Anda di halaman 1dari 3

Sutari Imam Barnadib mengemukakan bahwa pendidik adalah orang yang dengan

sengaja mempengaruhi orang lain untuk mencapai kedewasaan peserta didikSeorang guru
mempunyai tanggung jawab terhadap keberhasilan anak didik. Dia tidak hanya dituntut
mampu melakukan transformasi seperangkat ilmu (psychomotoric domain), akan tetapi juga
mempunyai tanggung jawab untuk mengejawatkan hal-hal yang berhubungan dengan
sikap (effective domain).[1]
Oleh karena itu pendidik profesional yang bisa menciptakan situasi aktif peserta didik
dalam kegiatan pembelajaran. Pendidik yang profesional diyakini mampu mengantarkan
peserta didik dalam pembelajaran untuk menemukan, mengelola dan memadukan
perolehannya, dan memecahkan persoalan-persoalan yang berkaitan dengan pengetahuan,
sikap, dan nilai maupun keterampilan hidupnya, pendidik yang profesional juga diyakini
mampu memungkinkan peserta didik berpikir, bersikap dan bertindak kreatif.
Telaah di atas eksistensi pendidik serta peningkatan karakter dalam literatur
pendidikan menyatakan bahwa pendidik harus memiliki karakteristik profesional, yaitu : 
1.      Komitmen terhadap profesionalitas yang melekat pada dirinya sikap dedikatif, komitmen
terhadap mutu proses hasil kerja (produk), dan sikap continuous improvement (improvisasi
berkelanjutan).
2.      Menguasai dan mampu mengembangkan serta menjelaskan fungsi ilmu dalam kehidupan,
mampu menjelaskan dimensi teoritis dan praktisnya. Dengan kata lain mampu melakukan
transformasi, internalisasi, dan implementasi ilmu kepada peserta didik.
3.      Mendidik dan menyiapkan peserta didik yang memiliki kemampuan berkreasi, mengatur dan
memelihara hasil kreasinya supaya tidak menimbulkan malapetaka bagi dirinya, masyarakat
dan lingkungannya.
4.      Mampu menjadikan dirinya sebagai model dan pusat anutan (centre of self
identification)  dan teladan bagi peserta didiknya.
5.      Mampu bertanggung jawab dalam membangun peradaban di masa depan (civilization of the
future).[2]
Adapun karakteristik yang harus dimiliki oleh seorang pendidik yang berlandaskan
pada pendekatan nilai-nilai Al-Qur’an, antara lain  adalah : 
1.      Memiliki moral.
Yaitu berakhlak mulia, dan memiliki budi pekerti, perangai tingkah laku atau tabiat yang baik
sebagai contoh untuk anak-anak didiknya.
2.      Mengedapankan kepalsuan ilusi.
Mau berjiwa besar serta mengakui kesalahan yang ada dan tidak melakukan pembenaran
terhadap kesalahan dengan mengutamakan kebenaran baik di dalam kelas maupun di
lingkungan sekolah.
3.      Mampu menjauhi kepalsuan ilusi.
4.      Menyembah Tuhan.
Yaitu beragama dan percaya adanya Tuhan.
5.      Bijaksana
Karakteristik tertentu dari suatu sikap atau perilaku seorang pendidik dalam mendidik.
6.      Menyadari bahwa dirinya adalah contoh bagi anak-anak didiknya, dan menyadari setiap
kekurangan yang ada pada dirinya untuk dapat berubah menjadi seorang pendidik yang lebih
baik.
7.      Mengambil pengalaman
Seorang pendidik hendaklah bisa mengambil hikmah dari pengalaman-pengalaman ia saat
mengajar, agar bisa jadi pedoman untuk memperbaiki setiap kesalahan-kesalahan yang
pernah terjadi.[3]
Ukuran ideal seorang guru sangat tergantung pada kemampuan dan pengalaman
intelektualitasnya. Guru harus memiliki “skill labour” sehingga mampu menyesuaikan
dengan subjek didik. Tidak cukup hanya itu saja, bahkan guru dituntut harus memiliki akhlak
yang baik serta memiliki ilmu dan memiliki keutamaan dalam semua gerak-geraknya.
Guru bisa dianggap sebagai pendidik yang memenuhi syarat yaitu apabila guru
mempunyai kompetensi sebagai berikut :
1.    Kompetensi idealisme
Selain memotivasi jauh ke depan, seorang guru harus punya keterkaitan pada agama falsafah
bangsa, serta idealisme.
2.    Kompetensi akademis
Maksudnya ilmu yang akan diberikan harus dikuasai secara mendetail dan luas. Seorang guru
harus mampu mentransfer dan menstrans-formasikan pengetahuannya kepada anak didik.
3.    Kompetensi profesional  
Mutu, kualitas, dan tindak tanduk yang merupakan ciri suatu profesi atau pendidik yang
profesional.
4.    Kompetensi kepribadian
Seorang guru harus stabil, yang merasa dirinya gambira, bersemangat, positif, partisipatif dan
tidak pengeluh.
5.    Kompetensi sosial
Guru harus mampu menempatkan dirinya sebagai makhluk sosial yang berada diantara
masyarakat, pemerintah dan harapan orang tua serta anak-anak.
Dari kelima kompetensi tersebut di atas sebenarnya sudah ada pada setiap individu
akan tetapi presentasinya berbeda-beda.[4]
Menurut Dr. Abdullah Nashih Ulwan dalam bukunya Tarbiyatul Aulad dikatakan
bahwa seorang guru hendaknya memiliki lima karakter dasar, yaitu :
1.      Ikhlas.
2.      Taqwa.
3.      Ilmu.
4.      Sabar.
5.      Bertanggung jawab.

Tambahan:

https://youtu.be/UJBqImNnEEs

Anda mungkin juga menyukai