Program Bimbingan Konseling adalah suatu rencana kegiatan bimbingan dan konseling yang
dilaksanakan pada periode tertentu. Program ini memuat unsur – unsur yang terdapat dalam
berbagai ketentuan tentang pelaksanaan bimbingan dan konseling dan diorientasikan pada
pencapaian tujuan kegiatan bimbingan dan konseling di Sekolah. Tujuan penyusunan program
tidak lain adalah agar kegiatan bimbingan dan konseling di Sekolah dapat terlaksana dengan
lancar, efektif dan efisien, serta hasil-hasilnya dapatdinilai.
Tersusun dan terlaksananya program dan bimbingan konseling dengan baik, selain akan lebih
menjamin pencapaian tujuan kegiatan bimbingan dan konseling pada khususnya, tujuansekolah
pada umumnya, juga akan lebih menegakkan akontabilitas bimbingan dan konseling diSekolah
Dasar.
2. Jenis Program Bimbingan Konseling
Adapun jenis-jenis dari program bimbingan dan konseling adalah :
a. Program Tahunan, yaitu program pelayanan Bimbingan dan Konseling meliputi seluruh
kegiatan selama satu tahun untuk masing-masing kelas di sekolah/madrasah.
b. Program Semesteran, yaitu program pelayanan Bimbingan dan Konseling meliputi seluruh
kegiatan selama satu semester yang merupakan jabaran program tahunan.
c. Program Bulanan, yaitu program pelayanan Bimbingan dan Konseling meliputi seluruh
kegiatan selama satu bulan yang merupakan jabaran program semesteran.
d. Program Mingguan, yaitu program pelayanan Bimbingan dan Konseling meliputi seluruh
kegiatan selama satu minggu yang merupakan jabaran program bulanan.
e. Program Harian, yaitu program pelayanan Bimbingan dan Konseling yang dilaksanakan
pada hari-hari tertentu dalam satu minggu. Program harian merupakan jabaran dari program
mingguan dalam bentuk satuan layanan (SATLAN) dan atau satuan kegiatan pendukung
(SATKUNG) Bimbingan dan Konseling.
3. Penyusunan Program BK
Program pelayanan Bimbingan dan Konseling disusun berdasarkan kebutuhan peserta didik
(need assessment) yang diperoleh melalui aplikasi instrumentasi. Substansi program pelayanan
Bimbingan dan Konseling meliputi keempat bidang, jenis layanan dan kegiatan pendukung,
format kegiatan, sasaran pelayanan, dan volume/beban tugas konselor.
4. Unsur Penyusunan Program Pelayanan Konseling.
Dalam penyusunan program pelayanan konseling diharapkan memenuhi unsur-unsur dan
persyaratan tertentu. Menurut Prayitno (1998) unsur-unsur yang harus diperhatikan dan menjadi
isi program bimbingan dan konseling meliputi kebutuhan siswa, jumlah siswa yang dibimbing,
kegiatan di dalam dan di luar jam belajar sekolah, jenis bidang bimbingan dan jenis layanan,
volume kegiatan bimbingan dan konseling, dan frekuensi layanan terhadap siswa.
Peserta didik atau subyek didik tidak dibatasi oleh usia. Mereka adalah pribadi yang otonom dan
mempunyai kewenangan untuk mengembangkan potensi yang dimilikinya agar lebih bermanfaat
dalam kehidupan sehari-hari.
Pendidikan dasar merupakan pondasi untuk pendidikan selanjutnya dan pendidikan nasional.
Oleh sebab itu aset suatu bangsa tidak hanya terletak pada sumber daya alam yang melimpah
tetapi juga sumber daya alam yang berkualitas. Sumber daya alam yang berkualitas adalah
sumber daya manusia yang perlu terus ditingkatkan guna kemajuan bangsa.
Bimbingan Konseling (BK) adalah salah satu komponen yang penting dalam proses pendidikan
sebagai suatu sistem. Proses pendidikan merupakan proses interaksi antara masukan alat dan
masukan mentah.
