Anda di halaman 1dari 40

PEDOMAN

PENGORGANI
SASIAN
KAMAR
BEDAH
LEMBAR PENGESAHAN
Buku Pedoman Pengorganisasian Instalasi Kamar Bedah RSIA .....
telah dibuat dan disahkan
Pada Hari : SeninTanggal : 15 Januari 2018
Kepala Pelayanan Medis & Penunjang Medis
Disetujui Oleh :Kepala Instalasi Kamar Bedah
Direktur RSIA .....,
i
RSIA
SURAT KEPUTUSAN NOMOR : 078/SK DIR/RSIAM/I/2018
TEANTANGPEMBERLAKUAN PEDOMAN
PENGORGANIASASIAN DAN PELAYANAN INSTALASI
KAMAR BEDAHRUMAH SAKIT IBU DAN ANAK

MENIMBANG
:a
bahwa dalam upaya meningkatkan mutu Pengorganisasian Dan
Pelayanan Instalai Kamar Bedah RSIA, maka diperlukan
Penyelenggaraan Pengorganisasian dan Pelayanan Insatalasi
Kamar Bedah yang bermutu tinggi ;
MENGINGAT
. b  bahwa agar pelayanan Instalasi Kamar Bedah diRSIA dapat
terlaksana dengan baik, perlu adanya kebijakan Direktur
RSIA sebagai landasan bagi penyelenggaraan
Pengorganisasian Dan Pelayanan Instalasi Kamar Bedah
RSIA.
. c  bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud
dalam a dan b, perlu ditetapkan dengan Keputusan Direktur
RSIA. Undang-undang Republik Indonesia Nomor 44
Tahun2009 tentang RumahSakit.
2 Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2004 tentang Kesehatan
(Lembaran Negara Republik Indonesia
DIREKTUR RUMAH SAKIT IBU DAN ANAK
:1
ii

Tahun 2009 Nomor 114, Tambahan Lembaran


Negara Republik Indonesia Nomor 5063);
. 3  Undang-UndangNomor 44 Tahun 2009- tentang
RumahSakit(Lembaran Negara RepublikIndonesia Tahun
2009 Nomor153, Tambahan Lembaran Negara Republik
Indonesia Nomor 5072);
. 4  Peraturan Pemerintah Nomor 32 Tahun 1996tentang Tenaga
Kesehatan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun
1996Nomor 49, Tambahan Negara Republik Indonesia
Nomor 3637).
. 5  Keputusan Menteri Kesehatan Nomor
1333/KEMENKES/SK/XII/1999 tentang Standar Pelayanan
RumahSakit;
. 6  Keputusan Menteri Kesehatan Nomor 129/Menkes/SK/2008
tentang Standar Pelayanan Minimal RumahSakit;
. 7  Peraturan Menteri Kesehatan Nomor
519/Menkes/Per/III/2011tentang Pedoman Penyelenggaraan
Pelayanan Anestesiologi dan Terapi Intensif di Rumah sakit;
. 8  Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor
1691/MENKES/PER/VIII/2012 Tentang Keselamatan
Pasien;
. 9  Undang-undang Republik Indonesia Nomor 36 Tahun 2009
. 10  Peraturan Pemerintah No.32 Tahun 1996 Tentang Tenaga
Kesehatan.
. 11  Peraturan Menteri Kesehatan RepublikIndonesia
No971/MENKES/PER/XI/2009Tentang Standar Kompetesi
Pejabat Struktural Kesehatan.
iii

Menetapkan : PERTAMA :
KEDUA : KETIGA :
KEEMPAT :
MEMUTUSKAN
KEPUTUSAN DIREKTUR RUMAH SAKIT IBU DAN ANAK
NOMOR 078/SK DIR/RSIAM/I/2018 TETANG
PEMBERLAKUAN PEDOAMAN PENGORGANISASIAN
INSTALASI KAMAR BEDAH
Pemberlakuan Pedoman Instalasi Kamar Bedah Rumah Sakit Ibu
danAnak Keputusan ini menjadi acuan dalam melaksanakan
Pedomana Pengorganisasian Instalasi Kamar Bedah di RumahSakit
Ibu dan Anak.
Keputusan ini berlaku terhitung sejak tanggal ditetapkan.
Keputusan ini Berlaku selama 3 (tiga) tahun. Selanjutnya akan di
evaluasi.
Ditetapkan di : BandungPada Tanggal : 15 Januari 2018 Direktur
RSIA,
dr.
iv

KATA PENGANTAR
Puji Syukur Kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, atas limpahan
rahmat dan hidayah-Nya, maka buku Pedoman Pengorganisasian
Kamar Bedah dapat diselesaikan tepat waktu. Salah satu pelayanan
di rumah sakit yang semakin berkembang adalah pelayanan kamar
bedah. Pelayanan kamar bedah berkembang pesat seiring dengan
peningkatan ilmu pengetahuan dan teknologi. Saran dan masukan
yang membantu dan menambah maju panduan ini sangat
diharapkandemi mendukung peningkatan mutu pelayanan anestesi
di rumah sakit. Terima kasih.
Bandung 15 Januari 2018 Direktur RSIA
v

PEDOMANTujuanPrinsipDefinisiKategori/Tingkat Anestesi/Sedasi
Anggota Inti Tim Anestesi Managemen keselamatan pasien oleh Tim
Anestesi

Pelayanan Anestesi Selama prosedur intervensi dengan rasa Nyeri


LampiranLampiranLampiranLampiranLampiranLampiranReferensi

123456

DAFTAR ISI

HALAMAN

.................................................................
1 .................................................................
2 .................................................................
3 .................................................................
4 ................................................................. 5

................................................................. 6

.................................................................
8 ................................................................. 10

.................................................................
11 .................................................................
13 .................................................................
15 ..................................................................
16 ..................................................................
18 .................................................................. 20
vi

A. Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN
Pengorganisasian tugas dan wewenang jabatan didalam suatu
sistem organisasi merupakan suatu keharusan, disamping berfungsi
sebagai identifikasi dari sistem organisasi itu sendiri juga
diperlukan sebagai efisiensi di segala bidang dan peningkatan mutu
pelayanan serta kinerja secara menyeluruh termasuk dalam hal
peningkatan mutu pelayanan di kamar bedah.
Rumah Sakit Ibu dan Anak merupakan suatu sistem organisasi
dalam wujud Rumah Sakit Swasta yang bergerak di bidang
komersil dan jasa pelayanan kesehatan. Proses pengorganisasian
struktur dan wewenang jabatan di tiap Instalasi perlu dan telah
dilakukan, hal ini betujuan untuk memudahkan dalam
pendelegasian tugas, wewenang dan pengontrolan kinerja di
masing - masing unit dan selain itu juga akan menggambarkan
identitas unit tersebut. Namun, selain proses pengorganiasian
struktur dan wewenang jabatan maka uraian tugas, tata hubungan
kerja, dan metode pelaporan juga merupakan hal yang harus
dilakukan, karena dengan uraian tugas, tata hubungan kerja dan
metode pelaporan yang jelas sehingga akan dihasilkan suatu
system pelayanan yang sistematis.
B. Ruang Lingkup
Pengorganisasian, pendelegasian wewenang, uraian tugas, tata
hubungan kerja dan metode pelaporan yang akan dibahas berikut
ini dibatasi pada ruang lingkup pelayanan di Instalasi kerja Rumah
Sakit Ibu dan Anak khususunya di kamar bedah.
C. Tujuan
Proses pengorganisasian, pendelegasian wewenang, uraian tugas,
tata hubungan kerja, dan metode pelaporan Pelayanan Rumah
Sakit Ibu dan Anak bertujuan untuk memudahkan didalam
pendelegasian tugas, wewenang dan pengontrolan kinerja di
masing - masing Unit dan selain itu juga akan menggambarkan
identitas Instalasi itu sendiri serta akan terwujudnya suatu
pelayanan yang sistematis, akurat, efisien dan efektif.
1

BAB IIGAMBARAN UMUM RUMAH SAKIT


A. SEJARAH RUMAH SAKIT IBU DAN ANAK BANDUNG
RSIA pada awalnya adalah sebagai bentuk dan aktualisasi diri atas
keinginan untuk menghadirkan tempat dan fasilitas untuk
kesehatan wanita yang lebih representative dan modern. RSIA
terletak dilokasi yang strategis, mudah dijangkau berada dipusat
kota Bandung.
Nama
Alamat
Didirikan
Kapasitas
Kapasitas
Kapasitas
Kapasitas
Kapasitas
Kapasitas
Pemilik
saat berdiri tahun 2013 tahun 2014 tahun 2015 tahun 2016 tahun
2017
: RSIA
: 23 Juli 2004 : 17 Bed: 30 Bed: 51 Bed
: 54 Bed: 54 Bed: 54 Bed:
AMK : : 176
: 23

Komisaris
Direktu
Manager Medis & Penunjang Medis
Manager Keperawatan
Manager umum & HRD RS
Sekretaris & Marketing RS
Jumlah Karyawan
Jumlah Dokter
2

Jumlah Poliklinik
BOR Tahun 2014
Luas Tanah
Luas Bangunan

: 12: 53,8 %: 2.094 m2 : 5.186 m2


3

1. Visi
BAB IIIVISI, MISI, NILAI, KEYAKINAN DASAR RS IBU
DAN ANAK
Adapun visi yang telah ditetapkan Rumah Sakit Khusus Ibu dan
Anak adalah “ Kami menghormati martabat manusia” Pasien yang
kami layani seperti keluarga kami sendiri” Tanpa membeda-
bedakan susku, agama, ras dan golongan”.
2. Misi
Misi kami adalah pelayanan professional dan berkualitas dengan
sentuhan kasih kami
utamakan untuk tumbuh, berkembang dan mandiri.
3. Nilai-nilai Dasar

Kejujuran

Keterbukaan

Kerendahan hati

Kesiap sediaan melayani

Kerja penuh semangat

Kasih saying

Loyalitas

4. Keyakinan Dasar Kami berkeyakinan bahwa :

Kualitas dan Profesionalitas adalah unsur utama


dalam melayani pelanggang

Prosedur pelayanan yang mudah tidak berbelit-belit,


menyenangkan pasien

Sikap yang ramah dan siap sedia menolong akan


membantu pasien untuk mencapai kesembuhan dan
kepuasan.

Pengetahunan dan keterampilan “Kecepatan


memberi respon” dari karyawan sangat mempengaruhi
citra dalam pelayanan.

Bekerja adalah ibadah, oleh karena sikap tulus dan


semangat kerja yang tinggi kami utamakan
“Kesembuhan dan kepuasan pasien adalah kebahagian
hidup kami”.

Salah satu tolak ukur keberhasilan RSIA adalah


kemandirian dan
4

peningkatan volume pemanfaat rumah sakit oleh masyarakat.


Saran dan kritik dari masyarakat adalah masukan yang amat
berharga yang membuat
kami tahu dan sadar akan kekurangan yang ada sehingga kami
akan senantiasa memperbaikinya.
5

BAB VSTRUKTUR ORGANISASI INSTALASI KAMAR


BEDAH
A. Strukutur Organisasi Instalasi Kamar Bedah
Organisasi merupakan salah satu fungsi dari administrative, yang
merupakan wadah dari orang-orang atau unit kerja dapat
melaksanakan tugas-tugas yang dibebankan oleh organisasi.
Struktur organisasi Instalasi kamar operasi terdiri dari :1. Kepala
Instalasi Kamar Bedah
2. Koordinator Instalasi Kamar Bedah

3. Instrument

4. Instrument

5. Sirkuler

6. Kesling

B. BaganStrukturOrganisasiInstalasiKamarBedah

KEPALA INSTALASI KAMAR


BEDAH

dr. Julius Tornado Pangayoman, SpOG

KOORDINATOR INSTALASI KAMAR


BEDAH

Sr. Anggria Piscawati, AMK


INSTRUMENT

T
TT
SIRKULER

INSTRUMEN
SIRKULER

KESLING Bpk. Iran M

KESLING Bpk. Slamet R.


