Anda di halaman 1dari 38

PEDOMAN KEPEGAWAIAN RSIA SITI HAWA

2019

RUMAH SAKIT IBU DAN ANAK SITI HAWA


JL. Parak Gadang Raya No. 35 A Padang Telp. (0751) 841633-8412
KEPUTUSAN DIREKTUR RUMAH SAKIT IBU DAN ANAK SITI HAWA
No. 079/RSIA-SH/AKR/IX/2019
TENTANG
PEDOMAN KEPEGAWAIAN RSIA SITI HAWA
DIREKTUR RUMAH SAKIT IBU DAN ANAK SITI HAWA
Menimbang : a. bahwa melakukan tata kelola kepegawaian yang baik diperlukan pedoman
kepegawaian
c. bahwa pedoman kepegawaian RSIA Siti Hawa perlu ditetapkan dengan
keputusan Direktur.

Mengingat : 1. UU No. 36 tahun 2009 tentang Kesehatan


2. UU No. 44 tahun 2009 tentang Rumah Sakit
3. UU No. 36 tahun 2014 tentang Tenaga Kesehatan
4. SK Komisaris Utama No. 001/PT-SH/IV/2018 tentang SOTK Rumah
Sakit RSIA. Siti Hawa

MEMUTUSKAN
Menetapkan

Pertama : Keputusan Direktur RSIA Siti Hawa tentang pedoman kepegawaian


RSIA Siti Hawa
Kedua : Pedoman kepegawaian adalah kegiatan manajemen ketenagaan yang
bekerja di Rumah Sakit dalam upaya memberikan pelayanan kesehatan
yang bermutu
Ketiga : Pedoman kepegawaian RSIA Siti Hawa sebagaimana terlampir pada
lampiran keputusan ini
Keempat : Keputusan ini berlaku sejak tanggal ditetapkan dan akan mengalami
perubahan sebagaimana mestinya bila dikemudian hari terdapat kekeliruan.

Ditetapkan di Padang
Pada tanggal 04 September 2019
Direktur,

Dr. E. Basyaruddin, MARS


Lampiran : SK Direktur Rumah Sakit Ibu dan Anak Siti Hawa
No. 079/RSIA-SH/AKR/IX/2019
Tentang Pedoman kepegawaian RSIA Siti Hawa

BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Kegiatan manajemen sumber daya manusia atau disebut juga manajemen ketenagaan
di Rumah Sakit dapat meliputi berbagai proses seperti penerimaan pegawai, penempatan,
kompensasi kerja, pengembangan mutu dan karir pegawai serta akhirnya penghentian
kerja dari Rumah Sakit.
Sementara itu perencanaan sumber daya manusia meliputi Skill Inventory, Job
Analysis, Replacement Chart dan Expert Forecast. Kegiatan dalam perencanaan meliputi
mengantisipasi jumlah dan jenis pekerjaan yang dibutuhkan jadwal waktu untuk
rekrutmen, retraining dan pemutusan hubungan kerja bila dibutuhkan, gaji dan
kompensasi yang akan diberikan dikaitkan dengan kondisi sosial ekonomi yang ada serta
berbagai kemungkinan perubahan dalam kebijakan pelayanan kesehatan.
Tugas dalam maintenance meluputi rekrutmen dan seleksi, pelayanan kepada staf,
keselamatan dan kesehatan kerja serta tugas-tugas administrasi lainnya.

B. Pengertian
1. Skill Inventory adalah suatu data rinci setiap staf termasuk pendidikan, pelatihan,
pengalaman, lama bekerja, posisi sekarang dan gajinya dan gambaran diagnostik lain
seperti umur, gender, ras dan status marital.
2. Job Analysis atau analisa jabatan adalah uraian dari tugas dan tanggung jawab dari
jenis pekerjaan tertentu, dan karakteristik pribadi (pengetahuan dan keterampilan)
yang dibutuhkan untuk menduduki jabatan itu dan berprestasi optimal.
3. Job Description atau deskripsi kerja adalah gambaran rinci dari tugas dan tanggung
jawab suatu jabatan tertentu.
4. Job Spesification adalah daftar karakteristik personal, kemampuan dan pengalaman
yang dibutuhkan oleh seorang staf untuk melakukan pekerjaan, tugas dan
mengemban tanggung jawab tertentu.
5. Replacement Chart adalah suatu diagram yang menggambarkan seluruh jabatan di
organisasi, siapa yang menjabat sekarang dan siapa yang potensial untuk
menggantikannya, hal ini merupakan data yang bersifat rahasia dan pada dasarnya
bersifat peramalan sederhana tentang kebutuhan manajemen sumber daya manusia
dan ketersediaan SDM yang ada di Rumah Sakit.
6. Expert Forecast adalah ramalan yang dibuat para ahli dengan beberapa teknik
tertentu seperti misalnya 3 langkah Delphi Technique, ramalan ini biasa berdasarkan
asumsi, seperti kemungkinan perkembangan organisasi dan kemungkinan
unemployment rate.

C. Tujuan
Untuk meningkatkan mutu dan keselamatan pelayanan pasien di Rumah Sakit
tersedianya sumber daya manusia Rumah Sakit yang bervisi maju, kreatif, inovatif dan
profesional.

D. Landasan Hukum
1. UU No. 36 tahun 2009 tentang Kesehatan
2. UU No. 44 tahun 2009 tentang Rumah Sakit
3. UU No. 36 tahun 2014 tentang Tenaga Kesehatan
BAB II
GAMBARAN UMUM
A. Sejarah Rumah Sakit Ibu dan Anak Siti Hawa
Rumah Sakit Ibu dan Anak Siti Hawa merupakan salah satu Rumah Sakit swasta yang
bergerak di bidang pelayanan kesehatan ibu dan anak. RSIA Siti Hawa menyadari bahwa
kesehatan ibu dan anak yang menjadi salah satu indikator kesehatan suatu negara bukanlah
tanggung jawab pemerintah semata, namun merupakan kolaborasi semua pihak yang terkait
dengan tanggung jawabnya masing-masing.

Dalam kegiatan operasionalnya rumah sakit, RSIA Siti Hawa mengutamakan pelayanan
terhadap pelanggan. Dimana setiap pelanggan berhak untuk mendapatkan pelayanan yang
memuaskan meski dengan tingkat pelayanan yang berbeda, hal ini sesuai dengan motto RSIA
Siti Hawa yaitu “Kesembuhan, Keselamatan, Kenyamanan, dan Kepuasan Pasien adalah
Kebahagian Kami (5K)” dengan logo yang mengandung makna RSIA Siti Hawa memberikan
perlindungan dan pelayanan terhadap kesehatan ibu dan anak dengan kasih sayang, sepenuh
hati.

Rumah Sakit Ibu dan Anak Siti Hawa menghadirkan pelayanan yang mempunyai prinsip
kekeluargaan, home caring, yang berpihak pada kebutuhan pelanggan. RSIA Siti Hawa
berdiri tahun 2003 dengan nama awal RSB Siti Hawa, diprakarsai oleh dr. Ermawati, SpOG
dan dr. Desmiwarti, SpOG. Seiring dengan meningkatnya kebutuhan masyarakat dalam hal
pemeliharaan kesehatan membuat RSB Siti Hawa menyadari pentingnya peningkatan
pelayanan tersebut, sehingga berkembang dari RSB menjadi RSIA Siti Hawa dibawah
naungan PT. Siti Hawa yang bergerak dibidang jasa Rumah Sakit pada, tahun 2004 yang
dipimpin oleh Dr. Rini Amelia.

