Anda di halaman 1dari 31

KEPUTUSAN DIREKSI

Tentang

PERATURAN PERUSAHAAN

Maksud dan tujuan diadakannya Peraturan Perusahaan ini adalah untuk


menciptakan hubungan kerja yang harmonis, kelancaran usaha,
ketentraman dan kepastian kerja Karyawan. Disamping itu Peraturan
Perusahaan ini juga mengatur Tata Tertib Perusahaan yang mengikat
semua karyawan sepanjang tidak bertentangan dengan Undang
Undang dan Peraturan Pemerintah yang berlaku.

BAB I
KETENTUAN UMUM
Pasal 1
Perusahaan dan Karyawan

1. Yang dimaksud dengan Perusahaan dalam peraturan ini adalah


PT.AMELINE BEAUTY GLOBAL berkedudukan di Jakarta, didirikan
berdasarkan Akta Notaris …… sebagaimana telah beberapa kali
diubah dan terakhir kali diubah dengan Akta Notaris...…………………….,
SH, MKn Nomor ... tanggal ......... berkedudukan di Jakarta, berkantor
di Jalan Crown Palace B-18, Jl. Prof. Supomo No. 231, Jakarta Selatan,
KEPMEN Kehakiman dan hak Azasi Manusia RI No. dengan cabang-
cabang di wilayah Indonesia.

2. Yang dimaksud dengan Lingkungan Perusahaan adalah keseluruhan


tempat yang berada di bawah penguasaan Perusahaan termasuk di
dalamnya lokasi Project dimana perusahaan sedang mengerjakan
dan atau yang digunakan untuk menunjang kegiatan operasional
perusahaan.
3. Yang dimaksud dengan Pekerjaan adalah pekerjaan yang dijalankan
oleh karyawan untuk Perusahaan dalam suatu hubungan kerja
tertentu yang telah disepakati bersama dalam suatu ikatan
hubungan kerja.
4. Yang dimaksud dengan Pimpinan Perusahaan adalah mereka yang
karena jabatannya mempunyai tugas memimpin Perusahaan.
5. Yang dimaksud dengan Direksi adalah anggota direksi dari
Perusahaan sebagaimana tercantum dalam Akta Perusahaan.
6. Yang dimaksud dengan Peraturan Perusahaan adalah peraturan-
peraturan yang mengatur hubungan kerja, syarat-syarat kerja,
kondisi kerja serta hak- hak dan kewajiban Karyawan.

BAB II
HUBUNGAN KERJA
Penerimaan karyawan

Pasal 2

1. Pimpinan Perusahaan dalam menerima karyawan sesuai dengan


keperluannya dengan syarat-syarat yang telah ditentukan oleh
Perusahaan dan tidak menyimpang dari Undang-undang dan
Peraturan yang berlaku.

2. Persyaratan umum calon Karyawan adalah :


a. Warga Negara Indonesia.
b. Berusia sekurang-kurangnya 18 (delapan belas) tahun sesuai
Akte Kelahiran atau Tanda Kenal Lahir.
c. Berkelakuan baik.
d. Mempunyai KTP ketika melamar.
e. Lulus test yang diadakan oleh Perusahaan.
3. Persyaratan khusus sesuai dengan tuntutan dan spesifikasi pekerjaan
yang harus dipenuhi atau ditempuh oleh calon Karyawan.

Pasal 3
Masa Percobaan

1. Pada dasarnya Karyawan yang diterima, terlebih dahulu wajib


menjalani masa percobaan atau masa pelatihan selama 3 (tiga) bulan
sejak tanggal mulai dipekerjakan. Selama masa percobaan atau masa
pelatihan baik Perusahaan maupun Karyawan bebas sewaktu-waktu
dengan pemberitahuan 1 x 24 jam dapat memutuskan hubungan
kerja dengan tanpa syarat dan tanpa kewajiban memberi dan
menuntut pesangon/ganti rugi dalam bentuk apapun.

2. Selama dalam masa percobaan atau masa pelatihan prestasi kerja


dan kondite Karyawan tersebut dinilai berdasarkan ketentuan tata
cara penilaian yang berlaku. Apabila pada akhir masa percobaan atau
masa pelatihan Karyawan dinilai berhasil baik memenuhi
persyaratan yang ditetapkan dapat diangkat menjadi karyawan
tetap/kontrak, dan sebaliknya apabila gagal akan diputuskan
hubungan kerjanya atau tidak diteruskan program pelatihannya.

3. Masa percobaan 3 (tiga) bulan dimaksud diperhitungkan sebagai


masa kerja.

4. Masa pelatihan 3 (tiga) bulan dimaksud tidak diperhitungkan sebagai


masa kerja.

Pasal 4
Pengangkatan, Penempatan dan Pemindahan Karyawan

I. Pengangkatan dan penempatan


1. Karyawan yang melewati masa percobaan atau masa pelatihan
dengan berhasil baik, diangkat menjadi karyawan tetap atau
Karyawan Kontrak dengan Surat Keputusan Pengangkatan yang
ditandatangani Pimpinan Perusahaan.
2. Karyawan yang diangkat ditempatkan pada jabatan/pekerjaan
berdasarkan persyaratan jabatan, serta kemampuan yang
dimilikinya, dan kebutuhan Perusahaan.
3. Dengan diangkatnya Karyawan tersebut menjadi karyawan ?,
maka yang bersangkutan dapat memperoleh secara penuh hak-
hak dan kewajiban sebagaimana yang telah diatur oleh Peraturan
Perusahaan.

