Anda di halaman 1dari 25

MENELAAH SILABUS BIDANG PAI SMP DAN SMA DALAM

KURIKULUM 2006

Mata Kuliah : Telaah Kurikulum PAI


Dosen Pengampu : Dr. Neliwati, S.Ag, M.Pd

Disusun Oleh Kelompok 8 :


PAI-6 / Semester V
Adnan Syah Sitorus (0301193227)
Muhrim Al Farizi (0301193239)
Safira (0301191058)

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM


FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI
SUMATERA UTARA
MEDAN

T.A 2021/2022
IDENTITAS PENULIS

A. Penulis 1
Nama : Safira
Nim : 0301191058
Alamat : Jalan Kapten Muslim, Gang Jawa No. 54 A

B. Penulis 2
Nama : Adnan Syah Sitorus
Nim : 0301193227
Alamat : Kisaran

C. Penulis 3
Nama : Muhrim Al Farizi
Nim : 0301193239
Alamat : Labuhanbatu Utara

i
KATA PENGANTAR

Alhamdulillah, segala puji bagi Allah Ta'ala, yang telah melimpahkan rahmat dan
hidayah-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan tugas makalah ini. Shalawat dan
salam kepada Nabi Muhammad Shallallahu’alaihi Wasallam, semoga kita mendapatkan
syafa’at beliau di yaumul hisab kelak.
Ucapan terima kasih kami kepada Dr. Neliwati, S.Ag, M.Pd yang telah bersedia
memberikan tugas makalah ini kepada kelas Pendidikan Agama Islam 6 Stambuk 2019,
karena dengan tugas ini dapat memberikan kontribusi pemikiran dan semangat yang
besar untuk menyelesaikannya dengan baik serta menambah pengetahuan dan wawasan
bagi kita semua.
Kami juga mengucapkan mohon maaf apabila terdapat kekurangan dalam
penyusunan makalah ini karena keterbatasan ilmu yang kami miliki. Untuk itu, kritik
dan saran dari para pembaca sangat bermanfaat agar menjadi perbaikan untuk kami ke
depannya. Kami ucapkan terima kasih.

Medan, 18 September 2021

Penulis

Safira

ii
DAFTAR ISI

IDENTITAS PENULIS ........................................................................................... i


KATA PENGANTAR ............................................................................................. ii
DAFTAR ISI ............................................................................................................ iii
BAB I PENDAHULUAN ........................................................................................ 1
BAB II MENELAAH SILABUS BIDANG PAI SMP DAN SMA DALAM
KURIKULUM 2006 ................................................................................................ 2
A. Definisi Kurikulum .......................................................................................... 2
B. Fungsi Kurikulum ............................................................................................ 2
C. Arah KTSP Di Satuan Pendidikan ................................................................... 3
D. Landasan KTSP Di Satuan Pendidikan ............................................................ 4
E. Tujuan KTSP Di Satuan Pendidikan ................................................................ 5
F. Definisi Silabus ................................................................................................ 5
G. Manfaat Silabus................................................................................................ 6
H. Landasan Pengembangan Silabus .................................................................... 6
I. Unit Waktu Silabus .......................................................................................... 7
J. Prinsip-Prinsip Pengembangan Silabus ........................................................... 7
K. Komponen Silabus Bidang PAI SMP Dan SMA Dalam Kurikulum 2006...... 8
L. Contoh Silabus Bidang PAI SMA ................................................................... 11
M. Menelaah Silabus Bidang PAI SMP Dan SMA ............................................... 16
BAB III PENUTUP ................................................................................................. 20
A. Kesimpulan ...................................................................................................... 20
DAFTAR PUSTAKA .............................................................................................. 21

iii
BAB I

PENDAHULUAN

Kurikulum merupakan seperangkat rencana, peraturan, isi dan bahan pelajaran


serta cara yang digunakan sebagai pedoman penyelenggaraan kegiatan belajar
mengajari disekolah. Kurikulum memiliki 3 (tiga) fungsi: fungsi kurikulum bagi
sekolah yang bersangkutan, fungsi kurikulum bagi sekolah tingkat atasnya, dan
fungsi kurikulum bagi masyarakat.
KTSP merupakan kepanjangan dari singkatan dari “Kurikulum Tingkatan
Satuan Pendidikan” atau diistilahkan dengan kurikulum 2006. KTSP diberlakukan
pada kelas I Semester 1 dan 2 pada tahun pelajaran 2007 / 2008 pada jenjang SMP /
MTs dan SMA / SMK / MA, sedangkan untuk kelas II dan III diberlakukan
kurikulum Berbasis Kompetensi (KBK).
Tujuan umum diterapkan KTSP untuk memandirikan dan memberdayakan
satuan pendidikan, melalui pemberian kewenangan kepada lembaga pendidikan dan
mendorong sekolah untuk melakukan pengembilan keputusan secara partisipatif
dalam pengembangan kurikulum.
Silabus Pendidikan Agama Islam (PAI) merupakan perencanaan pembelajaran
yang berisikan garis-garis besar bahan ajar dan disusun berdasarkan prinsip
konsistensi (bahan ajar yang disusun mengacu pada struktur keilmuan), relevansi
(bahan ajar disesuaikan dengan kompetensi yang ingin dicapai), kecukupan (materi
yang disusun harus cukup memenuhi kebutuhan dalam mencapai tujuan
pembelajaran mata pelajaran) dan kelayakan dalam rangka mencapai tujuan
pembelajaran.
Silabus bermanfaat sebagai pedoman dalam pengembangan pembelajaran
lebih lanjut, seperti pembuatan rencana pelaksanaan pembelajaran, pengelolaan
kegiatan pembelajaran dan pengembangan sistem penilaian. Silabus merupakan
sumber pokok dalam penyusunan rencana pelaksanaan pembelajaran, baik rencana
pembelajaran untuk satu standar kompetensi maupun untuk satu kompetensi dasar.
Silabus merupakan sumber pokok dalam penyusunan rencana pelaksanaan
pembelajaran, baik rencana pembelajaran untuk satu standar kompetensi maupun
untuk satu kompetensi dasar.
1
BAB II