RSIA Siti Hawa diresmikan pada Juli 2004 dengan izin uji coba penyelenggaraan dari
Dinas Kesehatan dengan Nomor Surat: FM.03.03.5802.VII.2004. Kemudian dilanjutkan
dengan izin uji coba tahap kedua dengan Numor Surat: 968.FM.03.03.2006 yang berlaku
hingga Juli 2006. Pada tanggal 21 Mei 2007, RSIA Siti Hawa telah mendapatkan surat izin
penyelenggaraan Rumah Sakit berdasarkan Kepmenkes Nomor: YM.02.04.3.5.2814. Pada
tahun 2009 kepemimpin RSIA Siti Hawa digantikan oleh Dr. E. Basyaruddin, MARS selama
kepemimpinan direksi dengan owner berkomitmen untuk merenovasi bangunan tua menjadi
bangunan baru yang seperti saat sekarang ini. Pembangunan ini dilaksanakan oleh direksi
mulai tahun 2010 secara bertahap s/d tahun 2014. Pada tanggal 1 September tahun 2014
semua gedung untuk pelayanan sudah tertata dengan baik. Pada tahun 2015 Surat Izin
Operasional RSIA Siti Hawa sebagai Rumah Sakit Khusus Kelas C SK Badan Penanaman
Modal dan Pelayanan Perizinan Terpadu Pemda Padang Nomor. 001/IORS/BPMPTSP/IX-
2015

B. Visi, Misi Dan Motto


1. Visi
Terwujudnya Rumah Sakit yang modern dan profesional dalam pelayanan kesehatan Ibu
dan Anak

2. Misi
1. Memberikan pelayanan Rumah sakit yang prima ditandai pelayanan cepat, tepat,
informatif dan ramah
2. Meningkatkan sarana dan prasarana Rumah Sakit
3. Meningkatkan kompetensi SDM Rumah Sakit
4. Menjalin kerja sama dengan institusi dalam membuat jejaring pemasaran
3. Tujuan
 Tujuan Umum
Meningkatkan derajat kesehatan masyarakat
 Tujuan Khusus
Rumah Sakit Ibu & Anak Siti Hawa didirikan untuk membantu pemerintah dalam
pelayanan kesehatan menuju terwujudnya derajat kesehatan individu, keluarga dan
masyarakat yang optimal.

4. Motto
Kesembuhan, Keselamatan, Kenyamanan, dan Kepuasan Pasien adalah Kebahagiaan
Kami (5K)

5. Logo

Arti logo RSIA Siti Hawa


 Palang hijau melambangkan pelayanan kesehatan
 Lingkaran yang melingkari palang hijau melambangkan kebulatan tekad dalam
meningkatkan mutu pelayanan kesehatan
 Lengkungan warna biru melambangkan anak
 Lengkungan berwarna orange melambangkan seorang ibu
C. Struktur Organisasi Rumah Sakit
KOMISARIS UTAMA

DIREKTUR

Satuan Pengawas Intern


Komite Medik Komite Komite PPI Komite Mutu dan Komite Etik
Keperawatan Keselamatan Pasien Rumah Sakit

Kasi Kasi Keperawatan Kasubag Umum & Kasubag


Pelayanan Kepegawaian Keuangan

Ka. IGD Ka. IRJA Ka. IRNA Ka. OK & KB

Ka. INST. Ka. INST. Ka. INST. Ka. INST GIZI Ka. INST SIM- Ka. INST K3RS Ka. IPSRS
LABORATORIUM Rekam Medik
FARMASI RS
BAB III
RUANG LINGKUP
Manajemen sumber daya manusia Rumah Sakit meliputi :
1. Formasi
2. Analisa kebutuhan tenaga
3. Proses rekrutmen
4. Orientasi staf
5. Pengangkatan dan pemberhentian staf
6. Penilaian kinerja staf
7. Penghargaan dan sanksi staf
8. Administrasi kepegawaian
9. Kesehatan dan Keselamatan Staf
10. Pendidikan dan pelatihan
BAB IV
TATA LAKSANA
A. Formasi
Formasi staf (Pola Ketenagaan) disusun/ditinjau setiap tahun mengacu kepada struktur
organisasi dan perhitungan beban kerja, berdasarkan kebijakan, rencana strategi, rencana
kerja tahunan dan rencana bisnis anggaran.
Jenjang jabatan staf berdasarkan Peraturan RSIA Siti Hawa, terdiri dari :
1. Direktur
2. Komite
3. Kasubag/Kasi
4. Ka. Instalasi
5. Staf

Proses Formasi
Formasi ditetapkan berdasarkan analisis kebutuhan dalam jangka waktu tertentu dengan
mempertimbangkan beban tugas dan keahlian yang diperlukan untuk melaksanakan
tugas dan hal-hal lain yang mempengaruhi jumlah dan Sumber Daya Manusia yang
diperlukan. Formasi untuk masing-masing unit kerja ditetapkan berdasarkan:
 Jenis pekerjaan
Jenis pekerjaan adalah macam-macam pekerjaan yang harus dilakukan oleh suatu
unit kerja dalam melaksanakan tugas pokoknya. Misalnya pekerjaan pengetikan,
pemeriksaan keuangan, perawatan orang yang sakit dll.
 Sifat pekerjaan
Sifat pekerjaan adalah pekerjaan yang berpengaruh dalam penetapan formasi,
yaitu sifat pekerjaan yang ditinjau dari sudut waktu untuk melaksanakan
pekerjaan itu. Ada pekerjaan-pekerjaan yang cukup dilaksanakan selama jam
kerja saja, misalnya pekerjaan tata usaha, tetapi ada pula pekerjaan yang harus
dilaksanakan selama 24 jam penuh, misalnya tenaga medis dan peramedis.
 Hasil analisa jabatan dan perkiraan kapasitas staf yang dibutuhkan
Yang dimaksud dengan hasil analisa jabatan yaitu : perkiraan jenis pekerjaan dari
jabatan tertentu yang membutuhkan penyelesaian dalam jangka waktu tertentu.
Perkiraan kapasitas staf dalam jangka waktu tertentu adalah kemampuan seorang
staf untuk menyelesaikan jenis pekerjaan tertentu dalam jangka waktu tertentu.
 Peralatan yang tersedia
Peralatan yang tersedia atau yang diperkirakan akan tersedia dalam
menyelesaikan pekerjaan sesuai tugas pokok akan mempengaruhi jumlah dan
mutu staf yang diperlukan. Pada umumnya semakin tinggi mutu peralatan kerja
yang ada dan tersedia dalam jumlah yang memadai akan mengurangi jumlah staf
yang diperlukan.

B. Rekrutmen Staf
1. Analisa kebutuhan staf
 Analisa kebutuhan tenaga dilakukan oleh masing-masing Kasi/Ka. Instalasi
dengan mempertimbangkan :
a. Perkembangan penduduk wilayah kerja Rumah Sakit Ibu dan Anak Siti Hawa
meliputi : pola penyakit, daya beli/pertumbuhan ekonomi, keadaan
darurat/bencana.
b. Jumlah permintaan layanan kesehatan
c. Jumlah tempat tidur
d. Perhitungan beban kerja
e. Kebijakan bidang kesehatan yang berlaku
 Unit kerja yang membutuhkan tenaga kerja baru, mengajukan permohonan
kepada Direktur RSIA Siti Hawa melalui Kasubag Umum dan Kepegawaian.
 Kasubag umum dan kepegawaian akan mengevaluasi pengajuan tenaga kerja
baru dan memberikan rekomendasi berdasarkan kebijakan yang berlaku, struktur
organisasi/formasi staf, persyaratan jabatan dan dukungan sumber daya yang ada.
 Berdasarkan persetujuan Direktur, Kasubag Umum dan Kepegawaian memeriksa
kelengkapan administasi. Apabila telah memenuhi persyaratan Kasubag Umum
dan Kepegawaian akan melaksanakan proses perekrutan.
 Apabila posisi yang dibutuhkan belum memiliki uraian pekerjaan, Kasubag
Umum dan Kepegawaian dan unit kerja yang terkait akan menyusun uraian
pekerjaan yang dibutuhkan.

