Anda di halaman 1dari 44

RESUM BUKU

TAKTIK MENGEMBANGKAN
KEMAMPUAN INDIVIDUAL SISWA
Disusun guna memenuhi tugas
Mata kuliah: Strategi Belajar Mengajar
DosenPengampu: Chusna Maulida M.Pd.I

Disusun oleh:
Tuti Naryanti

2021113201
Kelas E

JURUSAN TARBIYAH
PENDIDIKAN AGAMA ISLAM (PAI)
SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI
(STAIN) PEKALONGAN
2015
COVER BUKU

IDENTITAS BUKU
Judul
Taktik Mengembangkan Kemampuan Individual Siswa

Penulis
Editor
Korektor
Layout Isi
Halaman
Desain Cover
Cetakan
Penerbit

: Drs. H. Maritim Yamin, M.Pd


Dr. Bansi I. Ansari, M.Pd
: Saiful Ibad, M.A
: Tim Gaung Persada Press Jakarta
: Mursyid
: 196
: Jakarta Putra Grafika
: Pertama, Januari 2008
: Gaung Persada Press Jakarta
Kompleks Kejaksaan Agung RI Blok EI/3 Cipayung
Ciputat

15419

BAB I
KIAT MENGEMBANGKAN PEMBELAJARAN
Sumber daya alam yang banyak disuatu negara bukan
jaminan bahwa negara tersebut akan makmur, sebab bila SDA
tanpa diimbangi atau ditangani dengan
berkualitas

maka

pendidikan SDM yang

akan mengecewakan, akibatnya

SDA

tidak

tereksplorasi dengan optimal. Sejarah membuktikan bahwa negara


yang miskin SDA, namun kaya dengan SDM yang berkualitas dapat
menjadi negara yang maju dan makmur.
A. Peningkatan Sumber Daya Manusia
Upaya peningkatan kualitas sumber daya manusia harus
melalui pendidikanyang baik dan terarah. Seperti yang kita tahu
negara Jepang pada perang dunia ke-2 telah kalah dan
menyerah kepada

sekutu, akibat bom atom pada waktu itu

Jepang mengalami kehancuran dalam berbagai hal, namun


dalam waktu singkat dan sampai sekarang negara Jepang
terkenal dengan negara yang kuat dan maju, hal demikian
rahasianya adalah jepang menanyakan kepada bebebrapa guru
yang masih hidup dan mengadakan program pembangunan
yang diarahkan pada peningkatan kualitas SDM melalui bidang
pendidikan.
Berbeda dengan negara kita, negara Indonesia yang
sudah merdeka sejak puluhan tahun yang lalu notabennya
sampai sekarang dikatakan negara yang berkembang, sebab
pendidikan

dinegara

Indonesia

dikatakan

masih

rendah.

Sesungguhnya masa depan suatu negara ditentukan oleh


bagaimana negara itu memerlakukan pendidikan. Guru yang
2

berkualitas sebagai ujung tombaknya dalam dunia pendidikan.


Adanya guru yang berkualitas akan melahirkan pendidikan dan
menghasilkan produk-produk yang berkualitas, yaitu manusia
yang berkompeten yang nantinya akan menghasilkan karyakarya yang dapat memajukan negara kita ini.
B. Mendesain Pembelajaran
Realita yang sering kita jumpai sehari-hari dikelas ketika
berlangsung proses belajar mengajar, siswa belum siap belajar
dan

guru

potensidirinya.

belum

mampu

Sehingga

siswa

mengoptimalkan
belum

dapat

seluruh
mencapai

kompetensi yang diajarkan. Untuk mengatasi pembelajaran


yang demikian, kita harus mengubah paradigma pembelajaran
dari

teacher

centered

beralih

ke

student

centerd

yaitu

pembelajaran fokus pada siswa. Guru harus mampu mendesain,


merancang, mengembangkan, melaksanakan dan mengevaluasi
pembelajaran agar sesuai dan tercipta tujuan pembelajaran dan
menghasilkan siswa-siswa yang berkompeten.
C. Kiat Guru Mengembangkan Kemampuan Siswa
Ada beberapa kiat bagi guru untuk mengoptimalkan
proses membangunkan pemahaman. Guru harus bertanya pada
dirisendiri yaitu:
1. Kemampuan apa yang harus dimiliki siswa
2. Pengetahuan dan wawasan apa yang dibutuhkan siswa
3. Keterampilan
apakah
agar
siswa
mampu
mendemonstrasikan
4. Sikap apakah yang nantinya dimiliki siswa dan lain-lain.
Ketika menganalisis isi materi pelajaran, guru bertanya
pada dirinya yaitu:
1. Materi apa yang akan disampaikan dan harus dipahami
siswa

2. Apa dan darimana sumber pengetahuan itu diperoleh


3. Bagaimana menilai caraberpikir siswa dan cara untuk
meningkatkan pemahaman siswa
4. Adakah kesalahpahaman siswa dalam menangkpa hasil
pembelajaran, jika ada bagaimana meminimalisirnya.
Ketika
merencanakan
proses
pembelajaran,
pertanyaannya adalah sebagai berikut:
1. Bagaimana siswa dapat memahami

pelajaran

dan

keterampilan yang diajarakan


2. Bagaimana siswa dapat membangun sikap dan nilai yang
dianggap penting
3. Bagaimana struktur organisasi kelas, pembelajran dikelas,
strategi pembelajaran yang efektif dan efisien.
Dalam proses pembelajaran ada tiga tahap kegiatan, yaitu sebagai
berikut:
1. Kegiatan Awal
Yaitu memuat aktivitas

guru,

bagaimana

seorang

guru

menarik perhatian siswa, membangkitkan motivasi siswa,


menjelaskan maksud tujuan pembelajran dan mengulang
pelajaran sebelumnya ataupun membuka pengetahuan siswa.
2. Kegiatan Inti
Yaitu bagaimana cara guru menyampaikan materi, mengelola
kelas, memperoleh umpan balik terhadap hasil belajar siswa,
dan membantu siswa untuk memonitor belajaranya.
3. Kegiatan Penutup
Bagaimana guru dan siswa mendiskusikan pembelajaran yang
akan datang setelah evaluasi pembelajaran.
D. Peran Guru dalam Pembelajaran
Guru adalah seorang figur utama dalam dunia pendidikan
formal. Guru mempunyai tanggung jawab yang besar atas moral
anak didiknya. Guru berperan sebagai pembimbing, pendidik,
pelatih, disamping itu juga sebagai transfer of knowledge dan
4

transfer of value yang dilaksanakan secara teratur, terarah dan


sistenatis untuk membentuk manusia yang berkulaitas. Seperti
dalam pepatah yang diungkapkan oleh bapak pendidikan kita, Ki
Hajar Dewantara, menyebutkan guru adalah tut wuri handayani,
ing madyo mangun karso, ing ngarso sung tulodho. Yang berarti
guru

didepan

sebagai

contoh

(suri

tauladan),

ditengah

memberikan semangat, dan dibelakang memberikan dorongan


atau motivasi. Keberadaan guru sangat besar bagi siswa, guru
akan merubah perilaku siswa, mentransfer pengetahuan dan
menanamkan budi pekerti.
RANGKUMAN BAB I
KIAT MENGEMBANGKAN PEMBELAJARAN
Maju tidaknya suatu negara adalah tergantung pada
pendidikannya. Jika pendidikan itu rendah maka kualitas sumber
daya manusinaya pun rendah. Sebaliknya jika pendidikan itu
berkualitas maka akan menghasilkan manusia yang berkualitas.
Maka

perlunya

peningkatan

sumber

daya

manusia

melalui pendidikan yang berkualitas.


