Anda di halaman 1dari 84

MODUL SD

MATEMATIKA

BIMBINGAN BELAJAR
SAKTI
(SARANA BELAJAR KRETAIF DAN INOVATIF)

Disusun Oleh :
Winardi, S.Pd.I

SAKTI
SARANA BELAJAR KRETAIF DAN INOVATIF
Jl. Letkol Hasan Yoesoef Desa Susukan Agung Kec.
Susukanlebak Kab. Cirebon 14285
Telp. 082112535584
Sarana Belajar Kreatif dan inovatif (SAKTI)

BAB I
BILANGAN
A. JENIS BILANGAN
1. Bilangan Asli
Bilangan asli adalah bilangan bulat positif yang diawali dari
angka 1 (satu) sampai dengan tak terhingga. Contoh: 1, 2, 3,
4, 5, 6, 7, 8, 9, 10, ... dan seterusnya.
2. Bilangan Bulat
Bilangan bulat adalah bilangan yang merupakan gabungan
dari bilangan bulat positif, nol (0), dan bilangan bulat negatif.
Contoh: ..., –5, –4, –3, –2, –1, 0, 1, 2, 3, 4, 5, ….
Bilangan bulat negatif Bilangan bulat positif
3. Bilangan Cacah
Bilangan cacah adalah bilangan bulat positif yang diawali
dari nol (0) sampai dengan tak terhingga. Contoh: 0, 1, 2, 3,
4, 5, 6, 7, ... dan seterusnya.
4. Bilangan Genap
Bilangan genap adalah bilangan bulat yang habis dibagi
dua. Contoh: 2, 4, 6, 8, 10, 12, 14, 16, 18, ... dan
seterusnya.
5. Bilangan Ganjil
Bilangan ganjil adalah bilangan bulat yang tidak habis dibagi
dua. Contoh: 1, 3, 5, 7, 9, 11, 13, 15, 17, ... dan seterusnya.
6. Bilangan Prima
Bilangan prima adalah bilangan yang tepat memiliki dua
buah faktor yaitu 1 (satu) dan bilangan itu sendiri. Contoh: 2,
3, 5, 7, 11, 13, 17, 19, 23, ....
Karena:
faktor dari 2 adalah 1 dan 2,
faktor dari 3 adalah 1 dan 3,
faktor dari 5 adalah 1 dan 5, dan seterusnya.
7. Bilangan Kuadrat
- Bilangan kuadrat adalah bilangan yang merupakan hasil
perkalian suatu bilangan dengan bilangan itu sendiri.
- Bilangan kuadrat disebut juga bilangan pangkat dua.
Contoh:
12 (dibaca satu kuadrat) = 1 x 1 = 1
22 (dibaca dua kuadrat) = 2 x 2 = 4
1
Sarana Belajar Kreatif dan inovatif (SAKTI)

32 (dibaca tiga kuadrat) = 3 x 3 = 9 ... dan seterusnya.


Jadi, bilangan 1, 4, 9, 16, 25, 36, 49 merupakan bilangan
kuadrat.
8. Bilangan Kubik
Bilangan kubik adalah bilangan yang merupakan hasil
perpangkatan tiga dari suatu bilangan. Contoh:
13 (dibaca satu pangkat tiga) = 1x1x1 = 1
23 (dibaca dua pangkat tiga) = 2x2x2 = 8
33 (dibaca tiga pangkat tiga) = 3x3x3 = 27 ... dan seterusnya.
Jadi, bilangan 1, 8, 27, 64, 125 merupakan bilangan kubik.
9. Bilangan Pecahan (disebut juga Bilangan Rasional)
a. Bilangan Pecahan Biasa
1
Contoh: →1 disebut pembilang dan 2 disebut penyebut.
2
b. Bilangan Pecahan Campuran
1 1
Contoh: 2 , 4 , dan sebagainya.
2 5
c. Bilangan Pecahan Desimal
1
Contoh: ditulis 0,5
2
1
ditulis 0,25 dan sebagainya.
4
Jadi, bilangan pecahan desimal adalah bilangan yang
diberi tanda koma di belakang bilangan satuan.
Contoh bilangan pecahan desimal: 0,1; 0,01; 2,5; 3,125;
dan sebagainya.
10. Bilangan Irrasional
- Bilangan irrasional adalah bilangan-bilangan yang tidak
dapat dinyatakan sebagai pecahan, atau
- Bilangan irrasional yaitu bilangan yang bukan bilangan
rasional.
Contoh: 2, 3, 5
Catatan: 9 = 3,maka 9 bukan bilangan irrasional.
11. Bilangan Riil
Bilangan riil adalah bilangan yang merupakan gabungan dari
bilangan rasional dan bilangan irrasional.
1 4 55
Contoh: 0, 1, 2, , , , 2, 3, 5 .... dan seterusnya.
2 7 7

2
Sarana Belajar Kreatif dan inovatif (SAKTI)

12. Bilangan Romawi


a. Lambang Dasar Bilangan Romawi
Lambang Bilangan Lambang Bilangan
Romawi Desimal
I 1
II 2
III 3
IV 4
V5 5
VI 6
VII 7
VIII 8
IX 9
X 10
L 50
C 100
D 500
M 1.000
5.000
10.000
50.000

b. Aturan Penulisan Lambang Bilangan Romawi


1) Lambang yang sama hanya boleh dituliskan berurutan
sebanyak 3 kali. Khusus untuk bilangan romawi I, X, C,
dan M. Contoh: III = 3
XXX = 30
CCC = 300
MMM = 3.000
2) Lambang yang nilainya lebih kecil jika ditulis di sebelah
kiri lambang yang lebih besar berarti pengurangan.
I untuk mengurangi V dan X.
X untuk mengurangi L dan C.
C untuk mengurangi D dan M.
Contoh: IV artinya 5 – 1 = 4
IX artinya 10 – 1 = 9
XL artinya 50 – 10 = 40
3
Sarana Belajar Kreatif dan inovatif (SAKTI)

XC artinya 100 – 10 = 90
CD artinya 500 – 100 = 400
CM artinya 1.000 – 100 = 900
3) Lambang yang nilainya lebih kecil, jika dituliskan di
sebelah kanan lambang yang nilainya lebih besar
berarti penjumlahan.
Contoh: VIII artinya 5 + 3 = 8
XII artinya 10 + 2 = 12
LX artinya 50 + 10 = 60
CXX artinya 100 + 20 = 120
DCCC artinya 500 + 300 = 800
MC artinya 1.000 +100 =1.100

B. KELIPATAN SUATU BILANGAN


Kelipatan suatu bilangan adalah bilangan yang merupakan
hasil perkalian suatu bilangan tertentu dengan bilangan-
bilangan asli.
Contoh: - Kelipatan 2 2 x 1 = 2
2 x 2= 4
2 x 3 = 6 ... dan seterusnya.
Jadi, 2, 4, 6, 8, .... adalah bilangan kelipatan 2.
- Kelipatan 3 adalah: 3, 6, 9, 12, 15, ....
- Kelipatan 4 adalah: 4, 8, 12, 16, 20, 24, ....
- Kelipatan 5 adalah: 5, 10, 15, 20, 25, 30, ....
- Kelipatan 6 adalah: 6, 12, 18, 24, 30, 36, ....
- ... dan seterusnya.

C. FAKTOR SUATU BILANGAN


Faktor suatu bilangan adalah bilangan-bilangan yang
merupakan pembagi dari suatu bilangan.
Contoh: - Faktor-faktor dari 2 adalah 1 dan 2.
2 : 1 = 2 dan 2 : 2 = 1
Maka faktor dari 2 adalah 1 dan 2.
- Faktor-faktor dari 16 adalah:
16 : 1 = 16; 16 : 6 =tidak bisa
16 : 2 = 8; 16 : 7 = tidak bisa;
16 : 3 = tidak bisa; 16 : 8 = 2;
16 : 4 = 4; 16 : 16 = 1
4
Sarana Belajar Kreatif dan inovatif (SAKTI)

16 : 5 = tidak bisa;
Maka faktor-faktor dari 16 adalah 1, 2, 4, 8, dan 16.

D. FAKTOR PRIMA SUATU BILANGAN


- Faktor prima suatu bilangan adalah faktor-faktor dari suatu
bilangan yang juga merupakan bilangan prima.
- Perlu diingat himpunan bilangan prima adalah: 2, 3, 5, 7, 11,
13, 17, 19, ....
Contoh: 1. Faktor prima dari 6 adalah....
Jawab:
Cara I: dengan cara mengurutkan (mendaftar).
Faktor dari 6 = 1, 2, 3, 6.
Karena 2 dan 3 adalah bilangan prima sedangkan 1
dan 6 bukan bilangan prima, maka yang merupakan
faktor prima adalah 2 dan 3.
Jadi, faktor prima dari 6 adalah 2 dan 3.
Cara II: dengan pohon faktor.

Jadi, faktor primanya adalah 2 dan 3.


2. Faktor prima dari 70 adalah....
Jawab: Dengan pohon faktor diperoleh:

Jadi, faktor prima dari 70 adalah 2, 5, dan 7.

LATIHAN
1. Bilangan 30 mempunyai faktor sebanyak ....
2. Di antara bilangan di bawah ini yang habis dibagi dengan 9
adalah ….
3. Bilangan 49 apabila dituliskan dalam bilangan Romawi
adalah ....
4. Nilai angka 2 pada bilangan 325.147 adalah ....
5. Nilai tempat 7 pada bilangan 1.759.246 adalah ....

5
Sarana Belajar Kreatif dan inovatif (SAKTI)

BAB II
OPERASI BILANGAN BULAT

A. MEMBANDINGKAN BILANGAN BULAT


- Membandingkan dengan Garis Bilangan Bulat Garis
bilangan bulat adalah garis yang di dalam-nya terdapat
bilangan-bilangan bulat.
Contoh garis bilangan bulat:

Dari garis bilangan tersebut, semakin ke kanan nilai bilangan


semakin besar, dan semakin ke kiri nilai bilangan semakin
kecil.
- Untuk membandingkan dua bilangan bulat, digunakan tanda
sebagai berikut.
> (dibaca lebih dari)
< (dibaca kurang dari)
= (dibaca sama dengan)
Contoh: Dari garis bilangan sebelumnya diperoleh:
• 4 > 2 (Dibaca: 4 lebih besar dari 2), karena letak 4 di
sebelah kanan 2.
• 1 < 3 (Dibaca: 1 lebih kecil dari 3), karena letak 1 di
sebelah kiri 3.
• –2 < 0
• –3 > –4

A. OPERASI HITUNG BILANGAN BULAT


a. Penjumlahan dan Pengurangan
Contoh:
a. 3 + 2 = 5

6
Sarana Belajar Kreatif dan inovatif (SAKTI)

b. 2. 6 – 3 = 3

c. 3. –3 + 4 = 1

d. 4. –3 – (–2) = –1

Keterangan:
Untuk positif, panah ke arah kanan, sedangkan untuk negatif
panah ke arah kiri.
b. Perkalian Bilangan Bulat
Rumus pada operasi perkalian bilangan bulat.
+x+=+ Contoh: 3 x 4 = 12
+x–=– 3 x (–2) = –6
–x+=– –5 x 4 = –20
– x– = + (–5) x (–5) = 25
c. Pembagian Bilangan Bulat
Rumus pada operasi pembagian bilangan bulat.
+:+=+ Contoh: 6 : 2 = 3
+:–=– 9 : (–3) = –3
–:+=– –50 : 5 = –10
–:–=+ (–512) : (–8) = 64
Catatan: Suatu bilangan bulat tidak boleh dibagi bilangan 0.

7
Sarana Belajar Kreatif dan inovatif (SAKTI)

B. SIFAT OPERASI BILANGAN BULAT


a. Sifat-sifat Operasi Bilangan Bulat
a. Sifat Komutatif (Pertukaran)
a+b=b+a
axb=bxa
Artinya: Pertukaran letak suku-suku dalam penjumlahan /
perkalian bilangan bulat, tidak mengubah hasil.
Contoh: • 4 + 5 = 5 + 4 (4 + 5 = 9 dan 5 + 4 juga = 9).
• 3 9 = 9 3 (3 x 9 = 27 dan 9 x 3 juga = 27).
b. Sifat Asosiatif (Pengelompokan)
(a+b)+c = a+(b+c) Contoh: • (3+4)+5 = 3+(4+5).
(axb)xc = ax(bxc) • (7x8)x9 = 7x(8x9).
c. Sifat Distributif (Penyebaran)
ax(b+c) = (axb) + (axc) Contoh: • 2x(3+4) = (2x3) + (2x4).
ax(b–c) = (axb) – (axc) • 3x(5-2) = (3x5) - (3x2).
d. Elemen Identitas
a+0=a Contoh: • 7 + 0 = 7
ax1=a • –5 1 = –5
e. Sifat Invers
Untuk setiap bilangan bulat a terdapat –a (invers/lawan
bilangan dari a) sehingga berlaku.
a + (–a) = –a + a = 0 Contoh: 8 + (–8) = 0 hasilnya
sama dengan –8 + 8 = 0
f. Sifat Urutan Bilangan Bulat
Pada 2 (dua) bilangan bulat a dan b terdapat tiga (3)
kemungkinan hubungan, yaitu.
• Jika a > b maka a – b > 0
• Jika a < b maka a – b < 0 atau b – a > 0
• Jika a = b maka a – b = 0
Contoh:
• 6 > 4 maka 6 – 4 > 0 (karena 6 – 4 = 2 dan 2 > 0)
• 3 < 5 maka 3 – 5 < 0 (karena 3 – 5 = –2 dan –2 < 0)
b. Mencari Harga n (Peubah)
Contoh: n + 7 = 15, berapakah n?
Aturan langkahnya:
- Tiap ruas jika dikurangi dengan bilangan yang sama,
tidak akan mengubah persamaan.
Maka: n + 7 = 15
8
Sarana Belajar Kreatif dan inovatif (SAKTI)

n + 7 – 7 = 15 – 7
n+0=8
n = 8.
- Perpindahan suku dari ruas kiri (sebelah kiri tanda =) ke
ruas kanan (sebelah kanan tanda =) harus disertai
dengan perubahan tanda. (Positif menjadi negatif dan
sebaliknya).
n + 7 = 15 (+7 dipindah ke ruas kanan menjadi –7)
Sehingga: n = 15 – 7= 8.
Jadi, nilai n = 8
Contoh: n – 5 = 12, berapakah n?
Aturan langkahnya:
- Tiap ruas jika ditambah dengan bilangan yang sama,
tidak akan mengubah persamaan. Maka:
n – 5 = 12
n – 5 + 5 = 12 + 5
n = 17
- Perpindahan suku dari ruas kiri (sebelah kiri tanda =)
ke ruas kanan (sebelah kanan tanda +) harus disertai
dengan perubahan tanda.
- Perhatikan contoh: n – 5 = 12, Maka: n – 5 = 12 (–5
dipindah ke ruas kanan, menjadi + 5)
Sehingga: n = 12 + 5
n = 17
Jadi, nilai n = 17