II. Pemindahan Karyawan


1. Berdasarkan kebutuhan organisasi, efisiensi dan produktivitas
kerja, Perusahaan berwenang memindahkan Karyawan dari
suatu jabatan ke jabatan lainnya atau dari satu jenis pekerjaan
ke jenis pekerjaan lainnya, atau dari satu lokasi ke lokasi
lainnya
2. Ketentuan mengenai pemindahan ini diatur oleh Pimpinan
Perusahaan.

Pasal 5
Karyawan Kontrak

1. Sesuai dengan kebutuhan Perusahaan dapat menerima Karyawan


Kontrak dengan perjanjian kerja untuk waktu tertentu dengan
berpedoman pada UU ….
2. Lamanya masa perjanjian kerja maksimal 2 (dua) tahun dan dapat
diperpanjang 1 (satu) kali untuk jangka waktu 1 tahun sesuai
ketentuan peraturan ketenaga-kerjaan yang berlaku.
3. Perusahaan berhak melakukan pengecualian dalam dan untuk hal-
hal tertentu bagi Karyawan Kontrak yang dituangkan dalam
perjanjian kerjanya dengan tetap mengindahkan pada Peraturan
Perundangan yang berlaku.

Pasal 6
Karyawan Tetap ?

BAB III
Hak dan kewajiban perusahaan dan karyawan

1. Hak perusahaan meliputi :


a. Memberikan perintah kepada karyawan untuk melakukan
pekerjaan.
b. Menerima dari karyawan hasil pekerjaan yang baik sesuai
dengan standart kualitas kerja Perusahaan dan target hasil
kerja yang telah di tentukan oleh perusahaan.
c. Menentukan tata tertib dalam perusahaan sesuai dengan
peraturan perusahaan ini.
d. Melakukan evaluasi dan penilaian proses kerja dan hasil
pekerjaan terhadap Karyawan.
e. Melakukan penempatan karyawan dan pemindahan karyawan
sesuai dengan ketentuan peraturan perusahaan.
f. Melakukan pemutusan hubungan kerja sesuai dengan
peraturan perusahaan dan peraturan perundang-undangan
yang berlaku.

2. Kewajiban Perusahaan meliputi :


a. Memberikan upah kepada Karyawan sesuai yang telah di
sepakati dan tertulis pada kontrak kerja.
b. Memberikan tunjangan kepada Karyawan Tetap sesuai denga
peraturan perusahaan.
c. Memberikan Fasilitas Jaminan Kesehatan.
d. Membuat dan Menentukan Peraturan Perusahaan bagi
Karyawan.
e. Menciptakan suasana yang aman dan kondusif di lingkungan
kerja agar Karyawan melakukan Pekerjaan dengan baik.
f. Memberikan Pelatihan serta Pengembangan Kompetensi
kepada Karyawan.

3. Hak Karyawan meliputi :


a. Melakukan pekerjaan sesuai dengan standart perusahaan.
b. Memperoleh penempatan karyawan dan pemindahan
karyawan sesuai dengan keahlian dan kebutuhan karyawan
c. Memperoleh peralatan kerja dari perusahaan sesuai dengan
jabatan dan pekerkjaanya.
d. Memperoleh istirahat kerja, istirahat mingguan, cuti tahunan.
e. Memperoleh upah dan tunjangan dari perusahaan.
f. Memperoleh pelatihan dan pengembangan kompetensi
karyawan.

4. Kewajiban karyawan :
a. Hadir tepat waktu sesuai jadwal waktu kerja yang telah di
tentukan oleh perusahaan.
b. Menyatakan kehadiran/mengisi daftar hadir pada waktu
kedatangan dan pulang dengan alat pencatat waktu (time
recorder) Manual secara benar dan dapat di pertanggung
jawabkan.
c. Meminta ijin tertulis dari Pimpinan Perusahaan apabila
meninggalkan pekerjaan sebelum waktu kerja berakhir.
d. Menjalankan SOP (Standart Oprasional Perusahaan) yang benar
dan sesuai ketentuan Perusahaan.
e. Melaksanakan pekerjaan dengan sebaik-baiknya dan penuh
tanggung jawab sesuai bidang pekerjaan yang telah ditetapkan
oleh Pimpinan Perusahaan.
f. Melaksanakan semua perintah/instruksi yang diberikan oleh
Pimpinan Perusahaan atau Karyawan yang di tunjuk oleh
Pimpinan Perusahaan sehubungan dengan pekerjaannya.
g. Menyimpan semua keterangan yang dianggap sebagai rahasia
Perusahaan yang didapat oleh karena jabatannya maupun
pergaulan di lingkungan Perusahaan.
h. Wajib selalu menjaga kesopanan dan kesusilaan serta norma-
norma pergaulan yang berlaku di dalam masyarakat.
i. Memelihara kebersihan di dalam lingkungan kerjanya masing-
masing serta kerapihan dirinya.
j. Menjaga dan berusaha mencegah kemungkinan hal-hal yang
dapat membahayakan dirinya sendiri maupun lingkungan.
k. Menjaga dan memelihara barang-barang milik Perusahaan
yang dipercayakan kepadanya atau digunakan dalam
melaksanakan pekerjaannya.
l. Menghormati pimpinan dan sesama rekan Karyawan.
m.Melaporkan segera kepada Bagian Administrasi & Keuangan
setiap perubahan data pribadinya, antara lain :
a. Alamat rumah / nomor telepon
b. Nomor akun bank
c. Dan lain-lainnya

BAB IV
PERATURAN KERJA DAN TATA TERTIB / DISIPLIN KERJA

Pasal 8
Hari Kerja dan Waktu Kerja
1. Hari Kerja ditetapkan dalam satu minggu adalah hari kerja, yaitu
hari Senin sampai dengan hari Minggu dan di berikan libur 1 kali
dalam satu minggu
2. Jam kerja adalah 40 jam dalam satu minggu Jadwal jam kerja
biasa setiap hari dalam satu minggu
3. Keterlambatan sampai dengan 15 menit dari jadwal di atas akan
mengakibatkan sanksi administratif berupa teguran lisan dan/atau
Surat Peringatan.
4. Keterlambatan diatas 15 menit dari jadwal di atas akan
mengakibatkan sanksi sebagaimana di atur oleh peraturan
perusahaan.
5. Hari kerja dan jam kerja disesuaikan dengan kondisi operasional di
masing-masing cabang yang bersangkutan.
6. Hari Libur
a. Hari libur Perusahaan adalah hari kerja yang ditetapkan oleh
Pimpinan Perusahaan sebagai hari libur.
b. Upah pada butir a di bayarkan penuh oleh Perusahaan.