Masukan mentah adalah peserta didik. Sedangkan masukan alat adalah tujuan pendidikan,
kerangka, tujuan dan materi kurikulum, fasilitas dan media pendidikan, sistem administrasi dan
supervisi pendidikan, sistem penyampaian, tenaga pengajar, sistem evaluasi serta bimbingan
konseling.
Bimbingan adalah proses pemberian bantuan yang dilakukan oleh seorang ahli kepada individu
dengan menggunakan berbagai prosedur, cara dan bahan agar idividu tersebut mampu mandiri
dalam memecahakan masalah-masalah yang dihadapinya. Sedangkan konseling merupakan
proses pemberian bantuan yang didasarkan pada prosedur wawancara konseling oleh seorang
ahli kepada yang bermuara pada teratasinya masalah yang dihadapi klien. Dengan bimbingan
dan konseling tersebut, siswa akan melakukan aktifitas belajar sesuai dengan apa yang telah
ditentukan, atau telah diatur dalam suatu aturan (norma).
Di Sekolah Dasar (SD), kegiatan BK tidak diberikan oleh guru pembimbing secara khusus
seperti di jenjang pendidikan SMP dan SMA. Guru kelas harus menjalankan tugasnya secara
menyeluruh, baik tugas menyampaikan semua materi pelajaran (kecuali Agama dan Penjaskes)
dan memberikan layanan BK kepada semua siswa tanpa terkecuali.
Dalam konteks pemberian layanan BK, Prayitno (1997:35-36) mengatakan bahwa pemberian
layanan bimbingan konseling meliputi layanan orientasi, informasi, penempatan dan penyaluran,
pembelajaran, konseling perorangan, bimbingan kelompok, dan konseling kelompok.
Guru SD harus melaksanakan ketujuh layanan BK tersebut agar setiap permasalahan yang
dihadapi siswa dapat diantisipasi sedini mungkin sehingga tidak menggangu jalannya proses
pembelajaran. Dengan demikian, siswa dapat mencapai prestasi belajar secara optimal tanpa
mengalami hambatan dan permasalahan pembelajaran yang cukup berarti.
Fakta di lapangan pelaksanaan BK di SD belum berjalan optimal mengingat tugas guru kelas
tidak sedikit. Hal tersebut menjadi alasan mengapa pelayanan BK di SD kurang membawa
dampak positif bagi para siswa. Selain melaksanakan tugas pokoknya menyampaikan semua
mata pelajaran, guru SD juga dibebani seperangkat administrasi yang harus dikerjakan sehingga
tugas memberikan layanan BK belum dapat dilakukan secara maksimal.
Meskipun sudah memberikan layanan bimbingan konseling sesuai dengan kesempatan dan
kemampuan, namun agaknya data pendukung yang berupa administrasi bimbingan konseling
juga belum dikerjakan secara tertib sehingga terkesan pemberian layanan BK di SD “asal jalan”.
Berdasar latar belakang tersebut di atas, penulis tergerak untuk melakukan telaah mengenai
peran guru kelas dalam pelaksanaan BK di SD.
Sardiman (2001:142) menyatakan bahwa ada sembilan peran guru dalam kegiatan BK, yaitu:
a. Informator, guru diharapkan sebagai pelaksana cara mengajar informatif, laboratorium, studi
lapangan, dan sumber informasi kegiatan akademik maupun umum.
b. Organisator, guru sebagai pengelola kegiatan akademik, silabus, jadwal pelajaran dan lain-
lain.
c. Motivator, guru harus mampu merangsang dan memberikan dorongan serta reinforcement
untuk mendinamisasikan potensi siswa, menumbuhkan swadaya (aktivitas) dan daya cipta
(kreativitas) sehingga akan terjadi dinamika di dalam proses belajar-mengajar.
d. Director, guru harus dapat membimbing dan mengarahkan kegiatan belajar siswa sesuai
dengan tujuan yang dicita-citakan.
g. Fasilitator, guru akan memberikan fasilitas atau kemudahan dalam proses belajar-mengajar.
i. Evaluator, guru mempunyai otoritas untuk menilai prestasi anak didik dalam bidang akademik
maupun tingkah laku sosialnya, sehingga dapat menentukan bagaimana anak didiknya berhasil
atau tidak.
