Disusun oleh :
Kelompok 4
Munadirah M. Ahdad (191051301029)
Kurnia Adiati Putri (191051301035)
Celcia Margarita Pariela (191051301045)
Indra Pratama Ali Aman (191051301047)
Segala puji dan syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT atas berkah dan
hidayahnya sehingga penulis dapat menyelesaikan tugas mata kuliah Pengembangan
Bahan Ajar dan Penilaian Pembelajaran Biologi. Dalam hal ini penulis memilih
“Penilaian Sikap Ilmiah dalam Pembelajaran Sains” sebagai pembahasan. Salam dan
taslim tak lupa penulis kirimkan kepada Rasulullah SAW yang telah membawa kita
dari alam kegelapan menuju ke alam yang terang benderang seperti sekarang.
Tersusunnya tugas pengembangan bahan ajar dan penilaian pembelajaran
biologi ini tidak lepas dari peran berbagai pihak yang terkait dalam proses
pembuatannya. Oleh karenanya penulis mengucapkan banyak terima kasih serta
sangat mengharapkan masukan, kritik, dan saran demi penyusunan yang lebih
sempurna kedepannya.
Selanjutnya penulis ucapkan terimakasih yang sebesar-besarnya kepada bapak
dosen pembimbing mata kuliah yaitu bapak Dr. Adnan M.S. yang telah memberi
begitu banyak ilmu pengetahuan dan wawasan seputar bahasan pengembangan bahan
ajar dan penilaian dalam pembelajaran.
Penulis
DAFTAR ISI
A. Latar Belakang
Biologi merupakan suatu ilmu pengetahuan yang tidak terlepas dari fakta,
konsep, dalil dan prinsip yang berkaitan dengan makhluk hidup, serta interaksinya
dengan lingkungan.Biologi memerlukan pemahaman, aplikasi, analisis, sintesis
dan evaluasi atau berfikir tingkat tinggi. Dalam belajar biologi harus menggunakan
pertanyaan apa, kenapa dan bagaimana.
Biologi termasuk bidang ilmu sains yang menyediakan pengalaman belajar
bagi siswa untuk memahami konsep sains. Biologi menunjang peningkatan mutu
pendidikan khususnya dalam menghasilkan siswa yang berkualitas serta mampu
memahami konsep sains. Dengan adanya kemampuan tersebut, siswa dapat
mengaitkan konsep-konsep ilmiah menjadi suatu proses yang dipahami secara
kompleks dalam menghadapi perkembangan sains di era modern. Salah satu
proses sains yang perlu menjadi perhatian bagi pendidik adalah sikap ilmiah.
Sikap ilmiah merupakan refleksi proses pembelajaran yang telah dialami
siswa. Adapun ciri-ciri pelajar memiliki sikap ilmiah antara lain memiliki rasa
ingin tahu, tidak menerima kebenaran tanpa bukti, jujur, teliti, menghargai
pendapat orang lain, sanggup menerima gagasan baru dan semangat baru. Sikap
ilmiah ini sangat diperlukan dalam mempelajari sains khususnya bidang biologi.
Sikap ilmiah mempengaruhi prestasi belajar siswa baik pada aspek kognitif,
afektif maupun psikomotorik. Jika siswa memiliki sikap ilmiah, maka mereka akan
termotivasi untuk terus mengembangkan potensi diri dan memahami konsep sains
yang apada akhirnya akan meningkatkan hasil belajar siswa.
Salah satu upaya dalam menumbuhkan sikap ilmiah diharapkan dapat
terwujud melalui proses pembelajaran. Sikap ilmiah ini mempengaruhi tingkah
pemahaman dan pencapaian akademik peserta didik. Hal ini membuat peranan
guru menjadi sangat penting dalam membantu para peserta didik dalam
mengembangkan sikap ilmiah.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan pembahasan tersebut, maka rumusan masalah dari penyususnan
makah ini adalah;
1. Apa yang dimaksud dengan sikap ilmiah?
2. Apa saja jenis-jenis sikap ilmiah menurut para ahli?
3. Bagaimana strategi implementasi yang dapat digunakan guru dalam
mengembangkan sikap ilmiah siswa?
