Anda di halaman 1dari 52

DAFTAR ISI

Halaman
BAB I. PENDAHULUAN 1
1.1 Latar Belakang 1
1.2 Pengertian 1
1.3 Azas, Landasan dan Ketentuan Umum 1
1.4 Maksud dan Tujuan 3

BAB II. POKOK-POKOK KEBIJAKAN SUMBER DAYA MANUSIA 5


2.1 Kategori ketenagaan 5
2.2 Penerimaan atau Pengadaan Tenaga Kerja 7
2.3 Seleksi, Penempatan dan Orientasi 9
2.4 Status Ketenagaan 10
2.5 Hak dan Kewajiban Karyawan dan Rumah Sakit 11
2.6 Tata Tertib Kerja 14
2.7 Penggolongan dan Kenaikan Golongan Gaji Karyawan 18
2.8 Penggajian 21
2.9 Cuti dan Meninggalkan Tugas 24
2.10 Promosi dan Mutasi 29
2.11 Pembinaan Sumber Daya Manusia 30
2.12 Pendidikan dan Pelatihan 33
2.13 Disiplin dan Sanksi 37
2.14 Hubungan Industrial 41
2.15 Jaminan Pemeliharaan Kesehatan 42
2.16 Jaminan Sosial 42
2.17 Pemberhentian 46

BAB III. PELAKSANAAN KEBIJAKAN SDM 50

BAB IV. PENUTUP 50


BAB I

PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG


Di dalam masyarakat yang selalu berkembang, manusia senantiasa mempunyai
kedudukan yang makin penting. Meskipun kita berada atau sedang menuju dalam
masyarakat yang berorientasi kerja (work oriented) yang memandang kerja adalah sesuatu
yang mulia, kita tidaklah berarti mengabaikan manusia yang melaksanakan pekerjaan
tersebut. Pandangan atau falsafah yang dimiliki masyarakat menunjukkan hal tersebut
dengan semakin kuatnya pemintaan untuk memperhatikan aspek manusia dan bukan
hanya aspek teknologi dan ekonomi dalam setiap usaha. Dalam berbagai keadaan, nilai-
nilai manusia (human values) bisa diselaraskan secara baik dengan aspek teknologi.
Demikian juga dengan lingkup kerja di sebuah rumah sakit, tidak bisa lepas dari peran
sumber daya manusia (SDM) dalam mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Rumah sakit
yang merupakan institusi padat IPTEK, mulai dari medis, keperawatan, penunjang
pelayanan medis, serta non kesehatan diperlukan aturan untuk menentukan berbagai
kebijakan agar dalam pelaksanaan kegiatan lebih terarah dan jelas.

1.2 PENGERTIAN
Kebijakan Sumber Daya Manusia di Rumah Sakit Ibu & Anak Haji Kota Batu adalah
peraturan yang ditujukan kepada seluruh karyawan RSIA HAJI yang harus dipergunakan
sebagai pedoman tata ketenagkerjaan yang dimulai dari pengadaan hingga pemberhentian
karyawan.

1.3 AZAZ, LANDASAN DAN KETENTUAN UMUM


a. Azaz, kebijakan SDM RSIA HAJI diselenggarakan dengan azas Islam.
b. Landasan
 Undang-undang No. 13 tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan.
 Undang-undang No. 40 tahun 2004 tentang Sistem Jaminan Sosial Nasional.
 Undang-undang No. 36 tahun 2009 tentang Kesehatan.
 Undang-undang No. 44 tahun 2009 tentang Rumah Sakit.
 Undang-undang RI No. 36 tahun 2014 tentang Tenaga Kesehatan.

1
 Peraturan Pemerintah No. 78 tahun 2015 tentang Pengupahan.
 Kepmenkes No. 772 tahun 2002 tentang Hospital By Laws.
 Surat Keputusan Ketua Yayasan Rumah Sakit Ibu & Anak Haji Kota Batu
Nomor 04/SK.YPHI/VI/2020 tentang Peraturan Internal RSIA Haji.
 Keputusan Direktur RSIA HAJI Nomor 3.018/S.Kep-Dir/RSIAH/VII/2020
tentang Kebijakan SDM RSIA HAJI.
c. Kaetentuan Umum
 Perusahaan, dalam hal ini adalah Rumah Sakit Ibu & Anak Haji Kota Batu
yang beralamatkan di Jalan K.H Agus Salim No. 35 Sisir Kec Batu Kota Batu.
 Kebijakan SDM adalah aturan kerja, ketetapan, prosedur dan/ atau tata tertib
yang menjadi pedoman bagi setiap kegiatan yang berkaitan dengan kepegawaian
mulai dari penerimaan, pembinaan, pengembangan, sampai dengan proses
pengakhiran atau pemutusan hubungan kerja.
 Pekerjaan, adalah setiap yang dilakukan oleh karyawan untuk kepentingan
Rumah Sakit Ibu & Anak Haji Kota Batu dalam suatu hubungan kerja untuk
menerima upah/gaji.
 Kerja Lembur, yaitu kerja yang dilakukan oleh karyawan di luar jam/hari kerja
yang telah ditetapkan oleh perintah atasan langsung dengan dibuktikan adanya
Surat Perintah Lembur dan absensi.
 Karyawan, adalah tenaga kerja yang bekerja pada RSIA HAJI berdasarkan
surat pengangkatan yang sah dan menerima gaji atas pekerjaan yang
dilakukannya.
 Kecelakaan Kerja, yaitu kecelakaan yang terjadi/timbul dalam dan karena
hubungan kerja.
 Masa Kerja, yaitu jangka waktu karyawan bekerja secara tidak terputus-putus,
terhitung sejak ia di terima sebagai karyawan termasuk masa percobaan yang
telah di jalani.
 Gaji, adalah imbalan berupa uang, yang diterima oleh karyawan atas pekerjaan
yang dilakukannya, yang meliputi gaji pokok, tunjangan, insentif, dan
pendapatan lainnya sesuai dengan ketentuan yang ditetapkan RSIA HAJI.
 Gaji Pokok adalah upah berupa uang yang diberikan kepada karyawan
berdasarkan golongan gaji dan masa kerjanya.

2
 Tunjangan adalah komponen gaji berupa uang yang diberikan kepada
karyawan yang memenuhi kriteria tertentu yang telah ditetapkan oleh Rumah
Sakit.
 Insentif adalah komponen gaji berupa uang yang diberikan kepada karyawan
dengan maksud untuk memacu motivasi kerja dan besarnya dikaitkan dengan
kinerja atau keluaran (output) dari masing-masing individu atau unit kerja.
 Pajak Penghasilan adalah pajak yang harus di tanggung atas gaji yang telah
diterimanya sebagai karyawan sesuai dengan ketetapan dari pemerintah c.q.
Direktorat Jenderal Pajak Departemen Keuangan.
 Jam Kerja, adalah jangka waktu yang telah ditetapkan oleh Rumah Sakit untuk
melakukan setiap pekerjaan yang dibebankan kepada karyawan.
 Keluarga Karyawan, yaitu 1 (satu) orang istri / suami yang sah dan anak yang
sah sampai anak kedua berusia tidak lebih dari 21 (dua puluh satu) tahun, masih
menjadi tanggungan orang tua, atau belum berpenghasilan sendiri dan belum
menikah yang telah di daftar dalam data RSIA HAJI.
 Jaminan Sosial dan Kesejahteran Karyawan, yaitu bantuan Jaminan Sosial
yang diberikan RSIA HAJI Kota Batu kepada karyawan dalam rangka
perlindungan keselamatan, kesehatan, dan kesejahteraan karyawan berdasarkan
peraturan yang berlaku.
 Shift Kerja, yaitu pola waktu kerja yang diberikan pada tenaga kerja untuk
mengerjakan sesuatu oleh perusahaan dan biasanya dibagi atas kerja pagi, sore,
dan malam.
 Cuti, yaitu waktu istirahat kerja tahunan yang merupakan hak karyawan dan
oleh karena karyawan diijinkan tidak masuk kerja dalam jangka waktu/hari
tertentu dengan tetap mendapat gaji/upah dengan ketentuan yang prosedur yang
ditetapkan oleh Rumah Sakit Ibu & Anak - Haji Kota batu.

1.4 MAKSUD DAN TUJUAN

Kebijakan SDM ini dibuat dengan maksud:

a. Sebagai salah satu pedoman umum atas penyelenggaraan berbagai kegiatan


operasional karyawan rumah sakit, sehingga tercapai kelancaran, efektifitas dan
efisiensi kerja.

3
b. Untuk memberikan perlindungan, ketenangan dan ketentraman karyawan Rumah
Sakit.
c. Untuk menciptakan dan membina suatu hubungan kerja yang baik dan harmonis
antara karyawan dengan Rumah Sakit sesuai dengan Syariah Islam dan Peraturan
Pemerintah yang berlaku.
d. Untuk meningkatkan kesejahteraan karyawan.

Kebijakan SDM ini dibuat dengan tujuan :


a. Agar semua hak dan kewajiban karyawan maupun Rumah Sakit yang tercantum
di dalamnya dapat diketahui dan dilaksanakan dengan sebaik-baiknya oleh kedua
belah pihak.
b. Kegiatan operasional Rumah Sakit dapat terselenggara dengan sebaik-baiknya
tanpa ada gangguan yang cukup berarti kepada pengguna jasa layanan rumah
sakit.

4
BAB II

POKOK – POKOK KEBIJAKAN SUMBER DAYA MANUSIA

2.1. KATEGORI KETENAGAAN

Secara garis besar, kategori ketenagaan dalam rumah sakit dikategorikan dalam 2 (dua)
kelompok, yaitu :

a. Tenaga Kesehatan, dan


b. Tenaga Non Kesehatan
Berdasarkan Undang-undang Republik Indonesia No. 36 Tahun 2014 tentang Tenaga
Kesehatan Pasal 11, bahwa :
1. Tenaga kesehatan dikelompokkan ke dalam:
a. Tenaga medis
b. Tenaga psikologis klinis
c. Tenaga Keperawatan
d. Tenaga Kebidanan
e. Tenaga Kefarmasian
f. Tenaga Kesehatan Masyarakat
g. Tenaga Kesehatan Lingkungan
h. Tenaga Gizi
i. Tenaga Keterapian Fisik
j. Tenaga Keteknisan Medis
k. Tenaga Teknik biomedika
l. Tenaga Kesehatan Tradisional, dan
m. Tenaga Kesehatan lain
2. Jenis tenaga kesehatan yang termasuk dalam kelompok tenaga medis sebagaimana
dimaksud pada ayat (1) huruf a, terdiri dari atas dokter, dokter gigi, dokter spesialis
dan dokter gigi spesialis.
3. Jenis kesehatan yang termasuk dalam kelompok tenaga psikologi klinis sebagaimana
dimaksud pada ayat (1) huruf b, adalah psikologi klinis.

5
4. Jenis tenaga kesehatan yang termasuk dalam kelompok tenaga keperawatan
sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf c, terdiri atas berbagai jenis perawat.
5. Jenis tenaga kesehatan yang termasuk dalam kelompok tenaga kebidanan
sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf d, adalah bidan.
6. Jenis tenaga kesehatan yang termasuk dalam kelompok tenaga kefarmasian
sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf e, terdiri atas apoteker dan tenaga teknis
kefarmasian.
7. Jenis tenaga kesehatan yang termasuk dalam kelompok tenaga kesehatan masyarakat
sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf f terdiri atas epidemiolog kesehatan,
tenaga promosi kesehatan dan ilmu perilaku, pembimbing kesehatan kerja, tenaga
administrasi dan kebijakan kesehatan, tenaga biostatistik dan kependudukan, serta
tenaga kesehatan reproduksi dan keluarga.
8. Jenis tenaga kesehatan yang termasuk dalam kelompok tenaga kesehatan lingkungan
sebagaiman dimaksud pada ayat (1) huruf g, terdiri atas tenaga sanitasi lingkungan,
entomology kesehatan dan mikrobiolog kesehatan.
9. Jenis tenaga yang termasuk dalam kelompok tenaga gizi sebagaimana dimaksud
pada ayat (1) huruf h, terdiri atas nutrisionis dan dietisien.
10. Jenis tenaga kesehatan yang termasuk dalam kelompok tenaga keterapian fisik
sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf I, terdiri atas fisioterapis, okupasi terapis,
terapis wicara dan akupuntur.
11. Jenis tenaga kesehatan yang termasuk daam kelompok tenaga keteknisian medis
sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) huruf j, terdiri atas perekam medis dan
informasi kesehatan, teknik kardiovaskuler, teknisi pelayanan darah, refraksionis
optisien/optometris, teknisi gizi, penata anastesi, terapis gigi dan mulut, dan
audiologis.
12. Jenis tenaga yang termasuk dalam kelompok tenaga teknik biomedika sebagaimana
dimaksud pada ayat (1) huruf k, terdiri atas radiographer, elektromedis, ahli
teknologi laboratorium medik, fisikawan medic, radioterapis dan ortotik prostetik.
13. Jenis tenaga yang termasuk dalam kelompok tenaga kesehatan tradisional
sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf l terdiri atas tenaga kesehatan ramuan
dan tenaga kesehatan tradisional ketrampilan.
14. Tenaga kesehatan lain sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf m ditetapkan oleh
Menteri.