Materi bimbingan dan konseling di SD termuat ke dalam ke lima bidang bimbingan yaitu,
bimbingan pribadi, bimbingan sosial, bimbingan belajar, dan bimbingan karier,Bimbingan
Keluarga
Bimbingan Pribadi, yaitu bidang pelayanan yang membantu peserta didik dalam memahami,
menilai, dan mengembangkan potensi dan kecakapan, bakat dan minat, serta kondisi yang sesuai
dengan karakteristik kepribadian dan kebutuhan dirinya. Bidang bimbingan pribadi bertujuan
untuk membantu peserta didik dalam mengenal diri sendiri agar dapat menjadi pribadi yang baik
dan dapat mengambil keputusan tentang dirinya sendiri.
Pelayanan bimbingan dan konseling membantu siswa SD menemukan dan memamahami serta
mengembangkan pribadi yang beriman dan bertaqwa terhadap Tuhan Yang Maha Esa, mandiri,
aktif dan kreatif, serta sehat jasmani dan rohani. Bidang bimbingan ini meliputi pokok-pokok
materi berikut:
1. PenanamansikapdankebiasaandalamberimandanbertaqwaterhadapTuhanYang MahaEsa.
2. Pengenalandanpemahamantentangkekuatandirisendiridanpenyalurannyauntukkegiatan
yang kreatifdanproduktif, baikdalamkehidfupansehari-hari.
3. Pengenalandanpemahamantentangbakatdanminatpribadisertapenyalurandanpengembanga
nnyamelaluikegiatan-kegiatan yang kreatifdanproduktif.
4. Pengenalandanpemahamantentangkelemahandirisendiridanusaha-
usahapenanggulangannya.
5. Pengembangankemampuanmengambilkeputusansederhanadanmengarahkandiri.
6. Perencanaansertapenyelenggaraanhidupsehat, baiksecararohaniahmaupunjasmaniah.
7. Pengembangankemamapuanuntukmengarahkandirisesuaikeputusan yang
telahdiambilnya.
Bimbingan Sosial, yaitu bidang pelayanan yang membantu peserta didik dalam memahami dan
menilai serta mengembangkan kemampuan hubungan sosial yang sehat dan efektif dengan teman
sebaya, anggota keluarga, dan warga lingkungan sosial yang lebih luas. Bidang ini bertujuan
membantu peserta didik memahami diri kaitannya dengan interaksi dirinya dengan lingkungan
dan etika yang didasari dengan budi pekerti luhur dan tanggung jawab sosial.
Pelayanan bimbingan dan konseling membantu siswa dalam proses sosialisasi untuk mengenal
dan berhubungan dengan lingkungan sosial yang dilandasi budi pekerti luhur dan rasa tanggung
jawab. Bidang bimbingan ini memuat pokok-pokok materi berikut:
1. Pengembangankemampuanberkomunikasibaikmelaluiragamlisanmaupuntulisansecaraefe
ktif.
2. Pengembangankemampuanbertingkahlakudanberhubungansosial, baik di rumah, di
sekolah, maupun di masyarakatdenganmenjunjungtinggitata karma, sopansantun,
sertanilai-nilai agama, adat, peraturandankebiasaan yang berlaku.
3. Pengembanganhubungan yang dinamisdanharmonissertaproduktifdengantemansebaya.
4. Pengenalandanpemahamanperaturandantuntutansekolah,
rumahdanlingkungansertakesedaranuntukmelaksanakannya.
5. Pemantapankemampuanmenerimadanmengemukakan
pendapatsertaberargumentasisecaradinamiskreatifdanproduktif.
6. Orientasitentanghidupberkeluarga.
Bimbingan Belajar, yaitu bidang pelayanan yang membantu peserta didik mengembangkan
kemampuan belajar dalam rangka mengikuti pendidikan sekolah/madrasah dan belajar secara
mandiri. Bidang ini bertujuan membantu peserta didik dalam mengenal, menumbuhkan dan
mengembangkan diri, sikap dan kebiasaan belajar yang baik untuk menguasai pengetahuan dan
keterampilan sesuai dengan program belajar di sekolah.
