Kaunit Janggadar
13.3.1 Ba Adminu
13.3.2 Portir
13.4 Kaunit admingadar
13.4.1 Tur Adminu
13.4.2 Kasubbag Ponek
13.4.2.1 Tur Bidan
14 Kawatum
14.1 Opkom
14.2 Kaunitwatlan
14.3 Kaunitwatinap
14.3.1 Ka Ruang Firdaus
14.3.1.1 Waka
14.3.1.2 Katim
14.3.1.3 CI
14.3.1.4 Pelaksana
14.3.2 Ka Ruangan Kutilang
14.3.2.1 Waka Ruangan
94

14.3.2.2 Ka tim
14.3.2.3 CI
14.3.2.4 Perawat Pelaksana
14.3.3 Ka Ruang Merak
14.3.3.1 Waka
14.3.3.2 Katim
14.3.3.3 CI
14.3.3.4 Pelaksana
14.3.4 Ka Ur Rajawali
14.3.4.1 Wa Ka Ur Rajawali
14.3.4.2 CI
14.3.4.3 Ka Tim
14.3.4.4 Perawat pelaksana
14.3.5 Ka Ruangan ICU
14.3.5.1 Waka Ruangan
14.3.5.2 Ka tim
14.3.5.3 CI
14.3.5.4 Perawat Pelaksana
14.3.6 Ka Ur Merpati
14.3.6.1 Wa Ka Ur Merpati
14.3.6.2 CI
14.3.6.3. Ka Tim
14.3.6.4. Bidan Pelaksana
14.3.7. Ka Ur Gelatik
14.3.7.1. Wa Ka Ur Gelatik
14.3.7.2. CI
14.3.7.3 Ka Tim
14.3.7.4 Perawat pelaksana
95

14.3.7.5 admin
14.3.8. Ka Ur Parkit
14.3.8.1 Wa Ka Ur Parkit
14.3.8.2. CI
14.3.8.3. Ka Tim
14.3.8.4 Perawat pelaksana
15 Ka Unit Penunjang Kesehatan
15.1 Staf Penunjangan
15.1.1 Bag. Admin
15.2 Ka Unit Gudang
15.2.1 Kaur Gudang Matkes
15.2.1.1 Bag. Admin
15.2.1.2 Bag. Penyaluran
15.2.2. Kaur gudang Matum
15.2.2.1 Bag. Admin
15.2.2.2 Bag. Penyaluran
15.2.2.3. Bag. Staff

15.3 Ka Unit Jangwat )


15.3.1 Administrasi
15.3.2 Penjahitan
15.3.3. Ka Sub CSSD
15.3.3.1 Dekontaminasi ( Pencucian )
15.3.3.1 Pengeringan
15.3.6 Pengemasan/pelebelan
15.3.7 Pengepakan Linen
15.3.8 Steriliasi ( perator mesin )
15.3.8.1 Ka Sub Unit Loundry
96

15.3.8.2 Pencucian
15.3.8.3 Penyetrikaan
Penyetrikaan, Pelipatan,
15.3.8.4
Pendistribusian
15.4 Ka Unit Haralkes
15.4.1 Bag. Kordinator
15.4.2 Bag. Admin
15.4.3 Bag. Service
15.4.4 Elektromedis
15.5 Kabin Kompetensi Yankes
15.5.1 Kaunitbin Kompetensi Medis
15.5.2 Kaunitbin Kompetensi Kep
15.5.3 Kaunitbin Kompetensi Non Kep
15.5.4 Kaunit Pustakmedis
15.5.5 Staf Binkom
15.6 Ka Klinik Jantung
15.6.1 Dokter SpJP
15.6.2 Dokter Umum
15.6.3 Perawat Klinis III (PK III)
15.6.4 Perawat Klinis II (PK II
15.7 Ka Klinik Paru
15.7.1 dr. Spes Paru
15.7.2 dr. Umum
15.7.3 Perawat Klinis (PK II)
15.7.4 Admin
15.8 Ka. Klinik Mata
15.8.1 dr.Spesialis Mata
97

15.8.2. Perawat Klinis III (PK III)


15.8.3 Perawat Klinis II (PK II)
15.8.4 Perawat Klinis I (PK I)
15.9 RO
15.9.1. Admin
15.10 Ka. Klinik THT
15.10.1 dr. Spes THT
15.10.2 Perawat Klinis III (PK III)
15.10.3 Perawat Klinis II (PK II)
15.10.4 Perawat Klinis I (PK I)
15.11 Ka. Klinik Jiwa
15.11.1 dr. Spesialis
15.11.2 Perawat Klinis III (PK III)
15.11.3 Perawat Klinis II (PK II)
15.11.4 Perawat Klinis I (PK I)
15:11:05 Admin
15.12 Ka. Klinik Peny Dalam
15.12.1 dr. Spes PD
15.12.2 dr. Umum
15.12.3 Perawat Klinis III (PK III)
15.12.4 Perawat Klinis II (PK II)
15.12.5 Perawat Klinis I (PK I)
15.12.6 Admin
15.13 Kaklinobsgyn
15.13.1 dr. Spes Opsgyn
15.13.2 Bidan pelaksana
15.14 Kaklinanak
15.14.1 dr. Spes Anak
98

15.14.2 Perawat Klinis III (PK III)


15.14.3 Perawat Klinis II (PK II)
15.15 Ka. Klinik bedah
15.15.1 dr. Spes Bedah
15.15.2 Perawat Klinis III (PK III)
15.15.3 Perawat Klinis II (PK II)
15.15.4 Perawat Klinis I (PK I)
15.16 Kaklinrad
15.16.1 dr. Spes Radiology
15.16.2 Radiografer CT scan
15.16.3 Radiografer Pelaksana
Petugas Proteksi Radiasi (PPR)
15.16.4
Medik
15.16.5 Fisikawan Medik
15.16.6 Tenaga Elektromedis
15.16.7 Perawat
Tenaga Administrasi dan Kamar
15.16.8
Gelap
15.17 Ka Klinik Patologi
15.17.1 Dokter Sp PK
15.17.2 DIII Analis Kesehatan
15.17.3 Lab. SMAK, Perawat Kes
15.17.4 Administrasi
15.17.5 Pekarya Kes/Pembantu Lab
15.18 Ka. Klin Syaraf
15.18.1 dr. Spes Syaraf
15.18.2 Perawat Klinis III (PK III)
15.18.3 Perawat Klinis II (PK II)
99

15.18.4 Perawat Klinis I (PK I)


15.19 KA KLINIK Rehab medik
DOKTER SP KEDOKTERAN FISIK
15.19.1
DAN REHABILITASI
15.19.2 FISIOTERAPI
15.19.3 OKUPASI TERAPI
15.19.4 TERAPI WICARA
15.19.5 SOCIAL WORKER
15.19.6 ORTOTIK PROSTETIK
15.19.7 PSIKOLOG
15.20 KaKlinik Kulmin
15.20.1 dr. Spesialis
15.20.2 Perawat Klinis III (PK III)
15.20.3 Perawat Klinis II (PK II)
15.20.4 Perawat Klinis I (PK I)
15.21 Ka Instalasi GIZI
15.21.1 Dietisien
15.21.2 Pemasak
15.21.3 Pramusaji
15.22 Ka Klinik Gilut
15.22.1 Dokter Spesialis Bedah mulut
15.22.2 Dokter Spesialis Koservasi
15.22.3 Dokter Spesialis Ortodonsi
15.22.4 Perawat Klinis III (PK III)
15.22.5 Perawat Klinis II (PK II)
15.22.6 Perawat Klinis I(PK I)
15.22.7 Admin
15.23 Kaurologi
100

15.23.1 dr. Spes


15.23.2 Perawat Klinis III (PK III)
15.23.3 Perawat Klinis II (PK II)
15.23.4 Perawat Klinis I (PK I)
15.24. Kaortophedi
15.24.1 dr. Spesialis
15.24.2 Perawat Klinis III (PK III)
15.24.3 Perawat Klinis II (PK II)
15.24.4 Perawat Klinis I (PK I)
15.25 Kaklinbedah syaraf
15.25.1 Ba Perawat
15.25.2 Tur Perawat
15.26 KaInstalasiFarmasi
15.26.1 Ka Unit Apotek BPJS
15.26.2 Ka Unit Apotek Reguler
15.26.3 Ka Unit Dalmut
15.26.4 Ka Unit Mindal Bekkes
15.26.5 Ka Unit Far Ruangan
15,26,6 Ka Ur Produksi
15.26.7 PelaksanaFarmasiKlinik
15.26.8 TTK Logistik
15.26.9. Adm Logistik
15.26.10 TTK Depo Rajal
15.26.11 Admin Depo Rajal
15.26.12 TTK Depo Ranap
15.26.13 TTK Depo Reguler
15.26.14 Admin Depo Reguler
15.26.15. TTK Depo Khusus
101

15.26.16 TTK Dalmutu


15.26.17 Admin Dalmutu
15.27 Ka Unit HD
15.27.1 dr. Pelaksana HD
15.27.2 Ka Sub Unit Keperawatan
15.27.3 Ka Sub Unit Administrasi
15.27.4 Ka Sub Unit Reuse
15.27.5 Perawat Pelaksan
15.28 Ka Unit TI
15.28.1 Ur Sofware
15.28.2 Implemntasi Software
15.29.3 UrHardware
15.29.4 UrJaringan
15.29.5 Adm
15.30 Unit Barang Jasa
15.31 PA
15.32 Ka ULP
15.32.1 PPK
15.32.2 Pejabat Pengadaan
15.32.3 Pejabat Penerima Hasil Pengadaan
JUMLAH
102

Pejabat yang merangkap


NO
1 Pokli Bid Farmasi
2 Pokli Bid Kep
3 Sesrumkit
4 Kaklinjantung
5 Kaklinmata
6 Kaklin THT
7 Kaklinobsgin
8 Kaklinanak
9 Kaklinbedah
10 Kaklinsyaraf
11 Kaklingilut
12 Kaklinurologi
13 Kaklinortopedi
14 KA Ujibad
15 Ka gadar
16 Kaharalkes
17 Kaunibinkommed
18 Kaunibinkomwat
19 Ka. Klinik Paru
20 PA
21 Ka ULP
22 PPK
23 Pejabat Pengadaan
24 Pejabat Penerima Hasil Pengadaan
Jumlah
103

Jumlah yang ada

Jumlah dirangkap
PPK I Husein
PPK I Dadali
Jumlah
Total
104

Rencana Kebutuhan Staf

Rincian Kebutuhan Sumber Daya Manusia (SDM) RSAU dr. M. Salamun pada tahun
tersebut sebesar sekian orang dan baru diawaki sebanyak sekian orang, sehingga
ketenagakerjaan yang akan dipenuhi pada tahun tersebut sebanyak sekian anggota di
setiap masing- masing unit. (data terlampir).

Selanjutnya dalam perencanaan kebutuhan Sumber Daya Manusia dilakukan evaluasi


dan pemutakhiran secara terus – menerus sesuai dengan jumlah kebutuhan dan
kwalifikasi personil/staf.
105

BAB VIII
PERENCANAAN DAN PENETAPAN JUMLAH STAF RUMAH SAKIT

I. PENGERTIAN

Sumber daya manusia merupakan elemen organisasi yang sangat penting. Sumber daya
manusia merupakan pilar utama sekaligus penggerak roda organisasi dalam upaya
mewujudkan visi dan misinya. Karenanya harus dipastikan sumber daya ini dikelola
dengan sebaik mungkin agar mampu member kontribusi secara optimal. Maka
diperlukanlah sebuah pengelolaan secara sistematis dan terencana agar tujuan yang
diinginkan dimasa sekarang dan masa depan bisa tercapai yang sering disebut sebagai
manajemen sumber daya manusia. Tujuan manajemen sumberdaya manusia adalah
mengelola atau mengembangkan kompetensi personil agar mampu merealisasikan misi
organisasi dalam rangka mewujudkan visi.

