Anda di halaman 1dari 16

KONSTRUKSI INSTRUMEN UNTUK INDIKATOR SIKAP

Makalah ini disusun untuk memenuhi tugas kelompok

Mata Kuliah : Evaluasi Pembelajaran PAI

Dosen Pengampu : Ade Rahman Matondang M.Pd

Disusun Oleh :

Kelompok 3

Adnan Syah Sitorus 0301193227

Saiban Nawawi 0301193261

Suliantika 0301192086

Nur Alfina Sitepu 0301193205

Rauza Alifvia 0301192190

PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUMATERA UTARA

T.A 2020/2021

i
KATA PENGANTAR

Asslamualaikum Warahmatullahi Wabarakatuh.

Puji syukur kita ucapkan kepada Allah Subhanallahu wa ta’ala yang telah memberi kita
semua anugrah-Nya.Shalawat dan salam kita hadiahkan kepada Nabi Muhammad Shallallahu
‘alaihi wasallam,semoga kita nantinya mendapat syafa’at dari nya.

Terkusus bagi kami mengucapakn kepada Allah Subhanallahu wa ta’ala karena telah
memberi saya kesempatan sehingga makalah ini dapat diselesaikan tepat pada
waktunya.Terima kasih juga kepada Bapak Dosen Ade Rahman Matondang, M.Pd yang
telah memberikan tugas ini dengan harapan dapat menambah pengetahuan dan wawasan
untuk kita semua.Kepada pihak-pihak yang telah berperan didalam proses pembuatan
makalah ini juga kami mengucapkan terima kasih dan kepada orangtua saya yang selalu
memberi dukungan,nasehat-nasehat yang baik serta selalu mendoakan.

Kami memohon maaf apabila ada kesalahan atau kekurangan dalam makalah ini karena
keterbatasan ilmu yang saya miliki.Kritik dan saran dari pembaca seklian akan sangat
bermanfaat agar menjadi perbaikan bagi kami kedepannya.Atas perhatiannya kami ucapakan
terima kasih.

Wassalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh

Medan,20 September 2021

Kelompok 3

ii
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR ................................................................................ i

DAFTAR ISI ............................................................................................... ii

BAB I PENDAHULUAN ............................................................................ 1

A. Latar Belakang Masalah .................................................................... 1

B. Rumusan Masalah ............................................................................. 1

C. Tujuan Masalah ................................................................................. 1

BAB II PEMBAHASAN ............................................................................. 2

A. Konsep Sikap .................................................................................... 2

B. Penilaian Sikap dalam Proses Pembelajaran Di Kelas ........................ 5

C. Penilaian Berbasis Kelas (PBK) ........................................................ 8

D. Skala Sikap ....................................................................................... 9

BAB V PENUTUP ...................................................................................... 12

A. Kesimpulan ....................................................................................... 12

B. Saran ................................................................................................. 12

DAFTAR PUSTAKA .................................................................................. 13

iii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar belakang
Pada umumnya penilaian sikap dalam berbagai mata pelajaran dapat dilakukan
berkaitan dengan objek sikap sebagai berikut :

1. Sikap terhadap mata pelajaran Sikap terhadap guru mata pelajaran Sikap
terhadap proses pembelajaran Sikap terhadap materi pembelajaran
2. Sikap berhubungan dengan nilai-nilai yang ingin ditanamkan dalam diri siswa
melalui materi tertentu
3. Sikap berhubungan dengan kompetensi afektifitas lintas kurikulum.

Yang mempengaruhi pembentukan sikap dalam proses pembelajaran, menurut


Klausmeir (1985) ada tiga model belajar pembentukan sikap yaitu : mengamati dan meniru,
menerima penguatan, menerima informasi verbal.

B. Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud dengan penilaian sikap?
2. Apa yang dimaksud dengan Penilaian Berbasis Kelas?
3. Apa saja macam – macam skala sikap?

C. Tujuan
1. Untuk mengetahui bagaimana makna dari penilaian sikap.
2. Untuk dapat mengetahui bagaimana Penilaian Berbasis Kelas.
3. Unutuk mengetahui macam – macam dari skala sikap.

