Anda di halaman 1dari 2

1.

Masalah Kompor
Divisi produk Krom (Chrome) menjual kepada Divisi Kompor Elektrik sebuah unit berlapis
krom yang dipasang diatas kompor yang harus tahan terhadap korosi dan noda makanan.
Divisi produk krom telah memproduksi unit ini sejak 1 januari 1986, yang sebelumnya
diproduksi oleh pemasok luar.
Sekitar pertengahan tahun 1986, Presiden General Applience Corporation
mengkhawatirkan keluhan konsumen dan agen penjual (dealer), melalui survei yang
menunjukkan bahwa reputasi perusahaan sebagai produsen produk berkualitas telah
menurun. Hal tersebut diyakini terutama karena kinerja yang buruk dari mesin elektronik
pembuat unit tersebut yang baru, yang kemudian dikoreksi. Presiden GAC
memerintahkanWakil presiden manufaktur untuk meningkatkan kualitas seluruh produk
sampai pada tingkat memuaskan.
Awal 1987 divisi Produk Krom dan divisi manufaktur mempelajari proses manufaktur untuk
menemukan cara pembuatan lapisan atas kompor yang memenuhi standar kualitas,
dengan menambah unsur tembaga dan operasi penghalusan di akhir siklus. Total biaya
dari operasi tambahan ini adalah 80 sen/unit, namun hasilnya pada Juni 1987 tingkat
penolakan ataskualitas produk menurun drastis di bawah 1%.
Akibat kenaikan biaya, pada bulan Juli 1987 Divisi Produk Krom mengusulkan untuk
menaikkan harga kompor tersebut sebesar 90 sen, yang terdiri dari biaya tambahan atas
operasi tambahan ditambah 10 sen sebagai markup laba atas tambahan biaya tersebut.
Sebelum usulan tersebut diajukan, harga produk tersebut sekarang adalah $10 per unit.
Divisi kompor elektrik sangat keberatan dengan usulan kenaikan harga tersebut dan
diputuskan untuk membawa pertikaian tersebut kepada staf keuangan. Staf keuangan
meminta rekomendasi dari departemen teknik, yang ternyata hasilnya menyatakan bahwa
biaya yang diusulkan merupakan sesuatu yang beralasan dan mencerminkan proses
efisien, dan menghasilkan produk dengan kualitas yang lebih baik dari pemasok luar.
2. Masalah Alat Pengendali Thermostatis/Suhu
Salah satu pabrik dari Divisi Motor Elektrik memproduksi unit pengontrol suhu. Salah
satunya dibeli oleh Divisi Produk Mesin Cuci (sekitar 100.000 unit/tahun). Sementara itu
Divisi Produk Kulkas membeli unit pengontrol suhu dari luar yakni Monson Controls
Corporation. Namun pada bulan Juli 1987, Divisi Kulkas menginformasikan kepada Monson
Controls Corporation bahwa sejak 1 januari 1988, divisi tersebut akan membeli seluruh
unit pengendali suhunya dari Divisi Motor Elektrik, atas dasar demi komitmen yang
terbaik untuk kepentingan perusahaan.
Pada tahun 1984, permintaan atas unit pengendali suhu sangat tinggi, dalam
hubungannya dengan kapasitas produksi industri tersebut. Antara tahun 1985 sampai
sampai pada pertengahan tahun 1987, kapasitas produksi dari perusahaan-perusahaan
independen tersebut jauh melebihi permintaannya. Salah satu akibatnya adalah
menurunnya tingkat harga. Hal tersebut juga dialami oleh Divisi Motor Elektrik, laba yang
dihasilkan oleh produk ini menurun drastis, dari laba sebelum pajak sebesar 15% dari nilai
investasi pada tahun 1984 menjadi mendekati nol pada tahun 1987.
Pada Oktober 1987, Divisi Motor Elektrik dan Divisi Kulkas melakukan negosiasi untuk
harga tahun 1988. Divisi Kulkas mengusulkan harga $2,15, yaitu harga yang ditawarkan
Monson Controls Corporation. Namun Divisi Motor Elektrik tetap menolak untuk
menurunkan harganya dibawah $2,40 kepada pihak manapun.
Setelah beberapa minggu bernegosiasi, pertikaian tersebut akhirnya diserahkan kepada
staf keuangan untuk penyelesaian. Hasil analisis staf keuangan kondisi harga rendah saat
itu diakibatkan karena kelebihan kapasitas, bila seluruh kebutuhan dipasok dari luar maka
harga akan naik $2,40 karena tindakan tersebut akan mengeliminasi adanya kelebihan
kapasitas.
3. Masalah Transmisi
Divisi Mesin Cuci menggunakan transmisi untuk produk pencuci otomatis, yang dipasok
dari dua pemasok yakni Divisi Produk Gear & Transmisidan dari Thorndike Machining
Corporation. Pada Maret 1985, Thorndike diberitahu bahwa mulai 1 Januari 1987, GAC
tidak lagi membeli transmisi dari Thorndike. April 1985, presiden Thorndike meminta
kepada presiden dari General Appliance Corporation agar keputusan tersebut dapat
ditinjau kembali, dengan memberikan daftar usulan penurunan harga yang akan diberikan
jika perpanjangan kontrak dilakukan.
Penurunan harga Thorndike dimungkinkan karena Thorndike masih lebih untung jika
menurunkan harga daripada menelantarkan mesin-mesin produksi transmisi yang ada;
dan Thorndike mengharapkan adanya kenaikan produktivitas. Thorndike juga menyatakan
telah mengembangkan suatu transmisi yang cocok untuk mesin cuci ekonomis yang
berbiaya $2 lebih rendah, dan mulai dapat diproduksi pada tanggal 1 Januari 1988.
Manajer umum dari Divisi Mesin Cuci tertarik untuk menerima usulan tersebut dengan
harga $10 per unit. Pada akhir tahun 1985, Divisi Gear & Transmisimenawarkan harga
transmisi yang baru sebesar $12 ditambah beberapa penyesuaian kecil. Divisi Mesin Cuci
menolak untuk menerima harga yang diusulkan tersebut dan bertahan pada harga
$11,21. Divisi Gear & Transmisi menolak untuk mempertimbangkan usulan proyek
tersebut.
Kedua divisi tersebut kemudian menyerahkan permasalahan ini kepada staf keuangan
untuk mencari jalan tengahnya.Hasil analisis staf keuangan mengatakan bahwa
penawaran Thorndike lebih ekonomis dan sejalan dengan tujuan laba perusahaan.

