Anda di halaman 1dari 85

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Melaksanakan pembelajaran merupakan tahap pelaksanaan program

yang telah disusun. Dalam kegiatan ini kemampuan yang dituntut adalah

profesionalisme guru yang dikaitkan dengan keaktifan guru itu sendiri dalam

menciptakan dan menumbuhkan kegiatan siswa belajar sesuai dengan rencana

yang telah disusun. Guru harus dapat mengambil keputusan atas dasar

penilaian yang tepat, apakah kegiatan pembelajaran dicukupkan, apakah

metodenya diubah, apakah kegiatan yang lalu perlu diulang manakala siswa

belum dapat mencapai tujuan-tujuan pembelajaran.

Pada tahap ini disamping pengetahuan teori belajar mengajar,

pengetahuan tentang siswa, diperlukan pula keprofesionalisme guru dalam

menentukan prinsip-prinsip mengajar, penggunaan alat bantu pengajaran,

penggunaan metode mengajar, dan keterampilan menialai hasil belajar siswa.

Profesional adalah pekerjaan atau kegiatan yang dilakukan oleh seseorang dan

menjadi sumber penghasilan kehidupan yang memerlukan keahlian,

kemahiran, atau kecakapan yang memenuhi standar mutu atau norma tertentu

serta memerlukan pendidikan profesi.

Sejalan dengan Undang-undang RI Nomor 20 Tahun 2003 tentang

sistem pendidikan nasional ditegaskan bahwa;

“Pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan


membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam
rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk

1
berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang
beriman dan bertaqwa kepada tuhan yang maha esa, berakhlak mulia,
sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang
demokratis serta bertanggung jawab”.

Dapat dilihat bahwa faktor terpenting dalam profesi keguruan dewasa

ini adalah kualifikasi keilmuan lain, seperti kearifan dan kebijaksanaan, yang

merupakan sikap dan tingkah laku moral tidak lagi signifikan. Sebaliknya

dalam konsep klasik, faktor moral berada diurutan teratas dalam kualifikasi

keguruan. Sedangkan faktor kompetensi keilmuan dan akademis , berada di

bawah kualifikasi moral.

Berdasarkan hasil penilain dan observasi penulis sebelumnya terdapat

beberapa masalah yang terjadi di Sekolah Menengah Atas NU Al-Manshuriyah

diantaranya adalah kurangnya efektif guru dalam mengajar sehingga siswa

sangat sulit untuk mendapatkan pembelajaran yang maksimal. jadi banyak

kontraversi dari siswa itu sendiri sehingga menyebabkan siswa pulang awal,

siswa bolos, siswa malas dan lain-lain.

Oleh sebab itu penulis sangat tertarik untuk mengangkat masalah ini

untuk di teliti sehingga timbul judul yang pengaruh profesionalisme guru

terhadap proses pembelajaran. Dan ketika kita lihat ciri-ciri dari

profesionalisme guru itu adalah kompetensi pedagogik, kompetensi

kepribadian, kompetensi professional, kompetensi sosial dari semua ciri

tersebut guru di SMA NU Al-Manshuriyah tidak terlalu mendalami ciri-ciri

tersebut sehingga belum bisa disebut sebagai guru professional.

2
Hal ini menyebabkan kesulitan siswa mencari dan merumuskan figur

keteladanan dan tokoh identifikasi dari gurunya. Konsep guru sebagai figur

kepemimpinan moral dan ilmu pengetahuan tidak lagi relevan. Guru lebih

merupakan tenaga pengajar belaka, ketimbang pendidik. Bagi anak-anak yang

sedang berada dalam usia remaja atau diambang kedewasaan tersebut sangat

mencari dan merindukan figur keteladanan dan tokoh yang akan ditiru dan

diikuti langkahnya.

Adapun dari beberapa kasus diatas menjadi salah satu tujuan peneliti

melakukan penelitian ini yaitu untuk meninjau tingkat profesionalisme yang

dimiliki guru di Sekolah Menengah Atas PONPES NU Al-Manshuriyah

Taklimushibiyan Sangkong Bonder Kecamatan Praya Barat Lombok Tengah

dalam melaksanakan proses pembelajaran, sehingga hasil analisis atau tinjauan

dari penelitian ini diharapkan dapat memberikan gambaran dan inspirasi

mengenai pentingnya tingkat profesionalisme guru dalam memperbaiki strategi

dan proses pembelajaran yang dilaksanakan di sekolah, khususnya di Sekolah

Menengah Atas NU Al-Ma’arif Al-Manshuriyah Kecamatan Praya Barat

Kabupaten Lombok Tengah.

B. Rumusan masalah

Berdasarkan latar belakang diatas, penulis mengemukakan masalah

pokok bagaimana pengaruh terhadap profesionalisme guru terhadap proses

pembelajaran di SMA NU Al-Manshuriyah Kabupaten Lombok Tengah

Kecamatan Praya Barat sebagai berikut:

3
1. Seberapa besar pengaruh profesionalisme guru terhadap proses

pembelajaran di SMA NU Al-Manshuriyah Kabupaten Lombok Tengah

Kecamatan Praya Barat.

C. Tujuan penelitian

Berdasarkan dari rumusan masalah yang dikemukakan di atas, maka

tujuan dan kegunaan dari penelitian ini adalah :

1. Peneliti ingin mengetahui seberapa besar pengaruh profesionalisme guru

terhadap proses pembelajaran di SMA NU Al-Manshuriyah Kabupaten

Lombok Tengah Kecamatan Praya Barat.

D. Manfaat penelitian

1. Manfaat Teoritis

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan sumbangan keilmuan

berupa informasi bahwa profesionalisme guru terhadap proses

pembelajaran adalah penting untuk mengukur sejauh mana profesionalisme

guru dalam mendidik atau mengajar siswa yang menjadi pertimbangan-

pertimbangan untuk membangun penyesuaian diri dari siwa-siswi dari pada

sumbangan ilmu lainnya, serta memperkaya hasil penelitian-penelitian

yang sudah ada sehingga bisa memberikan gambaran bagi penelitian

selanjutnya.

4
2. Manfaat Praktis

Ada beberapa manfaat praktis yaitu sebagai berikut:

a. Sebagai bahan informasi tentang profesionalisme guru terhadap

proses pembelajaran di SMA NU Al-Manshuriyah Kabupaten

Lombok Tengah Kecamatan Praya Barat.

b. Untuk mengembangkan potensi dalam penulisan karya ilmiah,

khususnya bagi pribadi penulis maupun kalangan akademisi, dalam

memberikan informasi kepada dunia pendidikan akan pentingnya

peran profesionalisme guru dalam upaya meningkatkan proses

pembelajaran yang lebih baik.

c. Hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai refrensi awal dalam

penelitian lain khususnya dalam bidang ilmu sosial khususnya

dikalangan sekolah.

5
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Kajian Teori

1. Pengertian Profesionalisme Guru

Profesionalisme secara umum adalah sifat-sifat (kemampuan,

kemahiran, cara pelaksanaan sesuatu dan lain-lain) sebagaimana yang

sewajarnya terdapat pada atau dilakukan oleh seorang profesional.

Profesionalisme menurut Sedarmayanti (2010:96) adalah pilar yang

akan menempatkan birokrasi sebagai mesin efektif bagi pemerintah dan

sebagai parameter kecakapan aparatur dalam bekerja secara baik atau bisa

dikatakan bahwa profesionalisme adalah kompetensi, efektivitas, serta

bertanggung jawab. Profesionalisme merupakan sebutan yang mengacu

pada sikap mental dalam bentuk komitmen dari para anggota suatu profesi

mewujudkan dan meningkatkan kualitas profesionalnya.

Menurut kamus kata-kata serapan asing dalam bahasa indonesia yang

dikarang oleh J.S Badudu, definisi profesionalime adalah mutu, kualitas,

dan tindak tanduk yang merupakan ciri orang yang profesional. Sementara

kata profesional sendiri berarti bersifat profesi, memiliki keahlian, dan

keterampilan karena pendidikan dan latihan serta dapat memperoleh bayaran

dari keahliannya itu.

Dari beberapa definisi yang telah disebutkan diatas dapat disimpulkan

bahwa profesionalisme dapat diartikan sebagai sesuatu yang harus ada

6
dalam diri seorang yang profesional yaitu seperti kualitas, mutu,dan juga

tindak tanduk sehingga memenuhi standar kerja, moral, dan etika yang ada

dalam pekerjaan itu sendiri.

Adapun pengertian guru secara umumnya adalah seorang tenaga

pendidik profesional yang mendidik, mengajarkan suatu ilmu, membimbing,

melatih, memberikan penilaian serta melakukan evaluasi kepada peserta

didik. Guru adalah seseorang yang telah mengabdikan dirinya untuk

mengajarkan suatu ilmu, mendidik, mengarahkan, dan melatih muridnya

agar memahami ilmu pengetahuan yang diajarkan tersebut. Dalam hal ini,

guru tidak hanya mengajarkan pendidikan formal, tapi juga pendidikan

lainnya dan bisa menjadi sosok yang diteladani oleh muridnya.

Dari penjelasan diatas maka kita dapat memahami bahwa peran guru

sangat penting dalam proses menciptakan generasi penerus yang berkualitas,

baik secara intelektual maupun akhlaknya sehingga profesionalisme seorang

guru dalam pembelajaran merupakan sesuatu yang sangat penting untuk

dimiliki oleh semua guru.

Dari pengertian atau definisi profesinalisme dan guru diatas dapat

ditarik sebuah kesimpulan bahwa profesionalisme guru mempunyai

pengertian suatu sifat yang harus dimiliki atau ada pada diri seorang guru

dalam menjalankan pekerjaannya sehingga guru tersebut dalam

menjalankan pekerjaanya dengan tanggung jawab dan mampu menjalankan

proses pembelajaran dengan baik.

7
Menurut UUD sistem pendidikan nasional bab IX pasal 39 ayat 2

yaitu: guru harus profesional karna guru harus mewujudkan keadaan

dinamis pendidikan guru harus mampu membekali kemampuan kreatifitas,

rasionalitas, keterlatihan memecahkan masalah, dan kematangan emosinya.

Adapun ciri-ciri dari profesionalisme adalah sebagai berikut:

a) Keinginan untuk selalu menampilkan perilaku yang dapat dijadikan

sebagai rujukan yang baik.

b) Berusaha meningkatkan dan memelihara perilaku profesionalnya melalui

perwujudan perilaku profesional.

c) Perwujudan tersebut dilakukan melalui berbagai cara misalnya dari cara

berpenampilan, cara berbicara, penggunaan bahasa, sikap tubuh/badan,

serta sikap dalam kehidupannya sehari-hari.

d) Keinginan untuk senantiasa mengejar berbagai kesempatan

pengembangan profesinal yang dapat meingkatkan dan memperbaiki

kualitas pengetahuan dan keterampilannya.

e) Memiliki kemampuan dan pengetahuan yang tinggi

f) Memiliki kode etik

g) Memiliki tanggung jawab profesi serta integritas yang tinggi

h) Memiliki jiwa pengabdian kepada masyarakat.

1) Kompetensi Guru

Guru adalah pilar pendidikan. Oleh karena itu, keberhasilan

pendidikan di suatu negara sangat dipengaruhi oleh peran strategis para

8
guru. Itulah yang menjadi alasan kompetensi guru harus terus ditingkatkan

seiring dengan perkembangan zaman.

Guru memiliki beban tugas yang sangat berat, tidak hanya

bertanggung jawab kepada para anak didiknya, tapi juga pada negara. Guru

bahkan memiliki peran sentral dalam upaya mewujudkan tujuan pendidikan

nasional.