2. Proses Perekrutan
a. Tahap I
 Pengumuman rekrutmen
 Seleksi administrasi, terkait kelengkapan dokumen dan kesesuaian dengan
kebutuhan
 Pemanggilan kandidat
b. Tahap II
 Tes tertulis
 Interview dengan Kasubag Umum dan Kepegawaian dan unit kerja terkait
c. Tahap III
 Interview dengan Direktur RSIA Siti Hawa (bila dibutuhkan)
 Pemeriksaan kesehatan
3. Seleksi Administrasi
Adalah seleksi kelengkapan dokumen dan kesesuaian data dengan persyaratan
perekrutan (usia, pendidikan terakhir, dll).
Dokumen administrasi terdiri dari :
 Lamaran kerja
 Fotocopy ijazah dan transkrip nilai (dilegalisir)
 Fotocopy KTP
 Foto diri
 Surat Tanda Registrasi (STR) bagi tenaga kesehatan
 Surat keterangan sehat
 SKCK (Surat Keterangan Catatan Kepolisian)
 Surat pengalaman kerja
 dll
4. Syarat khusus penerimaan
a. Penerimaan tenaga medis
 Latar belakang pendidikan minimal dokter umum dan dokter spesialis dari
sekolah kedokteran terakreditasi
 Mempunyai surat tanda registrasi yang sesuai dengan bidang profesi
b. Penerimaan bidang tenaga kesehatan lainnya
 Latar belakang pendidikan minimal DIII sesuai bidangnya
 Mempunyai surat tanda registrasi dari organisasi profesi
 Diutamakan yang mempunyai pengalaman kerja di bidang nya
c. Penerimaan tenaga bidang umum
 Latar pendidikan minimal SMU/sederajat
 Diutamakan yang mempunyai pengalaman kerja di bidangnya
5. Hal lain yang terkait dengan perekrutan
 Bila belum ada kandidat yang lolos masuk tahap kedua, maka proses akan
kembali dimulai dari tahap awal
 Hasil akhir perekrutan akan dilaporkan Kasubag umum dan kepegawaian
kepada Direktur RSIA Siti Hawa
 Apabila disetujui untuk diterima calon karyawan tersebut, maka kasubag
umum dan kepegawaian akan menyiapkan surat kontrak kerja percobaan
selama 3 (tiga) bulan.
 Kasubag umum dan kepegawaian akan menjelaskan mengenai semua
keterangan yang menyangkut hak dan kewajiban karyawan, kemudian
dilanjutkan dengan penanda tanganan surat kontrak kerja untuk menjadi
karyawan training.
 Kasubag umum dan kepegawaian bekerja sama dengan unit kerja terkait
untuk mengatur jadwal orientasi bagi karyawan baru.
 Kasubag umum dan kepegawaian melakukan verifikasi ijazah terkahir kepada
institusi pendidikan karyawan training.
 Satu minggu sebelum periode pelatihan kerja selesai, kasubag umum dan
kepegawaian bersama kepala unit kerja terkait melakukan penilaian kinerja
karyawan yang bersangkutan untuk menentukan apakah karyawan tersebut
dapat melanjutkan kontrak kerja atau tidak.

C. Orientasi Staf
Orientasi adalah memberikan informasi yang berhubungan dengan lingkungan kerja baru
dalam suatu organisasi, meliputi organisasi tata laksana, kebijakan, tugas, fungsi,
tanggung jawab dan wewenang bagi staf beru tersebut.
a. Orientasi dilaksanakan secara terpadu antara diklat rumah sakit dengan
Instalasi/profesi yang terkait.
b. Orientasi umum dilaksanakan selama 2 hari kerja
c. Orientasi khusus dilaksanakan 4 hari kerja kecuali Instalasi Laboratorium
yang dilaksanakan selama 15 hari
Unit
No Tanggal Materi Trainer
terkait

1 Orientasi Umum
- Visi, Misi, Tujuan Ka. Subag
Rumah Sakit Umum &
- Fasilitas/sarana Kepegawaian
yang tersedia
- Kebijakan dan
prosedur yang berlaku di Rumah Sakit
- Peraturan dan tata
tertib Rumah Sakit
- Hak dan Komite
kewajiban Rumah Sakit Dokter, PMKP
Perawat dan Pasien di Rumah Sakit. IPCN
- Peningkatan mutu
dan keselamatan pasien
- Pencegahan dan Ka. Instalasi
pengendalian infeksi serta Bahan K3RS
Berbahaya dan Beracun (B3)
- Keselamatan dan
Kesehatan Kerja di Rumah Sakit
2 Orientasi khusus Keperawatan Kasi
Keperawatan
- Misi, Falsafah,
dan tujuan keperawatan
- Struktur organisasi
Instalasi
- Kebijakan dan
prosedur keperawatan
- Metode pemberian
asuhan keperawatan di rumah sakit
- Pola ketenagaan
dan system penilaian kinerja
keperawatan
- Prosedur
pelayanan dalam berbagai bidang
dirumah sakit
- Hak dan
kewajiban tenaga keperawatan

3 Staf Rekam Medis Ka. Instalasi


Rekam Medis
Orientasi khusus
- Khusus untuk
tenaga Rekam medis pelatihan lebih
mendalam dan spesifik berkaitan
dengan tugas-tugas di rekam medis.
penyelenggaraannya adalah rekam
medis sendiri.
- Perawat, tenaga
kesesahatan lain dan tenaga Rekam
medis yang baru diterima dilakukan
orientasi tentang rekam medis.
4 Perawat IGD Perawat
senior IGD
- Pemasangan infus
- Heacting
- Redresing
- Resusitasi
- Pemasangan EKG
5 Tenaga Staf Medis IGD dan Rawat Inap Dokter
Umum IGD
- Pembacaan EKG dan Rawat
- Basic Life Support Inap
- Triase
- Standar terapi
- System rujukan
- Rangkuman
6 Orientasi Instalasi Gizi Ka. Instalasi
- Untuk staf Gizi
instalasi gizi orientasi lebih mendalam
dan spesifik berkaitan dengan tugas-
tugas di Instalasi Gizi seperti cara
memasak, menyiapkan menu makanan,
mengantar makanan ke kamar pasien,
dll
- Struktur organisasi
Instalasi Gizi
7 Orientasi Instalasi Farmasi Ka. Instalasi
- Untuk staf Farmasi
instalasi gizi orientasi lebih mendalam
dan spesifik berkaitan dengan tugas-
tugas di Instalasi Farmasi seperti
membaca resep dokter, mencatat obat
masuk dan obat keluar, dll
- Struktur organisasi
Instalasi farmasi
8 Orientasi Instalasi Laboratorium Ka. Instalasi
- Urinalisa Laboratorium
- Flebotomi
- Hemotologi
- Imunologi
- Pelayanan darah
- Kimia klinik
- Administrasi
laboratorium
9 Orientasi staf kontrak, magang dan Ka. Unit
peserta didik terkait
Untuk staf kontrak, magang dan peserta
didik orientasi lebih mendalam dan
spesifik berkaitan dengan tugas-tugas
dimana staf tersebut ditempatkan

D. Pengangkatan dan Pemberhentian Staf


Pengangkatan Staf
1. Pengangkatan Staf
a. Pelamar yang diterima dari proses rekrutmen diangkat oleh Direktur menjadi staf
dengan status sebagai staf training yang ditetapkan melalui perjanjian pelatihan
kerja untuk waktu 3 (tiga) bulan.
b. Isi dari perjanjian kontrak meliputi identitas, lingkup tugas, besaran upah, hak
dan kewajiban, jangka waktu, tempat dan tanggal perjanjian kerja.
c. Staf training yang sudang selesai masa trainingnya dapat diangkat menjadi staf
kontrak, dengan persyaratan sebagai berikut :
 Telah menunjukkan tanggung jawab dan kecakapan dalam melakukan
tugas
 Telah menunjukkan tanggung jawab dan kecakapan dalam melakukan
tugas
 Telah menunjukkan sikap dan budi pekerti yang baik
 Telah memenuhi syarat-syarat kesehatan jasmani dan rohani untuk
diangkat menjadi karyawan kontrak
 Bersedia menanda tangani surat perjanjian kerja selama 1 (satu) tahun
berikutnya
d. Syarat-syarat dalam huruf C diatas poin 1,2,3 dinyatakan secara tertulis oleh
atasan langsung dan atasan yang berwenang untuk membuat penilaian pekerjaan.
e. Staf training yang telah menjalani masa percobaan tapi tidak memenuhi syarat-
syarat yang dimaksud dalam poin “c” diberhentikan sebagai calon staf kontrak
RSIA Siti Hawa.
2. Pengangkatan staf kontrak
a. Staf training yang dinyatakan lulus dan menyatakan bersedia menandatangani
perjanjian kerja sama selama 1 (satu) tahun berikutnya, diangkat oleh Direktur
menjadi staf kontrak yang ditetapkan melalui perjanjian kerja untuk waktu
tertentu.
b. Masa kontrak paling lama 1 tahun dan dapat diperpanjang untuk 1 kali kontrak
dengan masa kontrak 1 (satu) tahun berikutnya
c. Isi dari perjanjian kontrak meliputi identitas, lingkup tugas, besaran upah, hak
dan kewajiban, jangka waktu, tempat dan tanggal perjanjian kerja.
d. Staf kontrak yang telah habis masa kontraknya dapat dilanjutkan kontrak untuk 1
(satu) tahun berikutnya dan atau diangkat menjadi calon karyawan tetap, dengan
persyaratan sebagai berikut :
 Telah menunjukkan tanggung jawab dan kecakapan dalam melakukan
tugas
 Telah menunjukkan ketaatan penuh dalam pelaksanaan tugasnya
 Telah menunjukkan sikap dan budi pekerti yang baik
 Telah memenuhi syarat-syarat kesehatan jasmani dan rohani untuk
diangkat menjadi karyawan tetap
 Bersedia menandatangani surat pernyataan pengabdian kepada RSIA Siti
Hawa
e. Syarat-syarat dalam huruf “d” diatas poin 1,2,3 dinyatakan secara tertulis oleh
atasan langsung dan atasan yang berwenang untuk membuat penilaian pekerjaan.
3. Pengangkatan karyawan tetap
Yang diangkat menjadi karyawan tetap adalah calon karyawan yang ditetapkan oleh
Direktur. Pengangkatan karyawan tetap dinyatakan dalam surat keputusan Direktur
yang di tandatangani oleh direktur. Salinan (fotocopy) atas keputusan tersebut
disimpan dalam file kepegawaian staf tersebut.
4. Karyawan outsource
a. Untuk pekerjaan tertentu yang bukan merupakan pelaksanaan tugas pokok, dapat
digunakan tenaga outsourcing melalui perusahaan yang kompeten.
b. Dalam penunjukan perusahaan outsourcing, harus memenuhi ketentuan yang
berlaku (UU ketenagakerjaan).
5. Tenaga harian lepas
Tenaga yang sewaktu-waktu dibutuhkan untuk melaksanakan tugas tertentu dengan
surat tugas dan mendapat penghasilan berdasarkan kehadiran.