1
BAB II
PEMBAHASAN
A. Konsep Sikap
1) Pengertian Sikap
Sikap merupakan suatu kecenderungan tingkah laku untuk berbuat sesuatu dengan
cara, metode, teknik, dan pola tertentu terhadap dunia sekitarnya, baik berupa orang -
orangan maupun berupa objek - objek tertentu. Sikap mengacu pada perbuatan dan perilaku
seseorang tetapi bukan berarti semua perbuatan identic dengan sikap. Adapun sikapa menurut
para ilmuan diantaranya yaitu:

a. Birrent, et al (1981) mendefinisikan sikap sebagai kumpulan hasil evaluasi seseorang


terhadap objek, orang, atau masalah tertentu. Sikap menentukan bagaimana pribadi
seseorang di ekspresikan. Menurutnya sifat kepribadiandapat didefinisikan sebagai
pola kebiasaan atau cara bereaksi terhadap. Sesuatu,oleh karena itu melalui sikap
seseorang, kita dapat mengenal siapa orang itu sebenarnya.

b. Menurut klausmeier (1985) ada tiga model belajar dalam rangka pembentukan sikap,
tiga model itu adalah: mengamati dan meniru, menerima penguatan dan menerima
informasi verbal. Ketiga model ini sesuai dengan kepentingan penerapan dalam dunia
pendidikan. Pembelajaran model pertama berlangsung melalui pengamatan dan
peniruan. Bandura (1977) menyebut proses pembelajaran ini dengan pembelajaran
melalui model (learning through modeling). Model kedua menerima penguatan
pembelajaran model ini berlangsung melalui pembiasan operan, yaitu dengan
menerima atau tida menerima suatu respons yang di tunjukan. Penguatan dapat berupa
ganjaran (penguatan positif) atau hukuman (penguatan negative). Model ketiga,
menerima informasi verbal, informasi tentang berbagai hal dapat d peroleh melalui
lisan atau tulisan. Informasi tentang objek tertentu yang di peroleh oleh seseorang
akan mempengaruhi pembentukan sikapnya terhadap terhadap objek yang
bersangkutan.

c. Menurut muhajirin (1992:75), mengatakan bahwa sikap merupakan kecenderungan


afeksi suka tidak suka pada suatu objek social. dst!

Dari beberapa pendapat ahli, diterapkan lima ciri yang menjadi karateristik sikap
seseorang oleh Rahmat (1998) yaitu:

2
1. Sikap adalah kecenderungan bertindak, berpresepsi, berpikir. dan merasa dalam
menghadapi obyek, ide, situasi. atau nilai. Sikap bukan perilaku tetapi merupakan
kecenderungan berperilaku dengan cara tertentu terhadap obyek sikap. Obyek
sikap dapat berupa benda, orang, tempat, gagasan, situasi, atau kelompok.
2. Sikap mempunyai daya pendorong. Sikap bukan hanya rekaman masa lalu tetapi
juga pilihan seseorang untuk menentukan apa yang disukai dan menghindari apa
yang tidak diinginkan.
3. Sikap relatif lebih menetap. Ketika satu sikap telah terbentuk pada diri seseorang
maka hal itu akan menetap dalam waktu relative lama
karena hal itu didasari pilihan yang menguntungkan dirinya

4. Sikap mengandung aspek evaluatif. Sikap akan bertahan selama obyek sikap
masih menyenangkan seseorang, tetapi kapan obyek sikap dinilainya negatif maka
sikap akan berubah.
5. Sikap timbul melalui pengalaman, tidak dibawa sejak lahir, sehingga sikap dapat
diperteguh atau diubah melalui proses belajar.
Sedangkan menurut para ahli sikap seseorang dapat meramalkan
perubahannya bila seseorang telah memiliki penguasaan kognitif tingkat tinggi. Ciri-
ciri hasil belajar afektif akan tampak pada berbagai tingkah laku peserta didik seperti
perhatiannya yang antusias dalam mengikuti proses pembelajaran, kedisiplinan dalam
belajar, memiliki motivasi yang tinggi untuk mengetahui lebih jauh tentang apa yang
sedang dipelajarinya, penghargaan dan rasa hormat terhadap guru mata pelajaran yang
bersangkutan.1