Kompetensi yang disebutkan dalam UU No. 14 Tahun 2005 ini

merupakan standar kompetensi yang wajib dimiliki guru agar para guru

dapat mengajar dengan baik dan benar. berikut ini penjelasan standar

kompetensi guru sebagai berikut;

a. Kompetensi Pedagogik

Kompetensi ini merupakan kemampuan atau keterampilan guru

dalam mengelola proses pembelajaran atau interaksi belajar mengajar

dengan peserta didik. Dalam kompetensi ini terdapat 7 aspek yang wajib

dikuasai, diantaranya:

• Karakteristik para peserta didik

• Teori belajar serta prinsip pembelajaran yang mendidik

• Pengembangan kurikulum

• Pembelajaran yang mendidik

• Pengembangan potensi para peserta didik

• Cara berkomunikasi

• Penilaian dan evaluasi belajar

9
b. Kompetensi Kepribadian

Kompetensi berikutnya tentang kepribadian yang berkaitan dengan

karakter guru dan wajib dimiliki agar menjadi teladan bagi para peserta

didik. Selain itu, para guru juga harus mampu mendidik para muridnya agar

membantu mereka memiliki kepribadian yang baik Terdapat beberapa

kepribadian yang harus dimiliki guru antara lain:

• Kepribadian yang stabil, bertindak sesuai dengan norma sosial dan

bangga menjadi guru.

• Kepribadian yang dewasa menampilkan kemandirian dalam

bertindak sebagai pendidik dan memiliki etos kerja sebagai guru.

• Kepribadian yang arif menampilkan tindakan yang didasarkan pada

kemanfaatan peserta didik, sekolah dan masyarakat dan

menunjukkan keterbukaan dalam berpikir serta bertindak.

• Kepribadian yang berwibawa meliputi perilaku yang berpengaruh

positif terhadap peserta didik dan memiliki perilaku yang disegani.

• Berakhlak mulia meliputi bertindak sesuai dengan norma religius

dan memiliki perilaku yang diteladani peserta didik.

c. Kompetensi Profesional

Kompetensi ini adalah kemampuan atau keterampilan yang harus

dimiliki guru agar tugas-tugas perguruan dapat diselesaikan dengan baik dan

benar. Keterampilan ini berkaitan dengan hal-hal teknis serta berkaitan

langsung dengan kinerja guru. Indikator kompetensi ini adalah:

10
• Menguasai materi pelajaran yang diampu, meliputi struktur

pelajaran, konsep pelajaran dan pola pikir keilmuan materi tersebut.

• Menguasai standar kompetensi (SK), Kompetensi Dasar (KD), dan

tujuan pembelajaran dari pelajaran yang diampu.

• Mampu mengembangkan materi pelajaran dengan kreatif sehingga

bisa memberi pengetahuan reflektif demi mengembangkan

keprofesionalan secara berkelanjutan.

• Mampu memanfaatkan teknologi informasi dan komunikasi (TIK)

dalam proses pembelajaran serta pengembangan diri.

d. Kompetensi Sosial

Ini merupakan kompetensi kemampuan guru dalam berkomunikasi

secara efektif dengan peserta didik, tenaga kependidikan, orang tua/wali

peserta didik, dan masyarakat sekitar. Kemampuan ini meliputi:

• Bertindak objektif, tidak diskriminatif berdasarkan jenis kelamin,

agama, ras, kondisi fisik, latar belakang keluarga, dan status sosial

keluarga.

• Berkomunikasi secara efektif, empatik, dan santun kepada sesama

pendidik, tenaga kependidikan, orang tua atau wali peserta didik dan

masyarakat sekitar.

• Beradaptasi di tempat bertugas di seluruh wilayah RI yang memiliki

keragaman sosial budaya.

• Berkomunikasi dengan lisan maupun tulisan.

11
2. Pengertian Proses Pembelajaran

Salah satu upaya untuk meningkatkan mutu pendidikan di sekolah

ialah dengan cara melalui perbaikan proses pengajaran. Dimana didalamnya

terdapat kegiatan belajar dan mengajar. Dalam kaitannya dengan tuntutan

pendidikan yang harus mampu melahirkan dan menyiapkan anak didik yang

berkualitas, guru adalah personel yang menduduki posisi penting dan

strategis dalam rangka pengembangan sumber daya manusia dan yang selalu

dituntut untuk terus mengikuti perkembangan konsep-konsep baru dalam

dunia kepengajaran.

Tentunya untuk menjadikan pendidikan tersebut bermutu atau untuk

meningkatkan mutu pendidikan dengan semua proses yang ada didalamnya,

termasuk pengajaran yang dilakukan guru/pendidik atau team pendidik

dalam lembaga itu harus benar-benar membuat suatu langkah atau tahapan-

tahapan dalam pengajaran yang disesuaikan oleh kondisi dan psikologi anak

didik agar pengajaran yang dilakukan bisa efisien dan efektif.

Adapun proses kegiatan adalah langkah-langkah atau tahapan yang

dilalui pendidik dan peserta didik dalam pembelajaran. Sumber pendukung

kegiatan pembelajaran mencakup fasilitas dan alat-alat bantu pembelajaran.

Secara sederhana, istilah pembelajaran bermakna sebagai “upaya untuk

membelajarkan seseorang atau kelompok orang melalui berbagai upaya dan

berbagai strategi, metode, dan pendekatan ke arah pencapaian tujuan yang

telah direncanakan”. Pembelajaran dapat pula dipandang sebagai kegiatan

12
guru secara terprogram dalam desain instruksional untuk membuat siswa

belajar secara aktif yang menekankan pada penyediaan sumber belajar.

Pembelajaran merupakan proses yang berfungsi membimbing para

pesert didik di dalam kehidupannya, yakni membimbing dan

mngembangkan diri sesuai dengan tugas perkembangan yang harus dijalani.

Pada dasarnya pembelajaran merupakan kegiatan terencana yang

mengkondisikan/ merangsang seseorang agar bisa belajar dengan baik agar

sesuai dengan tujuan pembelajaran. Oleh sebab itu kegiatan pembelajaran

akan bermuara pada dua kegiatan pokok. Pertama, bagaimana orang

melakukan tindakan perubahan tingkah laku melalui kegiatan belajar.

Kedua, bagaimana orang melakukan tindakan penyampaian ilmu

pengetahuan melalui kegiatan mengajar. Pembelajaran menurut para ahli:

Menurut Syah (2010:215). Pembelajaran merupakan upaya yang dilakukan

seseorang agar orang lain belajar. Menurut Arifin, (2010:10). Pembelajaran

merupakan suatu proses atau kegiatan yang sistematis dan sistemik yang

bersifat interaktif dan komunikatif antara pendidik (guru) dengan siswa,

sumber belajar dan lingkungan untuk menciptakan suatu kondisi yang

memungkinkan terjadinya tindakan belajar siswa. Menurut Sanjaya

(2011:13-14). Pembelajaran merupakan suatu sistem yang kompleks yang

keberhasilannya dapat dilihat dari dua aspek yaitu aspek produk dan aspek

proses. Keberhasilan pembelajaran dilihat dari sisi produk adalah

keberhasilan siswa mengenai hasil yang diperoleh dengan mengabaikan

proses pembelajaran. Menurut UU Sisdiknas (Tahun 2003 Bab I pasal I).

13
Pembelajaran adalah proses interaksi peserta didik dengan pendidik dan

sumber belajar pada suatu lingkungan belajar. Menurut Gagne (dalam Anni,

dkk, 2011:192). Pembelajaran adalah suatu kumpulan proses yang bersifat

individual, yang merubah stimuli dari lingkungan seseorang kedalam

sejumlah informasi, yang selanjutnya dapat menyebabkan adanya hasil

belajar dalam bentuk ingatan jangka panjang.

Dari beberapa teori diatas dapat ditarik kesimpulan bahwa

pembelajaran adalah proses interaksi antara peserta didik dengan guru atau

sumber belajar untuk perubahan yang lebih baik.

a. Sasaran Kegiatan Pembelajaran

Setiap kegiatan belajar mengajar mempunyai sasaran atau tujuan.

Tujuan itu bertahap dan berjenjang, mulai darai yang sangat operasional dan

konkret yakni tujuan pembelajaran khusus, tujuan pembelajaran umum,

tujuan kurikuler, dan tujuan nasional, sampai pada tujuan yang bersifat

universal.

Belajar mengajar sebagai suatu sistem instruksional mengacu kepada

pengertian sebagai seperangkat komponen yang saling bergantung satu sama

lain untuk mencapai tujuan. Sebagai suatu sistem, belajar mengajar meliputi

sejumlah komponen, antara lain: tujuan pelajaran, bahan ajar, siswa yang

menerima pelayanan belajar, guru, metode, dan pendekatan, situasi, dan

evaluasi, kemajuan belajar. Agar tujuan itu dapat tercapai, semua komponen

itu harus terjadi kerja sama.

14
Secara khusus dalam proses belajar mengajar guru berperan sebagai

pengajar, pembimbing, perantara sekolah dengan masyarakat, administrator,

dan lain-lain. Untuk itu, wajar bila guru harus memahami segenap aspek

peserta didik seperti:1) kecerdasan dan bakat khusus; 2) prestasi sejak

permulaan sekolah; 3)perkembangan jasmani dan kesehatan; 4)

kecendrungan; 5) sikap dan minat belajar; 6) cita-cita; 7) kebiasaan belajar

dan bekerja; 8) hobi dan penggunaan waktu senggang; 9) hubungan sosial di

sekolah dan di rumah; 10) latar belakang keluarga; 11) lingkungan tempat

tinggal; dan 12) sifat-sifat khusus dan kesulitan belajar anak.

b. Tahapan Kegiatan Pembelajaran

Secara umum ada tiga tahapan dalam kegiatan pembelajaran. Jika

salah satu tahapan tersebut ditinggalkan, maka sebenarnya tidak dapat

dikatakan telah terjadi proses pembelajaran.

1) Tahap Prainstruksional (Permulaan)

Tahap prainstruksional adalah tahapan yang ditempuh guru pada saat ia

memulai proses belajar dan mengajar. Beberapa kegiatan yang dapat

dilakukan oleh guru atau oleh siswa pada tahapan prainstruksional.

a) Guru menanyakan kehadiran siswa dan mencatat siapa yang tidak

hadir. Kehadiran siswa dalam pengajaran, dapat dijadikan salah satu

tolok ukur kemampuan guru mengajar.

b) Bertanya kepada siswa sampai dimana pembahasan pelajaran

sebelumnya. Dengan demikian, guru mengetahui ada tidaknya

15
kebiasaan belajar siswa di rumahnya sendiri, setidaknya kesiapan

siswa menghadapi pelajaran hari itu.

c) Mengajukan pertanyaan kepada siswa di kelas, atau siswa tertentu

tentang bahan pelajaran yang sudah diberikan sebelumnya. Hal ini

dilakukan untuk mengetahui sampai dimana pemahaman materi yang

telah diberikan.

d) Memberi kesempatan kepada siswa untuk bertanya mengenai bahan

pengajaran yang belum dikuasainya dari pengajaran yang telah

dilaksanakan sebelumnya.

e) Mengulang kembali bahan pengajaran yang lalu (bahan pelajaran

sebelumnya) secara singkat, tapi mencakup semua bahan aspek yang

telah dibahas sebelumnya. Hal ini dilakukan sebagai dasar bagi

pelajaran yang akan dibahas hari berikutnya dan sebagai usaha dalam

menciptakan kondisi belajar siswa.

2) Tahap Instruksional

Tahap kedua adalah tahap pengajaran atau tahap inti, yakni

tahapan memeberikan bahan pelajaran yang telah disusun guru

sebelumnya.