7

BAB VI URAIAN JABATAN


Sumber Daya Manusia (SDM) merupakan potensi yang sangat
penting bagi kemajuan suatu organisasi atau instansi, begitu pun
untuk rumah sakit.Instalasi Kamar Bedah, mempunyai tugas
menyediakan fasilitas dan kebutuhan untuk menyelenggarakan
kegiatan bagi pasien operasi dibantu oleh penanggung jawab
operator, kepala ruangan dan perawat asisten operator yang
berkoordinasi dalam bidang SDM medis sedangkan SDM
keperawatan koordinasi dengan Manager Keperaawatan.
A. Kepala Bagian Instalasi Kamar Bedah.
1. Tugas pokok : Bertanggung jawab terhadap terlaksananya
pengelolaan Instalasi Kamar Bedah.

2. Tanggung jawab :

a. Bertanggung jawab terhadap terlaksannya Instalasi Kamar


Bedah terhadap pasien sesaui standar pelayanan medis
dan bertanggung jawab kepada Direktur yang
merupakan tugas dan tanggung jawab utama/prioritas.

b. Betanggung jawab terhadap mutu pelayanan unit secara


keseluruhan terhadap pasien baik medis maupun non
medis.

c. Bertanggung jawab terhadap terlaksannya program pasien


safety, pengendalian dan pencegahan infeksi dan K3 di
unit.

d. Bertanggung jawab terhadap pengelolaan obat, alkes, ATK,


linen.

e. Bertanggung jawab dalam peningkatan kompetensi SDM


Operator.

3. Uraian Tugas Kepala Bagian Instalasi Kamar Bedah : a.


Melakukakan koordinasi dengan staff Instalasi Kamar Bedah
terkairt dalam kegiatan pelayanan medis dan keperawatan.

a. Melakukan koordinasi dengan Keperawatan, Komite Medik


dan Komite Keperawatan dalam kegiatan Mutu
pelayanan.

b. Melakukan koordinasi dengan unit terkait dalam kegiatan


pengelolaan sumber daya yang terkait dari : Sumber
Daya manusia, sumber daya peratalan dan 8

sumber daya uang/dana.


d. Memberikan masukkan/saran tentang pelaksanaan kegiatan
di Instalasi Kamar Bedah yang mencakup pelayanan medis,
Keperawatan dan sarana prasarana di Instalasi Kamar Bedah
dalam rangka kelancaran tugas.

e. Mengikuti rapat koordinasi tentang pelayanan di rumah sakit.

f. Mengadakan rapat berkala dan sewaktu-waktu dengan


keperawatan, dan staff Instalasi Kamar Bedah.

g. Memantau, menerima, menganalisa dan memberikan solusi


terhadap keluhan-keluhan pelanggan.

h. Memantau dan melakukan koordinasi tentang ketertiban,


kebersihan, dan keindahan dalam rangka kenyaman
pelanggan.

i. Memantau dan mengevaluasi hasil kegiatan pelayanan di


Instalasi Kamar Bedah.

j. Melakukan pengembangan staff melalui pendidikan formal


maupun informal dan pembinaan staff.

k. Membuat laporan akhir tahun tentang pelaksanaan kegiatan


di Instalasi Kamar Bedah kepada Direktur.

l. Melaksanakan tugas lain yang diberikan Direktur.

4. Wewenang :
a. Memberikan saran kepada Direktur dan Manager Medis dalam
hal yang berhubungan dengan proses pelayanan.
b. Memberikan rekomendasi penilaian kepala ruangan, kepala
bagian keperawatan. c. Memberikan pembinaan dan penilaian
kepada kepala bagian keperawatan dan
pelaksana Unit.
B. Penanggung Jawab Operator :
1. Tugas Pokok :Bertanggung jawab terhadap Kepala Bagian
Instalasi Kamar Bedah.

2. Tanggung jawab :a. Bertanggung jawab terhadap


terlaksananya kegiatan operasi.b. Bertanggung jawab
terhadap terpenuhinya sesuai kualifikasi dan kompetensi.c.
Bertanggung jawab terhadap pengelolaan operator dalam hal
pengaturan jadwal
9

operator. 3. Uraian Tugas :


a. b. c. d. e.
f.
g. h.
Melakukan penjadwalan bagi tenaga operator. Melakukan
monitoring terhadap kompetensi operator.
Melakukan evaluasi terhadap kegiatan pelayanan yang dilakukan
oleh operator. Melakukan sosialisasi panduan praktek klinik di
ruangan kamar bedah.
Membuat perencanaan tenaga operator sesuai dengan kebutuhan,
kualifikasi, dan kompetensi, serta pembagian tugas jaga
operator(Jadwal dinas, perencanaan cuti dan lembur).
Melaksanakan pembinanan terhadap tenaga operator dalam hal
implementasi operasi aasuhan keperawatan terhadap sikap, tingkah
laku professional. Mengkoreksi dan menandatangani seluruh
lembar administrasi yang dibutuhkan. Berkoordinasi dengan
kepala bagian unit dalam mengatasi permasalahan-permasalahan
yang ditemukan dalam kegiatan operasi.
4. Wewenang :a. Bersama Kepala Bagian Unit memberikan
bimbingan, pengawasan dan
pembinaan kepada pelaksana operator.b. Bersama kepala bagian
unit memberikan penilaian kinerja kepada pelaksana
operator.
C. Dokter Pelaksana Operator
1. Tugas :Bertanggung jawab terhadap terlaksananya operasi di
Instalasi Kamar Bedah.

