2019
MEMUTUSKAN
Menetapkan
Ditetapkan di Padang
Pada tanggal 04 September 2019
Direktur,
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Kegiatan manajemen sumber daya manusia atau disebut juga manajemen ketenagaan
di Rumah Sakit dapat meliputi berbagai proses seperti penerimaan pegawai, penempatan,
kompensasi kerja, pengembangan mutu dan karir pegawai serta akhirnya penghentian
kerja dari Rumah Sakit.
Sementara itu perencanaan sumber daya manusia meliputi Skill Inventory, Job
Analysis, Replacement Chart dan Expert Forecast. Kegiatan dalam perencanaan meliputi
mengantisipasi jumlah dan jenis pekerjaan yang dibutuhkan jadwal waktu untuk
rekrutmen, retraining dan pemutusan hubungan kerja bila dibutuhkan, gaji dan
kompensasi yang akan diberikan dikaitkan dengan kondisi sosial ekonomi yang ada serta
berbagai kemungkinan perubahan dalam kebijakan pelayanan kesehatan.
Tugas dalam maintenance meluputi rekrutmen dan seleksi, pelayanan kepada staf,
keselamatan dan kesehatan kerja serta tugas-tugas administrasi lainnya.
B. Pengertian
1. Skill Inventory adalah suatu data rinci setiap staf termasuk pendidikan, pelatihan,
pengalaman, lama bekerja, posisi sekarang dan gajinya dan gambaran diagnostik lain
seperti umur, gender, ras dan status marital.
2. Job Analysis atau analisa jabatan adalah uraian dari tugas dan tanggung jawab dari
jenis pekerjaan tertentu, dan karakteristik pribadi (pengetahuan dan keterampilan)
yang dibutuhkan untuk menduduki jabatan itu dan berprestasi optimal.
3. Job Description atau deskripsi kerja adalah gambaran rinci dari tugas dan tanggung
jawab suatu jabatan tertentu.
4. Job Spesification adalah daftar karakteristik personal, kemampuan dan pengalaman
yang dibutuhkan oleh seorang staf untuk melakukan pekerjaan, tugas dan
mengemban tanggung jawab tertentu.
5. Replacement Chart adalah suatu diagram yang menggambarkan seluruh jabatan di
organisasi, siapa yang menjabat sekarang dan siapa yang potensial untuk
menggantikannya, hal ini merupakan data yang bersifat rahasia dan pada dasarnya
bersifat peramalan sederhana tentang kebutuhan manajemen sumber daya manusia
dan ketersediaan SDM yang ada di Rumah Sakit.
6. Expert Forecast adalah ramalan yang dibuat para ahli dengan beberapa teknik
tertentu seperti misalnya 3 langkah Delphi Technique, ramalan ini biasa berdasarkan
asumsi, seperti kemungkinan perkembangan organisasi dan kemungkinan
unemployment rate.
C. Tujuan
Untuk meningkatkan mutu dan keselamatan pelayanan pasien di Rumah Sakit
tersedianya sumber daya manusia Rumah Sakit yang bervisi maju, kreatif, inovatif dan
profesional.
D. Landasan Hukum
1. UU No. 36 tahun 2009 tentang Kesehatan
2. UU No. 44 tahun 2009 tentang Rumah Sakit
3. UU No. 36 tahun 2014 tentang Tenaga Kesehatan
BAB II
GAMBARAN UMUM
A. Sejarah Rumah Sakit Ibu dan Anak Siti Hawa
Rumah Sakit Ibu dan Anak Siti Hawa merupakan salah satu Rumah Sakit swasta yang
bergerak di bidang pelayanan kesehatan ibu dan anak. RSIA Siti Hawa menyadari bahwa
kesehatan ibu dan anak yang menjadi salah satu indikator kesehatan suatu negara bukanlah
tanggung jawab pemerintah semata, namun merupakan kolaborasi semua pihak yang terkait
dengan tanggung jawabnya masing-masing.