Pasal 9

Pasal 10
Larangan Bagi Karyawan

Karyawan dilarang melakukan tindakan-tindakan/perbuatan-perbuatan


di dalam lingkungan Perusahaan sebagai berikut :

1. Larangan Umum:
a. Membawa senjata api, senjata tajam atau barang-barang yang
membahayakan.
b. Minum minuman keras, mabuk ditempat kerja, membawa dan
menyimpan serta menyalahgunakan narkotika/obat-obatan
terlarang lainnya
c. Melakukan perbuatan asusila.
d. Berjudi, berkelahi serta bertengkar.
e. Menindas dan melakukan diskriminasi kepada rekan kerja.
2. Memasuki ruangan lain yang bukan bagiannya kecuali atas atau
seijin atasan langsung.
3. Datang ke tempat kerja, apabila Karyawan dinyatakan oleh Dokter
mengidap penyakit menular atau alasan medis lainnya yang
berbahaya, baik untuk dirinya atau sesama karyawan atau
lingkungan kerjanya.
4. Karyawan dilarang mencatatkan kehadiran karyawan lain, merubah
jam kerja pada kartu hadir baik secara manual maupun dengan
menggunakan mesin absensi. Kartu hadir yang ditulis manual harus
diparaf/disahkan oleh atasan yang bersangkutan.
5. Merokok di tempat tertentu di lingkungan Perusahaan yang
dilarang.
6. Mempergunakan barang-barang milik Perusahaan dan atau
perlengkapan milik Perusahaan untuk kepentingan pribadi di luar
dari Perusahaan.
7. Menjalankan atau melakukan pekerjaan lain di luar dari Perusahaan.
8. Tidur pada jam kerja.
9. Dalam menjalankan tugas berusaha memungut, menerima
bayaran/materi dari pihak lain untuk kepentingan pribadi.
10. Dalam menjalankan tugas, Karyawan mengambil atau mencuri
uang Perusahaan atau uang Karyawan lain.
11. Membawa barang-barang milik Perusahaan tanpa izin Perusahaan
dan atau di luar dari tugas pekerjaan Perusahaan
12. Mempunyai hubungan kerja dengan Perusahaan lain atau dengan
Orang lain di luar dari Direksi, terkecuali mendapatkan ijin tertulis
dari Direksi.
13. Mengcopy dan mengedarkan SOP atau data Perusahaan untuk
kepentingan diri sendiri atau pihak lain di luar Perusahaan.
14. Mengcopy dan memperbanyak dokumen legal/hukum
Perusahaan untuk kepentingan diri sendiri atau pihak lain di luar
Perusahaan.
15. Mengambil atau mencuri yang barang atau uang Perusahaan dan
Karyawan lainya
16. Hal-hal/perbuatan-perbuatan lainnya yang menurut Pimpinan
Perusahaan dapat mendatangkan bahaya atau kerugian-kerugian
yang menimpa orang, barang dan kepentingan Perusahaan.

Pasal 11
Tindakan In-disipliner

1. Setiap pelanggaran dan/atau perbuatan in-displiner yang dilakukan


Karyawan atas tata tertib kerja sebagaimana tercantum di Pasal 7
ayat 2 - 4, Pasal 8 dan pasal 9 di atas, maupun ketentuan-
ketentuan/peraturan- peraturan Perusahaan lainnya, akan diberikan
sanksi-sanksi sesuai dengan berat ringannya perbuatan yang
dilakukan.

2. Sanksi-sanksi tersebut dapat berupa :

1. Peringatan
a. Peringatan Lisan
Diberikan oleh atasan langsung atau Staff yang berwenang
untuk kasus kesalahan ringan yang masih dapat diperbaiki.
b. Peringatan Tertulis
Berdasarkan laporan tertulis dari atasan langsung karyawan
yang bersangkutan, bagian Staff yang di tunjuk atasan berhak
memberikan Surat Peringatan Tertulis.
Peringatan tertulis dapat berupa :
I. Surat Peringatan I
II. Surat Peringatan II
III. Surat Peringatan III (terakhir)

c. Penindakan pelanggaran disiplin berupa Surat Peringatan Tertulis


seperti tercantum pada butir 2 (dua) diatas, tidak selalu harus
mengikuti urutannya satu demi satu, akan tetapi dapat diberikan
langsung Surat Peringatan II atau Surat Peringatan III (terakhir)
tergantung pada berat/ringan, jenis dan pengulangan pelanggaran
yang dilakukan oleh Karyawan.

d. Masing-masing Surat Peringatan mempunyai masa berlaku selama


6 (enam) bulan dan apabila ternyata yang bersangkutan masih
melakukan pelanggaran lagi setelah mendapat Surat Peringatan III
(terakhir), maka Perusahaan dapat memutuskan hubungan
kerjanya.

e. Untuk mencegah meluasnya pengaruh negatif yang diakibatkan


oleh perilaku Karyawan terhadap karyawan lainnya karena yang
dapat diduga melakukan kesalahan/pelanggaran berat atau
Pimpinan Perusahaan atau harta milik Perusahaan surat
peringatan dapat di berlakukan kepada Karyawan.