2. Tanggung jawab :Terlaksananya kelancaran penyelenggara


pelayanan operasi yang bermutu dan professional.

3. Urian Tugas ;a. Merencanakan persiapan operasi yang akan


diberikan kepada pasien.b. Melakukan inform konsen dan
menjelaskan tidakan operasi yang akan dilakukan. c.
Melakukan validasi terhadap lokasi renacan operasi.

4. Kewewenangan :Melaksanakan operasi sesuai dengan


spesialisasi yang dimilki.
10

D. Perawata Scrub Nurse/Perawat Instrument


a. PengertianPerawat Instrument adalah seorang tenaga perawat
professional yang diberi wewenang dan ditugaskan dalam
pengelolaan paket alat pembedahan, selama tindakan
pembedahan berlangsung.

b. Persayaratan :

1. Pendidikan : a. Berijazah berpendidikan formal


Keperawatan dan semua jenis jenjang yang diakui oleh
Pemerintah atauy berwewenang. b. Memiliki sertifikat
khusus teknik kamar operasi.

2. Mempunyai pengalaman kerja dikamar operasi minimal 2


tahun sebagai circulating nurse.

3. Mempunyai bakat minat dan iman.

4. Berdedikasi tinggi.

5. Berkepribadian mantap/emosional stabil.

6. Dapat bekerja sama dengan anggota tim.

7. Cepat tanggap. c. Tanggung jawabSecara administrative


dan kegiatan keperawatan bertanggung jawab kepada
Perawat Kepala Kamar Operasi dan secara operasional
tindakan bertanggung jawab kepada ahli Bedah dan
perawat kepala kamar operasi. d. Uraian Tugas1.
Sebelum pembedahan

a. Melakukan kunjungan pasien yang akan dibedah


minimal sehari sebelum pembedahan untuk
memberikan penjelasan.

b. Menyiapkan ruangan operasi dalam keadaan siap


pakai meliputi :

1. Kebersihan ruang operasi dan peralatan.


2. Meja mayo/instrument

3. Meja operasi lengkap.

4. Lampu operasi

5. Mesin anestesi lengkap.


11

6. Suction pump.

7. Gas medis

c. Menyiapkan set instrument steril sesuai jenis pembedahan.


d. Menyiapkan bahan desinfektan, dan bahan lain sesuai
keperluan pembedahan.

e. Menyiapakan sarung tangan dan alat tenun steril.

2. Sesudah Pembedahan
a. Memperingatkan “tim steril” jika terjadi penyimpangan
prosedur aseptic.

b. Membantu mengenakan jas steril dan sarung tangan steril


untuk ahli bedah dan asisten.

c. Menata instrument steril di meja mayo sesuai urutan prosedur


pembedahan.

d. Memberikan bahan desinfectan kepada operator untuk


desinfeksi kulit daerah yang akan disayat.

e. Memberikan laken disposable steril untuk prosedur drapping.


f. Memberikan instrument kepada ahli bedah sesuai urutan
prosedur dan kebutuhan tindakan pembedahan secara tepat
dan benar.

g. Memberikan kain kasa steril kepada operator dan mengambil


kain kasa yang telah digunakan dengan memakai alat.

h. Menyiapkan benang jahitan sesuai kebutuhan dalam keadaan


tersusun secara sistematis untuk memudahkan bekerja.

i. Mempertahankan instrument selama pembedahan untuk


mempertahankan sterilitas alat dan meja mayo.

j. Membersihkan instrument dari darah dalam pembedahan untuk


mempertahankan sterilita alat dan meja mayo.

k. Menghitung kain kasa, jarum dan instrument.

l. Memberitahukan hasil perhitungan jumlah alat, kain, kasa dan


jarum kepada ahli bedah sebelum luka ditutup lapis demi
lapis.

m. Menyiapkan cairan untuk mencuci luka.

n. Membersihkan luka sekitar luka setelah luka dijahit.


12

o. Menyiapkan bahan pemeriksaan laboratorium/patologi.

p. Menutup luka dengan kain kasa steril.

q. Menempatkan jarum dan pisau pada tempatnya(box khusus


jarum dan pisau).

E. Perawat Sirkulasi/circulating nurse


1. Pengertian adalah tenaga perawat professional yang diberi
wewenang dan tanggung jawab membantu kelancaran
pelaksanaan tindakan pembedahan.

2. Persyaratan :

a.
b. c. d. e. f. g. h. i. j.
Pendidikan berijasah formal keperawatan minimal D3
keperawatan, yang diakui oleh pemerintah atau yang
berwewenang.Mempunyai pengalaman kerja di kamar operasi
lebih dari 5 tahun.
Mampu mensuverfisi anggota tim operasiMampu berkolaborasi
dengan dokter bedah dan dokter anestesi.
Mampu memimpin rencana asuhan keperawatan perioperative
dikamar bedah. Mempunyaibakatdanminat.
Berdedikasi tinggi
Berkepribadian mantap/emosi stabil. Dapat bekerja sama dengan
anggota tim Cepattanggap
3. Tanggung jawab :Secara administrasi dan operasional
bertanggung jawab kepada perawat kepala kamar bedah dan
kepada ahli bedah.