Dalam kegiatan operasionalnya rumah sakit, RSIA Siti Hawa mengutamakan pelayanan
terhadap pelanggan. Dimana setiap pelanggan berhak untuk mendapatkan pelayanan yang
memuaskan meski dengan tingkat pelayanan yang berbeda, hal ini sesuai dengan motto RSIA
Siti Hawa yaitu “Kesembuhan, Keselamatan, Kenyamanan, dan Kepuasan Pasien adalah
Kebahagian Kami (5K)” dengan logo yang mengandung makna RSIA Siti Hawa memberikan
perlindungan dan pelayanan terhadap kesehatan ibu dan anak dengan kasih sayang, sepenuh
hati.
Rumah Sakit Ibu dan Anak Siti Hawa menghadirkan pelayanan yang mempunyai prinsip
kekeluargaan, home caring, yang berpihak pada kebutuhan pelanggan. RSIA Siti Hawa
berdiri tahun 2003 dengan nama awal RSB Siti Hawa, diprakarsai oleh dr. Ermawati, SpOG
dan dr. Desmiwarti, SpOG. Seiring dengan meningkatnya kebutuhan masyarakat dalam hal
pemeliharaan kesehatan membuat RSB Siti Hawa menyadari pentingnya peningkatan
pelayanan tersebut, sehingga berkembang dari RSB menjadi RSIA Siti Hawa dibawah
naungan PT. Siti Hawa yang bergerak dibidang jasa Rumah Sakit pada, tahun 2004 yang
dipimpin oleh Dr. Rini Amelia.
RSIA Siti Hawa diresmikan pada Juli 2004 dengan izin uji coba penyelenggaraan dari
Dinas Kesehatan dengan Nomor Surat: FM.03.03.5802.VII.2004. Kemudian dilanjutkan
dengan izin uji coba tahap kedua dengan Numor Surat: 968.FM.03.03.2006 yang berlaku
hingga Juli 2006. Pada tanggal 21 Mei 2007, RSIA Siti Hawa telah mendapatkan surat izin
penyelenggaraan Rumah Sakit berdasarkan Kepmenkes Nomor: YM.02.04.3.5.2814. Pada
tahun 2009 kepemimpin RSIA Siti Hawa digantikan oleh Dr. E. Basyaruddin, MARS selama
kepemimpinan direksi dengan owner berkomitmen untuk merenovasi bangunan tua menjadi
bangunan baru yang seperti saat sekarang ini. Pembangunan ini dilaksanakan oleh direksi
mulai tahun 2010 secara bertahap s/d tahun 2014. Pada tanggal 1 September tahun 2014
semua gedung untuk pelayanan sudah tertata dengan baik. Pada tahun 2015 Surat Izin
Operasional RSIA Siti Hawa sebagai Rumah Sakit Khusus Kelas C SK Badan Penanaman
Modal dan Pelayanan Perizinan Terpadu Pemda Padang Nomor. 001/IORS/BPMPTSP/IX-
2015
2. Misi
1. Memberikan pelayanan Rumah sakit yang prima ditandai pelayanan cepat, tepat,
informatif dan ramah
2. Meningkatkan sarana dan prasarana Rumah Sakit
3. Meningkatkan kompetensi SDM Rumah Sakit
4. Menjalin kerja sama dengan institusi dalam membuat jejaring pemasaran
3. Tujuan
Tujuan Umum
Meningkatkan derajat kesehatan masyarakat
Tujuan Khusus
Rumah Sakit Ibu & Anak Siti Hawa didirikan untuk membantu pemerintah dalam
pelayanan kesehatan menuju terwujudnya derajat kesehatan individu, keluarga dan
masyarakat yang optimal.
4. Motto
Kesembuhan, Keselamatan, Kenyamanan, dan Kepuasan Pasien adalah Kebahagiaan
Kami (5K)
5. Logo
DIREKTUR
Ka. INST. Ka. INST. Ka. INST. Ka. INST GIZI Ka. INST SIM- Ka. INST K3RS Ka. IPSRS
LABORATORIUM Rekam Medik
FARMASI RS
BAB III
RUANG LINGKUP
Manajemen sumber daya manusia Rumah Sakit meliputi :
1. Formasi
2. Analisa kebutuhan tenaga
3. Proses rekrutmen
4. Orientasi staf
5. Pengangkatan dan pemberhentian staf
6. Penilaian kinerja staf
7. Penghargaan dan sanksi staf
8. Administrasi kepegawaian
9. Kesehatan dan Keselamatan Staf
10. Pendidikan dan pelatihan
BAB IV
TATA LAKSANA
A. Formasi
Formasi staf (Pola Ketenagaan) disusun/ditinjau setiap tahun mengacu kepada struktur
organisasi dan perhitungan beban kerja, berdasarkan kebijakan, rencana strategi, rencana
kerja tahunan dan rencana bisnis anggaran.