2. Sanksi Administratif
Berupa pencabutan jabatan, pembebanan ganti rugi, pencabutan
fasilitas-fasilitas tertentu seperti, namun tidak terbatas pada,
uang makan dan/atau uang transport dan sanksi lainnya yang
dipandang baik, layak dan perlu oleh Perusahaan.

3. Skorsing
Skorsing adalah suatu tindakan yang dilakukan oleh Perusahaan
secara terpaksa. Ada 2 (dua) macam skorsing yaitu :
a. Skorsing sebagai hukuman dengan batasan waktu yang di
tentukan oleh atasan
b. Skorsing dalam rangka penyelesaian sesuai prosedur dan
peraturan perundang-undangan yang berlaku.

4. Kepada Karyawan yang terkena tindakan skorsing dibayarkan


gaji pokok perbulannya sesuai dengan Peraturan Perundang-
undangan yang berlaku.

Hal lain

Karyawan yang melanggar pasal 9 ayat 6, ayat 7, ayat 9, ayat 11, ayat
12, ayat 13 dan ayat 16 di atas, secara otomatis bersedia dan di
berhentikan secara tidak hormat dan setuju untuk tidak di berikan
pesangon pemberhentian karyawan sesuai dengan peraturan
perusahaan dan peraturan undang-undang ketenaga kerjaan yang
berlaku.

BAB V
FASILITAS KERJA

Pasal 12
Peralatan Kerja

1. Perusahaan menyediakan peralatan kerja yang sesuai untuk


digunakan Karyawan dalam pelaksanaan tugasnya.

2. Peralatan kerja adalah barang inventaris Perusahaan untuk dipakai


pada saat bekerja dan untuk keperluan Pekerjaan.
3. Karyawan dilarang membawa dan menggunakan peralatan kerja di
luar dari pekerjaan perusahaan.

4. Pelanggaran terhadap ketentuan ini merupakan tindakan


pelanggaran berat.

5. Peralatan kerja yang rusak atas kelalaian dari Karyawan maka


Karyawan di wajibkan untuk mengganti dengan nilai barang yang
sama.

6. Peralatan kerja yang rusak dan tidak bisa di gunakan sebelum masa
waktu penggantian maka Karyawan di wajibkan mengganti 30% dari
nilai barang.

7. Adapun kerusakan alat kerja yang bukan karena kelalaian Karyawan,


dapat di buktikan secara benar dan menyertakan minimal 2 saksi,
maka Karyawan dapat di berikan alat kerja tanpa di kenakan sanksi
administrative.

Pasal 13
Seragam Kerja

1. Perusahaan dapat menyediakan pakaian seragam untuk


karyawan yang wajib dipakai oleh Karyawan.
2. Ketentuan mengenai pakaian seragam diatur dalam Surat
Keputusan Atasan
3. Pelanggaran terhadap ketentuan ini merupakan pelanggaran
disiplin kerja dan akan di berikan sanksi sesuai dengan peraturan
perusahaan.
4. Seragam kerja adalah barang inventaris Perusahaan untuk dipakai
pada saat bekerja.
5. Karyawan yang sudah di berikan seragam kerja, namun sebelum
kurang dari 1 tahun seragam kerja sudah tidak layak di gunakan,
maka karyawan harus membeli seragam kepada perusahaan.

Pasal 14
Perjalanan Dinas

1. Untuk kepentingan Perusahaan seorang Karyawan dapat ditugaskan


ke luar kota, ke luar negeri ataupun di luar dari cabang tetap
berdasarkan perintah Atasan.
2. Ketentuan-ketentuan yang menyangkut perjalanan dinas dimaksud
ditetapkan didalam suatu peraturan tentang kebijakan dan Prosedur
perjalanan Dinas.

Pasal 15
Latihan dan Pendidikan Karyawan

1. Untuk meningkatkan dan menambah kemampuan karyawan serta


untuk memenuhi kebutuhan Perusahaan akan tenaga-tenaga
terampil, Perusahaan sewaktu-waktu dapat mengadakan seleksi
latihan yang dibiayai oleh Perusahaan.

2. Penentuan mengenai sifat atau jenis latihan/pendidikan, tempat


serta jangka waktunya diatur tersendiri dalam Surat Keputusan
Atasan.

BAB VI
CUTI DAN IJIN MENINGGALKAN PEKERJAAN
Pasal 16
Cuti Tahunan

1. setelah menjalani masa kerja 12 (dua belas) bulan terus menerus


berhak atas cuti tahunan selama 12 (dua belas) hari kerja dengan
upah penuh ? ( ini masih perlu di revisi) kalua bisa tidak di
perbolehkan mengambil libur 12 hari secara langsung

2. Karyawan yang hendak menggunakan cuti tahunannya wajib


memberitahukan secara tertulis kepada Perusahaan 3 bulan
sebelum tanggal permohonan cuti dengan mengisi formulir
permohonan cuti yang telah disediakan dan disetujui atasan
selambat-lambatnya seminggu sebelum cuti dimaksud

3. Perusahaan mengatur cuti tahunan yang dapat di ambil Karyawan


dengan lama waktu cuti maksimal adalah 2 (dua) hari di waktu
bersamaan.

4. Cuti Tahunan yang tidak di ambil Karyawan akan mendapatkan


uang pengganti dengan nilai besarnya sesuai kebijakan
Peerusahaan.