Mendesain pembelajaran adalah hal yang sangat
penting untuk mencapai tujuan pendidikan. Yaitu dengan
merubah paradigma teacher oriented menjadi student oriented.
Agar dapat memberikan kebebasan aktivitas siswa sehingga
siswa dapat mengoptimalkan kemampuannya.
Serta
bagaimana
kiat-kiat
guru

dalam

mengembangkan

dalam

kemampunan

siswa

pembelajaran, guru harus memperhatikan siswa dari segi


kebutuhan, kemampuan dan lain sebagainya. Guru harus
menganalisis

materi,

merencanakan
5

proses

pembelajaran,

menyusun strategi pembelajaran yang akan diaplikasikan dalam


tiga kegaiatan awal, inti dan penutup dalam proses belajar
mengajar.
Peran guru dalam pembelajaran adalah sangat
besar pengaruhnya terhadap anak didik, sebab guru yang
membimbing, melatih, mendidik anak secara teratur, berencana
dan

sistematis

agar

membawa

perubahan

perilaku,

mendapatkan pengetahuan luas dan mempunyai budi pekerti


yang luhur.

BAB II
MENGEMBANGKAN KEMAMPUAN INDIVIDUAL SISWA
A. Pendahuluan
Proses belajar mengajar dirancang sesuai dengan prinsipprinsip belajar mengajar. Belajar mengajar merupakan kegiatan
aktif

siswa dalam membangun makna

atau pemahaman.

Dengan demikian guru harus mampu memprakarsai siswa agar


siswa

dapat

mengembangkan

gagasannya,

memberikan

dorongan, motivasi kepada siswa agar siswa mempunyai


tanggung jawab untuk belajar sepanjang hayat. Berikut adalah
tujuh

ciri-ciri

proses

belajar

mengajar

yang

dapat

mengembangkan kompetensi siswa.


B. Belajar Bermakna
Belajar makna dan hakikat belajar diartikan sebagai
proses

membangun

makna

atau

pemahaman

terhadap

informasi dan pengalaman. Proses itu disaring dengan presepsi,


pikiran (pengetahuan awal), dan perasaan siswa.
Mengajar merupakan kegiatan pertisipasi guru dalam
membangun
tersebut

pemahaman

harus

siswa.

selalu

Namun

menempatkan

partisipasi

guru

pembangunan

pemahaman itu sendiri adalah tanggung jawab siswa bukan


guru. Misal siswa bertanya, maka pertanyaan itu dikembalikan
kesiswa lagi, sebelum guru memberikan bantuan menjawabnya.
C. Siswa sebagai Pusat Belajar
Setiap siswa pasti memiliki karakteristik yang berbedabeda. Oleh sebab itu proses pembelajaran harus menempatkan
siswa sebagai subyek belajar. Artinya proses pembelajaran
memperhatikan bakat, minat, kemampuan, cara dan strategi

belajar, motivasi belajar, latar belakang siswa serta mendorong


siswa untuk mengembangkan potensinya secara optimal.
D. Belajar melalui Pengalaman
Proses pembelajaran perlu

menyediakan pengalaman

nyata dalam kehidupan sehari-hari atau dunia kerja sesuai


dengan konsep, kaidah dan prinsip ilmu yang dipelajari. Sebab
dari pengalaman inderawi diharapkan memperoleh informasi
dari melihat, mendengar, menjamah, mencicipi dan mencium.
Namun ada yang tidak bisa diwujudkan dalam pengalaman
nyata harus digantikan dengan simulasi.
E. Mengembangkan Penalaran Siswa
Dalam hal ini siswa akan lebih mudah mengembangkan
pemahamannya apabila ia berinteraksi dengan yang lainnya,
misalnya

ia

dapt

mengemukakan

gagasannya,

bertukar

pendapat dalam sebuah diskusi atau belajar kelompok, hal


demikian dapat mempertajam, memperdalam, memperkaya
wawasan karena memperoleh tanggapan dari siswa lain atau
guru. Oleh sebab itu guru harus mampu mendorong siswa untuk
membebaskan siswa mengkomunikasikan gagasannya.
F. Mengembangkan Fitrah Siswa
Sejak manusia lahir sudah memiliki rasa ingin tahu,
imajinasi dan fitrah ber-Tuhan, hal tersebut akan menjadi modal
dasar untuk bersikap peka, kritis, mandiri dan kreatif dan rasa
fitrah terhadap Tuhan akan menumbuhkan ketaqwaan kapadaNya. Proses pembelajaran perlu mempertimbangkan rasa ingin
tahu, imajinasi dan fitrah ber-Tuhan agar dalam kegiatan
pembelajaran menjadi wahana untuk memperdayakan ketiga
potensi tersebut.

G. Belajar Sepanjang Hayat


Setiap siswa membutuhkan belajar sepanjang hayat sebab
agar ia dapat bertahan dan sukses dalam menghadapi masalah
dikehidupan sehari-hari hingga akhir hayatnya. Oleh sebab itu
anak membutuhkan fisik dan mental yang kokoh. Dalam proses
pembelajaran

anak

diharapakan

dapat

mengenal

dirinya,

mengembangkan segala potensinya agar dapat menyesuaikan


diri, bersosialisasi dengan lingkungan sehingga anak dapat
menerapkan belajar sepanjang masa hidupnya hingga akhir
hayat.
H. Mengembangkan Belajar Mandiri
Siswa harus mampu mengembangkan belajar mandiri,
sebab belajar mandiri memiliki manfaat yang banyak tehadap
kemampuan kognisi, afeksi, dan psikomotorik siswa. Manfaat
tersebut antara lain:
1. Memupuk tanggung jawab
2. Meningkatkan keterampilan
3. Memcahkan masalah
4. Mengambil keputusan
5. Berfikir kreatif
6. Berfikir kritis
7. Percaya diri yang kuat
8. Menjadi guru bagi dirinya sendiri

RANGKUMAN BAB II
MENGEMBANGKAN KEMAMPUAN INDIVIDUAL SISWA
Proses belajar mengajar dirancang sesuai dengan prinsipprinsip belajar mengajar, agar siswa mempunyai tanggung jawab
untuk belajar sepanjang hayat. Ada tujuh ciri-ciri proses belajar
mengajar yang dapat mengembangkan kompetensi siswa.
1. Belajar Bermakna
Yaitu proses membangun makna atau pemahaman terhadap
informasi dan pengalaman pada siswa. Proses itu disaring
dengan presepsi, pikiran (pengetahuan awal), dan perasaan.
2. Siswa sebagai Pusat Belajar
Yaitu harus menempatkan siswa sebagai subyek belajar,
sebab setiap siswa mempunyai karakteristik yang berbedabeda.jadi guru harus memperhatikan potensi masing-masing
siswa.
3. Belajar melalui Pengalaman
Proses belajar diperlukan pengalaman

dalam

realitas

kehidupan yang sesuai dengan ilmu yang dipelajari sebab


dengan pengalaman inderawi siswa akan lebih tajam untuk
memahami dan akan terus diingat dalam ingatannya.
4. Mengembangkan Penalaran Siswa
Dengan diskusi atau adanya interaksi satu sama lain siswa
dapat mengkomunikasikan, megemukakan ide gagasannya
terhadap guru atau temannya sehingga akan terjadi umpan
balik dan merangsang pikiran siswa.
5. Mengembangkan Fitrah Siswa
Proses pembelajaran perlu mempertimbangkan rasa ingin
tahu, imajinasi dan fitrah ber-Tuhan agar dalam kegiatan

10

pembelajaran menjadi wahana untuk memperdayakan ketiga


potensi tersebut.
6. Belajar Sepanjang Hayat
Setiap siswa harus mampu menerapkan belajar sepanjang
hayat agar ia dapat bertahan dan sukses dalam menjalani
kehidupannya.
7. Mengembangkan Belajar Mandiri
Siswa harus mampu mengembangkan belajar mandiri, sebab
belajar mandiri memiliki manfaat yang banyak tehadap
kemampuan kognisi, afeksi, dan psikomotorik siswa.