4. Bagaimana strategi penilaian sikap ilmiah siswa?
C. Manfaat
Berdasarkan pembahasan tersebut, maka penyusunan makalah ini bertujuan
1. Memberikan pemahaman lebih luas mengenai sikap ilmiah
2. Memberikan deskripsi mengenai jenis-jenis sikap ilmiah menurut para ahli
3. Memberikan gambaran strategi implementasi yang dapat digunakan guru
dalam mengembangkan sikap ilmiah siswa
4. Memberikan gambaran strategi penilaian sikap ilmiah siswa
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
1. Survei
Metode survei memungkinkan pengambilan data penelitian dalam jumlah
yang lebih besar contohnya seperti penelitian di sekolah atau universitas. Pola
respon yang diperoleh dapat memberikan gambaran yang sangat akurat tentang
sikap siswa tertentu. Ada beberapa jenis pertanyaan telah digunakan dalam
metode survey ini, diantaranya:
a. Format Osgood. Dalam format yang dikembangkan oleh Osgood dan kawan-
kawan (1957), responden diundang untuk menandai salah satu kotak yang
ditempatkan di antara dua kata sifat, dua frase, atau dua kalimat singkat yang
mendefinisikan kedua ujung skala.
b. Format Likert. Pada pertanyaan yang mengikuti format Likert, responden
merespons dengan menunjukkan ukuran kesepakatan atau ketidaksepakatan.
Dengan demikian, hanya satu ujung skala yang tepat spesifik.
c. Rating questions. Pertanyaan penilaian memungkinkan responden untuk
memilih dari daftar, menunjukkan preferensi, atau menempatkan item dalam
daftar dalam urutan pilihan mereka sendiri.
d. Situational set questions. Pertanyaan situasional sulit untuk dikembangkan.
Dalam hal ini, responden ditempatkan dalam situasi simulasi dan dilihat
reaksinya. Contohnya diberikan dalam Lampiran.
2. Wawancara
Wawancara dapat memberikan informasi dan detail menarik yang tidak
ditemukan pada metode survei. Informasi dari wawancara tersebut dapat
mengungkapkan fakta yang mengejutkan. Metode wawancara ini sangat
memakan waktu dan tidak mudah untuk meringkas serangkaian hasil
wawancara menjadi kesimpulan.
Wawancara dapat dilakukan dengan tersturktur atau semi-struktur.
Wawancara semi-struktur bisa menjadi sangat terbuka. Disini pewawancara
memiliki serangkaian pertanyaan yang akan didiskusikan, tetapi yang
responden memiliki kebebasan untuk mengemukakan pendapatnya. Dengan
wawancara yang sangat terstruktur, analisis data dapat lebih mudah. Sebagai
contoh, kita dapat dengan mudah mencatat proporsi siswa yang menyukai
laboratorium, menggunakan buku teks yang diberikan secara teratur, menulis
kembali catatan, dan sebagainya. Namun, wawancara terbuka cenderung
kurang terstruktur dan siswa dapat merespons dengan cara yang sangat berbeda
menggunakan bahasa yang sangat berbeda.
3. Pengamatan Tingkah Laku
Metode pengamatan perilaku seseorang secara langsung juga dapat
membantu penilaian mengenai perilaku peserta didik yang berkaitan dengan
sikap ilmiahnya ketika melakukan kegiatan penelitian. Pengamatan atas
perilaku ini akan cukup memakan waktu. Contohnya menilai secara langsung
sikap ilmiah siswa selama proses pembelajaran berlangsung.
Teknik penilaian sikap ilmiah seseorang dapat dilakukan dengan
memberikan serangkaian pertanyaan baik secara langsung atau tidak langsung.
Jawaban atas pertanyaan yang diberikan adalah respon seseorang yang akan
dituliskan sesuai dengan skala penilaian Likert.
Pendapat TOSRA yang terkait dengan lima dimensi pada sikap ilmiah
digunakan untuk membuat kuesioner skala Likert.