Pemberhentian Staf
Adalah pengakhiran hubungan kerja karena suatu hal tertentu yang mengakibatkan
berakhirnya hak dan kewajiban antara karyawan dan direktur RSIA Siti Hawa.
Pemberhentian karyawan bisa diakibatkan oleh :
1. Permintaan sendiri
a. Staf yang mengundurkan diri dari RSIA Siti Hawa harus mengajukan
pemberitahuan secara tertulis minimal 30 hari kalender sebelumnya kepada
Direktur RSIA Siti Hawa
b. Staf diharuskan menyiapkan berkas kerja atas pekerjaan sebelumnya untuk di
serahterimakan kepada staf pengganti atau pimpinan unit kerja tempat yang
bersangkutan bekerja dan belum dapat mengundurkan diri sebelum adanya
persetujuan dari Direktur, kepada karyawan yang bersangkutan diwajibkan untuk
tetap bekerja sebagaimana mestinya.
c. Staf yang mengundurkan diri wajib mengembalikan inventaris kantor
d. Staf kontrak pinalti yang mengundurkan diri sebelum habis masa kontraknya
diwajibkan membayar pinalti kepada pihak lainnya sebesar upah pekerja sampai
batas waktu berakhirnya jangka waktu perjanjian kerja.
2. Mencapai batas usia pensiun
a. Batas usia kerja karyawan adalah pada usia 56 (lima puluh enam) tahun
b. Karyawan yang telah mencapai usia 56 (lima puluh enam) tahun, diminta untuk
melepaskan jabatannya dan diberhentikan dengan hormat dari perusahaan.
c. Apabila diperlukan, RS dapat memperpanjang masa kerja karyawan yang telah
mencapai usia 56 (lima puluh enam) tahun atas persetujuan karyawan
bersangkutan, dan dilaksanakan mengacu peraturan perundang-undangan yang
berlaku.
d. RS mengadakan program dana pensiun untuk staf karyawan yang diatur secara
tersendiri.
3. Sakit berkepanjangan/ketidakmampuan bekerja berdasarkan kesehatan (medical unit)
a. RS dapat memutuskan hubungan kerja dengan staf yang menderita sakit selama
12 (dua belas) bulan terus menerus atau berdasarkan surat keterangan dokter
dianggap tidak mampu bekerja karena masalah kesehatannya.
b. Dalam hal terjadi pemutusan hubungan kerja karena alasan diatas, maka RS akan
membayarkan hak-hak karyawan sesuai dengan peraturan perundang-undangan
yang berlaku.
4. Meninggal dunia
a. Dalam hal karyawan meninggal dunia, maka hubungan kerja antara karyawan
dan RS segera berakhir secara langsung terhitung mulai waktu yang tercantum
dalam surat keterangan/visum et repertum yang dikeluarkan oleh instansi yang
berwenang.
b. RS akan memberikan uang kompensasi PHK kepada ahli waris yang sah dari
karyawan yang bersangkutan yang besar perhitungannya sesuai dengan peraturan
perundang-undangan yang berlaku.

5. Tidak cakap bekerja


Dalam hal karyawan dinyatakan tidak cakap bekerja, dan telah dilakukan proses
pembinaan dan telah mendapatkan peringatan terakhir untuk hal itu, maka hubungan
kerja dapat diputuskan berdasarkan ketentuan atau peraturan perundang-undangan
yang berlaku.
6. Mendapat hukuman disiplin berat
7. Dalam hal PHK karena pelanggaran berat, yang bersangkutan tidak berhak menerima
pesangon
8. Berakhirnya jangka waktu kerja di dalam Perjanjian Kerja Waktu Tertentu (PKWT)
a. Hubungan kerja berakhir tanpa syarat pada tanggal berakhirnya masa kerja atau
selesainya pekerjaan yang telah ditetapkan dan disetujui bersama dalam
Perjanjian Kerja Waktu Tertentu.
b. Dalam hal terjadi pemutusan hubungan kerja karena alasan diatas, rumah sakit
tidak berkewajiban untuk membayar pesangon atau ganti rugi kecuali upah atas
hari-hari kerja yang telah dijalani oleh karyawan yang bersangkutan atau yang
telah tercantum dalam Perjanjian Kerja Waktu Tertentu tersebut.
9. Karena gangguan operasional di RSIA Siti Hawa
Dalam hal pemutusan hubungan kerja karena operasional di unit kerja RSIA Siti
Hawa terhenti karena rasionalisasi kepegawaian, akibat mengalami defisit terus
menerus yang disertai dengan bukti laporan keuangan yang telah diatur oleh akuntan
publika paling singkat 2 (dua) tahun terakhir atau keadaan memaksa (force majeure).
10. Calon karyawan, karyawan kontrak dan karyawan tetap yang ternyata pada waktu
melamar dengan sengaja memberikan keterangan-keterangan atau bukti-bukti yang
tidak benar, diberhentikan dengan tidak hormat.

Hak dan kewajiban karyawan yang putus hubungan kerja


1. Hak
Bagi karyawan PHK bukan karena pelanggaran berat, berhak memperoleh surat
pengalaman kerja dari RSIA Siti Hawa
2. Kewajiban
 Menyelesaikan semua kewajiban kepada RSIA Siti Hawa
 Mengembalikan barang inventaris milik RSIA Siti Hawa

Penghargaan karena putus hubungan kerja


Ketentuan mengenai penghargaan karyawan yang PHK merujuk pada ketentuan Undang-
Undang Ketenagakerjaan yang mengatur tentang pemberian penghargaan PHK dengan
tetap memperhatikan kemampuan RSIA Siti Hawa.

Rotasi dan penugasan Staf


Mekanisme rotasi staf mencakup penugasan, penarikan dan pelepasan tugas diatur
sebagai berikut :
1. Staf siap dan bersedia menerima tugas rotasi, yaitu perputaran tugas dengan tujuan
untuk menambah pengetahuan dan praktek tentang tugas dan keterampilan yang
berbeda-beda.
2. Bagi staf yang mendapatkan tugas rotasi dan atau penugasan, maka kepadanya
diberikan Surat Keputusan rotasi.
3. Setelah dikeluarkan Surat Keputusan Direktur RSIA Siti Hawa akan memberikan
seluruh hak-hak karyawan yang telah menjadi konsekuensi karena timbulnya surat
keputusan tersebut.
4. Kewajiban staf yang di rotasi dan atau ditugaskan adalah :
 Melaksanaan pekerjaan yang diberikan dengan sebaik-baiknya sesuai dengan
tugas, wewenang dan tanggung jawabnya.
 Menjalankan semua aturan-aturan yang telah ditetapkan oleh RSIA Siti
Hawa.
5. Krtiteria staf yang di rotasi dan atau di tugaskan adalah :
 Sudah bekerja selama 1 (satu) tahun
 Perawat bisa di rotasi ke seluruh unit pelayanan kecuali unit kamar bersalin
 Bidan bisa di rotasi ke seluruh unit pelayanan kecuali kamar operasi

