KEMARAHAN
Dikisahkan pada suatu siang yang amat panas ada seorang pedagang buah salak yang
bernama Pak Budi. Pak budi berjualan salak untuk memenuhi kebutuhan hidupnya. Dia
bekerja dengan penuh semangat.
Pak Budi : “Wah,aku harus bekerja lebih semangat lagi supaya bisa untuk mememnuhi
kebutuhan keluargaku”.
Pak Budi :“ Cuaca hari ini sangat panas sekali,pasti daganganku akan cepat habis”.
Pak Budi tanpa tidak sengaja bertemu dengan Bu Wati yang merupakan istri dari
ketua RT kampong itu.
Kemudian pak budi kembali berkeliling tanpa sengaja pak budi bertemu
denganpenjual sapu sepet.
Bu Sinta : “Katanya tadi kan buah salaknya sepet dan saya tidak terlalu suka dengan buah
salak.”
Pak Budi menghampiri penjual sapu sepet itu,yang kebetulan penjual itu sedang
duduk di bawah pohon. Pak Budi marah –marah kepada sipenjual sapu sepet itu.
Pak Budi : “Kamu kenapa sih bu tadi ngomongnya sepet barengan sama aku yang lagi
ngomong salak-salak?”
Pak Budi : “Orang jadi mengira bahwa salak aku itu rasanya sepet. Danganganku jadi gak
laku nih!”
Dan yang mengejutkan lagi nama sipenjual sapu itu adalah Bu Budi. Bu budi adalah
Selesai berjualan, Bu Budi dan pak budi langsung pulang kerumah. Bu Budi langsung
menyiapkan makanan lalu mereka makan bersama.
Teks Anekdot Bentuk Cerpen
KEMARAHAN
Dikisahkan pada suatu siang yang panas,ada seorang pedagang buah salak yang
bernama Pak Budi,Pak Budi berjualan salak untuk memenuhi kebutuhan kebutuhan
hidupnya.Dia bekerja setiap hari dengan penuh semangat,apalagi setiap cuaca seperti ini
dagangannya selalu habis terjual.
Ketika pak budi sedang berjualan buah salak disekitar kampung perumahannya. Pak
Budi tanpa tidak sengaja bertemu dengan Bu Wati “Bu Wati mau beli salak apa tidak?” lalu
bu wati menjawab “boleh, saya mau beli 1 kg saja !”.Kemudian Pak Budi menimbang
salaknya.”Ini Bu” kata Pak Budi. Bu Wati memberikan uangnya kepada Pak Budi “ini
uangnya!”. “Terimakasih bu” kata Pak Budi.
Kemudian Pak Budi berkeliling lagi tanpa sengaja Pak Budi bertemu dengan penjual
sapu sepet yang kebetulan Pak Budi berteriak “ salak… salak…salak”. Kemudian si penjual
sapu sepet itu juga berteriak “ Sepet…. Sepet…. Sepet!. Pak Budi menawarkan salak kepada
Bu Sinta yang kebetulan sedang menyapu di halaman depan rumah.” Bu Sinta mau beli
salak?. Bu Sinta menjawab “Tidak Pak Budi katanya tadi buah salaknya sepet dan saya tidak
terlalu suka dengan buah salak!”. “Ya udah ,kalau begitu …saya permisi dulu”kata pak
budi.Pak Budi menghampiri penjual sapu sepet itu,yang kebetulan penjual itu sedang duduk
dibawah pohon.Pak Budi marah-marah kepada sipenjual sapu sepet itu. “Kamu kenapa sih bu
tadi ngomongnya sepet-sepet barengan sama aku?daganganku jadi tidak laku nih , Sipenjual
menjawab “ya maaf pak,saya kan tidak sengaja.” Dan yang mengejutkan lagi nama si penjual
itu adalah Bu Budi. Bu Budi adalah istri dari pak Budi.
Selesai berjualan Bu Budi dan pak Budi langsung pulang kerumah. Bu Budi langsung
menyiapakan makanan,lalu mereka makan bersama.
Teks Anekdot Bentuk Puisi
KEMARAHAN