6
Tenaga Non Kesehatan, terdiri dari :

1. Tenaga Administrasi (perkantoran, keuangan, logistic).


2. Tenaga dan keuangan.
3. Pekarya.
4. Sopir.
5. Satpam.
6. Cleaning service.
7. Binatu.
8. Tenaga Dapur.
9. Tenaga pemeliharaan sarana prasarana.

2.2 PENERIMAAN / PENGADAAN TENAGA KERJA


a. Penerimaan karyawan dilakukan apabila Rumah Sakit membutuhkan tenaga sesuai
dengan formasi yang tersedia.
b. Setiap orang telah memenuhi persyaratan yang ditentukan mempunyai kesempatan
yang sama untuk mengikuti seleksi penerimaan karyawan Rumah Sakit.
c. Persyaratan yang dimaksud di atas adalah :
 Syarat Umum
 Warga Negara Indonesia dan warga Negara asing yang mempunyai izin kerja.
 Minimal berusia 19 tahun.
 Diutamakan beragama Islam.
 Berkelakuan baik (yang dibuktikan dengan surat keterangan dari pihak
berwajib).
 Sehat jasmani dan rohani.
 Pendidikan minimal SMA/sederajat.
 Tidak pernah tersangkut pada kasus yang berhubungan dengan pelanggaran
hukum pidana.

7
 Tidak pernah bergabung pada organisasi-organisasi yang ditetapkan oleh
pemerintah sebagai organisasi terlarang di wilayah Republik Indonesia.
 Syarat Khusus
Tenaga medis
 Memiliki komitmen terhadap RSIA HAJI.
 Memiliki kemampuan profesional di bidangnya yang disahkan oleh pejabat
yang berwenang.
 Tidak pernah mengalami cacat hukum dalam menjalankan profesinya.
 Memiliki Surat Tanda Regristrasi (STR) yang masih berlaku.
 Memiliki Surat Ijin Praktek (SIP) di RSIA HAJI.
 Mendapat surat ijin atasan langsung bagi tenaga medis paruh waktu.
 Memiliki Surat keterangan pensiun bagi tenaga medis purna waktu.

Tenaga psikologi klinis, Tenaga Keperawatan, Tenaga Kebidanan, Tenaga


Kefarmasian, Tenaga Kesehatan Masyarakat, Tenaga Kesehatan Lingkungan,
Tenaga Gizi, Tenaga Keterapian Fisik, Tenaga Keteknisian Medis, Tenaga Teknik
Biommedika
 Memiliki komitmen terhadap RSIA HAJI.
 Memiliki kemampuan profesional di bidangnya yang disahkan oleh pejabat
yang berwenang.
 Memiliki Surat Ijin Praktek (SIP) atau STR yang masih berlaku.
 Berusia serendah-rendahnya 19 (Sembilan belas) tahun dan setinggi-tingginya
35 (tiga puluh lima) tahun.
 Tidak sedang terikat kerja dengan instansi lain bagi tenaga keperawatan
dengan status kekaryawanan penuh waktu.

Tanaga Non Kesehatan


 Memiliki komitmen terhadap RSIA HAJI.
 Memiliki kemampuan profesional di bidangnya yang disahkan oleh pejabat
yang berwenang.
 Berusia serendah-rendahnya 19 (Sembilan belas) tahun dan setinggi-tingginya
35 (tiga puluh lima) tahun.

8
 Tidak sedang terikat kerja dengan instansi lain dengan status kekaryawanan
penuh waktu.

 Syarat Administrasi
- Setiap pelamar yang akan melamar kerja di RSIA HAJI harus memenuhi
syarat administrasi untuk mengikuti seleksi penerimaan karyawan
Rumah Sakit seperti tersebut Bab 2.3 huruf c.
- Syarat administrasi dan prosedur dijelaskan pada peraturan RSIA HAJI.

2.3 SELEKSI, PENEMPATAN DAN ORIENTASI/PENGENALAN KERJA

Seleksi

a. Seleksi calon tenaga medis untuk mendapatkan tenaga yang berkualitas sesuai
dengan yang dibutuhkan RSIA HAJI dengan melibatkan Komite Medis RSIA
HAJI.
b. Seleksi calon karyawan dengan tugas keperawatan dan kebidanan melibatkan
Komite Keperawatan RSIA HAJI.
c. Prosedur perekrutan karyawan diatur dalam peraturan RSIA HAJI.

Penempatan

Karyawan yang dinyatakan lulus seleksi dan telah memenuhi persyaratan Administrasi di
RSIA HAJI selanjutnya melalui tahapan sebagai berikut :

a. Karyawan masa percobaan selama 3 Bulan.


b. Karyawan akan dinilai oleh bagian terkait untuk selanjutnya penandatanganan
kontrak kerja.
c. Karyawan bisa diperpanjang Kontrak kerja atau tidak, berdasar keputusan dari
pihak manajemen RSIA HAJI.

Orientasi / Pengenalan Kerja

a. Setiap Karyawan baru wajib menjalankan masa Orientasi/Pengenalan Kerja di


RSIA HAJI minimal 2 (dua) minggu dan setinggi-tingginya 1 (satu) bulan
9
b. Pengenalan kerja meliputi :
 Visi Misi.
 Peraturan RSIA HAJI.
 Rekan Kerja.
 Ruangan RSIA HAJI.
 Wewenang
 Tanggung Jawab
 Tata Krama
c. Prosedur Orientasi karyawan baru dijelaskan dalam aturan RSIA HAJI.

2.4 STATUS KETENAGAAN

Status karyawan dibedakan menjadi:

 Staf Medis
Staf medis yang telah bergabung dengan Rumah Sakit dikelompokkan ke dalam
kategori:
 Staf Medis Tetap, yaitu Dokter yang bergabung dengan Rumah Sakit
sebagai pegawai tetap, berkedudukan sebagai sub ordinat yang bekerja untuk
dan atas nama Rumah Sakit serta bertanggung jawab kepada lembaga
tersebut.
 Staf Medis Konsultan, yaitu Dokter dari luar Rumah Sakit yang karena
reputasi dan atau keahliannya diundang secara khusus untuk membantu
menangani kasus-kasus yang tidak dapat ditangani sendiri oleh Staf Medis
yang ada di rumah sakit atau untuk mendemonstrasikan suatu keahlian
tertentu atau teknologi baru.
 Karyawan Tetap full time
Adalah karyawan yang bekerja secara penuh waktu (full time), mempunyai
hubungan kerja dengan Rumah Sakit dan diangkat sebagai karyawan dengan surat
keputusan pengangkatan resmi yang dikeluarkan oleh Rumah Sakit melalui pejabat
yang berwenang karena karyawan telah memenuhi persyaratan untuk diangkat
menjadi karyawan tetap.
 Karyawan kontrak waktu tertentu

10
Adalah karyawan yang bekerja secara penuh waktu (full time), mempunyai
hubungan untuk jangka waktu tertentu dengan Rumah Sakit dan diangkat sebagai
karyawan melalui persetujuan perjanjian kontrak kerja antara karyawan dengan
Rumah Sakit.
 Karyawan kontrak harian lepas
Adalah karyawan yang bekerja secara penuh waktu (full time), mempunyai
hubungan untuk jangka waktu tertentu dengan Rumah Sakit dan diangkat sebagai
karyawan melalui persetujuan perjanjian kontrak kerja antara karyawan dengan
Rumah Sakit dengan system honorarium yang dihitung harian.

 Karyawan kontrak purna bhakti


Adalah karyawan yang bekerja secara penuh waktu (full time), mempunyai
hubungan untuk jangka waktu tertentu dengan Rumah Sakit dan diangkat sebagai
karyawan melalui persetujuan perjanjian kontrak kerja antara karyawan dengan
Rumah Sakit karena karyawan telah memasuki usia pensiun akan tetapi tenaga/
kemampuan karyawan tersebut masih dibutuhkan oleh Rumah Sakit.
 Karyawan kontrak paruh waktu (part time)
Adalah karyawan yang bekerja secara paruh waktu, mempunyai hubungan untuk
jangka waktu tertentu dengan Rumah Sakit dan diangkat sebagai karyawan melalui
persetujuan perjanjian kotrak kerja antara karyawan dengan Rumah Sakit
dikarenakan yang bersangkutan sedang menjalani dinas / terikat kerja dengan
instansi lain dan telah mendapat persetujuan Direktur.

2.5. HAK DAN KEWAJIBAN

HAK DAN KEWAJIBAN KARYAWAN TERHADAP RUMAH SAKIT

Hak Karyawan Secara Umum

 Berhak untuk mendapat gaji sebagai imbalan pekerjaan yang dilaksanakannya sesuai
ketentuan yang ditetapkan dengan surat keputusan Direktur.
 Berhak mendapatkan biaya perjalanan dinas berdasarkan surat tugas.
 Berhak mendapatkan Jaminan Kesehatan.
 Berhak mendapatkan Jaminan Ketenagakerjaan bagi Karyawan tetap.

11
 Berhak untuk mengadakan pemutusan hubungan kerja sesuai dengan aturan RSIA
Haji.

Kewajiban Karyawan Secara Umum

 Wajib mengetahui dan mentaati semua Peraturan RSIA Haji.


 Membayar Pajak penghasilan sesuai dengan Peraturan Pemerintah.
 Melaksanakan tugas terkait sesuai dengan SOP.
 Wajib mengutamakan Pelayanan terhadap Pasien RSIA Haji.
 Wajib menyerahkan Ijazah Asli.
 Wajib memberikan keterangan dengan detail dan sabar terhadap semua Pertanyaan
Pasien.
 Wajib menyimpan segala informasi akan kerahasian Rekam Medis Pasien.
 Wajib menjaga norma kesopanan, kesusilaan dan pergaulan terhadap siapa saja baik
di dalam maupun di luar Rumah Sakit
 Wajib menjaga dan senantiasa berusaha mencegah kemungkinan hal-hal yang dapat
membahayakan dirinya sendiri maupun lingkungan kerjanya.
 Wajib memelihara kebersihan dan ketenangan di sekitar lingkungan kerjanya
masing-masing.
 Wajib menjaga penampilan, kebersihan dan kerapihan dirinya sendiri.
 Wajib menjaga dan memelihara barang-barang milik Rumah Sakit.
 Wajib hadir di tempat kerja dan melaksanakan tugas yang dibebankan kepadanya
pada jam kerja yang telah ditentukan.
 Wajib menghormati dan mengindahkan pimpinan maupun sesama karyawan.
 Wajib menciptakan dan menjaga kerja sama yang harmonis diantara rekan
sekerjanya maupun seluruh karyawan Rumah Sakit.
 Wajib mendapatkan ijin dari atasan langsung atas keterlambatan, ketidakhadiran,
atau untuk meninggalkan tempat kerja sebelum waktu yang telah ditentukan.
 Wajib mengenakan pakaian dinas dan segala atribut/ kelengapannya sesuai dengan
peraturan yang telah ditetapkan Rumah Sakit selama melakukan pekerjaannya.

Hak Karyawan Secara Khusus


Tenaga Konsultan

12
 Berhak untuk mendapat gaji sebagai imbalan pekerjaan yang dilaksanakannya sesuai
ketentuan yang ditetapkan dengan surat keputusan Direktur.
 Berhak untuk mengalihkan tugas kepada teman sejawat apabila yang bersangkutan
berhalangan hadir untuk melaksanakan tugas dengan sepengetahuan dan ijin
Direktur.
 Wajib menaati peraturan dari Dinas Kesehatan dan/ atau organisasi profesinya
masing-masing.
Karyawan Tetap full time
 Berhak untuk mendapat gaji sebagai imbalan pekerjaan yang dilaksanakannya serta
tunjangan sesuai ketentuan yang ditetapkan dengan surat keputusan Direktur
terpisah.
 Berhak atas upah lembur atas kelebihan jam kerja.
 Berhak atas cuti, secara terperinci dijelaskan pada ketetapan terpisah.
 Berhak untuk diikutkan pada program jaminan sosial asuransi ketenagakerjaan.
 Berhak untuk diikutkan pada program asuransi kecelakaan kerja.
 Berhak mendapatkan uang penghargaan masa kerja atau simpanan hari tua pada saat
berhenti sebagai karyawan, sesuai dengan kemampuan Rumah Sakit.
 Berhak mendapat kenaikan gaji, secara terperinci dijelaskan pada bab berikutnya.
 Berhak mendapat insentif sesuai kebijakan Direktur.
Karyawan Kontrak
 Berhak mendapatkan gaji sebagai imbalan pekerjaan yang dilaksanakannya serta
tunjangan sesuai ketentuan yang ditetapkan dengan surat keputusan Direktur
terpisah.
 Berhak atas upah lembur untuk kelebihan jam kerja.
 Berhak mendapat kenaikan gaji integral, secara terperinci dijelaskan pada ketetapan
terpisah.
Karyawan kontrak harian lepas
 Berhak untuk mendapat upah harian sebagai imbalan pekerjaan yang
dilaksanakannya sesuai surat perjanjian kerja.
Karyawan kontrak purna bhakti
 Berhak untuk mendapat gaji sebagai imbalan pekerjaan yang dilaksanakannya serta
tunjangan sesuai ketentuan yang ditetapkan dengan surat keputusan Direktur
terpisah.

