Anda di halaman 1dari 4

Teks Anekdot Bentuk Dialog/Drama

KEMARAHAN

Dikisahkan pada suatu siang yang amat panas ada seorang pedagang buah salak yang
bernama Pak Budi. Pak budi berjualan salak untuk memenuhi kebutuhan hidupnya. Dia
bekerja dengan penuh semangat.

Pak Budi : “Wah,aku harus bekerja lebih semangat lagi supaya bisa untuk mememnuhi
kebutuhan keluargaku”.

Setiap cuaca panas dagangannya selalu habis terjual.

Pak Budi :“ Cuaca hari ini sangat panas sekali,pasti daganganku akan cepat habis”.

Ketika pak budi sedang berjualan salak disekitar kampong perumahannya.

Pak Budi :“ Salak….. Salak…. Salak….”.

Pak Budi tanpa tidak sengaja bertemu dengan Bu Wati yang merupakan istri dari
ketua RT kampong itu.

Pak Budi : “Mau kemana Bu?”

Bu Wati : “Mau beli gula ke toko, Pak”

Pak Budi : ”Bu Wati, mau beli salak apa tidak?

Bu Wati : “Iya boleh,saya mau beli 1 kg saja”

Pak Budi : “Ini salaknya bu”

Bu Wati : “Ini uangya,harganya 1 kg sepuluh ribu kan?”

Pak Budi : “Iya bu. Terima Kasih.”

Bu Wati: “Sama-sam pak”

Kemudian pak budi kembali berkeliling tanpa sengaja pak budi bertemu
denganpenjual sapu sepet.

Pak Budi : “Salak…salak…..salak.”


Bu Budi : “Sepet…sepet…sepet.”

Mereka berteriak secara berselingan.

Pak Budi : “Bu Sinta,mau beli salak?”

Bu Sinta : “Tidak pak budi”

Pak Budi : “Kenapa bu?Salaknya manis lo!”

Bu Sinta : “Katanya tadi kan buah salaknya sepet dan saya tidak terlalu suka dengan buah
salak.”

Pak Budi : “Ya udah,kalau begitu saya permisi dulu.”

Pak Budi menghampiri penjual sapu sepet itu,yang kebetulan penjual itu sedang
duduk di bawah pohon. Pak Budi marah –marah kepada sipenjual sapu sepet itu.

Pak Budi : “Kamu kenapa sih bu tadi ngomongnya sepet barengan sama aku yang lagi
ngomong salak-salak?”

Bu Budi : “Memangnya kenapa pak?”

Pak Budi : “Orang jadi mengira bahwa salak aku itu rasanya sepet. Danganganku jadi gak
laku nih!”

Bu Budi : “Ya maaf pak,saya tidak sengaja.”

Dan yang mengejutkan lagi nama sipenjual sapu itu adalah Bu Budi. Bu budi adalah

istri pak budi.

Pak Budi kemudian menyuruh istrinya untuk berkeliling dikampung sebelah.

Pak Budi : “Ibu jualan sapunya dikampung sebelah saja!”

Bu Budi : “ Ya pak, aku pergi dulu.”

Selesai berjualan, Bu Budi dan pak budi langsung pulang kerumah. Bu Budi langsung
menyiapkan makanan lalu mereka makan bersama.
Teks Anekdot Bentuk Cerpen

KEMARAHAN

Dikisahkan pada suatu siang yang panas,ada seorang pedagang buah salak yang
bernama Pak Budi,Pak Budi berjualan salak untuk memenuhi kebutuhan kebutuhan
hidupnya.Dia bekerja setiap hari dengan penuh semangat,apalagi setiap cuaca seperti ini
dagangannya selalu habis terjual.

Ketika pak budi sedang berjualan buah salak disekitar kampung perumahannya. Pak
Budi tanpa tidak sengaja bertemu dengan Bu Wati “Bu Wati mau beli salak apa tidak?” lalu
bu wati menjawab “boleh, saya mau beli 1 kg saja !”.Kemudian Pak Budi menimbang
salaknya.”Ini Bu” kata Pak Budi. Bu Wati memberikan uangnya kepada Pak Budi “ini
uangnya!”. “Terimakasih bu” kata Pak Budi.

Kemudian Pak Budi berkeliling lagi tanpa sengaja Pak Budi bertemu dengan penjual
sapu sepet yang kebetulan Pak Budi berteriak “ salak… salak…salak”. Kemudian si penjual
sapu sepet itu juga berteriak “ Sepet…. Sepet…. Sepet!. Pak Budi menawarkan salak kepada
Bu Sinta yang kebetulan sedang menyapu di halaman depan rumah.” Bu Sinta mau beli
salak?. Bu Sinta menjawab “Tidak Pak Budi katanya tadi buah salaknya sepet dan saya tidak
terlalu suka dengan buah salak!”. “Ya udah ,kalau begitu …saya permisi dulu”kata pak
budi.Pak Budi menghampiri penjual sapu sepet itu,yang kebetulan penjual itu sedang duduk
dibawah pohon.Pak Budi marah-marah kepada sipenjual sapu sepet itu. “Kamu kenapa sih bu
tadi ngomongnya sepet-sepet barengan sama aku?daganganku jadi tidak laku nih , Sipenjual
menjawab “ya maaf pak,saya kan tidak sengaja.” Dan yang mengejutkan lagi nama si penjual
itu adalah Bu Budi. Bu Budi adalah istri dari pak Budi.

Pak Budi kemudian menyuruh istrinya untuk berkeliling di kampung sebelah.


Akhirnya bu Budi pun berjualan keliling kampung sebelah.

Selesai berjualan Bu Budi dan pak Budi langsung pulang kerumah. Bu Budi langsung
menyiapakan makanan,lalu mereka makan bersama.
Teks Anekdot Bentuk Puisi

KEMARAHAN

Berjalan sendiri disuasana sunyi

Bekerja keras hanya untuk

Mencari sesuap nasi

Demi kelangsungan hidup keluarga

Mentari siang bersinar dengan begitu teriknya

Membuatnya harus rela untuk berjuang

Semangatnya yang begitu tiada henti

Membuat orang menjadi terpana

Hari-hari yang dilalui

Membuahkan rintangan berat

Untuk menuju kesuksesan

Hidup wajib terus bekerja

Dengan halal dalam usaha

Modal nurani iman dan taqwa

Insyaallah berkah membawa bahagia

Anda mungkin juga menyukai