Anda di halaman 1dari 9

PANDUAN

PENYUSUNAN POLA KETENAGAAN


RUMAH SAKIT BUKIT ASAM MEDIKA

RUMAH SAKIT BUKIT ASAM MEDIKA


JL. RAYA BUKIT ASAM NO 118
TANJUNG ENIM SUMATERA SELATAN 31716
Hotline Emergency : 081385647349, Customer Service : 0813 73528008

1
DAFTAR ISI

DAFTAR ISI ....................................................................................................... 1


BAB I DEFINISI ................................................................................................. 3
BAB II RUANG LINGKUP ................................................................................... 4
BAB III TATA LAKSANA...................................................................................... 7
BAB IV DOKUMENTASI ..................................................................................... 9

BAB I
DEFINISI

2
I. Latar Belakang
Era globalisasi dan pasar bebas membuat terbukanya persaingan antar
rumah sakit baik pemerintah maupun swasta. Masyarakat akan menuntut
rumah sakit harus dapat memberikan pelayanan yang cepat, akurat bermutu
dan biaya terjangkau. Disamping itu dengan adanya undang-undang
perlindungan konsumen,demokratisasi semakin meningkat maka supremasi
hukuman akan meningkat pula,maka rumah sakit dalam pengelolaanya
harus transparan, berkualitas dan memperhaitkan kepentingan pasien
dengan seksama dan hati-hati.
Untuk menghadapi situasi diatas salah satu langkah adalah
merencanakan Manajemen SDM yang sesuai dengan standar kualitas yang
yang tinggi dan profesional. Mulai dari perencanaan SDM, sarana prasarana,
menentukan metode pelayanan di semua unit, perencanaan/pengelolaan
keuangan, dan manajemen mutu pelayanan.
Pemberi pelayanan kesehatan di rumah sakit tersusun dari berbagi
multidisiplin tenaga profesional baik medis, keperawatan dan non medis.
Kecukupan jumlah dan jenis komposisi pemberi pelayanan kesehatan harus
terpenuhi dengan baik serta konsisten guna memberikan pelayanan
kesehatan yang prima dan cepat di seluruh unit pelayanan. Selain
memperhatikan kecukupan jenis dan jumlah tenaga pemberi pelayanan
maka perlu juga ditetapkan kualifikasi profesionalitas yang dibutuhkan. Jadi
semakin baik kompetensi pemberi pelayanan kesehatan dan semakin baik
kinerja yang ditampilkan maka visi pelayanan di Rumah Sakit Bukit Asam
Medika menjadi Rumah Sakit Pusat pelayanan kesehatan terbaik di
Indonesia.
Berdasarkan hal di atas maka pemenuhan kebutuhan tenaga baik
medis maupun non medis tidak bisa dalam waktu yang singkat, sehingga
dalam perencanaanya harus memperhatikan visi dan misi rumah sakit serta
mempelajari faktor-faktor yang berkaitan pada tingkat makro rumah sakit
seperti : landasan hukum, target area, populasi dan data sekunder (data
statistik kesehatan) dan mempelajari hal-hal yang bersifat mikro rumah sakit
seperti : analisis situasi, beban kerja, dan kinerja personal baik medis
maupun non medis.

3
Untuk memenuhi kebutuhan tenaga di Rumah Sakit Bukit Asam Medika
diperlukan suatu standar, oleh karena itu perlu disusun dan diterbitkan
sebuah panduan Standar Pemenuhan Tenaga medis, profesional dan non
medis Rumah Sakit Bukit Asam Medika yang mengacu KMK 81 tahun 2004
tentang Pedoman Pola Ketenagaan.

