Anda di halaman 1dari 4

BB03-RK17b-RII.

4
15 Agustus 2019

TUGAS TUTORIAL KE 1
KODE/NAMA/SKS MATA KULIAH : PDGK4403/PENDIDIKAN ANAK DI SD/4 SKS
PROGRAM STUDI PGSD

No Tugas Tutorial Skor Sumber


Maksimal Tugas
Tutorial
1 Pendidikan bukanlah proses memaksakan kehendak orang 25 Modul 1
dewasa (guru) kepada peserta didik, melainkan upaya
KB 1
menciptakan kondisi yang kondusif bagi optimalisasi
perkembangan anak. Pendidikan dasar merupakan jenjang
awal untuk mengembangkan dasar pribadi manusia dan
keterampilan dasar sebagai bekal hidup mereka di
masyarakat. Jelaskan apa fungsi utama pendidikan di SD
dan sebutkan referensinya!

2 25 Modul 1
Salah satu teori yang digunakan dalam proses
KB 2
pembelajaran adalah mengenai Perkembangan Kognitif
Anak SD.
a. Sebutkan dan Jelaskan mengenai tahapan
perkembangan Kognitif yang sesuai dengan
tahapan anak di SD?
b. Strategi apa yang dapat dilakukan guru dalam
menerapkan pembelajaran pada siswa di kelas SD
berdasarkan teori Kognitif tersebut?

3 Displin merupakan sebuah hal yang tentu sangat 25 Modul 3


diperlukan untuk mencapai keberhasilan pada setiap
KB 1
tujuan. Jelaskan apakah hal-hal penting yang diperlukan
anak SD berkenaan dengan displin!

4 Perkembangan dan pertumbuhan anak sangat bergantung 25 Modul 4


pada faktor bawaan dan lingkungan. Faktor lingkungan
KB 2
disini selain rangsangan fisiologis berupa pemberian gizi,
juga ransangan psikologis berupa perhatian dan kasih
sayang. Deskripsikan bagaimana pengaruh gizi terhadap
kecerdasan intelegensi serta kepribadian dan emosionalitas
anak usia Sekolah Dasar!
BB03-RK17b-RII.4
15 Agustus 2019

1) fungsi utama pendidikan di SD beserta referensinya :


Secara Operasional Pendidikan SD, dinyatakan didalam Kurikulum Pendidikan Dasar, yaitu
memberi bekal kemampuan dasar membaca, menulis, dan berhitung, pengetahuan dan
keterampilan dasar yang bermanfaat bagi siswa sesuai dengan tingkat perkembangannya, serta
mempersiapkan mereka untuk mengikuti pendidikan di SLTP/Mts.
Tujuan Pendidikan di SD di uraikan secara terperinci seperti berikut ini :
 Memberikan Bekal Kemampuan membaca, menulis dan berhitung.
Kemampuan membaca, menulis dan berhitung (calistung) merupakan tujuan pertama
dan utama sering disebut juga sebagai tujuan yang paling fundamental karena sifatnya
sangat menentukan baik-tidaknya kemampuan-kemampuan lain.
 Memberikan Kemampuan dan Keterampilan Dasar (Intelektual, sosial, Moral, dan
E,mosional) yang Bermanfaat bagi Kehidupan Siswa Sesuai dengan Tingkat
Perkembangannya.
Kemampuan dan keterampilan dasar yang bermanfaat bagi kehidupan siswa
sesuai dengan tingkat perkembangan anak SD sangat banyak Aspek dan dimensinya,
meliputi kemampuan dan keterampilan intelektual, sosial, moral, spiritual, dan personal.
 Mempersiapkan Anak Untuk Mengikuti Pendidikan di SMP/Mts.
Kegiatan untuk mencapai tujuan ketiga ini tidak dapat dipisah-pisahkan dengan
upaya pencapaian kedua tujuan sebelumnya. Banyak upaya yang dapat dilakukan oleh
guru, antara lain memberi informasi Lisan dan tertulis kepada siswa kelas 5 dan 6,
mengadakan Diskusi dengan alumni SD, mengadakan kunjungan ke SLTP terdekat,
mendatangkan narasumber dari SLTP tertentu dan sebagainya.