4. Uraian tugas :A. Sebelum pembedahan : 1). Menerima pasien


akan dibedah.2). Melakukan serah terima pasien dan
perlengkapan sesuai isian check list, dengan perawat
ruangan.3). Memeriksa, dengan menggunakan formulir check
list meliputi : a). Kelengkapan dokumen medis antara lain :

i. Izin operasi
ii. Hasil pemeriksaan laboratorium
13

iii. Hasil pemeriksaan radiologi

iv. Hasil pemeriksaan ahli bedah/anestesi

v. Hasil konsultasi ahli lain sesuai kebutuhan.

b). Kelengkapan obat-obatan, cairan, alat kesehatan.


c). Persedian darah (bila diperlukan).4). Memeriksa pengakajian
keperawatan5). Memeriksa persiapan fisik.6). Menyusun asuhan
keperawatan preoperasi.7). Memberikan penjelasan ulang kepada
pasien sebatas kewenangan tentang :
. a).  Tindakan pembedahan yang akan dilakukan
. b).  Tim bedah yang akan menolong
. c).  Fasilitas yang ada didalam kamar bedah, antara lain lampu
operasi dan mesin pembiusan.
. d).  Tahap-tahapanestesi.
B. Saat Pembedahan
. 1).  Mengatur posisi pasien sesuai jenis pembedahan dan bekerja
sama dengan petugas anestesi
. 2).  Membuka set steril dengan memperhatikan teknik aseptic
. 3).  Mengingatkan tim bedah jika mengetahui adanya
penyimpangan penerapan tehnik aseptic.
. 4).  Mengikattalijassteriltimbedah.
. 5).  Membantu mengukur dan mencatat kehilangan darah dan
cairan, dengan cara mengetahui, jumlah produksi urine,
jumlah perdarahan, jumlah cairan yang hilang.
. 6).  Mencatat jumlah cairan yang hilang dengan cara
menjumlahkan perdarahan yang berasal dari kasa, suction,
dan urine dikurangi oleh pemakaian cairan untuk pencucian
luka selama pembedahan.
. 7).  Melaporkan hasil pemantauan dan pencatatan kepada ahli
anestesi.
. 8).  Menghubungipetugaspenunjangmedis.
. 9).  Mengumpulkan dan menyiapkan bahan pemeriksaan.
10). Menghitung dan mencatat pemakaian kain kasa bekerja sama
dengan perawat
14

instrument.
. 11).  Mengukur dan mencatat tanda-tanda vital.
. 12).  Mengambil instrument yang jatuh dengan menggunakan
alat dan memisahkannya dari instrument yang steril.
. 13).  Memeriksa kelengkapan instrument dan kain kasa, bersama
perawat instrument agar tidak tertinggal dalam tubuh pasien
sebelum luka operasi ditutup.
14). Merawat bayi untuk kasus sectio sesarea.
C. Setelah Pembedahan .
. 1).  Membersihkan dan merapihkan pasien yang sudah selesai
dilakukan pembedahan.
. 2).  Memindahkan pasien dari meja operasi di kereta dorong yang
telah disediakan.
. 3).  Mengatur dan mencatat tanda-tanda vital.
. 4).  Mengukur tingkat kesadaran, dengan cara memanggil nama
pasien, memberikan stimulus, memeriksa reaksi pupil.
. 5).  Meneliti, menghitung, dan mencatat obat-obatan serta cairan
yang diberikan kepada pasien.
. 6).  Memeriksa kelengkapan dokumen medik.
. 7).  Mendokumentasikan tindakan keperawatan selama
pembedahan.
. 8).  Melakukan evaluasi asuhan keperawatan pre, intra, post
operasi di kamar bedah.
. 9).  Melakukan serah terima dengan perawat/petugas RR.
15

BAB VIITATA HUBUNGAN KERJA


16

A. Tata Hubungan Internal


Kepala Instalasi Kamar Bedah menerima laporan pertanggung
jawaban dari kepala ruanganYang selanjutnya memberi arahan dan
pembinaan kepada kepala ruangan.Penanggung jawab dokter
operator memberikan laporan pertanggung jawabanya kepada
kepala Instalasi Kamar Bedah yang selanjutnya memberi arahan
kepada anggotanya. Kepala ruangan meminta laporan dari perawat
pelaksanan, asisten operator yang selanjutnya memberi arahan dan
pembinaan kepada perawat asisten operator.
Kepala, penanggung jawab operator, kepala ruangan sertas staff
Instalasi Kamar Bedah melakukakan koordinasi dalam hal
pelayanan di UGD, rawat jalan, rawat inap, VK, Labortorium,
farmasi, radiologi, rekam medis, Promkes, Gizi, Loundry,
keuangan dan managemen.
B. Tata Hubungan Eksternal.
Kepala unit, penanggung jawab operator, kepala ruangan dan
perawat asisten operator melakukan koordinasi dengan bagian/unit
lain di dalam hal yang menyangkut tentang pelayanan yang
dibutuhkan oleh Instalasi Kamar Bedah dalam hal transfer pasien
system rujukan horizontal dan vertical.
17

BAB VIIIPOLA KETENAGAAN INSTALASI KAMAR BEDAH


A. Pola Ketenagaan.Pola Instalasi Kamar Bedah memerlukan
tenaga-tenaga professional. Diantaranya seseorang perawat yang
menjabat sebagai kepala bagian Instalasi Kamar Bedah.Berikut ini
tenaga-tenaga professional yang bertugas di Instalasi Kamar
Bedah.