2) Pengertian penilaian sikap dalam lingkungan pendidikan


Dalam kehidupan sehari-hari tanpa disadari sebenarnya kita sering melakukan
penilaian. Namun, banyak orang belum memahami secara tepat arti penilaian.
Penilaian (assessment) adalah penerapan berbagai cara dan penggunaan beragam alat
penilaian untuk memperoleh informasi tentang sejauh mana hasil belajar peserta didik
atau ketercapaian kompetensi (rangkaian kemampuan) peserta didik. Penilaian

1
Arifin zainal.2011.Evaluasi Pembelajaran.Bandung: PTRemaja Rosdakarya.Hal:46-48

3
menjawab pertanyaan tentang sebaik apa hasil atau prestasi belajar seorang peserta
didik. Hasil penilaian dapat berupa nilai kualitatif (pernyataan naratif dalam kata-
kata) dan nilai kuantitatif (berupa angka). Jadi, penilaian sikap adalah penilaian yang
dilakukan untuk mengetahui sikap peserta didik terhadap mata pelajaran, kondisi
pembelajaran, pendidik, dan sebagainya.
Popham (1995) mengatakan bahwa penilaian sikap menentukan keberhasilan
belajar seseorang. Seorang peserta didik yang tidak memiliki minat/karakter terhadap
mata pelajaran tertentu, maka akan kesulitan untuk mencapai ketuntasan belajar
secara maksimal. Sedangkan peserta didik yang memiliki minat/karakter terhadap
mata pelajaran, maka akan sangat membantu untuk mencapai ketuntasan
pembelajaran secara maksimal.
Pengukuran sikap dapat dilakukan dengan beberapa cara. Cara-cara tersebut
antara lain: observasi perilaku, pertanyaan langsung, laporan pribadi, dan penggunaan
skala sikap. Uraian dari masing-masing cara dikemukakan sebagai berikut:
1. Observasi perilaku
Perilaku seseorang pada umumnya menunjukkan kecendurungan seseorang dalam
sesuatu hal. Misalnya, orang yang biasa minum kopi dapat dipahami sebagai
kecendurungan yang senang kepada kopi. Oleh karena itu, guru dapat melakukan
observasi terhadap siswa yang dibinanya. Hasil observasi dapat dilakukan sebagai
umpan balik dalam pembinaan.
2. Pertanyaan langsung.
Kita juga dapat menanyakan secara langsung tentang sikap seseorang berkaitan
dengan sesuatu hal. Misalnya, bagaimana tanggapan siswa tentang kebijakan yang
baru di sekolah tentang “peningkatan Ketertiban”.
3. Laporan pribadi
Penggunaan teknik ini disekolah, misalnya siswa diminta membuat usulan yang
berisi pandangan atau tanggapan tentang suatu masalah, keadaan, atau hal yang
menjadi objek sikap.
4. Skala sikap
Ada beberapa model skala yang dikembangkan oleh pakar untuk mengukur
sikap. Dalam buku ini akan diuraikan dua model saja, yaitu skala diferensiasi
semantik (scematic differential techniques) dan skala Likert (Likert scales). Skala
diferensiasi semantik memiliki dua kelebihan dibandingkan dengan berbagai teknik
yang lain. Pertama, teknik ini dapat digunakan dalam berbagai bidang. Kedua, teknik