Rumah sakit merupakan organisasi pelayanan jasa yang mempunyai kespesifikan dalam
hal SDM, sarana prasarana dan peralatan yang dipakai. Sering rumah sakit dikatakan
sebagai organisasi yang padat modal, padat sumber daya manusia, padat tehnologi dan
ilmu pengetahuan serta padat regulasi. Padat modal karena rumah sakit memerlukan
investasi yang tinggi untuk memenuhi persyaratan yang ada. Padat sumberdaya manusia
karena didalam rumah sakit pasti terdapat berbagai profesi dan jumlah karyawan yang
banyak. Padat tehnologi dan ilmu pengetahuan karena di dalam rumah sakit terdapat
peralatan-peralatan canggih dan mahal serta kebutuhan berbagai disiplin ilmu yang
berkembang dengan cepat. Padat regulasi karena banyak regulasi/peraturan-peraturan
yang mengikat berkenaan dengan syarat-syarat pelaksanaan pelayanan di rumah sakit.

Sumber daya manusia yang ada di rumah sakit terdiri dari : 1) Tenaga kesehatan yang
meliputi medis (dokter), paramedis(perawat) dan paramedis non keperawatan yaitu
apoteker, analis kesehatan, asisten apoteker, ahli gizi, fisioterapis, radiographer, perekam
medis. 2) Tenaga non kesehatan yaitu bagian keuangan, administrasi, personalia dll.

Ada sebuah model manajemen SDM yang di kenal yaitu model 7P yang merupakan
kependekan dari Perencanaan – Penerimaan – Pengembangan – Pembudayaan –
Pendayagunaan – Pemeliharaan – Pensiun yang keseluruhannya menggambarkan siklus
106

kegiatan manajemen SDM mulai dari perencanaan SDM sampai karyawan memasuki
masa pensiun.

Penerapan model 7P di rumah sakit meliputi :

1. Perencanaan. Perencanaan merupakan aktivitas proses penetapan apa yang ingin


dicapai dan pengorganisasian sumberdaya untuk mencapainya. Perencanaan sumber
daya manusia meliputi jenis tenaga yang dibutuhkan dan berapa jumlahnya yang
disesuaikan dengan lingkup pelayanan yang akan dilaksanakan. berapa jumlah
dokternya, perawatnya dan tenaga lainnya serta apakah perlu tenaga yang lain
tergantung lingkup pelayanannya.

2. Penerimaan. Penerimaan karyawan merupakan tahap yang sangat kritis dalam


manajemen SDM. Bukan saja karena biaya proses penerimaan karyawan sangat mahal
tetapi merekrut orang yang tidak tepat ibarat menanam benih yang buruk. Ia akan
menghasilkan buah yang dapat merusak tatanan sebuah organisasi secara keseluruhan.
Rumah sakit perupakan sebuah organisasi pelayanan jasa yang sifat
produknya intangible (tidak bisa dilihat) tetapi bisa dirasakan. Dan pelayanan ini hampir
mutlak langsung diberikan oleh karyawan (bukan oleh mesin/atau alat). Sehingga sikap,
perilaku dan karakter karyawan sangat mempengaruhi kualitas jasa yang diberikan. Oleh
karena itu, proses penerimaan SDM rumah sakit harus memperhatikan sikap, perilaku dan
karakter calon karyawan.

3. Pengembangan. Kompetensi SDM tidak terbentuk dengan otomatis. Kompetensi


harus dikembangkan secara terencana sesuai dengan pengembangan usaha agar
menjadi kekuatan untuk mendukung pencapaian tujuan organisasi. Di rumah sakit
diperlukan karyawan yang selalu meningkat kompetensinya karena tehnologi, ilmu
pengetahuan tentang pelayanan kesehatan berkembang sangat pesat dari waktu
kewaktu. Adanya peralatan baru, metode perawatan yang berubah merupakan contoh
betapa perlunya pengembangan kompetensi. Kegiatan pengembangan kompetensi ini
antara lain pendidikan dan pelatihan, pemagangan di rumah sakit lain, rotasi, mutasi.

4. Pembudayaan. Budaya perusahaan merupakan pondasi bagi organisasi dan pijakan


bagi pelaku yang ada didalamnya. Budaya organisasi adalah norma-norma dan nilai-nilai
positif yang telah dipilih menjadi pedoman dan ukuran kepatutan perilaku para anggota
107

organisai. Anggota organisasi boleh pintar secara rasional, tetapi kalau tidak diimbangi
dengan kecerdasan emosional dan kebiasaan positif maka intelektual semata akan dapat
menimbulkan masalah bagi organisasi. Pembentukan budaya organisasi merupakan
salah satu lingkup dalam manajemen SDM.

5. Pendayagunaan. The right person in the right place merupakan salah satu prinsip
pendayagunaan. Bagaimana kita menempatkan SDM yang ada pada tempat atau tugas
yang sebaik-baiknya sehingga SDM tersebut bisa bekerja secara optimal. Ada SDM yang
mudah bergaul, luwes, sabar tetapi tidak telaten dalam hal keadministrasian. Mungkin
SDM ini cocok di bagian yang melayani publik daripada bekerja di kantor sebagai
administrator. Lingkup pendayagunaan ini adalah mutasi, promosi, rotasi, perluasan tugas
dan tanggung jawab.

6. Pemeliharaan. SDM merupakan manusia yang memiliki hak asasi yang dilindungi
dengan hukum. Sehingga SDM tidak bisa diperlakukan semaunya oleh perusahaan
karena bisa mengancam organisasi bila tidak dikelola dengan baik. SDM perlu dipelihara
dengan cara misalnya pemberian gaji sesuai standar, jamisan kesehatan, kepastian masa
depan, membangun iklim kerja yang kondusif, memberikan penghargaan atas prestasi
dsb.

7. Pensiun. Dengan berjalannya waktu SDM akan memasuki masa pensiun. Karena itu
sepatutnya rumah sakit mempersiapkan karyawannya agar siap memasuki dunia purna
waktu dengan keyakinan. Ada banyak hal yang bisa disiapkan yaitu pemberikan
tunjangan hari tua yang akan diberikan pada saat karyawan pensiun, pemberikan
pelatihan-pelatihan khusus untuk membekali calon purnakarya.

II. Perencanaan Sumber Daya Manusia

Dalam perencanaan dilakukan beberapa persiapan seleksi tenaga kerja,di antaranya


membuat perkiraan jumlah karyawan yang dibutuhkan,perkiraan lowongan pekerjaan
yang tersedia dan perkiraan waktu kerja yang dibutuhkan.Ada dua faktor yang harus
diperhatikan dalam merencanakan sumber daya manusia,yaitu faktor eksternal dan
internal.Faktor internal,antara lain kebutuhan akan karyawan baru untuk saat ini maupun
dimasa mendatang,struktur organisasi,departemen yang ada,program perluasan
108

departemen,serta rencana pengurangan karyawan.Sedangkan faktor eksternal,antara lain


adalah pasar tenaga kerja dan kualitas tenaga kerja.

1. Menentukan kualifikasi karyawan :

a. Pendidikan

b. Pengalaman kerja

c. Keahlian fisik dan komunikasi

d. Tanggung jawab

e. Karakter tenaga kerja

f. Usia

g. Jenis kelamin

h. Keadaan fisik

i. Temperamen

j. Bakat

2.Perekrutan/Rekrutmen

Rekrutmen adalah suatu proses untuk mencari calon atau kandidat tenaga kerja
baru untuk memenuhi kebutuhan sumber daya manusia.

a. Perekrutan eksternal,dapat dilakukan melalui media iklan seperti di media cetak atau
kampus-kampus perguruan tinggi atau lembaga pendidikan lainnya,agen tenaga
kerja/lembaga perekrutan atau dari lamaran orang-orang yang menaruh minat.

b. Perekrutan internal,dapat dilakukan dengan pengajuan kekurangan sumber daya


manusia kepada kadiskesau berupa surat permohonan penambahan anggota.

3. Seleksi

Proses seleksi merupakan tindak lanjut dari perekrutan.Hasil proses seleksi akan
ditentukan oleh kualitas proses seleksi itu sendiri.Alat-alat yang sering digunakan dalam
proses seleksi adalah formulir daftar riwayat hidup dan soal-soal (psikotes,pengujian
sikap,pengujian ketrampilan).
109

4. Orientasi
Proses sosialisasi dilakukan setelah proses seleksi selesai,kemudian dilanjutkan
oleh proses orientasi untuk membantu penyesuaian diri dengan
pekerjaan,tmpat,lingkungan kenyamanan dan keamanan dalam bekerja.
5. Pelatihan dan Pengembangan
Pelatihan dan pengembangan bertujuan untuk meningkatkan kemampuan
karyawan dalam memberikan kontribusi terhadap efektivitas organisasi.

6. Penilaian Prestasi Kerja


Prestasi kerja seseorang harus dinilai dan dievaluasi sesuai dengan standar yang
berlaku di perusahaan tersebut.

7. Rotasi
Seorang karyawan bisa dipromosikan bila memiliki prestasi kerja bagus dan
kemauan tinggi.Selain itu,karyawan bisa dirotasi bila dianggap bisa membantu bagian lain
karena dianggap memiliki kemampuan yang lebih baik.
8. Perencanaan Besaran Kebutuhan Staf.

Jumlah kebutuhan sumber daya manusia (SDM) RSAU dr. M. Salamun pada tahun
yang akan datang ditentukan ditahun sebelumnya setelah dirapatkan dengan unit unit
terkait untuk ditentukan jumlah dan kualifikasi sesuai kebutuhan unit dan di sesuaikan
jenis dan kemapuan pelayanan.
Perencanaan kebutuhan SDM di evaluasi dan dimutakhirkan secara terus – menerus
yang disesuaikan dengan jumlah personil dengan kemampuan pelayanan sesuai dengan
jumlah dan kualifikasi staf.

Perencanaan kebutuhan staf rumah sakit ditetapkan persyaratan :


a. Pendidikan
b. Keterampilan
c. Pengetahuan
d. Dan persyaratan lainnya yang dibutuhkan diunit kerja

Setiap staf Rumah Sakit memiliki uraian tugas, tanggung jawab dan wewenang.

III. PENETAPAN JUMLAH STAF RUMAH SAKIT

Penetapan jumlah staf Rumah Sakit tidak dapat disesuaikan dengan standar
kebutuhan menurut Permenkes dan DSP maka penetapan jumlah staf ditentukan
berdasarkan hitungan beban kerja sesuai dengan keputusan Permendagri. Jumlah staf
yang dibutuhkan berdasarkan kebutuhan masing – masing unit dengan
mempertimbangkan rencana pengembangan pelayanan dengan melihat RENSTRA
(Rencana Strategis ) dan RKA (Rencana Kerja Anggaran) RBA (Rencana Bisnis
Anggaran). Penetapan jumlah kebutuhan Rumah Sakit (data terlampir).
110

BAB IX

PROSES REKRUTMEN PEGAWAI

Definisi
Seleksi Penerimaan Pegawai : Menurut Malayu S.P Hasibuan ( 2002:47): seleksi
adalah suatu kegiatan pemilihan dan penentuan pelamar yang diterima atau
ditolak untuk menjadi karyawan perusahaan. Seleksi ini didasarkan kepada spesifikasi
tertentu dari setiap perusahaan yang bersangkutan.

Menurut William B. Wheter.Jr dan Keith Davids (1996:114): Seleksi merupakan


serangkaian langkah tertentu untuk memilih calon-calon pegawai yang dipekerjakan.
Proses ini dimulai dari saat pelamaran dan keahlian dengan keputusan penerimaan.
Dari definisi diatas dapat ditarik kesimpulan bahwa seleksi pegawai adalah memperoleh
karyawan yang paling tepat dalam kualitas maupun kuantitas dari calon-calon yang akan
ditariknya. Dan dapat ditambahkan kembali bahwa seleksi sangat berperan bila ternyata
para karyawan berprestasi baik sesuai dengan yang diharapkan. Oleh karena itu seleksi
merupakan hal yang penting untuk dilaksanakan.