MENELAAH SILABUS BIDANG PAI SMP DAN SMA DALAM


KURIKULUM 2006

A. Definisi Kurikulum
Istilah kurikulum berasal dari bahasa latin Curriculum awalnya mempunyai
pengertian a running course dan dalam bahasa Perancis yakni courier yang berarti to
run artinya berlari. Istilah itu kemudian digunakan untuk sejumlah mata pelajaran
atau course yang harus ditempuh untuk mencapai gelar penghargaan dalam dunia
pendidikan, yang dikenal dengan ijazah. Secara tradisional kurikulum dapat diartikan
sebagai beberapa mata pelajaran yang diajarkan di sekolah. Pengertian kurikulum
yang demikian ini masih banyak dianut sampai sekarang termasuk Indonesia. Secara
modern kurikulum mempunyai pengertian tidak hanya sebatas mata pelajaran
(course) tetapi menyangkut pengalaman luar sekolah sebagian kecepatan pendidikan.
Kurikulum merupakan seperangkat rencana, peraturan, isi dan bahan pelajaran
serta cara yang digunakan sebagai pedoman penyelenggaraan kegiatan belajar
mengajari disekolah. Pengertian ini menggaris bawahi adanya empat komponen
dalam kurikulum yaitu: tujuan, isi, organisasi serta strategi.1

B. Fungsi Kurikulum
Kurikulum memiliki 3 (tiga) fungsi: fungsi kurikulum bagi sekolah yang
bersangkutan, fungsi kurikulum bagi sekolah tingkat atasnya, dan fungsi kurikulum
bagi masyarakat. Bagi sekolah, kurikulum digunakan sebagai alat untuk dapat
mencapai tujuan-tujuan pendidikan yang ingin dicapai dan sebagai pedoman untuk
mengatur dan melaksanakan pengalaman belajar atau kegiatan belajar yang telah
dirancang oleh sekolah. Bagi jenjang sekolah di atasnya, kurikulum difungsikan
untuk mengontrol atau memelihara keseimbangan proses pendidikan untuk
menghindari pengulangan penyampaian isi pembelajaran. Bagi masyarakat,

1
Hamdani Ihsan, Filsafat Pendidikan Islam, (Bandung: Pustaka Setia, 2001).

2
kurikulum memiliki fungsi untuk memberi bekal kepada peserta didik sesuai dengan
kebutuhan masyarakat.2

C. Arah KTSP Di Satuan Pendidikan


KTSP merupakan kepanjangan dari singkatan dari “Kurikulum Tingkatan
Satuan Pendidikan” atau diistilahkan dengan kurikulum 2006. KTSP diberlakukan
pada kelas I Semester 1 dan 2 pada tahun pelajaran 2007 / 2008 pada jenjang SMP /
MTs dan SMA / SMK / MA, sedangkan untuk kelas II dan III diberlakukan
kurikulum Berbasis Kompetensi (KBK).
Dalam pelaksanaannya setiap lembaga masing-masing, KTSP sempat
membingungkan sebagian orang yang berkecimpung langsung terhadap pendidikan
formal, padahal KTSP diharapkan dapat mendongkrak kualitas pendidikan yang
kondisinya semakin menghawatirkan. Dalam pelaksanaan di lapangan, KTSP dibuat
oleh guru di setiap satuan pendidikan dalam rangkah menggerakkan mesin utama
pendidikan, yaitu pembelajaran. KTSP lebih disesuaikan dengan kondisi setiap
daerah masing-masing dan memungkinkan untuk memperbanyak porsi muatan lokal.
Untuk itu, KTSP jangan sampai menjadi beban bagi guru dan satuan pendidikan,
akan tetapi dijalani saja sesuai dengan kemampuannya. Oleh karena itu, kita berharap
agar perubahan kurikulum ini dapat memperbaiki kualitas pendidikan secara
berkelanjutan. Yang tidak kalah pentingnya, bahwa pemerintah siap membantu
sekolah dalam menyusun KTSP, lebih-lebih bila dikaitkan dengan diberlakukannya
SKL (standar kompotensi lulusan) dan SI (standar isi).
Disisi lain, bila diperhatikan kendala yang sering dihadapi oleh pihak lembaga
dengan diperlakukannya KTSP adalah banyak pihak guru yang tidak tahu cara
menyusunnya, meski pihak Depdiknas telah menentukan standar isi dan standar
kompetensi justru membingunkan guru. Untuk itu, maka pihak Balitbang Diknas
telah menyediakan 2 model KTSP, yaitu:
1. Model umum = berisi kerangka acuan.
2. Model kurikulum lengkap = yang isinya langsung dapat diaplikasikan ke satuan
pendidikan.