Sangat
Dimensi Sangat Tidak Tidak
No. Pernyataan Setuju Tidak
Penilaian Setuju Yakin Setuju
Setuju
Pandangan Para ilmuwan lebih
Terhadap berkomitmen untuk
Suatu Ilmu ilmu daripada keluarga
Pengetahuan mereka
dan Ilmuwan Para ilmuwan kurang
ramah daripada orang
lain
Para ilmuwan
memiliki beragam
hobi dan minat
Anda selalu bisa tahu
seorang ilmuwan
dengan penampilan
mereka
Para ilmuwan prihatin
tentang lingkungan
kerja mereka
Sikap Saya lebih suka untuk
Terhadap mencari tahu mengapa
Penyelidikan sesuatu terjadi dengan
Ilmiah melakukan percobaan
daripada diberitahu
Saya ingin
mempertanyakan
gagasan ilmiah karena
ilmu pengetahuan tidak
tahu segalanya
Sangat
Dimensi Sangat Tidak Tidak
No. Pernyataan Setuju Tidak
Penilaian Setuju Yakin Setuju
Setuju
Saya bisa menonton
televisi untuk
mengetahui semua saya
perlu tentang ilmu
pengetahuan
Saya lebih cenderung
untuk memahami ilmu
jika saya
mengalaminya sendiri
daripada diberitahu
Saya lebih suka
membaca tentang ilmu
pengetahuan daripada
melakukannya
Penggunaan Saya ingin tahu tentang
Sikap Ilmiah dunia dimana kita
hidup
Kami tidak perlu
percobaan berulang
untuk memeriksa
bahwa kita punya hasil
yang benar
Saya menikmati
membaca tentang hal-
hal yang tidak setuju
dengan ide-ide saya
sebelumnya
Dalam percobaan sains
Saya suka
menggunakan metode
baru yang saya belum
pernah menggunakan
sebelumnya
Saya tidak mau
mengubah ide-ide saya
Sangat
Dimensi Sangat Tidak Tidak
No. Pernyataan Setuju Tidak
Penilaian Setuju Yakin Setuju
Setuju
Relevansi Pelajaran sains adalah
Ilmu buang-buang waktu
Pengetahuan Ilmu ini penting agar
ada harus lebih
pelajaran sains
Sebuah karir di bidang
sains akan
membosankan
Aku bosan menonton
program ilmu di
televisi
Saya menggunakan
ilmu pengetahuan saya
dalam beberapa
kegiatan rekreasi saya
Implikasi Penemuan ilmiah
Sosial Ilmu melakukan lebih
berbahaya daripada
baik
Terlalu banyak uang
yang dihabiskan pada
ilmu pengetahuan yang
dapat dihukum lebih
baik menggunakan
Uang yang dihabiskan
untuk ilmu
pengetahuan adalah
pengeluaran layak
Ilmu membantu untuk
kehidupan yang lebih
baik make
Lebih banyak uang
harus dibelanjakan
untuk penelitian ilmiah
Penilaian pada kuesioner ini menggunakan skala Likert, Dimana tanggapan
sangat setuju hingga tidak setuju ditandai dengan skala penilaian tertentu.
Tanggapan negatif
Sangat setuju = 1, Setuju = 2, Tidak yakin = 3, Tidak Setuju = 4, Sangat
tidak setuju = 5.
Tanggapan positif
Sangat setuju = 5, Setuju = 4, Tidak yakin = 3, Tidak Setuju = 2, Sangat
tidak setuju = 1.
Dengan demikian skor tinggi (<25) akan menunjukkan sikap positif dan
skor rendah (5>) sikap negatif.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan pembahasan tersebut, dapat disimpulkan bahwa;
1. Sikap ilmiah adalah kecenderungan individu untuk bertindak atau berperilaku
dalam memecahkan suatu masalah secara sistematis melalui langkah-langkah
ilmiah.
2. Adapun jenis-jenis utama sikap ilmiah antara lain; Sikap ingin tahu
(curiosity), mendorong akan penemuan sesuatu yang baru (inventiveness),
berpikir kritis (critical thinking), teguh pendirian (persistence) dan berani
untuk berbeda pendapat.
3. Guru dalam mengembangkan sikap ilmiah siswa harus memberi contoh sikap
ilmiah, memberi penguatan positif terhadap sikap ilmiah dengan memberi
pujian dan penghargaan, memberikan kesempatan untuk pengembangan sikap
ilmiah, dan mendiskusikan tingkah laku yang berhubungan dengan sikap
ilmiah.