1. Pengembangansikapdankebiasaanbelajaruntukmencariinformasidariberbagaisumberbelaja
r, bersikapterhadap guru dannarasumberlainnya, mengikutipelajaransehari-hari,
mengerjakantugas (PR), mengembangkanketerampilanbelajardanmenjalani program
penilaian.
2. Pengembangandisiplinbelajardanberlatihbaiksecaramandirimaupunkelompok.
3. Pemantapandanpengembanganpenguasaanmateripelajaran di SD.
4. Orientasibelajar di SekolahLanjutan Tingkat Pertama.
5. Pemantapanpemahamandanpemanfaatankondisifisik, sosialdanbudaya yang ada di
sekolah,
lingkungansekitardanmasyarakatuntukpengembanganpengetahuandankemamapuansertap
engembanganpribadi.
Menurut Winkel (2005:114) bimbingan karir adalah bimbingan dalam mempersiapkan diri
menghadapi dunia kerja, dalam memilih lapangan kerja atau jabatan /profesi tertentu serta
membekali diri supaya siap memangku jabatan itu, dan dalam menyesuaikan diri dengan
berbagai tuntutan dari lapanan pekerjaan yang dimasuki. Bimbingan karir juga dapat dipakai
sebagai sarana pemenuhan kebutuhan perkembangan peserta didik yang harus dilihat sebagai
bagaian integral dari program pendidikan yang diintegrasikan dalam setiap pengalaman belajar
bidang studi.
Bimbingan karir adalah suatu proses bantuan, layanan dan pendekatan terhadap individu
(siswa/remaja), agar individu yang bersangkutan dapat mengenal dirinya, memahami dirinya,
dan mengenal dunia kerja merencankan masa depan dengan bentuk kehidupan yang diharapkan
untuk menentukan pilihan dan mengambil suatu keputusan bahwa keputusannya tersebut adalah
paling tepat sesuai dengan keadaan dirinya dihubungkan dengan persyaratan-persyaratan dan
tunutan pekerjaan / karir yang dipilihnya (Ruslan A.Gani : 11)
Menurut Herr bimbingan karir adalah suatu perangkat, lebih tepatnya suatu program yang
sistematik, proses, teknik, atau layanan yang dimaksudkan untuk membantu individu memahami
dan berbuat atas dasar pengenalan diri dan pengenalan kesempatan-kesempatan dalam pekerjaan,
pendidikan, dan waktu luang, serta mengembangkan ketrampilan-ketrampilan mengambil
keputusan sehingga yang bersangkutan dapat menciptakan dan mengelola perkembangan
karirnya (Marsudi, 2003:113).
Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa bimbingan karir adalah suatu upaya bantuan
terhadap peserta didik agar dapat mengenal dan memahami dirinya, mengenal dunia kerjanya,
mengembangkan masa depan sesuai dengan bentuk kehidupan yang diharapkannya, mampu
menentukan dan mengambil keputusan secara tepat dan bertanggungjawab.
Pelayanan bimbingan dan konseling membantu siswa SD mengenali dan mulai mengarahkan diri
untuk masa depan karier. Bidang bimbingan ini memuat pokok-pokok materi berikut:
1. Pengenalanawalterhadapduniakerjadanusahamemperolehpenghasilanuntukmemenuhikeb
utuhanhidup.
2. Pengenalan, orientasidaninformasikarierpadaumumnyasecarasederhana.
3. Pengenalandanpemahamandirisecaraawalberkenaandengankecenderungankarier yang
hendakdikembangkan.
4. Orientasidaninformasisederhanaterhadappendidikan yang lebihtinggi,
khususnyadalamkaitannyadengankarier yang hendakdikembangkan.
5. Pemberianmateribimbingankarieruntuksiswa-siswa SD
padaumumnyadimaksudkanuntuk:
– Mengembangkn sikap positif terhadap segala jenis pekerjaan.