2
Muhaimin, Wacana Pengembangan Pendidikan Islam, (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2003).

3
Untuk itu, bagi sekolah yang belum siap membuat KTSP secara mandiri atau
kolektif, maka pihak guru diberi kesempatan untuk mengadopsi salah satu dari 2
model tersebut (kebanyakan sekolah mengambil model kedua). Dengan kata lain,
arah model KTSP adalah:
1. Menuntut kreativitas dalam menyusun model pendidikan yang sesuai dengan
kondisi lokal atau sekolah yang bersangkutan.
2. KTSP bukan kurikulum baru, tetapi kurikulum lama yang dimodivikasi.
3. Strategi pengembangan kurikulum untuk mewujudkan sekolah atau madrasah
yang efektif, produktif dan berprestasi.
4. Memberi otonomi luas pada setiap satuan pendidikan, dan pelibatan masyarakat
dalam rangka mengefektifkan pembelajaran di sekolah masing-masing

D. Landasan KTSP Di Satuan Pendidikan


Landasan pengembangan KTSP adalah:
1. UU N0.20 Tahun 2003 tentang Sisdiknas.
Dalam Undang Undang Sisdiknas dikemukakan bahwa Sandar Nasional
Pendidikan (SNP) terdiri atas: Standar Isi, proses, kompetensi lulusan, tenaga
kependidikan, sarana dan prasarana, pengelolaan, pembiayaan dan penilaian
pendidikan yang harus ditingkatkan secara berencana dan berkala. Oleh karena
itu, SNP digunakan sebagai acuan dalam pengembangan kurikulum, tenaga
kependidikan, sarana dan prasarana, pengelolaan, pembiayaan.
2. Peraturan Pemerintah No. 19 tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan.
SNP merupakan kriteria minimal tentang sistem pendidikan di seluruh
Negara Kesatuan Republik Indonesia. Selanjutnya, peraturan tersebut
mengemukakan bahwa KTSP merupakan kurikulum operasional yang
dikembangkan berdasarkan SKL & SI.
3. Permendiknas N0. 22 tahun 2006 tentang Standar Isi.
SI untuk satuan Pendidikan Dasar dan Menengah mencakup: materi
minimal dan tingkat kompetensi minimal untuk mencapai kompetensi lulusan
minimal pada jenjang & jenis pendidikan tertentu.
4. Permendiknas No. 23 tahun 2006 tentang Standar Kompetensi Lulusan.

4
SKL untuk satuan Pendidikan Dasar dan Menengah digunakan sebagai
pedoman penilaian dalam menentukan kelulusan peserta didik. SKL meliputi:
standar kompetensi lulusan minimal satuan pendidikan dasar dan menengah +
standar kompetensi lulusan minimal kelompok mata pelajaran + standar
kompetensi lulusan minimal mata pelajaran yang bermuara pada kompetensi
dasar.
5. Permendiknas No. 24 tahun 2006 tentang pelaksanaan Permendiknas N0. 22.
Dalam permendiknas disebutkan, satuan pendidikan dasar dan menengah
dapat mengembangkan kurikulum dg standar yang lebih tinggi dari yang telah
ditetapkan, dengan tetap memperhatikan panduan penyusunan KTSP pada satuan
pendidikan dasar & menengah yang sudah disusun BSNP. Sedangkan bagi
sekolah yang belum mampu mengembangkan, secara mandiri dapat mengadopsi
model KTSP yang disusun BSNP.

E. Tujuan KTSP Di Satuan Pendidikan


Tujuan umum diterapkan KTSP untuk memandirikan dan memberdayakan
satuan pendidikan, melalui pemberian kewenangan kepada lembaga pendidikan dan
mendorong sekolah untuk melakukan pengembilan keputusan secara partisipatif
dalam pengembangan kurikulum. Tujuan khusus diterapkan KTSP:
1. Meningkatkan mutu pendidikan melalui kemandirian dan inisiatif sekolah dalam
mengembangkan kurikulum, mengelola dan sumberdaya yang tersedia.
2. Meningkatkan kepedulian warga sekolah & masyarakat dalam pengembangan
kurikulum, melalui pengambilan keputusan bersama.
3. Meningkatkan kompetensi yang sehat antar satuan pendidikan, tentang kualitas
pendidikan yang akan dicapai.3

F. Definisi Silabus
Silabus Pendidikan Agama Islam (PAI) merupakan perencanaan pembelajaran
yang berisikan garis-garis besar bahan ajar dan disusun berdasarkan prinsip
konsistensi (bahan ajar yang disusun mengacu pada struktur keilmuan), relevansi

3
Mulyasa, KTSP, (Bandung: Rosdakarya, 2006).

5
(bahan ajar disesuaikan dengan kompetensi yang ingin dicapai), kecukupan (materi
yang disusun harus cukup memenuhi kebutuhan dalam mencapai tujuan
pembelajaran mata pelajaran) dan kelayakan dalam rangka mencapai tujuan
pembelajaran.4

G. Manfaat Silabus
Silabus bermanfaat sebagai pedoman dalam pengembangan pembelajaran lebih
lanjut, seperti pembuatan rencana pelaksanaan pembelajaran, pengelolaan kegiatan
pembelajaran dan pengembangan sistem penilaian. Silabus merupakan sumber pokok
dalam penyusunan rencana pelaksanaan pembelajaran, baik rencana pembelajaran
untuk satu standar kompetensi maupun untuk satu kompetensi dasar. Silabus juga
bermanfaat sebagai pedoman untuk merencanakan pengelolaan kegiatan
pembelajaran, misalnya pembelajaran secara klasikal, kelompok kecil atau
pembelajaran individual. Bahkan silabus sangat bermanfaat untuk mengembangkan
sistem penilaian. Dalam pembelajaran berbasis kompetensi sebagaimana yang dianut
oleh KTSP, sistem penilaian selalu mengacu pada standar kompetensi, kompetensi
dasar dan materi pokok / pembelajaran yang terdapat dalam silabus.5

H. Landasan Pengembangan Silabus


Pengembangan silabus berlandaskan pada pasal 17 ayat (2) dan pasal 20
peraturan pemerintah nomor 19 tahun 2005 tentang standar nasional pendidikan yang
menyatakan: “Sekolah dan komite sekolah atau madrasah dan komite madrasah
mengembangkan KTSP dan silabusnya berdasarkan kerangka dasar kurikulum dan
standar kompetensi lulusan, dibawah supervisi dinas kabupaten/kota yang
bertanggung jawab di bidang pendidikan untuk SD, SMP, SMA dan SMK dan
Departemen yang menangani urusan pemerintahan di bidang agama untuk MI, MTs,
MA, MAK”.
Selanjutnya dalam pasal 20 ditegaskan: “Perencanaan proses pembelajaran
meliputi silabus dan rencana pelaksanaan pembelajaran yang memuat sekurang-
4
Ali Mudlofir, Aplikasi Pengembangan KTSP dan Bahan Ajar dalam PAI, (Surabaya: Rajawali
Press, 2011).
5
Abdullah Idi, Pengembangan Kurikulum Teori Dan Praktek, (Jakarta: Gaya Media Pratama,
1999).