Jenjang jabatan staf berdasarkan Peraturan RSIA Siti Hawa, terdiri dari :
1. Direktur
2. Komite
3. Kasubag/Kasi
4. Ka. Instalasi
5. Staf
Proses Formasi
Formasi ditetapkan berdasarkan analisis kebutuhan dalam jangka waktu tertentu dengan
mempertimbangkan beban tugas dan keahlian yang diperlukan untuk melaksanakan
tugas dan hal-hal lain yang mempengaruhi jumlah dan Sumber Daya Manusia yang
diperlukan. Formasi untuk masing-masing unit kerja ditetapkan berdasarkan:
Jenis pekerjaan
Jenis pekerjaan adalah macam-macam pekerjaan yang harus dilakukan oleh suatu
unit kerja dalam melaksanakan tugas pokoknya. Misalnya pekerjaan pengetikan,
pemeriksaan keuangan, perawatan orang yang sakit dll.
Sifat pekerjaan
Sifat pekerjaan adalah pekerjaan yang berpengaruh dalam penetapan formasi,
yaitu sifat pekerjaan yang ditinjau dari sudut waktu untuk melaksanakan
pekerjaan itu. Ada pekerjaan-pekerjaan yang cukup dilaksanakan selama jam
kerja saja, misalnya pekerjaan tata usaha, tetapi ada pula pekerjaan yang harus
dilaksanakan selama 24 jam penuh, misalnya tenaga medis dan peramedis.
Hasil analisa jabatan dan perkiraan kapasitas staf yang dibutuhkan
Yang dimaksud dengan hasil analisa jabatan yaitu : perkiraan jenis pekerjaan dari
jabatan tertentu yang membutuhkan penyelesaian dalam jangka waktu tertentu.
Perkiraan kapasitas staf dalam jangka waktu tertentu adalah kemampuan seorang
staf untuk menyelesaikan jenis pekerjaan tertentu dalam jangka waktu tertentu.
Peralatan yang tersedia
Peralatan yang tersedia atau yang diperkirakan akan tersedia dalam
menyelesaikan pekerjaan sesuai tugas pokok akan mempengaruhi jumlah dan
mutu staf yang diperlukan. Pada umumnya semakin tinggi mutu peralatan kerja
yang ada dan tersedia dalam jumlah yang memadai akan mengurangi jumlah staf
yang diperlukan.
B. Rekrutmen Staf
1. Analisa kebutuhan staf
Analisa kebutuhan tenaga dilakukan oleh masing-masing Kasi/Ka. Instalasi
dengan mempertimbangkan :
a. Perkembangan penduduk wilayah kerja Rumah Sakit Ibu dan Anak Siti Hawa
meliputi : pola penyakit, daya beli/pertumbuhan ekonomi, keadaan
darurat/bencana.
b. Jumlah permintaan layanan kesehatan
c. Jumlah tempat tidur
d. Perhitungan beban kerja
e. Kebijakan bidang kesehatan yang berlaku
Unit kerja yang membutuhkan tenaga kerja baru, mengajukan permohonan
kepada Direktur RSIA Siti Hawa melalui Kasubag Umum dan Kepegawaian.
Kasubag umum dan kepegawaian akan mengevaluasi pengajuan tenaga kerja
baru dan memberikan rekomendasi berdasarkan kebijakan yang berlaku, struktur
organisasi/formasi staf, persyaratan jabatan dan dukungan sumber daya yang ada.
Berdasarkan persetujuan Direktur, Kasubag Umum dan Kepegawaian memeriksa
kelengkapan administasi. Apabila telah memenuhi persyaratan Kasubag Umum
dan Kepegawaian akan melaksanakan proses perekrutan.
Apabila posisi yang dibutuhkan belum memiliki uraian pekerjaan, Kasubag
Umum dan Kepegawaian dan unit kerja yang terkait akan menyusun uraian
pekerjaan yang dibutuhkan.
