Anda di halaman 1dari 8

Nama : Revindra asdityaputra

Npm : 2386206109
Kelas : 1B

Konsep Bilangan
Pengertian Sistem Numersi
Sistem numerasi adalah sekumpulan lambang dan aturan pokok untuk menuliskan
bilangan. Lambang yang menyatakan suatu bilangan disebut numeral lambang
bilangan. Banyaknya suku bangsa di dunia menyebabkan banyaknya sistem
numerasi yang berbeda. Oleh karena itu suatu bilangan dapat dinyatakan dengan
bermacam-macam lambang, tetapi suatu lambang menunjuk hanya pada satu
bilangan.Literasi numerasi dapat diartikan sebagai kemampuan untuk
Mengaplikasikan konsep bilangan dan keterampilan operasi hitung Di Kehidupan
sehari-hari seperti di rumah, pekerjaan, dan partisipasi dalam kehidupan
masyarakat sebagai warga negara dan kemampuan untuk menginterpretasikan
informasi kuantitatif yang terdapat di sekeliling. Kemampuan tersebut terlihat dari
pemahaman informasi yang disampaikan secara matematis seperti grafik, bagan
dan tabel.
Macam macam sistem numerasi
● Sistem Tally atau Turus
adalah sistem numerasi dengan menggunakan sebuah tulang pada zaman dahulu
dan sekarang menggunakan garis lurus untuk menghitung data.
Caranya ialah dengan memakai goresan atau tongkat untuk satu objek yang
dihitung. Contoh:
Putra mempunyai 8 ekor kambing, maka ia akan menyusun (goresan) sebanyak 3
buah, yaitu : //// ///. Untuk memudahkan perhitungan maka setiap lima goresan
dikelompokan menjadi satu kelompok.Kelemahan sistem Tally adalah
membutuhkan tempat yang banyak untuk menghitung.
● Sistem romawi
Secara umum, bilangan Romawi terdiri dari 7 angka (dilambangkan dengan
huruf). Simbol dasar angka Romawi ialah I, V, X, L, C, D, dan M. Simbol
tersebut berturut-turut melambangkan bilangan-bilangan satu, lima, sepuluh, lima
puluh, seratus, lima ratus dan seribu.

lambang bilangan romawi nilai bilangan

I 1

V 5

X 10

L 50

C 100

D 500

M 1000
Berdasarkan ketujuh bilangan yang ada dalam tabel di atas, maka dapat ditulis
bilangan-bilangan Romawi yang lain. Untuk menuliskan bilangan-bilangan
Romawi yang lain dapat dilakukan dengan perpaduan (campuran) dari ketujuh
lambang bilangan dasar tersebut. Sistem numerasi Romawi menggunakan basis
10 dengan angka dasar I, X, C dan M. Angka-angka yang lain seperti V, L,
dan D sebagai dasar tambahan untuk menyingkat angka dasar utama yang
ditulis berulang. Dalam menulis bilangan Romawi ada beberapa sistem yang
dipakai yaitu : sistem pengulangan, penjumlahan, pengurangan dan gabungan.
Angka Romawi masih sering digunakan, antara lain pada penulisan angka jam,
penulisan bab buku, penomoran sekuel film dan penomoran seri event olahraga
seperti Pekan Olahraga Nasional (PON) ke- XXVI. Namun begitu , angka
Romawi memiliki kukurangan dan kelemahan dalam penomoran, yaitu:
1. Tidak mengenal angka nol ( 0 )
2. Terlalu panjang untuk menyebut bilangan tertentu
3. Tidak mengenal sistem nilai tempat
Pada sistem numerasi Romawi yang tidak mengenal angka 0 (nol). Untuk
membaca bilangan Romawi, harus dikuasai dengan benar ketujuh lambang
bilangan dasar Romawi.
Cara Penulisan dan Perhitungan Bilangan Romawi
● Sistem Pengulangan
Penulisan lambang bilangan Romawi dengan sistem pengulangan maksudnya
lambang bilangan dasar ditulis berjajar paling banyak 3 kali untuk lambang
bilangan I, X, C, dan lambang bilangan M bisa ditulis sampai 4 kali.
Sedangkan lambang bilangan Romawi seperti V, L dan D tidak boleh
diulang.
Contoh :