Promosi atau Demosi Karyawan


1. Promosi atau demosi dilakukan dengan mempertimbangkan kebutuhan RS
2. Inisiatif promosi atau demosi diajukan oleh atasan masing-masing berupa pengajuan
usulan kepada Direktur
3. Evaluasi promosi atau demosi dilaksanakan mengacu kepada performa masing-
masing karyawan

E. Penilaian Pekerjaan Staf


Evaluasi staf dilakukan dan didokumentasikan secara berkala minimal 1 (satu) tahun
sekali :
a. 1 Januari sampai dengan 31 Desember setiap tahunnya
b. Minimum untuk masa 6 (enam) bulan sebelum tanggal 31 Desember staf tersebut
sudah harus dievaluasi
c. Evaluasi dilakukan oleh Ka. Unit kerja dimana staf tersebut ditugaskan
d. Evaluasi dilakukan atas :
 Prestasi kerja meliputi : Tugas pokok dan tugas tambahan
 Perilaku organisasi meliputi: memimpin, merencena, mengambil
keputusan, inovasi, kerja sama, profesional berkomunikasi, kerjasama,
memanfaatkan waktu kerja, etika kerja
e. Hasil evaluasi tersebut diserahkan kepada :
 Staf yang bersangkutan satu rangkap (asli)
 Staf kepegawaian untuk disimpan di file kepegawaian staf tersebut
(fotocopynya)
Prosedur Penilaian Staf
a. Kasi/Kasubag/Ka. Instalasi menyerahkan staf klinis baru pada Ka. Unit
b. Ka. Unit menjelaskan kembali atas pekerjaan yang harus dikerjakan sesuai dengan
uraian tugas
c. Staf baru dapat bertanya atas hal-hal yang kurang dimengerti
d. Ka. Unit melakukan supervisi/pengawasan dan secara berkala dilakukan evaluasi
untuk memastikan berlanjutnya kompetensi atas tugas dari staf baru tersebut.

F. Penghargaan dan Sanksi Staf


Penghargaan
1. Kenaikan gaji berkala (bagi karyawan tetap)
 Pemberian kenaikan gaji berkala dilakukan setiap 1 (satu) tahun sekali
 Pemberian kenaikan gaji berkala dilakukan setelah proses penilaian kinerja
selesai dilaksanakan dan diterbitkannya Surat Keputusan (SK) dari Direktur
 Kasubag Umum dan kepegawaian bertugas memproses SK dari Direktur
 Kenaikan tersebut berlaku terhitung sejak tanggal penetapan di dalam SK
 Kasubag umum dan kepegawaian menyerahkan salinan SK Direktur kepada
staf terkait
2. Kenaikan pangkat
 Pemberian kenaikan pangkat dilakukan 4 (empat) tahun sekali
 Kasubag umum dan kepegawaian melaporkan kepada Direktur daftar staf
yang akan memasuki masa untuk kenaikan pangkat bersamaan dengan
pelaporan pelaksanaan proses penilaian kinerja
 Setelah proses penilaian kinerja selesai, maka akan diajukan memo kepada
Direktur mengenai kenaikan pangkat sesuai waktu periodenya
 Setelah mendapat persetujuan Direktur, bisa dilanjutkan kedalam proses
pembuatan Surat Keputusan (SK) mengenai kenaikan pangkat
 Kasubag umum dan kepegawaian bertugas memproses SK dari Direktur
 Kasubag umum dan kepegawaian akan membagikan salinan SK kepada staf
tersebut
3. Penghargaan masa bakti
 Kasubag umum dan kepegawaian membuat memo kepada Direktur, mengenai
daftar staf yang telah memasuki masa bakti sesuai dengan periode waktu yang
telah ditetapkan
 Setelah memo disetujui oleh Direktur, Kasubag umum dan kepagawaian akan
membuat SK yang di tanda tangani oleh Direktur
 Pemberian penghargaan masa bakti dapat dilakukan secara simbolik

Sanksi kepada staf


1. Prosedur pemberian sanksi
 Pelanggaran yang terjadi terhadap ketentuan-ketentuan yang berlaku di dalam
lingkungan RSIA Siti Hawa akan dikenakan sanksi mulai dari teguran lisan,
surat peringatan I dan bila dibutuhkan sampai surat peringatan III
 Pelaporan dilakukan setinggi-tingginya oleh Direktur dan serendah-rendahnya
oleh kapala unit terkait terhadap karyawan dibawahnya
 Kasubag umum dan kepegawaian mempelajari laporan tersebut, kemudian
berkoordinasi dengan pihak terkait (termasuk didalamnya perihal mengenai
pembelaan diri, kelengkapan administrative dan hal lainnya)
 Kasubag umum dan kepegawaian melaporkan hasil koordinasi kepada kepala
unit/kepala seksi/ka. Instalasi untuk melanjutkan kepada Direktur RSIA Siti
Hawa
 Kasubag umum dan kepegawaian melaksanakan hasil keputusan pada poin
“d”
 Apabila permasalahan tersebut sampai kepada Dinas Tenaga Kerja dan atau
Hubungan Industrial, maka kasubag umum dan kepegawaian melaporkan dan
meminta persetujuan Direktur RSIA Siti Hawa melalui kepala bidang KPPP
untuk menunjuk perwakilan RSIA Siti Hawa.
2. Tahapan pemberian sanksi
Pelaksanaan penegakan disiplin kerja secara administrasi sebagai berikut :
 Ka. Instalasi dan Kasubag umum dan kepegawaian melakukan koordinasi
dalam pelaksanaan tindakan disiplin (usulan dapat dilakukan dari kedua belah
pihak dengan merujuk kepada jenis-jenis pelanggaran)
 Ka. Instalasi bertanggung jawab atas kinerja bawahannya, apabila Ka.
Instalasi mengetahui atau telah diberitahu atas kinerja buruk/pelanggaran
yang dilakukan oleh staf, tetapi tidak melakukan sanksi maka hal ini dapat
diajukan ke tingkat yang lebih tinggi dan Ka. Instalasi yang bersangkutan
dapat diberikan sanksi
 Untuk staf setelah mendapat SP III tidak langsung di PHK, namun jika dalam
kurun waktu 6 (enam) bulan melakukan kesalahan lagi maka tindakan PHK
akan dilakukan.
 SP III bersifat tetap untuk jenis pelanggaran berat yang sama. Jika melakukan
kesalahan yang sama setelah SP III maka langsung PHK
 Tahapan setelah SP III adalah skorsing untuk kelanjutan proses hukum (jika
diperlukan) dan kemudian setelah ada putusan hukum tetap dinyatakan
bersalah, maka dilakukan PHK.
3. Jenis pelanggaran dan pemberian sanksi
a. Pelanggaran dengan teguran secara lisan
 Membawa atau menggunakan barang-barang dan alat-alat milik rumah
sakit untuk kepentingan pribadi
 Tiga kali datang terlambat dalam sebulan tanpa alasan yang dapat
dipertanggung jawabkan
 Tiga kali tidak ada melakukan absensi dalam sebulan tanpa adanya
keterangan yang dapat dipertanggung jawabkan
 Meninggalkan pekerjaan tanpa izin atasan langsung untuk kepentingan
pribadi sebanyak 3 (tiga) kali dalam 1 bulan
 Menghindari tugas yang menjadi tanggung jawabnya pada jam kerja
sebanyak 3 (tiga) kali dalam 1 bulan
 Menolak untuk melakukan kerja lembur, tanpa alasan yang rasional
sebanyak 3 (tiga) kali dalam 1 bulan
 Menggunakan telepon RS untuk kepentingan pribadi sehingga
mengganggu pelayanan
 Tidak masuk kerja 2 (dua) hari berturut-turut tanpa alasan yang jelas
dalam jangka waktu 1 (satu) bulan
 Atasan yang tidak menjalankan peran pembinaan atas
kesalahan/pelanggaran bawahannya.
b. Pelanggaran dengan teguran tertulis
 Setelah mendapat teguran lisan, namun tetap melakukan pelanggaran
yang sama maka akan diberikan teguran tertulis.
 Menolak perintah atasan yang bersifat kedinasan dan bukan pribadi
dengan alasan yang tidak rasional dan berdampak negatif bagi RS
 Menolak untuk dilakukan pemeriksaan atas kesehatan dirinya atas
indikasi penyakit yang berdampak pada lingkungan kerja
 Tidak memakai seragam kerja yang telah di tentukan oleh RS sebanyak 6
(enam) kali dalam periode 1 bulan
c. Pelanggaran dengan surat peringatan 1 (hukuman ringan)
Setelah mendapatkan teguran tertulis, namun tetap melakukan pelanggaran yang
sama maka akan diberikan SP I.
d. Pelanggaran dengan SP II
 Tetap melakukan pelanggaran yang sama atau jenis lainnya dalam masa
berlakunya surat peringatan pertama
 Melakukan kelalaian dalam menjalankan tugas sehingga mengakibatkan
bahaya/kerugian bagi RSIA Siti Hawa. Dalam hal ini selain mendapatkan
SP II juga harus mengganti kerugian asset/barang tersebut ke RSIA Siti
Hawa.
e. Pelanggaran dengan SP III
 Tetap melakukan pelanggaran dalam masa berlakunya surat peringatan
kedua
 Melakukan penganiayaan fisik dan tindakan asusila di lingkungan RSIA
Siti Hawa
 Melakukan pungutan yang tidak sah dalam bentuk apapun dalam
melaksanakan tugasnya untuk kepentingan pribadi, golongan atatu pihak
lain
 Membocorkan dan memanfaatkan rahasia rumah sakit yang seharusnya
dirahasiakan
 Memberikan keterangan palsu atau dipalsukan sehingga merugikan RS
 Mencemarkan nama baik RS
 Melakukan pencurian, penipuan atau penggelapan barang dan atau uang
milik RS
 Mabuk, meminum minuman keras yang memabukkan, memakai dan atau
mengedarkan narkotika, psikotropika dan zat adiktif lainnya dilingkungan
kerja
 Memiliki, menjual, mengggadaikan, menyewakan, meminjamkan barang-
barang, dokumen atau surat-surat berharga milik RS
 Berjudi dan/atau berkelahi dengan sesama karyawan, pimpinan di dalam
lingkungan RS
 Membawa senjata tajam, senjata api atau sejenisnya di dalam lingkungan
RS kecuali untuk kepentingan tugas
 Tidak masuk kerja selama 7 (tujuh) hari dalam satu bulan tanpa
pemberitahuan dan alasan yang jelas
 Melakukan kesalahan dalam pemberian obat (khusus untuk petugas medis
dan staf RS yang memiliki kemampuan di bidangnya) sehingga
mengakibatkan kematian pada pasien
f. Pelanggaran berat yang dapat diancam dengan PHK
 Menghasut staf lain untuk melakukan pemogokan dan pembangkangan
terhadap manajemen RS
 Telah menerima surat peringatan ketiga tetapi masih melakukan kesalahan
 Melakukan perbuatan lainnya yang diancam pidana 5 (lima) tahun atau
lebih.