Pegawai negeri adalah pegawai yang telah memenuhi syarat yang ditentukan,
diangkat oleh pejabat yang berwenang dan diserahi tugas dalam suatu jabatan negeri,
atau diserahi tugas negara lainnya, dan digaji berdasarkan peraturan perundang-
undangan yang berlaku. Berdasarkan Undang Undang Nomor 8 Tahun 1974 jo Undang
Undang Nomor 43 Tahun 1999 tentang pokok-pokok kepegawaian dinyatakan bahwa
pegawai negeri terdiri dari:

1. Pegawai Negeri Sipil


2. Anggota Kepolisian Negara Republik Indonesia
3. Anggota Tentara Nasional Indonesia

Prajurit/ Militer. Prajurit dikelompokan dalam golongan kepangkatan perwira,


bintara, dan tamtama. Golongan kepangkatan sebagaimana dimaksud, diatur lebih lanjut
dengan keputusan Panglima. Pengangkatan dan pemberhentian jabatan di dalam
struktur TNI selain jabatan Panglima dan Kepala Staf Angkatan, diatur dengan keputusan
Panglima. Pengangkatan dan pemberhentian jabatan bagi prajurit sebagaimana
111

dimaksud dilakukan sesuai dengan kebutuhan organisasi departemen dan lembaga


pemerintah nondepartemen yang bersangkutan. Pembinaan karier prajurit yang
menduduki jabatan sebagaimana dimaksud dilaksanakan oleh Panglima bekerja sama
dengan pimpinan departemen dan lembaga pemerintah nondepartemen yang
bersangkutan.
Tenaga Kontrak Kerja : Karyawan kontrak dipekerjakan oleh perusahaan untuk
jangka waktu tertentu saja, maksimal selama 3 (tiga) tahun. Hubungan kerja antara RSAU
dr. M. Salamun dan karyawan dituangkan dalam Perjanjian Kerja Untuk Waktu Tertentu
(PKWT). Status karyawan kontrak hanya dapat diterapkan untuk pekerjaan tertentu yang
menurut jenis dan sifat atau kegiatan pekerjaannya akan selesai dalam waktu tertentu.

Dokter Mitra. Dokter mitra dengan 3 status –purna waktu, paruh waktu, tamu/
visiting- dengan ikatan kontrak perjanjian kerjasama. Kebanyakan dokter karyawan
adalah dokter umum yang diperuntukkan untuk jaga ruangan dan jaga UGD, ketua dari
patient safety, K3, dll. Arti dari purna waktu adalah bekerja 40 jam selama seminggu dan
tidak boleh bekerja di fasilitas kesehatan dalam jarak tertentu. Sedangkan paruh waktu,
bekerja di luar jam kerja. Sedangkan dokter tamu, tidak memiliki ruang tersendiri,
sehingga sebagian besar mitra tersebut sudah memiliki pekerjaan utama atau klinik
sendiri. Sistem jenis dokter yang bekerja di RS diikat dnegan kontrak dalam perjanjian
kerja sama.

Dokter Konsultan. Konsultasi adalah upaya meminta bantuan profesional


penanganan suatu kasus penyakit yang sedang ditangani oleh seorang dokter kepada
dokterlainnya yang lebih ahli. Rujukan adalah pelimpahan wewenang dan tanggung jawab
atas masalah kesehatan masyarakat dan kasus-kasus penyakit yangdilakukan secara
timbal balik secara vertikal maupun horizontal meliputi sarana,rujukan teknologi, rujukan
tenaga ahli, rujukan operasional, rujukan kasus,rujukan ilmu pengetahuan dan rujukan
bahan pemeriksaan laboratorium(permenkes 922/2008). Dengan tujuan dihasilkannya
pemerataan upaya pelayanan kesehatan yangdidukung mutu pelayanan yang optimal dalam
rangka memecahkan masalah kesehatan secara berdaya guna dan beerhasil guna.
112

I. Ruang Lingkup Penerimaan Staf di RSAU dr. M. Salamun

Untuk anggota militer maupun PNS yang baru penempatan pertama ataupun
sedang melaksanakan TOA dan TOD, setelah menerima surat perintah penempatan ke
RSAU dr. M. Salamun, maka anggota yang bersangkutan kemudian melaksanakan lapor
datang ke RSAU dr. M. Salamun dengan membawa kelengkapan bendel personel yang
bersangkutan datang ke bagian personel untuk melaporkan dan menghadap Ka RSAU dr.
M. Salamun. Setelah itu personel tersebut melaksanakan amelden/ orientasi RSAU dr. M.
Salamun. Setelah orientasi selesai anggota tersebut akan mendapatkan sprinlak
penempatan sesuai dengan Skep Kasau. Selanjutnya melaksanakan sprinlak ke unit yang
ditunjuk dengan melaksanakan tugas awal orientasi per unit, setelah selesai yang
bersangkutan dapat melaksanakan tugas pokok sesuai sprinlak yang diterima.

Untuk PPPK, dokter mitra dan dokter konsulen dalam pelaksanaan akta perjanjian
kontrak kerja biasanya telah ditentukan segala sesuatu yang menyangkut objek perjanjian
tersebut. Prestasi itu adalah “objek” atau ”voorwerp” dan “verbintenis” (perjanjian).
Terhadap suatu perjanjian, segala sesuatu yang menyakut objek perjanjian biasanya telah
ditentukan seperti :
- Jangka waktu kontrak ;
- Hak dan kewajiban ;
- Biaya ;
- Penyelesaian masalah dan lain-lain ;

Sesuai dengan asas kebebasan berkontrak yang dianut dalam hukum perjanjian.
Hukum kontrak mempunyai hubungan yang tidak terpisahkan dengan hukum perjanjian
Kontrak merupakan suatu kesepakatan yang diperjanjikan (promissory agreement)
diantara dua atau lebih pihak yang dapat menimbulkan, memodifikasi, atau
menghilangkan hubungan hukum. Tetapi KUH Perdata memberi pengertian pada kontrak
sesuai dengan Pasal 1313 KUH Perdata yang berbunyi, yaitu : “Suatu perjanjian adalah
suatu perbuatan dengan mana satu orang atau lebih mengikatkan dirinya terhadap satu
orang atau lebih”.
113

Apabila terjadi wanprestasi maka hukum bertugas memberikan ganti rugi melalui
subjek hukum yang terdapat dalam perjanjian dalam hal berkewajiban atas prestasi,
terhadap subjek hukum lain yang terdapat dalam perjanjian tersebut dalam haknya atas
prestasi.

Tujuan Rekrutmen

Menurut Henry Simamora (1997:214) proses rekrutmen memiliki beberapa tujuan, antara
lain:

1. Untuk memikat sekumpulan besar pelamar kerja sehingga organisasi akan mempunyai
kesempatan yang lebih besar untuk melakukan pemilihan terhadap calon-calon pekerja
yang dianggap memenuhi standar kualifikasi organisasi.
2. Tujuan pasca pengangkatan (post-hiring goals) adalah penghasilan karyawan-
karyawan yang merupakan pelaksana-pelaksana yang baik dan akan tetap bersama
dengan perusahaan sampai jangka waktu yang masuk akal.
3. Upaya-upaya perekrutan hendaknya mempunyai efek luberan (spillover effects) yakni
citra umum organisasi haruslah menanjak, dan bahkan pelamar-pelamar yang gagal
haruslah mempunyai kesan-kesan positif terhadap perusahaan.

Proses Rekrutmen

Proses rekrutmen meliputi beberapa poin penting, menurut Simamora (1997:221):

1. Penyusunan strategi untuk merekrut


Di dalam penyusunan strategi ini, departemen sumber daya manusia bertanggung jawab
didalam menentukan kualifikasi-kualifikasi pekerjaan, bagaimana karyawan akan direkrut,
di mana, dan kapan.

2. Pencarian pelamar-pelamar kerja


Setelah rencana dan strategi perekrutan disusun, aktivitas perekrutan sesungguhnya bisa
berlangsung, melalui sumber-sumber perekrutan yang ada. Banyak atau sedikitnya
pelamar dipengaruhi oleh usaha dari pihak perekrut di dalam menginformasikan
114

lowongan, salah satunya adanya ikatan kerjasama yang baik antara perusahaan dengan
sumber-sumber perekrutan external seperti sekolah, universitas.

3. Penyisihan pelamar-pelamar yang tidak cocok / penyaringan


Setelah lamaran-lamaran diterima, haruslah disaring guna menyisihkan individu yang
tidak memenuhi syarat berdasarkan kualifikasi-kualifikasi pekerjaan. Di dalam proses ini
memerlukan perhatian besar khususnya untuk membendung diskualifikasi karena alasan
yang tidak tepat, sehingga di dalam proses ini dibutuhkan kecermatan dari pihak
penyaring.

4. Pembuatan kumpulan pelamar


Kelompok pelamar (applicant pool) terdiri atas individu-individu yang telah sesuai dengan
kriteria yang telah ditetapkan oleh perekrut dan merupakan kandidat yang layak untuk
posisi yang dibutuhkan.

II. Sistem Rekrutmen


Menurut Simamora (1997:246) untuk menciptakan suatu sistem rekrutmen yang efektif
para manajer dan manajer sumber daya manusia, seyogyanya menerapkan beberapa hal,
antara lain:

1. Mendiagnosis seefektif mungkin (berdasarkan kendala waktu, sumber daya finansial,


dan ketersediaan staff pelaksana yang ada) faktor-faktor lingkungan dan organisasional
yang mempengaruhi posisi yang perlu diisi dan aktivitas rekrutmen.
2. Membuat deskripsi, spesifikasi, dan standart kinerja yang rinci.
3. Menentukan tipe individu-individu yang sering dikaryakan oleh organisasi dalam
posisi yang sama.
4. Menentukan kriteria-kriteria rekrutmen.
5. Mengevaluasi berbagai saluran dan sumber rekrutmen
6. Menyeleksi sumber rekrutmen yang kemungkinan menghasilkan kelompok kandidat
yang paling besar dan paling sesuai pada biaya yang serendah mungkin.
7. Mengidentifikasikan saluran-saluran rekrutmen untuk membuka sumber-sumber
tersebut, termasuk penulisan iklan, menjadwalkan program rekrutmen.
8. Menyeleksi saluran rekrutmen yang paling efektif biaya.
115

9. Menyusun rencana rekrutmen yang mencakup daftar aktivitas dan daftar untuk
menerapkannya.
Setelah proses rekrutmen dilaksanakan dilanjutkan dengan pembuatan perjanjian
kerjasama kontrak kerja antara RSAU dr. M. Salamun dengan calon PPPK. Dalam
pembuatan perjanjian kerjasama tidak diatur secara baku dan kaku, namun bersifat
terbuka, seperti di dalam Kitab Undang-Undang Hukum Perdata (KUH Perdata). Hal ini
berarti bahwa dalam suatu perjanjian para pihak dapat menyesuaikan dengan apa yang
dipikirkan dan tersirat dalam hati masing-masing yang kemudian dimusyawarahkan untuk
diwujudkan secara nyata dengan cara merangkumnya dalam klausula isi perjanjian oleh
mereka yang mengadakan perjanjian.
Dan kemudian timbullah hubungan hukum karena adanya “tindakan hukum”
(rechtshandling). Tindakan atau perbuatan hukum menimbulkan hubungan hukum
perjanjian sehingga terhadap satu pihak diberi oleh pihak yang lain untuk memperoleh
prestasi, sedangkan pihak yang lain menunaikan prestasi. Jadi satu pihak memperoleh
hak (recht) dan pihak lain memikul kewajiban (plicht) untuk menyerahkan atau
menunaikan prestasi. Hak dan kewajiban tersebut didasarkan pada sebab tertentu yang
membuat terjadinya kesepakatan kedua belah pihak atas semua syarat perjanjian. Hal ini
terikat pada pasal 1337 KUH Perdata yang menyatakan bahwa : “Suatu sebab terlarang,
apabila dilarang oleh Undang-Undang atau apabila berlawanan dengan kesusilaan atau
ketertiban umum”. Sehingga terdapat keterikatan yang tidak dapat dilepas karena di
dalam melakukan perjanjian dibutuhkan hukum untuk mengatur jalannya suatu perjanjian
dengan baik.