Secara umum dapat diidentifikasi beberapa kegiatan dalam

tahap inti atau pengajaran seperti di bawah ini:

a) Menejelaskan kepada siswa tujuan pengajaran yang harus dicapai

siswa

16
b) Menuliskan pokok materi yang akan dibahas hari itu yang diambil

dari buku sumber yang telah disiapkan sebelumnya

c) Membahas pokok materi yang telah dituliskan. Dalam pembahasan

materi itu dapat ditempuh dua cara, yakni a) pembahasan dimulai

dari gambaran umum materi pengajaran menuju kepada topik secara

lebih khusus b) dimulai dari topik khusus menuju topik umum.

d) Pada setiap pokok materi yang dibahas sebaiknya diberikan contoh-

contoh konkret. Demikian pula siswa harus diberikan pertanyaan

atau tugas untuk mengetahui tingkat pemahaman dari setiap pokok

materi yang telah dibahas.

e) Penggunaan alat bantu pengajaran untuk memperjelas pembahasan

setiap pokok materi yang sangat diperlukan

f) Menyimpulkan hasil pembahasan dari pokok materi. Kesimpulan ini

dibuat oleh guru, dan sebaiknya pokok-pokoknya ditulis di papan

tulis untuk dicatat siswa. Kesimpulan dapat pula dibuat oleh guru

bersama-sama dengan siswa, bahkan kalau mungkin diserahkan

sepenuhnya kepada siswa.

3) Tahap Evaluasi Dan Tindak Lanjut

Tahap yang ketiga adalah tahap evaluasi atau penilaian dan

tindak lanjut dalam kegiatan pembelajaran. Tujuan tahapan ini ialah

untuk mengetahui tingkat keberhasilan dari tahapan kedua

(instruksional).

17
Ketiga tahap yang telah dibahas diatas merupakan satu

rangkaian kegiatan ynag terpadu dan tidak terpisahkan satu sama lain.

Guru dituntut untuk mampu dan dapat mengatur waktu serta kegiatan

secara fleksibel, sehingga ketiga rangkaian tersebut dapat diterima

dengan baik oleh siswa secara utuh. Disinilah letak keterampilan

profesional dari seorang guru dalam melaksanakan proses

pembelajaran.

c. Proses Pembelajaran

Proses pembelajaran adalah proses yang didalamnya terdapat kegiatan

interaksi antara guru dan siswa dan komunikasi timbal balik yang

berlangsung dalam situasi edukatif untuk mencapai tujuan belajar yang baik

dan benar (Rustman 2001:461). Dalam proses pembelajaran, guru dan siswa

merupakan dua komponen yang tidak bisa dipisahkan sehingga terjadinya

proses pembelajaran yang sesuai dengan tujuan.

Pengertian proses pembelajaran adalah proses interaksi peserta didik

dengan pendidik dan sumber belajar pada suatu lingkungan belajar.

Pembelajaran merupakan bantuan yang diberikan pendidik agar dapat terjadi

proses pemerolehan ilmu dan pengetahuan, penguasaan kemahiran dan

tabiat, serta pembentukan sikap dan kepercayaan pada peserta didik. Dengan

kata lain, pembelajaran adalah proses untuk membantu peserta didik agar

dapat belajar dengan baik.

Pembelajaran mempunyai pengertian yang mirip dengan pengajaran,

walaupun mempunyai konotasi yang berbeda. Dalam konteks pendidikan,

18
guru mengajar supaya peserta didik dapat belajar dan menguasai isi

pelajaran hingga mencapai sesuatu obyektif yang ditentukan (aspek

kognitif), juga dapat mempengaruhi perubahan sikap (aspek afektif), serta

ketrampilan (aspek psikomotor) seseorang peserta didik.

Pengajaran memberi kesan hanya sebagai pekerjaan satu pihak, yaitu

pekerjaan guru saja. Sedangkan pembelajaran menyiratkan adanya interaksi

antara guru dengan peserta didik. Adapun menurut Oemar Hamalik (2001),

Pembelajaran adalah suatu kombinasi yang tersusun, meliputi unsur-unsur

manusiawi, material, fasilitas, perlengkapan dan prosedur yang saling

mempengaruhi untuk mencapai tujuan pembelajaran, dalam hal ini manusia

terlibat dalam sistem pengajaran terdiri dari siswa, guru dan tenaga lainnya,

materi meliputi; buku-buku, papan tulis dan lain-lainnya. Fasilitas dan

perlengkapan terdiri dari ruang kelas dan audiovisual. prosedur meliputi

jadwal dan metode penyampaian informasi, praktek belajar, ujian dan

sebagainya.

Pembelajaran biasanya terjadi dalam situasi formal yang secara sengaja

diprogramkan oleh guru dalam usahanya mentransformasikan ilmu kepada

peserta didik, berdasarkan kurikulum dan tujuan yang hendak dicapai.

Melalui pembelajaran peserta didik melakukan proses belajar sesuai dengan

rencana pengajaran yang telah diprogramkan. Dengan demikian, unsur

kesengajaan melalui perencanaan oleh pihak guru merupakan ciri utama

pembelajaran. Upaya pembelajaran yang berakar pada pihak guru

dilaksanakan secara sistematis yaitu dilakukan dengan langkah-langkah

19
teratur dan terarah secara sistematik. yaitu secara utuh dengan

memperhatikan berbagai aspek. Maka konsep belajar dan pembelajaran

merupakan dua kegiatan yang berproses dalam suatu sistem.

Jadi, dapat disimpulkan bahwa fungsi pembelajaran secara umum

adalah merangsang dan menyukseskan proses belajar dan untuk mencapai

tujuan, Sedangkan fungsi belajar adalah dapat memanfaatkan semaksimal

mungkin sumber belajar untuk mencapai tujuan belajar, yaitu terjadinya

perubahan dalam diri peserta didik. Untuk memberikan gambaran yang

lebih jelas mengenai konsep belajar dan mengajar (pembelajaran), berikut

dipaparkan kedua konsep itu.

B. Hasil Penelitian Relevan

1. Penelitian oleh muksin 2016 dengan judul “model PKB (pengembangan

keprofesian berkelanjutan) guru SMK di provinsi DKI Jakarta”. Hasil

penelitian menunjukkan bahwa saat ini pemerintah telah memliki

program pengembangan keprofesian berkelanjutan (PKB) yang

dikembangkan atas dasar profil kinerja guru sebagai perwujudan hasil

kinerja guru dan didukung dengan hasil evaluasi diri. Penelitian ini

memiliki persamaa dengan apa yang ditulis oleh peneliti sekarang ini

adalah dari segi peninjauan terhadap profesionalisme guru yang

merupakan hal yang sangat penting namun dalam penelitian terdahulu

tersebut memiliki keterkaitan dengan pengembangan profesionalisme

guru sebagai perwujudan hasil kinerja guru sedangkan dalam penelitian

20
ini peneliti hanya melakukan peninjaun terhadap profesionalisme guru

dalam proses pembelajaran.

2. Penelitian oleh Rudi Gunawan yang berjudul “implementasi

pengembangan profesionalisme bagi guru bersertifikat pendidik. Hasil

yang didapat dari penelitian ini adalah untuk mendapatkan gambaran

mengenai kondisi guru yang bersertifikat pendidik, pengembangan

profesionalisme di sekolah serta implementasi pengembangan

profesionalisme guru.

Hasil temuan berdasarkan penelitian terdahulu memperlihatkan

bahwa guru belum optimal dalam mengembangkan profesionalismenya,

sehingga diperlukan tindak lanjut untuk bagaimana peneliti dapat

memberikan informasi dan gambaran barumengenai profesionalisme

guru khususnya dalam proses pembelajaran.

C. Kerangka Pikir

Profesionalisme guru adalah suatu pekerjaan yang membutuhkan

keahlian yang dapat diperoleh melalui jenjang Pendidikan atau latihan

tertentu, untuk bisa menjadi guru yang termasuk dalam kata

profesionalisme guru adalah harus menguasai beberapa ciri diantaranya

adalah kompetensi pedagogic, kompetensi kepribadian, kompetensi

profesional, dan kompetensi sosial.

21
Diagram 1. Kerangka Pikir

MEMPENGARUHI

PROFESIONALISME (X) PROSES (Y)

TEMUAN

D. Hipotesis

Hipotesis merupakan suatu pernyataan yang sifatnya sementara, atau

kesimpulan sementara, atau dugaan yang bersifat logis tentang suatu

populasi.

1. Besar pengaruh yang signifikan antara profesionalisme guru

dengan proses pembelajaran sehingga bisa menghasilkan

hasil yang maksimal dan sesuai yang diharapkan.

22
BAB III

METODE PENELITIAN

A. Desain penelitian

Dalam penelitian ini, menggunakan pendekatan kuantitaif. Penelitian

dengan pendekatan kuantitatif menekankan analisisnya pada data-data

numerical (angka) yang diolah dengan metode statistika. Penelitian kuantitatif

adalah suatu proses menemukan pengetahuan yang menggunakan data berupa

angka sebagai alat menemukan keterangan mengenai apa yang ingin kita

ketahui. Data-data berupa angka tersebut kemudian akan dianalisis

menggunakan statistik. Pendekatan kuantatif memusatkan perhatian pada

gejala-gejala yang mempunyai karakteristik tertentu di dalam kehidupan

manusia yang dinamakan variabel.

Pendekatan yang dugunakan untuk mengukur hubungan variable

profesionalisme guru dengan variable proses pembelajaran pada SMA Al-

Manshuriyah Bonder adalah menggunakan pendekatan kuantitatif yang

kemudian diinterpretasikan dalam bentuk uraian. Dalam penelitian ini peneliti

menggunakan jenis penelitian kausalitas. Penelitian ini menggunakan jenis

penelitian kausalitas, sebagaimana dikemukakan kuncoro yang dikutip oleh

Puguh Suharso selain mengukur kekuatan hubungan antar dua variabel atau

lebih, juga menunjukkan arah hubungan antara variabel bebas dan variabel

terikat (mempertanyakan masal sebab-akibat. Melalui penelitian ini kita dapat

memastikan berapa besar sumbangsih masing-masing aspek dari variabel

tersebut.

23
B. Lokasi dan Waktu Penelitian

1. Lokasi

Tempat atau lokasi yang digunakan untuk penelitian adalah SMA Al-

Manshuriyah Bonder.

2. Waktu Penelitian

Penelitian ini direncanakan dan dilaksanakan pada bulan Oktober sampai

November 2022.

Adapun jadwal penelitian sebagai berikut :

Table 1.1 Jadwal Penelitian

No. Kegiatan Penelitian Juli Agustus September Oktober November


Pengajuan Judul
1
Penyusunan Proposal
2
Observasi Lapangan

Penyebaran Kuesioner
4
Analisis dan
Pengolahan data
Penyusunan Laporan

24
C. Sumber Data

Data adalah segala fakta atau keterangan tentang segala sesuatu yang dapat

dijadikan bahan untuk menyusun informasi. Data kuantitatif adalah data

berbentuk bilangan atau angka. Data kuantitatif dalam penelitian ini meliputi

data jumlah siswa, guru, staff sekolah, dan data prestasi belajar siswa.

Sumber data adalah subjek dari mana data dapat diperoleh.

Sumber data dari penelitian ini antara laian adalah :

1. Profil sekolah SMA Al-Manshuriyah Bonder

2. Kepala Sekolah SMA Al-Manshuriyah Bonder

3. Guru kelas II SMA Al-Manshuriyah Bonder.

4. Siswa siswi kelas II SMA Al-Manshuriyah Bonder

D. Populasi dan Sampel

1. Populasi

Menurut Sugiono populasi adalah semua anggota dari suatu kelompok

orang, kejadian atau objek-objek yang ditentukan dalam suatu penelitian.