6
kurangnya tujuan pembelajaran, materi ajar, metode pengajaran, sumber belajaran
dan penilaian hasil belajar”.
Adapun pihak yang mengembangkan atau yang menyusun silabus adalah guru
kelas/mata pelajaran, kelompok guru kelas/mata pelajaran, kelompok kerja guru
(KKG/MGMP) pada tingkat satuan pendidikan satu sekolah atau kelompok sekolah
dengan memperhatikan karakteristik sekolah masing-masing atau dinas pendidikan.

I. Unit Waktu Silabus


1. Silabus mata pelajaran disusun berdasarkan seluruh alokasi waktu yang
disediakan untuk mata pelajaran selama penyelenggaraan pendidikan.
2. Penyusunan silabus memperhatikan alokasi waktu yang disediakan persemester,
pertahun, dan alokasi mata pelajaran lain yang sekelompok.
3. Implementasi pembelajaran persemester menggunakan silabus sesuai dengan
standar kompetensi dan kompetensi dasar untuk mata pelajaran dengan alokasi
waktu yang tersedia pada struktur kurikulum. Bagi SMK atau MAK
menggunakan silabus berdasarkan satuan kompetensi.

J. Prinsip-Prinsip Pengembangan Silabus


Silabus merupakan salah satu produk pengembangan kurikulum dan
pembelajaran yang berisikan garis-garis besar materi pembelajaran. Prinsip-prinsip
yang mendasari pengembangan silabus antara lain: ilmiah, relevan, sistematis,
konsisten, memadai, aktual dan kontekstual, fleksibel dan menyeluruh.
1. Ilmiah
Keseluruhan materi dan kegiatan yang menjadi muatan dalam silabus harus
benar dan dapat dipertanggungjawabkan secara keilmuan. Untuk mencapai
kebenaran ilmiah tersebut, dalam penyusunan silabus seharusnya dilibatkan para
pakar di bidang keilmuan masing-masing mata pelajaran. Hal ini dimaksudkan
agar materi pelajaran yang disajikan dalam silabus sahih (valid).
2. Relevan
Ruang lingkup, kedalaman, tingkat kesukaran dan urutan penyajian materi
dalam silabus sesuai atau ada keterkaitan dengan tingkat perkembngan fisik,
intelektual, sosial, emosional dan spiritual peserta didik.

7
3. Sistematis
Komponen-komponen silabus saling berhubungan secara fungsional dalam
mencapai kompetensi.
4. Konsisten
Adanya hubungan yang konsisten antara kompetensi dasar, indikator, materi
pokok/pembelajaran, pengalaman belajar, sumber belajar dan sistem penilaian.
5. Memadai
Cakupan indikator, materi pokok/pembelajaran, pengalaman belajar, sumber
belajar dan sistem penilaian cukup untuk menunjang pencapaian kompetensi
dasar.
6. Aktual dan Kontekstual
Cakupan indicator, materi pokok, pengalaman belajar, sumber belajar dan
sistem penilaian memperhatikan perkembangan ilmu, teknologi dan seni mutakhir
dalam kehidupan nyata dan peristiwa yang terjadi.
7. Fleksibel
Keseluruhan komponen silabus dapat mengakomodasi keragaman peserta
didik, pendidik serta dinamika perubahan yang terjadi di sekolah dan tuntutan
masyarakat.
8. Menyeluruh
Komponen silabus mencakup keseluruhan ranah kompetensi (kognitif,
afektif dan psikomotor).6

K. Komponen Silabus Bidang PAI SMP Dan SMA Dalam Kurikulum 2006
1. Mengkaji Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar
Mengkaji Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar mata pelajaran
sebagimana tercantum dalam standar isi, dengan memperhatikan hal-hal berikut:
a. Urutan berdasarkan hirarki konsep disiplin ilmu atau tingkat kesulitan materi,
tidak harus selalu sesuai dengan urutan yang ada pada standar isi.
b. Keterkaitan antara standar kompetensi dan kompetensi dasar dalam mata
pelajaran.