Nama Jabatan Pendidikan Sertifikasi

Kepala Instalasi Kamar


D III Keperawatan STR,SIPP
Bedah

Pelaksana Perawat Asisten


D III Keperawatan STR,SIPP
Operator
B. Unsur Perhitungan Ketenagaan Instalasi Kamar Bedah.
a.Kepala Instalasi Kamar Bedah
Instalasi Kamar Bedah dipimpin oleh satu orang perawat yang
professional. Jadwal Dinas :
Senin – Sabtu MingguHari libur
: 07.00 – 14.00 : Libur: Libur
b. Perawat asisten operatorSebagai perawat asisten operator
berpendidikan D3 Keperawatan yang telah berpengalaman.Jadwal
Dinas :
Senin – Sabtu
Minggu/hari libur
: 2 Shift
: On Call
Pagi : 07.00 – 14.00 Siang : 14.00 – 21.00 Malam Oncall
18

C. Kualifikasi penarikan calon(Recruitment) dan seleksi pegawai


baru.1. Penarikan calon (recruitment) Pegawai Baru.Penarikan
calon adalah aktivitas atas usaha yang dilakukan untuk
mengundang para pelamar sebanyak mungkin sehingga Instalasi
Kamar Bedah memiliki kesempatan yang luas untuk menemukan
calon yang paling sesuai dengan tautan jabatan yang diinginkan.
Penarikan calon dilakukan karena berdasarkan analisa kebutuhan
tenaga yang ada. Dilihat dari sumbernya penarikan calon pegawai
dapat dilakukan dengan cara yaitu pengumuman lewat web RSIA.
Penyaringan/seleksi calon (selection) pegawai baru.Seleksi adalah
proses menyeleksi pelamar, sehingga Instalasi Kamar Bedah dapat.
Memperoleh tenaga yang paling sesuai dengan tuntutan jabatan
yang dapat diinginkan. Proses seleksi yang diajukan ke panitia
rekrutment tenaga menyangkut pengetahuan dan kemampuan
dalam menjalankan peran dan fungsinya di Instalasi Kamar Bedah.
Kompetensi yang harus dimiliki adalah :
a. Berlatar belakang pendidikan untuk keperawatan S1/D3
Keperawatan.

b. Pengetahuan tentang manajemen Bedah meliputi :


perencanaan dan evaluasi menejemen rumah sakit.

c. Sumber daya pelayanan kesehatan.Berkomunikasi dengan


tenaga kesehatan dari berbagai profesi.Mengetahui kriteria
dan jenis tenaga kesehatan serta pengembanngan karirnya.
Mampu melaksanakan tindakan sesuai dengan kewenangan
profesi di bedah.Mampu mengoperasikan alat-alat yang
tersedia di Instalasi Kamar Bedah sesuai profesinya.

d. Pengetahuan tentang pasien masuk Kamar Bedah

e. Surat Tanda Registrasi (STR), SIPP(Surat Izin Praktek


Perawat) dan sebagai tenaga medis/Keperawatan.

f. Teknologi informasi.Kemampuan mengoperasionalkan


Komputer.

19

Bentuk test yang dilakukan terdiri atas :


a. Tes tertulis

b. Tes tertulis diberikan sebelum tes wawancara.

Tes ini dilakukan untuk mengetauhi peminatan


terhadap penyelenggaraan bedah, pandangan terhadap
penyelenggaraan bedah yang berorientasi terhadap
kepuasan pelanggan.

Dalam bentuk essay terdiri dari 20 soal, dengan


materi soal sesuaidengan kompetensi yang harus
dimiliki oleh tenaga medis, Keperawatan seperti yang
sudah disebutkan sebelumnya. Batas kelulusan adalah
70 % benar.

c. Tes keterampilan.Tes keterampilan yang diujikan meliputi :


Kompeten dalam tindakan susuai dengan profesi
Kompeten dalam transfer pasien

d. Tes kesehatan. Standar yang harus dimiliki oleh pegawai di


kamar operasi :

Sehat

Tidak buta warna

Berpenampilan rapi, sopan dan menarik. D.


Pengembangan SDM Tujuan pendidikan dan pelatihan
di Instalasi Kamar Bedah adalah :

Untuk meningkatkan kemampuan dan keterampilan pelaksanaan


tugas sehingga dapat meningkatakan efektifitas dan
efesiensi kerja di Instalasi Kamar Bedah.

Menambah pengetahuan wawasan bidang pelayanan di Unit


Kamar Bedah diantaranya :

a. Pendidikan
Tenaga/SDM di Instalasi Kamar Bedah berdasarkan kompetensi
harus berpindidikan tenaga S1 Keperawatan, D3 Keperawatan,
namun jika pegawai ingin meningkatkan wawasannya ke tingkat
20

pendididikan yang lebih tinggi, pihak Rumah Sakit akan


memberikan kesempatan untuk melanjutkan pendidikan dengan
syarat telah bekerja di RSIA dan Nilai Prestasi Kerja (NPK)
minimal 80 %.
b. PelatihanPelatihan untuk peningkatan kompetensi pegawai di
Instalasi Kamar Bedah dilaksanakan melalui :
Internal tranining yaitu program pelatihan yang
diselenggarakan oleh RSIA setiap 3 bulan sekali.
Eksternal trainining yaitu program yang diselenggarakan
oleh pihak ketiga.
21

BAB IXPENILAI KINERJA PERSONIL


A. Penilaian Kinerja Personil
Dalam penilaian kinerja untuk tenaga medis Rumah Sakit Ibu dan
Anak mengacu pada peraturan Pemerintah No. 46 tahun 2011,
yang mulai diberlakukan pada tahun 2013, dalam penilaian kinerja
yang dilakukan adalah adanya kontrak jabatan dan kontrak kerja
yang dilakukan setahun antara pimpinan Rumah Sakit dengan
stafnya dari bulan Januari sampai dengan bulan Desember dengan
prinsip : Objektif, akuntabel, partisipatif dan transparan. Penilaian
prestasi kerja terdiri dari unsusr daiantarnya : sasaran kerja
pegawai (SKP) dan prilaku.
B. TujuandanSasaran
(1) Tujuana. Agar setiap pegawai mengerti standar prestasi kerja
yang harus dicapai
dan bagaimana untuk mencapainya, yang keseluruhannya mengacu
kepada pelayanan denga ramah, sigap, kreatif, dana man sehingga
dapat memuaskan konsumen dan selanjutnya dapat mengatasi
persaingan pasar serta menghasilkan laba perusahan yang dapat
meningkatkan kesejahteraan pegawai dan mewujudkan misi
bersama serta bekelanjutan.
b. Agar setiap karyawan termotivasi untuk meningkatkan
kemampuan usaha dan sikap mental positifnya, sehingga dapat
memperoleh keberhasilan dalam karyanya.
c. Agar terciptanya persatuan dan kesatuan keluarga besar RSIA
dengan dilandasi hubungan yang harmonis antara atasan dan
bawahan, antar rekan kerja dan antar bagian untuk melayani
dengan penuh Cinta Kasih.
(2) SasaranMeningkatkan produktivitas dan kualitas kerja untuk
seluruh pegawai serta
efiensi perusahan.
22