5. Dalam hal adanya kepentingan Karyawan yang mendesak setelah


bekerja minimal 3 (tiga) tahun penuh, karyawan dapat meminta
persetujuan tertulis dari pimpinan Perusahaan untuk
mempercepat cutinya.

6. Selama menjalankan cuti tahunan atau cuti lainnya, karyawan


tidak dibenarkan bekerja pada perusahaan lain. Pelanggaran
terhadap ketentuan ini merupakan tindakan pelanggaran disiplin
dan dapat di kenakan sanksi berat sesui dengan kebijakan
Peruusahaan.

Pasal 17
Cuti Sakit

1. Cuti sakit diberikan berdasarkan keterangan Dokter yang sah dan


dapat di pertanggung jawabkan.

2. Karyawan yang menderita sakit atau tidak masuk kerja


melaporkan sakitnya kepada Perusahaan selambat-lambatnya
satu hari dengan menyertakan surat keterangan dokter yang sah
dan dapat di pertaggung jawabkan.

3. Karyawan yang tidak masuk kerja karena sakit tanpa memberikan


surat dokter yang sah dan tidak masuk kerja tanpa keterangan
secara otomatis akan mengurangi jatah libur mingguan,
mengurangi cuti tahunan maupun di kenakan denda
administrative sesuai dengan perintah Atasan.

4. Penyalahgunaan cuti sakit oleh Karyawan merupakan tindak


pelanggaran disiplin kerja.

Pasal 18
Cuti Lainya

Cuti di luar dari izin sakit dengan menyertakan bukti yang sah dan dapat
di pertanggung jawabkan akan mengurangi libur mingguan yang belum
di ambil atau mengurangi cuti tahunan.

Pasal 19
Meninggalkan Pekerjaan Tanpa Izin / Mangkir

1. Karyawan yang tidak masuk kerja tanpa pemberitahuan secara


tertulis atau tanpa izin Perusahaan dianggap mangkir dan
upahnya tidak dibayar. Besarnya upah sesuai dengan kebijakan
perusahaan.
2. Apabila Karyawan tidak masuk kerja selama 5 (lima) hari kerja
berturut-turut atau lebih tanpa keterangan tertulis disertai bukti-
bukti yang sah dan telah dipanggil secara tertulis sebanyak 2 (dua)
kali, maka karyawan tersebut dianggap telah mengundurkan diri
dan diharuskan menyelesaikan administratif sesuai dengan Pasal
mengundurkan diri

BAB VII
PENGUPAHAN

Pasal 20
Sistem Pengupahan

1. Kebijakan dan pengaturan upah karyawan merupakan hak dan


wewenang penuh Pimpinan Perusahaan.

2. Penetapan upah karyawan dilakukan berdasarkan atas :

a. Golongan jabatan
b. Kemampuan yang dimiliki sesuai persyaratan jabatan
?

3. Rincian upah yang akan di bayarkan perusahaan di sesuaikan dalam


kontrak kerja.
4. Upah dibayarkan satu bulan sekali pada awal bulan selambat-
lambatnya 1 (satu) hari kerja sebelum akhir bulan berjalan.

Pasal 21
Lembur

1. Yang dimaksud kerja lembur adalah pekerjaan yang dilakukan


melebihi jam kerja normal dan atas izin lembur dari Pimpinan.

2. Kerja lembur didasarkan hanya atas Surat Perintah Kerja Lembur


yang dibuat dan dilaporkan oleh atasan yang bersangkutan.

3. Tanpa suatu alasan yang sah yang dapat diterima dan dibenarkan
oleh Pimpinan Perusahaan, Karyawan tidak dapat menolak kerja
lembur, terutama apabila Perusahaan menghadapi hal-hal sebagai
berikut:

a. Banyaknya permintaan pelanggan di hari biasa, hari raya atau


hari lainya.
b. Dalam hal ada pekerjaan yang apabila tidak diselesaikan akan
merugikan serta mengganggu Perusahaan.
c. Dalam hal ada karyawan yang di tunjuk secara bergilir dan jika
karyawan berikutnya berhalangan untuk bekerja.

4. Atasan atau Karyawan yang di tunjuk oleh atasan perlu mengawasi


pelaksanaan kerja lembur Karyawan.

5. Tarif dan perhitungan upah lembur adalah sebagai berikut :


a. Upah kerja lembur pada hari / jam kerja :
- Di hitung perjam di sesuaikan gaji pokok perbulan dan di bagi
perjam dalam 1 hari kerja.
Pasal 22
Upah Selama Sakit

1. Istirahat sakit dapat diberikan kepada Karyawan yang menderita


sakit sedemikian beratnya, sehingga tidak dapat melakukan tugas
dengan semestinya berdasarkan Surat Keterangan dari Dokter dan
dapat di pertanggung jawabkan.

2. Selama masa istirahat sakit, Karyawan yang masa kerja sudah 5


tahun (atau karyawan berstatus tetap) akan di berikan upah
sebagai berikut:
a. Bulan pertama sampai dengan ketiga di bayarkan 100% gaji
b. Bulan ke empat sampai keenam di bayarkan 75% gaji
c. bulan ketujuh sampai dengan kesembilan di bayarkan 50% gaji
d. bulan kesepuluh sampai dengan kedua belas di bayarkan 25%
gaji

3. Apabila setelah lewat 12 (duabelas) bulan, Karyawan belum juga


sembuh, Karyawan akan di anggap mengundurkan diri.

BAB VIII
BANTUAN SOSIAL/KESEJAHTERAAN

Pasal 23
Tunjangan Hari Raya Keagamaan

1. Perusahaan memberikan tunjangan hari raya keagamaan 1 (satu)


kali setahun kepada Karyawan yang telah mempunyai masa kerja
1 (satu) tahun. Tunjangan hari raya akan dibayarkan selambat-
lambatnya 1 (satu) minggu sebelum hari raya.
2. Bagi Karyawan yang telah mempunyai masa kerja 12 (duabelas)
bulan atau lebih diberikan tunjangan sebesar 1 (satu) bulan upah.

