Halaman
BAB I. PENDAHULUAN 1
1.1 Latar Belakang 1
1.2 Pengertian 1
1.3 Azas, Landasan dan Ketentuan Umum 1
1.4 Maksud dan Tujuan 3
PENDAHULUAN
1.2 PENGERTIAN
Kebijakan Sumber Daya Manusia di Rumah Sakit Ibu & Anak Haji Kota Batu adalah
peraturan yang ditujukan kepada seluruh karyawan RSIA HAJI yang harus dipergunakan
sebagai pedoman tata ketenagkerjaan yang dimulai dari pengadaan hingga pemberhentian
karyawan.
1
Peraturan Pemerintah No. 78 tahun 2015 tentang Pengupahan.
Kepmenkes No. 772 tahun 2002 tentang Hospital By Laws.
Surat Keputusan Ketua Yayasan Rumah Sakit Ibu & Anak Haji Kota Batu
Nomor 04/SK.YPHI/VI/2020 tentang Peraturan Internal RSIA Haji.
Keputusan Direktur RSIA HAJI Nomor 3.018/S.Kep-Dir/RSIAH/VII/2020
tentang Kebijakan SDM RSIA HAJI.
c. Kaetentuan Umum
Perusahaan, dalam hal ini adalah Rumah Sakit Ibu & Anak Haji Kota Batu
yang beralamatkan di Jalan K.H Agus Salim No. 35 Sisir Kec Batu Kota Batu.
Kebijakan SDM adalah aturan kerja, ketetapan, prosedur dan/ atau tata tertib
yang menjadi pedoman bagi setiap kegiatan yang berkaitan dengan kepegawaian
mulai dari penerimaan, pembinaan, pengembangan, sampai dengan proses
pengakhiran atau pemutusan hubungan kerja.
Pekerjaan, adalah setiap yang dilakukan oleh karyawan untuk kepentingan
Rumah Sakit Ibu & Anak Haji Kota Batu dalam suatu hubungan kerja untuk
menerima upah/gaji.
Kerja Lembur, yaitu kerja yang dilakukan oleh karyawan di luar jam/hari kerja
yang telah ditetapkan oleh perintah atasan langsung dengan dibuktikan adanya
Surat Perintah Lembur dan absensi.
Karyawan, adalah tenaga kerja yang bekerja pada RSIA HAJI berdasarkan
surat pengangkatan yang sah dan menerima gaji atas pekerjaan yang
dilakukannya.
Kecelakaan Kerja, yaitu kecelakaan yang terjadi/timbul dalam dan karena
hubungan kerja.
Masa Kerja, yaitu jangka waktu karyawan bekerja secara tidak terputus-putus,
terhitung sejak ia di terima sebagai karyawan termasuk masa percobaan yang
telah di jalani.
Gaji, adalah imbalan berupa uang, yang diterima oleh karyawan atas pekerjaan
yang dilakukannya, yang meliputi gaji pokok, tunjangan, insentif, dan
pendapatan lainnya sesuai dengan ketentuan yang ditetapkan RSIA HAJI.
Gaji Pokok adalah upah berupa uang yang diberikan kepada karyawan
berdasarkan golongan gaji dan masa kerjanya.
2
Tunjangan adalah komponen gaji berupa uang yang diberikan kepada
karyawan yang memenuhi kriteria tertentu yang telah ditetapkan oleh Rumah
Sakit.
Insentif adalah komponen gaji berupa uang yang diberikan kepada karyawan
dengan maksud untuk memacu motivasi kerja dan besarnya dikaitkan dengan
kinerja atau keluaran (output) dari masing-masing individu atau unit kerja.
Pajak Penghasilan adalah pajak yang harus di tanggung atas gaji yang telah
diterimanya sebagai karyawan sesuai dengan ketetapan dari pemerintah c.q.
Direktorat Jenderal Pajak Departemen Keuangan.
Jam Kerja, adalah jangka waktu yang telah ditetapkan oleh Rumah Sakit untuk
melakukan setiap pekerjaan yang dibebankan kepada karyawan.
Keluarga Karyawan, yaitu 1 (satu) orang istri / suami yang sah dan anak yang
sah sampai anak kedua berusia tidak lebih dari 21 (dua puluh satu) tahun, masih
menjadi tanggungan orang tua, atau belum berpenghasilan sendiri dan belum
menikah yang telah di daftar dalam data RSIA HAJI.
Jaminan Sosial dan Kesejahteran Karyawan, yaitu bantuan Jaminan Sosial
yang diberikan RSIA HAJI Kota Batu kepada karyawan dalam rangka
perlindungan keselamatan, kesehatan, dan kesejahteraan karyawan berdasarkan
peraturan yang berlaku.
Shift Kerja, yaitu pola waktu kerja yang diberikan pada tenaga kerja untuk
mengerjakan sesuatu oleh perusahaan dan biasanya dibagi atas kerja pagi, sore,
dan malam.
Cuti, yaitu waktu istirahat kerja tahunan yang merupakan hak karyawan dan
oleh karena karyawan diijinkan tidak masuk kerja dalam jangka waktu/hari
tertentu dengan tetap mendapat gaji/upah dengan ketentuan yang prosedur yang
ditetapkan oleh Rumah Sakit Ibu & Anak - Haji Kota batu.
3
b. Untuk memberikan perlindungan, ketenangan dan ketentraman karyawan Rumah
Sakit.
c. Untuk menciptakan dan membina suatu hubungan kerja yang baik dan harmonis
antara karyawan dengan Rumah Sakit sesuai dengan Syariah Islam dan Peraturan
Pemerintah yang berlaku.
d. Untuk meningkatkan kesejahteraan karyawan.
4
BAB II
Secara garis besar, kategori ketenagaan dalam rumah sakit dikategorikan dalam 2 (dua)
kelompok, yaitu :
5
4. Jenis tenaga kesehatan yang termasuk dalam kelompok tenaga keperawatan
sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf c, terdiri atas berbagai jenis perawat.
5. Jenis tenaga kesehatan yang termasuk dalam kelompok tenaga kebidanan
sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf d, adalah bidan.
6. Jenis tenaga kesehatan yang termasuk dalam kelompok tenaga kefarmasian
sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf e, terdiri atas apoteker dan tenaga teknis
kefarmasian.
7. Jenis tenaga kesehatan yang termasuk dalam kelompok tenaga kesehatan masyarakat
sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf f terdiri atas epidemiolog kesehatan,
tenaga promosi kesehatan dan ilmu perilaku, pembimbing kesehatan kerja, tenaga
administrasi dan kebijakan kesehatan, tenaga biostatistik dan kependudukan, serta
tenaga kesehatan reproduksi dan keluarga.