A. Rekrutmen Berdasarkan Pemindahan Pegawai Militer Dan PNS Yang


Dilaksanakan Oleh Mabesau

Penempatan dalam jabatan di lingkungan TNI AU harus dilaksanakan secara


terorganisir sesuai ketentuan yang berlaku meliputi ketentuan penempatan dalam jabatan,
pertimbangan penempatan dalam jabatan, golongan jabatan dan status jabatan.
Ketentuan pemindahan jabatan bagi Militer dan PNS disesuaikan dengan Bujuknis
TNI AU Nomor Kep/727/XII/2013 tentang Penempatan Dalam Jabatan
116

Adapun ketentuan tersebut dilaksanakan dengan memperhatikan hal –hal sebagai


berikut :
a). Tour of Area (TOA) yaitu penempatan dan pemindahan ke tempat lain/satuan lain
b). Tour of Duty (TOD) pemindahan tugas dari suatu jabatan ke jabatan yang lainnya
Dalam pelaksanaan perekrutan Pegawai Militer dan PNS yang ada di RSAU
dr. M. Salamun dilaksanakan sesuai pemindahan dari suatu satuan lain ke RSAU
dr. M. Salamun dengan melaksanakan lapor datang ke bagian personil RSAU
dr. M. Salamun setelah melaksanakan lapor datang dilakukan orientasi umum (amelden)
untuk selanjutnya di buatkan sprinlak jabatan sesuai dengan jabatan yang diemban oleh
masing-masing pegawai sesuai dengan keputusan Keputusan Kepala Staf Agkatan Udara
untuk selanjutnya dilaksanakan orientasi unit sesuai dengan jabatan yang diemban
pegawai Militer dan PNS.
Bagan Penerimaan Staf Militer/ PNS Baru Maupun Pindahan

Anggota baru Militer/ PNS yang melaksanakan


perpindahan ke RSAU dr. M. Salamun
melaksanakan lapor datang ke bagian personel

Anggota melaksanakan amelden RSAU dr. M.


Salamun

Sprinlak dibuat setelah amelden terselesaikan

Melaksanakan orientasi unit

Melaksanakan tugas sesuai sprinlak


117

B. Proses Rekrutmen Yang Dilaksanakan Di RSAU dr. M. Salamun

1. Proses Rekrutmen Staf Klinis

a. Menetapkan proses seleksi staf klinis untuk memastikan pengetahuan,


keterampilan dan kompetensi staf klinis yang disesuaikan dengan kebutuhan pasien.
b. Proses seleksi dilaksanakan seragam
Bagi calon anggota RSAU dr. M. Salamun Staf Klinis proses rekrutmen dimulai dari
data pelamar dimasukan ke dalam takah kusus untuk pelamar dokter yang selanjutnya
di serahkan kepada Ka. RSAU dr. M. Salamun untuk selanutnya apakah diperlukannya
pemanggilan untuk memenuhi kebutuhan personel berupa disposisi karumkit yang
selanjutnya diserahkan data pelamar medis tersebut untuk dilakukan administrasi
selanjutnyanya, setelah memenuhi persyaratan administrasi dokumen kaurpers
selanjutnya dibuatkan nota dinas untuk dilaksanakan prosesi wawancara komite medis
dan kredensial dari sub kredensial, setelah seluruh prosesi penerimaan selesai
dibuatkan kontrak pertama
c. Anggota staf Klinis baru dievaluasi pada saat mulai bekerja sesuai dengan
tanggung jawabnya.

2. Proses Rekrutmen Perawat

a. Menetapkan proses seleksi staf klinis untuk memastikan pengetahuan,


keterampilan dan kompetensi staf klinis yang disesuaikan dengan kebutuhan pasien.
b. Proses seleksi dilaksanakan seragam
118

Bagi calon anggota RSAU dr. M. Salamun Paramedis proses rekrutmen dimulai dari
data pelamar tersebut untuk dilakukan administrasi wawancara di bagian personel
RSAU dr. M. Salamun, setelah memenuhi persyaratan administrasi dokumen kaurpers
selanjutnya dibuatkan nota dinas untuk dilaksanakan prosesi wawancara dan tes
lainnya yang dilakukan oleh tim penerimaan dan dikredensialkan dari sub kredensial,
setelah seluruh prosesi penerimaan selesai dibuatkan kontrak 3 bulan pertama.
c. Anggota staf Klinis baru dievaluasi pada saat mulai bekerja sesuai dengan tanggung
jawabnya.

3. Proses Rekrutmen Non Klinis

a. Menetapkan proses seleksi staf Non klinis untuk memastikan pengetahuan,


keterampilan dan kompetensi staf non klinis yang disesuaikan dengan kebutuhan
pasien.
b. Proses seleksi dilaksanakan seragam
Bagi calon anggota RSAU dr. M. Salamun Non Klinis proses rekrutmen dimulai dari
data pelamar tersebut untuk dilakukan administrasi wawancara di bagian personel
RSAU dr. M. Salamun, setelah memenuhi persyaratan administrasi dokumen kaurpers
selanjutnya dibuatkan nota dinas untuk dilaksanakan prosesi wawancara dan tes
lainnya yang dilakukan oleh masing – masing unit pengguna, setelah seluruh prosesi
penerimaan selesai dibuatkan kontrak 3 bulan pertama.
119

c. Anggota staf Klinis baru dievaluasi pada saat mulai bekerja sesuai dengan
tanggung jawabnya.

C. Prinsip Rekrutmen Militer Dan PNS di RSAU dr. M. Salamun


Dalam Perekrutan Anggota Militer dan PNS RSAU dr. M. Salamun yang telah disesuaikan
sesuai dengan Keputusan Kepala Staf Angkatan Udara disesuai dengan kebutuhan di
RSAU dr. M. Salamun sesuai dengan kompetensi anggota yang akan ditempatkan di
Bagian – bagian kebutuhan RSAU dr. M. Salamun.

II. DOKUMENTASI

Dalam bentuknya, Penerimaan Staf RSAU dr. M. Salamun itu berupa suatu
rangkaian untuk PPPK dan dokter mitra mulai lamaran pekerjaan masuk sampai dengan
penerimaan dan pembuatan perjanjian kontrak kerja. Mulai pelamar memasukkan
lamaran sampai pelamar menjadi PPPK disatukan dalam dokumen/ file tersendiri setiap
individu sehingga dapat termonitor pergeraknnya, apa yang menjadi kewajibannya dan
apa yang menjadi haknya tercantum secara detail dalam file pribadi yang tersimpan di
dalam berkas di personel RSAU dr. M. Salamun, begitu juga untuk anggota militer dan
PNS mulai Skep pertama ataupun Skep Mutasi semua tercatat dan terarsip dalam file
personel.
Lampiran salah satu contoh perjalanan penerimaan PPPK yang telah
melaksanakan perjanjian kontrak kerja di RSAU dr. M. Salamun (terlampir).
120

BAB X
PENETAPAN ORIENTASI UMUM DAN KHUSUS

I. DEFINISI

Definisi Orientasi adalah penyediaan informasi dasar berkenaan dengan RSAU


dr. M. Salamun bagi pegawai baru, yaitu informasi yang mereka perlukan untuk
melaksanakan pekerjaan secara memuaskan. informasi dasar ini mencakup fakta-fakta
seperti Struktur organisasi RSAU dr. M. Salamun, visi dan misi RS, peraturan disiplin bagi
anggota baru, prosedur pengamanan dalam berbagai bidang di RS, pengenalan PBB,
etika organisasi, penampilan karyawan, pengenalan organisasi unit terkait. Orientasi
pada dasarnya merupakan salah satu komponen proses penanaman sikap, standar, nilai
dan pola prilaku yang berlaku dalam RSAU dr. M. Salamun kepada anggota baru.

Hal ini dimaksudkan setiap tenaga kesehatan yang baru yang akan memberikan
pelayanan kesehatan harus melalui kegiatan pengenalan lingkungan dan situasi kerja di
RSAU dr. M. Salamun untuk anggota tetap yang melaksanakan lapor datang dari
perpindahan satuan lama ke RSAU dr. M. Salamun atau untuk PPPK, dokter mitra, dokter
konsulen setelah lulus rekrutmen dan setelah disetujui Ka RSAU dr. M. Salamun. Untuk
menjamin tersedianya personel yang bertanggung jawab perlu dilakukan suatu kegiatan
orientasi guna mengenal lingkungan dan situasi kerja di RSAU dr. M. Salamun.

Staf baru adalah personel yang akan melaksanakan kegiatan kinerja setelah lulus
proses rekruitmen atau pindahan dari kesatuan lain ke RSAU dr. M. Salamun

III. RUANG LINGKUP PROSES ORIENTASI UMUM DAN UNIT

Setiap staf baru, untuk antap baik yang baru lulus maupun pindahan dari kesatuan
lain, bagi anggota PPPK dan dokter mitra, dan dokter konsulen yang telah melaksanakan
perjama kontrak kerja di RSAU dr. M. Salamun diwajibkan mengikuti kegiatan orientasi
Rumah Sakit.

Kegiatan orientasi secara teknis diatur oleh bagian personel meliputi anggota di
bawah jajaran komite medik, komite keperawatan, komite keteknisian medis dan non klinis
121

di RSAU dr. M. Salamun. Materi pada orientasi meliputi materi umum atau pengenalan
satuan dan materi khusus sesuai keahliannya. Orientasi dilaksanakan secara umum di
kelas dan di tempat kerja sesuai penempatan.

Waktu orientasi disesuaikan dengan situasi dan kondisi oleh bagian administrasi
personel, bagian Komite Medik, Komite Keperawatan, komite keteknisian medis dan non
dan bagian urusan dalam untuk mendapatkan berbagai informasi yang diperlukan.

Bagi personel Militer, PNS, PPPK dan dokter mitra dilaksanakan orientasi umum
dan unit kurang lebih dilaksanakan orientasi umum selama 2 hari dan orientasi unit
dilaksanakan untuk anggota tetap sekitar 2-5 hari dan bagi PPPK, mitra dan konsulen
sekitar 2-3 bulan.

III TATA LAKSANA

Instruktur pelaksanaan kegiatan dilaksanakan berdasarkan bidang keahlian anggota

baru, dan jadwal pelaksaan orientasi umum terjadwal disesuaikan dengan kondisi dan

untuk orientasi per unit diserahkan ke unit masing-masing yang terkait dengan bidang Staf

baru tersebut dengan waktu yang disesuikan, unit-unit tersebut antara lain :

a. Kepala Instalasi Rawat Jalan

b. Kepala Instalasi Rawat Inap

c. Kepala Instalasi Kamar Bedah

d. Kepala Instalasi Penunjang Diagnostik

e. Kepala Instalasi Farmasi

f. Ketua Komite Keperawatan

g. Kepala klinik Instalasi Gawat Darurat.

h. Ses Rumkit dan Ka Taud

i. Kepala Rekam Medik

j. Kaur Personalia
122

k. Ka Taud

l. Ka Unit-Unit di Bawah Jangkes

Sasaran orientasi adalah seluruh Staf medis, paramedis dan keteknisian medis dan
non klinis baik anggota tetap yang melaksanakan mutasi pindah ke satuan baru maupun
PPPK, mitra dan konsulen baru yang akan bekerja di RSAU dr. M. Salamun.

Waktu dan Tempat.

a. Waktu.

1) Staf Medis, Paramedis dan keteknisian medis, orientasi umum


dilaksanakan terjadwal 2 hari kerja mulai Staf tersebut telah melaksanakan

2) perjanjian kontrak kerja untuk PPPK atau lapor datang untuk yang
anggota tetap. Jadwal dikoordinasikan dengan personel dan unit yang terkait.

3) Staf Medis, Paramedis dan keteknisian medis, orientasi unit dilaksanakan


terjadwal berkisar antara 1-3 bulan kerja mulai Staf tersebut telah
melaksanakan perjanjian kontrak kerja untuk PPPK atau lapor datang untuk
yang anggota tetap. Jadwal dikoordinasikan dengan unit yang terkait.

b. Tempat. Tempat pelaksanaan orientasi umum dan unit di lingkungan RSAU


dr. M. Salamun.

Peserta Orientasi.

1) PPPK Medis

2) PPPK Paramedis baik Perawat maupun Bidan

3) PPPK Keteknisian Medis

4) Militer atau PNS baru atau yang melaksanakan mutasi perpindahan dari
instansi berbeda.