C. BILANGAN BULAT BERPANGKAT


32 artinya = 3 3; 32 dibaca tiga pangkat dua.
33 artinya = 3 3 3; 33 dibaca tiga pangkat tiga.
Bentuk-bentuk bilangan 32, 33 disebut dengan bilangan
berpangkat.
1. Menentukan Nilai Bilangan Berpangkat
Contoh: • 23 = 2 x 2 x 2
=8
• (–2)3 = (–2) x (–2) x (–2)
= –8
2. Sifat-sifat pada Perpangkatan Bilangan Bulat
a. an = a x a x a ...... sebanyak n buah
9
Sarana Belajar Kreatif dan inovatif (SAKTI)

Contoh: 56 = 5 x 5 x 5 x 5 x 5 x 5
1
b. a-n = 𝑛 = , syaratnya a ≠ 0.
𝑎
1 1 1 1
Contoh: 2-1 = 1 = 3-2 = 2 =
2 2 3 9
c. an x bn = (a x b)n
Contoh: 32 x 52 = (3 x 5)2
d. an : bn = (a : b)n
Contoh: 42 : 22 = (4 : 2)2
e. am x an = am+n
Contoh: 32 x 35 = 32+5 = 37
f. am : an = am – n
Contoh: 55 : 52 = 55-2 = 53

D. AKAR PANGKAT SUATU BILANGAN


1. Akar Pangkat Dua (Akar Kuadrat)
Akar pangkat dua atau disebut juga dengan akar kuadrat,
dilambangkan dengan tanda 2 atau ditulis dengan (tanpa
angka 2 di atasnya). Perhatikan contoh berikut!
32 = 3 x 3 = 9 maka 9 = 3
42 = 4 x 4 =16 maka 16 = 4
2. Akar Pangkat Tiga
Akar pangkat tiga dilambangkan dengan 3 . Perhatikan
contoh berikut!
3
33 = 3x3x3 = 27 maka 27 = 3
3
43 = 4x4x4 = 64 maka 64 = 4
Tips mencari akar dari suatu bilangan.
Contoh. Hitunglah nilai dari 144 !

Jadi hasil dari 144 adalah 12


10
Sarana Belajar Kreatif dan inovatif (SAKTI)

LATIHAN

1. 22 + 32 + 42 = …..
2. Bilangan pangkat dua antara 50 dan 100 adalah ....
3. (4 x 5) + (4 x 6) = 4 n. Maka n adalah....
4. Nilai dari (100 + 10) : 11 – 5 =....
5. 83 x 82 = ....
6. 252 x 262 = ....
7. (–5) x (–6) = ....

CATATAN
…………………………………………………………………………..
…………………………………………………………………………..
…………………………………………………………………………..
…………………………………………………………………………..
…………………………………………………………………………..
…………………………………………………………………………..
…………………………………………………………………………..
…………………………………………………………………………..
…………………………………………………………………………..
…………………………………………………………………………..
…………………………………………………………………………..
…………………………………………………………………………..
…………………………………………………………………………..
…………………………………………………………………………..
…………………………………………………………………………..
…………………………………………………………………………..
…………………………………………………………………………..
…………………………………………………………………………..
…………………………………………………………………………..
…………………………………………………………………………..
…………………………………………………………………………..
…………………………………………………………………………..
…………………………………………………………………………..
…………………………………………………………………………..
…………………………………………………………………………..
…………………………………………………………………………..
…………………………………………………………………………..
11
Sarana Belajar Kreatif dan inovatif (SAKTI)

BAB III
MENENTUKAN FPB DAN KPK

Faktor Persekutuan
Contoh:
1. Tentukan faktor persekutuan dari 12 dan 18.
Jawab : Faktor 12 = 1 , 2 , 3 , 4 , 6 , 12
Faktor 18 = 1 , 2 , 3 , 6 , 9 , 18
Jadi, faktor persekutuan dari 12 dan 18 adalah 1, 2, 3, dan 6.
2. Tentukan faktor persekutuan dari 24 dan 36.
Jawab : Faktor 24 = 1 , 2 , 3 , 4 , 6 , 8 , 12 , 24
Faktor 36 = 1 , 2 , 3 , 4 , 6 , 9 , 12 , 18 , 36.
Jadi, faktor persekutuan dari 24 dan 36 adalah 1, 2, 3, 4, 6,
dan 12.

Faktorisasi Prima
Faktorisasi prima yaitu bentuk perkalian bilangan prima suatu
bilangan. Contoh:
1. Tentukan faktorisasi prima dari 360.
Jawab:
Caranya : - Lakukan pembagian seperti bentuk di bawah.
- Gunakan bilangan pembagi 2, 3, 5, 7 dan
seterusnya yang merupakan bilangan prima.
- Hasil bagi harus sampai pada bilangan 1 (satu).
- Lingkari pembagi-pembagi yang merupakan
bilangan prima.
Perhatikan!
90 90

2 2
45 45

3 3
15 Atau cukup 15
ditulis:
3 3
5 5

5
1
12
Sarana Belajar Kreatif dan inovatif (SAKTI)

Diperoleh : 90 = 2 x 3 x 3 x 5 = 2 x 32 x 5.
Jadi, faktorisasi prima dari 90 = 2 x 32 x 5.

A. MENENTUKAN FPB
Untuk menentukan FPB (Faktor Persekutuan Terbesar)
digunakan beberapa cara, antara lain:
- Dengan faktorisasi prima (pohon faktor).
- Dengan tabel.
1. Menentukan FPB dengan Cara Faktorisasi Prima Mencari
FPB dari Dua Bilangan
Contoh : Tentukan FPB dari 90 dan 120
• Jika faktor yang sama itu mempunyai pangkat yang
berbeda, ambil faktor yang pangkatnyaterbesar.
120
90
2
2 60
45
2
3 30
15
2
3 15
5
3
5
2
Faktorisasi prima dari 90 = 2 x 3 x 5.
Faktorisasi prima dari 120 = 23 x 3 x 5.
Cara menentukan FPB:
• Tulis bilangan-bilangan itu dalam bentuk perkalian faktor
prima (faktorisasi prima).
• Ambil faktor yang sama dari bilangan-bilangan itu.
• Jika faktor yang sama itu pangkatnya berbeda, ambil
faktor yang pangkatnya terkecil.
Maka: FPB dari 90 dan 120 = 2 x 3 x 5 = 30.
Jadi, FPB dari 90 dan 120 adalah 30.
2. Cara menentukan KPK dengan tabel.

13
Sarana Belajar Kreatif dan inovatif (SAKTI)

Kalikan bilangan pembagi dengan semua hasil bagi.


Sehingga:

KPK dari 90 dan 120 = 2 x 32 x 4 x 5 = 360


Jadi, KPK dari 90 dan 120 adalah 360.
B. FPB DAN KPK DALAM KEHIDUPAN SEHARI-HARI
Contoh:
1. Lonceng A berbunyi setiap 4 jam sekali. Lonceng B berbunyi
setiap 6 jam sekali Lonceng C berbunyi setiap 8 jam sekali.
Setiap berapa jam ketiga lonceng itu akan berbunyi
bersama-sama?
Jawab : Gunakan KPK dari 4, 6, dan 8. Diperoleh:
4 = 22; 6 = 2 x 3; 8 = 23
KPK dari 4, 6, dan 8 = 23 x 3 = 24.
Jadi, ketiga lonceng itu akan berbunyi bersamasama setiap
24 jam (setiap 1 hari).
2. Ada dua orang satpam yaitu satpam A dan satpam B yang
bertugas menjaga sebuah gudang. Satpam A bertugas
setiap 3 hari sekali dan satpam B setiap 4 hari sekali. Pada
tanggal 1 Januari mereka bertugas bersama-sama. Pada
tanggal berapa mereka bertugas bersama-sama lagi?
Jawab: Dicari KPK dari 3 dan 4.
KPK dari 3 dan 4 adalah 12.
Jadi, mereka bertugas bersama-sama lagi pada tanggal = 1
Januari + 12 hari = 13 Januari.
3. Ibu membeli tiga macam bunga, yaitu bunga A, bunga B,
dan bunga C. Bunga-bunga itu akan dirangkai di dalam vas
bunga. Jika bunga A ada 6, bunga B ada 9, dan bunga C
ada 12, berapa banyak vas bunga yang dibutuhkan supaya
setiap vas masing-masing mendapat bunga yang sama
banyak?
Jawab : Dicari FPB dari 6, 9, dan 12.
FPB dari 6, 9, dan 12 adalah 3.
Jadi, vas bunga yang dibutuhkan sebanyak 3 buah.
14
Sarana Belajar Kreatif dan inovatif (SAKTI)

BAB IV
BILANGAN PECAHAN

A. PENGERTIAN PECAHAN
Perhatikan gambar di bawah!
Sebuah kue yang berbentuk lingkaran, dipotong
menjadi 4 bagian yang sama besar. Artinya: setiap
1
potong adalah bagian dari kue semula.
4
1. Arti Bilangan Pecahan
𝑝
Bilangan pecahan adalah setiap bilangan yang berbentuk ,
𝑞
dengan p dan q merupakan bilangan bulat dan q ≠ 0.
Bentuk umum pecahan
p →pembilang
q →penyebut, q ≠0
1 1 2 4 6
Contoh : , , , , dan sebagainya.
2 3 5 5 7
2. Pecahan Senilai
Pecahan senilai adalah pecahan-pecahan yang bernilai
sama.
1 2 4 8 3 6 18
Contoh: = = = , 𝑑𝑎𝑛 = =
2 4 8 16 5 10 30
3. Garis Bilangan Pecahan
Berfungsi untuk membandingkan dua bilangan pecahan atau
lebih. Perhatikan gambar garis bilangan berikut!

1 2 4 1 3 9
Dari gambar di atas, maka : = = , ˂ ˂
2 4 8 2 4 8
4. Cara Mencari Pecahan Senilai
a. Mengalikan pembilang dan penyebut dengan bilangan
yang sama.
Contoh:

15
Sarana Belajar Kreatif dan inovatif (SAKTI)

3 3𝑥2 6
= =
5 5𝑥2 10
3 3𝑥3 9 3 6 9 12
= = = = =
5 5𝑥3 15 5 10 15 20
3 3𝑥4 12
= =
5 5𝑥4 20

b. Membagi pembilang dan penyebut dengan bilangan yang


sama. Contoh :

5. Cara Mengurutkan Pecahan


Mengurutkan pecahan dapat dilakukan dengan syarat:
- Penyebut suatu pecahan harus sama.
- Urutan pecahan dapat merupakan urutan naik ataupun
urutan turun.
1 3
Contoh: Manakah yang lebih besar atau ?
2 5
Jawab:
• Samakan dahulu penyebut-penyebutnya dengan mencari
KPK dari 2 dan 5.
1 5 3 6
• Karena KPK dari 2 dan 5 adalah 10, maka = dan =
2 10 5 10
5 6 5 6
Karena lebih kecil dari maka ˂
10 10 10 10
6. Cara Menentukan Pecahan-pecahan Lain di antara Dua
Pecahan
Perhatikan contoh berikut!
2 4
Contoh: Tentukan pecahan lain di antara dan
3 5
Jawab: • Samakan penyebut dengan mencari KPK dari 3
dan 5.
• KPK dari 3 dan 5 adalah 15.
2 10 4 12 10 12
Sehingga: = dan = Pecahan di antara dan
3 15 5 15 15 15
11
adalah
15
10 12 11
Jadi Pecahan di antara dan adalah
15 15 15
16
Sarana Belajar Kreatif dan inovatif (SAKTI)

B. OPERASI HITUNG PECAHAN


1. Penjumlahan Pecahan
a. Menjumlahkan Pecahan Biasa yang penyebutnya Sama
1 3 1+3 4
Contoh: + = =
5 5 5 5
b. Menjumlahkan Pecahan Biasa yang Penyebutnya Tidak
Sama
Caranya : Penyebut dari pecahan-pecahan itu harus
disamakan.
2 3 2𝑥4 3𝑥5
Contoh : + = + (KPK dari 5 dan 4 = 20)
5 4 5𝑥4 4𝑥5
8 15
= +
20 20
8+15
=
20
23
=
20
c. Menjumlahkan Pecahan Campuran dan Pecahan Biasa
1 1
Contoh: 4 + = ….?
2 3
Jawab:
Cara I:
1
Pecahan campuran 4 diubah dahulu ke bentuk pecahan
2
1 4𝑥2 +1 9
biasa, yaitu 4 = =
2 2 2
1 1 9 1
4 + = + (KPK dari 2 dan 3 = 6)
2 3 2 3
9𝑥3 1𝑥2
= +
2𝑥3 3𝑥2
27+2
=
6
29
=
6
Cara II:
1
• Pecahan campuran 4 tidak perlu diubah menjadi
2
pecahan biasa.
• Langsung menyamakan penyebut dari pecahan-
pecahan itu.
1 1 (1𝑥3) (1𝑥2) 3 2
4 + =4 + =4 +
2 3 6 6 6 6
3 2
=4+ +
6 6
5 5
=4+ =4
6 6
17
Sarana Belajar Kreatif dan inovatif (SAKTI)

d. Menjumlahkan Pecahan Campuran dan Pecahan


Campuran
3 1
Contoh: 2 + 5 = …?
4 6
Jawab:
Cara I:
3 1
2 dan 5 diubah menjadi pecahan biasa.
4 6
3 2𝑥4 +3 11 1 5𝑥6 +1 31
2 = = dan 5 = =
4 4 4 6 6 6
3 1 11 31
2 +5 = +
4 6 4 6
11𝑥3 31𝑥2
= + (KPK dari 4 dan 6 adalah 12)
12 12
33+62
=
12
95 11
= =7
12 12
Cara II:
3 1 3 1
2 + 5 = (2+5)+ +
4 6 4 6
3𝑥3 1𝑥2
=7+ +
12 12
11
=7+
12