13
Karyawan kontrak paruh waktu (part time)
 Berhak untuk mendapat gaji sebagai imbalan pekerjaan yang dilaksanakannya sesuai
kesepakatan.

HAK DAN KEWAJIBAN RUMAH SAKIT TERHADAP KARYAWAN

HAK RUMAH SAKIT

 Berhak untuk menerapkan semua ketentuan yang tercantum di dalam kebijakan


SDM ini.
 Berhak untuk memberikan pekerjaan atau perintah yang layak kepada karyawan
selama jam kerja yang telah ditetapkan.
 Berhak untuk menugaskan karyawan untuk bekerja lembur dengan memperhatikan
peraturan perundangan yang berlaku.
 Berhak untuk menuntut suatu prestasi kerja sesuai target atau standar yang
ditetapkan Rumah Sakit.
 Berhak untuk menempatkan karyawan di seluruh lingkungan pekerjaan yang
terdapat di Rumah Sakit.
 Berhak untuk memutuskan hubungan kerja dengan karyawan dengan tetap
memperhatikan ketentuan dan atau perundangan yang berlaku.

KEWAJIBAN RUMAH SAKIT


 Wajib memberi gaji, upah lembur dan tunjangan-tunjangan lain sesuai dengan
ketentuan Rumah Sakit.
 Wajib memberikan kepada karyawan hal-hal yang sudah ditetapkan dalam kebijakan
SDM.
 Wajib memperhatikan dan memelihara keselamatan dan kesehatan kerja karyawan.
 Wajib memberikan penjelasan kepada karyawan tentang semua ketentuan yang
tercantum dalam kebijakan SDM ini dengan sebenarnya.

2.6. TATA TERTIB KERJA

WAKTU KERJA, HARI LIBUR DAN LEMBUR KERJA

Hari dan Jam Kerja

14
1. Waktu kerja diatur sesuai dengan kebutuhan dan fungsi Rumah Sakit dengan
mempertimbangkan undang-undang tentang tenaga kerja.
2. Pada prinsipnya jam kerja di rumah sakit tidak melebihi 45 (empat puluh Lima) jam
seminggu dan diatur sebagai berikut :
a. Bagi karyawan Non Shift
Hari senin s/d Sabtu adalah 7 (tujuh) jam kerja Pkl. 07.00 s/d 14.00 WIB
b. Bagi karyawan shift :
Shift pagi Pkl. 07.00 s/d 14.00 WIB
Shift Sore Pkl. 14.00 s/d 21.00 WIB
Shift Malam Pkl. 21.00 s/d 07.00 WIB
Karyawan shift yang dinas hanya pada pagi dan sore, maka jam kerja seperti
aturan shift diatas. Jam datang bisa disesuaikan dengan jumlah yang sama.
c. Karyawan non shift diberikan toleransi keterlambatan maksimal 1 jam dan
wajib mengganti dengan jam pulang, apabila tidak mengganti maka akan
diakumulasi dengan dipotong cuti/potong gaji bagi yang tidak memiliki hak cuti
setiap 7 (tujuh) jam per hari.
d. Tenaga medis shift tidak diperkenankan meninggalkan tugas apabila belum ada
tenaga pengganti, kecuali ada ijin dari atasannya langsung.
e. Tenaga medis non shift mendapat toleransi kedatangan, berdasarkan unit
pelayanannya, dengan minimal jam kerja 5 (lima) jam perhari.
f. Tenaga medis yang berhalangan hadir karena sebab apapun, wajib menulis surat
ijin dan atau memberitahukan secara lisan kepada atasan langsungnya untuk
diperhitungkan sebagai cuti / CLT.
3. Untuk jam makan bagi setiap karyawan diatur oleh masing-masing pimpinan unit
kerja guna menghindarkan adaya gangguan operasional pelayanan
Istirahat + sholat + makan = Selama 0,5 jam
Istirahat + sholat jum’at/hari raya + makan = Selama 1 jam
4. Karyawan yang sedang bekerja di instansi lain atau sedang melaksanakan
pendidikan, maka harus mendapat ijin tertulis dari Rumah Sakit untuk dilaksanakan
pemantauan kinerjanya ( disiplin dan prestasi kerja), jika terbukti mengakibatkan
terganggunya pelayanan pada unit kerjanya, maka Rumah Sakit berhak untuk
melakukan tindakan terhadap karyawan yang bersangkutan.
5. Memberlakukan jadwal dinas bagi karyawan shift sebagai berikut :

15
Pagi 3 (tiga) hari – Mlam 3 (tiga) hari – Libur 2 (dua) hari – Sore 3 (tiga) hari –
Libur 1 (satu) hari = (P) (P) (P) (M) (M) (M) (-) (-) (S) (S) (S)….dst
6. Jadwal dinas bagi unit Gizi, petugas kebersihan dan Kamar Operasi diatur oleh
masing-masing pimpinan unit kerja dengan persetujuan kepala bidang yang
bersangkutan
7. Seluruh karyawan wajib untuk absen sidik jari 2 kali yaitu pada saat datang dan saat
pulang.
8. Karyawan diperbolehkan bertukar dinas dengan rekan satu ruangan dengan ijin
tertulis kepala ruang, dan tidak diperbolehkan lebih dari 4 kali dalam 1 bulan.
9. Ketidak hadiran tanpa pemberitahuan (tanpa izin) dianggap mangkir, dan termasuk
pelanggaran tata tertib dinas dan akan mendapat sanksi sesuai dengan ketentuan
yang berlaku.
10. Bahwa peraturan tersebut di atas berlaku bagi semua karyawan tanpa memandang
status kekaryawanan, baik karyawan tetap, kontrak , kontrak harian lepas.

Jenis- jenis hari libur


Hari libur dikategorikan menjadi 2 (Dua) jenis, yaitu :
1. Hari libur resmi
a. Adalah hari libur yang telah ditetapkan oleh Pemerintah sebagai hari libur
nasional.
b. Tiap-tiap karyawan berhak mendapatkan libur pada hari libur resmi, untuk
karyawan shift diatur tersendiri dalam pelaksanaannya.
c. Karena Rumah Sakit beroperasi 7 (tujuh) hari seminggu, maka
pelaksanaan hari libur karyawan diatur sedemikian rupa sehingga tidak
mengganggu kegiatan operasional layanan Rumah Sakit dengan tidak
mengurangi hak libur karyawan.
d. Libur Nasional bagi karyawan non shift berlaku sesuai penanggalan resmi
pemerintah, dengan jumlah hari libur yang sama meskipun pelaksanaannya
terkadang maju atau mundur, bila tanggal libur nasional bertepatan dengan
hari Minggu, maka pelaksanaan libur pada hari Sabtu sebelumnya.
Sedangkan bagi karyawan shift pemberian hari libur nasional diatur oleh
masing-masing pimpinan unit kerja. Diperbolehkan diambil sewaktu-
waktu sesuai aturan jadwal di ruangan dan diperbolehkan diambil lembur
jika ruangan membutuhkan tenaga karyawan yang bersangkutan.
16
2. Hari libur tambahan
a. Adalah hari libur yang diberikan khusus kepada karyawan dengan shift
malam (jam kerja III), apabila kelebihan jumlah jam kerjanya sama dengan
atau lebih dari 7 (tujuh) jam kerja.
b. Diberikan hari libur tambahan bagi karyawan shift karena kelebihan jam
kerja dalam satu minggu.
c. Pengambilan hari libur tambahan diatur sedemikian rupa oleh atasan
langsung karyawan yang bersangkutan sehingga tidak mengganggu
layanan rumah sakit.
d. Hari libur tambahan tidak mengurangi jumlah hak cuti tahunan.

Pembatasan Lembur Kerja


1. Dalam hal pertimbangan kelancaran kegiatan operasional layanan Rumah
Sakit, maka seorang karyawan dapat diperintahkan lembur kerja oleh atasan
langsungnya.
2. Karyawan yang bekerja melebihi jam kerja sebagaimana dimaksud ayat (1)
berhak atas upah lembur kerja.
3. Kerja lembur tidak berlaku bagi karyawan yang sedang melakukan perjalanan
dinas, kecuali apabila perjalanan dinas tersebut dilakukan pada hari libur
karyawan yang bersangkutan dan atau pelaksanaan perjalanan dinas melebihi
batas waktu kerja.
4. Lembur kerja kurang dari atau sama dengan 1 (satu) jam tidak dihitung
sebagai lembur kerja.
5. Karyawan tidak diperkenankan mewakilkan jam dinasnya kepada karyawan
lain dan dilarang melakukan lembur kerja pribadi.
6. Waktu kerja lembur hanya dapat dilakukan paling banyak 3 (tiga) jam dalam 1
(satu) hari dan 14 (empat belas) jam dalam 1 (satu) minggu, tidak termasuk
kerja lembur yang dilakukan pada waktu istirahat mingguan atau hari libur
resmi, kecuali ada tugas khusus harus disertai Surat Perintah Lembur Khusus
dari atasan langsung.
7. Dasar perhitungan upah lembur yang didapat karyawan adalah peraturan
pemerintah dan disesuaikan dengan kemampuan Rumah Sakit dengan
perhitungan standar per jam- gaji bruto /175.

17
8. Upah lembur bisa diberikan di atas perhitungan standar dengan pertimbangan
khusus dari Direktur

Pekerjaan Yang Dilembur


Lembur kerja diperkenankan dalam hal-hal sebagai berikut :
1. Pekerjaan yang mendesak untuk segera diselesaikan karena dapat merugikan
dan atau mengganggu jalannya kegiatan Rumah Sakit.
2. Dalam keadaan darurat, seperti kebakaran, bencana alam dan gangguan
keamanan yang menimpa fasilitas Rumah Sakit.
3. Pekerjaan yang sifatnya harus dilakukan diluar jam kerja normal.
4. Jenis kegiatan yang diakui lembur, meliputi :
 Melaksanakan dinas pada saat libur nasional, kecuali bagi ruangan
yang kelebihan tenaga, bisa diambil libur selama tidak mengganggu
kinerja ruangan.
 Melaksanakan kegiatan yang diadakan Rumah Sakit diluar jam/ jadwal
jaganya, termasuk diklat, baksos, rapat dan kegiatan yang berkaitan
dengan kepentingan Rumah Sakit kecuali untuk kegiatan sosial
 Khusus bagi petugas on call, jika datang pada saat jadwal on call maka
tidak dihitung lembur, jika datang di luar jadwal on call maka dihitung
lembur.

Pelaksanaan Kerja lembur


1. Setiap pekerjaan yang dilemburkan harus mendapat persetujuan atasan
langsung.
2. Karyawan yang melakukan kerja lembur wajib mengisi formulir surat perintah
lembur kerja yang disetujui oleh atasan langsung dan diserahkan ke unit
personalia.

Pembayaran Lembur Kerja


1. Jumlah waktu kerja dihitung berdasarkan catatan pada surat perintah lembur
kerja yang diisi dan disetujui oleh atasan langsung.
2. Besar honorarium lembur kerja dihitung berdasarkan ketentuan yang
ditetapkan Rumah Sakit dengan tetap mengacu kepada peraturan perundangan

18
yang berlaku dengan rumus perhitungan gaji Bruto dibagi 175 dan hasil bagi
adalah nilai lembur per jam.