8. Jenis tenaga kesehatan yang termasuk dalam kelompok tenaga kesehatan lingkungan
sebagaiman dimaksud pada ayat (1) huruf g, terdiri atas tenaga sanitasi lingkungan,
entomology kesehatan dan mikrobiolog kesehatan.
9. Jenis tenaga yang termasuk dalam kelompok tenaga gizi sebagaimana dimaksud
pada ayat (1) huruf h, terdiri atas nutrisionis dan dietisien.
10. Jenis tenaga kesehatan yang termasuk dalam kelompok tenaga keterapian fisik
sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf I, terdiri atas fisioterapis, okupasi terapis,
terapis wicara dan akupuntur.
11. Jenis tenaga kesehatan yang termasuk daam kelompok tenaga keteknisian medis
sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) huruf j, terdiri atas perekam medis dan
informasi kesehatan, teknik kardiovaskuler, teknisi pelayanan darah, refraksionis
optisien/optometris, teknisi gizi, penata anastesi, terapis gigi dan mulut, dan
audiologis.
12. Jenis tenaga yang termasuk dalam kelompok tenaga teknik biomedika sebagaimana
dimaksud pada ayat (1) huruf k, terdiri atas radiographer, elektromedis, ahli
teknologi laboratorium medik, fisikawan medic, radioterapis dan ortotik prostetik.
13. Jenis tenaga yang termasuk dalam kelompok tenaga kesehatan tradisional
sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf l terdiri atas tenaga kesehatan ramuan
dan tenaga kesehatan tradisional ketrampilan.
14. Tenaga kesehatan lain sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf m ditetapkan oleh
Menteri.
6
Tenaga Non Kesehatan, terdiri dari :
7
Tidak pernah bergabung pada organisasi-organisasi yang ditetapkan oleh
pemerintah sebagai organisasi terlarang di wilayah Republik Indonesia.
Syarat Khusus
Tenaga medis
Memiliki komitmen terhadap RSIA HAJI.
Memiliki kemampuan profesional di bidangnya yang disahkan oleh pejabat
yang berwenang.
Tidak pernah mengalami cacat hukum dalam menjalankan profesinya.
Memiliki Surat Tanda Regristrasi (STR) yang masih berlaku.
Memiliki Surat Ijin Praktek (SIP) di RSIA HAJI.
Mendapat surat ijin atasan langsung bagi tenaga medis paruh waktu.
Memiliki Surat keterangan pensiun bagi tenaga medis purna waktu.
8
Tidak sedang terikat kerja dengan instansi lain dengan status kekaryawanan
penuh waktu.
Syarat Administrasi
- Setiap pelamar yang akan melamar kerja di RSIA HAJI harus memenuhi
syarat administrasi untuk mengikuti seleksi penerimaan karyawan
Rumah Sakit seperti tersebut Bab 2.3 huruf c.
- Syarat administrasi dan prosedur dijelaskan pada peraturan RSIA HAJI.
Seleksi
a. Seleksi calon tenaga medis untuk mendapatkan tenaga yang berkualitas sesuai
dengan yang dibutuhkan RSIA HAJI dengan melibatkan Komite Medis RSIA
HAJI.
b. Seleksi calon karyawan dengan tugas keperawatan dan kebidanan melibatkan
Komite Keperawatan RSIA HAJI.
c. Prosedur perekrutan karyawan diatur dalam peraturan RSIA HAJI.
Penempatan
Karyawan yang dinyatakan lulus seleksi dan telah memenuhi persyaratan Administrasi di
RSIA HAJI selanjutnya melalui tahapan sebagai berikut :
Staf Medis
Staf medis yang telah bergabung dengan Rumah Sakit dikelompokkan ke dalam
kategori:
Staf Medis Tetap, yaitu Dokter yang bergabung dengan Rumah Sakit
sebagai pegawai tetap, berkedudukan sebagai sub ordinat yang bekerja untuk
dan atas nama Rumah Sakit serta bertanggung jawab kepada lembaga
tersebut.
Staf Medis Konsultan, yaitu Dokter dari luar Rumah Sakit yang karena
reputasi dan atau keahliannya diundang secara khusus untuk membantu
menangani kasus-kasus yang tidak dapat ditangani sendiri oleh Staf Medis
yang ada di rumah sakit atau untuk mendemonstrasikan suatu keahlian
tertentu atau teknologi baru.
Karyawan Tetap full time
Adalah karyawan yang bekerja secara penuh waktu (full time), mempunyai
hubungan kerja dengan Rumah Sakit dan diangkat sebagai karyawan dengan surat
keputusan pengangkatan resmi yang dikeluarkan oleh Rumah Sakit melalui pejabat
yang berwenang karena karyawan telah memenuhi persyaratan untuk diangkat
menjadi karyawan tetap.
Karyawan kontrak waktu tertentu
10
Adalah karyawan yang bekerja secara penuh waktu (full time), mempunyai
hubungan untuk jangka waktu tertentu dengan Rumah Sakit dan diangkat sebagai
karyawan melalui persetujuan perjanjian kontrak kerja antara karyawan dengan
Rumah Sakit.
Karyawan kontrak harian lepas
Adalah karyawan yang bekerja secara penuh waktu (full time), mempunyai
hubungan untuk jangka waktu tertentu dengan Rumah Sakit dan diangkat sebagai
karyawan melalui persetujuan perjanjian kontrak kerja antara karyawan dengan
Rumah Sakit dengan system honorarium yang dihitung harian.
Berhak untuk mendapat gaji sebagai imbalan pekerjaan yang dilaksanakannya sesuai
ketentuan yang ditetapkan dengan surat keputusan Direktur.
Berhak mendapatkan biaya perjalanan dinas berdasarkan surat tugas.
Berhak mendapatkan Jaminan Kesehatan.
Berhak mendapatkan Jaminan Ketenagakerjaan bagi Karyawan tetap.
11
Berhak untuk mengadakan pemutusan hubungan kerja sesuai dengan aturan RSIA
Haji.
12
Berhak untuk mendapat gaji sebagai imbalan pekerjaan yang dilaksanakannya sesuai
ketentuan yang ditetapkan dengan surat keputusan Direktur.
Berhak untuk mengalihkan tugas kepada teman sejawat apabila yang bersangkutan
berhalangan hadir untuk melaksanakan tugas dengan sepengetahuan dan ijin
Direktur.
Wajib menaati peraturan dari Dinas Kesehatan dan/ atau organisasi profesinya
masing-masing.
Karyawan Tetap full time
Berhak untuk mendapat gaji sebagai imbalan pekerjaan yang dilaksanakannya serta
tunjangan sesuai ketentuan yang ditetapkan dengan surat keputusan Direktur
terpisah.
Berhak atas upah lembur atas kelebihan jam kerja.