11

BAB III
PENGELOLAAN PEMBELAJARAN
A. Konsep Dasar Pembelajaran
1. Pengertian Pembelajaran
Pembelajaran adalah kemampuan

mengelola

secara

operasional dan efisien terhadap komponen-komponen yang


berkaitan dengan pembelajaran sehingga menghasilkan nilai
tambah terhadap komponen tersebut.
2. Komponen-Komponen yang Mempengaruhi

Kualitas

Pembelajaran
a. Siswa, meliputi lingkungan/lingkungan sosial, ekonomi,
budaya dan geografis, intelegensi, kepribadian, bakat dan
minat.
b. Guru, meliputi latar belakang pendidikan, pengalaman
kerja, beban mengajar, kondisi ekonomi, motivasi kerja,
komitmen terhadap tugas, disiplin dan kreatif.
c. Kurikulum,
d. Sarana dan Prasarana Pendidikan, meliputi

alat

peraga/alat praktik, laboratorium, perpustakaan, dan lainlain.


e. Pengelolaan Sekolah, meliputi pengelolaan: kelas, guru,
siswa, sarana dan prasarana, peningkatan tata tertib, dan
kepemimpinan.
f. Pengelolaan
penampilan
penggunaan

Proses
guru,

Pembelajaran,

penguasaan

metode/strategi

meliputi

materi/kurikulum,

pembelajaran,

pemanfaatan fasilitas pembelajaran.


g. Pengelolaan Dana, meliputi perencanaan

dan

anggaran

(RAPBS), sumber dana, penggunaan dana, laporan dan


pengawasan.

12

h. Monitoring dan Evaluasi, meliputi Kepala Sekolah,


pengawas sekolah, komite sekolah sebagai supervisior.
i. Kemitraan, meliputi hubungan sekolah dengan instansi
pemerintah, hubungan dengan dunia usaha dan tokoh
maasyarakat, serta lembaga pendidikan lainnya.
B. Pengelolaan Tempat Belajar
Tempat belajar seperti ruang kelas yang

menarik

merupakan hal yang sangat disarankan dalam pendekatan


Creating Learning Communities for Children (CLCC) atau PAKEM /
PAIKEM yaitu Pendekatan Pembelajaran yang Aktif, Inovatif,
Kreatif, Efektif, dan Menyenangkan.
Pengelolaan
tempat
belajar

meliputi

pengelolaan

beberapa benda/objek yang ada dalam ruang belajar, seperti


meja-kurrsi, hasil karya siswa, alat-lat/ sumber yang ada
didalam kelas, hiasan dinding dan sebagainya.
C. Pengelolaan Siswa
Pengelolaan siswa dapat dilakukan beragam, kelompok,
berpasangan,

dan

lainnya.

Namun

guru

harus

tetap

memperhatikan karakteristik siswa dan teknis pembelajaran


(individual atau kelompok. Rancangan KBM sangat diperlukan
dalam mengelola suasana belajar agar siswa memperoleh
peluang

sama

untuk

menunjukkan

dan

mengembangkan

potensinya.
1. Mengenal Karakteristik Siswa
Guru harus mengenal karakterisitk, sikap dan perilaku
siswa di kelas, agar dapat memberikan bimbingan dan
penanggulangan masalah jika diperlukan. Secara umum sifat
dan perilaku siswa dapat digolongkan sebagai berikut:
a. Siswa Pendiam/pemalu
Siswa
pendiam/pemalu
sangat
sulit
untuk
mengidentifikasi,

sebab
13

siswa

ini

cenderung

guru
pasif

meskipun ia selalu mengikuti perintah guru. Oleh sebab


itu

guru

harus

sering

bertanya

agar

memberikan

kesempatan untuk aktif dan tidak malu bertanya.


b. Siswa Perenung
Siswa ini suka melamun dan tidak berkonsentrasi dalam
proses pembelajaran. Siswa seperti ini harus lebih banyak
ditanya dan guru harus memperhatikan dengan jeli serta
banyak diberi perintah secara khusus.
c. Siswa Super Aktif (Hyper active)
Siswa seperti ini memberikan dampak negatif bagi temantemannya dan mengganggu dalam proses pembelajaran
jadi harus diberikan bimbingan dan konseling serta
penanganan yang khusus.
d. Siswa Malas
Siswa seperti ini harus diberi perhatian khusus oleh guru.
Guru harus lebih banyak bertanya agar siswa ini dapat
menjadi aktif dalam hal positif.
2. Belajar Klasikal, Individual dan Kelompok
Guru harus melakukan pendekatan terhadap

siswa-

siswinya baik dikelas


maupun diluar kelas agar guru dapat mengetahui karakteristik
(sikap dan perilaku) individual setiap siswa.
Guru dapat memberikan tugas secara klasikal, guru dapat
mendatangi atau mengontrol siswa secara langsung untuk
memberikan arahan dan bimbingan secara individual. Dengan
demikian guru akan mengetahui kelemahan-kelemahan setiap
siswa.
Guru juga dapat melaksanakan kegiatan belajar dengan
berkelompok yang berguna untuk melatih siswa bekerja
sama, berinteraksi satu sama lain, saling beradu argument
dan memecahkan masalah secara bersama-sama. Akan tetapi

14

guru harus tetap mengawasi membina dan mengembangkan


kegiatan pembelajaran kelompok.
D. Mengaktifkan Siswa
Dalam mengelola kegiatan pembelajaran ada 4 strategi
yang perlu dikuasai guru, yaitu sebagai berikut:
1. Pertanyaan Yang Merangsang Siswa

Berpikir

dan

Berproduksi
Alat pembelajaran yang paling murah dan ampuh adalah
bertanya. Pertanyaan dapat membuat siswa berpikir.
2. Penyediaan Umpan Balik Yang Bermakna
Umpan balik adalah respon/reaksi guru terhadap perilaku
siswa. Ketika siswa berperndapat guru harus merespon
dengan tidak memvonis salah sebab kata salah

dapat

menurunkan semangat siswa dalam belajar. Tetpai dengan


apresiasi betul atau baik.
Umpan balik ada dua sifat yaitu memvonis dan tidak
memvonis. Umpan balik yang bersifat memvonis menjadikan
siswa bergantung pada guru sebab siswa tidak

dapat

memutuskan dan menilai gagasannya sendiri. Sedangkan


umpan balik yang tidak memvonis membuat siswa merasa
dihargai, dapat berfikir, dan bertanggung jawab untuk menilai
mutu gagasan sendiri.
3. Belajar Kelompok
Salah satu cara mengaktifkan siswa adalah dengan
belajar kelomok, dengan beelajar kelompok siswa dapat
mengembangkan kemampuan dirinya dalam kelompok serta
dapat belajar lebih mandiri, disamping itu siswa dapat lebih
bebas untuk mengemukakan pendapatnya.
4. Penilaian terhadap Performance

15

Menilai

adalah

mengumpulkan

informasi

tentang

kemampuan belajar siswa tentang apa yang sudah dan belum


dikuasai siswa. Dengan menilai maka guru akan mengetahui
kekurangan-kekurangan

siswa

sehingga

guru

dapat

menemukan solusinya. Penilaian dilakukan berbasis kelas, dan


dilakukan

dengan

seobyektifnya

yaitu

dengan

keadaan

sebenarnya siswa.
5. Mengembangkan Pembelajaran Melalui Peta Konsep
Untuk membangun pemahaman siswa salah satunya
dengan peta konsep. Dalam peta konsep disusun dengan
garis-garis yang dihubungkan satu sama lain dan diberikan
kata kunci untuk memperjelas.
6. Menggali Informasi dari Media Cetak
7. Membandingkan dan Mensintesiskan Informasi
Yaitu dengan membandingkan informasi antara siswa yang
kemudian

disintesiskan

menjadi

satu

kesimpulan

atas

jawaban suatu permasalahan.