2. Proses Perekrutan
a. Tahap I
Pengumuman rekrutmen
Seleksi administrasi, terkait kelengkapan dokumen dan kesesuaian dengan
kebutuhan
Pemanggilan kandidat
b. Tahap II
Tes tertulis
Interview dengan Kasubag Umum dan Kepegawaian dan unit kerja terkait
c. Tahap III
Interview dengan Direktur RSIA Siti Hawa (bila dibutuhkan)
Pemeriksaan kesehatan
3. Seleksi Administrasi
Adalah seleksi kelengkapan dokumen dan kesesuaian data dengan persyaratan
perekrutan (usia, pendidikan terakhir, dll).
Dokumen administrasi terdiri dari :
Lamaran kerja
Fotocopy ijazah dan transkrip nilai (dilegalisir)
Fotocopy KTP
Foto diri
Surat Tanda Registrasi (STR) bagi tenaga kesehatan
Surat keterangan sehat
SKCK (Surat Keterangan Catatan Kepolisian)
Surat pengalaman kerja
dll
4. Syarat khusus penerimaan
a. Penerimaan tenaga medis
Latar belakang pendidikan minimal dokter umum dan dokter spesialis dari
sekolah kedokteran terakreditasi
Mempunyai surat tanda registrasi yang sesuai dengan bidang profesi
b. Penerimaan bidang tenaga kesehatan lainnya
Latar belakang pendidikan minimal DIII sesuai bidangnya
Mempunyai surat tanda registrasi dari organisasi profesi
Diutamakan yang mempunyai pengalaman kerja di bidang nya
c. Penerimaan tenaga bidang umum
Latar pendidikan minimal SMU/sederajat
Diutamakan yang mempunyai pengalaman kerja di bidangnya
5. Hal lain yang terkait dengan perekrutan
Bila belum ada kandidat yang lolos masuk tahap kedua, maka proses akan
kembali dimulai dari tahap awal
Hasil akhir perekrutan akan dilaporkan Kasubag umum dan kepegawaian
kepada Direktur RSIA Siti Hawa
Apabila disetujui untuk diterima calon karyawan tersebut, maka kasubag
umum dan kepegawaian akan menyiapkan surat kontrak kerja percobaan
selama 3 (tiga) bulan.
Kasubag umum dan kepegawaian akan menjelaskan mengenai semua
keterangan yang menyangkut hak dan kewajiban karyawan, kemudian
dilanjutkan dengan penanda tanganan surat kontrak kerja untuk menjadi
karyawan training.
Kasubag umum dan kepegawaian bekerja sama dengan unit kerja terkait
untuk mengatur jadwal orientasi bagi karyawan baru.
Kasubag umum dan kepegawaian melakukan verifikasi ijazah terkahir kepada
institusi pendidikan karyawan training.
Satu minggu sebelum periode pelatihan kerja selesai, kasubag umum dan
kepegawaian bersama kepala unit kerja terkait melakukan penilaian kinerja
karyawan yang bersangkutan untuk menentukan apakah karyawan tersebut
dapat melanjutkan kontrak kerja atau tidak.
C. Orientasi Staf
Orientasi adalah memberikan informasi yang berhubungan dengan lingkungan kerja baru
dalam suatu organisasi, meliputi organisasi tata laksana, kebijakan, tugas, fungsi,
tanggung jawab dan wewenang bagi staf beru tersebut.
a. Orientasi dilaksanakan secara terpadu antara diklat rumah sakit dengan
Instalasi/profesi yang terkait.