3. Bagi Karyawan yang masa kerjanya telah mencapai 3 (tiga) bulan


atau lebih tetapi kurang dari 12 (duabelas) bulan akan diberikan
tunjangan hari raya keagamaan sebesar perbandingan jumlah
bulan masa kerjanya (secara proporsional).

Pasal 24
Penghargaan Akhir Tahun

Berdasarkan kemampuan Perusahaan dan atas kebijakan Pimpinan


Perusahaan, pada akhir tahun Karyawan tetap dengan masa kerja lebih
dari 36 Bulan diberikan penghargaan akhir tahun yang bentuk dan
besarnya akan ditetapkan oleh Pimpinan Peerusahaan.

Pasal 25
Program Jaminan Sosial Tenaga Kerja

Perusahaan memberikan BPJS di setiap bulan sesuai UU yang berlaku ?

Pasal 26
Bantuan Kematian Biasa Yang Bukan Kecelakaan Kerja

Apabila Karyawan berstatus tetep meninggal dunia bukan karena


kecelakaan kerja, maka Perusahaan akan memberikan sumbangan
kepada ahli warisnya dengan ketentuan sebagai berikut :

a. Upah dalam bulan yang sedang berjalan.


b. Bantuan ikut duka cita yang jumlahnya ditentukan berdasarkan
kebijakan Perusahaan.
Pasal 27
Bantuan Kematian, Kelahiran dan Pernikahan

Perusahaan memberikan bantuan kematian, hadiah kelahiran dan


hadiah pernikahan bagi karyawan Tetap dengan ketentuan sebagai
berikut:

a. Bantuan Kematian Bagi Keluarga Karyawan tetap, Perusahaan


memberikan bantuan biaya penguburan kepada Karyawan yang
keluarganya (istri/suami/anak sah) meninggal dunia sesuai kebijakan
Perusahaan.

b. Hadiah Kelahiran bagi karyawan tetap yang anaknya baru lahir dan
karyawan tersebut telah bekerja di perusahaan selama 12 bulan
berturut-turut. Untuk mendapatkan hadiah tersebut, karyawan wajib
menyerahkan salinan surat keterangan lahir. Adapun hadiah yang
diberikan sesuai kebijakan Perusahaan.

c. Hadiah Pernikahan bagi karyawan tetap yang baru saja


melangsungkan pernikahan dan karyawan tersebut telah bekerja di
perusahaan selama 12 bulan berturut-turut. Untuk mendapatkan
hadiah pernikahan, karyawan wajib menyerahkan salinan akte nikah
yang sah secara Negara. Adapun hadiah yang diberikan sesuai
kebijakan Perusahaan

BAB IX
Pemeliharaan Kesehatan

Pasal
Tunjangan Pengobatan / Rawat inap
1. Pengertian umum Perusahaan memberikan bantuan biaya
pengobatan untuk karyawan berstatus tetap dengan
menunjukan surat keterangan dari dokter dan dapat di
pertanggung jawabkan. ?

2. Banyak dan besar nilai bantuan biaya berdasarkan kebijakan


Perusahaan.

Pasal 28
Bantuan Biaya Melahirkan

Perusahaan memberikan bantuan biaya melahirkan kepada Karyawan


yang berstatus tetap dan kontrak/istri berstatus karyawan kontrak yang
harus dibuktikan dengan surat keterangan dokter kandungan atau
rumah sakit. Besar biaya bantuan di sesuaikan dengan kebijakan
pimpinan Perusahaan.

BAB X
KELUH KESAH DAN PENGADUAN KARYAWAN

Pasal 29
Penyelesaian Keluh Kesah dan Pengaduan

1. Jika seorang Karyawan menganggap bahwa perlakuan terhadapnya


bertentangan dengan Peraturan Perusahaan, Karyawan yang
bersangkutan dapat menyampaikan keluhan atau pengaduannya
kepada atasannya secara langsung untuk diselesaikan secara
musyawarah.
2. Jika penyelesaian belum memuaskan baginya, maka Karyawan
tersebut dengan sepengetahuan atasannya dapat meneruskan
keluhan/pengaduannya kepada atasan yang lebih tinggi dan apabila
penyelesaian kurang memuaskan baginya, maka Karyawan tersebut
dapat meneruskan keluhan/pengaduannya kepada Manager
Administrasi & Keuangan atau Personalia yang dalam hal ini
mewakili Pimpinan Perusahaan.
3. Bila upaya penyelesaian di perusahaan belum juga dapat tercapai,
dimintakan bantuan ke Kantor Instansi yang membidangi
ketenagakerjaan.

BAB XI
PEMUTUSAN HUBUNGAN KERJA (PHK)

Pasal 30
Umum

1. Perusahaan berusaha semaksimal mungkin agar jangan sampai


terjadi pemutusan hubungan kerja.
2. Bila segala upaya telah ditempuh tetapi pemutusan hubungan kerja
tidak dapat dihindarkan, maka perusahaan akan menyelesaikannya
berdasarkan UU nomor 13 tahun 2003. ?
3. Putusnya hubungan kerja dapat terjadi oleh macam-macam sebab
sebagai berikut :

a. Pelanggaran peraturan tata tertib kerja dan/atau perbuatan


tindakan pidana/hukum Negara.
b. Melakukan pelanggaran berat/Mengundurkan Diri.
c. Menderita sakit berkepanjangan dan/atau ketidakmampuan
bekerja karena kesehatan.
d. Tidak mampu mencapai standar prestasi kerja yang ditentukan.
e. Alasan mendesak.
f. Mencapai usia 55 tahun/pensiun.
g. Alasan lainnya yakni :
i. Tidak memenuhi persyaratan kerja dalam masa
percobaan
ii. Mengundurkan diri
iii. Meninggal dunia
iv. Berakhirnya masa kontrak kerja dalam perjanjian kerja
untuk waktu tertentu

4. Karyawan yang putus hubungan kerjanya dengan perusahaan


dengan alasan apapun yang masih mempunyai hutang yang
menjadi tanggungannya harus melunasinya sekaligus. Pemutusan
hubungan kerja tidak membebaskan Karyawan yang bersangkutan
dari kewajibannya melunasi hutang-hutang tersebut.