8. Melakukan Kerja Praktik
E. Pengelolaan Isi/Materi Pelajaran
1. Menyiapkan Silabus Pembelajaran
Silabus adalah bentuk pengemangan kurikulum yang
harus dikembangkan sesuai dengan kebutuhan sekolah,
potensi dan daerah sekolah.
2. Kalender Pendidikan
Kalender pendidikan adalah pengaturan waktu untuk
kegiatan pembelajaran peserta didik selama satu tahun
ajaran yang mencakup permulaan tahun ajaran, minggu
efektif belajar, waktu pembelajaran efektif dan hari libur.
3. Pengalaman Belajar
a. Pengalaman Mental
Bentuk pengalaman mental yaitu melalui membaca buku,
mendengarkan

ceramah,

16

mendengarkan berita

radio.

Pengalaman mental ini melalui pandang dengar yang


diperlukan kemampuan abstraksi dan konsentrasi penuh.
b. Pengalaman Fisik
Pengalaman
ini
melalui
kegiatan
pengamatan,
percobaan,penelitian, penyelesaian, karya wisata. Jadi
siswa dapat memanfaatkan seluruh inderanya melalui
pengalaman fisik.
c. Pengalaman Sosial
Bentuk pengalaman sosial dapat dilakukan dengan cara
wawancara, kerja bakti, diskusi, bakti sosial dan lain-lain.
pengalaman belajar ini siswa dapat berinteraksi, bertanya
dan mendemonstrasikan.
4. Pengelolaan Pembelajaran Tematik
Pembelajaran tematik satu strategi pembelajaran yang
melibatkan beberapa mata pelajaran untuk memberikan
beberapa pengalaman yang bermakna kepada siswa.
5. Pengelolaan Sumber Belajar
a. Sumber Daya Sekolah
Sumber daya sekolah harus dimanfaatkan semaksimal
mungkin dalam upaya menciptakan iklim sekolah sebagai
komunitas masyarakat belajar. Seluruh komponen sekolah
harus diberdayakan dengan optimal begitupun dengan
SDM yang ada sebab hal demikian baik iklim fisik dan
psikologis menentukan hasil belajar yang dicapai siswa.
b. Pemanfaatan Sumber Daya Lingkungan
Pemanfaatan sumbar daya lingkungan diperlukan dalam
upaya menjadikan sekolah sebagai bagian integral dari
masyarakat. Lingkungan sangat kaya dengan sumbersumber media dan alat bantu pelajaran. Lingkungan fisik,
sosial budaya berperan sebagai media belajar dan juga
sebagai objek kajian (sumber belajar).

17

RANGKUMAN BAB III


PENGELOLAAN PEMBELAJARAN
Pengelolaan pembelajaran baik dalam kelas maupun diluar
kelas dalam upaya meningkatkan kualitas pembelajaran meliputi
pengelolaan tempat belajar atau ruang kelas, pengelolaan siswa,
pengelolaan

kegiatan

pembelajaran,

pengelolaan

materi

pembelajaran, pengelolaan sumber belajar, pengelolaan strategi


dan evaluasi pembelajaran.
1. Pengelolaan Pembelajaran
Untuk memudahkan pada pengelolaan pembelajaran perlu
mengetahui konsep dasar pembelajaran dan komponenkomponen dalam pembelajaran.
2. Pengelolaan Tempat Belajar (Ruang Kelas)
Tempat belajar harus didesain seindah dan

semenarik

mungkin agar tercipta kondisi atau suasana yang bersih,


nyaman dan indah. Bisa dilakukan dengan pendekatan
PAKEM/PAIKEM.
3. Pengelolaan Siswa
Pengelolaan iswa dilakukan
karakteristik

siswa,

dengan

membentuk

belajar

cara

mengenal

siswa

individual maupun kelompok.


4. Pengelolaan Kegiatan Pembelajaran
Pengelolaan kegiatan pembelajaran menekankan

dengan

pada

keaktifan siswa.
5. Pengelolaan Isi/ Materi Pembelajaran
Pengolaaan ini harus berdasar pada silabus, pengalaman
belajar, dan pembelajaran tematik.
6. Pengelolaan Sumber Belajar
Pengelolaan ini memperhatikan sumber daya sekolah dan
sumber daya lingkungan sekolah.

18

BAB IV
STRATEGI PEMBELAJARAN
A. Pembelajaran Direct Instruction (pembelajaran langsung)
Pembelajaran langsung disebut juga dengan metode
ekspositori.

Metode

ekspositori

sering

disamakan

metode ceramah, namun bukanlah demikian

dengan

sebab metode

ekspositori meskipun berpusat pada guru akan tetapi tetap


melibatkan siswa. Jadi harus menciptakan lingkungan yang
berorientasi pada tugas-tugas yang harus diberikan kepada
siswa.
Keuntungan dari strategi pembelajaran langsung:
1. Dapat mengontrol isi dan urutan informasi yang diterima
siswa
2. Dapat digunakan secara efektif baik dikelas besar maupun
kecil
3. Salah satu pendekatan kepada siswa yang lemah
4. Menekankan pada pendengarkan dan observasi, dapat
membantu siswa yang suka belajar dengan cara ini
5. Guru dapat menguasai arah kelas
Kekurangan dari strategi pembelajaran langsung:
1. Agak berat bagi siswa yang lemah dalam menerima
informasi dengan mendengar, observasi dan mencatat
2. Sulit melayani perbedaan antar siswa
3. Sangat bergantung dari gaya komunikasi guru
4. Murid menjadi kurang aktif dan sedikit kesempatan untuk
mengembangkan fikirannya.
B. Diskusi Sebagai Strategi Pembelajaran
Diskusi adalah suatu proses tatap muka interaktif dimana
siswa

menukar

menjawab

ide

tentang

pertanyaan,

persoalan

meningkatkan

pemahaman atau membuat keputusan.

19

untuk

dipecahkan,

pengetahuan

dan

Dalam diskusi siswa dituntut untuk selalu aktif berpatisipasi.