I = 1 C = 100
II = 2 CC = 200
III = 3 CCC = 300
X = 10 M = 1000
XX = 20 MM = 2000
XXX = 30 MMM = 3000
● Sistem Penjumlahan
Penjumlahan dilakukan bila bilangan ditulis dengan dua angka atau lebih.
Sedangkan, angka yang disebelah kanannya mewakili bilangan yang sama atau
lebih.
Contoh :
II = I + I = 2
VIII = V + I + I + I = 5 + 3 = 8
LXXVI = L + X + X + V + I
= 50 + 10 + 10 + 5 + 1
= 76
CXXXVII = C + X + X + X + V + I + I
= 100 + 10 + 10 + 10 + 5 + 1 + 1
= 137
Dalam sistem penulisan bilangan Romawi, semakin ke kanan nilainya semakin
kecil dan tidak ada lambang bilangan dasar yang berjajar lebih dari tiga.
Sehingga, dalam membaca bilangan Romawi dalam aturan ini adalah jika
lambang yang menyatakan angka lebih kecil terletak di kanan, maka lambang-
lambang Romawi tersebut dijumlahkan.
● Sistem Pengurangan
Pengurangan dilakukan apabila bilangan Romawi yang di sebelah kiri kurang
dari yang sebelah kanan. Pengurangan ini hanya dapat dilakukan satu kali.
Pada prinsip pengurangan ini, I hanya dapat dikurangkan dari V dan X ; X
hanya dapat dikurangkan dari L dan C, dan C hanya dapat dikurangkan dari
D dan M.
Contoh :
IV = 5 - 1 = 4 XC = 100 - 10
= 4 = 90
IX = 10 - 1 CD = 500 - 100
= 9 = 400
XL = 50 - 10 CM = 1000 - 100
= 40 = 900
● Sistem Gabungan
Selain sistem penjumlahan dan pengurangan terdapat juga sistem gabungan,
dimana aturan penjumlahan dan pengurangan digabung, sehingga bisa lebih jelas
dalam membaca lambang bilangan Romawi.
Contoh :
XIV = X + (V - I) = 10 + 4 = 14
CXLIV = C + (L - X) + (V - I)
= 100 + (50 - 10) + (5 - 1)
= 144
CMXCVII = (M - C) + (C - X) + V + I + I
= (1000 - 100) + (100 - 10) + 5 + 1 + 1
= 900 + 90 + 7
= 997
MMCMXCIX = M + M + (M - C) + (C - X) + (X - I)
= 1000 + 1000 + (1000 - 100) + (100 - 10) + (10 -
1)
= 2000 + 900 + 90 + 9
= 2999

Bilangan
Bilangan merupakan kumpulan angka yang menempati urutan dari kanan sebagai
nilai satuan, puluhan, ratusan, ribuan dan seterusnya. Pengertian lain, bilangan
merupakan konsep matematika yang dipakai untuk pencacahan dan pengukuran.
Bilangan adalah suatu konsep matematika yang digunakan untuk pencacahan dan
pengukuran. Simbol ataupun lambang yang digunakan untuk mewakili suatu
bilangan disebut sebagai angka atau lambang bilangan. Lambang dan simbol yang
digunakan untuk mewakili suatu bilangan disebut dengan angka atau lambang
bilangan. Konsep bilangan yang sudah bertahun-tahun lamanya sudah diperluas
meliputi bilangan nol, bilangan negatif, bilangan rasional, bilangan irasional, dan
bilangan kompleks.