G. Administrasi Kepegawaian
1. Jam Kerja
Waktu kerja dan istirahat
 Hari dan atau jam kerja karyawan berebeda satu dengan yang lainnya, sesuai
dengan fungsi dan jabatan staf tersebut, namun tidak melebihi 7 jam sehari
dan 40 jam dalam seminggu atau 8 jam dalam sehari dan 40 jam dalam
seminggu.
 Penentuan mengenai hari kerja dan jam kerja seorang staf akan diatur oleh RS
di dalam kontrak kerja.
 Hari kerja dan jam kerja di RSIA Siti Hawa dalah sebagai berikut :
Staf medis, keperawatan dan nakes lain
Shift I 07.00 s/d 14.00 WIB
Shift II 14.00 s/d 21.00 WIB
Shift III 21.00 s/d 07.00 WIB
 Staf non shift dan struktural waktu kerja mulai dari hari senin sampai jum’at
jam 08.00-16.00 WIB dan hari Sabtu 08.00-14.00 WIB
 Waktu kerja sebagaimana tersebut diatas sewaktu waktu dapat berubah sesuai
dengan kepentingan RS
 Staf yang shift mempunyai kelebihan jam kerja pada hari kerja biasa
merupakan sebagai jam kerja lembur
2. Jadwal Dinas
 Jadwal dinas dibuat/disusun oleh Kasi/Kasubag/Ka. Instalasi/Ka. Unit terkait
setiap bulannya, dan diserahkan kepada kepegawaian.
 Jika ada keperluan mendesak dan mempengaruhi jadwal dinas, staf yang
bersangkutan diberikan kesempatan untuk penggantian jadwal dinas
maksiman 3 kali dalam 1 bulan dengan mengisi formulir pergantian jadwal
dinas.
 Jadwal dinas, kehadiran, formulir pergantian jadwal dinas menjadi bahan
acuan perhitungan gaji pegawai setiap bulannya.

3. Kehadiran Kerja
Setiap staf wajib mengambil absen saat masuk dan pulang di mesin finger print.
a. Prosedur absensi
 Setiap staf diharuskan melakukan registrasi kehadiran melalui media absensi
pada saat datang dan pulang kerja
 Apabila tidak dapat/gagal melakukan absensi, maka karyawan diharuskan
melapor ke Kasubag umum dan kepegawaian
 Staf yang izin tidak masuk kerja, datang terlambat dan atau pulang lebih awal
dengan alasan apapun berlaku ketentuan sebagai berikut :
 Diwajibkan memberitahun atasan langsung atau kepala unit kerja
terkait, pada hari dimana staf yang bersangkutan izin
 Mengisi formulir absensi yang di tandatangani oleh atasa langsung
atau kepala unit kerja terkait
 Melampirkan surat keterangan atau lampiran lainnya bila diperlukan
 Menyerahkan formulir absensi tersebut ke Kasubag umum dan
kepegawaian
 Untuk izin tidak masuk kerja karena keperluan mendesak yang
menyebabkan staf tidak dapat hadir, maka formulir absensi diserahkan
kepada kasubag umum dan kepegawaian selambat-lambatnya 1 (satu)
hari setelah masuk kembali.
 Staf yang tidak dapat hadir di karenakan sakit, wajib menyerahkan
surat keterangan sakit dari dokter.
b. Kasubag umum dan kepegawaian akan mengolah data kehadiran staf setiap bulan
terkait dengan administrasi payroll/penggajian dan hal-hal lainnya sesuai dengan
kebutuhan yang berlaku.

4. Gaji/Upah
a. Yang dimaksud dengan gaji/upah adalah imbalan berupa uang yang diterima oleh
karyawan dari RS, yang terdiri dari gaji pokok dan tunjangan lain yang diberikan
secara tetap tiap bulannya.
b. Besarnya gaji/upah ditetapkan sesuai dengan jabatan dan lama kerja dengan
mengindahkan ketentuan upah minimum yang berlaku.
c. Ketentuan selanjutnya akan diatur secara tersendiri .

5. Tunjangan hari raya keagamaan


a. Menjelang hari raya keagamaan, RS memberikan Tunjangan Hari Raya (THR)
kepada karyawan 1 (satu) kali gaji bulanan bagi karyawan yang sudah bekerja 1
(satu) tahun atau lebih. Bagi karyawan yang bekerja kurang dari 1 (satu) tahun,
THR diberikan atas dasar perhitungan lama bekerja (sejak diterima bekerja)
dibagi 12 (dua belas) bulan dikali upah sebulan.
b. RS memberikan THR keagamaan kepada karyawan yang telah bekerja selama 3
(tiga) bulan secara terus menerus atau lebih.
c. THR keagamaan akan dibayarkan oleh RS kepada karyawan selambat-lambatnya
10 (sepuluh) hari sebelum hari raya keagamaan.

6. Pajak Penghasilan
a. Pajak penghasilan diberlakukan kepada staf yang telah memenuhi syarat dan
ketentuan yang telah diatur dalam Peaturan Menteri Keuangan yang masih
berlaku.
b. RS melaksanakan penghitungan, penyetoran, pemotongan dan melaporkan pajak
penghasilan karyawan.

7. Lembur
Pada dasarnya kerja lembur adalah kebutuhan perusahaan yang pelaksanaannya harus
dilaksanakan sesuai dengan UU No. 13 tahun 2003, Pasal 78 termasuk :
 dalam hal-hal yang bersifat force majeure seperti kebakaran dan sebagainya
 dalam hal ada pekerjaan-pekerjaan yang apabila tidak segera diselesaikan
akan membahayakan keehatan atau keselamatan pasien dan pelayanan
kesehatan
 dalam hal apabila pekerjaan tidak diselesaikan akan menimbulkan kerugian
bagi perusahaan atau dapat mengganggu kelancaran pelayanan kesehatan
 dalam hal terdapat pekerjaan yang harus diselesaikan dengan segera, staf
harus bekerja atas panggilan dadura. Bagi staf yang mengabaikan perintah
lembur dapat dikenakan sanksi.