Siswa dilatih berpikir kritis, berani mengungkapkan pendapat
dan menghargai pendapat orang lain.
Keuntugan dari Diskusi:
1. Dapat melatih anak berargument dengan bahasa yang
baik, menanggapi pendapat orang lain dengan tepat serta
dapat menghargai pendapat orang lain dengan benar
2. Berlatih memecahkan masalah
3. Membangun kemampuan siswa untuk menganalisis isi
pelajaran, mengungkapkan secara lisan dan berpikir kritis
Kekurangan dari Diskusi:
1. Diskusi tidak mungkin produktif jika tidak ada persiapan
materi dengan baik
2. Hanya beberapa siswa saja yang aktif
3. Pembahasan bisa saja keluar dari alur diskusi
C. Small GroupWork (Kerja Kelompok) Sebagai Strategi
Pembelajaran
Kerja kelompok adalah kumpulan beberapa siswa yang
didalamnya terjadi interaksi.
Keuntungan:
1. Mendorong siswa untuk mengungkapkan idenya dengan
bahasa yang mudah sehingga membantu pemahaman bagi
anggotanya
2. Memberikan

kesempatan

kepada

siswa

untuk

aktif

berpendapat sehinggadapat menuntaskan materi


3. Melibatkan siswa secara aktif dapat meningkatkan prestasi
belajar siswa.
Kekurangan:
1. Siswa harus belajar bagaimana belajar dalam lingkungan
2. Tidak mudah untuk mengontrol semua siswa dalam group
3. Ada beberapa siswa yang mengalami kesulitan dan tidak
suka dengan mengajar sesama siswa.

20

D. Co-Operative Learning
Pembelajaran Kooperatif merupakan pembelajaran yang
mengutamakan kerjasama diantara siswa untuk mencapai
tujuan

pembelajaran.

Pembelajaran

Kooperatif

dapat

menciptakan saling ketergantungan antar siswa, sehingga


sumber belajar bagi siswa bukan hanya guru, buku tetapi juga
sesama siswa.
Ciri-ciri pembelajaran kooperatif learning:
1. Siswa belajar dalam kelompok kecil, untuk mencapai ketuntasan
belajar
2. Kelompok dibentuk dari siswa yang memiliki kemampuan
tinggi, sedang dan rendah
Keuntungan:
1. Mengajarkan siswa lebih percaya pada kemampuan sendiri
untuk berpikir, mencari informasi dari sumber lain, dan
belajar dari siswa lain
2. Mendorong siswa untuk mengungkapkan idenya secara
verbal dan membandingkan ide temannya serta saling
menhargai pendapat temannya
3. Suatu strategi efektif bagi siswa untuk mencapai hasil
akademik dan soosial termasuk meningkatkan prestasi,
percaya diri, dan hubungan interpersonal positif antara satu
siswa dengan yang lain, dan meningkatkan keterampilan
manajemen waktu.
Kekurangan:
1. Beberapa siswa pada awalnya segan mengeluarkan ide, takut
dinilai temannya dalam group
2. Sulit untuk membentuk kelompok yang solid yang dapat
bekerja sama dengan secara harmonis
3. Tidak semua siswa memahami dan menerima pembelajaran
kooperatif

21

E. Problem Solving
Ciri-ciri pokok problem solving:
1. Siswa bekerja secara individual atau dalam kelompok kecil
2. Tugas yang diselesaikan adalah persoalan realistic untuk
dipecahkan
3. Siswa menggunakan berbagai pendekatan belajar
4. Hasil pemecahan masalah didiskusikan antara semua siswa
Keuntungan:
1. Pemecahan masalah memberikan tantangan pada siswa, dan
mereka merasa puas dari penemuan baru itu
2. Pemecahan masalah membantu siswa mengembangkan
pengetahuan baru untuk kepentingan persoalan berikutnya.
3. Pemecahan masalah dapat mengembangkan keterampilan
berpikir kritis siswa dan kemampuan mereka mengadaptasi
situasi pembelajaran baru
4. Pemecahan masalah membantu

siswa

mengevaluasi

pemahamannya dan mengidentifikasi alur berpikirnya.


Kekurangan:
1. Jika masalah tersebut tidak berbobot maka tidak dapat
memotivasi siswa untuk berpikir
2. Keberhasilan
pembelajaran

pemecahan

masalah

mensyaratkan banyak persiapan.


F. Strategi Think-Talk-Write
Strategi ini digunakan dalam kelompok heterogen yang
dimulai dari membaca, berpikir, mengkomunikasikan dengan
bahsa yang mereka pahami kemudian menuliskannya.
Langkah-langkah pembelajaran dengan strategi TTW
1. Guru membagi teks bacaan berupa lembaran aktivitas siswa
yang memuat situasi masalah bersifat open-ended dan
petunjuk serta prosedur pelaksanaannya

22

2. Siswa membaca teks dan membuat catatan dari hasil bacaan


secara individual, untuk dibawa ke forum diskusi (think)
3. Siswa berinteraksi dan berkolaborasi dengan teman untuk
membahas isi catatan (talk). guru berperan sebagai mediator
lingkungan belajar
4. Siswa mengkonstruksi sendiri pengetahuan sebagai hasil
kolaborasi (write).
G. Strategi Pembelajaran Berbasis Konstruktivis
Pembelajaran berbasis konstruktivis adalah pembelajaran
yang

melibatkan

anak

secara

aktif

membangun

pengetahuannya melalui berbagai jalur, seperti membaca,


berpikir, mendengar, berdiskusi, mengamati dan melakukan
eksperimen terhadap lingkungan serta melaporkannya. Dengan
kata lain tidak semerta-merta pengetahuan ditransmisikan ke
siswa begitu saja tetapi siswa harus membangun struktur
pengetahuan berdasarkan perkembangan tahap berpikirnya.

23

RANGKUMAN BAB IV
STRATEGI PEMBELAJARAN
Ada 7 macam strategi pembelajaran diantaranya:
Pertama: Pembelajaran Direct Instruction (pembelajaran
langsung) yang disebut juga dengan metode ekspositori. metode
ekspositori adalah metode yang
tetap melibatkan siswa.

berpusat pada guru akan tetapi

Kedua:

Diskusi

Sebagai Strategi

Pembelajaran adalah suatu proses tatap muka interaktif dimana


siswa menukar ide tentang persoalan untuk dipecahkan, menjawab
pertanyaan, meningkatkan pengetahuan dan pemahaman atau
membuat

keputusan.

Ketiga:

Small

GroupWork

(Kerja

Kelompok) Sebagai Strategi Pembelajaran adalah kumpulan


beberapa siswa yang didalamnya terjadi interaksi. Keempat: CoOperative

Learning

merupakan

pembelajaran

yang

mengutamakan kerjasama diantara siswa untuk mencapai tujuan


pembelajaran.

Kelima:

Problem

Solving

merupakan

pembelajaran yang berpusat pada masalah untuk dipecahkan


secara

bersama-sama.

Keenam:

Strategi

Think-Talk-Write.

Strategi ini digunakan dalam kelompok heterogen yang dimulai dari


membaca,

berpikir,

mereka

pahami

Pembelajaran

mengkomunikasikan
kemudian

Berbasis

dengan

bahsa

menuliskannya.

Konstruktivis

yang

Ketujuh:

adalah pembelajaran

yang melibatkan anak secara aktif membangun pengetahuannya


melalui berbagai jalur, seperti membaca, berpikir, mendengar,
berdiskusi,

mengamati

dan

melakukan

lingkungan serta melaporkannya.

24

eksperimen

terhadap

1.