C. Prosedur dan Kebijakan Penilaian Prestasi Kerja.


Pada dasarnya penilaian prestasi kerja untuk seluruh pegawai
dibagai atas 3 bagian baesar sebagai berikut :1. Penilaian Staf
pelaksana2. Penilaian pegawai dengan jabatan Kepala
usrusan/sederajat dan kepala
seksi/sederajat.
D. Penilaian Sasaran Kerja Pegawai (SKP).
Mengisi formulir sasaran kerja berdasarkan tugas pokok
dan tugas tambahan pada awal tahun tersebut.
Mengisi nomor urut kegiatan.
Mengisi kegiatan yang akan dilakukan.
Mengisi angka kredit (untuk fungsional) mengacu pada
penialaian akreditasi profesinya masing-masing.
Mengisi target yang akan dicapai.
Mengisi out put/kuantitas.
Kualitas mutu.
Waktu pencapaian, dan lain-lain
Biaya yang diperlakukan atas kegiatan
tersebut(dilakuakan atas kegiatan Tersebut(dilakukan dengan
membuat rincian kegiatan secara mendetail).
Formulir diserahkan kepada atasan.
Atasan menganalisa tugas pokok dan tugas tambahan
dibandingkan dengan renstra yang akan dicapai pada tahun
tersebut.
Dalam hal SKP yang disusun tidak disetujuai oleh atasan
keputusannya diserahkan kepada atasan penjabat penilai yang
bersifat final.
Bila sudah disepakati maka antara pimpinan dan staf
mendatangani formulir tersebut.
Pimpinan memonitor kinerja sesuai target waktu yang
sudah disepakati.
Staf yang dinilai menyerahkan bukti sesuai target waktu
bisa dalam dokumen
23

atau paket kegiatan.


Pada akhir Desember pimpinan menilai hasil realisasi
pencapai kinerja membandingkan dengan target diakibatkan
oleh faktor individu maka penilaian didasarkan pada
pertimbangan kondisi penyebabnya.
Tugas tambahan yang diberikan oleh pimpinan menjadi
bagian penilaian pencapaian SKP. E. PenilaianPerilakuKerja.
Penilaian perilaku kerja meliputi :
Orientasi pelayanan
Intergitas
Komitmen
Disiplin
Kerjasama
Kepimpinan (bila pegawai tersebut memiliki
staf/menduduki jabatan structural).
F. Tata Cara Penilaian
1. Penilaian prestasi kerja dilakukan dengan cara
menggabungkan penilaian SKP dengan Perilaku Kerja.

2. Penalaian dilakukan sekali dalam satahun, untuk tenaga


fungsional yang menggunakan angka kredit dapat dilakukan
6 bulan sekali.

3. Penilaian dilakukan pada akhir Desember dan paling lambat


akhir Januari tahun berikutnya.

4. Nilai Prestasi kerja dinyatakan dengan angka dan sebutan


sebagai berikut :

a. 91–keatas b. 76–90c. 61–75d. 51 – 60


e. 50–kebawah
:SangatBaik :Baik :Cukup: Kurang :Buruk
24
5. Penilaian SKP untuk setiap pelaksanaan kegiatan tugas jabatan
diukur dengan 4 aspek yaitu : Aspek kuantitas, Kualitas, dan Biaya
sebagai berikut :
a. Aspek Kuantitas = Realisasi Output (RO) X 100 Target
Output (TO)

b. Aspek Kualitas = Realisasi Kualitas (RK) X 100 Target


Kualitas (TK)

Untuk menilai kualitas dengan kriteria sebagai berikut :

KRITERIA PENILAIAN
KETERANGAN

91 – 100
Hasil kerja sempurna, tidak ada kesalahan, tidak ada revisi, dan
pelayanan di atas standar yang ditentukan dan lain-lain.

76 – 90
Hasil kerja mempunyai 1 dan 2 kesalahan kecil, tidak ada
kesalahan besar, revisi, dan pelayanan sesuai standar yang telah
ditentukan dan lain-lain.
61 – 75
Hasil kerja mempunyai 3 atau 4 kesalahan kecil, dan tidak ada
kesalahan besar, revisi dan pelayanan cukup memenuhi satndar
yang ditentukan.

51 – 60
Hasil kerja mempunyai 5 kesalahan kecil dan ada kesalahan besar,
revisi dan pelayanan tidak cukup memenuhi standar yang
ditentukan.