b. Orientasi umum dilaksanakan selama 2 hari kerja
c. Orientasi khusus dilaksanakan 4 hari kerja kecuali Instalasi Laboratorium
yang dilaksanakan selama 15 hari
Unit
No Tanggal Materi Trainer
terkait
1 Orientasi Umum
- Visi, Misi, Tujuan Ka. Subag
Rumah Sakit Umum &
- Fasilitas/sarana Kepegawaian
yang tersedia
- Kebijakan dan
prosedur yang berlaku di Rumah Sakit
- Peraturan dan tata
tertib Rumah Sakit
- Hak dan Komite
kewajiban Rumah Sakit Dokter, PMKP
Perawat dan Pasien di Rumah Sakit. IPCN
- Peningkatan mutu
dan keselamatan pasien
- Pencegahan dan Ka. Instalasi
pengendalian infeksi serta Bahan K3RS
Berbahaya dan Beracun (B3)
- Keselamatan dan
Kesehatan Kerja di Rumah Sakit
2 Orientasi khusus Keperawatan Kasi
Keperawatan
- Misi, Falsafah,
dan tujuan keperawatan
- Struktur organisasi
Instalasi
- Kebijakan dan
prosedur keperawatan
- Metode pemberian
asuhan keperawatan di rumah sakit
- Pola ketenagaan
dan system penilaian kinerja
keperawatan
- Prosedur
pelayanan dalam berbagai bidang
dirumah sakit
- Hak dan
kewajiban tenaga keperawatan
Pemberhentian Staf
Adalah pengakhiran hubungan kerja karena suatu hal tertentu yang mengakibatkan
berakhirnya hak dan kewajiban antara karyawan dan direktur RSIA Siti Hawa.
Pemberhentian karyawan bisa diakibatkan oleh :
1. Permintaan sendiri
a. Staf yang mengundurkan diri dari RSIA Siti Hawa harus mengajukan
pemberitahuan secara tertulis minimal 30 hari kalender sebelumnya kepada
Direktur RSIA Siti Hawa
b. Staf diharuskan menyiapkan berkas kerja atas pekerjaan sebelumnya untuk di
serahterimakan kepada staf pengganti atau pimpinan unit kerja tempat yang
bersangkutan bekerja dan belum dapat mengundurkan diri sebelum adanya
persetujuan dari Direktur, kepada karyawan yang bersangkutan diwajibkan untuk
tetap bekerja sebagaimana mestinya.
c. Staf yang mengundurkan diri wajib mengembalikan inventaris kantor
d. Staf kontrak pinalti yang mengundurkan diri sebelum habis masa kontraknya
diwajibkan membayar pinalti kepada pihak lainnya sebesar upah pekerja sampai
batas waktu berakhirnya jangka waktu perjanjian kerja.
2. Mencapai batas usia pensiun
a. Batas usia kerja karyawan adalah pada usia 56 (lima puluh enam) tahun
b. Karyawan yang telah mencapai usia 56 (lima puluh enam) tahun, diminta untuk
melepaskan jabatannya dan diberhentikan dengan hormat dari perusahaan.
c. Apabila diperlukan, RS dapat memperpanjang masa kerja karyawan yang telah
mencapai usia 56 (lima puluh enam) tahun atas persetujuan karyawan
bersangkutan, dan dilaksanakan mengacu peraturan perundang-undangan yang
berlaku.
d. RS mengadakan program dana pensiun untuk staf karyawan yang diatur secara
tersendiri.
3. Sakit berkepanjangan/ketidakmampuan bekerja berdasarkan kesehatan (medical unit)
a. RS dapat memutuskan hubungan kerja dengan staf yang menderita sakit selama
12 (dua belas) bulan terus menerus atau berdasarkan surat keterangan dokter
dianggap tidak mampu bekerja karena masalah kesehatannya.
b. Dalam hal terjadi pemutusan hubungan kerja karena alasan diatas, maka RS akan
membayarkan hak-hak karyawan sesuai dengan peraturan perundang-undangan
yang berlaku.
4. Meninggal dunia
a. Dalam hal karyawan meninggal dunia, maka hubungan kerja antara karyawan
dan RS segera berakhir secara langsung terhitung mulai waktu yang tercantum
dalam surat keterangan/visum et repertum yang dikeluarkan oleh instansi yang
berwenang.
b. RS akan memberikan uang kompensasi PHK kepada ahli waris yang sah dari
karyawan yang bersangkutan yang besar perhitungannya sesuai dengan peraturan
perundang-undangan yang berlaku.
G. Administrasi Kepegawaian
1. Jam Kerja
Waktu kerja dan istirahat
Hari dan atau jam kerja karyawan berebeda satu dengan yang lainnya, sesuai
dengan fungsi dan jabatan staf tersebut, namun tidak melebihi 7 jam sehari
dan 40 jam dalam seminggu atau 8 jam dalam sehari dan 40 jam dalam
seminggu.
Penentuan mengenai hari kerja dan jam kerja seorang staf akan diatur oleh RS
di dalam kontrak kerja.