macam macam bilangan


Terdapat berbagai macam jenis bilangan, berikut ini adalah penjelasan tentang
macam- macam bilangan beserta contohnya.
Bilangan Prima
Bilangan prima adalah bilangan yang tidak dapat dibagi oleh bilangan lainnya
atau disebut dengan bilangan asli kecuali bilangan itu sendiri dan 1.
Contoh: P= {2, 3, 5, 7, 11, 13, 17, 19, 23, 29, 31, 37, 41, 43, 47,.....}
Bilangan Bulat
Bilangan bulat merupakan himpunan bilangan bulat negatif, bilangna nol dan
bilangan bulat positif. Contoh : B={...-5, -4, -3, -2, -1, 0, 1, 2, 3, 4, 5.....}
Bilangan Cacah
Bilangan cacah yakni adalah suatu himpunan bilangan bulat yang negatif dan
dimulai dari angka (nol) tidak memiliki nilai. Contoh : C = {0, 1, 2, 3, 4, 5, 6, 7, 8,
9, 10....}
Bilangan Asli
Bilangan asli ialah himpunan bilangan bulat yang dimulai dari angka satu dan
seterusnya ke atas, sedangkan logikawan menjelaskan bahwa bilangan asli
termasuk dengan himpunan (0) nol. Contoh : N={1, 2, 3, 4, 5, 6, 7, 8, 9, 10...}
Bilangan Nol
Bilangan nol merupakan bilangan nol (0) itu sendiri. Contoh : N = {0}
Bilangan Real
Bilangan real merupakan suatu himpunan bilangan berupa gabungan antara
bilangan rasional dan bilangan irasional.
Bilangan Pecahan
Bilangan pecahan adalah bilangan yang memiliki penyebut dan pembilang.
Misalnya saja 1/2, angka 1 = penyebut dan angka 2 = pembilang.
Bilangan rasional
Bilangan rasional merupakan suatu bilangan yang bisa dinyatakan dalam bentuk
ab, dengan penjelasan a dan b adalah merupakan bilangan bulat dan b tidak sama
dengan 0.
Bilangan irrasional
merupakan suatu himpunan bilangan real yang tidak dapat di bagi, bilangan
irrasional juga tidak dapat dinyatakan dalam bentuk pecahan.
Bilangan Positif
Bilangan positif merupakan bilangan yang bernilai positif selain nol. Contoh : P=
{2, 3, 4, 5, ....)
Bilangan Negatif
Bilangan negatif ialah bilangan yang bernilai negatif.Contoh : N= {-2, -3, -4, -
5, ....)
Bilangan Genap
Bilangan genap merupakan suatu bilangan yang akan habis jika dibagi menjadi
2(dua).
Bilangan Kuadrat
Bilangan kuadrat merupakan bilangan yang dihasilkan dari perkalian suatu
bilangan dengan bilangan itu sendiri sebanyak dua kali dan disimbolkan dengan
pangkat 2.
Bilangan Romawi
Bilangan romawi merupakan suatu sistem penomoran yang berasal dari romawi
kuno menggunakan huruf latin yang melambangkan angka numerik.
Menentukan nilai tempat dan contohnya
Dijelaskan bahwa setiap angka dalam bilangan memiliki tempat dengan nama
tertentu. Suatu nilai tempat dalam setiap bilangan dapat ditentukan dengan cara
seperti berikut ini:
1.Suatu bilangan memiliki nilai tempat.
2.Perhatikan nilai tempat dalam bilangan berikut.
254.867
Nilai tempat dalam bilangan tersebut adalah:
2 nilai tempat ratusan ribu.
5 nilai tempat puluhan ribu.
4 nilai tempat ribuan.
8 nilai tempat ratusan.
6 nilai tempat puluhan.
7 nilai tempat satuan.
Sifat-sifat pada operasi hitung bilangan
Operasi hitung matematika secara umum memiliki tiga sifat, yaitu
komutatif,distributif, dan asosiatif. Ketiga sifat itu tentunya memiliki
perbedaannya masingmasing. Komutatif artinya pertukaran, distributif berarti
penyebaran, sedangkan sifat asosiatif artinya adalah pengelompokan. Sifat
asosiatif adalah kondisi ketika operasi hitung tiga angka atau lebih, hasilnya tidak
bergantung pada pengelompokan dari angka yang dioperasikan. Karena dilakukan
pada tiga bilangan, sifat komutatif ini bisa dibilang sebagai operasi hitung yang
dibantu dengan pengelompokan 2 bilangan. 2 bilangan tersebut dapat
dikelompokan dengan cara memberikan tanda kurung untuk dihitung lebih dulu,
sebelum akhirnya ditambahkan dengan bilangan lainnya.Seperti sifat komutatif,
sifat asosiatif juga hanya berlaku pada operasi hitung penjumlahan dan perkalian
saja. Jadi sifat asosiatif ini sebenarnya memang mirip dengan sifat komutatif
dimana letak tidak menentukan hasil, bedanya sifat
komutatif berlaku pada operasi hitung dua bilangan saja.
Operasi hitungan pada bilangan
Dalam matematika, operasi aritmatika diartikan sebagai proses pengerjaan suatu
bilangan, yaitu berupa penjumlahan, pengurangan, perkalian, pembagian, dan
lain-lain.

Anda mungkin juga menyukai