2. Pengurangan Pecahan
a. Mengurangkan Pecahan Biasa yang Penyebutnya Sama
4 1 3
Contoh: - =
5 5 5
b. Mengurangkan Pecahan Biasa yang Penyebutnya Tidak
Sama
3 2 3𝑥5 2𝑥4
Contoh : - = - (KPK dari 4 dan 5 adalah 20)
4 5 20 20
15−8
=
20
7
=
20
c. Mengurangkan Pecahan Campuran dan Pecahan Biasa
4 2 4𝑥7 2𝑥5
Contoh : 3 - = 3 + − (KPK 5 dan 7 = 35)
5 7 35 35
28−10
=3+
35
18
=3+
35
18
=3
35
18
Sarana Belajar Kreatif dan inovatif (SAKTI)

d. Mengurangkan Pecahan Campuran dan Pecahan


Campuran.
4 1 4𝑥3 1𝑥5
Contoh : 3 - 2 = (3-1) + − (KPK 5 dan 3 = 15)
5 3 15 15

12−5
=1+
15
7
=1+
15
7
=1
15

3. Perkalian Pecahan
𝑎 𝑐 𝑎𝑥𝑐
Rumus : x =
𝑏 𝑑 𝑏𝑥𝑑
a. Perkalian Pecahan Biasa dengan Bilangan Bulat
Caranya:
Kalikan bilangan bulatnya dengan pembilang pada
pecahannya!
2 4𝑥(−2)
Contoh: 4 x − =
15 15
8
=-
15
b. Perkalian Antarbilangan Pecahan Biasa
Caranya:
Pembilang dikalikan dengan pembilang, dan penyebut
dikalikan dengan penyebut.
6 5 6𝑥5
Contoh : x =
7 8 7𝑥8
30
=
56
c. Perkalian Bilangan Pecahan Campuran dengan Pecahan
Biasa
Caranya:
Pecahan campuran diubah dahulu menjadi pecahan
biasa, kemudian dikalikan langsung.
1 4 2𝑥3 +1 4
Contoh : 2 x = x
3 5 3 5
7 4
= x
3 5
28
=
15
13
=1
15

19
Sarana Belajar Kreatif dan inovatif (SAKTI)

d. Perkalian Antarbilangan Pecahan Campuran


1 3 5𝑥3 +1 2𝑥4 +3
Contoh: 5 x 2 = x
3 4 3 4
16 11
= x
3 4
176
=
12
8
= 14
12

4. Pembagian Pecahan
𝑎 𝑐 𝑎𝑥𝑑
Rumus: : =
𝑏 𝑑 𝑏𝑥𝑐
a. Pembagian Bilangan Bulat dengan Pecahan Biasa
Caranya:
Kalikan bilangan bulatnya dengan kebalikan dari pecahan
3 5
itu. Contoh : 8 : = 8 x
5 3
8𝑥5
=
3
40
=
3
b. Pembagian Bilangan Bulat dengan Pecahan Campuran
1 9
Contoh : 12 : 2 = 12 :
4 4
4
= 12 x
9
48
=
9
1
=5
3
c. Pembagian Pecahan Campuran Dengan Bilangan Bulat
1 7
Contoh: 2 : 5 = : 5
3 3
7 1
= x
3 5
7
=
15
d. Pembagian Pecahan Campuran dengan Pecahan
Campuran
1 1 5 4
Contoh: 2 : 1 = :
2 3 2 3
5 3
= x
7 4
15
=
28

20
Sarana Belajar Kreatif dan inovatif (SAKTI)

C. BILANGAN DESIMAL
1. Pengertian Pecahan Desimal
Pecahan desimal atau bilangan desimal adalah suatu
bilangan yang diperoleh dari hasil membagi suatu bilangan
dengan angka 10, 100, 1.000, 10.000, dan seterusnya.
1
Contoh: 0,1 → 0,1 artinya
10
123
0,123 → 0,123 artinya
1000
2. Menentukan Nilai Tempat Bilangan Desimal
Perhatikan bilangan 6,54321

Keterangan:
6 = menunjukkan satuan
5 = persepuluh (= 10 5 atau 0,5)
4 = perseratus (= 100 4 atau 0,04)
3 = perseribu (= 1.000 3 atau 0,003)
2 = persepuluh ribu (= 10.000 2 atau 0,0002)
1 = perseratus ribu (= 100.000 1 atau 0,00001)
Jadi,6,54321 = 6 + 0,5 + 0,04 + 0,003 + 0,0002 + 0,00001

3. Operasi Pecahan Desimal


a. Operasi Penjumlahan Pecahan Desimal
Contoh: 0,125 + 0,371 =....?
Jawab:

Jadi, 0,125 + 0,371 = 0,496.


b. Operasi Pengurangan Pecahan Desimal
Contoh: 5,123 – 3,625 =....?
Jawab:

21
Sarana Belajar Kreatif dan inovatif (SAKTI)

Keterangan baca dari bawah


Jadi, 5,123 – 3,625 = 1,498.
c. Operasi Perkalian Pecahan Desimal
Contoh:
1. 8 x 0,3 =....?
Jawab:
Cara 1:

2. 1,25 x 0,3 =....?


Jawab:
Cara 1:

22
Sarana Belajar Kreatif dan inovatif (SAKTI)

d. Operasi Pembagian Pecahan Desimal


Contoh:
1. 0,75 : 15 = ...?
75 75∶15 5
Jawab: 0,75 : 15 = : 15 = =
100 100 100
1
=
20
2. 0,48 : 0,6 = ...?
0,48 6 48 10 8
Jawab: 0,48 : 0,6 = : = x =
100 10 100 6 10
= 0,8

D. MENGUBAH BILANGAN
1. Mengubah Pecahan Biasa Menjadi Desimal
1 1𝑥5 5
Contoh : = = = 0,5
2 2𝑥5 10
3 3 𝑥 25 75
= = = 0,75
4
4 𝑥 25 100
2. Mengubah Desimal Menjadi Pecahan Biasa
25 25 ∶25 1
Contoh : 0,25 = = =
100 100 ∶25 4
275 275∶25 11 3
2,75 = = = =2
100 100:25 4 4
3. Mengubah Pecahan Biasa Menjadi Persen
1 1
Contoh : = x 100% = 50%
2 2
3 3
= x 100% = 75%
4 4

23
Sarana Belajar Kreatif dan inovatif (SAKTI)

4. Mengubah Persen Menjadi Pecahan Biasa/Campuran


35∶5 7
Contoh: 35% = =
100:5 20
125∶25 5 1
125% = = =1
100∶ 25 4 4
5. Mengubah Desimal Menjadi Persen
21
Contoh : 0,21 = = 21%
100
316
3,16 = = 316%
100
6. Mengubah Persen Menjadi Desimal
45
Contoh : 45% = = 0,45
100
105
105% = = 1,05
100

LATIHAN
1. FPB dari 24 dan 36 adalah....
a. 4 c. 8
b. 6 d. 12
2. FPB dan 35, 40, dan 45 adalah....
a. 3 c. 7
b. 5 d. 8
3. Kelipatan persekutuan terkecil (KPK) dari 6 dan 8 adalah....
a. 16 c. 24
b. 18 d. 36
4. KPK dari bilangan 6, 8, dan 9 adalah....
a. 24 c. 36
b. 54 d. 72
5. Amir berenang setiap 3 hari, Bandi berenang setiap 4 hari,
dan Cepi berenang setiap 6 hari. Pada tanggal 1 Agustus
2007 ketiga anak itu pergi berenang bersama untuk pertama
kalinya. Pada tanggal berapakah mereka berenang bersama-
sama untuk yang kedua kalinya?
a. 13 Agustus 2007 c. 24 Agustus 2007
b. 19 Agustus 2007 d. 25 Agustus 2007
6. 324,01 + 56,3 – 2,097 = ….
a. 378,213 c. 379,213
b. 380,213 d. 381,213

24
Sarana Belajar Kreatif dan inovatif (SAKTI)

7. 5% dari 180 adalah ….


a. 9 c. 15
b. 12 d. 18
8. Kebun Pak Ahmad luasnya 1.250 m2. Tiga per lima nya
digunakan untuk menanam pisang. Luas kebun untuk
menanam pisang adalah ….
a. 500 m2 c. 1.000 m2
b. 750 m2 d. 1.100 m2

CATATAN

……………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………
25
Sarana Belajar Kreatif dan inovatif (SAKTI)

BAB V
PERBANDINGAN DAN SKALA

A. MENULISKAN BENTUK PERBANDINGAN


𝐴
A:B=
𝐵
Dibaca: A dibandingkan dengan B.
Contoh : Umur Ayah = 50 tahun dan Umur Ibu = 40 tahun.
a. Perbandingan umur Ayah dan umur Ibu.
b. Jumlah umur Ayah dan umur Ibu.
c. Selisih (beda) umur Ayah dan umur Ibu.
Jawab:
a. Perbandingan umur Ayah dan umur Ibu.
50
50 : 40 =
40
5
=
4
=5:4
b. Jumlah umur Ayah dan umur Ibu = 50 + 40 = 90
c. Selisih umur Ayah dan umur Ibu = 50 – 40 =10
Catatan : Selisih dinyatakan dengan bilangan positif.

B. BENTUK-BENTUK PERBANDINGAN
1. Perbandingan Senilai
Perbandingan senilai adalah suatu perbandingan antara nilai
A dan nilai B, di mana jika nilai A bertambah besar, maka
nilai B juga bertambah besar dan sebaliknya jika nilai A
mengecil, maka nilai B juga mengecil.
Contoh perbandingan senilai : Jumlah liter bensin dan jarak
ditempuh.
Artinya : semakin banyak jumlah liter bensin yang dipakai
semakin jauh jarak yang ditempuh.
Contoh : Jika harga 3 buah buku adalah Rp 5.000,00.
Berapakah harga 12 buah buku?
Jawab : 3 → 5.000
12 → ....?
Dalam matematika, bentuk di atas dapat ditulis sebagai
berikut.
3 → 5.000
26
Sarana Belajar Kreatif dan inovatif (SAKTI)

12 → n
Maka nilai n dapat dicari dengan cara perbandingan senilai
yaitu:
3 5000
=
12 𝑛
Jika dikalikan silang, bentuknya menjadi:
3 x n = 5.000 x 12
3n = 60.000
60.000
n=
3
n = 20.000
Jadi, harga 12 buku adalah Rp 20.000,00.

2. Pebandingan Berbalik Nilai


Perbandingan berbalik nilai adalah suatu perbandingan
antara nilai A dan nilai B, di mana jika nilai A bertambah
besar maka nilai B akan mengecil. Sebaliknya jika nilai A
mengecil, maka nilai B membesar.
Contoh bentuk perbandingan berbalik nilai adalah:
Kecepatan kendaraan terhadap waktu tempuhnya. Artinya:
Jika kecepatannya bertambah besar, maka waktu
tempuhnya akan semakin kecil (sedikit).
Contoh : Sebuah mobil menempuh jarak Jakarta–Bandung
dengan kecepatan 50 km/jam dalam waktu 4 jam.
Seandainya kecepatan mobil itu 100 km/jam, berapakah
waktu tempuhnya?
Jawab : 50 km/jam → 4 jam
100 km/jam → ....?
Dalam matematika, bentuk di atas ditulis: 50→4; 100→n
Dengan perbandingan berbalik nilai, maka nilai n haruslah
lebih kecil dari 4. Maka perbandingannya adalah:
50 𝑛
=
100 4
dengan perkalian silang didapat:
50 x 4 = n x 100
200 = 100n
200
n=
100
n=2

27
Sarana Belajar Kreatif dan inovatif (SAKTI)

Jadi, jika kecepatan mobil itu 100 km/jam maka waktu


tempuhnya adalah 2 jam.

C. OPERASI HITUNG PERBANDINGAN


1. Untuk Perbandingan Dua Nilai
Contoh 1: Umur A dibanding umur B adalah 3 : 4. Jika umur
B adalah 12 tahun, berapakah umur A?
Jawab:
𝐴 3
Diketahui : A : B = 3 : 4 atau = , B = 12
𝐵 4
Ditanyakan : A = ....?
𝐴 3
=
𝐵 4
3
A= xB
4
3
A = x 12
4
A=9
Jadi, umur A adalah 9 tahun.
Contoh 2: Umur A dibanding umur B adalah 4 : 5. Jika umur
A adalah 16 tahun, berapakah umur B?
Jawab:
𝐴 4
Diketahui : A : B = 4 : 5 atau =
𝐵 5
A = 16
Ditanyakan: B = ....?
𝐴 4
=
𝐵 5
4xB=5xA
4B = 5 x 16
80
B=
4
B = 20
Jadi, umur B adalah 20 tahun.

2. Menentukan Suatu Nilai Jika Jumlah Perbandingan


Diketahui
Contoh : Umur A dibanding umur B adalah 3 : 5. Jika jumlah
umur A dan umur B adalah 24 tahun, tentukanlah umur A
dan umur B!
Jawab:

28
Sarana Belajar Kreatif dan inovatif (SAKTI)

𝐴 3−𝑎
Diketahui : A : B = 3 : 5 atau =
𝐵 5 −𝑏
A + B = 24
Ditanyakan : Umur A = ....?; Umur B = ....?
- Umur A :
𝑎
Rumus A = x (A + B)
𝑎+𝑏

3
Maka : A = x 24
3+5
72
=
8
=9
Jadi, umur A adalah 9 tahun.

- Umur B :
𝑏
Rumus B = x (A + B)
𝑎+𝑏

5
Maka : B = x 24
3+5
120
=
8
= 15
Jadi, umur B adalah 15 tahun.

3. Menentukan Suatu Nilai Jika Selisih Perbandingan Diketahui


Contoh : Umur A dibanding umur B adalah 7 : 5. Jika selisih
antara umur A dan umur B adalah 10 tahun.
Tentukanlah umur A dan umur B.
Jawab:
𝐴 7 −𝑎
Diketahui: A : B = 7 : 5 atau =
𝐵 5−𝑏
A – B = 10
Ditanyakan : Umur A = ....?; Umur B = ....?
- Umur A:
𝐴
Rumus A = x (A - B)
𝑎−𝑏

7
Maka : B = x 10
7−5
70
=
2
= 35
29
Sarana Belajar Kreatif dan inovatif (SAKTI)

Jadi, umur A adalah 35 tahun.


- Umur B:
𝑏
Rumus B = x (A - B)
𝑎−𝑏

5
Maka : B = x 10
7−5
50
=
2
= 25
Jadi, umur B adalah 25 tahun.

4. Untuk Perbandingan Tiga Nilai


Secara umum bentuk perbandingan tiga nilai dapat
dituliskan dengan:
A:B:C=a:b:c
Contoh : Perbandingan umur A, B, dan C adalah 2 : 3 : 4.
Jika jumlah umur A, B, dan C adalah 36 tahun. Tentukanlah:
Umur A saja, Umur B saja, Umur C saja.
Jawab:
Perbandingannya yaitu: A : B : C = 2 : 3 : 4
Jumlah umur (A + B + C) = 36. a b c
Maka:
- Umur A :
𝑎
Rumus A = x (A+B+C)
𝑎+𝑏+𝑐

2
A= x 36
2+3+4
72
=
9
A=8
Jadi, umur A adalah 8 tahun.
- Umur B:
𝑏
Rumus B = x (A+B+C)
𝑎+𝑏+𝑐

3
A= x 36
2+3+4
108
=
9
A = 12
Jadi, umur B adalah 12 tahun.
30
Sarana Belajar Kreatif dan inovatif (SAKTI)

- Umur C:
𝑐
Rumus A = x (A+B+C)
𝑎+𝑏+𝑐

4
A= x 36
2+3+4
144
=
9
A = 16
Jadi, umur C adalah 16 tahun.
Contoh:
Tiga orang anak A, B, dan C mempunyai perbandingan
umur sebagai berikut.
A:B:C=3:4:5
a b c
Jika jumlah umur A dan B adalah 14 tahun, tentukanlah :
Umur A, B, C
Jawab:
Dari soal diketahui: A : B : C = 3 : 4 : 5 dan jumlah umur(A +
B) = 14
- Umur A:
𝑎
Rumus A = x (A+B)
𝑎+𝑏

3
A= x 14
3+4
42
=
7
A=6
Jadi, umur A adalah 6 tahun.
- Umur B:
𝑏
Rumus B = x (A+B)
𝑎+𝑏

4
B= x 14
3+4
56
=
7
B=8

Jadi, umur B adalah 8 tahun.