6
Muslich Masnur, KTSP Dasar Pemahaman Dan Pengembangan, (Jakarta: Bumi Aksara,
2007).

8
c. Keterkaitan antara standar kompetensi dan kompetensi dasar antar mata
pelajaran.
2. Mengidentifikasi materi pokok / pembelajaran yang menunjang pencapaian
kompetensi dasar dengan mempertimbangkan:
a. Potensi peserta didik.
b. Relevansi dengan karakteristik daerah.
c. Tingkat perkembangan fisik, intelektual, emosional social dan spiritual peserta
didik.
d. Struktur keilmuan.
e. Aktualitas, kedalaman dan keluasan materi pembelajaran.
f. Relevansi dengan kebutuhan peserta didik dan tuntutan lingkungan.
g. Alokasi waktu.
3. Mengembangkan kegiatan pembelajaran
Kegiatan pembelajaran dirancang untuk memberikan pengalaman belajar
yang melibatkan proses mental dan fisik melalui interaksi antar peserta didik,
peserta didik dengan guru, lingkungan dan sumber belajar lainnya dalam rangka
pencapaian kompetensi dasar.
Hal-hal yang harus diperhatikan dalam mengembangkan kegiatan
pembelajaran adalah sebagai berikut:
a. Kegiatan pembelajaran disusun untuk memberikan bantuan kepada para
pendidik khususnya guru agar dapat melaksanakan proses pembelajaran secara
professional.
b. Kegiatan pembelajaran memuat rangkaian kegiatan yang harus dilakukan oleh
peserta didik secara berurutan untuk mencapai kompetensi dasar.
c. Penentuan urutan kegiatan pembelajaran harus sesuai dengan hierarki konsep
materi pembelajaran.
d. Rumusan pernyataan dalam kegiatan pembelajaran minimal mengandung dua
unsur penciri yang mencerminkan pengelolaan pengalaman belajar siswa yaitu
kegiatan siswa dan materi.
4. Merumuskan Indikator Pencapaian Kompetensi

9
Indikator merupakan penanda pencapaian kompetensi dasar yang ditandai
oleh perubahan perilaku yang dapa diukur yang mencakup sikap, pengetahuan,
dan keterampilan.
Indikator dikembangkan sesuai karakteristik peserta didik, mata pelajaran,
satuan pendidikan, potensi daerah dan dirumuskan dalam kata kerja operasional
yang terukur dan atau dapat diobservasi. Indicator digunakan sebagai dasar untuk
menyusun alat penilaian.
5. Penentuan Jenis Penilaian
Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam penilaian:
a. Penilaian diarahkan untuk mengukur pencapaian kompetensi.
b. Penialaian menggunakan acuan criteria; yaitu berdasarkan apa yang bisa
dilakukan peserta didik setelah mengikuti proses pembelajaran dan bukan
untuk menentukan posisi terhadap kelompoknya.
c. Sistem yang direncanakan adalah sistem penilaian yang berkelanjutan. Dalam
arti semua indikator ditagih, kemudian hasilnya dianalisis untuk menentukan
kompetensi dasar yang telah dimiliki dan yang belum serta untuk mengetahui
kesulitan pesrta didik.
d. Hasil penilain dianalisis untuk menentukan tindak lanjut. Tindak lanjut berupa
perbaikan proses pembelajaran berikutnya, program remidi bagi peserta didik
yangpencapaian kompetensinya di bawah kriteria ketuntasan dan program
pengayaan bagi peserta didik yang telah memenuhi kriteria ketuntasan.
e. Sistem penilaian harus disesuaikan dengan pengalaman belajar yang ditempuh
dalam proses pambelajaran. Misalnya, jika pembelajaran menggunakan
pendekatan tugas observasi lapangan maka penilaian harus diberikan baik pada
proses (keterampilan proses) misalnya teknik wawancara maupun produk atau
hasil melakukan observasi lapangan yang berupa informasi yang dibutuhkan.
f. Menentukan Alokasi Waktu, penentuan alokasi waktu pada setiap kompetensi
dasar didasarkan pada jumlah mingu efektif dan alokasi waktu mata pelajaran
perminggu dengan mempertimbangkan jumlah kompetensi dasar, keluasan,
kedalaman, tingkat kesulitan dan tingkat kepentingan kompetensi dasar.
Alokasi waktu yang dicantumkan dalam silabus merupakan pikiran untuk

10
menguasai kompetensi dasar yang dibutuhkan oleh peserta didik yang
beragam.
g. Menentukan Sumber Belajar, pelaksanaan pengembangan KTSP secara teknis
dapat dikelompokkan menjadi tiga yaitu analisis konteks, mekanisme
penyusunan dan pemberlakuan.
6. Analisis Konteks
Hal-hal yang harus diperhatikan dalam hal ini adalah:
a. Menganalisis konteks dan kekuatan/kelemahan yang ada di sekola.
b. Menganalisis peluang dan tantangan yang ada di masyarakat dan lingkungan
sekitar.
c. Mengidentifikasi Standar Isi dan Standar Kompetensi Lulusan.
7. Mekanisme Penyusunan
a. Tim penyusun
Kurikulum pendidikan dasar dan menengah dikembangkan sesuai dengan
relevansinya oleh setiap kelompok atau satuan pendidikan dan komite sekolah
dan madrasah di bawah koordinasi dan supervise Dinas Pendidikan atau Kantor
Kementrian Agama
b. Kegiatan
Tahap kegiatan penyusunan kurikulum tingkat satuan pendidikan secara
garis besar meliputi penyiapan dan penyusunan draft, review dan revisi serta
finalisasi. Langkah yang lebih rinci diatur oleh tim penyusun.
c. Pemberlakuan
Dokumen KTSP dinyatakan berlaku oleh kepala sekolah setelah
mendapat pertimbangan dari komite sekolah dan diketahui oleh Dinas
Pendidikan / departemen yang menangani urusan pemerintahan dibidang
agama.7

L. Contoh Silabus Bidang PAI SMA


SILABUS

7
Wina Sanjaya, Perencanaan dan Desain Sistem Pembelajaran, (Jakarta: Kencana Prenada
Media Group, 2011).
11
Sekolah : MAN 2 MODEL MEDAN
Mata Pelajaran : Akidah Akhlak
Kelas / Semester : XI / 2
Materi Pokok : Akidah Akhlak
Waktu : 2 x 45 Menit (90 Menit)