2.7. PENGGOLONGAN DAN KENAIKAN GOLONGAN GAJI KARYAWAN


PENGGOLONGAN GAJI KARYAWAN
1. Sistem penggajian disusun berdasarkan jenjang golongan gaji.
2. Penggolongan karyawan berdasarkan pendidikan ketika masuk, yang telah
disepakati oleh Rumah Sakit dengan karyawan.
3. Penggolongan gaji didasarkan pada tingkat pendidikan, keahlian, resiko kerja
serta kelangkaan profesi.
4. Jenjang golongan gaji untuk karyawan tetap dan karyawan kontrak dibagi atas 6
(enam) golongan yaitu:
a. Golongan I
Adalah karyawan pelaksana yang melakukan pekerjaan tanpa
membutuhkan keahlian khusus dengan pendidikan lulusan SD dan SMP
atau yang sederajat. Golongan I hanya berlaku bagi karyawan yang telah
bekerja sebelum tahun 2015.
b. Golongan II
Adalah karyawan yang mempunyai pendidikan sederajat SMU,
ditempatkan pada unit kerja dengan resiko dan tanggung jawab ringan,
yaitu Pekarya.
c. Golongan III
Adalah karyawan yang mempunyai ketrampilan kejuruan dengan
pendidikan SMK/ SMA/ SPK / Diploma I dan melakukan pekerjaan sesuai
keahliannya dan ditempatkan pada unit kerja dengan resiko dan tanggung
jawab berat.
d. Golongan IV
Adalah karyawan yang mempunyai ijazah Diploma III dan melakukan
pekerjaan sesuai keahliannya. Atau karyawan dengan ijazah Sarjana / S1
sebagai pelaksana.
e. Golongan V
Adalah karyawan yang mempunyai ijazah Sarjana / S1 dengan penempatan
sesuai dengan keahliannya dan memiliki jabatan struktural.
f. Golongan VI
19
Adalah karyawan yang mempunyai ijazah dokter umum/gigi, Apoteker
dengan penempatan sesuai dengan keahliannya.
5. Untuk karyawan yang bertugas sebagai kasir maka tingkat pendidikan terendah
yang diakui adalah lulusan SMK / SMA ekonomi dan golongan gajinya adalah III.
6. Penyesuaian golongan gaji setelah karyawan melaksanakan pendidikan formal
ditetapkan dengan keputusan Direktur.
7. Penyesuaian golongan gaji karyawan yang berhubungan dengan jabatan dan
beban kerja disesuaikan sesuai prinsip keadilan melalui SK Direktur.
8. Prosedur dan ketentuan terperinci tercantum pada ketetapan terpisah.

KENAIKAN GOLONGAN GAJI KARYAWAN


1. Kebijakan Rumah Sakit mengarah kepada pengisian formasi semua tingkatan
dengan mengutamakan karyawan yang berprestasi dari Rumah Sakit sendiri.
2. Karyawan yang menduduki suatu jabatan ada kesempatan untuk dinaikkan
(dipromosikan) jabatan yang lebih tinggi bilamana terdapat formasi,
berprestasi dan telah memenuhi syarat yang diperlukan.
3. Jenis kenaikan golongan antara lain:
 Kenaikan golongan karena jabatan.
 Kenaikan golongan penyesuaian ijazah.
 Kenaikan golongan khusus.
4. Kriteria yang dipakai untuk mempertimabangkan kemungkinan untuk
dinaikkan golongan / jabatan yang lebih tinggi yaitu berkenan dengan aspek :
 Skill dan knowledge.
 Sikap kedinasan.
 Sifat pribadi.
 Masa kerja.
 Hasil evaluasi karyawan.
 Loyalitas.

Kenaikan Golongan karena jabatan

20
Kenaikan golongan karena jabatan adalah kenaikan golongan yang diberikan
kepada karyawan yang memangku jabatan struktural, oleh karena golongan yang
dimiliki semula masih rendah dari pangkat yang ditentukan untuk memangku
jabatan tersebut.

Kenaikan golongan penyesuaian ijazah


Bagi karyawan yang menyelesaikan pendidikan formal dan memiliki ijazah dapat
diberikan kenaikan golongan dalam rangka mengisi formasi sesuai dengan ijazah
yang dimiliki selama pendidikan yang diikuti benar dibutuhkan, bermanfaat,
sesuai dengan persyaratan tugas dalam deskripsi pekerjaan yang telah ditentukan,
dan menunjang pekerjaan profesinya dan izin tertulis dari Direktur dengan
ketentuan sebagai berikut :
1. Jenis penyesuaian gaji yang diberikan melalui dua tahap, yaitu :
Tahap I : Kenaikan golongan gaji satu tingkat di atas golongan gaji terakhir
pada table gaji.
Tahap II: kenaikan ruang gaji satu tingkat diatas ruang gaji terakhir pada
table gaji.
2. Kenaikan golongan gaji yang akan diterima akan mengikuti besar tunjangan
yang diterima berdasarkan golongan dan ruang gaji baru.
3. Kenaikan golongan untuk profesi tertentu yang sudah sesuai dengan yang
diterima hanya diberikan kenaikan ruang gaji sesuai ketentuan yang
berlaku.
4. Prosedur dan ketentuan terperinci tercantum pada ketetapan terpisah.

Kenaikan golongan khusus


Kenaikan pangkat istimewa adalah kenaikan pangkat yang diberikan pada
karyawan yang menunjukkan prestasi kerja yang sangat memuaskan atau
memenuhi cara kerja / metode kerja baru yang bermanfaat , berdaya guna dan
berhasil guna bagi Rumah Sakit atau karena kebutuhan mendesak Rumah Sakit.

2.8. PENGGAJIAN
 Penggajian karyawan berdasarkan kategori pekerjaan dan fungsi yang
dilaksanakan, kualifikasi akademis yang diakui Rumah Sakit dan status
kekaryawanan.
21
 Dasar penggajian sebagaimana tersebut di atas menunjukkan adanya
penggolongan gaji yang disusun secara berjenjang dan direvisi secara berkala
yang disahkan dengan ketetapan Direktur.
 Besarnya gaji dan komponen gaji disesuaikan dengan ketentuan yang telah
ditetapkan oleh Direktur sesuai dengan kemampuan dan kondisi keuangan Rumah
Sakit.
 Pembayaran atas gaji dilaksanakan tiap tanggal terakhir bulan yang berjalan.
 Penghitungan atas hari kerja dihitung mulai tanggal 24 (dua puluh empat) sampai
dengan tanggal 23 (dua puluh tiga) bulan berikutnya.
 Seluruh karyawan berhak mendapatkan gaji / honorarium sebagai imbalan
pekerjaan yang telah dilaksanakannya, yaitu :
a. Gaji Pokok
 Gaji pokok diberikan kepada seluruh karyawan RSIA HAJI.
 Besar gaji pokok yang dibayarkan berdasarkan golongan dan skala gaji
masing- masing karyawan.
 Besar gaji pokok tercantum dalam skala gaji terpisah
b. Tunjangan
 Besar tunjangan disesuaikan dengan kategori pekerjaan dan atau fungsi
yang telah dilaksanakan dan kualifikasi akademis yang diakui Rumah
Sakit. Besar nominal tunjangan dan prosedur penerimaan ditetapkan dalam
keputusan terpisah.
 Tunjangan yang berhak diterima karyawan meliputi :
 Tunjangan Umum
Diberikan kepada karyawan tetap dan kontrak yang nila
nominalnya ditetapkan berdasarkan keputusan Direktur.
 Tunjangan Khusus
Diberikan kepada karyawan tetap dikarenakan yang bersangkutan
berkedudukan pada unit kerja dengan resiko tertentu.
 Tunjangan Profesi / jabatan fungsional
Diberikan kepada tenaga kesehatan dengan status kekaryawanan
sebagai karyawan tetap yaitu staf medis, tenaga keperawatan,
penunjang pelayanan medis sesuai dengan pendidikan masing –
masing karyawan.

22
 Tunjangan jabatan Struktural
a. Diberikan kepada karyawan tetap atau kontrak yang
memangku jabatan structural yang diangkat dan ditetapkan
oleh Direktur RSIA HAJI.
b. Bersifat sementara selama karyawan yang bersangkutan
memangku jabatan
c. Diberikan apabila pejabat yang bersangkutan melaksanakan
tugas jabatannya sekurang-kurangnya 15 (lima belas) hari
berturut-turut
d. Karyawan dengan status suami / istri tidak diperbolehkan
untuk diangkat dalam jabatan setara dalam satu bidang.
e. Pejabat pelaksana harian (PLH) yang menggantikan tugas
pejabat tetap karena berhalangan melaksanakan tugasnya
berhak atas tunjangan jabatan struktural bersifat sementara
yang besarnya ditetapkan sbb:
 Sebesar 100% apabila memangku jabatan sementara
selama lebih dari atau sama dengan 21 (dua puluh
satu) hari berturut-turut.
 Sebesar 50% apabila memangku jabatan sementara
sekurang-kurangnya 15 (lima belas) hari berturut-
turut.
 Tidak diberikan tunjangan jabatan struktural apabila
memangku jabatan sementara kurang dari 15 (lima
belas) hari berturut-turut.
 Tunjangan Karyawan
Diberikan kepada karyawan dengan status Karyawan
tetap yang telah dibuktikan dengan Surat
Keterangan / Surat Keputusan Direktur.
c. Upah lembur
 Upah lembur diberikan bersamaan dengan pembayaran gaji
karyawan.

23
 Diberikan kepada karyawan tetap dan kontrak yang melaksanakan
kerja diluar jam kerja sesuai jadwal dinas karyawan yang
bersangkutan.
d. Tunjangan Hari Raya
 Adalah tunjangan berupa uang yang diberikan kepada seluruh
karyawan (kecuali tenaga medis mitra) satu tahun sekali, yaitu
pada Hari Raya Idul Fitri dan diberikan selambat-lambatnya 1
(satu) minggu sebelum hari raya sesuai dengan Peraturan Menteri
Tenaga Kerja Republik Indonesia nomor : 04/MEN/1994.
e. Insentif Langsung
 Diberikan kepada karyawan yang berhubungan langsung dengan
pelayanan tanpa memandang status kekaryawanannya dengan
pembagian per orang berdasar tindakan yang dilakukan.

f. Insentif tidak langsung


 Diberikan kepada seluruh karyawan yang bersumber dari pos
remunerasi, Syarat dan kriteria pemberian insentif ini ditetapkan
pada peraturan terpisah.
g. Kenaikan berkala
 Kenaikan berkala adalah kenaikan gaji pokok yang diberikan
kepada karyawan akibat dari masa dinasnya di Rumah Sakit telah
bertambah 1 (satu) tahun.
 Diberikan kepada karyawan tetap.
 Diberikan berdasarkan penilaian untuk setiap tahunnya dan
diberikan sesuai jadwal kenaikan berkala yaitu bulan April dan
atau sesuai Keputusan Direktur.
 Bagi karyawan yang sedang melaksanakan tugas belajar tetap
mendapat kenaikan berkala.
 Kepada karayawan yang tidak memenuhi persyaratan untuk
kenaikan gaji berkala maka akan dilakukan penundaan kenaikan
periode berikutnya.
h. Kenaikan integral

24
 Diberikan kepada seluruh karyawan tetap berdasarkan kebijakan
Direktur RSIA HAJI apabila dipandang perlu untuk menaikkan
gaji karyawan karena kenaikan kebutuhan hidup disesuaikan
dengan kondisi kemampuan keuangan Rumah Sakit.

2.9. CUTI DAN MENINGGALKAN TUGAS


a. Cuti dibagi ke dalam lima jenis :
 Cuti tahunan.
 Cuti sakit.
 Cuti di luar tanggungan.
 Cuti hamil / melahirkan.
 Cuti khusus.
b. Cuti tahunan adalah cuti yang diberikan kepada karyawan yang telah dinyatakan
sebagai karyawan tetap.
c. Cuti sakit adalah cuti yang diberikan kepada karyawan sesuai surat keterangan
sakit. Surat cuti diserahkan maksimal H+1.
d. Cuti di luar tanggungan adalah ijin tidak masuk kerja atas dasar alasan pribadi
yang diajukan secara khusus dengan tidak mendapat gaji ataupun jaminan / hak
lainnya selaku karyawan menjalani cuti .
e. Cuti hamil adalah cuti yang diberikan kepada karyawan perempuan yang hamil
dan melahirkan.
f. Cuti khusus adalah cuti yang diberikan kepada karyawan, karena kejadian atau
kasus khusus yang dialami oleh karyawan.
g. Karyawan tidak diperkenankan untuk meminjam atau mengambil hak cuti
tahunan berikutnya bila hak cuti tahunan berjalan telah diambil habis, dan tidak
diperkenankan untuk menyimpan hak cuti untuk tahun berikutnya.
h. Semua permohonan cuti harus mendapat persetujuan dari atasan langsung
karyawan dan diketahui unit personalia sebelum dimintakan persetujuan lebih
lanjut ke atasan yang lebih tinggi 2 tingkat di atasnya.
i. Bagi karyawan shift pengambilan cuti tahunan dapat dilakukan saat yang
bersangkutan dinas pagi, apabila karyawan tidak sedang dinas pagi maka harus
bertukar jaga pagi.

25
j. Pembatalan cuti tahunan hanya diberikan bila surat ijin cuti tahunan belum
dikeluarkan.
k. Lama cuti yang digabung dengan libur tidak boleh melebihi 8 (delapan) hari kerja
secara berturut - turut, kecuali dengan adanya alasan yang bisa
dipertanggunjawabkan tidak disalahgunakan.