- Umur C:

31
Sarana Belajar Kreatif dan inovatif (SAKTI)

𝑐
Rumus C = x (A+B)
𝑎+𝑏

5
C= x 14
3+4
70
=
7
C = 10
Jadi, umur C adalah 10 tahun.
Contoh :
Asmira, Bonia, dan Citra masing-masing mempunyai koleksi
boneka. Perbandingan boneka milik Asmira, Bonia, dan
Citra adalah 11 : 7 : 4. Jika selisih boneka Asmira dan Bonia
adalah 16 buah, hitunglah banyaknya:
a. Boneka Asmira.
b. Boneka Bonia.
c. Boneka Citra.
Jawab:
Misalkan : Boneka Asmira =A
Boneka Bonia = B
Boneka Citra = C.
Dari soal diketahui:
A : B : C = 11 : 7 : 4 dan Selisih(A – B) = 16
a b c
- Boneka Asmira = A
𝑎
Rumus A = x (A-B)
𝑎−𝑏

11
A= x 16
11−7
176
=
4
A = 44
Jadi, banyaknya boneka Asmira = 44 buah.
- Boneka Bonia = B
𝑏
Rumus B = x (A-B)
𝑎−𝑏

7
B= x 16
11−7
112
=
4
B = 28
32
Sarana Belajar Kreatif dan inovatif (SAKTI)

Jadi, banyaknya boneka Bonia = 28 buah.


- Boneka Citra = C
𝑐
Rumus C = x (A-B)
𝑎−𝑏

4
A= x 16
11−7
64
=
4
A = 16
Jadi, banyaknya boneka Citra = 16 buah.

D. SKALA
Skala pada peta menyatakan perbandingan antara ukuran
pada gambar/peta dengan ukuran yang sebenarnya.
ukuran pada peta /gambar
Skala =
ukuran /jarak sebenar nya
Contoh:
1. Jarak sebenarnya antara Jakarta–Bogor adalah 60 km. Jika
jarak kedua kota itu pada peta 4 cm, berapa perbandingan
skalanya?
Jawab:
Skala = Jarak pada peta : jarak sebenarnya
= 4 cm : 60 km
= 4 cm : 6.000.000 cm
= 4 : 6.000.000 (dibagi 4)
= 1 : 1.500.000.
Jadi, perbandingan skala adalah 1 : 1.500.000.
2. Skala pada peta tertulis 1 : 1.000.000. Jarak kota A dan B
pada peta setelah diukur adalah 5 cm. Berapa kilometer
jarak sebenarnya antara kota A dan kota B?
Jawab:
Skala 1 : 1.000.000 artinya: 1 cm pada skala mewakili
1.000.000 cm (10 km) pada jarak sebenarnya.
Maka:
Jarak sebenarnya antara kota A dan kota B adalah:
= 1.000.000 5 cm
= 5.000.000 cm
= 50 km.
Jadi, jarak sebenarnya kota A dan B = 50 km.
33
Sarana Belajar Kreatif dan inovatif (SAKTI)

Dengan menggunakan rumus:


Jarak pada pe ta
Skala =
Jarak sebenarnya
1 5 cm
=
1.000.000 Jarak sebenarnya
Jarak sebenarnya = 5 cm 1.000.000
Jarak sebenarnya = 5.000.000 cm
Jarak sebenarnya = 50 km

E. JARAK DAN KECEPATAN


Rumus menghitung jarak dan kecepatan
Jarak = Kecepatan × waktu
Jara k
Kecepatan =
Waktu
1. Jarak kota A dan B adalah 200 km. Jika mobil menempuh
kota A dan B dengan waktu 4 jam, berapakah kecepatan
mobil tersebut!
Jawab:
Jarak = 200 km
Waktu = 4 jam
Jarak 200
Kecepatan = =
Waktu 4
= 50 Km/Jam
2. Sebuah bus menempuh kota Cilacap-Yogyakarta dengan
kepatan 60 km/jam dalam waktu 4 jam. Berapakah jarak
kota Cilacap-Yogyakarta?
Jawab:
Kecepatan = 60 km/jam
Waktu = 4 jam
Jarak = kecepatan x waktu
= 60 km/ jam x 4 jam
= 240 km

34
Sarana Belajar Kreatif dan inovatif (SAKTI)

BAB VI
PENGUKURAN

A. PENGUKURAN PANJANG

Contoh :
a. 5 km = 5 10 = 50 hm
b. 3,75 hm = 3,75 100 m = 375 m
c. 4,6 km = 4,6 100.000 cm = 460.000 cm
d. 60 dm = 60 : 10 m = 6 m
e. 5 km + 12 hm = (5 1000 m) + (12 100 m)
= 5.000 m + 1.200 m
= 6.200 m
f. 120 cm + 10 dam = (120 : 100 m) + (10 10 m)
= 1,2 m + 100 m
= 101,2 m

B. PENGUKURAN LUAS
Pada pengukuran luas, satuan yang umum digunakan ada 2
macam yaitu: Satuan dalam sistem metric; Satuan dalam
sistem are
1. Satuan dalam Sistem Metrik

Contoh:
1. 1 km2 = 100 hm2
= 10.000 dam2
= 1.000.000 m2
2. 4 dam2 = 4 x 100 m2
2
= 400 m
35
Sarana Belajar Kreatif dan inovatif (SAKTI)

3. 325 dam2 = 325 : 100 hm2


= 3,25 hm2
4. 2,34 hm2 + 0,7 dam2 = .... m2
Jawab: 2,34 hm2 = 2,34 x 10.000 m2
= 23.400 m2
0,7 dam2 = 0,7 x 100 m2
= 70 m2
Jadi, 2,34 hm2 + 0,7 dam2 = 23.400 m2 – 70 m2
= 23.470 m2
5. 7 km2 – 64 dam2 – 250 m2 = .... hm2.
Jawab: 7 km2 = 7 x 100 hm2
= 700 hm2
64 dam2 = 64 : 100 hm2
= 0,64 hm2
250 m2 = 250 : 10.000 hm2
= 0,025 hm2
Jadi, 7 km2 – 64 dam2 – 250 m2
= 700 hm2 – 0,64 hm2 – 0,025 hm2
= 699,335 hm2

2. Satuan dalam Sistem Are

Penting!
1 ha =1 hm2 = 10.000 m2
1 a = 1 dam2 = 100 m2
1 ca = 1 m2
Contoh:
a. 825 ca = 825 : 10 da = 82,5 da.
b. 4 are = 4 dam2
= 4 100 m2
36
Sarana Belajar Kreatif dan inovatif (SAKTI)

= 400 m2.
c. 45 are + 25 ca = … m2
Jawab : 45 are + 25 ca = (45 100) m2 + 25 m2
= (4.500) m2 + 25 m2
= 4.525 m2
d. 5 ha – 200 dam2 + 6.500 m2 = ... are
Jawab: 5 ha = 5 x 100 are = 500 are
200 dam2 = 200 x 1 are = 200 are
6.500 m2 = 6.500 : 100 are = 65 are
Jadi, 5 ha – 200 dam2 + 6.500 m2
= 500 are – 200 are + 65 are
= 365 are.

C. PENGUKURAN VOLUME
1. Satuan volume Kubik

Contoh:
a. 2500 mm3 = 2500 : 1000 cm3
= 2,5 cm3.
b. 6,75 dam3 = 6,75 1.000 m3
= 6.750 m3.

2. Satuan Volume Sistem Liter


Penting!
1 k ℓ = 1 m3
1 ℓ = 1 dm3 = 1.000 cm3 =1.000 cc
1 m ℓ = 1 cm3
1 cm3 = 1 cc

Contoh:
a. 2,5 k ℓ = 2,5 10 h ℓ (turun 1 tingkat dikali 10)
= 25 h ℓ .
37
Sarana Belajar Kreatif dan inovatif (SAKTI)

b. 736 c ℓ = 736 : 100 ℓ (naik 2 tingkat dibagi 100)


= 7,36 ℓ .
c. 0,785 m3 = .... ℓ .
Jawab: 0,785 m3 = 0,785 x 1000 dm3
= 785 dm3
= 785 ℓ .
d. 89,5 d ℓ = .... cc .
Jawab: 1 d ℓ = 0,1 liter = 0,1 1.000 cc = 100 cc.
Sehingga: 89,5 d ℓ = 89,5 100 cc
= 8.950 cc.

D. PENGUKURAN BERAT

HAFALKAN!
1 ton = 1.000 kg 1 ton = 10 kwintal
1 kwintal = 100 kg 1 kg = 10 ons
1 kg = 2 pon 1 pon = 5 ons
1 ons = 1 hg
Contoh:
a. 3 kg = 3 10.000 dg = 30.000 dg.
b. 465 g = 465 : 100 hg = 4,65 hg.
c. 2,5 ton + 4 kwintal + 200 pon = .... kg.
Jawab: 2,5 ton = 2,5 1.000 kg = 2.500 kg
4 kwintal = 4 100 kg = 400 kg
200 pon = 200 : 2 kg = 100 kg
Jadi, 2,5 ton + 4 kwintal + 200 pon
= 2.500 kg + 400 kg + 100 kg
= 3.000 kg.
d. 70 pon = .... ons.
Jawab: 70 pon = 70 5 ons (ingat, 1 pon = 5 ons)
= 350 ons.
38
Sarana Belajar Kreatif dan inovatif (SAKTI)

E. PENGUKURAN WAKTU
Satuan waktu yang sering digunakan adalah:
1 millenium = 1.000 tahun 1 tahun = 12 bulan
1 abad = 100 tahun 1 tahun = 52 minggu
1 windu = 8 tahun 1 tahun = 365 hari
1 dasawarsa = 10 tahun 1 tahun = 2 semester
1 dekade = 10 tahun 1 tahun = 4 triwulan
1 lustrum = 5 tahun 1 tahun = 3 caturwulan
1 bulan = 4 minggu 1 jam = 60 menit
1 bulan = 30 hari 1 menit = 60 detik (sekon)
1 minggu = 7 hari 1 jam =3.600 detik
1 hari = 24 jam
Contoh:
1
a. 3 abad = .... tahun.
2
1 1
Jawab : 3 abad = 3 x 100 tahun = 350 Tahun
2 2
b. 2 tahun + 7 bulan = .... hari.
Jawab: 2 tahun = 2 x 365 hari = 730 hari
7 bulan = 7 30 hari = 210 hari
Jadi, 2 tahun + 7 bulan = 730 hari + 210 hari
= 940 hari.
1
c. 2 Jam = .... menit = ....detik.
2
1 1
Jawab: 2 Jam = 2 𝑥 60 menit = 150 menit.
2 2
1 1
2 Jam = 2 𝑥 3.600 detik = 9.000 detik.
2 2
d. 25.200 detik = .... menit = .... jam
Jawab: 25.200 detik = 25.200 : 60 menit = 420 menit
25.200 detik = 25.200 : 3.600 jam = 7 jam
e. 1 jam 35 menit 50 detik
2 jam 30 menit 45 detik +
.... jam ... menit ....detik.
Jawab: 1 jam 35 menit 50 detik
2 jam 30 menit 45 detik +
3 jam 65 menit 95 detik
tetap diubah diubah
Menjadi:
3 jam (60 + 5) menit (60 + 35) menit
39
Sarana Belajar Kreatif dan inovatif (SAKTI)

3 jam 1 jam 5 menit 1 menit 35 detik.


(3 + 1) jam (5 + 1) menit (35 detik)
4 jam 6 menit 35 detik
Jadi,
1 jam 35 menit 50 detik
2 jam 30 menit 45 detik +
4 jam 6 menit 35 detik

F. PENGUKURAN JUMLAH (KUANTITAS)


HAFALKAN!
1 rim = 500 lembar
1 gros = 144 buah
1 kodi = 20 buah
1 lusin = 12 buah
1 gros = 12 lusin
Contoh:
1
a. 3 kodi = .... buah.
4
1 1
Jawab: 3 kodi = 3 x 20 (1 kodi = 20 buah)
4 4
= 65 buah.
b. 3 gros = .... lusin = .... buah
Jawab: 3 gros = 3 12 lusin (1 gros = 12 lusin)
= 36 lusin
3 gros = 3 144 buah (1 gross = 144 buah)
= 432 buah

G. PENGUKURAN SUHU
Satuan ukuran suhu yang sering digunakan adalah: CELCIUS
(C), REAMUR (R), FAHRENHEIT (F), KELVIN (K)
Satuan ukuran suhu adalah derajat (simbol:o)
Alat pengukur suhu dinamakan TERMOMETER.
1. Perbandingan Skala pada Termometer
Celcius mempunyai skala 100 (dari 0o sampai 100 o).
Reamur mempunyai skala 80 (dari 0o sampai 80o).
Fahrenheit mempunyai skala 180 (dari 32o sampai 212 o).
Kelvin mempunyai skala 100 (dari 273o sampai 373 o).
Karena skala pada termometer Kelvin sama dengan skala
pada termometer Celcius, maka:
40
Sarana Belajar Kreatif dan inovatif (SAKTI)

K = C + 273
Perbandingan skala ketiga termometer yang lain adalah:
C : R : (F – 32) = 100 : 80 : 180
Disederhanakan (dengan dibagi 20) menjadi,
C : R : (F – 32) = 5 : 4 : 9
Untuk mengubah derajat Celcius ke Reamur dan sebaliknya
5 4
gunakan rumus: C = x R atau R = x C
4 5
Untuk mengubah derajat Celcius ke Fahrenheit dan
sebaliknya gunakan rumus:
5 9
C = x (F-32) atau F = ( x C)+32
9 5
Untuk mengubah derajat Reamur ke Fahrenheit dan
sebaliknya gunakan rumus:
4 9
R = x (F-32) atau F = ( x R)+32
9 4
Contoh:
1. 20 o C = .... o R
4 4
Jawab: R = x C = x 20o
5 5
o
= 16 R
2. 40 C = .... oF
o
9 9
Jawab: F = ( x C)+32 = ( x 40o)+32
5 5
360
= +32 = 72 + 32
5
= 104oF
3. 176 o F = .... o R
4 4
Jawab: R = x (F-32) = x (176 - 32)
9 9
4 576
= x 144 =
9 9
= 64oR

H. PENGUKURAN KADAR EMAS


Kadar yaitu bagian yang murni dari suatu benda.
Kadar emas yaitu bagian yang murni dari emas.
Satuan dari kadar emas adalah karat.
Emas murni mempunyai kadar 24 karat.
Rumus Mencari Kadar Emas.
Berat emas murni
Kadar emas = x 24 karat
Berat seluruh benda

41
Sarana Belajar Kreatif dan inovatif (SAKTI)

Rumus Mencari Persentase Emas Murni


Kadar emas
Persentase emas murni = x 100%
24 karat
Contoh:
1. Sebuah kalung beratnya 12 gram. Jika pada kalung tersebut
terdapat 9 gram emas murni, tentukanlah kadar emas pada
kalung itu.
Jawab: Berat seluruh benda = 12 gram
Berat emas murni = 9 gram
Berat emas mu rni
Kadar emas = x 24 karat
Berat seluruh benda
9 gram 216
= x 24 Karat =
12 gram 12
= 18 Karat

Jadi, kadar emas pada kalung itu adalah 18 karat.


