Anda di halaman 1dari 9

KONSEP DASAR MATEMATIKA SD

konsep Bilangan dan Operasinya

Dosen pengampuh:
Drs. Syafri Ahmad, S.Pd., M.Pd, Ph.D.

Disusun oleh:
Kelompok 1
Intan Anastasia Situmorang(2219043)
Nora suraya ( 22129066 )
Rahyu Anggraini 22129076

Rifa Pratiwi 22129353

FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN


UNIVERSITAS NEGERI PADANG
2022
Konsep dasar matematika
A. Pengertian bilangan dalam matematika

Pengertian bilangan secara umum

Bilanganadalahsuatukonsepmatematikayangdigunakanuntukpencacahandanpengukuran.

Pengertian bilangan menurut para ahli

Aristoteles

Menyatakan bahwa bilangan adalah suatu kumpulan yang diukur dengan satuan.

Thomas

Menyatakan bahwa bilangan adalah bilangan yang terdiri dari satu-satunya.

Merserve(Dali,1980)

Menyatakan bahwa bilangan adalah suatu abstraksi. Abtraksi sebagai bilangan tidak
memiliki keberadaan secara fisik

Menurut pandangan matematika

Bilangan adalah suatu ataksi yang kosepsi atau buah pikiran manusia itu sendiri.

SISTEM BILANGAN
SISTEM BILANGAN

Sistem bilangan atau number system adalah suatu cara untuk mewakili besaran dari suatu item
fisik.

Sistem bilangan menggunakan suatu bilangan dasar atau basis (base/radix) yang tertentu.

Dalam hubungannya dengan computer, ada 4 jenis system bilangan yang dikenal, yaitu:

Desimal (Basis 10)

Biner (Basis 2)

Oktal (basis 8)

Hexadesimal (Bas 16)

DESIMAL (BASIS 10)

Desimal (basis 10) adalah system bilangan yang paling umum digunakan dalam kehidupan
sehari-hari.

Sistem Bilangan desimal menggunakan basis 10 dan menggunakan 10 symbol bilangan, yaitu: 0,
1, 2, 3, 4, 5, 6, 7, 8 dan 9

Sistem bilangan desimal dapat berupa integer decimal (decimal integer) dan dapat juga berupa
pecahan desimal.
Perhitungan Bilangan Desimal

Absolut Value: Nilai Mutlak dari masing-masing digit

Position Value Nilai Penimbang atau bobot dan masing-masing digit bilangan tergantung dari
letak posisinya yaitu bernilai basis di pangkatkan dengan urutan posisinya

Bilangan Cacah, asli dan Bulat beserta operasinya

1. Bilangan Asli

Bilangan asli juga disebut dengan Natural Numbers. Himpunan bilangan asli = {1, 2, 3, 4,...}.
Bilangan asli dapat digolongkan menurut faktornya yaitu: bilangan genap, bilangan ganjil, dan
bilangan prima.

2. Bilangan Bulat

Himpunan yang merupakan gabungan dari himpunan bilangan asli dengan lawannya dan juga
bilangan nol disebut himpunan bilangan bulat. Himpunan bilangan bulat = {..., -3, -2, -1, 0, 1, 2,
3,...}.

Jika digambarkan dalam garis bilangan, himpunan bilangan bulat adalah sebagai

berikut:

Operasi Hitung pada Bilangan Bulat

1) Penjumlahan Bilangan Bulat

Yang mengilustrasikan operasi penjumlahan, 2+3=5 berdasarkan gambar


tersebut terlihat bahwa pada satu himpunan terdapat 2 anggota dan himpunan yang lain
terdapat 3 anggota, sehingga gabungan dari dua himpunan tersebut adalah 5 anggota. Begitu
juga dengan gambar yang b nya.

2) Pengurangan Bilangan Bulat


mengilustrasikan 4-6=(-2). Dengan menggunakan garis bilangan (perlu diperhatikan aturan yang
telah disepakati pada operasi hitung penjumlahan) berlaku, suatu bilangan bulat positif
menggambarkan gerakan ke arah kanan, sedangkan bilangan bulat negatif menggambarkan
gerakan ke arah kiri, dan operasi hitung pengurangan diilustrasikan dengan langkah mundur.
Untuk mengilustrasikan 4-6 dari titik 0, bergerak maju sebanyak 4 langkah ke titik 4kemudian
mundur 6 langkah, sehingga berakhir di titik (-2) atau 4-6= (-2)

Gambar diatas mengilustrasikan bahwa ada 4 buah jeruk kemudian diambil 1 buah jeruk maka
sisa jeruk yang tersimpan adalah 3 buah.

3) Perkalian Bilangan Bulat

Pada hakikatnya perkalian pada dua buah bilangan bulat positif adalah penjumlahan yang
berulang. Salah satu kasus sederhana yaitu, terdapat lima buah keranjang, dimana setiap
keranjang terdapat 3 butir telur.

Permasalahan tersebut dapat diilustrasikan seperti gambar di bawah ini.

Jumlah seluruh telur adalah 3 + 3 + 3 + 3 + 3 = 15, atau terdapat 5 kelompok dengan anggota
masing-masing 3 dilambangkan dengan 5 x 3 = 15.