50 – kebawah
Hasil kerja mempunyai lebih dari 5 kesalahan kecil dan ada
kesalahan
besar, kurang memuaskan, revisi, pelayanan dibawah standar yang
ditentukan.
25

c. Aspek WaktuJika kegiatan tidak dilakukan maka realisasi waktu


0 (nol) :1,76 X Target Waktu(TW) – Realisasi Waktu (RW) X 0 X
100
Target Waktu (TW)
Jika aspek waktu yang tingkat efisensinya ≤ 24 % diberikan nilai
baik sampai dengan sangat baik :
Jika Aspek waktu yang tingkat efisiensinya > 24 % diberikan nilai
cukup sampai dengan buruk.
Untuk menghitung presentase tingkat efisien waktu dari target
waktu :
d. Aspek Biaya
Jika tidak dilakukan maka realisasi biaya 0 (Nol)
Jika tingkat efisiensi ≤ 24 % ( bernilai baik-sangat baik )

1,76 X Target Waktu (TW) – Realisasi Waktu (RW) X 100 Target


WAktu (TW)

76 – {[1,76 X Target Waktu (TW) – Realisasi Waktu (RW)[ X 100 –


100

Target Waktu (TW)

100 % [ Realiasasi Waktu (RW) X 100 Target Waktu (TW)


1,76 x Target Biaya (TB) – Realisasi Biaya (RB) x 0 x 100 Target
Biaya (TB)

{[1,76 x Target Biaya (TB) – Realisasi Biaya (RB)]} Target Biaya


(TB)

26

Jika tingkat efisiensi > 24 %, diberikan nilai cukup sampai dari


target biaya
6. Pimpinana/pejabat wajib melakukan penilaian bila tidak
melakukan penilaian dijatuhi hukuman disiplin sesuai dengan
peraturan yang berlakuk di RSIA
a. Hasil penilaian yang diterima pegawai yang dinilai wajib
menandatangani dan mengembalikan kepada
pimpinan/pejabat penilai paling lama 14(empat belas) hari
sejak tanggal diterimanya penilaian prestasi kerja.

b. Hasil penilaian prestasi kerja mulai berlaku sesudah ada


pengesahan dari atasan atau pejabat penilai.

c. Bila pihak yang diniali keberatan atas nilai prestasi kerjanya


dapat mengajukan keberatan dalam waktu 14 hari darai
tanggal penetapan penilaian.

d. Pejabat penilai memanggil atasan penilai dan yang dinilai


dan diminta penjelasan kedua belah pihak.

e. Nilai dapat berubah dan bersifat final atas nilai tersebut.

f. Untuk pegawai yang sedang mengikuti pendidikan penilaian


prestasi kerja berdasarkan nilai akademik dari institusi
pendidikan yang bersangkutan.

100 % - [Realisasi Biaya (RB) X 100 % Target Biaya (TB)

27

BAB X PROGRAM ORIENTASI


Seluruh personil baik medis maupun paramedic mengacu pada
tugas dan tanggung jawab yang sesuai dengan profesi dan
kompetensinya.Seluruh personil memahami Visi dan Misi RSIA
agar bertanggung jawab terhadap profesinya sehingga tercapai
tujuan yang diharapkan.
Seluruh peronil mengetahui strukur organisasi dan alur tanggung
jawab agar memahami prosedur kerja sehingga melaksanakan
tugas dengan baik dan bertanggung jawab.
Seluruh personil mengetahui sarana dan prasarana yang tersedia di
ruangan masing-masing untuk membantu kelancaran tugasnya di
RSIA Seluruh personil mengetahui metode kerja yang berlaku di
RSIA agar dapat menjalankan tugas dengan baik.
Tabel 10.1
Table Orientasi Pada SDM Instalasi Kamar Bedah di RSIA .....

HARI MATERI WAKTU

A. SemuaSDMInstalasiKamarBedah

Pengenalan personil 60 menit

Orientasi ruangan dan Produk RS 60 menit


I Sosialisasi Visi, Misi dan Struktur Organisasi Instalasi Kamar
60 menit
Bedah

Sosialisasi peraturan dan kebijakan Instalasi Kamar Bedah 60 menit

Sosialisasi uraian jabatan dan tata hubungan kerja 60 menit

Sosialisasi pedoman kerja 60 menit


II
Sosialisasi uraian indikator kinerja 60 menit

Sosialisasi perencanaan dan evaluasi kerja 60 menit

Sosialisasi teknis kegiatan asesmen pasien dalam rekam medis


III 60 menit
dengan nama dan jabatan.
28

Table Orientasi Pada SDM Instalasi Kamar Bedah di RSIA .....

HARI MATERI WAKTU PENGARAH

B. Administrasi

Admisi 60
Transfer Pasien 60

Dst
29

A. Rapat Rutin
BAB XI PERTEMUAN ATAU RAPAT
Rapat rutin diselenggarakan pada : Waktu : Jam :
Tempat :
Materi :
1. Evaluasi kinerja Instalasi Kamar Bedah

2. Evaluasi SDM Instalasi Kamar Bedah

3. Evaluasi terhadap pasien dan pelaksanaan pelayanan di


Instalasi Kamar Bedah.

4. Perencanaan dan upaya peningkatan kinerja SDM di


Instalasi Kamar Bedah.

5. Rekomendasi dan solusi untuk peningkatan kinerja


pelayanan di Instalasi Kamar Bedah.

Kelengkapan Rapat : Undangan daftar hadir, Notulen


rapat, laporan, rekomendasi kepada pimpinan.
B. Rapat Insindentif.
Rapat insidentif diselenggarakan pada : Waktu :Jam :
Tempat :
Peserta :
Materi :
Kelenkapan rapat pimpinan.
: Undangan daftar hadir, Notulen rapat, rekomendaso kepada
30

A. Laporan Harian
BAB XII PELAPORAN
Laporan harian di Instalasi Kamar Bedah meliputi :
1. Laporan Jumlah Kunjungan

2. Laporan Jumlah Rujukan

3. Jumlah diagnose/ kasus yang ditemukan

4. Permasalahan yang ditemukan.

B. Laporanbulanan
Laporan bulanan terdiri dari laporan kinerja mutu pelayanan di
Instalasi Kamar Bedah.
C. Lapaoran Tahunan
Instalasi Kamar Bedah membuat laporan tahunan dari laporan
kinerja mutu pelayanan yang dibandingkan dengan target mutu di
Instalasi Kamar Bedah.
31

32

Anda mungkin juga menyukai