II. Tujuan
1. Tujuan Umum
Terpenuhinya kebutuhan tenaga Tenaga medis, profesional dan non
medis baik secara kualitas maupun kuantitas guna menunjang
pemberian Pelayanan Prima kepada konsumen di Rumah Sakit Bukit
Asam Medika;
2. Tujuan Khusus
1) Tercukupinya jumlah kebutuhan tenaga Tenaga medis, profesional
dan non medis;
2) Tercukupinya kebutuhan tenaga Tenaga medis, profesional dan non
medis yang kompeten;
3) Tercapainya kepuasan pelayanan kepada pelanggan;
4) Sebagai acuan dalam penyusunan Pola Ketenangan berdasarkan
kebutuhan dan distribusinya;
5) Sebagai acuan dalam program rekruitmen tenaga medis,
profesional dan non medis;

III. Pengertian

1. Pola adalah bentuk atau model (atau, lebih abstrak, suatu set peraturan)
yang bisa dipakai untuk membuat atau untuk menghasilkan suatu atau
bagian dari sesuatu, khususnya jika sesuatu yang ditimbulkan cukup
mempunyai suatu yang sejenis untuk pola dasar yang dapat ditunjukkan
atau terlihat, yang mana sesuatu itu dikatakan memamerkan pola.
Deteksi pola dasar disebut pengenalan pola. Pola yang paling sederhana
didasarkan pada repetisi: beberapa tiruan satu kerangka digabungkan
tanpa modifikasi.

4
2. SDM Kesehatan (Sumber Daya Manusia Kesehatan) adalah
seseorang yang bekerja secara aktif di bidang kesehatan baik yang
memiliki pendidikan formal kesehatan maupun tidak yang untuk jenis
tertentu memerlukan kewenangan dalam melakukan upaya kesehatan;
3. Tenaga Kesehatan adalah setiap orang yang mengabdikan diri dalam
bidang kesehatan serta memiliki pengetahuan dan /atau keterampilan
melalui pendidikan formal di bidang kesehatan yang untuk jenis tertentu
memerlukan kewenangan dalam melakukan upaya kesehatan;
4. Standar Beban Kerja adalah banyaknya jenis pekerjaan yang dapat
dilaksanakan oleh seseorang tenaga kesehatan profesional dalam satu
tahun kerja sesuai dengan standar profesional dan telah
memperhitungkan waktu libur, sakit, dll;
5. Daftar Susunan Pegawai adalah jumlah pegawai yang tersusun dalam
jabatan dan pangkat dam kurun waktu tertentu yang diperlukan oleh
organisasi untuk melaksanakan fungsinya;
6. Analisa Beban Kerja adalah upaya menghitung beban kerja pada
satuan kerja dengan cara menjumlah semua beban kerja dan
selanjutnya membagi dengan kapasitas kerja perorangan persatuan
waktu;
7. Beban Kerja adalah banyaknya jenis pekerjaan yang harus
diselesaikan oleh tenaga kesehatan profesional dalam satu tahun dalam
satu sarana pelayanan kesehatan;
8. Sarana Kesehatan adalah tempat yang digunakan untuk
menyelenggarakan upaya kesehatan;
9. Pola Tenaga Keperawatan adalah Jenis Kualifikasi, jumlah, komposisi,
dan katagori dari keseluruhan tenaga keperawatan;
10. Tenaga Keperawatan adalah tenaga perawat dan bidan (PP No
32/1996 tentang tenaga kesehatan pasal 2)

BAB II
RUANG LINGKUP

5
Ruang lingkup dari panduan pola ketenagaan ini diantaranya meliputi :
1. Perhitungan Analisa Beban Kerja Instalasi Rawat Inap;
2. Perhitungan Analisa Beban Kerja IGD dan HD;
3. Perhitungan Analisa Beban Kerja Instalasi Rawat Jalan;
4. Perhitungan Analisa Beban Kerja Kamar Bedah;
5. Perhitungan Analisa Beban Kerja

BAB III
TATA LAKSANA

1. Aspek – aspek Dalam Analisis Beban Kerja


a. Norma Waktu (Variabel Tetap)