CUTI TAHUNAN
a. Cuti tahunan ditetapkan 12 (dua belas) hari dalam setahun atau 1 (satu) hari
sebulan bagi karyawan tetap.
b. Pelaksanaan cuti tahunan diatur sedemikian rupa sehingga tidak mengganggu
kelancaran operasional Rumah Sakit.
c. Khusus untuk petugas shift, pengaturan cuti tahunan supaya tidak
mengganggu operasional Rumah Sakit dibagi menjadi 2 (dua) tahap yaitu 6
(enam) bulan pertama dan 6 (enam) bulan kedua.
d. Karyawan yang hendak melaksanakan hak cuti tahunannya harus
mengajukan permohonan terlebih dahulu sekurang-kurangnya tiga hari
sebelumnya dan tidak dibenarkan surat cuti menyusul setelah cuti di
laksanakan kecuali jika kondisi tidak memungkinkan, maka bisa ijin melalui
telepon/ sms/ email ke atasan langsungnya terlebih dahulu.
e. Cuti tahunan dapat dilaksanakn apabila surat ijin tersebut sudah dikeluarkan
oleh Rumah Sakit.
f. Cuti tahunan berlangsung tiap tahun dari tanggal 1 Januari sampai dengan 31
Desember.
g. Bagi karyawan yang tidak dapat menggunakan hak cutinya karena
kepentingan dinas dan tidak memungkinkan untuk mengambil hak cutinya
akan diperhitungkan dengan gaji atau dihitung sebagai lembur maksimal 2
hari.

CUTI SAKIT
a. Cuti sakit dibuktikan dengan surat keterangan sakit yang dikeluarkan oleh
dokter yang berwenang dan berlaku maksimal 2 hari.
b. Tanpa adanya pemberitahuan sakit kepada atasan langsung dari karyawan
sebagaimana yang dimaksud pada ayat (a) karyawan tersebut dianggap
mangkir.
26
c. Penyalahgunaan cuti sakit dianggap pelanggaran.
d. Bagi karyawan yang opname, maka mendapat cuti sakit selama karyawan
opname ditambah ijin istirahat selama 3 (tiga) hari post opname yang
dikeluarkan ruangan tempat dirawat.
e. Berdasarkan Pasal 93 Undang-undang No. 13 Tahun 2013 mengenai
Ketenagakerjaan, upah yang dibayarkan kepada pekerja yang sakit adalah :
1. Untuk 4 (empat) bulan pertama, dibayar 100% (seratus perseratus)
dari gaji pokok.
2. Untuk 4 (empat) bulan kedua, dibayar 75% (tujuh puluh lima
perseratus) dari gaji pokok.
3. Untuk 4 (empat) bulan ketiga, dibayar 50% (limapuluh perseratus)
dari gaji pokok; dan
4. Untuk bulan selanjutnya dibayar 25% (dua puluh lima perseratus) dari
gaji pokok sebelum pemutusan hubungan kerja dilakukan oleh
Rumah Sakit.

CUTI DILUAR TANGGUNGAN


a. Cuti diluar tanggungan dapat diberikan untuk waktu sekarang-kurangnya 1
(satu) hari kerja dan sebanyak-banyaknya 12 (dua belas) hari kerja serta
diperhitungkan dengan gaji. Jika melebihi dua belas hari kerja pada tahun yang
sama maka harus mendapat persetujuan Direktur.
b. Cuti di luar tanggungan diberlakukan untuk karyawan kontrak yang tidak
masuk kerja karena alasan lain dan karyawan tetap yang telah habis cuti
tahunannya.
c. Karyawan yang dimaksud untuk mengambil cuti di luar tanggungan wajib
mengajukan permohonan dan disertai persetujuan atasan langsung sekurang-
kurangnya 2 (dua) hari sebelumnya untuk karyawan shift dan 1 (satu) hari
sebelumnya untuk karyawan non shift, kecuali dengan alasan yang dapat
dibenarkan.
d. Bagi karyawan yang mengajukan cuti di luar tanggungan, permohonan cuti
harus menyertakan alasan yang memadai dan tidak mengganggu pelayanan di
Rumah Sakit.

27
e. Selama cuti di luar tanggungan, karyawan akan kehilangan haknya, yaitu Satu
hari gaji bruto untuk setiap harinya, dengan perhitungan sebagai berikut: gaji
bruto dibagi dengan 25 hari perkiraan efektif kerja.
f. Apabila karyawan tidak kembali bertugas pada waktu yang telah ditentukan
selama 6 (enam) hari berturut-turut tanpa pemberitahuan dan izin khusus dari
direktur, maka karyawan tersebut dianggap mengundurkan diri dan
memutuskan hubungan kerja dengan pihak Rumah Sakit.

CUTI HAMIL/ MELAHIRKAN


a. Penetapan perkiraan melahirkan adalah wewenang dari Dokter yang
berwenang.
b. Selama menjalani masa cuti hamil, karyawan tetap berhak untuk mendapatkan
gaji pokok dan tunjangan. Bagi karyawan kontrak sesuai dengan ketetapan
terpisah.
c. Cuti hamil diberikan sampai dengan anak ketiga, dengan perincian sebagai
berikut:
 Untuk anak pertama sampai dengan ketiga, mendapat cuti selama 3
(tiga) bulan dengan jarak kelahiran 3 (tiga) tahun, maksimal kurang
dari 1 bulan mendapat1.5 bulan cuti melahirkan, jika jarak kelahiran
kurang dari tiga tahun maka diberlakukan sebagai CLT.
 Untuk anak keempat dan selanjutnya mendapatkan cuti selama 1,5
(satu setengah) bulan dengan jarak kelahiran 3 (tiga) tahun. Jika jarak
kelahiran kurang dari tiga tahun maka diperlakukan CLT.
 Kelahiran yang diakui adalah sejak bersangkutan menjadi karyawan
Rumah Sakit, untuk kelahiran sebelum menjadi karyawan tidak
diperhitungkan jumlah kelahirannya.
d. Bila pada tahun yang sama akan mengambil cuti hamil maka otomatis cuti
tahunanya hilang separuh dari jatah cuti karyawan.
e. Jika cuti hamil berlangsung 3 (tiga) bulan dipergantian tahun maka jumlah sisa
cuti tahunannya di bagi ditahun sebelumnya dan tahun berikutnya.
f. Bagi karyawan kontrak yang melahirkan pada 6 bulan terakhir tahun ke-2 /
belum genap memasuki tahun ke-2, maka mendapatkan cuti melahirkan
selama 1,5 (satu setengah) bulan. Apabila genap tahun ke- 2 pada bulan yang
sama maka mendapatkan cuti melahirkan selama 3 (tiga) bulan.
28
g. Bagi karyawan kontrak yang belum mendapat hak cuti melahirkan dapat
mengajukan cuti luar tanggungan selama 1 (satu) bulan atau bisa diperpanjang
sesuai persetujuan atasan langsung dengan memperhatikan kebutuhan tenaga
pada unit kerja terkait.
h. Gugur kandungan di perlakukan sebagai cuti sakit, batasan minimal 1 minggu
dan paling lama 2 minggu baik dengan tindakan / spontan.
i. Lamanya cuti sakit karena gugurnya kandungan, dapat diperpanjang atau
diperpendek sesuai dengan indikasi medis dari Dokter yang ditunjuk Rumah
Sakit untuk memeriksa.

CUTI KHUSUS
a. Cuti khusus ini tidak mengurangi hak cuti tahunan maupun hak –hak
sebagaimana yang biasa diterima oleh karyawan yang bersangkutan.
b. Permohonan cuti khusus harus diajukan secara khusus oleh karyawan yang
bersangkutan dengan menggunakan formulir khusus kepada Direktur.
c. Adapun macam cuti khusus yang dapat diberikan oleh RSIA HAJI antara lain :
 Cuti menikah selama dua hari.
 Cuti istri melahirkan selama satu hari.
 Cuti orang tua/mertua/istri/suami/anak kandung meninggal selama tiga
hari.
 Cuti pernikahan anak kandung selama dua hari .
 Cuti khitanan anak selama satu hari.
d. Bagi karyawan kontrak dengan masa kerja ≥1 tahun mendapat cuti khusus
menikah selama satu hari,dan cuti khusus orang tua/mertua/istri/suami/anak
kandung meninggal selama 2 hari.

CUTI IBADAH HAJI,UMROH, DAN PETUGAS KESEHATAN HAJI


1. Cuti ibadah haji ke-1 adalah H-4 dan H+7, diperlakukan sebagai cuti khusus
dan mengurangi cuti tahunan setengah. Untuk Haji ke-2 dan seterusnya
diperlakukan CLT.
2. Cuti ibadah umroh, diperlakukan sebagai CLT dengan syarat tidak
mengganggu pelayanan.
3. Cuti sebagai petugas kesehatan haji, diperlakukan sebagai CLT.

29
4. Setiap karyawan diperbolehkan sebagai TKHI dengan syarat:
 Tidak dalam masa sekolah.
 Disetujui atasan langsungnya secara tertulis.
 Tidak mengganggu pelayanan ruangan.
 Jarak antara TKHI minimal 5 tahun.

2.10. PROMOSI & MUTASI


PROMOSI
Promosi karyawan dapat dilakukan dengan mempertimbangkan :
 Kebutuhan dan kepentingan Rumah Sakit.
 Pembinaan karir Rumah Sakit.
 Pembinaan karir karyawan.
 Penghargaan terhadap karyawan berprestasi baik.
 Pertimbangan lain dari Direktur atau atasan langsung terkait.

MUTASI
Mutasi karyawan dapat dilakukan dengan mempertimbangkan :
 Kebutuhan dan kepentingan Rumah Sakit.
 Kekurangan tenaga di satu unit kerja atau bagian tugas yang dapat di isi oleh
kelebihan tenaga kerja di unit kerja dan atau bagian tugas yang lain.
 Pembinaan karir dan kedisiplinan karyawan.
 Atas permohonan karyawan yang bersangkutan dengan tetap memperhatikan
kebutuhan dan kepentingan Rumah Sakit.
 Pertimbangan kesehatan karyawan.
 Mutasi karyawan dilaksanakan secara teratur dan periodik dengan prinsip
sesuai kebutuhan Rumah Sakit dan tidak didasari suka/ tidak suka semata.
 Pengalihan tugas seorang karyawan dari satu tugas atau unit kerja lain
merupakan wewenang Rumah Sakit.
 Pengalihan tugas karyawan diperlukan persetujuan Direktur.

2.11. PEMBINAAN SUMBER DAYA MANUSIA


Pembinaan karyawan

30
 Pembinaan karyawan bertujuan untuk meningkatkan dan mempertahankan
kemampuan dan kemauan karyawan dalam menjalankan tugas, tanggung
jawab, wewenang dan kewajiban yang dibebankan kepada yang
bersangkutan.
 Pembinaan karyawan dilakukan secara teratur, terencana dan terintegrasi
dengan program- program Rumah Sakit yang lain dengan memperhatikan
kebutuhan unit kerja dimana karyawan bertugas.

Program Pembinaan karyawan


Program pembinaan karyawan didasarkan atas :
 Hasil penilaian prestasi kerja.
 Usul, saran, masukan keluhan dan permintaan dari atasan langsung yang
bersangkutan.
 Pantauan dan temuan pejabat struktural atasan langsung masing-masing
karyawan.

Program pembinaan karyawan didasarkan kepada prinsip :


 Pendewasaan karyawan.
 Pemberdayaan karyawan.
 Obyektifitass dan sportifitas.
 Praduga tak bersalah.

Program pembinaan karyawan meliputi :


 Penilaian prestasi kerja.
 Penghargaan.
 Pendidikan dan latihan.
 Pemberian sanksi.

Penilaian prestasi kerja


 Penilaian prestasi kerja karyawan diselenggarakan secara teratur, setiap
karyawan dinilai minimal 1 (satu) tahun 2 (dua) kali.
 Penilaian prestasi kerja karyawan dilakukan oleh atasan langsung dan
pengesahan dari Direktur Rumah Sakit.

31
 Hasil akhir penilaian tersebut merupakan salah satu dasar pembinaan dan
sekaligus sebagai salah satu dasar pemberian penghargaan.
 Instrument yang digunakan harus mampu mengukur kinerja karyawan
dengan akurat dan obyektif.
 Dalam jangka waktu tertentu dan secara teratur, instrument penilaian
karyawan di tinjau dan disempurnakan sehingga keakuratan dan keobyektifan
instrument tersebut dapat terjaga dan ditingkatkan. Instrument penilaian
secara lengkap tercantum dalam aturan terpisah.
 Prosedur dan tata kerja penilaian prestasi karyawan ditetapkan secara
terpisah dalam peraturan tersendiri.