– Menjawabberbagaipertanyaanparasiswatentangpekerjaan.
– Menekankanjasadarimasing-masingjenispekerjaan.
Informasi pekerjaan untuk siswa kelas tinggi SD perlu diperluas dan diperkuat. Hal ini bertujuan
agar mereka memahami bahwa :
Baik kemampuan khusus maupun ciri-ciri kepribadian tertentu diperlukan untuk mencapai
keberhasilan (kesuksesan) bagi sebagian besar jenis pekerjaan.Untuk memilih suatu pekerjaan
diperlukan informasi yang tepat (yaitu tentang hakekat pekerjaan itu sendiri, latihan yang
diperlukan, kondisi kerja, dsb). Ada berbagai masalah yang mungkin dihadapi oleh orang-orang
yang menginginkan pekrjaan tertentu (seperti peralatan yang diperlukan untuk pekerjaan itu
mahal, biaya untuk program pendidikan dan latihan mahal danwaktunya lama, kondisi kerja
dalam pekerjaan itu kurang menyenangkan, dsb).Untuk memilih pekerjaan atau karier di masa
depan perlu kehati-hatian dan pertimbangan yang matang.
Bimbingan keluarga adalah bimbingan yang diberikan individu khusus yang telah berkeluarga
sehinga menjadi pimpinan dalam keluarga yang mampu menciptakan keharmonisan dan rasa
aman bagi tiap-tiap anggota keluarga, dapat menciptakan dan menyesuaikan diri dengan norma-
norma keluarga, serta berperan aktif dalam menciptakan keluarga yang bahagia.
Bimbingan keluarga juga diharapkan membantu individu yang akan berkeluarga dalam
memahami tugas dan tanggung jawabnya sebagai anggota keluarga. Juga diharapkan dengan
bimbingan ini semua anggota keluarga berbagi strategi dan teknik berkeluarga yang sukses,
harmonis dan bahagia.
Bimbingan dan konseling dapat diterapkan di berbagai jenjang pendidikan mulai dari taman
kanak-kanak hingga perguruan tinggi. Dilihat dari sejarahnya, bimbingan dan konseling mulai
dilaksanakan secara resmi dalam sistem pendidikan di Indonesia sejak diberlakukannya
Kurikulum 1975. Di dalam Kurikulum 1975 tersebut bimbingan ditempatkan sebagai salah satu
komponen dalam sistem pendidikan yang secara khusus menangani bidang pembinaan pribadi
peserta didik. Secara keseluruhan, sistem pendidikan tersebut meliputi bidang adminsitrasi dan
supervisi, bidang pembelajaran, dan bidang pembinaan pribadi peserta didik. Dapat dikatakan,
bimbingan merupakan bagian integral dari sistem pendidikan secara keseluruhan. Ketiga
komponen pendidikan tersebut secara bersama-sama bekerja untuk mendorong terjadinya
perkembangan yang optimal bagi setiap peserta didik. Kurikulum 1975 menjadi tonggak sejarah
bagi dilaksanakannya bimbingan di sekolah, mulai dari dari jenjang TK/SD sampai SMA/SMK
(Munandir, 1996).
Kebutuhan akan layanan bimbingan di sekolah dasar bertolak dari kebutuhan dan masalah
perkembangan siswa, temuan lapangan (Sunaryo Kartadinata, 1992; Sutaryat Trisnamansyah
dkk, 1992) menunjukkan bahwa masalah-masalah perkembangan siswa sekolah dasar
menyangkut aspek perkembangan fisik, kognitif, pribadi dan sosial. Masalah-masalah
perkembangan ini memunculkan kebutuhan akan layanan bimbingan di sekolah dasar.
Dalam Kurikulum Berbasis Kompetensi, bidang Bimbingan dan Konseling (2004) dinyatakan
bahwa kerangka kerja layanan BK dikembangkan dalam suatu program BK yang dijabarkan
dalam empat kegiatan utama yaitu:
Layanan dasar bimbingan adalah bimbingan yang bertujuan untuk membantu seluruh siswa
dalam mengembangkan perilaku efektif dan ketrampilan-ketrampilan hidup yang mengacu pada
tugas-tugas perkembangan siswa.