A. Kompetensi Inti
1. Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya.
2. Menunjukkan perilaku jujur, disiplin, bertanggung jawab, peduli (gotong
royong, kerja sama, toleran, damai), santun, responsif, dan proaktif sebagai
bagian dari solusi atas berbagai permasalahan dalam berinteraksi secara efektif
dengan lingkungan sosial dari alam serta menempatkan diri sebagai cerminan
bangsa dalam pergaulan dunia.
3. Memahami, menerapkan, menganalisis pengetahuan faktual, konseptual,
prosedural berdasarkan rasa ingin tahunya tentang ilmu pengetahuan,
teknologi, seni, budaya, dan humaniora dengan wawasan kemanusiaan,
kebangsaan, kenegaraan, dan peradaban terkait penyebab fenomena dan
kejadian, serta menerapkan pengetahuan prosedural pada bidang kajian yang
spesifik sesuai dengan bakat dan minatnya untuk memecahkan masalah.
4. Mengolah, menalar, dan menyaji dalam ranah konkret dan ranah abstrak terkait
dengan pengembangan dari yang dipelajarinya di sekolah secara mandiri, dan
mampu menggunakan metoda sesuai kaidah keilmuan.

B. Kompetensi Dasar
1.12 Menghayati keberadaan surga dan neraka sebagai bagian dari keadilan Allah
Subhanahu Wa Ta’ala.
2.12 Mengamalkan sikap proaktif dan responsif sebagai implementasi
perbandingan dalil dan pendapat aliran ilmu kalam tentang surga dan
neraka, al-hawdlul mawruud dan al-kawtsar.
3.12 Menganalisis perbandingan dalil dan pendapat aliran ilmu kalam tentang
surga dan neraka, al-hawdlul mawruud dan al-kawtsar.

12
4.12 Mengomunikasikan hasil analisis perbandingan dalil dan pendapat aliran
ilmu kalam tentang surga dan neraka, al-hawdlul mawruud dan al-kawtsar.

C. Indikator Pembelajaran
1.12.1 Menghayati keberadaan surga dan neraka.
2.12.2 Mengamalkan sikap proaktif dan responsif.
3.12.3 Menganalisis perbandingan dalil dan pendapat aliran ilmu kalam.
4.12.4 Mendiskusikan hasil analisis perbandingan dalil dan pendapat ilmu kalam.

D. Materi Pembelajaran
Ilmu Kalam Tentang Surga dan Neraka.

E. Tujuan Pembelajaran
1. Dengan menyimak, siswa mampu menyebutkan informasi penting dari
ilmu kalam.
2. Setelah menyimak, siswa mampu menulis informasi penting dari ilmu
kalam yang didengar dalam bentuk peta konsep dengan sistematis.
3. Dengan mencari dan mengolah informasi, siswa mampu menjelaskan
tentang ilmu kalam dalam berbagai bentuk kerja sama dengan mandiri.
4. Setelah mencari dan mengolah informasi, siswa mampu menyajikan
informasi tentang ilmu kalam dalam berbagai bentuk kerja sama dengan
sistematis.
5. Dengan percobaan, siswa mampu menjelaskan tentang ilmu kalam.

F. Metode Pembelajaran
1. Pendekatan : Saintifik
2. Metode : Permainan / simulasi, diskusi, tanya jawab, penugasan dan
ceramah.

G. Karakter Siswa Yang Diharapkan :


1. Religius
2. Nasionalis

13
3. Mandiri
4. Gotong Royong
5. Integritas

H. Kegiatan Pembelajaran
KEGIATAN DESKRIPSI KEGIATAN ALOKASI WAKTU
Pendahuluan a. Membuka pembelajaran dengan salam dan
berdoa sebelum belajar.
b. Guru memberi semangat dan mengajak siswa
untuk membaca asmaul husna. 15 Menit
c. Guru menyampaikan tujuan pembelajaran,
yaitu siswa mampu menulis informasi penting
dari ilmu kalam yang didengar dalam bentuk
peta konsep dengan sistematis.

Kegiatan Inti a. Siswa dibagi menjadi 4 kelompok.


b. Siswa membaca media komik yang berisi
tentang ilmu kalam.
c. Siswa mendiskusikan isi komik yang diamati.
d. Siswa menyampaikan hasil diskusinya.
e. Siswa bertanya jawab tentang hasil diskusinya. 65 Menit
f. Siswa menonton animasi tentang ilmu kalam.
g. Siswa secara berkelompok maju ke depan kelas
untuk menjelaskan ilmu kalam tentang surga
dan neraka.
h. Siswa yang maju tadi juga menjelaskan tentang
penting nya ilmu kalam.

14
Penutup a. Guru memberikan kesimpulan tentang ilmu
kalam. 10 Menit
b. Berdo’a bersama.
c. Salam

I. Media Dan Sumber Belajar


1. Media
Buku, komik, animasi.
2. Sumber Belajar
Abdul Mutolib, dkk. Paham Ilmu Kalam. Solo: Aqila, 2017.
Junaidi Hidayat, dkk. Akidah Dan Akhlak. Jakarta: Penerbit Erlangga, 2008.
Taufik Yusmansyah. Akidah Dan Akhlak. Garut: Grafindo Media Pratama,
2008.

J. Penilaian Sikap
NO. ASPEK NILAI
1. Mau berdoa sebelum belajar dan sebelum 1 2 3 4
pulang.

2. Tidak pernah berkata kasar.

3. Jujur dalam belajar.

4. Mau mendengarkan ketika guru atau teman


menjelaskan.

5. Mau mengerjakan semua tugas yang


diperintahkan.

K. Pengayaan
1. Jika memiliki waktu, siswa dapat menambah waktu pecarian informasi tentang
ilmu kalam.

15
2. Siswa dapat saling berbagi informasi untuk memperkaya wawasan mereka
terutama tentang ilmu kalam.