Sedangkan Rukaisah A. Maulani berpendapat bahwa populasi adalah

wilayah generalisasi yang terdiri atas objek/subjek yang mempunyai

kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk

dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya. Maka dari itu populasi dari

penelitian ini adalah 60 orang siswa dengan karakteristik siswa aktif, duduk

di kelas XI dan bersekolah di SMA Al-Manshuriyah Bonder.

2. Sampel

25
Menurut Rukaesih dan Maolani sampel adalah bagian dari jumlah dan

karakteristik yang dimiliki oleh populasi. Sejalan dengan penelitian tersebut

Sugiyono juga berpendapat Sampel adalah bagian dari jumlah dan

karakteristik yang dimiliki populasi tersebut. Teknik pengambilan sampel

pada penelitian ini adalah random sampling.

Suharsimi Arikunto menyatakan bahwa teknik random sampling ini

diberi nama demikian karena di dalam pengambialn sampelnya, peneliti

“mencampur” subjek-subjek dalam populasi sehingga semua subjek

dianggap sama. Dengan demikian maka peneliti memberikan hak yang sama

kepada setiap subjek untuk memperoleh kesempatan (chance) dipilih unutk

menjadi sampel.

Dari uraian di atas sampel penelitian ini adalah 40 orang siswa dari

kelas XI IPA dan IPS dengan karakteristik mahasiswa aktif dan duduk di

kelas XI dan bersekolah di SMA Al-Manshuriyah Bonder.

Untuk menentukan sampel, penulis menggunakan rumus slovin yaitu:

𝑁
𝑛=
1 + 𝑁𝑒 2

60
𝑛=
1 + 60𝑥0,052

𝑛 = 53

n = Jumlah sampel

N = Jumlah Populasi

e = Batas Kesalahan 5%

26
E. Instrumen Penelitian

Dalam penelitian ini peneliti menggunakan instrument penelitian yaitu

angket. Menurut Sugiyono (2019:199) Angket merupakan teknik pengumpulan

data yang dilakukan dengan cara memberi seperangkat pertanyaan atau

pernyataan tertulis kepada responden untuk dijawabnya.

Dalam penelitian ini peneliti menggunakan metode dimana peneliti

hanya melakukan satu kali pengambilan data dengan pengisian kuisioner

(Angket) yang berisi beberapa pernyataan dan pertanyaan. Data yang diperoleh

akan diolah menggunakan bantuan komputer SPSS 20,0 for windows.

Bentuk instrumen dokumentasi terdiri atas dua macam yaitu pedoman

dokumentasi yang memuat garis-garis besar atau kategori yang akan dicari

datanya, dan check-list yang memuat daftar variabel yang akan dikumpulkan

datanya. Perbedaan antara kedua bentuk instrumen ini terletak pada intensitas

gejala yang diteliti. Pada pedoman dokumentasi, peneliti cukup menuliskan

tanda centang dalam kolom gejala, sedangkan pada check-list, peneliti

memberikan tally pada setiap pemunculan gejala.

Instrumen dokumentasi dikembangkan untuk penelitian dengan

menggunakan pendekatan analisis isi. Selain itu digunakan juga dalam

penelitian untuk mencari bukti-bukti sejarah, landasan hukum, dan peraturan-

peraturan yang pernah berlaku.

27
Table. 1.2 Indikator Variable

No Variable Factor Indicator

1. Profesionalisme 1.kompetensi 1.1 Karakteristik para peserta didik


pedagogic
Guru
1.2 Teori belajar serta prinsip
pembelajaran yang mendidik

1.3 Pengembangan kurikulum

1.4 Pembelajaran yang mendidik

1.5 Pengembangan potensi para


peserta didik

1.6 Cara berkomunikasi

1.7 Penilaian dan evaluasi belajar

2.kompetensi 2..1 Kepribadian yang stabil,


kepribadian bertindak sesuai dengan norma
sosial dan bangga menjadi guru.

2.2 kepribadian yang dewasa


menampilkan kemandirian dalam
bertindak sebagai pendidik dan
memiliki etos kerja sebagai guru.

2.3 kepribadian yang arif


menampilkan tindakan yang
didasarkan pada kemanfaatan
peserta didik.

2.4 kepribadian yang berwibawa


meliputi prilaku yang berpengaruh
positif terhadap peserta didik dan
memiliki prilaku yang disegani.

2.4 berakhlak mulia meliputi


bertindak sesuai dengan norma

28
religious dan memiliki prilaku
yang di teladani peserta didik.

3.Kompetensi 3.1 Menguasai materi pelajaran


profesional yang diampu, meliputi struktur
pelajaran, konsep pelajaran dan
pola pikir keilmuan materi tersebut.

3.2 Menguasai standar kompetensi


(SK), kompetensi dasar (KD), dan
tujuan pembelajaran dari pelajaran
yang diampu.

3.3 Mampu mengembangkan


materi pelajaran dengan kreatif
sehingga bisa memberi
pengetahuan reflektif demi
mengembangkan keprofesionalan
secara berkelanjutan.

3.4 Mampu memanfaatkan


teknologi informasi dan
komunikasi (TIK) dalam proses
pembelajaran serta pengembangan
diri.

4.Kompetensi 4.1 Bertindak objektif, tidak


sosial diskriminatif berdasarkan jenis
kelamin, agama, ras, latar belakang
keluarga, dan status sosial
keluarga.

4.2 Berkomunikasi secara efektif,


empatik, dan santun kepada sesama
pendidik, tenaga kependidikan,
orang tua atau wali peserta didik
dan masyarakat sekitar.

4.3 Beradaptasi di tempat bertugas


di seluruh wilayah RI yang
memiliki keragaman sosial budaya.

29
4.4 Berkomunikasi dengan lisan
maupun tulisan.

2. Proses 1.Pengelolaan 1.1 Mampu memhami pelajaran


pembelajaran pelaksanaan yang disampaikan

pembelajaran 1.2 Mampu mengikuti proses


pembelajaran

1.3 Siswa dapat menyampaikan


materi yang di pahami

2.Respon 2.1 Dapat memahami dengan baik


peserta didik
2.2 Sisiwa dapat berintraksi dengan
guru

2.3 Mampu merespon guru dengan


baik

3.Tahap 3.1 Guru menanyakan kehadiran


prainstruksional siswa dan mencatat siapa yang
(Pemulaan) tidak hadir.

3.2 Bertanya kepada siswa sampai


dimana pembahasan pelajaran
sebelumnya.

3.3 Mengajukan pertanyaan kepada


siswa di kelas, atau siswa tertentu
tentang bahan pelajaran yang sudah
diberikan sebelumnya.

3.4 Mengulang Kembali bahan


pengajaran yang lalu.

4.Tahap 4.1 Menjelaskan kepada siswa


Instruksional tujuan pengajaran yang harus di
capai siswa.

4.2 Menuliskan pokok materi yang


akan dibahas hari itu yang diambil

30
dari buku sumber yang telah di
siapkan sebelumnya.

4.3 Membahas pokok materi yang


telah dituliskan.

4.4 Pada setiap pokok materi yang


dibahas sebaiknya diberikan
contoh-contoh yang kongkret.

4.5 Penggunaan alat bantu


pengajaran untuk memperjelas
pembahasan setiap pokok materi
yang sangat diperlukan.

4.6 Menyimpulkan hasil


pembahasan dari pokok materi.

F. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data adalah cara yang digunakan oleh peneliti

dalam mengumpulkan data penelitiannya. Adapun metode yang digunakan itu

bermacam-macam, seperti metode kuesioner dan dokumentasi. Dalam

penelitian ini peneliti menggunakan metode pengumpulan data berupa skala,

obsevasi, angketatau kuesioner dan dokumentasi.

1. Kuesioner (Angket)

Kuesioner merupakan teknik pengumpulan data yang dilakukan

dengan cara memberi seperangkat pertanyaan atau pernyataan tertulis

kepada responden untuk dijawabnya. Peneliti memberikan kuesioner

(angket) sebagai alat pengumpulan data yang dilakukan dengan cara

31
memberi seperangkat pernyataan tertulis kepada responden untuk dijawab

(Sugiyono, 2009).

2. Dokumentasi

Menurut Bungin teknik dokumentasi adalah salah satu metode

pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian sosial untuk menelusuri

data historis. Dokumentasi merupakan sumber data yang digunakan untuk

melengkapi penelitian, baik berupa sumber tertulis, gambar dan sebagainya

yang semua itu memberikan informasi bagi proses penelitian.

Metode ini digunakan untuk memberikan informasi berupa sumber

tertulis, gambar dan sebagainya tentang bagaimana hubungan tingkat

profesionalisme guru terhadap proses pembelajaran.

G. Validitas dan Reliabilitas

1. Validitas

Menurut sugiyono (2019:175) Hasil penelitian yang valid bila

terdapat kesamaan antara data yang terkumpul dengan data yang

sesungguhnya terjadi pada objek yang diteliti. Instrument yang valid

berarti alat ukur yang digunakan untuk mendapatkan data itu valid. Valid

berarti instrument tersebut dapat digunakan untuk mengukur apa yang

seharusnya di ukur. Valid menunjukkan derajat ketepatan antara data yang

sesungguhnya terjadi pada objek dengan data yang dapat dikumpulkan

oleh peneliti.

Validitas tingkat profesionalisme guru terhadap proses pembelajaran

dalam penelitian ini akan diukur menggunakan pendekatan validitas

32
konstrak. Validitas tersebut akan dianalisis secara statistic. Adapun cara

pengukuran validitas tersebut adalah dengan menggunakan rumus korelasi

product moment, karena item yang digunakan dalam penelitian ini dihitung

dengan menggunakan metode korelasi antara skor item dan skor total item.

𝑟 𝑁∑𝑥𝑦(∑𝑥)(∑𝑦)
𝑥𝑦=
√{𝑁∑𝑥 2 −(∑𝑥)2 }{𝑁∑𝑦 2 −(∑𝑦)2 }

Keterangan:

𝑟𝑥𝑦 : koefisien korelasi antara variable X dan Y

∑𝑥𝑦 : Jumlah perkalian antara variable X dan Y

∑𝑥 2 : Jumlah dari kuadrat nilai X

∑𝑦 2 : Jumlah dari kuadrat nilai Y

(∑𝑥)2 : Jumlah nilai X kemudian dikuadratkan

(∑𝑦)2 : Jumlah nilai Y kemudian dikuadratkan

2. Reliabilitas

Uji reliabilitas adalah analisis yang banyak digunakan untuk

mengetahui keajegan atau konsistensi alat ukur yang menggunakan skala,

kuesioner, atau angket (Duwi Priyatno, 2008: 167). Uji reliabilitas

instrumen dilakukan setelah butir dinyatakan valid semua.

Reliabilitas menunjukkan bahwa instrument tersebut konsisten

apabila digunakan untuk mengukur gejala yang sama di lain tempat.

Tujuan pengujian validitas dan reliabilitas adalah untuk meyakinkan

bahwa kuesioner yang kita susun akan benar-benar baik dalam mengukur

33
gejala dan menghasilkan data yang valid. Penggunaan pengujian

reliabilitas adalah untuk menilai konsistensi pada objek dan data.

Dalam penelitian ini uji reliabilitas menggunakan bantuan SPSS

Release 20.0 for windows. Indeks pengukuran reliabilitas angket menurut

Khairinal (2016:349) yaitu:

𝑟 𝑛 ∑ 𝑆 𝑛 2
11=𝑛−1(1− 𝑖−12 𝑖 )
𝑆𝑡

𝑟11 : adalah koefisien reliabilitas.

𝑛 : adalah banyaknya butir soal.

𝑆𝑖2 : adalah varians skor soal ke-i.

𝑆𝑡2 : adalah varians skor total.

1. Jika alpha >0.90 maka reliabilitas sempurna.

2. Jika alpha 0.70-0.90 maka reliabilitas tinggi.

3. Jika alpha 0.50-0.70 maka reliabilitas moderat.

4. Jika alpha<0.50 maka reliabilitas rendah.

5. Jika alpha rendah, kemungkinan satu atau beberapa item tidak

reliabel.