25

BAB V
MENINGKATKAN KUALITAS PEMBELAJARAN
Dirjen Dikdasmen (1994) telah menggaris bawahi enam
komponen dasar yang saling terkait dalam meningkatkan kualitas
pembelajaran yaitu:
A. Peningkatan Kemampuan Guru
Untuk meningkatkan kemampuan profesionalitas guru
dengan

berbagai

pelatihan

dan

upaya,

antara

pembinaan

lain

tekniis

melalui

yang

pendidikan,

dilakukan

secara

berkesinambungan di sekolah dan wadah-wadah pembinaan


profesional

seperti

PKG

(Pemantapan

Kerja

Guru),

KKS

(Kelompok Kerja Kepala Sekolah), dan KKPS (Kelompok Kerja


Pengawas Sekolah).
Peningkatan dan pengembangan kemampuan profesional
tersebut

menurut

Dirijen

Pendidikan

Dasar

dan

Menegah

meliputi berbagai aspek antara lain kemampuan menggunakan


metode

dan

melaksanakan

sarana

dalam

penilaian

proses

proses

belajar

dan

hasil

mengajar,

belajar,

dan

kemampuan memanfaatkan lingkungan sebagai sumber belajar,


disiplin dan komitmen guru terhadap tugas.
B. Pemanfaatan Lingkungan, Sarana dan Prasarana
Pemanfaatan lingkungan meliputi peningkatan kebersihan,
keindahan,

kesehatan,

pemanfaatannya

dan

sebagai

pelestarian
sumber

lingkungan

dan

alat

serta
belajar.

Pengembangan sarana dan prasarana menunjang proses belajar


mengajar seperti perpustakaan harus dikelola dengan sebaikbaiknya,

kemudia sarana penunjang kurikulum serta sarana

prasarana kegiatan ekstrakulikuler dan mulok.


C. Pelaksanaan Monitoring dan Evaluasi
26

Program peningkatan mutu pembelajaran dapat tercapai


bila proses pembelajaran di kelas berlangsung dengan baik,
berdayaguna dan berhasil guna. Hal tersebut tidak akan
terlaksana tanpa adanya peran guru yang profesional. Untuk
memotivasi guru agar mengembangkan tugas pokoknya seharihari sesuai dengan tuntutan profesinya perlu dilakukan supervisi
atau pembinaan profesional. Supervisi dilaksanakan dengan
tujuan meningkatkan kemampuan dan keterampilan guru dalam
mengelola proses pembelajaran secara baik.
D. Pengembangan Tes dan Evauasi Belajar
Evaluasi terbagi menjadi dua macam yaitu evaluasi
formatif dan sumatif. evaluasi formatif dilakukan disetiap akhir
pelajaran seperti ulangan harian, sedangkan evalusi sumatif
dilakukan setiap caturwulan atau semester seperti ulangan
umum.

Dalam

pelaksanaan

tes

dan

evaluasi

harus

menggunakan benutuk tes yang bervariasi serta berpedoman


pada

program

Pengembangan

semesteran
tes

dan

dan

evaluasi

kalender
belajar

pendidikan.

bertujuan

untuk

mengetahui tingkat kemampuan siswa sehingga dapat dilakukan


program perbaikan-perbaikan kepada siswa yang gagal serta
dalam proses pembelajaran selanjutnya.
E. Hubungan Sekolah dengan Masyarakat
Sekolah
merupakan
tempat
pembinaan

dan

pengembangan pengetahuan dan kebudayaan yang sesuai dan


dikehendaki oleh masyarakat dimana sekolah itu berada.
Sebaliknya masyarakat diharapkan membantu dan bekerja sama
dengan sekolah agar program sekolah berjalan lancar dan

27

lulusan yang dihasilkan memenuhi kebutuhan masayarakat.


Hubungan sekolah dengan masayarkat antara lain:
1. Hubungan sekolah dengan orang tua siswa
2. Hubungan sekolah dengan instansi terkait
3. Hubungan sekolah dengan dunia usaha

dan

tokoh

masyarakat
4. Hubungan sekolah dengan lembaga pendidikan lainnya

F. Kompetensi Dasar dan Sikap yang Perlu Dimiliki Guru


Dalam rangka melaksanakan proses pembelajaran seorang guru
harus memiliki sikap dan kemampuan:
1. Menguasai kurikulum dan perangkat pembelajaran
2. Penguasaan bidang materi dan studi
3. Penguasaan metode dan teknik penilaian
4. Komitmen atau kecintaan guru terhadap tugasnya
5. Disiplin

28

RANGKUMAN BAB V
MENINGKATKAN KUALITAS PEMBELAJARAN
Dirjen Dikdasmen (1994) telah menggaris bawahi enam
komponen dasar yang saling terkait dalam meningkatkan kualitas
pembelajaran yaitu:
1. Peningkatan Kemampuan Guru
2. Pemanfaatan Lingkungan, Sarana dan Prasarana
3. Pelaksanaan Monitoring dan Evaluasi
4. Pengembangan Tes dan Evauasi Belajar
5. Hubungan Sekolah dengan Masyarakat
6. Kompetensi Dasar dan Sikap yang Perlu Dimiliki Guru

29

BAB VI
PENERAPAN KURIKULUM

A. Pendahuluan
Perubahan kurikulum suatu hal yang pasti terrjadi, karena
kurikulum harus disesuaikan dengan kebutuhan masyarakat
secara

nasional,

lemahnya

kurikulum

akan

menyebabkan

lemahnya penguasaan pengetahuan, sikap, dan keterampilan


peserta didik. Maka kurikulum harus dibangun kuat agar
pengetahuan, sikap, dan keterampilan peserta didik kuat dalam
mengantisipasi

persaingan

global

yang

dibarengi

dengan

kemajuan teknologi dan informasi.


Berselang beberapa tahun penerapan kurikulum berbasis
kompetensi (KBK) tahun 2004 telah terjadi perubahan kepada
kurikulum tingkat satuan pendidikan (KTSP) 2006.

KBK tahun

2004 merupakan kurikulum uji coba karena tidak ada surat


keputusan dari pemerintah tentang penggunaannya secara
nasional sedangkan KTSP 2006 sudah dikeluarkan keputusan
pemakaiannya.
B. Pendekatan Pendekatan Kurikulum
Depdiknas (2002) mengemukakan bahwa KBK memiliki
karakteristik sebagai berikut:
1. Menekankan pada ketercapaian siswa baik secara individual
maupun klasikal
2. Berorientasi pada hasil belajar dan keberagaman
3. penyampaian dalam pembelajaran menggunakan pendekatan
dan metode yang bervariasi

30

4. sumber belajar bukan hanya guru, tetapi juga sumber belajar


llainnya yang mempunyai unsur edukatif, seperti lingkungan,
bahan, alat peralatan dan aktivitas
5. penilaian menekankan pada proses hasil belajar dalam upaya
pnguasaan atau pencapaian suatu kompetensi.
C. Ciri Pelaksanaan Kurikulum Berbasis Kompetensi dalam
Pembelajaran
Pemberlakuan KBK diharapkan dapat mengubah pola
pembelajaran dari teacher centered menjadi student centered.
Untuk itu ciri-ciri KBK dalam pembelajaran adalah sebagai
berikut:
1. Guru merancang dan mengelola PBM yang mendorong siswa
untuk berperan aktif dalam pembelajaran
2. Guru menggunakan alat bantu dan sumber belajar yang
beragam
3. Guru
memberikan

kesempatan

mengembangkan keterampilan
4. Guru
memberi
kesempatan

pada

siswa

untuk

kepada

siswa

untuk

mengungkapkan gagasannya secara lisan atau tulisan


5. Guru menyesuaikan bahan dan kegiatan belajar dengan
kemampuan siswa
6. Guru mengaitkan PBM dengan pengalaman siswa sehari-hari
7. Menilai PMB dan kemajuan belajar siswa secara terus
menerus.
D. Implementasi KBK dan KTSP
Implementasi KBK ataupun KTSP dalam pembelajaran
adalah suatu proses penerapan ide, konsep, dan kebijakan
kurikulum

dalam

aktivitas

pembelajaran,

sehingga

siswa

menguasai seperangkkat kompetensi tertentu, sebagai hasil


interaksi dengan lingkungan. Secara garis besar implementasi

31

KBK mencakup tiga kegiatan pokok yaitu pengembangan


program, pelaksanaan pembelajaran dan evaluasi.
1. Pengembangan Program
Pengembangan program KBK maupun KTSP mencakup
pengembangan

Program

Tahunan

(Prota),

Program

Semesteran (Promes), Program Mingguan, Program Harian,


perhitungan

minggu

efektif,

Remedial,

serta

program

bimbingan dan pembinaan.