L. Evaluasi
Kehadiran : 15 %
Partisipasi : 15 %
Tugas - Tugas : 20 %
UTS : 25 %
UAS : 25 %

Mengetahui Medan, 25 Juli 2021


Kepala Sekolah Guru Mata Pelajaran

Legiman Dra. Hj. Laili Rahmaini Hasibuan, MA.

M. Menelaah Silabus Bidang PAI SMP Dan SMA


Seperti yang telah kita ketahui dari contoh silabus MAN tersebut bahwa
silabus dan sistem penilaian disusun berdasarkan prinsip yang berorientasi pada
pencapaian kompetensi, kompetensi dasar, materi pokok dan uraiannya,
pengalaman belajar, indikator, penilaian (jenis tagihan, bentuk instrument dan
contoh instrumen), alokasi waktu, dan sumber atau bahan atau alat. Silabus
merupakan salah satu produk pengembangan kurikulum dan pembelajaran yang
berisikan garis-garis besar materi pembelajaran dengan prinsip pengembangan
adalah ilmiah, memperhatikan perkembangan dan kebutuhan siswa, sistematis,
relevansi, konsistensi, dan kecukupan.
Dilihat dari segi materi-materi PAI di SMP dan SMA sudah sangat luas
cakupannya, terbukti materi-materi yang diajarkan, standar kompetensi, kompetensi
dasar maupun indikatornya terdiri dari aspek Akidah, agar nantinya peserta didik

16
memiliki kompetensi seutuhnya dalam bidang agama Islam baik dari segi kognitif,
psikomotorik, dan afektif.
Begitu pula dengan materi-materi atau standar kompetensi (SK). Secara garis
besar SK tersebut dapat diklasifikasikan sebagai berikut: pada bab pertama di tiap-
tiap semester, nilai-nilai Islam yang diajarkan pertama adalah ranah kandungan Al-
Qur’an, kedua pada tahap keimanan, ketiga pada ranah sifat terpuji maupun tercela,
keempat pada ranah pemahaman hukum-hukum Islam, dan kelima potret
keteladanan Rasulullah SAW dalam membina umat periode Makkah dan Madinah
serta perkembangan Islam baik di Indonesia maupun Dunia.
Secara substansial, untuk mata pelajaran Akidah Akhlak memiliki kontribusi
dalam memberikan motivasi kepada peserta didik untuk mengenal, memahami,
menghayati sejarah kebudayaan Islam, yang mengandung nilai-nilai kearifan yang
dapat digunakan untuk melatih kecerdasan, membentuk sikap, watak, dan
kepribadian peserta didik. Berdasarkan uraian tersebut penyusunan silabus mata
pelajaran Akidah Akhlak dapat dikembangkan menjadi beberapa komponen yang
bertujuan untuk meningkatkan pengenalan.
Meskipun materi-materi atau SK yang diberikan sudah sangat luas untuk
mengantarkan peserta didik dalam mencapai tujuan pendidikan Islam yang
dicitakan, ternyata tidak mudah untuk mengarah pada tujuan tersebut. Sebab
pendidikan Islam harus bertarung dengan pengaruh perkembangan global. Tidak
sedikit hal-hal negatif akibat pengaruh global, misalnya munculnya pribadi-pribadi
yang miskin spiritual, materialistik, dan individualistik. Secara umum kehidupan
manusia terkesan mengalami frustasi eksistensial, hal ini dapat dilihat dari sifat
haus kekuasaan, hidup berfoya-foya, bersenang-senang mencari kenikmatan,
bahkan melakukan seks bebas. Fenomena-fenomena ini merupakan tantangan nyata
bagi pendidikan agama Islam untuk berpartisipasi dalam membangun masa depan
manusia sejati.
Pendidikan agama Islam sebagai sub sistem pendidikan secara universal
diharapkan mampu memberikan kontribusi positif dengan nilai-nilai ajaran agama
Islam yang terkandung di dalamnya. Lebih jauh, pendidikan agama Islam
diharapkan tetap mampu memberikan pemikiran-pemikiran yang sejalan dengan
perkembangan zaman atau pengaruh global. Maka dari situlah pada kelas XII

17
semester II materi pendidikan Islam di SMA disuguhkan SK terkait kandungan
ayat-ayat Al-Qur’an tentang perkembangan IPTEK, dengan harapan peserta didik
mampu melihat teknologi dan informasi dan tetap berada di jalur syariah Islam dan
memiliki kesadaran religius agar tidak terjebak pada sisi negatif perkembangan
global yang menyusup ke seluruh ruang kehidupan manusia. Pendidikan agama
Islam dimaksudkan untuk peningkatan potensi spiritual dan membetuk peserta
didik agar menajdi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha
Esa dan berakhlak mulia. Akhlak mulia mencakup etika, budi pekerti, dan moral
sebagai perwujudan dari pendidikan agama. Peningkatan potensi spiritual
mencakup pengamalan, pemahaman, dan penanaman nilai-nilai keagamaan, serta
pengamalan nilai-nilai tersebut dalam kehidupan individual ataupun kolektif
kemasyarakatan. Peningkatan potensi spiritual tersebut pada akhirnya bertujuan
pada optimalisasi berbagai potensi yang dimiliki manusia yang aktualisasinya
mencerminkan harkat dan martabatnya sebagai makhluk Tuhan.
Adapun analisis yang kami lakukan terhadap kurikulum pendidikan agama
Islam KTSP 2006 jenjang SMP dan SMA, kami memperoleh penilaian bahwa para
perumus kurikulum semua mempunyai maksud untuk mengantar siswa menjadi
manusia yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang maha Esa. Namun
maksud tersebut tidak terjabarkan dalam pengorganisasian materi yang langsung
dihadirkan di kelas untuk dibahas bersama siswa. Demikian pula standar
kompetensi yang diharapkan dicapai siswa juga tidak mencantumkan kemampuan
dalam berinteraksi dan menerapkan agama dalam masyarakat. Bisa dikatakan
bahwa dalam kurikulum-kurikulum pendidikan agama tersebut tidak mengusahakan
upaya penyadaran tentang realitas kehidupan agama yang majemuk.
Dalam kurikulum agama Islam tidak menyebut secara spesifik bagaimana
mereka bisa menjalankan agamanya dengan baik. Tetapi hanya pada sekedar
pengetahuan tentang apa (what) atau hanya pada aspek kognitif, belum seberapa
menyentuh aspek afektif dan psikomotorik.
Jika dianalisis secara keseluruhan, maka Kurikulum PAI Tahun 2006 (KTSP)
tidak berbeda jauh dengan kurikulum tahun 2004 (KBK).