4
ini sederhana dan mudah diimplementasikan dalam pengukuran dan penilaian sikap
siswa di kelas. Uraian secara rinci kedua skala tersebut disajikan pada bab-bab
berikutnya.2
B. Penilaian Sikap dalam Proses Pembelajaran Di Kelas
1) Komponen-komponen Sikap
Sikap pada dasarnya terdiri atas tiga komponen yaitu:
1. Komponen afektif yaitu perasaan yang dimiliki oleh seseorang atau
penilaiannya terhadap suatu objek.
2. Komponen kognitif adalah kepercayaan atau keyakinan seseorang
mengenai objek.
3. Komponen konatif adalah kecenderungan untuk berperilaku atau
berbuat dengan cara-cara tertentu berkenaan dengan kehadiran objek sikap.
2) Tujuan Penilaian Sikap
Untuk mendapat umpan balik (feedback) baik bagi guru maupun siswa sebagai
dasar untuk memperbaiki proses belajar mengajar dan mengadakan program
perbaikan bagi anak didiknya. Untuk mengetahui tingkat perubahan tingkah laku
anak didik yang dicapai antara lain diperlukan sebagai bahan bagi perbaikan
tingkah laku anak didik, pemberian laporan kepada orang tua dan penentuan lulus
tidaknya anak didik. Untuk menempatkan anak didik dalam situasi belajar
mengajar yang tepat, sesuai dengan tingkat pencapaian dan kemampuan serta
karakteristik anak didik.
1. Pentingnya penilaian sikap
Secara umum, semua mata pelajaran memiliki tiga domain tujuan. Tiga
domain tujuan itu adalah: peningkataan kemampuan kognitif; peningkatan
kemampuan afektif; dan peningkatan keterampilan berhubungan dengan
berbagai pokok bahasan yang ada dalam suatu mata pelajaran. Namun
demikian, selama ini penekanan yang sangat menonjol, baik dalam proses
pembelajaran maupun dalam pelaksanaan penilaiannya adalah dalam
domain kognitif. Domain afektif dan psikomor agak terabaikan. Dampak
yang terjadi, seperti yang menjadi sorotan masyarakat akhir-akhir ini,
lembaga-lembaga pendidikan menghasilkan lulusan yang kurang memiliki

2
Widoyoko Putro,Eko.2012.Evaluai Program Pembelajaran.Yogyakarta.PustakaPelajar.Hal:67

5
sikap positif yang sesuai dengan nilai-nilai yang berlaku dan kurang
terampil untuk menjalani kehidupan dalam masyarakat lingkungannya.
Oleh karena itu, kondisi ini perlu diperbaiki. Domain kognitif, afektif dan
konatif atau psikomotor perlu mendapat penekanan yang seimbang dalam
proses pembelajaran dan penilaian. Dengan demikian, penilaian sikap
perlu dilaksanakan dengan sebaik-baiknya, dan hasil penilaiannya perlu
ditindak lanjuti.
2. Sikap dan objek yang perlu dinilai
Penilaian sikap dalam berbagai mata pelajaran dapat, secara umum
dilakukan dalam berkaitan dengan berbagai objek sikap sebagai berikut:
a. Sikap terhadap mata pelajaran, siswa perlu memiliki sikap positif
terhadap mata pelajaran. Dengan sikap positif dalam diri siswa akan tumbuh
dan berkembang minat belajar, akan lebih mudah diberi motivasi, dan akan
lebih mudah menyerap materi pelajaran yang diajarkan. Oleh karena itu, guru
perlu menilai tentang sikap siswa terhadap mata pelajaran yang diajarkan.
b. Sikap terhadap guru mata pelajaran. Siswa perlu memiliki sikap positif
terhadap guru, yang mengajar suatu mata pelajaran. Siswa yang memiliki
sikap yang tidak positif terhadap guru, akan cenderung mengabaikan hal-hal
yang diajarkan. Dengan demikian, siswa yang memiliki sikap negative
terhadap guru pelajaran akan sukar menyerap materi pelajaran yang akan
disampaikan oleh guru tersebut.
c. Sikap terhadap proses pembelajaran. Siswa juga perlu memiliki sikap
positif terhadap proses pembelajaran yang berlangsung. Proses pembelajaran
disini mencakup: suasana pembelajaran, strategi, metodologi, dan teknik
pembelajaran yang digunakan. Tidak sedikit siswa yang merasa kecewa atau
tidak puas dengan proses pembelajaran yang berlangsung, namun mereka tidak
mempunyai keberanian untuk menyatakan. Akibat mereka terpaksa mengikuti
proses pembelajaran yang berlangsung dengan perasaan yang kurang nyaman.
Hal ini dapat mempengaruhi terhadap penyerapan materi pelajaran.
d. Sikap terhadap materi dari pokok-pokok bahasan yang ada. Siswa juga
perlu memiliki sikap positif terhadap materi pembelajaran yang diajarkan,
sebagai kunci keberhasilan proses pembelajaran.
e. Sikap berhubungan dengan nilai-nilai tertentu yang ingin ditanamkan
dalam diri siswa melalui suatu pokok bahasan. Misalnya, pengajaran pokok