Prosedur Lembur
 karyawan yang dapat perintah untuk kerja lembur dari atasan langsung,
dihruskan melengkapi Surat Perintah Lembur (SPL)
 Surat Perintah Lembur (SPL) di tanda tangani oleh Kasi/Kasubag/Ka. Instalasi
 Staf terkait tetap melakukan absensi pada saat melaksanakan kerja lembur
sebagai salah satu komponen dalam penghitungan upah lembur
 Satu Surat Perintah Lembur (SPL) berlaku untuk satu orang staf dan untuk 1
tanggal kerja lembur
 Untuk hal-hal lain yang sifatnya darurat dan mendesak atas instruksi Direktur
staf terkait dapat melaksanakan kerja lembur terlebih dahulu namun tetap
menyelesaikan administrasi kerja lembur setelah pelaksanaan kerja lembur dan
staf yang bersangkutan tetap melakukan absensi
 Kasubag umum dan kepegawaian akan melakukan konfirmasi terhadap pihak
terkait atas pekerjaan lembur yang bersifat darurat dan mendesak sebagaimana
dimaksud diatas.
 Surat Perintah Lembur (SPL) yang telah diisi lengkap, diserahkan kambali
kepada kasubag umum dan kepegawaian paling lambat sebelum periode
perhitungan penggajian setiap bulannya.
 Surat Perintah Lembur (SPL) yang diserahkan setelah tanggal perhitungan,
maka upah lembur akan dihitung dan dibayarkan pada bulan berikutnya
 Surat Perintah Lembur (SPL) yang diserahkan lebih dari 1 (satu) bulan sejak
pelaksanaannya, tidak dapat dip roses lebih lanjut dan tidak berlaku lagi
 Kasubag umum dan kepegawaian akan melakukan proses administrasi untuk
perhitungan upah lembur dan hal-hal lainnya sesuai dengan ketentuan yang
berlaku
 Waktu kerja lembur hanya dapat dilakukan paling banyak 40 (empat puluh)
jam salam 1 (satu) bulan.
Besaran perhitungan lembur
1) Hak kerja lembur bagi karyawan adalah :
Pada hari kerja biasa :
 Untuk jam kerja lembur pertama harus dibayar upah sebesar 1,5 (satu
setengah) kali upah sejam
 Untuk setiap jam kerja berikutnya harus dibayar upah sebesar 2 (dua) kali
upah sejam
Pada hari istirahat, mingguan dan atau hari libur resmi :
 Upah lembur untuk 7 (tujuh) jam pertama dibayar 2 (dua) kali upah sejam
 Jam kedelapan dibayar 3 (tiga) kali upah sejam
 Jam kesembilan dan kesepuluh dibayar 4 (empat) kali upah sejam
2) Perhitungan upah per jam adalah 1/173 kali upah sebulan
3) Bagi staf yang melakukan kerja lembur 4 jam berturut-berturut akan memperoleh
hak tambahan, uang makan dan ekstra fooding
4) Ketentuan jenis staf yang berhak mendapatkan upah lembur ditentukan oleh
masing-masing unit.
8. Cuti dan Izin Kerja
1) Kebijakan umum
a. Terdapat 6 (enam) jenis cuti yang berlaku, yaitu cuti tahunan, cuti besar, cuti
menikah, cuti melahirkan, cuti karena alasan penting, dan cuti diluar
tanggungan. Defenisi jenis tersebut mengacu pada UU No. 13 tahun 2013.
b. Cuti tahunan ada 12 hari kerja, setelah bekerja 1 tahun secara terus menerus :
 Karyawan tetap berhak atas cuti tahunan setiap tahun sebanyak 12 hari
kerja
 Karyawan kontrak memiliki hak cuti tahunan minimal sesuai dengan
ketentuan perundang-undangan
 Rencana cuti tahunan harus diajukan selambatnya-lambatnya 1 bulan
sebelum pelaksanaan cuti, kecuali dalam keadaan/kondisi tertentu dan
dengan persetujuan dari Kasubag Umum dan Kepegawaian.
c. Cuti besar adalah masa kerja 6 tahun secara terus menerus selama 3 bulan
d. Terhadap karyawan yang keluar sebelum masa kerja 1 (satu) tahun tidak
mendapatkan penggantian hak cuti tahunannya
e. Hak atas cuti tahunan menjadi gugur (berakhir masa berlakunya apabila
dalam waktu 1 (satu) tahun setelah timbulnya hak itu karyawan tidak
mempergunakannya bukan karena alasan yang dibuat oleh RS.
f. Hak cuti yang belum muncul, tidak dapat diambil di muka (hutang cuti)
g. Untuk pengajuan diwajibkan mengisi formulir permohonan cuti dan dokumen
pelengkap lainnya
h. Cuti tahunan tidak dapat di uangkan
i. Hari raya keagamaan yang jatuh pada masa cuti tidak dianggap menjadi
bagian cuti, melainkan ditambahkan kedalam cuti.
j. Pelaksanaan cuti hanya dapat dilakukan setelah adanya persetujuan dari
atasan langsung dan persetujuan Direktur
k. Direktur berhak mengatur hari-hari cuti tahunan karyawan dalam tahun
takwim untuk menjamin pelayanan RS
l. Dengan memperhatikan kepentingan operasional RS, Direktur dapat menunda
pelaksanaan cuti staf yang bersangkutan.
m. Rumah sakit dapat memanggil untuk bekerja kembali kepada staf yang
sementara dalam istirahat cuti, bilamana ada suatu pekerjaan yang sifatnya
penting dan hak cutinya tersebut digantikan dengan hari kerja lainnya.
n. Untuk staf yang cutinya melebihi dari hak cutinya, maka pada saat batas akhir
cuti, kelebihan (hutang) cutinya akan diperhitungkan sesuai dengan prosedur
yang berlaku di RSIA Siti Hawa. Demikian pula sebaliknya bilamana batas
akhir cuti terdapat sisa cuti, karena kepentingan perusahaan bisa ditambahkan
tahun berikutnya.

2) Pengajuan cuti tahunan


a. Staf yang mengajukan cuti ke Kasubag umum dan kepegawaian dengan
mengisi formulir permohonan cuti yang disetujui oleh atasan langsung yang
bersangkutan.
b. Kasubag umum dan kepegawaian melihat data cuti staf yang bersangkutan,
apabila dari data tersebut kemungkinan staf untuk megambil hak cutinya
maka akan dilanjutkan untuk disetujui oleh Direktur.
c. Pengajuan cuti yang disetujui adalah formulir yang telah di tanda tangani oleh
pihak-pihak terkait yang tertera pada formulir permohonan cuti. Apabila
pengajuan cuti di tolak, atasan tidak perlu menandatangani formulir
permohonan cuti, namun segera menginformasikan hal tersebut secara
tertulis.

3) Cuti Bersama
a. Edaran resmi dari pemerintah sebagai dasar penetapan cuit bersama
b. Pelaksanaan cuit bersama akan diperhitungkan di dalam cuti tahunan

4) Cuti diluar tanggungan


a. Staf yang berhak mengambil cuti diluar tanggungan maksimal 2 tahun tanpa
mendapatkan gaji maupun tunjangan
b. Apabila staf melewati masa 2 tahun dan tanpa keterangan tidak masuk kerja
maka akan diberlakukan mekanisme sanksi

5) Cuti Besar
a. Cuti besar dilakukan minimal 1 bulan dan sisanya digunakan pada tahun
berjalan tersebut.
b. Staf yang mengambil cuti besar, tidak berhak atas cuti tahunan.
c. Pengajuan cuti besar dilakukan 1 bulan sebelumnya
d. Pada saat cuti besar, apabila dibutuhkan staf wajib melaksanakan tugas dari
RSIA Siti Hawa

6) Cuti Melahirkan
a. Pelaksanaan cuti melahirkan 1,5 bulan sebelum dan 1,5 bulan setelah
melahirkan.
b. Pelaksanaan diluar ketentuan tersebut didukung dengan pernyataan resmi dari
yang bersangkutan.
c. Selama cuti melahirkan staf berhak atas gaji tanpa tunjangan operasional dan
tunjangan jabatan.