Materi. Materi orientasi sebagai berikut :

a. Struktur Organisasi RSAU dr. M. Salamun

b. Pengenalan PBB dan PPM

c. Peraturan dan Disiplin kerja


123

d. Misi dan Visi RSAU dr. M. Salamun

e. Kebijakan dan Prosedur yang berlaku di Rumah Sakit tentang pelayanan


Kesehatan

f. Pola ketenagaan dan system penilaian kinerja Staf.

g. Prosedur pengamanan dalam berbagai bidang di Rumah Sakit antara lain :

1) Radiologi

2) Laboratorium

3) Farmasi

4) Administrasi siklus pasien masuk sampai pulang

h. Hak dan kewajiban Anggota Staf

i. Penjelasan PMKP, BHD, PPI dan KPS

Metoda :

a. Ceramah (penjelasan secara lisan dari Ka Taud).

b. Selanjutnya melaksanakan Orientasi per unit setelah orientasi selesai dapat


bekerja di RSAU dr. M. Salamun.

Adapun bukti pelaksanaan orientasi pegawai terdiri dari :


A. Orientasi Umum
Orientasi umum terdiri dari :

- TOR
- Daftar Hadir
- Materi Orientasi dan Pemateri
- Pengenalan Rumah Sakit
- Mutu
- Keselamatan Pasien
- PPI
- Evaluasi Peserta orientasi
- LaporannPelaksanaan Orientasi
124

B. Orientasi Khusus
- TOR
- Daftar Hadir
- Evaluasi Peserta
- Laporan Pelaksanaan orientasi

IV DOKUMENTASI

Dalam bentuknya, orientasi itu berupa suatu kegiatan dan dilanjutkan dengan
laporan kegiatan pelaksanaan orientasi. Untuk orientasi umum dilaksanakan terjadwal
oleh bagian personalia yang dilaksanakan selama 2 hari sedangkan orientasi unit, berupa
bentuk laporan tertulis sesuai dengan tugas pokoknya dilaksanakan selama 2 hari dan
dilanjutkan dengan orientasi lapangan yang dilaksanakan maksimal 3 bulan per anggota
yang di tanda tangani oleh atasan langsungnya.
Demikian panduan pelaksanaan orientasi umum bagi staf baru di lingkungan RSAU
dr. M. Salamun untuk dijadikan dasar dan dilaksanakan sebagaimana mestinya.
125

BAB XI
PANDUAN PENDIDIKAN DAN PELATIHAN STAF

I. DEFINISI

Definisi Pendidikan dan Pelatihan Staf

Pendidikan : Pada dasarnya pengertian pendidikan ( UU SISDIKNAS No.20


tahun 2003 ) adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan
proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya
untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan,
akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya dan masyarakat.
Pelatihan : Pelatihan dan seminar di dalam RSAU dr. M. Salamun adalah Pelatihan
dan seminar yang dilaksanakan oleh Tim Diklat bekerja sama dengan unit lain/ institusi
lain untuk meningkatkan pengetahuan staf RSAU dr. M. Salamun. Pelatihan ini
dilaksanakan atas usulan dari Klinik/Instalasi dalam Rumah Sakit.

II. Ruang Lingkup Pendidikan dan Pelatihan Staf

Dalam pelaksanaan Pendidikan, seminar, kursus maupun pelatihan di dalam


ataupun di luar RSAU dr. M. Salamun biasanya telah ditentukan segala sesuatu yang
menyangkut urutan pengajuannya baik secara dinas maupun secara personal. Adapun
pengajuan secara dinas telah ditentukan oleh aturan dan tata cara yang berlaku di TNI
AU, urutan pengusulan tersebut telah menjadi protap yang diawali terlebih dahulu dari
pusat baru satuan bawah merespon permintaan pusat secara berjenjang sesuai hirarki.
Sedangkan pengajuan pendidikan, seminar, kursus maupun pelatihan di dalam ataupun di
luar RSAU dr. M. Salamun yang diusulkan secara pribadi maupun per unit biasanya telah
ditentukan seperti :

1. Adanya program kerja

2. Adanya kebutuhan mendesak dari unit terkait

3. Adanya dukungan biaya

4. Adanya proposal yang telah disetujui Ka RSAU dr. M. Salamun


126

Sesuai dengan kemajuan teknologi di bidang kesehatan dan perkembangan


pelayanan yang prima dari RSAU dr. M. Salamun maka dituntut untuk anggota baik itu
medis, paramedis dan non medis untuk meningkatkan kemampuan dan profesionalisme,
ketrampilan yang sesuai profesinya di bidang kesehatan melalui pendidikan, seminar,
kursus maupun pelatihan di dalam ataupun di luar RSAU dr. M. Salamun yang terbaru.

Apabila pengajuan anggota RSAU dr. M. Salamun disetujui dan ditindaklanjuti di


bidang Pendidikan, seminar, kursus maupun pelatihan di dalam ataupun di luar RSAU
dr. M. Salamun, maka personel yang bersangkutan setelah melaksanakan pendidikan,
seminar, kursus harus melaporkan hasil kegiatan berupa pengumpulan sertifikat maupun
laporan pelaksanaan kegiatan ke Bin Kompetensi Yankes.

IV. Tata Laksana

Dalam pengajuan proposal pendidikan, seminar, kursus maupun pelatihan di


dalam ataupun di luar RSAU dr. M. Salamun personel yang bersangkutan mengajukan
proposal ke kepala bagian di unit masing-masing untuk mendapatkan persetujuan.
Kemudian setelah disetujui oleh kepala bagian, proposal diajukan ke bin Kompetensi
Yankes. Bin Kompetensi Yankes kemudian membuat nota dinas yang ditujukan kepada
Ka RSAU dr. M. Salamun, pengajuan nota dinas ini ditujukan unutk mendapatkan
persetujuan dari Ka RSAU dr. M. Salamun untuk anggota melaksanakan pendidikan,
seminar, kursus maupun pelatihan di dalam ataupun di luar RSAU dr. M. Salamun.
Apabila tidak disetujui, maka pelaksanaan Pendidikan, seminar, kursus maupun pelatihan
di dalam ataupun di luar RSAU dr. M. Salamun tidak dilaksanakan oleh anggota atau unit
yang bersangkutan, tetapi apabila disetujui maka selanjutnya proposal yang diajukan oleh
unit terkait akan ditindaklanjuti, apabila proposal yang diajukan untuk mengadakan
pelatihan dengan pembuatan proposal kegiatan, pembentukan panitia dan kebutuhan
anggaran serta waktu pelaksanaan. Setelah acara kegiatan dilaksanakan panitia akan
membuat laporan secara tertulis disertai dengan kelengkapan antara lain surat perintah
panitia, surat perintah peserta, proposal, materi pelatihan, post tes dan pre tes, daftar
absensi, laporan keuangan, dokumentasi dan sertifikat. Selanjutnya laporan tersebut
diproduksi beberapa buah untuk di simpan di TU, di Diklat, dan di tempat unit yang
membutuhkan. Sedangkan sertifikat disimpan di personel untuk dimasukkan ke bendel
personel masing-masing.
127

Sedangkan proposal pendidikan, seminar, kursus maupun pelatihan di dalam


ataupun di luar RSAU dr. M. Salamun yang dilaksanakan secara pribadi per personal
maka setelah proposal disetujui, yang bersangkutan akan dibuatkan surat perintah untuk
melaksanakan pendidikan, seminar, kursus maupun pelatihan di dalam ataupun di luar
RSAU dr. M. Salamun dengan dana yang didukung sepenuhnya oleh RSAU
dr. M. Salamun. Setelah melaksanakan pendidikan, seminar, kursus maupun pelatihan
di dalam ataupun di luar RSAU dr. M. Salamun, anggota yang bersangkutan membuat
laporan kegiatan resmi berupa tulisan yang berisi surat perintah, materi yang diterima dan
sertifikat. Laporan ini kemudian dikumpulkan di Bin Kompetensi Yankes, untuk
diarsipkan, selanjutnya apabila yang bersangkutan dibutuhkan oleh RSAU dr. M. Salamun
untuk memberikan informasi ke anggota RSAU dr. M. Salamun berupa sosialisasi,
ceramah dan lain-lain yang sesuai ilmu yang didapat, maka anggota yang bersangkutan
harus dapat melaksanakan sesuai kompetensi yang didapat.
Bagan Pengajuan Unit untuk melaksanakan Pelatihan intern di RSAU
dr. M. Salamun.

Unit terkait mengajukan proposal ke Bin


Kompetensi Yankes

Bin Kompetensi Yankes membuat nota


dinas yang ditujukan ke Ka RSAU dr. M.
Salamun

Setelah disetujui oleh Ka RSAU dr. M.


Salamun, maka dibentuk panitia, SP
anggota yang mengikuti pelatihan,
materi pelatihan, pos tes dan pre tes,
daftar absensi, kebutuhan dana,
dokumentasi dan pembuatan sertifikat
128

Setelah pelaksanaan pendidikan,


seminar, kursus maupun pelatihan maka
laporan giat yang berupa buku
dikumpulkan di Bin Kompetensi Yankes

Bagan Pengajuan anggota yang melaksanakanPelatihan

Anggota mengajukan proposal ke Bin


Kompetensi Yankes

Bin Kompetensi Yankes membuat nota


dinas ke Ka RSAU dr. M. Salamun untuk
mendapatkan persetujuan

Setelah disetujui Ka RSAU dr. M.


Salamun anggota melaksanakan
pelatihan dengn dukungan dana dari Ka
RSAU dr. M. Salamun

Setelah melaksanakan pelatihan yang


bersangkutan membuat laporan dan
kemudian dikumpulkan di Bin
Kompetensi Yankes untuk di file kan
129

V. DOKUMENTASI

Dalam bentuknya laporan kegiatan yang berupa buku yang berisikan Surat
perintah, isi materi, dokumentasi dan sertifikat. Lampiran salah satu contoh laporan
kegiatan pelatihan yang telah melaksanakan pendidikan maupun pelatihan di dalam
maupun di luar RSAU dr. M. Salamun.
130

BAB XII
PENGATURAN ROTASI DAN PENEMPATAN KEMBALI

I. PENGATURAN ROTASI

Keperawatan merupakan ujung tombak pelayanan di rumah sakit. Karena itu


diperlukan sumber daya manusia yang profesional di bidang keperawatan, sehingga bisa
mewujudkan misi keperawatan untuk memberikan kepuasan kepada pasien dan
keluarganya.

Kemampuan, keterampilan, motivasi kerja dari perawat yang beragam, menuntut


bidang keperawatan untuk senantiasa melakukan penyegaran dan pemantapan bagi
perawat baik yang bertugas di rawat inap maupun rawat jalan secara berkala dan
terprogram. Hal ini dilakukan dengan tour of duty atau dikenal dengan istilah Rotasi
Keperawatan.

I. Tujuan.

a. Tujuan Umum.

Untuk meningkatkan pelayanan dan kepuasan pasien dan keluarga maupun


bagi perawat.

b. Tujuan Khusus.

1) Untuk meningkatkan pengetahuan dan keterampilan perawat.

2) Untuk memenuhi kebutuhan tenaga di unit-unit keperawatan.

3) Untuk menghindari kejenuhan.

4) Untuk meningkatkan rasa percaya diri dalam bekerja

II. Sasaran.

Jajaran di bawah keperawatan:

a. Kepala ruangan.

b. Perawat pelaksana.

c. Petugas dapur ruangan.

III Waktu.

a. Kepala ruangan; maksimal 3 tahun sekali.

b. Perawat pelaksana:
131

1) Perawat pelaksana: maksimal 2 tahun sekali.

2) Perawat pelaksana baru: maksimal 1 tahun sekali.

c. Petugas dapur ruangan: maksimal 2 tahun sekali.

IV. Metode.

a. Bagi perawat yang telah memiliki keahlian/pendidikan khusus tidak


dirotasikan ke bagian lain yang tidak berhubungan dengan
keahliannya tersebut, antara lain:

1) Perawat dengan keahlian bedah.

2) Perawat/ bidan perinatologi.

3) Perawat OK.

4) Perawat UGD.

5) Perawat ICU/ICCU.

6) Bidan.

b. Perawat yang belum memiliki keahlian/pendidikan khusus, dapat


dirotasikan kesemua unit keperawatan sebagai berikut:

1) Unit Bedah.
2) Unit penyakit Dalam dan Syaraf.
3) Unit Pediatri.

4) Unit ICU/ICCU.
5) Poliklinik.