Berhak atas cuti, secara terperinci dijelaskan pada ketetapan terpisah.
Berhak untuk diikutkan pada program jaminan sosial asuransi ketenagakerjaan.
Berhak untuk diikutkan pada program asuransi kecelakaan kerja.
Berhak mendapatkan uang penghargaan masa kerja atau simpanan hari tua pada saat
berhenti sebagai karyawan, sesuai dengan kemampuan Rumah Sakit.
Berhak mendapat kenaikan gaji, secara terperinci dijelaskan pada bab berikutnya.
Berhak mendapat insentif sesuai kebijakan Direktur.
Karyawan Kontrak
Berhak mendapatkan gaji sebagai imbalan pekerjaan yang dilaksanakannya serta
tunjangan sesuai ketentuan yang ditetapkan dengan surat keputusan Direktur
terpisah.
Berhak atas upah lembur untuk kelebihan jam kerja.
Berhak mendapat kenaikan gaji integral, secara terperinci dijelaskan pada ketetapan
terpisah.
Karyawan kontrak harian lepas
Berhak untuk mendapat upah harian sebagai imbalan pekerjaan yang
dilaksanakannya sesuai surat perjanjian kerja.
Karyawan kontrak purna bhakti
Berhak untuk mendapat gaji sebagai imbalan pekerjaan yang dilaksanakannya serta
tunjangan sesuai ketentuan yang ditetapkan dengan surat keputusan Direktur
terpisah.
13
Karyawan kontrak paruh waktu (part time)
Berhak untuk mendapat gaji sebagai imbalan pekerjaan yang dilaksanakannya sesuai
kesepakatan.
14
1. Waktu kerja diatur sesuai dengan kebutuhan dan fungsi Rumah Sakit dengan
mempertimbangkan undang-undang tentang tenaga kerja.
2. Pada prinsipnya jam kerja di rumah sakit tidak melebihi 45 (empat puluh Lima) jam
seminggu dan diatur sebagai berikut :
a. Bagi karyawan Non Shift
Hari senin s/d Sabtu adalah 7 (tujuh) jam kerja Pkl. 07.00 s/d 14.00 WIB
b. Bagi karyawan shift :
Shift pagi Pkl. 07.00 s/d 14.00 WIB
Shift Sore Pkl. 14.00 s/d 21.00 WIB
Shift Malam Pkl. 21.00 s/d 07.00 WIB
Karyawan shift yang dinas hanya pada pagi dan sore, maka jam kerja seperti
aturan shift diatas. Jam datang bisa disesuaikan dengan jumlah yang sama.
c. Karyawan non shift diberikan toleransi keterlambatan maksimal 1 jam dan
wajib mengganti dengan jam pulang, apabila tidak mengganti maka akan
diakumulasi dengan dipotong cuti/potong gaji bagi yang tidak memiliki hak cuti
setiap 7 (tujuh) jam per hari.
d. Tenaga medis shift tidak diperkenankan meninggalkan tugas apabila belum ada
tenaga pengganti, kecuali ada ijin dari atasannya langsung.
e. Tenaga medis non shift mendapat toleransi kedatangan, berdasarkan unit
pelayanannya, dengan minimal jam kerja 5 (lima) jam perhari.
f. Tenaga medis yang berhalangan hadir karena sebab apapun, wajib menulis surat
ijin dan atau memberitahukan secara lisan kepada atasan langsungnya untuk
diperhitungkan sebagai cuti / CLT.
3. Untuk jam makan bagi setiap karyawan diatur oleh masing-masing pimpinan unit
kerja guna menghindarkan adaya gangguan operasional pelayanan
Istirahat + sholat + makan = Selama 0,5 jam
Istirahat + sholat jum’at/hari raya + makan = Selama 1 jam
4. Karyawan yang sedang bekerja di instansi lain atau sedang melaksanakan
pendidikan, maka harus mendapat ijin tertulis dari Rumah Sakit untuk dilaksanakan
pemantauan kinerjanya ( disiplin dan prestasi kerja), jika terbukti mengakibatkan
terganggunya pelayanan pada unit kerjanya, maka Rumah Sakit berhak untuk
melakukan tindakan terhadap karyawan yang bersangkutan.
5. Memberlakukan jadwal dinas bagi karyawan shift sebagai berikut :
15
Pagi 3 (tiga) hari – Mlam 3 (tiga) hari – Libur 2 (dua) hari – Sore 3 (tiga) hari –
Libur 1 (satu) hari = (P) (P) (P) (M) (M) (M) (-) (-) (S) (S) (S)….dst
6. Jadwal dinas bagi unit Gizi, petugas kebersihan dan Kamar Operasi diatur oleh
masing-masing pimpinan unit kerja dengan persetujuan kepala bidang yang
bersangkutan
7. Seluruh karyawan wajib untuk absen sidik jari 2 kali yaitu pada saat datang dan saat
pulang.
8. Karyawan diperbolehkan bertukar dinas dengan rekan satu ruangan dengan ijin
tertulis kepala ruang, dan tidak diperbolehkan lebih dari 4 kali dalam 1 bulan.
9. Ketidak hadiran tanpa pemberitahuan (tanpa izin) dianggap mangkir, dan termasuk
pelanggaran tata tertib dinas dan akan mendapat sanksi sesuai dengan ketentuan
yang berlaku.
10. Bahwa peraturan tersebut di atas berlaku bagi semua karyawan tanpa memandang
status kekaryawanan, baik karyawan tetap, kontrak , kontrak harian lepas.
17
8. Upah lembur bisa diberikan di atas perhitungan standar dengan pertimbangan
khusus dari Direktur
18
yang berlaku dengan rumus perhitungan gaji Bruto dibagi 175 dan hasil bagi
adalah nilai lembur per jam.
20
Kenaikan golongan karena jabatan adalah kenaikan golongan yang diberikan
kepada karyawan yang memangku jabatan struktural, oleh karena golongan yang
dimiliki semula masih rendah dari pangkat yang ditentukan untuk memangku
jabatan tersebut.
2.8. PENGGAJIAN
Penggajian karyawan berdasarkan kategori pekerjaan dan fungsi yang
dilaksanakan, kualifikasi akademis yang diakui Rumah Sakit dan status
kekaryawanan.
21
Dasar penggajian sebagaimana tersebut di atas menunjukkan adanya
penggolongan gaji yang disusun secara berjenjang dan direvisi secara berkala
yang disahkan dengan ketetapan Direktur.
Besarnya gaji dan komponen gaji disesuaikan dengan ketentuan yang telah
ditetapkan oleh Direktur sesuai dengan kemampuan dan kondisi keuangan Rumah
Sakit.
Pembayaran atas gaji dilaksanakan tiap tanggal terakhir bulan yang berjalan.