H. Teknik Analisis Data

1. Uji Normalitas

Uji normalitas digunakan unutk mengetahui apakah populasi data

berdistribusi normal atau tidak. Bila data bersdistribusi normal, maka dapat

digunakan uji data statistic berjenis parametric. Sedangkan bila data tidak

34
berdistribusi normal, maka digunakan uji statistik non parametrik. Uji

normalitas mernggunakan SPSS 16,0for windows.

(𝑂𝑖 − 𝐸𝑖)
𝑁2 = ∑
𝐸𝑖

Keterangan

X2 = Nilai X2

Oi = Nilai Observasi

Ei = Nilai expected/harapan, luasan interval kelas berdasarkan table

normal dikalikan N (total frekuensi) (pi x N)

N = Banyaknya angka pada data

2. Uji Lineritas

Ujian linieritas bertujuan untuk mengetahui apakah dua variabel

mempunyai hubungan yang linier atau tidak secara signifikan. Uji ini

digunakan sebagai prasarat dalam analisis regresi linier atau analisi korelasi.

Pengujian pada SPSS denagn menggunakan Tes for Linierity dengan pada

taraf signifikan 0,05. Dua variabel dikatakan mempunyai hubungan yang

linier bila signifikansi (Linierity) kurang dari 0,05.

Rumus linearitas

𝐽𝐾(𝑇) = ∑ 𝑌 2

(∑ 𝑌)2
𝐽𝐾(𝑎) = 𝑛

𝑏 (∑ 𝑋)(∑ 𝑌) [𝑛 ∑ 𝑋𝑌 − (∑ 𝑋)(∑ 𝑌)]]2


𝐽𝐾 ( ) = 𝑏 {∑ 𝑋𝑌 − }=
𝑎 𝑛 𝑛[𝑛 ∑ 𝑋 2 − (∑ 𝑋)2

35
𝑏
𝐽𝐾(𝑆) = 𝐽𝐾(𝑇) − 𝐽𝐾(𝑎) − 𝐽𝐾( )
𝑎

(∑ 𝑌)2
𝐽𝐾(𝐺) = ∑ {∑ 𝑌 2 − }
𝑛1
𝑥1

𝐽𝐾(𝑇𝐶) = 𝐽𝐾(𝑆) − 𝐽𝐾(𝐺)

Dimana

JK(T) = Jumlah kuadrat total

JK(A) = Jumlah kuadrat koefisien a

JK(b/a) = Jumlah kuadrat regresi (b/a)

JK(S) = Jumlah kuadrat sisa

JK(TC) = Jumlah kuadrat tuna cocok

JK(G) = Jumlah kuadrat galat

3. Uji Regresi

Regresi adalah regresi yang variable bebbasnya (variable X)

berpangkat paling tinggi satu. Sedangkan regresi linear sederhana adalah

regresi linear yang hanya melibatkan dua variable (variable X dan Y) pada

analisis linear sederhana kita berusaha untuk membangun model linear

sedemikian hingga nilai-nilai variable terikat dapat di prediksi dari nilai-

nilai satu variable bebas.

Regresi sederhana didasarkan pada hubungan fungsional ataupun

kausal satu variable independen dengan satu variable dependen.

Persamaan umum regresi linear sederhana adalah.

36
Y= a+bX

Dimana

Y = subyek dalam variable dependen yang diprediksikan

a = harga Y Ketika X = 0 (harga konstan)

b = Angka arah atau koefisien regresi, yang menunjukkan angka peningkatan

ataupun penurunan variable dependen yang didasarkan pada perubahan

variable independen. Bila (+) arah garis naik dan bila (-) maka arah garis turun.

X = subyek pada variable indrpenden yang mempunyai nilai tert

4. Uji Hipotesis

Sugiyono mendefinisikan Hipotesis statistik sebagai jawaban

sementara terhadap rumusan masalah penelitian, dimana rumusan masalah

penelitian telah dinyatakan dalam bentuk kalimat pertanyaan dikatakan

sementara karena jawaban yang diberikan hanya didasarkan pada teori

relevan, belum didasarkan pada fakta-fakta empiris yang diperoleh melalui

pengumpulan data.

Setelah mempelajari pengertian hipotesis statistik dari para ahli dan

fungsinya. Rumus ini akan banyak membantu ketika hendak melakukan

uji statistik dan cara menghitung hipotesis dengan benar.

37
Keterangan

µ : adalah hipotesis nol (nilai mean) yang akan diuji

σ : adalah deviasi standar yang diberikan

n : adalah jumlah sampel

x̄n : adalah rata-rata sampel

z : adalah statistik yang diuji

38
BAB IV

HASIL PENELITIAN

A. Gambaran Umum Lokasi penelitian

1. Identitas Sekolah

Nama Sekolah : SMA AL-MA’ARIF NU AL MANSHURIYAH

NPSN : 50205206

Jenjang Pendidikan : SMA

Status Sekolah : Swasta

2. Lokasi Sekolah

Alamat : Sangkong, Desa Bonder

RT/RW : 00/00

Desa/Kelurahan : Bonder/Sangkong

Kode Pos : 83572

Kecamatan : Praya Barat

Kabupaten/Kota : Lombok Tengah

Lintang/Bujur : -8 7832/166 2250717

3. Data Pelengkap Sekolah

Status Kepemilikan : Pemerintah Daerah

SK Izin Operasional : 09/SMA/PPMT/9/VII/2005

Tanggal SK Izin Operasional : 2005-08-23

SK Akreditasi : 458/BAN-SM/SK/2020

Tanggal SK Akreditasi : 22-06-2020

39
Luas Tanah :

Status Tanah :

4. Kontak Sekolah

Nomor Telepon : 081907276728

Email : smaalmaarifnu@gmail.com

40
5. Data Periodik

Daya Listrik : 900

Akses Internet : XL (GSM)

Akreditasi :B

Waktu Penyelenggaraan : Pagi

Sumber Listrik : PLN

6. Jumlah Siswa Dalam 3 (Tiga) Tahun Terakhir

Jumlah Siswa
No Kelas 2020-2021 2021-2022 2022-2023

1 45 43 42
X

2 54 45 51
XI

3 58 50 65
XII

41
157 138 158
Jumlah

7. Data Pendidik dan Tenaga Kependidikan (PTK)

Jml
Mengajar di jam
No Nama NUPTK Pendidikan Jurusan Jabatan
kelas

4563750651110283 S2
Abd Rahim Bahasa Arab Kepala sekolah

6645756657200032 S1 Ilmu XII


Ahmad
Pengetahuan Guru
Najamuddin 2
Sosial (IPS)
- S1 Pendidikan X-XI
Baiq Fitria
Kewarganegaraan Guru
Rahmawati 3
(PKn)
2363767668220003 S1 XI-XII
Baiq Megawati Bahasa Inggris Guru 2
8543765666220002 S1 X-XI
Fatimatuzzakrah
Ekonomi Guru 2

42
Fitriani Harya 4756768669220002 S1 X-XI-XII
Matematika Guru
Dewi 4

Heni Husnita 0635763664210202 S1 XII


Antropologi Guru
Dewi 3

8563762663131443 S1 XI-XII
Jumisim Efendi Bahasa Indonesia Guru 4
- S1 X
Kurniawati
Fisika Guru 4
2340771672130133 S1 Pendidikan X-XI-XII
Lalu Satria Guna Olahraga dan Guru 3
Kesehatan
1952768669130242 S1 -
Mananuddin -
Lainnya Operator
S1 Pendidikan X
-
Bahasa dan Guru
Mariun 4
Sastra Indonesia
1842763664210232 S1 XII
Mislahartiningsih Bahasa Inggris Guru 4
MUHAMMAD - S1 Bimbingan dan XI-XII
Guru
KASIM Konseling 3

43
MAKBUL
Nur Anita 2563756658220013 S1 Pendidikan XII
Bendahara
Zahrah Agama Islam 2

NURUL - S1 Pendidikan
Guru
HASANI Biologi 3

SAPARWADI,S 8563763664130643 S1 X-XI


PD Sejarah WK kurikulum 2

S1 X-XI-XII
8251751653200023 Seni Budaya WK kesiswaan
Shahibin 2
- S2 Pendidikan X-XI
SRI WIDIATI Guru
Agama Islam 2

Suhastina Dyah - S1 X-XI


Matematika Guru
Utami 4

S1 X-XI
Sukiyan 4033762665120003 Ekonomi Guru 3
6556770671130032 S1 X-XI
Sunarti Calas Bahasa Inggris Guru 2
S1 X
Suriyadi - Sejarah Guru 2

44
- S1 Pendidikan X-XII
USMAN ALI Guru
Agama Islam 2

- S1 Teknologi X-XI
YULIANI Informasi dan
Guru
ASTIKA Komunikasi 2

(TIK)

8. Jumlah Rombongan Belajar


Kelas X : XIPS 1, X MIPA
Kelas XII : XI IPS 1, XI IPS 2, XI MIPA
Kelas XIII : XII IPS 1, XIII IPS 2, XIII MIPA
9. Data Prasarana

Panjang Lebar Status


No Nama Prasarana Kondisi Keterangan
(m) (m) Kepemilikan
1 Kantor 12 9 Baik Milik -

2 Ruang Kepala Sekolah 2 3 Baik Milik -

3 Ruang Lab Komputer 6 7 Baik Milik -

4 Ruang Guru 3 4 Baik Milik -

45
5 Ruang Osis 2 3 Baik Milik -

6 Ruang Kelas X IPS1 6 7 Baik Milik -

7 Ruang Kelas X MIPA 6 7 Baik Milik -

8 Ruang Kelas XI IPS1 6 7 Baik Milik -

9 Ruang Kelas XI IPS2 6 7 Baik Milik -

10 Ruang Kelas XI MIPA 6 7 Baik Milik -

11 Ruang Kelas XII IPS1 6 7 Baik Milik -

12 Ruang Kelas XII IPS2 6 7 Baik Milik -

13 Ruang Kelas XII MIPA 6 7 Baik Milik -

14 WC Guru Laki-laki 2 2 Baik Milik -

15 WC Guru Perempuan 2 2 Baik Milik -

46
16 WC Siswa Laki-laki 2 2 Kurang Baik Milik -

17 WC Siswa Perempuan 2 2 Baik Milik -

18 Gudang 4 5 Kurang Baik Milik -

47
VISI

Mengembangkan risalah islamiah yang berbasis Mazhab Ahlussunah Waljamaah

MISI

a. Mencerdaskan kehidupan manusia beriman, bertaqwa, dan berakhlakul karimah serta bertanggung jawab dalam mengamalkan
ilmu pengetahuannya.
b. Melahirkan siswa/siswi yang mampu mengembangkan dan mengamalkan sikap sosial kemasyarakatan yang tawasul,
profesional, modrat, tawazun, seimbang, tasamuh dan toleransi.
c. Mampu menegakkan amal ma’ruf nahi mungkar dengan berpedoman pada prinsip-prinsip pada mabadi, aushat yakni ta’aruf,
Tawaduk, ta’alim, ta’zim, tawashul, tasaalum tasyaawur, ta’aawun Tawashut, twaazun, taamuh, tanzif, taraahum, tagniah, dan
takaliif, serta I’tidal dan istikomah.