II. PENEMPATAN KEMBALI STAF

Sesuai dengan kebijakan tentang SDM di RSAU dr. M. Salamun dalam


penempatan kembali anggota RSAU dr. M.Salamun sesuai dengan skep Ka. RSAU
dr. M. Salamun Nomor Kep 15/I/2018 tanggal 2 Januari 2018 tentang Managemen
Sumber Daya Manusia melalui pembicaraan antar para pimpinan di RSAU dr. M. Salamun
Penempatan kembali staf dibuat dengan mempertimbangkan :

a. Kompetensi
b. Kebutuhan Pasien/kekurangan
c. Agama, keyakinan dan nilai – nilai pribadi
132

Mekanisme penempatan kembali anggota sesuai dengan kebijakan tentang


pengembangan dan spesialisasi anggota di RSAU dr.M.Salamun
Penempatan kembali anggota bertujuan untuk mendapatkan pegawai yang
berkualitas sesuai yang dibutuhkan dan kualifikasinya
Penempatan kembali anggota medis melibatkan Komite Medik dan Komite
Keperawatan dan Komite Keteknisian Medis untuk memberikan rekomendasi tertulis
sesuai dengan profesi – profesi yang ada

Masa kerja yang diperhitungkan dapat berpengaruh terhadap penempatan kembali


anggota status grade, kompetensi, di RSAU dr. M. Salamun dan ditetapkan pegawai
melalui surat perintah Ka. RSAU dr. M. Salamun.

Penempatan kembali staf dibuat untuk mempermudah dalam pengisian jabatan


yang kosong dan sesuai dengan bidang dan spesialisasinya, pemindahan kembali staf
harus dilaksanakan orientasi unit dan kredensial pada tempat dan jabatan yang baru
Penempatan kembali Staf dibuat berdasarkan Kep Kepala RSAU dr. M.Salamun
Nomor Kep/15/I/2018 tanggal 2 Januari 2015 tentang Pedoman Manajemen Sumber
Daya Manusia RSAU dr. M.Salamun.
Dalam Penetapan Kembali Staf perlu diadakan orientasi dan kredensial ulang
sesuai dengan tempat dan jabatan yang baru, tujuan dari kredensial keperawatan adalah
sebagai berikut :

a. Untuk mempertahankan dan meningkatkan mutu pelayanan keperawatan


b. Untuk menetapkan standar pelayanan keperawatan yang dilakukan
c. Untuk menilai boleh tidaknya melakukan tindakan di tempat dan jabatannya
d. Untuk mempertahankan kompetensi keperawatan
133

BAB XIII
PENILAIAN KINERJA INDIVIDU

I. KETENTUAN UMUM PENILAIAN KINERJA TENAGA KESEHATAN

1. Umum. Ketentuan umum Penilaian kinerja individu dilaksanakan secara


ilmiah dan periodik sehingga untuk kelancaran penyelenggaraannya perlu
ditetapkan hal-hal penting yang digunakan sebagai dasar. Beberapa hal penting
yang digunakan sebagai dasar dan harus dipahami yaitu tujuan, sasaran, asas-
asas, dan prinsip-prinsip.

2. Tujuan. Tujuan penilaian kinerja individu tenaga kesehatan RSAU dr.M.


Salamun adalah untuk menilai dan mengukur kinerja setiap personeldalam
mengemban jabatannya, sehingga dapat menentukan tingkat pencapaian kinerja
individu yang berkaitan langsung dan menjadi dasar dalam pemberian tunjangan
kinerja sesuai dengan ketentuan yang berlaku.

3. Sasaran. Sasaran penilaian kinerja tenaga kesehatan RSAU dr. M.


Salamun adalah sebagai berikut:

a. Mewujudkan penilaian kinerja individu yang objektif, menyeluruh,dan


memenuhi ketentuan dari reformasi birokrasi.

b. Mewujudkan penyaluran tunjangan kinerja yang sesuai dengan pencapaian


kinerja dan kompetensi personel RSAU.

c. Mewujudkan personel RSAU yang profesional serta didukung tingkat


kesejahteraan yang memadai.

4. Kebijakan Dasar. Kebijakan dasar dalam Penilaian Kinerja Tenaga


Kesehatan RSAU dr. M. Salamun adalah terwujudnyapemberian tunjangan kinerja
yang merupakan hak setiap personel yang dinilai dari tugas dan tanggung
jawabnya dengan hasil kinerja individu dari jabatan yang diembannya.

5. Asas-Asas. Asas-asas yang digunakan dalam penilaian kinerja tenaga


kesehatan di RSAU dr. M. Salamun, terdiri atas:

a. Manfaat.Ditujukan agar pendayagunaan tenaga manusiamenghasilkan


manfaat yang sebesar-besarnya untuk kepentingan organisasi TNI AU.

b. Keterpaduan. Dilaksanakan secara terpadu di dalam suatu pembinaan


personel dan tenaga manusia.

c. Realitas. Disesuaikan dengan kendala dan kemampuan yang ada agar


bisa dilaksanakan dengan baik.
134

d. Objektif. Penilaian kinerja individu harus selalu berorientasi kepada tujuan


organisasi.

e. Efektif.Penilaian kinerja individu ditujukan untuk meningkatkan efektivitas


kinerja personel secara individual.

f. Efisien. Pelaksanaan penilaian kinerja individu agar pemanfaatan tenaga


manusia mencapai efisiensi yang setinggi-tingginya.

6. Prinsip-Prinsip. Prinsip-prinsip yang digunakan dalam penilaian kinerja


tenaga kesehatan sebagai berikut:
a. Penilaian kinerja individudilaksanakan secara terbuka dan menjamin adanya
akses bagi setiap personel TNI AU untuk memperoleh informasi tentang penilaian
kinerja individu.

b. Penilaian kinerja dilaksanakan sesuai dengan kondisi sebenarnya.

c. Penilaian kinerja dapat diukur secara kuantitatif dan bisa diinterprestasikan


secara kualitatif.

d. Hasil penilaian kinerja individu harus dapat dipertanggungjawabkan kepada


organisasi, pimpinan, dan seluruh personel TNI AU sesuai dengan ketentuan yang
berlaku.

e. Penilaian kinerja individu dilaksanakansetiap bulan dan menjadi dasar


pemberian tunjangan kinerja kepada seluruh personel TNI AU.

II. PEDOMAN PENILAIAN KINERJA TENAGA KESEHATAN

1. Umum.Penilaian kinerja tenaga kesehatan merupakan bagian dari pelaksanaan


program reformasi birokrasi dan menjadi dasar dari pemberian tunjangan kinerja
bagi setiap personel rumah sakit.Agar dalam pelaksanaan penilaian kinerja dapat
memenuhi tuntutan dari program reformasi birokrasi serta terlaksana secara objektif
dan seragam, maka diperlukan beberapa pendoman yaitu tugas dan tanggung
jawab pelaksanaan penilaian kinerja, syarat personel, materi penilaian, mekanisme
penilaian, serta sarana prasarana penilaian.

2. Tugas dan Tanggung Jawab. Tugas dan tanggung jawab pelaksanaan


penilaian kinerja tenaga kesehatan di rumah sakit diatur sebagai berikut:

a. Kepala RSAU. Ka RSAU bertugas dan bertanggungjawab sebagai berikut:

1) Menyusun program kerja pelaksanaan kegiatan penilaian kinerja


tenaga kesehatan di satuannya.
135

2) Mengesahkan hasil penilaian kinerja tenaga kesehatan di satuannya.

3) Memutuskan personel yang berhak atau tidakmenerima tunjangan


kinerja berdasarkan syarat kinerja yang ditentukan.

4) Melaporkan hasil penilaian kinerja individu kepada Aspers Kasau


melalui Paban III/Binkar Spersau.

b. Pejabat Personel. Pejabat personel rumah sakit bertugas dan bertanggung


jawab sebagai berikut:

1) Membantu Karumkit menyusun program kerja dan pelaksanaan


kegiatan penilaian kinerja di satuannya.

2) Mengatur secara teknis pelaksanaan kegiatan penilaian kinerja


tenaga kesehatan.

3) Mengoordinasikan dan menyusun laporan hasil pelaksanaan


kegiatan penilaian kinerja tenaga kesehatan.

4) Melaporkan hasil pelaksanaan kegiatan penilaian kinerja tenaga


kesehatankepada Karumkit.

c. Penilai. Penilai merupakan seorang perwira yang disahkan oleh Karumkit


melalui surat perintah, yang bertugas dan bertanggungjawab sebagai berikut:

1) Melaksanakan pengamatan dan pengawasan secara terus menerus


terhadap personel yang menjadi bawahannya.

2) Menilai kinerja personel yang menjadi bawahannya langsung atau


personel satu tingkat di bawahnya sesuai dengan arahan dari pejabat
personel.

3) Bertanggungjawab terhadap hasil penilaian kinerja yang telah


dilaksanakan dan selanjutnya menyerahkan hasil penilaian kepada pejabat
personel.

d. Personel yang Dinilai.Personel yang dinilai merupakan seluruh personel


Rumah Sakit yang memenuhi persyaratan personel yang dinilai, bertugas, dan
bertanggung jawab sebagai berikut:

1) Melaksanakan tugas dan tanggung jawab sesuai dengan jabatan


yang diembannya.

2) Menyetujui atau tidak menyetujui hasil penilaian kinerja yang telah


dilakukan oleh penilai.
136

3) Mengonsultasikan hasil penilaian kinerja kepada penilai bila personel


yang dinilai tidak setuju terhadap hasil penilain yang telah dilakukan.

4) Menandatangani formulir hasil penilaian kinerja yang telah


dilaksanakan oleh penilai apa bila setuju terhadap penilaian yang telah
dilakukan.

3. Syarat Personel. Syarat personel yang menilai dan personel yang dinilai
dalam penilaian kinerja diatur sebagai berikut:

a. Persyaratan Personel Penilai. Personel penilai dalam pelaksanaan


penilaian kinerja harus memenuhi syarat sebagai berikut:

1) Penilai merupakan seorang perwira yang menduduki jabatan definitif


struktural/fungsional yang sesuai DSP yang disahkan dalam surat perintah
kepala rumah sakit setempat.

2) Memiliki integritas moral yang baik.

3) Menguasai tata cara penilaian.

4) Sehat jasmani dan rohani.

5) Tidak sedang menjalani proses hukum dan/atau sedang menjalani


hukuman sesuai putusan pengadilan militer dan pengadilan umum.

6) Tidak sedang melaksanakanscorching/dinonaktifkan.

b. Persyaratan Personel yang Dinilai. Personel yang dinilai dalam penilaian


kinerja harus memenuhi syarat sebagai berikut:

1) Personel militer dan PNS yang menduduki jabatan definitif


struktural/fungsional sesuai DSP.

2) Sehat jasmani dan rohani.

3) Personel yang sedang menunggu jabatan/LF.

c. Persyaratan Personel yang Tidak Dinilai. Personel yang tidak dinilai dalam
penilaian kinerja harus memenuhi syarat sebagai berikut:

1) Sedang menjalani proses hukum dan/atau sedang menjalani


hukuman sesuai putusan pengadilan militer dan pengadilan umum.

2) Sedang melaksanakan scorching/dinonaktifkan.

3) Personel yang sedang menjalani pendidikan atau penugasan baik di


dalam maupun di luar negeri selama satu bulan atau lebih.
137

4) Personel yang tidak bisa melaksanakan tugas karena sakit menahun,


cuti di luar tanggungan negara, menjalani MPP, dan desersi.

4. Materi Penilaian. Materi penilaian merupakan indikator/parameter utama


untuk menentukan hasil penilaian yang dapat digunakan sebagai acuan
pelaksanaan perhitungan kinerja setiap personel Rumah Sakit.
Indikator/parameter utama tersebut yaitu capaian kinerja dan kompetensi dalam
setiap jabatan yang dapat dijelaskan sebagai berikut:

a. Capaian Kinerja.Capaian kinerja adalah hasil pencapaian pelaksanaan


program dan kualitas penugasan yang dijadikan indikator/parameter penilaian yang
didasarkan pada tiga hal, yaitu:
1) Capaian pelaksanaan program/kegiatan.

2) Capaian pelaksanaan kegiatan individu.

3) Kualitas penugasan/pekerjaan.

b. Kompetensi yang diperlukan. Kompetensi adalah beberapa potensi yang


dimiliki seseorang untuk mendukung pelaksanaan tugas yang dapat dijadikan
indikator/parameter penilaian yang didasarkan pada tiga hal, yaitu:

1) Pengetahuan bidang tugas.