18
NO ULASAN KURIKULUM 2004 KURIKULUM 2006
1. Landasan sama UU.No.20. Tahun 2003. UU.No.20. Tahun 2003.
2. Tujuan sama Membentuk manusia yang Membentuk manusia yang beriman
beriman dan bertaqwa dan bertaqwa Kepada Tuhan Yang
Kepada Tuhan Yang Maha Maha Esa, berakhlak mulia.
Esa, berakhlak mulia.
3. Isi Ada materi yang akan Isi ditentukan 5 aspek PAI tetapi
diajarkan, syarat isi termasuk materi ajar sangat standar diserahkan
sumber bacaan ditentukan. pada guru dan siswanya.
4. Proses KBM Menggunakan KBK ada Menggunakan MBS yang otonom
wewenang dari pemerintah. tergantung dari sekolah.
5. Indikator Ditentukan oleh Puskur. Diserahkan pada sekolah masing-
masing.
6. Panduan Silabus Telah disediakan oleh Tenaga pendidik diberi kesempatan
pemerintah. untuk mengembangkan sesuai
kebutuhan sekolah.
7. Pendekatan Didasarkan pada kompetensi Menggunakan standar isi pendidikan
lulusan. dan standar kompetensi lulusan.
8. Evaluasi Sama Pemerintah, sekolah dan Pemerintah, sekolah dan masyarakat.
masyarakat.
9. Strategi Guru sebagai fasilitator yang Guru sebagai fasilitator tetapi
masih sering menggunakan pembelajaran berpusat pada keaktifan
ceramah. siswa.

19
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan
Berdasarkan penjelasan yang telah dipaparkan di atas mengenai Menelaah
Silabus Bidang PAI SMP Dan SMA Dalam Kurikulum 2006, maka penulis dapat
menelaah bahwa:
Dilihat dari segi materi-materi PAI di SMP dan SMA sudah sangat luas
cakupannya, terbukti materi-materi yang diajarkan, standar kompetensi, kompetensi
dasar maupun indikatornya terdiri dari aspek Akidah, agar nantinya peserta didik
memiliki kompetensi seutuhnya dalam bidang agama Islam baik dari segi kognitif,
psikomotorik, dan afektif.
Begitu pula dengan materi-materi atau standar kompetensi (SK). Secara garis
besar SK tersebut dapat diklasifikasikan sebagai berikut: pada bab pertama di tiap-
tiap semester, nilai-nilai Islam yang diajarkan pertama adalah ranah kandungan Al-
Qur’an, kedua pada tahap keimanan, ketiga pada ranah sifat terpuji maupun tercela,
keempat pada ranah pemahaman hukum-hukum Islam, dan kelima potret keteladanan
Rasulullah SAW dalam membina umat periode Makkah dan Madinah serta
perkembangan Islam baik di Indonesia maupun Dunia.
Secara substansial, untuk mata pelajaran Akidah Akhlak memiliki kontribusi
dalam memberikan motivasi kepada peserta didik untuk mengenal, memahami,
menghayati sejarah kebudayaan Islam, yang mengandung nilai-nilai kearifan yang
dapat digunakan untuk melatih kecerdasan, membentuk sikap, watak, dan
kepribadian peserta didik. Berdasarkan uraian tersebut penyusunan silabus mata
pelajaran Akidah Akhlak dapat dikembangkan menjadi beberapa komponen yang
bertujuan untuk meningkatkan pengenalan.
Pendidikan agama Islam sebagai sub sistem pendidikan secara universal
diharapkan mampu memberikan kontribusi positif dengan nilai-nilai ajaran agama
Islam yang terkandung di dalamnya. Lebih jauh, pendidikan agama Islam diharapkan
tetap mampu memberikan pemikiran-pemikiran yang sejalan dengan perkembangan
zaman atau pengaruh global.

20
DAFTAR PUSTAKA

Idi, Abdullah. 1999. Pengembangan Kurikulum Teori Dan Praktek. Jakarta: Gaya
Media Pratama.

Ihsan, Hamdani. 2001. Filsafat Pendidikan Islam. Bandung: Pustaka Setia.

Masnur, Muslich. 2007. KTSP Dasar Pemahaman Dan Pengembangan. Jakarta: Bumi
Aksara.

Mudlofir, Ali. 2011. Aplikasi Pengembangan KTSP dan Bahan Ajar dalam PAI.
Surabaya: Rajawali Press.
Muhaimin. 2003. Wacana Pengembangan Pendidikan Islam. Yogyakarta: Pustaka
Pelajar.

Mulyasa. 2006. KTSP. Bandung: Rosdakarya.

Sanjaya, Wina. 2011. Perencanaan dan Desain Sistem Pembelajaran. Jakarta: Kencana
Prenada Media Group.

21

Anda mungkin juga menyukai