Dasar dan Instrumen Penilaian


a. Prestasi kerja; menunjukkan sebatas mana kualitas dan kuantitas
karyawan dalam pencapaian tugas yang dibebankan.
b. Kerja Sama; menunjukkan sejauh mana kemampuan bekerja bersama-
sama dalam sebuah tim ataupun dengan rekan kerja.
c. Penampilan; perilaku cara menampilkan diri secara fisik dan
kepribadian.
d. Izin / cuti; ketidakhadiran karyawan sesuai jadwal dinas karena
kepentingan pribadi.
e. Disiplin; merupakan perasaan taat dan patuh terhadap tata tertib kerja
yang sudah ditetapkan.
f. Pengembangan diri dalam diklat; menyatakan sebatas mana kemauan
seorang karyawan dalam usaha mengembangkan diri melalui diklat /
kegiatan Rumah Sakit lainnya.
g. Loyalitas; menunjukkan kesetiaan dan rasa memiliki karyawan terhadap
Rumah Sakit.
h. Tes lanjutan; untuk penilaian khusussesuai kebutuhan, misal penilaian
gangguan emosional ke psikiater, penilaian kesehatan dan rekomendasi
dari organisasi profesi.

Prinsip dan jenis penghargaan


Penghargaan yang diberikan kepada karyawan dengan didasarkan atas prinsip

32
a. Bersifat mendidik.
b. Mampu menjadi motivasi untuk melaksanakan tugas dan pekerjaannya
dengan lebih baik.
c. Sesuai dengan prestasi karyawan yang bersangkutan.
d. Mensejahterakan karyawan dari segi ekonomi.
e. Sesuai dengan kemampuan keuangan Rumah Sakit.

Bentuk Penghargaan
Penghargaan dapat berupa :
a. Finansial
Penghargaan finansial; berupa pemberian uang kepada karyawan yang
memenuhi kriteria sebagai berikut :
 Apabila masuk kategori sebagai karyawan teladan (berprestasi)
pada tiap akhir periode penilaian.
 Besaran nominal uang penghargaan ditentukan oleh Direktur.
 Kriteria, prosedur dan tata cara pemilihan karyawan teladan
tercantum pada aturan terpisah.

b. Non Finansial
Penghargaan non Finansial
- Kesempatan mengikuti seminar, pelatihan dan kursus atas biaya
Rumah Sakit.
- Kesempatan mengikuti ikatan dinas pendidikan profesi atau
pendidikan lainnya sesuai dengan kebutuhan Rumah Sakit.
- Percepatan dan atau kenaikan jabatan dilakukan secara berkala.
- Jenis dan bentuk penghargaan yang akan diberikan serta
karyawan yang menerima penghargaan harus di sahkan dengan
surat keputusan Direktur.
- Kriteria, prosedur dan tata kerja lebih lengkap tercantum pada
aturan terpisah.

2.12. PENDIDIKAN DAN PELATIHAN


Ketentuan Umum

33
a. Pendidikan dan latihan bertujuan untuk meningkatkan profesionalisme,
kemampuan, dan keterampilan sumber daya manusia sehingga tercapai
peningkatan mutu pelayanan Rumah Sakit.
b. Pendidikan dan pelatihan bagi karyawan dapat dilakukan di dalam Rumah Sakit
maupun di luar Rumah Sakit.
c. Pendidikan dan latihan karyawan dilakukan secara teratur terencana terintegrasi
dengan program-program Rumah Sakit yang lain dengan memperhatikan
kebutuhan Rumah Sakit.
d. Pendidikan dan latihan dapat sebagai bentuk penghargaan dan dapat pula
sebagai kewajiban karyawan.
e. Rumah sakit mendorong dan memberi kesempatan kepada karyawan yang
berprestasi untuk lebih mengembangkan kemampuan diri, profesionalitas dan
wawasan.
f. Penolakan karyawan untuk mengikuti program pendidikan dan pelatihan yang
diwajibkan Rumah Sakit merupakan suatu pelanggaran.
g. Pendidikan dan latihan yang dilaksanakan karyawan tanpa seijin dan
sepengetahuan atasan langsung dianggap cuti.
h. Karyawan berhak mengikuti pendidikan dan pelatihan secara mandiri selama
mendapat persetujuan tertulis dari atasan langsung dan direktur minimal H-1.
Program Serta Pola Pendidikan dan Latihan
1. Program pendidikan dan latihan disusun berdasarkan :
 Standar pelayanan minimal Rumah Sakit.
 Rencana strategis Rumah Sakit.
 Prioritas kebutuhan Rumah Sakit.
 Potensi yang dimiliki oleh karyawan; dan
 Biaya pendidikan dan pelatihan.
2. Program pendidikan dan pelatihan karyawan dibagi dalam 3 (tiga) kategori :
 Jangka pendek, dengan masa pendidikan/pelatihan < 3 bulan.
 Jangka menengah, dengan masa pendidikan/ pelatihan ≥ 3 bulan < 1
tahun.
 Jangka panjang, dengan masa pendidikan lebih dari 1 (satu) tahun.
3. Pola pendidikan dan pelatihan karyawan dibagi dalam 4 (empat) kategori,
yaitu :

34
 Seminar, workshop, pelatihan atau lokakarya, sebagai penyegaran bidang
pengetahuan atau ketrampilan yang spesifik sehingga karyawan tetap
terbuka wawasan dan mengikuti perkembangan ilmu pengetahuan terbaru.
 Sertifikasi, yaitu pendidikan untuk mendapatkan sertifikat sebagai ahli di
bidang pengetahuan atau ketrampilan tertentu.
 Pendidikan gelar, yaitu pendidikan untuk mendapatkan gelar akademis
atau gelar profesi yang berkaitan dengan bidang usaha Rumah Sakit.
 Pelatihan di tempat kerja / magang kerja (on the job training), yaitu
karyawan belajar mendapatkan ketrampilan pengetahuan praktis dalam
menangani suatu pekerjaan tertentu dengan menempatkan pada
penyelenggara pelatihan di luar Rumah Sakit dibawah bimbingan atau
pengawasan seorang yang ahli di bidang tersebut.

Peserta Program Pendidikan Dan Pelatihan


a. Karyawan yang dipilih untuk mengikuti suatu program pendidikan atau
pelatihan yang dibiayai oleh Rumah Sakit harus memenuhi syarat dan kriteria
tertentu yang didasarkan pada kategori program dan kategori pola pendidikan
dan latihan yang akan diikuti.
b. Karyawan dapat mengsusulkan pada atasan langsungnya agar dirinya dapat
mengikuti pendidikan dan pelatihan tertentu.
c. Persetujuan akhir oleh Rumah Sakit dalam penugasan seorang karyawan untuk
mengikuti suatu program pendidikan dan pelatihan disahkan dengan surat
penugasan ditandatangani oleh Direktur.
d. Kegiatan pendidikan dan pelatihan yang diadakan di dalam Rumah Sakit untuk
suatu jabatan fungsional tertentu wajib diikuti oleh setiap karyawan yang
bertugas dalam jabatan fungsional tersebut, pelaksanaannya diatur sedemikian
rupa sehingga tidak mengganggu kegiatan layanan Rumah Sakit.

Ikatan Dinas
Pendidikan dan Pelatihan Jangka Pendek
a. Diklat Jangka Pendek dengan waktu diklat ≤ 6 hari tidak ada ikatan dinas,
tetapi peserta wajib diseminasi. Diklat pendek dengan waktu pelaksanaan ˃7
hari memiliki ikatan dinas selama 2 tahun.

35
b. Sertifikasi asli menjadi milik peserta diklat.

Pendidikan dan Pelatihan Jangka Menengah


a. Ikatan dinas untuk diklat jangka menengah dianggap berakhir bila peserta
diklat mengundurkan diri sebagai karyawan RSIA HAJI dengan syarat peserta
diklat wajib membayar diklat serupa untuk karyawan lain hingga lulus.
b. Kewajiban peserta diklat jangka menengah yaitu :
1. Menandatangani Surat Perjanjian Diklat Menengah dan melakukan serah
terima pekerjaan kepada karyawan yang akan menggantikan.
2. Selama diklat wajib mengirimkan secara berkala laporan singkat kepada
atasan langsungnya sekurang-kurangnya 1 bulan satu kali mengenai
kemajuannya, alamat kontrak, jadwal penyelesaian tugas belajar serta
perubahan – perubahannya.
3. Selesai diklat karyawan wajib segera kembali ke Rumah Sakit dan
menyerahkan :
 Laporan atau risalah singkat diklat; dan
 Ijazah atau sertifikat tanda resmi telah menyelesaikan pendidikan
dan pelatihan yang diikuti.

Pendidikan dan Pelatihan Jangka Panjang


a. Ikatan dinas untuk diklat jangka panjang adalan 2N + 1. N adalah lamanya
mengikuti tambahan pendidikan.
b. Diploma atau sertifikat atau ijazah asli disimpan di Rumah Sakit selama
jangka waktu ikatan dinas.
c. Kewajiban karyawan yang mengikuti ikatan dinas;
1. Melakukan serah terima pekerjaan kepada karyawan yang menggantikan.
2. Selama tugas belajar wajib mengirimkan secara berkala laporan singkat
kepada atasan langsungnya sekurang-kurangnya 3 bulan satu kali
mengenai kemajuannya, alamat kontrak, jadawal penyelesaian tugas
belajar serta perubahan-perubahannya.
3. Selesai tugas belajar karyawan wajib segera kembali ke Rumah Sakit dan
menyerahkan :

36
 Laporan atau risalah singkat tugas belajar; dan
 Ijazah atau sertifikat tanda resmi telah menyelesaikan pendidikan dan
pelatihan yang diikuti.

Perjalanan Dinas Luar


1. Yang dimaksud dengan dinas luar adalah ketidak hadiran karyawan pada jam
dinasnya karena karyawan yang bersangkutan melaksanakan tugas di luar Rumah
Sakit untuk kepentingan Rumah Sakit.
2. Setiap karyawan yang ditugaskan untuk dinas luar berhak atas biaya dan fasilitas
perjalanan dinas.
3. Setiap karyawan yang melaksanakan perjalanan dinas wajib :
 Menggunakan biaya dan fasilitas perjalanan secara efektif, efisien dan
bertanggung jawab.
 Membuat laporan tertulis hasil perjalanan dinas.
4. Setiap karyawan yang ditugaskan dinas luar akan mendapat pembiayaan dari
Rumah Sakit. Penghitungan pembiayaan perjalanan dinas ditetapkan secara
terpisah dalam peraturan tersendiri.

2.13. DISIPLIN DAN SANKSI


Presensi Kerja
a. Pada jam kerja yang telah ditentukan setiap karyawan wajib hadir dan mengisi
alat presensi elektronik dan atau alat pendukung lainnya yang telah ditentukan.
b. Pada saat karyawan mendapat hak libur dan atau mengambil hak cuti, karyawan
dilarang mengisi presensi.

Disiplin Kerja
a. Setiap karyawan harus hadir di tempat kerja sesuai dengan jam kerja yang telah
di tentukan.
b. Setiap karyawan harus memakai pakaian dinas, tanda pengenal dan sepatu yang
telah di tentukan selama melaksanakan tugas di Rumah Sakit.

37
c. Setiap karyawan harus mematuhi dan melaksanakan semua ketentuan, prosedur,
aturan dan tata kerja yang telah di tentukan oleh Rumah Sakit dalam
melaksanakan perkerjaan.

Larangan
a. Setiap karyawan dilarang melaksanakan pekerjaan pihak ketiga dalam jam kerja
tanpa seijin Direktur Rumah Sakit.
b. Yang dimaksud pihak ketiga dalam ayat (a) adalah setiap pihak perseorangan
maupun badan hukum, lembaga atau institusi di luar Rumah Sakit.
c. Setiap karyawan dilarang membawa barang-barang, dokumen atau salinan atau
fotokopi dokumen Rumah Sakit. Tata cara peminjaman barang dan dokumen
Rumah Sakit ditetapkan dalam peraturan tersendiri.
d. Setiap karyawan dilarang menyalah gunakan jabatan, wewenang kesempatan,
sarana kerja, dan hak milik Rumah Sakit serta waktu kerja dengan sengaja untuk
kepentingan pribadi.
e. Setiap karyawan dilarang meminta hadiah dan atau mengharapkan imbalan yang
tidak sah sebagai balas jasa dari siapapun dan dalam bentuk apapun.
f. Setiap karyawan dilarang melakukan tindakan melanggar norma agama, hukum,
kesusilaan dan kesopanan.

Jenis Pelanggaran
Pelanggaran dikategorikan menjadi 3 (tiga), yaitu :
 Pelanggaran ringan.
 Pelanggaran sedang; dan
 Pelanggaran berat.
Pelanggaran ringan yang dilakukan 3 (tiga) kali masuk kategori pelanggaran
sedang, pelanggaran sedang yang dilakukan 3 (tiga) kali masuk kategori
pelanggaran berat. Yang dimaksud sampai 3 kali adalah mulai dari karyawan
masuk sampai saat penilaian terakhir.