2)
a. Perkembangan Kognitif Anak SD.

Berawal dari latar belakangnya sebagai ahli biologi, Jean Piaget dengan Teorinya
mengenai kognitif manusia banyak di pengaruhi dari hasil pengamatannya di bidang
biologi.Pengamatannya pada moluska (kerang bercangkang) yang mengalami perubahan
sesuai keadaan lingkungannya, membuat piaget menyimpulkan bahwa seluruh makhluk
hidup akan beradaptasi sesuai dengan perubahan lingkungannya.
Perkembangan Pognitif Anak terdiri atas beberapa Tahapan sesuai rentangan Usianya,
yaitu sebagai berikut :
1. Tahap Sensori Motor (Lahir – 2 Tahun).
Pada awal tahap sensorimotor, gerak anak banyak didominasi oleh gerak atau pola
refleks. Pada akhirnya tahap ini, yaitu usia 2 tahun, pola sensorimotor anak sudah lebih
rumit dan memungkinkan anak mulai menggunakan simbol. Tahap sensorimotor terbagi
atas enam subtahapan yang setiap tahapannya menunjukkan adanya perubahan kualitatif
dalam organisasi sensorimotor.
2. Tahap praoperasional (2-7 Tahun).
Perkembangan kognitif di usia ini ditandai dengan perkembangan bahasa yang sistematis.
Anak sudah mampu menirukan prilaku yang dilihatnya maupun yang pernah di lihatnya
(imitasi). Semua ini menunjukkan bahwa anak sudah mampu melakukan tingkah laku
simbolis. Tidak seperti tahap sebelumnya, pada tahap ini anak tidak begitu saja bereaksi
BB03-RK17b-RII.4
15 Agustus 2019

terhadap stimulus yang ada. Tahap ini terdiri dari 2 fungsi simbolik dan pemikiran
intuitif.
3. Tahap Operasional Konkret (7-11 Tahun).
Pada tahap ini anak sudah tidak berpikir egosentris lagi, anak sudah bisa memperhatikan
lebih dari satu dimensi. Anak juga sudah mampu memperhatikan aspek dinamis dari
suatu perubahan situasi. Anak juga sudah mampu mengerti operasi logis dari pembalikan.
Meskipun demikian pemikiran pada tahap ini masih terbatas pada hal-hal yang konkret.
Penyelesaian suatu masalah perlu di sertai hal-hal yang konkret dan nyata. Anak sudah
dapat melakukan klasifikasi, konservasi dan mengurutkan.
4. Tahap Forma Operasional.(>11 Tahun).
Pemikiran pada tahap ini lebih abstrak. Di usia ini anak sudah memasuki remaja awal,
anak sudah tidak lagi membatasi diri pada hal-hal yang aktual, pengalaman, konkret.
Anak sudah dapat membuat kesimpulan logis seperti dari persoalan jika A=B dan B=C
maka A=C. Berpikir formal operasional mempunyai dua sifat penting, yaitu;
● Deduktif-hipotetis : dalam menyelesaikan masalah anak akan berpikir dulu secara
teoritis, kemudian menganalisis masalahnya melalui penyelesaian hipotetis yang
ada.berdasarkan analisisnya ini, ia membuat strategi penyelesaian.
● Berpikir kombinatoris : Berkaitan dengan pemikiran deduktif hipotetisnya, anak yang
berpikir formal operasional, terlebih dahulu akan membuat berbagai kombinasi atau
alternatif yang memungkinkan penyelesaian masalahnya. Jika anak menemukan
penyelesaian yang sesuai, maka hal itu akan digunakannya lagi. Anak yang berpikir
formal operasional memungkinkannya memiliki tingkah laku pemecahan masalah
yang ilmiah. Hal ini berbeda dengan anak pada tahap konkret operasional, di mana
meskipun ia mencari berbagai kemungkinan kombinasi namun pencariannya tidak
sistematis sampai ia menemukan kombinasi yang sesuai dengan cara kebetulan.
Setelah itu anak tidak mampu menggunakkannya lagi.