2.Layanan Responsif
Layanan responsif adalah layanan bimbingan yang bertujuan untuk membantu memenuhi
kebutuhan yang dirasakan sangat penting oleh peserta didik saat ini. Layanan ini lebih bersifat
preventik atau mungkin kuratif. Stategi yang digunakan adalah konseling individual, konseling
kelompok dan konsultasi. Isi layanan responsif adalah :
Layanan perencanaan individual adalah layanan bimbingan yang membantu seluruh peserta
didik dan mengimplementasikan rencana-rencana pendidikan, membantu siswa memantau
pertumbuhan dan memahami perkembangan sendiri.
4.Dukungan Sistem
Adapun menurut Prayitno, menjelaskan bahwa layanan bimbingan dan konseling mencakup
sepuluh jenis layanan antara lain:
1.Layanan Orientasi
Layanan orientasi adalah layanan konseling yang memungkinkan klien memahami lingkungan
yang baru dimasukinya untuk mempermudah dan memperlancar berperannya klien dalam
lingkungan baru tersebut.
Untuk lingkungan sekolah misalnya, materi layanan orientasi yang mendapat penekanan adalah:
3) Fasilitas penunjang seperti sarana olah raga dan rekreasi, pelayanan kesehatan, pelayanan
bimbingan dan konseling, kafetaria, dan tata usaha
1) Suasana kehidupan dan tata krama tentang hubungan sosial disekolah baik dengan teman,
guru wali kelas maupun staf sekolah lainnya
4) Pelaksanaan kegiatan belajar mengajar, jadwal pelajaran, guru-guru setiap mata pelajaran
3) Kegiatan yang diharapkan dari siswa dalam pelaksanaan bimbingan karir
Layanan informasi adalah layanan konseling yang memungkinkan klien menerima dan
memahami berbagai informasi yang dapat dipergunakan sebagai bahan pertimbangan dan
pengambilan keputusan untuk kepentingan klien.
Layanan penempatan dan penyaluran adalah layanan konseling yang memungkinkan klien
memperoleh penempatan dan penyaluran yang sesuai dengan bakat dan kemampuan masing-
masing.
Layanan penempatan dan penyaluran didahului oleh pengungkapan kondisi fisik siswa yang
meliputi:
b. Ukuran badan
c. Jenis kelamin
Bimbingan belajar merupakan salah satu bentuk layanan bimbingan yang penting
diselenggarakan di sekolah.
Layanan konseling individual adalah proses belajar melalui hubungan khusus secara pribadi
dalam wawancara antara seorang konselor dan seorang konseli/klien.
Bimbingan kelompok dimaksud untuk mencegah perkembangan masalah atau kesulitan pada diri
konseli/klien.
Layanan konseling kelompok pada dasarnya adalah layanan konseling perorangan yang
dilaksanakan dalam suasana kelompok.
9. Layanan Konsultasi
Pengertian konsultasi dalam program BK adalah sebagai proses penyediaan bantuan teknis untuk
konselor, orang tua, administrator dan konselor lainnya dalam mengidentifikasi dan memperbaiki
masalah yang membatasi efektifitas peserta didik atau sekolah.
dialami klien dengan pihak lain dapat teratasi dengan konselor sebagai mediator
Aspekadministrasi
Seringkali guru konsultasidianggapmelakukangajibuta.
Aspekpersepsianak-anak
Persepsianak-anakterhadaplayananBimbingandanKonselingseringkalimenganggapbahwa yang
dilayaniadalahanak-anak yang bermasalahdalamartiannakal.
2. Solusipelayananbimbingandankonseling di SD adalahsebagaiberikut :
SebaiknyalayananBimbinganKonselingdiberikankepadaanak-anaksejakdini.
Memberikantempat yang layakuntukmelakukanlayananBimbinganKonseling di
SekolahDasar.
MemberikanlayananBimbinganKonselingsesuaidenganjenjangpendidikanpadaSek
olahDasar.