Penghitungan atas hari kerja dihitung mulai tanggal 24 (dua puluh empat) sampai
dengan tanggal 23 (dua puluh tiga) bulan berikutnya.
Seluruh karyawan berhak mendapatkan gaji / honorarium sebagai imbalan
pekerjaan yang telah dilaksanakannya, yaitu :
a. Gaji Pokok
Gaji pokok diberikan kepada seluruh karyawan RSIA HAJI.
Besar gaji pokok yang dibayarkan berdasarkan golongan dan skala gaji
masing- masing karyawan.
Besar gaji pokok tercantum dalam skala gaji terpisah
b. Tunjangan
Besar tunjangan disesuaikan dengan kategori pekerjaan dan atau fungsi
yang telah dilaksanakan dan kualifikasi akademis yang diakui Rumah
Sakit. Besar nominal tunjangan dan prosedur penerimaan ditetapkan dalam
keputusan terpisah.
Tunjangan yang berhak diterima karyawan meliputi :
Tunjangan Umum
Diberikan kepada karyawan tetap dan kontrak yang nila
nominalnya ditetapkan berdasarkan keputusan Direktur.
Tunjangan Khusus
Diberikan kepada karyawan tetap dikarenakan yang bersangkutan
berkedudukan pada unit kerja dengan resiko tertentu.
Tunjangan Profesi / jabatan fungsional
Diberikan kepada tenaga kesehatan dengan status kekaryawanan
sebagai karyawan tetap yaitu staf medis, tenaga keperawatan,
penunjang pelayanan medis sesuai dengan pendidikan masing –
masing karyawan.
22
Tunjangan jabatan Struktural
a. Diberikan kepada karyawan tetap atau kontrak yang
memangku jabatan structural yang diangkat dan ditetapkan
oleh Direktur RSIA HAJI.
b. Bersifat sementara selama karyawan yang bersangkutan
memangku jabatan
c. Diberikan apabila pejabat yang bersangkutan melaksanakan
tugas jabatannya sekurang-kurangnya 15 (lima belas) hari
berturut-turut
d. Karyawan dengan status suami / istri tidak diperbolehkan
untuk diangkat dalam jabatan setara dalam satu bidang.
e. Pejabat pelaksana harian (PLH) yang menggantikan tugas
pejabat tetap karena berhalangan melaksanakan tugasnya
berhak atas tunjangan jabatan struktural bersifat sementara
yang besarnya ditetapkan sbb:
Sebesar 100% apabila memangku jabatan sementara
selama lebih dari atau sama dengan 21 (dua puluh
satu) hari berturut-turut.
Sebesar 50% apabila memangku jabatan sementara
sekurang-kurangnya 15 (lima belas) hari berturut-
turut.
Tidak diberikan tunjangan jabatan struktural apabila
memangku jabatan sementara kurang dari 15 (lima
belas) hari berturut-turut.
Tunjangan Karyawan
Diberikan kepada karyawan dengan status Karyawan
tetap yang telah dibuktikan dengan Surat
Keterangan / Surat Keputusan Direktur.
c. Upah lembur
Upah lembur diberikan bersamaan dengan pembayaran gaji
karyawan.
23
Diberikan kepada karyawan tetap dan kontrak yang melaksanakan
kerja diluar jam kerja sesuai jadwal dinas karyawan yang
bersangkutan.
d. Tunjangan Hari Raya
Adalah tunjangan berupa uang yang diberikan kepada seluruh
karyawan (kecuali tenaga medis mitra) satu tahun sekali, yaitu
pada Hari Raya Idul Fitri dan diberikan selambat-lambatnya 1
(satu) minggu sebelum hari raya sesuai dengan Peraturan Menteri
Tenaga Kerja Republik Indonesia nomor : 04/MEN/1994.
e. Insentif Langsung
Diberikan kepada karyawan yang berhubungan langsung dengan
pelayanan tanpa memandang status kekaryawanannya dengan
pembagian per orang berdasar tindakan yang dilakukan.
24
Diberikan kepada seluruh karyawan tetap berdasarkan kebijakan
Direktur RSIA HAJI apabila dipandang perlu untuk menaikkan
gaji karyawan karena kenaikan kebutuhan hidup disesuaikan
dengan kondisi kemampuan keuangan Rumah Sakit.
25
j. Pembatalan cuti tahunan hanya diberikan bila surat ijin cuti tahunan belum
dikeluarkan.
k. Lama cuti yang digabung dengan libur tidak boleh melebihi 8 (delapan) hari kerja
secara berturut - turut, kecuali dengan adanya alasan yang bisa
dipertanggunjawabkan tidak disalahgunakan.
CUTI TAHUNAN
a. Cuti tahunan ditetapkan 12 (dua belas) hari dalam setahun atau 1 (satu) hari
sebulan bagi karyawan tetap.
b. Pelaksanaan cuti tahunan diatur sedemikian rupa sehingga tidak mengganggu
kelancaran operasional Rumah Sakit.
c. Khusus untuk petugas shift, pengaturan cuti tahunan supaya tidak
mengganggu operasional Rumah Sakit dibagi menjadi 2 (dua) tahap yaitu 6
(enam) bulan pertama dan 6 (enam) bulan kedua.
d. Karyawan yang hendak melaksanakan hak cuti tahunannya harus
mengajukan permohonan terlebih dahulu sekurang-kurangnya tiga hari
sebelumnya dan tidak dibenarkan surat cuti menyusul setelah cuti di
laksanakan kecuali jika kondisi tidak memungkinkan, maka bisa ijin melalui
telepon/ sms/ email ke atasan langsungnya terlebih dahulu.
e. Cuti tahunan dapat dilaksanakn apabila surat ijin tersebut sudah dikeluarkan
oleh Rumah Sakit.
f. Cuti tahunan berlangsung tiap tahun dari tanggal 1 Januari sampai dengan 31
Desember.
g. Bagi karyawan yang tidak dapat menggunakan hak cutinya karena
kepentingan dinas dan tidak memungkinkan untuk mengambil hak cutinya
akan diperhitungkan dengan gaji atau dihitung sebagai lembur maksimal 2
hari.
CUTI SAKIT
a. Cuti sakit dibuktikan dengan surat keterangan sakit yang dikeluarkan oleh
dokter yang berwenang dan berlaku maksimal 2 hari.
b. Tanpa adanya pemberitahuan sakit kepada atasan langsung dari karyawan
sebagaimana yang dimaksud pada ayat (a) karyawan tersebut dianggap
mangkir.