Pelanggaran Ringan

38
Contoh- contoh pelanggaran ringan yaitu apabila terbukti :
a. Bercanda berlebihan di nurse station, bermuka masam/ketus ketika melayani,
berbicara keras dan/atau kasar, menggunakan bahasa tubuh meremehkan,
berbicara sambil bermain smartphone, baik ke pasien/keluarga pasien atau
rekan kerja.
b. Megunggah foto atau kata-kata yang berpotensi mencemarkan nama baik
Rumah Sakit ke media sosial elektronik.
c. Membuang sampah apapun seperti kamar mandi dan wastafel, tidak menjaga
kebersihan dan kerapian ruangan.
d. Merokok di lingkungan Rumah Sakit.
e. Berkelakuan boros seperti tidak mematikan lampu, kran air, TV, AC apabila
tidak dipakai.
f. Meminjam atau menggunakan fasilitas Rumah Sakit melebihi kepatutan.
g. Mengantuk di tempat kerja disebabkan pekerjaan selain di Rumah Sakit.
h. Menggunakan fasilitas telpon PABX untuk mengobrol dengan teman
i. Tidak memperhatikan kebersihan dan kerapian penampilan.
j. Tidak mematuhi tata tertib parkir kendaraan.
k. Menggunjing teman sekerja baik di tempat kerja maupun melalui media
elektronik.
l. Ijin keluar tanpa lapor ke pos satpam.

Pelanggaran Sedang
Contoh- contoh pelanggaran sedang yaitu apabila terbukti:
a. Tidak masuk kerja tanpa ijin atau pemberitahuan kecuali kondisi darurat.
b. Kecerobohan yang menyebabkan kerusakan dan atau hilangnya barang-
barang Rumah Sakit.
c. Melaksanakan tugas pekerjaan pihak ketiga pada jam kerja diluar kepatutan.
d. Mempunyai penilaian prestasi kerja dibawah standar.
e. Mempunyai penilaian disiplin dibawah standar.
f. Mempunyai penilaian kerja sama tim dibawah standar.
g. Mempunyai penilaian pendidikan dan pelatihan di bawah standar.
h. Mengganggu privasi karyawan lain atau perbuatan mengarah asusila.
i. Meneror / menakut-nakuti sehingga mengganggu kenyamanan bekerja.
39
j. Menjual / mengambil barang bekas milik Rumah Sakit tanpa ijin dari unit
logistic.
k. Keterlambatan menyebabkan terganggunya pelayanan/ keluhan pasien.
l. Keluar tanpa ijin dari atasannya.
m. Mempunyai tunggakan hutang di koperasi karyawan yang tidak diselesaikan
dalam jangka waktu yang sudah ditentukan.

Pelanggaran Berat
Yang termasuk pelanggaran berat, yaitu apabila terbukti :
a. Menolak perintah dan atau instruksi atasan langsung yang wajar dan layak.
b. Terbukti melakukan perbuatan yang bisa dikategorikan tindak pidana baik
diproses oleh pihak kepolisian atau tidak.
c. Melakukan perbuatan amoral dan asusila di dalam atau di luar Ruah Sakit
yang terbukti dalam Sidang tim Etik.
d. Menyebarkan fitnah yang dapat merusak nama baik Rumah Sakit Ibu dan
Anak – Haji Kota Batu.
e. Membocorkan rahasia strategi bisnis Rumah Sakit.
f. Menyalahgunakan wewenang dan jabatan yang diembannya untuk maksud
kepentingan pribadi.
g. Tidak melaksanakan tugas, tanggung jawab dan kewajiban yang telah di
bebankan kepada yang bersangkutan.
h. Tidak masuk kerja tanpa ijin atasan ≥ 3 hari berturut-turut.
Pemberian Sanksi
a. Tujuan Rumah Sakit dalam memberi sanksi pada dasarnya adalah :
 Bersifat mendidik dan memperbaiki dengan tujuan diberikan
kesempatan untuk memperbaiki sikapnya.
 Mencegah karyawan yang bersangkutan merugikan dan
membahayakan Rumah Sakit, pelanggan dan karyawan yang
bersangkutan sendiri.
b. Tindakan disiplin harus bersifat obyektif, berdasar bukti dan saksi serta
praduga tidak bersalah.
c. Jenis sanksi :
 Teguran atau peringatan lisan.

40
 Surat peringatan tertulis.
 Penahanan insentif.
 Pencabutan insentif.
 Pemotongan gaji.
 Tidak lolos kenaikan berkala/ integral.
 Penurunan jabatan/demosi.
 Mutasi.
 Skorsing.
 PHK.
 Pelaporan kepada pihak berwajib.
d. Dasar pijakan dalam penerapan sanksi terhadap karyawan antara lain :
 Jenis pelanggaran.
 Frekuensi pelanggaran.
 Bobot pelanggaran.
 Unsur kesengajaan atau kelalaian.
 Tata tertib peraturan yang berlaku.
 Kerugian yang diderita Rumah Sakit.
e. Teguran atau peringatan lisan
 Teguran atau peringatan lisan diberikan oleh atasan langsung karyawan
yang bersangkutan untuk pelanggaran dengan kategori ringan.
 Masa berlaku peringatan lisan selama 1 (satu) bulan dan sebanyak-
banyaknya diberikan 2 (dua) kali dan bisa disertai penundaan
pemberian insentif sampai ada perbaikan.
 Jika karyawan yang bersangkutan masih belum ada perubahan maka
karyawan tersebut dikenakan peringatan tertulis.
f. Teguran atau peringatan tertulis
 Teguran atau peringatan tertulis disampaikan lewat surat peringatan
yang di tanda tangani Direktur untuk pelanggaran dengan kategori
sedang.
 Masa berlaku teguran atau peringatan tertulis selama 6 (enam) bulan
dan sebanyak-banyaknya diberikan 2 (dua) kali untuk kasus yang sama.

41
 Jika karyawan yang bersangkutan masih belum ada perubahan, maka
karyawan tersebut dikenakan PHK.
g. Bentuk Sanksi
Apabila karyawan telah mendapatkan surat peringatan/catatan
rapor/pelanggaran berat dan tak ada perubahan, maka Rumah Sakit akan
melakukan sanksi mulai teringan sampai PHK tidak hormat.
h. Skorsing
Apabila karyawan melakukan pelanggaran berat dan telah diperingatkan oleh
atasan langsung, baik secara lisan maupun tertulis tetapi tidak mau berubah
maka yang bersangkutan akan dikenakan skorsing dengan lama minimum 1
bulan dan selama-lamanya 3 bulan sesuai dengan berat pelanggaran yang
dilakukan.

2.14. HUBUNGAN INDUSTRIAL


Penyelesaian Keluh Kesah Karyawan
1. Penyelesaian keluh kesah karyawan harus selalu didasarkan pada musyawarah
mufakat dalam suasana kekeluargaan dan keislaman.
2. Karyawan dapat menyampaikan keluh kesah secara tertulis dan lisan kepada
atasannya langsung untuk mendapatkan penyelesaian.
3. Jika karyawan yang bersangkutan belum puas dengan penyelesaian dari atasannya
langsung, dapat menyampaikan hal tersebut ke atasan yang lebih tinggi secara
berjenjang hingga Direktur Rumah Sakit.
4. Jika sampai dengan putusan akhir Direktur Rumah Sakit belum memuaskan
karyawan yang bersangkutan, maka penyelesaian keluh kesah tersebut diatur
sebagaimana ditetapkan undang-undang.
2.15. JAMINAN PEMELIHARAAN KESEHATAN
1. Setiap karyawan RSIA HAJI Kota Batu mendapat Tunjangan Kesehatan.
2. Standar rawat inap untuk karyawan yang dirawat di RSIA HAJI Kota Batu adalah
kelas I.
3. Hal – hal yang belum diatur akan diambil keputusan sela yang hanya mengikat
kasus per karyawan sesuai persetujuan Direktur.

2.16. JAMINAN SOSIAL


Kesejahteraan Karyawan
42
Rumah Sakit berupaya untuk meningkatkan kesejahteraan karyawan dengan
menyediakan jaminan sosial bagi seluruh karyawan sesuai peraturan perundangan
yang berlaku dengan tetap memperhatikan kemampuan Rumah Sakit.

Jaminan Sosial Karyawan


1. Rumah Sakit berupaya setiap karyawan yang memenuhi kriteria tertentu dapat
mengikuti BPJS Ketenagakerjaan sesuai dengan peraturan perundangan yang
berlaku dengan tetap memperhatikan kemampuan Rumah Sakit dan kemampuan
karyawan yang bersangkutan.
2. Jaminan sosial tenaga kerja sebagaimana dimaksud di atas meliputi:
 Uang penghargaan masa kerja.
 Tunjangan Hari Raya.
 Program Kesehatan Dan Keselamatan Kerja (K3).
 Seragam karyawan.
 Olahraga dan rekreasi.
 Santunan kematian.
 Santunan kelahiran.
 Penyakit Akibat Kerja (PAK), jaminan kematian, jaminan hari tua tercakup
dalam BPJS Ketenagakerjaan.

Uang penghargaan masa kerja


1. Yang dimaksud dengan uang penghargaan masa kerja adalah uang yang diberikan
kepada karyawan tetap karena diputus hubungan kerjanya dengan Rumah Sakit
secara hormat.
2. Uang penghargaan masa kerja sebagaimana dimaksud ayat (1) diberikan kepada
karyawan dengan masa pengabdian serendah-rendahnya 3 (Tiga) tahun.
3. Kepada karyawan dengan status Karyawan Percobaan, Karyawan Kontrak dan
Karyawan Harian, Rumah Sakit tidak berkewajiban memberikan uang
penghargaan masa kerja dengan selesainya masa perjanjian kontrak.
4. Adapun besar nominal uang penghargaan masa kerja yang didapatkan oleh
karyawan adalah :
a. Masa kerja 3 (tiga) tahun sampai 6 (enam) tahun mendapat 1 (satu) bulan kali
gaji pokok.

43
b. Masa kerja 6 (enam) tahun sampai 9 (Sembilan) tahun mendapat 1.5 (satu
setengah) kali gaji pokok.
c. Masa kerja 9 (Sembilan) tahun sampai 12 (dua belas) mendapat 2 (dua) kali
gaji pokok.
d. Masa kerja 12 (dua belas) tahun sampai 15 (lima belas) tahun mendapat 2.5
(dua setengah ) kali gaji pokok.
e. Masa kerja 15 (lima belas) sampai 18 (delapan belas) tahun mendapat 3 (tiga)
kali gaji pokok.
f. Masa kerja 18 (delapan belas) tahun sampai 21 (dua puluh satu) tahun
mendapat 3,5 (tiga setengah) kali gaji pokok.
g. Masa kerja 21 (dua puluh satu) tahun sampai 24 (dua puluh empat) tahun
mendapat 4 (empat) kali gaji pokok.
h. Masa kerja 24 (dua puluh empat) tahun atau lebih mendapat 5 (lima) kali gaji
pokok.
5. Bagi karyawan yang telah diikutsertakan sebagai peserta BPJS Ketenagakerjaan,
maka UPMK terhitung sebelum karyawan terdaftar menjadi peserta BPJS
Ketenagakerjaan.
6. Bagi karyawan yang tidak bersedia menjadi peserta BPJS Ketenagakerjaan ,
maka UPMK terhitung sejak karyawan masuk sampai dengan yang bersangkutan
seharusnya terdaftar sebagai peserta BPJS Ketenagakerjaan.

Tunjangan Hari Raya


1. Yang dimaksud dengan tunjanagan Hari Raya adalah uang dan/ barang yang
diberikan kepada karyawan sebagai bingkisan pada saat hari raya Idul Fitri.
2. Kepada karyawan dengan status karyawan kontrak, Rumah Sakit berkewajiban
memberikan tunjangan hari raya dengan besar nominal seperti tercantum dalam
peraturan terpisah.

Program Kesehatan Dan Keselamatan Kerja (K3)


1. Rumah Sakit berupaya menyediakan sarana dan prasarana keselamatan dan
perlindungan kerja sesuai dengan kebutuhan dan kemampuan Rumah Sakit
dengan tetap memperhatikan ketentuan peraturan perundangan yang berlaku.
2. Rumah Sakit berupaya menyelenggarakan pemantauan dan pemeriksaan
kesehatan berkala karyawan berdasarkan kriteria tingkat resiko langsung maupun
44
tidak langsung atas pekerjaan yang menjadi tugas dan tanggung jawab karyawan
yang bersangkutan.
3. Prosedur, tata kerja dan ketentuan lain berkenaan dengan pemeriksaan kesehatan
berkala karyawan sebagaimana dimaksud ayat (2) ditetapkan secara terpisah
dalam peraturan tersendiri.
4. Rumah Sakit mewajibkan setiap karyawan untuk menaati setiap ketentuan,
prosedur, dan tata kerja dalam menjalankan setiap pekerjaan yang menjadi tugas
dan tanggung jawab nya.
5. Rumah Sakit melarang setiap karyawan melakukan tindakan dan atau perbuatan
yang dapat membahayakan kesehatan dan atau keselamatan diri sendiri, karyawan
lain, maupun pengguna jasa Rumah Sakit.