2) Keahlian/keterampilan bidang tugas.

3) Perilaku. Perilaku diukur dengan indikator sebagai berikut:

a) Kepemimpinan untuk mencapai hasil kerja.

b) Komitmen terhadap pelaksanaan pekerjaan.

c) Orientasi terhadap penugasan.

d) Pengembangan diri.

e) Kerjasama dengan wujud sinergi dalam mencapai kinerja


optimal.

f) Disiplin melaksanakan ketentuan yang terkait


pelaksanaanpekerjaan.

5 Mekanisme Penilaian.Mekanisme penilaian yang dilaksanakan dalam penilaian


kinerja terdiri dari beberapa bagian penilaian yang terdiri dari metode penilaian, tim
penilai, waktu penilaian dan pelaporan, indek penilaian, dan rumus indeks penilaian
serta sanksi hasil penilaian.
138

a. Instrument Penilaian. Instrumen penilaian dalam penilaian kinerja berbentuk


kuesioner.

b. Metode Penilaian. Metode yang digunakan dalam penilaian kinerja dengan


formulir kuesioner yang menggunakan model skala likert (format penilaian
terlampir),dengan nilai kategori jawaban sebagai berikut:

1) Baik Sekali (BS) dengan skor 5.

2) Baik (B) dengan skor 4.

3) Cukup (C) dengan skor 3.

4) Kurang (K) dengan skor 2.

5) Kurang Sekali (KS) dengan skor 1.

c. Tim Penilai.Tim penilai dalam pelaksanaan penilaian kinerja individu terdiri


dari 3 orang perwira yang merupakan atasan langsung,pejabat lain setingkat
atasan langsung, atau pejabat setingkat dari personel yang dinilaidalam satu
satker. Tim penilai ditunjuk melalui surat perintah yang dikeluarkan oleh kepala
rumah sakit. Apabila pejabat yang setingkat atasan langsung jumlahnya kurang
dari 3 maka penilaian dapat dilakukan oleh pejabat setingkat dari personel yang
dinilai, misalnya untuk menilai Ka Komite Medik, dapat dilakukan Ka Rumkit
bersama Ka SPI, Ka Komite Keperawatan.

d. Waktu Penilaian dan Pelaporan. Penilaian kinerja tenaga kesehatan


dilaksanakan setiapsatu bulan sekali dan dilaporkan ke Diskesau/Ka Rumkit setiap
triwulan (tiga bulan sekali).

e. Indeks Penilaian dan Rumus Indeks Penilaian. Indeks penilaian kinerja dan
rumusan indeks penilaian kinerja diatur sebagai berikut:

1) Indeks penilaian diperoleh berdasarkan hasil perhitungan dari


pengisian kuesioner oleh tim penilai dengan rentang nilai sebagai berikut:

a) Rentang nilai antara 90,00 sampai dengan 100,00 dalam


kategori Baik Sekali (BS).

b) Rentang nilai antara 80,00 sampai dengan 89,99 dalam


kategori Baik (B).
c) Rentang nilai antara 60,00 sampai dengan 79,99 dalam
kategori Cukup (C).

d) Rentang nilai antara 40,00 sampai dengan 59,99 dalam


kategori Kurang (K).
139

e) Rentang nilai antara 20,00 sampai dengan 39,99 dalam


kategori Kurang Sekali (KS).

2) Rumus indeks penilaian kinerja individu di atur sebagai berikut:

Indeks Penilaian Kinerja Total Skor Jawaban (TSJ) X 100


(IPK) = Nilai Skor Maksimal (NSM)

Contoh:

Penilaian terhadap Serda Bayu Amin (Bintara Operator Komputer Paban


III/Binkar Spersau). Jumlah kuesioner sebanyak 72 item, sehingga nilai skor
maksimal (NSM) adalah 360, penilaian dilakukan oleh tiga pabandya di Paban
III/Binkar Spersau, dengan hasil penilaian sebagai berikut:

a) Hasil penilaian dari Penilai I, total skor jawaban (TSJ) = 300, maka:
06
0
33

0
0
3
,
3
3


8
x
1

IPK1 =
0


b) Hasil penilaian dari Penilai II, total skor jawaban (TSJ) = 288, maka:
86
8
23

0
0
0
,
0
0


x
1

IPK2 =
0


c) Hasil penialaian dari Penilai III, total skor jawaban (TSJ) = 288,
maka:
86
8
23

0
0
0
,
0
0


8
x
1

IPK3 =
0


Dengan demikian IPK Serda Bayu Amin adalah:
P
K

P
K 3

P
K

   
I

3
,
3
3
0
,
0 3
0
0
,
0
0
4
3
,
3 3
3
8

  
1
,
1
1
1

IPK=

Masuk dalam kategori Baik (B).

f. Sanksi Hasil Penilaian. Sanksi hasil penilaian merupakan sanksi yang


diberikan kepada personel dari hasil penilaian kinerja yang dicapai dan dapat
dijelaskan sebagai berikut :

1) Personel yang hasil penilaian kinerjanya dalam kategori kurang atau


kurang sekali, maka pemberian tunjangan kinerjanya dihentikan/dicabut
140

dan dilaporkan secara berjenjang untuk mendapat tindak lanjut secara


resmi.

2) Personel yang hasil penilaian kinerjanya dalam kategori cukup maka


akan dibina dan diusulkan untuk mengikuti pendidikan, pelatihan dan kursus
serta pembekalan yang sesuai bidang profesinya sehingga akan dapat
meningkatkan kompetensi individunya yang berimplikasi langsung terhadap
peningkatan kinerjanya.

6. Sarana Prasarana Penilaian. Sarana prasarana penilaian yang diperlukan dalam


pelaksanaan penilaian kinerja sebagai berikut:

a. Peranti lunak berupa buku pedoman sebagai dasar penyelenggaraan


penilaian kinerja.

b. Peranti lunak berupa sistem dan aplikasi yang dapat melakukan perhitungan
sampai dengan analisis nilai secara cepat dan tepat.

c. Perangkat keras berupa formulir kuesioner untuk proses pelaksanaan


penilaian kinerja.

II. PENYELENGGARAAN PENILAIAN KINERJA TENAGA KESEHATAN

1. Umum. Penyelenggaraan kegiatan penilaian kinerja merupakan program rutinyang


harus dilaksanakan setiap bulannya karena hasil penilaian kinerja merupakan dasar
pemberian tunjangankinerja kepada setiap personel Rumah Sakit. Agar menghasilkan
penilaian yang objektif dan dapat dipertanggungjawabkan, maka penyelenggraan
kegiatan dilaksanakan secara bertahap yang meliputi tahap perencanaan, persiapan,
pelaksanaan, pelaporan, dan wasdal.

2. Tahap Perencanaan. Tahap perencanaan kegiatan dilakukan oleh pejabat personel


setempat dengan persetujuan kepala rumah sakit dengan kegiatan sebagai berikut:

a. Merencanakan pelaksanaan kegiatan penilaian kinerja setiap bulannya


disesuaikan dengan kegiatan unit/ruang/klinik masing-masing.

b. Setiap unit/ruang/klinik menyusun kalender kegiatan penilaian kinerja personel


di unit/ruang/klinik masing-masing.

c. Menyusun dan memvalidasi susunan daftar personel sesuai dengan jabatan


setiap personel.

d. Menyusun mekanisme pelaksanaan penilaian kinerja di unit/ruang/klinik untuk


semua strata jabatan.
141

3. Tahap Persiapan.Tahap persiapan kegiatan dilaksanakan oleh pejabat personel.


Dalamtahap persiapan kegiatanyang dilakukan sebagai berikut:

a. Menyusun tim penilai yang disahkan oleh kepala satker setempat dengan
surat perintah.

b. Memberikan sosialisasi/pengarahan kepada tim penilai dan personel yang


akan dinilai tentang mekanisme pelaksanaan penilaian kinerja.

c. Mempersiapkan instrumen penilaian kinerja yaitu formulir kuesioner


penilaian kinerja sesuai profesi, formulir laporan penilaian kinerja, dan formulir
rekap laporan hasil penilaian kinerja personel rumah sakit.

4. Tahap Pelaksanaan.Kegiatan yang dilaksanakan dalam tahap pelaksanaan sebagai


berikut:

a. Melaksanakan penilaian konerja terhadap seluruh personel di rumah sakit


masing-masing oleh tim penilai sesuai format dan mekanisme yang telah
ditentukan.

b. Pejabat personel rumah sakit melaksanakan asistensi dan supervisi dalam


mekanisme penilaian.

c. Pejabat personel satker melaksanakan pengumpulan data hasil pengisian


kuesioner yang dinilai oleh tim penilai.

d. Pejabat personel rumah sakit melaksanakan perhitungan dilakukan


berdasarkan rumusan yang memuat hasil perhitungan indeks kinerja.

e. Pejabat personel rumah sakit melaksanakan analisis terhadap hasil


penilaian yang telah dihitung.

f. Pejabat personel rumah sakit melaporkan hasil perhitungan penilaian kinerja


dan analisisnya kepada kepala rumah sakit.

g. Kepala rumah sakit menetapkan dan mengesahkan hasil penilaian kinerja di


unit/ruangan/klinik masing-masing.

5. Tahap Pelaporan.Kepala rumah sakit melaporkan hasil rekapitulasi penilaian kinerja


secara berjenjang ke Diskesau diteruskan ke Aspers Kasau dengan tembusan Kadiskuau
dan Kadisinfolahtaau.

6. Tahap Pengawasan dan Pengendalian.Tahapan ini merupakan kegiatan yang


ditujukan untuk melakukan wasdal terhadap kemungkinan adanya kesalahan dan
penyimpangan selama proses kegiatan penilaian, yang hasilnya dapat digunakan untuk
memperbaiki prosedur penilaian kinerja secara keseluruhan.
142

III. TATARAN KEWENANGAN

1. Umum. Wewenang penyelengaraan penilaian kinerja tenaga kesehatan diatur


sesuai dengan wewenang dan tanggung jawab pejabat terkait pada setiap strata
organisasi melalui tahap perencanaan, pelaksanaan, pengawasan dan pengendalian.

2. Wewenang dan Tanggung Jawab. Wewenang dan tanggung jawab bagi pejabat
yang terkait dalam penyelenggaraan penilaian kinerja tenaga kesehatan terdiri atas:

a. Perencanaan. Pejabat yang berwenang pada tahap perencanaan adalah:

1) Ka RSAU membentuk tim pelaksana penilaian kinerja di staf jajaran di


bawahnya.

2) Kataud/Urpers sebagai pejabat personel rumah sakit


berkewenangan dan bertanggung jawab meliputi:

(a) Menyusun rencana pelaksanaan kegiatan penilaian kinerja.

(b) Bertanggung jawab atas penyiapan segala kebutuhan dalam


rangka penilaian kinerja.

b. Pelasksanaan. Pejabat yang berwenang pada tahap pelaksanaan adalah:

1) KaRSAUberwenang membentuk tim penilai kinerja di satuannya.

2) Pejabat personel melaksanakan kegiatan penilaian kinerja untuk


semua anggota dan melaporkan hasilnya secara berjenjang ke satuan atas.

c. Pengawasan dan Pengendalian. Pejabat yang berwenang pad tahap


pengawasan dan pengendalian adalah:

1) Ka SPI berwenang dan bertanggungjawab dalam melakukan


pengawasan terhadap seluruh pelaksanaan penilaian kinerja.

2) Para Ka Komite melakukan pengawasandan pengendalian selama


proses kegiatan penilaian kinerja menyangkut pengukuran, pengumpulan
data, dan analisis laporan dari seluruh unit/ruangan/klinik serta
melaksanakan supervisi pelaksanaan penilaian kinerja ke
unit/ruangan/klinikdi lingkungan rumah sakit.