5. Karyawan yang putus hubungan kerjanya dengan perusahaan wajib


mengembalikan semua benda/alat perlengkapan kerja yang
dipercayakan kepadanya selama bekerja.

Pasal 31
Pelanggaran peraturan tata tertib
?

Pasal 32
Pelanggaran Berat / Mengundurkan Diri

I. Pelanggaran Berat
1. Pelanggaran-pelanggaran yang digolongkan kesalahan berat yang
dikenakan sanksi pemutusan hubungan kerja adalah :

a. Penipuan, pencurian dan penggelapan barang/uang milik


pengusaha atau milik teman sekerja atau milik teman pengusaha.
b. Memberikan keterangan palsu atau yang dipalsukan sehingga
merugikan perusahaan atau kepentingan Negara.
c. Mabuk, minum-minuman keras yang memabukkan, madat,
memakai obat bius atau menyalahgunakan obat-obatan terlarang
atau obat -obatan perangsang lainnya di tempat kerja yang
dilarang oleh Peraturan Perundang-undangan.
d. Melakukan perbuatan asusila atau melakukan perjudian di tempat
kerja.
e. Melakukan tindakan kejahatan misalnya menyerang,
mengintimidasi atau menipu pengusaha atau teman sekerja dan
memperdagangkan barang terlarang baik dalam lingkungan
perusahaan maupun di luar lingkungan perusahaan.
f. Menganiaya, mengancam secara fisik atau mental, menghina
secara kasar pengusaha atau keluarga pengusaha atau teman
sekerja.
g. Membujuk direksi atau pimpinan perusahaan atau teman sekerja
untuk melakukan sesuatu perbuatan yang bertentangan dengan
hukum atau kesusilaan serta Peraturan Perundangan yang
berlaku.
h. Dengan sengaja atau ceroboh merusak atau merugikan atau
membiarkannya dalam keadaan bahaya barang milik perusahaan.
i. Dengan sengaja atau kecerobohan atau membiarkan diri atau
teman kerjanya dalam keadaan bahaya.
j. Membongkar atau membocorkan rahasia perusahaan atau
mencemarkan nama baik perusahaan dan atau keluarga
pengusaha yang seharusnya dirahasiakan kecuali untuk
kepentingan Negara
k. Memalsukan atau meniru tanda tangan orang lain dengan alasan
atau tujuan apapun.
l. Melakukan kesalahan yang bobotnya sama setelah mendapat
peringatan terakhir yang masih berlaku.
m.Melakukan pekerjaan lain di luar dari sepengetahuan perusahaan
n. Melakukan kecerobohan yang mengakibatkan kerugian bagi
perusahaan.
o. Memalsukan dokumen, surat-surat bukti, berhubungan dengan
perusahaan. kuitansi-kuitansi yang

2. Bahwa kesalahan berat dimaksud wajib didukung dengan bukti


sebagai berikut :

a. Pekerja tertangkap tangan


b. Ada pengakuan pekerja yang bersangkutan
c. Bukti lain berupa laporan kejadian yang dibuat oleh pihak yang
berwenang di Perusahaan yang bersangkutan dan didukung oleh
2 saksi ?
3. Pekerja yang melakukan kesalahan berat sebagaimana ayat 1
tersebut diatas akan diputuskan hubungan kerjanya tanpa di berikan
uang pesangon sesuai dengan aturan UU

II. Mengundurkan Diri


1. Bagi pekerja kontrak dan tetap yang mengundurkan diri selama
masa kerja masih berjalan wajib memenuhi persyaratan sebagai
berikut :

a. Mengajukan permohonan pengunduran diri secara tertulis


selambat- lambatnya 30 hari sebelum tanggal mulai
pengunduran diri

b. Bertanggung jawab mencari dan mendapatkan pengganti


sebelum habis masa kerja atau sebelum tanggal
pengunduran diri yang di ajukan.
c. Tetap melaksanakan kewajibannya sampai tanggal mulai
pengunduran diri

III. Pekerja yang mengundurkan diri namun masih dalam masa kontrak
kerja pihak yang mengakhiri hubungan kerja diwajibkan membayar
ganti rugi kepada perusahaan sebesar upah pekerja/buruh sampai
batas waktu berakhirnya jangka waktu perjanjian kerja.

Pasal 33
Sakit Berkepanjangan Dan Ketidakmampuan Bekerja Karena
Alasan Kesehatan

Dalam hal karyawan menderita sakit yang lamanya melebihi 12 (dua


belas) bulan terus menerus berdasarkan Surat Keterangan Dokter,
perusahaan dapat melakukan pemutusan hubungan kerja dengan
berpedoman kepada Peraturan Perundang-undangan yang berlaku.

Pasal 34
Tidak Dapat Mencapai Standar Prestasi Kerja

Karyawan yang tidak mampu mencapai standar kerja yang ditetapkan,


walaupun kepadanya telah diberikan pembinaan tetapi tidak
mendatangkan hasil yang diharapkan, maka karyawan tersebut dapat
diputuskan hubungan kerjanya.