2. Sebuah cincin mempunyai kadar emas 18 karat. Berapakah
persentase emas murninya?
Jawab: Kadar emas = 18 karat.
Kadar emas
Persentase emas murni = x 100%
24 karat
18 karat
= x 100%
24 karat
= 75 %
Jadi, persentase emas murninya adalah 75%.

I. PENGUKURAN DEBIT AIR


Debit air adalah kecepatan aliran zat cair yang dinyatakan
dalam satuan liter perdetik (liter/detik) atau dalam satuan meter
kubik perdetik (m3/detik).
Volume dalam liter
Rumus: Debit =
Waktu dalam detik
Contoh: Sebuah sumber mata air setiap 2 jam mampu
mengeluarkan air sebanyak 72.000 liter. Hitunglah debit air
pada sumber itu.
Jawab: Waktu = 2 jam = 2 x 3.600 detik = 7.200 detik.
Volume = 72.000 liter.
Volume dalam liter 72.000 liter
Debit = =
Waktu dalam detik 7.200 detik
= 10 liter/detik
Jadi, debit airnya adalah 10 liter/detik.
42
Sarana Belajar Kreatif dan inovatif (SAKTI)

LATIHAN

1. Perbandingan umur Ayah dan Anak adalah 6 : 2. Jika selisih


umur keduanya adalah 24 tahun, maka umur anak adalah …
tahun.
a. 10 c. 12
b. 11 d. 13

2. Jarak kota Semarang–Jakarta pada peta adalah 15 cm. Skala


peta tersebut adalah 1 : 3.000.000, maka jarak sebenarnya
adalah … km.
a. 45 c. 20
b. 450 d. 200

3. Sebuah koperasi mendapat kiriman kedelai sebanyak 60


karung yang masing-masing beratnya 45 kg. Maka berat
seluruhnya adalah … kw.
a. 25 c. 27
b. 26 d. 28

4. 2 windu + 3 dasawarsa = … tahun.


a. 46 c. 50
b. 48 d. 52

5. Keluarga pak Anton berangkat ke Bandung dari Jakarta


menggunakan mobil pukul 08.45. Apabila Keluarga pak Anton
tiba di Bandung pukul 11.30, maka lamanya perjalanan adalah
….
a. 3 jam 15 menit c. 2 jam 15 menit
b. 3 jam 45 menit d. 2 jam 45 menit

6. Sebuah pipa mengalirkan air selama 5 menit sebanyak 300


liter. Debit air itu adalah … liter/jam.
a. 60 c. 1.500
b. 900 d. 3.600

7. 50 oF = … oC.
a. 10 c. 20
43
Sarana Belajar Kreatif dan inovatif (SAKTI)

b. 15 d. 25

8. 18 km/jam = ... m/detik.


a. 5 c. 15
b. 10 d. 20

44
Sarana Belajar Kreatif dan inovatif (SAKTI)

BAB VII
BANGUN DATAR

A. PERSEGI

Persegi adalah sebuah bangun datar yang


dibatasi oleh empat (4) buah sisi yang sama
panjangnya.
Ciri-ciri persegi :
a. Mempunyai 4 buah sisi yang sama
panjang: (AB = BC = CD = AD).
b. Mempunyai 2 pasang sisi yang sejajar: (AB // CD, dan AD //
BC). Keterangan: // dibaca sejajar.
c. Mempunyai 4 sudut siku-siku atau 90o. Sudut A = sudut B =
sudut C = sudut D = 90 o. (ditulis A = B = C = D = 90 o).
d. Mempunyai 4 buah sumbu (garis) simetri, yaitu: AC, BD,
EG, HF.
e. Mempunyai dua garis diagonal yang saling berpotongan
tegak lurus yang sama panjangnya, yaitu AC dan BD.
f. Mempunyai empat buah simetri putar, yaitu: AC, BD, EG,
HF.
g. Mempunyai 8 (delapan) cara untuk dipasangkan menempati
bingkainya.
Keliling Persegi Luas Persegi
Keliling = 4 x sisi Luas = sisi x sisi = s2

B. PERSEGI PANJANG
Persegi panjang adalah bangun datar yang
dibatasi oleh 4 (empat) buah sisi dengan sisi-
sisi yang saling berhadapan sama panjang
dan sejajar, serta sisi-sisi yang bersebelahan
saling tegak lurus.
Ciri-ciri persegi panjang :
a. Mempunyai 4 (empat) buah sisi dengan sisi-sisi yang saling
berhadapan sama panjang dan sejajar (//).
- AB = DC dan AB // DC
- AD = BC dan AD // BC

45
Sarana Belajar Kreatif dan inovatif (SAKTI)

b. Mempunyai 4 (empat) buah sudut siku-siku (90o), yaitu: A =


B = C = D = 90 o
c. Mempunyai 2 (dua) buah sumbu simetri, yaitu EG dan HF.
d. Mempunyai 2 garis diagonal yang sama panjang, yaitu AC
dan BD.
e. Mempunyai 2 buah simetri putar, yaitu: FH dan EG.
f. Mempunyai 4 (empat) cara untuk dipasangkan menempati
bingkainya.
Keliling Persegi Panjang Luas Persegi Panjang
Kel = AB + BC + CD + AD Luas = panjang x lebar
= 2 (panjang + lebar)

C. JAJAR GENJANG
Jajargenjang adalah bangun datar yang
dibatasi oleh 4 (empat) buah sisi, dengan
sisi-sisi yang saling berhadapan sama
panjang dan sejajar. Sisi yang saling
bersebelahan tidak saling tegak lurus.
Ciri-ciri jajar genjang
a. Mempunyai 4 buah sisi, dengan sisi-
sisi yang saling berhadapan sama panjang dan sejajar.
- AB = DC dan AB // DC
- AD = BC dan AD // BC
b. Mempunyai 2 buah garis diagonal yang panjangnya tidak
sama. AC = diagonal; BD = diagonal; dan AC ≠ BD.
c. Tidak mempunyai sumbu simetri.
d. Mempunyai 2 cara untuk dipasangkan menempati
bingkainya.
Keliling Jajargenjang Luas Jajargenjang
Kel = AB + BC + CD + AD Luas = alas tinggi
= AB t
D. BELAH KETUPAT
Belah ketupat adalah bangun datar yang
dibatasi oleh 4 (empat) buah sisi yang
panjangnya sama, dengan sisi-sisi yang
saling berhadapan saling sejajar dan sisi-
sisinya tidak saling tegak lurus.
Ciri-ciri belah ketupat
46
Sarana Belajar Kreatif dan inovatif (SAKTI)

a. Mempunyai 4 (empat) buah sisi yang sama panjang. AB =


BC = CD = AD.
b. Sepasang-sepasang sisinya saling sejajar (//). AB // CD dan
AD // BC.
c. Mempunyai 2 buah garis diagonal yang panjangnya tidak
sama. AC = diagonal; BD = diagonal; dan AC ≠ BD.
d. Kedua digonalnya berpotongan saling tegak lurus, yaitu AC
dan BD.
e. Mempunyai 2 buah sumbu simetri yaitu garis AC dan BD.
f. Mempunyai 4 cara untuk dipasangkan menempati
bingkainya.
Keliling Belah Ketupat Luas Belah Ketupat
Keliling = 4 x sisi 1
Luas = x AC x BD
2

E. LAYANG-LAYANG
Layang-layang adalah bangun datar
segiempat yang dibentuk oleh dua segitiga
sama kaki, yang alasnya sama panjang dan
berimpit. AC tegak lurus BD (ditulis AC ⊥
BD).
Ciri-ciri laying-layang
a. Mempunyai 4 buah sisi dengan 2
pasang sisinya sama panjang, yaitu AB =
BC dan AD = DC.
b. Dibentuk oleh 2 buah segitiga sama kaki, yaitu segitiga ABC
dan segitiga ADC.
c. Mempunyai 2 buah garis diagonal yang tidak sama
panjangnya, dan berpotongan saling tegak lurus.
d. Mempunyai sebuah sumbu simetri, yaitu BD.
e. Mempunyai 2 cara untuk dipasangkan menempati
bingkainya.
Keliling Layang-layang Luas Layang-layang
1
Kel= AB + BC + CD + AD Luas = x AC x BD
2
F. TRAPESIUM
Trapesium adalah bangun datar segiempat yang sepasang
sisinya yang berhadapan saling sejajar.
Jenis-jenis Trapesium
47
Sarana Belajar Kreatif dan inovatif (SAKTI)

Berdasarkan bentuk sisi-sisinya, trapesium dibagi menjadi


3jenis:
1. Trapesium sama kaki

- AB // DC.
- AD = BC.
- AD = tinggi trapesium

2. Trapesium siku-siku

- AB // DC.
- AD ≠ BC.
- t = tinggi trapesium.

3. Trapesium sembarang

- AB // DC.
- Panjang sisi-sisinya tidak ada yang
sama.

Ciri-ciri Trapesium
a. Pada setiap trapesium, selalu mempunyai sepasang sisi
yang sejajar.
b. Pada trapesium siku-siku selalu mempunyai 2 (dua) buah
sudutsiku-siku (90o).
c. Pada trapesiuim sama kaki, mempunyai 2 (dua) buah garis
diagonal yang sama panjangnya dan 2 (dua) buah pasang
sudut yang sama besarnya.
Keliling Trapesium
Keliling trapezium = Jumlah panjang sisi-sisinya
= AB + BC + CD + AD

Luas Trapesium
1
Luas trapezium = x (jumlah sisi sejajar) x tinggi
2
Atau
1
L = x (AB + CD) x t
2
48
Sarana Belajar Kreatif dan inovatif (SAKTI)

Dengan : AB // CD dan t tinggi trapesium.

Contoh:
1. Sebuah persegi mempunyai panjang sisi 15 cm. Hitunglah
keliling persegi dan luas persegi!
Jawab: a. Keliling persegi = 4 x sisi
= 4 x 15 cm
= 60 cm.
b. Luas persegi = sisi x sisi
= 15 cm x 15 cm
= (15 x 15) cm2
= 225 cm2
2. Sebuah persegi panjang mempunyai sisi-sisi yangm
panjangnya 25 cm dan lebarnya 15 cm. Hitunglah!
a. Keliling persegi panjang.
b. Luas persegi panjang.
Jawab:
Ditanyakan: a. keliling = …?; b. luas = …?
a. Keliling = 2 x (p + ℓ )
= 2 x (25 + 15)
= 2 x (40)
= 80 cm.
b. Luas = p x ℓ
= 25 cm x 15 cm
= 375 cm2.
3. Perhatikan gambar di bawah!
ABCD adalah jajargenjang. DE = tinggi (t). Jika
AB = 30 cm, DE = 8 cm, AD = 12 cm.
Hitunglah!

a. Luas jajargenjang ABCD.


b. Keliling jajargenjang ABCD.
Jawab : a. Luas = AB x DE
= 30 cm x 8 cm
= (30 x 8) cm2
= 240 cm2.
b. Keliling = 2 x (panjang + lebar)
= 2 x (AB + AD)
49
Sarana Belajar Kreatif dan inovatif (SAKTI)

= 2 x (30 + 12)
= 2 x 42
= 84 cm.
4. Suatu belah ketupat panjang sisinya adalah 30 cm. Jika
panjang diagonal-diagonalnya adalah 48 cm dan 36.
Hitunglah!
a. Kelilingnya
b. Luasnya
Jawab:
Diketahui: AB = BC = CD = AD = 30 cm
AC = diagonal 1 = 48 cm
BD = diagonal 2 = 36 cm
a. Kelililng = 4 x panjang sisi
= 4 x AB
= 4 x 30 cm
= 120 cm.
1
b. Luas = x AC x BD
2
1
= x 48 cm x 36 cm
2
1
= ( x 48 x 36) cm2
2
= 24 x 36 cm2
= 864 cm2.
5. Sebuah layang-layang mempunyai sisi panjang 10 cm dan
sisi pendek 5 cm. Hitunglah keliling layang-layang tersebut!
Jawab: Keliling = 2 (sisi panjang + sisi pendek)
= 2 (AB + BC)
= 2 (10 + 5)
= 2 (15)
= 30 cm.
Jadi, keliling layang-layang adalah 30 cm.
6. Sebuah layang-layang panjang diagonalnya masing-masing
adalah 12 cm dan 16 cm. Hitunglah luas layanglayang itu!
Penyelesaian:
Diketahui: Diagonal 1 = 12 cm
Diagonal 2 = 16 cm
Ditanyakan: Luas layang-layang?
1
Jawab: Luas = x(diagonal 1) x (diagonal 2)
2
50
Sarana Belajar Kreatif dan inovatif (SAKTI)

1
= x 12 cm x 16 cm
2
1
= x (12 x 16) cm2
2
= (6 x 16 cm2)
= 96 cm2.
Jadi, luas layang-layang 96 cm2.
7. Hitunglah luas dan keliling trapesium di bawah ini!

AD = BC= 10 cm; DE = 8 cm;


DC = 12 cm; AB = 24 cm

1
Jawab: Luas ABCD = x (AB + DC) x tinggi
2
1
= (AB + DC) x DE
2
1
= 𝑥 (24 + 10) x 8
2
1
= 𝑥 (34) 8
2
= 136 cm2.
Keliling ABCD = jumlah panjang sisi-sisinya
= AB + BC + CD + AD
= 24 + 10 + 12 + 10
= 56 cm.