6
bahasan koperasi dalam mata peajaran ilmu pengetahuan sosial. Berhubungan
dengan pokok bahasan ini, ada nilai-nilai luhur tertentu yang relevan diajarkan
dan diinternalisasikan dalam diri siswa. Misalnya: kerjasama, kekeluargaan,
hemat dan sebagainya. Dengan demikian, untuk mengetahui hasil dari proses
pembelajaran dan internalisasi nilainilai tersebut dalam diri siswa perlu
dilakukan penilaian.
f. Sikap berhubungan dengan kompetensi afektif lintas kurikulum, seperti
yang diuraikan diatas. Kompetensi-kompetensi tersebut relevan juga untuk
diimplementasikan dalam proses pembelajaran berdasarkan kurikulum 1994
yang masih berlaku.
3. Pengukuran sikap
Pengukuran sikap dapat dilakukan dengan beberapa cara. Cara-cara tersebut
antara lain:
a. Observasi perilaku
Perilaku seseorang pada umumnya menunjukan kecenderungan
seseorang dalam sesuatu hal. Misalnya, orang yang bisa minum kopi,
dapat dipahami sebagai kecenderungannya yang senang kepada kopi. Oleh
karena itu, guru dapat melakukan observasi terhadap siswa yang
dibinanya. Hasil observasi dapat dijadikan sebagai umpan balik dalam
pembinaan.
b. Pertanyaan langsung
Guru juga dapat mengatakan secara langsung tentang sikap siswa
berkaitan dengan sesuatu hal. Misalnya, bagaimana tanggapan siswa
tentang kebijakan yang baru diberlakukan disekolah tentang “peningkatan
ketertiban”. Berdasarkan jawaban dan reaksi lain dari siswa dalam
memberi jawaban dapat dipahami sikapnya terhadap objek sikap tersebut.
Guru juga dapat menggunakan teknik ini dalam menilai sikap dan
membina siswa.
c. Laporan pribadi
Penggunaan teknik ini di sekolah, misalnya: siswa diminta membuat
ulasan yang berisi pandangan atau tanggapannya tentang suatu masalah,
keadaan, atau hal yang menjadi objek sikap. Misalnya, siswa diminta
menulis pandangannya tentang “Kerusuhan Antaretnis” yang terjadi akhir-
akhir ini di Indonesia. Dari ulasan yang dibuat oleh siswa tersebut dapat.

7
C. Penilaian Berbasis Kelas (PBK)
Penilaian Berbasis Kelas (PBK) merupakan salah satu pilar dalam kurikulum
berbasis komputer. Penilaian berbasis kelas adalah proses pengumpulan dan
penggunaan informasi oleh guru untuk pemberian nilai terhadap hasil belajar peserta
didik berdasarkan tahapan kemajuan belajarnya sehingga didapatkan potret atau profil
kemampuan peserta didik sesuai dengan daftar kompetensi yang ditetapkan dalam
kurikulum (Sujana, 2000,29). Penilaian berbasis kelas dilaksanakan secara terpadu
dengan kegiatan belajar mengajar. Penilaian dapat dilakukan baik dalam suasana
formal maupun informal, di dalam kelas, di luar kelas, terintegrasi dalam kegiatan
belajar mengajar atau dilakukan pada waktu yang khusus.
Menurut pusat kurikulum, istilah Penilaian Berbasis Kelas (PBK) digunakan
untuk menggambarkan suatu penilaian yang dilakukan secara terpadu dengan
kegiatan pembelajaran. Penilaian berbasis kelas ini bisa dipandang sebagai proses
pengumpulan, pelaporan, dan penggunaan informasi tentang hasil-hasil belajar peserta
didik dengan menerapkan prinsip-prinsip penilaian, pelaksanaan berkelanjutan, bukti-
bukti autetik, akurat, dan konsisten sebagai akuntabilitas publik. Proses ini
mengidentifikasi pencapaian kompetensi atau hasil belajar yang dikemukakan melalui
pernyataan yang jelas tentang standar yang harus dicapai disertai dengan peta
kemajuan belajar peserta didik dan pelaporan.
Dalam Penilaian Berbasis Kelas (PBK), penilain diarahkan terhadap hasil belajar
peserta didik, baik aspek kognitif, afektif maupun psikomotor. Aspek kognitif
berkaitan dengan kemampuan intelektual peserta didik, yang bila mengacu pada
taxonomi Bloom, bisa diklasifikasikan menjadi enam tingkatan, yaitu knowledge, atau
recall (kemampuan penerapan), analysis (kemampuan menganalisis),synthesis
(kemampuan menghubungkan), dan evaluation (kemampuan mengevaluasi). Aspek
afektif berkaitan dengan sikap peserta didik, misalnya sikap terhadap belajar, rasa
percaya diri, tanggung jawab dan sejenisnya. Sedangkan aspek psikomotor berkaitan
dengan keterampilan motorik peserta didik, baik motorik halus, seperti kemampuan
berbicara, menulis, menggambar, menggunting, maupun motorik kasar, seperti
kemampuan olahraga, kemampuan menggunakan alat, kemampuan memainkan alat
musik, dan sejenisnya (Usman,2005: 45).
Dalam menilai performansi hasil belajar peserta didik, ada beberapa tipe penilaian
yang bisa digunakan. Priestely (1982) dalam Wiyono (2004) membedakan menjadi
enam, yaitu penilaian performansi aktual (actual performance assesment), penilaian