26
c. Penyalahgunaan cuti sakit dianggap pelanggaran.
d. Bagi karyawan yang opname, maka mendapat cuti sakit selama karyawan
opname ditambah ijin istirahat selama 3 (tiga) hari post opname yang
dikeluarkan ruangan tempat dirawat.
e. Berdasarkan Pasal 93 Undang-undang No. 13 Tahun 2013 mengenai
Ketenagakerjaan, upah yang dibayarkan kepada pekerja yang sakit adalah :
1. Untuk 4 (empat) bulan pertama, dibayar 100% (seratus perseratus)
dari gaji pokok.
2. Untuk 4 (empat) bulan kedua, dibayar 75% (tujuh puluh lima
perseratus) dari gaji pokok.
3. Untuk 4 (empat) bulan ketiga, dibayar 50% (limapuluh perseratus)
dari gaji pokok; dan
4. Untuk bulan selanjutnya dibayar 25% (dua puluh lima perseratus) dari
gaji pokok sebelum pemutusan hubungan kerja dilakukan oleh
Rumah Sakit.
27
e. Selama cuti di luar tanggungan, karyawan akan kehilangan haknya, yaitu Satu
hari gaji bruto untuk setiap harinya, dengan perhitungan sebagai berikut: gaji
bruto dibagi dengan 25 hari perkiraan efektif kerja.
f. Apabila karyawan tidak kembali bertugas pada waktu yang telah ditentukan
selama 6 (enam) hari berturut-turut tanpa pemberitahuan dan izin khusus dari
direktur, maka karyawan tersebut dianggap mengundurkan diri dan
memutuskan hubungan kerja dengan pihak Rumah Sakit.
CUTI KHUSUS
a. Cuti khusus ini tidak mengurangi hak cuti tahunan maupun hak –hak
sebagaimana yang biasa diterima oleh karyawan yang bersangkutan.
b. Permohonan cuti khusus harus diajukan secara khusus oleh karyawan yang
bersangkutan dengan menggunakan formulir khusus kepada Direktur.
c. Adapun macam cuti khusus yang dapat diberikan oleh RSIA HAJI antara lain :
Cuti menikah selama dua hari.
Cuti istri melahirkan selama satu hari.
Cuti orang tua/mertua/istri/suami/anak kandung meninggal selama tiga
hari.
Cuti pernikahan anak kandung selama dua hari .
Cuti khitanan anak selama satu hari.
d. Bagi karyawan kontrak dengan masa kerja ≥1 tahun mendapat cuti khusus
menikah selama satu hari,dan cuti khusus orang tua/mertua/istri/suami/anak
kandung meninggal selama 2 hari.
29
4. Setiap karyawan diperbolehkan sebagai TKHI dengan syarat:
Tidak dalam masa sekolah.
Disetujui atasan langsungnya secara tertulis.
Tidak mengganggu pelayanan ruangan.
Jarak antara TKHI minimal 5 tahun.
MUTASI
Mutasi karyawan dapat dilakukan dengan mempertimbangkan :
Kebutuhan dan kepentingan Rumah Sakit.
Kekurangan tenaga di satu unit kerja atau bagian tugas yang dapat di isi oleh
kelebihan tenaga kerja di unit kerja dan atau bagian tugas yang lain.
Pembinaan karir dan kedisiplinan karyawan.
Atas permohonan karyawan yang bersangkutan dengan tetap memperhatikan
kebutuhan dan kepentingan Rumah Sakit.
Pertimbangan kesehatan karyawan.
Mutasi karyawan dilaksanakan secara teratur dan periodik dengan prinsip
sesuai kebutuhan Rumah Sakit dan tidak didasari suka/ tidak suka semata.
Pengalihan tugas seorang karyawan dari satu tugas atau unit kerja lain
merupakan wewenang Rumah Sakit.
Pengalihan tugas karyawan diperlukan persetujuan Direktur.
30
Pembinaan karyawan bertujuan untuk meningkatkan dan mempertahankan
kemampuan dan kemauan karyawan dalam menjalankan tugas, tanggung
jawab, wewenang dan kewajiban yang dibebankan kepada yang
bersangkutan.
Pembinaan karyawan dilakukan secara teratur, terencana dan terintegrasi
dengan program- program Rumah Sakit yang lain dengan memperhatikan
kebutuhan unit kerja dimana karyawan bertugas.
31
Hasil akhir penilaian tersebut merupakan salah satu dasar pembinaan dan
sekaligus sebagai salah satu dasar pemberian penghargaan.
Instrument yang digunakan harus mampu mengukur kinerja karyawan
dengan akurat dan obyektif.
Dalam jangka waktu tertentu dan secara teratur, instrument penilaian
karyawan di tinjau dan disempurnakan sehingga keakuratan dan keobyektifan
instrument tersebut dapat terjaga dan ditingkatkan. Instrument penilaian
secara lengkap tercantum dalam aturan terpisah.
Prosedur dan tata kerja penilaian prestasi karyawan ditetapkan secara
terpisah dalam peraturan tersendiri.
32
a. Bersifat mendidik.
b. Mampu menjadi motivasi untuk melaksanakan tugas dan pekerjaannya
dengan lebih baik.
c. Sesuai dengan prestasi karyawan yang bersangkutan.
d. Mensejahterakan karyawan dari segi ekonomi.
e. Sesuai dengan kemampuan keuangan Rumah Sakit.
Bentuk Penghargaan
Penghargaan dapat berupa :
a. Finansial
Penghargaan finansial; berupa pemberian uang kepada karyawan yang
memenuhi kriteria sebagai berikut :
Apabila masuk kategori sebagai karyawan teladan (berprestasi)
pada tiap akhir periode penilaian.
Besaran nominal uang penghargaan ditentukan oleh Direktur.
Kriteria, prosedur dan tata cara pemilihan karyawan teladan
tercantum pada aturan terpisah.
b. Non Finansial
Penghargaan non Finansial
- Kesempatan mengikuti seminar, pelatihan dan kursus atas biaya
Rumah Sakit.
- Kesempatan mengikuti ikatan dinas pendidikan profesi atau
pendidikan lainnya sesuai dengan kebutuhan Rumah Sakit.
- Percepatan dan atau kenaikan jabatan dilakukan secara berkala.
- Jenis dan bentuk penghargaan yang akan diberikan serta
karyawan yang menerima penghargaan harus di sahkan dengan
surat keputusan Direktur.
- Kriteria, prosedur dan tata kerja lebih lengkap tercantum pada
aturan terpisah.