7) Tugas Belajar
a. Penugasan staf untuk mengikuti Diklat atau melanjutkan pendidikan formal
ke jenjang yang lebih tinggi, di dalam maupun diluar negeri pada program
pendidikan dan pelatihan tertentu atau perguruan tinggi yang ditunjuk atau
ditetapkan dalam jangka waktu tertentu.
b. Staf tersebut diberikan hak-hak sebagaimana staf sesuai dengan ketentuan
yang berlaku
c. Bagi staf yang memiliki jabatan harus melepas jabatan
d. Masa tugas belajar maksimum 3 tahun
e. Biaya yang keluar pada saat tugas belajar di tanggung oleh RSIA Siti Hawa
dan diatur dalam peraturan tersendiri.

8) Izin Belajar
Izin yang diberikan kepada staf untuk mengikuti pendidikan atas biaya sendiri
diluar jam kerja pada program sekolah maupun sekolah tertentu dalam janka
waktu tertentu.

9) Ketentuan khusus staf perempuan


a. Staf perempuan dengan waktu kerja shift dan sedang hamil, kepadanya
diberikan hak waktu kerja shift pagi mulai usia kehamilan 36 minggu
b. Staf perempuan yang menyusui diberikan hak untuk izin menyusui atas izin
atasan langsung sampai dengan usia anak 6 (enam) bulan.

9. Seragam dan Atribut Kerja


1) Setiap staf yang menggunakan seragam dan atribut sesuai ketentuan yang berlaku
2) Setiap staf berhak mendapatkan Nomor Induk Karyawan (NIK) yang tercatat di
kasubag umum dan kepegawaian.
3) Nomor Induk Kepegawaian (NIK) ditetapkan berdasarkan format : nomor urut,
bulan, tahun.

10. Jaminan Kesehatan


1) Staf yang berhak untuk diikusertakan dalam program BPJS Ketenagakerjaan dan
BPJS Kesehatan adalah staf kontrak dan staf tetap.
2) RSIA Siti Hawa wajib untuk mengikutkan program BPJS Ketenagakerjaan
berdasarkan peraturan perundang-undangan yang berlakun terdiri dari :
 Jaminan kecelakaan kerja
 Jaminan kematian
 Jaminan hari tua
3) RSIA Siti Hawa wajib untuk mengikutkan program Jaminan Kesehatan yang
diselenggarakan oleh BPJS Kesehatan.
4) Iuran program BPJS kesehatan ini akan di tanggung bersama oleh RSIA Siti
Hawa dan staf yang besarnya iuran masing-masing berdasarkan atas peraturan
yang berlaku.
5) Kasubag umum dan kepegawaian memproses pendaftaran BPJS Ketenagakerjaan
dan BPJS Kesehatan staf segera setelah staf yang bersangkutan diangkat menjadi
staf kontrak atau tetap.

11. Perjalanan Dinas


1) Perjalanan dinas adalah perjalanan yang dilakukan oleh karyawan atas dasar surat
perintah dari atasan yang berwenang, baik perjalanan mengikuti
rapat/seminat/workshop/pertemuan dengan instansi terkait dan atau perjalanan
dinas karena melakukan rujukan pasien.
2) Staf yang akan melakukan perjalanan dinas dibekali dengan surat tugas yang di
tandangani Direktur, dibuat rangkap 2.
3) Setibanya ditempat tugas, surat tugas harus ditandatangani dan diberi cap/stempel
oleh panitia setempat, untuk kemudian dibawa dan dilaporkan kembali ke
kasubag umum dan kepegawaian.
4) Ketentuan perjalanan dinas dan sarana perjalanan dinas seperti akomodasi,
transportasi, biaya pengganti makan dan lain-lain diatur dalam peraturan terpisah.

12. Kegiatan Kebersamaan Staf


Olahraga
1) Olahraga dilaksanakan setiap hari sabtu
2) Seluruh staf menggunakan seragam dan sepatu olaharaga

13. Penyelesaian Perselisihan Antar Staf


1) Konflik antar staf adalah suatu masalah sosial yang rimbul karena adanya
perbedaan pandangan yang terjadi diantara staf.
2) Jika terjadi perselisihan antar staf, maka kepala instalasi/ka. unit melakukan
pemanggilan kepada staf yang bermasalah, menggali akar masalah dan berusaha
untuk mendamaikan pihak yang berkonflik
3) Jika upaya perdamaian tidak tercapai di level tersebut maka akan diteruskan pada
Direktur.
4) Setelah upaya perdamaian tercapai, staf yang berkonflik saling memaafkan di
hadapan Kasi/Ka. Instalasi dan Direktur.
5) Staf tidak diperbolehkan mengungkit kembali permasalahan yang sudah
diselesaikan yang dapat mengakibatkan terganggunya kualitas pelayanan RSIA
Siti Hawa.

14. Arsip Data Karyawan


Seluruh kejadian yang menyangkut karyawan, diarsipkan dalam 1 (satu) bundel
dokumentasi karyawan, meliputi data :
 Surat lamaran kerja
 Daftar riwayat hidup
 Fotocopy ijazah dan transkrip nilai terakhir
 Surat Tanda Registrasi (STR) bagi tenaga kesehatan
 Kasubag umum dan kepegawaian melakukan verifikasi STR, kemudian
dibuktikan dengan hasil print out verifikasi dan lampirkan pada file yang
bersangkutan.
 Surat Izin Praktek (SIP) bagi tenaga kesehatan
 Fotokopi KTP
 Fotokopi kartu peserta BPJS kesehatan dan ketenagakerjaan
 Pas foto
 Proses rekrutmen karyawan
 Kontrak kerja/surat perjanjian kerjasama
 Sertifikat pelatihan yang pernah diikuti
 Verifikasi ijazah dari instansi pendidikan
 Surat keputusan Direktur mengenai staf yang bersangkutan
 Surat-surat terkait lainnya
 Surat penugasan klinis

H. Kesehatan dan Keselamatan Staf


1. Melakukan pemeriksaan kesehatan sebelum bekerja bagi staf rumah sakit
2. Melakukan pemeriksaan kesehatan berkala bagi staf rumah sakit
 Pemeriksaan berkala meliputi pemeriksaan fisik lengkap, kesegaran jasmani,
rontgen paru-paru (bila perlu) dan laboratorium rutin, serta pemeriksaan-
pemeriksaan lain yang dianggap perlu.
 Pemeriksaan kesehatan berkala bagi staf rumah sakit sekurang-kurangnya 1
tahun.
3. Pemberian imunisasi
Seluruh staf rumah sakit harus dilindungi terhadap penyakit menular tertentu
terutama Hepatitis B.
 Pemberian imunisasi hepatitis B diberikan sekali dalam 5 (lima)tahun
 Pada staf baru diberikan 3 (tiga) bulan setelah bekerja di rumah sakit
4. Memberikan pengobatan dan perawatan serta rehabilitasi bagi staf rumah sakit yang
menderita sakit
5. Pelaporan pajanan dan insiden kecelakaan kerja (tertusuk jarum)

I. Pendidikan dan Pelatihan


1. Dalam memenuhi tuntutan terhadap pelayanan yang modern dan sumber daya
manusia (SDM) yang handal dan professional RSIA Siti Hawa sebagai penyedia
pelayanan kesehatan di tuntut untuk selalu berupaya meningkatkan mutu pelayanan.
2. Direktur RSIA Siti Hawa membentuk unit diklat kepegawaian
3. Pelatihan akan disusun dan dilaksanakan sesuai dengan kebutuhan RSIA Siti Hawa
4. Dalam rangka pembinaan, RSIA Siti Hawa memberi kesempatan kepada staf untuk
dapat mengikuti pendidikan dan atau pelatihan sesuai dengan kebutuhan dan
kompetensi, baik diselenggarakan internal maupun eksternal.
5. Staf berkewajiban meningkatkan produktifitas kerja sesuai dengan peran dan
tanggung jawabnya masing-masing dalam rangka menunjang peningkatan
produktivitas kerja RS.
6. Staf yang mendapat tugas mengikuti pendidikan dan atau pelatihan dengan biaya
sepenuhnya ditanggung oleh RSIA Siti Hawa, terikat dengan surat perjanjian
pelatihan dan wajib menyerahkan sertifikat pelatihan kepada RSIA Siti Hawa.
BAB V
PENUTUP
Demikianlah pedoman kepegawaian RSIA Siti Hawa ini disusun, untuk dapat digunakan
sebagai pedoman pelaksanaan kegiatan. Pedoman ini mengikat untuk dilaksanakan segenap
jajaran RSIA Siti Hawa.

Direktur,

Dr. E. Basyaruddin, MARS

Anda mungkin juga menyukai