Hari kerja dan jam kerja di RSIA Siti Hawa dalah sebagai berikut :
Staf medis, keperawatan dan nakes lain
Shift I 07.00 s/d 14.00 WIB
Shift II 14.00 s/d 21.00 WIB
Shift III 21.00 s/d 07.00 WIB
Staf non shift dan struktural waktu kerja mulai dari hari senin sampai jum’at
jam 08.00-16.00 WIB dan hari Sabtu 08.00-14.00 WIB
Waktu kerja sebagaimana tersebut diatas sewaktu waktu dapat berubah sesuai
dengan kepentingan RS
Staf yang shift mempunyai kelebihan jam kerja pada hari kerja biasa
merupakan sebagai jam kerja lembur
2. Jadwal Dinas
Jadwal dinas dibuat/disusun oleh Kasi/Kasubag/Ka. Instalasi/Ka. Unit terkait
setiap bulannya, dan diserahkan kepada kepegawaian.
Jika ada keperluan mendesak dan mempengaruhi jadwal dinas, staf yang
bersangkutan diberikan kesempatan untuk penggantian jadwal dinas
maksiman 3 kali dalam 1 bulan dengan mengisi formulir pergantian jadwal
dinas.
Jadwal dinas, kehadiran, formulir pergantian jadwal dinas menjadi bahan
acuan perhitungan gaji pegawai setiap bulannya.
3. Kehadiran Kerja
Setiap staf wajib mengambil absen saat masuk dan pulang di mesin finger print.
a. Prosedur absensi
Setiap staf diharuskan melakukan registrasi kehadiran melalui media absensi
pada saat datang dan pulang kerja
Apabila tidak dapat/gagal melakukan absensi, maka karyawan diharuskan
melapor ke Kasubag umum dan kepegawaian
Staf yang izin tidak masuk kerja, datang terlambat dan atau pulang lebih awal
dengan alasan apapun berlaku ketentuan sebagai berikut :
Diwajibkan memberitahun atasan langsung atau kepala unit kerja
terkait, pada hari dimana staf yang bersangkutan izin
Mengisi formulir absensi yang di tandatangani oleh atasa langsung
atau kepala unit kerja terkait
Melampirkan surat keterangan atau lampiran lainnya bila diperlukan
Menyerahkan formulir absensi tersebut ke Kasubag umum dan
kepegawaian
Untuk izin tidak masuk kerja karena keperluan mendesak yang
menyebabkan staf tidak dapat hadir, maka formulir absensi diserahkan
kepada kasubag umum dan kepegawaian selambat-lambatnya 1 (satu)
hari setelah masuk kembali.
Staf yang tidak dapat hadir di karenakan sakit, wajib menyerahkan
surat keterangan sakit dari dokter.
b. Kasubag umum dan kepegawaian akan mengolah data kehadiran staf setiap bulan
terkait dengan administrasi payroll/penggajian dan hal-hal lainnya sesuai dengan
kebutuhan yang berlaku.
4. Gaji/Upah
a. Yang dimaksud dengan gaji/upah adalah imbalan berupa uang yang diterima oleh
karyawan dari RS, yang terdiri dari gaji pokok dan tunjangan lain yang diberikan
secara tetap tiap bulannya.
b. Besarnya gaji/upah ditetapkan sesuai dengan jabatan dan lama kerja dengan
mengindahkan ketentuan upah minimum yang berlaku.
c. Ketentuan selanjutnya akan diatur secara tersendiri .
6. Pajak Penghasilan
a. Pajak penghasilan diberlakukan kepada staf yang telah memenuhi syarat dan
ketentuan yang telah diatur dalam Peaturan Menteri Keuangan yang masih
berlaku.
b. RS melaksanakan penghitungan, penyetoran, pemotongan dan melaporkan pajak
penghasilan karyawan.