6
Adalah standar waktu yang ditetapkan untuk menyelesaikan suatu
pekerjaan
b. Volume Kerja (Variabel Tidak Tetap)
Volumen kerja diperoleh dari target pelaksanaan tugas untuk
memperoleh hasil kerja / produk, atau volume kerja juga dapat diperoleh
berdasarkan data yang ada sebelumnya
c. Jam Kerja Efektif
Adalah jumlah jam kerja formal dikurangi dengan waktu kerja yang hilang
karena tidak bekerja (allowance) seperti buang air, melepas lelah, makan
dan sebagainya. Allowance ditetapkan sebesar 12.5 % dari jumlah jam
kerja formal.
Jam kerja efektif per hari :
8 jam (kerja formal) – (8x12.5%) = 7 jam
Jam kerja efektif per tahun :
5 hari kerja = 235 hari x 7 jam = 1645 jam
Jam kerja efektif tersebut akan menjadi alat pengukur dan beban kerja
yang dihasilkan setiap unit kerja / jabatan (menjadi pembagi).
d. Hari Kerja Efektif
Hari kerja efektif adalah jumlah hari kalender dalam satu tahun dikurangi
dengan hari libur pekerja (libur dinas + cuti tahunan + libur nasional),
dihitung dalam satu tahun, seperti diketahui bahwa :
Hari kalender : 365 hari
Libur dinas : 52 hari sabtu + 52 hari minggu = 104 hari (asumsi
dinas harian)
Cuti tahunan : 12 hari
Libur nasional : 14 hari
Hari kerja efektif : 365 – 104 – 12 – 14 = 235 hari (untuk pola kerja
harian)
e. Faktor Kelonggaran
Faktor kelonggaran adalah konstanta atau nilai yang disepakati sebagai
nilai / jumlah yang dialokasikan sebagai antisipasi dari kekurangan
tenaga dikarenakan hal – hal yang belum dimasukkan sebagai

7
pengurang waktu kerja efektif, misalnya sakit, mengikuti pelatihan, dinas
luar atau kegiatan - kegiatan lainnya.

2. Teknik Pelaksanaan Analisis Beban Kerja


Dalam analisis beban kerja ini secara umum dibagi menjadi 2 (dua) teknik,
yaitu :
Untuk jabatan – jabatan profesi yang belum memiliki rumus hitung
menggunakan teknik motion study, yaitu berdasarkan kegiatan – kegiatan
yang dilakukan selama satu tahun
Teknik ini digunakan untuk analisa beban kerja pada jabatan – jabatan yang
tidak / belum memiliki rumusan yang telah disepakati.
Dalam teknik ini, penghitungan dilakukan dengan tetap menggunakan kaidah
– kaidah sebelumnya , yaitu jam / waktu kerja efektif (baik jam maupun hari),
allowance yang telah ditetapkan, volume kerja, norma waktu dan factor
kelonggaran.
Pada prinsipnya rumusan yang digunakan dalam teknik ini sama dengan
rumusan lainnya, yaitu :

∑ (volume kerja x norma waktu) dalam setahun


T= ------------------------------------------------------------------ + FK
Jam kerja efektif setahun

3. Untuk jabatan – jabatan profesi yang telah memiliki rumus untuk


menghitungnya digunakan rumus Gillies / Douglas

BAB IV

8
DOKUMENTASI

Semua dokumen yang berhubungan dengan perencanaan kebutuhan tenaga di


Rumah Sakit Bukit Asam Medika berupa dokumen perhitungan kebutuhan tenaga
masing - masing unit akan di diarsipkan dan disimpan oleh Bagian SDM jika sewaktu
- waktu dibutuhkan dan untuk ditindaklanjuti oleh direktur jika diperlukan. Dokumen
terdiri dari : Form WLA dari masing – masing unit kerja

RS BUKIT ASAM MEDIKA


Direktur Rumah Sakit,

Dr. Bandriyo Sudarsono, M.K.K.K

Anda mungkin juga menyukai