IV. PENUTUP

Demikian Pedoman Penilaian Kinerja Tenaga Kesehatan Personel RSAU


dr. M. Salamun ini disusun agar dapat digunakan sebagai pegangan dan acuan dalam
melaksankan pemberian tunjangan kinerja personel di RSAU dr. M. salamun.
143

BAB XIV
PENGHARGAAN (REWARD) DAN HUKUMAN (PUNISHMENT)

I. Pengertian
Penghargaan adalah sebuah bentuk apresiasi kepada suatu prestasi tertentu yang
diberikan, baik oleh dan dari perorangan ataupun suatu lembaga yang biasanya diberikan
dalam bentuk material atau ucapan. Dalam organisasi ada istilah insentif, yang
merupakan suatu penghargaan dalam bentuk material atau non material yang diberikan
oleh pihak pimpinan organisasi perusahaan kepada karyawan agar mereka bekerja
dengan menjadikan modal motivasi yang tinggi dan berprestasi dalam
mencapai tujuan-tujuan perusahaan atau organisasi.

A. Fungsi Penghargaan

Ada tiga fungsi penting dari penghargaan yang berperan besar bagi pembentukan tingkah
laku yang diharapkan di RSAU dr. M. Salamun:

• Memperkuat motivasi untuk memacu diri agar mencapai prestasi


• Memberikan tanda bagi seseorang yang memiliki kemampuan lebih
Bersifat Universal

B. Jenis – jenis penghargaan pada anggota RSAU dr. M. Salamun


a. Berdasarkan Masa Dinas Pegawai :

Satyalancana Karya Satya adalah sebuah tanda penghargaan yang diberikan


kepada Militer dan Pegawai Negeri Sipil yang telah berbakti selama 10 atau 20 atau
30 tahun lebih secara terus menerus dengan menunjukkan kecakapan, kedisiplinan,
kesetian dan pengabdian sehingga dapat dijadikan teladan bagi setiap pegawai lainnya.

Satyalancana Karya Satya dibagi dalam tiga kelas, yaitu Satyalancana Karya Satya 10
Tahun, Satyalancana Karya Satya 20 Tahun, dan Satyalancana Karya Satya 30 Tahun.

b. Anggota teladan pada Tamtama RSAU dr. M. Salamun


c. Anggota yang berprestasi dalam upaya peningkatan mutu Rumah Sakit berupa
sertifikat dan Penghargaan lainnya.
d. Anggota yang berprestasi dengan hubungan kerjasama RSAU dr. M. Salamun
dengan instansi pemerintah lainnya.
144

II. Hukuman (punishment)

adalah sebuah cara untuk mengarahkan sebuah tingkah laku agar sesuai dengan
tingkah laku yang berlaku secara umum. Dalam hal ini, hukuman diberikan ketika sebuah
tingkah laku yang tidak diharapkan ditampilkan oleh orang yang bersangkutan atau orang
yang bersangkutan tidak memberikan respon atau tidak menampilkan sebuah tingkah
laku yang diharapkan.
Dalam menjalankan organisasi diperlukan sebuah aturan dan hukum yang
berfungsi sebagai alat pengendali agar kinerja pada organisasi tersebut dapat berjalan
dengan baik. Jika aturan dan hukum dalam suatu organisasi tidak berjalan baik maka
akan terjadi konflik kepentingan baik antar individu maupun antar organisasi.
Pada beberapa kondisi tertentu, penggunaan hukuman dapat lebih efektif untuk
merubah perilaku pegawai, yaitu dengan mempertimbangkan: Waktu, Intensitas, Jadwal,
Klarifikasi, dan Impersonalitas (tidak bersifat pribadi).
Untuk mengembangkan suatu program yang menggunakan hukuman secara
efektif.

A. Fungsi Hukuman
Ada tiga fungsi penting dari hukuman yang berperan besar bagi pembentukan tingkah
laku yang diharapkan bagi anggota RSAU dr. M. Salamun :

• Membatasi perilaku. Hukuman menghalangi terjadinya pengulangan tingkah laku yang


tidak diharapkan.
• Bersifat mendidik.
• Memperkuat motivasi untuk menghindarkan diri dari tingkah laku yang tidak diharapkan
Sedangkan aturan dan hukum berfungsi sebagai suatu alat pengendali agar suatu kinerja
dalam suatu organisasi tersebut dapat berjalan dengan baik.
Dengan hal itu berdirinya suatu perusahaan tidak lepas dari pemikiran para pendiri
perusahaan yang telah mengetahui kekurangan dan kelebihan perusahaannya, pemimpin
perusahaan harus bisa memanage pegawainya dengan aturan yang diberlakukan.
Karenanya pemimpin perusahaan harus memiliki konsep untuk memberikan penghargaan
maupun hukuman kepada anggotanya. Dimana penghargaan tersebut dimaksudkan
untuk memberikan motivasi kepada pegawainya dengan sama rata, dan hukuman
145

diberikan dengan maksud untuk memberikan perhatian kepada pegawainya agar bekerja
secara aktif dan profesional.

B. Sangsi yang diberikan

1. Untuk pelanggaran disiplin pegawai Militer dan PNS tertuang dalam Juknis TNI AU
2. Pelanggaran Etik/Profesi (mengacu pada aturan Komite)
3. Untuk pelanggaran disiplin keputusan hukuman diserahkan ke Personel untuk
ditindaklanjuti sebagaimana pelanggaran yang diperbuat

a. Pemimpin perusahaan memberikan peringatan lisan kepada pegawainya yang


melakukan kesalahan.

b. Teguran keras diberikan jika pegawainya tetap melakukan kesalahan yang sama.
dan memberikan peringatan tertulis

c. Pengurangan tanggung jawab

d. Pergantian posisi jabatan

e. Penurunan pangkat

f. Penundaan peningkatan gaji/promosi jabatan

g. Serta pemberhentian kerja.


146

BAB XV
PEDOMAN PEMBERHENTIAN

Pengakhiran dinas anggota RSAU dr. M. Salamun merupakan salah satu sarana
pengendalian kekuatan TNI AU yang dapat menjamin terselenggaranya upaya kaderisasi
dalam rangka pembinaan karier. Pengakhiran dinas pada dasarnya bertujuan untuk
memberikan kepastian hukum bahwa seorang Militer PNS maupun PPPK dengan
ketentuan-ketentuan, prosedur tata cara dan tataran kewenangan yang jelas dan rinci
agar terjamin ketertiban dan kelancarannya. Untuk menjamin terwujudnya kegiatan
tersebut perlu disusun berupa Pedoman tentang pengakhiran/pemberhentian Dinas
sehingga dapat menunjang penyelenggaraan administrasi.

Pengakhiran dinas terdiri dari pmberhentian dengan hormat, pemberhentian dengan


tidak hormat yang mengakibatkan ada atau tidaknya hak hak yang bersangkutan sesuai
dengan ketentuan yang berlaku.

I. Maksud dan Tujuan

a. Maksud. Penyusunan pedoman tentang pengakhiran dinas keprajuritan


dimaksudkan sebagai pedoman pejabar personel di lingkungan RSAU
dr. M.Salamun.
b. Tujuan. Tujuan agar penyelenggaraan administrasi pengakhiran dinas dapat
diselenggarakan secara tertib, benar lancer dan tepat waktu.

II. Landasan. Landasan yang dipergunakan dalam penyusunan buku petunjuk teknis
ini adalah :
a. Undang- undang RI Nomor 6 tahun 1966 tanggal 1 November 1966 tentang
Pemberian Pensiun
b. Undang-undang RI Nomor 34 Tahun 2004 tanggal 16 Oktober 2004 tentang
Tentara Nasional Indonesia.
c. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 36 Thun 1968 tanggal 25
November 1968 tentang Pemberian Pensiun
d. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 56 Tahun 2007 tentang
Santunan dan Tunjangan Cacat.
147

e. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia NomoR 39 Tahun 2010 tanggal 1


Maret 2010 tentang Administrasi Prajurit Tentara Nasional Indonesia.
f. Keputusan Presidedn Republik Indonesia Nomor 49/TNI/Tahun 2009 tanggal 6
November 2009 tentang Pemberhentian Dari dan Pengangkatan Dalam
Jabatan Kepala Staf Angkatan Darat, Angkatan Laut dan Angkatan Udara.

III. Pemberhentian dengan Hormat


Perberhentian dengan hormat terhadap pegawai Militer, PNS dan PPPK adalah
pengakhiran dinas oleh pejabat yang berwenang sesuai dengan berakhir masa dinas,
untuk MIliter dengan masa dinas Perwira 58 tahun, Ba/Ta 53 tahun PNS Non Medis 58
tahun, untuk petugas Medis 60 tahun dan untuk pegawai PPPK 60 tahun.
A. Sebab – sebab pemberhentian dengan hormat
a. Atas permintaan sendiri
b. Telah berakhir masa dinas/ Kontrak
c. Mencapai batas usia maksimum
d. Meninggal dunia

B. Prosedur pemberhentian dengan hormat :


a. Militer dan PNS
Mengajukan surat permohonan pensiun ke Kadiskesau dan Kadisminpersau
minimal 1 thn sebelum masa pensiun
Terbitnya Kep Perberhentian dari Kadisminpersau untuk Militer dan BKN untuk
pegawai PNS.
b. Prosedur pemberhetian PPPK
Perberhentian setelah memenuhi usia batas 60 tahun
Kaurpers membuat surat permohonan kepada Kepala RSAU dr. M. Salamun
guna ditindaklanjuti untuk dibikinkan surat pemutusan kontrak.

C. Prosedur Pemberhentian Atas Permohonan Sendiri (APS)


a. Militer dan PNS
Mengajukan surat permohonan pensiun atas keinginan sendiri ke Kadiskesau
dan Kadisminpll
/ersau minimal 1 thn sebelum masa pensiun
148

Terbitnya Kep Perberhentian dari Kadisminpersau untuk Militer dan BKN untuk
pegawai PNS.
b. Prosedur pemberhetian PPPK
Perberhentian karena keinginan sendiri, yang bersangkutan membuat surat
pengunduran diri yang ditandatangani oleh pejabat-pejabat terkait untuk
diserahkan kepada Kepala Urpers yang selanjutnya memohon persetujuan dari
Kepala Rumah Sakit untuk diajukan pemutusan kontrak

D. Pemberhentian dengan tidak hormat

a. Pemberhentian dengan tidak hormat bagi anggota Militer dan PNS sesuai
dengan Peraturan – peraturan yang berlaku
b. Untuk pegawai PPPK jika salah satu dikedapati melanggar aturan – aturan
yang berlaku di RSAU dr. M Salamun maka kepala unit pegawai membuat surat
kronologis dan konduite penilaian kepada kepala RSAU dr. M.Salamun untuk
diputuskan kontrak kerja.

PENUTUP
Demikian Pedoman Perberhentian anggota RSAU dr. M. Salamun ini disusun agar
dapat digunakan sebagai pegangan dan acuan dalam melaksankan administrasi dengan
teratur di RSAU dr. M. salamun.
149

BAB XVI
DOKUMENTASI

Dalam bentuknya laporan kegiatan yang berupa buku yang berisikan Surat
perintah, isi materi, dokumentasi dan sertifikat. Lampiran salah satu proses requitment
RSAU dr. M. Salamun.

BAB XVII
PENUTUP

Pedoman Manjemen SDM RSAU dr. M. Salamun ini disusun agar dapat dipakai
sebagai pegangan dan acuan oleh setiap anggota RSAU dr. M. Salamun dalam
melaksanakan tugas di RSAU dr. M. Salamun, serta sebagai dasar pedoman bagi
anggota RSAU dr. M. Salamun di bawah ruang lingkupnya dalam melaksanakan
kegiatannya.

Perencananaan Sumber Daya Manusia RSAU dr. M. Salamun disusun dengan


harapan bisa mencapai target kualitas pelayanan kesehatan dengan derajat kualitas
pelayanan superior yang professional, berpenampilan dan beretik serta mencapai derajat
SPM Setinggi tingginya.

Perencananaan Sumber Daya Manusia Ketenagaan ini bias direvisi secara berkala
atau jika diperlukan. Tim penyusunan revisi pedoman pola ketenagakerjaan adalah
Komite Kredensial rumah sakit yang anggaran seluruh kegiatan penyusunan perencanaan
SDM dan Pola Ketenagaan dibebankan kepada dana operasional Rumah Sakit.

Pedoman Manajemen SDM RSAU dr. M. Salamun berlaku sejak tanggal


ditetapkan.

Ditetapkan di Bandung
pada tanggal 21 Desember 2017

Kepala RSAU dr. M. Salamun,

dr. Asnominanda, Sp.THT


Kolonel Kes NRP 513112
150

Anda mungkin juga menyukai