2. Pelaksanaan Pembelajaran
Pembelajaran pada hakekatnya adalah proses interaksi
siswa dengan lingkungannya, sehingga terjadi perubahan
perilaku kearah yang lebih baik. Dalam interaksi tersebut
banyak faktor yang mempengaruhi perubahan tersebut baik
internal maupun eksternal. Dalam pembelajaran tugas guru
yang paling utama adalah mengkondisikan lingkungan agar
menunjang terjadinya perubahan perilaku bagi siswa. Secara
garis besar pelaksanaan pembelajaran mencakup tiga hal,
yaitu kegiatan awal, inti dan penutup yang terdapat dalam
silanus dan penilaian.
3. Evaluasi
Evaluasi tau penilaian untuk pencapaian kometensi
dilakukan berdasarkan indikator. Evaluasi dilakukan baik
dengan tes maupun non tes dalam bentuk tertulis maupun
lisan, pengamatan kinerja, pengukuran sikap, penilaian hasil
karya berupa tugas, proyekk atau produk, penggunaan
portofolio,

dan

penilaian

diri.

Evaluasi

merupakan

serangakain kegiatan untuk memperoleh, menganalisis, dan


menafsirkan data tentang proses dan hasil belajar peserta
didik

yang

dilakukan

32

secara

sistematisdan

berkesinambungan,

sehingga

menjadi

bermakna dalam pengambilan keputusan.

33

infoormasi

yang

RANGKUMAN BAB VI
PENERAPAN KURIKULUM
Kurikulum adalah komponen yang sangat berpengaruh
besar terhadap mutu pendidikan, maka kurikulum harus dibangun
kuat agar pengetahuan, sikap, dan keterampilan peserta didik kuat
dalam mengantisipasi persaingan global yang dibarengi dengan
kemajuan

teknologi

dan

informasi.

Kurikulum

Berbasis

Kompetensi (KBK 2004) merupakan kurikulum yang menekankan


pada ketercapaian kompetensi siswa yang berorientasi pada hasil
belajar. Kurikulum ini menenkankan pula pada pembelajaran
student oriented bukan teacher oriented. Sedangkan KTSP
2006 adalah kurikulum yang disusun berbasis kompetensi, meliputi:
pengetahuan, keterampilan dan nilai-nilai. KTSP mengisyaratkan
bahwa empat pilar dasar pendidikan yaitu learning to do, to
know, to be, to live together.
Implementasi KBK dan KTSP dalam pembelajaran
adalah

suatu

proses

penerapan

ide,

konsep,

dan

kebijakan

kurikulum dalam aktivitas pembelajaran, sehingga siswa menguasai


seperangkkat kompetensi tertentu, sebagai hasil interaksi dengan
lingkungan. Secara garis besar implementasi KBK mencakup tiga
kegiatan

pokok

yaitu

pengembangan

pembelajaran dan evaluasi.

34

program,

pelaksanaan

BAB VII
PERANAN MEDIA PEMBELAJARAN
A. Media dalam Komunikasi dan Pendidikan
1. Media dalam Komunikasi
Media berasal dari bahasa latin medium yang berarti
perantara.

Secara definisi media adalah suatu perangkat

yang dapat menyalurkan informasi dari sumber ke penerima


informasi. Media dalam komunikasi mempunyai 4 komponen
yaitu komunikator, komunikan, pesan dan media keempatnya
merupakan satu kesatuan yang utuh.
2. Media dalam Pendidikan
Media dalam pendidikan berati teknologi pembawa
informasi

yang

dapat

dimanfaatkan

untuk

keperluan

pembelajaran atau sarana fisik untuk menyampaikan isi


pelajaran. Misalnya, jika seorang dosen menyampaikan
materi

perkuliahan

dengan

menggunakan

OHP

melalui

pendekatan diskusi, maka OHP tersebut adalah media


pendidikan sedangkan diskusi adalah metodenya.
B. Manfaat Media dalam Kegiatan Pembelajaran
1. Penyampaian materi dapat diseragamkan
2. Proses pembelajaran menjadi lebih menarik
3. Proses belajar siswa menjadi lebih interaktif
4. Jumlah waktu belajar-mengajar dapat dikurangi
5. Kualitas belajar siswa dapat ditingkatkan
6. Proses belajar dapat trerjadi dimana dan kapan saja
7. Sikap positif terhadap bahan pelajaran maupun terhadap
proses belajar itu sendiri dapat ditingkatkan
8. Peran guru dapat berubah ke arah yang lebih positif dan
produktif.
C. Macam-macam Media Pembelajaran
Bretz, membagi media menjadi tiga macam yaitu:
35

1. Media audio
2. Media visual
3. Audio visual gerak
D. Pemilihan Media Pembelajaran
Penggunaan dan pemilihan mediaharus mempertimbangkan:
1. Tujuan/indikator yang hendak dicapai
2. Kesesuaian media dengan materi yang dibahas
3. Tersedia sarana dan prasarana penunjang
4. Karakteristik siswa.

36

RANGKUMAN BAB VII


PERANAN MEDIA PEMBELAJARAN
Media dalam Komunikasi dan Pendidikan. Media dalam
komunikasi
komunikan,

mempunyai
pesan

dan

komponen

media

yaitu

keempatnya

komunikator,

merupakan

satu

kesatuan yang utuh. Media dalam pendidikan berati teknologi


pembawa informasi yang dapat dimanfaatkan untuk keperluan
pembelajaran atau sarana fisik untuk menyampaikan isi pelajaran.
Macam-macam Media Pembelajaran. Bretz, membagi
media menjadi tiga macam yaitu: Media audio, Media visual dan
Audio visual gerak.

Pemilihan

Media

Pembelajaran

mempertimbangkan:
1.
2.
3.
4.

Tujuan/indikator yang hendak dicapai


Kesesuaian media dengan materi yang dibahas
Tersedia sarana dan prasarana penunjang
Karakteristik siswa.