33
a. Pendidikan dan latihan bertujuan untuk meningkatkan profesionalisme,
kemampuan, dan keterampilan sumber daya manusia sehingga tercapai
peningkatan mutu pelayanan Rumah Sakit.
b. Pendidikan dan pelatihan bagi karyawan dapat dilakukan di dalam Rumah Sakit
maupun di luar Rumah Sakit.
c. Pendidikan dan latihan karyawan dilakukan secara teratur terencana terintegrasi
dengan program-program Rumah Sakit yang lain dengan memperhatikan
kebutuhan Rumah Sakit.
d. Pendidikan dan latihan dapat sebagai bentuk penghargaan dan dapat pula
sebagai kewajiban karyawan.
e. Rumah sakit mendorong dan memberi kesempatan kepada karyawan yang
berprestasi untuk lebih mengembangkan kemampuan diri, profesionalitas dan
wawasan.
f. Penolakan karyawan untuk mengikuti program pendidikan dan pelatihan yang
diwajibkan Rumah Sakit merupakan suatu pelanggaran.
g. Pendidikan dan latihan yang dilaksanakan karyawan tanpa seijin dan
sepengetahuan atasan langsung dianggap cuti.
h. Karyawan berhak mengikuti pendidikan dan pelatihan secara mandiri selama
mendapat persetujuan tertulis dari atasan langsung dan direktur minimal H-1.
Program Serta Pola Pendidikan dan Latihan
1. Program pendidikan dan latihan disusun berdasarkan :
Standar pelayanan minimal Rumah Sakit.
Rencana strategis Rumah Sakit.
Prioritas kebutuhan Rumah Sakit.
Potensi yang dimiliki oleh karyawan; dan
Biaya pendidikan dan pelatihan.
2. Program pendidikan dan pelatihan karyawan dibagi dalam 3 (tiga) kategori :
Jangka pendek, dengan masa pendidikan/pelatihan < 3 bulan.
Jangka menengah, dengan masa pendidikan/ pelatihan ≥ 3 bulan < 1
tahun.
Jangka panjang, dengan masa pendidikan lebih dari 1 (satu) tahun.
3. Pola pendidikan dan pelatihan karyawan dibagi dalam 4 (empat) kategori,
yaitu :
34
Seminar, workshop, pelatihan atau lokakarya, sebagai penyegaran bidang
pengetahuan atau ketrampilan yang spesifik sehingga karyawan tetap
terbuka wawasan dan mengikuti perkembangan ilmu pengetahuan terbaru.
Sertifikasi, yaitu pendidikan untuk mendapatkan sertifikat sebagai ahli di
bidang pengetahuan atau ketrampilan tertentu.
Pendidikan gelar, yaitu pendidikan untuk mendapatkan gelar akademis
atau gelar profesi yang berkaitan dengan bidang usaha Rumah Sakit.
Pelatihan di tempat kerja / magang kerja (on the job training), yaitu
karyawan belajar mendapatkan ketrampilan pengetahuan praktis dalam
menangani suatu pekerjaan tertentu dengan menempatkan pada
penyelenggara pelatihan di luar Rumah Sakit dibawah bimbingan atau
pengawasan seorang yang ahli di bidang tersebut.
Ikatan Dinas
Pendidikan dan Pelatihan Jangka Pendek
a. Diklat Jangka Pendek dengan waktu diklat ≤ 6 hari tidak ada ikatan dinas,
tetapi peserta wajib diseminasi. Diklat pendek dengan waktu pelaksanaan ˃7
hari memiliki ikatan dinas selama 2 tahun.
35
b. Sertifikasi asli menjadi milik peserta diklat.
36
Laporan atau risalah singkat tugas belajar; dan
Ijazah atau sertifikat tanda resmi telah menyelesaikan pendidikan dan
pelatihan yang diikuti.
Disiplin Kerja
a. Setiap karyawan harus hadir di tempat kerja sesuai dengan jam kerja yang telah
di tentukan.
b. Setiap karyawan harus memakai pakaian dinas, tanda pengenal dan sepatu yang
telah di tentukan selama melaksanakan tugas di Rumah Sakit.
37
c. Setiap karyawan harus mematuhi dan melaksanakan semua ketentuan, prosedur,
aturan dan tata kerja yang telah di tentukan oleh Rumah Sakit dalam
melaksanakan perkerjaan.
Larangan
a. Setiap karyawan dilarang melaksanakan pekerjaan pihak ketiga dalam jam kerja
tanpa seijin Direktur Rumah Sakit.
b. Yang dimaksud pihak ketiga dalam ayat (a) adalah setiap pihak perseorangan
maupun badan hukum, lembaga atau institusi di luar Rumah Sakit.
c. Setiap karyawan dilarang membawa barang-barang, dokumen atau salinan atau
fotokopi dokumen Rumah Sakit. Tata cara peminjaman barang dan dokumen
Rumah Sakit ditetapkan dalam peraturan tersendiri.
d. Setiap karyawan dilarang menyalah gunakan jabatan, wewenang kesempatan,
sarana kerja, dan hak milik Rumah Sakit serta waktu kerja dengan sengaja untuk
kepentingan pribadi.
e. Setiap karyawan dilarang meminta hadiah dan atau mengharapkan imbalan yang
tidak sah sebagai balas jasa dari siapapun dan dalam bentuk apapun.
f. Setiap karyawan dilarang melakukan tindakan melanggar norma agama, hukum,
kesusilaan dan kesopanan.
Jenis Pelanggaran
Pelanggaran dikategorikan menjadi 3 (tiga), yaitu :
Pelanggaran ringan.
Pelanggaran sedang; dan
Pelanggaran berat.
Pelanggaran ringan yang dilakukan 3 (tiga) kali masuk kategori pelanggaran
sedang, pelanggaran sedang yang dilakukan 3 (tiga) kali masuk kategori
pelanggaran berat. Yang dimaksud sampai 3 kali adalah mulai dari karyawan
masuk sampai saat penilaian terakhir.
Pelanggaran Ringan
38
Contoh- contoh pelanggaran ringan yaitu apabila terbukti :
a. Bercanda berlebihan di nurse station, bermuka masam/ketus ketika melayani,
berbicara keras dan/atau kasar, menggunakan bahasa tubuh meremehkan,
berbicara sambil bermain smartphone, baik ke pasien/keluarga pasien atau
rekan kerja.
b. Megunggah foto atau kata-kata yang berpotensi mencemarkan nama baik
Rumah Sakit ke media sosial elektronik.
c. Membuang sampah apapun seperti kamar mandi dan wastafel, tidak menjaga
kebersihan dan kerapian ruangan.
d. Merokok di lingkungan Rumah Sakit.
e. Berkelakuan boros seperti tidak mematikan lampu, kran air, TV, AC apabila
tidak dipakai.
f. Meminjam atau menggunakan fasilitas Rumah Sakit melebihi kepatutan.
g. Mengantuk di tempat kerja disebabkan pekerjaan selain di Rumah Sakit.
h. Menggunakan fasilitas telpon PABX untuk mengobrol dengan teman
i. Tidak memperhatikan kebersihan dan kerapian penampilan.
j. Tidak mematuhi tata tertib parkir kendaraan.
k. Menggunjing teman sekerja baik di tempat kerja maupun melalui media
elektronik.
l. Ijin keluar tanpa lapor ke pos satpam.