C. JAWABAN PERTANYAAN
1. Dalam setiap proses negosiasi, salah satunya tawar menawar harga transfer, peran
masing-masing manajer divisi memang perlu dimonitor dan ditengahi oleh divisi lain yang
lebih netral, seperti Divisi/Staf Keuangan. Sehingga dalam proses negosiasi dan
implementasi harga transfer tetap memenuhi kasanah goal concruence baik dengan
semua divisi sebagai pusat laba maupun dengan tujuan laba perusahaan.
2. Kebijakan Transfer Harga harus dirancang sedemikian rupa sehingga dapat mencapai
tujuan berikut ini:
- Memberikan informasi yang relevan kepada setiap unit usaha untuk menentukan
timbal balik optimum antara biaya dan pendapatan perusahaan.
- Menghasilkan keputusan yang selaras dengan cita-cita, sehingga keputusan yang
meningkatkan laba unit usaha juga akan meningkatkan laba perusahaan.
- Membantu pengukuran kinerja ekonomi dari unit usaha individual.
yang mudah dimengerti dan dikelola.
- Merancang sistem penentuan harga transfer sedemikian rupa sehingga dapat
menjawab dua keputusan yang harus diambil untuk setiap produk yakni
apakah perusahaan harus memproduksi sendiri produk tersebut atau membelinya dari
pemasok luar (keputusan sourcing), dan bila diproduksi secara internal, pada tingkat
harga berapakah produk tersebut akan ditransfer antar pusat laba (keputusan harga
transfer).
3. Analisis yang dilakukan oleh staf keuangan menyimpulkan beberapa hal sebagai
berikut :
1. Jika penawaran Thorndike Machining sebesar $ 10 disesuaikan dengan dampak biaya
atas perubahan dalam karateristik kinerja dan peningkatan tingkat biaya umum dari
penawaran semula, harganya adalah sebesar $ 11,25 , atau kira2 sama dengan yang
diusulkan oleh divisi mesin cuci. Harga sebesar $ 11,66 dikembangkan oleh divisi Gear
and Transmission merupakan suatu kesalahan karena perhitungan tersebut gagal untuk
menghilangkan unsure disain yang akan menurunkan biaya unit Thorndike sebesar 50 sen
2. Pada harga $ 12 , divisi Gear and Transmission dapat berharap untuk memperoleh laba
setelah pajak sebesar 15 % dari nilai investasinya. Hal tersebut sama dengan tujuan laba.
Pada harga $ 11,25 , divisi tersebut akan menghasilkan sekitar 6 %
3. Staf penmbelian menyatakan dalam opininya bahwa transmisi tersebut dapat diperoleh
dari Thorndike Machining corporation pada tingkat harga yang ditawarkan untuk masa
yang akan datang.

Anda mungkin juga menyukai