b. Berikut Strategi yang dapat dilakukan guru dalam menerapkan pembelajaran


pada siswa di kelas SD berdasarkan teori Kognitif tersebut
● Menggunakan Pendekatan Berbasis Masalah: Guru dapat menggunakan
pendekatan berbasis masalah di mana peserta didik diajak untuk mencari solusi
atas masalah tertentu melalui pemikiran kritis dan analisis.
● Penggunaan Metode Diskusi dan Tanya Jawab: Diskusi dan tanya jawab
melibatkan interaksi aktif antara guru dan peserta didik, yang mendorong refleksi,
analisis, dan pengorganisasian informasi dalam pemahaman yang lebih
mendalam.
● Penerapan Pendekatan Keterampilan Berpikir: Guru dapat mengajarkan
keterampilan berpikir seperti analisis, sintesis, dan evaluasi agar peserta didik
dapat mengembangkan kemampuan berpikir kritis dan kreatif.
● Penggunaan Media Interaktif: Pemanfaatan media interaktif seperti video
interaktif, simulasi, atau permainan edukatif membantu peserta didik dalam
mengolah informasi dengan cara yang menarik dan menantang.
● Memberikan Tantangan: Memberikan tugas atau soal yang menantang dapat
merangsang peserta didik untuk berpikir secara mendalam dan mencari solusi
kreatif.
● Memberikan Umpan Balik Konstruktif: Memberikan umpan balik yang
konstruktif dan spesifik membantu peserta didik dalam memahami kesalahan,
memperbaiki pemahaman, dan meningkatkan kinerja akademik.
BB03-RK17b-RII.4
15 Agustus 2019

● Pembelajaran Kolaboratif: Memfasilitasi pembelajaran kolaboratif di mana


peserta didik bekerja bersama dalam kelompok untuk memecahkan masalah atau
menyelesaikan tugas, sehingga mendorong interaksi sosial dan pemikiran kritis.

3) Berikut hal-hal penting yang diperlukan anak SD berkenaan dengan displin :


● Disiplin membuat anak-anak mempunyai perasaan aman tentang apa yang boleh
dan tidak boleh dilakukan.
● Anak belajar mengapa pola perilaku tertentu diterima dan mengapa pola perilaku
lain tidak diterima.
● Melalui disiplin anak-anak di bantu utuk hidup sesuai dengan norma-norma
sosial. Anak-anak belajar berprilaku dengan cara tertentu yang dapat memperoleh
pujian, dimana anak-anak mengartikan sebagai dicintai-diterima. Hal ini
mendorong anak untuk mengulang perilaku yang baik.
● Anak-anak pun akan mengembangkan kata hati untuk membuat keputusan dan
pengendalian dari perlakunya.

4) pengaruh gizi terhadap kecerdasan intelegensi serta kepribadian dan emosionalitas


anak usia Sekolah Dasar :

Penelitian Cravioto,dkk (dalam ichsan,1986) menyimpulkan bahwa kekurangan gizi pada


usia kurang dari 2 tahun selain berhubungan dengan tingkat intelegensia, juga
berhubungan dengan perilaku penyesuaian diri anak. Sedangkan Hubungan gizi dengan
kecerdasan dapat disimpulkan bahwa gizi berperan terhadap tingkat kecerdasan
seseorang maupun kinerja anak dalam satu tes. Seberapa banyak gizi yang dikandung
dalam diri seseorang akan berpengaruh terhadap kecerdasan, kepribadian, dan kesehatan
seorang anak.

Anda mungkin juga menyukai