Pelanggaran Sedang
Contoh- contoh pelanggaran sedang yaitu apabila terbukti:
a. Tidak masuk kerja tanpa ijin atau pemberitahuan kecuali kondisi darurat.
b. Kecerobohan yang menyebabkan kerusakan dan atau hilangnya barang-
barang Rumah Sakit.
c. Melaksanakan tugas pekerjaan pihak ketiga pada jam kerja diluar kepatutan.
d. Mempunyai penilaian prestasi kerja dibawah standar.
e. Mempunyai penilaian disiplin dibawah standar.
f. Mempunyai penilaian kerja sama tim dibawah standar.
g. Mempunyai penilaian pendidikan dan pelatihan di bawah standar.
h. Mengganggu privasi karyawan lain atau perbuatan mengarah asusila.
i. Meneror / menakut-nakuti sehingga mengganggu kenyamanan bekerja.
39
j. Menjual / mengambil barang bekas milik Rumah Sakit tanpa ijin dari unit
logistic.
k. Keterlambatan menyebabkan terganggunya pelayanan/ keluhan pasien.
l. Keluar tanpa ijin dari atasannya.
m. Mempunyai tunggakan hutang di koperasi karyawan yang tidak diselesaikan
dalam jangka waktu yang sudah ditentukan.
Pelanggaran Berat
Yang termasuk pelanggaran berat, yaitu apabila terbukti :
a. Menolak perintah dan atau instruksi atasan langsung yang wajar dan layak.
b. Terbukti melakukan perbuatan yang bisa dikategorikan tindak pidana baik
diproses oleh pihak kepolisian atau tidak.
c. Melakukan perbuatan amoral dan asusila di dalam atau di luar Ruah Sakit
yang terbukti dalam Sidang tim Etik.
d. Menyebarkan fitnah yang dapat merusak nama baik Rumah Sakit Ibu dan
Anak – Haji Kota Batu.
e. Membocorkan rahasia strategi bisnis Rumah Sakit.
f. Menyalahgunakan wewenang dan jabatan yang diembannya untuk maksud
kepentingan pribadi.
g. Tidak melaksanakan tugas, tanggung jawab dan kewajiban yang telah di
bebankan kepada yang bersangkutan.
h. Tidak masuk kerja tanpa ijin atasan ≥ 3 hari berturut-turut.
Pemberian Sanksi
a. Tujuan Rumah Sakit dalam memberi sanksi pada dasarnya adalah :
Bersifat mendidik dan memperbaiki dengan tujuan diberikan
kesempatan untuk memperbaiki sikapnya.
Mencegah karyawan yang bersangkutan merugikan dan
membahayakan Rumah Sakit, pelanggan dan karyawan yang
bersangkutan sendiri.
b. Tindakan disiplin harus bersifat obyektif, berdasar bukti dan saksi serta
praduga tidak bersalah.
c. Jenis sanksi :
Teguran atau peringatan lisan.
40
Surat peringatan tertulis.
Penahanan insentif.
Pencabutan insentif.
Pemotongan gaji.
Tidak lolos kenaikan berkala/ integral.
Penurunan jabatan/demosi.
Mutasi.
Skorsing.
PHK.
Pelaporan kepada pihak berwajib.
d. Dasar pijakan dalam penerapan sanksi terhadap karyawan antara lain :
Jenis pelanggaran.
Frekuensi pelanggaran.
Bobot pelanggaran.
Unsur kesengajaan atau kelalaian.
Tata tertib peraturan yang berlaku.
Kerugian yang diderita Rumah Sakit.
e. Teguran atau peringatan lisan
Teguran atau peringatan lisan diberikan oleh atasan langsung karyawan
yang bersangkutan untuk pelanggaran dengan kategori ringan.
Masa berlaku peringatan lisan selama 1 (satu) bulan dan sebanyak-
banyaknya diberikan 2 (dua) kali dan bisa disertai penundaan
pemberian insentif sampai ada perbaikan.
Jika karyawan yang bersangkutan masih belum ada perubahan maka
karyawan tersebut dikenakan peringatan tertulis.
f. Teguran atau peringatan tertulis
Teguran atau peringatan tertulis disampaikan lewat surat peringatan
yang di tanda tangani Direktur untuk pelanggaran dengan kategori
sedang.
Masa berlaku teguran atau peringatan tertulis selama 6 (enam) bulan
dan sebanyak-banyaknya diberikan 2 (dua) kali untuk kasus yang sama.
41
Jika karyawan yang bersangkutan masih belum ada perubahan, maka
karyawan tersebut dikenakan PHK.
g. Bentuk Sanksi
Apabila karyawan telah mendapatkan surat peringatan/catatan
rapor/pelanggaran berat dan tak ada perubahan, maka Rumah Sakit akan
melakukan sanksi mulai teringan sampai PHK tidak hormat.
h. Skorsing
Apabila karyawan melakukan pelanggaran berat dan telah diperingatkan oleh
atasan langsung, baik secara lisan maupun tertulis tetapi tidak mau berubah
maka yang bersangkutan akan dikenakan skorsing dengan lama minimum 1
bulan dan selama-lamanya 3 bulan sesuai dengan berat pelanggaran yang
dilakukan.
43
b. Masa kerja 6 (enam) tahun sampai 9 (Sembilan) tahun mendapat 1.5 (satu
setengah) kali gaji pokok.
c. Masa kerja 9 (Sembilan) tahun sampai 12 (dua belas) mendapat 2 (dua) kali
gaji pokok.
d. Masa kerja 12 (dua belas) tahun sampai 15 (lima belas) tahun mendapat 2.5
(dua setengah ) kali gaji pokok.
e. Masa kerja 15 (lima belas) sampai 18 (delapan belas) tahun mendapat 3 (tiga)
kali gaji pokok.
f. Masa kerja 18 (delapan belas) tahun sampai 21 (dua puluh satu) tahun
mendapat 3,5 (tiga setengah) kali gaji pokok.
g. Masa kerja 21 (dua puluh satu) tahun sampai 24 (dua puluh empat) tahun
mendapat 4 (empat) kali gaji pokok.
h. Masa kerja 24 (dua puluh empat) tahun atau lebih mendapat 5 (lima) kali gaji
pokok.
5. Bagi karyawan yang telah diikutsertakan sebagai peserta BPJS Ketenagakerjaan,
maka UPMK terhitung sebelum karyawan terdaftar menjadi peserta BPJS
Ketenagakerjaan.