8
simulasi (simulation assesment), penilaian melalui pengamatan (abservational
assesment), penilaian oral (oral assesment), penilaian program (program requirement),
dan penilaian melalui tes (paper and pencil assesment) (Rusman,2006: 37).3
D. Skala Sikap
1) Pengolahan Data Skala penilaian atau Skala Sikap
Pada pengolahan data skala penilaian atau skala sikap pengolahannya hampir
sama dengan pengolahan data hasil observasi yang menggunakan skor atau nilai
dalam pengamatannya. Dengan demikian, untuk setiap siswa yang diukur melalui
skala penilaian atau skala sikap bisa ditentukan perolehan skor dari seluruh butir
pertanyaan, skor rata-rata dari setiap pertanyaan dengan membagi jumlah skor
oleh banyaknya pertanyaan, dan penginterpretasian terhadap pertanyaan mana
yang positif atau baik dan pertanyaan atau aspek mana yang negatif atau kurang
baik. Data hasil penilaian dan skala sikap sebenarnya menyerupai data hasil tes.
Dengan demikian dapat diolah seperti mengolah data hasil tes. Berikut ini hal-hal
yang berkaitan dengan pengolahan data skala penilaian atau skala sikap.
1. Konversi Nilai
Standar yang sering digunakan dalam menilai hasil belajar dapat
dibedakan ke dalam beberapa kategori, yakni:
 Standar seratus (0-100)
 Standar sepuluh (0-10)
 Standar empat (1-4) atau dengan huruf (A-B-C-D)
2. Prosedur Penyusunan Item Untuk Skala Sikap
Langkah-langkah penyusunan item untuk skala sikap adalah sebagai
berikut:
 Menentukan objek
 Merumuskan perilaku yang mengacu sikap terhadap objek
 Merumuskan karakteristik dari perilaku sikap tersebut
 Merinci lebih lanjut setiap karakteristik menjadi sejumlah atribut
yang lebih speifik.
 Menentukan indikator penilaian terhadap setiap atribut tersebut.