Pasal 35
Alasan Mendesak

Pemutusan hubungan kerja dapat dilaksanakan karena alasan-alasan


yang mendesak seperti adanya kebijakan pemerintah, force majeur
dan/atau alasan- alasan lain yang mengakibatkan perusahaan terpaksa
mengadakan pengurangan karyawan, maka karyawan tersebut dapat
diputuskan hubungan kerjanya sesuai UU nomor 13 tahun 2003 dan
sesuai dengan Peraturan Perundang-undangan yang berlaku.

Pasal 36
Alasan Lainnya

Alasan Lainnya :

1. Mengundurkan diri
2. Karyawan yang akan mengundurkan diri harus mengajukan
permohonan pengunduran diri secara tertulis selambat-lambatnya 3
(tiga) bulan sebelumnya. Dalam hal ini perusahaan akan
memutuskan hubungan kerjanya dengan mengikuti Peraturan
Perundang-undangan yang berlaku yaitu mendapatkan uang
penggantian hak dan uang pisah. Besarnya uang pisah sesuai yang
diatur dalam Peraturan Perusahaan ini. ? apakah ini bisa di
khususkan untuk karyawan tetap ?

3. Meninggal dunia

a. Hubungan kerja antara karyawan kontrak dan tetap dengan


perusahaan secara hukum berakhir pada saat karyawan
meninggal dunia.
b. Dalam hal karyawan meninggal dunia akibat kecelakaan kerja,
berlaku ketentuan-ketentuan seperti diatur dalam UU nomor …
dan Peraturan Perundang-undangan yang berlaku.
c. Dalam hal karyawan meninggal dunia bukan akibat kecelakaan
kerja diberikan bantuan sesuai ketentuan pasal 30 peraturan
perusahaan ini.
4. Berakhirnya perjanjian kerja karyawan kontrak
a. Karyawan yang hubungan kerjanya berdasarkan kontrak kerja untuk
waktu tertentu dan dilaksanakan sesuai UU nomor 13 tahun 2003,
maka hubungan kerjanya putus pada saat berakhirnya masa berlaku
kontrak kerja tersebut.

b. Dalam pemutusan hubungan kerja yang diakibatkan karena


berakhirnya masa kontrak kerja, perusahaan tidak berkewajiban
untuk memberikan imbalan/pesangon diluar apa yang tercantum
dalam surat perjanjian kontrak.

c. Apabila salah satu pihak mengakhiri hubungan kerja sebelum


berakhirnya jangka waktu yang ditetapkan perjanjian waktu tertentu,
atau berakhirnya hubungan kerja bukan karena ketentuan
sebagaimana dimaksud dalam pasal 61 ayat (1) UU. No. 13 tahun
2003, pihak yang mengakhiri hubungan kerja diwajibkan membayar
ganti rugi kepada perusahaan sebesar upah pekerja/buruh sampai
batas waktu berakhirnya jangka waktu perjanjian kerja.

BAB XII
PENSIUN

Pasal 37
Karyawan Pensiun

1. Karyawan yang telah mencapai usia 55 (lima puluh lima) tahun,


maka hubungan kerjanya dengan perusahaan berakhir pada
tanggal ulang tahun yang ke-55 (lima puluh lima) sehingga dengan
demikian putuslah hubungan kerjanya dan segala sesuatunya
diatur sesuai ketentuan Peraturan Perundang-undangan yang
berlaku.

2. Apabila karyawan dimaksud masih diperlukan karyanya, maka


berdasarkan persetujuan direksi, karyawan yang bersangkutan
dapat dipekerjakan kembali atas dasar suatu kontrak kerja khusus
untuk jangka waktu yang ditentukan.

Pasal 38
Peraturan Prosedural

Peraturan-Peraturan Yang Bersifat Prosedural merupakan peraturan-


peraturan pelengkap yang akan disusun berdasarkan peraturan yang
dikemukakan dalam pasal-pasal.

BAB XIII
PENUTUP

Pasal 39
Interpretasi dan Amandemen

1. Perusahaan berhak untuk menafsirkan semua ketentuan-ketentuan


yang termuat di dalam pasal-pasal maupun ayat-ayat dari peraturan
perusahaan ini sesuai dengan makna, arti dan maksud tujuannya
dalam pembinaan hubungan industrial Pancasila.
2. Hal-hal yang memerlukan aturan pelaksanaan dari peraturan
perusahaan ini, akan ditetapkan dengan surat keputusan direksi
dengan tidak bertentangan dari peraturan perusahaan ini dan
Peraturan Perundang-undangan yang berlaku.

Pasal 40
Penutup

1. Hal-hal yang belum tercantum di dalam peraturan perusahaan ini


akan memperhatikan ketentuan Peraturan Perundangan-undangan
yang berlaku.

2. Peraturan perusahaan ini berlaku untuk 2 (dua) tahun terhitung


sejak disahkannya oleh Departemen Tenaga Kerja & Transmigrasi
Republik Indonesia.

3. Peraturan perusahaan ini akan diumumkan dan dibagikan kepada


seluruh karyawan untuk diketahui dan dilaksanakan sebagaimana
mestinya.

4. Apabila terdapat ketentuan-ketentuan dalam peraturan perusahaan


ini kurang/bertentangan dengan Peraturan Perundang-undangan
yang berlaku, maka batal demi hukum dan yang berlaku adalah
Peraturan Perundang- undangan yang berlaku.

Ditetapkan di Peraturan ini berlaku semenjak tanggal

DIREKTUR UTAMA

(NAMA PERUSAHAAN)

Nama Direktur Utama

Anda mungkin juga menyukai