6. Bagi karyawan yang tidak bersedia menjadi peserta BPJS Ketenagakerjaan ,
maka UPMK terhitung sejak karyawan masuk sampai dengan yang bersangkutan
seharusnya terdaftar sebagai peserta BPJS Ketenagakerjaan.
Koperasi Karyawan
1. Koperasi yang dianggap resmi di lingkungan Rumah Sakit adalah koperasi
karyawan RSIA HAJI.
2. Seluruh karyawan Rumah Sakit dianjurkan untuk menjadi anggota koperasi,
memanfaatkan fasilitas koperasi, dan usaha-usaha yang dijalankan oleh koperasi
sebagaimana yang tercantum dalam ayat (1).
3. Rumah Sakit bersedia membantu pemotongan gaji karyawan maksimal 50% dari
gaji atas pembayaran iuran, angsuran, dan lain sebagainya yang dikenakan kepada
karyawan berkenaan dengan kegiatan dan usaha koperasi.
4. Rumah Sakit memberikan kesempatan kepada karyawan untuk duduk sebagai
pengurus koperasi selama tugas, kewajiban, wewenang dan tanggung jawab
karyawan tersebut tidak terganggu dan ada ijin dari atasannya langsung.
Pakaian Seragam
1. Pakaian seragam yang diberikan kepada karyawan 1 (satu) stel setahun dan umur
seragam menyesuaikan pembagian seragam yang baru.
2. Bagi karyawan kontrak, akan mendapatkan seragam pada saat yang bersangkutan
setelah menadatangani Kontrak kerja.
Santunan Kematian
1. Santunan kematian diberikan kepada karyawan atas kematian karyawan itu sendiri
sebesar lima ratus ribu rupiah per tahun masa kerja.
2. Untuk kematian keluarga karyawan akan diberikan uang duka dalam bentuk
santunan berupa barang.
3. Yang dimaksud keluarga karyawan tersebut diatas adalah istri/suami yang sah,
anak kandung yang sah, orang tua/mertua yang sah dari karyawan yang
bersangkutan.
Santunan Kelahiran
1. Santunan kelahiran diberikan kepada karyawan atas kelahiran anak dari karyawan
yang diberikan dalam bentuk barang.
2. Besarnya uang santunan atas kelahiran diberikan berdasarkan kebijakan Direktur.
2.17. PEMBERHENTIAN
Pelanggaran Yang Diproses Eksternal (Pidana)
1. Dalam hal karyawan dalam tahanan yang berwajib karena pelanggaran, Rumah
Sakit dapat mengambil tindakan pembebasan tugas sementara terhadap karyawan
yang bersangkutan.
2. Pembebasan tugas sementara berlaku untuk jangka waktu setinggi-tingginya
selama 3 (tiga) bulan.
3. Selama masa pembebasan tugas sementara karyawan akan menerima gaji bulanan
dengan ketentuan sebagai berikut:
46
a. Bulan pertama sebesar 75% gaji pokok terakhir.
b. Bulan kedua dan ketiga sebesar 50% gaji pokok terakhir, dan
c. Bulan ketiga sebesar 25% gaji pokok terakhir.
4. Dalam hal keputusan pengadilan yang telah mempunyai kekuatan hukum yang
tetap menyatakan bahwa karyawan yang bersangkutan terbukti bersalah, maka
Rumah Sakit melakukan pemutusan hubungan kerja tanpa syarat dan dalam
keputusan pengadilan yang telah mempunyai kekuatan hukum yang tetap
menyatakan bahwa karyawan yang bersangkutan terbukti tidak bersalah, maka
Rumah Sakit wajib melakukan rehabilitasi
48
b. Rumah Sakit tidak serta merta mem PHK karyawan yang cacat tetapi
mempertimbangkan terlebih dahulu jenis/ derajat kecacatan, pendidikan
dan kemampuannya.
c. Rumah Sakit akan memberikan uang penghargaan masa kerja dengan
syarat sesuai dengan ketentuan yang ditetapkan pada bagian lain
kebijakan ini.
5. PHK karena karyawan mengundurkan diri
a. Karyawan yang ingin mengundurkan diri dapat memutuskan hubungan
kerjanya dengan Rumah Sakit dengan cara mengajukan permohonan
tertulis kepada Direktur Rumah Sakit selambat-lambatnya 1 (satu) bulan
sebelum tgl pengunduran diri.
b. Rumah Sakit akan memberikan segala hak dengan syarat dan kriteria-
kriteria sesuai dengan ketentuan yang ditetapkan pada bagian lain
peraturan ini.
c. Dalam hal jadwal pengunduran diri karyawan yang bersangkutan kurang
dari 1 (satu) bulan terhitung sejak tanggal surat permohonan
pengunduran diri, maka Rumah Sakit tidak memberikan haknya dalam
bentuk apapun.
d. Khusus bagi karyawan kontrak yang akan mengundurkan diri pada saat
masa kontrak berjalan maka akan mendapatkan sanksi yaitu akan
mengembalikan gaji selama masa kontrak yang dijalani. Gaji yang
dikembalikan adalah gaji pokok + tunjangan, dengan ketentuan :
Masa kerja < 1 tahun mengembalikan gaji 50%
Masa kerja ≥ 1 tahun, < 2 tahun mengembalikan gaji 25%
49
3. Pemutusan hubungan kerja dengan tidak hormat harus mendapat pengesahan
dari Direktur Rumah Sakit.
4. Hak karyawan yang diputus hubungan kerja tidak hormat tidak sama dengan
hak karyawan yang diputus hubungan kerja dengan hormat.
BAB III
PELAKSANAAN KEBIJAKAN SDM
1. Isi peraturan yang belum mampu dilaksanakan akan dilaksanakan secara bertahap
sesuai kemampuan keuangan Rumah Sakit.
50
2. Hal- hal yang belum atau kurang diatur dengan adanya perubahan peraturan-peraturan
eksternal akan dimasukkan ke dalam revisi kebijakan Rumah Sakit.
BAB IV
PENUTUP
Kebijakan Sumber Daya Manusia ini merupakan hasil evaluasi dari pelaksanaan
kebijakan SDM yang sedang berjalan dan disesuaikan dengan kondisi dan perkembangan
lingkungan internal dan eksternal Rumah Sakit.
Disusunnya kebijakan Sumber Daya Manusia (SDM) RSIA HAJI Kota Batu ini diharapkan
dapat memberikan panduan tentang penyelenggaraan berbagai kegiatan ketenagaan Rumah
Sakit, sehingga tercapai kelancaran, efektivitas dan efisiensi kerja serta memberikan
ketenangan dan kenyamanan bagi karyawan RSIA HAJI Kota Batu secara menyeluruh.
Tahun 2020
RSIA HAJI Kota Batu
51