MOTTO

Iman, Ilmu, Mandiri (IIM

Bonder, Oktober 2022


Kepala Sekolah

Abd. Rahim, S.Ag, M.Pd.I

46
1. UJI VALIDITAS PROFESIONALISME GURU
Correlations
X01 X02 X03 X04 X05 X06 X07 X08 X09 X10 X11 X12 X13 X14 X15 X16 X17 X18
X01 Pearson 1 .111 .101 .075 .139 .161 -.026 .402* .111 .309 .249 .113 .056 .042 .022 -.027 .245 .021
Correlation

Sig. (2- .494 .536 .646 .391 .322 .876 .010 .497 .052 .122 .487 .733 .797 .891 .871 .128 .900
tailed)
N 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40
X02 Pearson .111 1 -.113 .294 .253 .225 -.070 -.035 .021 .350* .380* .247 -.015 .112 -.001 .177 .208 -.009
Correlation
Sig. (2- .494 .489 .065 .116 .163 .669 .832 .900 .027 .015 .125 .928 .493 .993 .273 .197 .957
tailed)
N 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40
X03 Pearson .101 -.113 1 -.069 .263 -.055 .332* .068 .372* .059 -.149 .038 -.041 .169 .066 -.099 -.104 -.138
Correlation
Sig. (2- .536 .489 .674 .101 .736 .037 .676 .018 .716 .359 .816 .802 .297 .687 .542 .524 .396
tailed)
N 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40

47
X04 Pearson .075 .294 -.069 1 .342* -.142 .263 -.069 .152 -.032 .419** -.007 -.247 -.119 -.043 .366* .110 .295
Correlation
Sig. (2- .646 .065 .674 .031 .383 .101 .674 .350 .844 .007 .966 .124 .465 .792 .020 .500 .065
tailed)
N 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40
X05 Pearson .139 .253 .263 .342* 1 -.043 .271 .286 .580** .157 .488** .077 .040 .207 .088 .540** .372* .459**
Correlation
Sig. (2- .391 .116 .101 .031 .794 .091 .073 .000 .334 .001 .635 .806 .200 .589 .000 .018 .003
tailed)
N 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40
X06 Pearson .161 .225 -.055 -.142 -.043 1 .041 .175 -.126 .097 -.031 .338* -.132 .332* -.112 .226 .315* -.249
Correlation
Sig. (2- .322 .163 .736 .383 .794 .802 .280 .439 .553 .851 .033 .417 .037 .493 .161 .048 .122
tailed)
N 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40
X07 Pearson -.026 -.070 .332* .263 .271 .041 1 -.065 .200 .256 .129 .050 -.135 .274 .320* .347* .045 .162
Correlation
Sig. (2- .876 .669 .037 .101 .091 .802 .689 .216 .111 .427 .758 .408 .087 .044 .028 .783 .317
tailed)

48
N 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40
X08 Pearson .402* -.035 .068 -.069 .286 .175 -.065 1 .416** -.061 .176 .208 .325* .073 -.103 .183 .350* .125
Correlation
Sig. (2- .010 .832 .676 .674 .073 .280 .689 .008 .706 .278 .197 .041 .654 .525 .258 .027 .444
tailed)
N 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40
X09 Pearson .111 .021 .372* .152 .580** -.126 .200 .416** 1 .165 .314* .197 -.015 .296 .273 .392* .385* .193
Correlation
Sig. (2- .497 .900 .018 .350 .000 .439 .216 .008 .309 .048 .224 .928 .064 .089 .012 .014 .232
tailed)
N 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40
X10 Pearson .309 .350* .059 -.032 .157 .097 .256 -.061 .165 1 .012 .350* -.028 .356* .254 .055 .223 -.031
Correlation
Sig. (2- .052 .027 .716 .844 .334 .553 .111 .706 .309 .941 .027 .863 .024 .114 .734 .167 .852
tailed)
N 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40
X11 Pearson .249 .380* -.149 .419** .488** -.031 .129 .176 .314* .012 1 .107 .210 .087 .223 .412** .309 .344*
Correlation

49
Sig. (2- .122 .015 .359 .007 .001 .851 .427 .278 .048 .941 .510 .194 .592 .166 .008 .052 .030
tailed)
N 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40
X12 Pearson .113 .247 .038 -.007 .077 .338* .050 .208 .197 .350* .107 1 -.220 .346* .115 .265 .353* .020
Correlation
Sig. (2- .487 .125 .816 .966 .635 .033 .758 .197 .224 .027 .510 .172 .029 .479 .099 .025 .902
tailed)
N 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40
X13 Pearson .056 -.015 -.041 -.247 .040 -.132 -.135 .325* -.015 -.028 .210 -.220 1 -.189 -.018 -.084 .040 .019
Correlation
Sig. (2- .733 .928 .802 .124 .806 .417 .408 .041 .928 .863 .194 .172 .242 .911 .607 .808 .907
tailed)
N 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40
X14 Pearson .042 .112 .169 -.119 .207 .332* .274 .073 .296 .356* .087 .346* -.189 1 .127 .330* .349* -.064
Correlation
Sig. (2- .797 .493 .297 .465 .200 .037 .087 .654 .064 .024 .592 .029 .242 .434 .038 .027 .695
tailed)
N 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40

50
X15 Pearson .022 -.001 .066 -.043 .088 -.112 .320* -.103 .273 .254 .223 .115 -.018 .127 1 .031 .300 .017
Correlation
Sig. (2- .891 .993 .687 .792 .589 .493 .044 .525 .089 .114 .166 .479 .911 .434 .852 .060 .918
tailed)
N 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40
X16 Pearson -.027 .177 -.099 .366* .540** .226 .347* .183 .392* .055 .412** .265 -.084 .330* .031 1 .302 .273
Correlation
Sig. (2- .871 .273 .542 .020 .000 .161 .028 .258 .012 .734 .008 .099 .607 .038 .852 .058 .088
tailed)
N 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40
X17 Pearson .245 .208 -.104 .110 .372* .315* .045 .350* .385* .223 .309 .353* .040 .349* .300 .302 1 .235
Correlation
Sig. (2- .128 .197 .524 .500 .018 .048 .783 .027 .014 .167 .052 .025 .808 .027 .060 .058 .145
tailed)
N 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40
X18 Pearson .021 -.009 -.138 .295 .459** -.249 .162 .125 .193 -.031 .344* .020 .019 -.064 .017 .273 .235 1
Correlation
Sig. (2- .900 .957 .396 .065 .003 .122 .317 .444 .232 .852 .030 .902 .907 .695 .918 .088 .145
tailed)

51
N 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40
X19 Pearson .248 .113 .209 -.057 .373* .061 .382* .261 .455** .382* .198 .406** .009 .367* .413** .449** .343* .069
Correlation
Sig. (2- .123 .486 .195 .725 .018 .708 .015 .104 .003 .015 .221 .009 .957 .020 .008 .004 .030 .674
tailed)
N 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40
X20 Pearson .169 -.022 .305 .314* .501** -.015 .324* .300 .404** .073 .218 .184 -.134 .118 .360* .405** .268 .063
Correlation
Sig. (2- .296 .892 .056 .048 .001 .927 .041 .060 .010 .654 .177 .256 .410 .468 .023 .010 .094 .697
tailed)
N 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40
X21 Pearson .205 -.051 -.014 .085 .019 .097 .349* .163 -.016 .160 .152 .121 -.003 .080 .279 .177 .167 .334*
Correlation
Sig. (2- .204 .757 .934 .603 .906 .550 .027 .314 .923 .325 .349 .458 .986 .622 .081 .274 .303 .035
tailed)
N 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40
X22 Pearson -.124 .345* .020 .129 .015 .082 .150 -.175 .013 .184 .066 .311 -.210 .308 .058 .182 .007 -.134
Correlation

52
Sig. (2- .447 .029 .904 .428 .926 .614 .356 .281 .937 .254 .686 .051 .194 .053 .722 .262 .964 .411
tailed)
N 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40
X23 Pearson .379* .156 .023 .223 .156 .294 .334* .214 .239 .078 .235 .100 -.059 .144 .303 .195 .420** -.020
Correlation
Sig. (2- .016 .337 .888 .167 .337 .066 .035 .186 .137 .632 .145 .540 .716 .375 .057 .228 .007 .901
tailed)
N 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40
X24 Pearson .166 .023 .054 .053 .306 -.041 .167 .355* .368* .126 .361* .292 .028 .346* .274 .091 .328* .061
Correlation
Sig. (2- .305 .886 .741 .747 .055 .802 .303 .025 .019 .437 .022 .068 .866 .029 .087 .578 .039 .708
tailed)
N 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40
X25 Pearson -.034 -.018 .109 .337* .337* -.055 .101 .090 .253 -.223 .202 .048 .046 -.022 -.028 .415** .192 .523**
Correlation
Sig. (2- .835 .910 .503 .034 .033 .734 .533 .581 .115 .166 .211 .766 .778 .893 .865 .008 .236 .001
tailed)
N 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40

53
TOTAL Pearson .362* .319* .237 .347* .676** .195 .499** .417** .622** .386* .560** .453** .017 .468** .410** .613** .619** .336*
Correlation
Sig. (2- .022 .045 .142 .028 .000 .227 .001 .007 .000 .014 .000 .003 .915 .002 .009 .000 .000 .034
tailed)
N 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40
*.
Correlation
is significant
at the 0.05
level (2-
tailed).
**.
Correlation
is significant
at the 0.01
level (2-
tailed).

54
2. UJI REABILITAS

Case Processing Summary


N %
Cases Valid 40 100.0
Excludeda 0 .0
Total 40 100.0
a. Listwise deletion based on all
variables in the procedure.

Reliability Statistics
Cronbach's
Alpha N of Items
.822 25

55
Item-Total Statistics
Scale Corrected Cronbach's
Scale Mean if Variance if Item-Total Alpha if Item
Item Deleted Item Deleted Correlation Deleted
X01 57.8500 144.387 .285 .819
X02 57.6000 145.579 .241 .821
X03 57.9500 147.177 .144 .825
X04 57.9250 143.917 .258 .821
X05 57.6250 133.830 .616 .804
X06 57.8750 149.497 .133 .823
X07 57.1500 138.644 .416 .814
X08 57.5250 143.076 .344 .817
X09 57.1750 137.225 .564 .808
X10 57.8250 144.097 .314 .818
X11 57.8250 139.174 .498 .811
X12 57.8500 141.823 .380 .815
X13 57.2500 153.474 -.074 .834

56
X14 57.4250 139.789 .383 .815
X15 57.6500 141.362 .319 .818
X16 57.8250 136.610 .549 .808
X17 57.4750 135.025 .551 .807
X18 57.9500 145.126 .258 .820
X19 57.7250 134.461 .623 .805
X20 57.7500 134.910 .528 .808
X21 57.5250 143.333 .276 .820
X22 57.6750 147.199 .159 .824
X23 57.9000 140.656 .434 .813
X24 58.0250 140.230 .428 .813
X25 57.4500 143.331 .285 .819

57
3. UJI VALID PROSES PEMBELAJARAN
Correlations
Y01 Y02 Y03 Y04 Y05 Y06 Y07 Y08 Y09 Y10 Y11 Y12 Y13 Y14 Y15 Y16 Y17 Y18 Y19 Y20
Y01 Pearson 1 .211 .114 .052 .197 .009 .081 .007 .117 -.025 -.033 .112 .238 .162 .076 .377* .089 .267
Correlation
Sig. (2- .192 .483 .749 .222 .954 .620 .965 .472 .878 .838 .493 .139 .319 .642 .016 .585 .096
tailed)
N 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40
Y02 Pearson .211 1 .098 .180 .189 .337* .118 .147 .330* .309 .448** .307 - .174 .117 .146 .349* .244
Correlation .068
Sig. (2- .192 .546 .267 .243 .034 .467 .364 .037 .053 .004 .054 .676 .283 .471 .368 .028 .129
tailed)
N 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40
Y03 Pearson .114 .098 1 .375* .270 .097 .240 .150 .207 .080 .453** .371* .186 .320* .165 -.082 .017 .128
Correlation
Sig. (2- .483 .546 .017 .092 .551 .136 .356 .200 .624 .003 .018 .252 .044 .309 .616 .918 .431
tailed)
N 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40