LATIHAN

1. Pak Bagyo mempunyai kebun berbentuk persegi dengan luas


625 m2. Keliling kebun milik pak Bagyo adalah … m.
a. 100 c. 125
b. 120 d. 150
2. Pak Qodar akan menjual tanah berbentuk belah ketupat
dengan panjang diagonalnya masing-masing adalah 40 m dan
60 m. Jika harga tanah Rp 150.000,00 per m2, maka harga jual
tanah tersebut adalah ….
a. Rp120.000.000,00 c. Rp180.000.000,00
b. Rp150.000.000,00 d. Rp210.000.000,00

51
Sarana Belajar Kreatif dan inovatif (SAKTI)

3. Luas bangun di bawah ini adalah … cm2.


4.
a. 250
b. 350
c. 400
d. 430

52
Sarana Belajar Kreatif dan inovatif (SAKTI)

BAB VIII
SEGITIGA

A. PENGERTIAN SEGITIGA
Segitiga adalah suatu bangun yang dibatasi oleh tiga ruas
garis dan mempunyai tiga titik sudut.
- Tiga ruas garis, yaitu AB, BC, dan AC.
- Tiga titik sudut, yaitu sudut A (ditulis A), sudut B (ditulis B),
sudut C (ditulis C).
- Lambang sebuah segitiga bisanya dinotasikan dengan ∆.
Jadi, segitiga ABC dapat ditulis dengan ∆ ABC.
- Jumlah besarnya sudut-sudut dalam suatu segitiga 180o.
Jadi, A + B + C = 180o

Keliling = AB + BC + AC
1
Luas = x alas x tinggi
2
1
= 𝑥 AB x t
2

B. JENIS-JENIS SEGITIGA
Ditinjau dari panjang sisi-sisinya:

53
Sarana Belajar Kreatif dan inovatif (SAKTI)

Ditinjau dari besarnya sudut-sudutnya:

Contoh:
54
Sarana Belajar Kreatif dan inovatif (SAKTI)

1. Diketahui segitiga dengan alas 15 cm dan tinggi 8 cm.


Berapakah luas segitiga tersebut?
1
Jawab: Luas = 𝑥 alas x tinggi
2
1
= 𝑥 15 cm x 8 cm
2
1
= 𝑥 120 cm
2
= 60 cm2
2. Perhatikan gambar segitiga samakaki berikut ini. Berapakah
besar sudut B dan C?
Jawab:
Diketahui besar sudut A = 50o
Berdasarkan ciri-ciri segitiga samakaki,
dari gambar
di atas diperoleh:
• Sudut B = sudut A = 50o
• Pada segitiga ABC berlaku: A + B + C = 180o
50o + 50o + C = 180o
100o + C = 180o
C = 180o – 100o
C = 80o
C. DALIL PHYTAGORAS
Pada segitiga siku-siku, berlaku suatu dalil atau aturan atau
teorema yang berbunyi: Kuadrat sisi miring sama dengan
jumlah kuadrat kedua sisi penyikunya. Perhatikan gambar di
samping!
Segitiga ABC siku-siku di A.
AB = sisi penyiku
AC = sisi penyiku
BC = sisi miring (hipotenusa)
Maka menurut phytagoras:
BC2 = AB2 + AC2

Contoh:
Jika panjang AB = 4 cm dan AC = 3 cm. Hitunglah panjang BC!
Jawab: BC2 = AB2 + AC2
BC2 = 42 + 32
BC2 = 16 + 9
BC2 = 25
55
Sarana Belajar Kreatif dan inovatif (SAKTI)

BC = 25
BC = 5 cm

Tripel Phytagoras
Tripel Phytagoras adalah tiga pasang bilangan yang memenuhi
dalil phytagoras.
Contoh:
a. 3 , 4 , 5 dan kelipatanya
b. 5 , 12 , 13 dan kelipatanya
c. 7 , 24 , 25 dan kelipatanya
d. 8 , 15 , 17 dan kelipatanya
e. 11 , 60 , 61 dan kelipatanya
f. 20 , 21 , 29 dan kelipatanya

LATIHAN

1. Perhatikan gambar di bawah ini. Luas dan keliling segitiga


berturut-turut adalah ….
a. 40 cm dan 120 cm2 c. 60 cm dan 100 cm2
b. 60 cm dan 120 cm2 d. 40 cm dan 100 cm2
2. 2. Ayah mempunyai kebun berbentuk persegi dengan panjang
sisinya adalah 20 meter. Di tengah kebun ingin dibangun
kolam berbentuk segitiga siku-siku dengan panjang sisi-sisi
penyikunya adalah 8 m dan 10 m. Luas kebun yang tidak
dibangun kolam adalah … m2.
a. 280 c. 340
b. 320 d. 360
3. Jika AD - BC, luas bangun di bawah ini adalah … cm2.

a. 120
b. 200
c. 240
d. 320

56
Sarana Belajar Kreatif dan inovatif (SAKTI)

BAB IX
LINGKARAN

Lingkaran adalah tempat kedudukan titik-titik yang berjarak sama


terhadap satu titik tetap yang disebut titik pusat lingkaran.
Unsur-Unsur Lingkaran
• O = titik pusat lingkaran
• Diameter (d) adalah garis yang membagi
lingkaran menjadi 2 bagian yang besarnya
sama. AB = diameter lingkaran (d)
• Jari-jari (r) adalah garis yang ditarik dari pusat lingkaran
menuju ke tepi lingkaran. OA = OB = OC= jari-jari lingkaran (r)
• Busur lingkaran adalah garis lengkung pada lingkaran. Garis

• Juring lingkaran adalah daerah yang dibatasi oleh dua buah


jari-jari dan busur lingkaran. Contoh: daerah lengkung juring
AOC, daerah BOC
• Tali busur adalah garis yang menghubungkan dua titik pada
lingkaran. Garis AB = tali busur; Garis BC = tali busur
• Tembereng adalah daerah yang dibatasi oleh tali busur dan
busur lingkaran. (pada gambar daerah yang diarsir)
• Sudut pusat adalah sudut yang terbentuk antara dua jari-jari
yang berpotongan di titik pusat. sudut BOC = sudut pusat
• Sudut keliling dalah sudut yang terbentuk antara dua buah tali
busur yang berpotongan pada tepi lingkaran. sudut CAB =
sudut keliling

Hubungan Sudut Pusat dengan Sudut Kelilling


Sudut pusat lingkaran besarnya adalah dua kali besar sudut
keliling jika keduanya menghadap busur yang sama.

Perhatikan gambar sebelumnya.


BOC = 2 (BAC)
Misalkan BOC = 80o
Maka: BOC = 2 x BAC
80o = 2 BAC

57
Sarana Belajar Kreatif dan inovatif (SAKTI)

80 𝑜
= BAC
2
BAC = 40o

Rumus-Rumus Pada Lingkaran


1. Rumus Keliling Lingkaran
Keliling lingkararan = 2 π r
2. Rumus Luas Lingkaran
Luas lingkaran = π r2
22
Dengan: π = atau π = 3,14 (dibaca: phi)
7
r = jari-jari lingkaran.

LATIHAN
1. Sebuah lingkaran mempunyai jari-jari 7 cm. Hitunglah keliling
lingkaran dan luas lingkaran
2. Luas bangun di bawah ini adalah … cm2

3. Luas bangun yang diarsir adalah … cm2

58
Sarana Belajar Kreatif dan inovatif (SAKTI)

BAB X
BANGUN RUANG

A. KUBUS
1. Pengertian
Kubus adalah suatu ruang yang dibatasi oleh enam buah
sisi (daerah persegi yang kongruen).

2. Ciri-Ciri
a. Mempunyai 6 buah sisi yang kongruen yang berbentuk
persegi, yaitu ABCD, ABFE, BCGF, ADHE, DCGH, dan
EFGH.
b. Mempunyai 12 buah rusuk yang sama panjang, yaitu: AB,
BC, CD, AD, AE , BF, CG, DH, EF , FG, GH , dan EH.
Rusuk kubus adalah pertemuan dua sisi kubus yang
berupa ruas garis.
c. Mempunyai 8 buah titik sudut, yaitu titik A, B, C, D, E, F,
G, H. Titik sudut atau titik pojok adalah pertemuan tiga
buah rusuk yang saling tegak lurus.
d. Pasangan sisi kubus yang berhadapan saling sejajar,
sedangkan sisi kubus yang berpotongan saling tegak
lurus.
3. Rumus-rumus
Luas Permukaan Jika panjang rusuk kubus = s; maka
Kubus Luas permukaan kubus = 6 x s2,
Volume Kubus Volume kubus = s3
Rumus-rumus Panjang diagonal sisi = s 2
pada Kubus Panjang diagonal ruang = s 3
4. Contoh : Diketahui kubus ABCD EFGH dengan panjang
rusuk 4 cm. Tentukan:
a. Panjang semua rusuk c. Luas alasnya
b. Volume kubus d. Luas sisinya
59
Sarana Belajar Kreatif dan inovatif (SAKTI)

Jawab:
Diketahui panjang rusuk = s = 4 cm
a. Panjang semua rusuk = 12 × s
= 12 × 4
= 48 cm.
b. Volume kubus = s = 43 = 64 cm3.
3

c. Luas alas = s2 = 42 = 16 cm2.


d. Luas sisi kubus = 6s2 = 6 × 42 = 96 cm2

B. BALOK
1. Pengertian
Balok adalah suatu benda ruang yang dibatasi oleh 6 daerah
persegi panjang yang terdiri atas 3 pasang persegi panjang
yang kongruen (sama).

2. Ciri-Cirinya
a. Mempunyai 6 buah bidang sisi berbentuk persegi
panjang, yaitu ABCD, EFGH, ABFE , DCGH , ADHE, dan
BCGF.
b. Mempunyai 3 kelompok rusuk yang sama dan sejajar.
AB = DC = EF = HG = panjang balok.
AD = EH = BC = FG = lebar balok.
AE = DH = BF = CG = tinggi balok.
c. Mempunyai 8 titik sudut, yaitu A, B, C, D, E, F, G, dan H.
Titik sudut merupakan pertemuan 3 buah rusuk yang
saling tegak lurus.
d. Mempunyai 12 buah rusuk, yaitu AB, DC, EF, HG, AD,
EH, BC, FG, AE, DH, BF, dan CG.
3. Rumus-rumus
Luas Permukaan Panjang = p, lebar = l , tinggi = t
Balok Luas balok = 2x((pxl)+(pxt)+(lxt))
Volume Balok Volume kubus = p x l x t
Rumus-rumus Panjang diagonal sisi = 𝑝2 𝑥 𝑙2 𝑥 𝑡 2
pada Balok Panjang diagonal ruang = 4x(p+l+t)
60
Sarana Belajar Kreatif dan inovatif (SAKTI)

Contoh : Diketahui sebuah balok, dengan panjang 6 cm, lebar


2 cm, dan tinggi 3 cm. Hitunglah!
a. Panjang semua rusuknya c. Volumenya
b. Luas sisinya
Jawab:
a. Panjang semua rusuk balok = 4×(p+l+t)
= 4x(6+2+3) = 44 cm
b. Luas sisi balok = 2x((pxl)+(pxt)+(lxt))
= 2 x((6x2)+(6x3)+(2x3))
= 2x(12+18+6)
= 72 cm
c. Volume balok = pxlxt
= 6x2x3 = 36 cm

C. PRISMA
1. Pengertian
Prisma adalah suatu bangun ruang yang dibatasi oleh dua
bidang yang sejajar dan beberapa bidang lain yang saling
memotong menurut garis yang sejajar.

2. Ciri-ciri umum:
a. Bidang alas dan bidang atas prima dapat berupa
segibanyak.
b. Bidang alas dan bidang atas prima sejajar dan kongruen.
3. Macam-macam Prisma
a. Prisma segitiga : Alas dan atapnya berbentuk segitiga.
Ciri-ciri prisma segitiga
- Memiliki 9 (sembilan) buah rusuk, yaitu: AB, BC, AC,
AD, BE, CF, DE, EF, DF.
- Memiliki 5 (lima) buah bidang sisi, yaitu: ABC, DEF,
ABED, BCFE, CADF.
- Mempunyai 6 (enam) buah titik sudut, yaitu: A, B, C, D,
E, F.
61
Sarana Belajar Kreatif dan inovatif (SAKTI)

b. Prisma Segiempat : Prisma segiempat dibagi menjadi


dua:
- Jika sisi-sisinya pada prisma itu besar dan bentuknya
sama, maka bangun itu disebut kubus.
- Jika alasnya berbentuk persegi panjang maka disebut
juga dengan balok.
4. Rumus-rumus
Luas Permukaan
= (2×luas alas) + luas selubung
Prisma
Volume Prisma = (luas alas) × (tinggi)
Contoh :
Diketahui prisma segitiga ABC.DEF siku-siku di B dan E,
seperti gambar di bawah ini. Hitunglah volumenya!

Jawab: Volume = Luas Alas x Tinggi


1
= at x t
2
1
= 4 x 8 x 10
2
= 16 x 10 = 160

D. TABUNG
1. Pengertian
Bangun ruang berbentuk prisma tegak yang atas dan
bidang alasnya berupa lingkaran dengan jari-jari yang
sama.
2. Ciri-ciri
a. Bidang atas dan bidang alas tabung berupa lingkaran
yang jari-jarinya sama.
b. Tinggi tabung adalah jarak antara titik pusat lingkaran
atas dan titik pusat lingkaran alas.
c. Jumlah rusuk tabung 2 buah.
d. Memiliki 3 buah bidang sisi, yaitu tutup tabung, alas
tabung, dan selimut tabung.
62
Sarana Belajar Kreatif dan inovatif (SAKTI)

3. Rumus-rumus
Luas Permukaan = 2 luas alas + luas selimut
Tabung = 2 πr2 + 2πrt = 2π (r+t)
Volume Tabung = (luas alas) × (tinggi) = πr2t
Rumus-rumus pada
Luas selimut Tabung = 2πrt
tabung
Dengan :
r = jari-jari dan d = diameter, t = tinggi
Contoh : Diketahui sebuah tabung dengan diameter 14 cm dan
tingginya 20 cm(p= 22 7 ) . Hitunglah:
a. Luas alas tabung
b. Luas permukaan tabung
c. Volume tabung
Jawab:
14 22
Diketahui: d = 14 cm maka r = = 7 cm, t = 20 cm π =
2 7
22 22
a. Luas alas tabung = πr = x 7 = 2
𝑥 49 2
7 7
= 22 x 7 = 154 cm2
22
b. Luas permukaan = 2πr (r+t) = 2 x 7 x 20
7
= 44 x 27 = 1.188 cm2
c. Volume tabung = luas alas x tinggi
= 154 x 20 = 3080 cm3

E. KERUCUT
1. Pengertian
Suatu bangun ruang yang merupakan suatu limas beraturan
yang alasnya berbentuk lingkaran.

2. Ciri-ciri
a.Alas berbentuk lingkaran.
b.Tinggi kerucut (t) adalah jarak antara puncak kerucut dan
pusat lingkaran alas kerucut.
63
Sarana Belajar Kreatif dan inovatif (SAKTI)

c. Memiliki satu buah rusuk.


d.Memiliki satu buah titik sudut.
e.Memiliki dua buah bidang sisi, yaitu alas kerucut dan
selimut kerucut.
3. Rumus-rumus
Luas Permukaan = luas alas + luas selimut
Kerucut = πr2 + πrs = πr(r + s)
Volume Kerucut 1
= π r2 t
3
Rumus-rumus pada
Luas selimut = πrs
Kerucut
Dengan : r = jari-jari dan d = diameter, t = tinggi, s = sisi
miring
Contoh : Sebuah kerucut jari-jari alasnya 7 cm, dan tingginya
21 cm. Berapakah volume kerucut tersebut?
Jawab: Diketahui: r = 7 cm; t = 21 cm;
1 1 22 22
Volume = πr2t = x x 72 x 21 = 2 x x 7 x 7 = 44 x 7 x 21
3 3 7 7
3
= 1078 cm

F. LIMAS
1. Pengertian
Sebuah bangun ruang dengan bidang alas segibanyak dan
dari bidang alas dibentuk sisi serupa segitiga yang bertemu
pada satu titik.