7. Lembur
Pada dasarnya kerja lembur adalah kebutuhan perusahaan yang pelaksanaannya harus
dilaksanakan sesuai dengan UU No. 13 tahun 2003, Pasal 78 termasuk :
dalam hal-hal yang bersifat force majeure seperti kebakaran dan sebagainya
dalam hal ada pekerjaan-pekerjaan yang apabila tidak segera diselesaikan
akan membahayakan keehatan atau keselamatan pasien dan pelayanan
kesehatan
dalam hal apabila pekerjaan tidak diselesaikan akan menimbulkan kerugian
bagi perusahaan atau dapat mengganggu kelancaran pelayanan kesehatan
dalam hal terdapat pekerjaan yang harus diselesaikan dengan segera, staf
harus bekerja atas panggilan dadura. Bagi staf yang mengabaikan perintah
lembur dapat dikenakan sanksi.
Prosedur Lembur
karyawan yang dapat perintah untuk kerja lembur dari atasan langsung,
dihruskan melengkapi Surat Perintah Lembur (SPL)
Surat Perintah Lembur (SPL) di tanda tangani oleh Kasi/Kasubag/Ka. Instalasi
Staf terkait tetap melakukan absensi pada saat melaksanakan kerja lembur
sebagai salah satu komponen dalam penghitungan upah lembur
Satu Surat Perintah Lembur (SPL) berlaku untuk satu orang staf dan untuk 1
tanggal kerja lembur
Untuk hal-hal lain yang sifatnya darurat dan mendesak atas instruksi Direktur
staf terkait dapat melaksanakan kerja lembur terlebih dahulu namun tetap
menyelesaikan administrasi kerja lembur setelah pelaksanaan kerja lembur dan
staf yang bersangkutan tetap melakukan absensi
Kasubag umum dan kepegawaian akan melakukan konfirmasi terhadap pihak
terkait atas pekerjaan lembur yang bersifat darurat dan mendesak sebagaimana
dimaksud diatas.
Surat Perintah Lembur (SPL) yang telah diisi lengkap, diserahkan kambali
kepada kasubag umum dan kepegawaian paling lambat sebelum periode
perhitungan penggajian setiap bulannya.
Surat Perintah Lembur (SPL) yang diserahkan setelah tanggal perhitungan,
maka upah lembur akan dihitung dan dibayarkan pada bulan berikutnya
Surat Perintah Lembur (SPL) yang diserahkan lebih dari 1 (satu) bulan sejak
pelaksanaannya, tidak dapat dip roses lebih lanjut dan tidak berlaku lagi
Kasubag umum dan kepegawaian akan melakukan proses administrasi untuk
perhitungan upah lembur dan hal-hal lainnya sesuai dengan ketentuan yang
berlaku
Waktu kerja lembur hanya dapat dilakukan paling banyak 40 (empat puluh)
jam salam 1 (satu) bulan.
Besaran perhitungan lembur
1) Hak kerja lembur bagi karyawan adalah :
Pada hari kerja biasa :
Untuk jam kerja lembur pertama harus dibayar upah sebesar 1,5 (satu
setengah) kali upah sejam
Untuk setiap jam kerja berikutnya harus dibayar upah sebesar 2 (dua) kali
upah sejam
Pada hari istirahat, mingguan dan atau hari libur resmi :
Upah lembur untuk 7 (tujuh) jam pertama dibayar 2 (dua) kali upah sejam
Jam kedelapan dibayar 3 (tiga) kali upah sejam
Jam kesembilan dan kesepuluh dibayar 4 (empat) kali upah sejam
2) Perhitungan upah per jam adalah 1/173 kali upah sebulan
3) Bagi staf yang melakukan kerja lembur 4 jam berturut-berturut akan memperoleh
hak tambahan, uang makan dan ekstra fooding
4) Ketentuan jenis staf yang berhak mendapatkan upah lembur ditentukan oleh
masing-masing unit.
8. Cuti dan Izin Kerja
1) Kebijakan umum
a. Terdapat 6 (enam) jenis cuti yang berlaku, yaitu cuti tahunan, cuti besar, cuti
menikah, cuti melahirkan, cuti karena alasan penting, dan cuti diluar
tanggungan. Defenisi jenis tersebut mengacu pada UU No. 13 tahun 2013.
b. Cuti tahunan ada 12 hari kerja, setelah bekerja 1 tahun secara terus menerus :
Karyawan tetap berhak atas cuti tahunan setiap tahun sebanyak 12 hari
kerja
Karyawan kontrak memiliki hak cuti tahunan minimal sesuai dengan
ketentuan perundang-undangan
Rencana cuti tahunan harus diajukan selambatnya-lambatnya 1 bulan
sebelum pelaksanaan cuti, kecuali dalam keadaan/kondisi tertentu dan
dengan persetujuan dari Kasubag Umum dan Kepegawaian.