58
Y04 Pearson .052 .180 .375* 1 .233 .191 .014 .465** .250 .232 .127 .241 .242 .000 .151 .140 .300 .158
Correlation
Sig. (2- .749 .267 .017 .148 .238 .933 .002 .120 .150 .435 .133 .132 .998 .353 .391 .060 .331
tailed)
N 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40
Y05 Pearson .197 .189 .270 .233 1 .411** -.066 .437** .149 .356* .101 .352* - .401* .022 -.069 .134 .322*
Correlation .218
Sig. (2- .222 .243 .092 .148 .008 .686 .005 .360 .024 .537 .026 .176 .010 .894 .674 .409 .043
tailed)
N 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40
Y06 Pearson .009 .337* .097 .191 .411** 1 -.064 .459** .356* .101 .254 .051 - .282 .068 -.050 .457** .212
Correlation .129
Sig. (2- .954 .034 .551 .238 .008 .693 .003 .024 .537 .113 .753 .426 .078 .676 .757 .003 .190
tailed)
N 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40
Y07 Pearson .081 .118 .240 .014 -.066 -.064 1 -.043 .400* -.014 .266 .283 .161 .016 -.226 -.048 -.023 .088
Correlation
Sig. (2- .620 .467 .136 .933 .686 .693 .791 .011 .930 .097 .077 .320 .921 .160 .768 .888 .589
tailed)

59
N 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40
Y08 Pearson .007 .147 .150 .465** .437** .459** -.043 1 .159 .094 .107 .254 .035 .176 -.065 .087 .163 .344*
Correlation
Sig. (2- .965 .364 .356 .002 .005 .003 .791 .328 .564 .510 .113 .833 .278 .690 .594 .315 .030
tailed)
N 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40
Y09 Pearson .117 .330* .207 .250 .149 .356* .400* .159 1 -.024 .323* .159 .271 .180 .081 -.191 .141 .190
Correlation
Sig. (2- .472 .037 .200 .120 .360 .024 .011 .328 .884 .042 .328 .091 .266 .620 .238 .384 .241
tailed)
N 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40
Y10 Pearson -.025 .309 .080 .232 .356* .101 -.014 .094 -.024 1 .291 .320* - .008 .113 .217 .191 -.033
Correlation .141
Sig. (2- .878 .053 .624 .150 .024 .537 .930 .564 .884 .068 .044 .385 .960 .489 .178 .237 .839
tailed)
N 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40
Y11 Pearson -.033 .448** .453** .127 .101 .254 .266 .107 .323* .291 1 .304 - .193 -.066 .009 .143 .100
Correlation .109

60
Sig. (2- .838 .004 .003 .435 .537 .113 .097 .510 .042 .068 .057 .501 .234 .686 .957 .379 .540
tailed)
N 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40
Y12 Pearson .112 .307 .371* .241 .352* .051 .283 .254 .159 .320* .304 1 .169 .330* .109 .119 .325* -.221
Correlation
Sig. (2- .493 .054 .018 .133 .026 .753 .077 .113 .328 .044 .057 .298 .038 .502 .463 .041 .170
tailed)
N 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40
Y13 Pearson .238 -.068 .186 .242 -.218 -.129 .161 .035 .271 -.141 -.109 .169 1 .128 .265 .184 .059 -.088
Correlation
Sig. (2- .139 .676 .252 .132 .176 .426 .320 .833 .091 .385 .501 .298 .430 .098 .255 .716 .589
tailed)
N 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40
Y14 Pearson .162 .174 .320* .000 .401* .282 .016 .176 .180 .008 .193 .330* .128 1 .089 .005 .409** -.114
Correlation
Sig. (2- .319 .283 .044 .998 .010 .078 .921 .278 .266 .960 .234 .038 .430 .585 .978 .009 .483
tailed)
N 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40

61
Y15 Pearson .076 .117 .165 .151 .022 .068 -.226 -.065 .081 .113 -.066 .109 .265 .089 1 -.078 .383* .025 .
Correlation
Sig. (2- .642 .471 .309 .353 .894 .676 .160 .690 .620 .489 .686 .502 .098 .585 .632 .015 .880
tailed)
N 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40
Y16 Pearson .377* .146 -.082 .140 -.069 -.050 -.048 .087 -.191 .217 .009 .119 .184 .005 -.078 1 .058 -.111
Correlation
Sig. (2- .016 .368 .616 .391 .674 .757 .768 .594 .238 .178 .957 .463 .255 .978 .632 .720 .494
tailed)
N 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40
Y17 Pearson .089 .349* .017 .300 .134 .457** -.023 .163 .141 .191 .143 .325* .059 .409** .383* .058 1 -.203
Correlation
Sig. (2- .585 .028 .918 .060 .409 .003 .888 .315 .384 .237 .379 .041 .716 .009 .015 .720 .210
tailed)
N 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40
Y18 Pearson .267 .244 .128 .158 .322* .212 .088 .344* .190 -.033 .100 -.221 - -.114 .025 -.111 -.203 1
Correlation .088
Sig. (2- .096 .129 .431 .331 .043 .190 .589 .030 .241 .839 .540 .170 .589 .483 .880 .494 .210
tailed)

62
N 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40
Y19 Pearson .331* .298 .143 .007 .189 .148 .122 -.116 .285 .028 .026 .059 .184 .143 .408** -.018 .246 .124
Correlation
Sig. (2- .037 .062 .380 .967 .242 .362 .454 .477 .075 .864 .872 .717 .256 .380 .009 .913 .125 .445
tailed)
N 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40
Y20 Pearson .267 .347* .352* .126 .040 .292 .088 .250 .372* .133 .227 .093 .165 .296 .007 .130 .150 .113
Correlation
Sig. (2- .096 .028 .026 .439 .808 .068 .589 .120 .018 .414 .159 .566 .309 .064 .967 .424 .354 .488
tailed)
N 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40
Y21 Pearson -.176 .273 -.077 -.032 .066 .270 -.006 .142 .202 .256 .140 .206 .045 -.108 .016 -.080 .124 .099
Correlation
Sig. (2- .276 .089 .636 .845 .686 .092 .973 .382 .211 .111 .388 .203 .782 .507 .920 .624 .444 .542
tailed)
N 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40
Y22 Pearson .083 .264 .291 -.008 .291 -.070 .291 -.027 .376* .246 .216 .387* .098 .221 .188 -.008 -.095 -.021
Correlation

63
Sig. (2- .613 .099 .068 .961 .068 .668 .068 .866 .017 .126 .181 .014 .546 .171 .246 .959 .562 .895
tailed)
N 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40
Y23 Pearson .186 .555** .130 -.086 .227 .257 .109 .105 .323* .159 .272 .250 .103 .441** .213 .022 .382* .142
Correlation
Sig. (2- .252 .000 .423 .596 .159 .110 .504 .518 .042 .327 .090 .120 .527 .004 .188 .895 .015 .383
tailed)
N 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40
Y24 Pearson -.010 .366* .234 .204 .132 .376* -.143 .160 .189 -.044 .114 -.080 .059 -.045 .330* -.297 -.016 .279
Correlation
Sig. (2- .951 .020 .146 .207 .415 .017 .380 .323 .243 .789 .483 .624 .719 .781 .037 .062 .921 .081
tailed)
N 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40
Y25 Pearson .166 .640** .177 .013 -.081 .005 .235 .016 .235 .243 .265 .254 .188 .218 -.110 .212 .169 .050
Correlation
Sig. (2- .307 .000 .275 .935 .621 .975 .144 .921 .144 .130 .099 .114 .246 .176 .500 .190 .297 .758
tailed)
N 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40

64
Total Pearson .364* .699** .505** .434** .466** .500** .245 .418** .555** .382* .477** .512** .269 .445** .303 .154 .456** .301 .
Correlation
Sig. (2- .021 .000 .001 .005 .002 .001 .127 .007 .000 .015 .002 .001 .093 .004 .058 .342 .003 .059
tailed)
N 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40
*.
Correlation
is significant
at the 0.05
level (2-
tailed).
**.
Correlation is
significant at
the 0.01 level
(2-tailed).

65
4. UJI REABILITAS

Case Processing Summary


N %
Cases Valid 40 100.0
Excludeda 0 .0
Total 40 100.0
a. Listwise deletion based on all
variables in the procedure.

Reliability Statistics
Cronbach's
Alpha N of Items
.819 25

66
Item-Total Statistics
Scale Corrected Cronbach's
Scale Mean if Variance if Item-Total Alpha if Item
Item Deleted Item Deleted Correlation Deleted
Y01 59.8000 146.831 .277 .816
Y02 59.5000 134.564 .637 .799
Y03 59.6750 142.225 .426 .810
Y04 59.7500 144.397 .348 .813
Y05 59.9250 144.481 .392 .811
Y06 59.7250 142.358 .420 .810
Y07 59.8750 151.599 .176 .819
Y08 59.9250 146.430 .345 .813
Y09 59.8500 142.438 .491 .807
Y10 59.6750 146.328 .296 .815
Y11 59.9750 144.487 .405 .811
Y12 60.0250 144.435 .449 .809
Y13 59.6000 150.144 .185 .820

67
Y14 59.7500 145.628 .373 .812
Y15 59.8500 149.156 .219 .818
Y16 59.4750 153.333 .069 .824
Y17 59.6500 143.772 .372 .812
Y18 59.6500 148.233 .203 .820
Y19 59.6250 145.779 .361 .813
Y20 59.6500 138.900 .515 .805
Y21 60.2000 149.446 .233 .818
Y22 59.8250 143.892 .401 .811
Y23 60.0500 143.382 .568 .806
Y24 59.8750 145.958 .283 .816
Y25 59.7000 140.267 .413 .810

68
5. UJI NORMALITAS
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
Unstandardized Residual
N 40
Normal Parametersa,b Mean .0000000
Std. Deviation 8.61731045
Most Extreme Differences Absolute .100
Positive .080
Negative -.100
Test Statistic .100
Asymp. Sig. (2-tailed) .200c,d
a. Test distribution is Normal.
b. Calculated from data.
c. Lilliefors Significance Correction.
d. This is a lower bound of the true significance.

69
6. UJI LINIER

ANOVA Table
Sum of
Squares df Mean Square F Sig.
PROSES Between Groups (Combined) 5316.642 23 231.158 4.746 .001
PEMBELAJARAN *
Linearity 3199.911 1 3199.911 65.695 .000
PROFESIONALISME
GURU Deviation from 2116.730 22 96.215 1.975 .083
Linearity
Within Groups 779.333 16 48.708
Total 6095.975 39
7. UJI REGRESI LINEAR
ANOVAa
Sum of Mean
Model Squares df Square F Sig.
1 Regression 3199.911 1 3199.911 41.987 .000b
Residual 2896.064 38 76.212
Total 6095.975 39

70
a. Dependent Variable: PROSES PEMBELAJARAN
b. Predictors: (Constant), PROFESIONALISME GURU

Model Summaryb
Adjusted R Std. Error of
Model R R Square Square the Estimate
1 .725a .525 .512 8.730
a. Predictors: (Constant), PROFESIONALISME GURU
b. Dependent Variable: PROSES PEMBELAJARAN

8. UJI HIPOTESIS

Coefficientsa
Unstandardized Standardized
Coefficients Coefficients
Model B Std. Error Beta t Sig.
1 (Constant) 18.237 6.935 2.630 .012
PROFESIONALISME .733 .113 .725 6.480 .000
GURU

71
a. Dependent Variable: PROSES PEMBELAJARAN

ANOVAa
Sum of Mean
Model Squares df Square F Sig.
1 Regression 3199.911 1 3199.911 41.987 .000b
Residual 2896.064 38 76.212
Total 6095.975 39
a. Dependent Variable: PROSES PEMBELAJARAN
b. Predictors: (Constant), PROFESIONALISME GURU

Model Summaryb
Adjusted R Std. Error of
Model R R Square Square the Estimate
1 .725a .525 .512 8.730
a. Predictors: (Constant), PROFESIONALISME GURU
b. Dependent Variable: PROSES PEMBELAJARAN

72
73
DAFTAR PUSTAKA

Arifin, 2010: Proses pembelajaran

Duwi Priyanto, 2008: Alat ukur yang menggunakan kuesioner, atau angket.