2. Ciri-ciri
a. Limas Segitiga : Bagian alasnya berbentuk segitiga.
Ciri-ciri Limas Segitiga:
- Mempunyai 4 buah titik sudut, yaitu A, B, C, T.
- Mempunyai 4 buah bidang sisi, yaitu ABC, ACT, BCT,
ABT.
- Mempunyai 6 buah rusuk, yaitu AB, AC, BC, AT, BT,
CT.
b. Limas Segiempat : Alasnya berbentuk segiempat.
64
Sarana Belajar Kreatif dan inovatif (SAKTI)

Ciri-ciri Limas Segiempat:


- Mempunyai 5 buah titik sudut, yaitu: A, B, C, D, dan T.
- Mempunyai 5 buah bidang sisi, yaitu: ABCD, ABT,
BCT, CDT, DAT.
- Mempunyai 8 buah rusuk, yaitu: AB, CD, BC, AD, AT,
BT, CT, DT.
Rumus-rumus
Luas Permukaan Limas = luas alas + luas selimut
Volume Limas 1
= × (luas alas) × (tinggi)
3
Contoh : Diketahui limas segiempat seperti gambar di bawah
ini, berapakah volumenya?

1
Jawab: Volume = × (luas alas) × (tinggi)
3
1
= x (10 x 8 x 15 5) = 80 x5
3
= 400 cm3

G. BOLA
1. Pengertian
Suatu bangun ruang yang terjadi jika setengah lingkaran
diputar mengelilingi diameternya.
2. Ciri-ciri
a. Pusat bola adalah 0.
b. r adalah jari-jari bola.
c. Irisan bola dengan bidang mendatar selalau berbentuk
lingkaran.
d. Memiliki sebuah bidang sisi.
e. Tidak memiliki rusuk dan titik sudut.
3. Rumus-rumus
Luas Permukaan Bola = 4π r2
Volume Bola 4
= π r3
3
dengan: r = jari-jari bola
65
Sarana Belajar Kreatif dan inovatif (SAKTI)

Contoh : Sebuah bola diameternya 14 cm. Berapakah luas


permukaannya?
14 22
Jawab: Diketahui: d = 14 cm maka r = = 7 cm, r =
2 7
2 22 2 22
Luas bola = 4π r = 4 x 7 =4x 7 x 7 = 88 x 7
7 7
= 616 cm2

LATIHAN
1. Perhatikan gambar balok di bawah ini.
Jika volumenya adalah 120 dm2 maka
panjang balok tersebut adalah … dm.

2. Suatu limas mempunyai alas persegi dengan panjang sisinya


adalah 10 cm. Jika tinggi limas tersebut adalah 12 cm, volume
limas tersebut adalah … cm3.
3. Sebuah drum berbentuk tabung berisi minyak tanah penuh
yaitu 1.848 liter. Jika tinggi drum tersebut adalah 12 dm,
22
diameter drum tersebut adalah … dm. ( π = )
7

CATATAN
……………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………
66
Sarana Belajar Kreatif dan inovatif (SAKTI)

BAB XI
SISTEM KOORDINAT

 Koordinat adalah suatu bilangan yang digunakan untuk


menentukan lokasi suatu titik di dalam garis, bidang atau
ruang.
 Koordinat cartesius adalah koordinat terdiri dari absis (sumbu-
x) dan ordinat (sumbu-y).
 Sistem koordinat adalah cara untuk menentukan letak suatu
titik pada bidang koordinat.
Gambar koordinat cartesius
Keterangan:
 Pada garis mendatar (sumbu
x) disebut absis. Semakin ke
kanan semakin besar.
Nilainya positif. Semakin ke
kiri semakin kecil. Nilainya
negatif.
 Pada garis vertikal/tegak
(sumbu y) disebut ordinat.
Semakin ke atas semakin
besar. Nilainya positif.
Semakin ke bawah semakin
kecil. Nilainya negatif.

Contoh: Tentukan koordinat titik-titik di bawah ini!


Jawab:
Titik A: Pada sumbu x
menunjukkan bilangan 3.
Pada sumbu y
menunjukkan bilangan 4.
Jadi, koordinat titik A
adalah A(3, 4)
Titik B: Pada sumbu x
menunjukkan bilangan –
2.
Pada sumbu y menunjukkan bilangan 3.
67
Sarana Belajar Kreatif dan inovatif (SAKTI)

Jadi, koordinat titik B adalah B(–2, 3)


Titik C: Pada sumbu x menunjukkan bilangan–4.
Pada sumbu y menunjukkan bilangan 4.
Jadi, koordinat titik C adalah C(–4, 4)
Titik D: Pada sumbu x menunjukkan bilangan 5.
Pada sumbu y menunjukkan bilangan –3.
Jadi, koordinat titik D adalah D(5, –3)
Menggambar Bangun Datar pada Bidang Koordinat
Langkah-langkah:
• Tentukan titik koordinat
• Letakkan titik-titik tersebut pada bidang koordinat
• Hubungkan titik-titik dengan garis
Contoh:
Gambarkan bangun datar yang mempunyai titik-titik P(3, 3),
Q(–3, 3), R(–3, –3), dan S(3, –3).
Jawab: Diketahui titi-titik koordinatnya adalah: P(3, 3), Q(–3, 3),
R(–3, –3), dan S(3, –3).
Gambar titik-titik koordinat tersebut pada bidang koordinat
(koordinat cartesius). Kemudian dihubungkan diperioleh.
Panjang PQ dan PR sama yaitu 6
satuan. Karena panjang sisinya
sama maka bangun PQRS disebut
persegi.

LATIHAN
1. Perhatikan gambar di bawah ini!
Titik yang ditunjukkan oleh
koordinat (-2, 3) adalah ....

68
Sarana Belajar Kreatif dan inovatif (SAKTI)

2. Perhatikan gambar di bawah ini!


Luas bangun yang dibolok putih
adalah ....

3. Suatu bangun melalui titik-titik A(2, 2), B(–3, 2), C(–3, –2),
dan D(5, –2).
a. Berbentuk apakah bangun ABCD?
b. Tentukan panjang AB, BC, CD, dan AD!
c. Tentukan luas ABCD!

CATATAN
……………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………
69
Sarana Belajar Kreatif dan inovatif (SAKTI)

BAB XII
ARITMATIKA SOSIAL

A. HARGA PEMBELIAN, HARGA PENJUALAN,UNTUNG, DAN


RUGI
 Harga pembelian (harga beli) yaitu harga yang didapatkan
oleh seorang pedagang ketika membeli barang-barang
dagangan langsung dari pabrik atau grosir.
 Harga penjualan (harga jual) yaitu harga yang ditentukan
oleh seorang pedagang ketika menjual barang-barang
dagangan ke konsumen (pembeli).
 Untung yaitu jika harga penjualan lebih besar (lebih tinggi)
daripada pembelian.
 Rugi yaitu jika harga penjualan lebih kecil (lebih rendah)
daripada harga pembelian.
 Impas/kembali modal jika harga pembelian sama dengan
harga penjualan.
Jadi, Untung jika harga penjualan > harga pembelian
Rugi jika harga penjualan < harga pembelian
Rumus:
Untung = harga penjualan – harga pembelian
Rugi = harga pembelian – harga penjualan
Contoh:
Seorang pedagang membeli barang dari pabrik dengan harga
Rp 25.000,00. Kemudian menjual barang itu ke konsumen
dengan harga Rp 27.500,00.
a. Untung atau rugikah pedagang itu?
b. Berapa besar keuntungan atau kerugiannya?
Jawab: Harga beli = Rp 25.000,00
Harga jual = Rp 27.500,00
a. Karena harga jual > harga beli, maka pedagang itu
mendapat untung.
b. Besarnya keuntungan pedagang adalah:
Untung = harga jual – harga beli
= 27.500 – 25.000
= 2.500.
Jadi, besar keuntungannya adalah Rp 2.500,00.
70
Sarana Belajar Kreatif dan inovatif (SAKTI)

B. PERSENTASE UNTUNG ATAU RUGI


Persentase untung atau rugi dapat dirumuskan:
untung
Persentase untung = 𝑥 100 %
harga pembelian
rugi
Persentase rugi = x 100%
harga pembelian
Contoh:
1. Ibu membeli 1 gram emas dengan harga Rp150.000,00.
Setelah disimpan beberapa bulan, ibu menjual emas itu
dengan harga Rp180.000,00. Berapa persen keuntungan
yang diperoleh ibu?
Jawab: Harga pembelian = Rp150.000,00
Harga penjualan = Rp180.000,00
Karena harga jual > harga beli, maka:
Untung = harga jual – harga beli
= 180.000 – 150.000
= 30.000
Sehingga:
Persentase untung =
30.000
= 𝑥 100 %
150.000
1
= x 100% = 20 %.
5
Jadi, persentase keuntungan adalah 20 %.
2. Seorang pedagang buah membeli sekeranjang buah
mangga dari seorang petani seharga Rp400.000,00.
Setelah dijual kepada konsumen ternyata pedagang buah
hanya mendapatkan uang sebannyak Rp 340.000,00.
untung
Berapa persenk 𝑥 100 % ah kerugian
harga pembelian
pedagang buah itu?
Jawab: Harga beli = Rp 400.000,00
Harga jual = Rp 340.000,00
Karena harga jual < harga beli, maka:
Rugi = Harga beli – harga jual
= 400.000 – 340.000
= 60.000
Sehingga:
rugi
Persentase rugi = 𝑥 100 %
harga pembelian

71
Sarana Belajar Kreatif dan inovatif (SAKTI)

60.000 3
= 𝑥 100 % = 𝑥 100 % = 15 %.
400.000 20
Jadi, persentase kerugian pedagang adalah 15 %.

C. MENENTUKAN HARGA PEMBELIAN ATAU PENJUALAN


JIKA PERSENTASE UNTUNG ATAU RUGI DIKETAHUI
1. Jika persentase untung diketahui, (misalnya p%) maka
tentukan dahulu nilai untung dalam rupiah. Misal:
Untung = p %, maka:
Untung dalam rupiah = p % harga beli
2. Jika persentase rugi diketahui (misalnya q %) maka tentukan
dahulu nilai rugi dalam rupiah. Misal:
Rugi = q %, maka:
Rugi dalam rupiah = q % harga beli
3. Kemudian gunakan rumus-rumus yang sudah diberikan
seperti:
Harga jual = Harga beli + untung
= Harga beli – rugi
Harga beli = Harga jual – untung
= Harga jual + rugi
Contoh:
1. Pak Mail membeli seekor kambing seharga Rp800.000,00
dari seorang peternak. Beberapa bulan kemudian kambing
itu dijual, ternyata Pak Mail mendapat untung 15%.
Berapakah harga jual kambing itu?
Jawab: Harga beli = Rp800.000,00, Untung = 15 %
• Langkah pertama, hitung dahulu untung dalam rupiah.
Untung = 15 % x 800.000
15
= x 800.000 = 15 x 8.000 = 120.000
100
Untung = Rp 120.000,00.
• Langkah kedua, tentukan harga jual dengan
menggunakan rumus:
Harga jual = Harga beli + untung
= 800.000 + 120.000
= 920.000.
Jadi, harga jual kambing itu Rp920.000,00.
2. Seorang pedagang sepatu menjual sepasang sepatu
kepada konsumen dengan harga Rp90.000,00. Jika pada
72
Sarana Belajar Kreatif dan inovatif (SAKTI)

penjualan sepasang sepatu itu pedagang mendapat untung


sebesar 25 %, berapakah harga pembelian sepatu itu dari
pabriknya?
Jawab: Harga jual = Rp90.000,00
Untung = 25 %
• Langkah pertama, kita harus membuat pemisalan harga
beli. Misal: harga beli = M
Maka: Untung = 25% harga beli
25 1
= 25% M = xM= M
100 4
• Langkah kedua, gunakan rumus:
Harga beli = harga jual – untung
1
Karena harga beli = M, dan untung M, maka:
4
Harga beli = harga jual – untung
Harga beli + untung = harga jual
1
M + M = 90.000
4
5 4
M = 90.000 → M = x 90.000 = 72.000
4 5
Jadi, harga beli sepasang sepatu dari pabriknya adalah
Rp 72.000,00.

D. DISKON (RABAT), BRUTO, TARA, DAN NETTO


• Diskon (rabat) adalah potongan harga.
• Diskon biasanya dalam bentuk persentase.
• Bruto adalah berat kotor.
• Netto adalah berat bersih.
• Tara adalah selisih bruto dengan tara. Biasanya dinyatakan
dalam persentase.
Tara = Bruto – Netto
Bruto = Netto + Tara
Netto = Bruto – Tara
Contoh:
1. Sebuah toko buku memberikan diskon 30% untuk setiap
pembelian buku. Jika Ani membeli buku yang harganya
Rp20.000,00 berapa rupiahkah Ani harus membayar?
Jawab: Harga buku = Rp 20.000,00
30
Diskon = 30 % = x 20.000 = 3 x 2.000 = 6.000
100

73
Sarana Belajar Kreatif dan inovatif (SAKTI)

Harga yang harus dibayar = harga awal – diskon


= 20.000 – 6.000 = 14.000.
Jadi, Ani hanya membayar buku itu sebesar Rp14.000,00.
2. Pada suatu peti buah jeruk terdapat keterangan: Bruto = 25
kg dan tara = 2 %. Hitunglah
a. Tara dalam kg
b. Netto
Jawab:
a. Tara = persen tara bruto
2 50
= 2 % x 25 kg = x 25 = = 0.5 kg
100 100
Jadi, tara = 0,5 kg.
b. Netto = bruto – tara
= 25 – 0,5
= 24,5
Jadi, netto buah jeruk itu = 24,5 kg.
Jika pada sebuah kotak kayu kemasan buah jeruk terdapat
keterangan: netto = 95 kg dan tara = 5 % Hitunglah Bruto!
Jawab:
Misalkan Bruto = P, maka:
5
Tara = persen tara bruto = 5 % x P = 𝑥P = 0,05P
100
Jadi, Bruto = netto + tara =
P = 95 + 0,05P → P - 0,05P = 95
0,95P = 95
95
P= = 100
0,95
Jadi, brutonya adalah 100 kg.