37

harus

BAB VIII
PENILAIAN BERBASIS KELAS
A. Pengertian
Penilaian kelas merupakan suatu kegiatan guru yang
berkaitan dengan pengambilan keputusan tentang pencampaian
kompetensi atau hasil belajar peserta didik yang mengikuti
proses pembelajaran.
Penilaian kelas merupakan suatu proses yang dilakukan
melalui

langkah-langkah

perencanaan,

penyusunan

alat

penilaian, pengumpulan informasi melalui sejumlah bukti yang


menunjukkan

pencapaian

hasil

belajar

peserta

didik,

pengolahan, dan penggunaan informasi tentang hasil belajar


peserta didik.
B. Tujuan Penilaian
1. Untuk mengetahui tingkat pencapaian kompetensi selama
dan setelah proses pembelajaran berlangsung,
2. Untuk memberikan umpan balik bagi peserta didik agar
mengetahui kekuataan dan kelemahanya dalam proses
pencapaian kompetensi,
3. Untuk memantau kemajuan dan mendiagnosis kesulitan
belajar yang di alami peserta didik sehingga dapat dilakukan
pengayaan dan remedial,
4. Untuk memberikan umpan

balik

bagi

guru

dalam

memperbaiki metode, pendekatan, kegiatan, sumber belajar


yang digunakan.
5. Untuk memberikan pilihan alternatif penilian kepada guru,
6. Untuk memberikan informasi kepada orang tua dan komite
sekolah tentang efektivitas pendidikan.
C. Fungsi Penilaian kelas

38

1. Memgambarkan sejauhmana seorang peserta didik telah


menguasai suatu kompetensi
2. Mengevaluasi hasil belajar peserta didik dalam rangka
membantu

peserta

didik

memahami

dirinya

,membuat

keputusan tentang langkah berikutnya ,baik untuk pemilihan


program,pengembangan

kepribadian

maupun

untuk

penjurusan { sebagai bimbingan},


3. Menemukan kesulitan belajar dan kemungkinan prestasi yang
bisa di kembangkan peserta didik dan sebagai alat diagnosis
yang membantu guru menentukan apakah seseorang perlu
mengikuti remedial dan pengayaan,
4. Menemukan
kelemahan
dan

kekurangan

proses

pembelajaran yang sedang berlangsung guna perbaikan


proses pembelajaran berikutnya,
5. Sebagai kontrol bagi guru dan sekolah tentang kemajuan
perkembagan peserta didik.
D. Teknik Penilaian
Ada lima teknik yang dapat digunakan antara lain sebagai
berikut:
1. Penilaian Unjuk Kerja
Merupakan penilaian yang dilakukan dengan mengamati
kegiatan peserta didik dalam melakukan sesuatu. Seperti:
praktik di laboratorium, praktik sholat, olahraga dll.
2. Penilaian Proyek
Merupakan kegiatan penilaian terhadap suatu tugas yang
harus diselesaikan dalam periode/waktu tertentu. Contoh
seperti penilitian tentang kandungan yudium dalam garam
yang beredar di masyarakat.
3. Penilaian Produk
Merupakan penilaian terhadap proses pembuatan kualitas
suatu produk.
4. Penilaian Portofolio
39

Merupakan penilaian berkelanjutan yang didasarkan pada


kumpulan

informasi

yang

menunjukkan

perkembangan

kemampuan pesertaa didik dalam suatu periode tertentu.


5. Penilaian Diri
Merupakan suatu teknik penilaian dimana peserta didik
diminta untuk menilai dirinya sendiri berkaitan dengan
status, proses dan tingkat pencapaian kompetensi yang
dipelajarinya. Teknik penilaian diri dapat digunakan untuk
mengukur kompetensi kognitif, afektif dan psikomotorik.

RANGKUMAN BAB VIII


PENILAIAN BERBASIS KELAS
Penilaian kelas merupakan suatu proses yang dilakukan
melalui

langkah-langkah

perencanaan,

penyusunan

alat

penilaian, pengumpulan informasi melalui sejumlah bukti yang


menunjukkan

pencapaian

hasil

belajar

peserta

didik,

pengolahan, dan penggunaan informasi tentang hasil belajar


peserta didik. Ada lima teknik yang dapat digunakan
antara lain sebagai berikut:
1. Penilaian Unjuk Kerja
2. Penilaian Proyek
3. Penilaian Produk
4. Penilaian Portofolio
5. Penilaian Diri

40

RESENSI BUKU
A. IDENTITAS BUKU
Judul

:Taktik Mengembangkan Kemampuan

Individual Siswa
Penulis

: Drs. H. Maritim Yamin, M.Pd


Dr. Bansi I. Ansari, M.Pd

Editor

: Saiful Ibad, M.A

Korektor

: Tim Gaung Persada Press Jakarta

Layout Isi

: Mursyid

Halaman

: 196

Desain Cover

: Jakarta Putra Grafika

Cetakan

: Pertama, Januari 2008

Penerbit

: Gaung Persada Press Jakarta Kompleks

Kejaksaan Agung RI Blok EI/3 Cipayung Ciputat

15419

B. PERMASALAHAN DAN PEMECAHAN ISI BUKU


Perkembangan dan Perekembangan IPTEK yang semakin
pesat dewasa ini perlu direspon oleh kinerja pendidikan yang
profesional dan bermutu tinggi. Kualitas pendidikan yang
demikian itu sangat diperlukan untuk mendukung terciptanya
manusia yang cerdas dan terampil agar bisa bersaing secara
terbuka di era global. Dalam pada itu kinerja pendidikan
menuntut adanya pembenahan dan penyempurnaan terhadap
aspek subtansif yang mendukungnya, yaitu kurikulum dan
tenaga profesional yang melaksanakan kurikulum tersebut yaitu
guru.
Untuk mencetak lulusan Fakultas Tarbiyah yang dapat
berkiprah ditengah-ditengah masyarakat serta berkompeten
41

mengaplikasikan

ilmunya

secara

efektif

dan efisien

guna

meningkatkan kualitas pembelajaran maka buku ini memberikan


jawaban atas permasalahan tersebut yaitu sebagai pedoman
nagi pelaksana pendidikan seperti guru ataupun mahasiswa
sebagai calon guru, kepala sekolah, pengawas sekolah dan
komite sekolah agar terampil mengelola pembelajaran yang
dikehendaki

oleh

kurikulum

yang

berlaku

sekarang

yaitu

kurikulum KTSP.
C. ISI BUKU
Buku ini terdiri dari 196 halaman dan 8 Bagian, Bagian
Pertama berisi Kiat Mengembangkan Pembelajaran, Bagian
Kedua Mengembangkan Kemampuan Individual Siswa, Bagian
Ketiga berisi Pengelolaan Pembelajaran, Bagian Keempat
berisi

tentang

Strategi

Pembelajaran,

Bagian

kelima

Meningkatkan Kualitas Pembelajaran, Bagian Keenam berisi


tentang Peranan Kurikulum, Bagian Ketujuh berisi Peranan
Media

Pembelajaran,

Bagian

Kedelapan

Berisi

Penilaian

Berbasis Kelas.
D. KEKURANGAN DAN KELEBIHAN ISI BUKU
KEKURANGAN
Kekurangan buku ini dari segi bahasa banyak kata-kata yang
kurang diberi penegasan istilah, kemudian dari segi sistematika
penulisan kurang sistematis yaitu pada urutan bagian satu
sampai

delapan,

penulisan

juga

masih

banyak

terdapat

kesalahan seperti spasi, urutan poin a-e.


KELEBIHAN
Dari segi cover cukup menarik dengan desain atau font yang
indah, Tata letak yang sudah baik, bahasa yang cukup mudah
dipahami.

42

E. AKSIOLOGI (NILAI) BUKU


Eksistensi buku ini memberikan sumbangsih kepada para
guru dan calon guru untuk membekali pada saat terjun
dilapangan, sehingga dengan pembekalan yang sudah matang
maka guru akan mudah dalam meningkatkan pembelajaran
dikelas

sehingga

berkompeten

sesuai

menghasilkan
tuntutan

bersaing di era globalisasi ini.

43

lulusan-lulusan

masyarakat,

dan

agar

yang
bisa

Anda mungkin juga menyukai