Gagne dalam Anni, dkk 2011: pembelajaran adalah suatu kumpulan proses yang
bersifat individual.

Joyce dan Weil 2013: Dalam buku Suprihatiningrum

Majid abdul, M.Pd. 2013, konsep dan hakikat strategi pembelajaran. PT.Remaja
Rosdakarya: Bandung.

Majid abdul, M.Pd. 2013. konsep dan hakikat strategi pembelajaran. PT.Remaja
Rosdakarya: Bandung.

Moh Uzer Usman, Cet.XIII; Bandung : Remaja Rosda Karya, 2001 menjadi guru
profesional

Muksin,”pengembangan model PKB (pengembangan keprofesian berkelanjutan)


guru smk di provinsi DKI jakarta”, jurnal pendidikan vol 08 No.02/juni
2016 diakses pada hari Selasa pada tanggal 24 Agustus 2021 ED
Wahyuningsih 2017.

Oemar hamalik. 2002. Proses pembelajaran

Prof. Dr. Sugiyono, Bandung, Alfabeta, 2020. Metodologi Penelitian Kualitatif.

Prof. Dr. Sugiyono, 2020 Metodologi Penelitian Kualitatif,kuantitatif,dan R&D


Alfabet: Bandung.

Prof. Dr. Nana Syaodih Sukmadinata, Bandung, PT Remaja Rosdakarya Offset,


2005, Metode Penelitian Pendidikan.

46
Rudi gunawan “implementasi pengembangan profesionalisme bagi guru
versertifikat pendidik, program studi pendidikan sejarah”

Sedarmayanti, 2010: Profesionalisme guru.

Sugiyono 2019: Angket merupakan Teknik pengumpulan data.

Syah, 2010: Pembelajaran merupakan upaya yang dilakukan seseorang agar


orang lain belajar.

Undang-Undang RI Nomor 20 tahun 2003.

Undang-Undang system Pendidikan nasional BAB IX Pasal 39 Ayat 2: Guru


harus profesional.

47
LAMPIRAN-LAMPIRAN

ANGKET PENELITIAN

PENGARUH PROFESIONALISME GURU TERHADAP PROSES


PEMBELAJARAN PADA KELAS II SMA PONPES NU AL-
MANSHURIYAH
KECAMATAN PRAYA BARAT LOMBOK TENGAH

Petunjuk.

1. Pada angket ini terdapat 50 pernyataan. Pertimbangkan baik-baik

setiap pernyataan dalam kaitannya dengan pembelajaran yang baru

selesai kamu pelajarai, dan tentukan kebenarannya. Berilah jawaban

yang benar-benar nyocok dengan pilihanmu.

2. Pertimbangkan setiap pernyataan secara terpisah dan tentukan

kebenarannya. Jawabanmu jangan dipengaruhi oleh jawaban terhadap

pernyataan lain.

3. Catat responmu pada lembar jawaban yang tersedia dengan memberi

tanda centang (√), dan ikuti petunjuk-petunjuk lain yang mungkin

diberikan berkaitan dengan lembar jawaban. Dengan ketentuan sebagai

berikut: Sangat Tidak Setuju (STS) 1, Tidak Setuju (TS) 2, Ragu Ragu

(RR) 3, Setuju (S) 4, Sangat Setuju (SS) 5. Terima kasih.

Keterangan pilihan jawaban:

1. = Sangat Tidak Setuju (STS)

2. = Tidak Setuju (TS)

48
3. = Ragu-Ragu (RR)

4. = Setuju (S)

5. = Sangat Setuju (SS)

Table. 1.3 Angket Pertanyaan Profesionalisme Guru

No Pernyataan (Variable X) STS TS RR S SS

Pada saat mengajar guru menjelaskan apa yang


1. harus dicapai siswa setelah proses kegiatan belajar
mengajar dilaksanakan.

Setelah proses belajar mengajar di kelas guru


2. menjelaskan keterkaitannya dengan kehidupan
sehari-hari siswa.

Guru menjelaskan keterampilan dan pengetahuan


3. seperti apa yang harus siswa kuasai setelah
kegiatan belajar mengajar.

Guru menjelaskan secara detail tentang istilah


4.
yang sulit dimengerti.

Guru memberikan contoh pokok bahasan


5.
pelajaran dengan contoh yang mudah dimengerti.

Guru menjelaskan pokok-pokok bahasan dalam


6.
pembelajaran sesuai dengan urutan di buku.

49
Guru selalu tepat waktu dan pokok bahasan selalu
7.
selesai dibahas sebelum waktu belajar berakhir.

Pada saat mengajar di kelas, guru membawa RPP


8.
(Rencana Pelaksanaan Pembelajaran).

Selain mebuka buku pelajaran, guru juga


membuka RPP (Rencana Pelaksanaan
9.
Pembelajaran) pada saat menjelaskan pokok-
pokok pembahasan.

Guru menggunakan media pada saat menjelaskan


10.
pokok bahasan yang menggunakan media.

Guru tidak hanya menggunakan buku paket, tetapi


11. terkadang sumber lainnya yang berkaitan dengan

pokok pembahasan.

Media dan sumber belajar yang digunakan oleh


12. guru sangat membantu untuk lebih mengerti

tentang pokok pembahasan yang diajarkan.

Guru selalu memberikan soal sebelum pelajaran


13.
berakhir

Guru memberikan soal/pertanyaan dalam bentuk


14.
tulisan maupun lisan.

Jika ada siswa yang ribut, maka guru akan lekas


15.
menegur atau memberi hukuman.

Jika memulai pembelajaran apakah guru


16. mengawali dengan pembukaan dan mengakhiri

dengan penutupan.

50
Ketika ada yang salah atau masalah apakah guru
17.
membenarkan sebuah permasalahan tersebut.

Guru selalu membangun komunikasi yang baik


18.
Ketika berada didalam kelas.

Guru selalu menampilkan kepribadian yang arif


19. atau Tindakan yang bijaksana sesuai dengan kode

etik.

Jika ada yang belum dimengerti oleh siswa maka


20. guru memberikan kesempatan untuk bertanya, dan

guru akan memberikan penjelasan.

Guru selalu menguji batas kemampuan atau


21.
potensi siswa didik.

Apakah guru memahami karakteristik setiap siswa


22.
didiknya.

Jika siswa merasa jenuh maka guru akan segera


mengganti cara menyampaikan pelajaran dengan
23.
cara yang lebih menarik sehingga siswa tidak
cepat jenuh.

Guru selalu berakhlak mulia meliputi bertindak


24. sesuai dengan norma religious dan memiliki

prilaku yang diteladani peserta didik.

Diskusi juga sering dilakukan di kelas untuk


25.
membahas pokok bahasan yang diajarkan guru.

51
No Pertanyaan, pernyataan (Variable Y) STS TS RR S SS

Guru menampilkan kemandirian dalam bertindak

1. sebagai pendidik dan memiliki etos kerja sebagai


guru.

Guru memiluki kepribadian yang berwibawa

2. meliputi prilaku yang berpengaruh positif terhadap


peserta didik dan memiliki prilaku yang disegani.

Pada saat akan dilakukan diskusi, guru membagi

3. siswa ke dalam beberapa kelompok, dengan


kemampuan yang bervariasi.

Urutan kegiatan diatur dengan baik, dan Ketika


kegiatan seharusnya dilakukan di luar kelas, tetapi

4. tidak dapat dilaksanakan, maka guru akan


mengganti dengan kegiatan lain yang dilakukan di
dalam kelas.

Guru menjelaskan setiap pokok bahasan seakan-

5. akan dari yang paling mudah menuju yang sedikit


rumit, sehingga siswa lebih mudah memahami.

Guru telah menetapkan urutan kegiatan


pembelajaran sebelum kegiatan belajar mengajar

6. dimulai, jadi tidak ada waktu yang terbuang sia-sia


pada saat proses belajar mengajar sudah
dilaksanakan di kelas.

Setiap selesai kegiatan belajar mengajar guru


7.
selalu mengevaluasi peserta didik.

52
Guru selalu membantu disetiap mengembangkan

8. bagaimana pengembangan potensi para peserta


didik.

Setiap guru memberikan soal, guru akan

9. menjelaskan kepada siswa berapa nilai satu buah


soal, biasanya sesuai dengan tingkat kesulitan soal.

Guru selalu memaparkan materi pelajaran yang


10.
diampu sebelum proses pembelajaran dimulai.

Setiap materi yang akan disampaikan, guru selalu

11. melakukan pengembangan agar materi yang akan


disampaikan mudah dipahami oleh peserta didik

Setelah soal dikumpulkan, dan guru menjelaskan


jawaban yang benar, siswa sudah mengerti nilai

12. apa yang akan mereka dapatkan, sesuai dengan


nilai disetiap soal yang telah dijelaskan
sebelumnya.

Setiap memberikan soal, selalu ada soal yang

13. ditekankan untuk dikerjakan terlebih dahulu,


karena mempunyai nilai yang lebih dari soal lain.

System penilaian pada saat guru memberikan tes

14. dalam bentuk lisan dan tulisan dapat dimengerti


siswa dengan baik.

Siswa bebas memilih mengerjakan soal yang mana

15. terlebih dahulu, tetapi bobot nilai setiap soal telah


dijelaskan terlebih dahulu oleh guru.

53
Apakah semua guru dapat memahami karakteristik
16.
dari masing-masing peserta didik.

Apakah guru sudah menguasai teori belajar serta


17.
prinsip pembelajaran yang mendidik.

Guru mampu mengembangkan pengembangan


18.
kurikulum.

Apakah guru pernah melakukan penilaian dan


19.
evaluasi di setiap 1 kali dalam seminggu.

Setiap guru mampu membangun komunikasi yang


20.
baik dengan setiap peserta didik.

Guru selalu memberikan pembelajaran yang


21.
mendidik.

Guru selalu menilai disetiap pengembangan


22.
potensi para peserta didik.

Setiap guru selalu menunjukkan keprubadian yang

23. baik dan stabil serta bertindak sesuai dengan


norma sosial.

Apakah guru selalu menampilkan kepribadian

24. yang arif serta Tindakan yang sesuai dengan


norma.

Guru selalu berakhlak mulia meliputi bertindak

25. sesuai dengan norma religious dan memiliki


prilaku yang di teladani peserta didik.

54
Table. 1.4 Pedoman Observasi

No Pernyataan Ya Tidak

1. Guru selalu mengisi jadwal pelajarannya ✓

2. Guru datang tepat waktu ✓

3. Guru memberikan contoh yang baik ✓

4. Guru selalu memberikan pembelajaran yang baik ✓

5. Guru membangun komunikasi yang baik ✓

6. Guru memberikan soal sebelum pelajaran berakhir ✓

7. Guru memberikan soal/pertanyaan dalam bentuk ✓

tulisan maupun lisan

8. Guru menjelaskan secara detail tentang istilah ✓

yang sulit dimengerti

9. Guru selalu tepat waktu dan pokok bahasan selalu ✓

selesai dibahas sebelum waktu belajar berakhir

10. Guru memberikan contoh pokok bahasan dalam ✓

pembelajaran sesuai dengan urutan dibuku

55

Anda mungkin juga menyukai