E. BUNGA BANK (BUNGA TABUNGAN)


Bunga adalah keuntungan yang diberikan oleh bank kepada
nasabah untuk jangka waktu tertentu.
Rumus bunga:
bunga dalam setahun
Bunga 1 tahun (%) = x 100%
uang yang ditabung
𝑏𝑢𝑛𝑔𝑎 1 𝑡𝑎 ℎ𝑢𝑛
Bunga 1 bulan (%) =
12
Bunga 1 th (rupiah) = bunga 1 tahun (%) tabungan
𝑝
Bunga p bulan = x bunga 1 tahun (%) x tabungan
12
Contoh:
74
Sarana Belajar Kreatif dan inovatif (SAKTI)

1. Seorang nasabah menabung pada sebuah bank sebesar


Rp2.000.000,00. (dua juta rupiah). Jika bank memberikan
suku bunga 9% per tahun, maka besarnya bunga tabungan
setelah:
• 1 bulan:
1
Bunga 1 bulan = 𝑥 9% x 2.000.000
12
1 9
= 𝑥 x 2.000.000
12 100
9
= x 2.000.000
1200
= Rp. 15.000
Jadi, setelah satu bulan, mendapat bunga sebesar Rp
15.000,00.
• 3 bulan:
3
Bunga 3 bulan = 𝑥 9% x 2.000.000
12
3
= 𝑥 9% x 2.000.000
12
1
= 𝑥 9 x 20.000
4
180.000
=
12
= Rp. 45.000
Jadi, setelah tiga bulan, mendapat bunga sebesar
Rp45.000,00.
• 12 bulan (1 tahun):
9
Bunga 1 tahun = 9% x 2.000.000 = x 2.000.000
100
= 9 x 20.0000 = Rp180.000,00
Jadi, setelah 12 bulan (1 tahun), nasabah mendapat
bunga sebesar Rp 180.000,00.
2. Seorang nasabah menabung di sebuah Bank sebanyak Rp
1.000.000. Setelah satu tahun ternyata nasabah itu
mendapat bunga sebesar Rp 120.000. Berapa persenkah
suku bunga pada bank?
Jawab: Uang yang ditabung = Rp 1.000.000,00
Bunga = Rp 120.000
bunga dalam setahun
Bunga(%) = x 100%
uang yang ditabung
120.000
= x 100%
1.000.000
= 12%
75
Sarana Belajar Kreatif dan inovatif (SAKTI)

Jadi, suku bunga pada Bank itu adalah 12 %


setahun.

LATIHAN
1. Seorang pedagang membeli satu lusin piring dengan harga
Rp36.000,00. Jika piring dijual dengan harga Rp3.600,00 tiap
buah, maka keuntungan pedagang tersebut adalah ….
2. Bruto dari suatu barang adalah 112 kg. Jika nettonya adalah
105 kg, maka tara dalam persen adalah ….
3. Tini menyimpan uang di bank Rp52.000,00. Setelah 1 tahun,
jumlah simpanannya menjadi Rp59.800,00. Bunga yang
diberikan bank itu dalam 1 tahun adalah ….

CATATAN :
……………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………
76
Sarana Belajar Kreatif dan inovatif (SAKTI)

BAB XIII
PENGOLAHAN DATA

A. MENGUMPULKAN DAN MENYUSUN DATA


1. Mengumpulkan Data
• Data adalah segala keterangan atau bahan yang nyata
dan benar yang dapat dijadikan dasar membuat
kesimpulan.
• Data ada yang berupa angka atau bilangan.
Contoh:
Di bawah ini adalah data nilai ulangan metematika dari 30
murid.
7786795486
8966677554
8887766465
2. Menyusun Data
Untuk menyusun data di atas dapat digunakan table seperti
di bawah ini:
Nilai Turus Jumlah
4 III 3
5 IIII 4
6 IIII III 8
7 IIII II 7
8 IIII I 6
9 II 2
Jumlah 30

B. MENYAJIKAN DATA
Data dapat disajikan dalam beberapa bentuk, yaitu:
1. Tabel 4. Diagram Lingkaran
2. Diagram Batang 5. Piktogram
3. Diagram Garis
Contoh:
Data mengenai banyaknya karyawan pada perusahaan Sakti
Jaya dari tahun 2003 sampai tahun 2008.
a. Tahun 2003 jumlah karyawan sebanyak 40 orang.
b. Tahun 2004 jumlah karyawan sebanyak 50 orang.
77
Sarana Belajar Kreatif dan inovatif (SAKTI)

c. Tahun 2005 jumlah karyawan sebanyak 60 orang.


d. Tahun 2006 jumlah karyawan sebanyak 50 orang.
e. Tahun 2007 jumlah karyawan sebanyak 70 orang.
f. Tahun 2008 jumlah karyawan sebanyak 90 orang.

1. Menyajikan Data dalam Bentuk Tabel


Tabel banyaknya karyawan pada perusahaan Sakti Jaya
dari tahun 2003 sampai tahun 2008.
Tahun Jumlah karyawan
2003 40
2004 50
2005 60
2006 50
2007 70
2008 90
Jumlah 360
2. Menyajikan Data dalam Diagram Batang
Diagram batang adalah diagram yang berbentuk gambar
batang atau balok. Dari contoh sebelumnya.

3. Menyajikan Data dalam Diagram Garis


Diagram garis adalah diagram yang menyajikan data
dengan menggunakan garis. Dari contoh sebelumnya.

78
Sarana Belajar Kreatif dan inovatif (SAKTI)

4. Menyajikan Data dalam Diagram Lingkaran


Diagram lingkaran adalah cara penyajian data
menggunakan lingkaran dengan cara membagibaginya.
Contoh: Data dari 40 siswa yang menyukai pelajaran
tertentu adalah sebagai berikut.
a. 10 siswa menyukai Matematika.
b. 10 siswa menyukai IPA.
c. 5 siswa menyukai IPS.
d. 15 siswa menyukai Olahraga.
Jika data tersebut akan disajikan dalam bentuk diagram
lingkaran, maka untuk membagi-bagi lingkaran harus
ditentukan dahulu derajat lingkaran untuk masing-masing
data.
10
a. Matematika x 3600 = 900
40
10
b. IPA x 360 = 900
0
40
5
c. IPS x 3600 = 450
40
15
d. Olahraga x 3600 = 1350
40

79
Sarana Belajar Kreatif dan inovatif (SAKTI)

5. Piktogram
Piktogram adalah diagram yang disajikan dalam bentuk
gambar atau lambang. Setiap lambang mewakili bilangan
tertentu.
Contoh: Akan disajikan data penderita penyakit Demam
Berdarah di sebuah kota selama lima tahun, dari tahun 2003
sampai tahun 2007 sebagai berikut.
Tahun Jumlah Penderita
2003 30 orang
2004 20 orang
2005 50 orang
2006 80 orang
2007 40 orang
Pada piktogram digambarkan.
Tahun Jumlah Penderita
2003 ©©©
2004 ©©
2005 ©©©©©
2006 ©©©©©©©©
2007 ©©©©
© = mewakili 10 orang

C. MENGOLAH DATA
1. Rata-rata Hitung (Mean)
Rumus:
Jumlah nilai data
Rata rata =
Banyaknya data
Contoh:
1. Hasil ulangan matematika 8 orang murid adalah: 6, 7, 5, 6,
4, 6, 7, 7. Tentukan rata-rata nilai ulangannya!
Jawab:
6+7+ 5+ 6+ 4+ 6+ 7+ 7
Rata rata = =6
8
Jadi, rata-rata nilai ulangan delapan murid tersebut adalah
6.
2. Hasil ulangan matematika dari 40 siswa adalah.
5, 7, 6, 7, 7, 8, 5, 6, 8, 9
8, 6, 7, 5, 5, 6, 7, 8, 6, 7
80
Sarana Belajar Kreatif dan inovatif (SAKTI)

5, 6, 6, 6, 8, 7, 5, 8, 8, 9
7, 7, 5, 5, 9, 9, 6, 6, 7, 8.
Tentukanlah rata-rata (mean) dari data tersebut!
Jawab:
• Pertama, urutkanlah data itu dari yang terkecil ke yang
terbesar. Setelah diurutkan menjadi.
5, 5, 5, 5, 5, 5, 5, 5 = nilai 5 muncul 8 kali.
6, 6, 6, 6, 6, 6, 6, 6, 6, 6 = nilai 6 muncul 10 kali.
7, 7, 7, 7, 7, 7, 7, 7, 7, 7 = nilai 7 muncul 10 kali.
8, 8, 8, 8, 8, 8, 8, 8 = nilai 8 muncul 8 kali.
9, 9, 9, 9 = nilai 9 muncul 4 kali.
• Kedua, buatlah tabel seperti berikut!
Nilai Banyak siswa (frekuensi) Jumlah nilai
5 8 5 × 8 = 40
6 10 6 × 10 = 60
7 10 7 × 10 = 70
8 8 8 × 8 = 64
9 4 9 × 4 = 36
Jumlah = 40 Jumlah = 270
• Ketiga, menentukan rata-rata (mean) dengan
Jumlah nilai 270
rumus: Rata rata = = = 6.75
Jumlah frekuensi 40
Jadi, rata-rata dari data hasil ulangan 40 siswa adalah
6,75.
2. Modus
Modus yaitu data yang berbentuk angka atau ukuran, yang
paling sering muncul. Jadi: modus = angka yang paling
sering muncul
Contoh: Diketahui data: 6,6,7,7,8,7,8,7,9,9,8. Tentukan
modusnya!
Jawab:
Karena pada data di atas angka (nilai) 7 paling banyak
muncul, maka modus dari data itu adalah 7.
3. Median (Nilai Tengah)
Median adalah nilai tengah atau nilai yang terletak di tengah
dari kumpulan data setelah data diurutkan dari terkecil ke
terbesar atau sebaliknya. Diketahui banyaknya data adalah
n.
81
Sarana Belajar Kreatif dan inovatif (SAKTI)

- Jika data ganjil:


median = nilai (suku) yang tepat di tengah
(𝑛 + 1)
= suku ke-
2
- Jika data genap:
𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎 ℎ 𝑑𝑢𝑎 𝑠𝑢𝑘𝑢 𝑡𝑒𝑛𝑔𝑎 ℎ
Median =
2
𝑛 𝑛
𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎 ℎ 𝑠𝑢𝑘𝑢 𝑘𝑒 + 𝑠𝑢𝑘𝑢 𝑘𝑒( +1)
2 2
=
2
Contoh: Tentukan median dari data berikut!
a. 5, 8, 9, 6, 7, 8, 6, 7, 5, 9, 10.
b. 4, 7, 5, 4, 8, 7, 7, 5, 4, 9, 6, 8.
Jawab:
a. Data ganjil (ada 11 nilai) berarti n = 11.
Diurutkan dahulu, menjadi: 5, 5, 6, 6, 7, 7, 8, 8, 9, 9, 10.
𝑛+1 11+1 12
= = =6
2 2 2
5, 5, 6, 6, 7, 7, 8, 8, 9, 9, 10.
median = nilai (suku) yang tepat di tengah
𝑛+1
= suku ke- ( )
2
= suku ke-6
=7
Maka median data adalah 7.
b. Data genap (ada 12 nilai) berarti n = 12.
Diurutkan dahulu menjadi: 4, 4, 4, 5, 5, 6, 7, 7, 7, 8, 8, 9.
𝑛 12 𝑛 12
= = 6 dan + 1 = +1 = 6 +1 = 7
2 2 2 2
4, 4, 4, 5, 5, 6, 7, 7, 7, 8, 8, 9.
6+7
Median = = 6,5
2
𝑛 𝑛
Jumlah dua suku tengah 𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎 ℎ 𝑠𝑢𝑘𝑢 𝑘𝑒 2 + 𝑠𝑢𝑘𝑢 𝑘𝑒 2 +1
Median = =
2 2
𝑠𝑢𝑘𝑢 𝑘𝑒 6 + 𝑠𝑢𝑘𝑢 𝑘𝑒7 6+7
= = = 6,5
2 2
Jadi, mediannya adalah 6,5.

4. Kuartil
Kuartil adalah nilai yang membagi data yang telah diurutkan
menjadi 4 bagian yang sama. Jenis kuartil:
a. Kuartil bawah (Q1)
b. Kuartil tengah (Q2) = median
82
Sarana Belajar Kreatif dan inovatif (SAKTI)

c. Kuartil atas (Q3)


Rumus:
Keterangan:
𝑖 Suku Qi = suku kuartil ke-1
Suku Qi = 𝑥 (n +1)
4 i = 1, 2, 3
n = banyak data
Contoh:
Carilah kuartil ke-1, 2, 3 dari data berikut ini. 5, 5, 6, 6, 7, 7,
8, 8, 9, 9, 10.
Jawab: Data di atas telah urut. Banyaknya data adalah 11.
Berarti n = 11.
1 1
• Suku Q1 = (11 + 1) = 𝑥 12 = 3
4 4
Kuartil ke-1: suku ke-3 = 6
2 1
• Suku Q2 = (11 + 1) = x 12 = 6
4 2
Kuartil ke-2: suku ke-6 =7
3 3
• Suku Q3 = (11 + 1) = x 12 = 9
4 4
Kuartil ke-3: suku ke-9 = 9

LATIHAN
1. Nilai ulangan Ayu adalah: 9, 8, 7, 5, 6, 7, 8, 9, 8. Nilai rata-rata
ulangan Ayu adalah ….
Diagram lingkaran di bawah ini untuk
menjawab soal nomor 2-4.
Diagram di samping adalah diagram
olahraga kesukaan murid-murid kelas VI
SD SIDAPRANA. Jumlah murid = 48
siswa.
2. Penggemar olahraga bulutangkis adalah … siswa.
3. Penggemar olahraga voli adalah … siswa.
4. Penggemar olahraga basket adalah … siswa.

83

Anda mungkin juga menyukai