4. Ada tiga metode dalam penilaian sikap ilmiah, diantaranya: lakukan penilaian
tertulis (seperti survei), ajukan pertanyaan lisan (seperti wawancara), dan
amati beberapa aspek tertentu dari perilaku yang ditunjukkan (seperti perilaku
saat mereka belajar).
B. Saran
Bagi pembaca atau penulis yang ingin mengembangkan bahasan yang ada
pada penulisan makalah ini, disarankan berpedoman dari banyak sumber yang
relevan sehingga mampu menunjang keluasan pengetahuan mengenai penilaian
sikap ilmiah.
DAFTAR PUSTAKA
Alsop, Steve. 2005. Beyond Cartesian Dualism: Encountering Affect in the Teaching
and Learning of Science (Vol. 29). Netherland: Springer Science & Business
Media.
Blazar, David and Kraft, Matthew A. Teacher and Teaching Effects on Students’
Attitudes and Behaviors. HHS Public Access. Dipublikasikan online Oktober
2016.
Bundu, Patta. 2006. Penilaian Keterampilan Proses dan Sikap Ilmiah dalam.
Pembelajaran Sains di SD. Jakarta: Depdiknas.
Chaplin, J.P. 2002. Kamus lengkap psikologi. Cetakan Keenam. Penerjemah:
Kartiko, K. Jakarta: PT. Raja Grafika Persada
G. Balaji. 2017. Role of Science Teacher in Developing Scientific Attitude among
Secondary School Students. Senior Research Fellow, Department of Education,
Osmania University, Hyderabad.
Gega, P.C. 1977 Sciece in Elementary Education Canada: John Wiley & Sons inc.
Hidayati, Alif Noor, 2014. Sikap Ilmiah dan Budaya Berfikir Pada Kurikulum 2013.
https://pujiadilpmpjateng.wordpress.com/2014/05/17/sikap-ilmiah-
danbudayaberpikir-pada-kurikulum-2013/.
Ikhsandi, dkk. 2014. Sikap Ilmiah. Banda Aceh: Universitas Syiah Kuala
Darussalam.
Johnston, Jane. 1997. Measuring Attitudes in Science: What Exactly are we
Measuring and Why?. UK: Nottingham Trent University.
Mueller, Daniel J. 1986. Measuring Social Attitudes, New York: Teacher College
Press.
Rao, Digumarti Bhaskara. 2004. Scientific Attitude, scientific aptitude and
achievement. Discovery Publishing House, New Delhi. Diakses online Maret
2020.
Reber, Arthur S., Emily S. Reber. Kamus Psikologi (judul asli: The Penguin
Dictionary of Psychologhy), terjemahan Yudi Santoso. Yogyakarta: Pustaka
Pelajar, 2010.
Saleh, Issa M, & Khine, M. S. 2011. Attitude Research in Science Education: Classic
and Contemporary Measurements. USA: Information Age Publishing. Diakses
Maret 2020.
Suryana, Ade. Dkk. 2013. Analisis Aktivitas dan Sikap Ilmiah Mahasiswa dengan
Model Pengajaran Langsung Berbasis Inkuiri pada Mata Kuliah Siatematika
Invertebrata. Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Riau.
Thrustone. 1992. Atitude Measurement (Online). Dapat diakses di:
http://webspaceutexas.edu/brixey9/www/3-html.htm.
Trisianawati, Eka dan Darmawan, Handy. (2017). Pengembangn Lembar Kegiatan
Mahasiswa Berbasis Model Guided Inquiry untuk Meningkatkan Keterampilan
Proses Sains Mahasiswa. Jurnal Ilmiah Ilmu Pendidikan Vol. 8 No. 2
Nopember 2017; ISSN: 2086- 4450.
Yani, Ahmad. Haerunnisa, Sahriah. 2017. Analisis Aktivitas dan Sikap Ilmiah
Mahasiswa melalui Model Pembelajaran Project Based Learning (PjBL) pada
Perkuliahan Biologi Air Tawar STKIP Puangrimaggalatung Sengkang
Sul-Sel. Prosiding Seminar Nasional III.