Koperasi Karyawan
1. Koperasi yang dianggap resmi di lingkungan Rumah Sakit adalah koperasi
karyawan RSIA HAJI.
2. Seluruh karyawan Rumah Sakit dianjurkan untuk menjadi anggota koperasi,
memanfaatkan fasilitas koperasi, dan usaha-usaha yang dijalankan oleh koperasi
sebagaimana yang tercantum dalam ayat (1).
3. Rumah Sakit bersedia membantu pemotongan gaji karyawan maksimal 50% dari
gaji atas pembayaran iuran, angsuran, dan lain sebagainya yang dikenakan kepada
karyawan berkenaan dengan kegiatan dan usaha koperasi.
4. Rumah Sakit memberikan kesempatan kepada karyawan untuk duduk sebagai
pengurus koperasi selama tugas, kewajiban, wewenang dan tanggung jawab
karyawan tersebut tidak terganggu dan ada ijin dari atasannya langsung.
Pakaian Seragam
1. Pakaian seragam yang diberikan kepada karyawan 1 (satu) stel setahun dan umur
seragam menyesuaikan pembagian seragam yang baru.
2. Bagi karyawan kontrak, akan mendapatkan seragam pada saat yang bersangkutan
setelah menadatangani Kontrak kerja.

Olah Raga dan Rekreasi


Untuk peningkatan kesegaran jasmani dan rohani karyawan Rumah Sakit dalam
batas-batas kemampuan yang ada menyelenggarakan dan menyediakan fasilitas :
 Olah raga.
45
 Rekreasi.

Santunan Kematian
1. Santunan kematian diberikan kepada karyawan atas kematian karyawan itu sendiri
sebesar lima ratus ribu rupiah per tahun masa kerja.
2. Untuk kematian keluarga karyawan akan diberikan uang duka dalam bentuk
santunan berupa barang.
3. Yang dimaksud keluarga karyawan tersebut diatas adalah istri/suami yang sah,
anak kandung yang sah, orang tua/mertua yang sah dari karyawan yang
bersangkutan.

Santunan Kelahiran
1. Santunan kelahiran diberikan kepada karyawan atas kelahiran anak dari karyawan
yang diberikan dalam bentuk barang.
2. Besarnya uang santunan atas kelahiran diberikan berdasarkan kebijakan Direktur.

Penunjukkan sebagai mudhohi hewan Qurban RSIA HAJI


Bahwa setiap tahun RSIA Haji mengeluarkan Hewan Qurban yang diatas namakan
karyawan sebagai mudhohinya . Karyawan yang dimaksud adalah apabila yang
bersangkutan telah memenuhi persyaratan menjadi mudhohi hewan kurban RSIA
HAJI. Ketentuan persyaratan menjadi mudhohi hewan kurban RSIA HAJI diatur
secara terpisah. Adapun jumlah hewan kurban yang dikeluarkan setiap tahun
disesuaikan dengan kondisi keuangan RSIA HAJI.

2.17. PEMBERHENTIAN
Pelanggaran Yang Diproses Eksternal (Pidana)
1. Dalam hal karyawan dalam tahanan yang berwajib karena pelanggaran, Rumah
Sakit dapat mengambil tindakan pembebasan tugas sementara terhadap karyawan
yang bersangkutan.
2. Pembebasan tugas sementara berlaku untuk jangka waktu setinggi-tingginya
selama 3 (tiga) bulan.
3. Selama masa pembebasan tugas sementara karyawan akan menerima gaji bulanan
dengan ketentuan sebagai berikut:

46
a. Bulan pertama sebesar 75% gaji pokok terakhir.
b. Bulan kedua dan ketiga sebesar 50% gaji pokok terakhir, dan
c. Bulan ketiga sebesar 25% gaji pokok terakhir.
4. Dalam hal keputusan pengadilan yang telah mempunyai kekuatan hukum yang
tetap menyatakan bahwa karyawan yang bersangkutan terbukti bersalah, maka
Rumah Sakit melakukan pemutusan hubungan kerja tanpa syarat dan dalam
keputusan pengadilan yang telah mempunyai kekuatan hukum yang tetap
menyatakan bahwa karyawan yang bersangkutan terbukti tidak bersalah, maka
Rumah Sakit wajib melakukan rehabilitasi

PEMUTUSAN HUBUNGAN KERJA


1. Pemutusan hubungan kerja adalah pengakhiran hubungan kerja antara Rumah
Sakit dengan karyawan sehingga yang bersangkutan kehilangan statusnya
sebagai karyawan.
2. Pemutusan hubangan kerja dapat dilaksanakan pada akhir bulan kalender
setelah karyawan yang bersangkutan menyelesaikan hak dan kewajibannya
pada Rumah Sakit.
3. Yang dimaksud dengan menyelesaikan kewajibannya pada Rumah Sakit
adalah:
a. Karyawan yang putus hubungan kerjanya dengan Rumah Sakit karena
alasan apapun harus melakukan serah terima pekerjaan kepada
penggantinya yang ditunjuk Rumah Sakit.
b. Pemutusan hubungan kerja / PHK tidak membebaskan karyawan dari
kewajiban untuk mengembalikan pinjaman, barang dan fasilitas lain
milik Rumah Sakit.
4. Jika karyawan belum menyelesaikan kewajibannya sebagaimana dimaksud
diatas, maka akan diperhitungkan dari sumber dana milik karyawan yang ada
di Rumah Sakit maupun dari sumber- sumber lainnya.
5. Yang dimaksud dengan menyelesaikan haknya adalah setiap karyawan yang
putus hubungan akan mendapatkan haknya sesuai dengan peraturan Rumah
Sakit.
6. Pemutusan hubungan kerja dapat dilakukan, apabila :
a. Atas permintaan karyawan pribadi.
b. Pemutusan hubungan kerja oleh Rumah Sakit.
47
c. Meninggal dunia.
d. Tidak masuk kerja selama 6 (enam) hari berturut-turut tanpa keterangan/
surat ijin yang sah dan bisa dipertanggung jawabkan.
e. Melakukan pelanggaran yang dikategorikan sebagai pelanggaran berat.
7. PHK di anjurkan oleh unit personalia atau atasan langsung karyawan untuk
mendapat persetujuan akhir dari Direktur.
8. Pemutusan hubungan kerja dikategorikan menjadi 2(dua) , yaitu:
a. Dengan hormat; dan
b. Dengan tidak hormat.

PHK dengan Hormat


1. Dilakukan pemutusan hubungan kerja dengan hormat apabila :
a. Mencapai usia purnabakti.
b. Karyawan meninggal dunia.
c. Masa kontrak yang disepakati telah habis.
d. Terus menerus sakit selama 12 (dua belas) bulan.
e. Ada pengurangan karyawan atau penyederhanaan organisasi; dan
f. Mengundurkan diri.
g. Tidak mampu/ cakap dalam melaksanakan tugas, tidak memenuhi
persyaratan jabatan/profesi dan tidak mentaati peraturan tata tertib
Rumah Sakit.
2. PHK karena pensiun
Telah memasuki usia purnabakti yang ditetapkan pada usia 55 tahun untuk
tenaga non dokter dan usia 60 tahun untuk tenaga dokter.
3. PHK karena meninggal dunia
Apabila seorang karyawan meninggal dunia maka hubungannya dengan
Rumah Sakit akan putus dengan sendirinya.
4. PHK Karyawan sakit atau cacat jasmani dan rohani
a. Karyawan yang tidak dapat masuk kerja karena sakit terus menerus sakit
selama 12 (dua belas) bulan dan atau mengalami cacat fisik dan atau
mental sesuai dengan rekomendasi Dokter sehingga tidak dapat
melakukan tugasnya akan diputus hubungan kerjanya dengan Rumah
Sakit.

48
b. Rumah Sakit tidak serta merta mem PHK karyawan yang cacat tetapi
mempertimbangkan terlebih dahulu jenis/ derajat kecacatan, pendidikan
dan kemampuannya.
c. Rumah Sakit akan memberikan uang penghargaan masa kerja dengan
syarat sesuai dengan ketentuan yang ditetapkan pada bagian lain
kebijakan ini.
5. PHK karena karyawan mengundurkan diri
a. Karyawan yang ingin mengundurkan diri dapat memutuskan hubungan
kerjanya dengan Rumah Sakit dengan cara mengajukan permohonan
tertulis kepada Direktur Rumah Sakit selambat-lambatnya 1 (satu) bulan
sebelum tgl pengunduran diri.
b. Rumah Sakit akan memberikan segala hak dengan syarat dan kriteria-
kriteria sesuai dengan ketentuan yang ditetapkan pada bagian lain
peraturan ini.
c. Dalam hal jadwal pengunduran diri karyawan yang bersangkutan kurang
dari 1 (satu) bulan terhitung sejak tanggal surat permohonan
pengunduran diri, maka Rumah Sakit tidak memberikan haknya dalam
bentuk apapun.
d. Khusus bagi karyawan kontrak yang akan mengundurkan diri pada saat
masa kontrak berjalan maka akan mendapatkan sanksi yaitu akan
mengembalikan gaji selama masa kontrak yang dijalani. Gaji yang
dikembalikan adalah gaji pokok + tunjangan, dengan ketentuan :
 Masa kerja < 1 tahun mengembalikan gaji 50%
 Masa kerja ≥ 1 tahun, < 2 tahun mengembalikan gaji 25%

PHK dengan Tidak Hormat


1. Pemutusan hubungan kerja dengan tidak hormat harus merupakan upaya
terakhir yang dilakukan Rumah Sakit setelah upaya-upaya pembinaan yang
dilakukan tidak menunjukkan hasil yang memuaskan.
2. Dilakukan pemutusan hubungan kerja tidak hormat sesuai pasal pemberian
sanksi diatas.

49
3. Pemutusan hubungan kerja dengan tidak hormat harus mendapat pengesahan
dari Direktur Rumah Sakit.
4. Hak karyawan yang diputus hubungan kerja tidak hormat tidak sama dengan
hak karyawan yang diputus hubungan kerja dengan hormat.

Usia Purna Bakti


1. Usia purna bakti adalah batas usia tertinggi seorang karyawan untuk dapat
terus bekerja sebagai karyawan Rumah Sakit.
2. Usia purna bakti karyawan dikategorikan menjadi 2 (dua), yaitu :
a. Untuk kategori tenaga medis, usia puna bakti ditetapkan pada saat
karyawan yang bersangkutan mencapai usia 60 (enam puluh) tahun.
b. Untuk kategori karyawan selain yang dimaksud huruf (a), usia purna
bakti ditetapkan pada saat karyawan yang bersangkutan mencapai usia
55 (lima puluh lima) tahun.
3. Karyawan yang telah purna bakti dapat diangkat kembali menjadi karyawan
Rumah Sakit dengan terlebih dahulu diubah status kekaryawanan menjadi
karyawan kontrak yang di sahkan dengan ketetapan Direktur Rumah Sakit.
4. Pengangkatan kembali karyawan purna tugas ini setinggi-tingginya selama 2
(dua) kali masing-masing selama 1 (satu) tahun sebagai karyawan kontrak.
5. Apabila karyawan purna tugas mempunyai spealisasi atau keahlian yang
belum ada gantinya, maka perpanjangan masa pensiun atau pengangkatan
kembali diserahkan sepenuhnya kepada Direktur.

BAB III
PELAKSANAAN KEBIJAKAN SDM

1. Isi peraturan yang belum mampu dilaksanakan akan dilaksanakan secara bertahap
sesuai kemampuan keuangan Rumah Sakit.

50
2. Hal- hal yang belum atau kurang diatur dengan adanya perubahan peraturan-peraturan
eksternal akan dimasukkan ke dalam revisi kebijakan Rumah Sakit.

BAB IV
PENUTUP

Kebijakan Sumber Daya Manusia ini merupakan hasil evaluasi dari pelaksanaan
kebijakan SDM yang sedang berjalan dan disesuaikan dengan kondisi dan perkembangan
lingkungan internal dan eksternal Rumah Sakit.
Disusunnya kebijakan Sumber Daya Manusia (SDM) RSIA HAJI Kota Batu ini diharapkan
dapat memberikan panduan tentang penyelenggaraan berbagai kegiatan ketenagaan Rumah
Sakit, sehingga tercapai kelancaran, efektivitas dan efisiensi kerja serta memberikan
ketenangan dan kenyamanan bagi karyawan RSIA HAJI Kota Batu secara menyeluruh.

Tahun 2020
RSIA HAJI Kota Batu

51

Anda mungkin juga menyukai