c. Cuti besar adalah masa kerja 6 tahun secara terus menerus selama 3 bulan
d. Terhadap karyawan yang keluar sebelum masa kerja 1 (satu) tahun tidak
mendapatkan penggantian hak cuti tahunannya
e. Hak atas cuti tahunan menjadi gugur (berakhir masa berlakunya apabila
dalam waktu 1 (satu) tahun setelah timbulnya hak itu karyawan tidak
mempergunakannya bukan karena alasan yang dibuat oleh RS.
f. Hak cuti yang belum muncul, tidak dapat diambil di muka (hutang cuti)
g. Untuk pengajuan diwajibkan mengisi formulir permohonan cuti dan dokumen
pelengkap lainnya
h. Cuti tahunan tidak dapat di uangkan
i. Hari raya keagamaan yang jatuh pada masa cuti tidak dianggap menjadi
bagian cuti, melainkan ditambahkan kedalam cuti.
j. Pelaksanaan cuti hanya dapat dilakukan setelah adanya persetujuan dari
atasan langsung dan persetujuan Direktur
k. Direktur berhak mengatur hari-hari cuti tahunan karyawan dalam tahun
takwim untuk menjamin pelayanan RS
l. Dengan memperhatikan kepentingan operasional RS, Direktur dapat menunda
pelaksanaan cuti staf yang bersangkutan.
m. Rumah sakit dapat memanggil untuk bekerja kembali kepada staf yang
sementara dalam istirahat cuti, bilamana ada suatu pekerjaan yang sifatnya
penting dan hak cutinya tersebut digantikan dengan hari kerja lainnya.
n. Untuk staf yang cutinya melebihi dari hak cutinya, maka pada saat batas akhir
cuti, kelebihan (hutang) cutinya akan diperhitungkan sesuai dengan prosedur
yang berlaku di RSIA Siti Hawa. Demikian pula sebaliknya bilamana batas
akhir cuti terdapat sisa cuti, karena kepentingan perusahaan bisa ditambahkan
tahun berikutnya.
3) Cuti Bersama
a. Edaran resmi dari pemerintah sebagai dasar penetapan cuit bersama
b. Pelaksanaan cuit bersama akan diperhitungkan di dalam cuti tahunan
5) Cuti Besar
a. Cuti besar dilakukan minimal 1 bulan dan sisanya digunakan pada tahun
berjalan tersebut.
b. Staf yang mengambil cuti besar, tidak berhak atas cuti tahunan.
c. Pengajuan cuti besar dilakukan 1 bulan sebelumnya
d. Pada saat cuti besar, apabila dibutuhkan staf wajib melaksanakan tugas dari
RSIA Siti Hawa
6) Cuti Melahirkan
a. Pelaksanaan cuti melahirkan 1,5 bulan sebelum dan 1,5 bulan setelah
melahirkan.
b. Pelaksanaan diluar ketentuan tersebut didukung dengan pernyataan resmi dari
yang bersangkutan.
c. Selama cuti melahirkan staf berhak atas gaji tanpa tunjangan operasional dan
tunjangan jabatan.
7) Tugas Belajar
a. Penugasan staf untuk mengikuti Diklat atau melanjutkan pendidikan formal
ke jenjang yang lebih tinggi, di dalam maupun diluar negeri pada program
pendidikan dan pelatihan tertentu atau perguruan tinggi yang ditunjuk atau
ditetapkan dalam jangka waktu tertentu.
b. Staf tersebut diberikan hak-hak sebagaimana staf sesuai dengan ketentuan
yang berlaku
c. Bagi staf yang memiliki jabatan harus melepas jabatan
d. Masa tugas belajar maksimum 3 tahun
e. Biaya yang keluar pada saat tugas belajar di tanggung oleh RSIA Siti Hawa
dan diatur dalam peraturan tersendiri.
8) Izin Belajar
Izin yang diberikan kepada staf untuk mengikuti pendidikan atas biaya sendiri
diluar jam kerja pada program sekolah maupun sekolah tertentu dalam janka
waktu tertentu.
Direktur,