3
Arikuto,S & Jabar. 2004. Evaluasi Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara.Hal:35

9
 Menyusun perangkat item sesuai dengan indikator yang telah
dirumuskan.
 Suatu skala terdiri dari antara 20 sampai dengan 30 item.
 Menyusun item tersebut, yang terdiri dari separuhnya dalam bentuk
pernyataan positif dan separuhnya dalam bentuk pertanyaan
negatif.
 Menentukan banyak skala: lima atau tujuh atau sebelas alternatif.
 Menentukan bobot nilai bagi tiap skalanya. Misalnya 4,3,2,1,0
untuk lima nilai skala, sebagai dasar perhitungan kuantitatif. 4
2) Macam – macam Skala Sikap
a. Skala likert
Prinsip pokok skala likert adalah menentukan lokasi kedudukan
seseorang dalam suatu kontinum sikap terhadap objek sikap, mulai dari sangat
negatif sampai dengan sangat positif. Penentuan lokasi itu dilakukan dengan
menguantifikasi pernyataan seseorang terhadap butir pernyataan yang
disediakan.
Untuk likert digunakan skala dengan lima angka, skala 1 (satu) berarti
sangat negative dan skala 5 (lima) berarti sangat positif. Skala ini disusun
dalam bentuk suatu pernyataan dan diikuti oleh pilihan respons yang
menunjukan tingkataan. Contoh pilihan respons:
SS = sangat setuju
S = setuju
TB/R = tidak punya pendapat atau ragu-ragu
TS = tidak setuju
STS = sangat tidak setuju
b. Skala Thurstone
Merupakan skala mirip descriptive graphic rating scale karena
merupakan suatu onstrumen yang responsnya dengan memberi tanda tertentu
pada suatu kontinum baris. Perbedaannya terletak pada jumlah skala, pada
descriptive graphic rating, skala terdiri dari 5 tingkatan, sedangkan pada skala
thurstone jumlah skala yang digunakan berkisar antara 7-11.

4
Suprananto,Kusaeri.2012.Pengukuran dan Penilaian Pendidikan.Yogyakarta: Graha Ilmu.Hal:78

10
c. Skala Guttman
Skala ini berupa sederetan pernyataan opini tentang sesuatu objek
secara berurutan. Responden di minta untuk menyatakan pendapatnya tentang
pernyataan itu (setuju atau tidak setuju). Bila ia setuju dengan pernyataan pada
nomer urut tertentu, maka di asumsikan juga setuju dengan pernyataan
sebelumnya dan tidak setuju dengan pernyataan sesudahnya.
d. Semantic differential
Instrument yang disusun oleh osgood dan kawan-kawan ini mengukur
konsep-konsep untuk tiga dimensi. Dimensi-dimensi yang ada di ukur dalam
kategori : menyenangkan- membosankan, sulit- mudah, baiktidak baik, kuat-
lemah, berguna-tidak berguna, dan sebagainya

11
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
 Sikap merupakan suatu kecenderungan tingkah laku untuk berbuat sesuatu
dengan cara, metode, teknik, dan pola tertentu terhadap dunia sekitarnya, baik
berupa orang - orangan maupun berupa objek - objek tertentu
 Ada beberapa teori penilaian sikap,yaitu : teori pembelajaran, teori fungsional,
teori pertimbangan sosial, teori konsistensi.
 Macam – macam skala dalam penilaian sikap: skala likert, skala thurstone,
guttman, semantic, differential.
 Beberapa komponen sikap yaitu: afektif,kognitif,konatif.
 Tujuan penilaian sikap yaitu: Untuk mendapat umpan balik (feedback) baik
bagi guru maupun siswa sebagai dasar untuk memperbaiki proses belajar
mengajar dan mengadakan program perbaikan bagi anak didiknya.

B. Saran
Demikian yang dapat kami paparkan mengenai materi yang menjadi pokok
bahasan dalam makalah ini, tentunya masih banyak kekurangan dan
kelemahannya, kerena terbatasnya pengetahuan dan kurangnya rujukan atau
referensi yang ada hubungannya dengan judul makalah ini.

12
DAFTAR PUSTAKA

Rima Wati Ega. 2016. Kupas Tuntas Evaluasi Pembelajaran. Jakarta: Kata Pena

Mudlofir Ali, Rusydiyah Evi Fatimatur. 2016. Desain Pembelajaran Inovatif.

Jakarta:PT Raja Grafindo Indonesia

Arifin zainal.2011.Evaluasi Pembelajaran.Bandung: PTRemaja Rosdakarya

Suprananto,Kusaeri.2012.Pengukuran dan Penilaian Pendidikan.Yogyakarta: Graha Ilmu.

Widoyoko Putro,Eko.2012.Evaluai Program Pembelajaran.Yogyakarta.Pustaka

Pelajar.

Arikuto,S & Jabar. 2004. Evaluasi Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara

13

Anda mungkin juga menyukai