4) Pembagian Bilangan Bulat

Contoh 48: 4, maka 48 memiliki nilai tempat puluhan 4 dan nilai satuan 8. Karena akan dibagi
pada 4 kelompok, maka setiap kelompok memiliki 1 puluhan, dan 2 satuan, atau dengan kata
lain 48 : 4 = 12

3. Bilangan cacah

Bilangan cacah dapat didefinisikan sebagai bilangan yang digunakan untuk menyatakan
kardinalitas suatu himpunan. Himpunan bilangan cacah = {0, 1, 2, 3,...}
Operasi Hitung Bilangan Cacah

1) Penjumlahan dan Pengurangan Bilangan Cacah

2) Perkalian dan Pembagian Bilangan Cacah

Sifat-Sifat Operasi Hitung Bilangan Bulat Dan Contohnya

Bilangan bulat memiliki sifat-sifat dalam perhitungannnya. Berikut merupakan sifat-sifat yang
berlaku pada operasi hitung penjumlahan, pengurangan, perkalian dan pembagian pada bilangan
bulat.

1. Sifat Tertutup

Sifat tertutup pada operasi bilangan bulat hanya berlaku pada operasi penjumlahan dan perkalian.

a. Sifat Tertutup Penjumlahan

Sifat tertutup penjumlahan merupakan operasi penjumlahan pada dua bilangan bulat, maka akan
menghasilkan bilangan bulat.

a+b=c

Contoh:
2+3=5
(2 dan 3 adalah bilangan bulat, maka 5 juga merupakan bilangan bulat)
4 + 6 = 10
(4 dan 6 adalah bilangan bulat, maka 10 juga merupakan bilangan bulat)
b. Sifat Tertutup Perkalian

Sifat tertutup perkalian merupakan operasi perkalian pada dua bilangn bulat, maka akan
menghasilkan bilangan bulat.

axb=c

Contoh:
2x3=6
(2 dan 3 adalah bilangan bulat, maka 6 juga merupakan bilangan bulat)
4 x 5 = 20
(4 dan 5 adalah bilangan bulat, maka 20 juga merupakan bilangan bulat)

2. Sifat Komutatif

Sifat komutatif disebut juga sebagai sifat pertukaran. Sifat ini berlaku pada operasi penjumlahan
dan perkalian bilangan bulat.

a. Sifat Komutatif Penjumlahan

a+b=b+a

Contoh:
2+5=5+2=7
4 + 6 = 6 + 4 = 10

b. Sifat Komutatif Perkalian

axb=bxa

Contoh:
2 x 5 = 5 x 2 = 10
3 x 4 = 4 x 3 = 12

3. Sifat Asosiatif

Sifat asosiatif disebut juga sebagai sifat pengelompokan. Sifat ini berlaku pada operasi hitungan
bulat yang melibatkan penjumlahan dan perkalian.

a. Sifat Asosiatif Penjumlahan

(a + b) + c = a + (b + c)
Contoh:
(2 + 3) + 4 = 2 + (3 + 4) = 9
(5 + 1) + 6 = 5 + (1 + 6) = 12

b. Sifat Asosiatif Perkalian

(a x b) x c = a x (b x c)

Contoh:
(2 x 3) x 5 = 2 x (3 x 5) = 30
(4 x 5) x 6 = 4 x (5 x 6) = 120

4. Sifat Distributif

Sifat distributif adalah sifat penyebaran. Sifat distributif dikelompokan menjadi dua macam,
yaitu sebagai berikut:

a. Sifat Distributif Perkalian Terhadap Penjumlahan

(a x b) + (a x c) = a x (b + c)

Contoh:
(2 x 5) + (2 x 10) = 2 x (5 + 10) = 30
(3 x 4) + (3 x 5) = 3 x (4 + 5) = 27

b. Sifat Distributif Perkalian Terhadap Pengurangan

(a x b) – (a x c) = a x (b – c)

Contoh:
(5 x 3) – (5 x 2) = 5 x (3 – 2) = 5
(4 x 8) – (4 x 5) = 4 x (8 – 5) = 12

5. Sifat Identitas

Terdapat dua pengelompokan sifat identitas pada operasi hitung bilangan bulat, yaitu sebagai
berikut:

a. Sifat Identitas Penjumlahan

Sifat identitas pada operasi penjumlahan bilangan bulat adalah 0. Bilangan bulat yang
dijumlahkan dengan angka 0, maka hasilnya adalah bilangan itu sendiri.
0+a=a+0

Contoh:
5+0=0+5=5
8+0=0+8=8

b. Sifat Identitas Perkalian

Sifat identitas pada operasi perkalian bilangan bulat adalah 1. Bilangan bulat yang dikalikan
dengan angka 1, maka hasilnya adalah bilangan itu sendiri.

ax1=a

Contoh:
10 x 1 = 10
5x1=5

6. Unsur Invers Penjumlahan

Unsur invers penjumlahan adalah lawan bilangan pada operasi penjumlahan.

a + (-a) = 0

Contoh:
4 + (-4) = 0
7 + (-7) = 0

Anda mungkin juga menyukai